75003082 peta kedudukan modul
DESCRIPTION
sdasdTRANSCRIPT
-
Peta Kedudukan Modul
Modul Menata Produk ini merupakan salah satu kompetensi yang harus dikuasai
dan sebagai bagian dari rangkaian pembelajaran dari kompetensi-kompetensi yang
lainnya. Di mana antara satu komptensi dengan komptensi yang lainnya ada keterkaitan
sehingga cara mempelajarinya harus berurutan dan tuntas dari setiap komptensi yang
disajikan. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada peta kedudukan modul berikut ini.
Dari peta kedudukan modul diatas dapat diperhatikan bahwa Kompetensi Menata
Produk berada pada posisi paling awal. Untuk itu, dalam mempelajari kompetensi
Menata Produk ini, tidak ada persyaratan harus mempelajari terlebih dahulu kompetensi
yang lain. Peserta didik dapat langsung mempelajarinya dengan seksama. Keterangan
lebih rinci dari bagan kompetensi di atas adalah sebagai berikut.
PDG.OO.03.025.01 : Menata Produk
PDG.OO.02.028.01 : Melakukan Negosiasi
PDG.OO.02.029.01 : Melakukan Konfirmasi Keputusan Pelanggan
PDG.OO.02.034.01 : Melakukan Proses Administrasi Transaksi
PDG.OO.02.036.01 : Melakukan Penyerahan atau Pengiriman Produk
PDG.OO.02.037.01 : Menagih Pembayaran (Hasil Penjualan)
PDG.OO.02.038.01 : Menyiapkan dan Mengoperasikan Peralatan Transaksi di
Lokasi Penjualan
1
PDG. OO02 043.01
PDG. OO02 037.01
PDG. OO02 036.01
Menata Produk
PDG. OO02 038.01
PDG. OO02 034.01
PDG. OO02 029.01
PDG. OO02 028.01
PDG. OO03 025.01
-
PDG.OO.02.043.01 : Menemukan Peluang Baru dari Pelanggan
2
-
Glosarium
APLI (Asosiasi Penjual Langsung Indonesia): asosiasi nasional dari perusahaan penjual
yang mewakili kepentingan industri penjualan di Indonesia dan satu-satunya
di Indonesia yang diakui oleh WFDSA.
Administrator Kode Etik: seseorang atau sesuatu badan independen yang ditunjuk oleh
APLI guna memantau ketaatan perusahaan-perusahaan anggota pada kode
etik APLI dan merupakan sarana guna menyelesaikan pengaduan atas
pelanggaran kode etik.
Bay: alat pemajangan atau pen-display-an barang dagangan dari atas ke bawah
Bins: alat pemajang buah, buahnya ada yang miring adapula yang lurus.
Branded: barang dijual dengan cara diikatkan, seperti sisir, cermin, dan minyak wangi
diikatkan menjadi satu.
Brand Blocking: penempatan barang dengan ketentuan merek barang harus terlihat di
bagian muka.
Casual: kategori sepatu santai dengan tali, gesper ataupun jenis mocasin.
Cash and Carry: harga barang dibayar terlebih dahulu sebelum barang dibawa atau
uang diterima penjual, baru barang dikirim kepada pembeli.
Chief Operation: kepala bagian operasional yang membawahi beberapa supervisor,
seperti supervisor supermarket dan fashion.
Chiller: tempat pemajangan untuk buah dan daging.
COC: pemajangan produk yang menempel di depan kassa.
Cool Room: ruangan dingin untuk penyimpanan produk fresh.
Departemen Buyer: divisi yang diberi wewenang untuk menangani pembelian barang
berikut surat-suratnya.
Departement Fresh: bagian yang menangani produk-produk yang segar seperti sayuran,
buah, dan daging.
Dead Stock: barang yang tidak laku sama sekali
Gondola: peralatan display yang terdiri atas chelving atau rak.
Hambalan: kayu yang letaknya di bawah sebagai dasar bagi penempatan display.
Kontan atau Cash: pembayaran harga barang secara tunai bersama dengan surat
pesanan, baik dengan cek maupun uang.
3
-
Konsumen: setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam masyarakat,
baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk
hidup lainnya dan tidak untuk diperdagangkan.
Label: adalah keterangan tentang harga produk yang ditempel pada barang atau
kemasan.
Mesin Wrapping: mesin untuk peralatan departemen fresh agar produk tetap segar.
MIS (Management Information System): petugas pengolah data, di antaranya
menyediakan (software), pengadaan hardware, dan mengelola data di pusat.
Mocasin: jenis sepatu slip on tanpa tali dan umumnya dijahit tangan.
Nampan: sejenis baki.
Over Stock: persediaan barang banyak bahkan melebihi ketentuan.
Pantofel: kategori sepatu formal dengan tali, gesper, atau sejenis mocasin.
Penjualan: penjualan meliputi kegiatan menghubungi calon-calon pelanggan
(customer), menawarkan dan memperagakan produk, menerima order, dan
mengirimkan atau mengantarkan barang, serta menagih pembayaran.
Penjualan Arisan: penjualan melalui penjelasan dan peragaan produk kepada
sekelompok calon pelanggan oleh seorang penjual langsung, biasanya di
rumah seseorang yang sengaja mengundang kelompok tersebut.
Penjualan Langsung: pemasaran produk secara langsung kepada konsumen, biasanya di
rumah, di tempat kerja, dan tempat-tempat lain di luar lokasi-lokasi permanen
pengecer. Penjualan langsung ini biasanya melalui penjelasan atau peragaan
produk-produk itu oleh seorang penjual langsung.
Perusahaan Penjual Langsung: suatu kesatuan usaha yang menggunakan sistem
penjualan langsung untuk memasarkan produk-produk yang berhubungan
dengan merek dagang atau merek jasa mereka atau simbol identifikasi lain
dan menjadi anggota APLI.
Penjual Langsung: seseorang yang menjadi anggota sistem distribusi suatu perusahaan
langsung. Mungkin saja seorang agen komersil yang independen, seorang
kontraktor independen, seorang dealer atau distributor independen, seorang
wakil yang dipekerjakan oleh perusahaan atau yang mandiri, pemegang hak
waralaba atau yang semacamnya.
Perekrutan: suatu kegiatan yang dilakukan dengan tujuan mengajak seseorang untuk
menjadi seseorang penjual langsung.4
-
Plastic Wrapping: plastik pembungkus produk fresh agar sehat dan aman.
Piramid: hambalan yang terdiri atas dua tingkat untuk pemajangan floor display.
POP (Point of Purchase): kode barang.
Purchase Order: pesanan pembelian.
Rak: tempat menyimpan produk fresh dengan bertahap-tahap.
Ready Stock: barang yang siap dikirim.
Shelving: alat pemajang bagian dari grondola yang biasa disebut rak.
Single Hook: berupa gantungan biasanya untuk pemajangan produk seperti sikat gigi,
sosis, dan sebagainya.
SKU: himbauan untuk produk yang sedang promo.
Slow Moving: produk yang laku terjual tetapi penjualannya lambat.
Showcase: pendingin yang menempel di tembok yang dipergunakan untuk pendingin
produk sosis dan dairy (produk yang expire date-nya pendek).
SPG (Sales Promotion Girl): pramuniaga yang diberikan kewenangan oleh perusahaan
untuk menjual produk.
Stock: persediaan barang yang siap dipakai, baik yang sudah jadi maupun yang setengah
jadi.
Stock Holder: orang yang memiliki saham di perusahaan.
Tag Harga: untuk menempelkan harga produk fresh.
Talenan: alat penahan waktu pemotongan.
Tier: barisan pemajangan barang dari depan ke belakang.
Tray Nampan: sejenis baki.
Visual Merchandising (VM): suatu tata cara pemajangan barang dagangan yang
dilakukan untuk mempermudah konsumen dalam hal melihat, meraba,
meneliti suatu barang yang akan dibelinya.
Wagon: boks besar untuk menyimpan produk, biasanya produk yang sedang promo atau
diskon.
Wholesaler (Pedagang Besar): pedagang yang melayani pembelian dalam partai besar,
biasanya melayani pembelian kepada retailer (pedagang eceran).
5
-
BAB 1
Pendahuluan
A. Deskripsi Modul
Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Kompetensi Menata Produk ini meliputi tiga
ranah tujuan yang harus dimiliki oleh peserta didik, yaitu pengetahuan, sikap, dan
keterampilan dalam melakukan aktivitas tawar-menawar dengan target pelanggan.
Keahlian yang dimiliki peserta didik dalam Menginterprestasikan Perencanaan Visual
Penataan Produk, Memonitor Penataan Produk, dan Menjaga Display Produk agar
Tetap Sesuai dengan Standar Perusahaan dan Perencanaan.
Modul Menata Produk ini berkaitan dengan modul yang lainnya. Namun, tidak
disyaratkan untuk mempelajari modul ini harus mempelajari terlebih dahulu modul
yang lain. Untuk itu, peserta didik dapat mendalami dan mempelajarinya langsung
dengan seksama antara teori dan praktik. Akan lebih baik apabila pembelajaran
dilakukan di dunia usaha, seperti supermarket.
Sesuatu yang diharapkan dari hasil pembelajaran modul ini adalah kemampuan
yang dimiliki oleh penjual dalam melakukan penataan produk atau pen-display-an
produk di toko. Komptensi Menata Produk ini dapat dinilai secara langsung di tempat
display produk, apakah display telah sesuai standar perencanaan atau belum.
Kekompetenan dalam melakukan Penataan Produk akan membawa pengaruh baik
terhadap perusahaan. Pengaruh tersebut, diantaranya calon pelanggan akan merasa
tertarik, senang, dan puas yang ditunjukkan dengan kembalinya pelanggan secara terus-
menerus pada perusahaan untuk melakukan pembelian. Oleh sebab itu, kompetensi
Menata Produk merupakan sesuatu profesi yang harus ditekuni dan dipelajari agar siswa
mengetahui Cara Menata Produk yang baik.
6
-
B. Prasyarat Mempelajari Modul
Untuk mempelajari kompetensi Menata Produk ini, tidak ada unit kompetensi
yang harus dimiliki sebelumnya. Peserta didik dapat langsung mempelajarinya.
C. Petunjuk Penggunaan Modul
Sebelum mempelajari modul ini, perhatikan dan ikutilah petunjuk-petunjuk
dan cara-cara mempelajarinya, baik oleh peserta didik maupun oleh guru atau
fasilitator agar pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan prosedur yang ada pada
petunjuk penggunaan modul ini.
