8/08/2001 12:40 wib - gelora45.comgelora45.com/news/mistericia_seputarg30s.pdfadakah yang janggal...

35
8/08/2001 12:40 WIB Misteri CIA di Seputar G30S (1) Soekarno Diduga Tahu Penculikan Penulis : Rita Uli Hutapea detikcom - Jakarta, Dua pekan lalu, publik Indonesia dikejutkan dengan kabar ditariknya dokumen rahasia tentang kiprah pemerintahan AS pada saat terjadinya Gerakan 30 September 1965 (G 30S). Padahal, baru beberapa hari sebelumnya, dokumen itu dibuka menyusul dilantiknya Megawati Soekarnoputri, putri mantan Presiden Soekarno, menjadi presiden RI ke-5. Menariknya, penarikan dokumen tersebut terjadi bukan karena protes. Sejak dibuka diam-diam, tak satu pun pihak yang menyatakan keberatan atas isi dokumen. Ini jelas suatu keanehan. Adakah yang janggal dalam peristiwa itu? Siapa saja yang sebenarnya terlibat versi CIA dalam tragedi tersebut? Meski sudah ditarik, tak urung beberapa copy dokumen tersebut telah beredar. Berikut beberapa bagian dari dokumen tersebut, khususnya yang menjelaskan apa yang terjadi di elite politik RI dalam kurun waktu Oktober 1965-Maret 1966. Di poin pertama pada bab yang berjudul, "Kudeta dan Reaksi Perlawanan : Oktober 1965 - Maret 1966," begitu terjadi operasi penculikan para jenderal, CIA langsung mencurigai keterlibatan Soekarno. Namun tak dijelaskan apa yang mendasari kecurigaan tersebut. Berikut teks dokumen CIA yang ditujukan kepada Presiden AS Lyndon Johnson. Menariknya, memorandum tersebut dikirim 1 Oktober 1965 pukul 07.20 AM waktu Washington DC, atau hanya selisih beberapa jam dari peristiwa pembunuhan para jenderal. Memorandum untuk Presiden Johnson Washington, 1 Oktober 1965, 7:20 pagi (Berikut teks laporan situasi oleh CIA) Sebuah gerakan kekuatan yang mungkin telah menyebabkan implikasi yang jauh sedang terjadi di Jakarta. Kelompok yang menamakan dirinya "Gerakan 30 September" mengklaim telah mencegah "kudeta jenderal' di Indonesia. Sejumlah jenderal dan politisi telah ditangkap, dan rumah kediaman Menteri Pertahanan Jenderal Nasution dan Panglima ABRI Jenderal Yani berada di bawah pengawasan tentara. Keputusan yang dikeluarkan oleh Letkol. Untung, Komandan Pasukan Pengawal Presiden (Cakrabirawa-red) menyatakan bahwa pemerintahan

Upload: phamdat

Post on 04-Apr-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 8/08/2001 12:40 WIB - gelora45.comgelora45.com/news/MisteriCIA_SeputarG30S.pdfAdakah yang janggal dalam peristiwa itu? Siapa saja yang sebenarnya terlibat versi CIA dalam tragedi tersebut?

8/08/2001 12:40 WIB

Misteri CIA di Seputar G30S (1)

Soekarno Diduga Tahu Penculikan

Penulis : Rita Uli Hutapea

detikcom - Jakarta, Dua pekan lalu, publik Indonesia dikejutkan dengan kabar

ditariknya dokumen rahasia tentang kiprah pemerintahan AS pada saat terjadinya

Gerakan 30 September 1965 (G 30S). Padahal, baru beberapa hari sebelumnya,

dokumen itu dibuka menyusul dilantiknya Megawati Soekarnoputri, putri mantan

Presiden Soekarno, menjadi presiden RI ke-5. Menariknya, penarikan dokumen

tersebut terjadi bukan karena protes. Sejak dibuka diam-diam, tak satu pun pihak

yang menyatakan keberatan atas isi dokumen.

Ini jelas suatu keanehan. Adakah yang janggal dalam peristiwa itu? Siapa saja yang

sebenarnya terlibat versi CIA dalam tragedi tersebut? Meski sudah ditarik, tak

urung beberapa copy dokumen tersebut telah beredar. Berikut beberapa bagian

dari dokumen tersebut, khususnya yang menjelaskan apa yang terjadi di elite

politik RI dalam kurun waktu Oktober 1965-Maret 1966.

Di poin pertama pada bab yang berjudul, "Kudeta dan Reaksi Perlawanan : Oktober

1965 - Maret 1966," begitu terjadi operasi penculikan para jenderal, CIA langsung

mencurigai keterlibatan Soekarno. Namun tak dijelaskan apa yang mendasari

kecurigaan tersebut. Berikut teks dokumen CIA yang ditujukan kepada Presiden

AS Lyndon Johnson. Menariknya, memorandum tersebut dikirim 1 Oktober 1965

pukul 07.20 AM waktu Washington DC, atau hanya selisih beberapa jam dari

peristiwa pembunuhan para jenderal.

Memorandum untuk Presiden Johnson Washington, 1 Oktober 1965, 7:20 pagi

(Berikut teks laporan situasi oleh CIA) Sebuah gerakan kekuatan yang mungkin

telah menyebabkan implikasi yang jauh sedang terjadi di Jakarta. Kelompok yang

menamakan dirinya "Gerakan 30 September" mengklaim telah mencegah "kudeta

jenderal' di Indonesia.

Sejumlah jenderal dan politisi telah ditangkap, dan rumah kediaman Menteri

Pertahanan Jenderal Nasution dan Panglima ABRI Jenderal Yani berada di bawah

pengawasan tentara. Keputusan yang dikeluarkan oleh Letkol. Untung, Komandan

Pasukan Pengawal Presiden (Cakrabirawa-red) menyatakan bahwa pemerintahan

Page 2: 8/08/2001 12:40 WIB - gelora45.comgelora45.com/news/MisteriCIA_SeputarG30S.pdfAdakah yang janggal dalam peristiwa itu? Siapa saja yang sebenarnya terlibat versi CIA dalam tragedi tersebut?

akan diatur oleh Dewan Revolusi Indonesia. Menurut keputusan tersebut, dewan

akan meneruskan kebijakan pemerintah yang sudah ada dan keanggotaan dewan

akan segera diumumkan. Belum ada keterangan mengenai peran aktif Presiden

Soekarno. Radio pemerintah RRI adalah yang pertama kali mengumumkan bahwa

Gerakan 30 September diorganisir untuk "menyelamatkan Presiden Soekarno yang

kesehatannya mengkhawatirkan."

Gerakan 30 September kemudian menyatakan bahwa Soekarno aman dan "terus

menjalankan kepemimpinan bangsa." Kelompok Gerakan 30 September mengklaim

rencana kudeta oleh para Jenderal bersumber dari Amerika. Jaringan telepon

eksternal di Kedutaan AS sempat terputus 3 jam sebelum RRI mengumumkan

bahwa "kudeta" telah digagalkan. Aparat tentara ditempatkan di Kedutaan AS.

Tujuan yang ingin segera dicapai oleh Gerakan 30 September tampaknya adalah

untuk menyingkirkan setiap peran politik oleh elemen-elemen ABRI yang

anti-komunis dan perubahan dalam kepemimpinan ABRI. Tindakan terhadap

elemen ABRI serupa tampaknya juga direncakan di luar Jakarta. Masalah ini bisa

saja digunakan untuk membentuk aktivitas baru yang anti-Amerika.

Tampaknya mungkin saja Soekarno tahu sejak awal gerakan ini dan tujuannya.

Namun langkah terpenting menyangkut timing dan detil rencana tampaknya

dipegang oleh Wakil I Perdana Menteri Subandrio dan pemimpin komunis yang

dekat dengan Soekarno.

8/08/2001 13:20 WIB

Misteri CIA di Seputar G 30S (2)

ABRI Salip Soekarno, 5 Oktober

Penulis : Rita Uli Hutapea

detikcom - Jakarta, Masa-masa antara 1-5 Oktober 1965 adalah saat yang genting.

Bagaimana mengantisipasi G 30S dan siapa dalang gerakan itu masih menjadi

spekulasi. Kedubes AS sempat panik dan ingin mengevakuasi warga AS yang di

Indonesia, namun upaya itu dicegah setelah mendapat saran seorang jenderal ABRI.

Yang menarik, CIA pun segera menganalisa lebih jauh apakah Presiden Soekarno

tahu persis gerakan itu? Kesimpulannya, ada 2 spekulasi.

Soekarno tahu persis geralan itu dan mencoba memancing reaksi, kedua, Soekarno

Page 3: 8/08/2001 12:40 WIB - gelora45.comgelora45.com/news/MisteriCIA_SeputarG30S.pdfAdakah yang janggal dalam peristiwa itu? Siapa saja yang sebenarnya terlibat versi CIA dalam tragedi tersebut?

tak tahu menahu karena ia dibodohi pelaku G 30S. Sementara itu, di tengah situasi

itu, ABRI bergerak cepat. CIA mensinyalir ABRI sengaja akan mempergunakan

momentum pemakaman 6 jenderal sebagai wahana meraih simpati masyarakat.

Sekaligus, mereka akan menenggelamkan kharisma Soekarno.

Berikut memorandum yang menyebutkan hal tersebut.

Memorandum dari Direktur Wilayah Timur Jauh (Blouin) kepada Asisten Menteri

Pertahanan untuk Urusan Keamanan Internasional (McNaughton) Washington, 4

Oktober 1965 Masalah: Situasi di Indonesia.

Situasi di Indonesia tengah dilanda keresahan dan Presiden Soekarno tampaknya

berupaya keras untuk mempertahankan kesatuan nasional di tengah-tengah

meningkatnya perseteruan antara ABRI dan kelompok-kelompok yang mendukung

Gerakan 30 September. Tubuh para pejabat militer yang ditembak pada awal usaha

kudeta 30 September lalu telah ditemukan. Ada laporan telah terjadi tindak

'kebrutalan' pada tubuh mereka, dan ABRI dengan bermodalkan pada insiden ini

ingin mencari dukungan publik atas posisinya. Akan tetapi, Soekarno telah

mengisyaratkan bahwa dirinya belum siap bergerak melawan PKI, Angkatan Udara,

Subandrio atau elemen-elemen lainnya yang mungkin terlibat dalam perebutan

kekuasaan 30 September. Ada

laporan yang mengindikasikan bahwa Soekarno berada di tangan Angkatan Udara

sampai hari Minggu dan tidak tahu situasi yang sebenarnya. Laporan lainnya

menyebutkan bahwa Soekarno kini sangat menyadari apa yang telah terjadi dan

tahu siapa yang jadi dalangnya. ABRI telah melarang koran PKI - Harian Rakyat --

terbit namun belum bertindak apapun terhadap markas PKI. Jenderal Seoharto,

yang tampaknya memiliki kontrol yang kuat terhadap situasi militer di dalam dan

sekitar Jakarta, pergi ke RRI hari ini, dengan pidatonya yang berapi-api ia

mengutuk Angkatan Udara atas perannya dalam kudeta dan upayanya mencari

dukungan publik dengan menyebut-nyebut soal tindakan brutal terhadap pada

jenderalnya. Ini merupakan indikasi pertama yang kita dapat bahwa ABRI mungkin

saja bersedia mengikuti kebijakan Soekarno yang coba membelokkan

peristiwa-peristiwa yang terjadi belakangan ini.

Evakuasi Warga Amerika Sejauh ini belum ada satupun keberangkatan warga AS

dari Jakarta via pesawat terbang komersial, meski pihak Kedutaan memperkirakan

bahwa itu mungkin baru dimulai hari ini. Seorang pejabat tinggi Indonesia

(Jenderal Rubiono) mengatakan kepada Kedutaan AS, tidaklah bijak mengevakuasi

warga Amerika pada saat ini karena hal itu akan menunjukkan kurangnya

Page 4: 8/08/2001 12:40 WIB - gelora45.comgelora45.com/news/MisteriCIA_SeputarG30S.pdfAdakah yang janggal dalam peristiwa itu? Siapa saja yang sebenarnya terlibat versi CIA dalam tragedi tersebut?

kepercayaan pada kemampuan ABRI untuk mengatasi situasi. Sebaliknya, ada

laporan bahwa Letkol Untung tengah berada di Jawa Tengah dan sedang mengatur

beberapa batalyon untuk kembali melakukan aksi terhadap ABRI dan pemimpin

PKI Aidit kini sedang bersembunyi.

Estimasi Situasi Ada beberapa penilaian dari terjadinya peristiwa belakangan ini,

yang semuanya didukung oleh beberapa informasi yang, kadang kala bertentangan.

Namun ada 2 hal utama, yakni:

1. Soekarno mengetahui sesungguhnya apa sedang terjadi sejak awal dan bersikap

menunggu sampai ia bisa melihat siapa yang akan muncul paling depan (diduga

ia mengharapkan kudeta trio Untung-Subandrio-Dani akan berhasil dan

Panglima ABRI tak lagi menjadi ancaman terhadap kebijakannya yang

pro-Peking).

