6.tokoh-tokoh pemimpin muslim

44

Click here to load reader

Upload: ananda-bibah

Post on 26-Sep-2015

75 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

khulafah

TRANSCRIPT

  • OLEH: SYARIF HIDAYATULLAH, S.S.I, MA

  • A. Khalid bin WalidKhalid bin Walid dilahirkan dilahirkan + 17 tahun sebelum masa pembangunan Islam, yaitu diperkirakan pada pada 584 M.Dia anggota suku Bani Makhzum, suatu cabang dari suku Quraisy. Ayahnya bernama Walid bin Mughirah dan ibunya bernama Lababah. Bibi dari Khalid, Maimunah, adalah isteri Nabi Muhammad.Khalid adalah saudara sepupu dari Umar bin Khattab. Khalid terkenal dengan kuat sejak kecil, ketika ia masih kecil ia pernah main gulat dengan Umar bin Khattab, dalam adu gulat ini Khalid dapat mematahkan kaki Umar. Untunglah setelah dilakukan perawatan kaki Umar dapat sembuh seperti semula.Ayah Khalid yang bernama Walid bin Mughirah dari Bani Makhzum, adalah salah seorang pemimpin yang paling berkuasa di antara orang-orang Quraisy. Dia sangat kaya. Dia menghormati Ka'bah dengan perasaan yang sangat mendalam. Sekali dua tahun dialah yang menyediakan kain penutup Ka'bah. Pada musim Haji dia memberi makan dengan cuma-cuma bagi semua orang yang datang berkumpul di Mina.

  • Suku Bani Makhzum mempunyai tugas-tugas penting. Jika terjadi peperangan, Bani Makhzum-lah yang mengurus gudang senjata. Suku inilah yang mengumpulkan kuda dan senjata bagi para prajurit.Ketika orang-orang Quraisy hendak memperbaiki Ka'bah, tidak seorang pun yang berani meruntuhkan dinding-dindingnya yang sudah tua dan rusak. Mereka semua takut jika dinding itu akan jatuh dan menimpa mereka sehingga merka bisa mati. Melihat hal ini Walid maju kedepan dengan bersenjatakan sekop sambil berteriak, Ya Tuhan jangan marah kepada kami. Kami berniat baik terhadap rumah-Mu". Nabi mengharap-harap dengan sepenuh hati, agar Walid masuk Islam. Harapan ini timbul karena Walid seorang kesatria yang berani dimata rakyat. Karena itu dia dikagumi dan dihormati oleh orang banyak. Jika dia telah masuk Islam ratusan orang akan mengikutinya.Dalam hati kecilnya Walid merasa, bahwa Al Qur-'an itu adalah kalimat-kalimat Allah. Dia pernah mengatakan secara jujur dan terang-terangan, bahwa dia tidak bisa berpisah dari keindahan dan kekuatan ayat-ayat suci itu.

  • Karena terlahir dari keluarga kaya raya, Khalid dapat melakukan apa yang ia sukai, maka sejak kecil ia sudah mempelajari ilmu bela diri, ia juga mempelajari seni pedang, bekuda dan memanah, kemudian ia juga mempelajari seni dan taktik peperangan.Sebelum memeluk Islam, ia merupakan salah seorang panglima dari kaum kafir Quraisy. Dalam perang Uhud, ketika para pemanah Muslim meninggalkan pos mereka karena mengira sudah menang dan ingin mengambil harta rampasan perang, Khalid mengumpulkan pasukannya dan sisa-sisa pasukan kafir Quraisy yang tercerai-berai dan menyerang pos yang ditinggalkan oleh para pemanah Muslim.Hal ini menyebabkan ia dan pasukannya bisa menggempur pasukan Muslim dari belakang. Pasukan kafir Quraisy yang tadinya sudah melarikan diri lalu ikut bergabung. Karena strategi Khalid inilah kaum kafir Quraisy bisa menang dalam perang Uhud.

  • Pada perang Khandaq, pasukan kafir Quraisy berkali-kali gagal menembus parit pertahanan pasukan Muslim, Khalid dan pasukannya-lah yang berhasil melewati parit dan bertempur dengan pasukan Muslim, tetapi karena kuatnya pertahanan pasukan Muslim, ia dan pasukannya kembali mundur.Keesokan harinya badai besar melanda markas pasukan kafir Quraisy, sehingga mereka kabur dan membubarkan diri.Perjanjian Hudaibiah yang dilakukan antara kaum kafir Quraisy dan kaum Muslimin untuk melakukan gencatan senjata selama 10 tahun, memberikan kesempatan bagi beberapa orang kafir untuk masuk Islam.Salah satunya adalah Khalid bin Walid, setelah ia mendengar komentar Rasulullah tentang dirinya dari saudaranya, Walid bin Walid, ia pun membulatkan tekadnya untuk masuk Islam. Komentar ini berbunyi: Tidak ada orang seperti Khalid sebelum ia mengenal Islam, jikalau ia mau menjadikan kekuatan dan kemampuannya bersama kaum Muslimin untuk menyerang kaum Musyrikin, maka hal itu pasti baik sekali baginya, karena ia telah diberikan sesuatu yang tidak diberikan kepada orang lain.

  • Setelah Khalid bertemu Rasulullah dan mengucapkan dua kailamat syahadat, Rasulullah bersabda, Sungguh aku telah mengetahui bahwa anda mempunyai akal sehat, dan aku berharap, akal sehat itu hanya akan menuntun anda kejalan yang baik.Khalid lalu melakukan baiat (sumpah setia) kepada Rasulullah, lalu Khalid berkata kepada Rasulullah, Wahai Rasulullah mintakan ampun untukku kepada Allah atas semua tindakan masa laluku yang menghalangi jalan Allah. Rasulullah lalu menjawab: Sungguh ke-Islaman-mu itu menghapauskan segala perbuatan (kesalahan)masa lampau. Lalu karena Khalid terus memohon, maka Rasulullah berdoa untuk meminta ampun kepada Allah untuk Khalid atas semua tindakan masa lalunya yang menghalangi jalan Allah. Maka setelah itu Rasulullah SAW tidak pernah membedakannya dengan sahabat yang lain, termasuk dalam hal peperangan. Rasulullah lalu memberikan Khalid tempat tinggal di samping rumah beliau.

  • Rasulullah mengutus Harits bin Umair untuk menyampaikan surat ia kepada penguasa Bushra (Bashrah). Utusan ini dihadang di daerah Syam oleh Syurahbil bin Amr al-Gasani (Gubernur yang ditunjuk oleh Kaisar Romawi Bizantium, Heraklius, untuk wilayah Bashrah), Harits lalu ditangkap dan dibunuh sebagai bentuk deklarasai perang dari Romawi Bizantium kapada umat Islam.Disebabakan oleh hal tersebut, Rasulullah mengutus 3000 orang pasukan Muslim, dibawah pimpinan Zaid bin Haritsah pada 5 Jumadil Ula 8 H/Agustus 629 M untuk bertempur melawan 100.000 pasukan gabungan kabilah Ghasan dan Romawi Bizantium, peperangan ini berlangsung di Mutah, sehingga disebut perang Mutah.Kepada pasukan ini Rasulullah SAW berpesan: Jika Zaid (bin Haritsah) terbunuh, maka Jafar (bin Abi Thalib) (yang mengambil alih kepemipinan), jika Jafar terbunuh, maka Abdullah bin Rawahah (yang mengambil alih kepemipinan), Perangilah orang yang kufur di jalan Allah dengan nama Allah, di jalan Allah, jangan berbuat khianat dan mencuri harta rampasan (sebelum dibagi).Jangan membunuh anak-anak, kaum wanita, orang yang lanjut usia dan orang yang menyendiri di tempat ibadahnya.Jangan memotong (merusak) pohon kurma dan pepohonan lain, dan jangan pula menghancurkan bangunan (rumah-rumah atau tempat-tempat ibadah).

