memilih pemimpin non-muslim perspektif ibn katsir

57
MEMILIH PEMIMPIN NON-MUSLIM PERSPEKTIF IBN KATSIR (ANALISIS QS. ALI IMRAN [3]: 28 DAN QS. AL-MAIDAH [5]: 51) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ushuluddin Oleh Putri Zulfa Dayana 12210494 JURUSAN TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN INSTITUT ILMU AL-QUR`AN (IIQ) JAKARTA TAHUN AKADEMIK 2016 M/ 1437 H

Upload: others

Post on 30-Nov-2021

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MEMILIH PEMIMPIN NON-MUSLIM PERSPEKTIF IBN KATSIR

MEMILIH PEMIMPIN NON-MUSLIM PERSPEKTIF

IBN KATSIR (ANALISIS QS. ALI IMRAN [3]: 28 DAN

QS. AL-MAIDAH [5]: 51)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ushuluddin

Oleh

Putri Zulfa Dayana

12210494

JURUSAN TAFSIR HADIS

FAKULTAS USHULUDDIN

INSTITUT ILMU AL-QUR`AN (IIQ) JAKARTA

TAHUN AKADEMIK 2016 M/ 1437 H

Page 2: MEMILIH PEMIMPIN NON-MUSLIM PERSPEKTIF IBN KATSIR

MEMILIH PEMIMPIN NON-MUSLIM PERSPEKTIF

IBN KATSIR (ANALISIS QS. ALI IMRAN [3]: 28 DAN

QS. AL-MAIDAH [5]: 51)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ushuluddin (S. Ud)

Oleh

Dayana Zulfa Putri

12210494

Pembimbing

Ali Mursyid, MA

JURUSAN TAFSIR HADIS

FAKULTAS USHULUDDIN

INSTITUT ILMU AL-QUR`AN (IIQ) JAKARTA

TAHUN AKADEMIK 2016 M/ 1437 H

Page 3: MEMILIH PEMIMPIN NON-MUSLIM PERSPEKTIF IBN KATSIR

PENGESAHAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul “Memilih Pemimpin Non-

Muslim Perspektif Ibn Katsir (Analisis QS. Ali Imran [3]: 28

dan QS. Al-Maidah [5]: 51)” yang disusun oleh Putri Zulfa

Dayana dengan nomor induk mahasiswa: 12210494 telah

melalui proses bimbingan dengan baik dan dinilai oleh

pembimbing telah memenuhi syarat ilmiah untuk diujikan pada

sidang munaqasah.

Jakarta, 22 Agustus 2016

Pembimbing,

Ali Mursyid, MA

Page 4: MEMILIH PEMIMPIN NON-MUSLIM PERSPEKTIF IBN KATSIR

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi dengan judul “Memilih Pemimpin Non-Muslim

Perspektif Ibn Katsir (Analisis QS. Ali Imran [3]: 28 dan QS. Al-Maidah [5]: 51)” yang disusun oleh Putri Zulfa

Dayana dengan Nomor Induk Mahasiswa: 12210494 telah

diujikan pada sidang Munaqasyah Fakultas Ushuluddin Institut

Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta pada tanggal 23 Agustus 2016.

Skripsi ini telah diterima sebagai syarat memperoleh gelar

Sarjana Agama (S. Ag).

Ciputat, 23 Agustus 2016

Dekan Fakultas Ushuluddin

Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta

Dra. Hj. Maria Ulfa, MA.

Ketua Sidang Sekretaris Sidang

Dra. Hj. Maria Ulfa, MA. Dra. Suci Rahayuningsih

Penguji I Penguji II

Dr. Ahmad Fudhaili, M. Ag Drs. Arison Sani, MA

Pembimbing,

Ali Mursyid, MA

Page 5: MEMILIH PEMIMPIN NON-MUSLIM PERSPEKTIF IBN KATSIR

iii

PERNYATAAN PENULIS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Putri Zulfa Dayana

NIM : 12210494

Tempat/tanggal Lahir : Bangkalan, 5 Juni 1993

Alamat : Jl. PP. Darussalam No. 88-89

Langkap Burneh Bangkalan Madura

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan karya asli penulis yang diajukan

untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh Gelar

Strata 1 di Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta

2. Semua sumber yang digunakan dalam penulisan ini telah

penulis cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku

di Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil

karya asli penulis atau merupakan hasil jiplakan dari karya

orang lain, maka penulis bersedia menerima sanksi yang

berlaku di Institut Ilmu AL-Qur`an (IIQ) Jakarta

Jakarta, 21 Desember 2016

Putri Zulfa Dayana

Page 6: MEMILIH PEMIMPIN NON-MUSLIM PERSPEKTIF IBN KATSIR

iii

MOTTO

"عش كريما أو مت شهيدا"

Page 7: MEMILIH PEMIMPIN NON-MUSLIM PERSPEKTIF IBN KATSIR

PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini penulis persembahkan untuk dua

orang yang sangat istimewa bagiku, yang bersama kasih

sayang kalian Allah menghadirkan banyak rahmat dan nikmat

kepadaku. Teruntuk Ayahanda dan Ibundaku tersayang….

Semoga Allah akan selalu menjaga kalian dalam damai rahmat-

Nya, semoga Allah akan membalas tiap tetes peluh dan air

mata kalian dengan balasan surga-Nya. Amin.

Page 8: MEMILIH PEMIMPIN NON-MUSLIM PERSPEKTIF IBN KATSIR

xii

PEDOMAN TRANSLITERASI

Transliterasi adalah penyalinan dengan penggantian

huruf dari abjad yang satu ke abjad yang lain. Dalam penulisan

skripsi ini, transliterasi Arab-Latin mengacu pada buku

“Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi Institut Ilmu

Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta” cetakan ke-II, tahun 2011, yang

secara garis besar dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Konsonan

A Th

B Zh

T ‘

Ts Gh

J F

H Q

Kh K

D L

Dz M

R N

Z W

S H

Sy ’

Sh Y

Dh

Page 9: MEMILIH PEMIMPIN NON-MUSLIM PERSPEKTIF IBN KATSIR

xiii

2.Vokal

a. Vokal atau bunyi (a), (i), (u) ditulis dengan ketentuan

sebagai berikut:

Vokal Pendek Panjang

Fathah A Â

Kasrah I Î

Dhammah U Û

b. Vokal Rangkap

fathah + ya'

mati Ditulis Ai

Bainakum

fathah + ya'

mati Ditulis Au

Qaulun

c. Vokal Pendek

Ditulis a'antum

Ditulis U„iddat

Ditulis la'insyakartum

Page 10: MEMILIH PEMIMPIN NON-MUSLIM PERSPEKTIF IBN KATSIR

xiv

2. Kata sandang

a. Bila diikuti Huruf Qamariyyah

Ditulis Al-Qur`ân

Ditulis al-Qiyâs

b. Bila diikuti Huruf Syamsiyyah

Ditulis as-Samâ'

Ditulis asy-Syams

3. Penulisan kata-kata dalam rangkaian kalimat

Ditulis zawî al-Furûdh

Ditulis ahl as-Sunnah

a. Syaddah

Syaddah (Tasydîd) untuk alih aksara

dilambangkan dengan huruf, yaitu dengan cara

menggandakan huruf yang bertanda Tasydîd. Aturan

ini berlaku secara umum, baik Tasydîd yang berada

ditengah kata, diakhir kata ataupun yang terletak

setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf –huruf

syamsiyah.

Page 11: MEMILIH PEMIMPIN NON-MUSLIM PERSPEKTIF IBN KATSIR

xv

Contoh:

: Āmannâbillâhi : Inna al-ladzîna : wa

arr-rukka‟i

b. Ta Marbûthah

Bila dimatikan ditulis h.

Ditulis Hibbah

Ditulis Jizyah

(Ketentuan ini tidak diperlukan terhadap kata-kata Arab

yang sudah terserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti shalat,

zakat, dan sebagainya, kecuali jika dikehendaki lafal aslinya).

Bila diikuti dengan kata sandang al serta bacaan kedua itu

terpisah, maka ditulis dengan h.

Ditulis karâmah al-auliyâ„

Bila ta marbuthah hidup atau dengan harkat fathah, kasrah,

dan dhammah, ditulis t.

