8 b a b iieprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/961/3/bab ii.pdfkebutuhan volume air rata-rata yang...

48
8 B A B II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kajian Empirik Beberapa penelitian terdahulu yang mendasari penelitian ini adalah : 1) Penelitian yang dilakukan oleh Atrisman Nukman, Abdur Rahman dkk (2005) dengan judul Analiss dan Manajemen Risiko Kesehatan Pencemaran Udara : Studi Kasus di Sembilan Kota Besar Padat Transportasi menyatakan bahwa nilai RQ berbeda-beda besar dan frekuensinya disetiap kota, Untuk tingkat bahaya yang berisiko kesehatan (RQ > 1) mempunyai urutan menurut kotanya : Palembang > Bandung > Jakarta > Banjarmasin > Medan > Surabaya > Yogyakarta > Semarang. Sedangkan menurut agen risiko TSP > PM 10 >SO 2 >NO2>Pb. 2) Penelitian yang dilakukan oleh Niniek Herawati (2007) dengan judul Analisis Risiko Lingkungan Aliran Lumpur Lapindo Ke Badan Air (Studi Kasus Sungai Porong Dan Sungai Aloo Kabupaten Sidoarjo) menyatakan bahwa ditemukan kandungan phenol yang berisiko tinggi terhadap peruntukan /kelas air sungai porong dan sungai Aloo Kabupaten Sidoarjo akibat aliran lumpur Lapindo 3) Penelitian yang dilakukan oleh Taufik Ashar (2007) dengan judul Analisis Risiko Asupan Oral Pajanan Mangan Dalam Air Terhadap Kesehatan Masyarakat menyatakan di tempat penelitian masyarakat sekitar TPA rawa kucing memiliki risk quotient pajanan mangan adalah 0, 2347 dan yang bermukim di luar kawasan TPA Rawakucing 0,2955 dan

Upload: others

Post on 20-Nov-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 8 B A B IIeprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/961/3/BAB II.pdfKebutuhan volume air rata-rata yang diperlukan per orang setiap hari berkisar antara 150 - 200 liter atau 35 - 40 galon

8

B A B II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kajian Empirik

Beberapa penelitian terdahulu yang mendasari penelitian ini adalah :

1) Penelitian yang dilakukan oleh Atrisman Nukman, Abdur Rahman dkk

(2005) dengan judul Analiss dan Manajemen Risiko Kesehatan

Pencemaran Udara : Studi Kasus di Sembilan Kota Besar Padat

Transportasi menyatakan bahwa nilai RQ berbeda-beda besar dan

frekuensinya disetiap kota, Untuk tingkat bahaya yang berisiko kesehatan

(RQ > 1) mempunyai urutan menurut kotanya : Palembang > Bandung >

Jakarta > Banjarmasin > Medan > Surabaya > Yogyakarta > Semarang.

Sedangkan menurut agen risiko TSP > PM10>SO2>NO2>Pb.

2) Penelitian yang dilakukan oleh Niniek Herawati (2007) dengan judul

Analisis Risiko Lingkungan Aliran Lumpur Lapindo Ke Badan Air (Studi

Kasus Sungai Porong Dan Sungai Aloo Kabupaten Sidoarjo) menyatakan

bahwa ditemukan kandungan phenol yang berisiko tinggi terhadap

peruntukan /kelas air sungai porong dan sungai Aloo Kabupaten Sidoarjo

akibat aliran lumpur Lapindo

3) Penelitian yang dilakukan oleh Taufik Ashar (2007) dengan judul Analisis

Risiko Asupan Oral Pajanan Mangan Dalam Air Terhadap Kesehatan

Masyarakat menyatakan di tempat penelitian masyarakat sekitar TPA

rawa kucing memiliki risk quotient pajanan mangan adalah 0, 2347 dan

yang bermukim di luar kawasan TPA Rawakucing 0,2955 dan

Page 2: 8 B A B IIeprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/961/3/BAB II.pdfKebutuhan volume air rata-rata yang diperlukan per orang setiap hari berkisar antara 150 - 200 liter atau 35 - 40 galon

9

masyarakat yang berada di dalam kawasan TPA berisiko gangguan

kesehatan sebesar 8,091 kali akibat mangan daripada masyakat di luar

TPA.

4) Penelitian yang dilakukan oleh Anwar Daud, Nur Nasri Noor, H.J Mukono

dan M Syahrul (2009) dengan judul Analisis Risiko Kesehatan terhadap

Kontaminasi Arsen pada Air Minum di daerah Buyat Sulawesi Utara

dengan metode observasional dengan pendekatan Analisis Risiko

Kesehatan Lingkungan dimana dari 25 buah sumur yang diperiksa dan 54

orang penduduk yang menderita kelainan kulit didaptkan hasil bahwa

90% air sumur di desa buyat tercemar arsen dengan konsentrasi

minimum (0,0063 mg/l), maksimum (0,1040 mg/l) dan rata-rata (0,040

mg/l) dan di peroleh risiko kesehatan telah melampaui angka 1 , duration

time yang aman 1,5 tahun dan laju konsumsi maksimum 53 ml/hari/orang

dengan berat badan rata-rata 35 kg.

2.2. Kajian Teori

2.2.1. Pengelolaan Sumber Daya Air

Air merupakan salah satu kebutuhan hidup dan merupakan dasar bagi

perikehidupan di bumi. Tanpa air, berbagai proses kehidupan tidak dapat

berlangsung. Oleh karena itu penyediaan air bersih merupakan salah satu

kebutuhan utama bagi manusia untuk kelangsungan hidup dan menjadi faktor

penentu dalam kesehatan dan kesejahteraan manusia.

Page 3: 8 B A B IIeprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/961/3/BAB II.pdfKebutuhan volume air rata-rata yang diperlukan per orang setiap hari berkisar antara 150 - 200 liter atau 35 - 40 galon

10

Air sebagai komponen lingkungan hidup akan mempengaruhi dan

dipengaruhi oleh komponen lainnya. Air yang kualitasnya buruk akan

mengakibatkan kondisi lingkungan hidup menjadi buruk sehingga akan

mempengaruhi kondisi kesehatan dan keselamatan manusia serta kehidupan

makhluk hidup lainnya. Penurunan kualitas air akan menurunkan dayaguna, hasil

guna, produktivitas, daya dukung dan daya tampung dari sumber daya air yang

pada akhirnya akan menurunkan kekayaan sumber daya alam(natural resources

depletion)

Untuk kelangsungan hidup perlu disadari bahwa sumber daya air, baik air

permukaan maupun air tanah harus mendapatkan perlindungan dari manusia

dengan sebaik-baiknya, supaya mendapatkan manfaat yang optimum dari

keberadaan sumber daya air dan mencegah terjadinya penurunan kuantitas dan

kualitas dari sumber daya air. Dalam memenuhi kebutuhan akan air, manusia

selalu memperhatikan aspek kualitas dan kuantitas air. Kuantitas air yang cukup

dimungkinkan karena adanya siklus hidrologi, yaitu siklus alami yang mengatur

tersedianya air permukaan dan air tanah .

Manusia masih bisa bertahan hidup dalam keadaan tanpa makanan

sampai hampir dua bulan, tetapi dalam keadaan tanpa air, hanya mampu

bertahan slama 3–4 hari. Banyak penelitian antropologis membuktikan bahwa

nenek moyang manusia membentuk kelompok masyarakat dan peradabannya

disekitar badan air

Air adalah zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara, 3/4

bagian tubuh kita terdiri dari air dan tidak seorangpun dapat bertahan hidup lebih

Page 4: 8 B A B IIeprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/961/3/BAB II.pdfKebutuhan volume air rata-rata yang diperlukan per orang setiap hari berkisar antara 150 - 200 liter atau 35 - 40 galon

11

dari 4-5 hari tanpa minum air. Disamping itu air juga dipergunakan untuk masak,

mencuci, mandi dan membersihkan kotoran yang ada di sekitar rumah untuk

keperluan industri, pertanian, pemadam kebakaran, tempat rekreasi, transportasi

dan lain-lain. Penyakit-penyakit yang menyerang manusia dapat juga ditularkan

dan menyebar melalui air dan dapat menimbulkan wabah penyakit dimana-mana.

Jumlah air dalam tubuh manusia rata-rata 65% dari berat tubuhnya, dan

sangat bervariasi pada masing-masing orang, bahkan juga bervariasi antara

bagian-bagian tubuh seseorang. Dalam beberapa organ tubuh manusia yang

mengandung banyak air antara lain adalah otak 74,5%, tulang 22%, ginjal

82,7%, otot 75,6% dan dalam darah 83%.

Setiap hari kurang lebih 1440 liter darah mengalir dan dibersihkan oleh

ginjal dan dikeluarkan 2 - 3 liter berupa urine. selebihnya diserap kembali masuk

ke aliran darah. Dalam kehidupan sehari-hari, air dipergunakan antara lain untuk

keperluan minum, mandi, masak, mencuci, membersihkan rumah, pelarut obat

dan pembawa bahan buangan industri.

Penyediaan sumber air bersih harus dapat memenuhi kebutuhan

masyarakat karena persediaan air bersih yang terbatas akan memudahkan

timbulnya berbagai penyakit di masyarakat. Kebutuhan volume air rata-rata yang

diperlukan per orang setiap hari berkisar antara 150 - 200 liter atau 35 - 40 galon.

Kebutuhan air bervariasi dan tergantung dengan keadaan iklim, standar

kehidupan dan kebiasaan masyarakat.

Di alam jumlah air berlimpah tetapi tidak terdistribusi merata dan sudah

tercemar dan diperlukan proses purifiksi yang sederhana sehingga air tersebut

Page 5: 8 B A B IIeprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/961/3/BAB II.pdfKebutuhan volume air rata-rata yang diperlukan per orang setiap hari berkisar antara 150 - 200 liter atau 35 - 40 galon

12

layak dipakai dan dikonsumsi,menurut data statistik hanya sekitar kurang dari 60

% penduduk kota-besar di Indonesia mendapatkan air bersih dari perusahaan air

minum pemerintah daerah dan swasta, penduduk yang hidup dipinggiran kota

dan perdesaan harus mendapatkan sumber air bersih dari tadah hujan, sumur

dangkal, sungai, danau, lebak dan memerlukan proses purifikasi sederhana

lebih dahulu baru dapat dipakai dan dikonsumsi untuk air minum,memasak dan

lain-lain.

Berdasarkan PP no 82 tahun 2001 dikatakan Pengendalian pencemaran

air adalah upaya pencegahan dan penanggulangan pencemaran air serta

pemulihan kualitas air untuk menjamin kualitas air agar sesuai dengan baku mutu

air; Untuk menjaga atau mencapai kualitas air sehingga dapat dimanfaatkan

secara berkelanjutan sesuai dengan tingkat mutu air yang diinginkan, maka perlu

upaya pelestarian dan atau pengendalian. Pelestarian kualitas air merupakan

upaya untuk memelihara fungsi air agar kualitasnya tetap pada kondisi

alamiahnya.

