8 9 10 anomali gigi

19
Anomali Gigi A. Developmental Abnormalities / Kelainan Perkembangan 1. Jumlah Gigi a. Supernumerary Teeth - Sinonim:Hiperdontia, distodens, mesiodens, parateeth, peridens, dan supplemantal teeth. - Definisi Merupakan adanya satu atau lebih elemen gigi yang melebihi jumlah gigi yang normal. Jika gigi yang berlebih mempunyai morfologi normal maka disebut supplemental teeth. Supernumerary teeth yang terdapat diantara gigi incisive 1 rahang atas disebut mesiodens. Jika terdapat pada area gigi molar disebut parateeth atau paramolar. Jika tumbuhnya ke arah distal dari molar 3, disebut distodens atau distomolar teeth. Sedangkan jika gigi yang berlebih tumbuh ektopik baik di bukal maupun lingual dari lengkung rahang normal disebut peridens. Penyebab dari kelainan ini belum diketahui, namun cenderung pada faktor keturunan. Sebagian besar kasus merupakan poligenetik dan menunjukkan mutasi gen spontan. Ini merupakan karakter resesif autosomal. - Ciri-ciri Klinis Kelainan ini dapat terjadi pada gigi sulung maupun permanen, namun lebih umum ditemukan pada gigi permanen. Kelainan ini dapat terjadi baik di maxilla maupun di mandibula. Single supernumerary teeth biasanya terjadi di anterior maxilla dan regio molar maxilla. Sedangkan multiple supernumerary teeth kebanyakan terjadi di regio premolar, biasanya di mandibula. Mesiodens jarang terjaid di mandibula. Kelainan ini terjadi dua kali lebih sering pada pria dan kasus terbanyak terjadi di Asia dan Amerika Gigi yang berlebih biasanya tidak erupsi namun terlihat secara radiografik. Ada kalanya pasien secara klinis terlihat kehilangan satu atu lebih gigi, namun setelah dilakukan pemeriksaan radiografik baru terlihat adanya gigi yang berlebih. Jika gigi yang berlebih itu erupsi dan terlihat secara klinis, biasanya posisinya diluar lengkung normal karea keterbatasan ruang. - Ciri-ciri Radiografis Ciri-ciri radiografis dari supernumerary tooth dapat bervariasi, mulai dari berbentuk normal sampai berbentuk kerucut. Pada kasus yang ekstrim, perubahan struktur gigi terlihat sangat nyata. Ukurannya juga bervariasi namun biasanya lebih kecil dari gigi normal. Supernumerary tooth dapat dengan mudah diidentifikasi dengan menghitung dan mengidentifikasi semua gigi. Supernumerary tooth dapat mengganggu erupsi normal, oleh karena itu radiograf sering memperlihatkan gigi permanen yang tidak erupsi yang di dekatnya terdapat supernumerary teeth. Untuk memeriksa adanya spernumerary teeth tidak cukup dengan pemeriksaan panoramik namun juga perlu pemeriksaan periapikal dan oklusal, karena biasanya ada gigi yang tumbuh di luar jangkauan proyeksi panoramik misalnya di palatum, sehingga terlihat distorsi. b. Missing Teeth

Upload: dewivasthi-manikmaya

Post on 29-Dec-2015

778 views

Category:

Documents


118 download

TRANSCRIPT

Page 1: 8 9 10 Anomali Gigi

Anomali Gigi

A. Developmental Abnormalities / Kelainan Perkembangan1. Jumlah Gigi

a. Supernumerary Teeth- Sinonim:Hiperdontia, distodens, mesiodens, parateeth, peridens, dan supplemantal teeth.- Definisi

Merupakan adanya satu atau lebih elemen gigi yang melebihi jumlah gigi yang normal.Jika gigi yang berlebih mempunyai morfologi normal maka disebut supplemental teeth.Supernumerary teeth yang terdapat diantara gigi incisive 1 rahang atas disebut

mesiodens. Jika terdapat pada area gigi molar disebut parateeth atau paramolar. Jika tumbuhnya ke arah distal dari molar 3, disebut distodens atau distomolar teeth. Sedangkan jika gigi yang berlebih tumbuh ektopik baik di bukal maupun lingual dari

lengkung rahang normal disebut peridens.Penyebab dari kelainan ini belum diketahui, namun cenderung pada faktor keturunan.

Sebagian besar kasus merupakan poligenetik dan menunjukkan mutasi gen spontan. Ini merupakan karakter resesif autosomal.

- Ciri-ciri KlinisKelainan ini dapat terjadi pada gigi sulung maupun permanen, namun lebih umum

ditemukan pada gigi permanen.Kelainan ini dapat terjadi baik di maxilla maupun di mandibula. Single supernumerary

teeth biasanya terjadi di anterior maxilla dan regio molar maxilla. Sedangkan multiple supernumerary teeth kebanyakan terjadi di regio premolar, biasanya di mandibula. Mesiodens jarang terjaid di mandibula.

Kelainan ini terjadi dua kali lebih sering pada pria dan kasus terbanyak terjadi di Asia dan Amerika

Gigi yang berlebih biasanya tidak erupsi namun terlihat secara radiografik. Ada kalanya pasien secara klinis terlihat kehilangan satu atu lebih gigi, namun setelah dilakukan pemeriksaan radiografik baru terlihat adanya gigi yang berlebih.

Jika gigi yang berlebih itu erupsi dan terlihat secara klinis, biasanya posisinya diluar lengkung normal karea keterbatasan ruang.

- Ciri-ciri RadiografisCiri-ciri radiografis dari supernumerary tooth dapat bervariasi, mulai dari berbentuk

normal sampai berbentuk kerucut. Pada kasus yang ekstrim, perubahan struktur gigi terlihat sangat nyata. Ukurannya juga bervariasi namun biasanya lebih kecil dari gigi normal. Supernumerary tooth dapat dengan mudah diidentifikasi dengan menghitung dan mengidentifikasi semua gigi.

Supernumerary tooth dapat mengganggu erupsi normal, oleh karena itu radiograf sering memperlihatkan gigi permanen yang tidak erupsi yang di dekatnya terdapat supernumerary teeth.

Untuk memeriksa adanya spernumerary teeth tidak cukup dengan pemeriksaan panoramik namun juga perlu pemeriksaan periapikal dan oklusal, karena biasanya ada gigi yang tumbuh di luar jangkauan proyeksi panoramik misalnya di palatum, sehingga terlihat distorsi.

b. Missing Teeth- Sinonim: Hypodontia, oligodontia, dan anodontia- Definisi

Hipodontia:Tidak adanya satu atau sejumlah kecil gigi.Oligodontia:Tidak adanya sejumlah besar gigiAnodontia:Kegagalan semua gigi berkembang.Kelainan ini dapat terjadi sebagai akibat banyaknya mekanisme patologik independen

yang mempengaruhi formasi dental lamina (mis. Sindrom Orofasiodigital), dapat juga terjadi karena akibat kegagalan benih gigi untuk tumbuh pada waktu optimal, kekurangan tempat yang dibutuhkan akibat malformasi rahang, dan secara genetik yang ditentukan dengan adanya disproporsi antara massa gigi dan ukuran rahang.