Ditulis Zakâtul fithri

Page 12: MEMILIH PEMIMPIN NON-MUSLIM PERSPEKTIF IBN KATSIR

xvi

c. Huruf Kapital

Sistem penulisan huruf arab tidak mengenal huruf

kapital, akan tetapi apabila telah di alih aksarakan, maka

berlaku ketentuan ejaan yang telah disempurnakan (EYD)

bahasa Indonesia, seperti penulisan awal kalimat, huruf awal

nama tempat, nama bulan, nama diri dan lain-lain. Ketentuan

yang berlaku pada (EYD) berlaku pula dalam alih aksara ini,

seperti cetak miring (italik) dan cetak tebal (bold) dan

ketentuan lainnya. Adapun untuk nama diri yang diawali

dengan kata sandang, maka huruf yang ditulis kapital adalah

awal nama diri, bukan kata sandangnya. Khusus untuk

penulisan kata Al-Qur’an dan nama-nama surahnya

menggunakan huruf kapital.

Page 13: MEMILIH PEMIMPIN NON-MUSLIM PERSPEKTIF IBN KATSIR

xvii

ABSTRAKSI

Putri Zulfa Dayana (NIM: 12210494). Skripsi dengan

judul ”Memilih Pemimpin Non Muslim Perspektif Ibnu Katsir

(Analisis QS. Ali Imran (3): 28 dan QS. Al-Maidah (5): 51

dalam Tafsir Al-Qur’an Al-Karim Karya Ibnu Katsir)”.

Ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana (Strata-1), Fakultas Ushuluddin, Institut Ilmu

Al-Qur`an (IIQ) Jakarta.

Latar belakang penulisan skripsi ini adalah melihat

maraknya perbincangan terkait menjelang pilkada yang mana

calon dari salah satunya adalah dari kalangan non-muslim,

sedangkan keberadaannya dalam masyarakat yang mayoritas

muslim. Terdapat banyak perbedaan pendapat yang telah

terucap dari tiap kalangan/kelompok , baik yang pro maupun

kontra. Kembali kepada Al-Qur’an yang telah mengatur

kehidupan di dunia sampai di akhirat. Sebut saja mufassir dari

kalangan sunni yang menjadi rujukan dalam penelitian ini,

yakni Ibnu Katsir. Dengan kepopulerannya di berbagai

kalangan/golongan pastinya banyak pendapat (penafsiran)

yang diterima.

Adapun masalah yang diangkat dalam penelitian ini

adalah bagaimana penafsiran ayat-ayat terkait memilih

pemimpin non-muslim dalam tafsirAl-Qur’an al-Karim karya

ibnu katsir.

Kajian skripsi ini merupakan kajian pustaka dengan

teknik pengumpulan studi dokumenter (documentary study),

yaitu suatu metode pengumpulan data dengan menghimpun

dan menganalisa dokumen-dokumen, baik tertulis, maupun

elektronik. Metode analisi yang akan digunakan dalam

penelitian ini adalah analisa isi.

Page 14: MEMILIH PEMIMPIN NON-MUSLIM PERSPEKTIF IBN KATSIR

xviii

Penelitian ini menghasilkan kesimpulan yang

menyatakan bahwa Bahwa penafsirannya tidak semata-mata

melarang muslim untuk memilih non-muslim untuk dijadikan

pemimpin, tetapi juga bahkan melarang untuk dijadikan teman

akrab, sahabat dan juga diangkat sebagai pengurus yang

mengurus persoalan muslim. Larangan itu disebabkan oleh

dikhawatirkannya mempengaruhi kaum muslimin sebab

kenasraniannya. Seperti yang dijelaskan pada QS. An-Nisa (4):

144,

Begitu pula dengan penafsiran Ibnu Katsir dalam Tafsir

Ibnu Katsir, sama-sama melarang kaum Muslim untuk

mengambil orang kafir sebagai wali, mempunyai hubungan

baik (bersahabat) dengan mereka. Walau ia juga

memperbolehkan taqiyyah,

Page 15: MEMILIH PEMIMPIN NON-MUSLIM PERSPEKTIF IBN KATSIR

x

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................... i

LEMBAR PENGESAHAN .............................................. ii

PERNYATAAN PENULIS .............................................. iii

MOTTO ............................................................................. iv

KATA PENGANTAR ....................................................... vi

DAFTAR ISI ...................................................................... x

PEDOMAN TRANSLITERASI ...................................... xii

ABSTRAK ......................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................... 1

B. Identifikasi, Pembatasan, dan Perumusan

Masalah .......................................................... 16

C. Tujuan dan Manfaat ....................................... 18

D. Tinjauan Pustaka ............................................ 19

E. Metodologi Penelitian .................................... 24

BAB II KEPEMIMPINAN NON-MUSLIM

A. Kepemimpinan, Khalifah, Ulul Amr, dan

Imamah (Imam) ............................................. 29

B. Kepemimpinan Non-Muslim ......................... 48

C. Pandangan Ulama Tentang Memilih

Kepemimpinan Non-Muslim ......................... 53

Page 16: MEMILIH PEMIMPIN NON-MUSLIM PERSPEKTIF IBN KATSIR

xi

BAB III BIOGRAFI IBN KATSIR

A. Riwayat Hidup Ibn Katsir .............................. 59

B. Pendapapat Ulama atas Ibn Katsir ................. 64

C. Karya-Karya Ibn Katsir ................................. 66

D. Kitab Tafsir Al-Qur’ân Al-Karîm .................. 68

BAB VI ANALISIS PENAFSIRAN AYAT-AYAT

AL-QUR’AN TERKAIT MEMILIH

PEMIMPIN NON-MUSLIM MENURUT

TAFSIR IBNU KATSIR

A. Firman Allah dalam Al-Qur’an Surah Ali

Imran Ayat 28 ................................................ 73

B. Firman Allah dalam Al-Quran Sura

Al-Maidah Ayat 51 ........................................ 83

C. Implikasi Penafsiran Ibn Katsir Terhadap

QS. Al-Mâidah (5) Ayat 51 dan QS. Âli

‘Imrân (3) Ayat 28 Mengenai Memilih

Pemimpin Non-Muslim ................................. 94

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ....................................................

B. Saran-Saran ....................................................

DAFTAR PUSTAKA ........................................................

Page 17: MEMILIH PEMIMPIN NON-MUSLIM PERSPEKTIF IBN KATSIR

iv

KATA PENGANTAR

بسم الله الرحمن الرحيم

Segala puji bagi Allah swt. yang telah memberikan

nikmat iman, islam, dan ihsan yang tiada henti-hentinya pada

kita semua, khususnya pada penulis saat ini, sebab tanpa

nikmat dan kuasa-Nya penulis tidak akan bisa menyelesaikan

skripsi ini sebagai syarat akhir guna memperoleh gelar Sarjana

(Strata-1) sebagai Sarjana Ushuluddin (S.Ud) di Institut Ilmu

Al-Qur`an (IIQ) Jakarta, dan atas izin-Nya akhirnya saat ini

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Shalawat serta salam tak lupa pula penulis panjatkan

kepada kekasih-Nya Nabi besar kita Muhammad saw yang

mana syafa’at serta pengakuan dari beliau sangat kita harapkan

dan nantikan di kehidupan berikutnya sebagai ummatnya.

Selesainya penulisan skripsi ini bukanlah sesuatu yang

mutlak dan berdiri sendiri, akan tetapi karena bimbingan dan

kepedulian dari perbagai pihak yang turut memberikan

pengarahan maupun motivasi, karena dalam kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rektor Institut Ilmu Al-Qur’an Jakarta yaitu Ibu Prof. Dr.

Hj. Huzaemah T. Yanggo, MA selaku Rektor Institut Ilmu

Al-Qur’an Jakarta

Page 18: MEMILIH PEMIMPIN NON-MUSLIM PERSPEKTIF IBN KATSIR

iv

2. Drs. Hj. Maria Ulfah, MA. selaku Dekan Fakultas

Ushuluddin Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta

3. Ali Mursyid, M. Ag. selaku Dosen Pembimbing Skripsi

yang di dalam berbagai kesibukan dapat menyempatkan

diri membimbing dan mengarahkan serta memberi

petunjuk dan saran yang sangat berharga bagi penulis

skripsi ini.

4. Seluruh Dosen Institut Ilmu Jakarta yang telah

memberikan bekal ilmu pengetahuan yang bermanfaan

bagi penulis

5. Dra. Rukoyah Tamimi dan Dra. Suci Rahayuningsih

selaku Staf Fakultas Ushuluddin,yang telah banyak

memotivasi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini

6. Staf perpustakaan IIQ dan Perpusakaan Utama UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, yang telah menyediakan informasi

dan buku-buku sebagai sumber data bagi penulis,

sehingga penulisan skripsi ini dapat berjalan dengan baik.

