75003082 peta kedudukan modul

141
Peta Kedudukan Modul Modul Menata Produk ini merupakan salah satu kompetensi yang harus dikuasai dan sebagai bagian dari rangkaian pembelajaran dari kompetensi-kompetensi yang lainnya. Di mana antara satu komptensi dengan komptensi yang lainnya ada keterkaitan sehingga cara mempelajarinya harus berurutan dan tuntas dari setiap komptensi yang disajikan. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada peta kedudukan modul berikut ini. Dari peta kedudukan modul diatas dapat diperhatikan bahwa Kompetensi Menata Produk berada pada posisi paling awal. Untuk itu, dalam mempelajari kompetensi Menata Produk ini, tidak ada persyaratan harus mempelajari terlebih dahulu kompetensi yang lain. Peserta didik dapat langsung mempelajarinya dengan seksama. Keterangan lebih rinci dari bagan kompetensi di atas adalah sebagai berikut. PDG.OO.03.025.01 : Menata Produk PDG.OO.02.028.01 : Melakukan Negosiasi PDG.OO.02.029.01 : Melakukan Konfirmasi Keputusan Pelanggan PDG.OO.02.034.01 : Melakukan Proses Administrasi Transaksi PDG.OO.02.036.01 : Melakukan Penyerahan atau Pengiriman Produk PDG.OO.02.037.01 : Menagih Pembayaran (Hasil Penjualan) PDG.OO.02.038.01 : Menyiapkan dan Mengoperasikan Peralatan Transaksi di Lokasi Penjualan 1 PDG. OO 02 043.01 PDG. OO 02 037.01 PDG. OO 02 036.01 Menata Produk PDG. OO 02 038.01 PDG. OO 02 034.01 PDG. OO 02 029.01 PDG. OO 02 028.01 PDG. OO 03 025.01

Upload: fede-diocesano

Post on 24-Nov-2015

416 views

Category:

Documents


23 download

DESCRIPTION

sdasd

TRANSCRIPT

  • Peta Kedudukan Modul

    Modul Menata Produk ini merupakan salah satu kompetensi yang harus dikuasai

    dan sebagai bagian dari rangkaian pembelajaran dari kompetensi-kompetensi yang

    lainnya. Di mana antara satu komptensi dengan komptensi yang lainnya ada keterkaitan

    sehingga cara mempelajarinya harus berurutan dan tuntas dari setiap komptensi yang

    disajikan. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada peta kedudukan modul berikut ini.

    Dari peta kedudukan modul diatas dapat diperhatikan bahwa Kompetensi Menata

    Produk berada pada posisi paling awal. Untuk itu, dalam mempelajari kompetensi

    Menata Produk ini, tidak ada persyaratan harus mempelajari terlebih dahulu kompetensi

    yang lain. Peserta didik dapat langsung mempelajarinya dengan seksama. Keterangan

    lebih rinci dari bagan kompetensi di atas adalah sebagai berikut.

    PDG.OO.03.025.01 : Menata Produk

    PDG.OO.02.028.01 : Melakukan Negosiasi

    PDG.OO.02.029.01 : Melakukan Konfirmasi Keputusan Pelanggan

    PDG.OO.02.034.01 : Melakukan Proses Administrasi Transaksi

    PDG.OO.02.036.01 : Melakukan Penyerahan atau Pengiriman Produk

    PDG.OO.02.037.01 : Menagih Pembayaran (Hasil Penjualan)

    PDG.OO.02.038.01 : Menyiapkan dan Mengoperasikan Peralatan Transaksi di

    Lokasi Penjualan

    1

    PDG. OO02 043.01

    PDG. OO02 037.01

    PDG. OO02 036.01

    Menata Produk

    PDG. OO02 038.01

    PDG. OO02 034.01

    PDG. OO02 029.01

    PDG. OO02 028.01

    PDG. OO03 025.01

  • PDG.OO.02.043.01 : Menemukan Peluang Baru dari Pelanggan

    2

  • Glosarium

    APLI (Asosiasi Penjual Langsung Indonesia): asosiasi nasional dari perusahaan penjual

    yang mewakili kepentingan industri penjualan di Indonesia dan satu-satunya

    di Indonesia yang diakui oleh WFDSA.

    Administrator Kode Etik: seseorang atau sesuatu badan independen yang ditunjuk oleh

    APLI guna memantau ketaatan perusahaan-perusahaan anggota pada kode

    etik APLI dan merupakan sarana guna menyelesaikan pengaduan atas

    pelanggaran kode etik.

    Bay: alat pemajangan atau pen-display-an barang dagangan dari atas ke bawah

    Bins: alat pemajang buah, buahnya ada yang miring adapula yang lurus.

    Branded: barang dijual dengan cara diikatkan, seperti sisir, cermin, dan minyak wangi

    diikatkan menjadi satu.

    Brand Blocking: penempatan barang dengan ketentuan merek barang harus terlihat di

    bagian muka.

    Casual: kategori sepatu santai dengan tali, gesper ataupun jenis mocasin.

    Cash and Carry: harga barang dibayar terlebih dahulu sebelum barang dibawa atau

    uang diterima penjual, baru barang dikirim kepada pembeli.

    Chief Operation: kepala bagian operasional yang membawahi beberapa supervisor,

    seperti supervisor supermarket dan fashion.

    Chiller: tempat pemajangan untuk buah dan daging.

    COC: pemajangan produk yang menempel di depan kassa.

    Cool Room: ruangan dingin untuk penyimpanan produk fresh.

    Departemen Buyer: divisi yang diberi wewenang untuk menangani pembelian barang

    berikut surat-suratnya.

    Departement Fresh: bagian yang menangani produk-produk yang segar seperti sayuran,

    buah, dan daging.

    Dead Stock: barang yang tidak laku sama sekali

    Gondola: peralatan display yang terdiri atas chelving atau rak.

    Hambalan: kayu yang letaknya di bawah sebagai dasar bagi penempatan display.

    Kontan atau Cash: pembayaran harga barang secara tunai bersama dengan surat

    pesanan, baik dengan cek maupun uang.

    3

  • Konsumen: setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam masyarakat,

    baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk

    hidup lainnya dan tidak untuk diperdagangkan.

    Label: adalah keterangan tentang harga produk yang ditempel pada barang atau

    kemasan.

    Mesin Wrapping: mesin untuk peralatan departemen fresh agar produk tetap segar.

    MIS (Management Information System): petugas pengolah data, di antaranya

    menyediakan (software), pengadaan hardware, dan mengelola data di pusat.

    Mocasin: jenis sepatu slip on tanpa tali dan umumnya dijahit tangan.

    Nampan: sejenis baki.

    Over Stock: persediaan barang banyak bahkan melebihi ketentuan.

    Pantofel: kategori sepatu formal dengan tali, gesper, atau sejenis mocasin.

    Penjualan: penjualan meliputi kegiatan menghubungi calon-calon pelanggan

    (customer), menawarkan dan memperagakan produk, menerima order, dan

    mengirimkan atau mengantarkan barang, serta menagih pembayaran.

    Penjualan Arisan: penjualan melalui penjelasan dan peragaan produk kepada

    sekelompok calon pelanggan oleh seorang penjual langsung, biasanya di

    rumah seseorang yang sengaja mengundang kelompok tersebut.

    Penjualan Langsung: pemasaran produk secara langsung kepada konsumen, biasanya di

    rumah, di tempat kerja, dan tempat-tempat lain di luar lokasi-lokasi permanen

    pengecer. Penjualan langsung ini biasanya melalui penjelasan atau peragaan

    produk-produk itu oleh seorang penjual langsung.

    Perusahaan Penjual Langsung: suatu kesatuan usaha yang menggunakan sistem

    penjualan langsung untuk memasarkan produk-produk yang berhubungan

    dengan merek dagang atau merek jasa mereka atau simbol identifikasi lain

    dan menjadi anggota APLI.

    Penjual Langsung: seseorang yang menjadi anggota sistem distribusi suatu perusahaan

    langsung. Mungkin saja seorang agen komersil yang independen, seorang

    kontraktor independen, seorang dealer atau distributor independen, seorang

    wakil yang dipekerjakan oleh perusahaan atau yang mandiri, pemegang hak

    waralaba atau yang semacamnya.

    Perekrutan: suatu kegiatan yang dilakukan dengan tujuan mengajak seseorang untuk

    menjadi seseorang penjual langsung.4

  • Plastic Wrapping: plastik pembungkus produk fresh agar sehat dan aman.

    Piramid: hambalan yang terdiri atas dua tingkat untuk pemajangan floor display.

    POP (Point of Purchase): kode barang.

    Purchase Order: pesanan pembelian.

    Rak: tempat menyimpan produk fresh dengan bertahap-tahap.

    Ready Stock: barang yang siap dikirim.

    Shelving: alat pemajang bagian dari grondola yang biasa disebut rak.

    Single Hook: berupa gantungan biasanya untuk pemajangan produk seperti sikat gigi,

    sosis, dan sebagainya.

    SKU: himbauan untuk produk yang sedang promo.

    Slow Moving: produk yang laku terjual tetapi penjualannya lambat.

    Showcase: pendingin yang menempel di tembok yang dipergunakan untuk pendingin

    produk sosis dan dairy (produk yang expire date-nya pendek).

    SPG (Sales Promotion Girl): pramuniaga yang diberikan kewenangan oleh perusahaan

    untuk menjual produk.

    Stock: persediaan barang yang siap dipakai, baik yang sudah jadi maupun yang setengah

    jadi.

    Stock Holder: orang yang memiliki saham di perusahaan.

    Tag Harga: untuk menempelkan harga produk fresh.

    Talenan: alat penahan waktu pemotongan.

    Tier: barisan pemajangan barang dari depan ke belakang.

    Tray Nampan: sejenis baki.

    Visual Merchandising (VM): suatu tata cara pemajangan barang dagangan yang

    dilakukan untuk mempermudah konsumen dalam hal melihat, meraba,

    meneliti suatu barang yang akan dibelinya.

    Wagon: boks besar untuk menyimpan produk, biasanya produk yang sedang promo atau

    diskon.

    Wholesaler (Pedagang Besar): pedagang yang melayani pembelian dalam partai besar,

    biasanya melayani pembelian kepada retailer (pedagang eceran).

    5

  • BAB 1

    Pendahuluan

    A. Deskripsi Modul

    Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Kompetensi Menata Produk ini meliputi tiga

    ranah tujuan yang harus dimiliki oleh peserta didik, yaitu pengetahuan, sikap, dan

    keterampilan dalam melakukan aktivitas tawar-menawar dengan target pelanggan.

    Keahlian yang dimiliki peserta didik dalam Menginterprestasikan Perencanaan Visual

    Penataan Produk, Memonitor Penataan Produk, dan Menjaga Display Produk agar

    Tetap Sesuai dengan Standar Perusahaan dan Perencanaan.

    Modul Menata Produk ini berkaitan dengan modul yang lainnya. Namun, tidak

    disyaratkan untuk mempelajari modul ini harus mempelajari terlebih dahulu modul

    yang lain. Untuk itu, peserta didik dapat mendalami dan mempelajarinya langsung

    dengan seksama antara teori dan praktik. Akan lebih baik apabila pembelajaran

    dilakukan di dunia usaha, seperti supermarket.

    Sesuatu yang diharapkan dari hasil pembelajaran modul ini adalah kemampuan

    yang dimiliki oleh penjual dalam melakukan penataan produk atau pen-display-an

    produk di toko. Komptensi Menata Produk ini dapat dinilai secara langsung di tempat

    display produk, apakah display telah sesuai standar perencanaan atau belum.

    Kekompetenan dalam melakukan Penataan Produk akan membawa pengaruh baik

    terhadap perusahaan. Pengaruh tersebut, diantaranya calon pelanggan akan merasa

    tertarik, senang, dan puas yang ditunjukkan dengan kembalinya pelanggan secara terus-

    menerus pada perusahaan untuk melakukan pembelian. Oleh sebab itu, kompetensi

    Menata Produk merupakan sesuatu profesi yang harus ditekuni dan dipelajari agar siswa

    mengetahui Cara Menata Produk yang baik.

