8. bab ii
DESCRIPTION
tinjauan pustakaTRANSCRIPT
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
2.1. Tinjauan Pustaka
2.1.1. Pemeliharaan
2.1.1.1. Pengertian Pemeliharaan (Maintenance)
Pemeliharaan merupakan suatu fungsi dalam suatu perusahaan yang sama
pentingnya dengan fungsi-fungsi lain seperti produksi. Hal ini karena apabila kita
mempunyai peralatan atau fasilitas, maka biasanya kita selalu berusaha untuk
tetap mempergunakan peralatan atau fasilitas tersebut. Dalam usaha untuk dapat
menggunakan terus peralatan atau fasilitas tersebut agar kontinuitas produksi
dapat terjamin, maka dibutuhkan kegiatan-kegiatan pemeliharaan yang meliputi
kegiatan pengecekan, dan perbaikan atas kerusakan-kerusakan yang ada serta
penyesuaian atau pergantian spare part atau komponen yang terdapat pada
peralatan atau fasilitas tersebut. Semua kegiatan ini sebenarnya merupakan tugas
dari bagian peranan bagian tidak hanya untuk menjaga agar perusahaan tetap
bekerja dan produk dapat diproduksi atau dapat diserahkan kepada pelanggan
tepat pada waktunya, akan tetapi untuk menjaga agar perusahaan dapat bekerja
secara efisien dengan menekan atau mengurangi kemacetan-kemacetan menjadi
sekecil mungkin. Jadi bagian mempunyai peranan yang sangat menentukan dalam
kegiatan produksi dari suatu perusahaan.
7
8
Dalam masalah pemeliharaan ini perlu diperhatikan bahwa sering terlihat
dalam suatu perusahaan kurang diperhatikan bidang pemeliharaan (maintenance)
ini, sehingga terjadilah kegiatan pemeliharaan yang tidak teratur. Peranan penting
dari kegiatan baru diingat setelah mesin-mesin atau fasilitas yang dimiliki rusak
dan tidak dapat berjalan sama sekali. Hendaknya kegiatan harus dapat menjamin
bahwa selama proses produksi berlangsung, tidak akan terjadi kemacetan-
kemacetan yang disebabkan oleh mesin atau fasilitas produksi.
Menurut Sofjan Assuari (2008 : 134) pemeliharaan dapat diartikan sebagai
kegiatan untuk menjaga atau memelihara fasilitas atau peralatan dan mengadakan
perbaikan atau penyesuaian dan bahkan pergantian yang diperlukan supaya
terdapat suatu keadaan operasi produksi yang memuaskan sesuai dengan apa yang
direncanakan.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pemeliharaan
merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menjaga peralatan dan fasilitas dalam
suatu perusahaan agar tetap baik, sehingga perusahaan dapat tetap
mempertahankan produktifitasnya.
Jadi dengan adanya kegiatan pemeliharaan, maka fasilitas atau peralatan
perusahaan dalam melakukan produksinya dapat dipergunakan sesuai dengan
rencana, dan tidak mengalami gangguan selama proses atau selama peralatan dan
fasilitas dipergunakan atau selama jangka waktu yang belum ditentukan.
9
Menurut Sofjan Assauri (2008 : 134) tujuan utama dari fungsi pemeliharaan
adalah :
1. Kemampuan produksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana produksi
2. Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang dibutuhkan oleh produk itu sendiri dan bagian produksi yang tidak terganggu.
3. Untuk membantu mengurangi pemakain dan penyimpangan yang diluar batas dan menjaga modal yang diinvestasikan dalam perusahaan selama waktu yang ditentukan sesuai dengan kebijakan perusahaan mengenai investasi tersebut.
4. Untuk mencapai tingkat biaya pemeliharaan serendah mungkin, dengan melaksanakan kegiatan pemeliharaan secara efektif dan efisien keseluruhannya.
5. Memelihara kegiatan pemeliharaan yang dapat membahayakan keselamatan para pekerja.
6. Mengadakan suatu kerja sama yang erat dengan fungsi-fungsi utama lainnya dari suatu perusahaan dalam rangka untuk mencapai tujuan utama perusahaan, yaitu tingkat keuntungan yang sebaik mungkin dan total biaya yang terendah.
2.1.1.2. Jenis-Jenis Pemeliharaan (maintenance)
Ada beberapa jenis pemeliharaan yang dilakukan oleh setiap perusahaan,
menurut Sofjan Assauri (2008 : 134) jenis pemeliharaan dibedakan menjadi dua
macam, yaitu :
1. Pemeliharaan Pencegahan (Preventive Maintenance)
2. Pemeliharaan Perbaikan (Corrective atau Breakdown Maintenance)
Ad. 1 Pemeliharaan Pencegahan (Preventive Maintenance)
Merupakan kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan untuk
mencegah timbulnya keruskan-kerusakan yang tidak terduga dan
menemukan kondisi atau keadaan yang dapat menyebabkan fasilitas
10
produksi mengalami kerusakan pada waktu digunakan dalam proses
produksi. Dari penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa preventive
maintenance dilakukan untuk mencegah kerusakan pada mesin.
