8. bab ii

45
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Pemeliharaan 2.1.1.1. Pengertian Pemeliharaan (Maintenance) Pemeliharaan merupakan suatu fungsi dalam suatu perusahaan yang sama pentingnya dengan fungsi-fungsi lain seperti produksi. Hal ini karena apabila kita mempunyai peralatan atau fasilitas, maka biasanya kita selalu berusaha untuk tetap mempergunakan peralatan atau fasilitas tersebut. Dalam usaha untuk dapat menggunakan terus peralatan atau fasilitas tersebut agar kontinuitas produksi dapat terjamin, maka dibutuhkan kegiatan-kegiatan pemeliharaan yang meliputi kegiatan pengecekan, dan perbaikan atas kerusakan- kerusakan yang ada serta penyesuaian atau pergantian spare part atau komponen yang terdapat pada peralatan atau fasilitas tersebut. Semua kegiatan ini sebenarnya 7

Upload: cecep-nurcahya

Post on 03-Feb-2016

219 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tinjauan pustaka

TRANSCRIPT

Page 1: 8. BAB II

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

2.1. Tinjauan Pustaka

2.1.1. Pemeliharaan

2.1.1.1. Pengertian Pemeliharaan (Maintenance)

Pemeliharaan merupakan suatu fungsi dalam suatu perusahaan yang sama

pentingnya dengan fungsi-fungsi lain seperti produksi. Hal ini karena apabila kita

mempunyai peralatan atau fasilitas, maka biasanya kita selalu berusaha untuk

tetap mempergunakan peralatan atau fasilitas tersebut. Dalam usaha untuk dapat

menggunakan terus peralatan atau fasilitas tersebut agar kontinuitas produksi

dapat terjamin, maka dibutuhkan kegiatan-kegiatan pemeliharaan yang meliputi

kegiatan pengecekan, dan perbaikan atas kerusakan-kerusakan yang ada serta

penyesuaian atau pergantian spare part atau komponen yang terdapat pada

peralatan atau fasilitas tersebut. Semua kegiatan ini sebenarnya merupakan tugas

dari bagian peranan bagian tidak hanya untuk menjaga agar perusahaan tetap

bekerja dan produk dapat diproduksi atau dapat diserahkan kepada pelanggan

tepat pada waktunya, akan tetapi untuk menjaga agar perusahaan dapat bekerja

secara efisien dengan menekan atau mengurangi kemacetan-kemacetan menjadi

sekecil mungkin. Jadi bagian mempunyai peranan yang sangat menentukan dalam

kegiatan produksi dari suatu perusahaan.

7

Page 2: 8. BAB II

8

Dalam masalah pemeliharaan ini perlu diperhatikan bahwa sering terlihat

dalam suatu perusahaan kurang diperhatikan bidang pemeliharaan (maintenance)

ini, sehingga terjadilah kegiatan pemeliharaan yang tidak teratur. Peranan penting

dari kegiatan baru diingat setelah mesin-mesin atau fasilitas yang dimiliki rusak

dan tidak dapat berjalan sama sekali. Hendaknya kegiatan harus dapat menjamin

bahwa selama proses produksi berlangsung, tidak akan terjadi kemacetan-

kemacetan yang disebabkan oleh mesin atau fasilitas produksi.

Menurut Sofjan Assuari (2008 : 134) pemeliharaan dapat diartikan sebagai

kegiatan untuk menjaga atau memelihara fasilitas atau peralatan dan mengadakan

perbaikan atau penyesuaian dan bahkan pergantian yang diperlukan supaya

terdapat suatu keadaan operasi produksi yang memuaskan sesuai dengan apa yang

direncanakan.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pemeliharaan

merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menjaga peralatan dan fasilitas dalam

suatu perusahaan agar tetap baik, sehingga perusahaan dapat tetap

mempertahankan produktifitasnya.

Jadi dengan adanya kegiatan pemeliharaan, maka fasilitas atau peralatan

perusahaan dalam melakukan produksinya dapat dipergunakan sesuai dengan

rencana, dan tidak mengalami gangguan selama proses atau selama peralatan dan

fasilitas dipergunakan atau selama jangka waktu yang belum ditentukan.

Page 3: 8. BAB II

9

Menurut Sofjan Assauri (2008 : 134) tujuan utama dari fungsi pemeliharaan

adalah :

1. Kemampuan produksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana produksi

2. Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang dibutuhkan oleh produk itu sendiri dan bagian produksi yang tidak terganggu.

3. Untuk membantu mengurangi pemakain dan penyimpangan yang diluar batas dan menjaga modal yang diinvestasikan dalam perusahaan selama waktu yang ditentukan sesuai dengan kebijakan perusahaan mengenai investasi tersebut.

4. Untuk mencapai tingkat biaya pemeliharaan serendah mungkin, dengan melaksanakan kegiatan pemeliharaan secara efektif dan efisien keseluruhannya.

5. Memelihara kegiatan pemeliharaan yang dapat membahayakan keselamatan para pekerja.

6. Mengadakan suatu kerja sama yang erat dengan fungsi-fungsi utama lainnya dari suatu perusahaan dalam rangka untuk mencapai tujuan utama perusahaan, yaitu tingkat keuntungan yang sebaik mungkin dan total biaya yang terendah.

