70249671 makalah macam2 gigi tiruan pd kasus kehilangan gigi yg berbeda
TRANSCRIPT
Macam – Macam Gigi Tiruan pada Kasus Kehilangan Gigi yang Berbeda
MAKALAH
diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Skill Lab Ilmu Kedokteran Gigi
Pencegahan pada Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Jember
Oleh
Putri Avnita Machfudzoh
NIM 101610101002
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS JEMBER
2011
1
Kata Pengantar
Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah
memberikan petunjuk, kemudahan, dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Macam – Macam Gigi Tiruan pada Kasus
Kehilangan Gigi yang Berbeda”. Makalah ini disusun guna melengkapi tugas
pada blok Kedokteran Gigi Pencegahan.
Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh
karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. drg. Kiswaluyo, M.kes, selaku pembimbing skillab blok Kedokteran
Gigi Pencegahan.
2. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan
dalam penulisan makalah ini. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun sangat
diharapkan demi kesempurnaan penulisan selanjutnya.
Jember, Agustus 2011
Penulis
2
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar ............................................................. 2
DAFTAR ISI ................................................................... 3
1.3 Tujuan dan Manfaat .............................................. 4
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ............................................ 5
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gigi merupakan satu-satunya organ tubuh yang tidak dapat memperbaiki
diri. Padahalseringkali kita menemui kasus kehilangan gigi pada seseorang.
Kehilangan gigi bisa terjadi pada siapa saja, dan penyebabnya pun beragam,
antara lain karena pencabutan gigi akibat kerusakan gigi (gigi berlubang,
patah, retak), infeksi pada gigi, kecelakaan, penyakit periodontal dan masih
banyak factor yang lainnya.
Salah satu cara untuk membantu memperbaiki kehilangan fungsi sebagai
akibat kehilangan gigi tersebut adalah dengan pemakaian gigi tiruan. Gigi
tiruan lahir sebagai sebuah alat yang diciptakan untuk membantu pasien
mencapai kesehatannya kembali dengan bantuan gigi tiruan yang menyerupai
gigi asli. Walaupun suatu gigi tiruan, memang tidak dapat sebaik gigi alami
atau gigi asli dalam menggantikan fungsinya. Hal ini termasuk pada bahan,
sensasi rasa, serta efek psikologi penggunaannya
3
Pemakaian gigi tiruan mempunyai tujuan bukan hanya memperbaiki
fungsi pengunyahan, fonetik, estetik saja, tetapi juga mencegah berubahnya
struktur jaringan pengunyahan dan otot muka,dan harus dapat
mempertahankan kesehatan jaringan tersisa. Untuk tujuan terakhir ini selain
erat kaitannya dengan pemeliharaan kebersihan mulut, juga bagaimana
mengatur agar gaya-gaya yang terjadi masih bersifat fungsional atau
mengurangi besarnya gaya yang kemungkinan akan merusak (Ardan, 2007a).
Setiap protesa yang dipasang dalam rongga mulut memiliki resiko
merusak kesehatan gigi dan jaringan pendukung, kerusakan ini dapat
diperkecil dengan membuat desain yang tepat dan dengan menginstruksikan
pada pasien tentang cara menjaga kebersihan mulut dan geligi tiruannya (Neil
& Walter, 1992). Oleh sebab itu, rencana pembuatan desain merupakan salah
satu tahap penting dan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan
sebuah geligi tiruan (Gunadi et al., 1995).
Dari penjelasan kegunaan protesa di atas, maka penentuan model gigi
tiruan yang akan dipasang tentu sangat penting demi menunjang perbaikan
fungsi dari gigi yang digantikan itu sendiri, sehingga dalam hal ini sangat
dibutuhkan pengetahuan dan kecermatan dalam memilih jenis dari gigi tiruan
agar pasien dapat menghindari kerugian dari pencbutan gigi tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan:
1.2.1 Jenis gigi tiruan apa saja yang dapat digunakan untuk mengganti
kehilangan keseluruhan gigi ?
1.2.2 Jenis gigi tiruan apa saja yang dapat digunakan untuk mengganti
kehilangan satu gigi atau lebih ?
1.3 Tujuan dan Manfaat
Tujuan penulisan makalah ini antara lain:
1.3.1 Untuk mengetahui jenis gigi tiruan yang dapat digunakan untuk
mengganti kehilangan keseluruhan gigi.
4
1.3.2 Untuk mengetahui jenis gigi tiruan yang dapat digunakan untuk
mengganti kehilangan satu gigi atau lebih.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Gigi Tiruan
Protesa gigi atau yang biasanya disebut gigi tiruan atau gigi palsu adalah
salah satu system komponen yang berfungsi untuk menggantikan gigi geligi asli
yang rusak sebagian maupun seluruhnya. Yang dimaksudkan menggantikan gigi
geligi adalah menggantikan “peran” gigi geligi dalam hal estetika, kesesuaian, dan
fungsi. Pasien pemakai protesa gigi yang baru pertama kali akan timbul keluhan
jumlah saliva. Keluham tersebut karena kekurangan sekresi saliva yang
mngakibatkan mulut kering atau penderita terus menerus mengeluarkan saliva.