Dalam preventive maintenance dibedakan menjadi dua jenis yaitu :
a. Routine Maintenance
Dimana kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan
secara rutin misalnya setiap hari.
b. Periodic Maintenance
Kegiatan pemeliharaan yang dilakuka secara periodic atau
dalam jangka waktu tertentu. Contohnya setiap minggu sekali,
lalu meningkat sebulan sekali, dan setiap satu tahun sekali, dan
seterusnya. Ataupun dapat puladilakukan dengan memakai
lamanya jam kerja mesin atau fasilitas produksi.
Ad. 2 Pemeliharaan Perbaikan (Corrective atau Breakdown Maintenance)
Kegiatan pemeliharaan atau perawatan yang dilakukan setelah terjadinya
suatu kerusakan atau kelainan pada fasilitas atau peralatan sehingga tidak
dapat berfungsi dengan baik, kegiatan ini sering disebut dengan kegiatan
perbaikan atau reparasi.
Jadi dalam pemeliharaan perbaikan (Breakdwon Maintenance atau
Corrective Maintenance) sifatnya hanya menunggu sampai kerusakan
terjadi dulu, baru kemudian diadakan perbaikan. Maksud dari tindakan ini
11
agar fasilitas atau peralatan tersebut dapat digunakan dalam kondisi seperti
semula
Menurut Sofjan Assauri (2008 : 140) mengungkapkan unsur-unsur
perbaikan adalah sebagai berikut :
1. Merasakan (Feeling)2. Pemeriksaan (Inspection)3. Pengencangan (Tighten)4. Pembersihan (Cleaning)5. Penyetelan (Adjustment)6. Pelumasan (Lubrication)
Add 1. Merasakan (Feeling)
Merasakan sejauh mana kerusakan dialami, dan merasakan baik dilakukan
oleh operator ataupun bagian tekhnisi perbaikan
Add 2. Pemeriksaan (Inspection)
Pemeriksaan merupakan suatu kegiatan yang penting untuk menjaga
fasilitas dan peralatan operasi dalam kondisi yang baik. Pemeriksaan dapat
dilakukan secara visual atau menggunakan alat ukur. Pelaksanaan
pemeriksaan perlu disusun dan terjadwal secara lengkap dan rutin untuk
menjaga kondisi dalam keadaan yang baik.
Add 3. Pengencangan (Tighten)
Pengencangan ini dilakukan terhadap bagian yang longgar akibat adanya
getaran dan gesekan pada saat fasilitas atau peralatan sedang
dipergunakan.
12
Add 4. Pembersihan (Cleaning)
Kegiatan pembersihan ini dilakukan untuk mencegah kerusakan,
disamping kerusakan lainnya yang segera dapat di ketahui bila terjadi
kerusakan pada sebagian fasilitas atau peralatan tertentu saja.
Add 5. Penyetelan (Adjustmen)
Penyetelan dilakuakan bila ada salah satu bagian yang cara kerja tidak
stabil dan dapat mengakibatkan kerusakan pada fasilitas maupun peralatan
operasi. Hal ini biasanya terjadi setelah melakukan pemasangan pada salah
satu bagian yang baru diperbaiki.
Add 6. Pelumasan (Lubrication)
Kegiatan ini dilakukan untuk mencegah terjadinya laju keausan dan
kerusakan yang terlalu cepat dari perhitungan penyusutan mesin
seharusnya, sehingga dapat mencegah pengeluaranyang besar untuk biaya
perbaikan maupun kerugian pada kerusakan.
2.1.1.3. Tujuan Pemeliharaan
Bagi setiap perusahaan menjadi hal penting yang paling menentukan
terhadap kelancaran setiap operasional perusahaan. Awal kegiatan operasional
dimulai dari pemeliharaan mesin atau pealatan perusahaan agar dapat menjaga
kesiapan peralatan atau mesin dalam keadaan layak digunakan.
13
Adapun tujuan pemeliharaan sebagai berikut :
a. Kemampuan operasi agar dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan harapan
perusahaan.
b. Untuk menjaga fasilitas-fasilitas yang dimiliki perusahaan berada pada
tingkat yang tepat dan kegiatan operasional perusahaan tidak terganggu.
c. Untuk mencapai biaya pemeliharaan serendah mungkin, dengan
melaksanakan kegiatan pemeliharaan secara efektif dan efisien seluruhnya.
d. Menghindari kegiatan maintenanace yang dapat membahayakan keselamatan
para pekerja.
e. Mengadakan suatu kerja sama yang erat dengan fungsi-fungsi utama lainnya
dari suatu perusahaan yaitu keuntungan yang sebaik mungkin dengan total
biaya yang rendah.
2.1.1.4. Tugas-Tugas atau Kegiatan Pemeliharaan (Maintenance)
Peranan pemeliharaan (Maintenance) tidak hanya untuk menjaga agar
perusahaan atau pabrik dapat tetap bekerja dan produktivitas maksimala akan
tetapi juga untuk menjaga agar perusahaan atau pabrik dapat efesien dalam
bekerja dengan menekan atau mengurangi kemacetan-kemacetan menjadi sekecil
mungkin.
