7 tips agar anda sukses dalam presentasi

11
7 tips agar anda sukses dalam presentasi Point 1 : Untuk meyakinkan pendengar, jangan memilih cara inkonvensional (tidak lazim), tapi sampaikan presentasi yang “berisi” agar bisa difahami oleh pendengar. Hal yang sangat penting dalam memberikan presentasi, adalah kemampuan persuasi dari materi yang disajikan. Hindarkanlah memakai trik atau cara inkonvensional yang kurang perlu, agar tidak mengurangi reliability dari materi yang disampaikan. Jika pendengar presentasi anda terdiri dari para ekspert, presentasi yang bersifat “menyerang”, “straight”, “smash” lebih efektif. Sebalikya, jika cara presentasi anda terlalu bertele-tele, berakibat menurunnya konsentrasi ekspert pendengar yang berusaha memahami penelitian anda. Untuk meningkatkan reliability, tidak ada jalan lain kecuali meningkatkan mutu dari materi yang dipresentasikan. Untuk itu, sebelum melakukan presentasi, diperlukan kerja keras untuk memilih, merangkai materi yang akan disajikan. Salah satu cara yang sering ditempuh, adalah memberikan penekanan pada isi yang dianggap penting. Misalnya mengatakan “Temuan yang paling penting dalam penelitian ini adalah ….”, selanjutnya diikuti dengan penjelasan bagian yang dimaksud. Cara lain misalnya dengan beberapa kali memperlihatkan data yang penting, agar pendengar memberikan perhatian lebih terhadap data tsb. Dengan cara tersebut, ide anda dapat tersampaikan secara efektif pada pendengar. Point 2 : Faktor penting dalam presentasi adalah keseluruhan ide yang disampaikan harus dapat difahami oleh pendengar Dalam presentasi, sangat penting bahwa ide yang disampaikan dapat difahami secara keseluruhan oleh pendengar. Untuk itu, saat menyiapkan slide, pada bagian awal jelaskan item-item apa saja yang akan dibahas. Selanjutnya jelaskan secara detail masing-masing item tersebut. Hal yang sama dilakukan juga saat menjelaskan tiap item/sub bahasan. Pertama-tama jelaskan secara singkat hal apa saja yang akan dibahas, baru diikuti dengan penjelasan detail masing masing sub bahasan. Misalnya anda ingin menjelaskan karakteristik metode yang anda teliti. Pertama-tama jelaskan ada berapakah karakteristik dari metode tsb. Setelah itu, diikuti dengan menjelaskan masing-masing karakteristik tersebut secara berurutan dan terstruktur. Jika anda menjelaskan hasil eksperimen, pertama-tama jelaskan bagian terpenting dari hasil tersebut dengan kalimat yang sederhana dan mudah ditangkap. Baru kemudian siapkan slide yang menjelaskan secara detail karakteristik hasil yang diperoleh. Dengan membuat slide terstruktur seperti ini, saat anda menyampaikan presentasi, ide keseluruhan/outline dengan sendirinya akan dijelaskan pada awal dari slide presentasi. Misalnya “Pada metode ini ada tiga karakteristik yang penting. Ketiga hal tsb. masing-masing A, B dan C. Penjelasan selengkapnya dari ketiga karakteristik tersebut adalah sebagai berikut. …… “. Point 3 : Pada akhir presentasi, sangat dianjurkan untuk mengulas kembali point-point penting yang dipresentasikan Pada slide terakhir, sangat dianjurkan untuk mengulas kembali bagian-bagian penting yang perlu “digarisbawahi”. Anda dapat mengawalinya dengan kalimat sbb. “Demikian telah kami jelaskan penelitian mengenai W. Sebelum menutup presentasi ini, kami ingin mengulang kembali beberapa hal dan temuan penting dalam penelitian ini”. Untuk menjelaskan per point, anda dapat memakai kalimat misalnya sbb. “Pada studi ini, ada tiga temuan penting, yaitu X, Y dan Z.” Diikuti dengan menjelaskan masing-masing X, Y dan Z. Pemakaian kata “tiga” pada kalimat di atas, yang menunjukkan “banyaknya point” akan sangat membantu pendengar untuk memahami dan mengingat hal-hal yang akan disampaikan.

Upload: febyfebriyanti

Post on 21-Dec-2015

10 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

presentasi

TRANSCRIPT

Page 1: 7 Tips Agar Anda Sukses Dalam Presentasi

7 tips agar anda sukses dalam presentasiPoint 1 : Untuk meyakinkan pendengar, jangan memilih cara inkonvensional (tidak lazim), tapi

sampaikan presentasi yang “berisi” agar bisa difahami oleh pendengar.

Hal yang sangat penting dalam memberikan presentasi, adalah kemampuan persuasi dari materi yang

disajikan. Hindarkanlah memakai trik atau cara inkonvensional yang kurang perlu, agar tidak mengurangi

reliability dari materi yang disampaikan. Jika pendengar presentasi anda terdiri dari para ekspert,

presentasi yang bersifat “menyerang”, “straight”, “smash” lebih efektif. Sebalikya, jika cara presentasi

anda terlalu bertele-tele, berakibat menurunnya konsentrasi ekspert pendengar yang berusaha memahami

penelitian anda. Untuk meningkatkan reliability, tidak ada jalan lain kecuali meningkatkan mutu dari

materi yang dipresentasikan. Untuk itu, sebelum melakukan presentasi, diperlukan kerja keras untuk

memilih, merangkai materi yang akan disajikan.