Adanya rasa sakit bila tersentuh, berdarah dan kering pada daerah kontak dengan
gigi tiruan lepasan, rasa terbakar, kesulitan dalam mngunyah dan menelan, sensasi
rasa pengecapan yang berubah merupakan problema yang timbul pada pemakai
gigi tiruan lepasan.
Definisi gigi tiruan sebagian menurut Osborne (1925) gigi tiruan sebagian
adalah gigi tiruan yang menggantikan sebagian dari pada gigi asli yang hilang dan
dapat dilepas sendiri oleh sang pasien dari mulutnya, menurut Glossary of
5
Prosthodontics (1999) gigi tiruan sebagian adalah bagian prostodonsia yang
menggantikan satu atau beberapa gigi yang hilang dengan gigi tiruan dan
didukung oleh gigi, mukosa atau kombinasi gigi-mukosa yang dipasang dan
dilepas oleh pasien.
2.2 Akibat Kehilangan Gigi Jika Tidak diganti
1. Migrasi dan rotasi
Hilangnya kesinambungan lengkung gigi dapat menyebabkan pergeseran
yaitu miring atau berputarnya gigi sehingga mengganggu oklusi dan tidak
kuat menhan beban misalnya beban pengunyahan, hal ini dapat merusak
struktur jaringan periodontal.
2. Erupsi berlebih
Pada gigi yang tertinggal akan mengalami erupsi berlebih kea rah daerah
gigi yang hilang
3. Penurunan energi kunyah
Terutama pada kehilangan gigi posterior akan mengurangi fungsi
pengunyahan
4. Gangguan pada TMJ
Kehilangan gigi terutama pada gigi posterior dapat menyebabkan
berubahnya temporo mandibular joint.
5. Terganggunya kebersihan mulut
Pada kehilangan gigi terdapat celah antar gigi sehingga makanan dapat
masuk, dan lama kelamaan menimbulkan plak dan akhirnya karies.
6. Beban berlebih pada jaringan pendukung
Kehilangan gigi, maka jumlah gigi akan berkurang dan menyebabkan
berkurangnya daya tahan terhadap tekanan dan oleh karena itu jaringan
pendukung bebannya menjadi bertambah dan, hal ini menyebabkan gigi-
gigi tersebut menjadi goyang.
7. Kelainan berbicara
6
Labio dental dan labio dental merupakan bagian terpenting antara bibir
dengan gigi dan lidah dengan gigi. Apabila kehilangan gigi depan maka
huruf F,V,R, dan P tidak dapat terucap dengan baik.
8. Penampilan buruk
9. Atrisi atau gigi erosi
2.3 Macam-Macam Gigi Tiruan
Didalam bidang kedokteran gigi istilah gigi tiruan atau dental prosthetis
meliputi
1. Gigi tiruan lengkap atau full denture
2. Gigi tiruan sebagian lepasan atau partial denture
3. Gigi tiruan cekat atau fixed denture
4. Implant
Gigi tiruan dapat berupa gigi tiruan lepasan ataupun cekat. Gigi tiruan
sebagian umumnya terdiri dari elemen gigi tiruan dari akrilik yang dilekatkan ke
basis resin akrilik (semacam plastik) yang berwarna merah muda menyerupai
gusi. Selain menggunakan basis akrilik, bisa juga menggunakan kerangka logam,
yang menawarkan kelebihan yang lebih banyak dibandingkan gigi tiruan dengan
basis akrilik. Sedangkan gigi tiruan jsebagian cekat tidak dapat dilepas pasang
sendiri oleh pasien karena dicekatkan ke gigi dengan menggunakan semen
kedokteran gigi, lebih dikenal dengan istilah mahkota tiruan / dental crown dan
mahkota tiruan jembatan /dental bridge.(Martha,2011)
2.3.1 Pembagian gigi tiruan sebagian lepasan
2.3.1.1 Berdasarkan bahan yang dipakai :
a. Vulcanite denture, gigi tiruan yang dibuat dari vukanit
b. Acrylic denture, gigi tiruan yang dibuat dari akrilik
c. Frame denture, gigi tiruan yang dibuat dari logam
2.3.1.2 Berdasarkan lepasan :
a. Removable partil denture, gigi tiruan sebagian lepasan
b. Fixed denture/bridge, gigi tiruan jembatan
7
2.3.1.3 Berdasarkan saat pemasangan :
a. Convesional, gigi tiruan yang dipasang setelah gigi hilang
b. Immediate, gigi tiruan yang dipasang segera setelah gigi
hilang atau dicabut
2.3.1.4 Berdasarkan jaringan pendukung :
a. Tooth borne, didukung oleh gigi
b. Mucosa/tissue borne, didukung oleh mukosa
c. Mucosa and tooth, didukung oleh gigi dan mukosa
2.3.1.5 Berdasarkan letak daerah tak bergigi :
a. Anterior tooth supported case
b. All tooth supported case
c. Free and supported case
2.3.1.6 Berdasarkan pemakaian wing bagian bukal/labial atau tidak :
a. Open face, gigi tiruan sebagian yang dibuat tanpa gusi
tiruan labial, gigi tiruan tersebut dibuat apabila :
1. Keadaan prosessus alveolaris masih baik
2. Biasanya pada gigi anterior
3. Pasien mempunyai lebar mulut terlalu lebar
b. Close face, gigi tiruan sebagian yang dibuat dengan gusi
tiruan bagian labial, gigi tiruan tersebut dibuat apabila :
1. Prosessus alveolaris telah mengalami absorbs
2. Perbaikan profil
2.3.2 Pembagian gigi tiruan cekat/pemanen
1. Mahkota jaket(crown), gigi tiruan untuk merestorasi struktur gigi
yang rusak dengan cara membungkusnya.
