78044119 tugas 1 siskal sistem pipa

24
Tugas I Sistem Perkapalan BAB I PENDAHULUAN SISTEM PIPA I.1 Pengertian Sistem Pipa Sistem pipa kapal merupakan suatu sistem yang berfungsi untuk mengantarkan atau mengalirkan suatu fluida dari tempat yang lebih rendah ke tujuan yang diinginkan dengan bantuan mesin atau pompa. Sistem perpipaan merupakan sistem yang kompleks yang di desain se-efektif dan se-efisien mungkin di dalam kapal untuk memenuhi kebutuhan kapal, crew, muatan dan menjaga keamana kapal baik saat kapal berjalan maupun berhenti. Misalnya pipa yang dipakai untuk memindahkan minyak dari tangki ke mesin, memindahkan minyak pada bantalan-bantalan dan juga mentransfer air untuk keperluan pendinginan mesin ataupun untuk kebutuhan sehari-hari diatas kapal, untuk memasukan dan memngeluarkan muatan, serta masih banyak lagi fungsi lainnya. Sistem instalasi perpipaan di kapal dapat dikelompokkan dalam beberapa kelompok layanan diatas kapal, antara lain : 1. General service system (untuk layanan keamanan) adalah sistem instalasi yang akan menjamin keselamatan kapal selama pelayaran meliputi : sistem bilga, sistem ballast untuk stabilitas dan sistem pemadam kebakaran. 2. Main engine and auxilary engine system (untuk layanan Permesinan) yang meliputi sistem-sistem yang akan melayani kebutuhan dari permesinan dikapal (main engine dan auxilliary engine) seperti sistem start, sistem bahan bakar, sistem pelumasan dan sistem pendingin. 3. Domestic system and accomodation (untuk layanan penumpang & crew); adalah sistem yang akan melayani kebutuhan bagi seluruh penumpang dan crew dari kapal dalam hal untuk kebutuhan air tawar dan sistem sanitary/drainage. 4. Cargo oil system for tanker (untuk layanan kebutuhan muatan kapal), adalah sistem instalasi yang akan menyuplai kebutuhan untuk menjamin stabilitas dan keperluan kapal meliputi sistem ballast dan sistem pipa cargo (untuk kapal tanker). Semua bagian tersebut harus harus di desain sehingga tidak terjadi pertentangan antara satu dengan yang lain, serta mudah dalam pengoperasian. I.2 Persyaratan Umum Instalasi Perpipaan di Kapal Suatu system instalasi perpipaan yang terdiri dari peralatan-peralatan yang digunakan pada suatu system di kapal, klasifikasi umumnya memberikan ketentuan- ketentuan yang harus dipenuhi sebagai berikut : 1 Wahyu Kristanto 4106100078

Upload: setiyo-bayu-indrayana

Post on 23-Oct-2015

50 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: 78044119 Tugas 1 Siskal Sistem Pipa

Tugas I Sistem Perkapalan

BAB I

PENDAHULUAN SISTEM PIPA

I.1 Pengertian Sistem Pipa

Sistem pipa kapal merupakan suatu sistem yang berfungsi untuk mengantarkan

atau mengalirkan suatu fluida dari tempat yang lebih rendah ke tujuan yang diinginkan

dengan bantuan mesin atau pompa. Sistem perpipaan merupakan sistem yang kompleks

yang di desain se-efektif dan se-efisien mungkin di dalam kapal untuk memenuhi

kebutuhan kapal, crew, muatan dan menjaga keamana kapal baik saat kapal berjalan

maupun berhenti. Misalnya pipa yang dipakai untuk memindahkan minyak dari tangki

ke mesin, memindahkan minyak pada bantalan-bantalan dan juga mentransfer air untuk

keperluan pendinginan mesin ataupun untuk kebutuhan sehari-hari diatas kapal, untuk

memasukan dan memngeluarkan muatan, serta masih banyak lagi fungsi lainnya.

Sistem instalasi perpipaan di kapal dapat dikelompokkan dalam beberapa

kelompok layanan diatas kapal, antara lain :

1. General service system (untuk layanan keamanan) adalah sistem instalasi yang

akan menjamin keselamatan kapal selama pelayaran meliputi : sistem bilga,

sistem ballast untuk stabilitas dan sistem pemadam kebakaran.

2. Main engine and auxilary engine system (untuk layanan Permesinan) yang

meliputi sistem-sistem yang akan melayani kebutuhan dari permesinan dikapal

(main engine dan auxilliary engine) seperti sistem start, sistem bahan bakar,

sistem pelumasan dan sistem pendingin.

3. Domestic system and accomodation (untuk layanan penumpang & crew); adalah

sistem yang akan melayani kebutuhan bagi seluruh penumpang dan crew dari

kapal dalam hal untuk kebutuhan air tawar dan sistem sanitary/drainage.

4. Cargo oil system for tanker (untuk layanan kebutuhan muatan kapal), adalah

sistem instalasi yang akan menyuplai kebutuhan untuk menjamin stabilitas dan

keperluan kapal meliputi sistem ballast dan sistem pipa cargo (untuk kapal

tanker).

Semua bagian tersebut harus harus di desain sehingga tidak terjadi pertentangan antara

satu dengan yang lain, serta mudah dalam pengoperasian.