Salah satu cara yang sering ditempuh, adalah memberikan penekanan pada isi yang dianggap penting.

Misalnya mengatakan “Temuan yang paling penting dalam penelitian ini adalah ….”, selanjutnya diikuti

dengan penjelasan bagian yang dimaksud. Cara lain misalnya dengan beberapa kali memperlihatkan data

yang penting, agar pendengar memberikan perhatian lebih terhadap data tsb. Dengan cara tersebut, ide

anda dapat tersampaikan secara efektif pada pendengar.

Point 2 : Faktor penting dalam presentasi adalah keseluruhan ide yang disampaikan harus dapat

difahami oleh pendengar

Dalam presentasi, sangat penting bahwa ide yang disampaikan dapat difahami secara keseluruhan oleh

pendengar. Untuk itu, saat menyiapkan slide, pada bagian awal jelaskan item-item apa saja yang akan

dibahas. Selanjutnya jelaskan secara detail masing-masing item tersebut. Hal yang sama dilakukan juga

saat menjelaskan tiap item/sub bahasan. Pertama-tama jelaskan secara singkat hal apa saja yang akan

dibahas, baru diikuti dengan penjelasan detail masing masing sub bahasan.

Misalnya anda ingin menjelaskan karakteristik metode yang anda teliti. Pertama-tama jelaskan ada

berapakah karakteristik dari metode tsb. Setelah itu, diikuti dengan menjelaskan masing-masing

karakteristik tersebut secara berurutan dan terstruktur.

Jika anda menjelaskan hasil eksperimen, pertama-tama jelaskan bagian terpenting dari hasil tersebut

dengan kalimat yang sederhana dan mudah ditangkap. Baru kemudian siapkan slide yang menjelaskan

secara detail karakteristik hasil yang diperoleh.

Dengan membuat slide terstruktur seperti ini, saat anda menyampaikan presentasi, ide keseluruhan/outline

dengan sendirinya akan dijelaskan pada awal dari slide presentasi. Misalnya “Pada metode ini ada tiga

karakteristik yang penting. Ketiga hal tsb. masing-masing A, B dan C. Penjelasan selengkapnya dari ketiga

karakteristik tersebut adalah sebagai berikut. …… “.

Point 3 : Pada akhir presentasi, sangat dianjurkan untuk mengulas kembali point-point penting

yang dipresentasikan

Pada slide terakhir, sangat dianjurkan untuk mengulas kembali bagian-bagian penting yang perlu

“digarisbawahi”. Anda dapat mengawalinya dengan kalimat sbb. “Demikian telah kami jelaskan penelitian

mengenai W. Sebelum menutup presentasi ini, kami ingin mengulang kembali beberapa hal dan temuan

penting dalam penelitian ini”. Untuk menjelaskan per point, anda dapat memakai kalimat misalnya

sbb. “Pada studi ini, ada tiga temuan penting, yaitu X, Y dan Z.” Diikuti dengan menjelaskan masing-masing

X, Y dan Z. Pemakaian kata “tiga” pada kalimat di atas, yang menunjukkan “banyaknya point” akan sangat

membantu pendengar untuk memahami dan mengingat hal-hal yang akan disampaikan.

Dalam penyampaian tsb., anda perlu memikirkan cara pengungkapan yang paling jitu, dan paling berkesan

(chikara wo ireta hanashi-kata), akan tetapi tidak jangan sampai terkesan tergesa-gesa. Fikirkan dengan

sebaik-baiknya point-point penting mana yang akan anda sampaikan.

Page 2: 7 Tips Agar Anda Sukses Dalam Presentasi

– Misalnya tujuan presentasi tsb. adalah menjelaskan suatu metode, maka point

yang penting untuk diulang adalah segi : keunggulan dan originality.

– Misalnya anda ingin menyampaikan hasil yang menarik dari suatu eksperimen,

maka anda dapat mengulang angka-angka yang mendukung hasil akhir

eksperimen tsb. seperti misalnya recognition rate, error-rate.

Yang manapun yang akan anda sampaikan, anda harus membuat alur cerita yang logis, dengan

menyampaikan data yang dapat meyakinkan pendengar. Data seperti ini janganlah ditampilkan secara tiba-

tiba pada slide yang terakhir, melainkan harus disampaikan pada tengah alur presentasi.

Penyampaian pada slide terakhir harus bersifat hanya sebagai ulangan. Kalau pada slide terakhir tersebut

anda justru menampilkan hasil eksperimen yang sama sekali baru dan belum pernah diperkenalkan pada

slide sebelumnya, justru akan berakibat membingungkan pendengar dalam menangkap bagian penting

presentasi anda.

Point 4 : Pemakaian demonstrasi eksperimen merupakan hal yang menarik. Siapkan beberapa

alternatif yang akan didemonstrasikan pada pendengar.

Catatan : tulisan ini dibuat untuk Hasegawa Laboratory, yang salah satu penelitiannya adalah virtual reality

(VR). Jadi yang dimaksud “demonstrasi” di sini adalah memperlihatkan cara kerja software yang telah

dibuat tentang tema-tema VR, simulasi virtual endoscopy, dsb. Bisa juga demonstrasi dalam bentuk

peragaan alat yang telah dibuat dsb.