Dampak negatif pencemaran air mempunyai nilai (biaya) ekonomik, di

samping nilai ekologik, dan sosial budaya. Upaya pemulihan kondisi air yang

cemar, bagaimanapun akan memerlukan biaya yang mungkin lebih besar bila

dibandingkan dengan nilai kemanfaatan finansial dari kegiatan yang

menyebabkan pencemarannya. Demikian pula bila kondisi air yang cemar

dibiarkan (tanpa upaya pemulihan) juga mengandung ongkos, mengingat air

yang cemar akan menimbulkan biaya untuk menanggulangi akibat dan atau

dampak negatif yang ditimbulkan oleh air yang cemar.

Page 6: 8 B A B IIeprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/961/3/BAB II.pdfKebutuhan volume air rata-rata yang diperlukan per orang setiap hari berkisar antara 150 - 200 liter atau 35 - 40 galon

13

2.2.2 Siklus hidrologi

Adalah fenomena alam yang mempelajari siklus air pada semua tahap yang

dilaluinya, mulai dari proses evaporasi, kondensasi uap air, precipitasi,

penyebaran air di permukaan bumi, penyerapan air ke dalam tanah sampai

terjadi proses daur ulang.

Secara umum pergerakan air di alam terdiri dari berbagai peristiwa yaitu :

1. Penguapan air (evaporasi)

2. Pembentukan awan (kondensasi)

3. Peristiwa jatuhnya air ke bumi/hujan (presipitasi)

4. Aliran air pada permukaan bumi dan di dalam tanah (percolasi).

Gambar 2.1

Skema Representasi Siklus Hidrologi

Page 7: 8 B A B IIeprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/961/3/BAB II.pdfKebutuhan volume air rata-rata yang diperlukan per orang setiap hari berkisar antara 150 - 200 liter atau 35 - 40 galon

14

2.2.3 Sumber air dan Kualitasnya

Secara sederhana sumber air besih dapat dibagi berdasarkan siklus

hidrologi : a. air hujan, b. air permukaan, c. air tanah

1) Air hujan

Air hujan merupakan penyubliman awan/uap murni air yang turun dan

melalui udara akan melarutkan benda-benda yang terdapat di udara

Merupakan sumber utama air bersih dan pada saat precipitasi merupakan

air yang paling bersih serta cenderung mengalami pencemaran ketika

berada di atmosfer oleh partikel debu, mikroorganisme dan gas seperti

carbon dioxida,nitrogen dan amoniak. dimana gas CO2 + air hujan akan

mennjadi asam carbonat; S2O3 + air hujan menjadi asam sulfat; N2O3 +

air hujan menjadi asam nitrit yang bersama sama akan membuat air

hujan menjadi asam atau Acid Rain yang bersifat korosif dan

mempengaruhi ekosistem perairan.

2) Air permukaan

Air permukaan merupakan salah satu sumber air yang dipakai untuk

bahan baku air bersih, dibanding pada tempat-tsumber air lain air

permukaan merupakan sumber air yang rawan pencemaran terutama

pada tempat-tempat yang dekat dengan pemukiman penduduk. Hampir

semua buangan dan sisa kegiatan manusia dilimpahkan kepada air atau

dicuci dengan air dan pada waktuanya akan di buang kedalam badan air

permukaan. Termasuk kedalam kelompok air permukaan adalah air yang

berasal dari sungai, selokan, rawa, parit, bendungan , danau dan lain

sebagainya.

Page 8: 8 B A B IIeprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/961/3/BAB II.pdfKebutuhan volume air rata-rata yang diperlukan per orang setiap hari berkisar antara 150 - 200 liter atau 35 - 40 galon

15

3) Air tanah (ground water)

Berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan bumi dan mengadakan

perkolasi atau penyerapan ke dalam tanah serta sudah mengalami proses

filtrasi secara alamiah sehingga air tanah lebih baik dan lebih murni

dibandingkan dengan air permukaan. Air tanah biasanya bebas dari

kuman penyakit dan tidak perlu mengalami proses purifikasi atau

penyernihan, persediaan air cukup tersedia sepanjang tahun walaupun

pada musim kemarau tiba. Biasanya engandung zat-zat mineral dengan

konsentrasi tinggi seperti magnesium, calcium serta logam berat seperti

besi sehingga menimbulkan kekerasan pada air, dan memerlukan alat

pompa untuk mengisap dan mengalirkan air ke atas permukaan tanah.

2.2.4 Persyaratan Kualitas Air Bersih

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan nomor 416/Menkes/Per/IX/1990

tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air disebutkan bahwa untuk

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, perlu dilaksanakan pengawasan

kualitas air secara intensif dan terus menerus; kualitas air yang digunakan

masyarakat harus memenuhi syarat kesehatan agar terhindar dari gangguan

kesehatan;dan kualitas Air harus memenuhi syarat kesehatan yang meliputi

persyaratan mikrobiologi, fisika kimia, dan radioaktif.

Persyaratan fisika antara lain harus memenuhi syarat bau, jumlah zat padat

terlarut, kekeruhan , suhu, rasa dan warna.

Page 9: 8 B A B IIeprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/961/3/BAB II.pdfKebutuhan volume air rata-rata yang diperlukan per orang setiap hari berkisar antara 150 - 200 liter atau 35 - 40 galon

16

Persyaratan kimia harus memenuhi persyaratan kimia organik dan

anorganik, Syarat kimia anorganik antara lain tidak melebihi kadar maksimun

yang diperbolehkan parameter air raksa; arsen, besi; flourida, kadmium,

kesadahan, kromium valensi 6; mangan, nitrat, nitrit; pH; selenium; senga ,

sianida, sulfat dan timbal. Sedangkan kimia organik tidak boleh melebihi kadar

maksimum yang diperbolehkan parameter aldrin; dieldrin; benzene; benzo

pyrene; chloroform; 2,4 D; DDT; Detergen; dikloroethene; hexachlor; heptachlor;

Lindane; Metoklor, pentaklorpenol; total pestisida, tricloropenol, dan Kalium

permangat. Parameter pencemar kimia anorganik nerupakan bahan-bahan yang

bersifat racun bila terkandung dalam air melebihi jumlah tertentu dan menjadi

beracun bila dimakan manusia melalui media selain air. Sedangkan Parameter

kimia organik merupakan bahan-bahan kimia yang mempunyai pengaruh faeli

yang berbeda terhadap tubuh manusia tetapi pasti mempengaruhi penerima air

oleh masyarakat.

Syarat mikrobiologi meliputi total koliform dan koli tinja sedangkan syarat

radioaktifitas parameternya adalah gross alpha dan gross beta.

2.2.5. Sarana Air Bersih dan Syarat Sarana Air Bersih

Sarana air bersih adalah bangunan beserta peralatan dan

perlengkapannya yang menghasilkan, menyediakan dan mendistribisikan air

tersebut kepada masyarakat. Ada berbagai jenis sarana air bersih yang

digunakan masyarakat untuk menampung atau untuk mendapatkan air bagi

kebutuhan sehari-hari.

Page 10: 8 B A B IIeprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/961/3/BAB II.pdfKebutuhan volume air rata-rata yang diperlukan per orang setiap hari berkisar antara 150 - 200 liter atau 35 - 40 galon

17

Air yang diperoleh melalui sarana-sarana tersebut sebenarnya berasal

dari tiga sumber air yang ada di alam, yaitu air permukaan, air tanah, dan air

hujan. Sarana air bersih (SAB) yang sering digunakan untuk keperluan hidup

sehari-hari antara lain SGL (Sumur Gali), SPT (Sumur Pompa Tangan baik

dangkal, sedang maupun dalam), PAH (Penampungan Air Hujan), PMA

(Perlindungan Mata Air) dan PP (Perpipaan).

Salah satu penyebab dari kurang baiknya kualitas air dari SAB tersebut

adalah karena Sarana Air Bersih (SAB) tersebut tidak terlindung dari

pencemaran. Kalau Sarana Air Bersih (SAB) tersebut dibuat memenuhi

persyaratan kesehatan (terlindungi) diharapkan pencemaran akan dikurangi,

berarti kualitas air yang diperoleh akan lebih baik.

Berikut ini dibahas persyaratan kualitas (persyaratan teknis kesehatan) dari

Sarana Air Bersih (SAB) tersebut (Depkes RI, 2007) :

a. Sumur Gali (SGL)

Sumur gali adalah merupakan sarana penyediaan air bersih yang mudah

dijumpai di masyarakat karena merupakan sarana air bersih yang mudah sekali

dalam pembuatannya. Biasanya sumur gali menampung air dangkal atau

kurang dari 7 meter

b. Sumur Pompa Tangan

Sumur pompa Tangan adalah sarana penyediaan air bersih yang untuk

menaikkan air dari sumur dengan menggunakan pompa air, baik itu pompa

tangan maupun pompa listrik. Ada beberapa jenis sumur pompa, antara lain :

Page 11: 8 B A B IIeprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/961/3/BAB II.pdfKebutuhan volume air rata-rata yang diperlukan per orang setiap hari berkisar antara 150 - 200 liter atau 35 - 40 galon

18

1). Sumur pompa tangan dangkal (SPTDk) yaitu sumur yang dilengkapi

dengan pompa tangan, kedalaman sumur 7 meter.

2). Sumur pompa tangan sedang yaitu sumur yang dilengkapi dengan

pompa tangan, kedalaman sumur 7-20 meter .

3). Sumur pompa tangan dalam yaitu sumur yang dilengkapi dengan

pompa, dengan kedalaman sumur 20-30 meter

c. Penampungan Air Hujan (PAH)

Penampungan air hujan (PAH) adalah sarana penyediaan air bersih yang

digunakan untuk menampung air hujan sebagai persediaan air bersih dan

pengadaan air bersih .

d. Perpipaan (PP)

Perpipaan adalah sarana penyediaan air bersih yang menggunakan jaringan

pipa. PDAM mengolah air menggunakan saringan pasir dengan teknologi

tinggi yang hasilnya dapat dikonsumsi umum.

2.2.6 Tata Laksana Pegawasan Kualitas Air Minum

Monitoring secara konsisten dan konstan adalah cara yang efektif untuk

melindungi kualitas air minum. Sebelum didistribusikan, perlu diperhitungkan

apakan suplai air yang ada cukup untuk memenuhi kebutuhan air pada sebuah

populasi. Selain itu, perlu diketahui kualitas air dan dibandingkan dengan standar

kualitas air minum yang berlaku. Sumber air juga merupakan penentu utama

kualitas air yang harus diperhatikan. Misalnya jika sumber berasal dari sumur,

lokasi dan konstruksi sumur harus diverifikasi, pastikan bahwa sumur tersebut

Page 12: 8 B A B IIeprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/961/3/BAB II.pdfKebutuhan volume air rata-rata yang diperlukan per orang setiap hari berkisar antara 150 - 200 liter atau 35 - 40 galon

19

terlindung dari drainase dan banjir; serta terlindung dari sampah dan buangan

hasil aktivitas manusia .