2.1.1.2. Jenis-Jenis Pemeliharaan (maintenance)

Ada beberapa jenis pemeliharaan yang dilakukan oleh setiap perusahaan,

menurut Sofjan Assauri (2008 : 134) jenis pemeliharaan dibedakan menjadi dua

macam, yaitu :

1. Pemeliharaan Pencegahan (Preventive Maintenance)

2. Pemeliharaan Perbaikan (Corrective atau Breakdown Maintenance)

Ad. 1 Pemeliharaan Pencegahan (Preventive Maintenance)

Merupakan kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan untuk

mencegah timbulnya keruskan-kerusakan yang tidak terduga dan

menemukan kondisi atau keadaan yang dapat menyebabkan fasilitas

Page 4: 8. BAB II

10

produksi mengalami kerusakan pada waktu digunakan dalam proses

produksi. Dari penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa preventive

maintenance dilakukan untuk mencegah kerusakan pada mesin.

Dalam preventive maintenance dibedakan menjadi dua jenis yaitu :

a. Routine Maintenance

Dimana kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan

secara rutin misalnya setiap hari.

b. Periodic Maintenance

Kegiatan pemeliharaan yang dilakuka secara periodic atau

dalam jangka waktu tertentu. Contohnya setiap minggu sekali,

lalu meningkat sebulan sekali, dan setiap satu tahun sekali, dan

seterusnya. Ataupun dapat puladilakukan dengan memakai

lamanya jam kerja mesin atau fasilitas produksi.

Ad. 2 Pemeliharaan Perbaikan (Corrective atau Breakdown Maintenance)

Kegiatan pemeliharaan atau perawatan yang dilakukan setelah terjadinya

suatu kerusakan atau kelainan pada fasilitas atau peralatan sehingga tidak

dapat berfungsi dengan baik, kegiatan ini sering disebut dengan kegiatan

perbaikan atau reparasi.

Jadi dalam pemeliharaan perbaikan (Breakdwon Maintenance atau

Corrective Maintenance) sifatnya hanya menunggu sampai kerusakan

terjadi dulu, baru kemudian diadakan perbaikan. Maksud dari tindakan ini

Page 5: 8. BAB II

11

agar fasilitas atau peralatan tersebut dapat digunakan dalam kondisi seperti

semula

Menurut Sofjan Assauri (2008 : 140) mengungkapkan unsur-unsur

perbaikan adalah sebagai berikut :

1. Merasakan (Feeling)2. Pemeriksaan (Inspection)3. Pengencangan (Tighten)4. Pembersihan (Cleaning)5. Penyetelan (Adjustment)6. Pelumasan (Lubrication)

Add 1. Merasakan (Feeling)

Merasakan sejauh mana kerusakan dialami, dan merasakan baik dilakukan

oleh operator ataupun bagian tekhnisi perbaikan

Add 2. Pemeriksaan (Inspection)

Pemeriksaan merupakan suatu kegiatan yang penting untuk menjaga

fasilitas dan peralatan operasi dalam kondisi yang baik. Pemeriksaan dapat

dilakukan secara visual atau menggunakan alat ukur. Pelaksanaan

pemeriksaan perlu disusun dan terjadwal secara lengkap dan rutin untuk

menjaga kondisi dalam keadaan yang baik.

Add 3. Pengencangan (Tighten)

Pengencangan ini dilakukan terhadap bagian yang longgar akibat adanya

getaran dan gesekan pada saat fasilitas atau peralatan sedang

dipergunakan.

Page 6: 8. BAB II

12

Add 4. Pembersihan (Cleaning)

Kegiatan pembersihan ini dilakukan untuk mencegah kerusakan,

disamping kerusakan lainnya yang segera dapat di ketahui bila terjadi

kerusakan pada sebagian fasilitas atau peralatan tertentu saja.

Add 5. Penyetelan (Adjustmen)

Penyetelan dilakuakan bila ada salah satu bagian yang cara kerja tidak

stabil dan dapat mengakibatkan kerusakan pada fasilitas maupun peralatan

operasi. Hal ini biasanya terjadi setelah melakukan pemasangan pada salah

satu bagian yang baru diperbaiki.

Add 6. Pelumasan (Lubrication)

Kegiatan ini dilakukan untuk mencegah terjadinya laju keausan dan

kerusakan yang terlalu cepat dari perhitungan penyusutan mesin

seharusnya, sehingga dapat mencegah pengeluaranyang besar untuk biaya

perbaikan maupun kerugian pada kerusakan.

2.1.1.3. Tujuan Pemeliharaan

Bagi setiap perusahaan menjadi hal penting yang paling menentukan

terhadap kelancaran setiap operasional perusahaan. Awal kegiatan operasional

dimulai dari pemeliharaan mesin atau pealatan perusahaan agar dapat menjaga

kesiapan peralatan atau mesin dalam keadaan layak digunakan.

Page 7: 8. BAB II

13

Adapun tujuan pemeliharaan sebagai berikut :

a. Kemampuan operasi agar dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan harapan

perusahaan.

b. Untuk menjaga fasilitas-fasilitas yang dimiliki perusahaan berada pada

tingkat yang tepat dan kegiatan operasional perusahaan tidak terganggu.

c. Untuk mencapai biaya pemeliharaan serendah mungkin, dengan

melaksanakan kegiatan pemeliharaan secara efektif dan efisien seluruhnya.

d. Menghindari kegiatan maintenanace yang dapat membahayakan keselamatan

para pekerja.

e. Mengadakan suatu kerja sama yang erat dengan fungsi-fungsi utama lainnya

dari suatu perusahaan yaitu keuntungan yang sebaik mungkin dengan total

biaya yang rendah.

