document7p
TRANSCRIPT
-
ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PELAKSANAAN BAURAN PEMASARAN (7P) PADA TOSERBA X BOGOR
Oleh Vera Marintan Lingga
A. 1410205619
PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
-
RINGKASAN
VERA MARINTAN LINGGA. Analisis Kepuasan Konsumen Terhadap Pelaksanaan Bauran Pemasaran (7P) pada Toserba X Bogor di bawah bimbingan SUHARNO. Perilaku dan selera serta preferensi masyarakat termasuk pola berbelanja cenderung berubah seiring dengan perubahan struktur ekonomi, pertumbuhan penduduk dan masuknya era globalisasi. Pertumbuhan penduduk Indonesia yang semakin meningkat, memberi peluang bagi pengusaha-pengusaha pengecer untuk mengembangkan usaha ecerannya. Prediksi jumlah penduduk pada tahun 2010 untuk kelompok usia 20-49 tahun mencapai 52,5 persen. Kelompok usia ini merupakan segmen pasar terbesar dan diperkirakan akan merubah pola berbelanjanya sesuai dengan perubahan trend konsumen. Perkembangan pasar modern memiliki pangsa pasar tersendiri di masing-masing kota. Perkembangan pangsa pasar skala nasional seperti Alfamart menguasai pangsa pasar terbesar yaitu 13 persen dari enam kota yaitu Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Medan, dan Makasar. Namun, perkembangan pangsa pasar skala lokal juga tidak kalah saing, hal ini dapat dilihat dari pangsa pasar pengecer lokal lebih tinggi dibanding pangsa pasar pengecer nasional di kota tertentu, seperti swalayan Ada di Semarang memiliki pangsa pasar sebesar 49,60 persen. Hal ini membuktikan terjadinya persaingan yang menuntut standarisasi yang mengarah pada pemenuhan selera atau kebutuhan konsumen secara khusus. Oleh karena itu, agar dapat memenangkan persaingan yang semakin kompetitif, tuntutan akan kebutuhan dan kepuasan yang diinginkan konsumen haruslah diwujudkan dalam bentuk pelayanan yang memuaskan yaitu kesesuaian antara harapan konsumen dan pelayanan yang diberikan pengecer. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1) Bagaimanakah profil pelanggan di Toserba X?. 2) Bagaimanakah tingkat kepentingan atribut-atribut bauran pemasaran (7P) di Toserba X sehingga dapat meningkatkan kepuasan pelanggan?. 3) Bagaimana tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelaksanaan bauran pemasaran (7P) Toserba X. 4) Berdasarkan hasil penelitian tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelaksanaan bauran pemasaran (7P), alternatif strategi pemasaran apa yang dapat memperbaharui strategi pemasaran Toserba X untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerjanya dalam memberikan kepuasan pelanggan dimasa yang akan datang. Tujuan dari penelitian ini adalah : 1) Mengetahui profil pelanggan di Toserba X. 2) Menganalisis tingkat kepentingan atribut-atribut bauran pemasaran di Toserba X sehingga dapat meningkatkan kepuasan pelanggan. 3) Menganalisis tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelaksanaan bauran pemasaran (7P) yang dilakukan Toserba X. 4) Menyusun strategi-strategi pemasaran sebagai upaya pembaharuan pada Toserba X berdasarkan hasil analisis tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelaksanaan bauran pemasaran 7P, sehingga diharapkan dapat mempertahankan dan meningkatkan kinerjanya dalam memberikan kepuasan pelanggan dimasa yang akan datang. Penelitian ini dilakukan di Toserba X Bogor yang dilaksanakan pada bulan Agustus-September 2007. Data primer diperoleh melalui pengamatan
-
langsung, wawancara dengan pelanggan Toserba X, manajer dan staf Toserba X dengan panduan kuisioner. Data sekunder diperoleh melalui literatur-literatur, dokumen perusahaan, studi pustaka, internet, dan sebagainya. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode accidental sampling (secara kebetulan). Penelitian ini menggunakan alat analisis Importance-performance Analysis (IPA) dan Customer Satisfaction Index (CSI). IPA digunakan untuk mengetahui tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan dari atribut bauran pemasaran (7P) Toserba X. Sedangkan CSI digunakan untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan Toserba X secara menyeluruh. Berdasarkan hasil penelitian, profil konsumen di Toserba X dilihat dari jenis kelamin didominasi oleh perempuan berusia 27-36 tahun dengan pekerjaan sebagai ibu rumah tangga. Tingkat pendidikan terakhir didominasi SMU. Sebagian besar penghasilan responden antara Rp 500.001,00-1.000.000,00 per bulan. Jumlah kunjungan responden ke Toserba X yang paling sering adalah satu kali sebulan. Hasil analisis IPA diperoleh bahwa untuk kuadran I, atribut yang menjadi prioritas utama adalah kualitas barang agribisnis, pengetahuan pramuniaga atas barang yang dijual, perhatian pramuniaga dalam membantu pelanggan, kecepatan transaksi, tanggapan terhadap keluhan, desain dan layout toko, kenyamanan toko, kebersihan toko, dan display barang. Atribut-atribut pada kuadran II yang harus dipertahankan adalah keragaman barang, harga yang ditawarkan, potongan harga, lokasi yang strategis, obral khusus, keramahan dan kesopanan pramuniaga, seragam pramuniaga, dan kemudahan pembayaran. Pada kuadran III yang merupakan prioritas rendah adalah sarana parkir, iklan yang menarik, dan aroma ruangan. Pada kuadran IV yang dinilai berlebihan adalah kualitas barang non agribisnis, merek barang, iklan yang dapat dipercaya, suara ruangan, penerangan toko, dan warna ruangan. Berdasarkan hasil analisis CSI diperoleh nilai indeks kepuasan pelanggan sebesar 66,8 persen yang memiliki makna bahwa pelanggan Toserba X puas terhadap pelaksanaan bauran pemasaran (7P) di Toserba X. Berdasarkan survei kepuasan pelanggan, maka rekomendasi alternatif strategi bauran pemasaran yang diajukan bagi manajemen Toserba X antara lain meningkatkan kinerja Quality Control, meningkatkan peranan petugas parkir, menyebarluaskan iklan ke tempat-tempat pemukiman masyarakat, memberikan pendidikan setiap satu bulan sekali bagi pramuniaga tentang produk-produk yang dijual di Toserba X, memberikan pembinaan kepada pramuniaga mengenai komunikasi dan hubungan pramuniaga dengan pelanggan, misalnya dengan program senyum, menyediakan kotak saran, serta memperhatikan keadaan bukti fisik sebuah tempat sebelum dijadikan toko.
-
PELAKSANAAN BAURAN PEMASARAN (7P) PADA TOSERBA X BOGOR
OLEH : VERA MARINTAN LINGGA
A. 14105619
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pertanian Pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
-
LEMBAR PENGESAHAN
JUDUL : ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PELAKSANAAN BAURAN PEMASARAN (7P) PADA TOSERBA X BOGOR NAMA : VERA MARINTAN LINGGA
NRP : A. 14105619
Menyetujui, Dosen Pembimbing
Dr. Ir. Suharno, M.Adev NIP. 131 649 403
Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr NIP. 131 124 019
Tanggal Kelulusan : 17 Januari 2008
-
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG
BERJUDUL ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP
PELAKSANAAN BAURAN PEMASARAN (7P) PADA TOSERBA X
BOGOR BELUM PERNAH DIAJUKAN PADA PERGURUAN TINGGI
LAIN ATAU LEMBAGA LAIN MANAPUN UNTUK TUJUAN
MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK TERTENTU. SAYA JUGA
MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA
SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG
PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN
KECUALI SEBAGAI RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM
NASKAH SEBAGAI KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI
ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Bogor, Januari 2008
Vera Marintan Lingga A.14105619
-
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Berastagi pada tanggal 24 Desember 1983 dengan nama
lengkap Vera Marintan Lingga. Penulis adalah anak pertama dari lima orang
bersaudara, dari pasangan bapak Oloan Lingga dan ibu Tiarma Basaria
Sidabariba. Penulis beragama Kristen Protestan.
Penulis memulai pendidikan formal di SD Letdjen Jamin Ginting
Berastagi yang lulus pada tahun 1996. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan
di SMP Negeri 1 Berastagi dan lulus pada tahun 1999. Selanjutnya penulis
melanjutkan pendidikan di SMU Negeri 1 Berastagi dan lulus pada tahun 2002.
Penulis diterima sebagai mahasiswa di Institut Pertanian Bogor melalui
jalur USMI, tepatnya pada program studi Manajemen Bisnis Perikanan, Jurusan
Sosial Ekonomi Perikanan, Fakultas Perikanan dan lulus pada tahun 2005.
Kemudian penulis melanjut ke Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis,
Fakultas Pertanian, Instiut Pertanian Bogor.
-
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus Yang Maha
Kasih, karena berkat dan anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian
ini. Penelitian ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di
Program Ekstensi Manajemen Agribisnis, Departemen Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi
Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Penelitian ini berjudul Analisis Kepuasan Konsumen Terhadap Pelaksanaan
Bauran Pemasaran (7P) Pada Toserba X Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui profil pelanggan di Toserba X, menganalisis tingkat kepentingan
atribut-atribut bauran pemasaran di Toserba X sehingga dapat meningkatkan
kepuasan pelanggan, menganalisis tingkat kepuasan pelanggan terhadap
pelaksanaan bauran pemasaran (7P) yang dilakukan Toserba X serta menyusun
strategi-strategi pemasaran sebagai upaya pembaharuan pada Toserba X
berdasarkan hasil analisis tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelaksanaan
bauran pemasaran 7P, sehingga diharapkan dapat mempertahankan dan
meningkatkan kinerjanya dalam memberikan kepuasan pelanggan dimasa yang
akan datang.
Bogor, Januari 2008
Penulis
-
UCAPAN TERIMA KASIH
Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan
dan dorongan hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, yaitu:
1. Bapak dan Mama serta adik-adikku tercinta (Anton, Lenni, Siska dan Eppit)
yang selalu memberikan kasih sayang, perhatian, dukungan dan doa yang
tiada henti.
2. Dr. Ir. Suharno, M.Adev selaku dosen pembimbing yang selalu sabar
mengarahkan, membimbing dan menuntun penulis sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan.
3. M. Firdaus, SP. Msi. Phd selaku dosen evaluator yang telah memberikan
banyak saran dan koreksi bagi penulis.
4. Ir. Rita Nurmalina Suryana, MS selaku dosen penguji utama atas kesediaan
dalam menguji dan masukan untuk perbaikan skripsi.
5. Arif Karyadi Uswandi, SP selaku dosen penguji komisi pendidikan atas saran
dan masukan dalam format penulisan skripsi.