Dalam setiap operasi maupun produksi yang dilakukan tidak terlepas
dengan langkah-langkah untuk melakukan kegiatan tersebut maksimal. Adapaun
14
tugas dan kegiatan pemeliharaan (maintenance) yang dpat digolongkan oleh
Sofjan Assuari (2008 : 140) menjadi :
1. Inspeksi (Inspection)2. Kegiatan Teknik (Engineering)3. Kegiatan Produksi (Production)4. Pekerjaan Administrasi (Clerical Work)5. Pemeliharaan Bangunan (House Keeping)
Ad. 1. Inspeksi (inspection)
Kegiatan pemeriksaan secara rutin pada fasilitas dan peralatan yang
mendukung kegiatan operasi atau produksi secara maksimal. Maksud dari
kegiatan pemeriksaan ini demi tercapainya kelancaran produksi maupun
operasi.
Ad. 2. Kegiatan Teknik (Engeneering)
Kegiatan percobaan atas peralatan pabrik yang baru dibeli, pengembangan
peralatan yang perlu diganti dan penelitian terhadap kemungkinan untuk
pengembangan. Dalam kegiatan ini harus mampu menyelidiki sebab-sebab
terjadinya kerusakan pada peralatan tertentu dan usaha untuk mengawasi.
Ad. 3. Kegiatan Produksi (production)
Kegiatan pemeliharan (maintenance) yang sebenarnya yaitu memperbaiki
kerusakan pada peralatan. Kegiatan ini dimaksudkan agar kegiatan
peralatan dpat berjalan sesuai dengan rencana dan untuk diperlukan usaha
perbaikan segera jika terdapat kerusakan pada peralatan.
15
Ad. 4. Pekerjaan Administrasi (Clerical Work)
Kegiatan yang behubungan dengan pencatatn biaya-biaya yang terjadi
dalam melakukan pekerjaan pemeliharaan (maintenance) dan biaya-biaya
yang berhubungan dengan pemeliharaan (maintenance), komponen yang
dibutuhkan tentang apa yang telah dikerjakan, waktu dilakukannya
inspeksi, dan perbaikan serta lamanya perbaikan tersebut. Kegiatan ini
termasuk penyusunan rencana dari jadwal untuk pemeliharaan peralatan
atau kejadian-kejadian yang penting dari bagian pemeliharaan
(maintenance).
Ad. 5. Pemeliharaan Bangunan (House Keeping)
Kegiatan untuk menjaga agar gedung tetap terpelihara dan pemeliharaan
peralatan lain yang tidak termasuk kegiatan teknik dan produksi operasi
bagian pemeliharaan (maintenance).
2.1.2. Pengendalian Kualitas
2.1.2.1. Pengertian Pengendalian Kualitas
Dengan demakin banyaknya perusahaan yang berkembang di indonesia ini,
maka bagi manajemen, kualitas produk menjadi lebih penting dari sebelumnya.
Persaingan yang sangat ketat menjadikan pengusaha semakin menyadari
pentingnya kualitas produk agar dapat bersaing dan mendapat pangsa pasar yang
lebih besar. Perusahaan membutuhkan suatu cara yang dapat mewujudkan
terciptanya kualitas yang baik pada produk yang dihasilkan serta menjaganya agar
16
tetap sesuai dengan tuntutan pasar yaitu dengan menerapkan sisitem pengendalian
kualitas aktifitas proses yang dijalani.
Pengendalian kualitas merupakan falsafah yang memantapkan dan menjaga
lingkungan yang menghasilkan perbaikan terus menerus pada kualitas dan
produktifitas di seluruh aktifitas perusahaan, pemasok, dan jalur distribusi.
Perbaikan menyeluruh yang terus menerus disetiap fungsi mulai dari perencanaan
sampai dengan pelayanan dilapangan.
Menurut Agus Ahyari (2001 : 238) pengendalian kualitas merupakan suatu
aktivitas untuk menjaga dan mengarahkan agar kualitas produk perusahaan dapat
dipertahankan sebagaimana yang telah direncanakan, sehingga aktivitas ini
merupakan suatu kegiatan yang terpadu dalam perusahaan untuk menjaga dan
mengarahkan kualitas produk sesuai dengan yang telah direncanakan.
Menurut Al Fakhri (2010 : 7) mengemukakan dalam menjalankan aktifitas,
pengendalian kualitas merupakan salah satu teknik yang perlu dilakukan mulai
dari sebelum proses produksi berjalan, pada saat proses produksi, sehingga proses
produksi berakhir dengan menghasilkan produk berapa barang atau jasa yang
sesuai dengan standar yang diinginkan dan direncanakan, serta memperbaiki
kualitas produk yang belum sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dan
sedapat mungkin mempertahankan kualitas yang telah sesuai.
Maka penulis menyimpulkan sudah seharusnya suatu perusahaan
menerapkan sistem pengendalian kualitas dalam manajemen agar dapat menjaga
kualitas produk perusahaan dan mempertahankan sebagaimana yang telah
17
direncanakan, karena persaingan sangat ketat menjadikan perusahaan harus
semakin menyadari pentingnya kualitas produk agar dapat bersaing dan
mendapatkan pangsa pasar yang lebih besar lagi, serta memperbaiki kualitas
produk yang belum sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
2.1.2.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengendalian kualitas
Menurut Suyadi Prawirosentono (2007;72), terdapat beberapa faktor-
faktor yang mempengaruhi pengendalian kualitas yang dilakukan oleh
perusahaan adalah sebagai berikut :
1. Pengawasan.2. Pengujian.3. Kualitas prima.
Ad.1. Pengawasan
Adalah suatu teknik dan aktivitas/tindakan yang terencana yang dilakukan
untuk mencapai, mempertahankan dan meingkatkan kualitas suatu produk
dan jasa agar sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dan dapat
memenuhi kepuasan konsumen.