2. Soekarno telah dibodohi untuk percaya bahwa kudeta Untung Cs dilakukan

untuk menyelamatkan dirinya dari sebuah kudeta oleh ABRI yang disponsori AS,

dan kini ia mulai percaya bahwa Angkatan Udara PKI terlibat dalam upaya

menyingkirkan lawan kuat mereka satu-satunya, ABRI.

Jika perkiraan (1) di atas benar, maka Soekarno akan melakukan apa saja untuk

mencegah ABRI menghancurkan Angkatan Udara dan PKI, dan ia akan

melanjutkan kebijakan terdahulunya yang menerapkan hubungan dekat dengan

Peking dan PKI, yang akan merugikan kita.

Ia telah melakukan beberapa upaya untuk mengesankan bahwa insiden ini

semata-mata merupakan pertikaian antar lembaga.

Jika kita anggap estimasi (2) tersebut benar, maka ABRI akan diberikan otoritas

lebih dan orang-orang seperti Subandrio, Dani dan Untung akan keluar. Tapi,

Soekarno mungkin takut bila ia membiarkan ABRI mengambil tindakan terlalu

cepat terhadap Gerakan 30 September, dan khususnya terhadap PKI, perang sipil

akan meluas dan memecah belah negara, akibatnya pulau-pulau tertentu rentan

terhadap penetrasi asing.

Dengan bergerak perlahan dan berupaya menunjukkan kesatuan nasional, ia

mungkin bisa mencegah disintegrasi bangsa dan tetap mengatur elemen-elemen

yang coba menggulingkan pemerintah. Saya cenderung untuk mengira bahwa

Soekarno tahu, setidaknya sebagian, apa yang terjadi sejak awal dan ia sekarang

berusaha untuk bersikap sewajarnya, menjaga prestise dirinya tetap utuh.

Page 5: 8/08/2001 12:40 WIB - gelora45.comgelora45.com/news/MisteriCIA_SeputarG30S.pdfAdakah yang janggal dalam peristiwa itu? Siapa saja yang sebenarnya terlibat versi CIA dalam tragedi tersebut?

Pertanyaannya adalah, apakah ABRI yang telah menunjukkan kekuatan dan

kesatuannya, akan mengizinkan Soekarno menjalankan kontrol pemerintah yang

dulu diterapkannya. Dalam berbagai peristiwa, citra Soekarno telah memudar. Dua

hari mendatang kita akan bisa tahu banyak.

Jika ABRI menjadikan peringatan Hari ABRI (5 Oktober) sebagai prosesi besar

pemakaman para jenderalnya, maka momentum itu bisa menempatkan ABRI

dalam posisi terdepan dan bukannya Soekarno. Akan tetapi, kita tak bisa

mengesampingkan kekuatan Soekarno memanipulasi situasi dengan cara apapun

yang ia inginkan, yang baik atau yang buruk. Mungkin sekarang tak ada orang lain

di Indonesia yang bisa menjaga keutuhan bangsa, dan ABRI mungkin menganggap

faktor ini lebih penting daripada melakukan tindak pembalasan terhadap Angkatan

Udara dan PKI.

E.J. Blouin

Direktur Wilayah Timur Jauh

8/08/2001 14:40 WIB

Misteri CIA di Seputar G 30S (3)

Kedubes Minta AS Dukung ABRI

Penulis : Rita Uli Hutapea

detikcom - Jakarta, Kedubes AS di Indonesia, merekomendasikan pemerintah AS

untuk membantu segala langkah ABRI mengatasi G 30S. Karena inilah saat yang

tepat untuk mengenyahkan komunisme dari Indonesia. Namun bantuan harus

secara diam-diam. Berikut dokumen yang mengungkapkan hal itu.

Telegram dari Kedutaan AS di Indonesia kepada Deplu AS Jakarta, 5 Oktober 1965

No.868

1. Berbagai peristiwa selama beberapa hari terakhir telah menyebabkan PKI dan

elemen-elemen pro-Komunis bersikap defensif dan mereka mungkin akan

memicu ABRI untuk pada akhirnya bersikap efektif terhadap Komunis.

2. Pada waktu yang bersamaan kami menyaksikan hal yang tampaknya seperti

pengalihan kekuasaan dari tangan Soekarno ke seseorang atau beberapa

orang yang identitasnya belum diketahui, yang mungkin mendatangkan

perubahan kebijakan nasional.

Page 6: 8/08/2001 12:40 WIB - gelora45.comgelora45.com/news/MisteriCIA_SeputarG30S.pdfAdakah yang janggal dalam peristiwa itu? Siapa saja yang sebenarnya terlibat versi CIA dalam tragedi tersebut?

3. Sekarang, kunci persoalan kita adalah apakah kita bisa membentuk

perkembangan ini agar menguntungkan kita.

4. Beberapa panduan berikut mungkin bisa memberikan sebagian jawaban atas

bagaimana sikap kita seharusnya:

A. Hindari keterlibatan yang terang-terangan karena seiring berkembangnya

perebutan kekuasaan.

B. Akan tetapi, secara tersembunyi, sampaikan dengan jelas kepada

tokoh-tokoh kunci di ABRI seperti Nasution dan Soeharto tentang keinginan

kita membantu apa yang kita bisa, sementara di saat bersamaan sampaikan

kepada mereka asumsi kita bahwa kita sebaiknya menjaga agar setiap

bentuk keterlibatan atau campur tangan kita tidak terlihat.

C. Pertahankan dan jika mungkin perluas kontak kita dengan militer.

D. Hindari langkah-langkah yang bisa diartikan sebagai tanda

ketidakpercayaan terhadap ABRI (contohnya memindahkan warga kita atau

mengurangai staf).

E. Sebarkan berita mengenai kesalahan PKI, pengkhianatan dan kebrutalannya

(prioritas ini mungkin paling membutuhkan bantuan kita segera, yang dapat

kita berikan kepada ABRI jika kita bisa menemukan jalan untuk

melakukannya tanpa diketahui bahwa hal ini merupakan usaha AS).

F. Dukung seluruh masukan informasi dan sarana-sarana lainnya yang ada

untuk bisa menyatukan ABRI.

G. G. Ingatlah selalu bahwa Moskow dan Peking adalah akar konflik

menyangkut Indonesia, dan bahwa Uni Soviet mungkin akan lebih sejalan

pemikirannya dengan kita dibanding saat ini. Ini akan menjadi subyek pada

pertemuan Country Team kita mendatang dan mungkin kita bisa

memberikan rekomendasi untuk mengeksploitir fenomena ini.

H. Untuk sementara waktu, terus dan pertahankan sikap low profile.

5. Kami akan memberikan rekomendasi selanjutnya karena tampaknya hal-hal

inilah yang paling sesuai untuk situasi yang tidak diragukan lagi akan

berkembang cepat atau setidaknya belum pasti ini.

Green Duta Besar AS untuk Indonesia

8/08/2001 16:0 WIB

Misteri CIA di Seputar G 30S (4)

Washington Setuju Bantu ABRI

Penulis : Rita Uli Hutapea

Page 7: 8/08/2001 12:40 WIB - gelora45.comgelora45.com/news/MisteriCIA_SeputarG30S.pdfAdakah yang janggal dalam peristiwa itu? Siapa saja yang sebenarnya terlibat versi CIA dalam tragedi tersebut?

detikcom - Jakarta, Permintaan Kedubes AS agar AS membantu ABRI (sekarang

TNI) menumpas G 30S disanggupi pemerintah AS di Washington. Dalam rapat

kabinet, AS mensinyalir G 30S adalah upaya Soekarno untuk mengukuhkan

kekuasaannya. Namun dipesankan, agar bantuan dilakukan jika diminta. Surat

balasan pemerintah AS melalui Departemen Luar Negeri tersebut tertanggal 6

Oktober 1965, selang dua hari dari surat yang dikirimkan oleh Kedubes AS.

Berikut isi surat tersebut.

Telegram dari Deplu AS ke Kedutaan AS di Indonesia Washington, 6 Oktober 1965,

7.39 malam No. 400 (jawaban atas telegram no. 868)

1. Berdasarkan laporan pertemuan Kabinet 6 Oktober yang baru diterima via FBIS,

jelas bahwa Soekarno berupaya membangun kembali status quo dengan

mencuatkan hantu imperialisme pengeksploitasi perbedaan-perbedaan

Indonesia dan menahan tindakan balas dendam ABRI terhadap PKI dengan

alasan untuk mempertahankan kesatuan nasional.

2. Seperti yang telah Anda sampaikan, pertanyaan utama adalah apakah ABRI

bisa mempertahankan momentum sikap ofensifnya terhadap PKI di hadapan

manipulasi politik yang dilakukan Soekarno.

3. Soekarno, Subandrio, dan para simpatisan PKI di Kabinet akan waspada

terhadap setiap bukti yang menguatkan dugaan mereka bahwa NEKOLIM akan

berusaha mengeksploitir situasi. Kami yakin pentingnya kita tidak memberikan

kesempatan bagi Soekarno dan sekutunya untuk menyatakan bahwa mereka

akan diserang NEKOLIM dan bahwa kita tidak memberikan Subandrio dan PKI

bukti-bukti bahwa pemerintah AS mendukung ABRI untuk melawan mereka.

4. ABRI tampak jelas tidak membutuhkan bantuan materi dari kita pada poin ini.

Selama bertahun-tahun hubungan inter-service dikembangkan lewat program

latihan, program aksi sipil dan MILTAG, begitu pula dengan jaminan reguler

terhadap Nasution, harus diingat jelas dalam benak para pemimpin ABRI bahwa

AS mendukung mereka jika mereka membutuhkan bantuan. Menyangkut

paragraf 4b dan c (dalam telegram bernomor. 868), kita harus mengadakan

kontak yang esktra hati-hati dengan ABRI dengan tidak mengurangi maksud

baik kita untuk menawarkan bantuan kepada mereka. Mengingat kondisi

emosional Nasution saat ini ada baiknya Anda menghindari kontak langsung

dengannya kecuali kalau ia yang memulai.

5. Kami bermaksud dan sedang melaksanakan program informasi dan VOA (Voice

of America) berdasarkan sumber-sumber Indonesia dan pernyataan resmi dari

pemerintah tanpa memasukkan opini kita. Setidaknya dalam kondisi saat ini,

Page 8: 8/08/2001 12:40 WIB - gelora45.comgelora45.com/news/MisteriCIA_SeputarG30S.pdfAdakah yang janggal dalam peristiwa itu? Siapa saja yang sebenarnya terlibat versi CIA dalam tragedi tersebut?

kita yakin bahwa berlimpahnya bahan informasi yang menyalahkan PKI atas

perannya terhadap kebrutalan 30 September bisa diperoleh dari RRI dan media

Indonesia.

6. Menyangkut paragraf 4d, kami setuju bahwa evakuasi warga yang terburu-buru

tidak diperlukan saat ini.

7. Kami menanti rekomendasi selanjutnya dari Kedutaan tentang bagaimana

langkah kita selanjutnya.

Ball Pejabat Menteri Luar Negeri AS

8/08/2001 16:40 WIB

Misteri CIA di Seputar G 30S (5)

CIA Sebut Soeharto Oportunis

Penulis : Rita Uli Hutapea

detikcom - Jakarta, CIA serius memantau perkembangan Indonesia pasca G 30S.

Gerak cepat Pangkostrad Mayjen Soeharto juga diamati. CIA mencatat jenderal

satu ini punya kecenderungan politik dan merupakan jenderal oportunis. Satu hal

dari sikap Soeharto tersebut terlihat dari penolakannya terhadap sosok Mayjen

Pranoto Reksosamudro. Semula Presiden Soekarno mengangkat Pranoto sebagai

pemimpin sementara ABRI dimaksudkan untuk menjadi penengah. Pranoto

diharap mampu melindungi sayap kiri yang pada kondisi itu sedang terpojok.

Namun, Soeharto mengacuhkan Pranoto. Ia tidak suka. Lebih jauh, Soeharto

bahkan berani mengarahkan moncong senjata ke arah Istana dan menuduh PKI

serta AU terlibat G 30S. Berikut dokumen CIA yang menyebut analisa tersebut.