2.1.1.4. Tugas-Tugas atau Kegiatan Pemeliharaan (Maintenance)

Peranan pemeliharaan (Maintenance) tidak hanya untuk menjaga agar

perusahaan atau pabrik dapat tetap bekerja dan produktivitas maksimala akan

tetapi juga untuk menjaga agar perusahaan atau pabrik dapat efesien dalam

bekerja dengan menekan atau mengurangi kemacetan-kemacetan menjadi sekecil

mungkin.

Dalam setiap operasi maupun produksi yang dilakukan tidak terlepas

dengan langkah-langkah untuk melakukan kegiatan tersebut maksimal. Adapaun

Page 8: 8. BAB II

14

tugas dan kegiatan pemeliharaan (maintenance) yang dpat digolongkan oleh

Sofjan Assuari (2008 : 140) menjadi :

1. Inspeksi (Inspection)2. Kegiatan Teknik (Engineering)3. Kegiatan Produksi (Production)4. Pekerjaan Administrasi (Clerical Work)5. Pemeliharaan Bangunan (House Keeping)

Ad. 1. Inspeksi (inspection)

Kegiatan pemeriksaan secara rutin pada fasilitas dan peralatan yang

mendukung kegiatan operasi atau produksi secara maksimal. Maksud dari

kegiatan pemeriksaan ini demi tercapainya kelancaran produksi maupun

operasi.

Ad. 2. Kegiatan Teknik (Engeneering)

Kegiatan percobaan atas peralatan pabrik yang baru dibeli, pengembangan

peralatan yang perlu diganti dan penelitian terhadap kemungkinan untuk

pengembangan. Dalam kegiatan ini harus mampu menyelidiki sebab-sebab

terjadinya kerusakan pada peralatan tertentu dan usaha untuk mengawasi.

Ad. 3. Kegiatan Produksi (production)

Kegiatan pemeliharan (maintenance) yang sebenarnya yaitu memperbaiki

kerusakan pada peralatan. Kegiatan ini dimaksudkan agar kegiatan

peralatan dpat berjalan sesuai dengan rencana dan untuk diperlukan usaha

perbaikan segera jika terdapat kerusakan pada peralatan.

Page 9: 8. BAB II

15

Ad. 4. Pekerjaan Administrasi (Clerical Work)

Kegiatan yang behubungan dengan pencatatn biaya-biaya yang terjadi

dalam melakukan pekerjaan pemeliharaan (maintenance) dan biaya-biaya

yang berhubungan dengan pemeliharaan (maintenance), komponen yang

dibutuhkan tentang apa yang telah dikerjakan, waktu dilakukannya

inspeksi, dan perbaikan serta lamanya perbaikan tersebut. Kegiatan ini

termasuk penyusunan rencana dari jadwal untuk pemeliharaan peralatan

atau kejadian-kejadian yang penting dari bagian pemeliharaan

(maintenance).

Ad. 5. Pemeliharaan Bangunan (House Keeping)

Kegiatan untuk menjaga agar gedung tetap terpelihara dan pemeliharaan

peralatan lain yang tidak termasuk kegiatan teknik dan produksi operasi

bagian pemeliharaan (maintenance).

2.1.2. Pengendalian Kualitas

2.1.2.1. Pengertian Pengendalian Kualitas

Dengan demakin banyaknya perusahaan yang berkembang di indonesia ini,

maka bagi manajemen, kualitas produk menjadi lebih penting dari sebelumnya.

Persaingan yang sangat ketat menjadikan pengusaha semakin menyadari

pentingnya kualitas produk agar dapat bersaing dan mendapat pangsa pasar yang

lebih besar. Perusahaan membutuhkan suatu cara yang dapat mewujudkan

terciptanya kualitas yang baik pada produk yang dihasilkan serta menjaganya agar

Page 10: 8. BAB II

16

tetap sesuai dengan tuntutan pasar yaitu dengan menerapkan sisitem pengendalian

kualitas aktifitas proses yang dijalani.

Pengendalian kualitas merupakan falsafah yang memantapkan dan menjaga

lingkungan yang menghasilkan perbaikan terus menerus pada kualitas dan

produktifitas di seluruh aktifitas perusahaan, pemasok, dan jalur distribusi.

Perbaikan menyeluruh yang terus menerus disetiap fungsi mulai dari perencanaan

sampai dengan pelayanan dilapangan.

Menurut Agus Ahyari (2001 : 238) pengendalian kualitas merupakan suatu

aktivitas untuk menjaga dan mengarahkan agar kualitas produk perusahaan dapat

dipertahankan sebagaimana yang telah direncanakan, sehingga aktivitas ini

merupakan suatu kegiatan yang terpadu dalam perusahaan untuk menjaga dan

mengarahkan kualitas produk sesuai dengan yang telah direncanakan.

Menurut Al Fakhri (2010 : 7) mengemukakan dalam menjalankan aktifitas,

pengendalian kualitas merupakan salah satu teknik yang perlu dilakukan mulai

dari sebelum proses produksi berjalan, pada saat proses produksi, sehingga proses

produksi berakhir dengan menghasilkan produk berapa barang atau jasa yang

sesuai dengan standar yang diinginkan dan direncanakan, serta memperbaiki

kualitas produk yang belum sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dan

sedapat mungkin mempertahankan kualitas yang telah sesuai.