Ad.2. Pengujian
Merupakan kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk menguji atau
mengawasi kegiatan proses produksi atau agar barang yang dihasilkan
lebih baik sesuai dengan kebijakan yang di tetapakan suatu perusahaan.
Ad.3. Kualitas prima
18
Adalah menjamin barang atau produk yang dihasilkan dapat
dipertanggung jawabkan oleh suatu perusahaan agar kualias akhir dari
produk mengahsilkan standar kualitas yang prima sesuai dengan
kebijakan perusahaan.
Pengendalian kualitas memiliki hubungan yang kuat terhadap
produktivititas perusahaan, karena mempunyai peranan dalam kegiatan produksi
perusahaan, dimana definisi atau faktor- faktor yang mempengaruhi
produktivitas perusahaan, faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas
adalah sebagai berikut :
1. Kualitas akhir.2. Kemampuan manajemen.3. Efesiensi.
Ad.1. Kualias akhir
Adalah kualitas dari produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan apakah
sesuai dengan kebijakan dari perusahaan atau tidak, sehingga berpengaruh
terhadap produktivitas perusahaan.
Ad.2. Kemampuan manajemen
Bagaimana perusahaan mengelola atau mengawasi proses produksi agar
berjalan dengan baik dan sesuai dengan yang diharapkan perusahaan.
Ad.3. Efesiensi
untuk mendapatkan jaminan bahwa kualitas produk atau jasa yang
dihasilkan sesuai dengan standar kualitas yang telah ditetapkan dengan
19
mengeluarkan biaya yang ekonomis atau serendah mungkin. Agar biaya
yang dikeluarkan perusahaan bisa lebih efektif dan efisien.
Produktivitas adalah sebagai ukuran pertumbuhan ekonomi yang
membandingkan beberapa banyak yang dihasilkan oleh suatu sistem dengan
sumberdaya yang dibutuhkan untuk memproduksinya.
1.Keunikan2.Desain produk3.Jaminan kualitas4.Harga terjangkau5.Kreatifitas karyawan6.Pelatihan7.Produk tidak mudah ditiru8.Bahan baku9.Hubungan baik dengan pemasok
2.1.2.3. Manfaat pengendalian kualitas
Manfaat pengendalian kualitas adalah perbaikan yang berkesinambung pada
produk untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, memberikan keberhasilan usaha,
dan mengendalikan investasi pada pemegang saham dan pemilik perusahaan
untuk memastikan bahwa sistem menghasilkan kualitas yang diharapkan maka
perlu dilakukan pengendalian proses yang sering kali dengan cara pengawasan
atau inspeksi yaitu jalan untuk memastikan bahwa sebuah operasi menghasilkan
tingkat kualitas yang diharapkan.
2.1.2.4. Tujuan Pengendalian Kualitas
Tujuan pengendalian kualitas menurut Sofjan Assauri (2004 : 210) adalah :
1. Agar barang hasil produksi dapat mencapai standar kualitas yang telah
ditetapkan.
20
2. Mengusahakan agar biaya inspeksi dapat menjadi sekecil mungkin.
3. Mengusahakan agar biaya desain dari produk dan proses denga
menggunakan kualitas produksi tertentu dapat menjadi sekecil mungkin.
4. Mengusahakan agar biaya produksi dapat menjadi serendah mungkin.
Tujuan utama pengendalian kualitas adalah untuk mendapatkan jaminan
bahwa kualitas produk atau jasa yang dihasilkan sesuai dengan standar kualitas
yang telah ditetapkan dengan mengeluarkan biaya yang ekonomis atau serendah
mungkin. Pengendalian kualitas merupakan bagian dari pengendalian produksi
baik itu secara pengendalian kualitas maupun kuantitas dan hal tersebut
merupakan kegiatan yang sangat penting dalam suatu perusahaan karena segala
kegiatan produksi yang dilakukan akan dikendalikan, supya barang atau jasa yang
dihasilkan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, dimana penyimpangan-
penyimpangan yang akan terjadi diusahakan ditekan serendah mungkin.
2.1.2.5. Langkah-Langkah Pengendalian Kualitas
Kontribusi langsung dari upaya pengendalian kualitas dapat membantu
perusahaan untuk mengatur pekerjaan yang direncanakan dan memastikan
pelaksanaan pekerjaan tersebut dilaksanakan sesuai dengan rencana yang disusun.
Kegiatan-kegiatan pengendalian kualitas pada dasarnya menerapkan pola berpikir
yang terpadu dan merupakan pola yang sesuai dengan tahapan pengendalian, yang
terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pemeriksaan, dan tindakan. Masing-masing
tahapan tersebut merupakan suatu kesatuan yang utuh.
