7.manusia dan lingkungan hidup

11
MANUSIA DAN LINGKUNGAN HIDUP

Upload: lisa-damayanti

Post on 28-Nov-2015

20 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

BHE

TRANSCRIPT

Page 1: 7.Manusia Dan Lingkungan Hidup

MANUSIA DAN

LINGKUNGAN HIDUP

Page 2: 7.Manusia Dan Lingkungan Hidup

Manusia, makhluk Tuhan dan kodratnya hidup di alam semesta/ bumi. Bumi dan segala isinya, selain “tempat, fasilitas dan sumberdaya”; harus dijaga, dipertahankan, dilindungi, dilestarikan dan di kembangkan untuk kelangsungan hidup manusia.

Bumi sebagai lingkungan hidup : “korelasi dan implikasi signifikan” dengan eksistensi manusia.

I. ARTI PENTING LINGKUNGAN HIDUP.

Lingkungan Hidup : semua hal/ benda dan sumberdaya di alam sekitar baik yang ditentukan maupun menentukan hidup manusia. Lingkungan hidup meliputi ‘lingkungan alamiah dan buatan’ (natural & artifisial).

Fungsi lingkungan hidup : “Fital”, sejak manusia lahir hingga meninggal dunia tak pernah lepas dari lingkungan hidup. Manusia lahir di bumi, hidup dari hasil bumi, dan matipun juga

Page 3: 7.Manusia Dan Lingkungan Hidup

kembali dalam bumi. Maka bumi mutlak untuk “dijaga kelestarianya, dilindungi, dipertahankan” agar tetap dapat sebagai ‘tempat hidup, fasilitas dan sumberdaya kehidupan’.

Bumi : Satu satunya tempat hidup manusia. Kesadaran “arti pentingnya” lingkungan hidup harus dimiliki dan tumbuh pada setiap orang dan setiap generasi. Bumi dan kekayaanya, bukan semata mata milik kita sekarang, melainkan ‘titipan anak cucu’.

Lingkungan Hidup : fasilitas dan sumberdaya bagi manusia, tetapi bagaimana lingkungan hidup dikelola dan diberdayakan; ditentukan oleh “sikap mental dan perilaku manusia” sbb.

o Manusia cenderung “menguasai/ mengekploitasi alam dan mengabaikan hukum hukumnya”, maka akan terjadi ‘reduksi dan ekploitasi’ tanpa perhitungkan reklamasi dan pelestarianya.

o Manusia bersikap sebagai “bagian dari alam”, akan terjadi “harmonisasi” antara hukum hukum alam dengan kebutuhan hidup manusia/ masyarakat yang paling fital/ urgen.

Page 4: 7.Manusia Dan Lingkungan Hidup

Soerjani, 1997; manusia : bagian lingkungan, sehingga sikap dan perilaku manusia terhadap kualitas lingkungan hidup amat sangat menentukan dan menjamin eksistensi manusia. Manusia menempati posisi “sentral” : Subjek dan Objek di alam semesta.

Lingkungan hidup mencakup 3 (tiga) aspek :

1. Lingkungan alamiah (natural).

2. Lingkungan buatan (artifisial).

3. Lingkungan sosial (komunitas yang terikat sistem nilai).

II. LINGKUNGAN SOSIAL.

Manusia : “jamak, bukan tunggal”. Manusia : komunitas masyarakat, saling berinteraksi dan beraktifitas untuk mengaktualisasikan diri dan penuhi kebutuhan hidupnya.

Komunitas masyarakat, berpedoman pada “sistem nilai” tertentu. Sistem nilai yang dianut setiap komunitas berbeda,

Page 5: 7.Manusia Dan Lingkungan Hidup

menimbulkan ‘pola interaksi & aktifitas berbeda’ serta “strata sosial dan pelapisan sosial beragam”.

Sistem nilai : suatu konsep diyakini “benar, baik, adil – salah, buruk/ jelek, tidak baik dan tidak adil” (nilai, moral, norma atau etika) yang mempengaruhi “pola aktifitas dan interaksi” dalam menanggapi dan menyikapi lingkungan alam dan lingkugan sosial.

Lingkungan alamiah, bersifat “tetap, tak bertambah”; sementara jumlah masyarakat/ penduduk terus meningkat dan pasti membutuhkan “ruang hidup” dari lingkungan tersebut. Populasi penduduk yang pesat, butuh ruang hidup dari lingkungan hidup, berakibat pada “kuantitas dan kualitas lingkungan hidup menurun”.

Filsafat timur, (Tao, Konfusionisme & Budhisme) : “keseimbangan dan keharmonisan” antara lingkungan sosial dan lingkungan alamiah (populasi manusia dengan alam yang tersedia) seharusnya di usahakan maksimal agar terhindar resiko riskan.

Page 6: 7.Manusia Dan Lingkungan Hidup

III. KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP.

Lingkungan Hidup (perspektif ekonomi) : faktor eksternal negatif, tidak diperhitungkan dalam “mainstrem” biaya produksi / perhitungan biaya pembangunan. Tolok ukur hasil pembangunan : “pertumbuhan”, yaitu ‘besaran pendapatan perkapita dan produksi nasional bruto (GNP)’. Kerusakan lingkungan hidup tak pernah dihitung sebagai “unsur pembiayaan” dalam program pembangunan.