- Ciri-ciri klinisHipodontia lebih sering terjadi pada gigi permanen. Gigi yang sering hilang adalah molar

3, premolar 2, incisive 2 rahang atas, dan incisive 1 rahang bawah. Ketidakhadiran gigi tersebut dapat unilateral maupun bilateral

Pada gigi sulung, gigi yang sering hilang adalah incisive rahang atas.- Ciri-ciri radiografis

Missing teeth dapat dikenali dengan mengidentifikasi dan menghitung gigi yang ada. Namun perlu diingat bahwa perkembangan gigi seseorang dapat bervariasi. Erupsi

Page 2: 8 9 10 Anomali Gigi

beberapa gigi dapat tertunda beberapa tahun setelah terbentuk (khusunya P2 Rahang Bawah), and others may show evidence of development as late as a year after the contralateral tooth.(???)

2. Ukuran Gigia. Macrodontia

- DefinisiMacrodontia ialah gigi geligi yang lebih besar dari normal. Jika gigi geligi mempunyai

ukuran normal namun berada pada rahang yang kecil, maka keadaan itu disebut makrodonsia relatif (Relative Macrodontia). Sedangkan bila seluruh gigi terlalu besar maka secara umum disebut makrodonsia murni (True Macrodontia).

- Ciri-ciri KlinisMakrodonsia jarang mengganggu dentition, tapi lebih umum melibatkan beberapa gigi,

individual contralateral teeth, atau gigi tunggal. Adanya hemangioma dapat mengakibatkan peningkatan ukuran dan perkembangan lebih lanjut dari gigi tetangganya.

Makrodonsia murni lokal dapat menyebabkan hemihypertrophy wajah (pembesaran setengah bagian wajah) . Makrodonsia murni general dapat menyebabkan pituitary gigantism. Penyebab makrodonsia belum diketahui.

Ukuran besar gigi dapat terlihat pada pemeriksaan klinis. Associated crowding, maloklusi atau impaksi mungkin terjadi.

- Ciri-ciri radiografisRadiograf dapat menunjukkan peningkatan ukuran baik gigi makrodonsi yang erupsi

maupun yang tidak. Bentuk giginya biasanya normal, namun pada beberapa kasus menunjukkan penyimpangan morfologi.

b. Microdontia- Definisi

Microdontia merupakan gigi geligi yang lebih kecil dari normal. Seperti halnya macrodontia, microdontia dapat melibatkan seluruh gigi atau terbatas pada gigi tunggal atau beberapa gigi.

Mikrodonsia relatif juga dapat terjadi. Pada kasus ini, gigi dengan ukuran normal berkembang pada rahang yang besar. Mikrodonsia total sangat jarang terjadi, walaupun dapat terjadi pada penderita pituitary dwarfism. Supernumerary teeth biasanya juga microdontia.

- Ciri-ciri klinisGigi yang mengalami kelainan ini terlihat jelas berukuran kecil dna mungkin mempunyai

perubahan morfologi. Gigi molar mikrodonti dapat mempunyai perubahan bentuk, dari lima menjadi empat cusp pada rahang bawah, dan dari empat menjadi tiga pada rahang atas. Incisive 2 mikrodonti juga lebih kecil dan berbentuk pancang / pasak (peg-shaped)

- Ciri-ciri radiografisBentuk dari gigi geligi yang mengalami kelainan ini bisanya normal, namun ada kalanya

malformasi.

3. Erupsi Gigia. Transposition

- DefinisiTransposisi adalah keadaan dimana dua gigi posisinya bertukaran

- Ciri-ciri klinisGigi yang paling sering mengalami transposisi adalalah kaninus permanen dan premolar

1. Premolar 2 jarang terletak diantara molar 1 dan molar 2. Transposisi Incisive 1 dan 2 juga jarang terjadi. Sedangkan transposisi pada gigi sulung belum pernah dilaporkan.

- Ciri-ciri radiografisRadiograf dapat menunjukkan transposisi ketika gigi geligi tidak berada pada urutan

yang biasanya pada lengkung rahang.

4. Perubahan Morfologi Gigia. Fusion

- Sinonim:Syndontia- Definisi

Fusi adalah pertumbuhan menjadi satu, dentin dan email dari dua elemen menjadi satu elemen selama pembentukan.

Fusi gigi berasal terjadi dari kombinasi benih gigi, yang menghasilkan gigi yang bersatu. Beberapa penulis mempercayai bahwa fusi terjadi ketika dua benih gigi berkembang sangat dekat dan berkontak sehingga bersatu sebelum kalsifikasi. Pendapat lain menyatakan bahwa gaya fisik atau tekanan terjadi selama perkembangan yang disebabkan oleh berkontaknya kuncup gigi yang berdekatan.

Page 3: 8 9 10 Anomali Gigi

Dari segi genetik, kelainan ini kemungkinan dominan autosomal dengan reduced pentranced.(???). Pria dan wanita mengalami kelainan ini dalam jumlah yang sama.

- Ciri-ciri klinisFusi biasanya menyebabkan pengurangan jumlah gigi. Ini terjadi pada gigi sulung

maupun permanen, walaupun lebih umum ditemukan pada gigi sulung. Fusi juga lebih umum ditemukan pada gigi anterior. Fusi dapat terjadi total atau parsial tergantung fase odontogenesis dan kedekatan gigi yang sedang berkembang. Hasilnya dapat bervariasi dari gigi tunggal dengan ukuran normal sampai dengan gigi yang mendekati dua kali ukuran normal. Bifid crown mungkin ada. Mahkota dari gigi yang berfusi biasanya terlihat lebar dan tunggal. Dapat juga terdapat incisocervical groove dengan kedalaman bervariasi.

- Ciri-ciri radiografisRadiograf dapat menunjukkan bentuk atau ukuran yang tidak biasa dari gigi yang

bersangkutan. Fusi biasanya terlihat lebih jelas pada radiograf dibanding pada pemeriksaan klinis. Gigi yang berfusi biasanya menunjukkan konfigurasi yang tidak biasa dari ruang pulpa, saluran akar, dan mahkota.

b. Concrescence- Definisi

Konkresensi adalah bergabungnya akar-akar dua elemen karena selubung sementumnya tumbuh menjadi satu. Kelainan ini dapat terjadi baik pada gigi sulung maupun permanen. Walaupun penyebabnya belum diketahui, namun diperkirakan disebabkan oleh keterbatasan tempat pada waktu perkembangan, trauma lokal, tekanan oklusal yang terlalu besar, ataupun infeksi lokal setelah perkembangan. Jika kondisi ini terjadi selama perkambangan, disebut true concrescence; jika setelah perkambangan disebut acquired concrescence.

- Ciri-ciri klinisGigi molar rahang atas adalah gigi yang paling sering mengalami kelainan ini,

khususnya molar 3 dan supernumerary tooth. Gigi yang mengalami kelainan ini dapat gagal erupsi atau tumbuh tidak sempurna.

- Ciri-ciri radiografisPemeriksaan radiografik tidak selalu dapat membedakan konkresensi dengan gigi yang

berkontak sangat dekat atau superimposed sederhana. Ketika kondisi ini dicurigai pada radiograf dan ekstraksi salah satu gigi sedang dipertimbangkan, maka proyeksi tambahan dengan sudut berbeda perlu dilakukan untuk menggambarkan kondisi dengan lebih baik.

c. Gemination- Sinonim:twinning.- Definisi

Geminasi adalah kelainan yang terjadi ketika kuncup dari gigi tunggal berusaha membagi diri. Hasilnya berupa invaginasi mahkota, dengan divisi parsial, atau pada kasus yang jarang dengan divisi lengkap di sepanjang mahkota dan akar, menghasilkan struktur identik. Twinning yang lengkap menghasilkan gigi normal ditambah supernumerary tooth. Penyebabnya tidak diketahui, namun fakta-fakta yang ada menunjukkan kelainan ini disebabkan faktor keturunan.

