6. anomali jumlah, bentuk, ukuran gigi

Upload: eka-aprillia

Post on 08-Mar-2016

445 views

Category:

Documents


30 download

DESCRIPTION

mkhjguj

TRANSCRIPT

Slide 1

Kelainan Jumlah Gigi

Supernumerary teeth atau gigi berlebih adalah salah satu dari adanya kelainan pertumbuhan dan perkembangan gigi berdasarkan dari jumlah gigi yang seharusnya atau secara normal. Etiologi supernumerary teeth tidak diketahui secara pasti, namun faktor genetik dan lingkungan dapat mendukung terjadinya supernumerary teeth.

Supernumerary TeethMesiodens

Anomali supernumerary teeth yg muncul pada garis median/midline diantara gigi insisivus sentralis. Mesiodens dapat menyebabkan tertundanya erupsi gigi permanen yang dapat mengubah oklusi, pergeseran gigi tetangga dan dapat menyebabkan terjadinya diastema dan dapat juga mempengaruhi estetika dan jika mesiodens tidak erupsi dapat menyebabkan pembentukan kista dentigerous.

Supernumerary Teeth jenis Mesiodens tampak bentukan gigi bentuk conical (kerucut) dengan posisi terbalik sehingga tidak dapat tumbuh/ impaksi (A) dan gigi mesiodens yang dapat tumbuh (B) di antara Kedua Gigi Insisiv Sentral Rahang AtasABBiasa disebut molar permanen keempat yang merupakan supernumerary teeth, yang biasanya terletak di distal molar ketiga.

Distomolar

Anomali supernumerary teeth terletak ke arah palatal ke salah satu geraham rahang atas atau bawah biasanya terjadi dalam ruang bukal interproksimal dengan molar.

Paramolar

Anomali supernumerary teeth yang terdapat pada daerah premolar biasanya berbentuk supplemental dan yang paling sering terjadi di interproksimal ruang bukal atas premolar pertama dan kedua biasanya memiliki kemiripan dengan gigi premolar normal dalam ukuran dan bentuk.

Parapremolar

Definisiadalah suatu keadaan di mana semua benih gigi tidak terbentuk sama sekali dan sangat jarang terjadi. Anodontia dapat terjadi hanya pada periode gigi tetap/permanen, walaupun semua gigi sulung terbentuk dalam jumlah yang lengkapEtiologiAnodontia kadang ditemukan sebagai bagian dari suatu sindroma, yaitu kelainan yang disertai dengan berbagai gejala yang timbul secara bersamaan, misalnya pada sindroma Ectodermal dysplasia.Gejala KlinisAnodontia ditandai dengan tdk terbentuknya semua gigi, dan lebih sering mengenai gigi tetap dibandingkan gigi sulung. Laki-laki lebih sering daripada perempuan.Rahang tidak berkembang.Anodonsia mempunyai dampak terhadap perkembangan psikologis karena adanya penyimpangan estetis yang ditimbulkannya dan menyebabkan gangguan pada fungsi pengunyahan dan bicara.

AnodonsiaHipodonsia tidak dijumpainya sebagian gigi dalam rongga mulut. Dapat terjadi pada gigi sulung maupun gigi permanen

Anodonsia Sebagian

b. Oligodonsia menunjukkan tidak adanya lebih dari enam gigi.a. Fals anodonsia (Karena impaksi) : bisa terjadi karena gangguan erupsi, infeksi ataupun pencabutan.

Anodonsia Total

b. True anodonsia : benar-benar tidak ada benih (agenesis) karna herediter.

Kelainan Bentuk Gigi

GeminasiFusiGigi Hutchinson dan Mulberry MolarDens evaginatusAnomali Bentuk Mahkota

Pada Geminasi, satu benih gigi berusaha membelah menjadi dua gigi, tetapi pembelahan ini tidak tuntas. Keadaan ini terjadi pada kurang 1% populasi, mungkin sifat ini diturunkan, dan melibatkan gigi sulung kira-kira lima kali lebih sering dibandingkan gigi permanen.

Geminasi

Pada Fusi, dua benih gigi yang terpisah berusaha untuk menyatu. Bagian yang bergabung ini biasanya terdiri atas dentin (selalu) dan kadang-kadang email. Hal ini mengarah pada temuan lainnya: ruang interproksimal yang besar.

Fusi

ditemukan pada penderita sifilis kongenital yang terjadi akibat infeksi dari ibu melalui plasenta ke janin yang telah mencapai tahap perkembangan gigi tetap. Patogenesis dari kelainan ini adalah bakteri Treponema palidum menyebabkan reaksi radang kronis, fibrosis dalam folikel gigi sehingga terjadi perubahan dalam penekanan pada sel ameloblas dan menyebabkan terjadinya hipoplasia, dan proliferasi epitel odontogenik ke dalam papilla dentis sehingga terbentuk takik.