1. Penjelasan bagi Peserta Didik
a. Pelajari secara beruntun dari Kegiatan Belajar 1, Kegiatan Belajar 2, dan
terakhir Kegiatan Belajar 3.
b. Persiapkan alat tulis dan bahan praktik yang diperlukan sesuai
subkompetensi yang dipelajari.
c. Kerjakan tugas yang diberikan.
d. Kerjakan tes formatif yang diberikan.
e. Cocokan hasil jawaban dengan kunci jawaban (jangan melihat kunci
jawaban sebelum selesai mengerjakan tes formatif) karena tujuan tes
formatif ini untuk menguji sejauh mana tingkat penguasaannya terhadap
kompetensi tersebut.
f. Apabila telah kompeten dengan memperoleh nilai minimal 7,00 maka
lanjutkan ke kegiatan belajar berikutnya. Apabila belum memenuhi standar
minimal, yaitu 7,00 (tujuh), maka harus mengulangi dari kegiatan belajar
yang masih belum berhasil sampai memperoleh standar minimal yang
ditentukan.
g. Kerjakan lembar kerja.
h. Setelah berakhir mempelajari subkompetensi ke-3 dan dinyatakan lulus dari
semua subkompetensi, maka kerjakanlah evaluasi. Tes evaluasi adalah tes
untuk menguji kemampuan penguasaan peserta didik secara keseluruhan dari
kompetensi melakukan negosiasi.
i. Hasil jawaban evaluasi cocokkan dengan kunci jawaban evaluasi.
j. Apabila ada hal yang kurang dimengerti, tanyakan ke fasilitator atau guru.
2. Peran Fasilitator7
-
a. Membantu peserta didik dalam merencanakan proses pembelajaran.
b. Membimbing peserta didik melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan
dalam tahap belajar.
c. Membantu peserta didik memahami konsep-konsep dan praktik baru serta
menjawab pertanyaan peserta didik mengenai proses pembelajaran.
d. Membantu peserta didik untuk menentukan dan mengakses sumber
tambahan lain yang diperlukan untuk belajar.
e. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.
f. Merencanakan ahli atau pendamping guru dari tempat kerja untuk membantu jika diperlukan.
g. Merencanakan proses penilaian dan menyiapkan perangkatnya.h. Melaksanakan penilaian.i. Menjelaskan kepada peserta didik tentang sikap, pengetahuan, dan
keterampilan dari suatu kompetensi yang perlu untuk dibenahi dan merunding rencana pembelajaran selanjutnya.
j. Mencatat pencapaian kemajuan peserta didik.k. Mengadakan remedial bagi peserta didik yang belum kompeten.
D. Tujuan AkhirTujuan akhir dari mempelajari modul ini adalah pencapaian kekompetenan
peserta didik dalam Menata Produk sesuai dengan Standard Operational Procedure (SOP) display pada supermarket.1. Kinerja yang diharapkan
Kinerja yang diharapkan setelah mempelajari kompetensi ini adalah terbentuknya kekompetenan peserta didik dari segi pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam Menata Produk sesuai SOP supermarket.
2. Kriteria KeberhasilanKriteria keberhasilan dalam penguasaan kompetensi ini dalam
pencapaiannya dapat terlihat dari segi kuantitas dan kualitas. Dari segi kuantitas, yaitu perolehan nilai kekompetenan peserta didik melalui angka yang diperolehnya dan dari segi kualitas, yaitu terbentuknya kekompetenan peserta didik dari segi pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
3. Variabel dan Kriteria Keberhasilan
8
-
Kriteria penilian keberhasilan kekompetenan peserta didik pada
kompetensi Menata Produk, peserta didik dinyatakan kompeten apabila telah
memperoleh batas minimal nilai 7,00 (tujuh koma nol-nol), apabila belum
mencapai batas minimal tersebut, maka harus mengulang kembali. Kriteria dan
variabel keberhasilan sebagai berikut.
9,00-10,00 = A Kompeten Istimewa
8,00-8,99 = B Kompeten Amat Baik
7,00-7,99 = C Kompeten Baik
0,00-6,99 = D Belum Kompetensi
9
-
E. Kompetensi
KOMPETENSI : Menata Produk
KODE : PDG.OO.03.025.01
DURASI PEMBELAJARAN : 400 Jam @ 45 menit
LEVEL KOMPETENSI A B C D E F G2 2 1 1 2 2 1
KONDISI KINERJA
Persyaratan yang harus dipenuhi untuk melaksanakan unit kompetensi ini adalah sebagai berikut
UU No.8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, Pasal 7.
Kode Etik dari Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia (APLI) bagian 2 tentang Perilaku kepada konsumen.
Segmentasi, targeting, positioning yang diatur oleh bagian pemasaran.
SOP tentang penataan produk
Manual tentang produk/jasa beserta deskripsi lengkapnya.
SUBKOMPETENSI KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR MATERI POKOK PEMBELAJARANSIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN1. Menginterprestasikan
perencanaan visual
penataan produk
Persyaratan desain
penataan produk
diidentifikasi
Sumber daya yang
dibutuhkan untuk
menginplementasikan
perencanaan
dikerahkan
UU No.8 Tahun 1999 Pasal
7 tentang perlindungan
konsumen
SOP penataan produk
Mengenal barang
Segmentasi pasar, targeting,
positioning
Kode etik Asosiasi Penjual
Cermat, teliti
dan
bertanggung
jawab
Memahami SOP
penataan produk dari
suatu perusahaan
Memahami jenis,
macam dan
spesifikasi barang
Memahami
segmentasi pasar
Menata produk sesuai
prosedur perusahaan
Mengidentifikasi barang
Memilih segmentasi pasar
Menjelaskan kode etik
Asosiasi Penjualan
Langsung Indonesia
(APLI) bagian 2
10
-
SUBKOMPETENSI KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR MATERI POKOK PEMBELAJARANSIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN Faktor-faktor yang
memiliki dampak pada
perencanaan
diidentifikasi
Standar penataan
produk perusahaan
diaplikasikan sesuai
perencanaan
Langsung Indonesia (APLI)
bagian 2 tentang perilaku
terhadap konsumen
Memahami kode etik
Asosiasi Penjual
Langsung Indonesia
(APLI) bagian 2
2. Memonitor penataan
atau display produk Display produk
dimonitor secara teratur
untuk memastikan
bahwa sesuai dengan
perencanaan penataan
produk
Kerusakan atau
perubahan pada display
produk segera
diidentifikasi
Tindakan yang perlu
dilakukan untuk
mengatasi setiap
UU No.8 Tahun 1999 pasal
7 tentang perlindungan
konsumen
SOP Penataan produk
Pengetahuan barang
Segmentasi pasar, targeting,
positioning
Kode Etik Asosiasi
Penjualan Langsung
Indonesia (APLI) bagian 2
tentang perilaku terhadap
konsumen
Cermat, teliti,
dan penuh
tanggung
jawab
Memahami UU No.8
Pasal 7 tentang
perlindungan
konsumen
Memahami SOP
penataan produk
Memahami
pengetahuan tentang
barang
Memahami
segmentasi pasar,
targeting, dan
positioning
Mengevaluasi display
produk sesuai dengan
perencanaan
Mengidentifikasi
kerusakan atau perubahan
pada display produk
Mengatasi setiap
perubahan pada display
produk
11
-
SUBKOMPETENSI KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR MATERI POKOK PEMBELAJARANSIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILANperubahan pada display Memahami kode etik
Asosiasi Penjualan
Langsung Indonesia
(APLI) bagian 2
tentang perilaku
terhadap konsumen3. Menjaga display produk
agar tetap sesuai dengan
standar perusahaan dan
perencanaan
Display produk dijaga
agar tetap bersih dan
rapi
Penambahan atau
perubahan pada display
kalau perlu dilakukan
agar display konsisten
terhadap perencanaan
penataan produk
Standar perusahaan
dalam penataan produk
tetap dijaga dalam
display
UU No.8 Tahun 1999 pasal
7 tentang perlindungan
konsumen
SOP penataan produk
Pengetahuan barang
Segmentasi pasar, targeting,
positioning
Kode etik Asosiasi
Penjualan Langsung
Indonesia (APLI) bagian 2
tentang perilaku terhadap
konsumen
Cermat, teliti
dan penuh
tanggung
jawab
Memahami UU No.8
Pasal 7 tentang
perlindungan
konsumen
Memahami UU No.8
Tahun 1999 pasal 7
tentang perlindungan
konsumen
Memahami SOP
penataan produk
Memahami
pengetahuan tentang
barang
Memahami
segmentasi pasar,
Merawat display produk
agar tetap bersih dan rapi
Merancang display
produk agar tetap
konsisten terhadap
perencanaan penataan
produk
Menyusun display
mengikuti standar
perusahaan
12
-
SUBKOMPETENSI KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR MATERI POKOK PEMBELAJARANSIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILANtargeting, positioning
Memahami kode etik
APLI bagian 2
tentang perilaku
konsumen
13
-
F. Cek Kemampuan
Jawablah pertanyaan berikut ini semampu Anda!
1. Apa yang dimaksud dengan display?2. Apa yang anda ketahui tentang Standard Operating Procedure (SOP) penataan
produk?
3. Apa yang dimaksud dengan segmentasi, targeting, dan positioning?4. Apa isi Undang-undang No.8 Tahun 1999 pasal 7 tentang Perlindungan
Konsumen?
5. Apa kepanjangan dari APLI?
6. Bagaimana cara menata produk supermarket?
7. Sebutkan lima macam produk fresh!8. Apa yang Anda ketahui tentang lay out toko?9. Apa yang dimaksud dengan departemen fashion?10.Sebutkan lima macam perlatan display produk supermarket!
14
-
BAB 2
Pembelajaran
A. Rencana Belajar Siswa
Kompetensi : Menata Produk
Subkompetensi : 1. Kegiatan Belajar 1 : Menginterprestasikan perencanaan
Visual Penataan Produk
2. Kegiatan Belajar 2 : Penataan atau Display Produk
3. Kegiatan Belajar 3 : Menjaga Display Produk Agar Tetap
Sesuai dengan Standar Perusahaan
dan Perencanaan
No. Jenis Kegiatan Tanggal Waktu Tempat Belajar Alasan PerubahanTanda
Tangan Guru
Mengetahui, Peserta DiklatFasilitator
(..) (..)
B. Kegiatan Belajar
Berikut ini akan dipelajari tiga kegiatan belajar, mencakup Kegiatan Belajar 1,
Kegiatan Belajar 2, dan Kegiatan Belajar 3.
Kegiatan belajar 1
Menginterpretasikan
15
-
Perencanaan Visual
Penataan Produk
Untuk dapat memvisualisasikan penataan produk yang menarik perlu perencanaan
yang optimal. Selain itu, untuk memperoleh hasil yang baik memerlukan desainer
penataan produk yang professional, sumber daya yang menguasai tentang display,
memahami jenis produk, mutu, dan spesifikasi barang yang akan ditata, mengetahui
segmentasi pasar yang akan dijadikan sasaran, serta kode etik dalam penjualan.
A. Pengertian Penataan Produk
Penataan produk dikenal juga dengan istilah display. Penataan produk
(display) adalah suatu cara penataan produk, terutama produk barang yang
diterapkan oleh perusahaan tertentu dengan tujuan untuk menarik minat konsumen.
Menurut William J. Shultz, Display consist of simulating customers attention
and interest in a product or a store, and desire to buy the product or patronize the
store, through direct visual appeal. Display adalah suatu cara mendorong perhatian
dan minat konsumen pada toko atau barang dan mendorong keinginan membeli
melalui daya tarik penglihatan langsung (direct visual appeal).