  • Dalam perang Mutah ketiga panglima Muslim ini (Zaid bin Haritsah, Jafar bin Abi Thalib, dan Abdullah bin Rawahah) gugur, maka salah seorang pasukan Muslim bernama Tsabit bin Arqammengambil bendera pasukan Muslim dan menyerahkannya kepada Khalid bin Walid dan memaksanya mengambil alih kepemimpinan karena ia sangat ahli strategi perang, dan pasukan Muslim bersedia mengikutinya.Khalid lalu memerintahkan agar pasukan Muslim di barisan depan berpindah kebelakang dan sebaliknya, juga pasukan di sayap kiri berpindah ke kanan dan sebaliknya. Ia juga memerintahkan kepada pasukan yang telah berada di belakang untuk terus bergerak sehingga menyebabkan debu-debu berterbangan ke udara dan mengganggu penglihatan musuh.Strategi ini membuat pasukan gabungan Romawi Bizantium mengira bala bantuan pasukan Muslim tiba, sehingga mereka tidak berani gegabah menyerang, bahkan komandan sayap kanan pasukan Muslim, Qutbah berhasil membunuh salah seorang pimpinan musuh, Ghasan Malik. Hal ini membuat pasukan musuh menahan diri dan mengendurkan tekanannya sehingga Khalid dapat memimpin pasukan Muslim mengundurkan diri dari medan perang dan pasukan gabungan Romawi Bizantium tidak berani mengejarnya. Dalam perang ini, sekitar 12 orang dari pasukan Muslim gugur, sedangkan dari pasukan gabungan Romawi Bizantium sekitar 10.000 orang.

  • Meskipun tidak ikut dalam perang ini, Rasulullah mengetahui kejadian tersebut dan mengabarkannya kepada para sahabat: Panji perang (pasukan Muslim berada) di tangan Zaid bin Haritsah, ia bertempur bersama panjinya sampai ia tewas. Kemudian panji tersebut diambil alih oleh Jafar, yang juga bertempur bersama panjinya sampai ia gugur sebagai syahid. Kemudian giliran Abdullah bin Rawahah memegang panji tersebut sambil bertempur maju, hingga ia juga gugur sebagai Syahid, kemudian panji itu diambil alih oleh selah satu pedang diantara pedang-pedang Allah, lalu Allah membukakan kemenangan di tangannya. Maka mulai dari sini Khalid bin Walid digelari saifullah (pedang Allah yang terhunus). Setelah Rasulullah wafat, Abu Bakar memikul tanggung jawab sebagai Khalifah. Dia menghadapi tantangan yang sangat besar, diantaranya gelombang kemurtadan yang hendak menghancurkan agama dan umat Islam yang saat itu baru berkembang. Berita-berita tentang pembangkangan kaum-kaum dan suku-suku di Jazirah Arab ini, dari waktu ke waktu semakin membahayakan. Dalam keadaan genting seperti ini, Abu Bakar sendiri maju untuk memimpin pasukan Islam. Tetapi para sahabat utama tidak sepakat dengan tindakan Abu Bakar ini. Semuanya sepakat untuk meminta Khalifah agar tetap tinggal di Madinah.Karena desakan dan suara bulat kaum muslimin, Khalifah terpaksa menerima untuk tetap tinggal di kota Madinah. Maka setelah itu, di bagilah tentara Islam menjadi sebelas kesatuan, dengan beban tugas tertentu. Sedangkan sebagai kepala dari keseluruhan pasukan tersebut, diangkatlah Khalid bin Walid. Setelah menyerahkan bendera kepada masing-masing komandannya, Khalifah mengarahkan pandangan kepada Khalid bin Walid, sambil berkata:Aku pernah mendengar Rasulullah bersabda, bahwa sebaik-baik hamba Allah dan kawan sepergaulan, ialah Khalid bin Walid, sebilah pedang diantara pedang Allah yang ditebaskan kepada orang-orang kafir dan munafik.

  • Khalid pun segera melaksanakan tugasnya dengan berpindah-pindah dari suatu medan tempurke medan tempuryang lain, dari suatu kemenangan ke kemenangan berikutnya. Salah satunya kemenangan adalah atas Nabi palsu terkenal, Musailamah al-Kazzab. Setelah kemenangan-kemenganan atas kaum murtad, karena adanya gangguan dari kekaisaran Persia, Khalifah Abu Bakar memerintahkan Khalid bin Walid untuk berangkat menuju Irak (saat itu dikuasai kekaisaran Persia), Ia memulai operasi meliternya di Irak dengan mengirim surat peringatan kepada Kaisar Persia dan Gubernur-Gubernurnya di semua wilayah Irak. Karena para mata-mata yang disebarkannya ke seluruh penjuru wilayah Persia datang menyampaikan berita tentang keberangkatan pasukan bala tentara yang sangat besar yang dipersiapkan oleh panglima-panglima Persia di Irak, maka Khalid tidak membuang-buang waktu, dengan cepat ia memersiapkan pasukannya untuk menghadapi pasukan Persia tersebut.Dalam perjalanan menuju Persia ini ia berhasil memperoleh kemenangan-kemenangan, mulai dari wilayah Ubullah, As-Sadir, di susul Najaf, lalu Al-Hirah, Al-Ambar, sampai Khadimiah. Di setiap tempat yang berhasil ia taklukkan ia disambut wajah berseri penduduknya, karena rakyat yang lemah ketika dijajah Kekaisaran Persia sebelumnya, banyak mengalami derita perbudakan dan penyiksaan dari kekaisaran Persia saat itu, sedangkan di bawah pemerintahan umat Islam, mereka dapat berlindung dengan aman.

  • Kemenangan yang diraih oleh orang-orang Islam di Irak dari tentara kekaisaran Persia menimbulkan harapan diperolehnya kemenangan yang sama kepada Romawi Bizantium di Syam (sekarang wilayah Suriah dan sekitarnya) yang juga sering menimbulkan gangguan kepada umat Islam. Khalifah Abu Bakar lalu mengerahkan sejumlah pasukan dan menunjuk bebrapa orang pilihan sebagai Panglimanya, seperti Abu Ubaidah bin Jarrah, Amr bin Ash dan Yazid bin Abu Sufyan serta Muawiyah bin Abu Sufyan untuk menghadapi Romawi Bizantium di Syam.Romawi Bizantium menyiapkan pasukan berjumlah besar untuk menghadapi pasukan Muslim ini. Para mata-mata pasukan tentara Islam mengirimkan gambaran tentang situasi gawat ini kepada Khalifah. Mengetahui hal itu Abu Bakar berkata, Demi Allah, semua kekhawatiran dan keragu-raguan mereka akan kusembuhkan dengan kedatangan Khalid. Khalifah Abu bakar lalu memerintahkan kepada Khalid agar menuju Syam untuk memimpin seluruh pasukan Islam yang sudah mendahuluinya berada di sana.Khalid lalu memimpin pasukan Muslim dan meraih kemenangan demi kemenangan atas pasukan Romawi Bizantium dan merebut wilayah demi wilayah Romawi Bizantium.Pada Tanggal 22 Jumadil Akhir 13 H (22 Agustus 634 M), Khalifah Abu Bakar wafat, dan digantikan oleh Umar bin Khattab, Umar lalu mencopot Khalid bin Walid dari jabatan panglima tertinggi dan menggantinya dengan Abu Ubaidah bin Jarrah, karena Umat Islam saat itu sangat mengagungkan Khalid, maka Umar ingin menanamkan kepada Umat Islam bahwa yang memberi kemenangan adalah Allah bukan Khalid. Meskipun demikian Khalid tetap mengikuti perang demi perang bersama pasukan Muslim, meskipun bukan sebagai panglima tertinggi lagi.