Maka penulis menyimpulkan sudah seharusnya suatu perusahaan

menerapkan sistem pengendalian kualitas dalam manajemen agar dapat menjaga

kualitas produk perusahaan dan mempertahankan sebagaimana yang telah

Page 11: 8. BAB II

17

direncanakan, karena persaingan sangat ketat menjadikan perusahaan harus

semakin menyadari pentingnya kualitas produk agar dapat bersaing dan

mendapatkan pangsa pasar yang lebih besar lagi, serta memperbaiki kualitas

produk yang belum sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

2.1.2.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengendalian kualitas

Menurut Suyadi Prawirosentono (2007;72), terdapat beberapa faktor-

faktor yang mempengaruhi pengendalian kualitas yang dilakukan oleh

perusahaan adalah sebagai berikut :

1. Pengawasan.2. Pengujian.3. Kualitas prima.

Ad.1. Pengawasan

Adalah suatu teknik dan aktivitas/tindakan yang terencana yang dilakukan

untuk mencapai, mempertahankan dan meingkatkan kualitas suatu produk

dan jasa agar sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dan dapat

memenuhi kepuasan konsumen.

Ad.2. Pengujian

Merupakan kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk menguji atau

mengawasi kegiatan proses produksi atau agar barang yang dihasilkan

lebih baik sesuai dengan kebijakan yang di tetapakan suatu perusahaan.

Ad.3. Kualitas prima

Page 12: 8. BAB II

18

Adalah menjamin barang atau produk yang dihasilkan dapat

dipertanggung jawabkan oleh suatu perusahaan agar kualias akhir dari

produk mengahsilkan standar kualitas yang prima sesuai dengan

kebijakan perusahaan.

Pengendalian kualitas memiliki hubungan yang kuat terhadap

produktivititas perusahaan, karena mempunyai peranan dalam kegiatan produksi

perusahaan, dimana definisi atau faktor- faktor yang mempengaruhi

produktivitas perusahaan, faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas

adalah sebagai berikut :

1. Kualitas akhir.2. Kemampuan manajemen.3. Efesiensi.

Ad.1. Kualias akhir

Adalah kualitas dari produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan apakah

sesuai dengan kebijakan dari perusahaan atau tidak, sehingga berpengaruh

terhadap produktivitas perusahaan.

Ad.2. Kemampuan manajemen

Bagaimana perusahaan mengelola atau mengawasi proses produksi agar

berjalan dengan baik dan sesuai dengan yang diharapkan perusahaan.

Ad.3. Efesiensi

untuk mendapatkan jaminan bahwa kualitas produk atau jasa yang

dihasilkan sesuai dengan standar kualitas yang telah ditetapkan dengan

Page 13: 8. BAB II

19

mengeluarkan biaya yang ekonomis atau serendah mungkin. Agar biaya

yang dikeluarkan perusahaan bisa lebih efektif dan efisien.

Produktivitas adalah sebagai ukuran pertumbuhan ekonomi yang

membandingkan beberapa banyak yang dihasilkan oleh suatu sistem dengan

sumberdaya yang dibutuhkan untuk memproduksinya.

1.Keunikan2.Desain produk3.Jaminan kualitas4.Harga terjangkau5.Kreatifitas karyawan6.Pelatihan7.Produk tidak mudah ditiru8.Bahan baku9.Hubungan baik dengan pemasok

2.1.2.3. Manfaat pengendalian kualitas

Manfaat pengendalian kualitas adalah perbaikan yang berkesinambung pada

produk untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, memberikan keberhasilan usaha,

dan mengendalikan investasi pada pemegang saham dan pemilik perusahaan

untuk memastikan bahwa sistem menghasilkan kualitas yang diharapkan maka

perlu dilakukan pengendalian proses yang sering kali dengan cara pengawasan

atau inspeksi yaitu jalan untuk memastikan bahwa sebuah operasi menghasilkan

tingkat kualitas yang diharapkan.

2.1.2.4. Tujuan Pengendalian Kualitas

Tujuan pengendalian kualitas menurut Sofjan Assauri (2004 : 210) adalah :

1. Agar barang hasil produksi dapat mencapai standar kualitas yang telah

ditetapkan.

Page 14: 8. BAB II

20

2. Mengusahakan agar biaya inspeksi dapat menjadi sekecil mungkin.

3. Mengusahakan agar biaya desain dari produk dan proses denga

menggunakan kualitas produksi tertentu dapat menjadi sekecil mungkin.

4. Mengusahakan agar biaya produksi dapat menjadi serendah mungkin.

Tujuan utama pengendalian kualitas adalah untuk mendapatkan jaminan

bahwa kualitas produk atau jasa yang dihasilkan sesuai dengan standar kualitas

yang telah ditetapkan dengan mengeluarkan biaya yang ekonomis atau serendah

mungkin. Pengendalian kualitas merupakan bagian dari pengendalian produksi

baik itu secara pengendalian kualitas maupun kuantitas dan hal tersebut

merupakan kegiatan yang sangat penting dalam suatu perusahaan karena segala

kegiatan produksi yang dilakukan akan dikendalikan, supya barang atau jasa yang

dihasilkan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, dimana penyimpangan-

penyimpangan yang akan terjadi diusahakan ditekan serendah mungkin.

2.1.2.5. Langkah-Langkah Pengendalian Kualitas

Kontribusi langsung dari upaya pengendalian kualitas dapat membantu

perusahaan untuk mengatur pekerjaan yang direncanakan dan memastikan

pelaksanaan pekerjaan tersebut dilaksanakan sesuai dengan rencana yang disusun.