Memorandum CIA (Central Intelligence Agency) Washington, 6 Oktober 1965 OCI

No. 2330/65 Perubahan di Indonesia

Ringkasan ABRI yang baru mengalami apa yang tampaknya merupakan kudeta

sayap kiri pada 1 Oktober (30 September WIB), untuk sementara waktu memegang

kontrol penuh atas Indonesia. ABRI -- sekarang TNI -- akan menggunakan

kesempatan untuk mengambil langkah tegas terhadap Partai Komunis Indonesia

(PKI) dan elemen-elemen yang terkait dengannya. Namun ABRI masih ragu untuk

mengambil tindakan ini tanpa persetujuan Presiden Soekarno. Soekarno, yang

mementingkan kesatuan nasional dan mungkin mengkhawatirkan meningkatnya

Page 9: 8/08/2001 12:40 WIB - gelora45.comgelora45.com/news/MisteriCIA_SeputarG30S.pdfAdakah yang janggal dalam peristiwa itu? Siapa saja yang sebenarnya terlibat versi CIA dalam tragedi tersebut?

kekuatan ABRI, menganggap bahwa situasi saat ini adalah masalah politik yang

membutuhkan penyelesaian politik dan ia berharap untuk menyelesaikannya

sendiri. Ia tampaknya berupaya untuk berkonsiliasi dengan sayap kiri dan

mengembalikan PKI ke posisi politik yang sempat mereka duduki sebelum peristiwa

1 Oktober.

Pada 1 Oktober sebuah kelompok yang menamakan dirinya "Gerakan 30

September" menculik enam jenderal ABRI, termasuk Panglima ABRI Jenderal

Ahmad Yani, dan kemudian membunuhi mereka. Gerakan ini dipimpin oleh Letkol.

Untung, komandan batalyon dalam pasukan pengawal Presiden Soekarno,

Cakrabirawa. Gerakan ini tampaknya juga didukung oleh beberapa elemen

Angkatan Udara dan yang pada awalnya secara terbuka didukung oleh Kepala Staf

Angkatan Udara Omar Dani.

Juga terlibat elemen ABRI yang pro-komunis dari Jawa Tengah dan anggota

Pemuda Rakyat - organisasi pemuda PKI yang merupakan barisan tentara khusus

PKI, dan GERWANI - barisan wanita Komunis. Sebuah pesan yang dibacakan lewat

Radio Jakarta pada 1 Oktober (pagi) menyatakan bahwa tindakan Untung

didukung oleh tentara kesatuan lain dari ABRI dan bahwa "Gerakan 30 September"

dilakukan untuk mencegah kudeta "jenderal" yang disponsori AS.

Pesan tersebut menyatakan bahwa Presiden Soekarno dan target lainnya dari

"kudeta jenderal" kini berada di bawah perlindungan Gerakan. Tak lama sesudah

itu 45 anggota "Dewan Revolusi" sayap kiri diumumkan. Hampir setengah dari

anggota Dewan terdiri dari pejabat-pejabat pemerintah, beberapa dari mereka

adalah pejabat tinggi dan tak ada satupun yang bersikap anti-komunis.

Pada 1 Oktober malam, Jenderal Suharto, Panglima KOSTRAD menginformasikan

kepada seluruh jajaran militer tentang absennya Jenderal Yani yang telah diculik,

ia lantas mengambil alih tampuk kepemimpinan ABRI. Ia melakukan hal ini dengan

pengertian dan kerja sama Angkatan Laut untuk menghancurkan "Gerakan 30

September". Dua jam kemudian RRI mengumumkan bahwa ABRI telah menguasai

situasi, dan polisi telah bergabung dengan ABRI dan Angkatan Laut untuk

menghancurkan 'gerakan revolusi', dan bahwa Presiden Soekarno serta Menteri

Pertahanan Jenderal Nasution (yang menjadi target kelompok Untung) selamat.

Pada 1 Oktober malam, Letkol Untung tampaknya telah melarikan diri ke Jawa

Tengah dengan harapan menjalin kekuatan dengan elemen pro-Komunis di

propinsi itu. Siaran berulang-ulang tentang seruan Presiden Soekarno untuk

Page 10: 8/08/2001 12:40 WIB - gelora45.comgelora45.com/news/MisteriCIA_SeputarG30S.pdfAdakah yang janggal dalam peristiwa itu? Siapa saja yang sebenarnya terlibat versi CIA dalam tragedi tersebut?

pemulihan ketertiban dan kuatnya orang-orang yang pro-Soekarno, pro-ABRI dari

Jenderal Sabur - atasan Untung di pasukan Cakrabirawa dan Jenderal

Suryosumpeno - pimpinan ABRI di Jawa Tengah, tampaknya telah menciutkan

jumlah para pengikut Untung. Namun laporan tentang berapa jumlah pendukung

Untung bervariasi. Ada yang menyebut sekitar 110 tentara sampai beberapa

batalyon.

Pada 4 Oktober, Kepala Staf Angkatan Udara Omar Dani yang oleh Presiden

Soekarno telah dinyatakan tidak bersalah dalam Gerakan 30 September,

menyatakan dirinya tidak terkait dengan gerakan. Dalam siaran khususnya, ia

berterima kasih kepada Soekarno atas kepercayaannya pada Angkatan Udara dan

menegaskan tindakan tegas akan diambil terhadap setiap personil Angkatan Udara

yang terlibat dalam gerakan. Sementara itu, Presiden Soekarno melakukan

manuver untuk memastikan kontrolnya atas situasi. Pada 2 Oktober, ia memanggil

semua pimpinan militer dan Wakil Perdana Menteri II Leimena untuk mengadakan

rapat guna menyelesaikan insiden 30 September segera.

(Wakil PM Subandrio berada di Sumatra Utara namun segera pulang dan berada di

Bogor bersama Soekarno; Wakil PM III Chaerul Saleh tengah dalam perjalanan

pulang ke Indonesia dari Cina). Kemudian Soekarno menyiarkan ke seluruh bangsa

bahwa dirinya secara pribadi masih memegang tampuk kepemimpinan ABRI, dan

menunjuk Jenderal Pranoto, kepala administrasi ABRI dan Jenderal Soeharto

untuk menjalankan pemulihan keamanan. Berdasarkan siaran oleh Komando

Operasi Tinggi (KOTI) pada 3 Oktober terungkap bahwa Pranoto hanya sebagai

'pembantu presiden'. Soeharto, yang lama dikenal sebagai seorang politikus dan

mungkin saja oportunis, muncul pada situasi ini sebagai pemimpin militer yang

tangguh dan tampaknya amat anti-Komunis.

Sebaliknya, Pranoto, tidak dekat dengan para pejabat yang merindukan

kepemimpinan Yani dan Nasution dan jelas tidak disukai oleh Soeharto dan

koleganya. Soekarno menyatakan dirinya menunjuk Pranoto pada saat krisis ini

adalah sebagai cara konsiliasi dan melindungi sayap kiri, dan tampaknya ia juga

sengaja melakukan hal ini untuk mencegah perpecahan di kalangan ABRI.

Kedutaan AS di Jakarta telah mengkonfimasikan laporan bahwa pasukan pengawal

istana dari Soekarno dan tentara Angkatan Udara melindungi Soekarno dan Omar

Dani di Bogor.

Dilaporkan pula, tentara Soeharto telah mengarahkan senjatanya ke arah istana.

Page 11: 8/08/2001 12:40 WIB - gelora45.comgelora45.com/news/MisteriCIA_SeputarG30S.pdfAdakah yang janggal dalam peristiwa itu? Siapa saja yang sebenarnya terlibat versi CIA dalam tragedi tersebut?

Pihak Kedutaan AS kini percaya bahwa tentara Soeharto memiliki akses ke

Soekarno namun mereka tidak menguasainya. Soekarno menolak saran dari ABRI

untuk mengambil langkah tegas terhadap para pemimpin "Gerakan 30 September"

dan PKI.

Pada 4 Oktober, ia menyatakan kepada para jenderal ABRI bahwa situasi ini pada

dasarnya melibatkan isu politik, sehingga ketenangan dan ketertiban diperlukan

untuk solusinya, dan bahwa para jenderal harus membiarkan penyelesaian politik

pada dirinya. Para jenderal yang awalnya puas dengan adanya harapan untuk

menghancurkan komunis, namun tampak kecewa setelah pertemuan mereka

dengan Soekarno. Tampaknya, beberapa jam sebelum pertemuan 4 Oktober antara

Soekarno dengan para jenderal ini, Soeharto mengeluarkan pernyataan publik yang

tidak biasanya, yang mengimplikasikan keraguan dan kritik terhadap presiden dan

menuduh Angkatan Udara dan PKI terlibat dalam "Gerakan 30 September". Ia

menyebutkan jenazah telah ditemukan di dalam sebuah sumur di lingkungan

markas besar Angkatan Udara Halim di Jakarta. Ia menyatakan bahwa daerah

dekat sumur itu telah digunakan sebagai pusat latihan angkatan udara untuk para

sukarelawan dari Pemuda Rakyat (organisasi pemuda komunis) dan GERWANI

(organisasi perempuan komunis).

Berdasarkan fakta ini, menurut Soeharto, mungkin saja benar pernyataan Presiden,

Panglima Tertinggi, Pemimpin Besar Revolusi, bahwa angkatan udara tidak terlibat

dalam masalah ini. Namun tidaklah mungkin bila tidak ada kaitan dengan masalah

ini di antara elemen angkatan udara itu sendiri.

8/08/2001 17:47 WIB

Misteri CIA di Seputar G 30S (6)

Letkol Untung Hanyalah Alat

Penulis : Rita Uli Hutapea

detikcom - Jakarta, Analisis CIA menyebutkan, komandan G 30S Letkol Untung

Sutopo hanyalah alat belaka. Ia bukanlah dalang. Lantas siapa bosnya?

Soal ini CIA tak tahu. Bisa jadi pejabat ABRI yang korup atau faksi komunis yang

hendak memanfaatkan kesempatan. Cerita soal adanya faksi komunis ini sangat

mungkin. Menurut laporan, memang ada tentara komunis di dalam pasukan

Page 12: 8/08/2001 12:40 WIB - gelora45.comgelora45.com/news/MisteriCIA_SeputarG30S.pdfAdakah yang janggal dalam peristiwa itu? Siapa saja yang sebenarnya terlibat versi CIA dalam tragedi tersebut?

Untung. Untung sendiri adalah muslim taat. Untung bergerak, setelah Soekarno

merestui penculikan para jenderal yang direncanakan PKI. Namun perlu dicatat,

Soekarno tak setuju dan tak mengira bila ada pembunuhan.

Berikut analisis CIA yang disampaikan 6 Oktober 1965.

Memorandum CIA (Central Intelligence Agency) Washington, 6 Oktober 1965 OCI

No. 2330/65 Jenderal Sabur dalam kapasitasnya sebagai Sekjen Komando Operasi

Tinggi (KOTI) menyiarkan tentang peringatan Soekarno pada 4 Oktober kepada

para jenderal dan panglima perang. Menurut Sabur, Soekarno telah

memerintahkan mereka yang hadir saat itu, dan termasuk seluruh warga Indonesia

untuk tidak saling berseteru satu sama lain karena akan "membahayakan

perjuangan kita dan melemahkan kekuatan kita".

Sabur menyatakan penyelesaian insiden 30 September akan ditangani langsung

secara pribadi dan secepatnya oleh Presiden. Ia mengutip ucapan Soekarno yang

memperingatkan para pimpinan militer untuk tidak masuk ke dalam perangkap

taktik (mungkin imperialis atau neokolonialis) untuk melemahkan kita dari dalam

sebelum nantinya menyerang kita. Menurut Sabur, Soekarno secara spesifik

memerintahkan para panglima perang untuk menyadari bahaya intrik-intrik dari

musuh kita, tetap waspada dan terus memperkuat kesatuan.

Soekarno juga mengatakan bahwa mereka yang menjadi korban "gerakan 30

September" adalah pahlawan revolusi dan ia mengajak semua berdoa untuk jiwa

mereka. PKI yang telah menyatakan dukungannya terhadap "Gerakan 30

September' melalui surat kabarnya Harian Rakyat, kini banyak berdiam diri.

Pimpinan PKI tampaknya sedang menyembunyikan diri. Menurut sebuah sumber

rahasia, kebijakan PKI kini adalah untuk menyangkal "Gerakan 30 September".

Anggota-anggota partai yang ketahuan mendukung pemberontakan itu akan

dianggap oleh PKI sebagai orang yang salah jalan. Banyak pertanyaan yang belum

terjawab mengenai "Gerakan 30 September". Kebanyakan soal seputar Soekarno.

Apakah Soekarno sebelumnya telah mengetahui "Gerakan 30 September" dan

tujuannya? Apakah benar ia sempat berada di bawah perlindungan anggota

gerakan atau apakah ia pergi (seperti yang telah diumumkannya) ke markas

Angkatan Udara Halim - markas Kepala Staf Angkatan Udara Omar Dani dan

mungkin juga markas gerakan 30 September - atas kemauannya sendiri pada 1

Oktober karena pikirnya ia memang sebaiknya berada dekat bandara?

Page 13: 8/08/2001 12:40 WIB - gelora45.comgelora45.com/news/MisteriCIA_SeputarG30S.pdfAdakah yang janggal dalam peristiwa itu? Siapa saja yang sebenarnya terlibat versi CIA dalam tragedi tersebut?

Atau apakah kehadirannya di sana sebagai indikasi bahwa ia, seperti halnya

Angkatan Udara dan PKI secara terbuka dan terang-terangan mendukung gerakan?