- Ciri-ciri klinisGeminasi lebih serng terjadi pada gigi sulung, namun sebearnya dapat juga terjadi pada

gigi permanen. Kelainan ini biasanya terjadi pada regio incisive. Ia dapat dideteksi secara klinis setelah gigi yang anomali erupsi. Kasus ini terjadi dalam jumlah yang hampir sama antara pria dan wanita. Enamel dan dentin dari gigi yang geminasi dapat mengalami hipoplastik atau hipokalsifikasi.

- Ciri-ciri radiografisRadiograf dapat menunjukkan perubahan bentuk dari jaringan keras dan ruang pulpa

dari gigi yang mengalami geminasi. Gambaran radiopak enamel menyelubungi celah pada mahkota dan invaginasi sehingga menonjolkannya. Ruang pulpa biasanya tunggal dan diperbesar dan bisa jadi terbagi secara parsial. Pada kasus yang jarang dari geminasi premolar, gambaran memperlihatkan molar dengan mahkota yang diperbesar dan dua akar.

d. Taurodontism- Definisi

Taurodontisme adalah suatu anomali dengan rongga pulpa sangat membesar. Mahkota gigi berbentuk dan berukuran normal, tapi badannya mengalami pemanjangan dan akarnya pendek. Ruang pulpa meluas dari posisi normal pada mahkota sepanjang badan yang memanjang, menimbulkan pertambahan jarak antara CEJ dan furkasi. Taurodontism dapat terjadi pada gigi permanen atau gigi sulung (atau keduanya). Walaupun beberapa fakta dari kelainan ini dapat dilihat pada beberapa gigi, ini biasanya secara penuh terjadi pada gigi molar dan jarang terjadi pada premolar. Gigi tunggal atau multipel dapat menunjukkan ciri-ciri taurodontisme, unilateral atau bilateral dan beberapa kombinasi dari kuadran gigi.

- Ciri-ciri klnis

Page 4: 8 9 10 Anomali Gigi

Karena badan dan akar dari gigi taurodontism berada pada batas alveolar, ciri-ciri yang membedakan dari gigi-gigi ini tidak dapat dikenali secara klinis.

- Ciri-ciri radiologisMorfologi khusus dari gigi taurodontism sangat terlihat pada radiograf. Ciri-ciri khasnya

berupa perluasan ruang pulpa pada badan yang memanjang dari gigi. Akar yang memendek dan saluran akar adalah fungsi dari badan panjang dan panjang normal dari gigi.Ukuran mahkota normal.

e. Dilaceration- Definisi

Dilaserasi adalah gangguan formasi gigi yang memproduksi belokan tajam atau kurva pada gigi. Salah satu dari konsep tertua menyatakan bahwa kelainan ini kemungkinan disebabkan oleh trauma mekanis pada porsi kalsifikasi dari gigi yang terbentuk parsial. Walaupun ini dapat terjadi, khususnya pada incisive rahang atas, banyak kasus yang mirip dengan anomali perkembangan yang sebenarnya. Distorsi angular dapat terjadi di mana saja pada mahkota atau akar.

- Ciri-ciri klinisBanyak kasus dilaserasi radikular yang tidak dapat dikenali secara klinis. Jika dilaserasi

sangat nyata / jelas sehingga gigi tidak erupsi, satu-satunya indikasi klinis dari kelainan ini adalah gigi yang hilang (missing tooth). Jika kelainannya pada mahkota gigi yang erupsi, maka dapat dikenali dengan adanya distorsi angular.

- Ciri-ciri radiologisRadiograf dapat mendeteksi dilaserasi radikular dengan sangat baik. Kondisi ini terjadi

sangat sering pada gigi premolar tahang atas. Satu atau lebih gigi dapat terkena kelainan ini. Jika akarnya membelok ke mesial atau distal, konsisi ini dapat terlihat dengan jelas pada radiograf periapikal. Ketika akarnya membelok ke bukal/labial atau lingual, sinar X rata-rata melewati secara paralel dengan bagian yang membelok dari akar. Bagian yang terdilaserasi kemudian muncul pada ujung apikal dari akar yang tidak berubah sebagai daerah bundar radiopak dengan bayangan gelap di bagian sentralnya. Bayangan gelap tersebut terbentuk karena adanya foramen apikal dan saluran akar. Ruang periodontal di sekitar bagian dilaserasi ini terlihat sebagai lingkaran radiolusen. Radiopasitas di bagian akar yang terdilaserasi lebih radiopak dibanding bagian akar yang lain.

f. Dens in Dente / Dens Invaginatus- Sinonim:Dens invaginatus, dilated odontome, dan gestant odontome- Definisi

Dens in Dente dihasilkan dari pembungkusan permukaan luar ke dalam interior (bagian dalam)gigi. Dapat terjadi pada mahkota atau akar selama perkembangan gigi dan dapat melibatkan kamar pulpa atau saluran akar. Anomali in banyak terlihat di mahkota. Invaginasi koronal biasanya berasal dari pembungkusan anomali dari enamel organ ke dalam dental papilla.

Pada gigi dewasa hasilnya berupa lipatan jaringan keras dalam gigi dengan garis enamel sebagai karakteristiknya. Bentuk anomali yang paling ekstrem: dilated odontome.

Ketika DID melibatkan akar (Radicular DID), hasilnya adalah invaginasi Hertwig’s Epithelial Root Sheath. Hasilnya: aksentuasi groove akar normal longitudinal. Sebagai kontras dari coronal type (dibatasi enamel), radicular type dibatasi oleh cementum. Jika invginasi mengalami retraksi dan terputus, hal ini meninggalkan struktur longitudinal cementum, tulang, dan sisa PDL dalam kanal pulpa. Struktur ini seringkali memanjangkan panjang akar.

- Ciri-ciri klinisDID koronal dapat diidentifikasi secara klinis sebagai pit pada incisal edge/cingulum. Pit

besar dan dalam, terutama pada lateral insisiv. Umumnya lingual marginal ridges/cingula sangat terlihat.Pada kasus kebanyakan, DID tidak besar, dan morfologii mahkota terlihat normal. DID sering terjadi pada ggi permanen lateral insisiv, premolar, dan kaninus, jarang pada gigi posterior. Invaginasi jarang pada mahkota gigi pada mandibula dan gigi susu. Demikian pula pada lateral incisors.