I.2 Persyaratan Umum Instalasi Perpipaan di Kapal

Suatu system instalasi perpipaan yang terdiri dari peralatan-peralatan yang

digunakan pada suatu system di kapal, klasifikasi umumnya memberikan ketentuan-

ketentuan yang harus dipenuhi sebagai berikut :

1Wahyu Kristanto 4106100078

Page 2: 78044119 Tugas 1 Siskal Sistem Pipa

Tugas I Sistem Perkapalan

1. Sambungan-sambungan pipa berupa sambungan flens harus digunakan untuk

sambungan pipa yang dapat dilepas. Ikatan ulir hanya dapat dipergunakan untuk

diameter luar sampai dengan 2 inchi.

2. Ekspansi dari system perpipaan yang disebabkan kenaikan suhu atau perubahan

bentuk lambung, harus diimbangi sedapat mungkin dengan lengkungan-

lengkungan pipa, pipa kompensator ekspansi, sambungan-sambungan yang

menggunakan penahan packing dan cara yang sejenis.

3. Pipa yang harus melalui sekat-sekat, atau dinding- dinding, harus dibuat secara

kedap air atau kedap minyak. Lobang-lobang baut untuk sekrup atau baut-baut

pengikat tidak boleh terletak pada dinding-dinding tangki.

4. system pipa di sekitar papan penghubung, harus terletak sedemikian rupa agar

dapat menghindari kemungkinan kerusakan pada instalasi listrik, apabila terjadi

kebocoran pada pipa.

5. Pipa udara, duga, limpah maupun pipa yang berisikan zat cair yang berlainan

tidak boleh melalui tangki-tangki air minum, air pengisi ketel dan minyak

pelumas. Bilamana hal tersebut tidak dapat dihindarkan, pengaturan

penembusan pipa-pipa tersebut pada tangki harus ditenbtukan bersama dengan

pihak klasifikasi. Semua pipa yang melalui ruang muat/bak rantai harus

dilindungi terhadap benturan dan kerusakan dengan diselubungi.

6. system pipa pengeringan dan ventilasi direncanakan sedemikian rupa sehingga

dapat mengkosongkan, mengalirkan dan memberi ventilasi pada system

tersebut. system pipa dimana ada cairannya dapat berkumpul dan mempengaruhi

cara kerja mesin, harus dilengkapi dengan alat pengering khusus, seperti pipa

uap dan pipa udara bertekanan.

7. semua jaringan pipa harus ditunjang pada beberapa tempat untuk mencegah

pergeseran dan lenturan, jarak antara penunjang pipa ditentukan oleh diameter

dan massa jenis media yang mengalir. Jika system jaringan pipa dilalui oleh

fluida yang panas, maka penunjang pipa diusahakan sedemikian rupa sehingga

tidak menghalangi thermal ekspansion.

8. Sea chest pada lambung kapal harus diatur pada kedua sisi kapal dan dipasang

serendah mungkin, dan dilengkapi dengan pipa-pipa uap atau pipa udara dengan

diameter disesuaikan dengan besarnya sea chest dan paling kecil 30 mm, yang

dapat ditutup dengan katup dan dipasang sampai diatas geladak sekat. Juga

dilengkapi dengan saringan air laut untuk mencegah masuknya kotoran yang

akan menyumbat saluran dari bottom valve.

Pipa-pipa uap atau udara bertekanan berfungsi sebagai pelepas uap di sea chest

dan membersihkan saringan kotak air laut (grating). Pipa uap atau pipa udara

bertekanan tersebut harus dilengkapi dengan katup-katup yang melekat

2Wahyu Kristanto 4106100078

Page 3: 78044119 Tugas 1 Siskal Sistem Pipa

Tugas I Sistem Perkapalan

lasngsung pada sea chest. Umumnya pipa udara pembersih (blow off) sea chest

bertekanan 2 – 3 kg/cm2.

9. Katup-katup lambung kapal harus mudah dicapai, katup- katup pemasukan dan

pengeluaran air laut harus mudah dilayani dari pelat lantai. Kran-kran pada

lambung kapal penmgaturannya harus sedemikian rupa, sehingga pemutarannya

hanya dapat dibuka, ketika kran-kran tersebut dalam keadaan tertutup. Pada

pemasangan hubungan-hubungan pipa dengan lambung dan katup-katup,

dipasang sedemikian rupa sehingga tidak terjadi perembesan/air yang mengalir.

10. Lubang saluran pembuangan dan pembuangan saniter tidak boleh dipasang

diatas garis muat kosong (empety load water line) di daerah tempat perluncuran

sekoci penolong atau harus ada alat pencegah pembuangan air ke dalam sekoci

penolong. Lokasi lubang harus diperhitungkan juga dalam pengaturan letak

tangga kapal dan tangga pandu.

11. Pipa pembuangan yang keluar dari ruangan dibawah geladak lambung timbul

dan dari bangunan atas dan rumah geladak yang tertutup kedap cuaca, harus

dilengkapi dengan katup searah otomatis yang dapat dikunci dari tempat yang

selalu dapat dikunci dari tempat yang selalu dapat dicapai diatas geladak

lambung timbul. Alat penunjuk bahwa katup terbuka atau tertutup harus

disediakan pada tempat penguncian.