Di Indonesia, tata laksana pengawasan kualitas air minum diatur dalam

Permenkes RI No. 736/Menkes/Per/VI/2010. Menurut Permenkes tersebut,

dalam penyelenggaraan air minum perlu dilakukan pengawasan, baik internal

maupun eksternal. Pengawasan internal adalah pengawasan terhadap air minum

yang dilakukan oleh penyelenggara air minum; sedangkan pengawasan

eksternal adalah pengawasan terhadap air minum yang dilakukan oleh Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota dan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) khusus

untuk wilayah kerja KKP. Pengawasan internal dan eksternal dilakukan dengan 2

(dua) cara meliputi pengawasan berkala dan pengawasan atas indikasi

pencemaran.

Kegiatan pengawasan kualitas air minum meliputi:

1. Inspeksi sanitasi dilakukan dengan cara pengamatan dan penilaian kualitas

fisik air minum dan faktor risikonya

2. Pengambilan sampel air minum dilakukan berdasarkan hasil inspeksi sanitasi

3. Pengujian kualitas air minum dilakukan di laboratorium yang terakreditasi

4. Analisis hasil pengujian laboratorium

5. Rekomendasi untuk pelaksanaan tindak lanjut

6. Pemantauan pelaksanaan tindak lanjut

2.2.7 Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan

Menurut WHO kesehatan lingkungan merujuk pada semua faktor fisik,

kimia, dan biologi di luar manusia, beserta seluruh faktor yang saling terkait yang

Page 13: 8 B A B IIeprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/961/3/BAB II.pdfKebutuhan volume air rata-rata yang diperlukan per orang setiap hari berkisar antara 150 - 200 liter atau 35 - 40 galon

20

merubah perilaku. Kesehatan lingkungan mencakup upaya penilaian dan

pengendalian faktor-faktor lingkungan yang berpotensi dapat mempengaruhi

kesehatan. Sasarannya adalah mencegah penyakit dan menciptakan lingkungan

yang sehat dan kondusif. Oleh karenanya, seorang praktisi kesehatan

masyarakat harus mampu melakukan penilaian (assessment) dan pengendalian

faktor risiko kesehatan lingkungan. Dalam melakukan penilaian terhadap kondisi

kesehatan lingkungan, dikemabngkan beberapa metode termasuk analisis risiko

kesehatan lingkungan yang diadaptasi dari berbagai negara lain yang telah

menjadikannya sebagai tools dalam perumusan kebijakan kesehatan lingkungan.

Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL) sebenarnya dipergunakan

pertama kali justru dalam bidang nuklir, bukannya di bidang kimia seperti yang

sering digunakan sekarang. Diawali dengan ditemukannya kematian yang

disebabkan oleh kanker dengan radiasi nuklir yang diduga sebagai

penyebabnya, pada tahun 1975 dilakukan analisis risiko secara mendalam untuk

menginvestigasinya. Teknik-teknik analisisnya kemudian diadopsi oleh Food and

Drug Administration Amerika Serikat. US.EPA selanjutnya menerbitkan pedoman

tentang analisis risiko karsinogen tahun 1986. Kini analisis risiko digunakan

untuk berbagai bahaya lingkungan, termasuk bahaya fisik dan biologis. Bahaya-

bahaya fisik, kimiawi dan biologis lingkungan bisa menimbulkan efek yang

merugikan kesehatan manusia dan kerusakan lingkungan. Kajian efek kesehatan

dikenal dengan Health Risk Assessment (HRA, analisis risiko kesehatan),

sedangkan kajian efek lingkungan disebut Ecological Risk Assessment (ERA).

HRA dibedakan dengan Health Impact Assessment (HIA, analisis dampak

kesehatan). Dampak lebih bersifat umum yang berarti bisa positif atau negatif,

Page 14: 8 B A B IIeprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/961/3/BAB II.pdfKebutuhan volume air rata-rata yang diperlukan per orang setiap hari berkisar antara 150 - 200 liter atau 35 - 40 galon

21

sedangkan risiko adalah dampak yang negatif. HRA biasanya digunakan untuk

menilai atau menaksir risiko yang disebabkan oleh bahaya-bahaya lingkungan

dulu, kini dan akan datang, sedangkan HIA umumnya merupakan bagian

perencanaan suatu kegiatan atau pembangunan baru. Meskipun

penggunaannya berbeda, prosedur HRA dan HIA pada prinsipnya adalah sama.

Perbedaan utama HRA dengan HIA terletak pada pemajanannya. Dalam HIA

pemajanan yang sesungguhnya belum ada (belum bisa diukur karena

kegiatannya belum ada), sedangkan dalam HRA pemajanan sudah ada (telah

dan sedang berlangsung). Selanjutnya HIA tumbuh dan berkembang secara

lebih spesifik menjadi Environmental Health Risk Assessment (EHRA) yang dialih

bahasakan menjadi analisis risiko kesehatan lingkungan (ARKL).

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI No.876/Menkes/SK/VIII/2001

tentang Pedoman teknis Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan menyatakan

bahwa ARKL merupakan suatu pendekatan untuk mencermati potensi besarnya

risiko yang dimulai dengan mendeskripsikan masalah lingkungan yang telah

dikenal dan melibatkan penetapan risiko pada kesehatan manusia yang

berkaitan dengan masalah lingkungan yang bersangkutan. Bahasan ARKL dititik

beratkan pada risk agent berupa logam-logam berat yang memang banyak

menimbulkan kasus keracunan. Perlu dikemukakan bahwa umumnya risk agent

(risiko kesehatan) yang dibahas dalam ARKL meliputi 2 (dua) aspek yang

merugikan kesehatan manusia yaitu efek karsinogenik dan efek non karsinogenik

(Bapelkes Lemah Abang, 2009)

Dewasa ini dengan semakin banyaknya pembangunan, perubahan

lingkungan yang terjadi juga mempengaruhi aspek kesehatan masyarakat.

Page 15: 8 B A B IIeprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/961/3/BAB II.pdfKebutuhan volume air rata-rata yang diperlukan per orang setiap hari berkisar antara 150 - 200 liter atau 35 - 40 galon

22

Analisis risiko kesehatan lingkungan sesuai dengan tantangan zaman, tidak

hanya untuk penilaian saja tetapi juga harus dapat mengakomodir manajemen

risiko. Mengacu pada Risk Assessment and Management Handbook tahun 1996,

analisis risiko mengenal dua istilah yaitu risk analysis dan risk assessment. Risk

analysis meliputi 3 komponen yaitu penelitian, assesmen risiko (risk assessment)

atau ARKL dan manajemen risiko. Di dalam prosesnya, analisis risiko dapat

diilustrasikan sebagai berikut :

Penelitian dimaksudkan untuk membangun hipotesis, mengukur, mengamati

dan merumuskan efek dari suatu bahaya ataupun agen risiko di lingkungan

terhadap tubuh manusia, baik yang dilakukan secara laboratorium, maupun

penelitian lapangan dengan maksud untuk mengetahui efek, respon atau

perubahan pada tubuh manusia terhadap dosis, dan nilai referensi yang

aman bagi tubuh dari agen risiko tersebut

Asesmen risiko (risk assessment) atau ARKL dilakukan dengan maksud

untuk mengidentifikasi bahaya apa saja yang membahayakan, memahami

hubungan antara dosis agen risiko dan respon tubuh yang diketahui dari

berbagai penelitian, mengukur seberapa besar pajanan agen risiko tersebut,

dan menetapkan tingkat risiko dan efeknya pada populasi

Manajemen risiko dilakukan bilamana perkiraan risiko menetapkan tingkat

risiko tidak aman atau tidak bisa diterima pada suatu populasi tertentu

melalui langkah-langkah pengembangan opsi regulasi, pemberian

rekomendasi teknis serta sosial ekonomi politis dan melakukan tindak lanjut.

Page 16: 8 B A B IIeprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/961/3/BAB II.pdfKebutuhan volume air rata-rata yang diperlukan per orang setiap hari berkisar antara 150 - 200 liter atau 35 - 40 galon

23

Ilustrasi dari paradigma dan proses analisis risiko dapat dilihat pada

gambar di bawah ini :

Gambar 2.2 Paradigma dan Proses Analisis Risiko

Page 17: 8 B A B IIeprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/961/3/BAB II.pdfKebutuhan volume air rata-rata yang diperlukan per orang setiap hari berkisar antara 150 - 200 liter atau 35 - 40 galon

24

Pada gambar diatas diatas diilustrasikan proses risk analysis secara utuh

dimulai dari penelitian terkait agen risiko, dosis serta respon/efeknya terhadap

kesehatan manusia yang dilakukan oleh peneliti. Sedangkan implementasi risk

assesment atau ARKL dan manajemen risiko dilakukan oleh praktisi kesehatan

lingkungan

Secara operasional, pelaksanaan ARKL diharapkan tidak hanya terbatas

pada analisis atau penilaian risiko suatu agen risiko atau parameter tertentu di

lingkungan terhadap kesehatan masyarakat, namun juga dapat menyusun

skenario pengelolaannya. Bagan alir penerapan ARKL sebagai bagian dari

analisis risiko dapat dilihat pada gambar 3:

Gambar 2.3 Bagan Alir Proses Analisis Risiko

Page 18: 8 B A B IIeprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/961/3/BAB II.pdfKebutuhan volume air rata-rata yang diperlukan per orang setiap hari berkisar antara 150 - 200 liter atau 35 - 40 galon

25

Pada gambar 2.3 di atas dijelaskan bahwa ARKL merupakan pendekatan

yang digunakan untuk melakukan penilaian risiko kesehatan di lingkungan

dengan output adalah karakterisasi risiko (dinyatakan sebagai tingkat risiko) yang

menjelaskan apakah agen risiko/parameter lingkungan berisiko terhadap

kesehatan masyarakat atau tidak. Selanjutnya hasil ARKL akan dikelola dan

dikomunikasikan kepada masyarakat sebagai tindak lanjutnya.

