70254356 pengaruh kecepatan pendinginan terhadap sifat mekanis hasil coran alumunium
TRANSCRIPT
Rudiyansah 0806331973
April 25th, 2011
Pengaruh Kecepatan Pendinginan Terhadap Sifat Mekanis Hasil Coran
Alumunium
Paper ini membahas pengaruh kecepatan pendinginan/solidifikasi terhadap
pembentukan gas porosity yang berimplikasi tehadap sifat mekanis benda hasil
coran Alumunium. Empat buah kondisi pendinginan yang berbeda diamati pada
sampel paduan Alumunium A356 (Al-Si).
Pada proses pendinginan dengan kecepatan pendinginan yang berbeda,
pembentukan gas porosity pada paduan Al A356 disebabkan adanya gas Hidrogen
selama proses pendinginan hasil pengecoran. Pori/ gas porosity tidak terbentuk
ketika benda coran mengalami pembekuan, karena kelarutan Hidrogen lebih
rendah dalam keadaan padatan/pendinginan dibandingkan dengan keadaan cairan/
Alumunium cair. Laju pelepasan panas selama proses pendinginan benda coran
paduan Al A356 menentukan kekuatan paduan. Jika laju pendinginan relatif
cukup tinggi, maka pori/gas porosity yang terbentuk berukuran kecil namun
jumlahnya banyak. Jika laju pendinginan relatif rendah, maka ukuran pori/gas
porosity yang terbentuk berukuran besar namun jumlahnya sedikit.
Komposisi paduan Al A356 yang digunakan sebagai objek pengujian dari
pengaruh kecepatan pendinginan terhadap sifat mekanis benda hasil coran Al
mengandung 6.5-7.5% Si, 0.1% Cu, 0.3-0.4% Mg, 0.05% Mn, 0.12% Fe, 0.05%
Zn, 0.20% Ti, dan 0.15% kandungan lainnya.
Tabel 1. Sampel paduan Alumunium A356 yang digunakan pada percobaan dengan nomor ID
yang bersesuaian dengan laju pendinginan.
Rudiyansah 0806331973
April 25th, 2011
Hasil
Gambar mikrograph dari keempat sampel paduan Al dengan pembesaran 50x.
Dari gambar terlihat bahwa paduan dengan kecepatan pendinginan yangtercepat
mengandung pori berukuran kecil namun berjumlah banyak dibandingkan dengan
sampel yang mengalami pendinginan dengan kecepatan yang lebih rendah.
Dengan menurunnya laju pendinginan, ukuran pori meningkat namun frekuensi
pembentukan pori menurun. Pada gambar mikrograph pun tertera dendrite cell.
Dendrite cell ditandai dengan wilayah putih yang diapit oleh partikel Silikon
eutectic. Perlu diperhatikan bahwa penurunan kecepatan pendinginan
menyebabkan ukuran dendrite cell meningkat.
Gambar 1 : Mikrograph dari keempat sampel paduan Al A356, dengan variasi laju pendinginan
yang berbeda, pada pembesaran 50x menunjukan gas porosity dan dendrite cell
Pada gambar 2 menunjukan mikrograph sampel yang diambil dengan pembesaran
500x. Pada gambar 2 terlihat partikel Silikon eutektik dan partikel fasa konstituen.
Partikel silikon eutektik dikenali dengan warnanya yang lebih gelap dan
kecenderungan membentuk gabungan bersama dengan partikel silikon yang
Rudiyansah 0806331973
April 25th, 2011
lainnya untuk membentuk pita/bands. Pada laju pendinginan yang tinggi, partikle
silikon eutektik berkontribusi terhadap karakteristik coran paduan. Jika
pendinginan berjalan lambat, partikel silikon eutektik akan membesar dan
berbentuk seperti jarum, melemahkan sifat mekanis logam. Partikel silikon
eutektik lebih sering muncul dibandingkan partikel fasa konstituen, yang ditandai
dengan warna yang lebih terang. Partikel fasa konstituen, campuran [AlFeSi],
terbentuk selama pendinginan dan mempengaruhi sifat plastis paduan. Partikel
fasa konstituen [AlFeSi], sama seperti partikel silikon eutektik, mampu
melemahkan sifat mekanis paduan Al-Si jika logam coran didinginkan dengan
laju pendinginan yang lambat.
Gambar 2: Mikrograph dari empat paduan Al A356 dengan 500x pembesaran, dengan variasi laju
pendinginan yang berbeda menunjukan partikel silikon eutektik dan partikel fasa konstituen
Pembahasan
Pendinginan paduan Al-Si pada laju pendinginan yang lebih cepat lebih
diinginkan karena mampu meningkatkan kekuatan material. Meskipun laju
pendinginan yang tinggi menyebabkan pembentukan gas porosity meningkat,
Rudiyansah 0806331973
April 25th, 2011
namun ukuran gas porosity yang terbentuk lebih kecil dibandingkan pada
pendinginan dengan laju pendinginan yang lebih lambat. Pori yang lebih kecil
hanya menyita area irisan yang lebih sedikit dibandingkan dengan pori yang
berukuran lebih besar, sehingga pori yang lebih kecil mampu menopang beban
yang lebih berat. Laju pendinginan yang cepat menghasilkan partikel [AlFeSi],
sama seperti gas porosity, mempengaruhu sifat mekanis material. Partikel
[AlFeSi] yang lebih kasar (dan partikel silikon eutektik) melemahkan struktur
paduan karena sifat alaminya yang brittle. Dengan meningkatkan laju
pendinginan, nilai kekerasan partikel fasa konstituen meningkat, lebih lanjut
menguatkan paduan.
Pada pembesaran yang lebih besar, mikrograph yang didapat mampu menunjukan
partikel fasa konstituen yang terbentuk pada kondisi pendinginan, dibandingkan
dengan pembesaran yang relatif lebih rendah.
Referensi :
1.Aluminum Alloy Capabilities, [Online], Copyright 2001, Available:
http://www.hitchcockusa.com/engineering/aluminum.html.
2.CSD: Tech Articles: A Guide to Aluminum Casting Alloys, [Online], Available:
http://www.castingsource.com/tech_art_guide1.asp
3.Aluminum Alloys – Effects of Alloying Elements, [Online], 24 January 2005-last
update, Available: http://www.key-to-metals.com/Article55.htm.
4.Alum-Alloy: Specs, [Online], Copyright 1999, Available:
http://www.alumalloy.com/specs.html.
5.Kammer, C., 1999, Aluminum Handbook, Vol. 1, Aluminum-Verlag,
Dusseldorf, Germany.