Gigi Hutchinson dan Mulberry Molar

Secara klinis gigi insisif terlihat kecil, bentuk menggembung dibagian tengah atau mengalami invaginasi menguncup ke arah insisal, pada gigi molar bentuk seperti bulan, permukaan kasar, banyak ceruk dan tonjolan.

Terdiri dari tonjol ekstra yang langsing, runcing pada permukaan oklusal atau ridge bukal triangular. Tuberkel ini terdiri dari lapisan luar enamel, inti dentin dan perluasan pulpa yang tipis. Secara klinis turbekel ini penting karena segera sesudah muncul akan mengalami keausan atau patah yang menyebabkan pulpa terbuka.Ditandai dengan adanya invaginasi mahkota gigi dan akar pada saat sebelum kalsifikasi terjadi

Dens Invaginatus

Ada 2 macam :dens invaginatus koronal dens invaginatus radikuler

Pada umumnya invaginasi yang terjadi cukupbesar sehingga terlihat seperti gigi di dalam gigi. Oleh karena itu kelainan ini dikenaljuga sebagai dens in dente Pada gambaran radiografistampak gambaran radioopak mulai dari arah cingulum sampai ke akar dengandensitas yang sama dengan email.

- Taurodonsia- Dilaserasi- Enamel Pearl- Akar Aksesori- ConcrescenceAnomali Bentuk Akar

Anomali developmental dari akar gigi yang memiliki gangguan penyempitan pada daerah CEJ, dan ditandai dengan pemanjangan kamar pulpa dan displacementdaerah furkasi dari akar gigi posterior.

BAGambar 5 : Visualisasi klasifikasi taurodonsia berdasar jarak furkasi terhadap servikal gigi (A) hipotaurodonsia memiliki jarak furkasi 1/3 servikal gigi , mesotaurodonsia memiliki jarak furkasi 2/3 servikal gigi, dan hypertaurodonsia memiliki jarak furkasi 1/3 apikal gigi. Gambaran radiografi dari mesotaurodonsia (B)Taurodonsia

Anomali perkembangan dimana terjadi pembengkokan akar yang parah atau distorsi angular dari akar gigi. Dilaserasi terjadi karena adanya cedera traumatik yang mengenai gigi ketika masa pembentukan akar atau ruang yang kurang untuk perkembangan gigi.

Gambar 6: Gambaran radiografi dilaserasi akar gigi insisiv lateral (A); molar 3 (B); premolar (C) Dilaserasi

Enamel pearls adalah gumpalan ekstra enamel berada didekat furkasi pada gigi molar. Suatu endapan email kecil di sekitar apical dentin ini terbentuk akibat pertautan sementum dan email seperti mutiara. Mutiara ini dapat mempunyai satu inti dentin dan bahkan suatu jarngan pulpa.

Enamel Pearls

Akar tambahan yang biasanya terjadi atau terbentuk setelah lahir ketika masa pembentukan akar gigi yang memiliki kemungkinan disebabkan oleh trauma, disfungsi metabolisme atau tekanan. Gigi molar dan gigi caninus serta gigi premolar terkadang mampu memiliki akar aksesori.

Akar Aksesori

Terjadi ketika akar dari dua atau lebih gigi baik gigi permanen maupun gigi desidui berfusi pada . Concrescence merupakan keabnormalan gigi yang terjadi pada tahap aposisi dan maturasi, dan faktor etiologinya adalah injuri traumatic atau gigi yang crowded

Concrescence

Reposisi sementum sekunder yang berlebihan pada akar-akar gigi apapun. Keadaan ini terjadi dalam hubungannya dengan faktor lokal (supraerupsi, infeksi periodontalperiapikal, trauma oklusa) dan kondisi sistemik (penyakit Paget, toksik tiroid, goiter, akromegali, gigantismepituitari). Hipersementosis terjadi lebih sering pada sepertiga apikal akar, membuat pencabutan lebih sulit dilakukan.

Hipersementosis

Kelainan Ukuran Gigi

Mikrodonsia mengacu pada gigi-gigi yang lebih kecil dibandingkan normal (tetapi bentuknya normal). Jika mikrodonsia terjadi secara menyeluruh, hal ini berhubungan dengan ukuran rahang-yaitu, gigi-gigi ukurannya moral, tetapi rahang lebih besar dari normal

Mikrodonsia

Makrodonsia, adalah kebaikan mikrodonsia, yaitu mengacu pada penambahan ukuran gigi (tapi bentuknya normal) yang abnormal keadaaan ini lebih jarang dibandingkan mikrodonsia.

Makrodonsia