Ciri-ciri klinis DID terjadi dari risiko pulpal disease. Walaupun enamel menggarisi kerusakan mahkota, umumnya tipis, sering dalam kualitas buruk, bahkan hilang dalam beberapa area. Kavitas umumnya terpisah dari kamar pulpa oleh dinding kecil dan terbuka ke lingkungan oral melalui konstriksi sempit. Pit umumnya sulit dijaga bersih, menyebabkan kondisi yang memungkinkan untuk terjadinya karies. Lesi karies sulit dideteksi secara klinis dan akan meluas ke pulpa. Kadang-kadang, fine canals memanjang antara invaginasi dan kamar pulpa, menghasilkan pulpal desease bahkan tanpa karies

- Ciri-ciri radiografisPembungkusan enamel ke dalam lebih radiopak daripada gigi di sekelilingnya, dapat

diidentifikasi dengan mudah. Lebih jarang, invaginasi radikular tampak sebagai struktur radiolusen longitudinal dalam akar. Kerusakan, khususnya pada variasi koronal, dapat bervariasi dalam ukuran dan bentuk. Jika invaginasi koronal ekstensif, mahkota hampir

Page 5: 8 9 10 Anomali Gigi

selalu malformasi, dan foramen apikal biasanya luas. Penyebab umumnya adalah penghentian perkembangan akar yang menyebabkan kematian jaringan pulpa. Pada dilated odontome, gigi mengalami deformasi hebat, memiliki bentuk sirkular atau oval dengan interior radiolusen. DID dapat diidentifikasi secara radiografis bahkan sebalum gigi erupsi.

g. Dens Evaginatus

- Definisi Dibandingkan dengan DID (Dens In Dente), Dens Evaginatus merupakan akibat dari

outfolding dari organ enamel. Hasilnya : enamel-ditutup oleh tubercle, biasanya berada di dalam atau di pertengahan

permukaan oklusal dari premolar atau biasanya berada pada gigi molar. (gambar 18-23) Frekuensi terbesar dari DE terdapat di Asia dan America.

- Ciri-ciri Klinis Secara klinik, DE terlihat sebagai tuberkel dari enamel pada permukaan oklusal dari gigi

yang telah terkena DE. Biasanya terdapat di mandibula. Setelah tuberkel terkikis oleh gigi yang berlawanan terlihat facet(aspek) circular yang

kecil, dengan pit hitam kecil di tengah. (gambar 18-24 B). Aus karena abrasi / gesekan, retakan, atau pembedahan yang tidak benar dalam

pengangkatan tuberkel ini dapat mengakibatkan infeksi pulpa.- Ciri-ciri radiografis

Gambaran radiografik menunjukkan perpanjangan dari tuberkel dentin di permukaan oklusal.

Pusat / inti dentin (dentin core) biasanya ditutupi / diselimuti oleh enamel opak. Jika tuberkel menjadi semakin tipis dan telah sampai di pulpa maka nekrosis pulpa

terjadi.- Differential diagnosis

Gambaran pada klinik dan radiografik mungkin sulit untuk membayangkan jika tuberkel telah terkikis ke permukaan oklusal.

- Penanganan

Page 6: 8 9 10 Anomali Gigi

Jika tuberkel menyebabkan oklusal yang lain terganggu / menunjukkan abrasi yang jelas, kemungkinan besar harus dihilangkan di bawah kondisi yang steril dan bagian pulpa harus diberi pelindung (jika diperlukan)

h. Amelogenesis Imperfecta- Definisi

Merupakan gangguan perkembangan yang mencampuri pembentukan enamel normal. AI menimbulkan perubahan yang khusus di seluruh enamel. Terdapat 4 tipe umum mempunyai karakteristik klinik atau tampakan radiografik:

1. Tipe Hypoplastic 2. Tipe Hypomaturation 3. Tipe Hypocalcification 4. Tipe Hypomaturation- Hypocalcified.

- Ciri-ciri klinisHYPOPLASIA

Enamel pada gigi yangsudah terinfeksi gagal untuk berkembang menjadi ukuran ketebalnnya yang normal.

Enamel terlihat tipis dimana dentin menunjukkan warna yellowish-brown pada gigi. Pada bebrapa bentuk hypoplastic enamel dapat menjadi berlubang, kasar, atau lembut

dan halus. Penipisan ketebalan enamel juga menyebabkan gigi menjadi lebih kecil dari ukuran

biasa, dengan berkurangnya kontak pada gigi yang berdekatan. Pada permukaaan oklusal dari gigi posterior biasanya rata dengan cusp yang rendah.

HYPOMATURATION

Enamel mempunyai ketebalan yang normal, tetapi tampak berbintik-bintik Warnanya berkisar antara polos, menjadi putih keruh, kuning atau coklat. Suatu waktu gigi terlihat tertutup menjadi snow-capped (dengan enamel opak putih)

HYPOCALCIFICATION Mahkota pada gigi terlihat normal dalam ukuran dan bentuk ketika mulai bererupsi

karena enamel mempunyai ketebalan yang kurang dari biasanya, dan terjadi abrasi yang sangat cepat pada mahkota gigi sulung.

Karena enamel kekurangan mineralisasi (kurang padat dibanding dentin), enamel mulai retak dalam waktu singkat setelah enamel berfungsi.

Hipokalsifikasi enamel telah meningkatkan permeabilitas dan menjadi keruh dan gelap.

HYPOMATURATION-HYPOCALCIFICATION Klasifikasi ini merupakan indikasi dari kombinasi Hypomaturation dan Hypocalcification,

dimana melibatkan permanent dan pada saat pertumbuhan gigi. Bila defect dominantnya Hypomaturation maka istilahnya menjadi HYPOMATURATION-

HYPOCALCIFICATION . Enamelnya biasanya berbintik-bintik dan warnanya agak luntur (kuning dan coklat). Enamelnya juga mempunyai radiopacity yang serupa dengan dentin. Bila defect dominantnya Hypocalcification, maka istilahnya menjadi –

HYPOCALCIFICATION-HYPOMATURATION (gambaran gigi terlihat sama pada normalnya namun enamelnmya tipis).

Page 7: 8 9 10 Anomali Gigi

- Ciri-ciri radiografis Untuk hypoplasyic amelogenesis imperfecta mahkotanya berbentuk square, pada

enamel terlihat lapisan opak tipis, dan cusp yang rendah atau tidak ada (absent). Kepadatan enamel normal, pit pada enamel terlihat tajam. Untuk hypomaturation terlihat ketebalan normal pada enamel, tetapi kepadatannya

sama dengan dentin. Untuk hypocalcification terlihat ketebalan enamel normal , tetapi kepadatannya bisa

berkurang (lebih radiolucent) daripada dentin., dengan tingkat abrasi yang tinggi ketidakterlihatan ruang pulpa dapat dikenali pada gambar radiografik.

- Differential Diagnosis Jika tingkat abrasi tinggi terjadi dan dentin sekunder tidak terlihat di ruang pulpa, maka

gambaran radiografik amelogenesis imperfecta terlihat sama dengan dentinogenesis imperfecta.

Namun pada dentinogenesis imperfecta mahkota berbentuk bulat (bulbous) dan akar yang sempit (narrow root), hilangnya ruang pulpa dan root canals, dan hadirnya tand atrisi.

- Penanganan Perwatan yang sesuai untuk amelogenesis imperfecta adalah pemulihan estetika dan

fungsi dari gigi yang telah rusak.

i. Osteogenesis Imperfecta Kelainan hereditas dari ossous fractures dan merupakan bawaan sejak lahir dengan hasil

mudahnya tulang untuk patah.

j. Dentin Dysplasia- Definisi

Merupaka sifat autosomal dominant yang menyerupai DI. Terdapat dua tipe :

1. Tipe I (radicular) dan tipe II (coronal) dentin dysplasia. Pada tipe I, perubahan dapat terlihat pada penampakan akar.