    6

  • B. Prasyarat Mempelajari Modul

    Untuk mempelajari kompetensi Menata Produk ini, tidak ada unit kompetensi

    yang harus dimiliki sebelumnya. Peserta didik dapat langsung mempelajarinya.

    C. Petunjuk Penggunaan Modul

    Sebelum mempelajari modul ini, perhatikan dan ikutilah petunjuk-petunjuk

    dan cara-cara mempelajarinya, baik oleh peserta didik maupun oleh guru atau

    fasilitator agar pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan prosedur yang ada pada

    petunjuk penggunaan modul ini.

    1. Penjelasan bagi Peserta Didik

    a. Pelajari secara beruntun dari Kegiatan Belajar 1, Kegiatan Belajar 2, dan

    terakhir Kegiatan Belajar 3.

    b. Persiapkan alat tulis dan bahan praktik yang diperlukan sesuai

    subkompetensi yang dipelajari.

    c. Kerjakan tugas yang diberikan.

    d. Kerjakan tes formatif yang diberikan.

    e. Cocokan hasil jawaban dengan kunci jawaban (jangan melihat kunci

    jawaban sebelum selesai mengerjakan tes formatif) karena tujuan tes

    formatif ini untuk menguji sejauh mana tingkat penguasaannya terhadap

    kompetensi tersebut.

    f. Apabila telah kompeten dengan memperoleh nilai minimal 7,00 maka

    lanjutkan ke kegiatan belajar berikutnya. Apabila belum memenuhi standar

    minimal, yaitu 7,00 (tujuh), maka harus mengulangi dari kegiatan belajar

    yang masih belum berhasil sampai memperoleh standar minimal yang

    ditentukan.

    g. Kerjakan lembar kerja.

    h. Setelah berakhir mempelajari subkompetensi ke-3 dan dinyatakan lulus dari

    semua subkompetensi, maka kerjakanlah evaluasi. Tes evaluasi adalah tes

    untuk menguji kemampuan penguasaan peserta didik secara keseluruhan dari

    kompetensi melakukan negosiasi.

    i. Hasil jawaban evaluasi cocokkan dengan kunci jawaban evaluasi.

    j. Apabila ada hal yang kurang dimengerti, tanyakan ke fasilitator atau guru.

    2. Peran Fasilitator7

  • a. Membantu peserta didik dalam merencanakan proses pembelajaran.

    b. Membimbing peserta didik melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan

    dalam tahap belajar.

    c. Membantu peserta didik memahami konsep-konsep dan praktik baru serta

    menjawab pertanyaan peserta didik mengenai proses pembelajaran.

    d. Membantu peserta didik untuk menentukan dan mengakses sumber

    tambahan lain yang diperlukan untuk belajar.

    e. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.

    f. Merencanakan ahli atau pendamping guru dari tempat kerja untuk membantu jika diperlukan.

    g. Merencanakan proses penilaian dan menyiapkan perangkatnya.h. Melaksanakan penilaian.i. Menjelaskan kepada peserta didik tentang sikap, pengetahuan, dan

    keterampilan dari suatu kompetensi yang perlu untuk dibenahi dan merunding rencana pembelajaran selanjutnya.

    j. Mencatat pencapaian kemajuan peserta didik.k. Mengadakan remedial bagi peserta didik yang belum kompeten.

    D. Tujuan AkhirTujuan akhir dari mempelajari modul ini adalah pencapaian kekompetenan

    peserta didik dalam Menata Produk sesuai dengan Standard Operational Procedure (SOP) display pada supermarket.1. Kinerja yang diharapkan

    Kinerja yang diharapkan setelah mempelajari kompetensi ini adalah terbentuknya kekompetenan peserta didik dari segi pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam Menata Produk sesuai SOP supermarket.

    2. Kriteria KeberhasilanKriteria keberhasilan dalam penguasaan kompetensi ini dalam

    pencapaiannya dapat terlihat dari segi kuantitas dan kualitas. Dari segi kuantitas, yaitu perolehan nilai kekompetenan peserta didik melalui angka yang diperolehnya dan dari segi kualitas, yaitu terbentuknya kekompetenan peserta didik dari segi pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

    3. Variabel dan Kriteria Keberhasilan

    8

  • Kriteria penilian keberhasilan kekompetenan peserta didik pada

    kompetensi Menata Produk, peserta didik dinyatakan kompeten apabila telah

    memperoleh batas minimal nilai 7,00 (tujuh koma nol-nol), apabila belum

    mencapai batas minimal tersebut, maka harus mengulang kembali. Kriteria dan

    variabel keberhasilan sebagai berikut.

    9,00-10,00 = A Kompeten Istimewa

    8,00-8,99 = B Kompeten Amat Baik

    7,00-7,99 = C Kompeten Baik

    0,00-6,99 = D Belum Kompetensi

    9

  • E. Kompetensi

    KOMPETENSI : Menata Produk

    KODE : PDG.OO.03.025.01

    DURASI PEMBELAJARAN : 400 Jam @ 45 menit

    LEVEL KOMPETENSI A B C D E F G2 2 1 1 2 2 1

    KONDISI KINERJA

    Persyaratan yang harus dipenuhi untuk melaksanakan unit kompetensi ini adalah sebagai berikut

    UU No.8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, Pasal 7.

    Kode Etik dari Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia (APLI) bagian 2 tentang Perilaku kepada konsumen.

    Segmentasi, targeting, positioning yang diatur oleh bagian pemasaran.

    SOP tentang penataan produk

    Manual tentang produk/jasa beserta deskripsi lengkapnya.

    SUBKOMPETENSI KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR MATERI POKOK PEMBELAJARANSIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN1. Menginterprestasikan

    perencanaan visual

    penataan produk

    Persyaratan desain

    penataan produk

    diidentifikasi

    Sumber daya yang

    dibutuhkan untuk

    menginplementasikan

    perencanaan

    dikerahkan

    UU No.8 Tahun 1999 Pasal

    7 tentang perlindungan

    konsumen

    SOP penataan produk

    Mengenal barang

    Segmentasi pasar, targeting,

    positioning

    Kode etik Asosiasi Penjual

    Cermat, teliti

    dan

    bertanggung

    jawab

    Memahami SOP

    penataan produk dari

    suatu perusahaan

    Memahami jenis,

    macam dan

    spesifikasi barang

    Memahami

    segmentasi pasar

    Menata produk sesuai

    prosedur perusahaan

    Mengidentifikasi barang

    Memilih segmentasi pasar

    Menjelaskan kode etik

    Asosiasi Penjualan

    Langsung Indonesia

    (APLI) bagian 2

    10

  • SUBKOMPETENSI KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR MATERI POKOK PEMBELAJARANSIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN Faktor-faktor yang

    memiliki dampak pada

    perencanaan

    diidentifikasi

    Standar penataan

    produk perusahaan

    diaplikasikan sesuai

    perencanaan

    Langsung Indonesia (APLI)

    bagian 2 tentang perilaku

    terhadap konsumen

    Memahami kode etik

    Asosiasi Penjual

    Langsung Indonesia

    (APLI) bagian 2

    2. Memonitor penataan

    atau display produk Display produk

    dimonitor secara teratur

    untuk memastikan

    bahwa sesuai dengan

    perencanaan penataan

    produk

    Kerusakan atau

    perubahan pada display

    produk segera

    diidentifikasi

    Tindakan yang perlu

    dilakukan untuk

    mengatasi setiap

    UU No.8 Tahun 1999 pasal

    7 tentang perlindungan

    konsumen

    SOP Penataan produk

    Pengetahuan barang

    Segmentasi pasar, targeting,

    positioning

    Kode Etik Asosiasi

    Penjualan Langsung

    Indonesia (APLI) bagian 2

    tentang perilaku terhadap

    konsumen

    Cermat, teliti,

    dan penuh

    tanggung

    jawab

    Memahami UU No.8

    Pasal 7 tentang

    perlindungan

    konsumen

    Memahami SOP

    penataan produk

    Memahami

    pengetahuan tentang

    barang

    Memahami

    segmentasi pasar,

    targeting, dan

    positioning

    Mengevaluasi display

    produk sesuai dengan

    perencanaan

    Mengidentifikasi

    kerusakan atau perubahan

    pada display produk

    Mengatasi setiap

    perubahan pada display

    produk

    11

  • SUBKOMPETENSI KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR MATERI POKOK PEMBELAJARANSIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILANperubahan pada display Memahami kode etik

    Asosiasi Penjualan

    Langsung Indonesia

    (APLI) bagian 2

    tentang perilaku

    terhadap konsumen3. Menjaga display produk

    agar tetap sesuai dengan

    standar perusahaan dan

    perencanaan

    Display produk dijaga

    agar tetap bersih dan

    rapi

    Penambahan atau

    perubahan pada display

    kalau perlu dilakukan

    agar display konsisten

    terhadap perencanaan

    penataan produk

    Standar perusahaan

    dalam penataan produk

    tetap dijaga dalam

    display

    UU No.8 Tahun 1999 pasal

    7 tentang perlindungan

    konsumen

    SOP penataan produk

    Pengetahuan barang

    Segmentasi pasar, targeting,

    positioning

    Kode etik Asosiasi

    Penjualan Langsung

    Indonesia (APLI) bagian 2

    tentang perilaku terhadap

    konsumen

    Cermat, teliti

    dan penuh

    tanggung

    jawab

    Memahami UU No.8

    Pasal 7 tentang

    perlindungan

    konsumen

    Memahami UU No.8

    Tahun 1999 pasal 7

    tentang perlindungan

    konsumen

    Memahami SOP

    penataan produk

    Memahami

    pengetahuan tentang

    barang

    Memahami

    segmentasi pasar,

    Merawat display produk

    agar tetap bersih dan rapi

    Merancang display

    produk agar tetap

    konsisten terhadap

    perencanaan penataan

    produk

    Menyusun display

    mengikuti standar

    perusahaan

    12

  • SUBKOMPETENSI KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR MATERI POKOK PEMBELAJARANSIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILANtargeting, positioning

    Memahami kode etik

    APLI bagian 2

    tentang perilaku

    konsumen

    13

  • F. Cek Kemampuan

    Jawablah pertanyaan berikut ini semampu Anda!

    1. Apa yang dimaksud dengan display?2. Apa yang anda ketahui tentang Standard Operating Procedure (SOP) penataan

    produk?

    3. Apa yang dimaksud dengan segmentasi, targeting, dan positioning?4. Apa isi Undang-undang No.8 Tahun 1999 pasal 7 tentang Perlindungan

    Konsumen?

    5. Apa kepanjangan dari APLI?

    6. Bagaimana cara menata produk supermarket?

    7. Sebutkan lima macam produk fresh!8. Apa yang Anda ketahui tentang lay out toko?9. Apa yang dimaksud dengan departemen fashion?10.Sebutkan lima macam perlatan display produk supermarket!

    14

  • BAB 2

    Pembelajaran

    A. Rencana Belajar Siswa

    Kompetensi : Menata Produk

    Subkompetensi : 1. Kegiatan Belajar 1 : Menginterprestasikan perencanaan

    Visual Penataan Produk

    2. Kegiatan Belajar 2 : Penataan atau Display Produk

    3. Kegiatan Belajar 3 : Menjaga Display Produk Agar Tetap

    Sesuai dengan Standar Perusahaan

    dan Perencanaan

    No. Jenis Kegiatan Tanggal Waktu Tempat Belajar Alasan PerubahanTanda

    Tangan Guru

    Mengetahui, Peserta DiklatFasilitator

    (..) (..)

    B. Kegiatan Belajar

    Berikut ini akan dipelajari tiga kegiatan belajar, mencakup Kegiatan Belajar 1,

    Kegiatan Belajar 2, dan Kegiatan Belajar 3.