2. Mahkota jembatan(bridge), gigi tiruan untuk mengganti gigi yang
hilang dengan membungkus gigi tetangga.
3. Veneer non-direct, untuk merestorasi sebagian permukaan gigi
yang rusak.
Bahan gigi tiruan permanen meliputi logam, emas, akrilik, dan porselen.
8
1. Logam dan emas
Gigi tiruan permanen yang terbuat dari logam atau emas
mempunyai kekuatan yang sangat bagus bahkan dapat bertahan sampai
bertahun-tahun, keuntungan yang lain adalah logam dan emas tidak
korosif dan tidak berkarat. Tetapi gigi tiruan dari bahan logam dan emas
tampilan warnanya sangat berbeda dengan gigi asli.
2. Akrilik
Bahan akrilik biasanya digunakan untuk pembuatan mahkota
jaket sementara (menunggu mahkota jaket permanen). Bahan akrilik
biasanya dikombinasikan dengan logam karena sifat bahan akrilik tidak
kuat menahan beban kunyah. Kelebihan dari bahan akrilik warnanya
dapat disesuaikan dengan gigi asli, namun mudah berubah warnanya.
3. Porselen
Bahan porselen adalah bahan yang paling popular saat ini. Kelebihannya
adalah pilihan gradasi warna yang sangat estetis dan permukaannya
mengkilap. Bahan porselen sulit dibedakan dengan gigi asli.
Kekuatannya lebih tinggi daripada bahan akrilik, tetapi tidak sekuat
logam. Kekurangan dari bahan porselen bersifat rapuhsehingga tidak
dapat diasah dan tidak dapatdiletakkan pada permukaan kunyah gigi
belakang. ( drg. Donna pratiwi, Sp. Prosto; 2007)
2.4 Fungsi dan Manfaat Gigi Tiruan
1. Mengembalikan fungsi estetik
Dalam pembuatan protesa gigi yang perlu diperhatikan adalah estetika
pembuatan gigi tiruan secara :
1. Hygiene
2. Harmonis dengan gigi asli
3. Tidak boleh kelihatan palsu
2. Mengembalikan fungsi pengunyahan
9
Secara teori apabila gigi posterior hilang akan menyebabkan
pengunyahan kurang baik sehingga mengakibatkan pencernaan terganggu
dan akhirnya timbul macam-macam penyakit pencernaan.
3. Mengembalikan fungsi bicara
Alat bicara mempunyai sifat :
1. Sifat statis : gigi dan palatum
2. Sifat dinamis : lidah, bibir, tali suara,dan mandibula
Suara berawal darilaring-palatum dan dibantu gigi geligi sehingga
terbentuk suara. Ruang resonansi berada dalam rongga mulut dan sinus
maksilaris.
4. Menciptakan keharmonisan gigi tiruan dengan gusi, bibir dan wajah pasien
Bentuk bibir tergantung pada posisi gigi anterior yang disusun sesuai
lengkung gigi asli sehingga dapat mendukung bibir. Penyimpangan garis
tengah insisivus sentral atas terhadap garis tengah wajah menandakan
adanya posisi gigi yang abnormal, hal ini dapat disebabkan oleh karena
kehilangan satu atau beberapa gigi anterior atas yang dapat disertai
resorbsi tulang alveolar atau susunan gigi yang tidak teratur.