2. Pada tipe II, perubahan pada mahkota terlihat jelas dengan perubahan bentuk ruang pulpa.

- Ciri-ciri klinis Pada tipe I gigi umumnya mempunyai warna dan bentuk normal pada perkembangan

gigi. Kadang-kadang terlihatnya gambaran translucent kecil agak kebiruan-coklat. Pada tipe I biasanya terjadi misalign (ketidak lurusan) pada lengkungan. Pada tipe II mahkota pada gigi sulung terlihat dengan warna, ukuran dan garis batas

yang sama pada DI.- Ciri-ciri radiografis

Pada tipe I (Radicular dentin dysplasia) akar pada semua gigi sulung dan permanent keduanya pendek dan bentuk yang tidak normal. (gambar 18-28).

Akar pada gigi sulung terlihat seperti jarum yang tajam. Ruang pulpa dan root canal mengisi/ sudah ada sebelum erupsi. Sekitar 20 % penyakit dengan tipe I mempunyai periapikal radiolusent yang dapat

digambarkan bias sebagai kista atau granuloma. Pada tipe II (coronal dentin dysplasaia) tidak terlihatnya ruang pulpa (gambar 18-29)

dan pengurangan pada root canal trejadi setelah erupsi. Kadang-kadang gigi anterior dan premolar berkembang ruang pulpa Kadang-kadang gigi anterior dan premolar berkembang ruang pulpa (thistle tube)

karena perpanjangnnya ke akar.- Differential Diagnosis

Mempunyai diagnosis yang terlihat sama dengan DI Pada tipe II dysplasia ruang pulpa belum terisis sebelum erupsi. Ukuran mahkota pada DI mempunyai tipe bulbous shape dengan penyempitan di

daerah cervical, sebaliknya mahkota pada dentin dysplasia biasanya bentuk, ukuran dan proporsinya normal.

Jika akarnya sempit dan pendek biasanya terdapat pada DI, sebaliknya bila akarnya terlihat normal dapat dikatakan dentin dysplasia.

- Penanganan Gigi dengan tipe I dentin dysplasia mempunyai sedikit akar yang menyokong prosthetic

replacement. Di lain sisi, tipe II dapat dilapisi mahkota (crowned)

k. Regional Odontodysplasia- Definisi

Kondisi yang jarang dengan kedua enamel dan dentin hypoplastic dan hypocalcified.

Page 8: 8 9 10 Anomali Gigi

Dapat trejadi pada permanent dan primary. Jika pada gigi primary terserang, maka terdapat penggantinya.

- Ciri-ciri klinis Gigi yang terserang oleh OI biasanya terlihat kecil dan berbintik coklat yang merupakan

akibat dari hypocalcified hypoplastic enamel. Biasanya gigi tersebut mudah terserang caries (mudah pecah) dan biasanya mudah

retak dan ineksi pulpa. Central, lateral incisor dan caninus juga kadang-kadang mudah terserang. (biasanya

sering terjadi pada maksila).- Ciri-ciri radiografis

Ruang pulpa besar dan root cannal lebar karena hypoplastic dentin tipis (gambar 18-30)Outline root terlihat tidak jelas.Enamel tipis dan kurang padat, kurang mineralisasi seperti normal..

- Differential Diagnosis Malformasi gigi kadang-kadang terdapat pada DI. Tipe dari DI yang menyerupai OI meliputi seluruh primary gigi.

- Penanganan Dengan tingkatan restorative materials terbaru menganjurkan untuk mempertahankan

dan memulihkan gigi yang sudah terkena. Gigi yang tidak erupsi seharusnya di pertahankan atau retainedselama periode

pertumbuhan tulang. Kerusakan gigi permanent yang berat menyebabkan pulpa di removal dan replacement.

l. Enamel Pearl- Definisi

Merupakan tetesan kecil pada enamel yang terdapat pada akar di molar. Mungkin dibentuk oleh Hertwig’s Epithelial root sheath sebelum epithelium kehilangan

enamelnya. Biasanya hany berkembang 1 pearl. Enamel pearl mempunyai core (pusat / inti)dentin dan perpanjanagn tanduk pulpa dari

ruang pada gigi host. - Ciri-ciri klinis

Umumnya enamel pearl dibentuk di bawah crest gingival. Biasanya berkembang pada trifurkasi pada maksila molar (biasanya M3)atau bifurkasi

mandibular molar, beberapa pada apical sampai CEJ Pada maksila. Biasanya terdapat pada aspek mesial atau distal, sedangkan pada

mandibula terdapat pada aspek bukal atau lingual.- Ciri-ciri radiografis

Enamel pearl terlihat halus, bulat, dan sebanding denagn enamel yang diselimuti dengan crown (gambar 18-32).

Kadang-kadang dentin membentuk kecil, bulat, baying radiolucent di tengah pada radiopak pada enamel.

- Differential Diagnosis Sangat mungkin terjadi kesalahan bila enamel pearl dapat dianggap sebagai pulp stone,

perbedaannya dapat dibuat dengan meningkatkan angle vertical dari proyeksi. Kadang-kadang gambaran oblik pada maksil dan mandibula menyebabkan

superimposition pada porsi akar .- Penanganan

Pengenalan radiopak mass superimposed pada gigi merupakan enamel pearl. Clinician dapat mengangkat kumpulan tersebut jika lokasinya berada di CEJ memberi

kecenderungan penyakit periodontal. Pengangkatan kumpulan tadi harus mengikut sertakan tanduk pulpa.

m. Talon Cusp- Definisi

Merupakan hyperplasia yang tidak lazim pada cingulum di maksil dan mandibula incisor. Talon cusp menghasilkan supernumery cusp. Enamel yang normal ditutup oleh cusp dan menyatu denagn aspek lingual pada gigi. Banyak developmental groove yang terlihat dapat menjadi caries. Cusp bisa terdiri dari tanduk pulpa atau tidak sama sekali.

- Ciri-ciri klinis Biasanya ditemukan di kedua sex dan bias terdapat di primary dan permanent tooth.

Page 9: 8 9 10 Anomali Gigi

Bervariasi dalam ukuran mulai dari bentuk cungulum yang menonjol ke bentuk seperti cusppada tingkat incisal edge.

Ketika gambaran terlihat dari incisal edge, incisal menghubungkan cusp dengan bentuk T.

- Ciri-ciri radiografis Gambaran radiopak pada talon cusp : superimposed pada mahkota yang meliputi

incisor. Outlinenya halus, pada lapisan normalnya terlihat enamel yang dapat dibedakan. Radiograf mungkin tidak dapat menunjukkan tanduk pulpa. Cusp biasanya dapat terlihat secara radiograf sebelum erpsi dan dapat di stimulasikan

sebagai kehadiran supernumery tooth.- Differential Diagnosis

Gambaran radiopak pada talon cusp : superimposed pada mahkota yang meliputi incisor.

Outlinenya halus, pada lapisan normalnya terlihat enamel yang dapat dibedakan. Radiograf mungkin tidak dapat menunjukkan tanduk pulpa. Cusp biasanya dapat terlihat secara radiograf sebelum erpsi dan dapat di stimulasikan

sebagai kehadiran supernumery tooth.- Penanganan

Jika developmental groove hadir ketika cusp bersatu denagn permukaan lingual pada incisor, perlakuan ditujukan untuk mencegah pembusukan,

Jika cusp besar, sebaiknya dengan perlahan mengankat cusp, dan dapat merangsang pembentukan dentin sekunder.

n. Turner’s Hypoplasia- Definisi

Merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan gigi permanent dengan hypoplastic defect normal pada mahkotanya.