Kegiatan-kegiatan pengendalian kualitas pada dasarnya menerapkan pola berpikir

yang terpadu dan merupakan pola yang sesuai dengan tahapan pengendalian, yang

terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pemeriksaan, dan tindakan. Masing-masing

tahapan tersebut merupakan suatu kesatuan yang utuh.

Siklus pengendalian memiliki beberapa langkah yaitu :

Page 15: 8. BAB II

21

1. Menetapkan tujuan2. Menetapkan metode3. Pelaksanaan pendidikan dan latihan4. Pelaksanaan proses pekerjaan5. Pemeriksaan 6. Tindakan-tindakan

Ad. 1. Menetapkan Tujuan

Perusahaan dapat menjalankan kegiatannya dengan menggunakan

manajemen berdasarkan tujuan, namun sebelumnya perusahaan harus lebih

dahulu menetapkan kebijakan-kebijakan, yang ditentukan oleh

pimpinannya dengan suatu kebijakan yang dikeluarkan yang mempunyai

dasar pemikiran dan data pendukung yang jelas.

Ad. 2. Menetapkan Metode

Dalam menentukan suatu metode, perusahaan harus membuatnya menjadi

suatu peraturan dan memasukannya kedalam teknologi perusahaan.

Perusahaan hendaknya melakukan pematokan terhadap pola kerja yang

dilakukannya. Hal ini tentu aja adalah upaya dari standarisasi kerja yang

harus dilaksanakan agar perusahaan dapat melakukan proses kerja dengan

baik melalui penerapan metode yang digunakan.

Ad. 3. Pendidikan dan Pelatihan

Dalam melaksanakan tugas, fungsi operasional suatu perusahaan, maka

dilakukan suatu pelatihan dan pendidikan yang diperuntukan bagi semua

Page 16: 8. BAB II

22

anggota perusahaan. Hal ini akan sengat mempengaruhi proses kerja

mereka, dimana dengan peningkatan pendidikan dan pelatihan diharapkan

terjadinya prestasi dan perbaikan kerja sehingga dapat mencapai tujuan

dan sasaran perusahaan secara tepat. Pendidikan dan latihan ini menjadi

semacam bekal bagi para karyawan dan bagi suatu perusahaan akan dapat

mengembangkan kemampuan mereka dalam melakukan pekerjaan.

Ad. 4. Pelaksanaan Proses Pekerjaan

Pelaksanaan pekerjaan hendaknya mengikuti prosedur, peraturan dan

standar yang telah ditetapkan dalam sebuah proses kerja. Pelaksanaan

proses pekerjaan ini tentu diatur sedemikian rupa oleh para petinggi

perusahaan, agar yang digariskan dalam standar kerja yang ditetapkan

dapat dipenuhi dengan baik.

Ad. 5. Pemeriksaan

Untuk membandingkan hasil yang dicapai dengan rencana yang disusun

maka diperlukan suatu inspeksi atau pemeriksaan, sehingga diketahui

kemungkinan timbulnya kesalahan dan kekurangan. Hal ini dilakukan

untuk mengetahui apakah faktor-faktor ini dimengerti dengan jelas sesuai

dengan standar yang ditetapkan, sehingga faktor-faktor penyebab

penyimpangan tersebut dapat ditangani.

Ad. 6. Tindakan-Tindakan

Tindakan-Tindakan diambil untuk mencegah terjadinya penyimpangan

ataupun kesalahan yang ditemukan dalam sebuah inspeksi yang dilakukan

Page 17: 8. BAB II

23

sebelumnya sehingga didapatkan hasil yang sesuai dengan yang

diharapkan.

2.1.2.6. Tahapan Pengendalian Kualitas

Untuk memperoleh tahapan yang efektif, maka pengendalian terhadap

kualitas suatu produk dapat dilaksanakan dengan menggunakan teknik-teknik

pengendalian kualitas, karena tidak semua hasil produksi sesuai dengan standar

yang telah ditetapkan. Menurut suyadi prawirosentono (2007:72), terdapat

beberapa standar kualitas yang biasa ditentukan oleh perusahaan dalam upaya

menjaga output barang hasil produksi diantaranya:

1. Standar kualitas bahan baku yang akan digunakan.

2. Standar kualitas proses produksi (mesin dan tenaga kerja yang

melaksanakannya).

3. Standar kualitas barang setengah jadi.

4. Standar kualitas barang jadi.

5. Standar administrasi, pengepakan dan pengiriman produk akhir

tersebut ke tangan konsumen.

2.1.3. Kualitas Produk

2.1.3.1. Pengertian Kualitas Produk

Pengertian kualitas mempunyai cakupan yang sangat amat luas, relatif

berbeda-beda dan berubah-ubah sehingga definisi dari kualitas memiliki banyak

kriteria dan sangat bergantung pada konteksnya terutama jika dilihat dari sisi

Page 18: 8. BAB II

24

penilain akhir para konsumen dan definisi yang diberikan oleh berbagai para ahli

serta sudut pndang produsen sebagai pihak yang menciptakan kualitas.

Menurut Nasution (2005 : 2-3) menjelaskan pengertian kualitas menurut

beberapa ahli yang lain anatara lain menyatakan, bahwa kualitas adalah

“confermance to requirement”, yaitu sesuai dengan yang disyaratkan atau

distandarkan. Ssuatu produk memiliki kualitas apabila sesuai dengan standar

kualitas yang telah di tentukan.