ARKL sebagai suatu tools termasuk metoda dan prosedurnya, merupakan

satu di antara jenis studi di bidang kesehatan lingkungan. Studi kesehatan

lingkungan dan kesehatan secara umum telah mengenal epidemiologi lebih

dahulu. Namun, jika diperbandingkan di antara kedua studi ini memiliki beberapa

perbedaan yang fundamental, sebagaimana tersaji dalam tabel 1 dan gambar 3

di bawah ini :

Tabel 2.1 Perbandingan Antara ARKL dan EKL

ARKL Epidemologi Kesehatan Pajanan agen risiko dinyatakan dengan intake

Pajanan tidak harus dinyatakan dengan asupan

Konsentrasi agen risiko, antropometri dan pola aktivitas populasi berisiko / populasi kajian mutlak diperlukan

Butuh konsentrasi agen risiko, namun antropometri dan pola aktivitas tidak wajib ada

Risiko non karsinogenik dan karsionogenik dibedakan

Risiko non karsinogenik dan karsionogenik tidak dibedakan

Tidak menguji hubungan faktor lingkungan dan outcome kesehatan

Menguji hubungan faktor lingkungan dan outcome kesehatan

Besaran risiko tidak dibaca sebagai kelipatan

Besaran risiko dibaca sebagai kelipatan

Kuantitas risiko digunakan untuk komunikasi dan manajemen risiko

Tidak merupakan satu kesatuan dengan komunikasi dan manajemen risiko

Sumber : Didi Purnama 2012

Page 19: 8 B A B IIeprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/961/3/BAB II.pdfKebutuhan volume air rata-rata yang diperlukan per orang setiap hari berkisar antara 150 - 200 liter atau 35 - 40 galon

26

Gambar 2.4 : Perbedaan Analisa Risiko Kesehatan Lingkungangan dengan

Ekologi Kesehatan Lingkungan

Dampak buruk terhadap kesehatan yang ditimbulkan oleh agen risiko terjadi

karena adanya pemajanan dengan dosis dan waktu yang cukup. Suatu

organisme, sistem, sub/populasi terpajan agen risiko di lingkungan melalui

beberapa jalur pemajanan. Dampak buruk yang timbul akibat pajanan agen risiko

kimia di lingkungan diilustrasikan melalui gambar 2.5 di bawah ini :

Gambar 2.5 : Jalur Pajanan Agen Risiko

Page 20: 8 B A B IIeprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/961/3/BAB II.pdfKebutuhan volume air rata-rata yang diperlukan per orang setiap hari berkisar antara 150 - 200 liter atau 35 - 40 galon

27

Dilihat dari gambar diatas dapat kita lihat bahwa suatu zat pencemar dapat

masuk ke tubuh manusia melalui jalur pajanan inhalasi, jalur pajanan oral dan

jalur pajajan kontak kulit (Purnama,Didi 2012)

2.2.7.1 Istilah , Definisi dan Terminologi dalam ARKL Di dalam pelaksanaan ARKL dikenal banyak istilah dan terminologi yang

perlu didefinisikan dahulu agar didapat kesamaan persepsi. Mengacu pada

International Program on Chemical Safety (IPCS, 2004) Risk Assessment

Terminology di bawah ini dijelaskan definisi dari setiap istilah yang umum

digunakan dalam pelaksanaan ARKL

1. Analisis : Pengujian terperinci dari sesuatu yang kompleks (rumit) dengan

maksud untuk memahami sifat dasarnya dan untuk menentukan

komponen/ciri-ciri dan sifat pentingnya

2. Analisis risiko : Sebuah proses untuk mengendalikan situasi atau keadaan

dimana organisme, sistim, atau sub/populasi mungkin terpajan bahaya.

Proses risk analysis meliputi 3 komponen yaitu risk assessment, manajemen

risiko, dan komunikasi risiko.

3. Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL) : Sebuah proses yang

dimaksudkan untuk menghitung atau memprakirakan risiko pada kesehatan

manusia, termasuk juga identifikasi terhadap keberadaan faktor

ketidakpastian, penelusuran pada pajanan tertentu, memperhitungkan

karakteristik yang melekat pada agen yang menjadi perhatian dan

karakteristik dari sasaran yang spesifik.

4. Analisis dosis respon (dose response assesment) : Analisis hubungan antara

jumlah total suatu agen yang diberikan, diterima, atau diserap oleh suatu

organisme sistim, atau sub/populasi dengan perubahan yang terjadi pada

Page 21: 8 B A B IIeprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/961/3/BAB II.pdfKebutuhan volume air rata-rata yang diperlukan per orang setiap hari berkisar antara 150 - 200 liter atau 35 - 40 galon

28

suatu organisme, sistem atau sub/populasi

5. Analisis pajanan (exposure assesment) : Evaluasi pajanan agen dan

turunannya pada organisme sistim, atau sub/populasi. Analisis pajanan

merupakan langkah yang keempat dalam ARKL.

6. Agen (agent) : Zat, materi,atau makhluk dalam bentuk fisik, kimiawi atau

biologi yang kontak atau mengenai sasaran.

7. Bahaya (hazard) : Sifat yang melekat pada suatu agen atau situasi yang

berpotensi untuk menyebabkan dampak buruk ketika organisme, sistem atau

sub/ populasi terpajan agen tersebut.

8. Dampak buruk : perubahan pada morfologi, fisiologi , pertumbuhan

perkembangan, reproduksi, rentang hidup dari suatu organisme, sistem, atau

sub / populasi yang akan mengakibatkan gangguan pada kapasitas

fungsional ketidakmampuan dalam mengatasi stress (tekanan), atau

peningkatan kerentanan terhadap pengaruh-pengaruh lain.

9. Dosis : Jumlah total suatu agen yang diberikan, diterima atau diserap oleh

suatu organisme , sistem atau sub/populasi.

10. Dosis/konsentrasi referensi (RfD/ RfC) : Dosis/konsentrasi dari pajanan

harian agen risiko non karsinogenik yang diestimasi tidak menimbulkan efek

yang mengganggu walaupun pajanannya terjadi sepanjang hayat (seumur

hidup).

11. Dosis respon : Hubungan antara jumlah total suatu agen yang diberikan,

diterima, atau diserap oleh suatu organisme, sistim, atau sub/populasi dan

perubahan yang terjadi pada suatu organisme, sistim, atau sub/populasi

tersebut.

Page 22: 8 B A B IIeprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/961/3/BAB II.pdfKebutuhan volume air rata-rata yang diperlukan per orang setiap hari berkisar antara 150 - 200 liter atau 35 - 40 galon

29

12. Efek : Perubahan keadaan atau dinamika suatu organisme, sistim atau

sub/populasi.

13. Ekses risiko kanker (excess cancer risk /ECR) : Besarnya risiko yang

dinyatakan dalam bilangan pecahan kelipatan pangkat ‘-10’ (eksponen)

tanpa satuan yang merupakan perhitungan perbandingan antara intake

dengan dosis/konsentrasi referensi dari suatu agen risiko karsinogenik

serta dapat juga diinterpretasikan sebagai dapat/tidak dapat diterimanya

suatu agen risiko terhadap organisme, sistim, atau sub/populasi dan

kelimpahan kasus kankernya (jumlah tambahan kasus kanker) dalam

satuan kasus populasi tertentu.

14. Identifikasi bahaya (hazard identification) : Identifikasi terhadap jenis dan

sifat serta kemampuan yang melekat pada suatu agen risiko yang dapat

menyebabkan dampak buruk organisme, sistim, atau sub/populasi.

Identifikasi bahaya merupakan langkah yang kedua dalam ARKL

15. Intake non karsinogenik (Ink) : Banyaknya suatu materi (bahan) atau agen

risiko yang memiliki efek non kanker (tidak menyebabkan kanker)

padasebuah media lingkungan, yang masuk ke dalam tubuh manusia setiap

harinya yang dinyatakan dalam satuan mg/kg/hari.

16. Intake karsinogenik (Ik) : Banyaknya suatu materi (bahan) atau agen risiko

yang memiliki efek kanker (terbukti dapat menyebabkan kanker) pada

sebuah media lingkungan, yang masuk ke dalamtubuh manusia setiap

harinya yang dinyatakan dalam satuan mg/kg/hari.

17. Karakteristik risiko (risk characterization) : Perhitungan kualitatif, jika

memungkinkan secara kuantitatif, meliputi probabilitas terjadinya potensi

Page 23: 8 B A B IIeprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/961/3/BAB II.pdfKebutuhan volume air rata-rata yang diperlukan per orang setiap hari berkisar antara 150 - 200 liter atau 35 - 40 galon

30

dampak buruk suatu agen pada organisme, sistim, atau sub/populasi,

beserta faktor ketidakpastiannya.

18. Konsentrasi (concentration) : Banyaknya suatu materi (bahan) atau agen

yang terlarut atau terkandung dalam satuan jumlah pada sebuah media.

19. Lowest Observed Adverse effect level (LOAEL) : Dosis terendah yang

secara statistik atau biologis (masih) memperlihatkan efek merugikan pada

hewan uji atau pada manusia.

20. No observed adverse effect level (NOAEL) : Dosis tertinggi suatu zat pada

studi toksisitas kronik atau subkronik yang secara statistik atau biologis

tidak memperlihatkan efek merugikan pada hewan uji atau pada manusia.

21. Risiko (risk) : Kemungkinan atau kebolehjadian dari suatu dampak buruk

pada organisme, sistem, atau sub / populasi timbul akibat (disebabkan) oleh

terpajan suatu agen pada kondisi tertentu.

22. Risiko aman atau risiko yang dapat diterima (acceptable risk) : Istilah dalam

manajemen risiko yaitu dapat diterimanya risiko yang didasarkan pada data

ilmiah, faktor sosial, ekonomi, dan politik serta benefit dari pajanan suatu

agen.

23. Sloope factor (SF) : Dosis / konsentrasi dari pajanan harian agen risiko

karsinogenik yang diestimasi tidak menimbulkan efek yang mengganggu

atau tidak menyebabkan terjadinya kanker walaupun pajanannya terjadi

sepanjang hayat (seumur hidup).

24. Tingkat risiko (Risk Quotient/RQ) : Besarnya risiko yang dinyatakan dalam

angka tanpa satuan yang merupakan perhitungan perbandingan antara

intake dengan dosis / konsentrasi referensi dari suatu agen risiko non

Page 24: 8 B A B IIeprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/961/3/BAB II.pdfKebutuhan volume air rata-rata yang diperlukan per orang setiap hari berkisar antara 150 - 200 liter atau 35 - 40 galon

31

karsinogenik serta dapat juga diinterpretasikan sebagai aman/ tidak

amannya suatu agen risiko terhadap organisme, sistem atau sub/populasi.

2.2.7.2 Jenis Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan

Dalam studi epidemiologi, maka epidemiologi analitik akan menjelaskan

bagaimana suatu masalah kesehatan terjadi di masyarakat (apa penyebab

masalah kesehatan tersebut), salah satu praktik epidemiologi ditujukan untuk

mempelajari kemungkinan penyebab penyakit/keracunan dengan

membandingkan insiden rate pada kelompok terpapar dengan kelompok tidak

terpapar (relative risk). Risiko/ peluang penyebab penyakit/keracunan dari

kelompok terpapar lebih besar dari kelompok tidak terpapar sehingga informasi

risiko tersebut digunakan untuk mengambil tindakan penanggulangan secara

cepat. Sementara uji laboratorium menyusul kemudian untuk memastikan

penyebab penyakit/keracunan yang sesungguhnya.

Analisa Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL) juga mempelajari

penyebab penyakit/keracunan yaitu dengan cara identifikasi risk agent.