Dalam sistem perpipaan, selain pipa juga memerlukan komponen pendukung

untuk menjalankan fungsi system dengan baik antara lain :

a. Sumber (source) yang berasal dari tangki atau seachest untuk mengambil air

laut.

b. Pompa sebagai sumber tenaga untuk memindahkan/mengalirkan fluida dari

sumber

c. Pengaturan aliran (debit dan arah), tekanan, temperatur, viscositas dan lainnya

dapat berupa : katup, fitting, heat exchanger dan lainnya.

d. Discharge (sink) dapat langsung ke overboard, tangki dan lainnya.

3Wahyu Kristanto 4106100078

Page 4: 78044119 Tugas 1 Siskal Sistem Pipa

Tugas I Sistem Perkapalan

BAB II

GENERAL SERVICE SYSTEM

General sevice sistem menitik beratkan pada hal keselamatan kapal. Sistem ini

antara lain adalah sistem bilga (bilge system), sitem ballast (ballast system), sistem

pemadan kebakaran (fireman system).

II.1 Sistem Bilga (Bilge System)

Didalam kapal sistem ini merupakan salah satu sistem yang digunakan untuk

keselamatan kapal. System ini memiliki fungsi utama yaitu sebagai penguras (drainage)

apabila tejadi kebocoran pada kapalyang disebabkan oleh grounding (kandas) atau

Collision, oleh sebab itu sistem harus mampu memindahkan air dengan cepat dari

bagian dalam keluar kapal. Dengan demikian hal ini akan menyebabkan kapasitas

pompa menjadi semakin besar seiring dengan bertambah besarnya ruangan, sedangkan

fungsi sampingnya yaitu sebagai penampungan air yang jumlahnya relative kecil yang

terkumpul pada sumur bilga (bilge well) sekaligus sebagai pengurasannya. Pada kapal

cargo air tersebut dapat berasal dari :

1. Pengembunan air laut pada pelat ,

2. Perembesan pada sambungan pelat sebagai akibat kurang baiknya

sambungan tersebut (karena retak), kebocoran pada shaft tunnel.

Sistem bilga dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu :

1. Clean Bilge System, merupakan sistem yang digunakan untuk mengatasi

terjadinya kebocoran kapal khusus pada ruang muat.

2. Oily water Bilge System, merupakan sistem yang digunakan untuk mengatasi

kebocoran dandrainage air pendingin di kamar mesin, kebocoran pada system

pelumas perporosan, kebocoranatau perembesan pelumas dan bahan bakar pada

mesin. Sistem ini terpisah dari sistem yangdigunakan pada ruang muat karena

jenis fluida yang ditangani berbeda, yaitu air yang bercampur minyak.

Komponen-komponen sistem bilga terdiri dari :

1. Well (sumur/penampungan) yang terletak pada plate bilge dibagian pinggir dan

belakang kompartment dan jumlahnya minimal 2, masing-masing pada port side

dan starboard side. Volume well sekitar 0,5 m3 dengan kedalaman < 0,5 tinggi

double bottom (Hd/b)

4Wahyu Kristanto 4106100078

Page 5: 78044119 Tugas 1 Siskal Sistem Pipa

Tugas I Sistem Perkapalan

2. Pipa utama yang digunakan untuk melayani dan mengatasi kebocoran pada

kamar mesin dan ruang pompa, sehingga menurut klasifikasi diameter minimum

(Dmin) yang diijinkan merupakanfungsi dari ukuran kapal.

3. Pipa cabang yang digunakan untuk melayani dan mengatasi khusus pada

compartment saja, sehingga menurut klasifikasi diameter minimum yang di

jinkan merupakan fungsi ukuran compartment.

Sedangkan konfigurasi instalasi perpipaannya terdiri dari Branch (satu cabang pipa

untuk mengatasi satu bilge well, dengan buka tutup katup secara manual) dan O ring

Type (satu pipa cabang melayani semua bilge well, dengan buka tutup katup dibantu

oleh control pneumatik ataupun hidraulik). Pada perancangan ini instalasi pipa cabang

direncanakan menggunakan type branch, dengan pertimbangan kemudahan operasi dan

pemeliharaan. Pompa yang digunakan type Vertical Gear Pump dengan tekanan(head)

minimum mampu memindahkan fluida minimal sampai overboard (O/B). Pada

perancangan, system bilga direncanakan memiliki komponen dan spesifikasi sebagai

berikut :

1. Bilge well

2. Pipa utama dan pipa cabang

3. Pompa

4. Over board

5. Separator

6. Sludge tank

5Wahyu Kristanto 4106100078

Page 6: 78044119 Tugas 1 Siskal Sistem Pipa

Tugas I Sistem Perkapalan

Gambar 2.1.1 Sistem Bilga

II.2 Sistem Ballast (Ballast System)

Merupakan system yang digunakan untuk menjaga keseimbangan (stabilitas)

kapal apabila terjadi trim atau list (oleng) terutama pada saat bongkar muat dipelabuhan.