7. Bapak (Abah) tercinta dan penulis banggakan, yang selalu

penulis rindukan dan selalu mengharap Allah SWT.

Menjawab apa yang Abah panjatkan selama ini kepada-

Nya atas penulis. Walaupun tiada kebersamaan sejak enam

tahun lalu. Namun, penulis tidak akan pernah lupa semua

petuah, nasihat, dan semangat dari Abah walau memang

Page 19: MEMILIH PEMIMPIN NON-MUSLIM PERSPEKTIF IBN KATSIR

iv

terasa sulit dan berat. Allahummaghfirlahu warhamhu

wa’afihi wa’fu ‘anhu

8. Ibu yang penulis cintai dan penulis banggakan, yang tak

lelah berjuang jiwa dan raga demi mendoakan kesuksesan

dan kelancaran setiap aktivitas yang penulis lakukan

khususnya dalam penyusunan skripsi ini.

9. Seluruh dewan guru sejak penulis lahir ke dunia ini, dari

TK, MI, SD, SMP, SMA dan tutor (ustadz/ustadzah) yang

telah rela membimbing dan berbagi pengetahuan hingga

penulis dapat melanjutkan pendidikan serta atas doa

hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

10. Kakak dan adik yang telah mendoakan dan menyemangati

penulis.

11. Seluruh keluarga besar Bani Huda Robbuddin yang telah

memberikan dukungan do`a demi terselesaikannya

penulisan skripsi ini

12. Bapak Rachmat Saleh yang sejak satu tahun lalu ikut serta

membantu dan mendoakan penulis dalam menyelesaikan

perkuliahan hingga terselesaikannya skripsi ini

13. Seluruh teman-teman Fakultas Ushuluddin 2012 dan

seluruh teman-teman angkatan 2012 yang telah senantiasa

dan tak pernah lelah mendampingi dan menyemangati

penulis selama penulisan ini berlangsung

Page 20: MEMILIH PEMIMPIN NON-MUSLIM PERSPEKTIF IBN KATSIR

iv

14. Serta semua pihak yang telah mendoakan dan membantu

dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak mungkin

penulis sebutkan satu persatu.

Atas segala kebaikan yang telah mereka berikan kepada

penulis, semoga menjadi catatan amal baik di hari akhirat nanti

dan diberikan balasan dari Allah dengan balasan yang lebih

baik. Amin

Kepada para mufassirin yang menjadi objek penelitian

penulis, yang telah wafat semoga Allah swt. mengampuni

dosanya, melapangkan kuburnya, dan ilmu yang telah mereka

berikan menjadi ladang amal mereka di akhirat kelak. Amin.

Akhirnya, atas segala kekurangan dalam penulisan

skripsi ini penulis mohon kritik dan saran dari pembaca

maupun pemerhati demi perbaikan.

أنيب وإليه توكلت عليه بالله إلا توفيقى وما

Ciputat, 22 Agusuts 2016

Penulis

Page 21: MEMILIH PEMIMPIN NON-MUSLIM PERSPEKTIF IBN KATSIR

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di antara persoalan dalam perbincangan masyarakat

Islam (muslim) yang selalu hangat untuk diperbincangkan

adalah persoalan kepemimpinan. Ini dipengaruhi oleh

banyak sebab. Di antaranya sebagaimana yang sedang

diperbincangkan terkait kepemimpinan, yakni memilih

pemimpin yang dilandasan pada Al-Qur‟an dan As-Sunnah.

Sementara itu, kedua sumber hukum Islam tersebut

dimungkinkan untuk terjadinya keragaman pemahaman dan

tafsir.1

Di Indonesia yang beragam agama, dan muslim yang

menjadi kelompok mayoritas dalam menjelang pemilihan

pemimpin daerah atau wilayah sangat mempertimbangkan

hal keimanan dalam memilih calon pemimpin.

Hampir setiap kali menjelang pemilihan, kerap

beredar isu-isu miring yang melekat pada para calon

pemimpin terutama isu-isu sensitif seperti liberal dari segi

ekonomi, antek partai terlarang, rasial, atau keyakinan

1Team Penyusun Maarif Institute, Fikih Kebinekaan, (Jakarta:

Mizan, 2009), h. 317

Page 22: MEMILIH PEMIMPIN NON-MUSLIM PERSPEKTIF IBN KATSIR

2

agama. Sedangkan sementara ini ada benar-benar orang non

muslim yang menjadi pemimpin.2

Kontroversi seputar kepemimpinan non-muslim

dalam masyarakat muslim kembali menjadi perbincangan

publik. Intrik politik di balik wacana ini jelas terlihat. Setiap

kali ada non-muslim maju sebagai calon dalam pemilihan

kepala daerah (Pilkada), Isu ini selalu dimunculkan sebagai

instrumen politik untuk memobilisasi pemilih muslim

dengan mengobarkan sentimen fanatik terhadap calon non-

muslim.

“Perang wacana” ini seolah tak pernah berakhir.

Masing-masing pihak mengutip ayat-ayat tertentu dari kitab

suci. Ayat yang paling sering dikutip ialah surat al-Ma‟idah

ayat 51, yang melarang Muslim memilih Yahudi dan

Kristen sebagai awliya. Kata “awliya” sengaja tidak

diterjemahkan karena bisa dimaknai sebagai pemimpin,

teman, atau sekutu.3

Dalam bingkai kekhalifahan, pemimpin memang

harus seiman. Jadi ayat tersebut berlaku mutlak jika bentuk

negaranya adalah khilafah. Karena dalam kekhalifahan,

2http://www.nu.or.id/post/read/63567/memilih-pemimpin-non-

muslim-bolehkah diakses pada tanggal 2/8/2016 pukul 12.11 WIB 3http://geotimes.co.id/ahok-dan-kepemimpinan-non-muslim

diakses pada tanggal 2/8/2016 pukul 12.11 WIB

Page 23: MEMILIH PEMIMPIN NON-MUSLIM PERSPEKTIF IBN KATSIR

3

pemimpin pemerintahan sekaligus pemimpin agama dan

hukum yang digunakan adalah hukum agama. Bahkan

khalifah sekaligus hakim tertinggi dan pelaksana hukum

agama. (Jadi memang harus wajib dan harus "seiman")

Sistem kekhalifahan mirip sistem turunan dari "patesi" sejak

zaman Mesopotamia dimana pemimpin negara sekaligus

pemimpin religiusnya. Masalahnya, Indonesia bukan negara

khilafah/patesi. Pemimpin pemerintahan (eksekutif) ada

sendiri, pemimpin agama ada sendiri, pemegang kekuasaan

kehakiman juga ada sendiri.4

Persoalan kepemimpinan yang sedang hangat

diperbincangkan saat ini adalah terkait kepemimpinan non-

muslim di kalangan multi Agama dan muslim mendominasi.

Seperti yang sedang diperbincangkan saat ini:

Belakangan ini Ketua Umum Nahdhatul Ulama

(NU) KH. Said Aqil Siroj (Kang Said) disorot sejumlah

pihak soal pernyataannya yang membolehkan umat Islam

memilih pemimpin non-muslim. Pernyataan Kang Said oleh

sebagian masyarakat dinilai menyalahi pandangan politik

sekelompok masyarakat yang melarang umat Islam

mengangkat pemimpin non-muslim. Kang Said lebih

4http://www.kompasiana.com/mascoy/qs-ali-imran-28-dan-al-ma-

idah-51-tentang-pemimpin-non-muslim_571e9205bb9373710baa9cbd pada

tanggal 2/8/2016 pukul 12.11 WIB

Page 24: MEMILIH PEMIMPIN NON-MUSLIM PERSPEKTIF IBN KATSIR

4

menekankan aspek kejujuran dan keadilan dalam memilih

pemimpin.