Atau apakah ini bagian dari rencana melarikan diri, yang diatur oleh Jenderal

Sabur, untuk membawa Soekarno keluar Jakarta dan menuju Bogor? Apakah sakit

Soekarno selama malam menjelang Gerakan 30 September memotivasi terjadinya

insiden - meski sebelumnya ia memang sudah sakit tapi mungkin saja ini

sebenarnya bagian dari rencana?

Pertanyaan lain tersisa mengenai Letkol Untung dan pimpinan PKI. Banyak laporan

yang menyatakan atau menduga Untung semata-mata adalah korban; menurut

sebuah sumber, ia adalah penganut Islam yang taat, yang terjebak ke dalam

permainan korup para pejabat tinggi ABRI. Jika ia hanya alat dan tameng - dan ini

tampaknya benar - jadi siapa sesungguhnya dalangnya?

Atau apakah beberapa rencana oleh berbagai elemen menjadi bercampur dan

masing-masing rencana digunakan untuk membenarkan rencana lainnya? Ada

laporan yang bisa dipercaya bahwa PKI pada bulan Agustus telah membahas

sebuah contingency plans yang akan dijalankan bila Soekarno meninggal dalam

beberapa hari atau minggu mendatang.

Setidaknya ada satu laporan yang menyebutkan bahwa Soekarno menyetujui

penangkapan - oleh siapa penangkapan itu tidak diketahui - jenderal-jenderal yang

anti-komunis namun ia tidak mengetahui adanya rencana untuk membunuh

mereka. Jika ia tahu, pasti ia tak akan menyetujuinya. Sebuah sumber pejabat

tinggi ABRI (pernah menjadi dokter Soekarno dan tokoh kunci dalam komunikasi

ABRI), yang sering kali blak-blakan mengenai urusan internal, pada 3 Oktober

mengungkapkan bahwa di antara para pendukung Untung ada beberapa personil

Komunis yang bersenjata dan tidak mendapat informasi tentang rencana tersebut.

Pasukan Untung termasuk di antara mereka yang pergi ke rumah para jenderal

namun tidak jelas siapa yang melakukan penembakan - mengingat personil

Komunis yang tidak mendapat informasi itu juga bagian dari grup. Pandangan yang

paling mungkin tentang latar belakang insiden "Gerakan 30 September" adalah

bahwa Soekarno, Subandrio, dan mungkin pimpinan PKI yang dekat dengan

mereka telah mempertimbangkan soal penangkapan beberapa jenderal tertentu.

Soekarno dan Subandrio berulang kali di depan publik telah memperingatkan ABRI

Page 14: 8/08/2001 12:40 WIB - gelora45.comgelora45.com/news/MisteriCIA_SeputarG30S.pdfAdakah yang janggal dalam peristiwa itu? Siapa saja yang sebenarnya terlibat versi CIA dalam tragedi tersebut?

agar para pimpinannya harus kooperatif dengan "revolusi" atau akan "ditinggalkan".

Berpijak dari hal ini, para personil milisi PKI baik yang di dalam maupun di luar

Angkatan Udara mungkin menggunakan hal itu untuk membenarkan tindakan

terhadap Untung. Pemuda milisi PKI menolak taktik damai yang didukung oleh

pimpinan tinggi PKI dan juga Soekarno.

Pemilihan waktu aksi mereka bisa jadi dipengaruhi oleh adanya laporan Soekarno

menderita sakit pada malam 30 September dan oleh adanya sebagian informasi

soal contingency plans PKI jika Soekarno meninggal. Para milisi yang spontan dan

mungkin tidak bisa berpikir jernih itu menganggap dengan kematian para jenderal

dan pembentukan pemerintah baru akan memaksa Soekarno dan seluruh rakyat

Indonesia untuk tunduk kepada mereka.

Meski "Harian Rakyat" terang-terangan mendukung gerakan namun tampaknya

Ketua PKI Aidit tak menyetujui pembunuhan para jenderal atau bahkan perubahan

pemerintah. Situasi Indonesia, baik di dalam maupun luar negeri tampak

menguntungkan bagi PKI dan mengingat Soekarno yang mungkin tak lama lagi

meninggal, tampaknya keadaan akan menjadi jauh lebih menguntungkan bagi PKI.

Namun motivasi Kepala Staf Angkatan Udara Omar Dani tetap tidak terjawab.

Melihat perlawanan ABRI dan langkah Soekarno, banyak pertanyaan tersisa

mengenai timbulnya "Gerakan 30 September". Namun poin penting sekarang

adalah apakah ABRI akan setuju dengan Soekarno dalam mengatasi situasi.

Berdasarkan laporan-laporan mengenai ABRI tampaknya, meski marah dan

kecewa dengan pembunuhan enam jenderal mereka, sebagian besar pejabat ABRI

tetap akan mendukung Soekarno. Meski ada beberapa individu pejabat ABRI yang

mulai meragukan kebenaran kebijakan Soekarno, namun sebagian besar masih

enggan untuk menentangnya. Terlebih Soekarno telah menegaskan sikapnya

bahwa setiap tindakan terhadap PKI akan dianggap sebagai tindakan

anti-Soekarno. Akan tetapi, sebagai akibat dari "Gerakan 30 September", untuk

sementara ABRI akan tetap menguasai secara politik.

Ini didasarkan pada masih diberlakukannya keadaan darurat militer di Jakarta

dan kontrol penuh ABRI di beberapa wilayah Indonesia. Langkah Soekarno yang

terlalu cepat menunjukkan dukungannya terhadap sayap kiri selama periode ini,

akan menyebabkan perbedaan yang kian tajam antara dirinya dan kebanyakan

pimpinan ABRI.

Page 15: 8/08/2001 12:40 WIB - gelora45.comgelora45.com/news/MisteriCIA_SeputarG30S.pdfAdakah yang janggal dalam peristiwa itu? Siapa saja yang sebenarnya terlibat versi CIA dalam tragedi tersebut?

Ini bisa memicu bertambahnya dukungan publik dan politikus anti-komunis

terhadap ABRI. Kesehatan Soekarno tetap menjadi faktor penting dalam

menentukan arah situasi. ABRI tampaknya akan lebih bersikap tegas jika presiden

mangkat atau tak mampu lagi memimpin dibanding jika presiden masih

menunjukkan kekuatannya. Meski Soekarno masih terus mengasingkan diri

namun ini tak bisa dijadikan indikasi bahwa kesehatannya telah menurun tajam.

Ia mungkin saja menolak hadir di depan publik sampai ia pikir itu ada gunanya

bagi kepentingan politiknya. Namun, belakangan ini Soekarno sering mengadakan

pertemuan dengan sejumlah pejabat militer dan sipil.

8/08/2001 18:30 WIB

Misteri CIA di Seputar G 30S (7)

Setumpuk Strategi AS Bantu ABRI

Penulis : Rita Uli Hutapea

detikcom - Jakarta, Perkembangan cepat yang terjadi pasa G 30S, membulatkan

tekad AS untuk membantu ABRI menghadapi komunis. AS menduga Indonesia

berpaling pada Jepang. Karena itu, sederet rencana bantuan segera disodorkan.

Ternyata seperti yang diungkap dalam perintah Deplu AS bagi Kedubes AS di

Indonesia, 29 Oktober 1965, pemberian bantuan itu meliputi banyak hal. Antara

lain, kesiapan memberikan bantuan ekonomi via IMF, meyakinkan AS adalah

sahabat Indonesia, pemberian bantuan pangan dan mempertimbangkan

pengiriman senjata. Berikut bunyi dokumen tersebut.

Telegram dari Deplu AS ke Kedutaan AS di Indonesia Washington, 29 Oktober 1965,

pukul 3.48 sore No.545

Berikut adalah analisis tentatif kami atas perkembangan situasi di Indonesia dan

implikasinya buat AS. Kami ingin tanggapan atau pengamatan Anda untuk

dikembangkan menjadi rekomendasi kebijakan kami. Pidato Nasution ada 25

Oktober dan kampanye terbuka melawan Subandrio adalah bukti konklusif

pertama bahwa para pemimpin ABRI bertekad untuk memerangi PKI dan para

simpatisannya, dan tidak akan melenceng dari tujuannya meski ditentang

Soekarno.

Page 16: 8/08/2001 12:40 WIB - gelora45.comgelora45.com/news/MisteriCIA_SeputarG30S.pdfAdakah yang janggal dalam peristiwa itu? Siapa saja yang sebenarnya terlibat versi CIA dalam tragedi tersebut?

Pimpinan ABRI semakin menunjukkan perlawanannya terhadap Soekarno. Arah

permainan mereka tampaknya akan coba menjauhkan Soekarno dari para

penasihatnya yang anti-ABRI, mengasingkannya dan kemudian menggunakannya

atau bahkan mungkin menyingkirkannya, jika dibutuhkan. PKI yang kini sedang

diburu oleh ABRI, masih bisa melakukan aksi perlawanan dengan menyerang,

sabotase atau perang gerilya dengan dalih bahwa ABRI adalah alat kekuatan

imperialis dan CIA.

ABRI tak akan punya pilihan lain kecuali melawan serangan ini dan akan

membutuhkan konsistensi pemerintah untuk mendukung usaha mereka. ABRI

tetap mempertahankan perannya yang non-politik dan menjauhi ide perebutan

kekuasaan. Namun dengan jatuhnya konsep NASAKOM, maka tak ada kesatuan

terorganisir yang bisa memberikan arah dan kepemimpinan kepada pemerintah,

kecuali ABRI.

Cepat atau lambat, akan menjadi semakin jelas bagi pimpinan ABRI bahwa

merekalah satu-satunya kekuatan yang mampu menciptakan keteraturan di

Indonesia, dan mereka harus mengambil inisiatif untuk membentuk pemerintah

gabungan militer atau sipil-militer, dengan atau tanpa Soekarno.

Hubungan dengan Red China semakin tegang karena berdasarkan kecurigaan para

pemimpin ABRI, Komunis Cina berada di balik kudeta. Uni Soviet telah

melancarkan tekanan terhadap ABRI untuk menghentikan aksi serangannya

terhadap sayap kiri, bahkan sudah mengisyaratkan bantuan dana Uni Soviet akan

dihentikan. ABRI tentu saja tak akan menyerah pada tekanan ini.

Jika analisis ini benar, kita bisa lihat beberapa bentuk masalah yang mungkin bisa

mempengaruhi kita:

a. Seiring dengan pemikiran ABRI untuk membentuk pemerintahan baru, mereka

mungkin membentuk pemerintahan sipil atau koalisi sipil-militer untuk

menjalankan reformasi ekonomi dan membawa Indonesia ke arah baru yang

bebas dari pengaruh luar.

b. Komunis Cina semakin menunjukkan pertentangannya dengan Indonesia

karena tindakan ABRI terhadap PKI. Ini tak beda jauh dengan sikap Uni Soviet,

yang menyalahkan Cina atas terjadinya kudeta. Jika Uni Soviet mendukung

usaha PKI menentang ABRI, maka hubungan ABRI dan Uni Soviet akan

menegang, namun mereka juga tidak bisa mendukung ABRI. Mungkin Uni

Soviet akan memilih bersikap menunggu. Cina dan Uni Soviet mungkin

Page 17: 8/08/2001 12:40 WIB - gelora45.comgelora45.com/news/MisteriCIA_SeputarG30S.pdfAdakah yang janggal dalam peristiwa itu? Siapa saja yang sebenarnya terlibat versi CIA dalam tragedi tersebut?

berharap Soekarno tetap berkuasa dan memaksa ABRI untuk menerima

kehadiran sayap kiri dalam NASAKOM.

c. Jika asumsi kita benar bahwa ABRI harus melanjutkan peperangannya

terhadap PKI, dan PKI akan bereaksi, dan bahwa Cina dan Uni Soviet tidak bisa

mengabaikan penumpasan PKI ini sehingga mereka akan terus mengkritik ABRI,

maka ABRI terpaksa harus menelaah sikapnya terhadap Cina dan Uni Soviet.

d. Dari situ hanya ada satu langkah bagi ABRI untuk terus menumpas ABRI,

bahwa mereka harus mencari teman dan dukungan lain. Kita perkirakan

mereka akan mendekati Jepang, atau kekuatan lainnya, dan tidak diragukan

lagi, kita. Mereka akan menyadari bahwa kebijakan domestik dan luar negeri

Soekarno dan PKI yang ekstrim telah membawa Indonesia ke kondisi chaos-nya

perekonomian, politik dan sosial.