Anda dianjurkan agar dalam presentasi (di tengah atau akhir) dapat menyajikan demonstrasi software atau

menunjukkan cara kerja alat yang telah dibuat. Demonstrasi yang memakai animasi, moving picture, akan

memberikan sentuhan tersendiri yang efektif bagi peningkatan kualitas presentasi. Hal ini akan membuat

pendengar lebih yakin atas hasil eksperimen yang telah anda jelaskan.

Jika tujuan presentasi adalah untuk memberikan impresi pada metode, pada bagian demonstrasi, tunjukkan

contoh hasil yang memberikan impact kuat atas hasil eksperimen. Jangan lupa, sebelumnya anda perlu

jelaskan secara lisan kepada pendengar, bahwa anda akan memperlihatkan sebuah demonstrasi. Hal ini

penting karena akan membuat perhatian pendengar terfokus pada demo yang akan anda perlihatkan.

Biasanya cukup 1 jenis demonstrasi saja yang diperlihatkan. Akan tetapi, untuk mengantisipasi terjadinya

kegagalan, sebaiknya disiapkan beberapa jenis demonstrasi yang memiliki karakteristik berlainan, sekitar 2

sampai 4. Dengan demikian anda memiliki kesempatan memilih jenis demonstrasi mana yang akan anda

sampaikan dengan memperhatikan reaksi pendengar, dan juga ada cadangan sekiranya salah satu dari

demonstrasi tersebut gagal. Jika anda masih punya cukup waktu, tentu saja anda dapat memperlihatkan

semua demonstrasi yang telah disiapkan.

Agar anda tidak lupa timing untuk memperlihatkan demonstrasi tersebut, bisa juga disiapkan 1 slide

dengan tulisan sederhana “video”, sekedar untuk mengingatkan anda bahwa saat tsb. waktunya untuk

menampilkan video (atau demonstrasi software) kepada pendengar.

Point 5: Perhatikan pengaturan waktu/scheduling dalam menyampaikan presentasi. Jika

presentasi terasa berjalan lambat, anda perlu untuk meringkas materi yang disajikan.

Biasanya waktu untuk presentasi dibatasi, sehingga untuk menyampaikan materi penelitian, anda perlu

memperhatikan pembagian waktu untuk tiap slide. Terutama sekali presentasi di seminar, conference

maupun interview pekerjaan, bila presentasi anda melewati batas waktu yang ditetapkan akan berakibat

kurang baik pada penilaian.

Page 3: 7 Tips Agar Anda Sukses Dalam Presentasi

Jadi, rancanglah pembagian waktu untuk tiap hal yang akan disampaikan. Jika presentasi ternyata berjalan

terlambat dari semestinya, ringkaslah bagian-bagian yang dapat diringkas, sehingga presentasi dapat

berakhir sesuai pada waktu yang direncanakan. Untuk hal ini, saat anda membuat persiapan presentasi,

urutkan prioritas hal yang tertulis pada slide, sedemikian hingga bagian atas pada suatu slide berisi hal

yagn paling penting, semakin ke bawah prioritasnya lebih rendah daripada yang di atas. Hal ini akan

membantu anda saat harus melewati bagian-bagian yang tidak penting, yaitu yang berada di bagian bawah,

agar presentasi selesai tepat waktu.

Hal penting yang tidak boleh dilupakan adalah anda harus memperhitungkan terlebih dahulu, waktu untuk

memperlihatkan demonstrasi dan waktu untuk tanya jawab.

t = total waktu yang diberikan pada anda

– waktu untuk tanya jawab

– waktu untuk demonstrasi

Hasil pengurangan tsb. adalah t, yaitu sisa waktu yang anda pergunakan untuk menyiapkan slide

presentasi. Dari slide presentasi tsb. anda bagi ke dalam beberapa blok, dan alokasikan waktu t tersebut ke

dalam tiap blok. Jika anda tidak dapat memperkirakan jatah waktu tiap blok, maka cobalah untuk

presentasi sambil mengukur waktu untuk tiap blok. Dengan demikian anda akan dapat memperkirakan,

berapa waktu yang diperlukan untuk masing-masing blok, dan seterusnya aturlah sebagaimana dijelaskan

di atas.

Selanjutnya, jika hal di atas terjadi dan anda harus men-skip slide, sampaikan pada audience,

misalnya “Karena keterbatasan waktu, rencana presentasi ini

sedikit saya ubah….”. (少し予定を変更して…). Hal ini memberikan kesan yang jauh lebih baik daripada anda

diam saja saat melewati topik-topik tertentu dalam pembicaraan.

Point 6: Perlunya berlatih presentasi di depan teman/kolega

Jika seseorang belum terbiasa melakukan presentasi, dan tiba-tiba diharuskan memberikan presentasi pada

seminar atau forum resmi, seringkali ybs. gagal dikarenakan kata-kata macet di tengah-tengah, atau

penjelasan yang diberikan ternyata salah. Jika penampilan anda seperti ini, bagaimana pun bagusnya

materi yang akan disajikan, kegagalan tsb. akan membuat pihak pendengar presentasi anda menjadi

kurang percaya dan sulit untuk menerima argumen anda.