  • Pada bulan Agustus 636 M, Romawi Bizantium mengerahkan sekitar 200.000 orang pasukan gabungan untuk merebut kembali wilayah-wilayah yang telah diambil oleh pasukan Muslim, maka terjadilah perang Yarmuk , dan pada perang ini 25.00 orang pasukan Muslim berhasil mengalahkan sekitar 200.000 pasukan gabungan Bizantium Romawi ini. Dalam perang ini salah seorang panglima Bizantium Romawi, Gregori atau Georgius masuk Islam setelah berdialog dengan Khalid.Setelahnya pasukan Muslim lalu berperang dengan pasukan Romawi Bizantium di Palestina pada akhir Syaban 15 H (awal Oktober 636 M), dan berhasil membebaskan Palestina. Setelah membebaskan Palestina, pasukan Muslim terus meraih kemenagan demi kemenangan atas pasukan Romawi Bizantium.Khalid wafat pada tahun 21 H di Himsh pada usia 52 tahun, ia tidak meninggalkan harta apapun kecuali kuda dan pedangnya, karena seluruh harta rampasan perang yang ia terima selalu ia bagikan kepada umat Islam.Meskipun begitu ia juga mewasiatkan kepada Khalifah Umar bin Khattab untuk membagikan harta peninggalannya tersebut (kuda dan pedangnya) kepada umat Islam. Mendengar kematian Khalid, Umar bin Khathab menangis, bukan karena menyesal telah mengganti Khalid, tapi ia sedih karena tidak sempat mengembalikan jabatan Khalid sebagai panglima tertinggi.

  • B. Umar bin Abdul AzizUmar bin Abdul Aziz, lahir pada tahun 63H/682M, ia adalah salah seorang khalifahdari Bani Umayyah, tidak seperti khalifahBani Umayyahsebelumnya, ia bukan merupakan keturunan darikhalifah sebelumnya, tetapi ditunjuk langsung,dimanaia merupakan sepupu dari khalifah sebelumnya,Sulaiman bin Abdul Malik.

    Ayah Umar bin Abdul Aziz adalahAbdul-AzizbinMarwan, gubernurMesirdan adik dari KhalifahAbdul-Malik. Ibunya adalahUmmu AsimbintiAsim. Ia merupakancicitdariKhulafaur RasyidinkeduaUmar bin Khattab,salah seorangSahabat Nabiyang paling dekat.

  • Silsilah keturunan Umar bin Abdul Aziz denganUmar bin Khattabterkait dengan sebuah peristiwa terkenal yang terjadi pada masa kekuasaanUmar bin Khattab:KhalifahUmarbin Khattab sangat terkenal dengan kegiatannya melakukan ronda pada malam hari di wilayah kekuasaannya. Pada suatu malam ia mendengar dialog seorang anak perempuan dan ibunya, seorang penjual susu yang miskin.Si ibu berkata: Wahai anakku, segeralah kita tambah air dalam susu ini supaya terlihat banyak, sebelum terbit matahari.Si Anaknya menjawab: Kita tidak boleh berbuat seperti itu ibu, Amirul Mukminin (Khalifah) melarang kita berbuat demikian.Si ibu masih mendesak Tidak apa-apa, Amirul Mukminin tidak akan tahu.Si anak menjawab: Jika Amirul Mukminin tidak tahu, tapi Allah, Tuhannya Amirul Mukminin tahu.Umarmerasa sanagt kagum mendengar kemuliaan hati anak gadis itu, ia lalu menghapalkan posisi rumah itu.Ketika pulang ke rumah,Umar bin Khattab bertanya kepada anak- anak lelakinya: siapa yang ingin menikah? Aku mengenal seorang wanita, yang mana jika bukan karena aku sudah tua, maka aku sendiri yang akan menikahinya!Ashim bin Umar, salah seorang putera Umar bin Khattab menyanggupi untuk menikahinya.Umar bin Khattab berkata: "Semoga lahir dari keturunan gadis ini cikal bakal pemimpin Islam yang hebat, yang kelak akan memimpin orang-orang Arab dan Ajam (non Arab).Pernikahan ini melahirkan anak perempuan bernama Laila yang lebih dikenal dengan sebutan Ummu Asim. Ketika dewasa Ummu Asim menikah dengan Abdul-Aziz bin Marwan dan melahirkan Umar bin Abdul-Aziz.

  • Umar dibesarkan diMadinah, dimana ia mengahapalkan Al-Quran dan mempelajari ilmu Hadits. Ia tinggal di sana sampai kematiannya ayahnya,kemudian ia dipanggil keDamaskusolehKhalifah Abdul Malik bin Marwan dan dinikahkan dengan anak perempuannya,Fatimah. Ayah mertuanya kemudian segera meninggal dan ia diangkat pada tahun706M sebagai gubernurMadinaholeh khalifahselanjutnya yaitu al-Walid bin Abdul Malik.Setelah menikah dengan wanita dari Bani Umayyah, ia diberi tanah serta harta yang banyak, apalagi setelah menjadi gubernur, ia hidup dengan mewah sebagaimana keluarga Bani Umayyah saat itu.Karena banyak menentang kebijakan pemerintahan Bani Umayyah pada masa Khalifah al-Walid bin Abdul Malik yang cenderung keras dan kejam terhadap lawan-lawan politiknya, ia kemudian dipecat dari jabatan gubernur.Setelah menyaksikan penderitaan-penderitaan rakyat yang disebabkan oleh pemerintah, ia lalu meninggalkan segala kemewahan dan hidup dengan sederhana.Khalifah al-Walid bin Abdul Malik meninggal dan digantikan oleh saudaranya, Sulaiman bin Abdul Malik, yang juga merupakan sepupu dari Umar bin Abdul Aziz, ia merasa cocok dengan Umar, ia mengangkatnya sebagai menteri dan sering mendengarkan nasihat-nasihatnya.Menjelang wafatnya Khalifah Sulaiman, penasihat kerajaan bernama Raja bin Haiwah menasihati Sulaiman, "Wahai Amirul Mukminin, diantara hal yang dapat menyebabkan engkau dijaga di dalam kubur dan menerima syafaat dari Allah di akhirat kelak adalah apabila engkau tinggalkan untuk orang Islam khalifah yang adil, maka siapakah pilihanmu?". Khalifah Sulaiman menjawab, Menurutku Umar bin Abdul Aziz".Maka Sulaiman menulis surat wasiat Surat yang berisi nama Umar bin Abdul Aziz sebagai penerus kekhalifahan, tetapi isi surat ini dirahasiakan dari kalangan menteri dan keluarganya. Sebelum wafat Khalifah Sulaiman memerintahkan agar para menteri dan para gubernur melakukan baiat (sumpah setia) dengan nama bakal khalifah yang tercantum dalam surat wasiat tersebut.