Namun berdasarkan pemikiran Soekarno yang telah berlangsung lama, mereka

pasti akan ragu-ragu untuk mengatasi ini semua atau curiga dengan bantuan dan

saran dari kita. Beberapa hari, minggu atau bulan mendatang, mungkin akan

tersedia kesempatan bagi kita untuk mulai mempengaruhi rakyat, seiring dengan

mulai pahamnya militer akan masalah dan dilema yang mereka alami.

a. Kita hendaknya berusaha meyakinkan mereka bahwa Indonesia bisa selamat

dari chaos, dan ABRI merupakan instrumen utama untuk itu.

b. Kita harus menunjukkan bahwa Indonesia dan ABRI mempunyai sahabat yang

siap menolong mereka.

c. Bila kita diminta membantu oleh Nasution kita harus meresponnya dengan

mengatakan kita siap membantu.

d. Mereka akan membutuhkan pangan, dan kita tegaskan bahwa Palang Merah

Internasional bisa memberikannya jika mereka meminta bantuan langsung

kepada kita atau lainnya (Jepang, Brazil, Malaysia, Thailand, Taiwan, dan

bahkan Republik Korea).

e. Anjloknya rupiah dan situasi ekonomi yang buruk mungkin membutuhkan

perhatian para pakar segera. Kita bisa nyatakan bahwa IMF bisa memberikan

saran dan bantuan, begitu pula dengan kita. Namun hal ini akan membutuhkan

perubahan sikap Indonesia terhadap IMF dan negara sahabat.

f. Persenjataan dan perlengkapan militer mungkin akan dibutuhkan untuk

menangani PKI. (Apakah Uni Soviet akan mensuplai ABRI dengan persenjataan

jika itu digunakan untuk menyerang PKI?)

g. Dengan berkembangnya situasi, ABRI akan semakin mengerahkan upayanya

untuk menumpas PKI, dan kita harus sudah siap dengan kesempatan itu.

h. Mungkin sekali ABRI akan datang kepada Jepang pertama kali untuk meminta

Page 18: 8/08/2001 12:40 WIB - gelora45.comgelora45.com/news/MisteriCIA_SeputarG30S.pdfAdakah yang janggal dalam peristiwa itu? Siapa saja yang sebenarnya terlibat versi CIA dalam tragedi tersebut?

bantuan. Jepang memiliki kepentingan nasional yang vital atas keberhasilan

ABRI melawan PKI dan kestabilan Indonesia. Jepang sendiri sudah mengambil

inisiatif.

i. Saat ini, Jepang masih terhipnotis dengan Soekarno sebagai pria 'esensial' dan

mereka berhati-hati untuk tidak melawannya. Namun bila, situasi berkembang

seperti yang kita perkirakan, dan Soekarno akan diasingkan atau dipindahkan,

keadaan akan menjadi amat berbeda bagi Jepang.

Hingga tahap tertentu, kita akan mengadakan diskusi rahasia dengan Jepang,

membandingkan catatan perkembangan yang dimiliki masing-masing pihak dan

mengupayakan kerja sama atas pengambilan tindakan yang disepakati. Kita tentu

saja, akan mengkonsultasikan ini dengan Inggris, Australia, dan lainnya.

Rusk Pejabat Departemen Luar Negeri

8/08/2001 19:47 WIB

Misteri CIA di Seputar G 30S (8)

Bantuan AS pun Mengalir Deras

Penulis : Rita Uli Hutapea

detikcom - Jakarta, Komitmen AS untuk membantu ABRI menghadapi komunis

pasca G 30S ditepati. Kepada ABRI diberikan bantuan peralatan komunikasi

canggih. Komitmen pemberian bantuan juga datang dari Kasgab militer AS.

Beberapa poin soal pemberian bantuan ini tertuang dalam beberapa dokumen

penting. Satu ciri yang mutlak, pada pemberian bantuan terhadap ABRI

diupayakan setertutup mungkin, mengingat hal itu bisa menjadi bumerang.

Presiden Soekarno bisa menjadikannya sebagai alat tuduhan ABRI ditunggangi CIA.

Berikut poin-poin penting dalam dokumen tersebut.

Memorandum yang disiapkan untuk Komite 303 Washington, 17 November 1965

Perihal: Pengiriman Peralatan Komunikasi untuk Tokoh Penting ABRI

Anti-Komunis

Ringkasan

Maksud proposal operasi ini untuk memastikan bahwa tokoh-tokoh kunci ABRI

anti-komunis akan memiliki peralatan komunikasi yang cukup untuk digunakan

Page 19: 8/08/2001 12:40 WIB - gelora45.comgelora45.com/news/MisteriCIA_SeputarG30S.pdfAdakah yang janggal dalam peristiwa itu? Siapa saja yang sebenarnya terlibat versi CIA dalam tragedi tersebut?

dalam perlawanannya terhadap Komunis. Peralatan ini tidak tersedia cukup di

Indonesia. Kekurangan ini telah mengurangi keefektifan mereka dalam memerangi

upaya Komunis menghapuskan pengaruh non-Komunis di pemerintahan mereka.

Permintaan peralatan oleh beberapa pejabat tinggi Indonesia mendapat dukungan

dari Dubes AS di Indonesia dan disetujui Biro Urusan Timur Jauh Deplu.

Ada beberapa risiko dalam pengiriman peralatan ini, namun dengan tindakan

pencegahan yang tepat akan meminimalkan risiko. Indonesia saat ini tidak bisa

melakukan pembelian peralatan dari AS. Apalagi, berita soal ini tidak saja akan

memalukan pemerintah AS, namun juga para pejabat tinggi ABRI di Indonesia.

Tindakan hati-hati diperlukan. Pada 5 November 1965, Komite 303 menyetujui

permintaan serupa untuk mengirimkan peralatan medis ke Indonesia.

Diharapkan Komite 303 akan menyetujui program di atas, yang diperkirakan akan

berlangsung sampai waktu tertentu. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan

a. Asal mula permintaan: Banyaknya permintaan akan peralatan komunikasi

datang (kurang dari 1 baris tulisan dirahasiakan) dari Dubes AS untuk

Indonesia, dari pembantu Menteri Pertahanan Nasution, dan dari Jenderal

Sukendro.

b. Pertimbangan kebijakan AS yang sesuai: Pada 5 November 1965 Komite 303

menyetujui proposal operasional untuk menjawab permintaan Indonesia atas

peralatan medis.

c. Tujuan Operasional: Kontak tertutup (kurang dari 1 baris dirahasiakan) harus

dipertahankan dengan pimpinan ABRI tertentu.

d. Teknis

e. Teknis

f. Pelatihan: Beberapa pejabat komunikasi senior ABRI yang qualified, ditentukan

oleh Sukendro, akan diberikan (kurang dari 1 baris tulisan dirahasiakan)

pelatihan khusus rahasia di lokasi yang aman untuk menggunakan peralatan

ini. Mereka akan dijelaskan konsep umum pengoperasian jaringan komunikasi

ini; frekuensi antara 42 dan 53 megacycles yang bisa digunakan di Indonesia

(agar aman dari monitoring lokal) sehingga dengan spesifikasi ini, penghubung

kami bisa menyetel peralatan dengan frekuensi yang diinginkan.

g. Pendanaan: Total biaya diperkirakan mencapai (kurang dari 1 baris tulisan asli

dirahasiakan). Peralatan itu sendiri kira-kira akan mencapai (kurang dari 1

baris tulisan asli dirahasiakan) untuk pemuatan dan pengepakan.

4. Koordinasi Proposal operasional ini telah direkomendasikan oleh Dubes AS

untuk Indonesia dan telah disetujui Departemen Luar Negeri Biro Urusan Timur

Page 20: 8/08/2001 12:40 WIB - gelora45.comgelora45.com/news/MisteriCIA_SeputarG30S.pdfAdakah yang janggal dalam peristiwa itu? Siapa saja yang sebenarnya terlibat versi CIA dalam tragedi tersebut?

Jauh.

5. Rekomendasi Komite 303 menyetujui program ini.

Memorandum dari Gabungan Kepala Staf kepada Menteri Pertahanan McNamara

Washington, 30 Desember 1965 Perihal: Bantuan ke Indonesia Berkaitan dengan

pesan terakhir dari Kedutaan AS di Jakarta yang berisikan informasi bahwa

Presiden Soekarno mungkin akan digulingkan setelah 1 Januari 1966, Indonesia

mungkin meminta bantuan AS. Jika ini terjadi, permintaan bantuan ekonomi

mungkin akan cukup besar.

Permintaan material militer mungkin tidak banyak. Barang-barang yang mungkin

diminta termasuk amunisi, senjata otomatis ringan, kendaraan, radio portabel, dan

mungkin suku cadang C-130 dan C-47. Bantuan training mungkin juga diminta.

Upaya penjatuhan Presiden Soekarno oleh ABRI bisa menguntungkan kepentingan

keamanan AS di sana. Meski ABRI tampaknya tak ingin mencari sekutu asing

dalam penerapan kebijakannya, seperti halnya Soekarno dulu.

ABRI tampaknya akan menjadi kekuatan tunggal anti-komunis yang paling kuat di

Indonesia, namun pada akhirnya pasti akan memerlukan kepemimpinan sipil.

Kepentingan AS akan lebih terjamin jika pemerintah baru nanti cenderung

pro-Barat. Atau setidaknya netral. Akan tetapi ada beberapa faktor yang

menyebabkan kita belum bisa memberikan bantuan militer kepada ABRI:

a. Posisi ABRI yang belum pasti dan pemberian bantuan militer AS yang

terang-terangan pada saat ini akan cenderung mendatangkan tuduhan oleh

Soekarno, Subandrio, Peking dan Moskow bahwa ABRI adalah 'alat

imperialisme AS'.

b. Mengingat komitmen AS di Asia Tenggara, pemberian bantuan logistik kepada

Indonesia harus dievaluasi. Gabungan Kepala Staff merekomendasikan:

b1 Amerika Serikat, jika diminta, akan siap memberikan kepada Indonesia

sejumlah bahan pangan/obat-obatan untuk menunjukkan dukungan

terhadap pemerintah baru.

b2 Karena kampanye pimpinan ABRI melawan PKI tampaknya berjalan sesuai

rencana dan bantuan militer AS tampaknya tak dibutuhkan untuk

keamanan internal, maka untuk saat ini AS hendaknya tidak secara

terang-terangan memberikan bantuan militer kepada Indonesia.

b3 Departemen Luar Negeri dan Departemen Pertahanan bersama-sama

menyusun kriteria untuk melanjutkan pemberian bantuan militer dan

ekonomi.

Page 21: 8/08/2001 12:40 WIB - gelora45.comgelora45.com/news/MisteriCIA_SeputarG30S.pdfAdakah yang janggal dalam peristiwa itu? Siapa saja yang sebenarnya terlibat versi CIA dalam tragedi tersebut?

b4 Memorandum ini akan diteruskan ke Menteri Luar Negeri.

Atas nama Gabungan Kepala Staf:

David L. McDonald

Ketua

8/08/2001 21:13 WIB

Misteri CIA di Seputar G 30S (9)

ABRI Lamban, AS Mulai Ragu-Ragu

Penulis : Rita Uli Hutapea

detikcom - Jakarta, Sikap ABRI yang tak juga berani bertindak keras terhadap

Soekarno dan PKI tak urung sempat membuat AS jengkel. AS menganggap para

pimpinan ABRI bersikap terlampau hati-hati dalam menghadapi Soekarno. Maksud

hati agar tak timbul perpecahan di masyarakat, namun yang didapat kuku

komunisme tak juga tercabut.

Karena itu, AS pun mulai hati-hati pula menyalurkan bantuan. Presiden AS

Lyndon B. Johnson pun sempat bertanya pada Dubes AS Marshall Green untuk

memastikan bantuan benar-benar dihentikan. Berikut dokumen yang menyebut

hal itu.

Telegram dari Kedutaan AS di Indonesia kepada Deplu AS Jakarta, 19 November

1965 No. 1511

1. Kami yakin bahwa AS dan sekutunya harus ekstra hati-hati mengenai

pemberian bantuan kepada para jenderal saat ini. Dalam setiap hal, bantuan

kita tergantung pada apakah kita yakin ABRI benar-benar berniat tegas

menentang Soekarno/Subandrio. Ada indikasi yang membingungkan apakah

ABRI akan tetap bersikap tegas atau justru perlahan-lahan akan menuruti

keinginan presiden. Yang jelas, kita jangan sampai memberikan bantuan yang

akan mendatangkan keuntungan bagi Soekarno yang tetap menjadi kepala

negara dan pemerintahan.

2. Saat ini ada bukti-bukti yang membingungkan tentang apakah, kapan dan

bagaimana ABRI akan bergerak melawan Soekarno. Selama Soekarno masih

berkuasa, ABRI dan anti-komunis mungkin akan cenderung mempertahankan

kebijakan "anti-imperialis dan anti-kolonial", yang konsekuensinya adalah

terus belangsungnya konfrontasi dengan Malaysia dan sikap anti-Barat. Kami

Page 22: 8/08/2001 12:40 WIB - gelora45.comgelora45.com/news/MisteriCIA_SeputarG30S.pdfAdakah yang janggal dalam peristiwa itu? Siapa saja yang sebenarnya terlibat versi CIA dalam tragedi tersebut?

juga menduga keadaan akan semakin chaos sebagai akibat deadlock antara

Soekarno dan ABRI yang menyebabkan setiap program pembangunan ekonomi

tak mungkin dilakukan, kecuali sampai salah satu kekuatan politik itu

disingkirkan.