Karenanya pemimpin non-muslim yang adil dan

jujur dalam konteks khususnya Indonesia masih lebih baik

daripada pemimpin muslim yang berbuat aniaya. Pasalnya

unsur primer yang dibutuhkan dalam kepemimpinan baik

pusat maupun daerah di Indonesia saat ini adalah kejujuran

dan keadilan. Mengutip potongan dari Ibn Taimiyah,

“Pemimpin kafir lebih baik dari pada pemimpin muslim

namun dzalim”. 5

Dalam syari‟at, non-muslim yang hidup di negara

Muslim disebut sebagai dzimmi (yang dilindungi), jika

memenuhi dua persyaraan: 1) mau memenuhi hukum Islam

secara keseluruhan, dan 2) mau menyerahkan jizyah

(semacam pajak kepala) sesuai bunyi literal QS. at-Taubah

(9):29. Namun, berkaitan dengan syarat pertama itu, bukan

berarti mereka tidak diberi hak-hak kebebasan menjalankan

agamanya sama sekali. Mereka dalam syari‟at diberi

kebebasan meyakini kepercayaannya, menjalankan ibadah

yang diharuskan agamanya, dan menjalankan hukum

5Nadirsyah Hosen Rais Syuriah PCI Nahdlatul Ulama Australia –

New Zealand

http://www.fiqhmenjawab.net/2016/03/2868 pada tanggal 2/8/2016

pukul 12.11 WIB

Page 25: MEMILIH PEMIMPIN NON-MUSLIM PERSPEKTIF IBN KATSIR

5

keluargaa seperti pernikahan dan talak.Selain tiga hal ini,

yaitu dalam persoalan meyangkut ekonomi, pidana, dan

politik, mereka dikenakan hukum Islam, sebagaimana kaum

muslimin.Problem hak-hak non-muslim di negara Muslim

lebih sebagaiproblem lingkungan Islam, bukan sebagai

problem Islam sebagai sebuah keyakinan.6

Ulama berbeda pendapat perihal memilih pemimpin

dari kalangan non muslim. Misalnya Badruddin Al-Hamawi

As-Syafi‟i yang wafat di abad 8 H. Ia menyatakan dengan

jelas keharaman memilih pemimpin dan juga aparat dari

kalangan kafir dzimmi.

“Tidak boleh mengangkat dzimmi untuk jabatan

apapun yang mengatur umat Islam kecuali untuk memungut

upeti penduduk kalangan dzimmi atau untuk memungut

pajak transaksi jual-beli penduduk dari kalangan musyrikin.

6 Sukron kamil, Pemikiran Politik Islam Tematik, (Jakarta:

kencana, 2013), h. 224

Page 26: MEMILIH PEMIMPIN NON-MUSLIM PERSPEKTIF IBN KATSIR

6

Sedangkan untuk memungut upeti, pajak seper sepuluh, atau

retribusi lainnya dari penduduk muslim, tidak boleh

mengangkat kalangan dzimmi sebagai aparat pemungut

retribusi ini. Dan juga tidak boleh mengangkat mereka

untuk jabatan apapun yang menangani kepentingan umum

umat Islam.”

Allah berfirman, “Allah takkan pernah menjadikan

jalan bagi orang kafir untuk mengatasi orang-orang

beriman.” Siapa yang mengangkat dzimmi sebagai pejabat

yang menangani hajat muslim, maka sungguh ia telah

memberikan jalan bagi dzimmi untuk menguasai muslim.7

Sementara ulama lain yang membolehkan

pengangkatan non-muslim untuk jabatan publik tertentu

antara lain Al-Mawardi yang juga bermadzhab Syafi‟i.

Ulama yang wafat pada pertengahan abad 5 H ini

memberikan tafshil, rincian terhadap jabatan.

Posisi pejabat ini (tanfidz/eksekutif) boleh diisi

oleh dzimmi (non muslim yang siap hidup bersama muslim).

Namun untuk posisi pejabat tafwidh (pejabat dengan

7Badruddin Al-Hamawi As-Syafi‟i, Tahrirul Ahkam fi Tadbiri

Ahlil Islam, (Qatar: Daruts Tsaqafah, 1988), h. 97

Page 27: MEMILIH PEMIMPIN NON-MUSLIM PERSPEKTIF IBN KATSIR

7

otoritas regulasi, legislasi, yudikasi, dan otoritas lainnya),

tidak boleh diisi oleh kalangan mereka.8

Ibn Taimiyah mengatakan:

“Sesungguhnya Allah menyokong negara yang adil

meskipun kafir (pemimpinnya) dan tidak mendukung negara

yang despotic meskipun Muslim (pemimpinnya). Dunia itu

dapat tegak dengan memadukan antara kekufuran dan

keadilan dan dunia tidak dapat tegak dengan modal

kezhaliman dan keislaman.”9

“Kalimat Ibn Taimiyah di atas kiranya

mengisyaratkan bahwa kepala negara yang mampu

mengejawantahkan keadilan meskipun non-muslim lebih

baik daripada kepala negara yang beragama Islam tetapi

tidak mampu mengejawantahkan keadilan.” Bahkan

Memilih pemimpin non-muslim di tengah masyarakat

muslim hukumnya diperbolehkan. Itu dirujuk pada dua

hal.Pertama, masalah kepemimpinan dalam hukum Islam

merupakan persoalan yang bukan absolute (al-

mutaghayyirat).Kedua, larangan memilih pemimpin non-

8Al-Mawardi, Al-Ahkamus Sulthoniyah wal Wilayatud Diniyah,

(Beirut: Darul Fikr, 1960), Cet. 1, h. 27 9Ibnu Taimiyah, Majmu’ al Fatawa, (Pustaka Azzam,), bab

XXVIII h. 146

Page 28: MEMILIH PEMIMPIN NON-MUSLIM PERSPEKTIF IBN KATSIR

8

muslim dikaitkan dengan sebab yang menyertainya. Yaitu

manakala mereka (non muslim) melakukan penistaan

kepada umat Islam.10

Dalam sejarah kekhalifahan Islam, seorang non-

muslim pernah diangkat menjadi pemimpin (jika melihat

konteks sekarang menjadi perdana menteri) untuk

mengadakan delegasi kekaisaran yang ada pada waktu itu.

Dia bernama Hasdai bin Saphrut dilantik oleh Abdurrahman

III. Pada 949 M, dia ditugaskan memimpin delegasi

mewakili kekhalifahan Cordoba untuk melakukan perbagai

negosiasi yang tidak mudah dengan pihak asing. Khalifah

Umayyah, yang saat itu telah 20 tahun memisahkan diri dari

Baghdad, tertarik mengadakan kerja sama strategis dengan

kaisar Byzantium di Konstantinopel.Kerajaan Kristen Timur

yang berbahasa Arab memiliki musuh bersama, yakni

kerajaan Abbasiyah di Baghdad yang dianggap menjadi

ancaman kedua bagi kekhalifahan Umayyah. Pertemuan

antara dua Negara berlangsung di tempat yang paling

mewah di Andalusia yang bernama "Madinah al-Zahra."

Dalam perundingan itu, Hasdai sukses untuk bekerjasama

dengan Byzantium, dari situlah Hasdai menjadi duta bani

10

Team Penyusun Maarif Institute “Fikih Kepemimpinan Non

Muslim”, dalam Fikih Kebhinekaan, 2015, h. 321

Page 29: MEMILIH PEMIMPIN NON-MUSLIM PERSPEKTIF IBN KATSIR

9

Umayah disetiap perundingan dengan negara-negara lain.

Selain Hasdai, kekhalifahan Umayah juga menjadikan orang

Kristen yang bernama Rabi bin Ziyad menjadi duta

mewakili Khalifah Umayah ke Istana Otto I. Hasil

delegasinya, Istana Otto memberikan hadiah berupa air

mancur untuk diletakkan di istana "Madinah al-Zahra."

Selain menjadi duta khalifah Umayah, Hasdai juga ditugasi

membuat ensklopedia medis untuk diserahkan ke

perpustakaan di Cordoba. Terkadang Hasdai meminta

bantuan kepada seorang Uskup dari Konstantinopel untuk

menerjemahkan bahasa Yunani ke dalam bahasa Arab.

Dalam hal ini meskipun Hasdai seorang Yahudi dan dibantu

oleh seorang Kristen, apakah dia membuat maker sehingga

kekhalifahan Umayyah hancur? tidak, justru dia

mengharumkan nama Khalifah Umayah kepada negara yang

dikunjunginya. Adapun ayat-ayat Al-Quran yang

mengatakan haram memilih pemimpin non Islam, itu dilihat

dari konteksnya, konteks dimana dalam keadaan

perang. Bahkan di dalam hadis, yang harus menjadi

pemimpin itu harus seorang yang ahli, karena jika tidak ahli

maka suatu urusan bias hancur, "Apabila perkara

diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya maka

tunggulah kiamat."(HR Al-Bukhari dari Abi Hurairah).