5. Menggantikan dukungan bibir dan pipi sehingga dapat mengembalikan
bentuk wajah pasien.
2.5 Perawatan Gigi Tiruan
Gigi palsu perlu dicuci setiap hari untuk mengeluarkan kotoran, plak dan
makanan yang terlekat padanya. Pencuci peroksida adalah bahan kimia yang
paling banyak digunakan. Proses pencucian yang bermakna diperoleh jika gigi
palsu direndam selama 4-8 jam. Selain itu, dapat pula digunakan hipoklorit.
Namun, pencuci jenis ini mempunyai kelemahan yaitu tidak dapat mengeluarkan
kalkulus. Disamping cara-cara yang telah disebutkan, seorang dokter gigi harus
mengetahui tentang interaksi dari bahab-bahan yang dipakai, rencana protesa,
oklusi dan artikulasi serta keadaan sisa gigi geligi.
Pada pemeriksaan mulut, selain diadakan pemeriksaan umum terhadap
kerusakan oleh karies dean kelainan periodontal, juga harus diberi perhatian
10
khusus pada daerah perbatasan antara gigi tiruan dan gigi yang keras, jaringan
periodontal dan mukosa. Pemeriksaan ini harus dilakukan setelah mulut
dibersihkan. Pemasangan dari suatu gigi tiruan sebagian lepasan akan
menimbulkan perubahan ekologis serta memudahkan penimbunan plak.(Brill
dkk:1977). Hal ini disebabkan oleh karena interferensi protesa dengan daya kerja
pembersihan secara alamiah sehubungan dengan fungsi mulut.
Salah satu titik perhatian yang terpenting pada pengontrolan secara periodik
adalah efektifitas penanggulangan terhadap plak. Untuk menunjukkan hal ini
pada pasien, maka gigi geligi diwarnai dengan suatu disclosing solusi. Dengan
bantuan cermin, hasil pewarnaan dibicarakan dengan pasien. Terutama untuk
elemen penyangga yang berbatasan dengan sadel, harus diberi perhatian khusus.
Jika terdapat plak, maka intruksi tentang pembersihan gigi geligi dan protesa
harus diulang atau di modifikasi, tergantung dari keadaan gigi geligi serta
kesanggupan pasien. Ternyata bahwa pengontrolan secara teratur dapat
menurunkan indeks plak.
BAB 3. PEMBAHASAN
Pada dasarnya gigi tiruan secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu gigi tiruan penuh dan gigi tiruan sebagian. Gigi tiruan penuh dibuat
pada pasien yang sudah kehilangan seluruh gigi geliginya, sedangkan gigi tiruan
sebagian dibuat bila masih ada sebagian gigi yang tersisa. Gigi tiruan sebagian
dapat dibagi lagi menjadi gigi tiruan lepasan (yang dapat dilepas pasang sendiri
oleh pasien) dan gigi tiruan cekat (yang disemenkan ke gigi pasien secara
permanen).
3.1 Gigi Tiruan Penuh ( Full Denture )
11
Gigi tiruan penuh yaitu gigi tiruan yang menggantikan seluruh gigi dalam
satu lengkung rahang maupun seluruh rahang di dalam rongga mulut. Biasanya
gigi tiruan penuh ini sering diaplikasikan kepada pasien yang sudah kehilangan
hampir seluruh giginya dan hanya tertinggal beberapa gigi yang sudah kehilangan
fungsi karena tidak adanya gigi-gigi d sekitarnya sehingga gigi yang tersisa
mengalami rotasi atau perubahan letak dan harus dilakukan pencabutan.
Pada gambar di atas sebelah kiri, tampak sebelum dilakukan perawatan pada
rahang atas hanya tersisa dua gigi. Sehingga pada rencana perawatan akan
dilakukan pencabutan dua gigi atas tersebut, kemudian dilakukan bedah untuk
mengkoreksi bentuk tulang rahang atas, baru setelah itu direhabilitasi dengan gigi
tiruan penuh rahang atas. Setelah dipasang gigi tiruan penuh maka tampak seperti
gambar sebelah kanan.
3.2 Gigi Tiruan Sebagian
Gigi tiruan sebagian adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengembalikan
beberapa gigi asli yang hilang dengan dukungan utama adalah jaringan lunak di
bawah plat dasar dan dukungan tambahan dari gigi asli yang masih tertinggal dan
terpilih sebagai gigi pilar. Restorasi prostetik ini sering disebut juga removable
partial denture (Applegate, 1960).
3.2.1 Gigi Tiruan Sebagian Lepasan
Gigi tiruan lepasan dibuat untuk mereka yang memerlukan gigi
pengganti gigi yang hilang. Bahan pembuat gigi dapat dari Valplast yaitu
12
bahan yang lentur dan kuat untuk estetika, dari bahan metal untuk gigi rahang
bawah yang ditujukan untuk kekuatan fungsi kunyah atau dari bahan akrilik
yang memiliki fungsi kunyah dan ekonomis. Pembuatan gigi palsu lepasan
dapat disesuaikan dengan kebutuhan tiap pasien sehingga memberikan solusi
yang optimal.