3. Meski AS mengharapkan kondisi yang lebih baik nantinya (masa sesudah

Soekarno), kami tidak melihat adanya perbaikan besar posisi AS dalam jangka

pendek, bahkan jikapun ABRI bisa bertahan sebagai salah satu struktur

kekuasaan. Apalagi, tindakan Soekarno untuk merebut kembali

kekuasaannya, tak diragukan lagi akan menggencarkan kebijakan

anti-Amerika Serikat. Kami sudah melihat bukti hal ini dalam pidato presiden

tentang penarikan biaya Rp 150 juta. (Dalam pidatonya kepada Kabinet 6

November 1965, Soekarno menuntut biaya sebesar Rp 150 juta dari mantan

Dubes AS untuk Indonesia Howard Jones karena sengaja menyebarkan

ideologi Dunia Bebas ke Indonesia - Airgram 331 dari Jakarta, 16 November).

4. Karena itu, kami merekomendasikan beberapa hal untuk diajukan di

pertemuan:

A. Kita tak akan mengambil langkah apapun yang bisa meningkatkan imeg

Soekarno-Subandrio, baik diinginkan ABRI atau tidak.

B. Kita sebaiknya tidak memberikan bantuan ekonomi yang signifikan untuk

ABRI kecuali dan sampai kita tahu kemana arah mereka secara politik dan

ekonomi. (Hal pemberian bantuan yang bisa menolong ABRI mengatasi PKI

akan diperlakukan berbeda).

C. Kita hendaknya mempertimbangkan pemberian bantuan untuk

pemerintah yang murni non-komunis jika ada perubahan atmosfir karena

bantuan ini akan efektif.

Marshall Green Dubes AS untuk RI

Memorandum Pembicaraan Washington, 15 Februari 1966, pukul 11.55-12.20

Perihal: Indonesia Partisipan:

Presiden Johnson, Wakil Menlu William P. Bundy, Dubes Marshall Green, Mr.

Robert Komer. Atas permintaan Presiden, Dubes Green membahas situasi dan tren

prospektif di Indonesia, menyertakan beberapa rekomendasi umum kebijakan AS

dalam berhadapan dengan Indonesia.

Dubes menegaskan, meskipun hubungan antara Indonesia dan AS masih jauh dari

memuaskan, adanya kudeta pada 1 Oktober (31 September WIB) lalu telah

mendorong upaya penumpasan PKI; merosotnya prestise internasional Peking yang

diduga terlibat dalam kudeta itu; memburuknya hubungan antara Indonesia dan

Page 23: 8/08/2001 12:40 WIB - gelora45.comgelora45.com/news/MisteriCIA_SeputarG30S.pdfAdakah yang janggal dalam peristiwa itu? Siapa saja yang sebenarnya terlibat versi CIA dalam tragedi tersebut?

Komunis Cina; goncangan bagi citra Soekarno sebagai pemimpin 'kekuatan baru'

melawan dunia Barat; dan berkurangnya prestise dan dukungan bagi Soekarno di

antara rakyatnya.

Akan tetapi, Soekarno tetap menjadi Presiden dan pemimpin revoulsi. Hingga tahap

tertentu, ia berhasil memainkan kebingungan dan ketakutan lawan-lawannya

dalam merebut kekuasaan. Ia tampaknya berhasil membelokkan kembali revolusi

ke arah kiri. Ia pintar dan persuasif dan tampaknya fisiknya masih kuat.

Menurut Dubes Green, ABRI yang memimpin kelompok oposisi Soekarno, meski

tak bersedia melawan Soekarno secara terang- terangan dan frontal, sebenarnya

sangat menentang hadirnya PKI dan hubungan dengan Cina.

Kelompok oposisi juga menginginkan pemerintahan yang lebih baik. Akan tetapi,

didorong oleh rasa khawatir timbulnya kekacauan masyarakat, ABRI masih enggan

dan bimbang untuk langsung menentang Soekarno. ABRI juga mungkin ragu

untuk mengemban tanggung jawab yang terlalu besar seiring dengan terus

memburuknya kondisi politik dan ekonomi Indonesia.

Dubes Green merasa bahwa hancurnya perekonomian yang kian parah, khususnya

krisis atas valuta asing bisa membuat masalah semakin menggunung dalam enam

bulan mendatang atau lebih. Dari waktu ke waktu, situasi di Indonesia akan sangat

berantakan, ujarnya. Hal yang tampaknya semakin jelas saat ini adalah kita tengah

berada dalam fase transisi antara Soekarno dan penggantinya yang belum

diketahui siapa.

Dalam situasi ini, menurut Dubes AS hendaknya terus mempertahankan sikap low

profile. Dubes menyatakan ia sangat menghargai cara-cara pejabat AS mulai dari

Presiden sampai pejabat di bawahnya yang telah berusaha untuk tidak

memberikan pernyataan publik tentang Indonesia. Mempertahankan sikap seperti

ini sangatlah penting karena apapun yang dikatakan atau dilakukan AS tentang

Indonesia bisa menyebabkan distorsi dan salah penafsiran. Kita akan terus

dituduh mencoba ikut campur urusan mereka, yang tentu saja tidak kita lakukan

dan memang tak seharusnya kita melakukan. Presiden menanyakan apakah

semua bantuan AS ke Indonesia, termasuk bantuan ke militer telah dihentikan.

Dubes menyatakan sudah, dan ia menyarankan agar AS tidak memberikan dulu

bantuan ke Indonesia sampai Indonesia memulai menata kembali negaranya. Ia

Page 24: 8/08/2001 12:40 WIB - gelora45.comgelora45.com/news/MisteriCIA_SeputarG30S.pdfAdakah yang janggal dalam peristiwa itu? Siapa saja yang sebenarnya terlibat versi CIA dalam tragedi tersebut?

menyebutkan bahwa Soekarno terang-terangan menentang setiap bantuan AS ke

Indonesia, dan hal ini secara diam-diam telah disampaikan pimpinan ABRI kepada

kami dan kepada Jepang. Mereka menyatakan, mereka menentang bantuan

apapun pada saat ini karena hanya akan menguntungkan Soekarno dan Subandrio.

Meski begitu, menurut Dubes kita seharusnya tetap berpikiran terbuka soal

bantuan kepada Indonesia.

Situasi bisa saja bertambah buruk dan kita bisa memberikan bantuan pangan atas

dasar kemanusiaan, juga untuk mencegah timbulnya huru-hara akibat kurang

pangan dan kerusuhan yang bisa membahayakan warga asing di Indonesia. Jika

Indonesia mulai mengambil langkah-langkah yang signifikan untuk memperbaiki

pemerintahan dan arahnya, maka menurut pendapat Dubes, kita harus siap

menawarkan bantuan, bisa lewat sebuah kesepakatan konsorsium atau badan

internasional seperti Bank Pembangunan Asia (ADB). Ringkasan Tindakan

Presiden menyatakan ia menghargai observasi ini dan ia menyerahkan kepada

Dubes untuk membuat detil rekomendasi mengenai waktu dan kondisi yang

memungkinkan Amerika Serikat memberikan bantuannya ke Indonesia.

9/08/2001 01:7 WIB

Misteri CIA di Seputar G 30S (10)

Cerita Adam Malik pada Dubes AS

Penulis : Rita Uli Hutapea

detikcom - Jakarta, Sadar langkahnya selalu ditunggu, ABRI mulai menambah

tenaga. Politisi sipil yang dekat dengan Soeharto, Adam Malik mengatakan rencana

terbaru ABRI pada Dubes AS. Dijamin, ABRI akan siap bergerak.

Kejadian itu, malam di awal Maret 1966. Dalam pertemuan dengan Dubes AS

Marshall Green itu, Adam Malik menceritakan bagaimana ABRI sudah siap

bergerak dengan dukungan 22 batalyon. Menurut Adam Malik, sikap antisipastif

ini dipicu tindakan Soekarno sendiri yang berniat memberhentikan Pangkobkamtib

Jenderal Soeharto.

Semula Green ragu. Soekarno bisa saja memcah ABRI dengan mengumpulkan pati

ABRI lainnya. Namun Adam Malik menjamin hal itu tak terjadi. ABRI dalam kondisi

solid. Apapun, demi mendengar ocehan ini, Dubes Green pun langsung mengirim

Page 25: 8/08/2001 12:40 WIB - gelora45.comgelora45.com/news/MisteriCIA_SeputarG30S.pdfAdakah yang janggal dalam peristiwa itu? Siapa saja yang sebenarnya terlibat versi CIA dalam tragedi tersebut?

telegram ke Washington. Berikut ceritanya.

Telegram dari Kedutaan AS di Indonesia ke Deplu AS Jakarta, 10 Maret 1966 No.

2536

1. Menteri Adam Malik, yang tampaknya amat bersemangat, berbeda dari yang

pernah saya lihat sebelumnya, mengatakan kepada saya ketika bertemu di

suatu tempat kemarin malam, bahwa situasi kini siap meledak.

ABRI katanya telah siap bergerak setiap waktu dengan menggunakan 22

batalyon tentara yang setia kepada Jenderal Nasution dan Soeharto di Jakarta

dan sekitarnya.

2. Saya katakan padanya saya mengerti bahwa Soekarno berencana

memberhentikan Soeharto, benarkah begitu? Ia menyatakan Presiden memang

berencana memberhentikan Soeharto dan Adjie; dan Malik berharap Soekarno

akan melakukan hal itu karena langkah ini jelas akan mendorong ABRI

bergerak melawan Presidium dan membawa perubahan yang telah lama

dinantikan.

3. Saya katakan bahwa dulu ketika ABRI tampaknya satu dalam tekadnya,

Soekarno mampu menggoyahkan mereka dengan memanggil semua jajaran

militer termasuk panglima-panglima wilayah dan membuat mereka setuju

pada sikapnya, akibatnya para panglima itu pun bingung menentukan

bagaimana sebenarnya sikap mereka. Pekan ini Soekarno telah mengadakan

pertemuan serupa itu, apakah sejarah akan kembali terulang?

4. Malik menjawab bahwa menurutnya hal itu tidak akan terjadi. Semua

panglima sekarang berdiri di belakang Soeharto, hanya tinggal menunggu

perintah darinya. Akan tetapi, ABRI tak akan mengambil langkah inisiatif

melawan Soekarno/Subandrio karena ABRI tak mau bersikap agresif, namun

tindakan ABRI akan berbentuk serangan balas. Para mahasiswa dan buruh

akan terus berdemonstrasi sampai Soekarno/Subandrio terprovokasi untuk

mengambil tindakan yang bisa dibenarkan ABRI untuk melakukan serangan

balas. Ini bisa berupa pemecatan Soeharto atau Adjie atau Sarwo Edhie atau

Mokoginta atau ketia pasukan Cakrabirawa menembaki mahasiswa. Contoh

bahwa Soekarno amat mungkin menjadi pemicu tindakan ABRI adalah ketika

ia dan Subandrio menginspeksi Departemen Luar Negeri yang diamuk massa

pada 9 Maret, Soekarno saat itu amat marah hingga ia memerintahkan

pasukan Cakrabirawa untuk menembak mahasiswa.

5. Malik juga mengatakan, staf muda Angkatan Udara juga kini terorganisir

menjadi tim yang mendukung gerakan anti-Presidium dan merencanakan

sabotase pesawat terbang yang terlibat dalam usaha pelarian menteri-menteri

Page 26: 8/08/2001 12:40 WIB - gelora45.comgelora45.com/news/MisteriCIA_SeputarG30S.pdfAdakah yang janggal dalam peristiwa itu? Siapa saja yang sebenarnya terlibat versi CIA dalam tragedi tersebut?

kabinet sayap kiri dari Jakarta.

6. Menurut Malik, sejauh ini elemen baru yang paling penting dalam situasi ini

dibanding sejak pertemuan kami sebulan lalu adalah gerakan mahasiswa

melawan Subandrio dan menteri-menteri kabinet sayap kiri. Mahasiswa ini

lebih kuat daripada semua partaidan mampu menarik banyak simpati dan

dukungan. Bahkan, gerakan anti-pemerintah yang ada sebelumnya tak ada

yang mampu menandingi besarnya dukungan terhadap mahasiswa. Apalagi,

aparat tentara dan polisi paling canggung untuk menembak demonstran

mahasiswa.

7. Terlebih lagi, serikat-serikat kerja juga mulai beraksi. Sebagian besar serikat

kerja akan mendukung mahasiswa dengan bersama-sama berunjuk rasa dan

melakukan mogok kerja yang dimulai pekan ini.

8. Saya menanyakan pada Malik apakah pemberhentian Nasution telah

mendatangkan masalah serius bagi ABRI. Menurutnya, tidak sama sekali.