6. Pihak manajemen Toserba X khususnya, Bapak Vilus dan Ibu Anti yang telah
membantu dalam memberikan izin tempat dan sumber informasi yang
dibutuhkan dalam penyusunan skripsi ini.
7. Rika Arianika Dewi selaku pembahas seminar yang telah memberikan
masukan dan pertanyaan.
8. Bang Ferdinand yang selalu setia memberikan perhatian, doa, dukungan,
penyemangat dan kasih sayang yang mendalam terhadap penulis.
-
9. Junita, Septi dan Irene atas persahabatan, keceriaan, dukungan, saran dan
kritik dalam penyusunan skripsi ini.
10. Teman-teman seperjuangan MBP (Jhoni, Rika, Mimank, Arif, Ayank, Dimas)
atas semangat, doa dan dukungan yang telah diberikan selama penyusunan
skripsi ini.
11. Teman-teman TM 15 (Septi, Lala, Ayu, kak Lia, Nila, Nenek, Maya, Puteri,
Bina, Hilia) atas doa, semangat dan bantuan yang telah diberikan dalam
penyusunan skripsi ini.
12. Teman-teman KMKE atas kebersamaan, doa dan semangat yang diberikan
bagi penulis.
13. Teman-teman Borobudur atas dukungan dan doa yang telah diberikan bagi
penulis.
14. Semua Responden yang telah bersedia diwawancarai dan memberikan
informasi dalam penyusunan skripsi ini.
15. Semua pihak yang tidak disebutkan yang telah membantu dan memberikan
dukungan bagi penulis.
Semoga Tuhan Yesus melimpahkan berkat-Nya dan membalas kebaikan
semua pihak yang telah memberikan doa, bantuan dan dukungan bagi penulis.
-
DAFTAR ISI
Halaman DAFTAR TABEL ............................................................................................... iii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... vi DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... vii I. PENDAHULUAN ........................................................................................... 1 1.1. Latar Belakang ....................................................................................... 1 1.2. Perumusan Masalah ............................................................................... 5 1.3. Tujuan Penelitian ................................................................................... 7 1.4. Kegunaan Penelitian............................................................................... 8
II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................. 9 2.1. Sejarah Ritel ............................................................................................. 9 2.2. Pengertian Perdagangan Eceran dan Jenis-jenis Pengecer....................... 10 2.3. Perilaku Konsumen ................................................................................. 13 2.4. Model Prilaku Konsumen ....................................................................... 14 2.5. Proses Keputusan Memilih Toko............................................................ 15 2.6. Profil Pembeli ......................................................................................... 16 2.7. Hasil Penelitian Terdahulu...................................................................... 17
III. KERANGKA PEMIKIRAN........................................................................ 23 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis ................................................................. 23
3.1.1. Bauran Pemasaran (Marketing Mix) ........................................... 23 3.1.2. Harapan dan Kepuasan Pelanggan.............................................. 34
3.2. Kerangka Pemikiran Operasional .......................................................... 35
IV. METODE PENELITIAN............................................................................ 39 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................. 39 4.2. Jenis dan Sumber Data ........................................................................... 39 4.3. Metode Pengambilan Sampel................................................................. 40 4.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data .................................................. 41
4.4.1. Importance-performance Analysis (IPA).................................... 41 4.4.2. Customer Satisfaction Index (CSI)............................................... 45
4.5. Pengukuran Indikator Dimensi Bauran Pemasaran................................ 46
V. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... 56 5.1. Gambaran Umum Toserba X ................................................................. 56 5.1.1. Sejarah Toserba X...................................................................... 56 5.1.2. Visi, Misi, dan Struktur organisasi Toserba X........................... 57 5.1.3. Kebijakan Bauran Pemasaran Toserba X................................... 59 5.2. Profil Responden.................................................................................... 64 5.2.1. Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ........................... 64 5.2.2. Profil Responden Berdasarkan Usia .......................................... 65
-
5.2.3. Profil Responden Berdasarkan Pekerjaan .................................. 65 5.2.4. Profil Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan .................. 66 5.2.5. Profil Responden Berdasarkan Penghasilan per Bulan.............. 66 5.2.6. Profil Responden Berdasarkan Jumlah Kunjungan ke Toserba X................................................................................. 67 5.3. Importance-performance Analysis dan Customer Satisfaction Index... 67 5.3.1. Importance-performance Analysis (Analisis Tingkat Kepentingan Tingkat Pelaksanaan) ................................................................. 67 5.3.1.1. Keragaman Barang........................................................... 68 5.3.1.2. Kualitas Barang Agribisnis dan Non Agribisnis.............. 69 5.3.1.3 Kualitas Barang Non Agribisnis ...................................... 71 5.3.1.4. Merek Barang................................................................... 72 5.3.1.5. Harga yang Ditawarkan.................................................... 73 5.3.1.6. Potongan Harga................................................................ 74 5.3.1.7. Lokasi yang Strategis ....................................................... 76 5.3.1.8. Sarana Parkir .................................................................... 77 5.3.1.9. Iklan yang Menarik .......................................................... 78 5.3.1.10. Obral Khusus.................................................................... 79 5.3.1.11. Iklan yang dapat Dipercaya.............................................. 80 5.3.1.12. Keramahan dan Kesopanan Pramuniaga.......................... 81 5.3.1.13. Pengetahuan Pramuniaga atas Barang yang Dijual.......... 82 5.3.1.14. Seragam Pramuniaga........................................................ 84 5.3.1.15. Perhatian Pramuniaga dalam Membantu Pelanggan........ 85 5.3.1.16. Kecepatan Transaksi ........................................................ 86 5.3.1.17. Kemudahan Pembayaran (cash, credit/debet card) ......... 87 5.3.1.18. Tanggapan Terhadap Keluhan ......................................... 89 5.3.1.19. Desain dan Layout Toko .................................................. 90 5.3.1.20. Kenyamanan Toko ........................................................... 91 5.3.1.21. Kebersihan Toko .............................................................. 92 5.3.1.22. Aroma Ruangan ............................................................... 94 5.3.1.23. Musik Ruangan ................................................................ 95 5.3.1.24. Penerangan Toko.............................................................. 96 5.3.1.25. Warna Ruangan................................................................ 97 5.3.1.26. Display Barang................................................................. 98 5.3.2. Customer Satisfaction Index (Indeks Kepuasan Konsumen) .....108 5.3.3. Rekomendasi Alternatif Strategi Bauran Pemasaran .................110
VI. KESIMPULAN DAN SARAN...................................................................115 6.1. Kesimpulan ..........................................................................................115 6.2. Saran.....................................................................................................117 DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................120 LAMPIRAN.........................................................................................................121
-
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1. Prediksi Jumlah Penduduk Indonesia Tahun 2010 (Juta Jiwa).................. 1
2. Pangsa Pasar Modern di Enam Kota Besar di Indonesia Tahun 2002....... 4
3. Hasil Penelitian Terdahulu........................................................................ 20
4. Jenis dan Sumber Data .............................................................................. 40
5. Indikator Dimensi Bauran Pemasaran....................................................... 55
6. Perbandingan Harga-harga pada Toserba X dengan Giant, Robinson di Bogor...................................................................................................... 62
7. Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .......................................... 64
8. Profil Responden Berdasarkan Usia ......................................................... 65
9. Profil Responden Berdasarkan Pekerjaan ................................................. 65
10. Profil Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ................................ 66
11. Profil Responden Berdasarkan Penghasilan per Bulan............................ 66
12. Profil Responden Berdasarkan Jumlah Kunjungan ke Toserba X........... 67
13. Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Tingkat Pelaksanaan Terhadap Keragaman Barang.............................................. 68
14. Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Tingkat Pelaksanaan Terhadap Kualitas Barang Agribisnis ................................. 70
15. Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Tingkat Pelaksanaan Terhadap Barang Non Agribisnis........................................ 71
16. Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Tingkat Pelaksanaan Terhadap Merek Barang...................................................... 72
17. Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Tingkat Pelaksanaan Terhadap Harga yang Ditawarkan....................................... 73
18. Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Tingkat Pelaksanaan Terhadap Potongan Harga ................................................... 75
-
19. Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Tingkat Pelaksanaan Terhadap Lokasi yang strategis........................................... 76
20. Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Tingkat Pelaksanaan Terhadap Sarana Parkir ....................................................... 77
21. Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Tingkat Pelaksanaan Terhadap Iklan yang Menarik ............................................. 78
22. Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Tingkat Pelaksanaan Terhadap Obral Khusus....................................................... 79
23. Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Tingkat Pelaksanaan Terhadap Iklan yang Dapat Dipercaya................................ 80
24. Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Tingkat Pelaksanaan Terhadap Keramahan dan Kesopanan Pramuniaga............. 82
25. Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Tingkat Pelaksanaan Terhadap Pengetahuan Pramuniaga atas Barang yang Dijual........................................................................................................ 83
26. Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Tingkat Pelaksanaan Terhadap Seragam Pramuniaga........................................... 85
27. Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Tingkat Pelaksanaan Terhadap Perhatian Pramuniaga dalam Membantu Pelanggan ................................................................................................. 86
28. Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Tingkat Pelaksanaan Terhadap Kecepatan Transaksi ........................................... 87
29. Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Tingkat Pelaksanaan Terhadap Kemudahan Pembayaran (Cash, Credit/Debet
Card) ....................................................................................................... 88 30. Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Tingkat Pelaksanaan Tanggapan Terhadap Keluhan............................................. 89
31. Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Tingkat Pelaksanaan Terhadap Desain dan Layout Toko ..................................... 91
32. Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Tingkat Pelaksanaan Terhadap Kenyamanan Toko .............................................. 92
33. Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Tingkat Pelaksanaan Terhadap Kebersihan Toko ................................................. 93
-
34. Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Tingkat Pelaksanaan Terhadap Aroma Ruangan .................................................. 94
35. Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Tingkat Pelaksanaan Terhadap Musik Ruangan ................................................... 95
36. Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Tingkat Pelaksanaan Terhadap Penerangan Toko................................................. 96
37. Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Tingkat Pelaksanaan Terhadap Warna Ruangan................................................... 98
38. Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Tingkat Pelaksanaan Terhadap Display Barang.................................................... 99
39. Perhitungan Rata-rata Tingkat Kepentingan dan Tingkat Pelaksanaan Terhadap Atribut Bauran Pemasaran (7P) pada Toserba X.....................100
40. Perhitungan Customer Satisfaction Index Toserba X ..............................109
-
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
1. Model Perilaku Pengambilan Keputusan Konsumen dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi ................................................................................ 15
2. Proses Pemilihan Toko.............................................................................. 16
3. Bauran Pemasaran Tujuh P ....................................................................... 24
4. Saluran Pemasaran Barang Konsumsi ...................................................... 27
5. Diagram Kerangka Pemikiran Operasional .............................................. 38
6. Diagram Kartesius..................................................................................... 44
7. Diagram Kartesius Bauran Pemasaran (7P) Toserba X Bogor .................101
-
DAFTAR LAMPIRAN
No Halaman
Struktur Organisasi Toserba X......................................................................... 122
-
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perilaku dan selera serta preferensi masyarakat termasuk pola berbelanja
cenderung berubah seiring dengan perubahan struktur ekonomi, pertumbuhan
penduduk dan masuknya era globalisasi. Pertumbuhan penduduk Indonesia yang
semakin meningkat, memberi peluang bagi pengusaha-pengusaha pengecer untuk
mengembangkan usaha ecerannya. Berdasarkan sensus penduduk, pada tahun
1990 jumlah penduduk Indonesia sebesar 180 juta jiwa. Dengan asumsi laju
pertambahan penduduk 1,65 persen maka penduduk akan bertambah 3,075 juta
jiwa setiap tahunnya (Manajemen & Usahawan, Januari 1993)1. Tabel 1
menyajikan hasil estimasi jumlah penduduk berdasarkan kelompok usia pada
tahun 2010.