Memajangkan barang di dalam toko dan di etalase mempunyai pengaruh yang
sangat besar terhadap penjualan. Salah satu cara yang biasa untuk menjual barang 16
Tujuan Pembelajaran ISetelah mempelajari uraian kegiatan belajar ini, peserta didik diharapkan mampu untuk hal-hal berikut.Memahami Pengertian Penataan Produk.Memahami Pasal 7 Undang-Undang No.8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.Memahami Kode Etik Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia (APLI).Memahami Segmentasi Pasar, Targeting, dan Positioning.Memahami Jenis dan Spesifikasi Barang.Memahami SOP Penataan Produk dari Suatu Perusahaan.Keterampilan dalam Menginterprestasikan Perencanaan Visual Penataan Produk.
Sikap dalam Menginterprestasikan Perencanaan Visual Penataan Produk.
-
ialah dengan membiarkan calon pembeli itu melihat, meraba, mencicipi,
mengendarai, dan sebagainya.
Pelaksanaan display, yang baik merupakan salah satu cara untuk memperoleh
keberhasilan self service dalam menjual barang-barang. Hal ini dilihat di
supermarket. Adapun tujuan display dapat digolongkan sebagai berikut.
1. Attention dan interest customerAttention dan interest customer, yaitu untuk menarik perhatian para pembeli
dilakukan dengan cara menggunakan warna-warna, lampu-lampu dan
sebagainya.
2. Desire dan action customerDesire dan action customer, yaitu untuk menimbulkan keinginan memiliki
barang-barang yang dipamerkan di toko tersebut, setelah masuk ke toko,
kemudian melakukan pembelian.
Selanjutnya, display dibagi ke dalam beberapa bagian, yaitu window display,
interior display, exterior display.
1. Window display
Window display, yaitu memajangkan barang-barang, gambar-gambar kartu
harga, symbol-simbol, dan sebagainya di bagian depan toko, yang disebut
etalase. Dengan demikian, calon konsumen yang lewat di depan toko,
diharapkan akan tertarik dengan barang-barang tersebut dan ingin masuk ke
dalam toko. Window display ini mempunyai beberapa tujuan, yaitu sebagai
berikut.
a. Untuk menarik perhatian konsumen lewat
b. Menyatakan kualitas yang baik atau harga yang murah sebagai cirri khas dari
toko tersebut.
c. Memancing perhatian terhadap barang-barang istimewa yang dijual di toko.
d. Untuk menimbulkan impulse buying (dorongan seketika)e. Agar menimbulkan daya tarik terhadap keseluruhan suasana toko.
2. Interior display
Interior display, yaitu memajangkan barang-barang, gambar-gambar, kartu-kartu
harga, dan poster-poster di dalam toko. Pemajangan ini dapat dilakukan antara
lain di lantai, meja, dan rak-rak. Interior display ini ada beberapa maam, yaitu
sebagai berikut.17
-
a. Open display
Open display, yaitu barang-barang dipajangkan pada suatu tempat terbuka
sehingga dapat dihampiri dan dipegang, dilihat dan diteliti oleh calon
pembeli tanpa bantuan petugas pelayanan, misalnya self display, island
display (barang-barang diletakkan di atas lantai dan ditata dengan baik
sehingga menyerupai pulau-pulau), dan sebagainya.
b. Closed display
Closed display, yaitu barang dipajangkan dalam suasana tertutup. Barang-
barang tersebut tidak dihampiri dan dipegang atau diteliti oleh calon
pembeli, kecuali atas bantuan petugas pelayanan. Hal ini bertujuan untuk
melindungi barang dari kerusakan, pencurian, dan sebagainya.
c. Architectural display
Architectural display, yaitu memperlihatkan barang-barang dalam
penggunaannya, misalnya di ruang tamu, di kamar tidur, di dapur dengan
perlengkapannya. Cara ini memperbesar daya tarik karena barang-barang
dipertunjukkan secara realistic.
3. Exterior display
Exterior diplay, yaitu penataan yang dilaksanakan dengan memajangkan barang-
barang di luar toko, misalnya pada waktu mengadakan obral dan pasar malam.
Display ini mempunyai beberapa fungsi, antara lain:
a. Memperkenalkan suatu produk secara cepat dan ekonomis,
b. Membantu para produsen menyalurkan barang-barangnya dengan cepat dan
ekonomis
c. Membantu mengkoordinasikan advertising dan merchandisingd. Menyebabkan adanya kontinuitas skema dan tema warna dari pembungkus,
dan
e. Membangun hubungan yang baik dengan masyarakat, misalnya pada hari
raya, ulang tahun, dan lain sebagainya.
Selain ketiga macam display yang telah diuraikan diatas, perlu juga
diperhatikan beberapa hal dalam display, yaitu sebagai berikut:
1. Store design dan decoration
18
-
Store design dan decoration, yaitu tanda-tanda yang berupa diantaranya
simbol-simbol, lambang-lambang, poster-poster, gambar-gambar, bendera-
bendera, dan semboyan-semboyan. Tanda-tanda ini diletakkan di atas meja
atua di gantung di dalam toko. Store design tersebut digunakan untuk
membimbing calon pembeli ke arah barang dagangan dan member
keterangan kepada mereka tentang penggunaan barang-barang tersebut,
Decoration pada umumnya digunakan dalan rangka peristiwa khusus,
seperti penjualan pada saat-saat hari raya, natal, dan tahun baru.
2. Dealer displayDealer display, yaitu penataan yang dilaksanakan dengan cara wholesaler
yang terdiri atas simbol-simbol dan petunjuk-petunjuk tentang penggunaan
produk. Dengan memperlihatkan kegunaan produk dalam gambar dan
petunjuk, maka display ini juga memberi peringatan kepada para petugas
penjualan agar mereka tidak memberikan keterangan yang tidak sesuai
dengan petunjuk yang ada dalam gambar tersebut.
B. Pasal 7 Undang-Undang No.8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
1. Pertimbangan Presiden Republik Indonesia
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999, tentang
Perlindungan Konsumen dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Presiden Republik
Indonesia menimbang:
a. Bahwa pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang merata materiil dan spiritual dalam era demokrasi
ekonomi berdasarkan pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945;
b. Bahwa pembangunan perekonomian nasional pada era globalisasi harus dapat
mendukung tumbuhnya dunia usaha sehingga mampu menghasilkan beraneka
barang dan/atau jasa, memiliki kandungan teknologi yang dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat banyak dan sekaligus mendapatkan kepastian atas
barang dan/atau jasa yang dihasilkan dari perdagangan tanpa mengakibatkan
kerugian konsumen;
c. Bahwa semakin terbukanya pasar nasional sebagai akibat dari proses globalisasi
ekonomi harus tetap menjamin peningkatan kesejahteraan masyarakat serta
19
-
kepastian atas mutu, jumlah, dan keamanan barang dan/atau jasa yang
diperolehnya dari pasar;
d. Bahwa untuk meningkatkan harkat dan martabat konsumen perlu meningkatkan
kesadaran, pengetahuan, kepedulian, kemampuan, dan kemandirian konsumen
untuk melindungi dirinya serta menumbuh kembangkan sikap pelaku usaha yang
bertanggung jawab;
e. Bahwa ketentuan hukum yang melindungi kepentingan konsumen di Indonesia
belum memadai;
f. Bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas diperlukan perangkat
peraturan perundang-undangan untuk mewujudkan keseimbangan perlindungan
kepentingan konsumen dan pelaku usaha sehingga tercipta perekonomian yang
sehat;
g. Bahwa untuk itu perlu dibentuk undang-undang tentang perlindungan
konsumen;
2. Landasan Hukum Perlindungan Konsumen
Dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia,
memutuskan dan menetapkan Pasal 7 Undang-Undang Republik Indonesia No. 8
Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Adapun kewajiban Pelaku Usaha
yang tertuang dalam pasal 7 tersebut diantara lain sebagai berikut.
a. Beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya.
b. Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai jaminan
barang/jasa serta memberikan penjelasan penggunaan, perbaikan, dan
pemeliharaan.
c. Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur, serta tidak
diskriminatif.
d. Menjamin mutu barang/jasa yang diproduksi dan/atau diperdagangkan
berdasarkan ketentuan standar mutu/jasa yang berlaku.
e. Memberikan kepada konsumen untuk menguji, dan/atau mencoba barang/jasa
tertentu serta memberi jaminan dan/atau garansi atas barang yang dibuat atau
yang diperdagangkan.
f. Memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian atas kerugian akibat
penggunaan, pemakaian atau pemanfaatan barang dan/jasa yang
diperdagangkan.20
-
g. Memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian barang dan/atau jasa yang
diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian.
Pelaku usaha, di samping mempunyai kewajiban juga mempunyai hak. Hak
pelaku usaha antara lain sebagai berikut :
a. Hak untuk menerima pembayaran yang sesuai dengan kesepakatan mengenai
kondisi dan nilai tukar barang/jasa yang diperdagangkan.
b. Hak untuk mendapat perlindungan hukum dari tindakan konsumen yang
beritikad tidak baik.
c. Hak untuk melakukan pembelaan diri sepatutnya dalam penyelesaian hukum
sengketa konsumen.
d. Hak untuk rehabilitasi nama baik apabila terbukti secara hukum kerugian
konsumen tidak diakibatkan oleh barang/jasa yang diperdagangkan.
e. Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya.
C. Kode Etik Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia (APLI)
Untuk memperjelaskan kode etik APLI secara keseluruhan, pembahasan
modul ini akan diuraikan ke dalam tiga sub kompetensi. Walaupun instruksi pada
materi pokok pembelajaran di modul ini hanya untuk memuat bagian dua saja, pada
bagian pertama ini, akan dibahas mengenai ruang lingkup kode etik APLI bagian
1. Kode Etik APLI bagian 2 akan dibahas pada sub kompetensi berikutnya. Adapun
ruang lingkup kode etik bagian pertama ini adalah sebagai berikut :
1. Ruang Lingkup Kode EtikKode etik se dunia diterbitkan oleh Federasi Seduni Asosiasi Penjualan
Langsung (WFDSA). Kode etik ini juga berlaku untuk para anggota asosiasi nasional
penjualan langsung yang tergantung pada WFDSA. Kode etik ini menyangkut
hubungan antara perusahaan-perusahaan penjualan langsung dan para penjual
langsung di suatu pihak dan para konsumen di lain pihak, antara/perusahaan
penjualan langsung dengan anggota dan calon anggota independen/mandiri, serta di
antara perusahaan-perusahaan penjualan langsung sendiri. Kode etik ini bertujuan
memberikan kepuasan dan perlindungan kepada semua pihak yang berkepentingan,
memajukan kompetensi yang sehat dalam rangka sistem dunia usaha bebas, dan
peningkatan citra umum dari kegiatan penjualan langsung.
2. Istilah-Istilah Mengenai Kode Etik21
-
Untuk keperluan kode etik ini, istilah-istilah yang digunakan mempunyai arti
sebagai berikut.
a. Penjualan langsung
Pemasaran produk secara langsung kepada konsumen biasanya di rumah sendiri
atau rumah orang lain, tempat kerja, di luar lokasi permanen pengecer.
Pemasaran produk langsung biasanya melalui penjelasan atau melalui peragaan
produk-produk itu oleh seorang penjual langsung,
b. APLI (Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia)
APLI adalah asosiasi nasional dari perusahaan penjualan langsung yang
mewakili kepentingan industri penjualan langsung di Indonesia. APLI
merupakan satu-satunya asosiasi nasional penjualan langsung di Indonesia yang
diakui oleh WFDSA.
c. Perusahaan penjualan langsung
Perusahaan penjualan langsung adalah suatu kesatuan usaha yang menggunakan
sistem penjualan langsung untuk memasarkan produk-produk yang berhubungan
dengan merek dagang atau merek jasa mereka atau simbol identifikasi lain.