Siklus pengendalian memiliki beberapa langkah yaitu :
21
1. Menetapkan tujuan2. Menetapkan metode3. Pelaksanaan pendidikan dan latihan4. Pelaksanaan proses pekerjaan5. Pemeriksaan 6. Tindakan-tindakan
Ad. 1. Menetapkan Tujuan
Perusahaan dapat menjalankan kegiatannya dengan menggunakan
manajemen berdasarkan tujuan, namun sebelumnya perusahaan harus lebih
dahulu menetapkan kebijakan-kebijakan, yang ditentukan oleh
pimpinannya dengan suatu kebijakan yang dikeluarkan yang mempunyai
dasar pemikiran dan data pendukung yang jelas.
Ad. 2. Menetapkan Metode
Dalam menentukan suatu metode, perusahaan harus membuatnya menjadi
suatu peraturan dan memasukannya kedalam teknologi perusahaan.
Perusahaan hendaknya melakukan pematokan terhadap pola kerja yang
dilakukannya. Hal ini tentu aja adalah upaya dari standarisasi kerja yang
harus dilaksanakan agar perusahaan dapat melakukan proses kerja dengan
baik melalui penerapan metode yang digunakan.
Ad. 3. Pendidikan dan Pelatihan
Dalam melaksanakan tugas, fungsi operasional suatu perusahaan, maka
dilakukan suatu pelatihan dan pendidikan yang diperuntukan bagi semua
22
anggota perusahaan. Hal ini akan sengat mempengaruhi proses kerja
mereka, dimana dengan peningkatan pendidikan dan pelatihan diharapkan
terjadinya prestasi dan perbaikan kerja sehingga dapat mencapai tujuan
dan sasaran perusahaan secara tepat. Pendidikan dan latihan ini menjadi
semacam bekal bagi para karyawan dan bagi suatu perusahaan akan dapat
mengembangkan kemampuan mereka dalam melakukan pekerjaan.
Ad. 4. Pelaksanaan Proses Pekerjaan
Pelaksanaan pekerjaan hendaknya mengikuti prosedur, peraturan dan
standar yang telah ditetapkan dalam sebuah proses kerja. Pelaksanaan
proses pekerjaan ini tentu diatur sedemikian rupa oleh para petinggi
perusahaan, agar yang digariskan dalam standar kerja yang ditetapkan
dapat dipenuhi dengan baik.
Ad. 5. Pemeriksaan
Untuk membandingkan hasil yang dicapai dengan rencana yang disusun
maka diperlukan suatu inspeksi atau pemeriksaan, sehingga diketahui
kemungkinan timbulnya kesalahan dan kekurangan. Hal ini dilakukan
untuk mengetahui apakah faktor-faktor ini dimengerti dengan jelas sesuai
dengan standar yang ditetapkan, sehingga faktor-faktor penyebab
penyimpangan tersebut dapat ditangani.
Ad. 6. Tindakan-Tindakan
Tindakan-Tindakan diambil untuk mencegah terjadinya penyimpangan
ataupun kesalahan yang ditemukan dalam sebuah inspeksi yang dilakukan
23
sebelumnya sehingga didapatkan hasil yang sesuai dengan yang
diharapkan.
2.1.2.6. Tahapan Pengendalian Kualitas
Untuk memperoleh tahapan yang efektif, maka pengendalian terhadap
kualitas suatu produk dapat dilaksanakan dengan menggunakan teknik-teknik
pengendalian kualitas, karena tidak semua hasil produksi sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan. Menurut suyadi prawirosentono (2007:72), terdapat
beberapa standar kualitas yang biasa ditentukan oleh perusahaan dalam upaya
menjaga output barang hasil produksi diantaranya:
1. Standar kualitas bahan baku yang akan digunakan.
2. Standar kualitas proses produksi (mesin dan tenaga kerja yang
melaksanakannya).
3. Standar kualitas barang setengah jadi.
4. Standar kualitas barang jadi.
5. Standar administrasi, pengepakan dan pengiriman produk akhir
tersebut ke tangan konsumen.
2.1.3. Kualitas Produk
2.1.3.1. Pengertian Kualitas Produk
Pengertian kualitas mempunyai cakupan yang sangat amat luas, relatif
berbeda-beda dan berubah-ubah sehingga definisi dari kualitas memiliki banyak
kriteria dan sangat bergantung pada konteksnya terutama jika dilihat dari sisi
24
penilain akhir para konsumen dan definisi yang diberikan oleh berbagai para ahli
serta sudut pndang produsen sebagai pihak yang menciptakan kualitas.
Menurut Nasution (2005 : 2-3) menjelaskan pengertian kualitas menurut
beberapa ahli yang lain anatara lain menyatakan, bahwa kualitas adalah
“confermance to requirement”, yaitu sesuai dengan yang disyaratkan atau
distandarkan. Ssuatu produk memiliki kualitas apabila sesuai dengan standar
kualitas yang telah di tentukan.
Pengertian kualitas menurut Sofjan Assauri dalam buku Manajemen
Produksi dan Operasi adalah sebagai berikut :
“ Kualitas diartikan sebagai faktor-faktor yang terdapat dalam suatu barang atau hasil produksi yang menyebabkan barang atau hasil tersebut sesuai dengan tujuan untuk apa barang atau hasil itu dimaksudkan atau dibutuhkan”. (2008 : 291)
Menurut Kotler (2003 : 299) arti dari kualitas produk adalah the ability of
a product to perform its functions teh product’s overall durability, reliability,
precision, ease of operation and repair, and other valued attribute”.