Untuk menjaga keseimbangan perlu dilakukan pengisian dan pembuangan air laut pada

tangki-tangki ballast, sehingga dapat menjaga titik berat kapal serendah mungkin dan

mepertahankan posisi kapal selalu dalam kondisi even keel. Pertimbangan untuk

mendapatkan titik berat serendah mungkin maka tangki ballast diletakkan pada double

bottom. Proses water ballast dibedakan menjadi dua yaitu ballasting (pengisian air

ballast) dan deballasting (pembuangan air ballast). Prinsip kerja dari sistem ini sangat

sederhana, dimana pompa digunakan sebagai pemindah air laut, dari sea chest dan

dipindahkan kedalam tangki-tangki ballast atau mengosongkan air ballast pada tangki

ke overboard (O/B). sistem ini menjadi rumit untuk didesain karena pompa yang

berfungsi sebagai mesin fluida hanya dapat menyalurkan air laut dalam satu arah saja.

Sehingga perancangan lebih lanjut yang terkait dengan pelayanan umum di kapal

(General Service System) dilakukan secara interkoneksi dengan sistem lainnya. Desain

sistem ballast erat kaitannya dengan proses bongkar muat di pelabuhan terutama waktu

yang dibutuhkan untuk melakukan bongkar-muat, dan secara langsung juga

berpengaruh terhadap perubahan displacement kapal. pada beberapa literatur disebutkan

bahwa berat air ballast secara keseluruhan berkisar antara 10% – 15% dari displacement

kapal. Komponen-komponen penyusun sistem ballast terdiri dari :

1. Sea Chest, merupakan lubang pada lambung kapal berfungsi sebagai pusat

sumber air laut untuk semua kebutuhan kapal termasuk kebutuhan air ballast,

jumlah dan ketinggiannya disesuaikan dengan kebutuhan, yang lebarnya dibatasi

1 (satu) jarak frame.

6Wahyu Kristanto 4106100078

Page 7: 78044119 Tugas 1 Siskal Sistem Pipa

Tugas I Sistem Perkapalan

Gambar 2.2.1 Sea chest

2. Pipa utama dan pipa cabang, merupakan tempat air ballast dari dan keluar tangki

ballast, untuk desain diameternya dapat ditentukan dari volume tangki ballast

secara keseluruhan dan desain waktu pengisian yang disesuaikan dengan waktu

bongkar muat di pelabuhan.

Gambar 2.2.2 Pipa utama & Pipa cabang

3. Tangki ballast, merupakan tempat untuk air ballast yang terletak pada double

bottom tank dan sebagian pada tangki ceruk. Untuk tangki yang terletak pada

double bottom dipisah menjadi 2 bagian yaitu bagian port dan starboard yang

tiap sisinya terdiri dari empat buah tanki.

Gambar 2.2.3 Tangki ballas saat pembangunan

4. Pompa yang digunakan merupakan jenis centrifugal dengan pertimbangan debit

lebih diutamakan daripada headnya.

7Wahyu Kristanto 4106100078

Page 8: 78044119 Tugas 1 Siskal Sistem Pipa

Tugas I Sistem Perkapalan

5. Overboard, merupakan tempat yang digunakan untuk semua proses pembuangan

air laut yang bersifat clean, yang terletak 0,75 meter diatas garis air muat.

Gambar 2.2.4 Cetrifuga pump & valves

Pada perancangan ini, sistem ballast direncanakan memiliki komponen dan spesifikasi

sebagai berikut ;

1. Tangki ballast

2. Sea chest

3. Pipa utama dan cabang

4. Katup dan fitting

5. pompa

6. Overboard

8Wahyu Kristanto 4106100078

Page 9: 78044119 Tugas 1 Siskal Sistem Pipa

Tugas I Sistem Perkapalan

Gambar 2.2.5 Sistem Ballast

II.3 Sistem Pemadam Kebakaran (Fire Extinguishing System)

Adalah sistem yang digunakan untuk mengatasi, mencegah dan menghentikan

terjadinya kebakaran yang terjadi pada kapal, secara keseluruhan maupun per bagian.

Kebakaran menjadi salah satu bahan pertimbangan yang penting dan tidak bisa

diabaikan begitu saja, karena menyangkut keselamatam awak, muatan dan

kelangsungan kapal itu sendiri. Walaupun kebakaran di atas kapal tidak terjadi secara

periodic, namun semua komponen dan spesifikasinya telah diatur dengan baik di dalam

klasifikasi maupun standart perancangan kapal. Kebakaran merupakan suatu peristiwa

terjadinya nyala api sebagai akibat adanya reaksi antara material, sumber panas dan

oksigen yang cukup. Secara umum senyawa dan unsur tersebut dinyatakan sebagai

bentuk segitiga api, sebagai berikut : material, oksigen, sumber panas. Satu-satunya cara

untuk mencegah terjadinya kebakaran adalah dengan menghilangkan atau memisahkan

salah satu dari ketiga unsur tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan cara :

1. Menurunkan suhu dibawah suhu pembakaran

2. Menurunkan kadar Oksigen

3. Menjauhkan material yang mudah terbakar

9Wahyu Kristanto 4106100078

Page 10: 78044119 Tugas 1 Siskal Sistem Pipa

Tugas I Sistem Perkapalan

Gambar 2.3.1 Kebakaran kapal

Kebakaran yang mungkin terjadi pada kapal digolongkan menjadi 3 (tiga) bagian besar

beserta penanggulangannya, yaitu sebagai berikut :