Tabel 1 Prediksi Jumlah Penduduk Indonesia Tahun 2010 (Juta Jiwa)
Tahun Usia (tahun)1990 1995 2000 2005 2010
0 - 5 21,1 21,5 21,3 20,3 20,3 5 - 19 63,9 63,8 63,7 64,0 63,9 20 - 29 32,0 36,3 42,1 42,7 42,8 30 - 49 47,0 53,6 62,0 72,5 84,2 >50 16,0 19,8 21,9 26,5 30,8 Jumlah Penduduk 180 195 211 226 242
Sumber : BPS diolah oleh SMfr@nchise, 2002.
Berdasarkan Tabel 1, dapat dilihat bahwa sampai tahun 2010 kelompok usia 0-19
tahun cenderung tetap, hanya sedikit mengalami penurunan.
1 http://[email protected]/analysis/pergeserandemografi.html (25 Mei 2007)
-
Kelompok usia 20-49 tahun mengalami peningkatan sekitar 1,6 kali lipat atau
sebanyak 48 juta jiwa dibanding jumlah pada tahun dasar 1990. Seperti halnya
usia 20-49 tahun, kelompok usia >50 tahun juga meningkat 1,9 kali lipat atau
sebanyak 14,8 juta jiwa.
Hal yang menarik dari Tabel 1 diatas adalah pada tahun 2010 jumlah usia
20-49 tahun mencapai 52,5 persen dari keseluruhan jumlah penduduk. Jika dirinci
lebih jauh sekitar 17,7 persen merupakan penduduk usia muda (20-29 tahun),
sedangkan 34,8 persen atau 84,2 juta jiwa merupakan usia dewasa (30-49 tahun).
Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa kelompok usia 20-49 tahun merupakan
segmen pasar terbesar dan diperkirakan kelompok usia ini akan merubah pola
berbelanjanya2.
Perubahan pola konsumsi dan gaya hidup yang memberikan dampak pada
perubahan dalam berbelanja dipengaruhi oleh perubahan trend konsumen. Hal ini
dapat dilihat dari trend konsumen masa depan yaitu konsumen yang memiliki
ekpektasi yang lebih tinggi, meminta lebih banyak, menginginkan kualitas yang
lebih tinggi dan konsisten, lebih banyak pilihan, toko yang lebih nyaman dan
pelayanan yang lebih bernilai, namun dengan membayar lebih murah, waktu lebih
cepat, dengan usaha dan resiko lebih rendah3. Perubahan pola berbelanja tersebut,
merupakan prospek yang baik bagi pengusaha-pengusaha ritel untuk
mengembangkan perdagangan eceran, khususnya bisnis pertokoan, menjadi suatu
bisnis berskala besar, dalam hal ini adalah pasar swalayan dan department store.
2http://[email protected]/analysis/pergeserandemografi.html (25 Mei 2007) 3Ibid
-
Perdagangan eceran sudah kita kenal sejak dahulu, yaitu adanya pasar-pasar
tradisional yang menjual barang-barang kebutuhan sehari-hari, seperti pakaian,
peralatan rumah-tangga, makanan, dan kebutuhan lainnya. Pengecer mempunyai
peranan penting, yaitu sebagai perantara yang menyalurkan produk-produk dari
produsen kepada konsumen akhir. Selain itu, pengecer juga berperan dalam
melaksanakan berbagai fungsi pemasaran, seperti penyimpanan dan
pengangkutan. Konsumen tidak dapat menyimpan produk yang dibutuhkan dalam
waktu lama dan tentunya juga membutuhkan tempat yang khusus. Oleh karena
itu, keberadaan pengecer tidak dapat lepas dari saluran pemasaran.
Pengeceran yang ada saat ini sangat beragam dari skala asongan sampai
skala besar seperti pusat-pusat perbelanjaan. Pengecer skala besar pun ada yang
berskala nasional dan berskala lokal. Bentuk perdagangan eceran yang paling
dikenal di Indonesia adalah pasar swalayan (supermarket) dan department store.
Perkembangan bisnis ini semakin pesat terutama di kota-kota besar di Indonesia.
Berkembangnya pasar swalayan dan department store berskala nasional
menimbulkan dampak pada perkembangan bisnis eceran skala lokal. Dengan
mengadopsi manajemen dan teknologi supermarket dan department store para
pengusaha ritel lokal membuat toko sejenis yang memfokuskan operasinya di
suatu kota tertentu.
Banyaknya jumlah pasar modern terutama di kota-kota besar di Indonesia
menunjukkan persaingan yang semakin ketat. Perkembangan pasar modern
memiliki pangsa pasar tersendiri di masing-masing kota. Pangsa pasar modern di
enam kota besar di Indonesia dapat dilihat pada Tabel 2 berikut :
-
Tabel 2 Pangsa Pasar Modern di Enam Kota Besar di Indonesia Tahun 2002 Retailer Jakarta (%)
Bandung (%)
Semarang (%)
Surabaya (%)
Medan (%)
Makasar (%)
Total (%)
Alfa 9.70 14.20 7.80 21.90 2.50 39.10 13.00 Indomaret 10.40 11.10 0.00 30.40 0.00 0.00 10.90 Matahari 8.80 14.20 12.10 3.80 17.30 8.50 9.80 Carrefour 18.90 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 9.30 Hero 12.70 5.50 1.40 3.30 0.50 14.50 8.40 Ramayana 10.40 0.90 1.00 10.20 0.70 2.60 7.00 Ada 0.00 0.00 49.60 0.00 0.00 0.00 3.80 Yaohan 0.00 0.00 0.00 0.00 34.90 0.00 3.60 Naga 5.30 0.20 0.00 0.00 0.00 0.00 2.60 Makro 3.00 2.60 1.00 2.10 3.2 0.00 2.50 Sumber : Frontier SMfr@chise, 2002.
Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa pengecer skala nasional dan
skala lokal saling bersaing. Perkembangan pangsa pasar skala nasional seperti
Alfamart menguasai pangsa pasar terbesar yaitu 13 persen dari keenam kota.
Namun, perkembangan pangsa pasar skala lokal juga tidak kalah saing, hal ini
dapat dilihat dari pangsa pasar pengecer lokal lebih tinggi dibanding pangsa pasar
pengecer skala nasional di kota tertentu, seperti swalayan Ada di Semarang
memiliki pangsa pasar sebesar 49,60 persen lebih besar dari pada para pesaingnya
yang berskala nasional.
Akibat terjadinya persaingan yang semakin ketat, maka pemenuhan
kepuasan konsumen merupakan suatu hal yang utama. Hal ini menuntut
standarisasi yang mengarah pada pemenuhan selera atau kebutuhan konsumen
secara khusus. Oleh karena itu, agar dapat memenangkan persaingan yang
semakin kompetitif, tuntutan akan kebutuhan dan kepuasan yang diinginkan
konsumen haruslah diwujudkan dalam bentuk pelayanan yang memuaskan yaitu
kesesuaian antara harapan konsumen dan pelayanan yang diberikan pengecer.
-
1.2. Perumusan Masalah
Pasar saat ini semakin beragam dan kompetitif, ditandai dengan berdirinya
pengecer skala nasional dan pengecer skala lokal. Hal tersebut dapat dijadikan
satu momentum dan kesempatan bagi pengecer untuk memperbaiki konsep dan
format yang ada, sehingga mampu meningkatkan daya saing. Oleh karena itu,
penting bagi pengusaha pasar modern untuk memperhatikan kebutuhan dan
kepuasan pelanggan dalam menyediakan tempat berbelanja yang diinginkan
pelanggan, seperti lokasi yang strategis, harga yang terjangkau, dan pelaksanaan
pelayanan yang sesuai dengan harapan pelanggan.
Peritel yang mampu bertahan dan memenangkan persaingan antara
pengusaha pengecer adalah peritel yang memiliki sistem pelayanan terbaik bagi
konsumen. Selain itu, pengusaha ritel tidak sekedar berorientasi pada penjualan
produk tetapi harus berorientasi pada kepuasan pelanggan. Hal ini sesuai dengan
pola belanja masyarakat maju di kota-kota besar di Indonesia bahwa kepuasan
pelanggan menjadi pertimbangan utama mereka dalam memilih tempat
berbelanja.
Semakin berkembangnya ritel di Indonesia juga dapat dirasakan di kota
Bogor, hal tersebut dapat dilihat dengan bertambahnya pusat-pusat perbelanjaan
yang berada di kawasan Baranang Siang dan Jalan Siliwangi, antara lain: Plaza
Bogor, Plaza Ekalokasari, Swalayan Ada, Botani Square, Plaza Pangarango, dan
Bogor Trade Mall. Adapun pengecer ritel yang termasuk baru di Bogor adalah
Matahari (Plaza Ekalokasari), Hero (Plaza Pangarango), Ramayana (Bogor Trade
Mall), dan yang paling baru adalah Giant (Botani Square).
-
Sebelum masuknya pasar-pasar ritel baru yang semakin banyak dan meluas
sejak tahun 2004-2007, Toserba X merupakan salah satu ritel yang sudah cukup
lama dan dikenal oleh masyarakat Bogor. Semakin bertambahnya jumlah pusat-
pusat perbelanjaan di Bogor tentu saja menambah jumlah pesaing Toserba X yang
berdampak pada alternatif konsumen dalam memilih tempat berbelanja.