  • Setalah Khalifah Sulaiman wafat, pada hari Jumat sekitar tanggal 10 Shafar tahun 99 H, umat Islam berkumpul di dalam masjid dalam keadaan bertanya-tanya, siapa khalifah mereka yang baru. Raja bin Haiwah mengumumkan, "Bangunlah wahai Umar bin Abdul Aziz, sesungguhnya namamulah yang tertulis dalam surat ini".Mendengar hal ini Umar bin Abdul Aziz berkata: Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun, Demi Allah, sungguh aku tidak pernah meminta hal ini sedikitpun, baik secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan.Raja bin Haiwah lalu memaksa Umar naik ke mimbar, Umar bin Abdul Aziz bangkit seraya berkata, "Wahai manusia, sesungguhnya jabatan ini diberikan kepadaku tanpa bermusyawarah dahulu denganku dan tanpa pernah aku memintanya, sesungguhnya aku mencabut kewajiban menaati baiat (sumpah setia) kepadaku bagi kalian, dan pilihlah siapa yang kalian kehendaki". Mendengar hal ini orang-orang kaget, tetapi kemudian umat Islam tetap menghendaki Umar sebagai khalifah sehingga akhirnya Umar menerima dengan berat hati dan iapun menangis karena takut pada Allah atas tanggung jawab ini. Lalu ia berpesan kepada orang[orang supaya bertakwa, zuhud kepada kekayaan dunia dan mendorong mereka supaya cintakan akhirat kemudian ia berkata kepada mereka: Wahai sekalian umat manusia! Sesiapa yang taat kepada Allah, dia wajib ditaati dan sesiapa yang tidak taat kepada Allah, dia tidak wajib ditaati oleh sesiapapun. Wahai sekalian umat manusia! Taatlah kamu kepada aku selagi aku taat kepada Allah di dalam memimpin kamu dan sekiranya aku tidak taat kepada Allah, janganlah menaati aku. Setelah itu beliau turun dari mimbar Hari kedua dilantik menjadi khalifah, ia menyampaikan khutbah umum. Diujung khutbahnya, ia berkata Wahai manusia, tiada nabi setelah Nabi Muhammad SAW dan tiada kitab setelahAl-Quran, aku bukan penentu hukum malah aku pelaksana hukum Allah, aku bukan ahli bidah malah aku seorang yang mengikut sunnah, aku bukan orang yang paling baik dikalangan kamu sedangkan aku cuma orang yang paling berat tanggungannya dikalangan kamu, aku mengucapkan ucapan ini sedangkan aku tahu aku adalah orang yang paling banyak dosa di sisi Allah Beliau kemudian duduk dan menangis "Alangkah besarnya ujian Allah kepadaku" sambung Umar bin Abdul Aziz.

  • Setelah dilantik menjadi khalifah Umar bin Abdul Aziz pulang ke rumah sambil menangis, sehingga ditegur isterinya Apa yang Amirul Mukminin tangiskan? Beliau mejawab Wahai isteriku, aku telah diuji oleh Allah dengan jabatan ini dan aku sedang teringat kepada orang-orang yang miskin, ibu-ibu yang janda, yang banyak anaknya, sedikit rezekinya, aku teringat orang-orang dalam tawanan, juga kaum faqir dari umat Islam. Aku tahu mereka semua ini akan mendakwaku (menuntutku) di akhirat kelak dan aku bimbang aku tidak dapat jawabdakwaan-dakwaan mereka sebagai khalifah kerana aku tahu, yang menjadi pembela di pihak mereka adalah Rasulullah SAW. Mendengar jawaban Umar, isterinya juga turut mengalirkan air mata.Setelah menjadi khalifah, ia segera memecat para pejabat yang bersikap tidak adil dan yang korup. Selain itu ia sangat hati-hati dalam mengangkat pejabat, gubernur, dan hakim. Ia sering menyelidiki lalu menginap dirumah calon pejabat yang akan diangkatnya untuk menyelidiki sifat dan kepribadian mereka.Umar bin Abdul Aziz juga mengembalikan tanah serta harta yang telah diambil oleh beberpa pejabat secara tidak adil dari rakyat. Jika banyak pemimpin bermegah-megahan saat mendapat kedudukan, Umar justru hidup dalam kesederhanaan, bahkan amat sederhana.. Ketika ia disodori kendaraan dinas yang mewah berupa beberapa ekor kuda tunggangan berharga mahal, lengkap dengan kusirnya, Umar menolak, dan malah menjual semua kendaraan itu, lalu uang hasil penjualannya diserahkan ke Baitul Mal (Kas/Perbendaharaan Umat Islam). Termasuk semua tenda, permadani dan tempat alas kaki yang biasanya disediakan untuk khalifah yang baru. Kesederhaan Umar dibuktikan ketika ia melepas pakaiannya yang mahal dan menggantinya dengan pakaian kasar hanya seharga delapan dirham. Semua pakaian, minyak wangi, juga tanah perkebunan yang telah didapatnya sebelumnya, juga dijual, lagi-lagi uangnya diserahkan ke Baitul Mal.

  • Umar bin Abdul Aziz tidak mau mengambil gaji sepeserpun dari Baitul Mal (Kas/Perbendaharaan Umat Islam), ia menafkahi keluarganya dengan hasil mata air di daerah as-Suwaida, juga dari ladang-ladangnya di sisa tanahnya yang tidak luas di wilayah Bida dan Jazain di kawasan Balabak. Dari tanah dan ladang-ladang tersebut ia mendapatkan hasil senilai 200 Dinar, dan beberapa kantong kurma jenis Shaihani dan kurma basah. Perhari ia menghidupi dirinya dan keluarganya dengan tidak lebih dari 2 Dirham. Ia terbiasa makan dengan sedikit roti dan garam atau memakan kacang adas.Setelah Umar bin Abdul Aziz diangkat menjadi khalifah dan Amirul Mukminin, Umar langsung mengajukan pilihan kepada Fatimah, isterinya:Umar berkata kepadanya: Isteriku sayang, aku harap engkau memilih satu di antara dua.Fatimah bertanya kepada suaminya: Memilih apa?Umar bin Abdul Aziz menjawab: Memilih antara perhiasan emas berlian yang kau pakai dengan Umar bin Abdul Aziz yang mendampingimu.Fatimah berkata: Demi Allah,Aku tidak mau memilih pendamping lebih mulia daripadamu, wahai Amirul Mukminin. Inilah emas permata dan seluruh perhiasanku.Umar lalu menjual seluruh perhiasan tersebut dan lagi-lagi memasukkannya ke Baitul Mal (Kas/Perbendaharaan Umat Islam).

  • Beberapa kebijakan penting yang dilakukan oleh Khalifah Umar bin Abdul Aziz adalah:menghapuskan cacian terhadap orang-orang atau kelompok tertentu yang disebut dalam khutbah-khutbah Jumat dan digantikan dengan beberapa potongan ayat suci al-Quranmerampas kembali harta-harta yang disalahgunakan atau diambil dengan cara tidak benar oleh keluarga Khalifah dan mengembalikannya ke Baitulmal.memecat para pejabat yang bermasalah atau yang menyalahgunakan kekuasaanya dan pejabat yang tidak layak.menghapuskan pegawai pribadi bagi Khalifah sebagaimana yang dimiliki oleh para Khalifah terdahulu. Ini menjadikannya bebas bergaul dengan rakyat jelata tanpa sekat sedikitpun. Selain daripada itu, ia amat memperhatikan para rakyat yang miskin di mana ia menaikkan gaji buruh sehingga ada yang menyamai gaji pegawai kerajaan.Ia juga amat memperhatikan persoalan agama, Khalifah umar telah memerintahkan umatnya mendirikan shalat secara berjamaah dan masjid-masjid dijadikan tempat untuk mempelajariagama Islam.Ia juga memberikan instruksi kepada Abu Bakr bin Muhammad bin Amr bin Hazm (Gubernur Madinah) (w.117 H) dan Muhammad bin Syihab az-Zuhri (w.124 H) untuk mengkodifikasikan Hadits Nabi Muhammad SAW.Ia juga mengutus 10 orang ahli hukum Islam ke Afrika Utara serta mengutus beberapa orang pendakwah kepada raja-raja India, Turki dan Barbar di Afrika Utara untuk mengajak mereka kepada agama Islam.