1. Kebakaran material yang terjadi pada ruang muat (cargo tank) dapat dipadamkan

dengan menggunakan air laut dan foam

2. Kebakaran yang terjadi pada kamar mesin terutama yang disebab oleh minyak

dapat dipadamkan dengan menggunakan foam

3. Kebakaran yang disebabkan oleh hubungan pendek arus listrik biasanya terjadi

pada ruang kemudi (Wheel house) dan di engine control room, dapat

dipadamkan dengan menggunakan portable extinguisher dan CO2

Secara umum sistem pemadam kebakaran dikapal minimal harus tersusun atas beberapa

sistem yang disesuaikan dengan jenis kebakaran yang mungkin terjadi.

3.3.1 Sea Water Fire Fighting System

Merupakan sistem pemadam kebakaran yang memanfaatkan air laut sebagai

media pemadamannya yang diambil langsung melalui sea chest menggunakan ballast

pump dan juga general service pump sebagai fire pump kedua. Air laut tersebut

disemburkan ke beberapa titik api yang kemungkinan terjadi melalui deck hydrant, baik

di ruang muat ataupun di geladak akomodasi. Jalur pipa utama untuk pemadam

kebakaran dipasang secara permanent pada main deck dan deck house. Khusus pada

main deck jalur utamanya dipasang Hydrant yang dirancang dengan 2 (dua) hose outlet

yang dapat digunakan untuk menyemburkan air secara simultan ke segala arah.

Sedangkan pada deck house kecuali wheel house dipasang secara permanent suatu

instalasi pemadam yang berupa water sprinkle dan smoke detector yang

diinterkoneksikan dengan sea water hydrophore sebagai pendistribusi aliran fluida.

Komponen-komponen penyusun pada sistem ini adalah sebagai berikut :

1. Sea chest, merupakan tempat masuk air laut yang berfungsi sebagai pasokan air

laut yang digunakan untuk memadamkan api.

2. Pipa utama dan pipa cabang, yang berfungsi sebagai jalur air laut untuk

memadamkan api yang disebarkan secara merata ke seluruh kapal.

3. Hydrant, merupakan sumber distribusi air laut yang terletak pada main deck di

sekitar geladak ruang muat dengan jarak peletakannya tidak lebih dari 25 meter

antara satu hydrant dengan hydrant lainnya dengan pertimbangan kemudahan

untuk dicapai oleh awak kapal.

10Wahyu Kristanto 4106100078

Page 11: 78044119 Tugas 1 Siskal Sistem Pipa

Tugas I Sistem Perkapalan

4. Fire hoses untuk ukuran standart 2,5 inchi inside diameter dengan panjang 60

feet dan dilengkapi dengan hoses nozzle yang dapat digunakan untuk mengatur

jenis semprotan air.

5. Sprinkle, merupakan discharge air laut untuk memadamkan kebakaran yang

terletak pada deck house (5 liter/menit/m2), yang peletakannya disesuaikan

dengan pembagian ruangan-ruangan akomodasi pada masing-masing deck.

Peralatan ini sangat peka terhadap perubahan temperatur.

Gambar 2.3.2 Fire hose, Sprinkle, Hydrant

Gambar 2.3.3 Pengoperasian Sistem Pemadam di Geladak

3.3.2 Foam Fire Fighting system

Merupakan system pemadam kebakaran yang memanfaatkan ketebalan lapisan

campuran foamkering dan air laut (busa) untuk menutupi (mengisolasi) permukaan

11Wahyu Kristanto 4106100078

Page 12: 78044119 Tugas 1 Siskal Sistem Pipa

Tugas I Sistem Perkapalan

material yang terbakar api dari udaradan sekaligus mendinginkannya, secara umum

digunakan di kamar mesin. Foam tersedia sepanjang waktudan kecil kemungkinannya

untuk terbakar. Foam ini terbuat dari campuran antara dry powder foam dan airlaut yang

direaksikan pada compound tank, yang hasilnya di busakan pada proporsioner (ejector).

Gambar 2.3.4 Sistem fire main

12Wahyu Kristanto 4106100078

Page 13: 78044119 Tugas 1 Siskal Sistem Pipa

Tugas I Sistem Perkapalan

BAB III

MAIN ENGINE AND AUXILARY SYSTEM

Sistem ini meliputi beberapa sistem yang berkaitan dengan pemenuhan

kebutuhan mesin untama dan mesin bantu dalam pengoperasianya. Sistem ini antara

lain terdiri dari sitem bahan bakar, sistem pelumas dan sistem pendingin.

III.1 Sistem Bahan Bakar (Fuel Oil System)

Sistem bahan bakar ini disusun sedemikian rupa sehingga dua bahan bakar,

Marine Diesel Oil (MDO) dan Heavy Fuel Oil (HFO) dapat digunakan. Pada piping

flow diagram dapat dilihat, bahwa bahan bakar disalurkan melalui Supply Pump, yang

mana tekanan bahan bakar setelah dipompa oleh Supply Pump ini akan tetap

dipertahankan sebesar 4 bar (pump head) sampai memasuki circulating pump.