Seiring dengan bertambahnya pesaing, pihak Toserba X harus mampu
membuat strategi untuk mempertahankan pelanggan agar tetap memilih Toserba
X sebagai tempat berbelanja. Salah satu strategi mempertahankan pelanggan
adalah dengan memberikan kepuasan yang tinggi melalui pelaksanaan bauran
pemasaran tujuh P. Bauran pemasaran tujuh P terdiri dari bauran produk, harga,
tempat, promosi, orang, proses, dan bukti fisik. Dalam penerapan bauran
pemasaran tujuh P, pihak manajemen Toserba X harus selalu memonitor dan
mengetahui apakah pelanggan telah memperoleh kesesuaian antara harapan dan
pelayanan yang diberikan. Apabila antara pelayanan yang dijanjikan pihak
manajemen dengan kepuasan yang dirasakan pelanggan tidak berkesesuaian,
maka timbul masalah bagi pihak manajemen dalam mencapai tujuan perusahaan.
Berdasarkan kondisi tersebut, Toserba X secara periodik perlu menganalisis
tingkat kepuasan pelanggan, karena kegiatan ini sangat membantu melaksanakan
upaya-upaya perbaikan dan peningkatan kepuasan pelanggan. Dengan demikian
berdasarkan uraian di atas, permasalahan yang dapat dirumuskan adalah :
1. Bagaimanakah profil pelanggan di Toserba X?
2. Bagaimanakah tingkat kepentingan atribut-atribut bauran pemasaran (7P) di
Toserba X sehingga dapat meningkatkan kepuasan pelanggan?
-
3. Bagaimana tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelaksanaan bauran
pemasaran (7P) Toserba X?
4. Berdasarkan hasil penelitian tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelaksanaan
bauran pemasaran (7P), alternatif strategi pemasaran apa yang dapat
memperbaharui strategi pemasaran Toserba X untuk mempertahankan dan
meningkatkan kinerjanya dalam memberikan kepuasan pelanggan dimasa
yang akan datang?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan maka tujuan
penelitian ini adalah :
1. Mengetahui profil pelanggan di Toserba X.
2. Menganalisis tingkat kepentingan atribut-atribut bauran pemasaran di Toserba
X sehingga dapat meningkatkan kepuasan pelanggan.
3. Menganalisis tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelaksanaan bauran
pemasaran (7P) yang dilakukan Toserba X.
4. Menyusun strategi-strategi pemasaran sebagai upaya pembaharuan pada
Toserba X berdasarkan hasil analisis tingkat kepuasan pelanggan terhadap
pelaksanaan bauran pemasaran (7P), sehingga diharapkan dapat
mempertahankan dan meningkatkan kinerjanya dalam memberikan kepuasan
pelanggan dimasa yang akan datang.
-
1.4. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini berguna bagi penulis untuk mengaplikasikan teori-teori yang
telah diterima selama perkuliahan. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat
menjadi bahan pertimbangan bagi Toserba X dalam rangka menetapkan dan
merancang program penyempurnaan strategi pemasaran dimasa yang akan datang,
serta dapat digunakan sebagai bahan informasi untuk penelitian lebih lanjut.
-
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sejarah Ritel
Dalam memperoleh produk atau jasa konsumen tidak langsung
mendapatkan apa yang mereka butuhkan, antara produsen dan konsumen terdapat
sekelompok perantara pemasaran. Fungsi perantara pemasaran tersebut pada
dasarnya adalah untuk menyalurkan produk-produk dari produsen ke dalam pasar.
Salah satu bentuk perantara pemasaran yang berhubungan langsung dengan
konsumen adalah pedagang eceran (retailer). Bisnis ritel ini sangat membantu
produsen dalam memasarkan produk-produk yang berjumlah besar untuk
memenuhi permintaan pasar.
Retailing merupakan aktivitas ekonomi yang sangat besar dan berarti di
negara-negara Eropa. McGoldrick (1990) dalam Sartika (2004) menggolongkan
perubahan hubungan pabrik dan pengecer pabrik di beberapa negara Eropa
menurut skala waktu berdasarkan tiga dekade, yakni:
1) Tahun 1950-an: pabrik sebagai raja, perkembangan-perkembangan sesudah
perang yang singkat dan pembagian sistem distribusi dititik-beratkan atas
pabrik dan persediaan
2) Tahun 1960-an: pelanggan adalah raja, naiknya persaingan pembelian dititik-
beratkan atas pemasaran dan pengembangan merek pabrik
3) Tahun 1970-an: perdagangan adalah raja, kekuatan industri retailing
meningkat menggantikan fungsi pemasaran
Tahun 1980 di Inggris terjadi perubahan yang sangat besar dalam
pengeluaran konsumen, keadaan demografi berubah secara signifikan bersamaan
-
dengan umur dari struktur populasi dan kecenderungannya lebih kepada keluarga
kecil. Gaya hidup konsumen berubah dengan cepat, perubahan gaya hidup ini
membawa prioritas besar terhadap permintaan individual, pola berbelanja berubah
dengan peningkatan penggunaan kendaraan pribadi, perjalanan berbelanja
semakin besar dan kemampuan besar untuk pergi ke suatu daerah untuk memilih
toko. Peningkatan jumlah pekerja wanita semakin meningkatkan partisipasi pria
dalam berbelanja, sehingga peluang untuk mengembangkan usaha ritel semakin
meningkat. Revolusi perdagangan eceran meledak pada tahun 1990-an, hal ini
mempengaruhi pembelian pada abad kedua puluh. Para pengecer mengejar
inovasi dalam keefektifan dan produktivitas dengan keagresifan dan semangat
kompetitif (Engel, Blackwell, Miniard, 1994).
2.2. Pengertian Perdagangan Eceran dan Jenis-jenis Pengecer
Perdagangan eceran mempunyai peranan yang penting dalam pemasaran,
yaitu berfungsi sebagai perantara untuk konsumen dalam memenuhi
kebutuhannya. Pelaku perdagangan eceran seperti produsen, grosir atau pengecer
dapat melakukan penjualan melalui berbagai media seperti orang, surat dan
telepon. Kegiatan tersebut dapat pula dilakukan di berbagai tempat, seperti toko,
pinggiran jalan atau ke rumah konsumen.
Biasanya istilah perdagangan eceran merujuk pada perdagangan eceran
toko karena perdagangan eceran bukan toko masih tergolong dalam jumlah
yang kecil. Menurut Engel, Blackwell, Miniard (1994) perdagangan eceran
sebenarnya mencakup semua bentuk penjualan kepada konsumen untuk mereka
pakai. Sedangkan, menurut Kotler (2000), usaha eceran (retailing) meliputi
-
seluruh aktivitas yang melibatkan penjualan barang dan jasa langsung kepada
konsumen, yang olehnya digunakan untuk kepentingan pribadi dan non bisnis.
Organisasi-organisasi pengecer sangat beragam, dan bentuk-bentuk baru
terus bermunculan. Beberapa klasifikasi pengecer menurut Kotler (2000) adalah:
A. Pengecer Toko (Store Retailing)
Saat ini konsumen dapat berbelanja barang dan jasa di berbagai jenis toko.
Toko eceran dibagi menjadi delapan, yaitu :
1) Toko Khusus (specially store)
Menjual lini produk yang sempit dengan ragam yang lebih banyak dalam lini
tersebut misalnya toko mainan, toko alat-alat olahraga, toko bunga, dan lain-lain.
2) Toko Serba Ada (department store)
Menjual beberapa lini produk, khususnya makanan, pakaian, perlengkapan
rumah, dan barang kebutuhan rumah tangga, dimana setiap lini produk
dioperasikan sebagai suatu departemen yang terpisah dan dikelola oleh pembeli
spesialis atau pedagang khusus.
3) Pasar Swalayan (supermarket)
Pasar swalayan adalah operasi yang relatif besar, memiliki biaya yang rendah,
margin yang rendah, volume tinggi, bersifat swalayan yang dirancang untuk
melayani kebutuhan total konsumen seperti makanan, pencucian, dan produk-
produk perlengkapan rumah tangga.
4) Toko Kebutuhan Sehari-hari (convinience store)
Toko yang sering disebut toko kelontong ini merupakan toko yang relatif kecil
dan terletak di daerah pemukiman, menjual lini produk yang terbatas untuk
kebutuhan sehari-hari dan mempunyai perputaran yang tinggi.
-
5) Toko Diskon (discount store)
Toko diskon menjual barang-barang standar dengan harga yang lebih rendah
karena menerima margin yang lebih rendah dan menjual dengan volume yang
tinggi. Toko diskon sebenarnya secara teratur menjual barang dengan harga yang
lebih rendah, menawarkan kebanyakan merek nasional dan bukan barang inferior.
6) Pengecer Potongan Harga (off-price retailer)
Pengecer potongan harga membeli pada harga yang lebih rendah dari pada
harga grosir dan menetapkan harga pada konsumen lebih rendah dari pada harga
eceran. Ada tiga jenis utama pengecer potongan harga yaitu toko pabrik,
pengecer potongan harga independen, dan klub gudang atau grosir.
7) Toko Super (superstore)
Toko super merupakan toko yang lebih besar dari pada pasar swalayan. Rata-
rata memiliki ruang jual 3.252 meter persegi dan bertujuan memenuhi semua
kebutuhan konsumen untuk produk makanan yang dibeli rutin maupun bukan
makanan. Biasanya menawarkan pelayanan seperti binatu, perbaikan sepatu, dan
lain-lain.
8) Ruang Pamer Katalog (catalog showroom)
Ruang pamer katalog menerapkan prinsip-prinsip pemotongan harga dan
katalog (produk bermerek, mudah dijual dan memiliki margin yang tinggi)
meliputi perhiasan, alat-alat listrik, kamera, peralatan olah raga, dan lain-lain.
B. Penjualan Eceran Bukan Toko
Sebagian besar barang dan jasa memang dijual melalui toko, akan tetapi
penjualan eceran bukan toko telah berkembang lebih pesat dibandingkan
penjualan eceran melalui toko. Penjualan eceran tanpa toko terbagi menjadi
-
empat kategori yaitu penjualan langsung, pemasaran langsung, penjajaan otomatis
dan jasa pembelian.
C. Organisasi Eceran
Toko eceran yang dimiliki secara independen, semakin banyak yang berada
dalam bentuk penjualan eceran korporasi. Organisasi-organisasi eceran mencapai
skala ekonomis yang besar, seperti daya beli yang lebih besar, pengakuan merek
yang luas, dan pegawai yang lebih terlatih. Jenis-jenis utama penjualan eceran
korporasi yaitu jaringan toko korporasi, jaringan sukarela, koperasi pengecer,
koperasi konsumen, organisasi waralaba, dan konglomerat perdagangan.