Nasution yang terus mendapat dukungan di seluruh negeri, bisa bertindak

lebih efektif di belakang layar dibanding ketika ia masih di Departemen

Pertahanan. Nasution dan Soeharto tetap dekat namun lebih baik membiarkan

Soeharto berada di depan. Saya tanyakan bagaimana posisi Jenderal

Machmud (Panglima Kodam V yang bertanggung jawab atas wilayah Jakarta),

kata Malik ia jelas mendukung Soeharto.

9. Akhirnya dan yang terpenting, saya tanyakan Malik tentang situasi keamanan

umumnya atas pengaruhnya pada warga Amerika dan properti milik Amerika.

Saya sebutkan soal demo mahasiswa ke kantor Subandrio sudah tentu akan

mendorong Subandrio untuk membalas atau mengalihkan perhatian. Ia tak

bisa menjadikan ABRI atau mahasiswa sebagai target sasarannya, jadi amat

mungkin ia akan mengerahkan pasukannya melawan Kedutaan kami. Hal ini

sudah pernah terjadi dua kali dalam 2 minggu belakangan. Apalagi saya punya

laporan yang agak mengganggu bahwa Soekarno telah menunjukkan

kemarahannya yang bisa diarahkan ke Amerika. Ini berarti bahaya bagi

penduduk kami. Bagaimana menurut Malik?

10. Malik menjawab, memang tidak diragukan lagi Subandrio akan mencoba aksi

anti-Amerika. Akan tetapi, hal ini tak akan mendapat dukungan dari banyak

elemen di sini, dan ABRI sudah pasti akan maju melindungi warga Amerika.

Menurut Malik, evakuasi komunitas Amerika dari Jakarta tidaklah diperlukan,

namun ia menyarankan agar mereka sebisa mungkin tidak menampakkan diri,

terlebih selama minggu mendatang saat keadaan akan menjadi amat

menegangkan.

11. Saya katakan pada Malik sekali lagi bahwa saya berharap adanya hubungan

Page 27: 8/08/2001 12:40 WIB - gelora45.comgelora45.com/news/MisteriCIA_SeputarG30S.pdfAdakah yang janggal dalam peristiwa itu? Siapa saja yang sebenarnya terlibat versi CIA dalam tragedi tersebut?

baru antara pemerintahan kita, hubungan yang produktif dan bermanfaat dari

sudut pandang Indonesia, dan pentingnya mencegah terjadinya aksi

anti-Amerika. Jika itu sampai terjadi, akan menganggu hubungan kita dan

menghapus kesempatan untuk menjalin kerjasama dan persahabatan yang

menguntungkan. Ia menyatakan, dirinya sangat paham maksud saya. Ia

berpikiran yang sama. Menurutnya, ia kini lebih yakin bahwa segalanya akan

berjalan sesuai yang kita inginkan bersama.

12. Saya katakan pada Malik bahwa ia bebas menceritakan percakapan kami pada

Nasution dan Soeharto. Malik bilang ia akan melakukannya.

Marshall Green Dubes AS untuk RI

9/08/2001 02:3 WIB

Misteri CIA di Seputar G 30S (11)

Soekarno Nyaris Jatuh, AS Bersiap

Penulis : Rita Uli Hutapea

detikcom - Jakarta, Benar kata Adam Malik. Tanggal 11 Maret 1965, atas dasar

Supersemar, ABRI bergerak cepat. PKI dibubarkan. Tapi Soekarno belum jatuh.

Meski demikian, AS sudah menyiapkan langkah bila pemerintahan berganti.

Kesiapan AS ini terungkap dalam memorandum yang diberikan oleh Pembantu

Khusus Presiden Walt Rostow kepada Presiden AS Lyndon B. Johnson. Isinya

antisipasi yang akan menyusul kejatuhan Soekarno. Berikut dokumen tersebut.

Memorandum dari Pembantu Khusus Presiden (Rostow) kepada Presiden Johnson

Washington, 8 Juni 1966, pukul 14:35

Bapak Presiden: AS mengharapkan Anda membaca lampiran tulisan tentang

Indonesia. Ini merupakan ringkasan yang bagus tentang evolusi Indonesia dan

kebijakan kita sejak 1 Oktober tahun silam. Poin operasionalnya adalah: jika

Soekarno turun, kita akan menghadapi isu bantuan berikut:

Tambahan bantuan darurat

Penjadwalan ulang utang multilateral

Bantuan berjangka panjang (terutama Eropa, Jepang, multilateral, namun

mungkin juga beberapa bilateral AS).

Kemungkinan, beberapa bantuan kecil militer untuk latihan dan aktivitas sipil.

Perencanaan yang diajukan atas masalah ini sangat bagus, bahkan bagi para

Page 28: 8/08/2001 12:40 WIB - gelora45.comgelora45.com/news/MisteriCIA_SeputarG30S.pdfAdakah yang janggal dalam peristiwa itu? Siapa saja yang sebenarnya terlibat versi CIA dalam tragedi tersebut?

tokoh penting Kongres yang sudah diberitahukan soal ini. Sejauh ini, mereka

cukup simpatik. Belum ada keputusan yang diambil, kecuali Anda

berkehendak memberikan petunjuk.

Walt

9/08/2001 03:17 WIB

Misteri CIA di Seputar G 30S (12)

Pertemuan Soeharto-Dubes AS

Penulis : Rita Uli Hutapea

detikcom - Jakarta, Keberhasilan Soeharto menjadi pejabat presiden disambut

gembira. Tanpa sungkan, Soeharto pun menjalin kontak langsung dengan AS. Ia

bertemu dengan Dubes AS Marshall Green, 6 Juli 1967, 3 bulan setelah ia terpilih.

Berikut isi pertemuan tersebut, sebagaimana dilaporkan Marshall Green pada

Deplu AS.

Telegram dari Kedutaan AS di Indonesia ke Deplu AS Jakarta, 7 Juli 1967 No.114.

Perihal: Pertemuan dengan Soeharto Selama hampir tiga jam pertemuan dengan

Soeharto kemarin malam, saya coba menghilangkan keprihatinan Soeharto atas

prospek bantuan AS untuk tahun ini dan tahun mendatang.

Dalam percakapan juga dibahas masalah bantuan lainnya, MAP, investasi asing

dan isu kebijakan luar negeri. Pembicaraan kami mengenai Vietnam dan masalah

sensitif lainnya telah dilaporkan. Soeharto mendukung kebijakan kita atas Vietnam,

dan saya menilai, masalah lain juga begitu. Soeharto tampaknya moderat, sepaham

dan obyektif.

Tujuan utama percakapan saya dengannya adalah membangun basis untuk saling

bertukar pandangan lebih sering lagi dengan orang yang sudah hampir dipastikan

akan memimpin pemerintah Indonesia di masa mendatang. Namun tidak jelas

apakah saya berhasil mencapai tujuan ini. Hal ini akan tergantung pada hasil

konkrit pembicaraan kami, yakni tanggapan kita atas permintaannya.

Permintaan Soeharto untuk Dukungan AS

1. Soeharto mengawali pembicaraan dengan menjelaskan bahwa dirinya tidak

Page 29: 8/08/2001 12:40 WIB - gelora45.comgelora45.com/news/MisteriCIA_SeputarG30S.pdfAdakah yang janggal dalam peristiwa itu? Siapa saja yang sebenarnya terlibat versi CIA dalam tragedi tersebut?

meragukan niat baik kita pada Indonesia. Ia juga mengakui komitmen kita

yang mendunia dan masalah yang dihadapi pemerintah AS dalam memperoleh

bantuan lewat Kongres. Namun, ia dengan serius mempertanyakan apakah

kita telah memberikan prioritas yang cukup tinggi untuk Indonesia, mengingat

besarnya masalah Indonesia termasuk tantangan dari kekuatan pendukung

Soekarno. Bangsa Indonesia menghadapi masalah darurat yang memerlukan

langkah-langkah yang tidak seperti biasanya, dan bantuan AS sangatlah

dibutuhkan.

2. Soeharto mengatakan bahwa program kabinet Ampera dibentuk di atas

ekspektasi bantuan AS yang berkelanjutan. “Saya menganggap AS sebagai

teman terbaik kami, namun jika saya merasa tak pasti akan bantuan Anda,

maka saya akan membuat rencana lain.” Soeharto tidak menyinggung apakah

ia akan beralih ke Rusia atau hal seperti itu, namun ia menyatakan dirinya

akan membuat beberapa penyesuaian besar dalam rencana anggaran

pemerintah, yang akan menarik perhatian para pendukung Soeharto dan

kekuatan musuh lainnya di Indonesia. Akibatnya pemerintah bisa saja dalam

bahaya dan kerusakan bisa amat parah.

3. Posisi AS -- Saya katakan bahwa saya gembira karena ia tidak meragukan motif

kami. Saya tahu banyak rumor tidak benar yang beredar mengenai posisi kami.

Saya sudah sejak lama ingin menemui Soeharto, hanya untuk menjelaskan

kepadanya bahwa kita sepenuhnya mendukung pemerintahannya dan bahwa

kita berupaya untuk mempertahankan orde baru di bawah kepemimpinannya.

Ia adalah orang yang bisa membawa Indonesia

melalui masa-masa sulitnya, dan kami mengagumi kemoderatannya,

kepraktisannya, dedikasinya akan kebutuhan rakyat, dan keinginan untuk

menyeimbangkan elemen militer dan sipil dalam pemerintah. Saya juga

menyampaikan penghargaan kita yang setinggi-tingginya atas para penasihat

tinggi urusan ekonomi dan luar negerinya. Saya katakan memang ada

perbedaan antara sesama teman tapi hal ini tak seberapa dibandingkan kerja

sama dan minat kita yang sama. Mengenai Bantuan CY'67 l1 Tentang program

CY'67 kita, saya ingatkan Soeharto bahwa bantuan AS akan melibatkan PL480

dan pinjaman impor. Saya yakin kita tak akan memaksakan PL480 yang tidak

dibutuhkan pada pemerintahannya, namun telah menjadi kesimpulan kami

bahwa kapas mentah akan dibutuhkan pada akhir tahun ini. Jika pemerintah

Indonesia tidak setuju, tentu saja masalah ini akan dibahas lebih lanjut oleh

para pakar kami. Jika beras yang dipersoalkan, saya berwenang

memberitahukan padanya bahwa kita sangat menyadari kebutuhan Indonesia,

dan paling cepat pada musim panen tahun ini, dimulai bulan ini, kami akan

Page 30: 8/08/2001 12:40 WIB - gelora45.comgelora45.com/news/MisteriCIA_SeputarG30S.pdfAdakah yang janggal dalam peristiwa itu? Siapa saja yang sebenarnya terlibat versi CIA dalam tragedi tersebut?

beritahukan apakah kami

bisa membantu.

4. Soeharto lagi-lagi mendesak - sebelumnya lewat Jenderal Sudjono dua minggu

lalu - agar kita memberikan sebanyak mungkin beras PL480 tahun kalender

ini. Hal ini sangat dibutuhkan mendesak. (Ia tidak menyebutkan kemungkinan

menerima 76.000 ton butir beras yang telah disampaikan kepada Widjoyo

dalam perundingan Washington kemudian).

5. Soeharto menyatakan, ia ingin menjelaskan bahwa pemerintah Indonesia

menyambut penjualan PL480, tidak hanya beras, tapi juga kapas dan bahkan

ia akhirnya berminat akan gandum. Ia berharap bisa mengubah pola makan

nasional, dimulai dari Jakarta, sehingga roti bisa menggantikan nasi pada

menu sarapan pagi. Ia menyatakan, bahwa untuk keseimbangan CY'67,

Indonesia hanya membutuhkan beras PL480 dan pinjaman impor dolar. (No

8-13 tidak jelas)

6. Saya yakin Soeharto tidak memiliki kecurigaan apapun atas dukungan kita

pada Nasution, negara Islam ataupun omongan kosong lainnya. Kecurigaan ini

tidak diragukan lagi sudah dilebih-lebihkan oleh beberapa pejabat Soeharto,

namun hal ini sudah diatasi dalam pembicaraan terakhir saya dengan

Jenderal Sudjono, Sumitro dan Hartono. Saya bisa melihat awal sebuah

pengertian dengan Soeharto, meski saya belum bisa tahu kemana

arahnya. Yang jelas, tindakan yang responsif atas permintaan Soeharto yang

masuk akal ini, akan banyak membantu mengatasi masalah komunikasi kita

dengan Soeharto.

Marshall Green

9/08/2001 04:6 WIB

Misteri CIA di Seputar G 30S (13)

US$ 325 Juta Buat Soeharto

Penulis : Rita Uli Hutapea

detikcom - Jakarta, AS menepati janjinya mendukung pemerintahan Soeharto.

Begitu resmi menjabat presiden, AS langsung menyiapkan dana bantuan dari IMF

yang besarnya mencapai US$ 325 juta.