Untukmenghindari menguapnya bahan bakar menjadi gas, maka diberikan venting box

untuk menampung bahanbakar yang mengalami penguapan, pada range temperatur

tertentu. Venting box ini terhubung denganservice tank melewati automatic deaerating

valve, yang akan melepaskan semua penguapan yang terjadi,akan tetapi akan masuk ke

service tank dalam bentuk cair. Bagian yang baru dibicarakan diatas adalah bagian

bahan bakar dalam tekanan rendah. Dari bagian temperatur rendah, bahan bakar

dialirkan menuju circulating pump, yang akan memompa bahan bakar melewati heater,

full flow filter yang dilewati sebelummasuk ke main engine.

Untuk memastikan pemberian bahan bakar ke main engine dalam jumlah yang

besar, maka debit (kapasitas) bahan bakar yang dipompa oleh circulating pump lebih

besar daripada kebutuhan debit bahanbakar yang diperlukan oleh engine itu sendiri.

Kelebihan pasokan Bahan bakar ke engine tersebut akan disirkulasikan kembali dari

engine menuju ke service tank melewati venting Box. Untuk menjamin tekanan bahan

bakar tetap pada saat akan masuk ke fuel injection pump pada semua beban engine,

maka pada engine diberikan katup overflow (overflow valve) yang mana aliran diberi

beban berupa pegas.

Pada perpipan udara start diatas, terdiri atas katup start utama (ball valve),

sebuah non return valve, pendistribusi udara start, dan katup start. Katup start utama di

gabungkan dengan sistem manuver, yang akan mengontrol start mesin. Pendistribusi

udara start mengatur pembagian udara start ke katup start yang sesuai dengan urutan

penyalaan bagi tiap silinder secara tepat. Tekanan bahan bakar yang terukur pada pada

13Wahyu Kristanto 4106100078

Page 14: 78044119 Tugas 1 Siskal Sistem Pipa

Tugas I Sistem Perkapalan

engine (indicator fuel injector pump), haruslah sebesar 7 - 8 bar, yang mana ekivalen

dengan tekanan bahan bakar pada circulating pump, yakni 10 bar (delivery pressure).

Ketika engine berhenti operasi, maka circulating pump akan tetap meneruskan sirkulasi

bahan bakar yang telah dipanaskan melewati sistem bahan bahan bakar pada engine.

Dengan demikian, akan menjaga fuel injector pumps tetap panas, dan fuel valves

mengalami deaerasi. Inilah yang direkomendasikan oleh Engine Manufacture, sirkulasi

otomatis bahan bakar yang telah dipanaskan, yang dijadikan alasan rekomendasi ini.

Yakni operasi konstan pada bahan bakar. Sebagai tambahan jika rekomendasi engine

manufacture ini tidak dipenuhi, maka dimungkinkan akan ada resiko laten

(tersembunyi), yakni MDO dan HFO kualitas rendah akan membentuk campuran yang

tidak kompatibel, pada saat pergantian bahan bakar dari MDO ke HFO yang berkualitas

rendah. Oleh karena itu engine manufacture merekomendasikan untuk tidak

menggunakan MDO pada semua beban engine. Pada keadaan yang tertentu, pergantian

bahan bakar dari HFO ke MDO, menjadi perlu untuk dilaksanakan, pada tiap waktu,

pada saat engine tidak berputar. Sebagai contoh pergantian bahan bakar dari HFO ke

MDO menjadi penting pada saat kapal akan berada dalam keadaan tidak aktif untuk

periode waktu yang cukup lama, misalkan pada saat :

� Docking

� Berhenti lebih dari 5 hari

� Perbaikan besar pada sistem bahan bakar

� Permintaan / kebutuhan kaitannya dengan masalah lingkungan

Overflow Valves yang built on pada supply pumps (jika ada), maka overflow

valve tersebut disetel dengan tekanan 5 bar, yang mana jalur bypass-nya suply pump

adalah 4 bar. Pipa antara sevice tank dan supply pumps, haruslah memiliki minimum

50% lintasan yang lebih besar dari pada pipa antara supply pump dan circulating pump.

Remote Controlled Quick Closing Valve, yang ada pada inlet "X", diperlukan

untuk menghentikan operasi secara cepat, khususnya pada saat berada di dermaga dan

pada saat sea trial, dan dapat juga digunakan untuk memberhentikan mesin secara cepat,

ketika penghentian mesin menggunakan sistemsistem lainnya gagal.

Auxilary engine menggunakan Diesel dengan kecepatan tinggi dan bahan bakar

yang digunakan adalah MDO. Oleh karena main engine jarang menggunakan MDO

untuk service hariannya, maka untuk lebih mengoptimalkan dari perkiraan desain letak

dan juga faktor ekonomis dari desain, untuk sistem bahanbakar auxilary engine

terintegrasi dengan sistem bahan bakar main engine.