Untuk menghindari kegagalan ini, tidak ada jalan lain kecuali berlatih presentasi berulang kali. Ajaklah

teman anda di lab. sebagai sparring partner. Mintalah agar dia bersedia menjadi pendengar, dan

berlatihlah seolah-olah anda berada pada situasi formal yang sebenarnya. Sebaiknya teman yang dipilih

adalah orang yang terbiasa melakukan presentasi. Dengan demikian, dia cukup berpengalaman untuk

dapat melihat sisi-sisi lemah yang perlu dikoreksi, maupun memberikan masukan bagi presentasi anda.

Lakukan latihan ini berulang-ulang sampai teman anda tidak dapat menemukan kelemahannya. Jika anda

belum terbiasa melakukan presentasi, sekurang-kurangnya anda harus berlatih tiga kali. Perbaikilah slide

anda jika ada kritikan terhadap urutan slide maupun kekuranglengkapan lay out presentasi. Usahakan agar

anda dapat merekam latihan presentasi tsb., agar anda dapat meneliti kembali hal-hal mana yang perlu

dikoreksi. Karena latihan seperti ini karena makan waktu beberapa hari, maka sebaiknya anda mulai

berlatih sejak 3 minggu sebelum hari-H.

Salah satu manfaat berlatih presentasi di depan orang ini adalah meningkatkan rasa keberanian dan

percaya diri anda. Tidak ada obat untuk menumbuhkan keberanian dan rasa percaya diri selain

membiasakan diri berbicara dan berpendapat di depan umum.

Page 4: 7 Tips Agar Anda Sukses Dalam Presentasi

Point 7 : Cek lah projector sebelum melakukan presentasi

Tidak ada artinya jerih payah anda menyiapkan slide atau demo software, jika anda tidak dapat

mempresentasikannya pada hari H. Jangan sampai presentasi anda gagal hanya gara-gara alat tidak dapat

bekerja dengan baik. Untuk menghindari kegagalan semacam ini, sebelum presentasi, periksalah apakah

alat-alat tersebut dapat bekerja sebagaimana yang diharapkan.

Jika untuk presentasi tersebut, anda harus meminjam projector, periksalah spesifikasi dan cara

instalasinya. Selanjutnya, datanglah lebih awal daripada jadwal presentasi, dan periksalah sekali lagi

apakah alat tersebut bekerja dengan benar. Ini untuk mengantisipasi, bila terdapat kerusakan, anda masih

memiliki waktu untuk memperbaiki atau mencari alternatif solusi yang lain.

Saat anda men-set tampilan proyektor, sebaiknya jangan memakai slide-slide yang akan dipresentasikan.

Disarankan untuk menyiapkan beberapa slide yang berfungsi sebagai “test-pattern” di halaman-halaman

awal file presentasi anda.

Tips-tips dalam presentasi penelitian adalah catatan Prof.Hasegawa (Chukyo Univ) disampaikan ke anggota

lab. Rangkuman tsb. bersumber dari artikel di Bio Nikkei business bulan November 2001, dan dimodifikasi

berdasarkan pengalaman beliau sebagai peneliti di bidang medical imaging.

Page 5: 7 Tips Agar Anda Sukses Dalam Presentasi

Di satu milis, saya pernah membaca pendapat seorang rekan, bahwa studi di Jepang lebih mudah

daripada Indonesia, atau sebaliknya. Karena saya tidak pernah mengikuti pendidikan di perguruan tinggi

Indonesia , saya tidak dapat membuat perbandingan yang fair antara keduanya. Di Jepang sendiri pola

kehidupan riset antara satu laboratorium berlainan satu sama lain. Berbeda bidang keilmuan, juga

membuat pola kehidupan riset berbeda. Ada lab. yang menuntut siswa berpola seven-eleven (masuk jam 7

pagi pulang jam 11 malam), tetapi ada juga yang cukup datang ke lab. beberapa kali saja dalam seminggu,

karena risetnya bisa dilakukan di rumah, atau bisa dilakukan dengan remote login :D .

Membuat perbandingan yang fair dan make sense memang sulit, karena taihen-tidaknya kehidupan

gakusei tidak dapat dinilai semata dari lamanya berada di lab.

Tulisan ini tidak dimaksudkan untuk membandingkan satu sama lain, melainkan sekedar kesan pribadi

yang saya tulis ulang berdasarkan posting di milis ppi-jepang saat kami mendiskusikan pendidikan S1, S2

dan S3 di Jepang. Tentunya tulisan ini hanya terbatas pada apa yang saya alami, saya baca dan saya dengar

saja, selama mengikuti pendidikan S1 (1991-1995), S2 (1998-2000) dan S3 (2000-2003) di Jepang, pada

jurusan Elektro-Komputer Nagoya Institute of Technology. Mungkin saja orang lain memiliki kesan dan

pengalaman yang berbeda. Justru kalau ada pengalaman berbeda, saya akan sangat berterima kasih jika

dapat ditulis sebagai komentar atas tulisan ini.

1. S1 (Bachelor)

A. Mensyaratkan secara mutlak kemampuan bahasa Jepang (JLPT) level 1 (menguasai baca tulis

minimal 2000 kanji, bisa mengikuti berita di TV dan surat kabar, bisa membuat laporan dalam

bahasa Jepang)

B. Untuk mendapatkan nilai yang baik di perkuliahan, relatif cukup sulit dibandingkan saat saya

mengikuti pendidikan S2. Ujian tulis, laporan, harus dibuat dalam nihonggo. Kalau tidak punya

sempai, akan mendapat kesulitan dalam membuat laporan praktikum, karena tidak punya contoh,

seperti apa laporan itu harus dibuat. Tips : ikutlah bukatsudou (ekstra kurikuler) agar mendapat

teman.