Terdapat 3 jenis gigi tiruan sebagian lepasan yang dibedakan menurut
bahan basis gigi tiruannya yaitu gigi tiruan kerangka logam, gigi tiruan dengan
basis akrilik dan gigi tiruan dengan basis berbahan dasar nilon termoplastik
atau sering disebut dengan flexi (valplast).
3.2.1.1 Gigi Tiruan Kerangka Logam
Gigi sebagian lepasan dengan kerangka logam memiliki kualitas
mekanik sangat baik dan memberikan kemungkinan desain denture yang
mempertimbangkan kesehatan jaringan periodonsium gigi abutment,
estetis dankenyamanan pasien. Hasil ini dapat dicapai dengan membuat
desain kerangka sesederhana mungkin, untuk mencegah atau
mengurangi efek negatif dari oral hygiene yang buruk.
13
Gigi tiruan sebagian lepas untuk rahang atas, elemen gigi dari
akrilik dengan kerangka logam (metal partial denture). Gigi tiruan jenis
ini relatif lebih nyaman bagi pasien.
(www.youngfamilydentistry.org)
3.2.1.2 Gigi Tiruan Basis Akrilik
Gigi tiruan akrilik merupakan gigi tiruan yang sering dan umum
dibuat pada saat ini, baik untuk kehilangan satu atau seluruh gigi. Gigi
tiruan ini mudah dipasang dan dilepas oleh pasien. Bahan akrilik
merupakan campuran bahan sejenis plastik yang manipulasinya mudah,
murah, ringan dan bisa diwarnai sesuaidengan warna gigi dan warna
gusi. Akan tetapi mudah menyerap cairan dan juga mudah kehilangan
komponen airnya. Sehingga bila tidak dipakai, gigi tiruan akrilik harus
direndam dengan air dingin agar tidak mengalami perubahan bentuk.
Gigi akrilik juga mudah terpengaruh perubahan warna. Misalnya warna
dari makanan dan minuman, sehingga jenis gigi tiruan ini memerlukan
perawatan yang seksama, seperti selalu menyikatnya dengan sikat gigi
lunak. Jangan menyikat gigi tiruan dengan sikat gigi yang keras karena
akan mengakibatkan keausan. Akrilik juga mudah mengalami keausan,
sehingga dengan pemakaian normal pun, dalam beberapa tahun gigi
tiruan jenis ini harus diganti.
Gigi tiruan sebagian lepas untuk rahang atas, dengan basis akrilik
yang berwarna merah muda, menyerupai gusi, dengan bantuan
cengkeram dari logam yang akan memegang gigi penjangkaran supaya
14
gigi tiruan tidak akan lepas saat pasien mengunyah makanan.
(www.drjoygraham.com)
3.2.1.3 Gigi Tiruan Bahan Valplast
Nilon termoplastik adalah gigi tiruan fleksibel yang pertama di
dunia. Bahan ini tidak mempunyai cengkeram logam dan bersifat ringan.
Bahannya bersifat tembus pandang sehingga gusi pasien terlihat jelas,
menghasilkan penampilan alami dan memberikan estetika yang
memuaskan. Nilon termoplastik adalah basis gigi tiruan yang bebas
monomer, bersifat hipoalergenik sehingga dapat menjadi alternatif yang
berguna bagi pasien yang sensitif terhadap resin akrilik konvensional,
nikel atau kobalt. Nilon termoplastik yang disebut juga nylon injection
molded, adalah basis gigi tiruan yang ideal untuk gigi tiruan sebagain
dan restorasi unilateral. Termoplastik merupakan bahan yang akan
menjadi plastik di bawah tekanan dan panas, tetapi sangat kuat pada
suhu ruangan.
Penggunaan nilon sebagai bahan basis gigi tiruan telah dibahas
pada literatur pada tahun 1950. Walaupun nilon tidak direkomendasikan
untuk penggunaan umum pada saat itu. Beberapa kerugian yang
dilaporkan mengenai bentuk awal nilon termasuk kerentanan warna
basis bahan untuk berubah, mengalami stain, penyerapan air yang tinggi
dan pembentukan permukaan yang kasar setelah jangka waktu yang
pendek.
15
Cara penggunaan atau insersi valplast adalah dengan menyediakan
air panas dalam gelas, sebelum insersi valplast direndam beberapa menit.
Hal ini akan menambah flexibilitas dan adaptasi pasien terhadap
valplast. Menambah kenyamanan pasien dan mudah di pasang.