Berdasarkan klasifikasi pengecer menurut Kotler (2000) diatas, maka dapat
dikatakan bahwa Toserba X merupakan bisnis eceran yang termasuk jenis eceran
toko serba ada, yang menjual berbagai lini produk seperti pakaian, makanan,
produk agribisnis, perlengkapan rumah tangga, sepatu dan sandal.
2.3. Perilaku Konsumen
Engel, Blackwell, Miniard (1994) mendefenisikan perilaku konsumen
sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi,
menghabiskan barang dan jasa, termasuk proses pengambilan keputusan yang
mendahului dan menyusul tindakan tersebut. Schiffman dan Kanuk dalam
Sumarwan (2002) mengartikan perilaku konsumen sebagai perilaku yang
diperlihatkan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi,
dan menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan
kebutuhan mereka. Sedangkan menurut Loudon dan Della-Bitta dalam Umar
(2003) perilaku konsumen merupakan suatu proses pengambilan keputusan dan
-
aktivitas individu secara fisik yang dilibatkan dalam mengevaluasi, memperoleh,
menggunakan atau dapat mempergunakan barang-barang dan jasa. Dari beberapa
defenisi yang telah disebutkan di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku
konsumen adalah semua kegiatan, tindakan, serta proses psikologis yang
mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli,
menggunakan, dan menghabiskan produk dan kegiatan mengevaluasi setelah
membeli.
2.4. Model Perilaku Konsumen
Memahami perilaku konsumen dan mengenal pelanggan tidak pernah
sederhana. Pelanggan mungkin menyatakan kebutuhan dan keinginan mereka
sedemikian rupa namun bertindak sebaliknya (Kotler, 2000). Pelanggan mungkin
tidak memahami motivasi mereka yang lebih dalam, oleh karena itu penting bagi
suatu perusahaan untuk melakukan riset terhadap perilaku konsumen, sebagai
tindakan mengenal konsumen. Model perilaku konsumen merupakan
penyederhanaan dari konsepsi mengenai bagaimana perilaku konsumen terjadi
dan dibentuk oleh variabel-variabel yang mempengaruhinya. Salah satu model
yang telah dikembangkan adalah Model Engel, Blackwell, Miniard (1994).
Menurut Engel, Blackwell, Miniard (1994) perilaku konsumen dipengaruhi dan
dibentuk oleh faktor pengaruh lingkungan, perbedaaan individu dan proses
psikologis. Model perilaku pengambilan keputusan konsumen dan faktor-faktor
yang mempengaruhinya dapat dilihat pada Gambar 1.
-
Gambar 1 Model Perilaku Pengambilan Keputusan Konsumen dan
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sumber: Engel, Blackwell, Miniard, 1994
2.5. Proses Keputusan Memilih Toko
Memilih toko adalah proses interaksi antara strategi pemasaran pengecer dan
karakteristik individual serta situasional dari pembeli. Karakteristik individual
menyebabkan pandangan umum tentang aktivitas yang terlibat dalam perilaku
belanja dan promosi. Karakteristik pembeli juga mempengaruhi citra toko, citra
toko pada akhirnya mempengaruhi pilihan toko. Jika pengalaman masa lalu
PENGARUH LINGKUNGAN
Budaya Kelas sosial Pengaruh pribadi Keluarga Situasi
PERBEDAAN INDIVIDU Sumberdaya konsumen Motivasi dan keterlibatan Pengetahuan Sikap Kepribadian, gaya hidup, demografi
PROSES KEPUTUSAN
Pengenalan kebutuhan Pencarian
informasi Evaluasi alternatif Pembelian Hasil
PROSES PSIKOLOGIS
Pengolahan
informasi Pembelajaran Perubahan
sikap/perilaku
STRATEGI PEMASARAN Produk Harga Promosi Distribusi
-
memuaskan, maka pilihannya akan bersifat kebiasaan, kecuali faktor-faktor lain
telah berubah sejak kunjungan terakhir.
Dalam proses pemilihan toko, konsumen membandingkan karakteristik toko
dengan kriteria evaluasi konsumen. Apabila kriteria evaluasi dan karakteristik
suatu toko banyak berkesesuaian, maka konsumen akan memilih toko tersebut
(Engel, Blackwell, Miniard, 1994). Pemilihan toko merupakan fungsi yang terdiri
dari variabel kriteria evaluasi, variabel karakteristik atau atribut toko, variabel
proses perbandingan dan variabel toko dipilih atau tidak dipilih.
Gambar 2 Proses Pemilihan Toko Sumber: Engel, Blackwell, Miniard, 1994
2.6. Profil Pembeli
Menurut Engel, Blackwell, Miniard (1994), ada dua faktor yang berguna
dalam menggambarkan profil berbelanja, yaitu :
1) Profil Demografi
Jika pihak toko mengetahui profil pelanggan inti dengan variabel demografi
seperti usia, penghasilan, dan tempat tinggal maka pihak toko akan mampu
Kriteria Evaluasi
Proses Perbandingan
Kriteria Toko
Toko dipilih Toko tidak dipilih
-
memaksimumkan daya tarik melalui produk dan bauran pelayanannya. Selain
variabel demografis di atas, variabel status sosial seperti pendidikan dan pekerjaan
juga penting.
2) Profil Psikografi
Psikografi memungkinkan pengecer mengetahui karakteristik pembeli
berdasarkan gaya hidup yaitu aktivitas, minat dan opini kelompok pembeli.
2.7. Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu dilakukan oleh Ardiany (2002) dengan judul Analisis
Perilaku Pembelian Susu Cair Kemasan dan Implikasinya pada Bauran Pemasaran
(studi kasus Toserba Yogya, Plaza Bogor Indah, Kota Bogor). Hasil analisis
Fishbein memperlihatkan bahwa Frisian Flag adalah produk susu cair kemasan
yang dianggap paling memuaskan untuk memenuhi atribut yang diinginkan oleh
konsumen dibandingkan merek lain. Ultra pada posisi kedua memiliki nilai
kekuatan kepercayaan yang hampir sama dengan Frisian Flag juga dianggap
memenuhi atribut yang diinginkan oleh konsumen. Sedangkan produk Indomilk
dianggap cukup dan Milo dianggap produk yang kurang memenuhi atribut yang
dibutuhkan dari suatu produk susu cair. Berdasarkan analisis Biplot diketahui
bahwa posisi relatif produk Frisian flag lebih dekat dengan atribut ketersediaan
dan aroma, sedangkan Ultra dekat dengan kekentalan, cita rasa, rasa, harga dan
merek.
Rizaly (2003) melakukan penelitian dengan judul Analisis Strategi
Manajemen Toserba Selamat dalam Menghadapi Persaingan Bisnis Ritel di
Kabupaten Cianjur. Berdasarkan hasil analisis penilaian konsumen, persaingan
-
usaha ritel untuk wilayah Cianjur dapat dikatakan cukup ketat, hal ini dapat
diketahui berdasarkan hasil pemetaan pada skala semantik differensial. Toserba
selamat memiliki keunggulan pada enam atribut/sub atribut antara lain kemudahan
dijangkau, harga barang, kualitas barang, pelayanan, sarana ibadah dan tata letak
barang. Salah satu pesaing utama, yaitu Rumah Matahari dan Super Bazar yang
memiliki keunggulan enam atribut/sub atribut, antara lain potongan harga, iklan di
media, toilet, sarana parkir, kebersihan, kenyamanan, serta tanggapan terhadap
keluhan dan saran. Berdasarkan matriks IE, posisi Toserba Selamat berada pada
kuadran V yaitu pertahankan dan pelihara yang menunjukkan perusahaan
memiliki posisi internal dan eksternal sedang. Strategi pada kuadran pertahankan
dan pelihara ini adalah strategi penetrasi pasar dan strategi pengembangan produk.
Safarin (2006) melakukan penelitian dengan judul Analisis Respon
Konsumen Terhadap Pelayanan Kualitas Matahari (Studi Kasus di Matahari
Bandar Lampung). Hasil penelitian dengan menggunakan Importance-
Performance Analysis (IPA) menunjukkan bahwa atribut yang tergolong ke dalam
kuadran A (Prioritas Utama) yaitu: harga yang ditawarkan, potongan harga,
seragam pramuniaga, tanggapan terhadap keluhan. Pada kuadran B (Pertahankan
Prestasi) yaitu: kemudahan menjangkau lokasi toko, sarana parkir, keragaman
barang, keramahan dan kesopanan pramuniaga, pengetahuan pramuniaga atas
barang yang dijual, kecepatan transaksi, layout dan dekorasi toko, penerangan
toko, kesejukan ruangan. Pada kuadran C (Prioritas Rendah) yaitu: iklan yang
menarik, iklan yang dapat dipercaya, fasilitas pengantar barang, pembayaran
dengan credit card/debet card, display barang, suara/musik, aroma ruangan,
warna ruangan. Berdasarkan Customer Satisfaction Index (CSI) diperoleh bahwa
-
tingkat kepuasan secara keseluruhan terhadap atribut kualitas Matahari Bandar
Lampung sudah tinggi. Hal ini dapat dilihat dari indeks kepuasan pelanggan
sebesar 74,36 persen, artinya tingkat kepuasan total terletak diantara rentang 0,61-
0,80 yang berarti pelanggan telah puas terhadap kinerja pelayanan Matahari
Bandar Lampung.