C. Kesulitan utama mahasiswa asing S1 pada tahun-tahun pertama umumnya sbb.

i. Tidak mampu membaca tulisan sensei di papan tulis

ii. Tidak mampu menangkap sepenuhnya materi kuliah yang disampaikan secara lisan

iii. Sulit punya teman

iv. Saat ujian, sulit untuk menuliskan jawabannya dalam bahasa Jepang. Pernah ada soal teori

olah raga mengenai teknik memenangkan pertandingan Sumo jika kedua atlit-nya sama kuat.

Karena kesulitan mencari kata, akhirnya saya tulis penjelasannya dalam bentuk karikatur

(komik) dengan kalimat seadanya. Syukurlah Sensei-nya bijaksana, dan memahami karikatur

saya :D

D. Persyaratan SKS untuk lulus relatif lebih sedikit dibanding Indonesia, biasanya sekitar 130. Rata-

rata 2 SKS per mata kuliah. Tetapi adakalanya satu mata kuliah hitungan SKS-nya kurang dari 1

(1/2, atau 1/4), misalnya Sports Theory, karena akan disatukan dengan nilai praktek.

Page 6: 7 Tips Agar Anda Sukses Dalam Presentasi

E. Tahun I s/d III mengikuti kuliah, sedangkan tahun IV (tahun terakhir) siswa masuk ke salah satu

laboratorium untuk mengerjakan tugas akhir. Di beberapa perguruan tinggi, kadang sudah

diarahkan untuk masuk ke suatu laboratorium sejak tingkat II atau III.

F. Di lab. saya dulu, mahasiswa tingkat IV sekalipun, harus datang tiap hari dan aktif mengikuti

kegiatan seminar di lab. Tidak ada bedanya dengan mahasiswa master atau doktor. Seminggu ada

sekitar 2 s/d 3 kali seminar, dimana tiap siswa diharuskan melaporkan kemajuan riset yang

dilakukan. Sehari minimal 8 jam bekerja di lab. (10.00 s/d 18.00) walaupun dulu banyak juga teman

yang bermalam di lab.

G. Seminar di lab. kami sebanyak 3 kali seminggu hingga menjelang liburan musim panas. Sesudah

itu, hanya 1 kali seminggu, yaitu kentoukai, hingga bulan Maret.

i. UNIX Zemi : tiap siswa diberi tugas untuk belajar UNIX (UNIX commands, awk, sed, LaTeX,

emacs, vi, dsb), dan membuat manual/panduan untuk diajarkan ke anggota lab. yang lain. Zemi

ini diselenggarakan sekali tiap minggu hingga akhir Juli, dan kumpulan panduan-nya (kami

sebut UNI-BON maksudnya UNIX no hon atau buku UNIX) dijilid dan dibagikan ke tiap siswa.

Setelah zemi ini selesai, diharapkan kami semua dapat memakai UNIX untuk keperluan riset.

PC di lab. kami memakai SunOS, Solaris dan FreeBSD. Saat S1 dulu saya dapat tugas

membahas B-Shell (Borne Shell).

ii. Rinkoh (輪講) : tiap siswa diberi tugas membuat resume satu materi yang berkaitan dengan

riset yang dilakukan untuk dipresentasikan dan didiskusikan. Materi ini biasanya adalah teori

dasar yang harus difahami sebelum mengerjakan riset tugas akhir. Misalnya untuk Neuro-

Group, materi yang dibahas adalah Neuron (shinkei saibou), Perceptron, BackPropagation,

Hopfield Neural Network, Self Organizing Feature Map, CombNET, Neocognitron, Vision

(bukunya D.Marr) , DP Matching, dsb. Sebagaimana UNIX Zemi, kegiatan rinkoh di lab. kami

biasanya selesai pada bulan Juli, menjelang liburan musim panas.

iii. Kentoukai (検討会) : tiap siswa diharuskan mempresentasikan kemajuan riset yang dilakukan.

Yang harus kami perhatikan saat itu adalah: kewajiban kuliah, maupun kewajiban presentasi

pada dua zemi yang lain (rinkoh & unix zemi) tidak dapat dipakai sebagai alasan untuk tidak

sempat melakukan riset. Riset adalah kewajiban yang tetap harus dilakukan walaupun ada

tugas-tugas kuliah dan presentasi zemi yang lain.

H. Tugas akhir S1 biasanya membantu penelitian sempai atau sensei. Ada juga tema yang dikerjakan

secara kolektif (dibagi-bagi beberapa orang), tetapi di jurusan informatika biasanya tiap orang 1

tema riset. Tema yang kolektif sepintas “menyenangkan” karena bekerja dalam satu tim, tetapi

kalau ada satu anak yang malas dan jarang masuk akan membuat pekerjaan jadi tidak lancar.

I. Chuukan Happyo (中間発表) semacam mid-presentasi, yang diselenggarakan pada bulan Desember.

Kami diminta untuk mempresentasikan kemajuan riset yang dilakukan di depan semua group

penelitian di lab. Presentasi ini walaupun hanya untuk internal laboratorium, tetapi sifatnya formal

dan benar-benar diuji (atau tepatnya dibantai :D ). Penelitian ditargetkan sudah selesai 90%.

Presentasi yang tidak memuaskan sensei akan kena teguran keras.