3.2.1.3.1 Indikasi dan Kontra Indikasi Valplast
a. Indikasi
Valpalst dapat digunakan dalam berbagai kondisi seperti
pemakaian GTSL umumnya. Contohnya pada pasien yang
tidak dapat dibuatkan bridge tetapi memprioritaskan
penampilan atau estetik, keuangan pasien yang terbatas. Pasien
tidak menyukai kunjuangan rutin untuk pemeliharaan gigi
tiruan. Indikasi lainnya adalah bila pasien alergi terhadap
akrilik. Material yang ideal untuk gigi tiruan lepasan pada
kasus pasien rentan terhadap patahnya gigi tiruan.
b. Kontra Indikasi
Kontra indikasi pemakaian valplast adalah jarak
interoklusal pada bagian posterior kurang dari 4 mm karena
dengan GTSL valplast perlu dipastikan adanya occlusal
clearance yang cukup antara RA dan RB untuk pemasangan
gigi. Tidak seperti GTSL akrilik konvensional yang ikatan
antara elemen gigi tiruan dan basis adalah ikatan kimia, ikatan
GTSL valplast adalah secara mekanik. Jika tidak ada ruang
yang cukup untuk menempatkan lubang retensi pada gigi,
elemen gigi tiruan dapat berubah tempat. Ruang yang
16
dibutuhkan kira-kira 5 mm atau lebih dari posterior
interocclusal clearance, yaitu antara gigi dan bridge lawan,
untuk memaksimalkan retensi elemen gigi.
3.2.1.3.2 Jenis Pilihan Valplast
Valplast dapat digunakan bilamana mempertimbangkan gigi
tiruan sebagaian lepasan. Menurut Keller terdapat 3 pilihan dasar jika
memilih valpalst yaitu : (1) gigi tiruan sebagian valplast bilateral, (2)
gigi tiruan sebagian valplast unilateral/ boomer bridge, (3)kombinasi
valplast dengan kerangka logam vitalium 2000.
3.2.1.3.2.1 Gigi tiruan sebagain valplast bilateral
Tanpa logam, gigi tiruan sebagain fleksibel valplast
memberikan banyak kegunaan dan estetik pada gigi tiruan
sebagaian lepasan rahang atas. Pasien yang pernah
menggunakan gigi tiruan sebagain konvensional logam dan
sekarang menggunakan valplast melaporkan bahwa valplast
terasa alami di dalam mulut karena ketipisannnya dan sifat
bahan yang ringan. pasien juga merasa percaya diri jika amkan,
tersenyum dan berada di depan publik karena retensi yang
sangat baik disain cengkeram yang tipis.
3.2.1.3.2.2 Gigi tiruan sebagian valplast unilateral
Restorasi valplast unilateral dengan disain cengkeram
yang tipis memberikan retensi maksimal, stabilitas dan estetik.
Valplast nesbit merupakan valplast yang ideal untuk
penggantian 1 gigi posterior dan valplast flipper merupakan
valplast yang ideal untuk penggantian 1 gigi anterior.
17
3.2.1.3.2.3 Kombinasi valplast dengan kerangka logam
vitalium 2000
Gigi tiruan valplast juga dapat digunakan dengan vitalium
2000 cast metal framework agar estetik terlihat alami dan
meningkatkan stabilitas, karena rest oklusal dan rest lingual
terbuat dari logam. Untuk kekuatan maksimum, valplast dapat
dibuat dengan cast metal frame seperti Vitalium 2000 dengan
kekuatan tensil lebih dari 855 Mpa untuk meningkatkan
ketahanan terhadap fraktur. Vitalium 2000 merupakan
kekerasan vikers yang meminimalkan abrasi pada gigi
antagonisnya dan menghasilkan kekuatan lebih dari 600 Mpa
membantu dalam menahan deformasi permanen.
Valplast yang dikombinasikan dengan metal dan
berbahan plastik pada cengkeramnya dapat meningkatkan
kekuatan dan dukungan yang lebih. Cengkeram yang terbuat
dari dari bahan nilon termoplastik ini tampak alami sehingga
mendukung faktor estetik. Kombinasi valplast dan vitalium,
memaksimalkan sifat fisik dari gigi tiruan sebagaian dan
18
membuatnya menjadi pilihan yang baik untuk daeraha
edentulous yang luas, khususnya pada rahang bawah.
3.2.2 Gigi tiruan sebagian cekat
Gigi tiruan cekat (GTC) adalah gigi tiruan yang
smenggantikan satu atau lebih gigi yang hilang dan tidak
dapat dilepas oleh pasiennya sendiri maupun dokter gigi
karena dipasangkan secara permanen pada gigi asli yang
merupakan pendukung utama dari restorasi. Jika terjadi
kehilangan satu atau beberapa gigi, maka akan timbul
gangguan-gangguan pada gigi tetangganya, gigi antagonisnya
maupun pada jaringan disekitarnya. Sehingga gigi tiruan
tersebut sangat diperlukan mengingat akibat yang ditimbulkannya.