Page 30: MEMILIH PEMIMPIN NON-MUSLIM PERSPEKTIF IBN KATSIR

10

“Telah menceritakan kepada kami Muhammad

bin Sinan telah menceritakan kepada kami Fulaih bin

Sulaiman telah menceritakan kepada kami Hilal bin Ali

dari 'Atho' bin yasar dari Abu Hurairah

radhilayyahu'anhu mengatakan; Rasulullah shallallahu

'alaihi wasallam bersabda,"Jika amanat telah disia-

siakan, tunggu saja kehancuran terjadi."Ada seorang

sahabat bertanya; 'bagaimana maksud amanat disia-

siakan?' Nabi menjawab; "Jika urusan diserahkan bukan

kepada ahlinya, maka tunggulah kehancuran itu."11

Nabi sendiri pernah menjalin aliansi dan meminta

perlindungan dari kalangan non-muslim.Mengingat cerita

hijrah para Sahabat ke Abessina (Habasyah) yang saat itu

diperintah oleh seorang raja Kristen. Kisah ini menunjukkan

bahwa Nabi pernah meminta perlindungan kepada non-

muslim. Ketika di Madinah, Rasulullah mempelopori pakta

11

Al-Bukhari, Muhammad Ibnu Isma‟il, Shahih al-Bukhari “Kitab

ar-Riqq, Bab raf’i al-Amanat, hadis no. 6496”, (Bairut: Dar al-Kutub al-

Ilmiyah, 2013), h. 1184

Page 31: MEMILIH PEMIMPIN NON-MUSLIM PERSPEKTIF IBN KATSIR

11

aliansi dengan komunitas Yahudi kota itu dalam bentuk

Piagam Madinah.12

Al-Quran adalah sebuah dokumen untuk umat

manusia, bahkan kitab ini sendiri yang menamakan dirinya

“petunjuk bagi manusia” (hudan lin-nas) (QS. Al-Baqarah

(2):185) dan berbagai julukan lain yang senada di dalam

ayat-ayat lain.13

Salah satu diantaranya adalah, dalam

menyikapi persoalan yang telah dijelaskan di atas.

Bagaimana aturan yang telah dijelaskan dalam Al-Qur‟an

terkait muslim memilih pemimpin non-muslim.

Di dalam Al-Quran, Allah berfirman, “Hai

orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil

orang-orang kafir menjadi walî dengan meninggalkan

orang-orang mukmin.Inginkah kamu mengadakan alasan

yang nyata bagi Allah (untuk menyiksamu)?” (Al-Nisa‟

(4): 114).

Benarkah memilih pemimpin non muslim haram?

Setidaknya begitulah pendapat sebagian kalangan Islam

seperti yang mengemuka dalam kisruh isu SARA di

Pemilukada DKI akhir-akhir ini. Dalil Al-Qur‟an yang

mereka pakai di antaranya adalah surah Ali Imran (3): 28

dan Al Ma‟idah (5):51 . Dalam terjemahan Indonesia, ayat

terakhir berbunyi :

12Majalah TEMPO, Edisi 16 Agustus 2012

13 Fazlur Rahman, Tema Pokok Al-Qur’an, (bandung: pustaka,

1996 m), h. 1

Page 32: MEMILIH PEMIMPIN NON-MUSLIM PERSPEKTIF IBN KATSIR

12

“Hai Orang-orang yang beriman, janganlah

kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani

menjadi pemimpin-pemimpin (mu); sebahagian mereka

adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barang

siapa di antara kamu mengambil mereka menjadi

pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk

golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi

petunjuk kepada orang-orang yang zhalim.”

Kata “pemimpin-pemimpin” pada ayat di atas adalah

terjemahan dari kata auliya’.Pertanyaannya, tepatkah

terjemahan tersebut?Mari telusuri terjemahan ayat ini dalam

bahasa Inggris.Yusuf Ali dalam The Meaning of the Holy

Qur’an menerjemahkan auliya’ dengan friends and

protectors (teman dan pelindung). Muhammad Asad dalam

The Message of the Qur’an dan M.A.S Abdel Haleem dalam

The Qur’an sama-sama menerjemahkannya dengan allies

(sekutu). Bagaimana dengan penerjemah Inggris yang lain?

Muhammad Marmaduke Pickthal dalam The Glorious

Qur’an mengalihbahaskan kata auliya’ menjadi

friends.Begitu juga N.J. Dawood dalam The Koran dan

MH.Shakir dalam The Qur’an. Sedangkan berdasar The

Qur’an terjemahan T.B. Irving, auliya’ diartikan sebagai

sponsors.

Page 33: MEMILIH PEMIMPIN NON-MUSLIM PERSPEKTIF IBN KATSIR

13

Walhasil, tidak satupun terjemahan Inggris yang

disebutkan tadi mengartikan auliya’ sebagai

“pemimpin.”Dan secara bahasa Arab, versi terjemahan

Inggris ini agaknya lebih akurat. Perlu diingat, kata auliya’,

bentuk plural dari waliy, bertaut erat dengan konsep wala’

atau muwalah yang mengandung dua arti: satu, pertemanan

dan aliansi; kedua proteksi atau patronase (dalam kerangka

relasi patron-klien).

Lantas bagaimana memahami ayat wala’ seperti

QS.al-Maidah(5):51 dan QS. Ali „Imran(3):28 yang secara

harfiah melarang kaum mu‟min untuk menjalin pertemanan

dan aliansi dengan kaum non-muslim, apalagi minta

perlindungan dari mereka? Apakah ini larangan yang

berlaku mutlak atau situasional?

Karena itulah ayat tersebut mesti ditafsirkan secara

kontekstual. Penerapannya pun tidak bisa sembarangan.

Di masa kontemporer sekarang ini, kontroversi

mengenai kemungkinan non-muslim menjadi presiden di

negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam, baik

dalam konsep maupun penerapannya di negara-negara

berpenduduk mayoritas Muslim bahan masih terus

berlangsung hingga detik ini. Karena itu, tidak

mengherankan bila dalam hal ini, negara mayoritas muslim

Page 34: MEMILIH PEMIMPIN NON-MUSLIM PERSPEKTIF IBN KATSIR

14

yang satu menerapkan aturan yang berbeda dari yang lain.

Sebagian besar negara-negara mayoritas muslim yang ada di

dunia saat ini, semisal Tunisia, al-Jaza‟ir, Mesir, Suriah,

Pakistan, Bangladesh, Iran, Yordania, dan Malaysia,

misalnya, sama-sama menetapkan presiden atau kepala

negaranya mestilah seorang yang beragama Islam.Karena

itu, di negara-negara tersebut, non-muslim tidak dapat

menjadi presiden. Hanya sebagian kecil saja di antara

negara-negara mayoritas muslim yang ada di dunia saat ini,

yang di samping membolehkan, juga pernah dipimpin

seorang presiden non-muslim. Hingga detik ini, baru ada

tiga negara yang dapat ditunjuk sebagai contohnya, yaitu:

Nigeria, Senegal, dan Libanon.Nigeria yang 76 persen

penduduknya beragama Islam, pernah dipimpin seorang

presiden yang beragama Kristen, yakni Olusegun Obasanjo.

Satu hal yang sangat menaraik dari Olusegun adalah,

sekalipun beragama Kristen, ternyata ia berhasil menjadi

presiden Nigeria yang mayoritas muslim itu selama tiga

periode, yakni periode 1976-1979, periode 1999-2004, dan

periode 2004-2007. Pada periode ketiga, Olusegun Obasanjo

terpilih kembalisebagai presiden Nigeria dengan

mengalahkan rival terdekatnya, Muhammad Buhari. Ia

unggul dalam pemilu presiden Nigeria tahun 2004 dengan

Page 35: MEMILIH PEMIMPIN NON-MUSLIM PERSPEKTIF IBN KATSIR

15

memenangkan 62 % suara. Dari sekian banyak Negara

Muslim, negara yang dianggap demokratis pun tidak

banyak. Mayoritas negara muslim adalah negara-neraga

tidak demokratis, yang karenanya civil society sebagai

rumah dari demokrasi pun, problematik. Di antara negara

muslimyang dinilai demokratis adalah Turki, dalam batas-

batas mesir, dan Indonesia pasca reformasi.14

Kepopuleran seorang mufassir Ibnu Katsir dari

kalangan sunni, yang juga klasik namun juga diterima di

kalangan modern. Dimana pendapat-pendapatnya digunakan

diberbagai kalangan. Imam Ibnu Katsir yang juga memiliki

berbagai disiplin ilmu, dalam tafsirnya menjelaskan terkait

ayat-ayat yang saat ini sering digunakan oleh sebagian

ulama untuk memperkuat pendapatnya bahwa memilih

pemimpin non-muslim itu dilarang.