    Kegiatan belajar 1

    Menginterpretasikan

    15

  • Perencanaan Visual

    Penataan Produk

    Untuk dapat memvisualisasikan penataan produk yang menarik perlu perencanaan

    yang optimal. Selain itu, untuk memperoleh hasil yang baik memerlukan desainer

    penataan produk yang professional, sumber daya yang menguasai tentang display,

    memahami jenis produk, mutu, dan spesifikasi barang yang akan ditata, mengetahui

    segmentasi pasar yang akan dijadikan sasaran, serta kode etik dalam penjualan.

    A. Pengertian Penataan Produk

    Penataan produk dikenal juga dengan istilah display. Penataan produk

    (display) adalah suatu cara penataan produk, terutama produk barang yang

    diterapkan oleh perusahaan tertentu dengan tujuan untuk menarik minat konsumen.

    Menurut William J. Shultz, Display consist of simulating customers attention

    and interest in a product or a store, and desire to buy the product or patronize the

    store, through direct visual appeal. Display adalah suatu cara mendorong perhatian

    dan minat konsumen pada toko atau barang dan mendorong keinginan membeli

    melalui daya tarik penglihatan langsung (direct visual appeal).

    Memajangkan barang di dalam toko dan di etalase mempunyai pengaruh yang

    sangat besar terhadap penjualan. Salah satu cara yang biasa untuk menjual barang 16

    Tujuan Pembelajaran ISetelah mempelajari uraian kegiatan belajar ini, peserta didik diharapkan mampu untuk hal-hal berikut.Memahami Pengertian Penataan Produk.Memahami Pasal 7 Undang-Undang No.8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.Memahami Kode Etik Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia (APLI).Memahami Segmentasi Pasar, Targeting, dan Positioning.Memahami Jenis dan Spesifikasi Barang.Memahami SOP Penataan Produk dari Suatu Perusahaan.Keterampilan dalam Menginterprestasikan Perencanaan Visual Penataan Produk.

    Sikap dalam Menginterprestasikan Perencanaan Visual Penataan Produk.

  • ialah dengan membiarkan calon pembeli itu melihat, meraba, mencicipi,

    mengendarai, dan sebagainya.

    Pelaksanaan display, yang baik merupakan salah satu cara untuk memperoleh

    keberhasilan self service dalam menjual barang-barang. Hal ini dilihat di

    supermarket. Adapun tujuan display dapat digolongkan sebagai berikut.

    1. Attention dan interest customerAttention dan interest customer, yaitu untuk menarik perhatian para pembeli

    dilakukan dengan cara menggunakan warna-warna, lampu-lampu dan

    sebagainya.

    2. Desire dan action customerDesire dan action customer, yaitu untuk menimbulkan keinginan memiliki

    barang-barang yang dipamerkan di toko tersebut, setelah masuk ke toko,

    kemudian melakukan pembelian.

    Selanjutnya, display dibagi ke dalam beberapa bagian, yaitu window display,

    interior display, exterior display.

    1. Window display

    Window display, yaitu memajangkan barang-barang, gambar-gambar kartu

    harga, symbol-simbol, dan sebagainya di bagian depan toko, yang disebut

    etalase. Dengan demikian, calon konsumen yang lewat di depan toko,

    diharapkan akan tertarik dengan barang-barang tersebut dan ingin masuk ke

    dalam toko. Window display ini mempunyai beberapa tujuan, yaitu sebagai

    berikut.

    a. Untuk menarik perhatian konsumen lewat

    b. Menyatakan kualitas yang baik atau harga yang murah sebagai cirri khas dari

    toko tersebut.

    c. Memancing perhatian terhadap barang-barang istimewa yang dijual di toko.

    d. Untuk menimbulkan impulse buying (dorongan seketika)e. Agar menimbulkan daya tarik terhadap keseluruhan suasana toko.

    2. Interior display

    Interior display, yaitu memajangkan barang-barang, gambar-gambar, kartu-kartu

    harga, dan poster-poster di dalam toko. Pemajangan ini dapat dilakukan antara

    lain di lantai, meja, dan rak-rak. Interior display ini ada beberapa maam, yaitu

    sebagai berikut.17

  • a. Open display

    Open display, yaitu barang-barang dipajangkan pada suatu tempat terbuka

    sehingga dapat dihampiri dan dipegang, dilihat dan diteliti oleh calon

    pembeli tanpa bantuan petugas pelayanan, misalnya self display, island

    display (barang-barang diletakkan di atas lantai dan ditata dengan baik

    sehingga menyerupai pulau-pulau), dan sebagainya.

    b. Closed display

    Closed display, yaitu barang dipajangkan dalam suasana tertutup. Barang-

    barang tersebut tidak dihampiri dan dipegang atau diteliti oleh calon

    pembeli, kecuali atas bantuan petugas pelayanan. Hal ini bertujuan untuk

    melindungi barang dari kerusakan, pencurian, dan sebagainya.

    c. Architectural display

    Architectural display, yaitu memperlihatkan barang-barang dalam

    penggunaannya, misalnya di ruang tamu, di kamar tidur, di dapur dengan

    perlengkapannya. Cara ini memperbesar daya tarik karena barang-barang

    dipertunjukkan secara realistic.

    3. Exterior display

    Exterior diplay, yaitu penataan yang dilaksanakan dengan memajangkan barang-

    barang di luar toko, misalnya pada waktu mengadakan obral dan pasar malam.

    Display ini mempunyai beberapa fungsi, antara lain:

    a. Memperkenalkan suatu produk secara cepat dan ekonomis,

    b. Membantu para produsen menyalurkan barang-barangnya dengan cepat dan

    ekonomis

    c. Membantu mengkoordinasikan advertising dan merchandisingd. Menyebabkan adanya kontinuitas skema dan tema warna dari pembungkus,

    dan

    e. Membangun hubungan yang baik dengan masyarakat, misalnya pada hari

    raya, ulang tahun, dan lain sebagainya.

    Selain ketiga macam display yang telah diuraikan diatas, perlu juga

    diperhatikan beberapa hal dalam display, yaitu sebagai berikut:

    1. Store design dan decoration

    18

  • Store design dan decoration, yaitu tanda-tanda yang berupa diantaranya

    simbol-simbol, lambang-lambang, poster-poster, gambar-gambar, bendera-

    bendera, dan semboyan-semboyan. Tanda-tanda ini diletakkan di atas meja

    atua di gantung di dalam toko. Store design tersebut digunakan untuk

    membimbing calon pembeli ke arah barang dagangan dan member

    keterangan kepada mereka tentang penggunaan barang-barang tersebut,

    Decoration pada umumnya digunakan dalan rangka peristiwa khusus,

    seperti penjualan pada saat-saat hari raya, natal, dan tahun baru.

    2. Dealer displayDealer display, yaitu penataan yang dilaksanakan dengan cara wholesaler

    yang terdiri atas simbol-simbol dan petunjuk-petunjuk tentang penggunaan

    produk. Dengan memperlihatkan kegunaan produk dalam gambar dan

    petunjuk, maka display ini juga memberi peringatan kepada para petugas

    penjualan agar mereka tidak memberikan keterangan yang tidak sesuai

    dengan petunjuk yang ada dalam gambar tersebut.

    B. Pasal 7 Undang-Undang No.8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen

    1. Pertimbangan Presiden Republik Indonesia

    Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999, tentang

    Perlindungan Konsumen dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Presiden Republik

    Indonesia menimbang:

    a. Bahwa pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang merata materiil dan spiritual dalam era demokrasi

    ekonomi berdasarkan pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945;

    b. Bahwa pembangunan perekonomian nasional pada era globalisasi harus dapat

    mendukung tumbuhnya dunia usaha sehingga mampu menghasilkan beraneka

    barang dan/atau jasa, memiliki kandungan teknologi yang dapat meningkatkan

    kesejahteraan masyarakat banyak dan sekaligus mendapatkan kepastian atas

    barang dan/atau jasa yang dihasilkan dari perdagangan tanpa mengakibatkan

    kerugian konsumen;

    c. Bahwa semakin terbukanya pasar nasional sebagai akibat dari proses globalisasi

    ekonomi harus tetap menjamin peningkatan kesejahteraan masyarakat serta

    19

  • kepastian atas mutu, jumlah, dan keamanan barang dan/atau jasa yang

    diperolehnya dari pasar;

    d. Bahwa untuk meningkatkan harkat dan martabat konsumen perlu meningkatkan

    kesadaran, pengetahuan, kepedulian, kemampuan, dan kemandirian konsumen

    untuk melindungi dirinya serta menumbuh kembangkan sikap pelaku usaha yang

    bertanggung jawab;

    e. Bahwa ketentuan hukum yang melindungi kepentingan konsumen di Indonesia

    belum memadai;

    f. Bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas diperlukan perangkat

    peraturan perundang-undangan untuk mewujudkan keseimbangan perlindungan

    kepentingan konsumen dan pelaku usaha sehingga tercipta perekonomian yang

    sehat;

    g. Bahwa untuk itu perlu dibentuk undang-undang tentang perlindungan

    konsumen;

    2. Landasan Hukum Perlindungan Konsumen

    Dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia,

    memutuskan dan menetapkan Pasal 7 Undang-Undang Republik Indonesia No. 8

    Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Adapun kewajiban Pelaku Usaha

    yang tertuang dalam pasal 7 tersebut diantara lain sebagai berikut.

    a. Beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya.

    b. Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai jaminan

    barang/jasa serta memberikan penjelasan penggunaan, perbaikan, dan

    pemeliharaan.

    c. Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur, serta tidak

    diskriminatif.

    d. Menjamin mutu barang/jasa yang diproduksi dan/atau diperdagangkan

    berdasarkan ketentuan standar mutu/jasa yang berlaku.

    e. Memberikan kepada konsumen untuk menguji, dan/atau mencoba barang/jasa

    tertentu serta memberi jaminan dan/atau garansi atas barang yang dibuat atau

    yang diperdagangkan.

    f. Memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian atas kerugian akibat

    penggunaan, pemakaian atau pemanfaatan barang dan/jasa yang

    diperdagangkan.20

  • g. Memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian barang dan/atau jasa yang

    diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian.

    Pelaku usaha, di samping mempunyai kewajiban juga mempunyai hak. Hak

    pelaku usaha antara lain sebagai berikut :

    a. Hak untuk menerima pembayaran yang sesuai dengan kesepakatan mengenai

    kondisi dan nilai tukar barang/jasa yang diperdagangkan.

    b. Hak untuk mendapat perlindungan hukum dari tindakan konsumen yang

    beritikad tidak baik.

    c. Hak untuk melakukan pembelaan diri sepatutnya dalam penyelesaian hukum

    sengketa konsumen.

    d. Hak untuk rehabilitasi nama baik apabila terbukti secara hukum kerugian

    konsumen tidak diakibatkan oleh barang/jasa yang diperdagangkan.

    e. Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya.

    C. Kode Etik Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia (APLI)

    Untuk memperjelaskan kode etik APLI secara keseluruhan, pembahasan

    modul ini akan diuraikan ke dalam tiga sub kompetensi. Walaupun instruksi pada

    materi pokok pembelajaran di modul ini hanya untuk memuat bagian dua saja, pada

    bagian pertama ini, akan dibahas mengenai ruang lingkup kode etik APLI bagian

    1. Kode Etik APLI bagian 2 akan dibahas pada sub kompetensi berikutnya. Adapun

    ruang lingkup kode etik bagian pertama ini adalah sebagai berikut :

    1. Ruang Lingkup Kode EtikKode etik se dunia diterbitkan oleh Federasi Seduni Asosiasi Penjualan

    Langsung (WFDSA). Kode etik ini juga berlaku untuk para anggota asosiasi nasional

    penjualan langsung yang tergantung pada WFDSA. Kode etik ini menyangkut

    hubungan antara perusahaan-perusahaan penjualan langsung dan para penjual

    langsung di suatu pihak dan para konsumen di lain pihak, antara/perusahaan

    penjualan langsung dengan anggota dan calon anggota independen/mandiri, serta di

    antara perusahaan-perusahaan penjualan langsung sendiri. Kode etik ini bertujuan

    memberikan kepuasan dan perlindungan kepada semua pihak yang berkepentingan,

    memajukan kompetensi yang sehat dalam rangka sistem dunia usaha bebas, dan

    peningkatan citra umum dari kegiatan penjualan langsung.