Secara umum tujuan pembuatan GTC adalah untuk
memulihkan daya kunyah yang berkurang karena hilangnya
satu atau lebih gigi asli, mencegah terjadinya perpindahan
tempat gigi sekitar ruangan yang kosong karena hilangnya gigi,
untuk memelihara dan mempertahankan gusi, dan juga untuk
memperbaiki fungsi estetika maupun phonetic
Keuntungan dari pemakaina GTC diantaranya adalah:
1. Karena dilekatkan pada gigi asli maka tidak mudah terlepas atau
tertelan.
2. Dirasakan sebagai gigi sendiri oleh pasien.
3. Tidak mempunyai klamer yang dapat menyebabkan keausan pada
permukaan email gigi akibat dilepas dan dipasang kembali di dalam
gigi.
4. Menyebarkantekanan fungsi ke seluruh gigi, sehingga menguntungkan
jaringan pendukungnya.
Gigi yang hilang dapat terjadi dari suatu pencabutan atau
memang sejak kecil tidak tumbuh. Gigi tiruan sebaiknya
dipasang sebelum terjadi perubahan-perubahan pada gigi dan
19
jaringan sekitarnya sehingga gigi tiruan benar-benar dapat
menggantikan fungsi dari gigi asli yang telah hilang. Untuk pembuatan
GTC diperlukan Röntgen foto terlebih dahulu untuk mengetahui keadaan
tulang alveolar di daerah yang kehilangan gigi; akar yang tertinggal di
alveolar; perbandingan panjang akar dan tinggi mahkota; ukuran, bentuk
dan posisi akar; tebal dan kontinuitas lapisan periodontal; dan adanya
kelainan pada apeks akar.
Gigi tiruan cekat tidak dapat dilepas pasang sendiri oleh pasien
karena dicekatkan ke gigi dengan menggunakan semen kedokteran gigi,
lebih dikenal dengan istilah mahkota tiruan / dental crown dan mahkota
tiruan jembatan /dental bridge.
3.2.2.1 Mahkota tiruan (dental crown)
Crown dibuat pada kasus dimana mahkota gigi sudah
rusak, atau pada gigi yang sudah dirawat saluran akar. Crown
menutupi seluruh bagian mahkota gigi yang sebelumnya sudah
diasah terlebih dahulu.
Ilustrasi mahkota tiruan penuh pada gigi depan rahang
atas. Gigi yang akan dipasang crown terlebih dulu diasah,
kemudian crown dilekatkan dengan menggunakan semen khusus
kedokterangigi .
20
3.2.2.2 Mahkota tiruan jembatan (dental bridge)
Gigi tiruan jembatan merupakan gigi tiruan cekat untuk
menggantikan kehilangan gigi asli dimana gigi asli yang hilang itu
masih didampingi dua gigi yang masih ada disebelahnya. Kedua
gigi tersebut dijadikan abutment (penyangga) untuk pontik (gigi
hilang yang akan di gantikan). Kedua gigi ini akan dikecilkan
ukurannya pada saat dipreparasi dan dibuat perlekatannya pada
kedua penyangga ini dengan disementasi sehingga tidak dapat
dilepas pasien. Namun kekurangan dari aplikasi ini adalah harus
mengorbankan dua gigi penyangga yang merupakan gigi sehat
untuk dikecilkan.
Crown dapat terbuat dari logam (all metal), porselen (all
porcelain), resin akrilik, atau paduan logam dengan porselen
(porcelain-fused-to-metal crown/PFM) atau bahan resin komposit
dengan penguatan fiber. Yang paling sering digunakan adalah
PFM crown, karena paling menyerupai tampilan gigi asli dengan
kekuatan yang baik untuk menahan tekanan kunyah.
3.2.2.3 Implant
21
Implan adalah gigi tiruan yang dibuat dengan
menanamkan pasak khusus ke dalam tulang rahang yang telah
kehilangan gigi. Fungsinya sebagai penyangga gigi tiruan. Untuk
kehilangan satu gigi, pasak implan yang ditanam hanya satu,
tetapi bila lebih bisa beberapa buah. Persyaratan untuk pembuatan
implan ini lebih berat dibanding dengan gigi tiruan lain.