J. Thesis S1 umumnya harus ditulis dalam bahasa Jepang. Thesis di Jepang biasanya relatif singkat,

kadang ada thesis yang hanya sekitar 40 halaman. Evaluasi kelulusan ditentukan bukan berdasar

bagus tidaknya sebuah thesis, tetapi dievaluasi berdasarkan kemajuan penelitian selama setahun

yang senantiasa dimonitor dari minggu ke minggu. Kalau sensei menilai siswa tidak layak

diluluskan, ybs. tidak akan diijinkan menulis thesis maupun presentasi tugas akhir.

K. Presentasi tugas akhir kalau di jur. teknik, biasanya sekitar 10 menit (7 menit presentasi + 3 menit

tanya jawab). Tetapi di beberapa jurusan tertentu, banyak yg tidak mengharuskan presentasi tugas

akhir. Ada juga yang 3 menit + 1 menit. Kata seorang dai-sensei, penelitian yg baik adalah yg bisa

dipresentasikan dalam waktu 3 menit (^^;   Sebelum hari presentasi, urutan slide, kata-kata yang

diucapkan akan dievaluasi oleh seluruh anggota lab. Tiap siswa diminta untuk berlatih presentasi

dengan timer, agar waktu 7 menit itu bisa berjalan efektif.

L. Tips presentasi klik di sini

Page 7: 7 Tips Agar Anda Sukses Dalam Presentasi

M. Tugas Akhir dilakukan bukan untuk tujuan kelulusan semata ! Walaupun sudah selesai melakukan

presentasi tugas akhir, bukan berarti riset dan kehidupan di lab. selesai. Riset tetap berlangsung

hingga bulan Maret. Saya dulu tetap melakukan riset hingga saat berpamitan ke sensei untuk

pulang ke Indonesia.

N. Setelah presentasi berakhir, lab. mengadakan pesta syukuran internal lab. yang biasa kami sebut

“Sotsuron-Shuuron HappyouUchi Age” (卒論・修論発表打ち上げ). Dalam pesta ini Sensei akan

mengumumkan secara informal hasil penilaian akhir terhadap mahasiswanya. Biasanya semua

yang diperbolehkan presentasi tugas akhir adalah dianggap layak lulus. Kalau sensei menganggap

seseorang tidak layak lulus, mahasiswa tsb. tidak diperkenankan menulis tugas akhir

(lihat No.10 di atas).

O. Wisuda S1 di Jepang tidak terlalu mengesankan dibanding saat di Indonesia. Kami hanya

mendengarkan pidato saja, dan kemudian kembali ke lab. Ijazah dibagikan di lab. Ada juga teman

saya yang tidak mengikuti wisuda yang katanya membosankan :D, dan memilih main ke Nagoya

(Shindu-kun..oboeteru kai ?) . Dekorasi panggung di Jepang untuk acara wisuda, penerimaan

mahasiswa baru, maupun acara lain biasanya sederhana seperti pada foto di bawah. Pakaian yang

dipakai oleh wisudawan/wati jas formal biasa saja, tapi boleh juga memakai kimono/hakama.

Nyuugaku-shiki (Upacara Penerimaan Mahasiswa Baru tahun 2000)

2. S2 (Master)

A. Mahasiswa S2 dianggap lebih “dewasa”, dan telah memiliki pengalaman riset, karena itu sistem

perkuliahan biasanya dalam bentuk diskusi, rinkoh (baca paper & presentasi), debat, dsb.

B. Kemampuan nihonggo mungkin level 3 JLPT sudah cukup, dan thesis biasanya diperbolehkan

ditulis dalam bahasa Inggris

C. Kalau di lab. saya dulu, tahun I adalah diarahkan untuk membiasakan membaca paper, dan

mencari tema. Sedangkan tahun ke-II full konsentrasi pada riset.

D. Titik berat evaluasi seorang mhs. S2 adalah risetnya, bukan pada nilai kuliahnya. Saat saya

mengikuti program S2, nilai kuliah jauh lebih mudah diperoleh daripada saat masih di S1. Tapi

sebagus apa pun nilai kuliahnya (walau semua nilai kuliah A sekalipun), tidak akan ada manfaatnya

jika riset tidak berhasil dengan baik. Kelulusan ditentukan dari riset yang dilakukan

E. Saat master tahun kedua, ada keharusan untuk mempresentasikan penelitian pada chuukan

happyo sebagaimana saat S1.

F. Sering ada keharusan agar mahasiswa S2 pernah mempresentasikan hasil studinya di kenkyukai

(domestic conference)

G. Presentasi akhir di tempat saya dulu 20 menit presentasi + 10 menit tanya jawab.

Page 8: 7 Tips Agar Anda Sukses Dalam Presentasi

H. Disertasi & publikasi saya tulis dalam bahasa Inggris, agar dapat dibaca oleh semua orang. Kalau

ditulis dalam bahasa Jepang, hanya akan dapat dibaca oleh orang Jepang atau mereka yang

menguasai bahasa Jepang saja. Tetapi presentasi tetap saya lakukan dalam bahasa Jepang.

I. Wisuda S2 sama halnya dengan S1, hanya mendengarkan pidato, pembagian hadiah bagi yang

berprestasi baik. Ijazah di bagikan di tiap jurusan secara sederhana saja, bukan secara formal.