Perusahaan penjualan langsung haruslah menjadi anggota APLI.
d. Penjualan langsung
Penjualan langsung adalah seseorang yang menjadi anggota sistem distribui
suatu perusahaan penjualan langsung.
e. Produk
Produk mencakup barang-barang dan jasa-jasa, baik yang berwujud maupun
yang tak berwujud.
f. Konsumen
Konsumen merupakan setiap orang pemakai barang atau jasa yang tersedia
dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain
maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.
g. Penjualan
Penjualan meliputi kegiatan menghubungi calon-calon pelanggan (costumer),
menawarkan dan memperkenalkan produk, menerima order dan mengirimkan
atau mengantarkan barang, serta menagih pembayaran.
h. Penjualan arisan
22
-
Penjualan melalui peragaan dan penjelasan produk kepada sekelompok calon
pelanggan oleh seorang penjual langsung. Penjualan dengan cara ini biasanya
dilakukan di rumah seseorang yang sengaja mengundang orang-orang ini.
i. Formulir pesanan
Formulir ini termasuk order-order tercetak atau tertulis (dengan tangan), tanda
terima dan surat perjanjian.
j. Perekrutan
Perekrutan adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengajak seseorang
menjadi seorang penjual langsung.
k. Administrator kode etik
Administrator kode etik merupakan seseorang atau suatu badan independen yang
ditunjuk oleh APLI guna membantu ketaatan perusahaan-perusahaan anggota
pada kode etik APLI dan merupakan sarana guna menyelesaikan pengaduan atas
pelanggaran kode etik.
3. AsosiasiAPLI berjanji untuk menganut suatu kode etik yang mencakup substansi-
substansi dari ketentuan-ketentuan di dalam kode etik WFDSA, UUPK, dan instansi
pemerintah yang terkait, sebagai suatu syarat untuk diterima dan dipertahankan
sebagai anggota WFDSA.
4. PerusahaanSetiap perusahaan anggota APLI berjanji akan menaati kode etik sebagai syarat
diterima menjadi dan dipertimbangkan sebagai anggota APLI. Setiap perusahaan
penjualan berjenjang harus berbadan hukum (PT) dan wajib memiliki izin usaha
sebagaimana diatur oleh pemerintah dan tidak menjalankan usaha melebihi izin
yang berlaku.
5. Penjualan LangsungPenjualan langsung tidak terkait secara langsung oleh kode etik ini, tetapi
perusahaan harus mewajibkan para penjual langsung untuk berpegang teguh pada
ketentuannya ataupun pada peraturan-peraturan perilaku yang memenuhi standar
perusahaan sebagai syarat keanggotaan pada perusahaan tersebut.
6. Pengaturan Diri SendiriKode etik ini adalah alat untuk mengatur diri sendiri dalam industri penjualan
langsung. Kode etik ini bukan undang-undang dan kewajiban-kewajiban yang
23
-
dibebankan untuk menuntut suatu perilaku etis yang melampaui tuntutan
persyaratan hukum yang berlaku.
7. HukumPerusahaan-perusahana dan para penjual langsung dianggap telah menataati
persyaratan-persyaratan hukum. Oleh karena itu, kode etik ini tidak menyebutkan
semua kewajiban hukum yang ada.
8. StandarKode etik ini memuat standar perilaku etis bagi perusahaan penjualan langsung
dan para penjual langsung. APLI bisa mengubah standar ini, asalkan substansi kode
etik tetap terpelihara atau tetap seperti yang telah dipersyaratkan oleh hukum
nasional.
D. Segmentasi Pasar, Targeting, dan Positioning
Pada materi sebelumnya telah dibahas mengenai macam-macam barang dan
bagaimana menatanya. Sekarang difokuskan pada bagaimana barang yang ditata
tersebut sesuai dengan kebutuhan pasar. Untuk itu, pembahasan berikut adalah
tentang cara menentukan segmen pasar, target pasar, dan positioning.
1. Segmentasi PasarSegmentasi pasar adalah pengelompokan pasar menjadi kelompok-kelompok
konsumen yang homogen, dimana tiap kelompok (bagian) dapat dipilih sebagai
pasar yang dituju (ditargetkan) untuk pemasaran suatu produk. Sedangkan pasar
memiliki pengertian yang berbeda, menurut lingkupnya, yaitu sebagai berikut :
a) Menurut pengertian yuridis, pasar adalah tempat atau bursa dimana saham-
saham diperjualbelikan.
b) Menurut pedagang, pasar adalah suatu lokasi atau tempat dimana produk-produk
tersebut diterima, dipilih, disimpan dan dijual.
c) Menurut manajer, pasar adalah tempat atau letak geografis (kota, desa) dimana
manajer harus memutuskan mengenai distributor, produk yang dijual,
periklanan, salesman, dan lain sebagainya.
d) Menurut ahli ekonomi, pasar adalah semua orang atau kelompok yang memiliki
perhatikan, baik riil maupun potensial terhadap suatu produk atau golongan
produk.
24
-
e) Menurut seorang pemasar, pasar merupakan semua orang, kelompok usaha,
lembaga perdagangan yang membeli atau cenderung untuk membeli suatu
produk atau jasa.
Berdasarkan motif beli dari para konsumen untuk membli suatu produk, pasar
dapat dibagi atau dikelompokkan sebagai berikut.
a) Pasar konsumen, yaitu sekelompok pembeli barang-barang dan jasa-jasa untuk
dikonsumsi dan bukan untuk dijual atau untuk diproses lebih lanjut.
b) Pasar produsen, yaitu pasar yang terdiri atas individu-individu atau organisasi-
organisasi yang memerlukan barang-barang dan jasa-jasa untuk diproses atau
diproduksi lebih lanjut dan kemudian dijual atau disewakan.
c) Pasar pedagang, yaiu pasar yang terdiri dari atas individu-individu atau
organisasi-organisasi yang biasanya disebut perantara penjualan atau distributor
yang memerlukan barang-barang untuk dijual lagi dengan tujuan memperoleh
laba.
d) Pasar pemerintah, yaitu pasar dimana terdapat lembaga-lembaga pemerintahan,
seperti departemen, direktorat, kantor, dan instansi lainnya.
e) Pasar internasional, yaitu pasar yang meliputi beberapa atau semua negara di
dunia. Tujuan pembelian dalam pasar ini adalah memenuhi kebutuhan hidup
pribadi atau rumah tangga, mendapatkan laba dengan menjual lagi barang
tersebut, menyewakan atau memproses lebih lanjut barang tersebut, dan
melayani kepentingan umum.
Tujuan adanya segmentasi pasar adalah sebagai berikut.
a) Menyalurkan uang dan usaha ke pasar potensial yang paling
menguntungkan.
b) Merencanakan produk yang dapat memenuhi permintaan pasar.
c) Menentukan cara-cara promosi yang paling tepat bagi perusahaan.
d) Memilih media advertensi yang lebih baik dan menemukan bagaimana
mengalokasikan secara baik.
e) Mengatur waktu yang sebaik-baiknya dalam usaha promosi.
f) Para penjual atau perusahaan akan berada dalam posisi yang lebih baik
untuk menempatkan (mengarahkan) serta membandingkan kesempatan-
kesempatan atau harapan-harapan dalam pemasaran sehingga dapat
mempelajari kebutuhan tiap segmen.25
-
g) Para penjual dapat menggunakan pengetahuannya untuk menanggapi
usaha pemasaran yang berbeda-beda sehingga dapat mengalokasikan
anggarannya dengan lebih tepat terhadap berbagai segmen.
h) Penjual dapat mengatur lebih baik produknya dan cara pemasarnanya.Agar segemntasi pasar atau pengelompokan pasar dapat berjalan dengan
efektif, maka harus memenuhi syarat-syarat pengelompokan pasar berikut.
a) Meacsurabilitu, yaitu ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu pembeli harus dapat
diukur atau dapat didekati.
b) Accessibility, yaitu suatu keadaan dimana perusahaan dapat secara
efektif memusatkan (mengerahkan) usaha pemasarannya pada segmen yang
telah dipilih.
c) Substantiability, yaitu segmen harus cukup besar atau cukup
menguntungkan untuk dapat dipertimbangkan program-program
pemasarannya.
Dasar-dasar segmentasi pasaryang penting terdiri atas berikut ini.
a) Geographic variables, yaitu pengelompokan dengan menggunakan
ukuran daerah kota, pinggiran kota, desa, pantai, pegunungan, dan lain
sebagainya.
b) Demographic variables, yaitu pengelompokan pasar dengan
menggunakan variabel-variabel kependudukan. Variabel-variabel ini, antara
lain jenis kelamin, besarnya keluarga, siklus kehidupan keluarga (bujangan,
sudah menikah, punya anak atau tidak punya anak), pendapatan, jabatan,
pendidikan, agama, ras, tingkat sosial, dan kebangsaan.
c) Psyhographic variables, yaitu pengelompokan pasar dengan
menggunakan sifat pemberani, bebas, tidak bebas, konservatif, liberal,
radikal, leadership dan sebagainya.
d) Buyer behaviour variability, yaitu pengelompokan pasar dengan
menggunakan ukuran rata-rata pemakaian (tidak memakai, sedikit, medium,
dab banyak memakai), tingkat kesediaan (tidak bersedia, bersedia, ada
perhatian, ingin mencoba, mencoba dan memakai), ukuran loyalitas para
merek (tidak loyal, sedikit loyal, sangat loyal).26
-
Dalam mendekati suatu pasar yang baru, akan selalu timbul empat
pertanyaan mengenai 4O, yaitu :
a) Objek pembelian, yaitu mengenai apa yang dibeli
b) Objektivitas pembelian, yaitu mengenai mengapa seseorang membeli
c) Organisasi pembelian, yaitu mengenai siapa yang membeli atau yang
berperan dalam pembelian, dan
d) Operasi pembelian, yaitu mengenai bagaimana membelinya.
Dalam sub kompetensi ini akan dibahas mengenai keterkaitan antara empat
pertanyaan tersebut dengan penggolongan pasar, seperti yang telah diuraikan pas
sub terdahulu.
a) Pasar konsumen, empat pertanyaan (4O) yang akan timbul dalam pasar
konsumen adalah sebagai berikut.
1) Objek pasar konsumen adalah barang dan jasa konsumsi
2) Objektivitas pasar konsumen adalah ingin terpenuhinya
kebutuhan dan ingin merasakan kepuasan.
3) Organisasi pasar konsumen adalah orang-orang yang termasuk
dalam golongan pasar konsumen.
4) Operasi pasar konsumen adalah cara yang akan dipakai
konsumen untuk membeli barang atau jasa tersebut.
b) Pasar produsen, empat pertanyaan (4O) yang akan muncul dalam pasar
produsen adalah sebagai berikut.
1) Objek pasar produsen adalah bahan dasar dan komponen-komponen,
barnag modal, dan jasa industri.
