74577066-jumlah-teras

Upload: reza-abel

Post on 15-Oct-2015

7 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

fhjfghf

TRANSCRIPT

  • BAB III

    Hasil Percobaan dan Pembahasan

    3.1 Hasil Percobaan

    Tugas Praktikum :

    1. Tentukan jumlah teras yang dapat dibuat pada suatu lahan apabila diketahui data sebagai berikut : panjang lereng 200 m, kemiringan (slope) 20% serta

    erodibilitas 0,65. Untuk daerah yang mudah tererosi gunakan VI = 8S + 60 cm.

    Untuk daerah yang tidak mudah tererosi gunakan VI = 10S + 60 cm

    Diketahui : PL = 200 m

    S = 20%

    erodibilitas = 0,65

    Ditanyakan : Jumlah teras?

    Jawab :

    VI = 8S + 60 cm = 8(20) + 60 cm

    = 220 cm

    = 2,2 m

    VI = = = 11 m

    Jumlah teras = = 18,18 = 18 teras

    2. Diketahui lebar bangku dari sebuah teras bangku datar yang akan dibuat adalah

    3 meter, panjang lereng 150 meter, kemiringan (slope) 30% dan rasio

    kemiringan tampingan (vertikal : horizontal = 1 : 0,75), Tentukan :

    a) Jarak vertikal

    b) Lebar teras dan lebar bidang tampingan

    c) Jumlah teras yang dapat dibuat

    Diketahui : Wb = 3 m

    PL = 150 m

    S = 30%

    vertikal : horizontal = 1 : 0,75

  • Ditanyakan : a) VI?

    b) Wt & Wr?

    c) Jumlah teras?

    Jawab :

    a) VI = = = = 1,16 m

    b) Wt = = = 3,87 m

    Wr = Wt Wb = 3,87 m 3 m = 0,87 m

    c) Jumlah teras = = 38,75 = 39 teras

  • 3.2 Pembahasan

    Pada praktikum kali ini akan di bahas tentang jenis-jenis teras beserta

    fungsinya juga bagaimana cara menghitung jumlah teras yang dibutuhkan pada

    lahan.

    Pengetian teras itu sendiri adalah bangunan konservasi tanah dan air secara

    mekanis yang dibuat untuk memperpendek panjang lereng dan atau memperkecil

    kemiringan lereng dengan jalan penggalian dan pengurugan tanah melintang

    lereng, yang bertujuan untuk mengurangi kecepatan aliran permukaan (run off)

    dan memperbesar peresapan air, sehingga kehilangan tanah berkurang.

    (Sukartaatmadja, 2004). Fungsi dari teras diantaranya adalah untuk mengurangi

    panjang lereng dan menahan air, sehingga mengurangi kecepatan dan jumlah

    aliran permukaan, dan memungkinkan penyerapan air oleh tanah. Dengan

    demikian erosi berkurang. (Arsyad, 1989). Pada lahan-lahan yang kemiringannya

    0 - 50 persen, teras dibuat dengan maksud untuk memperkecil atau

    memperpendek kemiringan lereng atau panjang lereng. Pembuatan teras

    dimaksudkan untuk mengubah permukaan tanah miring menjadi bertingkat -

    tingkat. Gunanya untuk mengurangi kecepatan aliran permukaan dan menahan

    serta menampung agar lebih banyak air yang meresap ke dalam tanah.

    Terdapat berbagai jenis teras beseta fungsi-fungsinya yang berbeda. Ada 2

    jenis tipe teras utama yaitu berdasar lebar (broad base terrace) dan teras

    tangga/bangku (bench terrace).

    Teras bangku dibagi menjadi 4 bagian, yaitu :

    1. Teras Bangku Datar (Level Bench Terrace)

  • Fungsi : untuk pemanfaatan air seefisien mungkin. Teras bangku dibuat pada

    tempat-tempat yang mempunyai kemiringan sekitar 20%, curah hujan relatif

    rendah dan permeabilitas tinggi.