Defect tersebut menyebabkan infeksi perpanjangn periapikal dari oleh trauma mekanik. Jika trauma terjadi pada saat mahkota terbentuk, maka dapat mengakibatkan

ameloblasts pada pertumbuhan gigi dan juga menyebabkan enamel hypoplasia ata hypomineralization.

- Ciri-ciri klinis Biasanya terjadi pada mandibular premolar, karena mudah terseran caries. Kerusakan yang hebat tergantung pada infeksi yang hebat pada trauma mekanik pada

perkembangan permanent gigi, sehingga dapat merusak pembentukan matrix dan kalsifikasi mengakibatkan hypomineralization spot pada enamel.

Daerah yang kurang terkalsifikasi biasanya keruh dan menunjukkan spot yang coklat pada mahkota.

- Ciri-ciri radiografis Ketidak normalan enamel pada Tuner’s hypoplasiamenyebabakan perubahan pada

garis batas pada gigi. (gambar 18-34). Pada bagian mahkota terlihat gambaran radiolusen sehingga dapat terlihat bahwa

daerah ini menunjukkan kelainan. Keburaman akibat hypomineralization tidak trelihat karena terdpat perbedaan dalam

tingkatan radiopacity di antara spot dan mahkota pada gigi.- Differential Diagnosis

Biasanya dianjurkan dilakukan therapeutic radiation walaupun beberapa gigi yang berdekatan juga termasuk.

- Penanganan Jika pada radiograf gigi yang terkena Turner’s hypoplasia menunjukkan gigi masih

mempunyai akar penyokong yang baik maka estetika dan fungsi dapat di pulihkan.

o. Congenital Syphilis- Definisi

Sekitar 30 % orang dengan congenital syphilis yang meliputi permanent incisor dan M1. Incisor yang terkena disebut Hutchinson’s teeth dan molar, mulberry molars.

- Ciri-ciri klinis Incisor yang terkena mempunyai karakteristik mahkota berbentuk screwdriver dengan

permukaan mesial dan distal lonjol dari middle pada mahkota ke ujung incisal. (gambar 18-35)

Walaupun incisor pusat maksila biasanya memperlihatkan perubahan, namun pada lateral maksila dan incisor pusat mandibula juga terlihat dalam melakukan perubahan.

Mahkota pada M1 mempunyai karakteristik yang khas menjadi semakin kecil dari normal, dan kadang-kadang semakin kecil dari M2.

Cusp dari M3 juga berkurang dalam ukuran dan bentuk.

Page 10: 8 9 10 Anomali Gigi

- Ciri-ciri radiografis Bentuk karakteristik dari mahkota incisor dan molardapat terlihat pada gambaran

radiograf. Karena mahkota pada gigi berumur 1 tahun, radiograf dapat memperlihatkan gambaran

conginetal syphilis 4-5 tahun sebelum gigi erupsi.- Penanganan

Hutchinson’s teeth dan mulberry molars tidak membutuhkan perlakuan dental, estetika restorasi mungkin dapat digunakan untuk mengoreksi kelainan hypoplastic sebagai indikasi secara klinikal.

B. Acquired Abnormalities1. Acquired Pathologic Conditions

a. Atrition- Definisi

Merupakan kondisi fisiologis berupa pengikisan perlahan (aus) gigi geligi sebagai hasil dari kontak oklusal gigi RA & RB. Terjadi di daerah permukaan insisal, oklusal, dan interproksimal untuk yang ini, titik kontak jadi rata dengan permukaan interproksimal

Terjadi pada orang dewasa (>90%) dan umumnya lebih parah pada pria daripada wanita. Tingkat atrisi bergantung pada makanan, faktor saliva, mineralisasi gigi, dan emotional tension. Atrisi dapat menjadi patologis jika jaringan gigi yang hilang semakin meluas, seperti pada bruxism (pergesekan gigi, terutama waktu tidur).

- Ciri-ciri klinis Pola gigi yang aus pada atrisi sangat khas. Keausan faset pertama kali muncul pada

cusp dan ridge marginal oblique & transverse. Keausan faset lebih terlihat pada permukaan oklusal molar, terutama pada cusp lingual gigi posterior RA & cusp bukal gigi posterior RB.

Ketika dentin terekspos, dentin terlihat bernoda dan warnanya berbeda dengan enamel di daerah atrisi tersebut. Tepi insisal insisiv RB dapat menjadi berlubang karena dentin aus lebih cepat daripada enamel di sekitarnya

Pada atrisi patologis, keausan faset meluas lebih cepat jika dibandingkan dengan atrisi fisiologis (akibat penuaan & kebiasaan makan)

- Ciri-ciri radiografis Penampakan radiografis atrisi menghasilkan perubahan pada outline gigi, bervariasi

antara permukaan melengkung sampai rata.

Sering terlihat pada gigi yang berdekatan, mahkotanya memendek dan permukaan enamel oklusal/insisal hilang.

Sering terjadi reduksi ukuran ruang dan saluran pulpa karena atrisi memicu deposisi dentin sekunder ruang dan saluran pulpa bisa sampai hilang. Kadang-kadang juga terlihat hipersementosis.

- Differential Diagnosis Pengenalan atrisi fisiologis tidak sulit, dapat diperkirakan dan familiar dari pola, lokasi &

perluasan aus yang khas.- Penanganan

Atrisi fisiologis tidak memerlukan perawatan/pengobatan.

2. AbrationAbrasi merupakan keausan gigi nonfisiologis karena kontak dengan substansi asing. Dapat

terjadi karena: merokok dengan pipa, membuka jepit rambut dengan gigi, penggunaan tusuk gigi yang salah, dan gigi palsu. Namun, yang lebih sering terjadi adalah disebabkan oleh sikat gigi dan dental floss.a. Toothbrush Injury

- Ciri-ciri klinis Tipe abrasi yang paling sering terjadi, biasanya akibat teknik menyikat gigi yang salah,

misalnya gerakan sikat gigi maju-mundur dengan tekanan yang besar.

Tipe ini akan mengauskan groove bentuk V antara mahkota dan gingiva ke daerah servikal gigi.

Gigi yang terabrasi dapat menjadi sensitif karena dentinnya terekspos. Rata-rata, daerah abrasi yang biasanya paling parah terjadi di CEJ pada permukaan labial & bukal (secara berurut) premolar, caninus, dan insisiv RA. Enamel akan membatasi perluasan abrasi tersebut.

Pada orang yang menggunakan tangan kanan, lesi biasanya lebih terlihat di sisi kiri, begitu juga sebaliknya. Defek pada kamar pulpa jarang terjadi pada abrasi, karena

Page 11: 8 9 10 Anomali Gigi

kecepatan deposisi dentin sekunder sama dengan kecepatan destruksi yang terjadi di permukaan tersebut.

- Ciri-ciri radiografis Terlihat sebagai gambaran defek radiolucent di daerah sevikal gigi. Defek tersebut

berbentuk semilunar yang sangat jelas yang memiliki batas dengan radiopasitas yang meningkat. Pada kasus yang serius, kamar pulpa dapat terduksi secara parsial atau total. Paling sering terjadi di daerah premolar, biasanya pada RA.

b. Dental Floss Injury- Ciri-ciri klinis

Daerah injuri penggunaan dental floss yang salah paling sering terdapat pada daerah servikal dari permukaan proksimal di atas gingiva.