2) Objektivitas pasar produsen adalah untuk diproses lagi atau untuk membantu memperlancar usahanya dengan tujuan mendapatkan laba.
3) Organisasi pasar produsen adalah orang-orang atau departemen yang
turut berperan dalam pembelian, yaitu inisiator, influencer, decider, dan
user.
4) Operasi pasar produsen adalah cara pembelian secara keseluruhan atau
sebagian dan berusaha mempertemukan keinginan pembeli dan penjual.
c) Pasar pedagang, empat pertanyaan (4O) yang akan muncul dalam pasar
pedagang adalah sebagai berikut.
27
-
1) Objek pasar pedagang adalah barang-barang untuk dijual lagi dan
barang-barang atau jasa untuk operasinya.
2) Objektivitas pasar pedagang adalah ingin mendapatkan laba dari
usahanya.
3) Organisasi pasar pedagang adalah bagian pembelian, orang-orang
yang juga melakukan fungsi-fungsi yang lain dalam perusahaan.
4) Operasi pasar pedagang adalah melalui penyedia atau produsen
yang paling baik.
d) Pasar pemerintah, empat pertanyaan (4O) yang akan timbul dalam pasar
pemerintah adalah sebagai berikut.
1) Objek pasar pemerintah adalah barang-barang dan jasa untuk
keperluan di bidang pertahanan, pendidikan dan kebudayaan, pekerjaan
umum, kesehatan,kesejahteraan rakyat, dan lain sebagainya.
2) Objektivitas pasar pemerintah adalah untuk kepentingan dan
kesejahteraan masyarakatnya.
3) Organisasi pasar pemerintah adalah pemerintah pusat, pemerintah
daerah sesuai dengan otonomi daerah.
4) Operasi pasar pemerintah merupakan penawaran terbuka,memilih
pasar secara terbuka.
e) Pasar internasional, empat pertanyaan (4O) yang akan muncul dalam
pasar internasional adalah sebagai berikut.
1) Objek pasar internasional adalah barangdan jasa konsumsi dan
industri.
2) Objektivitas pasar internasional adalah terpenuhinya kebutuhan hidup seseorang atau sekelompok warga negara, untuk mendapatkan laba
dengan menjual lagi, menyewakan atau diproses menjadi barang lain
untuk dijual.
3) Organisasi pasar internasional adalah pembeli individual, pembeli
rumah tangga, pembeli industri, lembaga-lembaga pemerintah, dan
pedagang.
4) Operasi pasar internasional adalah pasar yang dilakukan oleh
pembeli pasar (negara tertentu) melalui prosedur perdagangan
internasional yang mencakup kegiatan ekspor-impor.28
-
2. Target PasarSetelah menentukan tentang segmentasi pasar, maka tahap selanjutnya dalam
strategi pemasaran adalah menentukan target pemasaran, positioning, dan
mengetahui cara serta aturan dalam membuat perjanjian jual beli. Namun, sebelum
membahas lebih lanjut tentang hal itu terlebih dahulu kita harus memahami
mengenai strategi pemasaran.
Definisi menurut Kenneth R. Andrew yang diterjemahkan Bukhori Alma dalam
bukunya Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa adalah pola keputusan dalam
perusahaan yang menentukan dan mengungkapkan sasaran, maksud atau tujuan
yang menghasilkan kebijakan utama, dan merencanakan untuk mencapai tujuan
serta merinci jangkauan bisnis yang akan dikejar perusahaan. Dalam pembahasan
strategi pemasaran pada bagian ini dikhususkan pada bisnis eceran, karena bisnis
eceran merupakan salah satu jual beli yang langsung melayani konsumen terakhir.
Istilah lain dari eceran, yaitu retailing, yang dari segi bahasa artinya memotong
kembali, membagi hingga potongan-potongan menjadi departemen-departemen. Ciri
khas dari bisnis retailing adalah penjualan barang-barang atau benda-benda pada
konsumen akhir (bulan wholesaler).
Sebelum membahas lebih lanjut, kita harus dapat membedakan terlebih dahulu
pengertian dan perbedaan dan perbedaan antara strategi pemasaran dan strategi
penjualan. Keterangannya sebagai berikut :
a. Konsep pemasaran berasal dari kata dasar pasar (market), yaitu adanya potensi
permintaan (demand), diantaranya dari orang-orang terhadap produk.
b. Konsep penjualan berorientasi pada pola produk yang sudah hadir (existing
product) dan selanjutnya diupayakan agar produk tersebut dapat laku terjual.
c. Konsep pemasaran berorientasi pada pemusan dan untuk kepuasan pasar,
sedangkan konsep penjualan berorientasi pada hasil penjualandan keuntungan.
d. Proses penjualan merupakan bagian dari pemasaran. Pemasaran bertolak dari
posisi sebelum kehadiran produk, sedangkan penjualan berposisi sesudah
kehadiran produk.
Tujuan dari strategi pemasaran diantaranya untuk :
a. Mengetahui kebutuhan pasar (market need identification)
b. Produsen menghadirkan produk sesuai permintaan
29
-
c. Upaya menyalurkan produk kepada konsumen akhir agar laku terjual dengan
harga layak.
Target pasar adalah memilih kelompok konsumen mana yang akan dilayani
dalam penjualan. Penyusunan target pasar dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut.
a. Mengenali dan mengevaluasi faktor-faktor kriteria target pasar yang akan
digunakan untuk proses seleksi.
b. Menerapkan faktor-faktor tersebut untuk memilih dan menentukan pasar target.
Dalam menentukan target pasar perlu diperhatikan faktor-faktor yang
mempengaruhi dalam penentuan segmentasi pasar yang akan dituju oleh
perusahaan, yaitu sebagai berikut.
a. Ukuran segmen
perusahaan yang besar akan memilih segmen pasar yang besar dengan volume
penjualan yang besar. Perusahaan kecil akan memilih segmen pasar yang kecil
dengan volume penjualan yang kecil. Hal ini disebabkan apabila perusahaan
kecil memilih segmen pasar yang besar maka perusahaan akan memerlukan
sumber daya yang banyak.
b. Pertumbuhan segmen
segmen pasar yang saat ini dianggap kecil, kemungkinan di masa yang akan
datang akan tumbuh menjadi segmen pasar yang potensial. Oleh karena itu,
perusahaan perlu mempertimbangkan segmen pasar kecil, yang potensial akan
menghasilkan keuntungan.
c. Posisi persaingan
Kadang-kadang terjadi suatu segmen mempunyai ukuran dan pertumbuhan yang
baik, tetapi juga mempunyai potensi yang lemah dalam hal laba. Oleh karena itu,
sebaiknya segmen pasar yang dimaksud adalah segmen pasar yang sedikit
persaingannya.
d. Biaya untuk mencapai segmen
Segmen pasar yang tidak cocok dengan kegiatan pemasaran sebaiknya jangan
dipilih. Dengan demikian, biaya pemasaran yang dikeluarkan tidak akan sia-sia.
e. Kesesuaian tujuan dengan kemampuan perusahaan
30
-
segmen yang telah dipilih dan ditetapkan oleh pemasar hendaknya dilaksanakan
dan tidak mencoba segmen pasar lain yang belum direncanakan serta belum
dipilih oleh pemasar.
Target pasar ditentukan oleh perusahaan agar produk sampai pada pasar yang
telah direncanakan. Apabila produk sampai pada pasar yang sesuai, maka produk
akan diterima oleh konsumen. Diterimanya produk oleh konsumen akan
meningkatnya keuntungan yang diterima oleh perusahaan. Keuntungan yang
diterima oleh perusahaan dipengaruhi oleh ancaman-ancaman dari pesaing. Untuk
itu, ancaman-ancaman yang mempengaruhi perusahaan dalam mendapatkan laba
harus diperhatikan.
Ancaman-ancaman persaingan tersebut meliputi berikut ini.
a. Pesaing yang ada sebelumnya
segmen yang sudah dimasuki oleh perusahaan lain maka menjadi tidak menarik
lagi untuk dimasuki oleh perusahaan. Apabila tetap akan memasuki segmen
tersebut, maka akan terjadi suatu persaingan harga yang ketat dan agresif.
b. Pendatang baru
suatu segmen tidak akan menarik lagi jika terdapat beberapa pesaing baru yang
mempunyai kapasitas baru, sumber daya yang lebih baik, dan sarana bagi
pertumbuhan pasarnya.
c. Produk pengganti (substitute product)
Suatu segmen pasar tidak akan menarik lagi apabila terdapat barang pengganti
Barang pengganti tersebut akan membatasi laba dan laba potensial yang dapat
diperoleh dari segmen tersebut.
d. Meningkatnya kemampuan menawar
Suatu segmen tidak akan menjadi menarik lagi apabila kemampuan menawar
pembeli meningkat. Pembeli akan menekan harga agar bisa turun, menghendaki
pelayanan dan kualitas yang lebih baik. Hal ini menyebabkan persaingan tidak
sehat di antara penjual.
e. Meningkatkan harga produk
Suatu segmen tidak akan menjadi menarik lagi apabila penyedia meningkatkat
harga atau menurunkan kualitas. Cara mengatasi hal tersebut dengan
membangun relasi yang baik atau dengan menggunakan alternatif sumber dan
bahan.31
-
3. Positioning dalam Strategi PemasaranLangkah-langkah dalam perumusan strategi pemasaran, khususnya dalam bisnis
eceran, seperti halnya di Sarinah Departement Store adalah menentukan segmentasi
pasar, menentukan target pasar, dan terakhir mennetukan positioning. Untuk lebih
jelasnya diuraikan sebagai berikut.
a. Segmentasi Marketing
segmentasi pemasaran dapat direncanakan melalui kerangka informasi
konsumen serta keputusan yang biasa diambil melalui referensi analisis pasar.
1) Demografis atau geografis, artinya mengetahui :
a) Jenis kelamin
b) Pendidikan
c) Pendapatan
d) Ukuran keluarga
e) Etnis atau suku bangsa, dan lain-lain
2) Psikografis atau life style, artinya bahwa pada dasarnya konsumen itu selalu berubah. Responsnya adalah harus mengubah apa yang sebenarnya
dikehendaki oleh pelanggan yang sudah ada.
3) Perilaku pembelian, mengetahui apa yang sebenarnya dibeli pelanggan
dalam waktu tertentu.
4) Media apa yang tepat digunakan agar pelanggan dapat dijangkau
32
1. Siapa Pelanggan (demografis/geografis)
2. Apa yang dikehendaki oleh pelanggan (psikografis/life style)
3. Apa yang dibeli pelanggan (perilaku pembelian)
4. Dimana pelanggan dapat dijangkau (referensi media)
KONSUMEN
-
Bagian 1
Segmentasi Pemasaran
b. Target Pemasaran
Dari keempat butir segmentasi pemasaran maka dapat disimpulkan dan
ditentukan target sasaran konsumen yang sebenarnya.
1) Dari segi jenis kelamin, apakah sasarannya laki-laki atau perempuan.
2) Dari segi pendidikan, apakah tingkat, SD, SMP, SMA atau Mahasiswa.
3) Dari segi pendapatan, apakah sasarannya konsumen tingkat bawah,
menengah atau elite.
4) Dari segi ukuran keluarga, apakah sasarannya keluarga sejahtera atau pra
sejarah.