Sundari (2006) melakukan penelitian dengan judul Analisis Respon
Konsumen terhadap Atribut Pemilihan Supermarket Hero dan Super Indo
Kalimalang, Bekasi Barat. Hasil analisis melalui Importance-Performance
Analysis (IPA) diperoleh bahwa di Hero untuk kuadran I, variabel yang menjadi
prioritas utama adalah harga yang ditawarkan, pemberian potongan harga, jumlah
kasir, dan keramahan pramuniaga. Kuadran II variabel yang dinilai baik oleh
pelanggan dan harus dipertahankan kinerjanya adalah atribut lokasi toko yang
mudah dijangkau, sarana parkir yang memadai, keragaman produk, mutu produk
agribisnis, mutu produk non agribisnis, iklan yang menarik, pengetahuan
pramuniaga atas barang, pembayaran dengan credit/debit card, layout/tata ruang
dan dekorasi toko, display produk, kebersihan toko, penerangan toko, dan aroma
toko. Pada kuadran III yang merupakan prioritas rendah adalah iklan yang dapat
dipercaya, kecepatan transaksi, dan kesejukan ruangan. Kuadran IV yang dinilai
berlebihan adalah seragam pramuniaga, kebersihan toilet, pemilihan warna
ruangan, musik atau suara, dan tanggapan terhadap keluhan. Sedangkan hasil
analisis IPA di Super Indo yang berada pada kuadran I adalah sarana parkir,
keragaman produk, potongan harga, iklan yang menarik, keramahan, jumlah kasir,
display produk dan aroma ruangan. Pada kuadran II adalah lokasi yang mudah
dijangkau, mutu produk agribisnis, mutu produk non agribisnis, pembayaran
-
dengan credit/debit card, layout/tata ruang dan dekorasi toko, kebersihan toko,
penerangan toko, dan tanggapan terhadap keluhan. Pada kuadran III adalah iklan
yang dapat dipercaya, kecepatan transaksi, pemilihan warna ruangan, dan
kesejukan ruangan. Pada Kuadran IV adalah pengetahuan pramuniaga atas
barang, seragam pramuniaga, kebersihan toilet, penerangan toko, musik atau
suara, dan tanggapan terhadap keluhan. Berdasarkan hasil perhitungan Customer
Satisfaction Index (CSI) diperolah hasil bahwa Hero berada pada nilai 78,5
persen, sehingga dapat dikatakan bahwa secara umum indeks kepuasan pelanggan
Hero untuk atribut-atribut yang diuji adalah kriteria puas. Sedangkan hasil survei
kepuasan pelanggan Super Indo dapat diketahui bahwa nilai CSI adalah sebesar
63 persen, sehingga dapat dikatakan bahwa secara umum indeks kepuasan
pelanggan Super Indo untuk atribut-atribut yang diuji adalah kriteria cukup puas.
Tabel 3 Hasil Penelitian Terdahulu No Peneliti
(Tahun)
Judul
Metode
Hasil 1 Ardiany
(2002) Analisis Perilaku Pembelian Susu Cair Kemasan dan Implikasinya pada Bauran Pemasaran (Studi Kasus Toserba Yogya, Plaza Bogor Indah, Kota Bogor).
Analisis Fishbein Analisis Biplot
Frisian Flag adalah produk susu cair kemasan yang dianggap paling memuaskan untuk memenuhi atribut yang diinginkan oleh konsumen dibandingkan merek lain. Ultra ditempat kedua memiliki nilai kekuatan kepercayaan yang hampir sama dengan Frisian Flag Sedangkan produk Indomilk dianggap cukup dan Milo dianggap produk yang kurang memenuhi atribut yang dibutuhkan dari suatu produk susu cair.
2 Rizaly (2003)
Analisis Strategi Manajemen Toserba Selamat
Analisis Deskriptif
Analisis Matriks EFE dan IFE
Toserba selamat memiliki keunggulan pada enam atribut/sub atribut antara lain kemudahan dijangkau, harga barang, kualitas barang,
-
dalam Menghadapi Persaingan Bisnis Ritel di Kabupaten Cianjur
Matriks IE Matriks
SWOT QSPM
pelayanan, sarana ibadah dan tata letak barang. Berdasarkan matriks IE, posisi Toserba Selamat berada pada kuadran V yaitu pertahankan dan pelihara yang menunjukkan perusahaan memiliki posisi internal dan eksternal sedang. Strategi pada kuadran pertahankan dan pelihara ini adalah strategi penetrasi pasar dan strategi pengembangan produk.
3 Safarin (2006)
Analisis Respon Konsumen terhadap Pelayanan Kualitas Matahari (Studi Kasus di Matahari Bandar Lampung)
Importance- performance Analysis (IPA)
Customer Satisfaction Index (CSI)
Hasil penelitian dengan menggunakan IPA menunjukkan bahwa atribut yang tergolong ke dalam kuadran A (Prioritas Utama) yaitu: harga yang ditawarkan, potongan harga, seragam pramuniaga, tanggapan terhadap keluhan. Pada kuadran B (Pertahankan Prestasi) yaitu : kemudahan menjangkau lokasi toko, sarana parkir, keragaman barang, keramahan dan kesopanan pramuniaga, pengetahuan pramuniaga atas barang yang dijual, kecepatan transaksi, layout dan dekorasi toko, penerangan toko, kesejukan ruangan. Pada kuadran C (Prioritas Rendah) yaitu: iklan yang menarik, iklan yang dapat dipercaya, fasilitas pengantar barang, pembayaran dengan credit card/debet card, display barang, suara/musik, aroma ruangan, warna ruangan. Berdasarkan CSI diperoleh bahwa pelanggan telah puas terhadap kinerja pelayanan Matahari Bandar Lampung.
4 Sundari(2006)
Analisis Respon
Importance- performance
Berdasarkan hasil perhitungan Customer Satisfaction Index
-
Konsumen terhadap Atribut Pemilihan Supermarket Hero dan Super Indo Kalimalang, Bekasi Barat
Analysis (IPA)
Customer Satisfaction Index (CSI
(CSI) diperolah hasil bahwa Hero berada pada nilai 78,5 persen, sehingga dapat dikatakan bahwa secara umum indeks kepuasan pelanggan Hero untuk atribut-atribut yang diuji adalah kriteria puas. Sedangkan hasil survei kepuasan pelanggan Super Indo dapat diketahui bahwa nilai CSI adalah sebesar 63 persen, sehingga dapat dikatakan bahwa secara umum indeks kepuasan pelanggan Super Indo untuk atribut-atribut yang diuji adalah kriteria cukup puas.
Perbedaaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu terletak pada objek
penelitian. Objek penelitian ini adalah bauran pemasaran yang dilakukan di
Toserba X.
-
III. KERANGKA PEMIKIRAN
3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis
3.1.1. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan
perusahaan untuk terus-menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran
(Kotler, 2004). Sedangkan, Nirwana (2006) mengatakan bahwa bauran
pemasaran merupakan alat pemasaran yang dikendalikan oleh perusahaan
(controlable factor) untuk melayani target pasar. Alat-alat pemasaran itu
dikelompokkan menjadi empat kelompok yang disebut empat P, yaitu; produk
(product), harga (price), tempat (place), dan promosi (promotion).
Selama ini strategi bauran pemasaran empat P sering digunakan untuk
pemasaran barang, namun kesadaran bahwa selain kebutuhan akan barang,
konsumen juga menginginkan kebutuhan non-fisik yaitu jasa. Barang dan jasa
jelas berbeda, jasa lebih dalam bentuk kinerja, perbuatan atau penampilan dari
suatu usaha. Sebaliknya, barang lebih menekankan pada suatu bentuk benda, alat
atau objek (Nirwana, 2006). Jasa membutuhkan strategi pemasaran yang berbeda
dibanding pemasaran barang. Booms dan Bitner dalam Kotler (2000) menambah
tiga P khusus yang digunakan dalam bidang industri jasa yaitu; personal/orang
(people), proses (process), dan bukti fisik (physical evidence). Setiap variabel
bauran pemasaran memiliki pengaruh terhadap proses pemasaran secara
keseluruhan. Misalnya, keberadaan produk akan mempengaruhi penentuan harga,
jenis saluran distribusi atau model promosi yang digunakan. Bahkan tidak
menutup kemungkinan bahwa fungsi dan keberadaan bauran pemasaran tidak
-
dapat dipisahkan, karena dengan bauran pemasaran pihak manajemen dapat
mengimbangi para pesaingnya (Nirwana, 2006).
Penjualan beberapa lini produk, khususnya makanan, pakaian,
perlengkapan rumah, dan barang kebutuhan rumah tangga yang dilakukan oleh
Toserba X merupakan kegiatan pemasaran barang berwujud sekaligus jasa. Oleh
sebab itu, bauran pemasaran yang digunakan untuk Toserba X adalah tujuh P.
Gambar 3 Bauran Pemasaran Tujuh P Sumber: Nirwana, 2006
1) Bauran Produk
Menurut Limbong (1987) produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan pada
suatu pasar untuk mendapat perhatian, untuk dimiliki, penggunaan ataupun
konsumsi yang bisa memuaskan keinginan dan kebutuhan. Menurut Kotler
(2000), bauran produk adalah rangkaian semua produk dan unit produk yang
ditawarkan suatu penjual tertentu pada pembeli. Pemasar akan memanfaatkan
produk sebagai bagian dari variabel intern untuk meningkatkan penjualan. Oleh
sebab itu, strategi pemasaran terhadap suatu produk dapat dimunculkan melalui
Produk
Harga
Tempat
Promosi
Target Pasar
Bukti Fisik
Orang
Proses
-
identitas produk. Identitas produk dapat diimplementasikan dalam wujud merek,
kemasan, atau garansi produk (Nirwana, 2006).
Bauran produk suatu perusahaan memiliki lebar, panjang, kedalaman, dan
konsistensi tertentu (Kotler, 2000). Lebar bauran produk mengacu pada berapa
banyak macam lini produk perusahaan itu. Panjang bauran produk mengacu pada
jumlah unit produk dalam bauran produknya. Kedalaman bauran produk mengacu
pada berapa banyak varian yang ditawarkan tiap produk dalam lini tersebut.
Konsistensi bauran produk mengacu pada seberapa erat hubungan berbagai lini
produk dalam hal penggunaan akhir, persyaratan produksi, saluran distribusi, atau
hal lainnya. Produk merupakan alat bauran pemasaran yang paling mendasar
karena produk merupakan penawaran berwujud perusahaan kepada pasar yang
mencakup kualitas, ragam barang, dan merek. Oleh sebab itu indikator bauran
produk yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah :
Keragaman barang agribisnis dan non agribisnis Kualitas barang Merek barang
2) Bauran Harga
Harga merupakan bagian dari bauran pemasaran yang menghasilkan
pendapatan. Jika harga dapat memberikan kontribusi pendapatan, maka hal ini
merupakan bagian keberhasilan dari kebijakan harga. Kotler (2000), menyatakan
harga adalah jumlah uang yang ditagihkan untuk produk/jasa, jumlah nilai yang
dipertukarkan konsumen untuk manfaat memiliki atau menggunakan produk/jasa.
Harga dapat diterjemahkan sebagai biaya atau pengorbanan yang dibebankan
oleh produsen kepada konsumen. Bagi pihak produsen, harga merupakan sisi
-
pendapatan atas produknya. Sebaliknya bagi pihak konsumen, harga merupakan
sisi pengeluaran atas produk. Harga juga mencerminkan pendapatan jika
dikaitkan dengan jumlah produk yang berhasil dijual oleh perusahaan. Dengan
demikian, strategi untuk pembentukan harga sangat penting bagi perusahaan.