  • Amir bin Muhajir menceritakan bahwa Umar bin Abdul Aziz akan menyalakan lampu yang dibeli dari Baitul Mal (Kas/Perbendaharaan Negara/Umat Islam), jika pekerjaannya berhubungan dengan kepentingan kaum Muslimin. Ketika urusan kaum Muslimin selesai, maka dia akan memadamkannya dan menyalakan lampu miliknya sendiri.Amr bin Muhajir meriwayatkan, suatu hari Umar bin Abdul Aziz ingin makan apel, kemudian salah seorang anggota keluarganya memberi apel yang diinginkan. Lalu Umar berkata, Alangkah harum aromanya. Wahai pelayan, kembalikan apel ini kepada si pemberi dan sampaikan salam saya kepadanya bahwa hadiah yang dikirim telah sampai.Amr bin Muhajir mempertanyakan sikap Umar itu, Wahai Amirul Mukminin, orang yang memberi hadiah apel itu tak lain adalah sepupumu sendiri dan salah seorang yang masih memiliki hubungan kerabat yang sangat dekat denganmu, bukankah Rasulullah SAW juga menerima hadiah yang diberikan orang lain kepadanya?Umar bin Abdul Aziz menjawab, Celaka kamu, sesungguhnya hadiah yang diberikan kepada Rasulullah SAW adalah benar-benar hadiah, sedangkan yang diberikan kepadaku ini adalah suap.Pada masa kepemimpinannya Umar bin Abdul Aziz pernah membuat kebijakan tentang kenaikan tunjangan para gubernur, ketika itu Umar mengirimkan sejumlah uang ke setiap gubernur di penjuru negeri sebagai tunjangan kebutuhan harian mereka.Namun beberapa dari mereka tidak puas dengan tunjangan yang diberikan Umar bin Abdul Aziz. Mereka pun bermusyawarah dan memutuskan akan mengutus salah seorang untuk membujuk Umar bin Abdul Aziz agar menambah uang tunjangannya.Utusan pun datang dan menyampaikan persoalannya kepada Umar Ibn Abdul Aziz. Umar Ibn Abdul Aziz pun marah dan menyesal telah memberi mereka tunjangan. Menurutnya, kenaikan tunjangan akan memperparah penderitaan rakyat, karena masih banyak orang muslim yang lebih membutuhkan daripada menaikkan tunjangan bagi para gubernur.

  • Khalifah Umar bin Abdul Aziz yang terkenal dengan keadilannya telah menjadikan keadilan sebagai keutamaan pemerintahannya. Ia ingin semua rakyat dilayani dengan adil tanpa memandang keturunan dan pangkatnya supaya keadilan dapat berjalan dengan sempurna. Keadilan yang ia perjuangan adalah keadilan sebagiamana pada zaman pemerintahan buyutnya, Khalifah Umar Al-Khattab.Khalifah Umar bin Abdul Aziz pernah berkata: Bangunlah keadilan, maka kau akan merasa aman, sebab dengan bersikap demikian, seorang pemimpin telah memberikan hak-hak rakyatnya secara benar dan proporsional. Bila rakyat mendapatkan haknya maka otomatis kejahatan tidak ada. Bila kejahatan tidak ada maka akan tercapai rasa aman.Pada masa pemerintahannya tidak terjadi konflik internal yang menonjol. Bahkan golongan Khawarij yang paling banyak menyusahkan khalifah-khalifah sebelumnya sampai menghentikan gerakan revolusionernya dan mendatangi Umar untuk melakukan dialog terbuka. Banyak di antara mereka kembali ke jalan yang benar karena berdialog dengan Umar bin Abdul Aziz.Khalifah Umar bin Abdul Aziz mendistribusikan sedakah dan zakat dengan cara yang benar sehingga kemiskinan tidak ada lagi di zamannya. Di masa pemerintahannya tidak ada lagi orang yang berhak menerima zakat, karena semua rakyat menjadi makmur dan sejahtera, atau sekurang-kurangnya bisa berdikari.Ia wafat pada tahun 101 Hijrah ketika berusia 39 tahun.Beliau memerintah hanya selama 2 tahun 5 bulan saja.Setelah ia wafat, kekhalifahan digantikan oleh iparnya, Yazid bin Abdul Malik.Abu Jafar al-Manshur pernah bertanya kepada Abdul Aziz tentang kekayaan Umar bin Abdul Aziz, Berapa kekayaan ayahmu saat mulai menjabat sebagai Khalifah? Abdul Aziz menjawab, Empat puluh ribu dinar. Jafar bertanya lagi, Lalu berapa kekayaan ayahmu saat meninggal dunia? Jawab Abdul Aziz, Empat ratus dinar. Itu pun kalau belum berkurang.

  • Peta wilayah kekuasaan Bani Umayyah:

  • C. Shalahuddin al-AyyubiSultan Shalahuddin Yusuf bin Ayyub lahir pada 532 H (1137 M) di sebuah benteng di Tikrit, tepi sungai Tigris (daerah Irak). Shalahuddin adalah keturunan Najmuddin Ayyub bin Syadzi bin Marwan Al-Kurdi.Shalahuddin berasal dari keluarga Kurdi, yang memiliki nasab mulia. Keluarga ini berhasil menguasai Mesir dan Syria.Ia melengkapi orang-orang besar dalam sejarah Islam yang bukan berasal dari bangsa Arab, seperti Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Tirmidzi, dan lain-lain.Najmuddin Ayyub bin Syadzi, ayah Shalahuddin, mempunyai hubungan dengan salah seorang pejabat keamanan pemerintah Saljuk di Baghdad, yang bernama Mujahiduddin Bahruz. Dia mengangkat Ayyub sebgai komandan benteng tikrit, sedangkan saudaranya (Asaduddin Syirkuh) sebagai pembantunya.

  • Karena suatu alasan, sang ayah dan saudaranya terpaksa meninggalkan Tikrit, tepat ketika shalahuddin lahir, sehingga sang ayah merasa kelahiran anaknya ini menyusahkan dan merugikannya. Namun kala itu ada orang yang menasihatinya, Engkau tidak pernah tahu, bisa jadi anakmu ini akan menjadi seorang raja yang reputasinya sangat cemerlang.Dari Tikrit, keluarga Kurdi ini berpindah menuju Mosul. Sang ayah, Najmuddin Ayyub tinggal bersama seorang pemimpin besar lainnya, yakni Sultan Imaduddin az-Zanki dari dinasti Saljuk di Suriah (dulu Syam). Imaduddin az-Zanki, yang pernah ditolong oleh keluarga ini, menyambut dan memuliakan mereka, bahkan memberi mereka sebidang tanah agar bisa tinggal di dekatnya dengan terhormat.Shalahuddin pun tumbuh di lingkungan yang penuh keberkahan dan kerabat yang terhormat. Di lingkungan barunya dia belajar menunggang kuda, menggunakan senjata, dan tumbuh dalam lingkungan yang sangat mencintai jihad. Di tempat ini juga Shalahuddin kecil mulai mempelajari Al-Quran, menghafal hadis-hadis Nabi SAW, mempelajari bahasa dan sastra Arab, dan ilmu-ilmu lainnya.