Dari pengertian diatas, kualitas produk adalah kemampuan produk untuk
menampilkan fungsinya, hal ini termasuk waktu kegunaan dari produk,
kemudahan dalam penggunaan dan perbaikan, dan nilai-nilai yang lainnya.
Kualitas produk dapat ditinjau dari dua sudut pandang yaitu sudut pandang
internal dan sudut pandang eksternal.
2.1.3.2. Faktor-Faktor Kualitas Produk
25
Menurut Sofjan Assuari mengatakan bahwa tingkat kualitas produk
ditentukan oleh faktor-faktor sebagai berikut :
“ Mutu atau kualitas merupakan tingkatan pemuasan suatu produk, maka perlu adanya beberapa faktor yaitu : [1] Fungsi, [2] Wujud Luar, dan [3] Biaya dari Produk tersebut”. (2008 : 293)
Bila diuraikan lebih lanjut mengenai faktor-faktor tersebut diatas adalah
sebagai berikut :
1. Fungsi suatu Produk
Suatu barang yang dihasilkan harusnya memperhatikan fungsi untuk
apa barang tersebut digunakan atau dimaksudkan, sehingga barang-
barang yang dihasilkan harus dapat benar-benar memenuhi fungsi
tersebut. Oleh karena itu pemenuhan fungsi tersebut mempengaruhi
kepuasan konsumen, sedangkan tingkat kepuasan tertinggi tidak
selamanya dapat dipenuhi atau dicapai, maka tingkat suatu kualitas
barang tergantung pada tingkat pemenuhan fungsi kepuasan
penggunaan barang yang dapat dicapai. Kualitas yang hendak dicapai
sesuai dengan fungsi untuk apa barang tersebut digunakan atau
dibutuhkan, tercermin pada spesifikasi dari barang tersebut seperti
kecepatan, tahan lamanya, kegunaanya, berat, bunyi, mudah atau
tidaknya perawatan dan kepercayaannya.
2. Wujud Luar
26
Salah satu faktor yang penting dan sering dipergunakanoleh konsumen
dalam melihat barang pertama kalinya, untuk menentukan kualitas
barang tersebut adalah wujud luar barang itu. Kadang-kadang
walaupun barang yang dihasilkan secara teknis atau mekanis telah
maju, tetapi bila wujud luarnya kuno atau kurang dapat diterima oleh
pelanggan atau konsumen, maka hal ini dapat menyebabkan barang
tersebut tidak disenangi oleh konsumen atau pembeli, karena dianggap
kualitasnya kurang memenuhi syarat. Faktor wujud luar yang terdapat
pada suatu barang tidak hanya terlihat dari bentuk, tetapi juga dari
warna, susunan pembungkusan dan hal-hal lainnya.
3. Biaya Produk
Umumnya biaya dan harga suatu barang akan dapat menentukan
kualitas barang tersebut. Hal ini terlihat dari barang-barang yang
mempunyai biaya atau harga yang mahal, dapat menunjukan bahwa
kualitas barang tersebut relatif lebih baik. Demikian pula sebaliknya,
bahwa barang-barang yang mempunyai biaya atau harga yang murah
dapat menunjukan bahwa kualitas barang tersebut relatif lebih rendah.
Ini terjadi, karena biasanya untuk mendapatkan kualitas yang baik,
dibutuhkan biaya yang mahal. Mengenai biaya barang-barang ini perlu
kiranya disadari bahwa tidak selamanya biaya suatu barang dapat
menentukan kualitas barang tersebut, karena biaya yang diperkirakan
tidak selamanya biaya yang sebenarnya, sehingga sering terjadi adanya
inefisiensi.
27
Adapun faktor-faktor untuk menentukan kualitas produk menurut Suyadi
Prawirosuntono (2001 : 3) adalah :
1. Kinerja (Performance)2. Keistimewaan (Type of Features)3. Kepercayaan dan Waktu (Reliabilit and Durability)4. Mudah Diperbaiki dan Dirawat (Maintenance Ability and Service
Ability)5. Sifat Khas (SensoryCharacteristic)6. Penampilan dan Citra Etis
Ad. 1. Kinerja (Performance)
Kinerja suatu produk harus dicantumkan pada lebel, misalnya isi, berat,
komposisi, kekuatan serta lama hidup penggunaan.
Ad. 2. Keistimewaan (Type of Features)
Adalah produk bermutu yang mempunyai keistimewaan khusus
dibandingkan dengan produk lain.
Ad. 3. Kepercayaan dan Waktu (Realiability and Durability)
Adalah produk yang memepunyai kinerja yang konsisten baik dalam
batas-batas perawatan normal.
Ad. 4. Mudah Diperbaiki dan Dirawat (Maintenance Ability and Service Ability)
Adalah produk bermutu baik harus pula memenuhi kemudahan untuk
diperbaiki atau dirawat. Dimensi ini merupakan ukuran mudahnya dirawat
sehingga barang tersebut dapat beroperasi secara baik.
Ad. 5. Sifat Khas (Sensory Characteristic)
28
Untuk beberapa jenis produk mudah dikenal dari bentuknya. Dimensi ini
memberikan citra tersendiri pada produk tersebut.