Wisuda 25 Maret 2003

3. S3 (Doctoral)

A. Waktu untuk riset praktis hanya sekitar 2 tahun, karena tahun ke-3 akan disibukkan dg penulisan

disertasi & mengurus syarat-syarat administratif

B. Biasanya tidak ada lagi kewajiban mengikuti kuliah. Dulu saya tiga tahun full riset, tidak ada kuliah

yang harus diambil. Tetapi di beberapa perguruan tinggi (bukan jurusan elektro) ada juga yang

mewajibkan siswa S3 untuk mengikuti beberapa mata kuliah.

C. Mahasiswa S3 harus mandiri mengerjakan riset, termasuk dalam mencari tema.

D. Biasanya kami datang pagi-pagi sekitar pk.08.00 dan pulang malam sekitarpk.21.00. Tetapi sering

juga melewatkan malam di kampus, karena suasana malam hari lebih mudah konsentrasi.

Beberapa teman di jurusan biologi kadang sampai dini hari melakukan riset di kampus, karena

obyek risetnya makhluk hidup yang kadang harus terus menerus diamati. Pernah juga saya dengar

teman yang berhari-hari menginap di kampus untuk melakukan riset. Biasanya teman-teman yang

risetnya memakai peralatan praktikum (biologi, material science, elektro, dsb) rata-rata

membutuhkan waktu yang lebih panjang untuk bekerja di kampus.

E. Tidak ada perbedaan hari biasa, hari Sabtu, hari Minggu, siang atau malam. Sabtu, Minggu atau

hari libur bukan berarti libur dari riset. Tentukan waktu istirahat menyesuaikan perkembangan

riset yg dilakukan.

F. Saat S3, dalam seminar rutin di lab. saya membiasakan untuk membuat slide dalam bahasa

Inggris, sedangkan presentasinya dalam bahasa Jepang. Mengapa demikian ? Presentasi tujuannya

adalah mengkomunikasikan ide dari seseorang kepada pendengarnya. Karena itu pemilihan

bahasa, pemilihan kata, dan cara penyajian perlu diusahakan agar sesuai dengan karakteristik

pendengarnya. Banyak mahasiswa Jepang yang sulit mengikuti presentasi dalam bahasa Inggris,

sehingga saya memakai bahasa Jepang untuk presentasi. Tetapi kalau semua disampaikan

memakai bahasa Jepang, foreign students di lab. saya tidak bisa mengikuti. Akibatnya saya tidak

akan mendapat pertanyaan atau masukan. Tidak ada pertanyaan, komentar atau kritikan berarti

suatu kegagalan ! Karena itu slide saya buat dalam bahasa Inggris, dan presentasi oral dengan

bahasa Jepang. Dengan kombinasi ini, saya berharap agar materi presentasi saya bisa diikuti baik

Page 9: 7 Tips Agar Anda Sukses Dalam Presentasi

oleh teman Jepang maupun non-Jepang. Selain itu ini juga latihan bagi saya sendiri, agar tidak

terpaku membaca kalimat yang tertulis pada slide, melainkan cukup menangkap idenya dan

sampaikan dengan bahasa sendiri. Slide cukup memuat gambar dan kata-kata kunci.

G. Syarat kelulusan S3 berbeda-beda tergantung sensei, bidang dan konvensi yg berlaku di jurusan

ybs. Ada yg mensyaratkan 1 jurnal paper, ada yg mensyaratkan 2, 3 dst. Tetapi ada juga yg tidak

mensyaratkan hal tsb. di atas.

H. Penting untuk menjaga hubungan dan kepercayaan dengan sensei. Saya dulu dapat tips:

“anggaplah sensei itu calon ayah mertuamu” :D

I. Karena sensei saya sangat sibuk, dalam konsultasi saya usahakan agar bisa efektif walaupun waktu

konsultasinya singkat. Untuk itu saya siapkan barang 1 s/d 2 lembar slide, untuk bahan cerita.

Slide dibuat agar bisa difahami dalam waktu singkat:

i. Isi slide lebih kurang sbb.

a. Formulasi masalah yang sedang dikerjakan dan latar belakangnya

b. Masalah apa yang sedang dihadapi ?

c. Rencana ke depan (Future work)

ii. Slide dibuat mengikuti prinsip  KISS  (Keep It Simple, Stupid), agar sensei bisa cepat

menangkap inti dari pekerjaan saya dan bisa segera memberikan masukan yang jitu

J. Walau sangat jarang, tapi saya pernah dengar seorang sempai yg tidak boleh mempublikasikan

risetnya karena riset yang dilakukan masuk kategori rahasia perusahaan. Sempai itu tetap lulus

S3, karena kemampuannya sebagai peneliti diakui, walaupun ybs. tidak memiliki publikasi.

K. Presentasi S3 biasanya lebih panjang daripada saat S1 dan S2. Presentasi saya dulu dijatahkan 1

jam, sudah termasuk tanya jawab. Presentasi dilakukan dua kali, yaitu sidang tertutup di depan

professor-professor penguji dan pada sidang terbuka. Di beberapa perguruan tinggi kadang ada

yang hanya satu kali saja, yaitu public defense.