    2. Teras Bangku Berlereng (Sloping Bench Terrace)

    Fungsi : untuk mengalirkan run-off ke saluran pembuangan tanpa

    menimbulkan erosi. Terras bangku berlereng dibuat pada tempat-tempat yang

    mempunyai kemiringan sekitar 15 % dengan permeabilitas tanah kurang.

    3. Teras Tangga (Step Terrace)

    Fungsi : untuk pemanfaatan air sehingga memperbesar jumlah air yang

    diinfiltrasikan serta cocok pada lahan yang mempunyai erodibilitas tinggi. Di

    teras tangga ini banyak di tumbuhi tanaman tahunan yang berfungsi sebagai

    penyimpan cadangan air, sehingga cadangan air di daerah tersebut akan

    mempunyai jumlah yang cukup banyak.

    4. Teras Irigasi ( Irigation Terrace)Fungsi : untuk penyaluran air untuk irigasi.

  • Keuntungan teras bangku :

    (a) efektif dalam mengendalikan erosi dan aliran permukaan

    (b) menangkap tanah dalam parit-parit yang dibuat sepanjang teras dan

    tanah yang terkumpul itu dapat dikembalikan ke bidang olah

    (c) mengurangi panjang lereng, dimana setiap 2 3 meter panjang lereng

    dibuat rata menjadi teras sehingga mengurangi kecepatan air mengalir

    menuruni lereng

    (d) dalam jangka panjang akan meningkatkan kesuburan tanah

    (e) bidang olah yang agak datar memudahkan petani melakukan budidaya

    tanaman utama

    (r) tanaman penguat teras dapat menjadi sumber pakan ternak, bahan

    organik untuk tanah dan kayu bakar.

    Kelemahan teras bangku:

    (a) pada awalnya cukup menganggu keadaan tanah, mengurangi produksi

    selama 2 3 tahun pertama

    (b) tenaga kerja / biaya untuk pembuatannya cukup tinggi, makin curam

    lahannya makin banyak tenaga kerja dan biaya yang diperlukan

    (c) untuk membuat teras bangku yang baik diperlukan ketrampilan khusus

    (d) berkurangnya luas permukaan lahan efektif untuk budidaya tanaman

    utama lebih besar dibandingkan dengan teknik konservasi tanah yang

    lain, makin curam lerengnya, makin besar berkurangnya luas tersebut

    (e) bidang olah yang terbentuk pada bagian galian mempunyai tingkat

    kesuburan yang lebih buruk daripada bidang olah yang terbentuk pada

    bagian timbunan.

  • Yerdapat teras berdasar lebar, yang terdiri dari :

    1. Teras datar

    Teras datar atau teras sawah (level terrace) adalah bangunan

    konservasi tanah berupa tanggul sejajar kontur, dengan kelerengan lahan

    tidak lebih dari 3 % dilengkapi saluran di atas dan di bawah tanggul

    (Yuliarta, 2002).

    Teras datar dibuat tepat menurut arah garis kontur dan pada tanah-

    tanah yang permeabilitasnya cukup besar sehingga tidak terjadi

    penggenangan dan tidak terjadi aliran air melalui tebing teras. Teras datar

    pada dasarnya berfungsi menahan dan menyerap air, dan juga sangat

    efektif dalam konservasi air di daerah beriklim agak kering pada lereng

    sekitar dua persen. (Arsyad, 1989)

    Tujuan pembuatan teras datar adalah untuk memperbaiki

    pengaliran air dan pembasahan tanah, yaitu dengan pembuatan selokan

    menurut garis kontur. Tanah galian ditimbun di tepi luar sehingga air dapat

    tertahan dan terkumpul. Di atas pematang sebaiknya ditanami tanaman

    penguat teras berupa rumput makanan ternak.( Sukartaatmadja ,2004)

  • 2. Teras berdasar sempit

    Bentuk teras ini sama seperti teras berdasar lebar, akan tetapi lebar

    salurannya lebih sempit, sehingga lebar keseluruhan teras hanya sekitar 3-

    4 m.