Implikasi kerusakan lingkungan hidup lebih fatal dibanding hasil yang diperoleh, dalam “proses pembangunan” dengan ‘terminologi ekonomi’. Proses pembangunan seharusnya tidak hanya mengutamakan ‘pertumbuhan ekonomi’, tapi harus perhatikan kerusakan alam, kenyamanan, kerusakan lingkungan sosial dan kultural bahkan ancaman terhadap lelangsungan hidup. Pembangunan harus capai “hasil positif lebih besar dan dampak negatif minimum”.

Page 7: 7.Manusia Dan Lingkungan Hidup

SDA dan SDM tak selayaknya dieksploitasi dengan alasan ‘perhitungan ekonomi’, yang hasilkan “gaya hidup 3 M” : mewah, mudah & murah.

Kerusakan lingkungan alam natural, akibatkan “pemanasan global” (global worming) dan pada giliranya “mengancam eksistensi manusia”.

Kerusakan lingkungan sosial mengakibatkan masyarakat beringas, berani menentang hukum dan cenderung brutal; muaranya mengancam ketenangan dan keamanan hidup manusia.

Kerusakan lingkungan kultural menimbulkan pergeseran dan perubahan nilai, akibatnya cara dan pola berfikir masyarakat menjadi berubah kearah lebih pragmatis dan instan, sehingga lebih menghalalkan segala cara. Muaranya akan mengancam eksistensi manusia.

Penentu kerusakan lingkungan : manusia sebagai “subjek & Objek”. Manusia : menempati “posisi sentral” di dalam alam semesta.

Page 8: 7.Manusia Dan Lingkungan Hidup

IV. PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN.

o Komunitas masyarakat (negara) untuk penuhi kepentingan & kebutuhan : ‘proses pembangunan’ yaitu dengan mendayagunakan dan manfaatkan SDA maupun SDM.

o Sumber Daya Alam (lingkungan hidup) meliputi 2 hal :

1) SDA dapat diperbarui (reneweble resources),

2) SDA tak dapat diperbarui (non reneweble resources).

o SDA harus dimanfaatkan sebaik mungkin, untuk generasi searang dan akan datang. Kerusakan lingkungan hidup harus dihentikan, sebab sumber daya alam “terbatas”. ‘Strategi Pembangunan berdasar terminologi ekonomi kuantitatif, harus ditinjau kembali’. Orientasi “pembangunan kualitatif” yang perhitungkan kerusakan lingkungan alamiah, sosial dan kultural : “alternatif solusi”. Terminologi pembangunan yang memperhitungkan kerusakan lingkungan fisik/ alam, kerusakan tatanan sosial dan kerusakan sistem nilai budaya dan sekaligus menghasilkan pertumbuhan ekonomi : ‘prioritas’.

Page 9: 7.Manusia Dan Lingkungan Hidup

o Struktu/ tatanan masyarakat baru, punya ciri ciri :

1) Tidak eksploitasi,

2) Tidak diskriminasi,

3) Peningkatan partisipasi,

4) Pembagian pertumbuhan ekonomi yang adil (Hadi : 1999).

o Pembangunan Berkelanjutan : tempatkan “perspektif pembangunan jangka panjang”. Pembangunan : upaya penuhi kebutuhan hidup dan berbagai kepentingan, tanpa kurangi kesempatan generasi yang akan datang dalam memenuhi kebutuhanya.

o Pembangunan di Indonesia perlu tinjau beberapa hal :

a) Kurangi Kemiskinan,

b) Minimalkan kerusakan lingkungan alam,

c) Minimalkan kerusakan lingkungan sosial,

Page 10: 7.Manusia Dan Lingkungan Hidup

d) Kurangi kerusakan lingkungan budaya (sistem nilai),

e) Kurangi kerusakan SDM (Hadi : 1999).

o Ada 4 prinsip dasar pembangunan berkelanjutan :

1. Pemenuhan kebutuhan dasar,

2. Pemeliharaan lingkungan,

3. Keadilan sosial,

4. Kesempatan penuhi kebutuhan sendiri.

o Lingkungan fisik/ alam, lingkungan sosial dan lingkungan budaya “harus dapat perhatian sama besar”-nya dengan “capaian/ hasil dibidang ekonomi” dalam konsep pembangunan berkelanjutan. Aktifitas pembangunan yang mengakibatkan kerusakan lingkungan alam, sosial dan budaya : sesat dan mengerikan, karena akan mengancam “eksistensi manusia” meski lambat tapi pasti.

Page 11: 7.Manusia Dan Lingkungan Hidup

o Terdapat 4 kendala dalam pembangunan berkelanjutan :

1) Lingkungan merupakan barang publik,

2) Eksternalitas negatif (kesadaran massa),

3) Lingkungan milik bersama,

4) Dampak lingkungan berjangka panjang