Namun agaknya, AS masih berhitung pula. Dalam dokumen khusus yang

Page 31: 8/08/2001 12:40 WIB - gelora45.comgelora45.com/news/MisteriCIA_SeputarG30S.pdfAdakah yang janggal dalam peristiwa itu? Siapa saja yang sebenarnya terlibat versi CIA dalam tragedi tersebut?

disampaikan Pembantu Presiden AS Walt Rostow kepada Presiden Lyndon B.

Johnson terungkap, AS tak akan bersedia memberikan bantuan US$ 325 juta itu

mentah-mentah. Akan dibuat skema dimana AS dan Jepang, hanya akan

menyumbang sepertiga dari jumlah itu. Sisanya disokong oleh negara lain. Berikut

isi dokumen tersebut.

Memorandum dari Pembantu Khusus Presiden (Rostow) kepada Presiden Johnson

Washington, 18 Juni 1968, pukul 18:35

Perihal: Bantuan Untuk Indonesia Dana Moneter Internasional (IMF) menyiapkan

US$ 325 juta sesuai yang dibutuhkan Indonesia untuk bantuan luar negeri selama

tahun kalender 1968.

Kami menyusun formula dimana AS dan Jepang akan menyediakan sepertiga dari

kebutuhan tersebut, dan sisanya akan disumbangkan bangsa-bangsa lain.

Pemerintah Jepang tampak sedikit lamban tahun ini, namun tampaknya mereka

akan memenuhi bagian mereka sebesar US$ 110 juta. Donatur lainnya tampaknya

tak akan memberikan lebih dari US$ 80 juta kepada Indonesia.

Kebutuhan Indonesia kini menjadi amat besar. Banyak program stabilisasi yang

gagal dijalankan. Pada kuartal pertama tahun ini, laju inflasi hampir 60 persen,

sebagian besar dikarenakan tidak mencukupinya bahan pangan. Jika keadaan

masih terus berlangsung sampai tahun depan, pemerintahan dalam bahaya.

Untuk itu, IMF dan Bank Pembangunan Asia (ADB) telah menyerukan bantuan

makanan ke Indonesia, jauh melebihi angka US$ 325 juta, sebelumnya.

Masalahnya, bagaimana membantu Indonesia memenuhi kebutuhannya, termasuk

bantuan makanan darurat, tanpa mengganggu formula sepertiga tersebut (yang

populer di Kongres dan terbukti ampuh menekan donatur lain untuk

melaksanakan kewajiban mereka).

Kami menawarkan 350 ribu ton (US$ 46 juta) tepung terigu untuk segera

dikirimkan. Namun sulit mengatakan berapa banyak yang bisa digunakan

Indonesia selama 1968.

Untuk itu, masuk akal bila memisahkan bantuan ini dari kesepakatan mengenai

bantuan kita tahun 1968 dan di luar formula sepertiga tadi. Dengan cara ini, kita

bisa menawarkan US$ 156 juta bantuan sekarang. Ini secara psikologis sangat

penting untuk meningkatkan keyakinan pemerintah Indonesia dan meyakinkan

Page 32: 8/08/2001 12:40 WIB - gelora45.comgelora45.com/news/MisteriCIA_SeputarG30S.pdfAdakah yang janggal dalam peristiwa itu? Siapa saja yang sebenarnya terlibat versi CIA dalam tragedi tersebut?

masyarakat bisnis Indonesia bahwa sumber daya akan tersedia untuk menghindari

inflasi spiral lainnya pada akhir tahun ini. Selain gandum, paket kita terdiri dari:

200.000 ton beras, senilai US$ 41 juta;

160.000 bales kapas mentah dan sejumlah 70.000 bales cotton yarn senilai

US$ 44 juta;

bantuan pinjaman pembangunan AID senilai US$ 25 juta

totalnya US$ 110 juta, sepertiga bagian kita yang harus disediakan.

Sebagai tambahan, Bill Gaud dan Orville Freeman ingin mengatakan pada Soeharto

bahwa kita akan mempertimbangkan tambahan 100 ribu ton beras dan tambahan

80 ribu bales kapas pada musim gugur mendatang. Ini akan sangat berarti bagi

Soeharto untuk menyingkirkan kekhawatiran akan kekurangan beras selama

periode kritis Januari-Maret.

Menteri Fowler tidak keberatan dengan paket ini. Namun begitu, ia yakin kita

hendaknya tetap mendesak donatur lain untuk memberikan bantuannya. Kami

menyampaikan paket tahun 1968 secara keseluruhan (supaya Anda bisa

menilainya lebih baik) dan Anda sebenarnya telah memberikan persetujuan atas

paket senilai US$ 60 juta pada Januari lalu.

Yang kami minta Anda untuk memberikan persetujuannya adalah program PL-480

senilai US$ 98 juta (US$ 35 juta pada gandum, US$ 33 juta pada kapas, dan US$

30 juta pada beras). Orang-orang saya (Marshall Wright dan Ed Hamilton)

membantu menyusun paket ini. Saya rasa ini bagus. Bob McNamara baru saja

kembali dari Indonesia dan merasa hal ini sangat penting untuk kita laksanakan

tanpa ditunda-tunda lagi. Menurutnya paket ini sangat mendesak dan penting bila

Soeharto ingin diselamatkan, dan ia yakin bahwa Soeharto memang layak

diselamatkan.

Saya menyarankan Anda untuk menyetujui program PL-480 senilai US$ 98 juta,

dan memberikan wewenang pejabat kita di Jakarta untuk memberitahukan kepada

Soeharto bahwa kita akan mempertimbangkan tambahan beras dan kapas pada

musim gugur mendatang.

Walt Setuju*

Tidak setuju

Hubungi saya Tanda (*) menunjukkan presiden AS sudah setuju.

Page 33: 8/08/2001 12:40 WIB - gelora45.comgelora45.com/news/MisteriCIA_SeputarG30S.pdfAdakah yang janggal dalam peristiwa itu? Siapa saja yang sebenarnya terlibat versi CIA dalam tragedi tersebut?

9/08/2001 04:12 WIB

Misteri CIA di Seputar G 30S (14)

Korban Penumpasan PKI 105 Ribu

Penulis : Rita Uli Hutapea

detikcom - Jakarta, Buntut dari tudingan keterlibatan PKI pada G 30S, para

simpatisan dan anggota PKI diburu masyarakat dan ABRI. Beberapa pihak

menyebut sebagai episode pembantaian karena banyaknya korban. Berapa

sebenarnya jumlah korban?

Ada sebuah dokumen pemerintah AS yang sedikit mengintip perihal tersebut.

Angka resmi memang tak penah disebutkan, namun seorang pejabat Deplu AS,

selama 1965-1966 sempat melakukan penelitian. Hasilnya, ia menyebut angka 105

ribu orang tewas. Di bawah ini adalah isi dokumen tersebut.

Catatan Editorial Kedutaan AS di Jakarta memiliki keterbatasan dalam laporannya

mengenai peristiwa yang terjadi di luar Jakarta tentang kondisi yang diawali oleh

adanya konflik antara PKI di satu pihak dan ABRI serta kekuatan anti-komunis di

pihak lain.

Dalam telegramnya tanggal 27 Oktober 1965, Kedutaan menyebutkan soal

banyaknya laporan tentang semakin tidak amannya keadaan dan pertumpahan

darah yang kerap terjadi di Jawa Tengah, namun tidak bisa dipastikan apakah itu

disebabkan oleh gerakan PKI yang coba melakukan sabotase.

Pada 28 Oktober, Country Team Kedutaan menganalisa situasi dan mengirimkan

tanggapannya. Meski laporan-laporan itu menekankan tentang berbahayanya

situasi di Jawa Tengah, Jawa Timur, Bandung dan Jakarta, Country Team tak bisa

menyatakan apakah insiden itu merupakan aksi komunis setempat atau sebuah

permulaan dari tindakan teror dan sabotase yang terkoordinir.

Laporan Kedutaan juga menyimpulkan bahwa Indonesia tengah menuju 'periode

chaos' karena PKI memiliki kekuatan dan persenjataan yang tangguh, dan

tampaknya ini diseimbangkan oleh ABRI. Pada akhir Oktober 1965, Kedutaan

mulai menerima laporan pembunuhan dan kekejaman terhadap anggota PKI.

Page 34: 8/08/2001 12:40 WIB - gelora45.comgelora45.com/news/MisteriCIA_SeputarG30S.pdfAdakah yang janggal dalam peristiwa itu? Siapa saja yang sebenarnya terlibat versi CIA dalam tragedi tersebut?

Pada 29 Oktober, Kedutaan mendapat laporan bahwa warga Aceh memenggal

kepala anggota PKI dan meletakkannya di tongkat di sepanjang jalan. Tubuh

mereka kemudian dilemparkan ke sungai atau laut karena rakyat Aceh tak mau

tubuh mereka mengkontaminasi tanah Aceh.

Pada 8 November, Kedutaan mendapat laporan bahwa di Sumatra Utara dan Aceh,

ABRI dengan dibantu organisasi pemuda IP-KI dan elemen anti-komunis lainnya

kian gencar melakukan penumpasan dengan angka pembunuhan yang dilaporkan

cukup besar.

Pada 13 November, Kedutaan memiliki laporan dari kepala kepolisian setempat

bahwa sekitar 50 sampai 100 orang anggota PKI dibunuh setiap malamnya di Jawa

Tengah dan Jawa Timur oleh pasukan sipil anti-komunis dengan dukungan dari

ABRI. Seorang misionari di Surabaya melaporkan bahwa 3.500 anggota dan

simpatisan PKI dibunuh di Kediri antara 4 dan 9 November dan sebanyak 300

orang dibunuh di Paree, 30 kilometer sebelah barat daya Kediri.

Laporan-laporan serupa terus masuk sampai enam bulan pertama tahun 1966.

Pada airgram-nya tanggal 25 Februari 1966, Kedutaan melaporkan perkiraan

angka total kematian anggota PKI dan simpatisannya di bali mencapai 80.000

orang. Angka kematian yang tinggi itu dipicu oleh konflik antara PKI dan Partai

Nasional Indonesia (PNI), juga karena masalah pribadi dan perseteruan kelompok

yang memang kerap terjadi di sana.

Perlahan-lahan Kedutaan mulai menyadari bahwa Indonesia sedang mengalami

upaya penghapusan pengaruh PKI secara besar-besaran dan pembunuhan itu juga

dipicu oleh konflik etnik dan agama. Kedutaan tak bisa menyampaikan angka pasti

berapa jumlah penduduk Indonesia yang telah menjadi korban pembunuhan

dalam kampanye melawan PKI ini. Kebenaran tak akan pernah diketahui.

Bahkan pemerintah Indonesia sendiri tak memiliki kepastiannya. Kedutaan

mengakui, "Sejujurnya kami tidak tahu apakah angka pastinya mendekati 100.000

atau 1.000.000 tapi kami percaya, lebih baik memberikan perkiraan yang lebih

kecil, khususnya jika ditanyakan oleh media.

Pada tahun 1970, pejabat urusan luar negeri Richard Cabot Howland, seorang

pejabat di Kedutaan AS di Indonesia pada tahun 1965 dan 1966, menerbitkan

Page 35: 8/08/2001 12:40 WIB - gelora45.comgelora45.com/news/MisteriCIA_SeputarG30S.pdfAdakah yang janggal dalam peristiwa itu? Siapa saja yang sebenarnya terlibat versi CIA dalam tragedi tersebut?

sebuah artikel Studies in Intelligence. dalam artikelnya, Howland membicarakan 3

kesalahan konsepsi yang populer saat itu: bahwa ABRI didorong untuk melawan

PKI oleh pasukan AS di Vietnam, bahwa Cina berada di balik usaha kudeta 30

September, dan bahwa sekitar 350 ribu sampai 1,5 juta anggota PKI dibunuh

sebagai balasan atas kudeta 30 September.

Howland menjabarkan bahwa atas usahanya sendiri, ia mengumpulkan informasi

dari warga Indonesia pada tahun 1966, dan kesulitannya dalam memperoleh

jawaban yang akurat dan data-data. Menurutnya, angka kematian anggota PKI

dilebih-lebihkan oleh pejabat dan warga Indonesia untuk menunjukkan sentimen

anti-PKI mereka kepada otoritas baru anti-komunis di Indonesia. Ia menyebutkan

bahwa dirinya menerima data-data dari seorang Letkol di KOTI Bagian Urusan Aksi

Sosial dan memastikan bahwa data itu akurat karena diperolehnya langsung dari

laporan di lapangan.

Menurutnya, total 50 ribu anggota PKI tewas di Pulau Jawa; 6 ribu tewas di Bali; 3

ribu tewas di Sumatra Utara. Menurut Howland, ia agak ragu dengan metode Letkol

tersebut namun bisa menerima estimasinya, dan dengan menggabungkannya

dengan data yang dia peroleh sendiri, hasilnya sebanyak 105 ribu anggota PKI

tewas.