Ad. 6. Penampilan dan Citra Etis
Dimensi lain dari produk yang bermutu adalah persepsi konsumen atas
suatu produk.
2.1.3.3. Dimensi Kualitas Produk
Menurut Kotler (2003 : 422) apabila perusahaan ingin mempertahankan
keunggulan kompetitif dalam pasar, perusahaan harus mengerti aspek dimensi apa
saja yang digunakan oleh konsumen untuk membedakan produk yang dijual
perusahaan tersebut dengan produk pesaing. Dimensi kualitas produk tersebut
terdiri dari :
1. Kinerja (Performance)2. Daya Tahan (Durability)3. Kesesuaian dengan Spesifikasi (Conformance to Specification)4. Fitur (Features)5. Reliabilitas (Reliability)6. Estetika (Aesthetics)7. Kesan Kualitas (Precevied Quality)
Ad. 1. Kinerja (Performance)
Berhubungan dengan karakteristik operasi dasar dari sebuah produk.
Ad. 2. Daya Tahan (Durability)
29
Yang berarti berupa lama atau umur ekonomi produk yang bersangkutan
bertahan sebelum produk tersebut harus diganti. Semakin besar frekuensi
pemakaian konsumen terhadap produk maka semakin besar pula daya
tahan produk.
Ad. 3. Kesesuaian dengan Spesifikasi (Conformance to Specification)
Yaitu sejauh mana karakteristik operasi dasar dari sebuah produk
memnuhi spesifikasi tertentu dari konsumen atau tidak ditemukannya
cacat pada produk.
Ad. 4. Fitur (Features)
Adalah karakteristik prodk yang dirancang untuk menyempurnakan fungsi
produk atau menambah ketertarikan konsumen terhadap produk.
Ad. 5. Reliabilitas (Reliability)
Adalah probabilitas bahwa produk akan bekerja dengan memuaskan atai
tidak dalam periode waktu tertentu. Semakin kecil kemungkinan
terjadinya kerusakan maka produk tersebut dapat diandalkan.
Ad. 6. Estetika (Aesthetics)
Berhubungan dengan bagai mana penampilan produk bisa dilihat dari
tampak, rasa, bau, dan bentuk dari produk.
Ad. 7. Kesan Kualitas (Precevied Quality)
30
Sering dibilang merupakan hasil dari penggunaan pengukuran yang
dilakukan secara tidak langsung karena terdapat kemungkinan bahwa
konsumen tidak mengerti atau kekurangan informasi atas produk yang
bersangkutan. Jadi persepsi konsumen terhadap produk didapat dari harga,
merek, periklanan, reputasi, dan negara asal.
2.1.4. Pengaruh Pelaksanaan Pemeliharaan dan Pengendalian Kualitas Terhadap Kualitas Produk
Pemeliharaan dan pengendalian kualitas merupakan faktor dalam fungsi
operasi yang kurang disadari akan kepentingannya. Padahal keduanya sangat di
butuhkan dalam menjalankan aktifitas suatu perusahaan.
Hampir semua perusahaan khususnya perusahaan besar, menjalankan atau
menerapkan pemeliharaan akan fasilitas-fasilitas perusahaan. Hal ini bukan tanpa
tujuan, mereka merawat semua fasilitas-fasilitas yang ada diperusahaan dengan
harapan mempelancar segala aktivitas yang berhubungan dengan jalannya operasi
perusahaan. Pelaksanaan pemeliharaan dan pengendalian kualitas yang baik,
nantinya akan mampu mempertahankan kualitas sebuah produk yang dihasilkan
oleh perusahaan. Dengan hal tersebut perusahaan akan mampu mempertahankan
kualitasnya.
31
Pemeliharaan yang meliputi pemeliharaan pencegahan (Preventive
Maintenance), pemeliharaan perbaikan (corrective atau breakdown maintenance)
sangat mempengaruhi aktifitas produksi. Bila pemeliharaan dalam suatu
perusahaan terabaikan, maka akan mempercepat umur ekonomis mesin atau
fasilitas-fasilitas yang dimiliki oleh perusahaan, dan hal ini akan berpengaruh
terhadap kualitas yang akan dihasilkan dan secara otomatis aktivitas operasi
perusahaan pun terhambat. Sedangkan untuk mempertahankan kualitas produk
sangat tergantung pada pemeliharaan dan pengendalian kualitas tersebut.
2.2. Kerangka Pemikiran
Untuk memenuhi kebutuhan perusahaan dalam persaingan dipasar lokal,
diperlukan alat atau mesin yang berkualitas sehingga dapat bersaing dipasaran.
Persaingan tersebut tidak bisa diabaikan oleh perusahaan oleh perusahaan, karena
bila perusahaan tidak dapat bersaing dipasaran maka perusahaan tesebut akan
kehilangan pelanggan serta kehilangan harapan dan masa depan. Untuk
menghasilkan pelayanan yang berkualitas dan bersaing dipasaran, salah satu
upaya yang harus dilakukan perusahaan tersebut adalah dengan mengeluarkan
biaya pemeliharaan peralatan atau fasilitas perusahaan.
Kelancaran proses produksi dipengaruhi oleh sistem pemeliharaan yang
diterapkan. Setiap peralatan, mesin atau yang terlibat dalam proses produksi pasti
akan mengalami keausan sehingga suatu saat pasti akan mengalami kerusakan.