Pengertian kualitas menurut Sofjan Assauri dalam buku Manajemen

Produksi dan Operasi adalah sebagai berikut :

“ Kualitas diartikan sebagai faktor-faktor yang terdapat dalam suatu barang atau hasil produksi yang menyebabkan barang atau hasil tersebut sesuai dengan tujuan untuk apa barang atau hasil itu dimaksudkan atau dibutuhkan”. (2008 : 291)

Menurut Kotler (2003 : 299) arti dari kualitas produk adalah the ability of

a product to perform its functions teh product’s overall durability, reliability,

precision, ease of operation and repair, and other valued attribute”.

Dari pengertian diatas, kualitas produk adalah kemampuan produk untuk

menampilkan fungsinya, hal ini termasuk waktu kegunaan dari produk,

kemudahan dalam penggunaan dan perbaikan, dan nilai-nilai yang lainnya.

Kualitas produk dapat ditinjau dari dua sudut pandang yaitu sudut pandang

internal dan sudut pandang eksternal.

2.1.3.2. Faktor-Faktor Kualitas Produk

Page 19: 8. BAB II

25

Menurut Sofjan Assuari mengatakan bahwa tingkat kualitas produk

ditentukan oleh faktor-faktor sebagai berikut :

“ Mutu atau kualitas merupakan tingkatan pemuasan suatu produk, maka perlu adanya beberapa faktor yaitu : [1] Fungsi, [2] Wujud Luar, dan [3] Biaya dari Produk tersebut”. (2008 : 293)

Bila diuraikan lebih lanjut mengenai faktor-faktor tersebut diatas adalah

sebagai berikut :

1. Fungsi suatu Produk

Suatu barang yang dihasilkan harusnya memperhatikan fungsi untuk

apa barang tersebut digunakan atau dimaksudkan, sehingga barang-

barang yang dihasilkan harus dapat benar-benar memenuhi fungsi

tersebut. Oleh karena itu pemenuhan fungsi tersebut mempengaruhi

kepuasan konsumen, sedangkan tingkat kepuasan tertinggi tidak

selamanya dapat dipenuhi atau dicapai, maka tingkat suatu kualitas

barang tergantung pada tingkat pemenuhan fungsi kepuasan

penggunaan barang yang dapat dicapai. Kualitas yang hendak dicapai

sesuai dengan fungsi untuk apa barang tersebut digunakan atau

dibutuhkan, tercermin pada spesifikasi dari barang tersebut seperti

kecepatan, tahan lamanya, kegunaanya, berat, bunyi, mudah atau

tidaknya perawatan dan kepercayaannya.

2. Wujud Luar

Page 20: 8. BAB II

26

Salah satu faktor yang penting dan sering dipergunakanoleh konsumen

dalam melihat barang pertama kalinya, untuk menentukan kualitas

barang tersebut adalah wujud luar barang itu. Kadang-kadang

walaupun barang yang dihasilkan secara teknis atau mekanis telah

maju, tetapi bila wujud luarnya kuno atau kurang dapat diterima oleh

pelanggan atau konsumen, maka hal ini dapat menyebabkan barang

tersebut tidak disenangi oleh konsumen atau pembeli, karena dianggap

kualitasnya kurang memenuhi syarat. Faktor wujud luar yang terdapat

pada suatu barang tidak hanya terlihat dari bentuk, tetapi juga dari

warna, susunan pembungkusan dan hal-hal lainnya.

3. Biaya Produk

Umumnya biaya dan harga suatu barang akan dapat menentukan

kualitas barang tersebut. Hal ini terlihat dari barang-barang yang

mempunyai biaya atau harga yang mahal, dapat menunjukan bahwa

kualitas barang tersebut relatif lebih baik. Demikian pula sebaliknya,

bahwa barang-barang yang mempunyai biaya atau harga yang murah

dapat menunjukan bahwa kualitas barang tersebut relatif lebih rendah.

Ini terjadi, karena biasanya untuk mendapatkan kualitas yang baik,

dibutuhkan biaya yang mahal. Mengenai biaya barang-barang ini perlu

kiranya disadari bahwa tidak selamanya biaya suatu barang dapat

menentukan kualitas barang tersebut, karena biaya yang diperkirakan

tidak selamanya biaya yang sebenarnya, sehingga sering terjadi adanya

inefisiensi.

Page 21: 8. BAB II

27

Adapun faktor-faktor untuk menentukan kualitas produk menurut Suyadi

Prawirosuntono (2001 : 3) adalah :

1. Kinerja (Performance)2. Keistimewaan (Type of Features)3. Kepercayaan dan Waktu (Reliabilit and Durability)4. Mudah Diperbaiki dan Dirawat (Maintenance Ability and Service

Ability)5. Sifat Khas (SensoryCharacteristic)6. Penampilan dan Citra Etis

Ad. 1. Kinerja (Performance)

Kinerja suatu produk harus dicantumkan pada lebel, misalnya isi, berat,

komposisi, kekuatan serta lama hidup penggunaan.

Ad. 2. Keistimewaan (Type of Features)

Adalah produk bermutu yang mempunyai keistimewaan khusus

dibandingkan dengan produk lain.

Ad. 3. Kepercayaan dan Waktu (Realiability and Durability)

Adalah produk yang memepunyai kinerja yang konsisten baik dalam

batas-batas perawatan normal.

Ad. 4. Mudah Diperbaiki dan Dirawat (Maintenance Ability and Service Ability)

Adalah produk bermutu baik harus pula memenuhi kemudahan untuk

diperbaiki atau dirawat. Dimensi ini merupakan ukuran mudahnya dirawat

sehingga barang tersebut dapat beroperasi secara baik.