Penyebab penyakit/keracunan diidentifikasi dengan 2 (dua) cara yaitu : pertama

menyeleksi risk agent pada daftar yang memperlihatkan kandungan risk agent

dari suatu sumber pencemar dan media lingkungan potensial. Kedua, menyeleksi

risk agent berdasarkan gejala-gejala penyakit/keracunan, gejala-gejala

penyakit/keracunan dijadikan titik tolak untuk memperkirakan penyebab

penyakit/keracunan. Berikutnya ARKL memperkirakan besarnya risiko/peluang

bahaya dari paparan risk agent dan membandingkannnya dengan standar

(paparan yang ditoleransi menurut penelitian pakar) lalu kemudian kondisi

Page 25: 8 B A B IIeprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/961/3/BAB II.pdfKebutuhan volume air rata-rata yang diperlukan per orang setiap hari berkisar antara 150 - 200 liter atau 35 - 40 galon

32

paparan risk agent yang melebihi standar dikurangi melalui manajemen risiko

kesehatan lingkungan sehingga paparan risk agent berada pada tingkat kondisi

aman. ( Bapelkes Lemah Abang, 2009)

Secara umum ada dua jenis ARKL yang dapat digunakan yaitu, kajian

ARKL cepat atau kajian di atas meja (desktop study) dan kajian lapangan (field

study) tergantung sumber data yang digunakan. ARKL diatas meja tidak

menggunakan data lapangan tetapi menggunakan nilai-nilai default, rekomendasi

dan/atau asumsi, sedangkan kajian lapangan dilakukan dengan pengukuran

langsung kualitas lingkungan, pajanan (frekuensi, durasi ) dan data antropometri

(berat badan). Perbedaan antara kedua jenis ARKL tersebut dapat dilihat pada

tabel di bawah ini :

Tabel 2.2 Perbandingan antara ARKL Desktop dengan ARKL Field

Variabel Desktop Field

Sumber data Data sekunder dan

asumsi/nilai default Data primer

Waktu pelaksanaan Durasi lebih singkat Durasi lebih lama

Besaran biaya yang

dibutuhkan Biaya kecil Biaya besar

Sumber : Didi Purnama 2012

Dalam melakukan analisa pemajanan pada ARKL desktop maka peneliti

tidak perlu melakukan pengumpulan data primer karena data yang menjadi dasar

perhitungan intake (asupan) menggunakan data sekunder dan asumsi. Dimana

data sekunder yang dibutuhkan untuk mengetahui konsentrasi agen risiko pada

media lingkungan yang merupakan hasil pengkuran yang pernah dilakukan oleh

pihak lain pada media lingkungan, wilayah yang sama sedangkan terkait dengan

variabel perhitungan yang lain (R, te, fe, Dt, Wb dan tavg) asumsi didasarkan

Page 26: 8 B A B IIeprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/961/3/BAB II.pdfKebutuhan volume air rata-rata yang diperlukan per orang setiap hari berkisar antara 150 - 200 liter atau 35 - 40 galon

33

pada logika yang rasional atau nilai default yang sudah tersedia.. Adapun nilai

default untuk berbagai variabel pada desktop ARKL dapat dilihat pada tabel

berikut ini :

Tabel 2.3 Nilai Default Dari Faktor Pajanan

Tataguna Lahan

Jalur Pajanan

Asupan Harian Frekuensi Pajanan (hr/th)

Durasi Pajanan (tahun)

Berat Badan (kg)

Residensial/ Pemukiman

Air Minum 2 L (dewasa) 1 L (anak)

350 350

30 6

70 / 55b 15

Tanah/debu (tertelan)

100 mg (dewasa) 200 mg (anak)

350 350

24 6

70 / 55b 15

Terhirup 20 m3 dewasa (0,83 m3/jam) 12 m3 anak (0,5 m3/jam)

350 350

30 6

70 / 55b 15

Industri Air Minum 2 L (dewasa) 250

25 70 / 55b

Komersial pertania

Tanaman Pekarangan

42 g (buah) 80 g (sayur)

250 350

30 30

70 / 55b

Air Minum 2 L (dewasa) 1 L (anak)

350 350

30 6

70 / 55b 15

Tanah/debu (tertelan)

100 mg (dewasa) 200 mg (anak

350 350

24 6

70 / 55b 15

Terhirup 20 m3 (dewasa) (0,83 m3/jam)

350 35

30 70 / 55b 15

Rekreasi Ikan tangkapan

54 g 350 30 70 / 55b

Sumber Rahman:2007 Exposure Factor Handbook (EPA,1990) kecuali b Sumber Nukman et al , 2005 2.2.7.3 Prosedur/ Tahapan Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan

Sebenarnya makro prosedur ARKL sebenarnya juga mencakup

manajemen risiko dan komunikasi risiko, karena di akhir pelaksanaan ARKL

maka studi ARKL diharapkan mengemukakan saran-saran berdasarkan

manajemen risiko dan komunikasi risiko. Secara umum prosedur ARKL dimulai

dari identifikasi risiko sampai dengan komunikasi risiko dapat dilihat pada

diagram di bawah ini :

Page 27: 8 B A B IIeprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/961/3/BAB II.pdfKebutuhan volume air rata-rata yang diperlukan per orang setiap hari berkisar antara 150 - 200 liter atau 35 - 40 galon

34

Gambar 2.6 Prosedur Lengkap ARKL

Identifikasi Bahaya

Identifikasi Sumber

Analisis Pemajanan Analsis Dosis Respon

Karakteristik Risiko

Manajemen Risiko

Komunikasi Risiko

Page 28: 8 B A B IIeprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/961/3/BAB II.pdfKebutuhan volume air rata-rata yang diperlukan per orang setiap hari berkisar antara 150 - 200 liter atau 35 - 40 galon

35

1. Identifikasi Bahaya (hazard identification)

Merupakan langkah pertama yang digunakan dalam ARKL yang

digunakan untuk mengetahui jenis-jenis bahan berbahaya (risk agent)

meliputi : zat kimia, organisme dan fisik/energi) yang berpotensi

menyebabkan gangguan kesehatan bila tubuh terpajan. Cara

menetapkan jenis-jenis bahaya sesuai yang tercantum pada daftar agent

oriented . Data bisa diperoleh dari literatur/ hasil-hasil penelitian yang

mencantumkan sumber-sumber pencemar dan media lingkungan

potensial yang memperlihatkan kandungan jenis-jenis risk agent

Selanjutnya di review dan diseleksi dan ditetapkan jenis-jenis bahaya risk

agent yang tercantum dalam daftar disease oriented dan dilakukan survey

pada masyarakat sekitar lokasi penelitian untuk mendapatkan

keluhan/gejala penyakit terbanyak dan hubungkan denagn efek krisis

yang ditimbulkan risk agent, sehingga dihasilkan perkiraan jenis-jenis risk

agent yang aktual dan faktual potensial berbahaya pada lokasi sumber

pencemar dan atau pada media lingkungan yang diteliti.

Tahapan ini harus menjawab pertanyaan agen risiko spesifik apa yang

berbahaya, dimedia lingkungan yang mana agen risiko eksisting,

seberapa besar kandungan/konsentrasi agen risiko di media lingkungan,

gejala kesehatan apa yang potensial. Uraian apa yang harus dijawab

dalam identifikasi bahaya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Page 29: 8 B A B IIeprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/961/3/BAB II.pdfKebutuhan volume air rata-rata yang diperlukan per orang setiap hari berkisar antara 150 - 200 liter atau 35 - 40 galon

36

Tabel 2.4 Uraian Langkah Identifikasi Bahaya

Pertanyaan Uraian

Agen risiko spesifik yang

berbahaya

Agen risiko bahan kimia dijelaskan secara spesifik atau

senyawa kimia apa yang berbahaya secara jelas

contohnya Merkuri (Hg) dijelaskan apakah agen risiko

berupa elemental mercury, anorganic mercury atau

organic mercury/methyl mercury

Di media lingkungan yang mana

agen risiko eksisting

Dijelakan media lingkungan dimana agen eksisting

apakah di udara, ambient, air, tanah, sludge, biota,

hewan dll contohnya jika merkuri sebagai agen risiko

maka media lingkungan yang terkontaminasi antara

lain air bersih, sludge (pada pertambangan emas

rakyat) ataupun di hewan (ikan yang di konsumsi)

Seberapa besar

kandungan/konsentrasi agen

risiko di media lingkungan

Di jelaskan konsentrasi hasil pengukuran agen risiko di

media lingkungan

Gekala kesehatan yang

potensial

Di uraikan gejala / gangguan kesehatan yang dapat

terkait dengan agen risiko misalnya jika merkuri maka

gejala yang mungkin timbul antara lain tremor,

gemetaraan pada saat berdiri, nyeri pada tangan dan

kaki serta gangguan pada saraf pusat

Sumber : Bapelkes Lemah Abang 2009

2. Analisis Dosis Respon (dose response assesment)

Setelah melakukan identifikasi bahaya (agen risiko, konsentrasi dan

media lingkungan) maka tahap Setelah melakukan identifikasi bahaya

(agen risiko, konsentrasi dan media lingkungan ), maka tahap selanjutnya

adalah melakukan analisis dosis respons yaitu mencari nilai RfD,

dan/atau RfC, dan/atau SF dari agen risiko yang menjadi fokus ARKL,

Page 30: 8 B A B IIeprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/961/3/BAB II.pdfKebutuhan volume air rata-rata yang diperlukan per orang setiap hari berkisar antara 150 - 200 liter atau 35 - 40 galon

37

serta memahami efek apa saja yang mungkin ditimbulkan oleh agen risiko

tersebut pada tubuh manusia. Analisis dosis respon ini tidak harus

dengan melakukan penelitian percobaan sendiri namun cukup dengan

merujuk pada literature yang tersedia.

Prakiraan dosis respon sebenarnya adalah hasil penelitian tentang

pajanan dosis tertinggi yang tidak menunjukan efek yang

merugikan/NOAEL (non observed adverse effect level) dan pajanan dosis

terendah yang masih menunjukan efek yang merugikan/LOAEL (lowest

adverse effect level).

Bahaya yang ditimbulkan risk agent dapat berbentuk bahaya keracunan

yang populer disebut istilah bahaya non kanker (non karsinogenik) dan

efek bahaya kanker (karsinogenik). Dimana setiap zat toksis dapat

menimbulkan efek non karsinogenik akan tetapi tidak semua zat-zat

toksik tersebut dapat menimbulkan kanker pada manusia. Efek bahaya

non karsinogenik ditandai dengan gejala awal yang jelas seperti

hiperpigmentasi kulit pada konsumsi arsen yang berlebih, berbeda

dengan efek non karsinogenik maka efek karsinogenik tidak ditandai

dengan gejala awal yang jelas artinya sekalipun individu terpajan oleh

carsinogenic risk agent, individu tersebut tidak menunjukkan gejala awal

padahal proses pertumbuhan abnormal dari dalam sel tubuh tengah

berlangsung bahkan sudah bermetastasis ke jaringan yang lain.

Perhitungan jumlah risk agent dibedakan untuk yang berefek non kanker

dan risiko yang berefek kanker, sedangkan perhitungan pajanan oral

(RfD) dan dengan pajanan inhalasi (RfC) tidak dibedakan.