Komponen-komponen penyusun pada sistem ini adalah sebagai berikut :

14Wahyu Kristanto 4106100078

Page 15: 78044119 Tugas 1 Siskal Sistem Pipa

Tugas I Sistem Perkapalan

1. Fuel oil pipe

2. Storage tank

3. Heater

4. Tranfer punp

Berikut merupakan contoh gambar desain dari sistem bahan bakar:

Gambar 3.1.1 Sistem bahan bakar

III.2 Sistem Minyak Pelumas (Libricating Oil System)

Sistem ini akam memompa minyak dari double bottom dengan menggunakan

main lubricating pump. Kemudian minyak pelumas akan masuk ke Luibricating Oil

Cooler (pendingiin minyak pelumas). Sebuah thermostatic Valve, yang memiliki sensor

pada output/keluaran minyak pelumas yang akan masuk ke engine, akan mengontrol

suhu aliran keluaran minyak pelumas yang akan menuju ke main engine, tetap pada

range suhu 40 - 50 C. Kemudian dari cooler, minyak pelumas akan melewati Full Flow

Filter, dankemudian menuju engine, untuk kemudian didistribusikan ke piston dan

bantalan/bearings.

Bagian utama yang akan di lumasi pada main engine terdiri atas pendinginan

piston dan pelumasan crosshead (bagian yang bergesekan yang berlawanan). Dari

engine, minyak pelumas dikumpulkan di carter, yang mana dari tempat minyak pelumas

disalurkan/ dilepas ke double bottom tank. Untuk sambungan pipa external, engine

manufacture merekomendasikan kecepatan minyak pelumas sebesar 1.8 m/s

Turbocharger dengan bantalan luncur, bantalan luncur dilumasi dari sistem pada main

engine. AB merupakan outle minyak pelumas dari T/C menuju ke carter pada double

15Wahyu Kristanto 4106100078

Page 16: 78044119 Tugas 1 Siskal Sistem Pipa

Tugas I Sistem Perkapalan

bottom. Sedang pelepasan kelebihan tekanan dan penguapan disalurkan lewat "E" yang

langsung menuju main deck.

Komponen-komponen penyusun pada sistem ini dapat kita saksikan pada

gambar sebagai berikut :

Gambar 3.2.1 Sistem minyak pelumas

III.3 Sistem Pendingin (Cooling Water System)

Sistem pendingin dapat dibagi menjadi beberapa bagian sub system yaitu

pendinginan untuk jaket silinder, piston main engine, pendinginan untuk turbocharger,

injektor main engine, dan engine generator. Dalam beberapa aplikasi pendinginan

biasanya fresh water disirkulasikan melalui heat exchanger dimana dalam heat

exchanger tersebut disirkulasikan pula air laut untuk mendinginkan air tawar. Dalam hal

ini heat exchanger bertindak sebagai central cooler, dimana air tawar disirkulasikan

secara tertutup sedangkan air laut disirkulasikan dalam sistem terbuka. Sistem sentral

biasanya dibagi lagi menjadi dua sub system yaitu high temperature dan low temperatur.

Keuntungan dari digunakanya sentral pendingin fresh water adalah berkurangnya

kegiatan maintenance karena hanya sentral cooler yang berhubungan dengan sea water

yang bersifat korosif. Selain itu biaya investasi juga semakin murah karena adanya

pengurangan penggunaan bahan yang harus tahan korosi namun dengan sistem yang

agak rumit maka untuk biaya awal cukup mahal.

Jacket water cooling system

16Wahyu Kristanto 4106100078

Page 17: 78044119 Tugas 1 Siskal Sistem Pipa

Tugas I Sistem Perkapalan

Air tawar pendingin jaket silinder biasanya didinginkan langsung oleh sea water

dalam central cooler. Dalam susunan yang lain air pendingin jaket silinder dapat pula

digunakan untuk mendinginkan untuk minyak pelumas dan pendinginan charge air.

Ekspansion tank memberikan head statik pada sisi hisap sistem dan menyediakan

pompa sirkulasi air pendingin jaket biasanya bertipe pompa sentrifugal dan dalam

sistem yang lebih besar dipasangkan dengan stand by pump. Kedua pompa biasanya

digerakan dengan motor elektrik tetapi pada medium speed diesel biasanya pompa

utama digerakan oleh engine langsung sedangkan pompa stand-by digerakan dengan

motor listrik. Sebagain besar kapal menggunakan sisa panas pada air pendinginan yang

keluar dari mesin untuk memproduksi air tawar. Evaporator diletakkan dekat dengan

pendingin air jaket dan dapat dilengkapi dengan pemanas uap atau air panas yang

digunakan bila panas dari air pendingin jaket kurang. Dalam perencanaan ini sistem

pendinginan sudah tergabung bult in di dalam engine yang meliputi pendinginan untuk

silinder, jaket silinder, crank shaft dan pendingin untuk turbo charger.