5) Kalau dari segi etnis, apakah sasarannya suku Sunda, Batak, Ambon atau
yang lainnya.
c. Positioning Marketing
Setelah dapat ditentukan target pemasarannya, kemudian tentukan sikap,
tindakan dan kedudukan sesuai tingkatnya, yaitu melalui hal-hal berikut ini.
1) Produk
a) Disajikan sesuai target marketing yang sudah ditentukan
b) Mutu
c) Produk life cycle
2) Harga
a) Penentuan cost (biaya) melalui harga-harga pokok sumber langsung.
b) Dikaitkan dengan pola persaingan.
3) Place
a) Penentuan lembaga/unsur struktural yang dapat dimanfaatkan
untuk penyaluran.
b) Penentuan unsur logistik yang menyangkut arus, waktu,
kuantitas, arah tujuan, dan pembiayaan.33
-
4) Promosi
a) Personal selling
b) Publicity
c) Advertising
d) Sales promotion
E. Jenis dan Spesifikasi Barang
Barang diartikan sebagai atribut dan secara fisik dapat diraba dalam bentuk
yang nyata, sedangkan makna produk, menurut J. Stanton, adalah suatu sifat yang
kompleks, baik dapat diraba maupun tidak dapat diraba, termasuk bungkus, warna,
harga, pretise perusahaan dan pengecer, serta pelayanan perusahaan yang diterima
oleh pembeli untuk memuaskan keinginan atau kebutuhannya.
Barang-barang tersebut dikelompokkan menjadi dua, yaitu sebagai berikut :
Gambar 1
Barang Merupakan
Atribut Secara fisik
Dapat Diraba1. Kelompok Barang Ber dasarkan Kepuasan Segera dan
Kesejahteraan Konsumen Jangka Panjang
a. Solutary Product (barang yang bermanfaat)
Solutary Product, yaitu barang-barang yang mempunyai daya tarik sangat
rendah, tetapi dapat memberikan manfaat yang sangat tinggi kepada konsumen
dalam jangka panjang. Contoh, detergen dengan fosfat sangat rendah.
b. Deficient Product (barang yang kurang sempurna)
Deficient Product, yaitu barang-barang yang tidak mempunyai daya tarik tinggi,
tetapi tetap mempunyai manfaat untuk konsumen. Contoh, obat-obatan yang
rasanya pahit, tetapi manju mengobati penyakit.
34
-
c. Pressing Product (barang yang sifatnya menyenangkan)
Pressing Product, yaitu barang-barang yang segera memberikan kepuasan
kepada si pembeli, akan tetapi dapat berakibat sangat buruk bagi para pemakai
barang tersebut. Contoh rokok, minuman keras, ganja, kokain, dan sebagainya.
d. Desirable Product (barang yang sangat diperlukan)
Desirable Product, yaitu yang barang dapat memberikan kepuasan dengan
segera dan dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Contoh, barang ini sangat
diperlukan dan dipakai secara terus menerus (makanan dan minuman yang
bergizi)
2. kelompok Barang Menurut Tujuan Pemakaian
a. Barang konsumsi (Consumer Goods)
Barang konsumsi merupakan barang-barang yang dapat dibeli untuk
dikonsumsi. Pembelian barang-barang jenis ini berdasarkan atas kebiasaan
membeli dari konsumen. Berdasarkan kebiasaan pembelian inilah barang
konsumsi dapat dibedakan lagi menjadi empat golongan, yaitu sebagai berikut.
1) Convenience goods (barang kebutuhan sehari-hari). Convenience goods
dapat dikelompokkan berupa berikut ini.
a) Barang pokok, yaitu barang yang dibeli secara tetap, misalnya beras,
sabun, dan pasta gigi.
b) Barang impulsif, yaitu barang yang dibeli tanpa perencanaan, misalnya
permen, cokelat, dan es.
c) Barang darurat, barang yang dibeli atas dorongan kebutuhan, misalnya
payung di musim hujan.
2) Shopping goods (barang belanjaan), barang yang pembeliannya perlu
dipertimbangkan, harga relatif mahal, perbandingan mutu, dan lain-lain,
misalnya mobil, motor, peralatan rumah tangga, dan pakaian.
3) Speciality goods (barang khusus), merupakan barang dengan ciri khas
yang mampu menarik konsumen dalam berbelanja, misalnya mobil mewah
dan gaun malam yang mewah.
4) Unsought goods (barang yang tidak dicari), yaitu barang-barang yang
tidak diketahui atau diketahui konsumen, namun secara normal tidak
berpikir untuk membelinya, misalnya asuransi jiwa, batu nisan, dan tanah
kuburan.35
-
b. Barang Industri (Industrial Goods)
Barang industri merupakan barang yang dibeli untuk diproses lagi atau untuk
kepentingan dalam industri. Konsumen atau pembeli dari barang-barang ini
adalah perusahaan, lembaga, organisasi, termasuk organisasi nonprofit atau
organisasi yang tidak berorientasi mencari laba. Barang industri dapat
digolongkan sebagai berikut.
1) Bahan dan suku cadang, barang-barang yang seluruhnya masuk dalam
produk jadi, antara lain :
a) Bahan baku, meliputi hasil pertanian yaitu barang yang dihasilkan dari proses pengolahan tanah dan tanaman, misalnya beras, kapas, ternak,
buah-buahan, dan sayur-sayuran. Bahan baku juga meliputi barang hasil
alam, yaitu segala macam barang yang dihasilkan oleh alam, misalnya
kayu, minyak bumi, biji besi.
b) Bahan jadi dan suku cadang, meliputi bahan komponen, umumnya masih
diolah kembali, misalnya benang tenun menjadi kain. Selain bahan
komponen, bahan jadi dan suku cadang juga meliputi suku komponen
yang seluruhnya masuk ke dalam barang jadi, tanpa perubahan bentuk
dan sifat, misalnya ban dan motor kecil.
2) Barang modal, barang-barang yang sebagian masuk ke hasil barang jadi
akhir. Barang ini meliputi :
a) Instalasi, yaitu alat produksi utama dalam sebuah pabrik atau perusahaan
yang dapat digunakan untuk jangka panjang, misalnya tangga berjalan,
komputer, generator, dan mesin bor.
b) Peralatan ekstra (tambahan), yaitu alat-alat yang dipakai untuk
membantu instalasi. Peralatan ini terdiri atas peralatan pabrik dan
perkakas yang mudah dibawa, misalnya perkakas tangan dan alat
pengungkit. Selain itu, peralatan ekstra juga meliputi peralatan kantor,
misalnya mesin tik, mesin teleks, dan meja kantor/
3) Pembekalan dan pelayanan (supplies and services), merupakan padanan
dari barang-barang kemudahan di bidang industri karena barang-barang
tersebut pada umumnya dibeli dengan usaha minimal dengan dasar
pembelian kembali.36
-
a) Pembekalan operasional, misalnya batu bara, pita mesin tik, tinta printer,
dan minyak pelumas.
b) Jasa nasihat bisnis, konsultasi bisnis manajemen, dan biaro iklan
Tabel 1
Karakteristik Barang Konsumsi
NoKarakteristik Barang
Konsumsi
Convenience
Goods
Shopping
GoodsSpeciality Good
1 Waktu dan tenaga yang
dikeluarkan
Sangat sedikit Banyak sekali Mungkin membeli
di toko terdekat
atau jauh2 Waktu untuk
merencanakan pembeli
Sangat sedikit Banyak sekali Banyak sekali
3 Penawaran kebutuhan Dengan segera Relatif lama Relatif lama4 Apakah ada pembandingan
kualitas dan harga
Tidak Ya Tidak
5 Harga Rendah Tinggi Tinggi6 Frekuensi pembelian Sering Jarang Jarang7 Penting/tidak penting Tidak penting Sering sangat
penting
Tidak dapat dilihat
secara umum
3. Barang-Barang di Supermarket
Barang dikelompokkan menjadi tiga, yaitu barang supermarket, barang
fresh, dan barang fashion. Pengelompokan barang tersebut dispesifikasikan
kembali menjadi beberapa departemen. Pada pembahasan yang pertama ini akan
dibahas tentang barang supermarket. Barang supermarket meliputi departemen-
departemen berikut ini.
a. Departemen Food
Departemen food, yaitu meliputi semua makanan, khususnya makanan
ringan (snack) yang banyak dikonsumsi oleh anak-anak.
1) Milk dan milk product (susu untuk bayi sampai dewasa).2) Biscuits (sejenis wafer dan cracker).3) Drink (jenis minuman berenergi, obat, soda atau jus).4) Canned food (makanan yang diawetkan dalam kaleng, seperti sarden,
corned, dan sebagainya).
37
-
5) Snack (makanan ringan, termasuk hasil industri rumah tangga, misalnya kerupuk, kacang-kacangan, dan sebagainya).
6) Seasoning (aneka macam bumbu masak lokal, nasional, dan internasional).
7) Local basic (sembilan bahan pokok atau sembako, seperti beras, telor, minyak dan sebagainya).
8) Bakery (seperti roti tawar, roti manis, dan sebagainya).9) Baking needs (jenis-jenis bahan untuk pembuatan kue, seperti ovelet,
pernifan, TBM, dan sebagainya).
10) Candies dan chocolate (permen dan coklat).11) Noodles (mie dan jenis-jenisnya).12) Breakfast (untuk sarapan minuman, seperti kopi, teh, sereal, dan sebagainya).
13) Cooking oil (minyak goreng, seperti Sania, Bimoli, Avena dan sebagainya).
14) Syrup (minuman sari buah, seperti sirup ABC, Marjan dan sebagainya).
15) Dry goods (makanan yang diawetkan dengan cara dikeringkan seperti ikan asin, kacang tanah, kacang kedelai, dan sebagainya).
b. Departemen NoonfoodDepartemen nonfood, yaitu meliputi barang-barang selain makanan.
1) Hair care (aneka bahan untuk perawatan rambut, seperti sampo, minyak rambut, dan sebagainya).
2) Body care (aneka bahan untuk perawatan tubuh, seperti sabun mandi, hand and body lotion, dan sebagainya).
3) Skin care (aneka bahan untuk perawatan kulit, misalnya obat jerawat, pelembab, pemutih, dan sebagainya).
4) Mouth care (aneka bahan perawatan gigi, seperti pasta gigi, sikap gigi, obat kumur, seperti Listerin dan sebagainya).
5) Cleaning aid (aneka bahan untuk pembersih dan pengharum lantai, pembersih pakaian, dan sebagainya).
6) Insect killer (pembunuh serangga, seperti Baygon dan sejenisnya).
38
-
7) Air freshness (pengharum ruangan, misalnya Bayfresh).8) Tissue and piper product (aneka tisu dan kelengkapan wanita, misalnya tisu Passeo, Nice, Keenex, dan sebagainya).
9) Kosmetik tradisional (aneka kosmetik tradisional, misalnya alat
lulur, sabun lulur), dan kosmetik internasional (Mirabella, Olay, Masker,
dan sebagainya).
10) Obat-obatan (aneka obat yang tidak dimakan, seperti
Handsaplast, Bethadine, dan sejenisnya.
c. Departemen House HoldDepartemen house hold adalah perlengkapan rumah tangga.