Page 31: 8 B A B IIeprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/961/3/BAB II.pdfKebutuhan volume air rata-rata yang diperlukan per orang setiap hari berkisar antara 150 - 200 liter atau 35 - 40 galon

38

a. Perhitungan efek non karsinogenik melalui absorpsi/ oral disebut

Reference Dose (RfD)

Lembaga Proteksi Lingkungan Amerika (US Enviromental Protection

Agency) melaui sistem informasi IRIS (Integrated Risk Information

System) telah menerbitkan nilai reference dose berdasarkan hasil

penelitian para pakar untuk beberapa risk agent dengan

menggunakan nilai NOAEL maupun LOAEL baik yang dilakukan pada

objek manusia langsunga maupun merupakan extrapolasi dari hewan

percobaan ke manusia.

b. Perhitungan efek non karsinogenik melalui inhalasi disebut

Reference Concentration(RfC)

Perbedaan pajanan inhalasi dengan pajanan melalui oral/absorpsi

adalah portal of entry (pintu masuk racun). Pada paparan inhalasi,

racun masuk melalui alat pernafasan sedangkan paparan oral racun

masuk melalui mulut/pencernaan. Baik pajanan oral (RfD) maupun

inhalasi oleh US EPA/IRIS dicantumkan dalam satu daftar/tabel yang

penting dicermati adalah pernyaannnya yakni apakah oral atau

inhalasi

c. Perhitungan efek karsinogenik dengan menggunakan cancer sloope

factor (CSR) dan Cancer Unit Risk (CUR)

Perbedaan perhitungan dosis respon antara efek non karsinogenik

dengan efek karsinogenik terletak pada durasi pajanan (Dt). Pada

efek non kanker durasi pajanan sebagai faktor

pembanding/denumerator ditetapkan 30 tahun sedangkan pada efek

Page 32: 8 B A B IIeprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/961/3/BAB II.pdfKebutuhan volume air rata-rata yang diperlukan per orang setiap hari berkisar antara 150 - 200 liter atau 35 - 40 galon

39

kanker durasi pajanan ditetapkan 70 tahun (kesepakatan pakar).

Berdasarkan perbedaan durasi pajanan tersebut maka jumlah dosis

yang dibutuhkan untuk menimbulkan efek karsinogenik lebih kecil

dibanding jumlah dosis risk agent yang menimbulkan efek non

karsinogenik.

Sebagai referensi berikut dikemukan dosis respon agent menurut

IRIS, US EPA 2004 sebagai berikut (Bapelkes Lemah Abang,2009)

Tabel 2.5 Nilai RfD

No Agent RfD/ SF Efek Kritis dan referensi

1. As (Arsen)

3E-4 mg/kg/day 1,5E+0 (mg/kg/day)−1

Hiperpigmentasi, keratosis dan kemungkinan komplikasi vaskular pajanan oral (Tseng, 1977 Tseng et al., 1968)

2. Ba (Barium) 2E-1 mg/kg/day Nefropati dalam 2 tahun pemberian air minum kepada mencit (NTP 1994)

3 B (Boron)

2E-1 mg/kg/day

Penurunan berat janin pada pajanan asam borat Gestasi

4 Cd (Kadmium) 5E-4 mg/kg/day

Proteinuria pajanan kronik manusia (USEPA)

5 Cl2 (Klorin) bebas

1E-1 mg/kg/day Pajanan kronik air minum tikus (NTP, 1992)

6 Cr6+ (Kromium Heksavalen)

3E-3 mg/kg/day Uji hayati air minum 1 tahun dengan tikus (McKenzie et al, 1958) dan pajanan air minum penduduk Jinzhou (zhang and Li, 1987)

7 CN- (Sianida) 2E-2 mg/kg/day Kehilangan berat, efek tiroid dan degradasi myelin dalam uji hayati subkronik sampai kronik oral pada tikus (Philbrick et al, 1979)

8 F- (Fluorida) 6E-2 mg/kg/day Flourisis gigi dan efek kosmetik dalam studi epidemiologi (Hodge, 1950 cited in Underwood 1977)

9 Mn (Mangan) 1 .4E- 1 mg/kg/day Hipokolesterolemia, epilepsi, kekurangan pankreas eksokrin, sklerosis berganda, katarak

Page 33: 8 B A B IIeprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/961/3/BAB II.pdfKebutuhan volume air rata-rata yang diperlukan per orang setiap hari berkisar antara 150 - 200 liter atau 35 - 40 galon

40

osteoporosis, fenilketonuria & penyakit kencing maple syrup (inborn) pada ingesi kronik manusia (NRC 1989; Freeland- Graves et al,1987; WHO 1973)

10 Hg – MeHg (Merkuri metal merkuri)

1E-4 mg/kg/day Kelainan neuropsikologis perkembangan dalam studi epidemilogi (Grandjean et al 1997; Budz- Jergensen et al 1999)

11 NO2- (Nitrit) 1E-1 mg/kg/day Methemoglobinemia pada bayi yang terpajan kronik air minum (Walton 1951)

12 Se (Selenium) 5E-3 mg/kg/day Selenosis dari studi epidemiologi (Yang et al, 1989)

13 Zn (Seng) 3E-1 mg/kg/day Penurunan Cu eriytrosit dan aktifitas Zn superoksida dismutase pada relawan pria dan wanita (Yadrick et al 1989)

Sumber : Bapelkes Lemah Abang 2012

Tabel 2.6 Nilai RfC

No Agent RfD/ SF Efek Kritis dan referensi

1. NH3 2,86E-2 Kenaikan keparahan rinitis dan pneumonia dengan lesi pernafasan pada uji hayati tikus subkronik (Broderson et al 1976)

2. H2S 5,7 1E-4 Lesi nasal lendir olfaktori pada uji hayati tikus subkronik (Brenneman et al 2000)

3 Pb

4,93E-4 Perubahan tingkat enzim dan perkembangan neurobehavioral anak-anak (IRIS 2006)

4 NO2 2E-2 Gangguan saluran pernafasan (EPA/NAAQS,1990)

5 SO2 2,6E-2 Gangguan saluran pernafasan (EPA/NAAQS,1990)

6 TSP 2,42 Gangguan saluran pernafasan (EPA/NAAQS,1990)

Sumber : Bapelkes Lemah Abang 2012

Pada beberapa negara biasanya menggunakan bilangan pecahan

untuk menyatakan respon dosis akan tetapi pada literatur

Page 34: 8 B A B IIeprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/961/3/BAB II.pdfKebutuhan volume air rata-rata yang diperlukan per orang setiap hari berkisar antara 150 - 200 liter atau 35 - 40 galon

41

internasional menggunakan penulisan dengan bilangan exponent

seperti pada tabel diatas, misalnya Rfd Arsen adalah 3E-4 mg/kg/day

maka dapat ditulis 0,0003 mg/kg/day.

Mengingat pemutakhiran (update) RfD, RfC, dan SF berlangsung

sangat cepat, RfD, RfC, dan SF yang tercantum pada tabel di atas

tidak bisa selamanya dijadikan acuan. RfD, RfC, dan SF dari agen

risiko yang lain serta update dari RfD, RfC, dan SF pada tabel di atas

dapat dilihat dengan mengakses www.epa.gov/iris.

3. Analisis Pajanan (exposure assessment)

Setelah jenis-jenis risk agent dapat diidentifikasi (langkah 1) kemudian

prakiraan dosis respon risk agen (RfD/RfC) dapat di tentukan berapa

mg/Kgbb/hari(langkah 2) maka langkah selanjutnya adalah adalah

prakiraan kondisi pajanan / exposure assesment risk agent.

Kondisi pajanan risk agent adalah adalah jumlah risk agent yang nyata

diterima oleh manusia sebagai individu yang dinyatakan dalam satuan

mg/kgbb/hari. Dalam berbagai literatur dikenal dengan nama asupan atau

Intake/int/I.

Untuk menghitung kondisi pajanan risk agen para pakar menggunakan

formula sebagai berikut :

avgb

tE

tWDfRCI

Dengan arti notasi variabel sebagai berikut :

Page 35: 8 B A B IIeprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/961/3/BAB II.pdfKebutuhan volume air rata-rata yang diperlukan per orang setiap hari berkisar antara 150 - 200 liter atau 35 - 40 galon

42

a. Intake / Asupan (I) adalah jumlah risk agent yang diterima dalam

satuan mg/kgbb/hr atau jumlah konsentrasi agent risiko yang

masuk kedalam tubuh manusia dengan berat badan tertentu

b. Concentration (C) adalah konsentrasi agen risiko , untuk

pengukuran sampel minuman adalah mg/L

c. Rate (R) adalah laju konsumsi yaitu banyaknya volume air yang

masuk, untuk pengukuran sampel minuman adalah L/hari dengan

nilai default pada pemukiman orang dewasa sebesar 2 liter/hari ,

anak-anak 1 liter/hari sedangkan pada lingkungan kerja orang

dewasa sebesar 1 liter/hari.

d. Frekuensi of exposure (fE) adalah lamanya atau jumlah hari

terjadinya pajanan setiap tahunnya. Nilai default pada pemukiman

adalah 350 hari/tahun dan pada lingkungan kerja 250 hari/tahun.

e. Duration time (Dt) adalah lamanya atau jumlah tahun terjadinya

pajanan ataupun proyeksi lifetime/ life expectancy, dengan nilai

default pada pemukiman/ pajanan seumur hidup 30 tahun.

f. Weight of Body (Wb) adalah berat badan manusia/populasi

dengan nilai default menurut US EPA adalah 77 kg, sedangkan

menurut penelitian nukman (2005) berat badan orang indonesia

dewasa adalah 55 kg dan anak-anak 15 kg.

g. Time average (tavg) adalah periode waktu rata-rata untuk timbul

efek, waktu untuk efek non karsinogenik adalah 10.950 hari (30

tahun x 365 hari /tahun) sedangkan efek karsinogenik adalah

25.550 hari (70 tahun x 365 hari/tahun).

Page 36: 8 B A B IIeprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/961/3/BAB II.pdfKebutuhan volume air rata-rata yang diperlukan per orang setiap hari berkisar antara 150 - 200 liter atau 35 - 40 galon

43

4. Karakteristik Risiko (risk characterization)

Langkah ARKL yang terakhir adalah karakterisasi risiko yang dilakukan

untuk menetapkan tingkat risiko atau dengan kata lain menentukan

apakah agen risiko pada konsentrasi tertentu yang dianalisis pada ARKL

berisiko menimbulkan gangguan kesehatan pada masyarakat (dengan

karakteristik seperti berat badan, laju inhalasi/konsumsi, waktu, frekuensi,

durasi pajanan yang tertentu) atau tidak.

Karakteristik risiko dilakukan dengan membandingkan / membagi intake

dengan dosis /konsentrasi agen risiko tersebut. Variabel yang digunakan

untuk menghitung tingkat risiko adalah intake (yang didapatkan dari

analisis pemajanan) dan dosis referensi (RfD) / konsentrasi referensi

(RfC) yang didapat dari literatur yang ada (dapat diakses di situs

www.epa.gov/iris).