Harga yang ditetapkan harus dapat menutup semua biaya atau bahkan lebih
dari itu, yakni untuk memberikan laba atau keuntungan. Penentuan harga yang
tidak baik akan berdampak negatif, misalnya; harga terlalu tinggi, tidak
disesuaikan dengan pendapatan konsumen atau segmen pasar akan menurunkan
jumlah pembeli, volume penjualan berkurang, semua biaya mungkin tidak
tertutupi, dan pada akhirnya perusahaan akan menderita kerugian. Prinsip yang
sangat penting bagi perusahaan dalam menetapkan harga adalah menitikberatkan
pada kemauan dan kemampuan pembeli untuk harga yang telah ditentukan
sehingga menutupi biaya produksi dan menghasilkan laba. Selain itu, untuk
menarik perhatian konsumen, pada waktu-waktu tertentu perusahaan melakukan
obral dan merencanakan penurunan harga untuk beberapa jenis produk yang
perputarannya lambat. Indikator bauran harga yang akan dianalisis dalam
penelitian ini adalah:
Harga yang ditawarkan Potongan harga
3) Bauran Tempat/Saluran Distribusi
Distribusi adalah kegiatan pemasaran yang bertujuan menciptakan nilai
tambah produk melalui fungsi pemasaran dengan menyalurkan, menyebarkan,
mengirimkan atau menyampaikan barang dan jasa dari produsen ke konsumen,
yang digunakan sesuai keperluan (jenis, jumlah, harga, tempat dan waktu). Proses
-
ini memperlancar saluran pemasaran secara fisik dan non fisik. Saluran
pemasaran adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung yang terlibat
dalam proses untuk menjadikan suatu produk atau jasa yang siap digunakan atau
dikonsumsi (Kotler, 2000).
Menurut Swastha dan Sukotjo (2000) dalam Sartika (2004), saluran
pemasaran dibagi menjadi empat tingkat untuk barang konsumsi, yaitu:
a. Saluran nol tingkat atau saluran pemasaran langsung; terdiri dari suatu
perusahaan manufaktur yang menjual langsung ke pelanggan akhir.
b. Saluran satu tingkat; yang terdiri dari suatu perusahaan manufaktur, satu
perantara penjualan (misalnya pengecer), konsumen akhir.
c. Saluran dua tingkat; yang terdiri dari suatu perusahaan manufaktur, dua
perantara penjualan (pedagang besar dan pengecer), konsumen akhir.
d. Saluran tiga tingkat; yang terdiri dari suatu perusahaan manufaktur, tiga
perantara penjualan (pedagang besar, pemborong, pengecer), konsumen akhir.
Gambar 4 Saluran Pemasaran Barang Konsumsi Sumber: Limbong, 1987
Produsen
Agen
Agen
Pedagang Besar
Pedagang Eceran
Pedagang Besar
Pedagang Eceran
Pedagang Eceran
Konsumen
Pedagang Eceran
-
Bauran tempat pada pengecer dititik-beratkan pada keputusan lokasi.
Pengecer harus memilih lokasi secara cermat, mulai dari pemilihan wilayah dalam
suatu negara, lalu memilih kota tertentu, dan kemudian tempat tertentu. Semakin
besar toko, semakin besar area atau jangkauan perdagangannya. Suatu toko
mungkin berjalan buruk karena beberapa alasan, seperti toko berada di lokasi
yang lalu lintasnya sepi sehingga konsumen tidak mudah menjangkau lokasi toko.
Selain itu ketersediaan sarana parkir juga mempengaruhi keinginan konsumen
dalam memilih tempat berbelanja. Apabila toko didukung oleh sarana parkir yang
memadai maka konsumen akan lebih mudah memarkir kendaraan yang dibawa.
Indikator bauran tempat yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah :
Lokasi yang stategis Sarana parkir
4) Bauran Promosi
Promosi adalah salah satu kegiatan pemasaran yang bertujuan untuk
meningkatkan volume penjualan dengan cara mempengaruhi konsumen baik
secara langsung maupun tidak langsung. Mempengaruhi konsumen dapat
dilakukan dengan cara mengkomunikasikan keunggulan produknya untuk
membujuk konsumen sasaran agar mau membeli. Apabila perusahaan berhasil
dalam mengkomunikasikan keunggulan produknya, maka akan mendapat
perhatian dari konsumen terhadap produk yang dipasarkan.
Menurut Kotler (2000), bauran promosi terdiri dari lima cara utama, yaitu:
a. Periklanan, yaitu semua bentuk presentasi non personal dan promosi ide,
barang dan jasa oleh sponsor yang ditunjuk dengan mendapat pembayaran.
-
b. Promosi penjualan, yaitu intensif jangka panjang untuk mendorong keinginan,
mencoba atau membeli produk/jasa. Promosi penjualan terdiri dari cara
promosi pelanggan (sampel, kupon, penawaran pengembalian uang, potongan
harga premi, hadiah, hadiah langganan, percobaan gratis, garansi, promo
gabungan, promo silang, tampilan di tempat pembelian dan demonstrasi);
promosi perdagangan (potongan harga, tunjangan iklan, dan pajangan barang
gratis) dan promosi bisnis wiraniaga (pameran perdagangan dan konveksi,
kontes bagi wiraniaga dan iklan khusus).
c. Pemasaran langsung melalui penggunaan surat, telepon dan alat penghubung
non personal lainnya untuk berkomunikasi dengan atau mendapatkan respon
dari pelanggan dan calon pelanggan tertentu.
d. Penjualan personal, yaitu interaksi langsung antar satu atau lebih calon
pembeli dengan tujuan melakukan pembelian.
e. Hubungan masyarakat dan publisitas melalui berbagai program yang
dirancang untuk mempromosikan atau melindungi citra perusahaan dan
produk individualnya.
Efektivitas promosi sangat tergantung dari pemilihan bentuk promosi yang
diberlakukan terhadap produk yang dipasarkan. Pengecer menggunakan berbagai
macam alat promosi seperti memasang iklan, mengadakan obral khusus,
mengeluarkan kupon potongan harga, tempat mencicipi makanan di dalam toko,
serta kupon di rak-rak dan kasir. Indikator bauran promosi yang dianalisis dalam
penelitian ini adalah:
-
Iklan yang menarik Obral khusus Iklan dapat yang dipercaya
5) Bauran Orang
Orang menurut Umar (2003) adalah semua partisipan yang memainkan
sebagian penyajian jasa, yaitu peran selama proses dan konsumsi jasa berlangsung
dalam waktu ril jasa, oleh karenanya dapat mempengaruhi persepsi pembeli.
Orang merupakan unsur bauran pemasaran yang memiliki peran penting, karena
terlibat langsung dalam kegiatan penyampaian produk ke tangan konsumen.
Selain itu, partisipan orang yang terlibat menentukan keberhasilan jasa dan
mampu membentuk citra suatu toko, apabila pegawai memberikan pelayanan
yang baik maka akan menimbulkan citra pelayanan toko yang baik dalam benak
konsumen. Dalam mempertahankan pelanggan, perusahaan berusaha
meningkatkan peran orang (pegawai). Menurut Nirwana (2006) terdapat beberapa
unsur yang harus dilibatkan dalam meningkatkan peran orang (pegawai), antara
lain:
a. Pegawai
Pegawai atau orang yang terlibat dalam pemberian jasa merupakan faktor
intern yang memiliki peran cukup besar dalam mewujudkan jasa yang
dikehendaki oleh pelanggan. Oleh sebab itu, untuk meningkatkan peran pegawai
dapat dilakukan beberapa cara antara lain melalui proses rekruitmen yang tepat,
menempatkan orang sesuai bidang yang dikuasainya (the right man in the right
place), melaksanakan training atau pelatihan, pemberian motivasi, reward, atau
penghargaan lainnya jika berprestasi.
-
b. Pelanggan
Pelanggan merupakan para pengguna jasa. Tetapi meski demikian peran serta
pelanggan dalam mewujudkan jasa juga cukup besar. Oleh sebab itu pihak
manajemen akan memberikan kesempatan pada pelanggan berkaitan dengan
proses perwujudan jasa. Peran serta dimaksud dapat dalam bentuk keterlibatan
pelanggan pada kegiatan pelatihan, pengenalan pada perusahaan, melibatkan
pelanggan dalam kegiatan komunikasi terutama berkaitan dengan keluhan
pelanggan.
c. Komunikasi
Komunikasi merupakan sarana yang paling tepat dalam menjalin hubungan,
baik intern maupun ekstern manajemen. Antara penyedia jasa dan pegawai,
antara pegawai dan pelanggan, bahkan antara penyedia jasa dan pelanggan,
diharapkan terjalin komunikasi yang baik.
Pentingnya orang dalam pemasaran mengarah pada minat yang lebih besar
dalam menarik, memotivasi, melatih dan mempertahankan kualitas pegawai
dengan mengembangkan pekerjaan-pekerjaan untuk memuaskan kebutuhan-
kebutuhan individu. Indikator bauran orang yang akan dianalisis dalam penelitian
ini adalah :
Keramahan dan kesopanan pramuniaga Pengetahuan pramuniaga atas barang yang dijual Seragam pramuniaga Perhatian pramuniaga dalam membantu konsumen
-
6) Bauran Proses
Semua kegiatan yang berkaitan dengan jasa tidak dapat dipisahkan dari proses.
Proses mencerminkan bagaimana semua elemen bauran pemasaran jasa
dikoordinasikan untuk menjamin kualitas dan konsistensi jasa yang diberikan
kepada konsumen (Umar, 2003). Jasa berkaitan dengan aktivitas atau kinerja,
kinerja dapat dilihat ketika proses berlangsung. Proses itu sendiri merupakan
suatu prosedur, arus aktivitas atau mekanisme penyaluran jasa dari pemasar
kepada konsumen.
Menurut Lovelock dalam Nirwana (2006), proses dapat melibatkan unsur
prosedur, tugas, rencana kerja, mekanisme dan aktivitas. Pendekatan yang
berorientasi pada proses akan melibatkan dua kegiatan berikut :
a. Membagi proses ke dalam tahapan yang logis dan mampu memfasilitasi
pengendalian dan analisis.
b. Melibatkan seluruh variabel proses yang mengarah pada hasil yang berbeda
mengingat penilaian dan pilihan pelanggan yang dapat berubah.
Manajemen proses ini melibatkan bauran orang, sehingga kedua bauran
pemasaran ini saling berinteraksi terutama dalam layanan pelanggan. Apabila
proses penyampaian produk tidak diperhatikan, seperti menyediakan permintaan
produk tidak sesuai dengan waktu yang ditetapkan atau keterlambatan dalam
melakukan transaksi maka pelanggan tidak merasa puas. Indikator bauran proses
yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah :
Kecepatan transaksi Kemudahan pembayaran Tanggapan terhadap keluhan
-
7) Bauran Bukti Fisik
Umar (2003) mendefenisikan bukti fisik sebagai suatu lingkungan fisik
dimana jasa disampaikan dan dimana perusahaan dan konsumennya, dan setiap
komponen tangible memfasilitasi penampilan atau komunikasi jasa tersebut.