Dengan penjelasan di atas, bagaimana seorang

muslim dalam memilih pemimpin yang tidak seiman

menurut Ibn Katsir dari kalangan Sunni ini, yang dilatar

belakangi oleh pendapat Syaikh al-Islam Ibn Taimiyah

dalam Kitab Tafsir Ibn Katsir?

14

Sukron kamil, pemikiran politik islam tematik, (Jakarta: kencana,

2013), h. 127

Page 36: MEMILIH PEMIMPIN NON-MUSLIM PERSPEKTIF IBN KATSIR

16

Oleh karena itu, penulis merasa tertarik untuk

menyusun sebuah skripsi dengan mengangkat judul

”Memilih Pemimpin Non MuslimPerspektif Ibnu

Katsir(Analisis QS. Ali Imran (3): 28 dan QS. Al-

Maidah (5): 51 dalam Tafsir Al-Qur’an Al-Karim Karya

Ibnu Katsir)?

B. Identifikasi, Pembatasan, dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas,

maka penulis merasa perlu memberikan batasan dan

rumusan masalah yang menjadi pokok permasalahan dalam

penelitian ini.

1. Identifikasi Masalah

Dari judul yang akan dipaparkan oleh penulis

dapat ditemukan beberapa masalah yang patut dibahas,

yaitu:

a. Memilih calon kepemimpinan non-muslim di daerah

mayoritas muslim.

b. Banyaknya pandangan perihal memilih pemimpin

non-muslim

c. Bagaimana Al-Qur‟an menjelaskan perihal memilih

pemimpin non-muslim menurut kitab Tafsir Ibnu

Katsir

Page 37: MEMILIH PEMIMPIN NON-MUSLIM PERSPEKTIF IBN KATSIR

17

2. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan alasan

penulis diatas, maka penulis akan membatasi skripsi ini

pada penafsiran ayat-ayat yang berkaitan dengan memilih

pemimpin non-muslim dalam kitab Tafsir al-Qur’an Ibn

Katsir karya Ibn Katsir.

Selain alasan-alasan di atas, alasan penulis

mengambil beberapa permasalahan tersebut di atas

karena dewasa ini banyak terjadi perbincangan mengenai

hukum memilih pemimpin yang tidak seiman dikalangan

masyarakat. Untuk itu penulis akan membahas lebih

dalam mengenenai penafsiran ayat-ayat Al-Qur‟an

terhadap permasalahan tersebut dalam kitab Tafsir Al-

Qur‟an al-Karim karya Ibn Kastir.

3. Perumusan Masalah

Untuk membuat permasalahan menjadi lebih

spesifik dan sesuai dengan titik tekan kajian, maka harus

ada rumusan masalah yang benar-benar fokus. Ini

dimaksudkan agar pembahasan dalam karya tulis ini

tidak melebar dari apa yang dikehendaki. Dari latar

belakang yang telah disampaikan diatas, maka rumusan

masalah yang dapat dikemukakan adalah:

Page 38: MEMILIH PEMIMPIN NON-MUSLIM PERSPEKTIF IBN KATSIR

18

a. Bagaimana penafsiran Ibn Kastir terhadap QS.

Al-Maidah (5): 51

b. Bagaimana penafsiran Ibn Kastir terhadap QS. Ali

„Imran (3): 28

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

D. Untuk mengetahui bagaimana penafsiran Ibn Kastir

terhadap ayat-ayat tersebut. Adapun manfaat dari

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Akademik, menambah wawasan keilmuan serta

mengetahui isi penafsiran ayat-ayat yang berkaitan

dengan memilih pemimpin non-Muslim menurut Ibnu

Katsir.

2. Praktik, menambah motivasi diri dan pembaca untuk

lebih berhati-hati dalam menanggapi setiap persoalan

yang muncul di dalam masyarakat khususnya terkait

dengan pemilihan pemimpin di kalangan mayoritas

Muslim.

3. Menambah keimanan serta memperkuat akidah dengan

selalu menjalankan apa yang telah Allah perintahkan dan

larangan dalam Al-Qur‟an.

Page 39: MEMILIH PEMIMPIN NON-MUSLIM PERSPEKTIF IBN KATSIR

19

E. Tinjauan Pustaka

Dari hasil penelusuran penulis mengenai ”memilih

pemimpin non-muslim menurut tafsir al-Mizan dan tafir Ibn

Katsir”, penulis menemukan beberapa karya tulis yang

berkaitan, diantaranya yaitu:

1. Skripsi dengan judul “Penafsiran Terhadap Ayat-Ayat

Larangan Memilih Pemimpin Non-Muslim dalam Al-

Qur‟an (Studi Komparasi antara M. Quraish Shihab dan

Sayyid Quth) Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta,

yang disusun oleh Wahyu Naldi (11530124). Yang mana

skripsi ini menjelaskan bagaimana perbandingan yang

ditemukan oleh penulis dalam QS. Ali Imran (3): 28 dan

QS. Al-Maidah (5): 51 terkait kata kafir ) yang

miliki perbedaan yang mengatakan bahwa Quraish

Shihab dalam Tafsirnya, menjelaskan QS. Al-Maidah

(5): 51 jelas melarang orang mukmin memilih orang

Yahudi dan Nasrani yang lebih suka mengikuti hukum

jahiliah (hukum yang didasarkan hawa nafsu,

kepentingan sementara, serta kepicikan pandangan yang

mereka kehendaki) dan mengabaikan hukum Allah Swt.

Berbeda dengan Quraish, Sayyid mengatakan larangan

Page 40: MEMILIH PEMIMPIN NON-MUSLIM PERSPEKTIF IBN KATSIR

20

ini mutlak adanya dan berlaku dari pertama ayat ini

diturunkan samapai hari kiamat kelak. Karena menurut

Sayyid orang Nasrani, Yahudi dan kafir zaman dahulu

hingga zaman sekarang sama saja. Sedangkan yang akan

penulis tulis saat ini adalah memilih pemimin non-

muslim menurut tafsir Ibn Katsir.

2. “Pemimpin Non-Muslim Perspektif Ibnu Timiyah” oleh

Abu Tholib KhalikFakultas Ushuluddin Institut Agama

Islam Negeri Raden Intan Lampung. Skripsi ini

menjelaskan bagaimana tanggapan Ibnu Taimiyah

terhadap pemimpin non-muslim di kalangan mayoritas

muslim. Sedangkan yang akan penulis tulis saat ini

adalah memilih pemimin non-muslim menurut tafsir Ibn

Katsir.

3. Respon kelompok muslim terhadap kepemimpinan non-

muslim, yang disusun oleh Ilham, NIM:

1110032100033), jurusan Perbandingan Agama Fakultas

Ushuluddin Universitas Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta 1436 H/ 2015 M. Skripsi ini menjelaskan

bagaimana respon kelompok muslim terhadap

kepemimpinan non-muslim di Kelurahan Lenteng Agung

dengan melakukan penelitian langsung ke daerah

tersebut. Sedangkan yang akan penulis tulis saat ini

Page 41: MEMILIH PEMIMPIN NON-MUSLIM PERSPEKTIF IBN KATSIR

21

adalah memilih pemimin non-muslim menurut tafsir Ibn

Katsir.

4. Konsep Kepemimpinan menurut Sa‟id Hawwa dalam

Tafsir al-Asas al-Tafsir dan al-Islam, yang disusu oleh

Ryan Alfian, NIM: 1110034000080 program studi Tafsir

Hadis fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta 1436 H/ 2014 M. Skripsi ini

membahas tentang kepemimpinan menurut Sa‟id Hawwa

yang menjelaskan bahwa seorang pemmpin haruslah

seorang yang beragama Islam, yang harus

bermusyawarah di setiap mengambil keputuan, serta

berlaku adil di dalam menerapkan hukum dengan

menggunakan hukum Allah. Sebab pemimpin memiliki

dua tugas, yaitu menegakkan ajaran agama Islam dan

melaksanakan tugas-tugas kenegaraan dengan tetap

berpedoman pada aturan-aturan yang telah ditetapkan

oleh agama Islam. Sedangkan yang akan penulis tulis

saat ini adalah memilih pemimin non-muslim menurut

tafsir Ibn Katsir.