    2. Istilah-Istilah Mengenai Kode Etik21

  • Untuk keperluan kode etik ini, istilah-istilah yang digunakan mempunyai arti

    sebagai berikut.

    a. Penjualan langsung

    Pemasaran produk secara langsung kepada konsumen biasanya di rumah sendiri

    atau rumah orang lain, tempat kerja, di luar lokasi permanen pengecer.

    Pemasaran produk langsung biasanya melalui penjelasan atau melalui peragaan

    produk-produk itu oleh seorang penjual langsung,

    b. APLI (Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia)

    APLI adalah asosiasi nasional dari perusahaan penjualan langsung yang

    mewakili kepentingan industri penjualan langsung di Indonesia. APLI

    merupakan satu-satunya asosiasi nasional penjualan langsung di Indonesia yang

    diakui oleh WFDSA.

    c. Perusahaan penjualan langsung

    Perusahaan penjualan langsung adalah suatu kesatuan usaha yang menggunakan

    sistem penjualan langsung untuk memasarkan produk-produk yang berhubungan

    dengan merek dagang atau merek jasa mereka atau simbol identifikasi lain.

    Perusahaan penjualan langsung haruslah menjadi anggota APLI.

    d. Penjualan langsung

    Penjualan langsung adalah seseorang yang menjadi anggota sistem distribui

    suatu perusahaan penjualan langsung.

    e. Produk

    Produk mencakup barang-barang dan jasa-jasa, baik yang berwujud maupun

    yang tak berwujud.

    f. Konsumen

    Konsumen merupakan setiap orang pemakai barang atau jasa yang tersedia

    dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain

    maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.

    g. Penjualan

    Penjualan meliputi kegiatan menghubungi calon-calon pelanggan (costumer),

    menawarkan dan memperkenalkan produk, menerima order dan mengirimkan

    atau mengantarkan barang, serta menagih pembayaran.

    h. Penjualan arisan

    22

  • Penjualan melalui peragaan dan penjelasan produk kepada sekelompok calon

    pelanggan oleh seorang penjual langsung. Penjualan dengan cara ini biasanya

    dilakukan di rumah seseorang yang sengaja mengundang orang-orang ini.

    i. Formulir pesanan

    Formulir ini termasuk order-order tercetak atau tertulis (dengan tangan), tanda

    terima dan surat perjanjian.

    j. Perekrutan

    Perekrutan adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengajak seseorang

    menjadi seorang penjual langsung.

    k. Administrator kode etik

    Administrator kode etik merupakan seseorang atau suatu badan independen yang

    ditunjuk oleh APLI guna membantu ketaatan perusahaan-perusahaan anggota

    pada kode etik APLI dan merupakan sarana guna menyelesaikan pengaduan atas

    pelanggaran kode etik.

    3. AsosiasiAPLI berjanji untuk menganut suatu kode etik yang mencakup substansi-

    substansi dari ketentuan-ketentuan di dalam kode etik WFDSA, UUPK, dan instansi

    pemerintah yang terkait, sebagai suatu syarat untuk diterima dan dipertahankan

    sebagai anggota WFDSA.

    4. PerusahaanSetiap perusahaan anggota APLI berjanji akan menaati kode etik sebagai syarat

    diterima menjadi dan dipertimbangkan sebagai anggota APLI. Setiap perusahaan

    penjualan berjenjang harus berbadan hukum (PT) dan wajib memiliki izin usaha

    sebagaimana diatur oleh pemerintah dan tidak menjalankan usaha melebihi izin

    yang berlaku.

    5. Penjualan LangsungPenjualan langsung tidak terkait secara langsung oleh kode etik ini, tetapi

    perusahaan harus mewajibkan para penjual langsung untuk berpegang teguh pada

    ketentuannya ataupun pada peraturan-peraturan perilaku yang memenuhi standar

    perusahaan sebagai syarat keanggotaan pada perusahaan tersebut.

    6. Pengaturan Diri SendiriKode etik ini adalah alat untuk mengatur diri sendiri dalam industri penjualan

    langsung. Kode etik ini bukan undang-undang dan kewajiban-kewajiban yang

    23

  • dibebankan untuk menuntut suatu perilaku etis yang melampaui tuntutan

    persyaratan hukum yang berlaku.

    7. HukumPerusahaan-perusahana dan para penjual langsung dianggap telah menataati

    persyaratan-persyaratan hukum. Oleh karena itu, kode etik ini tidak menyebutkan

    semua kewajiban hukum yang ada.

    8. StandarKode etik ini memuat standar perilaku etis bagi perusahaan penjualan langsung

    dan para penjual langsung. APLI bisa mengubah standar ini, asalkan substansi kode

    etik tetap terpelihara atau tetap seperti yang telah dipersyaratkan oleh hukum

    nasional.

    D. Segmentasi Pasar, Targeting, dan Positioning

    Pada materi sebelumnya telah dibahas mengenai macam-macam barang dan

    bagaimana menatanya. Sekarang difokuskan pada bagaimana barang yang ditata

    tersebut sesuai dengan kebutuhan pasar. Untuk itu, pembahasan berikut adalah

    tentang cara menentukan segmen pasar, target pasar, dan positioning.

    1. Segmentasi PasarSegmentasi pasar adalah pengelompokan pasar menjadi kelompok-kelompok

    konsumen yang homogen, dimana tiap kelompok (bagian) dapat dipilih sebagai

    pasar yang dituju (ditargetkan) untuk pemasaran suatu produk. Sedangkan pasar

    memiliki pengertian yang berbeda, menurut lingkupnya, yaitu sebagai berikut :

    a) Menurut pengertian yuridis, pasar adalah tempat atau bursa dimana saham-

    saham diperjualbelikan.

    b) Menurut pedagang, pasar adalah suatu lokasi atau tempat dimana produk-produk

    tersebut diterima, dipilih, disimpan dan dijual.

    c) Menurut manajer, pasar adalah tempat atau letak geografis (kota, desa) dimana

    manajer harus memutuskan mengenai distributor, produk yang dijual,

    periklanan, salesman, dan lain sebagainya.

    d) Menurut ahli ekonomi, pasar adalah semua orang atau kelompok yang memiliki

    perhatikan, baik riil maupun potensial terhadap suatu produk atau golongan

    produk.

    24

  • e) Menurut seorang pemasar, pasar merupakan semua orang, kelompok usaha,

    lembaga perdagangan yang membeli atau cenderung untuk membeli suatu

    produk atau jasa.

    Berdasarkan motif beli dari para konsumen untuk membli suatu produk, pasar

    dapat dibagi atau dikelompokkan sebagai berikut.

    a) Pasar konsumen, yaitu sekelompok pembeli barang-barang dan jasa-jasa untuk

    dikonsumsi dan bukan untuk dijual atau untuk diproses lebih lanjut.

    b) Pasar produsen, yaitu pasar yang terdiri atas individu-individu atau organisasi-

    organisasi yang memerlukan barang-barang dan jasa-jasa untuk diproses atau

    diproduksi lebih lanjut dan kemudian dijual atau disewakan.

    c) Pasar pedagang, yaiu pasar yang terdiri dari atas individu-individu atau

    organisasi-organisasi yang biasanya disebut perantara penjualan atau distributor

    yang memerlukan barang-barang untuk dijual lagi dengan tujuan memperoleh

    laba.

    d) Pasar pemerintah, yaitu pasar dimana terdapat lembaga-lembaga pemerintahan,

    seperti departemen, direktorat, kantor, dan instansi lainnya.

    e) Pasar internasional, yaitu pasar yang meliputi beberapa atau semua negara di

    dunia. Tujuan pembelian dalam pasar ini adalah memenuhi kebutuhan hidup

    pribadi atau rumah tangga, mendapatkan laba dengan menjual lagi barang

    tersebut, menyewakan atau memproses lebih lanjut barang tersebut, dan

    melayani kepentingan umum.

    Tujuan adanya segmentasi pasar adalah sebagai berikut.

    a) Menyalurkan uang dan usaha ke pasar potensial yang paling

    menguntungkan.

    b) Merencanakan produk yang dapat memenuhi permintaan pasar.

    c) Menentukan cara-cara promosi yang paling tepat bagi perusahaan.

    d) Memilih media advertensi yang lebih baik dan menemukan bagaimana

    mengalokasikan secara baik.

    e) Mengatur waktu yang sebaik-baiknya dalam usaha promosi.

    f) Para penjual atau perusahaan akan berada dalam posisi yang lebih baik

    untuk menempatkan (mengarahkan) serta membandingkan kesempatan-

    kesempatan atau harapan-harapan dalam pemasaran sehingga dapat

    mempelajari kebutuhan tiap segmen.25

  • g) Para penjual dapat menggunakan pengetahuannya untuk menanggapi

    usaha pemasaran yang berbeda-beda sehingga dapat mengalokasikan

    anggarannya dengan lebih tepat terhadap berbagai segmen.

    h) Penjual dapat mengatur lebih baik produknya dan cara pemasarnanya.Agar segemntasi pasar atau pengelompokan pasar dapat berjalan dengan

    efektif, maka harus memenuhi syarat-syarat pengelompokan pasar berikut.

    a) Meacsurabilitu, yaitu ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu pembeli harus dapat

    diukur atau dapat didekati.

    b) Accessibility, yaitu suatu keadaan dimana perusahaan dapat secara

    efektif memusatkan (mengerahkan) usaha pemasarannya pada segmen yang

    telah dipilih.

    c) Substantiability, yaitu segmen harus cukup besar atau cukup

    menguntungkan untuk dapat dipertimbangkan program-program

    pemasarannya.

    Dasar-dasar segmentasi pasaryang penting terdiri atas berikut ini.

    a) Geographic variables, yaitu pengelompokan dengan menggunakan

    ukuran daerah kota, pinggiran kota, desa, pantai, pegunungan, dan lain

    sebagainya.

    b) Demographic variables, yaitu pengelompokan pasar dengan

    menggunakan variabel-variabel kependudukan. Variabel-variabel ini, antara

    lain jenis kelamin, besarnya keluarga, siklus kehidupan keluarga (bujangan,

    sudah menikah, punya anak atau tidak punya anak), pendapatan, jabatan,

    pendidikan, agama, ras, tingkat sosial, dan kebangsaan.

    c) Psyhographic variables, yaitu pengelompokan pasar dengan

    menggunakan sifat pemberani, bebas, tidak bebas, konservatif, liberal,

    radikal, leadership dan sebagainya.

    d) Buyer behaviour variability, yaitu pengelompokan pasar dengan

    menggunakan ukuran rata-rata pemakaian (tidak memakai, sedikit, medium,

    dab banyak memakai), tingkat kesediaan (tidak bersedia, bersedia, ada

    perhatian, ingin mencoba, mencoba dan memakai), ukuran loyalitas para

    merek (tidak loyal, sedikit loyal, sangat loyal).26

  • Dalam mendekati suatu pasar yang baru, akan selalu timbul empat

    pertanyaan mengenai 4O, yaitu :

    a) Objek pembelian, yaitu mengenai apa yang dibeli

    b) Objektivitas pembelian, yaitu mengenai mengapa seseorang membeli

    c) Organisasi pembelian, yaitu mengenai siapa yang membeli atau yang

    berperan dalam pembelian, dan

    d) Operasi pembelian, yaitu mengenai bagaimana membelinya.