Sedangkan menurut Rambat dalam Nirwana (2004), bukti fisik merupakan
lingkungan fisik dimana jasa diciptakan dan tempat penyedia jasa dan konsumen
berinteraksi. Bukti fisik bisnis jasa dapat dibagi menjadi dua tipe, yaitu :
a. Essential evidence, merupakan bukti fisik mewakili keputusan yang diciptakan
penyedia jasa tentang desain jasa, misalnya desain interior hotel, logo dari
jasa, dan sebagainya.
b. Peripheral evidence, merupakan wujud dari jasa yang memberikan petunjuk
keberadaannnya, seperti tiket pesawat terbang, lambang perusahaan, dan
sebagainya.
Bukti fisik berhubungan dengan fasilitas apa yang diharapkan konsumen,
sehingga dapat meningkatkan kenyamanan berbelanja. Bukti fisik mewakili
keputusan kunci mengenai desain dan layout bangunan, suasana toko,
kenyamanan toko, display barang, serta fasilitas pendukung lainnya seperti
ruangan ber-AC, lift, toilet, tempat ibadah, dan sebagainya. Bila fasilitas
pendukung yang dibutuhkan konsumen tersedia maka tingkat kepuasan konsumen
akan terpenuhi. Indikator bauran bukti fisik yang akan dianalisis dalam penelitian
ini adalah :
Desain dan layout toko Kenyamanan toko
Kebersihan toko Aroma Ruangan
-
Musik Ruangan Penerangan toko
Warna ruangan Display barang
3.1.2. Harapan dan Kepuasan Pelanggan
Engel, Blackwell, Miniard (1994), mengungkapkan bahwa kepuasan
pelanggan merupakan evaluasi pasca konsumsi bahwa suatu alternatif yang dipilih
setidaknya memenuhi atau melebihi harapan. Kepuasan menurut Oliver dalam
Umar (2003) adalah evaluasi purnabeli, dimana persepsi terhadap kinerja
alternatif produk atau jasa yang dipilih memenuhi atau melebihi harapan sebelum
pembelian. Sedangkan menurut Kotler (1995), kepuasan adalah tingkat perasaan
seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan dibandingkan
harapannya. Kepuasan merupakan fungsi dari perbedaaan antara kinerja yang
dirasakan dengan harapan. Pelanggan dapat mengalami salah satu tingkat
kepuasan yang umum. Jika kinerja dibawah harapan, pelanggan akan kecewa.
Jika kinerja sesuai harapan, pelanggan puas. Jika kinerja melebihi harapan,
pelanggan sangat puas, senang dan gembira.
Harapan pelanggan merupakan perkiraan atau keyakinan pelanggan
tentang apa yang akan diterimanya bila ia membeli atau mengkonsumsi suatu
produk. Harapan pelanggan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain
pengalaman pembelian sebelumnya, nasihat teman dan kenalannya, serta janji dan
informasi pemasar dan para pesaingnya (Kotler, 2004).
-
3.2. Kerangka Pemikiran Operasional
Toserba X merupakan salah satu ritel yang sudah cukup lama dikenal oleh
masyarakat Bogor. Toserba X menjual berbagai lini produk baik agribisnis
maupun non agribisnis. Semakin berkembangnya ritel di Indonesia juga dapat
dirasakan di kota Bogor. Hal ini dapat dilihat dengan masuknya ritel-ritel yang
baru beroperasi di Bogor. Adapun ritel yang termasuk baru di Bogor adalah
Matahari (Plaza Ekalokasari), Hero (Plaza Pangarango), Ramayana (Bogor Trade
Mall), dan yang paling baru adalah Giant (Botani Square). Bertambahnya ritel
tersebut tentu saja menambah jumlah pesaing Toserba X. Salah satu upaya untuk
memenangkan persaingan dalam mempengaruhi konsumen agar memilih Toserba
X sebagai tempat berbelanja adalah dengan menjalankan strategi bauran
pemasaran tujuh P. Bauran pemasaran tujuh P merupakan alat-alat pemasaran
yang secara terus-menerus digunakan perusahaan dalam mencapai tujuan
pemasaran di pasar sasaran.
Bauran pemasaran tujuh P tersebut antara lain; bauran produk, harga,
tempat, promosi, orang, proses, dan bukti fisik. Produk merupakan alat bauran
pemasaran yang paling mendasar karena produk merupakan penawaran berwujud
perusahaan kepada pasar yang mencakup kualitas, keragaman barang, dan merek.
Keragaman barang yang bervariasi didukung dengan kualitas barang dan variasi
merek akan memberikan alternatif pilihan lebih banyak bagi konsumen, sehingga
konsumen lebih puas.
Harga merupakan bagian dari bauran pemasaran yang menghasilkan
pendapatan. Dalam menentukan harga yang ditawarkan, pengecer harus
memperhatikan taktik penetapan harga. Prinsip yang sangat penting bagi
-
perusahaan dalam menetapkan harga adalah menitik-beratkan pada kemauan dan
kemampuan pembeli untuk harga yang telah ditentukan. Selain itu, untuk menarik
perhatian konsumen, pada waktu-waktu tertentu perusahaan melakukan potongan
harga untuk beberapa jenis produk yang perputarannya lambat.
Bauran tempat pada pengecer dititik-beratkan pada keputusan lokasi.
Pengecer harus memilih lokasi secara cermat, seperti lokasi yang strategis berada
di lokasi yang lalu lintasnya ramai sehingga konsumen mudah menjangkau lokasi
toko. Selain itu ketersediaan sarana parkir juga mempengaruhi keinginan
konsumen dalam memilih tempat berbelanja. Apabila toko didukung oleh sarana
parkir yang memadai maka konsumen akan lebih mudah memarkir kendaraan
yang dibawa.
Promosi penting dilakukan, karena dapat mempengaruhi dan membujuk
konsumen agar memiliki kemauan untuk membeli di Toserba X. Pengecer
menggunakan berbagai alat promosi, seperti memasang iklan, obral khusus,
tempat mencicipi makanan dalam toko, dan lain-lain. Citra suatu toko salah
satunya dapat diukur dari orang-orang yang terlibat didalam memberikan
pelayanan kepada pelanggan. Orang yang dimaksud adalah pramuniaga, apabila
pramuniaga lebih ramah dan sopan, mengetahui produk, dan berusaha membantu
pelanggan maka pelanggan akan mendapat kepuasan.
Semua kegiatan yang berkaitan dengan jasa tidak dapat dipisahkan dari
proses. Manajemen proses melibatkan orang, sehingga kedua bauran pemasaran
ini saling berinteraksi. Apabila proses-proses penyampaian produk tidak
diperhatikan, misalnya lambat dalam transaksi, menyediakan produk tidak sesuai
-
dengan waktu akan membuat pelanggan tidak puas. Oleh sebab itu, dibutuhkan
kerja sama antara staff pemasaran dan operasi.
Bukti fisik mewakili keputusan kunci mengenai desain dan layout bangunan,
suasana toko, kenyamanan toko, display barang, serta fasilitas pendukung lainnya
seperti ruangan ber-AC, lift, toilet, tempat ibadah, dan sebagainya. Bila fasilitas
pendukung yang dibutuhkan konsumen tersedia maka tingkat kepuasan konsumen
akan terpenuhi.
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengukur kepuasan konsumen
adalah metode survey kepuasan. Melalui metode ini perusahaan akan
memperoleh secara langsung tanggapan konsumen terhadap strategi bauran
pemasaran yang telah dijalankan, melalui kuesioner yang dibagikan kepada
pelanggan. Sedangkan untuk mengukur tingkat kepentingan dan pelaksanaan
bauran pemasaran tujuh P digunakan alat analisis Importance-performance
Analysis (IPA) dan Customer Satisfaction Index (CSI). Hasil analisis akan
menunjukkan bagaimana harapan konsumen terhadap bauran pemasaran dan
bagaimana pula penilaian konsumen terhadap pelaksanaan bauran pemasaran
tersebut. Apabila pelaksanaan bauran pemasaran telah sesuai dengan
harapan/kepentingan konsumen, maka perusahaan dianggap telah mampu
memenuhi keinginan konsumen dalam usahanya mempertahankan dan
meningkatkan kepuasan konsumen.
Berdasarkan hasil analisis tingkat kepentingan dan pelaksanaan (IPA) dan
indeks kepuasan konsumen (CSI) dapat dirumuskan alternatif-alternatif strategi
bauran pemasaran yang dapat diterapkan Toserba X dalam upaya
-
mempertahankan dan meningkatkan kepuasan pelanggan dimasa yang akan
datang. Alur pemikiran operasional penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5 Diagram Kerangka Pemikiran Operasional
Penilaian konsumen terhadap strategi bauran
Strategi bauran pemasaran tujuh P: 1. Produk (product) 2. Harga (price) 3. Tempat (place) 4. Promosi (promotion) 5. Orang (people) 6. Proses (process) 7. Bukti fisik (physical evidence)
Importance-performance Analysis
Tingkat kepentingan Tingkat pelaksanaan
Mempertahankan pelanggan
Kepuasan pelanggan
Customer Satisfaction Index
Merumuskan alternatif strategi pemasaran yang dapat diterapkan
oleh Toserba X
Pesaing Y, Z
Persaingan
Toserba X
Konsumen
-
IV. METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Toserba X yaitu toserba yang berada di kota
Bogor. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja berdasarkan pertimbangan
bahwa Toserba X merupakan salah satu ritel yang sudah cukup lama beroperasi di
Bogor dan sudah dikenal masyarakat Bogor. Hal ini menarik perhatian penulis
untuk menganalisis sejauhmana pelaksanaan bauran pemasaran Toserba X dalam
mempengaruhi konsumen untuk memilih Toserba X sebagai tempat berbelanja,
dimana saat ini semakin banyak bisnis ritel yang bermunculan di Bogor. Kegiatan
pengumpulan data dan penelitian dilakukan pada bulan Agustus-September 2007.
4.2. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan pelanggan Toserba
X, manajer dan staf Toserba X dengan panduan kuisioner. Selain itu, data primer
juga diperoleh melalui pengamatan langsung (observasi lapang) ke Toserba X
guna memperoleh informasi tambahan yang dapat menunjang perolehan data.
Data sekunder diperoleh melalui literatur-literatur, dokumen perusahaan, studi
pustaka, internet, dan sebagainya. Jenis dan sumber data yang dibutuhkan dalam
penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.
-
Tabel 4 Jenis dan Sumber Data
No Jenis Data Sumber Data
1 Data Primer :
- Data umum responden