  • Pada masa perang salib ke-2, dikarenakan perdana menteri dari dinasti Fatimiyah yang bermazhab Syiah di Mesir berkhianat dan bekerjasama dengan pasukan salib, maka pasukan Salib bisa memasuki Mesir. Khalifah penguasa dinasti Fatimiyah meminta bantuan kepada kesultanan saljuk di Suriah untuk membebaskan Mesir dari anacaman pasukan Salib.Sultan Saljuk di Suriah (dulu Syam), Nuruddin Mahmud Zanki, anak dari Imaduddin Zanki lalu mengirim pasukan dari Damaskus yang dipimpin oleh Asaduddin Syirkuh. Di antara prajurit Asaduddin ini terdapat keponakannya, yaitu Shalahuddin yang memperliatkan kepiawaian yang besar dan kejeniusan yang unik dalam seni perang. Setelah terjadi pertempuran pasukan Asaduddin dan Shalahuddin berhasil mengusir pasukan Salib dari Mesir. Khalifah penguasa dinasti Fatimiyah lalu memecat perdana menterinya yang berkhianat dan bekerjasama dengan pasukan salib, lalu setelah kematian Asaduddin, mengangkat Shalahuddin sebagai perdana menteri di Mesir. Peristiwa ini terjadi pada 564H.Setelah wafatnya Khalifah penguasa dinasti Fatimiyah terakhir, Abdullah (al-Adhid li dinillah),yang tidak memiliki penerus, Shalahuddin diangkat rakyat Mesir sebagai penguasa Mesir.

  • Shalahuddin lalu mengembalikan Mesir kepada Khalifah Dinasti Abbasiyah yang bermazhab Sunni pada tahun 567 H/1171 M. Khalifah Dinasti Abbasiyah lalu mengangkatnya menjadi Sultan untuk wilayah Mesir, ia diberi gelar Sultanul Islam wal Muslimin. Ia lalu mengubah mazhab resmi di Mesir dari Syiah menjadi Sunni, ia juga mengubah universitas terbesar di Mesir, Al-Azhar, dari bermazhab Syiah menjadi bermazhab Sunni. Sultan Saljuk di Suriah (dulu Syam), Nuruddin Mahmud Zanki, anak dari Imaduddin Zanki , meninggal tahun 659 H/1174 M, kekuasaan Damaskus (ibukota pemerintahannya)diserahkan kepada puteranya yang masih kecil Sultan As-Salih Ismail al-Malik didampingi seorang wali. Karena Sultan Nuruddin Mahmud Zanki digantikan puteranya yang masih kecil, Sultan As-Salih Ismail al-Malik yang didampingi seorang wali , maka terjadi perebutan kekuasaan di antara putera-putera Nuruddin dan wilayah kekuasaan Nurruddin menjadi terpecah-pecah. Karena khawatir jika perebutan kekuasaan ini akan dimanfaatkan oleh pasukan Salib, maka rakyat Suriah (dulu Syam) meminta Shalahuddin Al-Ayyubi pergi ke Suriah (dulu Syam) untuk membereskan keadaan, tetapi setibanya di Suriah (dulu Syam), ia mendapat perlawanan dari beberapa pasukan putera-putera Nuruddin yang tidak menginginkan persatuan.

  • Shalahuddin menang melawan pasukan-pasukan ini, ia lalu berhasil menguasai Damaskus (pada tahun 1174 M), Aleppo atau Halb (pada 1138 M) dan Mosul (pada 1186 M). Hal ini membuatnya menjadi Sultan untuk Mesir dan Suriah (dulu Syam).Shalahuddin lalu mengembalikan kekuasaan untuk wilayah Aleppo atau Halb kepada putera dari Sultan Nuruddin Mahmud Zanki, yaitu Sultan As-Salih Ismail al-Malik, dan untuk mempererat hubungan kekeluargaan ia menikahi janda dari Sultan Nuruddin Mahmud Zanki, Siti Khatun.Sultan Shalahuddin lalu berpesan kepada Sultan As-Salih Ismail al-Malik: Kita sekarang menjadi sebuah keluarga, jagalah wilayah Syam (sekarang Suriah), terutama kota Aleppo/Halb, kami akan kembali ke Mesir untuk meneruskan perjuangan melawan pasukan Salib untuk merebut kembali Baitul Maqdis, Sultan As-Salih Ismail al-Malik menjawab: Baik, beritahu kami jika butuh bantuan.

  • Perang SalibBerkat perjanjian yang ditandatangani oleh Khalifah Umar bin Khattab dan Uskup Sophronius menyusul jatuhnya Antioch, Damaskus, dan Yerusalem pada tahun 636 M, orang-orang Islam, Yahudi dan Nasrani hidup rukun dan damai di Syam (Suriah dan sekitarnya) dan Palestina. Mereka bebas dan aman menjalankan ajaran agama masing-masing di kota suci tersebut.Namun kerukunan yang telah berlangsung selama lebih 460 tahun itu kemudian porak-poranda akibat berbagai hasutan dan fitnah yang digembar-gemborkan oleh seorang patriarch bernama Ermite. Provokator ini berhasil mengobarkan semangat Paus Urbanus yang lantas mengirim ratusan ribu orang ke Yerusalem untuk Perang Salib Pertama. Kota suci ini berhasil mereka rebut pada tahun 1099 M. Ratusan ribu orang Islam dibunuh dengan kejam dan biadab, sebagaimana mereka akui sendiri: In Solomons Porch and in his temple, our men rode in the blood of the Saracens (Moslems) up to the knees of their horses.

  • Menyadari betapa pentingnya kedudukan Yerusalem/al-Quds bagi umat Islam dan mendengar kezaliman orang-orang Kristen di sana, Shalahuddin bertekad untuk merebut kembali Yerusalem/al-Quds . Persiapan Shalahuddin untuk menggempur Pasukan Salib di Jerusalem benar-benar matang. Ia menggabungkan persiapan keimanan (non-materi) dan persiapan materi yang luar biasa. Persiapan keimanan ia bangun dengan menyemarakkan dakwah kepada persatuan dan kesatuan umat dan menanamkan dan membangkitkan kesadaran mereka menghadapi Pasukan Salib. Salah satu cara yang dia lakukan adalah peringatan maulid Nabi Muhammad SAW, untuk mengingatkan umat Islam kembali tentang sejarah dan perjuangan nabi Muhammad SAW, agar Umat islam mau bersatu menghadapi pasukan Salib untuk merebut kembali Yerusalem/al-Quds.Dengan kampanyenya ini ia berhasil menyatukan penduduk Syam (sekarang Syira), Irak, Yaman, Hijaz (sekarang wilayah Arab Saudi), dan Maghrib (sekarang Maroko) di bawah satu komando. Dari persiapan non-materi ini terbentuklah sebuah pasukan dengan cita-cita yang sama dan memiliki landasan keimanan yang kokoh.Dari segi fisik Shalahuddin mengadakan pembangunan makas militer, benteng-benteng perbatasan, menambah jumlah pasukan, memperbaiki kapal-kapal perang, membangun rumah sakit, dll.