    Dalam sub kompetensi ini akan dibahas mengenai keterkaitan antara empat

    pertanyaan tersebut dengan penggolongan pasar, seperti yang telah diuraikan pas

    sub terdahulu.

    a) Pasar konsumen, empat pertanyaan (4O) yang akan timbul dalam pasar

    konsumen adalah sebagai berikut.

    1) Objek pasar konsumen adalah barang dan jasa konsumsi

    2) Objektivitas pasar konsumen adalah ingin terpenuhinya

    kebutuhan dan ingin merasakan kepuasan.

    3) Organisasi pasar konsumen adalah orang-orang yang termasuk

    dalam golongan pasar konsumen.

    4) Operasi pasar konsumen adalah cara yang akan dipakai

    konsumen untuk membeli barang atau jasa tersebut.

    b) Pasar produsen, empat pertanyaan (4O) yang akan muncul dalam pasar

    produsen adalah sebagai berikut.

    1) Objek pasar produsen adalah bahan dasar dan komponen-komponen,

    barnag modal, dan jasa industri.

    2) Objektivitas pasar produsen adalah untuk diproses lagi atau untuk membantu memperlancar usahanya dengan tujuan mendapatkan laba.

    3) Organisasi pasar produsen adalah orang-orang atau departemen yang

    turut berperan dalam pembelian, yaitu inisiator, influencer, decider, dan

    user.

    4) Operasi pasar produsen adalah cara pembelian secara keseluruhan atau

    sebagian dan berusaha mempertemukan keinginan pembeli dan penjual.

    c) Pasar pedagang, empat pertanyaan (4O) yang akan muncul dalam pasar

    pedagang adalah sebagai berikut.

    27

  • 1) Objek pasar pedagang adalah barang-barang untuk dijual lagi dan

    barang-barang atau jasa untuk operasinya.

    2) Objektivitas pasar pedagang adalah ingin mendapatkan laba dari

    usahanya.

    3) Organisasi pasar pedagang adalah bagian pembelian, orang-orang

    yang juga melakukan fungsi-fungsi yang lain dalam perusahaan.

    4) Operasi pasar pedagang adalah melalui penyedia atau produsen

    yang paling baik.

    d) Pasar pemerintah, empat pertanyaan (4O) yang akan timbul dalam pasar

    pemerintah adalah sebagai berikut.

    1) Objek pasar pemerintah adalah barang-barang dan jasa untuk

    keperluan di bidang pertahanan, pendidikan dan kebudayaan, pekerjaan

    umum, kesehatan,kesejahteraan rakyat, dan lain sebagainya.

    2) Objektivitas pasar pemerintah adalah untuk kepentingan dan

    kesejahteraan masyarakatnya.

    3) Organisasi pasar pemerintah adalah pemerintah pusat, pemerintah

    daerah sesuai dengan otonomi daerah.

    4) Operasi pasar pemerintah merupakan penawaran terbuka,memilih

    pasar secara terbuka.

    e) Pasar internasional, empat pertanyaan (4O) yang akan muncul dalam

    pasar internasional adalah sebagai berikut.

    1) Objek pasar internasional adalah barangdan jasa konsumsi dan

    industri.

    2) Objektivitas pasar internasional adalah terpenuhinya kebutuhan hidup seseorang atau sekelompok warga negara, untuk mendapatkan laba

    dengan menjual lagi, menyewakan atau diproses menjadi barang lain

    untuk dijual.

    3) Organisasi pasar internasional adalah pembeli individual, pembeli

    rumah tangga, pembeli industri, lembaga-lembaga pemerintah, dan

    pedagang.

    4) Operasi pasar internasional adalah pasar yang dilakukan oleh

    pembeli pasar (negara tertentu) melalui prosedur perdagangan

    internasional yang mencakup kegiatan ekspor-impor.28

  • 2. Target PasarSetelah menentukan tentang segmentasi pasar, maka tahap selanjutnya dalam

    strategi pemasaran adalah menentukan target pemasaran, positioning, dan

    mengetahui cara serta aturan dalam membuat perjanjian jual beli. Namun, sebelum

    membahas lebih lanjut tentang hal itu terlebih dahulu kita harus memahami

    mengenai strategi pemasaran.

    Definisi menurut Kenneth R. Andrew yang diterjemahkan Bukhori Alma dalam

    bukunya Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa adalah pola keputusan dalam

    perusahaan yang menentukan dan mengungkapkan sasaran, maksud atau tujuan

    yang menghasilkan kebijakan utama, dan merencanakan untuk mencapai tujuan

    serta merinci jangkauan bisnis yang akan dikejar perusahaan. Dalam pembahasan

    strategi pemasaran pada bagian ini dikhususkan pada bisnis eceran, karena bisnis

    eceran merupakan salah satu jual beli yang langsung melayani konsumen terakhir.

    Istilah lain dari eceran, yaitu retailing, yang dari segi bahasa artinya memotong

    kembali, membagi hingga potongan-potongan menjadi departemen-departemen. Ciri

    khas dari bisnis retailing adalah penjualan barang-barang atau benda-benda pada

    konsumen akhir (bulan wholesaler).

    Sebelum membahas lebih lanjut, kita harus dapat membedakan terlebih dahulu

    pengertian dan perbedaan dan perbedaan antara strategi pemasaran dan strategi

    penjualan. Keterangannya sebagai berikut :

    a. Konsep pemasaran berasal dari kata dasar pasar (market), yaitu adanya potensi

    permintaan (demand), diantaranya dari orang-orang terhadap produk.

    b. Konsep penjualan berorientasi pada pola produk yang sudah hadir (existing

    product) dan selanjutnya diupayakan agar produk tersebut dapat laku terjual.

    c. Konsep pemasaran berorientasi pada pemusan dan untuk kepuasan pasar,

    sedangkan konsep penjualan berorientasi pada hasil penjualandan keuntungan.

    d. Proses penjualan merupakan bagian dari pemasaran. Pemasaran bertolak dari

    posisi sebelum kehadiran produk, sedangkan penjualan berposisi sesudah

    kehadiran produk.

    Tujuan dari strategi pemasaran diantaranya untuk :

    a. Mengetahui kebutuhan pasar (market need identification)

    b. Produsen menghadirkan produk sesuai permintaan

    29

  • c. Upaya menyalurkan produk kepada konsumen akhir agar laku terjual dengan

    harga layak.

    Target pasar adalah memilih kelompok konsumen mana yang akan dilayani

    dalam penjualan. Penyusunan target pasar dapat dilakukan dengan cara sebagai

    berikut.

    a. Mengenali dan mengevaluasi faktor-faktor kriteria target pasar yang akan

    digunakan untuk proses seleksi.

    b. Menerapkan faktor-faktor tersebut untuk memilih dan menentukan pasar target.

    Dalam menentukan target pasar perlu diperhatikan faktor-faktor yang

    mempengaruhi dalam penentuan segmentasi pasar yang akan dituju oleh

    perusahaan, yaitu sebagai berikut.

    a. Ukuran segmen

    perusahaan yang besar akan memilih segmen pasar yang besar dengan volume

    penjualan yang besar. Perusahaan kecil akan memilih segmen pasar yang kecil

    dengan volume penjualan yang kecil. Hal ini disebabkan apabila perusahaan

    kecil memilih segmen pasar yang besar maka perusahaan akan memerlukan

    sumber daya yang banyak.

    b. Pertumbuhan segmen

    segmen pasar yang saat ini dianggap kecil, kemungkinan di masa yang akan

    datang akan tumbuh menjadi segmen pasar yang potensial. Oleh karena itu,

    perusahaan perlu mempertimbangkan segmen pasar kecil, yang potensial akan

    menghasilkan keuntungan.

    c. Posisi persaingan

    Kadang-kadang terjadi suatu segmen mempunyai ukuran dan pertumbuhan yang

    baik, tetapi juga mempunyai potensi yang lemah dalam hal laba. Oleh karena itu,

    sebaiknya segmen pasar yang dimaksud adalah segmen pasar yang sedikit

    persaingannya.

    d. Biaya untuk mencapai segmen

    Segmen pasar yang tidak cocok dengan kegiatan pemasaran sebaiknya jangan

    dipilih. Dengan demikian, biaya pemasaran yang dikeluarkan tidak akan sia-sia.

    e. Kesesuaian tujuan dengan kemampuan perusahaan

    30

  • segmen yang telah dipilih dan ditetapkan oleh pemasar hendaknya dilaksanakan

    dan tidak mencoba segmen pasar lain yang belum direncanakan serta belum

    dipilih oleh pemasar.

    Target pasar ditentukan oleh perusahaan agar produk sampai pada pasar yang

    telah direncanakan. Apabila produk sampai pada pasar yang sesuai, maka produk

    akan diterima oleh konsumen. Diterimanya produk oleh konsumen akan

    meningkatnya keuntungan yang diterima oleh perusahaan. Keuntungan yang

    diterima oleh perusahaan dipengaruhi oleh ancaman-ancaman dari pesaing. Untuk

    itu, ancaman-ancaman yang mempengaruhi perusahaan dalam mendapatkan laba

    harus diperhatikan.

    Ancaman-ancaman persaingan tersebut meliputi berikut ini.

    a. Pesaing yang ada sebelumnya

    segmen yang sudah dimasuki oleh perusahaan lain maka menjadi tidak menarik

    lagi untuk dimasuki oleh perusahaan. Apabila tetap akan memasuki segmen

    tersebut, maka akan terjadi suatu persaingan harga yang ketat dan agresif.

    b. Pendatang baru

    suatu segmen tidak akan menarik lagi jika terdapat beberapa pesaing baru yang

    mempunyai kapasitas baru, sumber daya yang lebih baik, dan sarana bagi

    pertumbuhan pasarnya.

    c. Produk pengganti (substitute product)

    Suatu segmen pasar tidak akan menarik lagi apabila terdapat barang pengganti

    Barang pengganti tersebut akan membatasi laba dan laba potensial yang dapat

    diperoleh dari segmen tersebut.

    d. Meningkatnya kemampuan menawar

    Suatu segmen tidak akan menjadi menarik lagi apabila kemampuan menawar

    pembeli meningkat. Pembeli akan menekan harga agar bisa turun, menghendaki

    pelayanan dan kualitas yang lebih baik. Hal ini menyebabkan persaingan tidak

    sehat di antara penjual.

    e. Meningkatkan harga produk

    Suatu segmen tidak akan menjadi menarik lagi apabila penyedia meningkatkat

    harga atau menurunkan kualitas. Cara mengatasi hal tersebut dengan

    membangun relasi yang baik atau dengan menggunakan alternatif sumber dan

    bahan.31

  • 3. Positioning dalam Strategi PemasaranLangkah-langkah dalam perumusan strategi pemasaran, khususnya dalam bisnis

    eceran, seperti halnya di Sarinah Departement Store adalah menentukan segmentasi

    pasar, menentukan target pasar, dan terakhir mennetukan positioning. Untuk lebih

    jelasnya diuraikan sebagai berikut.

    a. Segmentasi Marketing

    segmentasi pemasaran dapat direncanakan melalui kerangka informasi

    konsumen serta keputusan yang biasa diambil melalui referensi analisis pasar.

    1) Demografis atau geografis, artinya mengetahui :

    a) Jenis kelamin

    b) Pendidikan

    c) Pendapatan

    d) Ukuran keluarga

    e) Etnis atau suku bangsa, dan lain-lain

    2) Psikografis atau life style, artinya bahwa pada dasarnya konsumen itu selalu berubah. Responsnya adalah harus mengubah apa yang sebenarnya

    dikehendaki oleh pelanggan yang sudah ada.

    3) Perilaku pembelian, mengetahui apa yang sebenarnya dibeli pelanggan

    dalam waktu tertentu.