5. Skripsi dengan judul ”Kerjasama Politik Muslim dan

Non-Muslim dalam Al-Qur’an (Studi Komparatif antara

Tafsir al-Manar karya Rasyid Ridha dan Tafsir al-

Mishbah karya M. Quraish Shihab), yang disusun oleh

Page 42: MEMILIH PEMIMPIN NON-MUSLIM PERSPEKTIF IBN KATSIR

22

Sya‟roji SY, NIM. 1220511063 (2015). Skripsi ini

membahas tentang bagaimana kerjasama politik muslim

dan non-muslim, partisipasi masyarakat, tegaknya

supremasi hukum, transparansi, peduli pada stakeholder,

berorientasi pada konsensus, kesetaraan, efektifitas dan

efisiensi, akuntabilitas, visi strategis menurut penafsiran

Tafsir al-Manar dan Tafsir al-Mishbah. Sedangkan yang

akan penulis tulis saat ini adalah memilih pemimin non-

muslim menurut tafsir Ibn Katsir.

6. Skripsi yang ditulis oleh Nur Yadi, NIM. 114211065

mahasiswa UIN Walisongo dengan judul ”Hubungan

muslim non-muslim dalam interaksi sosial (studi analisis

penafsiran Thabathabai dalam kitab Tafsir al-Mizan)”

yang mana menjelaskan bahwa , hubungan Muslim non-

Muslim dalam interaksi sosial menurut Thabatahabai

adalah suatu interaksi sosial dalam kehidupan sehari,

berkomunikasi, bersama-sama dalam masyarakat secara

individu, kelompok, maupun masyarakat umum. Menurut

beliau boleh berhubungan dengan non-Muslim dalam hal

sosial selama mereka itu tidak memerangi, tidak

mengusir, tidak memaksa untuk ikut agama mereka dan

sebaliknya muslim dilarang memaksa mereka untuk

memeluk agama Islam. Sedangkan yang akan penulis

Page 43: MEMILIH PEMIMPIN NON-MUSLIM PERSPEKTIF IBN KATSIR

23

tulis saat ini adalah memilih pemimin non-muslim

menurut tafsir Ibn Katsir.

7. Skripsi dengan judul ”Hak dan Kewajiban Politik Non

Muslim Dalam Konsep Khilafah menurut Taqiyyuddin

an-Nabhani” yang disusun oleh Abd. Rokhim - NIM.

03370345, (2011) Fakultas Syariah danHukum Jinayah

Siyasah mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Yang membahas tentang bagaimana konsepsi pemikiran

politik Taqiyyuddin an-Nabhani Institusi Khilafah

merupakan kepemimpinan umum untuk seluruh umat

Islam di dunia, dalam rangka menegakkan hukum-hukum

syariat Islam, dan mengemban dakwah keseluruh penjuru

dunia. Sedangkan yang akan penulis tulis saat ini adalah

memilih pemimin non-muslim menurut tafsir Ibn Katsir.

8. ”Memilih Pemimpin Non-Muslim Perspektif Ibnu

Taimiyah”

Adapun skripsi yang akan disusun oleh penulis ini

lebih menitikberatkan kepadaMemilih pemimpin non-

muslim, tetapi lebih khusus pada kajian penafsiran dalam

kitab Tafsir Ibn Katsir.

Dari hasil penelusuran yang dilakukan penulis,

penulis tidak menemukan kajian yang serupa dengan

judul penelitian ini. Maka menurut penulis, penelitian ini

Page 44: MEMILIH PEMIMPIN NON-MUSLIM PERSPEKTIF IBN KATSIR

24

patut untuk dilakukan guna menambah wawasan dan

khazanah keilmuan, khususnya dalam memahami

penafsiran terkait tentang hukum memilih pemimpin

non-Muslim menurut tafsir Al-Qur‟an Ibn Katsir karya

Ibn Karsir.

F. Metodologi Penelitian

Dalam melakukan penelitian terhadap permasalahan

di atas, penulis menggunakan metodologi penelitian sebagai

berikut:

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian

kepustakaan (library research), yaitu suatu rangkaian

kegiatan yang berkenaan dengan pengumpulan data

pustaka, membaca dan mencatat serta mengkaji bahan

penelitian.15

Penelitian telaah pustaka ini merupakan

penelitian kualitatif, yaitu metode penelitian yang

digunakan untuk meneliti subjek yang bersifat alamiah,

deskriptif, dinamis dan berkembang.16

15

Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan, (Jakarta: Yayasan

Obor Indonesia, 2008), cet.I, h. 3 16

Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial, (Yogyakarta:

Erlangga, 2009), h. 24

Page 45: MEMILIH PEMIMPIN NON-MUSLIM PERSPEKTIF IBN KATSIR

25

2. Sumber Data

Untuk menghasilkan suatu karya ilmiah yang bisa

dipertanggungjawabkan, penulis menggunakan sumber-

sumber yang relevan terkait penelitian ini.Sumber data

tersebut terbagi dua, yaitu sumber data primer dan

sumber data sekunder. Yang merupakan sumber data

primer yaitu kitab-kitab tafsir sebagai referensi terutama

kitab tafsr al-Qur’an Ibn Kastir. Sedangkan yang

merupakan sumber data sekunder yaitu buku-buku,

jurnal, dan artikel-artikel yang terkait dengan penelitian

ini.

3. Metode Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data, penulis mengumpulkan

dengan penelusuran kepustakaan dari berbagai sumber

perpustakaan serta mencari informasi terkait di artikel-

artikel dan jurnal-jurnal sebagai bahan yang selanjutnya

ditelaah agar dapat mendukung penjelasan dan

pembuktian suatu masalah.

Selain metode kepustakaan, penulisan skripsi ini

juga menggunakan metode yang disebut dengan metode

dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal atau

variabel yang berupa tulisan atau karya monumental dari

sesorang, transkip, jurnal, buku, surat kabar, dan lain

Page 46: MEMILIH PEMIMPIN NON-MUSLIM PERSPEKTIF IBN KATSIR

26

sebagainya.17

Teknik ini merupakan penelaahan dari

referensi-referensi yang berhubungan dengan

permasalahan penelitian.

4. Metode Analisis Data

Dalam penulisan skripsi ini, penulis

menggunakan metodologi penelitian karya ilmiah

berdasarkan penelusuran kepustakaan atau metode

analisise, yaitu mempelajari, meneliti, dan menjelaskan

buku-bukuilmiah yang berhubungan dengan masalah

memilih pemimpin non-muslim.Dalam penelitian ini

penulis menggunakan buku Pesoman Menulis skripsi,

Tesis, dan Disertasi berlaku untuk Institut Ilmu Al-

QAur‟an Jakarta, tahun 2011.

F. Teknik dan Sistematika Penulisan

Mengenai teknik penulisan skripsi ini, penulis

mengacu pada buku Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, dan

Disertasi terbitan IIQ Jakarta Press tahun 2011 yang

dikeluarkan oleh Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta.

Secara keseluruhan, skripsi ini memuat lima bab yang

saling berkaitan dengan perincian dan sistematika sebagai

berikut:Pada bab pertama penulis memuat pendahuluan.

17

Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Pendekatan

Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), (Bandung: Alfabeta, 2014) h.329

Page 47: MEMILIH PEMIMPIN NON-MUSLIM PERSPEKTIF IBN KATSIR

27

Pendahuluan tersebut berisi latar belakang yang membahas

sejarah berkembangnya kronologi hubungan muslim non-

muslim serta alasan penulis meengangkat pembahasan

hukum memilih pemimpin non-muslim sebagai pokok

bahasan penulis. Setelah latar belakang diuraikan, penulis

menjelaskan identifikasi masalah, pembatasan masalah, dan

perumusan masalah agar penelitian tidak melebar kemana-

mana. Kemudian dipaparkan juga tujuan dan manfaat

penelitian, tinjauan pustaka, dan metodologi penelitian yang

mencakup jenis penelitian, sumber penelitian, metode

pengumpulan data, dan metode analisis data. Dan poin

terakhir bab ini dipaparkan teknik penulisan dan

sistematikanya.

Bab kedua dikemukakan beberapa poin penting yang

akan menunjang penulis dalam menyelesaikan bab

selanjutnya yaitu tinjauan tentang pengertian kepemimpinan

non-Muslim, serta sejarah dari zaman Nabi Muhammad

saw., kepemimpinan kontemporer, dan pandanngan ulama

terkait kepemimpinan non-Muslim.