    3. Teras berlereng

    Bentuk ini dinamai teras berlereng karena teras tersebut membentuk sudut

    kecil terhadap kontur ke arah tempat pembuangan air. Besarnya lereng

    berkisar antara 0,1 samapi 0,6 % dan dapat seragam atau bervariasi

    sepanjang teras. Fungsi terras berlereng adalah mengalirkan air didalam

    saluran teras dengan kecepatan yang lambat sehingga tidak menyebabkan

    erosi dasar teras. Oleh karena itu terras ini disebut juga disebut teras

    intersepsi. Umumnya terras demikian ini dibuat pada tanah-tanah yang

    permeabilitasnya lambat didaerah beriklim basah.

    Teras berdasar lebar dapat digunakan pada tanah berlereng antar 2 sampai

    8 % yaitu pada tanah-tanah kelas II dan III. Pada daerah yang lerengnya sangat

    panjang dan berlereng hingga 20 %, jika terpaksa, tetapi pembangunan dan

    pemeliharaannya lebih sulit. Lebar teras berdasar lebar berkisar antara 6 sampai

    15 meter.

    Namun jenis teras berdasar lebar ini tidak cukup efektif dalam menahan

    erosi sebaik teras bangku, kecuali bila diperkuat dengan tanaman konservasi.

  • Penanaman tanaman konservasi, baik tanaman legum pohon/semak atau rumput

    dengan mengikuti kontur juga dapat membentuk teras secara bertahap.

    Pada pertanyaan nomor diketahui pada suatu lahan yang mempunyai nilai

    panjang lereng sebesar 200 m dengan kemiringan sebesar 20 % dan nilai

    erodibilitas 0,65. Dilihat dari nilai erodibilitasnya yang terdapat pada range 0

    sampai dengan 1 , lahan ini termasuk mempunyai tingkat kepekaan terhadap erosi

    yang cukup tinggi atau menengah. Maka rumus yang dipakai adalah VI = 8S + 60

    cm, karena mudah tererosi. Dari hasil perhitungan didapatkan jumlah teras yang

    dibutuhkan adalah 18,18 teras, lalu dibulatkan menjadi 18 teras. Sisa 0,18 ini

    digunakan untuk membuat guludan ataupun memperpanjang ukuran teras yang

    terakhir dengan menggunakan model teras bangku.

    Pada pertanyaan nomor dua, lahan mempunyai perbandingan kemiringan

    horizontal dan vertikal adalah 1 : 0,75 ;panjang lereng sebesar 150 m, kemiringan

    sebesar 30%, dan lebar bangku sebesar 3 m, didapatkan jumlah teras yang

    dibutuhkan adalah 39, 789 buah. Dari hasil ini bisa dibuatkan teras hanya

    sebanyak 40 buah (dibulatkan ke atas) ataupun 39 dibulatkan ke bawah. Pada

    jumlah 39 bisa dibuat dengan membuat guludan maupun menambah ukuran

    panjang teras yang terakhir.

    Untuk lahan dengan ketentuan untuk mengurangi tingkat kepekaan

    terhadap erosi adalah dengan pembuatan teras dengan jenis teras bangku datar.

  • Pada hasil penggambaran bentuk dan fungsi dari beberapa jenis teras, dapat dikatakan bahwa pada dasarnya pembuatan teras bertujuan untuk konservasi

    lahan, baik konservasi air maupun tanahnya itu sendiri. Bermacam-macam teras dibuat sesuai dengan keadaan lahan dan iklim serta tujuan utamanya. Ada yang dibuat dengan tujuan utama mengawetkan tanah, ataupun ada juga yang dibuat

    dengan tujuan utama untuk mengawetkan air. Untuk lebih lengkapnya fungsi dan bentuk teras dapat dilihat pada.