    4) Media apa yang tepat digunakan agar pelanggan dapat dijangkau

    32

    1. Siapa Pelanggan (demografis/geografis)

    2. Apa yang dikehendaki oleh pelanggan (psikografis/life style)

    3. Apa yang dibeli pelanggan (perilaku pembelian)

    4. Dimana pelanggan dapat dijangkau (referensi media)

    KONSUMEN

  • Bagian 1

    Segmentasi Pemasaran

    b. Target Pemasaran

    Dari keempat butir segmentasi pemasaran maka dapat disimpulkan dan

    ditentukan target sasaran konsumen yang sebenarnya.

    1) Dari segi jenis kelamin, apakah sasarannya laki-laki atau perempuan.

    2) Dari segi pendidikan, apakah tingkat, SD, SMP, SMA atau Mahasiswa.

    3) Dari segi pendapatan, apakah sasarannya konsumen tingkat bawah,

    menengah atau elite.

    4) Dari segi ukuran keluarga, apakah sasarannya keluarga sejahtera atau pra

    sejarah.

    5) Kalau dari segi etnis, apakah sasarannya suku Sunda, Batak, Ambon atau

    yang lainnya.

    c. Positioning Marketing

    Setelah dapat ditentukan target pemasarannya, kemudian tentukan sikap,

    tindakan dan kedudukan sesuai tingkatnya, yaitu melalui hal-hal berikut ini.

    1) Produk

    a) Disajikan sesuai target marketing yang sudah ditentukan

    b) Mutu

    c) Produk life cycle

    2) Harga

    a) Penentuan cost (biaya) melalui harga-harga pokok sumber langsung.

    b) Dikaitkan dengan pola persaingan.

    3) Place

    a) Penentuan lembaga/unsur struktural yang dapat dimanfaatkan

    untuk penyaluran.

    b) Penentuan unsur logistik yang menyangkut arus, waktu,

    kuantitas, arah tujuan, dan pembiayaan.33

  • 4) Promosi

    a) Personal selling

    b) Publicity

    c) Advertising

    d) Sales promotion

    E. Jenis dan Spesifikasi Barang

    Barang diartikan sebagai atribut dan secara fisik dapat diraba dalam bentuk

    yang nyata, sedangkan makna produk, menurut J. Stanton, adalah suatu sifat yang

    kompleks, baik dapat diraba maupun tidak dapat diraba, termasuk bungkus, warna,

    harga, pretise perusahaan dan pengecer, serta pelayanan perusahaan yang diterima

    oleh pembeli untuk memuaskan keinginan atau kebutuhannya.

    Barang-barang tersebut dikelompokkan menjadi dua, yaitu sebagai berikut :

    Gambar 1

    Barang Merupakan

    Atribut Secara fisik

    Dapat Diraba1. Kelompok Barang Ber dasarkan Kepuasan Segera dan

    Kesejahteraan Konsumen Jangka Panjang

    a. Solutary Product (barang yang bermanfaat)

    Solutary Product, yaitu barang-barang yang mempunyai daya tarik sangat

    rendah, tetapi dapat memberikan manfaat yang sangat tinggi kepada konsumen

    dalam jangka panjang. Contoh, detergen dengan fosfat sangat rendah.

    b. Deficient Product (barang yang kurang sempurna)

    Deficient Product, yaitu barang-barang yang tidak mempunyai daya tarik tinggi,

    tetapi tetap mempunyai manfaat untuk konsumen. Contoh, obat-obatan yang

    rasanya pahit, tetapi manju mengobati penyakit.

    34

  • c. Pressing Product (barang yang sifatnya menyenangkan)

    Pressing Product, yaitu barang-barang yang segera memberikan kepuasan

    kepada si pembeli, akan tetapi dapat berakibat sangat buruk bagi para pemakai

    barang tersebut. Contoh rokok, minuman keras, ganja, kokain, dan sebagainya.

    d. Desirable Product (barang yang sangat diperlukan)

    Desirable Product, yaitu yang barang dapat memberikan kepuasan dengan

    segera dan dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Contoh, barang ini sangat

    diperlukan dan dipakai secara terus menerus (makanan dan minuman yang

    bergizi)

    2. kelompok Barang Menurut Tujuan Pemakaian

    a. Barang konsumsi (Consumer Goods)

    Barang konsumsi merupakan barang-barang yang dapat dibeli untuk

    dikonsumsi. Pembelian barang-barang jenis ini berdasarkan atas kebiasaan

    membeli dari konsumen. Berdasarkan kebiasaan pembelian inilah barang

    konsumsi dapat dibedakan lagi menjadi empat golongan, yaitu sebagai berikut.

    1) Convenience goods (barang kebutuhan sehari-hari). Convenience goods

    dapat dikelompokkan berupa berikut ini.

    a) Barang pokok, yaitu barang yang dibeli secara tetap, misalnya beras,

    sabun, dan pasta gigi.

    b) Barang impulsif, yaitu barang yang dibeli tanpa perencanaan, misalnya

    permen, cokelat, dan es.

    c) Barang darurat, barang yang dibeli atas dorongan kebutuhan, misalnya

    payung di musim hujan.

    2) Shopping goods (barang belanjaan), barang yang pembeliannya perlu

    dipertimbangkan, harga relatif mahal, perbandingan mutu, dan lain-lain,

    misalnya mobil, motor, peralatan rumah tangga, dan pakaian.

    3) Speciality goods (barang khusus), merupakan barang dengan ciri khas

    yang mampu menarik konsumen dalam berbelanja, misalnya mobil mewah

    dan gaun malam yang mewah.

    4) Unsought goods (barang yang tidak dicari), yaitu barang-barang yang

    tidak diketahui atau diketahui konsumen, namun secara normal tidak

    berpikir untuk membelinya, misalnya asuransi jiwa, batu nisan, dan tanah

    kuburan.35

  • b. Barang Industri (Industrial Goods)

    Barang industri merupakan barang yang dibeli untuk diproses lagi atau untuk

    kepentingan dalam industri. Konsumen atau pembeli dari barang-barang ini

    adalah perusahaan, lembaga, organisasi, termasuk organisasi nonprofit atau

    organisasi yang tidak berorientasi mencari laba. Barang industri dapat

    digolongkan sebagai berikut.

    1) Bahan dan suku cadang, barang-barang yang seluruhnya masuk dalam

    produk jadi, antara lain :

    a) Bahan baku, meliputi hasil pertanian yaitu barang yang dihasilkan dari proses pengolahan tanah dan tanaman, misalnya beras, kapas, ternak,

    buah-buahan, dan sayur-sayuran. Bahan baku juga meliputi barang hasil

    alam, yaitu segala macam barang yang dihasilkan oleh alam, misalnya

    kayu, minyak bumi, biji besi.

    b) Bahan jadi dan suku cadang, meliputi bahan komponen, umumnya masih

    diolah kembali, misalnya benang tenun menjadi kain. Selain bahan

    komponen, bahan jadi dan suku cadang juga meliputi suku komponen

    yang seluruhnya masuk ke dalam barang jadi, tanpa perubahan bentuk

    dan sifat, misalnya ban dan motor kecil.

    2) Barang modal, barang-barang yang sebagian masuk ke hasil barang jadi

    akhir. Barang ini meliputi :

    a) Instalasi, yaitu alat produksi utama dalam sebuah pabrik atau perusahaan

    yang dapat digunakan untuk jangka panjang, misalnya tangga berjalan,

    komputer, generator, dan mesin bor.

    b) Peralatan ekstra (tambahan), yaitu alat-alat yang dipakai untuk

    membantu instalasi. Peralatan ini terdiri atas peralatan pabrik dan

    perkakas yang mudah dibawa, misalnya perkakas tangan dan alat

    pengungkit. Selain itu, peralatan ekstra juga meliputi peralatan kantor,

    misalnya mesin tik, mesin teleks, dan meja kantor/

    3) Pembekalan dan pelayanan (supplies and services), merupakan padanan

    dari barang-barang kemudahan di bidang industri karena barang-barang

    tersebut pada umumnya dibeli dengan usaha minimal dengan dasar

    pembelian kembali.36

  • a) Pembekalan operasional, misalnya batu bara, pita mesin tik, tinta printer,

    dan minyak pelumas.

    b) Jasa nasihat bisnis, konsultasi bisnis manajemen, dan biaro iklan

    Tabel 1

    Karakteristik Barang Konsumsi

    NoKarakteristik Barang

    Konsumsi

    Convenience

    Goods

    Shopping

    GoodsSpeciality Good

    1 Waktu dan tenaga yang

    dikeluarkan

    Sangat sedikit Banyak sekali Mungkin membeli

    di toko terdekat

    atau jauh2 Waktu untuk

    merencanakan pembeli

    Sangat sedikit Banyak sekali Banyak sekali

    3 Penawaran kebutuhan Dengan segera Relatif lama Relatif lama4 Apakah ada pembandingan

    kualitas dan harga

    Tidak Ya Tidak

    5 Harga Rendah Tinggi Tinggi6 Frekuensi pembelian Sering Jarang Jarang7 Penting/tidak penting Tidak penting Sering sangat

    penting

    Tidak dapat dilihat

    secara umum

    3. Barang-Barang di Supermarket

    Barang dikelompokkan menjadi tiga, yaitu barang supermarket, barang

    fresh, dan barang fashion. Pengelompokan barang tersebut dispesifikasikan

    kembali menjadi beberapa departemen. Pada pembahasan yang pertama ini akan

    dibahas tentang barang supermarket. Barang supermarket meliputi departemen-

    departemen berikut ini.

    a. Departemen Food

    Departemen food, yaitu meliputi semua makanan, khususnya makanan

    ringan (snack) yang banyak dikonsumsi oleh anak-anak.

    1) Milk dan milk product (susu untuk bayi sampai dewasa).2) Biscuits (sejenis wafer dan cracker).3) Drink (jenis minuman berenergi, obat, soda atau jus).4) Canned food (makanan yang diawetkan dalam kaleng, seperti sarden,

    corned, dan sebagainya).

    37

  • 5) Snack (makanan ringan, termasuk hasil industri rumah tangga, misalnya kerupuk, kacang-kacangan, dan sebagainya).

    6) Seasoning (aneka macam bumbu masak lokal, nasional, dan internasional).

    7) Local basic (sembilan bahan pokok atau sembako, seperti beras, telor, minyak dan sebagainya).

    8) Bakery (seperti roti tawar, roti manis, dan sebagainya).9) Baking needs (jenis-jenis bahan untuk pembuatan kue, seperti ovelet,

    pernifan, TBM, dan sebagainya).

    10) Candies dan chocolate (permen dan coklat).11) Noodles (mie dan jenis-jenisnya).12) Breakfast (untuk sarapan minuman, seperti kopi, teh, sereal, dan sebagainya).

    13) Cooking oil (minyak goreng, seperti Sania, Bimoli, Avena dan sebagainya).

    14) Syrup (minuman sari buah, seperti sirup ABC, Marjan dan sebagainya).

    15) Dry goods (makanan yang diawetkan dengan cara dikeringkan seperti ikan asin, kacang tanah, kacang kedelai, dan sebagainya).

    b. Departemen NoonfoodDepartemen nonfood, yaitu meliputi barang-barang selain makanan.

    1) Hair care (aneka bahan untuk perawatan rambut, seperti sampo, minyak rambut, dan sebagainya).

    2) Body care (aneka bahan untuk perawatan tubuh, seperti sabun mandi, hand and body lotion, dan sebagainya).

    3) Skin care (aneka bahan untuk perawatan kulit, misalnya obat jerawat, pelembab, pemutih, dan sebagainya).

    4) Mouth care (aneka bahan perawatan gigi, seperti pasta gigi, sikap gigi, obat kumur, seperti Listerin dan sebagainya).

    5) Cleaning aid (aneka bahan untuk pembersih dan pengharum lantai, pembersih pakaian, dan sebagainya).

    6) Insect killer (pembunuh serangga, seperti Baygon dan sejenisnya).

    38

  • 7) Air freshness (pengharum ruangan, misalnya Bayfresh).8) Tissue and piper product (aneka tisu dan kelengkapan wanita, misalnya tisu Passeo, Nice, Keenex, dan sebagainya).