Ad. 5. Sifat Khas (Sensory Characteristic)

Page 22: 8. BAB II

28

Untuk beberapa jenis produk mudah dikenal dari bentuknya. Dimensi ini

memberikan citra tersendiri pada produk tersebut.

Ad. 6. Penampilan dan Citra Etis

Dimensi lain dari produk yang bermutu adalah persepsi konsumen atas

suatu produk.

2.1.3.3. Dimensi Kualitas Produk

Menurut Kotler (2003 : 422) apabila perusahaan ingin mempertahankan

keunggulan kompetitif dalam pasar, perusahaan harus mengerti aspek dimensi apa

saja yang digunakan oleh konsumen untuk membedakan produk yang dijual

perusahaan tersebut dengan produk pesaing. Dimensi kualitas produk tersebut

terdiri dari :

1. Kinerja (Performance)2. Daya Tahan (Durability)3. Kesesuaian dengan Spesifikasi (Conformance to Specification)4. Fitur (Features)5. Reliabilitas (Reliability)6. Estetika (Aesthetics)7. Kesan Kualitas (Precevied Quality)

Ad. 1. Kinerja (Performance)

Berhubungan dengan karakteristik operasi dasar dari sebuah produk.

Ad. 2. Daya Tahan (Durability)

Page 23: 8. BAB II

29

Yang berarti berupa lama atau umur ekonomi produk yang bersangkutan

bertahan sebelum produk tersebut harus diganti. Semakin besar frekuensi

pemakaian konsumen terhadap produk maka semakin besar pula daya

tahan produk.

Ad. 3. Kesesuaian dengan Spesifikasi (Conformance to Specification)

Yaitu sejauh mana karakteristik operasi dasar dari sebuah produk

memnuhi spesifikasi tertentu dari konsumen atau tidak ditemukannya

cacat pada produk.

Ad. 4. Fitur (Features)

Adalah karakteristik prodk yang dirancang untuk menyempurnakan fungsi

produk atau menambah ketertarikan konsumen terhadap produk.

Ad. 5. Reliabilitas (Reliability)

Adalah probabilitas bahwa produk akan bekerja dengan memuaskan atai

tidak dalam periode waktu tertentu. Semakin kecil kemungkinan

terjadinya kerusakan maka produk tersebut dapat diandalkan.

Ad. 6. Estetika (Aesthetics)

Berhubungan dengan bagai mana penampilan produk bisa dilihat dari

tampak, rasa, bau, dan bentuk dari produk.

Ad. 7. Kesan Kualitas (Precevied Quality)

Page 24: 8. BAB II

30

Sering dibilang merupakan hasil dari penggunaan pengukuran yang

dilakukan secara tidak langsung karena terdapat kemungkinan bahwa

konsumen tidak mengerti atau kekurangan informasi atas produk yang

bersangkutan. Jadi persepsi konsumen terhadap produk didapat dari harga,

merek, periklanan, reputasi, dan negara asal.

2.1.4. Pengaruh Pelaksanaan Pemeliharaan dan Pengendalian Kualitas Terhadap Kualitas Produk

Pemeliharaan dan pengendalian kualitas merupakan faktor dalam fungsi

operasi yang kurang disadari akan kepentingannya. Padahal keduanya sangat di

butuhkan dalam menjalankan aktifitas suatu perusahaan.

Hampir semua perusahaan khususnya perusahaan besar, menjalankan atau

menerapkan pemeliharaan akan fasilitas-fasilitas perusahaan. Hal ini bukan tanpa

tujuan, mereka merawat semua fasilitas-fasilitas yang ada diperusahaan dengan

harapan mempelancar segala aktivitas yang berhubungan dengan jalannya operasi

perusahaan. Pelaksanaan pemeliharaan dan pengendalian kualitas yang baik,

nantinya akan mampu mempertahankan kualitas sebuah produk yang dihasilkan

oleh perusahaan. Dengan hal tersebut perusahaan akan mampu mempertahankan

kualitasnya.

Page 25: 8. BAB II

31

Pemeliharaan yang meliputi pemeliharaan pencegahan (Preventive

Maintenance), pemeliharaan perbaikan (corrective atau breakdown maintenance)

sangat mempengaruhi aktifitas produksi. Bila pemeliharaan dalam suatu

perusahaan terabaikan, maka akan mempercepat umur ekonomis mesin atau

fasilitas-fasilitas yang dimiliki oleh perusahaan, dan hal ini akan berpengaruh

terhadap kualitas yang akan dihasilkan dan secara otomatis aktivitas operasi

perusahaan pun terhambat. Sedangkan untuk mempertahankan kualitas produk

sangat tergantung pada pemeliharaan dan pengendalian kualitas tersebut.

2.2. Kerangka Pemikiran

Untuk memenuhi kebutuhan perusahaan dalam persaingan dipasar lokal,

diperlukan alat atau mesin yang berkualitas sehingga dapat bersaing dipasaran.

Persaingan tersebut tidak bisa diabaikan oleh perusahaan oleh perusahaan, karena

bila perusahaan tidak dapat bersaing dipasaran maka perusahaan tesebut akan

kehilangan pelanggan serta kehilangan harapan dan masa depan. Untuk

menghasilkan pelayanan yang berkualitas dan bersaing dipasaran, salah satu

upaya yang harus dilakukan perusahaan tersebut adalah dengan mengeluarkan

biaya pemeliharaan peralatan atau fasilitas perusahaan.