  • Pada tahun 580 H, Shalahuddin menderita penyakit yang cukup berat, namun dari situ tekadnya untuk membebaskan Jerusalem semakin membara. Ia bertekad apabila sembuh dari sakitnya, ia akan menaklukkan Pasukan Salib di Jerusalem/al-Quds dan merebut kembali Masjid al-Aqsa.Dengan karunia Allah, Shalahuddin pun sembuh dari sakitnya. Ia mulai mewujudkan janjinya untuk membebaskan Jerusalem. Pembebasan Jerusalem bukanlah hal yang mudah, Shalahuddin dan pasukannya harus menghadapi Pasukan Salib di Hattin terlebih dahulu, perang ini dinamakan Perang hattin, perang besar sebagai pembuka untuk menaklukkan Jerusalem. Dalam perang tersebut kaum muslimin berkekuatan 63.000 orang, mereka berhasil membunuh sekitar 30.000 Pasukan Salib dan menawan 30.000 lainnya.Setelah menguras energi di hattin, akhirnya kaum muslimin tiba di Yerusalem/al-Quds, dengan jumlah pasukan yang besar tentara-tentara Allah ini mengepung kota suci itu. Perang pun berkecamuk, Pasukan Salib sekuat tenaga mempertahankan diri, beberapa pemimpin Muslim pun menemui syahid mereka insya Allah- dalam peperangan ini. Melihat keadaan ini, kaum Muslimin semakin bertambah semangat untuk segera menaklukkan Pasukan Salib untuk merebut Yerusalem/al-Quds.

  • Pasukan Muslimakhirnya berhasil menghancurkan menara-menara pertahanan di benteng kota Jerusalem/al-Quds.Saat Pasukan Salib mulai terdesak, pimpinan Pasukan Salib yang memimpin pertahanan kota Jerusalem/ al-Quds, Balian putera Bazran, mengancam Jika kaum Muslimin tidak mau menjamin keamanan kami, maka kami akan bunuh semua tahanan dari kalangan umat Islam yang jumlahnya hampir mencapai 4000 orang, kami juga akan membunuh anak-anak dan istri-istri kami, menghancurkan bangunan-bangunan, membakar harta benda, menghancurkan Kubbatu Shakhrakh dan Masjid al-Aqsa, membakar apapun yang bisa kami bakar, dan setelah itu kami akan hadapi kalian sampai darah penghabisan! Satu orang dari kami akan membunuh satu orang dari kalian! Kebaikan apalagi yang bisa engkau harapkan! Inilah ancaman yang diberikan Pasukan Salib kepada Shalahuddin dan pasukannya.Shalahuddin pun meyetujui perdamaian dan menuruti kehendak Pasukan Salib, bahwa mereka mereka mau menyerahkan Yerusalem, asalkan mereka bisa meninggalkan Yerusalem dengan aman. Tetapi Shalahuddin memberikan syarat, yaitu jika mereka ingin meninggalkan Jerusalem, mereka bebas pergi dengan syarat setiap laki-laki dari mereka membayar 10 dinar, untuk perempuan 5 dinar, dan anak-anak 2 dinar, uang ini ia masukkan ke kas negara. Adapun bagi fakir miskin dan janda-janda atau orang-orang yang tidak mampu membayar karena kefakiran atau kemiskinannya, shalahuddin membiarkan mereka pergi tanpa tebusan sama sekali dan jika mereka ingin datang untuk berziarah suatu saat nanti, mereka tidak boleh membawa sejata lengkap, sedangkan bagi Kaum kristen yang merupakan penduduk asli (bukan pendatang dari Eropa) bebas untuk tetap tinggal. Kaum muslimin berhasil membebaskan kota suci ini untuk kedua kalinya.

  • Sultan Shalahuddin memasuki Jerusalem pada hari Jumat 27 Rajab 583 H / 2 Oktober 1187 M, kota tersebut kembali ke pangkuan umat Islam setelah selama 88 tahun dikuasai oleh orang-orang Nasrani.Kemudian ia mengeluarkan salib-salib yang terdapat di Masjid al-Aqsha, membersihkannya dari segala najis dan kotoran (karena 1/3 dari Masjid al-Aqsa di ubah menjadi WC umum oleh pasukan Salib, 1/3nya menjadi kandang kuda, dan 1/3nya menjadi gereja atau tempat pertemuan), lalu ia mengembalikan kehormatan masjid tersebut.Berita jatuhnya Yerusalem menggegerkan seluruh dunia Kristen dan Eropa khususnya. Pada tahun 1189 tentara Salib baru gabungan dari berbagai negara Kristen di Eropa melancarkan serangan balik (Perang Salib ke-3), dipimpin langsung oleh Kaisar Jerman Frederick Barbarossa, Raja Prancis Philip Augustus dan Raja Inggris Richard the Lion Heart.

  • Perang Salib Ketiga ini menurunkan Raja Richard I dari Inggris ke medan perang di di Arsuf. Setelah bertempur beberapa lama dan bala bantuannya diblokir, Shalahuddin pun terpaksa mundur.Setelah pertempuran Arsuf , Richard pindah pasukannya menuju Ascalon. Untuk mengantisipasi dari Richard , Shalahuddin mengosongkan kota dan berkemah sejauh beberapa kilometer dari kota itu. Ketika Richard tiba di kota, ia terpana melihat kota itu ditinggalkan, sedangkan benteng dan menara pertahanan telah dihancurkan dan dibongkar. Keesokan harinya ketika Richard sedang mempersiapkan untuk mundur ke Jaffa , Shalahuddin menyerang tentara Richard. Setelah pertempuran sengit , Richard berhasil menyelamatkan beberapa pasukannya dan mundur ke Ascalon . Pertempuran ini adalah pertempuran besar terakhir antara kedua kekuatan ini . Setelahnya, semua upaya militer dan pertempuran yang dilakukan oleh Raja Richard the Lion Heart untuk merebut kembali Yerusalem dikalahkan dan gagal .

  • Pada akhirnya, setelah melalui berbagai pertempuran dengan pasukan Shalahuddin, Raja Richard hanya tinggal memiliki sisa sekitar 2.000 tentara yang masih sanggup berperang dan 50 kesatria bersenjata lengkap yang masih sanggup berperang. Dengan kekuatan kecil seperti itu, ia tidak bisa berharap atau berusaha untuk dapat merebut kembali Yerusalem meskipun ia sudah berada cukup dekat dari kota itu.Pada tahun 1192 M Shalahuddin dan Richard melakukan perjanjian Ramla, di mana Jerusalem tetap dikuasai Muslim dan terbuka kepada para peziarah Kristen. Setahun berikutnya, pada 4 Maret1193M, Shalahuddin meninggal dunia di Damaskus setelah Richard kembali ke Inggris. Ketika peti hartanya dibuka, para pengurus jenazah sempat terkaget-kaget karena ternyata Salahudintidak memiliki harta, ia hanya memiliki selembar kain kafan yang selalu di bawanya dalam setiap perjalanan dan uang senilai 66 dirham nasirian (mata uang Suriah waktu itu), yang bahkan tidak cukup untuk biaya pemakamannya, padahal ia adalah seorang Sultan yang menguasai wilayah yang luas, namun hampir seluruh hartanya dibagikan kepada orang yang membutuhkan. Kontribusinya untuk Islam sungguh tidak pernah bisa diukur dengan apapun di dunia ini.Menjelang wafat ia pernah berpesan kepada anaknya, az-Zahir : "Anakku, ...Jangan tumpahkan darah (dengan zalim) ... sebab darah yang terpercik tidak akan tertidur.