1) Electrical (peralatan yang menggunakan listrik, misalnya magic jar, setrika, dan sebagainya).
2) Party wear (perlengkapan pesta, misalnya piring kertas, sendok plastik, dan sebagainya).
3) Seasonal good (barang musiman, seperti payung dan jas hujan).4) Luggage (tas dan koper).5) Hard ware (perlengkapan untuk bengkel, seperti palu, tang, dan sebagainya).
6) Souvenir (barang pajangan, hiasan, dan cendera mata, misalnya jam).
7) Plastic ware (perlengkapan rumah tangga dari bahan plastik).8) Kitchen ware (perlengkapan dapur, seperti kompor gas dan wajan).
9) Melamine ware (perlengkapan yang terbuat dari melamin seperti piring, sendok, garpu dan sebagainya).
10) Cleaning equipment (perlengkapan kebersihan, seperti sapu lantai, sapu pel, dan keset).
11) Glass ware (perlengkapan dari kaca atau beling, misalnya gelas, piring, cangkir, dan sebagainya).
12) Cotton goods (kain kartun, misalnya celana dalam dan kaos dalam).
d. Departemen Toys
39
-
Departemen toys adalah sebuah saran atau tempat atau barang-barang yang
disediakan khusus untuk anak-anak. Jenis-jenis toys terdiri atas berikut ini.
1) Soft toys (mainan yang lembut untuk perempuan).2) Battered operated toys for boys (aneka perlengkapan mainan anak laki-laki, seperti mobil-mobilan, pistol-pistolan, robot-robotan, dan
sebagainya).
3) Battered operated toys for girls (aneka perlengkapan mainan anak perempuan, seperti boneka, alat untuk masak-masakan, dan
sebagainya).
4) Games (permainan tradisional dan internasional, misalnya ular tangga, bola basket, dan catur).
5) Education toys the other (aneka mainan untuk pendidikan, misalnya catur, scrable/mainan menyusun huruf, leggo/mainan membuat
konstruksi jembatan, rumah, gedung, dan sebagainya).
e. Departemen StationaryDepartemen stationary meliputi semua peralatan tulis dan kantor, seperti :
1) pensil,
2) penghapus,
3) penggaris,
4) perlengkapan komputer,
5) perlengkapan mesin ketik, dan yang lainnya.
4. Jenis, Sifat dan Spesifikasi Barang Supermarket
Jenis barang supermarket telah ditentukan dalam pembagian departemen
dan pembagian tersebut adalah pengklasifikasian barang berdasarkan jenis-
jenisnya, seperti departemen food, berarti kelompok barang jenis makanan;
departemen nonfood, berarti pengelompokan barang jenis bukan makanan;
departemen house hold, berarti pengelompokan barang jenis perlengkapan
rumah tangga; departemen toys, berarti pengelompokan barang jenis peralatan
permainan anak; dan departemen stationary adalah pengelompokan barang jenis
peralatan tulis dan kantor.
Sifat barang supermarket adalah perbedaan sifat atau karakter antara
barang yang satu dengan yang lainnya pada departemen yang sama, misalnya 40
-
perbedaan sifat drinks dan biscuits, yaitu bersifat minuman dan makanan yang
sama ada pada departemen food.
Spesifikasi barang supermarket adalah perbedaan kualitas dan kuantitas
jenis barang dengan merek yang berbeda dalam satu sifat dan satu departemen
misalnya fruit tea dan fresh tea.
Untuk lebih jelasnya tentang jenis, sifat, dan spesifikasi barang
supermarket dapat diperhatikan pada tabel berikut ini.
Tabel 2
Spesifikasi Barang Konsumsi
Jenis
DepartemenSifat
SpesifikasiMerk Kualitas
Food Noodles Sarimi
PT. Indofood Sukses Makmur
Tbk. Jakarta Indonesia.
Komposisi :
-
tepung terigu
-
minyak sayur
-
tepung tapioka
-
pengatur keasaman
-
pemantap
-
pewarna
-
antioksidanMie Sedap
PT. Prakarsa Alam Segar
Jakarta Indonesia
Komposisi :
-
tepung terigu
-
minyak sayur41
-
-garam
-
pengental
-
pengatur
-
keasaman
-
pewarna
-
zat besi
F. SOP (Standard Operating Procedure) Penataan Produk dari Suatu PerusahaanPada pembahasan ini akan dipelajari tentang SOP penataan produk barang
supermarket sesuai prosedur perusahaan ritel. SOP penataan produk adalah langkah-
langkah yang harus ditempuh pada penataan produk yang dijadikan acuan (standar)
dalam penataan untuk menarik perhatian konsumen untuk keputusan membeli.
Upaya menata produk disebut juga dengan istilah Visual Marchandising (VM).
Lebih jelasnya, visual merchandising adalah penataan produk yang tujuannya untuk
menarik perhatian konsumen, di mana langkah-langkah dalam VM di antaranya
dapat dilakukan dengan display dan label. Untuk itu perlengkapan-perlengkapan
yang diperlukan dalam menyusun visual merchandising di antaranya adalah label
dan display yang lebih jelasnya adalah sebagai berikut.
1. Labelling
Setiap barang yang akan di-display harus diteliti terlebih dahulu, mencakup :
a. apakah sudah diberi label atau belum?
b. jika tidak perlu dilabel karena sudah memiliki bar code, apakah bar code tersebut sudah di-input ke komputer atau belum?
Hal tersebut perlu dilakkan untuk membantu memperlancar operasional.
Ketentuan label harus memuat informasi tentang :
a. tanggal receiving
42
-
b. kode barang (PLU)
c. kode supplier,d. bar code
e. harga jual (tidak selalu ada)
f. memeriksa kesesuaian antara brand (merek), article (tipe), size (ukuran)keterangan:
1) brand (Merek) : Canon
2) article (Tipe) : IP1000 ASA HVT
3) Size (Ukuran) : 9571A008 (AA)
2. Display
Display adalah suatu tindakan menampilkan, menaruh, meletakkan produk
pada suatu tempat sedemikian rupa sehingga menarik perhatian. Display tidak
dapat dipisahkan dengan fungsi-fungsi lain, misalnya memberi hiasan
(decoration) dan gambar (design). Kedua fungsi ini saling mengisi untuk satu
faktor tujuan, yaitu menarik perhatian. Dalam hal ini, display terkait dengan
faktor pembantu seperti warna, tata letak, pencahayaan, penempatan produk
yang tepat, dan lain sebagainya.
SOP display di swalayan untuk barang supermarket paling awal yang harus
diperhatikan adalah penggunaan ruangan. Penggunaan ruangan harus
disesuaikan dengan hal berikut ini.
a. Kategori Produk
Produk terdiri atas berbagai macam penggolongan, yaitu food, nonfood,
fresh GMS, stationary, dan sebagainya. Dalam penggunaan ruang produk di-
display harus sejenis, misalnya porduk deterjen ditata dalam satu lorong,
produk pembersih lantai ditata dalam satu lorong juga. Hal ini memberikan
kemudahan bagi konsumen untuk memilih produk yang akan dibeli.
b. Ukuran Kemasan
Dalam pen-display-an harus memperhatikan faktor keamanan apabila produk
itu riskan atau mudah bocor. Untuk produk tersebut, penataan tidak
dibenarkan ditempatkan di bagian atas. Penataan yang kategori kecil
ditempatkan di bagian atas dan yang ketegori besar ditempatkan di bagian
bawah.
43
-
Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dijalankan dalam penataan produk di
swalayan adalah sebagai berikut:
a. Produk ditempatkan dalam kategorinya.
b. Facing/jumlah tier produk sesuai dengan market sharec. Pengaturan secara horizontal atau vertikal untuk masing-masing jenis brand. d. Pengaturan produk sesuai dengan arah lalu lintas pengunjung lain, misalnya
POP yang digantung Sania Jerigen 5lt dengan harga Rp 29.975,00 diubah
menjadi harga sebenarnya, yaitu Rp 27.975,00 dan harga awal diberi tanda
silang. POP biasa berupa label, SKU, dan lain-lain.
e. Rotasi produk FIFO (First In First Out), artinya dalam persediaan barang, produk yang pertama masuk, barang itulah yang pertama dikeluarkan,
perhatikan expire date-nya.
Ada lima cara pen-display-an sebagai contoh pedoman penataan produk, antara
lain sebagai berikut.
a. Letakkan barang sesuai ukuran besar atau berkesan berat di bawah dan
barang ukuran kecil berkesan lebih ringkas di atas.
b. Usahakan untuk memperoleh tinggi barang yang sama.
c. Facing suatu produk menghadap ke depan.d. Usahakan tinggi tiap jalur sama (top sky line).e. Gunakan eye technique/eye catching dan colour breaking, yang mempunyai
tujuan memajangkan barang agar ada perhatian dari konsumen. Maksud dari
eye techinique/eye catching adalah teknik memajangkan berdasarkan luas
area pandang (mata) seseorang. Luas area pandang tersebut artinya, produk
dipajang berdasarkan tatap muka yang pertama kali dilihat, penataan produk
ini biasanya produk yang sedang tren dan sebagainya.
Pen-display-an yang baik, teliti, dan teratur akan memberikan lima
kemudahan baik, bagi konsumen maupun pihak perusahaan, yaitu:
a. Mudah untuk dimengerti,
b. Mudah untuk dilihat,
c. Mudah memilih,
d. Mudah diambil dan diletakkan kembali, dan
e. Mudah dirapihkan.
44
-
Selain hal-hal diatas, display juga memiliki beberapa manfaat yang akan
menguntungkan bagi pihak perusahaan, yaitu:
a. Meningkatkan penjualan,
b. Meningkatkan store image,c. Meminimumkan out of stock (barang yang kosong), dand. Mengidentifikasi laku tidaknya suatu produk.
Perlu diketahui, bahea pen-display-an yang baik akan mendatangkan hasil
yang baik pula bagi perusahaan. Pendukung pen-display-an yang baik di
antaranya seperti berikut.
a. POP
POP merupakan suatu himbauan yang ditunjukkan kepada pembeli agar
timbul keinginan untuk membeli.
b. Peralatan display barang supermarketAlat display yang dipergunakan dalam penataan produk supermarket terdiri
atas berikut ini.
1) Gondola, yaitu peralatan display yang terdiri atas shelving atau rak panjang secara utuh.
2) Chelving, yaitu alat pemajangan yang merupakan bagian dari gondola yang biasa disebut rak.
3) Showcase, yaitu alat pajang berupa etalase untuk penjualan daging segar, sosis, dairy, dan sebagainya. Showcase digunakan untuk produk yang
expire date-nya pendek.
4) Showcase chiller, tempat pemajangan buah, daging, sayur, dairy, dan sebagainya.
5) Frozen island, yaitu sarana pajang untuk produk beku, seperti ice cream, chicken nugged, sayuran, dan sebagainya.
6) Wagon, adalah boks besar untuk menyimpan produk yang sedang promo atau diskon.
7) Single hook, berupa gantungan, biasanya untuk pemajangan produk seperti sikat gigi, snack, sosis dan sebagainya.
8) Hambalan, yaitu kayu yang letaknya di bawah bagian dasar untuk peralatan display.