Efek non karsinogenik dilambangkan dengan notasi RQ(risk qoutient)

atau HQ (hazard quotient) dan efek karsinogenik dilambangkan dengan

notasi ECR (excess cancer risk).

Nilai RQ/ HQ diperoleh dengan membagi nilai intake/asupan dengan nilai

reference dose (RfD) agen risiko tersebut sedangkan ECR diperoleh

dengan mengalikan intake dengan sloope factor agen risiko tersebut.

Tingkat risiko yang diperoleh pada ARKL merupakan konsumsi pakar

ataupun praktisi, sehingga perlu disederhanakan atau dipilihkan bahasa

yang lebih sederhana agar dapat diterima oleh khalayak atau publik.

Tingkat risiko dinyatakan dalam angka atau bilangan desimal tanpa

satuan. Tingkat risiko non karsinogenik dikatakan AMAN bilamana intake

Page 37: 8 B A B IIeprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/961/3/BAB II.pdfKebutuhan volume air rata-rata yang diperlukan per orang setiap hari berkisar antara 150 - 200 liter atau 35 - 40 galon

44

RQ<1.dikatakan TIDAK AMAN bilamana intake> RfD atau RfCnya atau

dinyatakan dengan RQ>1.

Narasi yang digunakan dalam penyederhanaan interpretasi risiko agar

dapat diterima oleh khalayak atau publik harus memuat sebagai berikut :

- Pernyataan risiko ‘aman’ atau ‘tidak aman’

- Jalur pajanan (dasar perhitungan) ‘inhalasi’ atau ‘ingesti’

- Konsentrasi agen risiko (dasar perhitungan) misalnya ‘0,00008 µg/m3’,

‘0,02 mg/l’.

- Populasi yang berisiko misalnya ‘pekerja tambang’, ‘masyarakat di

sekitar jalan tol’.

- Kelompok umur populasi (dasar perhitungan) ‘dewasa’ atau ‘anak –

anak'.

- Berat badan populasi (dasar perhitungan) misalnya. ‘15 kg’, ‘55 kg’, ‘65

kg’, ‘70 kg’.

- Frekuensi pajanan (dasar perhitungan) misalnya‘350 hari/tahun’, ‘250

hari/tahun’.

- Durasi pajanan (dasar perhitungan) misalnya yang terpajan selama ‘10

tahun’, ‘30 tahun’.

Contoh : Tingkat risiko

RQ untuk pajanan Pb (inhalasi) sebesar 0,00008 µg/m3 pada

masyarakat dewasa yang tinggal di sekitar jalan tol dengan berat badan

rata - rata 55 kg dan telah terpajan 350 hari/tahun selama 20 tahun

diketahui sebesar 0,098.

Page 38: 8 B A B IIeprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/961/3/BAB II.pdfKebutuhan volume air rata-rata yang diperlukan per orang setiap hari berkisar antara 150 - 200 liter atau 35 - 40 galon

45

Maka dalam interprestasi risiko dapat dinyatakan pajanan Pb sebesar

0,00008 µg/m3 secara inhalasi pada masyarakat dewasa yang tinggal di

sekitar jalan tol dengan berat badan 55 Kg, masih aman untuk frekuensi

pajanan 350 hari/tahun hingga 20 tahun mendatang.

Sedangkan pada efek karsinogenik Tingkat risiko dinyatakan dalam

bilangan exponen tanpa satuan (cth. 1,3E-4). Tingkat risiko dikatakan

acceptable atau aman bilamana ECR ≤ E-4 (10-4) atau dinyatakan dengan

ECR ≤ 1/10.000. Tingkat risiko dikatakan unacceptable atau tidak aman

bilamana ECR> E-4 (10-4) atau dinyatakan dengan ECR> 1/10.000

Contoh : ECR = 1,3E-5 (1,3 x 10-5) dapat diinterpretasikan sebagai

berikut : “terdapat 1,3 kasus dalam 100.000 orang yang dapat

berkembang menjadi kasus kanker” atau “terdapat 1,3 orang yang

berisiko terkena kanker pada 100.000 orang populasi”.

Narasi yang digunakan dalam risiko karsinogenik harus memuat sebagai

berikut :

- Pernyataan risiko ‘acceptable’ atau ‘unacceptable’ (‘aman’ atau ‘tidak

aman’)

- Jalur pajanan (dasar perhitungan) ‘inhalasi’ atau ‘ingesti’

- Konsentrasi agen risiko (dasar perhitungan) misalnya ‘0,00008 µg/m3’,

‘0,02 mg/l’.

- Populasi yang berisiko misalnya ‘pekerja tambang’, ‘masyarakat di

sekitar jalan tol’.

- Kelompok umur populasi (dasar perhitungan) ‘dewasa’ atau ‘anak –

anak'

Page 39: 8 B A B IIeprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/961/3/BAB II.pdfKebutuhan volume air rata-rata yang diperlukan per orang setiap hari berkisar antara 150 - 200 liter atau 35 - 40 galon

46

- Berat badan populasi (dasar perhitungan) misalnya ‘15 kg’, ‘55 kg’, ‘65

kg’, ‘70 kg’.

- Frekuensi pajanan (dasar perhitungan) misalnya ‘350 hari/tahun’, ‘250

hari/tahun’.

- Durasi pajanan (dasar perhitungan) misalnya yang terpajan selama ‘10

tahun’, ‘30 tahun’.

- Risiko kanker misalnya “terdapat 1,3 kasus dalam 100.000 orang yang

dapat berkembang menjadi kasus kanker” atau “terdapat 1,3 orang yang

berisiko terkena kanker pada 100.000 orang populasi”. (Didi Purnama,

2012)

2.2.8 Manajemen Risiko Kesehatan Lingkungan Secara umum manajemen risiko adalah suatu pendekatan

terstruktur/metodologi dalam mengelola risiko, pengelolaan disini berarti

penilaian risiko, pengembangan strategi pengelolaannnya dan mitigasi risiko

sehingga ancaman risiko menjadi aman bagi manusia.

Berkaitan dengan risiko maka manajemen risiko kesehatan lingkungan

menjelaskan bagaimana pengelolaan risiko bagi manusia sehingga manusia itu

dapat menghindari atau mengantisipasi ancaman bahaya dari lingkungannnya

baik berupa zat/biologi atau energi. Dengan kata lain manajemen risiko adalah

suatu pola pikir komprensif antisipatif yang mengutamakan upaya preventif dan

promotif dalam mengelola atau mengamankan kesehatan masyarakat dari

bahaya yang dapat terjadi akibat dari suatu proses yang sedang berlangsung

atau kejadian yang akan datang.

Page 40: 8 B A B IIeprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/961/3/BAB II.pdfKebutuhan volume air rata-rata yang diperlukan per orang setiap hari berkisar antara 150 - 200 liter atau 35 - 40 galon

47

Menurut The Commision Risk Management Framework Final Report

(1997) menyatakan definisi Manajemen Risiko sebagai berikut : “ Risk

Management is the process of identifiying, evaluating, selecting and

implementating actions to reduce risk to human health and ecosystem

(manajemen risiko adalah proses mengidentifikasi, evaluasi, penyeleksian, dan

melakukan upaya untuk mengurangi risiko terhadap kesehatan manusia dan

ekosistem )

Setelah melakukan keempat langkah ARKL di atas maka telah dapt

diketahui apakah suatu agen risiko aman/dapat diterima atau tidak. Manajemen

risiko bukan termasuk langkah ARKL melainkan tindak lanjut yang harus

dilakukan bilamana hasil karakterisasi risiko menunjukkan tingkat risiko yang

tidak aman ataupun unacceptable.

Berdasarkan pengertian manajemen risiko diatas maka usaha

manajemen risiko dimulai dari identifikasi risiko sesuai empat langkah ARKL

kemudian dilakukan evaluasi komprehensif dengan memperhatikan karakteristik

risiko, jalur pajanan yang paling berpengaruh dan populasi yang paling berisiko,

faktor sosial politik di masyarakat, teknologi pengurangan risiko agent yang

tersedia dan analisis pemanfaatan teknologi tersebut.

Setelah evaluasi komprehensif dilakukan terhadap aspek-aspek tersebut

kemudian dilanjutkan dengan perencanaan upaya-upaya pengelolaan risiko baik

terhadap sumber pencemar, media lingkungan dan pengendalian jalur-jalur risk

agent selanjutnya perencanaan tersebut di implementasikan/dilaksanakan dan di

monitor (Bapelkes Lemah Abang, 2009)

Page 41: 8 B A B IIeprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/961/3/BAB II.pdfKebutuhan volume air rata-rata yang diperlukan per orang setiap hari berkisar antara 150 - 200 liter atau 35 - 40 galon

48

Adapun cara manajemen risiko adalah cara atau metode yang akan

digunakan untuk mencapai batas aman bagi agent risiko terhadap manusia .

Cara manajemen risiko meliputi beberapa pendekatan yaitu pendekatan

teknologi, pendekatan sosial ekonomis dan pendekatan institusional (Didi

Purnama, 2012)

2.2.8.1 Manajemen Risiko dengan Pendekatan Teknologi

Manajemen risiko menggunakan pendekatan teknologi yang tersedia meliputi

penggunaan alat, bahan serta teknik tertentu yang efektif untuk menurunkan,

mengurangi dan menanggulangi besaran risiko agent baik pada sumber

pencemar, media lingkungan, jalur-jalur pajanan atau pada perlindungan

populasi yang berisiko dengan mempertimbangkan efisiensi yakni memilih

teknologi yang murah tapi efektif dan tahan lama serta membutuhkan biaya

operasioanal yang tidak mahal. Contoh manajemen risiko dengan pendekatan

teknologi adalah penerapan penggunanaan IPAL, pengolahan/penyaringan air,

modifikasi cerobong asap, penanaman tanaman penyerap polutan dan

sebagainya.

2.2.8.2 Manajemen Risiko dengan Pendekatan Sosial Ekonomi

Manajemen risiko menggunakan pendekatan sosial ekonomi meliputi pelibat

sertaan pihak lain, efisiensi proses, subtitusi dan penerapan sistem kompensasi.

Contoh Contoh manajemenrisiko dengan pendekatan sosial – ekonomis antara

lain : 3R (reduce, reuse, dan recycle) limbah, pemberdayaan masyarakat yang

berisiko, pemberian kompensasi pada masyarakatyang terkena dampak,

Page 42: 8 B A B IIeprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/961/3/BAB II.pdfKebutuhan volume air rata-rata yang diperlukan per orang setiap hari berkisar antara 150 - 200 liter atau 35 - 40 galon

49

permohonan bantuan pemerintah akibat keterbatasan pemrakarsa (pihak yang

bertanggung jawab mengelola risiko)

2.2.8.3 Manajemen Risiko dengan Pendekatan Institusional

Manajemen risiko dengan menempuh jalur dan mekanisme kelembagaan

dengan cara melakukan kerjasama dengan pihak lain. Contoh manajemen risiko

dengan pendekatan institusional antara lain : kerjasama dalam pengolahan

limbah B3, mendukung pengawasan yang dilakukan oleh pemerintah,

menyampaikan laporan kepada instansi yang berwenang, pembuatan peraturan

yang mengatur tentang baku mutu maupun syarat-syarat kesehatan.