Seberapa cepat keausan ini terjadi atau seberapa sering frekuensi kerusakan
32
muncul akan menimbulkan permasalahan sehubungan dengan munculnya
gangguan pada suatu fasilitas ataupun pada keseluruhan proses produksi.
Menurut Sofyan Assauri (2004: 95) mengklasifikasikan jenis – jenis
pemeliharaan (maintenance) ke dalam dua jenis, yaitu :
1. Pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance)2. Pemeliharaan perbaikan (corrective maintenance).
1. Pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance)
Merupakan kegiatan pemeliharaan atau perawatan untuk mencegah terjadinya
kerusakan yang tidak terduga, yang menyebabkan fasilitas produksi mengalami
kerusakan pada waktu yang digunakan dalam kegiatan produksi.
1. Pemeriksaan2.Pengencangan3.Pembersihan4.Penyetelan
2. Pemeliharaan perbaikan (corrective maintenance)
Merupakan kegiatan perwatan yang dilakukan setelah mesin atau fasilitas
produksi mengalami ganggaun atau kerusakan sehingga tidak dapat berfungsi
dengan baik.
1.Revair2.Overhaul3.Maintenance scheduling
Menurut Agus Ahyari (2001 : 238) pengendalian kualitas merupakan
suatu aktivitas untuk menjaga dan mengarahkan agar kualitas produk
perusahaan dapat dipertahankan sebagaimana yang telah direncanakan, sehingga
aktivitas ini merupakan suatu kegiatan yang terpadu dalam perusahaan untuk
33
menjaga dan mengarahkan kualitas produk sesuai dengan yang telah
direncanakan.
Terdapat beberapa ukuran dari pengendalian kualitas, antara lain:
1. Menjaga kualitas produk2. Proses produksi3. Identifikasi kesalahan4. Standarisasi bahan baku5. Hasil produksi6. Daya tahan7. Standarisasi produk
Menurut Suyadi Prawirosentono (2007;72), terdapat beberapa standar
pengendalian kualitas adalah sebagai berikut :
1. Pengawasan.2. Pengujian.3. Kualitas prima.
Ad.1. Pengawasan
Adalah suatu teknik dan aktivitas/tindakan yang terencana yang dilakukan
untuk mencapai, mempertahankan dan meingkatkan kualitas suatu produk dan
jasa agar sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dan dapat memenuhi
kepuasan konsumen.
Ad.2. Pengujian
Merupakan kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk menguji atau
mengawasi kegiatan proses produksi atau agar barang yang dihasilkan lebih
baik sesuai dengan kebijakan yang di tetapakan suatu perusahaan.
Ad.3. Kualitas prima
34
Adalah menjamin barang atau produk yang dihasilkan dapat dipertanggung
jawabkan oleh suatu perusahaan agar kualias akhir dari produk mengahsilkan
standar kualitas yang prima sesuai dengan kebijakan perusahaan.
Dari kedua hal tersebut maintenance dan quality control memiliki
hubungan yang kuat terhadap kualitas produk.
Disamping uraian, penelitian-penelitian terdahulu yang membahas
mengenai pemeliharaan dan pengendalian kualitas terhadap kualitas produk
mengungkapkan :
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No Nama Judul Jurusan Kesimpulan 1 Awal Kurnia
MalikPengeruh Pemeliharaan Pipa Terhadap Kaulitas Air
Fakultas Ekonomi Manajemen
Besarnya tigkat pengaruh terhadap kualitas air memberikan gambaran bahwa pemeliharaan pipa mempengaruhi kaulitas air secara sinifikan
2 Aris Sasongko Dwiana
Pengaruh Quality Control Terhadap Produktivitas Kapal Keruk (Survei Pada PT Rukindo)
Sekolah Tinggi Manajemen TranforTrisakti Jakarta
Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh signifikan Quality Control terhadap produktifitas kapal keruk
35
3 Edy Purnomo Pengaruh Qualitty Control Terhadap Tingkat Kerusakan Produk Pada PT Filma Utama Soap Surabaya
Administrasi Bisnis Fisip UPN
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang nyata Quality Control yang terdiri dari routing, loading, dispaatching, dan followup secara bersama-sama terhadap tingkat kerusakan produk.
4 Firman Praseptiana
Pengaruh Maintenance Mesin Terhadap Proses Produksi Di PD. Suci Segar Garut
Fakultas Ekonomi Manajemen
Hasil penelitian secara simultan maintenance yang terdiri dari preventive dan breakdown maintenance berpengaruh terhadap proses produksi
Berdasarkan penelitian terdahulu maka jelas bahwa pemeliharaan dan
pengendalian kualitas dapat mempengaruhi kualitas produk suatu perusahaan.
Oleh karena itu, penulis mencoba untuk meneliti hubungan antara pemeliharaan
dan pengendalian kualitas terhadap kualitas produk Haryati Bordir Tasikmalaya.
2.3. Hipotesis
Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran diatas, maka dapat
dirumuskan suatu hipotesis penelitian secara umum yaitu :
“Pelaksanaan Pemeliharaan (maintenance) dan pengendalian Kualitas
Berpengaruh Secara Simultan dan Parsial Terhadap Kualitas Produk pada Haryati
Bordir Tasikmalaya”.