- Ciri-ciri radiografis Berupa gambaran radiolucent semilunar sempit di daerah servikal permukaan

interproksimal. Groove radiolucent tersebut paling sering terlihat lebih dalam di permukaan mesial daripada distal, kemungkinan karena pada penggunaan dental floss, lebih mudah menambah tekanan ke arah depan daripada ke arah belakang.

- Differential Diagnosis Abrasi dental floss dapat diidentifikasi dari penampakan radiografis dan klinis. Kadang-

kadang dapat menyerupai lesi yang membusuk.- Penanganan

Penanganannya lebih kepada eliminasi agen atau kebiasaan penyebabnya.

3. Erosion- Definisi

Erosi gigi terjadi karena bahan kimia tanpa melibatkan bakteri, misalnya karena kontak asam dengan gigi. Sumber asam tersebut dapat berupa: a) muntah kronis atau refluks asam dari kelainan gasrointestinal, atau b) konsumsi makanan asam, buah asam, atau minuman berkarbonasi dalam jumlah besar.

Lokasi erosi, pola daerah yang terosi, dan penampakan lesi dapat menentukan asal dari agen dekalsifikasi. Misalnya asam yang berasal dari muntah menyerang permukaan lingual, sedangkan makanan asam mendemineralisasi permukaan labial.

- Ciri-ciri klinis Biasanya terlihat pada insisiv, sering juga melibatkan banyak gigi. Umumnya berupa lesi

halus, depresi berkilau di permukaan enamel, dekat gingiva. Erosi dapat menyebabkan kehilangan banyak enamel sampai dapat terlihat noda pink di seluruh enamel yang tersisa.

- Ciri-ciri radiografis Daerah erosi terlihat sebagai gambaran defek radiolucent pada mahkota. Garis tepinya

dapat terlihat jelas ataupun berdifusi.- Differential Diagnosis

Diagnosis erosi berdasarkan dari pengenalan defek bentuk V pada permukaan enamel & dentinal labial dan bukal. Batas restorasi dapat terproyeksi di atas permukaan gigi. Tepi lesi yang diakibatkan erosi biasanya lebih bulat dibandingkan dengan abrasi.

- Penanganan Penangannya berdasarkan agen penyebabnya. Bila penyebabnya karena muntah kronis

dari kelainan fisiologis, sebaiknya diberikan obat kumur berfluoride untuk sehari-hari. Jika penyebabnya tidak diketahui, penanganannya berupa restorasi pada defek, yang akan mencegah kerusakan tambahan, kemungkinan kerusakan pulpa, dan penampilan estetis yang tidak diinginkan.

4. ResorptionResorpsi adalah penghilangan struktur gigi oleh osteoklas, dalam hal ini disebut dengan

odontoklas. Resorpsi diklasifikasikan menjadi resorpsi eksternal dan internal, yang berbeda dalam hal penampakan radiografis dan perawatannya. Resorpsi di sini tidak berhubungan dengan resopsi gigi susu.a. Internal Resorption

- Definisi Resorpsi internal terjadi dalam kamar atau saluran pulpa dan melibatkan resorpsi dentin

di sekitarnya, yang akan menghasilkan pembesaran ukuran kamar pulpa. Kondisi ini dapat terjadi secara singkat dan self-limiting atau progresif (bertambah secara bertahap)

Etiologi dari aktivasi odontoklas tidak diketahui, namun dapat terkait dengan radang jaringan pulpa. Resorpsi internal dapat dipicu oleh trauma gigi akut, capping pulpa direct dan indirect, pulpotomy (pembuangan pulpa vital di bagian mahkota gigi agar vitalitas pulpa di bagian akar tetap terpelihara), dan invaginasi enamel

- Ciri-ciri klinis

Page 12: 8 9 10 Anomali Gigi

Dapat mempengaruhi dentin primer dan sekunder. Kebanyakan terjadi pada I1 dan M1 & M2. Resorpsi ini umumnya dimulai pada dekade ke-4 atau ke-5, dan biasanya terjadi pada pria.

Ketika lesi terdapat pada kamar pulpa mahkota, dapat membesar sampai mahkota memiliki bayangan gelap. Jika pulpa yang membesar melubangi (perforasi) dentin dan melibatkan enamel, dapat terlihat sebagai noda pink. Jika kondisi tersebut tidak dihentikan, dapat melubangi mahkota, dengan proyeksi pendarahan jaringan dari perforasi tersebut, yang kemudian dapat terjadi infeksi pulpa.

Ketika lesi terjadi dalam akar gigi, tidak terdeteksi secara klinis. Jika resorpsinya bersifat ekstensif, dapat melemahkan gigi dan menghasilkan fraktur.

Pulpa dapat juga berekspansi ke dalam ligamen periodontal dan berontak dengan kantung periodontal atau sulkus gingiva, yang juga menyebabkan infeksi pulpa.

- Ciri-ciri radiografis Radiograf dapat menunjukkan lesi awal tanpa gejala dari resorpsi internal. Lesi tersebut

tampak radiolucent dan bulat, oval, atau memanjang dalam akar atau mahkota, serta berkelanjutan dari gambaran saluran atau kamar pulpa. Karakteristiknya adalah radiolucent homogen, tanpa trabekulasi tulang atau batu pulpa.

Outlinenya biasanya terlihat jelas, yang menghasilkan perluasan iregular dari kamar atau saluran pulpa. Dalam beberapa kasus, dapat terjadi pembesaran seluruh pulpa dalam gigi, walaupun umumnya lesi terlokalisasi.

- Differential Diagnosis Sering sulit dibedakan dengan karies gigi pada permukaan bukal atau lingual dan

resorpsi akar eksternal. Pada lesi karies, batas yang berdifusi lebih banyak daripada lesi resorpsi akar internal.

Permukaan mesial & distal dari kamar & saluran pulpa biasanya dapat dipisahkan dari tepi lesi karies, sedangkan pada resorpsi akar internal tidak dapat dipisahkan.

- Penanganan Penanganannya bergantung pada kondisi gigi. Jika tidak terjadi defek yang serius,

pengisian saluran pulpa akan menghentikan resorpsi. Jika tidak terjadi kerusakan strukur tapi terjadi perforasi akar, penanganannya berupa retrofilling. Jika gigi sudah sangat lemah akibat resorpsi, alternatifnya hanyalah ekstraksi.

b. External Resorption- Definisi

Pada resorpsi eksternal odontoklas meresorpsi permukaan luar gigi, yang umumnya melibatkan permukaan akar namun juga melibatkan mahkota gigi yang belum erupsi.

Resorpsi ini juga melibatkan sementum & dentin, dan meluas bertahap ke pulpa.

Odontoklas memerlukan suplai darah yang utuh, sehingga hanya bagian gigi yang tercover oleh jaringan lunak yang mudah terserang resorpsi ini. Resorpsi ini dapat terjadi pada 1 gigi, banyak gigi, maupun pada semua gigi geligi (jarang).

Etiologinya belum diketahui, namun dapat berhubungan dengan lesi radang terlokalisasi, tumor &kista, gaya oklusal, dan gigi impaksi.