2.2.9 Komunikasi Risiko Kesehatan Lingkungan

2.2.9.1 Pengertian dan Unsur Komunikasi

Asal kata dari komunikasi adalah Cum dan Umus yang dalam bahasa latin berarti

dengan atau bersama dengan dan satu. Dari asal kata tersebut berkembang

pengertian komunikasi menjadi seluruh proses yang digunakan untuk memahami

apa yang dipikirkan oleh orang lain. Pengertian lain dari komunikasi Upaya

membuat pendapat; menyatakan perasaan; menyampaikan informasi agar

dipahami oleh orang lain; Berbagi informasi; bertukar pendapat/perasaan dsb,

ataupun suatu proses membangkitkan ingatan. Bertolak dari pengertian tersebut,

komunikasi kita definisikan sebagai bentuk interaksi dengan orang lain berupa

percakapan biasa, membujuk, mengajar, & negosiasi. Komunikasi terdiri dari

beberapa unsur yaitu komunikator, pesan, channel, dan komunikan. Selain dari

unsur tersebut, dalam proses komunikasi juga terdapat gangguan dan umpan

Page 43: 8 B A B IIeprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/961/3/BAB II.pdfKebutuhan volume air rata-rata yang diperlukan per orang setiap hari berkisar antara 150 - 200 liter atau 35 - 40 galon

50

balik. Skema dari proses dan unsur komunikasi dapat digambarkan sebagai

berikut :

Gambar 2.7: Gambar Proses dan Unsur Komunikasi

Unsur Komunikasi dapat dilihat pada keterangan dibawah ini

1. Komunikator adalah orang yang mula – mula memberikan aksi komunikasi

atau memberikan pesan kepada penerima, pengirim pesan biasa juga

disebut komunikator. Dalam membuat pesan kepada penerima terjadi proses

encoding (pengkodean) yaitu proses menerjemahkan gagasan ke dalam

symbol – symbol yang umum atau sudah dikenal ( kata, bahasa, gambar dan

sebagainya ) menjadi pesan yang mudah dipahami. Sumber informasi bisa

individu/perorangan atau lembaga yang memulai proses komunikasi.

2. Pesan adalah informasi yang ingin disampaikan oleh pengirim kepada

penerima. Pesan yang disampaikan bisa berupa pesan verbal yaitu semua

jenis komunikasi lisan yang menggunakan kata-kata, bisa juga berupa pesan

non verbal seperti bahasa tubuh (ekspresi wajah, sikap tubuh, nada suara,

Page 44: 8 B A B IIeprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/961/3/BAB II.pdfKebutuhan volume air rata-rata yang diperlukan per orang setiap hari berkisar antara 150 - 200 liter atau 35 - 40 galon

51

gerakan tangan, cara berpakaian dan sebagainya ), musik tarian atau

bahasa isyarat.

3. Saluran adalah media atau sarana yang digunakan supaya pesan dapat

disampaikan oleh sumber kepada si penerima. Saluran seringkali disebut

dengan metode komunikasi. Saluran komunikasi bisa saja sederhana,

misalnya mengunakan kata-kata/suara, tetapi juga prosesnya bisa tidak

sederhana. Misalnya kita bisa menggunakan radio untuk kampanye tingkat

kota, bisa menggunakan arisan warga untuk kampanye di tingkat RW

dengan menggunakan berbagai media seperti leaflet, kartu bergambar dan

sebagainya.

4. Komunikan adalah orang –orang yang menerima pesan dari komunikator,

biasa juga disebut penerima. Saat menerima pesan dari pengirim, terjadi

proses penafsiran kembali pesan – pesan yang diterimanya yang disebut

encoding. Proses decoding sangat dipengaruhi oleh persepsi dan latar

belakang sosial budaya dari komunikan

5. Umpan balik mengacu pada segala informasi yang diperoleh kembali si

pengirim pesan dari si penerima. (Maria nes, 2012)

Page 45: 8 B A B IIeprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/961/3/BAB II.pdfKebutuhan volume air rata-rata yang diperlukan per orang setiap hari berkisar antara 150 - 200 liter atau 35 - 40 galon

52

2.2.9.2 Komunikasi Risiko

Komunikasi risiko dilakukan untuk menyampaikan informasi risiko pada

masyarakat (populasi yang berisiko) dan pihak yang berkepentingan lainnya.

Komunikasi risiko merupakan tindak lanjut dari pelaksanaan ARKL dan

merupakan tanggung jawab daripemrakarsa atau pihak yang menyebabkan

terjadinya risiko.

Objek komunikasi risiko adalah sasaran individu, kelompok atau pemangku

kepentingan yang terkait dengan risiko lingkungan yang dikenal dengan sasaran

primer , sekunder dan tersier.

Sasaran primer adalah individu, kelompok atau masyarakat yang diharapakan

akan berubah perilakunya dalam mencegah atau mengurangi akibat pengaruh

dari risiko lingkungan di tempatnya masing-masing.

Sasaran sekunder adalah individu, kelompok atau organisasi yang

mempengaruhi perubahan –perubahan perilaku dari sasaran primer. Kelompok

ini antara lain adalah kader, tokoh masyarakat, tokoh agama, organisasi profesi,

organisasi kepemudaan, organisasi keagamaan, lembaga swadaya masyarakat

dan sebagainya.

Sasaran tersier adalah individu, kelompok atau organisasi yang memiliki

kewenangan untuk membuat kebijakan dan keputusan dalam pelaksanaan

penanggulangan akibat risiko lingkungan atau dampak yang ditimbulkan akibat

risiko lingkungan.

Page 46: 8 B A B IIeprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/961/3/BAB II.pdfKebutuhan volume air rata-rata yang diperlukan per orang setiap hari berkisar antara 150 - 200 liter atau 35 - 40 galon

53

2.2.10 Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas)

Sejak tahun 2008 Pamsimas dilaksanakan, dampaknya positif bagi

masyarakat desa yang tersebar di 15 provinsi. Sebagai program stimulan dengan

pendekatan berbasis masyarakat, program Pamsimas menempatkan masyarakat

sebagai pelaku utama dan sekaligus sebagai penanggungjawab pelaksanaan

kegiatan.

Pemerintah Indonesia memiliki komitmen untuk mencapai target

Millennium Develepment Goals sektor Air Minum dan Sanitasi (WSS-MDG), yaitu

menurunkan separuh dari proporsi penduduk yang belum mempunyai akses air

minum dan sanitasi dasar pada tahun 2015. Sejalan dengan itu, Kebijakan

Nasional Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Berbasis

Masyarakat menggariskan bahwa tujuan pembangunan Air Minum dan

Penyehatan Lingkungan adalah terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui

pengelolaan pelayanan air minum dan penyehatan yang berkelanjutan.

Sejak diberlakukan UU No. 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah dan

UU No. 33/2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan

Pemerintah Daerah, pemerintah daerah bertanggung jawab penuh untuk

memberikan pelayanan dasar kepada masyarakat di daerahnya, termasuk

pelayanan air minum dan sanitasi. Namun demikian, bagi daerah-daerah dengan

wilayah perdesaan relatif luas, berpenduduk miskin relatif tinggi dan mempunyai

kapasitas fiskal rendah, pada umumnya kemampuan mereka terbatas, sehingga

memerlukan dukungan finansial untuk menyediakan pelayanan dasar kepada

masyarakat, baik untuk investasi fisik dalam bentuk sarana dan prasarana,

Page 47: 8 B A B IIeprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/961/3/BAB II.pdfKebutuhan volume air rata-rata yang diperlukan per orang setiap hari berkisar antara 150 - 200 liter atau 35 - 40 galon

54

maupun investasi non fisik dalam bentuk manajemen, dukungan teknis dan

pengembangan kapasitas.

Program Pamsimas merupakan salah satu program pemerintah (pusat

dan daerah) untuk meningkatkan penyediaan air minum, sanitasi, dan

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat terutama dalam menurunkan angka

penyakit diare dan penyakit lain yang ditularkan melalui air dan lingkungan.

Ruang lingkup kegiatan program Pamsimas mencakup 5 (lima) komponen

kegiatan: 1) Pemberdayaan Masyarakat dan Pengembangan Kelembagaan

Lokal; 2) Peningkatan Kesehatan dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dan

Pelayanan Sanitasi; 3) Penyediaan Sarana Air Minum dan Sanitasi Umum; 4)

Insentif Desa/kelurahan dan Kabupaten/kota; dan 5) Dukungan Pelaksanaan dan

Manajemen Proyek.

Program Pamsimas dilaksanakan dengan pendekatan berbasis

masyarakat melalui pelibatan masyarakat (perempuan dan laki-laki, kaya dan

miskin, dan lain-lain.) dan pendekatan yang tanggap terhadap kebutuhan

masyarakat (demand responsive approach). Kedua pendekatan tersebut

dilakukan melalui proses pemberdayaan masyarakat untuk menumbuhkan

prakarsa, inisiatif, dan partisipasi aktif masyarakat dalam memutuskan,

merencanakan, menyiapkan, melaksanakan, mengoperasikan dan memelihara

sarana yang telah dibangun, serta melanjutkan kegiatan peningkatan derajat

kesehatan di masyarakat termasuk di lingkungan sekolah.

Program Pamsimas bertujuan untuk meningkatkan jumlah warga miskin

perdesaan dan pinggiran kota (peri-urban) yang dapat mengakses fasilitas air

minum dan sanitasi yang layak serta mempraktekan perilaku hidup bersih dan

Page 48: 8 B A B IIeprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/961/3/BAB II.pdfKebutuhan volume air rata-rata yang diperlukan per orang setiap hari berkisar antara 150 - 200 liter atau 35 - 40 galon

55

sehat, sebagai bagian dari usaha pencapaian target MDGs sektor air minum dan

sanitasi melalui upaya pengarusutamaan dan perluasan program berbasis

masyarakat secara nasional.

Untuk mencapai tujuan tersebut, program Pamsimas terlebih dahulu

harus mencapai sasaran program, yakni sebagaimana ditetapkan dalam indikator

performance Pamsimas, yaitu Sekitar 6 – 7 juta penduduk menurut status sosial

ekonomi yang dapat mengakses sarana air minum; Sekitar 2 – 3 juta penduduk

yang mengakses sarana sanitasi yang layak dan berkelanjutan; Sekitar 80%

masyarakat Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS). Sekitar 80%

masyarakat yang mengadopsi program Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS);.

Adanya rencana pengembangan kapasitas untuk mendukung adopsi dan

pengarusutamaan pendekatan Pamsimas dan kemajuan mencapai tujuan; .

Pemda mengalokasikan anggaran kabupaten yang diperlukan untuk

pemeliharaan sarana air minum dan sanitasi serta perluasan untuk mencapai

MDGs.