Kelancaran proses produksi dipengaruhi oleh sistem pemeliharaan yang

diterapkan. Setiap peralatan, mesin atau yang terlibat dalam proses produksi pasti

akan mengalami keausan sehingga suatu saat pasti akan mengalami kerusakan.

Seberapa cepat keausan ini terjadi atau seberapa sering frekuensi kerusakan

Page 26: 8. BAB II

32

muncul akan menimbulkan permasalahan sehubungan dengan munculnya

gangguan pada suatu fasilitas ataupun pada keseluruhan proses produksi.

Menurut Sofyan Assauri (2004: 95) mengklasifikasikan jenis – jenis

pemeliharaan (maintenance) ke dalam dua jenis, yaitu :

1. Pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance)2. Pemeliharaan perbaikan (corrective maintenance).

1. Pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance)

Merupakan kegiatan pemeliharaan atau perawatan untuk mencegah terjadinya

kerusakan yang tidak terduga, yang menyebabkan fasilitas produksi mengalami

kerusakan pada waktu yang digunakan dalam kegiatan produksi.

1. Pemeriksaan2.Pengencangan3.Pembersihan4.Penyetelan

2. Pemeliharaan perbaikan (corrective maintenance)

Merupakan kegiatan perwatan yang dilakukan setelah mesin atau fasilitas

produksi mengalami ganggaun atau kerusakan sehingga tidak dapat berfungsi

dengan baik.

1.Revair2.Overhaul3.Maintenance scheduling

Menurut Agus Ahyari (2001 : 238) pengendalian kualitas merupakan

suatu aktivitas untuk menjaga dan mengarahkan agar kualitas produk

perusahaan dapat dipertahankan sebagaimana yang telah direncanakan, sehingga

aktivitas ini merupakan suatu kegiatan yang terpadu dalam perusahaan untuk

Page 27: 8. BAB II

33

menjaga dan mengarahkan kualitas produk sesuai dengan yang telah

direncanakan.

Terdapat beberapa ukuran dari pengendalian kualitas, antara lain:

1. Menjaga kualitas produk2. Proses produksi3. Identifikasi kesalahan4. Standarisasi bahan baku5. Hasil produksi6. Daya tahan7. Standarisasi produk

Menurut Suyadi Prawirosentono (2007;72), terdapat beberapa standar

pengendalian kualitas adalah sebagai berikut :

1. Pengawasan.2. Pengujian.3. Kualitas prima.

Ad.1. Pengawasan

Adalah suatu teknik dan aktivitas/tindakan yang terencana yang dilakukan

untuk mencapai, mempertahankan dan meingkatkan kualitas suatu produk dan

jasa agar sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dan dapat memenuhi

kepuasan konsumen.

Ad.2. Pengujian

Merupakan kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk menguji atau

mengawasi kegiatan proses produksi atau agar barang yang dihasilkan lebih

baik sesuai dengan kebijakan yang di tetapakan suatu perusahaan.

Ad.3. Kualitas prima

Page 28: 8. BAB II

34

Adalah menjamin barang atau produk yang dihasilkan dapat dipertanggung

jawabkan oleh suatu perusahaan agar kualias akhir dari produk mengahsilkan

standar kualitas yang prima sesuai dengan kebijakan perusahaan.

Dari kedua hal tersebut maintenance dan quality control memiliki

hubungan yang kuat terhadap kualitas produk.

Disamping uraian, penelitian-penelitian terdahulu yang membahas

mengenai pemeliharaan dan pengendalian kualitas terhadap kualitas produk

mengungkapkan :

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No Nama Judul Jurusan Kesimpulan 1 Awal Kurnia

MalikPengeruh Pemeliharaan Pipa Terhadap Kaulitas Air

Fakultas Ekonomi Manajemen

Besarnya tigkat pengaruh terhadap kualitas air memberikan gambaran bahwa pemeliharaan pipa mempengaruhi kaulitas air secara sinifikan

2 Aris Sasongko Dwiana

Pengaruh Quality Control Terhadap Produktivitas Kapal Keruk (Survei Pada PT Rukindo)

Sekolah Tinggi Manajemen TranforTrisakti Jakarta

Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh signifikan Quality Control terhadap produktifitas kapal keruk

Page 29: 8. BAB II

35

3 Edy Purnomo Pengaruh Qualitty Control Terhadap Tingkat Kerusakan Produk Pada PT Filma Utama Soap Surabaya

Administrasi Bisnis Fisip UPN

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang nyata Quality Control yang terdiri dari routing, loading, dispaatching, dan followup secara bersama-sama terhadap tingkat kerusakan produk.

4 Firman Praseptiana

Pengaruh Maintenance Mesin Terhadap Proses Produksi Di PD. Suci Segar Garut

Fakultas Ekonomi Manajemen

Hasil penelitian secara simultan maintenance yang terdiri dari preventive dan breakdown maintenance berpengaruh terhadap proses produksi

Berdasarkan penelitian terdahulu maka jelas bahwa pemeliharaan dan

pengendalian kualitas dapat mempengaruhi kualitas produk suatu perusahaan.

Oleh karena itu, penulis mencoba untuk meneliti hubungan antara pemeliharaan

dan pengendalian kualitas terhadap kualitas produk Haryati Bordir Tasikmalaya.

2.3. Hipotesis

Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran diatas, maka dapat

dirumuskan suatu hipotesis penelitian secara umum yaitu :

“Pelaksanaan Pemeliharaan (maintenance) dan pengendalian Kualitas

Berpengaruh Secara Simultan dan Parsial Terhadap Kualitas Produk pada Haryati

Bordir Tasikmalaya”.