    9) Kosmetik tradisional (aneka kosmetik tradisional, misalnya alat

    lulur, sabun lulur), dan kosmetik internasional (Mirabella, Olay, Masker,

    dan sebagainya).

    10) Obat-obatan (aneka obat yang tidak dimakan, seperti

    Handsaplast, Bethadine, dan sejenisnya.

    c. Departemen House HoldDepartemen house hold adalah perlengkapan rumah tangga.

    1) Electrical (peralatan yang menggunakan listrik, misalnya magic jar, setrika, dan sebagainya).

    2) Party wear (perlengkapan pesta, misalnya piring kertas, sendok plastik, dan sebagainya).

    3) Seasonal good (barang musiman, seperti payung dan jas hujan).4) Luggage (tas dan koper).5) Hard ware (perlengkapan untuk bengkel, seperti palu, tang, dan sebagainya).

    6) Souvenir (barang pajangan, hiasan, dan cendera mata, misalnya jam).

    7) Plastic ware (perlengkapan rumah tangga dari bahan plastik).8) Kitchen ware (perlengkapan dapur, seperti kompor gas dan wajan).

    9) Melamine ware (perlengkapan yang terbuat dari melamin seperti piring, sendok, garpu dan sebagainya).

    10) Cleaning equipment (perlengkapan kebersihan, seperti sapu lantai, sapu pel, dan keset).

    11) Glass ware (perlengkapan dari kaca atau beling, misalnya gelas, piring, cangkir, dan sebagainya).

    12) Cotton goods (kain kartun, misalnya celana dalam dan kaos dalam).

    d. Departemen Toys

    39

  • Departemen toys adalah sebuah saran atau tempat atau barang-barang yang

    disediakan khusus untuk anak-anak. Jenis-jenis toys terdiri atas berikut ini.

    1) Soft toys (mainan yang lembut untuk perempuan).2) Battered operated toys for boys (aneka perlengkapan mainan anak laki-laki, seperti mobil-mobilan, pistol-pistolan, robot-robotan, dan

    sebagainya).

    3) Battered operated toys for girls (aneka perlengkapan mainan anak perempuan, seperti boneka, alat untuk masak-masakan, dan

    sebagainya).

    4) Games (permainan tradisional dan internasional, misalnya ular tangga, bola basket, dan catur).

    5) Education toys the other (aneka mainan untuk pendidikan, misalnya catur, scrable/mainan menyusun huruf, leggo/mainan membuat

    konstruksi jembatan, rumah, gedung, dan sebagainya).

    e. Departemen StationaryDepartemen stationary meliputi semua peralatan tulis dan kantor, seperti :

    1) pensil,

    2) penghapus,

    3) penggaris,

    4) perlengkapan komputer,

    5) perlengkapan mesin ketik, dan yang lainnya.

    4. Jenis, Sifat dan Spesifikasi Barang Supermarket

    Jenis barang supermarket telah ditentukan dalam pembagian departemen

    dan pembagian tersebut adalah pengklasifikasian barang berdasarkan jenis-

    jenisnya, seperti departemen food, berarti kelompok barang jenis makanan;

    departemen nonfood, berarti pengelompokan barang jenis bukan makanan;

    departemen house hold, berarti pengelompokan barang jenis perlengkapan

    rumah tangga; departemen toys, berarti pengelompokan barang jenis peralatan

    permainan anak; dan departemen stationary adalah pengelompokan barang jenis

    peralatan tulis dan kantor.

    Sifat barang supermarket adalah perbedaan sifat atau karakter antara

    barang yang satu dengan yang lainnya pada departemen yang sama, misalnya 40

  • perbedaan sifat drinks dan biscuits, yaitu bersifat minuman dan makanan yang

    sama ada pada departemen food.

    Spesifikasi barang supermarket adalah perbedaan kualitas dan kuantitas

    jenis barang dengan merek yang berbeda dalam satu sifat dan satu departemen

    misalnya fruit tea dan fresh tea.

    Untuk lebih jelasnya tentang jenis, sifat, dan spesifikasi barang

    supermarket dapat diperhatikan pada tabel berikut ini.

    Tabel 2

    Spesifikasi Barang Konsumsi

    Jenis

    DepartemenSifat

    SpesifikasiMerk Kualitas

    Food Noodles Sarimi

    PT. Indofood Sukses Makmur

    Tbk. Jakarta Indonesia.

    Komposisi :

    -

    tepung terigu

    -

    minyak sayur

    -

    tepung tapioka

    -

    pengatur keasaman

    -

    pemantap

    -

    pewarna

    -

    antioksidanMie Sedap

    PT. Prakarsa Alam Segar

    Jakarta Indonesia

    Komposisi :

    -

    tepung terigu

    -

    minyak sayur41

  • -garam

    -

    pengental

    -

    pengatur

    -

    keasaman

    -

    pewarna

    -

    zat besi

    F. SOP (Standard Operating Procedure) Penataan Produk dari Suatu PerusahaanPada pembahasan ini akan dipelajari tentang SOP penataan produk barang

    supermarket sesuai prosedur perusahaan ritel. SOP penataan produk adalah langkah-

    langkah yang harus ditempuh pada penataan produk yang dijadikan acuan (standar)

    dalam penataan untuk menarik perhatian konsumen untuk keputusan membeli.

    Upaya menata produk disebut juga dengan istilah Visual Marchandising (VM).

    Lebih jelasnya, visual merchandising adalah penataan produk yang tujuannya untuk

    menarik perhatian konsumen, di mana langkah-langkah dalam VM di antaranya

    dapat dilakukan dengan display dan label. Untuk itu perlengkapan-perlengkapan

    yang diperlukan dalam menyusun visual merchandising di antaranya adalah label

    dan display yang lebih jelasnya adalah sebagai berikut.

    1. Labelling

    Setiap barang yang akan di-display harus diteliti terlebih dahulu, mencakup :

    a. apakah sudah diberi label atau belum?

    b. jika tidak perlu dilabel karena sudah memiliki bar code, apakah bar code tersebut sudah di-input ke komputer atau belum?

    Hal tersebut perlu dilakkan untuk membantu memperlancar operasional.

    Ketentuan label harus memuat informasi tentang :

    a. tanggal receiving

    42

  • b. kode barang (PLU)

    c. kode supplier,d. bar code

    e. harga jual (tidak selalu ada)

    f. memeriksa kesesuaian antara brand (merek), article (tipe), size (ukuran)keterangan:

    1) brand (Merek) : Canon

    2) article (Tipe) : IP1000 ASA HVT

    3) Size (Ukuran) : 9571A008 (AA)

    2. Display

    Display adalah suatu tindakan menampilkan, menaruh, meletakkan produk

    pada suatu tempat sedemikian rupa sehingga menarik perhatian. Display tidak

    dapat dipisahkan dengan fungsi-fungsi lain, misalnya memberi hiasan

    (decoration) dan gambar (design). Kedua fungsi ini saling mengisi untuk satu

    faktor tujuan, yaitu menarik perhatian. Dalam hal ini, display terkait dengan

    faktor pembantu seperti warna, tata letak, pencahayaan, penempatan produk

    yang tepat, dan lain sebagainya.

    SOP display di swalayan untuk barang supermarket paling awal yang harus

    diperhatikan adalah penggunaan ruangan. Penggunaan ruangan harus

    disesuaikan dengan hal berikut ini.

    a. Kategori Produk

    Produk terdiri atas berbagai macam penggolongan, yaitu food, nonfood,

    fresh GMS, stationary, dan sebagainya. Dalam penggunaan ruang produk di-

    display harus sejenis, misalnya porduk deterjen ditata dalam satu lorong,

    produk pembersih lantai ditata dalam satu lorong juga. Hal ini memberikan

    kemudahan bagi konsumen untuk memilih produk yang akan dibeli.

    b. Ukuran Kemasan

    Dalam pen-display-an harus memperhatikan faktor keamanan apabila produk

    itu riskan atau mudah bocor. Untuk produk tersebut, penataan tidak

    dibenarkan ditempatkan di bagian atas. Penataan yang kategori kecil

    ditempatkan di bagian atas dan yang ketegori besar ditempatkan di bagian

    bawah.

    43

  • Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dijalankan dalam penataan produk di

    swalayan adalah sebagai berikut:

    a. Produk ditempatkan dalam kategorinya.

    b. Facing/jumlah tier produk sesuai dengan market sharec. Pengaturan secara horizontal atau vertikal untuk masing-masing jenis brand. d. Pengaturan produk sesuai dengan arah lalu lintas pengunjung lain, misalnya

    POP yang digantung Sania Jerigen 5lt dengan harga Rp 29.975,00 diubah

    menjadi harga sebenarnya, yaitu Rp 27.975,00 dan harga awal diberi tanda

    silang. POP biasa berupa label, SKU, dan lain-lain.

    e. Rotasi produk FIFO (First In First Out), artinya dalam persediaan barang, produk yang pertama masuk, barang itulah yang pertama dikeluarkan,

    perhatikan expire date-nya.

    Ada lima cara pen-display-an sebagai contoh pedoman penataan produk, antara

    lain sebagai berikut.

    a. Letakkan barang sesuai ukuran besar atau berkesan berat di bawah dan

    barang ukuran kecil berkesan lebih ringkas di atas.

    b. Usahakan untuk memperoleh tinggi barang yang sama.

    c. Facing suatu produk menghadap ke depan.d. Usahakan tinggi tiap jalur sama (top sky line).e. Gunakan eye technique/eye catching dan colour breaking, yang mempunyai

    tujuan memajangkan barang agar ada perhatian dari konsumen. Maksud dari

    eye techinique/eye catching adalah teknik memajangkan berdasarkan luas

    area pandang (mata) seseorang. Luas area pandang tersebut artinya, produk

    dipajang berdasarkan tatap muka yang pertama kali dilihat, penataan produk

    ini biasanya produk yang sedang tren dan sebagainya.

    Pen-display-an yang baik, teliti, dan teratur akan memberikan lima

    kemudahan baik, bagi konsumen maupun pihak perusahaan, yaitu:

    a. Mudah untuk dimengerti,

    b. Mudah untuk dilihat,

    c. Mudah memilih,

    d. Mudah diambil dan diletakkan kembali, dan

    e. Mudah dirapihkan.

    44

  • Selain hal-hal diatas, display juga memiliki beberapa manfaat yang akan

    menguntungkan bagi pihak perusahaan, yaitu:

    a. Meningkatkan penjualan,

    b. Meningkatkan store image,c. Meminimumkan out of stock (barang yang kosong), dand. Mengidentifikasi laku tidaknya suatu produk.

    Perlu diketahui, bahea pen-display-an yang baik akan mendatangkan hasil

    yang baik pula bagi perusahaan. Pendukung pen-display-an yang baik di

    antaranya seperti berikut.

    a. POP

    POP merupakan suatu himbauan yang ditunjukkan kepada pembeli agar

    timbul keinginan untuk membeli.

    b. Peralatan display barang supermarketAlat display yang dipergunakan dalam penataan produk supermarket terdiri

    atas berikut ini.

    1) Gondola, yaitu peralatan display yang terdiri atas shelving atau rak panjang secara utuh.

    2) Chelving, yaitu alat pemajangan yang merupakan bagian dari gondola yang biasa disebut rak.

    3) Showcase, yaitu alat pajang berupa etalase untuk penjualan daging segar, sosis, dairy, dan sebagainya. Showcase digunakan untuk produk yang

    expire date-nya pendek.

    4) Showcase chiller, tempat pemajangan buah, daging, sayur, dairy, dan sebagainya.

    5) Frozen island, yaitu sarana pajang untuk produk beku, seperti ice cream, chicken nugged, sayuran, dan sebagainya.

    6) Wagon, adalah boks besar untuk menyimpan produk yang sedang promo atau diskon.