- Ciri-ciri klinis Biasanya tidak terdeteksi karena tidak ada gejala atau tanda-tanda yang khas. Dapat

terjadi nyeri non-spesifik atau terjadi fraktur akar yang tersorpsi.

Umumnya terjadi pasa daerah apikal dan servikal, namun dapat juga terdapat pada apeks atau permukaan lateral gigi.

Lebih sering terjadi pada RB dan melibatkan I1, C, dan P. - Ciri-ciri radiografis

Daerah paling umum pada resorpsi akar eksternal adalah pada daerah servikal dan apikal.

Lesi pada apeks umumnya menyebabkan resorpsi halus dari struktur gigi yang menghasilkan apeks akar tumpul.

Jika resorpsi akar eksternal terjadi sebagai hasil lesi radang periapikal, lamina dura hilang di sekitar apeks. Setelah apeksifikasi (konstriksi dinding saluran pulpa pada apeks), sangat sulit untuk melihat pintu keluar apeks gigi.

Jika resorpsi daerah apikal terjadi, saluran pulpa terlihat melebar secara abnormal di daerah apeks.

Kadang-kadang resorpsi akar eksternal melibatkan aspek lateral akar. Penyebab umum resorpsi eksternal di sisi akar adalah belum erupsinya gigi yang berdekatan. Contohnya

Page 13: 8 9 10 Anomali Gigi

resorpsi aspek distal akar M2 RA oleh mahkota M3 dan resorpsi akar I1 & I2 oleh C yang belum erupsi.

- Differential Diagnosis Resorpsi akar eksternal pada apeks dan lateral akar khas pada radiograf. Untuk membedakan dengan resorpsi internal: resorpsi internal muncul sebagai ekspansi

kamar atau saluran pulpa, sedangkan pada resorpsi eksternal, gambaran kamar atau saluran pulpa normal jelas terlihat pada daerah radiolucent resorpsi eksternal.

- Penanganan Penanganannya berupa penghilangan faktor etiologis, yaitu: penghentian gaya mekanik

berlebihan, penghilangan gigi impaksi, atau pemusnahan kista, tumor atau sumber radang. Jika daerah resorpsi luas dan mudah dicapai (misalnya pada derah servikal), penghilangan defek dan peletakkan restorasi juga dapat dilakukan.

5. Secondary Dentin- Definisi

Dideposisikan ke kamar pulpa setelah selesainya pembentukan dentin primer. Merupakan proses normal pertambahan umur dan dihasilkan dari pengunyahan atau trauma

kecil. Juga dibentuk setelah trauma kronis dari kondisi patologis karena karies, trauma, erosi, atrisi, abrasi, atau prosedur restoratif gigi. yang ini yang reparative/tertiary dentin

- Ciri-ciri klinis Respon odontoblas yang memproduksi dentin sekunder mengurangi sensitivitas gigi dari

stimulus luar, terutama pada orang berumur yang dentin sekundernya sangat meluas.- Ciri-ciri radiografis

Tidak dapat dibedakan dari dentin primer, hanya terlihat sebagai reduksi ukuran kamar dan saluran pulpa.

Jika dentin sekunder dari hasil pertambahan umur, bentuk kamar dan saluran pulpa relatif tetap, namun dengan ukuran yang tereduksi. Jika dihasilkan dari stimulus spesifik, perubahan tampak pada daerah yang dekat dengan sumber stimulus dan mengubah bentuk kamar pulpa.

Perkembangan dentin sekunder dapat sampai menghilangkan kamar pulpa secara total, namun bisa juga masih terdapat sedikit jaringan pulpa yang tersisa.

- Differential Diagnosis Dikenali secara tidak langsung dengan reduksi ukuran kamar pulpa.

- Penanganan Dentin sekunder tidak memerlukan perawatan.

6. Pulp Stones- Definisi

Merupakan fokus kalsifikasi pada pulpa gigi. Terlihat secara mikroskopis pada lebih dari ½ gigi geligi orang muda dan hampir pada semua gigi geligi orang yang berumur lebih dari 50 tahun.

Ukurannya bervariasi, diameternya sekitar 2-3 mm, kebanyakan mengisi kamar pulpa, dan yang terlihat di radiograf adalah yang besar.

Ciri-ciri klinis Batu pulpa tidak tapat diidentifikasi secara klinis

- Ciri-ciri radiografis Penampakannya bervariasi, dapat terlihat sebagai struktur radiopaque dalam kamar

pulpa/saluran akar atau memanjang dari kamar pulpa ke dalam saluran akar. Tidak ada ukuran dan jumlah yang seragam, dapat berbentuk oval atau bulat. Dapat juga terbentuk sebagai radiopasitas massa padat tunggal atau kelompok. Terjadi di

semua tipe gigi, tetapi umunmnya pada molar.- Differential Diagnosis

Walaupun memiliki ukuran dan bentuk yang bervariasi, pengenalannya tidak sulit. Walaupun begitu, dalam beberapa kasus sulit dibedakan dengan pulpal sclerosis.

- Penanganan Batu pulpa tidak memerlukan perawatan.

7. Pulpal Sclerosis- Definisi

Merupakan bentuk lain dari kalsifikasi di dalam kamar atau saluran pulpa. Untuk membedakan dengan batu pulpa, pulpal sclerosis merupakan proses difusi (penyebaran).

Terdapat pada 66% pada umur 10-20 tahun dan 90% pada umur 50-70 tahun.

Page 14: 8 9 10 Anomali Gigi

Secara histologis, bentuknya tidak beraturan helai/kolom linear terkalsifikasi, letaknya paralel dengan pembuluh darah dan saraf pada pulpa.

- Ciri-ciri klinis Tidak terdapat manifestasi klinis.

- Ciri-ciri radiografis Terlihat sebagai kumpulan gambaran radiopaque dalam daerah yang luas pada kamar dan

saluran pulpa.- Differential Diagnosis

Diferensiasinya hanya bersifat akademis, karena tidak memerlukan perawatan.- Penanganan

Tidak memerlukan perawatan

8. Hypercementosis- Definisi

Merupakan deposisi sementum berlebihan pada akar gigi. Kadang-kadang muncul pada gigi yang supraerupsi. Penyebab lainnya adalah radang, biasanya hasil dari lesi radang periapikal di kondisi ini, sementum dideposisikan di permukaan akar yang berdekatan dengan apeks.

Kadang-kadang juga dihubungkan dengan hiperoklusi atau gigi yang telah fraktur. Juga terjadi pada pasien dengan penyakit tulang Paget dan hiperpituitarism (gigantism & akromegali).

- Ciri-ciri klinis Tidak menyebabkan tanda-tanda atau gejala klinis.

- Ciri-ciri radiografis Terlihat sebagai sementum berlebih di sekitar akar. Outlinenya halus, namun kadang dapat

terlihat sebagai pembesaran akar iregular. Lebih terlihat di ujung apikal dan lebih radiolucent daripada dentin.

- Differential Diagnosis Harus dibedakan dengan struktur radiopaque yang terlihat di dekat akar, misalnya enostosis

dan cemental dysplasia. Karakteristik yang membedakan adalah adanya ruang membran periodontal di sekitar hipersementosis

- Penanganan Hipersementosis sendiri tidak memerlukan perawatan, namun bila ada kondisi terkait,

misalnya terdapat lesi radang periapikal, perawatan diperlukan.