L. Sama halnya dengan saat S1 maupun S2, riset tetap dilanjutkan walau defense sudah selesai &

sudah dinyatakan lulus. Riset bukan untuk kelulusan semata. Saat itu saya masih diminta

mempresentasikan kemajuan riset yang dilakukan dalam meeting dengan perusahaan partner

kolaborasi kami, padahal esoknya saya berangkat pulang ke Indonesia. Sepertinya ini memang

sudah menjadi budaya kampus di Jepang

M. Saya memperoleh dua versi Ijazah. Dalam ijazah bahasa Jepang, gelar akademik yang saya terima

adalah “Hakase (kougaku)”, yang kalau diterjemahkan menjadi Doctor of Engineering sebagaimana

tertulis di ijazah versi bahasa Inggris. Tetapi ada juga rekan yang sebelum lulus diberi kesempatan

memilih gelar versi bahasa Inggrisnya, apakah Doctor of Science, PhD, atau sebutan yang lain. Jadi

sama-sama lulusan Jepang, bisa saja gelar akademiknya yang dipakai berlainan. Menurut

informasi, gelar PhD biasanya dari Amerika, sedangkan Doktor berasal dari Eropa. Yang unik, di

Jepang sendiri pernah ada perubahan aturan penulisan gelar. Lulusan Jepang sampai

sebelum th.91, gelar yg diberikan untuk jurusan teknik adalah 工学博士 (baca: kougaku hakase).

Tetapi sejak tahun 91, sesuai dengan aturan terbaru mengenai gelar akademik, aturan

penulisannya diubah menjadi 博士(工学). Kalau diperhatikan riwayat pendidikan sensei-sensei

lama, biasanya gelarnya tertulis 工学博士, sedangkan sensei yang masih muda (lulus doktor setelah

tahun 1991) gelarnya tertulis 博士(工学). Kalau di rigakubu (jurusan sains), gelarnya 博士(理学)

N. Di kampus saya, wisudawan S3 dipanggil satu per satu ke panggung dan diberi ijazah. Setelah itu

khusus wisudawan S3 dan keluarganya dikumpulkan dalam satu ruangan, dan kami

diajak kampai (party) bersama rektor.

O. Tradisi pakaian saat wisuda di Jepang adalah mengenakan jas formal atau kimono. Tidak ada

kebiasaan mengenakan toga. Tetapi , saat akan wisuda doktoral tahun 2003, saya mendapat

tawaran untuk memakai toga. Saat membaca email pak Doni di milis ppi-jepang, ternyata di Tokyo

University wisuda juga boleh memakai toga, sejak tahun 2003. Saya tidak tahu apakah memang

ada edaran khusus dari pemerintah (Monbukagakusho), sehingga waktunya bisa bersamaan. Yang

jelas saya nggak memakai toga, melainkan jas sama dengan yang saya pakai juga di saat wisuda

Page 10: 7 Tips Agar Anda Sukses Dalam Presentasi

S1(’95), S2 (2000), saat akad nikah (2000) dan saat membawa jenazah anak saya ke Indonesia

(2001). Belakangan baru tahu kalau di jas saya ada tulisan “regret man” :D

Catatan Tambahan :

1. Apa yang membedakan persyaratan riset yang dilakukan untuk memperoleh degree S1, S2 dan S3 di

Jepang ? Ada berbagai macam pendapat yang pernah saya dengar, sbb.

A. Hakuraku Sensei menuliskan di bukunya bahwa degree S1 itu sanka-shou (参加賞: tanda

penghargaan keikutsertaan), degree S2 itu douryoku-shou (動力賞: tandapenghargaan atas kerja

keras yang dilakukan), degree S3 adalah tahap pertama kemampuan seseorang diakui sebagai

peneliti (semacam KTP). Hal yang sama pernah saya dengar dari sensei di lab.

B. Fujiwara Sensei, dosen saya saat kuliah dulu pernah menyampaikan di kelas sbb.: S2 itu tugasnya

menyelesaikan masalah yg tidak dapat dipecahkan (解けない問題を解く). S3 itu tugasnya membuat

masalah yg tidak bisa dipecahkan (解けない問題を創る)

2. Hakuraku Sensei berlatar belakang pendidikan biologi Nagoya Daigaku, sedangkan Fujiwara Sensei

dari bidang elektro. Jadi pendapat yang beliau utarakan dimaksudkan untuk jurusan rikougakubu

(science & engineering). Saya belum temukan kriteria untuk Social Science.

3. Pendidikan S3 yang saya ikuti adalah 課程博士 (baca: katei hakase), yaitu mengikuti program formal

selama 3 tahun. Selain lewat program formal, di Jepang gelar doktor bisa diperoleh tanpa mengikuti

pendidikan formal melainkan by paper atau disebut 論文博士 (baca: ronbun hakase). Untuk ronbun

hakase, syarat jurnalnya lebih banyak daripada katei hakase, yaitu sekitar 5 buah. Biasanya yang

mengambil ronbun hakase ini adalah peneliti dari perusahaan, yang tidak mungkin menyisihkan waktu

untuk mengikuti katei hakase karena harus datang ke kampus. Kalau tidak salah, di buku Hakuroku

sensei saya baca ronbun hakase ini adalah upaya Jepang untuk mengejar ketertinggalannya dalam

rasio jumlah doktor dibandingkan dengan negara maju yg lain (AS).

4. Teknis penyelenggaraan seminar internal lab. berbeda-beda untuk tiap laboratorium. Ada juga lab.

yang menyelenggarakan seminar/diskusi itu di malam hari, pk.19.00 dan selesai dini hari esoknya

sekitar pk.02.00 am