    7) Single hook, berupa gantungan, biasanya untuk pemajangan produk seperti sikat gigi, snack, sosis dan sebagainya.

    8) Hambalan, yaitu kayu yang letaknya di bawah bagian dasar untuk peralatan display.

    45

  • 9) End gondola, yaitu gondola akhir yang paling ujung dan untuk disewakan.

    c. Istilah dan perlengkapan display barang supermarket1) SKU, keterangan yang menunjukkan nama produk, harga, nomor, PLU

    produk.

    2) Bay, yaitu susunan pemajangan produk di rak satu baris ke bawah.3) Tier, yaitu barusan pemajangan produk ke belakang, pemajangan dalam

    satu rak biasanya terdiri atas beberapa tier.

    4) Face, yaitu pemajangan produk tampak muka harus menghadap depan, jangan terbalik, miring dan sebagainya.

    5) POP (Point Of Purchase), yaitu keterangan mengenai nama produk, harga ataupun sarana bantu promosi penjualan.

    6) Floor display, yaitu pemajangan pada lantai.7) COC (Check on Counter), yaitu pemajangan produk yang menempel di

    depan kassa.

    8) PLU (Price Look Up Unit), yaitu nomor identitas barang yang berfungsi untuk pencatatan komputerisasi.

    9) Piramid, yaitu hambalan yang terdiri atas dua tingkat untuk pemajangan floor display.

    d. Cara penataan produk supermarket

    Cara-0cara dalam penataan produk supermarket di antaranya adalah berikut

    ini.

    1) Barang supermarket yang akan di tempatkan hendaknya berurutan terdiri

    atas beberapa jenis barang, antara lain:

    a) barang yang sangat dibutuhkan oleh konsumen,

    b) barang yang sama dan efisien penggunaannya,

    c) barang yang sedang tren,

    d) barang yang berkualitas baik, dan

    e) barang yang berprestasi.

    2) Brand blocking secara verticalBrand blocking secara vertical, yaitu penempatan barang supermarket

    yang sejenis berderet kea rah vertical atau atas bawah dan merek barang

    46

  • juga harus terlihat di bagian muka secara vertikal. Penempatan barang

    secara vertical berarti menempatkan barang:

    a) dari atas ke bawah secara sistematis,

    b) disusun sesuai jenis dan klasifikasinya,

    c) barang disusun berdasarkan ukuran, dari yang terkecil sampai yang

    terbesar atau sebaliknya,

    d) warna barang disusun dari warna muda sampai warna tua atau

    sebaliknya,

    e) harga barang di letakkan dari harga murah ke harga mahal, atau

    sebaliknya

    f) barang disusun dari atas ke bawah atau sebaliknya menurut jenis,

    kategori, bentuk, dan sifatnya.

    Penempatan barang dagangan secara vertical dapat dilakukan di berbagai

    display, seperti berikut ini.

    a) Shelving (rak)Rak barang biasanya digunakan untuk barang dagangan sehari-hari,

    misalnya pasta gigi, sabun mandi, sabun cuci, sampo, dan

    sebagainya. Untuk lebih jelasnya, lihat penataan produk berikut.

    Bagan 2 Penempatan Produk Secara Vertikal

    Deodoran Sikat Sampo Pasta Gigi Sabun MandiDeodoran Sikat Sampo Pasta Gigi Sabun MandiDeodoran Sikat Sampo Pasta Gigi Sabun Mandi

    b) Gondola

    Gondola merupakan jenis rak yang bentuknya memiliki dua muka

    dan masing-masing muka mempunyai fungsi yang sama. Gondola

    dapat digunakan untuk menempatkan barang berupa makanan dan

    minuman dalam satu kemasan dapat berdiri, seperti susu kemasan,

    susu kotak, dan sebagainya.

    3) Brand blocking secara horizontalBrand blocking secara horizontal, yaitu penempatan barang supermarket

    satu jenis berderet horizontal dari arah kiri ke kanan atau arah melebar

    dan merek barang harus dapat terlihat dari depan. Cara penempatan

    barang seperti ini di supermarket jarang digunakan karena tidak efisien. 47

  • Penempatan barang seperti ini sangat sulit dijangkau oleh calon pembeli.

    Adapun kelemahan penempatan barang dagangan secara horizontal

    adalah sebagai berikut.

    a) pelanggan mondar-mandir untuk mencari barang yang diperlukannya.

    b) memberikan kesan bahwa terbatasnya barang yang dijual.

    c) barang yang dilihat dan dijangkau pembeli terbatas.

    d) memberikan kesan yang tidak beraturanBagan 3 Penempatan Produk secara Horizontal

    Pasta Gigi Pasta Gigi Pasta Gigi Pasta Gigi Pasta GigiSabun Sabun Sabun Sabun SabunSampo Sampo Sampo Sampo Sampo

    G. Keterampilan dalam Menginterprestasikan Perencanaan Visual Penataan

    Produk

    Setelah mempelajari tentang pengetahuan produk supermarket, segmentasi

    dan visual merchandising, langkah selanjutnya adalah peserta didik harus dapat

    menerapkan pengetahuan tersebut untuk menjadi sebuah keterampilan yang

    professional di bidang VM. Dalam melakuan praktik menginterprestasikan

    perencanaan VM maka langkah yang harus dikerjakan adalah sebagai berikut.

    1. Memilih segmen pasar yang akan dijadikan target dan penentuan

    kebijakan dalam pengadaan barang, misalnya dapat diperhatikan pada table

    berikut ini.

    Table 3

    Penentuan Segmen, Target, dan Posisi Pasar

    Segmentasi Targeting PositioningSegementasi yang dipilih

    adalah berdasarkan

    demografis:

    a. Jenis kelamin,

    b. Status perkawinan

    c. Agama,

    d. Jabatan, dan

    e. Pendidikan

    Konsumen yang paling

    pontesial di daerah

    tempat supermarket itu

    berada adalah

    lingkungan pendidikan

    Kebijakan yang diambil

    oleh perusahaan untuk

    menyediakan barang-

    barang untuk keperluan

    pendidikan. Dengan

    menentukan:

    a. Produk

    b. Harga,

    48

  • Segmentasi Targeting Positioningc. Tempat, dan

    d. promosi

    2. Mengidentifikasi barang supermarket yang akan dijual

    Cara mengidentifikasi barang dikategorikan berdasarkan jenis, macam, dan

    spesifikasinya, misalnya dapat dilihat pada table berikut ini.

    Tabel 4

    Identifikasi Barang Supermarket

    Jenis

    DepartemenSifat

    SpesifikasiMerek Kualitas

    Stationary Kertas

    tulis HVS

    Bola Dunia

    PT Pindo Deli Pulp & Paper

    Mills Tbk. Jakarta Indonesia

    - Whiter & smoother

    - High Quality Print

    Result

    - Trouble-Freejam

    - No Transparency

    - Penghargaan:

    - ISO 9001

    - ISO 14001

    - ISO 9706

    - Sustainable Forest

    FibreKertas

    tulis HVS

    Office-Mate

    CV Dirgahayu Mfg. Co.

    Sidoarjo-East

    Java Indonesia

    - Laser Printers

    - Fax

    - Copier

    - Inkjet Printer

    3. Menata produk sesuai prosedur perusahaan

    Dalam penataan produk atau visual merchandising barang supermarket ada dua

    tahapan, yaitu tahap pelabelan dan tahap display.

    4. Melaksanakan kode etik APLI bagian 2Melaksanakan kode etik APLI bagian 2 di antaranya yang paling berhubungan dengan VM adalah mengenai kode etik dalam literature, yaitu:a. literatur promosi,

    49

  • b. literatur iklan,c. literatur surat penawaran via pos, ataud. literatur label produkkode etik lainnya adalah tidak boleh memuat keterangan, pertanyaan atau gambar yang menyesatkan atau tidak benar. Selain itu, harus menyebutkan nama, alamat, atau nomor telepon perusahaan atau penjual langsung.

    H. Sikap dalam Menginterprestasikan Perencanaan Visual Penataan ProdukDalam menginterprestasikan perencanaan visual penataan produk dibutuhkan

    sikap-sikap yang baik sesuai dengan pedoman dasar SOP, yaitu sebagai berikut.1. Cermat

    Harus cermat menginterprestasikan perencanaan visual tersebut. Diantaranya dapat dilakukan dengan cara:a. spesfikasi barang dengan benar,b. berdiri, duduk, dan gerakan sesuai kebutuhan,c. berbicara jelas dan lantang,d. lakukan seperti baru pertama kali,e. dorong diri dengan kalimat yang bersemangat, danf. berikan perhatian terhadap persoalan interpretasi visual.

    2. Teliti Pelayanan harus teliti dalam menginterpretasikan visualisasi penataan

    produk. Diantaranya dapat dilakukan dengan cara:a. memperhatikan setiap proses yang dilaksanakan,b. amati dengan seksama barang yang telah ditata, danc. periksa dokumen-dokumen barang yang ditata, apakah telah dipasangkan

    atau belum.3. Bertanggung Jawab

    Pelayanan harus bertanggung jawab dalam menginterprestasikan visualisasi penataan produk sesuai dengan tingkat wewenangnya pada perusahaan tersebut. Di antaranya dengan:a. menampung masukan mengenai penataan dari supervisor atau kolega,b. disalurkan pada petugas yang berwenang di perusahaan, danc. meneruskan kembali proses penataaan dengan benar.

    50

  • Rangkuman

    1. Penataan produk atau istilah lainnya display adalah suatu cara penataan produk, terutama produk barang yang diterapkan oleh perusahaan tertentu, tujuannya agar

    dapat menarik minat konsumen.

    2. Landasan hukum perlindungan konsumen dengan persetujuan Dewan Perwakilan

    Rakyat Republik Indonesia, memutuskan dan menetapkan Undang-Undang

    Republik Indonesia No.8 Tahun 1999 pasal 7 tentang Perlindungan Konsumen

    mengenai hak dan kewajiban pelaku usaha.

    3. Kode etik sedunia diterbitkan oleh Federasi Sedunia Asosiasi Penjualan Langsung (WFDSA) bagi para anggota asosiasi nasional penjual langsung mengacu pada

    WFDSA tersebut. Kode etik ini menyangkut hubungan antara perusahaan-

    perusahaan penjualan langsung dan para penjual langsung di suatu pihak dan para

    konsumen di lain pihak, antara perusahaan penjualan langsung dengan anggota dan

    calon anggota independen atau mandiri, dan juga di antara perusahaan-perusahaan

    penjual langsung sendiri. Kode etik ini bertujuan memberikan kepuasan dan

    perlindungan kepada semua pihak yang berkepentingan, memajukan kompetisi yang

    sehat dalam rangka system dunia usaha bebas, dan peningkatan citra umum dari

    kegiatan penjualan langsung.

    4. Kelompok barang berdasarkan kepuasan segera dan kesejahteraan konsumen jangka panjang adalah sebagai berikut.

    a. Solutary product (barang yang bermanfaat)b. Deficient product (barang yang kurang sempurna)c. Pressing product (barang yang sifatnya menyenangkan)d. Desirable product (barang yang sangat diperlukan)Kelompok barang menurut tujuan pemakaian adalah sebagai berikut

    a. Consumer goods (barang konsumsi)b. Convenience goods (barang kebutuhan sehari-hari)c. Shopping goods (barang belanjaan)d. Speciality unsought goods (barang yang tidak dicari)Pengklasifikasian atau pengelompokkan barang adalah memudahkan pengelolanya.

    Bagi produsen dan penjual, pengklasifikasian barang akan memudahkan dalam hal:

    a. penyimpanan barang ke gudang,

    b. pengambilan barang dari gudang,51

  • c. penataaan di ruang pajang, dan

    d. pengawasan dan pemeliharaan barang.

    5. Segmentasi pasar adalah pengelompokan pasar menjadi kelompok-kelompok konsumen yang homogeny. Di mana dalam tiap kelompok (bagian) dapat dipilih