Komponen-komponen penyusun pada sistem ini dapat kita saksikan pada

gambar sebagai berikut :

Gambar 3.3.1 Sistem pemdingin mesin

17Wahyu Kristanto 4106100078

Page 18: 78044119 Tugas 1 Siskal Sistem Pipa

Tugas I Sistem Perkapalan

BAB IV

DOMESTIC SISTEM AND ACCOMODATION

Kebutuhan air dan sanitari untuk para awak dan penumpang yang ada di kapal

perla sangat diperhatikan. Domestic sistem and accomodation ini harus dirancang

dengan effectif dan efisien untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Sistem ini meliputi

sistem sanitari dan sewage. Sanitary dan sewage sytem merupakan sistem yang

digunakan untuk pemenuhan air tawar (fresh water) dan air laut (sea water) untuk

pemenuhan kebutuhan para ABK dan ruang akomodasi. Penggunaantersebut antara lain

pada ruang atau tempat sebagai berikut:

1. Tempat cuci/laundry

2. Dapur

3. Kamar mandi dan WC

4. Wastafel-wastafel di mess room, hospital dan di kamar mandi

5. Pencucian geladak

Brikut merupakan contoh gambar desain untuk domestic sistem and accomodation:

18Wahyu Kristanto 4106100078

Page 19: 78044119 Tugas 1 Siskal Sistem Pipa

Tugas I Sistem Perkapalan

Gambar 4.1 Domestic FW and SW suply System

Gambar 4.2 Sewage Treatment

19Wahyu Kristanto 4106100078

Page 20: 78044119 Tugas 1 Siskal Sistem Pipa

Tugas I Sistem Perkapalan

BAB V

CARGO OIL SYSTEM FOR TANKER

Terjadinya perubahan kondisi muatatan pada waktu bongkar dan muat

dipelabuhan juga akan berpengaruh terhadap kondisi kesetabilan kapal. Cargo oil

system for tanker adalah sistem instalasi yang akan menyuplai kebutuhan untuk

menjamin stabilitas dan keperluan kapal meliputi sistem ballast dan sistem pipa cargo

(untuk kapal tanker).

Sistem cargo berfungsi untuk melakukan bungkar dan muat, sedangkan sistem

ballast dalam hal ini berfungsi untuk menjaga kondisi kapal agar tetap berada dalam

kondisi dan keadan stabil.

• Pada saat sistem cargol melakukan discharge muatan = maka sistem ballast

memasukan air kedalam tanki agar keadaan kapal tetap dalam keadaanseimbang

(efen kill)

• Pada saat sistem cargo melakukan muat = sistem balast membuang air ballast

yang ada pada tangki ballast.

Gambar 5.2 Pipa cargo pada kapal tanker

Komponen-komponen sitem cargo meliputi:

1. Pipa Muat

2. Pipa bongkar20

Wahyu Kristanto 4106100078

Page 21: 78044119 Tugas 1 Siskal Sistem Pipa

Tugas I Sistem Perkapalan

3. Pompa cargo

4. Tangki muatan

5. Valves

Gambar 5.2 Pipa cargo pada RU kapal tanker

21Wahyu Kristanto 4106100078

Page 22: 78044119 Tugas 1 Siskal Sistem Pipa

Tugas I Sistem Perkapalan

BAB VI

PENUTUP

Sistem pipa (piping system) kapal merupakan suatu sistem yang berfungsi untuk

mengantarkan atau mengalirkan suatu fluida dari tempat yang lebih rendah ke tujuan.

Sistem perpipaan merupakan sistem yang kompleks yang di desain se-efektif dan se-

efisien mungkin di dalam kapal untuk memenuhi kebutuhan kapal, crew, muatan dan

menjaga keamana kapal baik saat kapal berjalan maupun berhenti.

Sistem pipa (piping system) harus dedesai sesuai dengan aturan yang ada, karena

keberadaan sistem ini akan sangat berpengaruh terhadap kenyamana awak dan

penunpan serta keselamatan kapal.

Demikian makalah dari kelompok kami. Semoga dimasa yang depan makalah

ini dapat memberikan manfaat. Kami menyadari bahwa kami tidak sempurna sehingga

apabila terjadi kesalahan dalam penulisan dan penyusunan makalah ini kami mohon

maaf. Kritikan dan saran untuk sangat kami harapkan agar makalah ini menjadi lebih

baik.

22Wahyu Kristanto 4106100078

Page 23: 78044119 Tugas 1 Siskal Sistem Pipa

Tugas I Sistem Perkapalan

DAFTAR ISI

Daftar Isi ....................................................................................................... i

BAB I PENDAHULUAN SISTEM PIPA .............................................. 1-3

I.1 Pengertian Sistem Pipa ........................................................ 1

I.2 Persyaratan Umum Instalasi Pipa di Kapal ......................... 2

BAB II GENERAL SERVICE SYSTEM ................................................ 4-12

II.1 Sistem Bilga (Bilge System) ................................................ 4

II.2 Sistem Ballast (Ballast System) ......................................... 6

II.3 Sistem Pemadam Kebakaran (Fire Extinguishing System) 9

BAB III MAIN ENGINE AND AUXILARY SYSTEM ....................... 13-17

III.1 Sistem Bahan Bakar (Fuel Oil System) .............................. 13

III.2 Sistem Minyak Pelumas (Libricating Oil System) ............. 15

BAB III DOMESTIC SISTEM AND ACCOMODATION ................... 18-19

BAB IV CARGO OIL SYSTEM FOR TANKER ................................. 20-21

BAB V PENUTUP ................................................................................ 22

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 23

23Wahyu Kristanto 4106100078

Page 24: 78044119 Tugas 1 Siskal Sistem Pipa

Tugas I Sistem Perkapalan

24Wahyu Kristanto 4106100078

i