Diantaranya kesehatan umum pasien harus betul-betul
prima serta tidak mempunyai penyakit-penyakit yang
melemahkan seperti diabetes, kelainan tulang, dan lain
sebagainya. Struktur tulang untuk tempat ditanamnya pasak
tersebut harus memunyai ketinggian tertentu serta kondisinya
masih baik. Pasak implan dipasang melalui prosedur pembedahan
sampai terjadi proses penyembuhan serta terdapat hubungan
antara tulang dengan logam pasak. Apabila itu terjadi, maka
setelah 6 bulan baru dipasang sekrup penyambung antara pasak
dan mahkota dengan membuka lapisan mukosa gusi di ujung atas
pasak.
Setelah sekrup terpasang ditunggu sampai sembuh luka
jaringannya, kemudian dipasang pasak untuk penyangga mahkota,
baru setelah itu dipasang mahkotanya. Dengan prosedur ini,
pembuatan implan memerlukan waktu lebih dari 6 bulan, serta
biaya yang lebih mahal karena memerlukan bahan-bahan khusus,
seperti jenis logam pasak khusus yang dapat merangsang
pertumbuhan tulang di sekitar pasak implan. Selain itu peralatan
yang dipakai pun khusus dan memerlukan sterilitas tinggi.
Keuntungannya gigi tiruan implan adalah tidak perlu
dibuka/dilepas, dan tidak memerlukan gigi penyangga. Jadi dapat
dipasang pada pasien yang telah kehilangan seluruh giginya.
22
Seperti halnya mahkota dan jembatan, tidak ada daerah langit-
langit yang tertutup landasan gigi tiruan. Sehingga persepsi rasa
seperti gigi asli.
Pemakaian gigi tiruan tidak hanya mengganti gigi yang
hilang, tetapi berfungsi sebagai pemelihara jaringan yang masih
ada, yaitu jaringan gigi, gusi dan tulang. Sehingga pemakai gigi
tiruan harus betul-betul memerhatikan kebersihan gigi tiruan dan
gigi aslinya.
Pada pemakaian jaket, pasak, mahkota dan jembatan
kebersihan di daerah gusi harus diperhatikan. Bila terjadi
kerusakan gigi di daerah gusi akan mengakibatkan terjadinya
kebocoran di daerah tersebut. Kebocoran lama-kelamaan akan
menggerogoti bagian dalam gigi tiruan tersebut sehingga mahkota
tidak terdukung. Gigi bisa tiba-tiba patah dan mahkota tidak dapat
dipertahankan sehingga gigi harus dicabut.
BAB 4. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Dari seluruh uraian tentang gigi tiruan di atas dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
4.1.1 Jenis gigi tiruan yang dapat digunakan untuk mengganti gigi yang
hilang keseluruhan adalah Gigi Tiruan Full Denture atau Gigi Tiruan
Penuh.
4.1.2 Jenis gigi tiruan yang dapat digunakan untuk mengganti kehilangan satu
atau lebih gigi adalah Gigi Tiruan Sebagian yang meliputi:
1. Gigi tiruan sebagian lepasan,
a. Gigi tiruan kerangka logam
b. Gigi tiruan dengan basis akrilik
c. Gigi tiruan dengan basis berbahan dasar valplast
2. Gigi tiruan sebagian cekat,
a. Mahkota Tiruan (dental crown)
23
b. Mahkota Tiruan Jembatan (dental bridge)
c. Implant
4.2 Saran
Berdasarkan isi dari makalah ini, hendaknya pemilihan gigi tiruan harus
sesuai dengan kebutuhan dan kenyamanan pasien, terlebih pemakaian gigi tiruan
ini sangat penting demi estetika,sistem pencernaan, bahkan kepercayaan diri
seseorang.
DAFTAR PUSTAKA
Wurangian, Ignatia.2010. Aplikasi dan Disain Valplast Pada Gigi Tiruan
Sebagian Lepasan. Jakarta: JITEKGI
Gunadi,Haryanto A.1995.Ilmu Geligi Tiruan Lepasan jilid 2. Jakarta: Hipokrates
Battistuzi dkk. 1992. Gigi Tiruan Sebagian. Jakarta : Widya Medika
Ramadhan, Ardyan Gilang. 2010. Serba Serbi Kesehatan Gigi dan Mulut. Jakarta:
Bukune
Mozartha, Martha. 2011. Perawatan Gigi Macam Gigi Tiruan. Available from:
http://www.klikdokter.com/gigimulut/read/2010/07/05/58/macam-gigi-
tiruan
Gunadi HA, editor.1995. Ilmu geligi tiruan sebagian lepasan jilid II. Jakarta:
Hipoktrates. Available from :
http://gigiunhas97.wordpress.com/2007/11/15/gigi-tiruan-diatas-piranti-
bar-cekat/
Tarigan,Slamet.2005.Pasien Prostodonsia Lanjut Usia:Beberapa Pertimbangan
dalam Perawatan.Availablefrom:
24
http://www.usu.ac.id/id/files/pidato/ppgb/2005/ppgb_2005_slamat_tarigan
25