45
-
9) End gondola, yaitu gondola akhir yang paling ujung dan untuk disewakan.
c. Istilah dan perlengkapan display barang supermarket1) SKU, keterangan yang menunjukkan nama produk, harga, nomor, PLU
produk.
2) Bay, yaitu susunan pemajangan produk di rak satu baris ke bawah.3) Tier, yaitu barusan pemajangan produk ke belakang, pemajangan dalam
satu rak biasanya terdiri atas beberapa tier.
4) Face, yaitu pemajangan produk tampak muka harus menghadap depan, jangan terbalik, miring dan sebagainya.
5) POP (Point Of Purchase), yaitu keterangan mengenai nama produk, harga ataupun sarana bantu promosi penjualan.
6) Floor display, yaitu pemajangan pada lantai.7) COC (Check on Counter), yaitu pemajangan produk yang menempel di
depan kassa.
8) PLU (Price Look Up Unit), yaitu nomor identitas barang yang berfungsi untuk pencatatan komputerisasi.
9) Piramid, yaitu hambalan yang terdiri atas dua tingkat untuk pemajangan floor display.
d. Cara penataan produk supermarket
Cara-0cara dalam penataan produk supermarket di antaranya adalah berikut
ini.
1) Barang supermarket yang akan di tempatkan hendaknya berurutan terdiri
atas beberapa jenis barang, antara lain:
a) barang yang sangat dibutuhkan oleh konsumen,
b) barang yang sama dan efisien penggunaannya,
c) barang yang sedang tren,
d) barang yang berkualitas baik, dan
e) barang yang berprestasi.
2) Brand blocking secara verticalBrand blocking secara vertical, yaitu penempatan barang supermarket
yang sejenis berderet kea rah vertical atau atas bawah dan merek barang
46
-
juga harus terlihat di bagian muka secara vertikal. Penempatan barang
secara vertical berarti menempatkan barang:
a) dari atas ke bawah secara sistematis,
b) disusun sesuai jenis dan klasifikasinya,
c) barang disusun berdasarkan ukuran, dari yang terkecil sampai yang
terbesar atau sebaliknya,
d) warna barang disusun dari warna muda sampai warna tua atau
sebaliknya,
e) harga barang di letakkan dari harga murah ke harga mahal, atau
sebaliknya
f) barang disusun dari atas ke bawah atau sebaliknya menurut jenis,
kategori, bentuk, dan sifatnya.
Penempatan barang dagangan secara vertical dapat dilakukan di berbagai
display, seperti berikut ini.
a) Shelving (rak)Rak barang biasanya digunakan untuk barang dagangan sehari-hari,
misalnya pasta gigi, sabun mandi, sabun cuci, sampo, dan
sebagainya. Untuk lebih jelasnya, lihat penataan produk berikut.
Bagan 2 Penempatan Produk Secara Vertikal
Deodoran Sikat Sampo Pasta Gigi Sabun MandiDeodoran Sikat Sampo Pasta Gigi Sabun MandiDeodoran Sikat Sampo Pasta Gigi Sabun Mandi
b) Gondola
Gondola merupakan jenis rak yang bentuknya memiliki dua muka
dan masing-masing muka mempunyai fungsi yang sama. Gondola
dapat digunakan untuk menempatkan barang berupa makanan dan
minuman dalam satu kemasan dapat berdiri, seperti susu kemasan,
susu kotak, dan sebagainya.
3) Brand blocking secara horizontalBrand blocking secara horizontal, yaitu penempatan barang supermarket
satu jenis berderet horizontal dari arah kiri ke kanan atau arah melebar
dan merek barang harus dapat terlihat dari depan. Cara penempatan
barang seperti ini di supermarket jarang digunakan karena tidak efisien. 47
-
Penempatan barang seperti ini sangat sulit dijangkau oleh calon pembeli.
Adapun kelemahan penempatan barang dagangan secara horizontal
adalah sebagai berikut.
a) pelanggan mondar-mandir untuk mencari barang yang diperlukannya.
b) memberikan kesan bahwa terbatasnya barang yang dijual.
c) barang yang dilihat dan dijangkau pembeli terbatas.
d) memberikan kesan yang tidak beraturanBagan 3 Penempatan Produk secara Horizontal
Pasta Gigi Pasta Gigi Pasta Gigi Pasta Gigi Pasta GigiSabun Sabun Sabun Sabun SabunSampo Sampo Sampo Sampo Sampo
G. Keterampilan dalam Menginterprestasikan Perencanaan Visual Penataan
Produk
Setelah mempelajari tentang pengetahuan produk supermarket, segmentasi
dan visual merchandising, langkah selanjutnya adalah peserta didik harus dapat
menerapkan pengetahuan tersebut untuk menjadi sebuah keterampilan yang
professional di bidang VM. Dalam melakuan praktik menginterprestasikan
perencanaan VM maka langkah yang harus dikerjakan adalah sebagai berikut.
1. Memilih segmen pasar yang akan dijadikan target dan penentuan
kebijakan dalam pengadaan barang, misalnya dapat diperhatikan pada table
berikut ini.
Table 3
Penentuan Segmen, Target, dan Posisi Pasar
Segmentasi Targeting PositioningSegementasi yang dipilih
adalah berdasarkan
demografis:
a. Jenis kelamin,
b. Status perkawinan
c. Agama,
d. Jabatan, dan
e. Pendidikan
Konsumen yang paling
pontesial di daerah
tempat supermarket itu
berada adalah
lingkungan pendidikan
Kebijakan yang diambil
oleh perusahaan untuk
menyediakan barang-
barang untuk keperluan
pendidikan. Dengan
menentukan:
a. Produk
b. Harga,
48
-
Segmentasi Targeting Positioningc. Tempat, dan
d. promosi
2. Mengidentifikasi barang supermarket yang akan dijual
Cara mengidentifikasi barang dikategorikan berdasarkan jenis, macam, dan
spesifikasinya, misalnya dapat dilihat pada table berikut ini.
Tabel 4
Identifikasi Barang Supermarket
Jenis
DepartemenSifat
SpesifikasiMerek Kualitas
Stationary Kertas
tulis HVS
Bola Dunia
PT Pindo Deli Pulp & Paper
Mills Tbk. Jakarta Indonesia
- Whiter & smoother
- High Quality Print
Result
- Trouble-Freejam
- No Transparency
- Penghargaan:
- ISO 9001
- ISO 14001
- ISO 9706
- Sustainable Forest
FibreKertas
tulis HVS
Office-Mate
CV Dirgahayu Mfg. Co.
Sidoarjo-East
Java Indonesia
- Laser Printers
- Fax
- Copier
- Inkjet Printer
3. Menata produk sesuai prosedur perusahaan
Dalam penataan produk atau visual merchandising barang supermarket ada dua
tahapan, yaitu tahap pelabelan dan tahap display.
4. Melaksanakan kode etik APLI bagian 2Melaksanakan kode etik APLI bagian 2 di antaranya yang paling berhubungan dengan VM adalah mengenai kode etik dalam literature, yaitu:a. literatur promosi,
49
-
b. literatur iklan,c. literatur surat penawaran via pos, ataud. literatur label produkkode etik lainnya adalah tidak boleh memuat keterangan, pertanyaan atau gambar yang menyesatkan atau tidak benar. Selain itu, harus menyebutkan nama, alamat, atau nomor telepon perusahaan atau penjual langsung.
H. Sikap dalam Menginterprestasikan Perencanaan Visual Penataan ProdukDalam menginterprestasikan perencanaan visual penataan produk dibutuhkan
sikap-sikap yang baik sesuai dengan pedoman dasar SOP, yaitu sebagai berikut.1. Cermat
Harus cermat menginterprestasikan perencanaan visual tersebut. Diantaranya dapat dilakukan dengan cara:a. spesfikasi barang dengan benar,b. berdiri, duduk, dan gerakan sesuai kebutuhan,c. berbicara jelas dan lantang,d. lakukan seperti baru pertama kali,e. dorong diri dengan kalimat yang bersemangat, danf. berikan perhatian terhadap persoalan interpretasi visual.
2. Teliti Pelayanan harus teliti dalam menginterpretasikan visualisasi penataan
produk. Diantaranya dapat dilakukan dengan cara:a. memperhatikan setiap proses yang dilaksanakan,b. amati dengan seksama barang yang telah ditata, danc. periksa dokumen-dokumen barang yang ditata, apakah telah dipasangkan
atau belum.3. Bertanggung Jawab
Pelayanan harus bertanggung jawab dalam menginterprestasikan visualisasi penataan produk sesuai dengan tingkat wewenangnya pada perusahaan tersebut. Di antaranya dengan:a. menampung masukan mengenai penataan dari supervisor atau kolega,b. disalurkan pada petugas yang berwenang di perusahaan, danc. meneruskan kembali proses penataaan dengan benar.
50
-
Rangkuman
1. Penataan produk atau istilah lainnya display adalah suatu cara penataan produk, terutama produk barang yang diterapkan oleh perusahaan tertentu, tujuannya agar
dapat menarik minat konsumen.
2. Landasan hukum perlindungan konsumen dengan persetujuan Dewan Perwakilan
Rakyat Republik Indonesia, memutuskan dan menetapkan Undang-Undang
Republik Indonesia No.8 Tahun 1999 pasal 7 tentang Perlindungan Konsumen
mengenai hak dan kewajiban pelaku usaha.
3. Kode etik sedunia diterbitkan oleh Federasi Sedunia Asosiasi Penjualan Langsung (WFDSA) bagi para anggota asosiasi nasional penjual langsung mengacu pada
WFDSA tersebut. Kode etik ini menyangkut hubungan antara perusahaan-
perusahaan penjualan langsung dan para penjual langsung di suatu pihak dan para
konsumen di lain pihak, antara perusahaan penjualan langsung dengan anggota dan
calon anggota independen atau mandiri, dan juga di antara perusahaan-perusahaan
penjual langsung sendiri. Kode etik ini bertujuan memberikan kepuasan dan
perlindungan kepada semua pihak yang berkepentingan, memajukan kompetisi yang
sehat dalam rangka system dunia usaha bebas, dan peningkatan citra umum dari
kegiatan penjualan langsung.
4. Kelompok barang berdasarkan kepuasan segera dan kesejahteraan konsumen jangka panjang adalah sebagai berikut.
a. Solutary product (barang yang bermanfaat)b. Deficient product (barang yang kurang sempurna)c. Pressing product (barang yang sifatnya menyenangkan)d. Desirable product (barang yang sangat diperlukan)Kelompok barang menurut tujuan pemakaian adalah sebagai berikut
a. Consumer goods (barang konsumsi)b. Convenience goods (barang kebutuhan sehari-hari)c. Shopping goods (barang belanjaan)d. Speciality unsought goods (barang yang tidak dicari)Pengklasifikasian atau pengelompokkan barang adalah memudahkan pengelolanya.
Bagi produsen dan penjual, pengklasifikasian barang akan memudahkan dalam hal:
a. penyimpanan barang ke gudang,
b. pengambilan barang dari gudang,51
-
c. penataaan di ruang pajang, dan
d. pengawasan dan pemeliharaan barang.
5. Segmentasi pasar adalah pengelompokan pasar menjadi kelompok-kelompok konsumen yang homogeny. Di mana dalam tiap kelompok (bagian) dapat dipilih