  • Banyak kisah-kisah unik dan menarik seputar Shalahuddin al-Ayyubi yang layak dijadikan teladan, terutama sikap kesatria dan kemuliaan hatinya. Di tengah suasana perang, ia berkali-kali mengirimkan es dan buah-buahan untuk Raja Richard yang saat itu jatuh sakit. Bahkan ia pernah menyamar dan menyusup ke dalam tenda Raja Richard untuk mengobatinya langsung.Ketika Raja Richard kehilangan kudanya , Sultan Shalahuddin mengiriminya dua kuda terbaik sebagai penggantinya.Karena kekagumannya, Raja Richard pernah memuji Sultan Shalahuddin sebagai pemimpin yang hebat, terbesar dan paling kuat di dunia Islam. Sultan Shalahuddin membalasnya dan mengatakan bahwa tidak ada Raja Kristen yang lebih terhormat daripada Raja Richard. Setelah perjanjian Ramla, mereka sering saling mengirimi hadiah tanpa pernah bertatap muka langsung.

  • Pada bulan April 1191M, ada seorang bayi perempuan yang berusia 3 bulan diculik dari rumah seorang wanita Kristen lalu dijual di pasar budak. Setelah mendengar saran dari beberapa orang, Ibu anak ini (yang beragama Kristen) melaporkan hal ini kepada Sultan Shalahuddin, menurut Baha 'al-Din, Shalahudin menggunakan uangnya sendiri untuk membeli anak itu (dari pasar budak) dan mengembalikannya kepada ibunya.Ketika menaklukkan Kairo, ia tidak serta-merta mengusir keluarga Dinasti Fatimiyyah dari istana-istana mereka. Ia memperlakukan mereka dengan baik, sehingga ia diangkat menjadi perdana menteri, baru setelah pemimpin terakhir mereka wafat dan tidak memiliki penerus serta ia dilantik menjadi pemimpin, ia mengembalikan kota ini ke tangan Khalifah Abbasiyah di Baghdad. Gerbang kota tempat benteng istana ia buka untuk umum. Rakyat dibolehkan tinggal di kawasan yang dahulunya khusus untuk para bangsawan Dinasti Fatimiyyah. Di Kairo, ia bukan hanya membangun masjid dan benteng, tapi juga sekolah, rumah-sakit dan bahkan gereja untuk kaum Kristen Koptik Mesir.

  • Shalahuddin juga dikenal sebagai orang yang saleh dan wara. Ia tidak pernah meninggalkan shalat fardhu dan ia rajin shalat berjamaah. Bahkan ketika sakit keras pun ia tetap berpuasa, walaupun dokter menasihatinya agar ia berbuka. Aku tidak tahu kapan ajal akan menemuiku, kata Shalahuddin.Shalahuddin amat dekat dan sangat dicintai oleh rakyatnya. Ia menetapkan hari Senin dan Selasa sebagai waktu tatap muka dan menerima siapa saja yang memerlukan bantuannya. Ia tidak pernah pilih kasih. Pernah seorang lelaki mengadukan perihal keponakannya, Taqiyyuddin. Shalahuddin langsung memanggil anak saudaranya itu untuk dimintai keterangan.Pernah juga suatu kali ada yang membuat tuduhan kepadanya. Walaupun tuduhan tersebut terbukti tidak berdasar sama sekali, Shalahuddin tidak marah. Ia bahkan menghadiahkan orang yang menuduhnya itu sehelai jubah dan beberapa pemberian lain. Ia memang gemar menyedekahkan apa saja yang dimilikinya dan memberikan hadiah kepada orang lain, khususnya tamu-tamunya.Ia juga dikenal sangat lembut hati, bahkan kepada pelayannya sekalipun. Pernah ketika ia sangat kehausan dan minta dibawakan segelas air, pembantunya menyuguhkan air yang agak panas. Tanpa menunjukkan kemarahan ia terus meminumnya. Kezuhudan Shalahuddin tertuang dalam ucapannya yang selalu dikenang: Ada orang yang baginya uang dan debu sama saja.

  • Selain dikagumi Muslim, Shalahuddin atau Saladin/Salahadin dalam pelafalan eropa mendapat reputasi besar di kalangan kaum Kristen Eropa, kisah perang dan kepemimpinannya banyak ditulis dalam karya puisi dan sastra Eropa, salah satunya adalah The Talisman (1825 M) karya Walter Scott. Orang-orang Eropa takjub bagaimana agama Islam bisa melahirkan orang sebaik itu.Dalam hidupnya selama 55 tahun, Ia menghabiskan hidupnya untuk mempersiapkan penaklukkan Jerusalem dan berperang dengan pasukan Salib.Sebelum ia menyerbu Yerussalem pada 1187 M, ia memberi kesempatan penguasa Kristen kota itu untuk menyiapkan diri agar mereka bisa melawan pasukannya dengan terhormat. Dan ketika pasukan Kristen kota itu itu akhirnya kalah juga, yang dilakukan Shalahuddin bukanlah menjadikan penduduk Kristen sebagai budak-budak. Shalahuddin, setelah melakukan perjanjian damai, malah membebaskan sebagian besar mereka, tanpa dendam, meskipun pada zaman dahulu, di tahun 1099 M, ketika pasukan Perang Salib dari Eropa merebut Yerusalem, 70 ribu orang Muslim kota itu dibantai dan sisa-sisa orang Yahudi digiring ke Sinagog (rumah ibadah Yahudi) untuk dibakar.

  • Pada akhir Perang Dunia I, setelah berhasil merebut Damaskus dari Utsmaniyah, - menurut beberapa sumber -, Komandan Jenderal Edmund Allenby asal Inggris dari Pasukan Sekutu masuk ke kota Damaskus, mengangkat pedangnya dan memberi hormat ke patung Shalahuddin yang terkenal, dan dengan bangga menyatakan "Hari ini perang Tentara Salib selesai.

    Menurut beberapa sumber, setelah berakhirnya Perang Dunia I seorang jenderal bernama Goureaud atau Joffre asal Perancis dari Pasukan Sekutu datang ke kuburan Shalahuddin dan berkata: Lihatlah Saladin (Shalahuddin), kami sudah sampai disini!"

    Saat kota Jerusalem/al-Quds jatuh ke tangan Israel tahun 1967 M, Randolf Churchil dari Inggris mengatakan:" Sejak dahulu, pembebasan Al-Quds dari kekuasaan Islam merupakan mimpi kaum Kristen dan Yahudi. Jerusalem/al-Quds tidak akan pernah kembali kepada orang-orang Islam, dalam perundingan apapun juga antara orang-orang Islam dan Yahudi di masa mendatang.

  • Peta pada masa perang salib:Peta Timur Tengah (pada tahun 1190 M):Wilayah kekuasaan Shalahuddin (warna merah);Wilayah yang direbut kembali dari pasukan salib pada tahun1187-1189 M (warna merah muda). Warna hijau muda terang menandakan wilayah pasukan salib yang masih bertahan sampai meninggalnya Shalahuddin.

  • Perang Hattin:

  • Kompleks Masjidil Aqsa yang dipugar pada Masa Umawiyah:

  • Masjidil Aqsa yang dipugar pada Masa Umawiyah dan dilanjutkan oleh dinasti-dinasti setelahnya:Qubbatus Sakhra (Dome of Rock) yang dibangun pada Masa Umawiyah:

  • **