Pembahasan di bab ketiga menjelaskan mengenai

gambaran umum tantang biografi Ibn Katsir, kitab Tafsir Al-

Qur’an karya Ibn Katsir, dan sistematika penafsiran, metode

dan corak penafsiran kedua kitab tafsir tersebut. Tujuan dari

Page 48: MEMILIH PEMIMPIN NON-MUSLIM PERSPEKTIF IBN KATSIR

28

penulisan beberapa bahasan tersebut adalah untuk

membatasi agar kitab tafsir yang dibahas lebih spesifik dan

untuk memudahkan penulis dalam menyelesaikan bab

keempat.

Pembahasan di bab keempat menjelaskan penafsiran

ayat-ayat terkait dengan hukum memilih pemimpin non-

Muslim dalam kitabTafsir Al-Qur’an Al-Karim karya Ibn

Katsir. Pada bab ini juga penulis menganalisa penafsiran

ayat-ayat terkait yang dibahas dalam kedua kitab tafsir Ibnu

Katsir.

Bab kelima merupakan bab penutup yang berisi

kesimpulan. Kesimpulan tersebut merupakan hasil akhir dari

penelitian yang dilakukan terhadap masalah-masalah yang

telah diuraikan di bab sebelumnya. Selain itu, ditulis juga

saran-saran sebagai pijakan sementara untuk melakukan

penelitian lebih lanjut dan mendalam terkait objek masalah

yang dikaji.Di akhir penulisan, dicantumkan pula daftar

pustaka yang memuat referensi-referensi yang penulis

gunakan dalam melakukan penelitian sebagai bukti

kevalidan pembahasan yang dikaji.

Page 49: MEMILIH PEMIMPIN NON-MUSLIM PERSPEKTIF IBN KATSIR

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Persoalan kepemimpinan non-muslim juga ikut serta

di dalamnya berkomentar, yaitu Ibnu Taimiyah yang

memperbolehkan kepeimpinan non-muslim. Sayid Quthb

yang jelas-jelas melarang kepemimpinan non-muslim, sebab

ketidak mungkinan non-muslim mengurus urusan kaum

muslim yang dikhawatikan terpengaruhnya kenasraniannya

juga niat buruk yang mana non-muslim menginginkan

kemenangan atas muslim (Islam).

Sementara Ibnu katsir dalam Tafsir Al-Qur’an Al-

Karimnya menafsirkan terkait kaum mukmin tidak

mengambil orang-orang kafir, bukannya orang-orang

mukmin juga, untuk sahabat: “al-auliya’” (الاولياء = teman-

teman atau sahabat-sahabat) bentuk jamak dari al-waliy

Kata yang .(الولاية) berasal dari al-wilayah (الولي)

menunjukkan otoritas mengurus, mengelola, mengendalikan

sesuatu,yaitu perwalian. Kata ini diambil dari akar kata

yang terdiri dari huruf waw, lam dan ya‟ yang makna

dasarnya adalah “dekat”. Dari sini kemudian berkembang

Page 50: MEMILIH PEMIMPIN NON-MUSLIM PERSPEKTIF IBN KATSIR

arti-arti baru, seperti pendukung, pembela, pelindung,

yang mencintai, lebih utama, dan lain-lain.

Bahwa penafsirannya tidak semata-mata melarang

muslim untuk memilih non-muslim untuk dijadikan

pemimpin, tetapi juga bahkan melarang untuk dijadikan

teman akrab, sahabat dan juga diangkat sebagai pengurus

yang mengurus persoalan muslim. Larangan itu disebabkan

oleh dikhawatirkannya mempengaruhi kaum muslimin

sebab kenasraniannya. Seperti yang dijelaskan pada QS.

An-Nisa (4): 144

Penafsiran Ibnu Katsir dalam Tafsir Ibnu Katsir,

melarang kaum Muslim untuk mengambil orang kafir

sebagai wali, mempunyai hubungan baik (bersahabat)

dengan mereka. Walau ia juga memperbolehkan taqiyyah,

ia lebih memilih untuk merujuk pada kisah dari Ibnu Abu

Hatim di masa Khalifah sahabat Umar Ibn Khatthab.1

1 mengatakan, telah menceritakan kepada kami Kasiir Ibnu Syihab,

telah menceritakan kepada kami Muhammad (yakni Ibnu Sa’id Ibnu Sabiq),

telah menceritakan kepada kami Amr Ibnu abu Qais, dari Sammak Ibnu

Harb, dari Iyad, bahwa Umar pernah menceritakan Abu Musa al-Asy’ari

untuk melaporkan kepadanya tentang semua yang diambil dan dan yang

diberikannya (yakni pemasukan dan pengeluarannya dalam suatu catatan

lengkap). Dan tersebutlah bahwa yang menjadi sekretaris Abu Musa saat itu

adalah seorang Nasrani.

Kemudian hal tersebut dilaporkan kepada khalifah Umar r.a. maka

khalifah Umar merasa heran akan hal tersebut, lalu ia berkata,

“Sesungguhnya orang ini benar-benar pandai, Apakah kamu dapat

Page 51: MEMILIH PEMIMPIN NON-MUSLIM PERSPEKTIF IBN KATSIR

Namun pendapat Ibn Katsir tentang bolehnya

mendukung kepemimpinan non-Muslim di saat darurat,

antara lain seperti al-Jasshash. Sama dengan Ibn Katsir, al-

Jasshsdh mengajukan ayat QS. An-Nahl : 106 sebagai

dalilnya. Yakni dikaarenakan darurat.

B. Saran

1. Kepada seluruh komponen masyarakat, diharapkan

mampu memiliki perhatian dan kepedulian terhadap

berbagai macam kondisi yang ada di kalangan sekitar,

termasuk dalam hal politik. Kita terlibat di dalamnya,

yakni seperti memilih pemimpin yang harus sesuai

dengan harapan dan mewujudkan tujuan agama.

Bagaimana menyikapi persoalan yang muncul di tengah-

membacakan untuk kami sebuah surat di dalam masjid yang datang dari

negeri Syam?”

Abu Musa al-Asy’ari menjawab, “Dia tidak dapat melakukannya.”

Khalifah Umar bertanya, “Apakah dia sedang mempunyai jinabah?” Abu

Musa al-Asy’ari berkata, “Tidak, tetapi dia adalah seorang Nasrani.”

Maka khalifah Umar membentakku dan memukul pahaku, lalu

berkata, “Pecatlah dia.” Selanjutnya khalifah Umar membacakan firman

Allah SWT. QS. Al-Maidah: 51.

Yakni mereka melakukan demikian dengan alasan bahwa takut

akan menjadi suatu perubahan, yaitu orang-orang kafir beroleh kemenangan

atas kaum muslim. Jika hal itu terjadi, berarti mereka akan memperoleh

perlindungan dari orang-orang Yahudi dan Nasrani, mengingat orang-orang

Yahudi dan Nasrani mempunyai pengaruh tersendiri di kalangan orang

kafir, sehingga sikap berteman akrab dengan mereka dapat memberikan

manfaat ini.

Page 52: MEMILIH PEMIMPIN NON-MUSLIM PERSPEKTIF IBN KATSIR

tengah masyarakat yang beragam agama, dan mayoritas

beragama Islam.

2. Kepada pemerintah dan instansi yang bergelut dalam

politik, agar untuk lebih memperhatikan kemaslahatan

masyarakat banyak. Bertindak adil, tidak mementingkan

agama ataupun kelompok masyarakat dengan

menjalankan apa yang telah disepakati dan taat dalam

menjalankan aturan Allah SWT.

3. Setiap individu hendaknya menyadari akan perannya

dalam memabngun masyarakat, sebab dimulai dari

pribadi-pribadi yang bailah akan tercipta komponen

masyarakat yang baik pula.

Aktivitas penellitian yang menggali pandangan

Al-Qur’an terkait permasalahan yang muncul di

kalangan umat sangatlah diperlukan, hal tersebut guna

menjadi pedoman bagi umat dalam menyikapi berbagai

persoalan sesuai dengan tuntunan Agama. Adakalanya

persoalan baru muncul di kalangan umat, maka

diperlukan sebuah penelitian untuk mengkajinya secara

mendalam.

Page 53: MEMILIH PEMIMPIN NON-MUSLIM PERSPEKTIF IBN KATSIR

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin ishaq alu

syaikh, Lubaatut tasfir Min Ibni Katsiir, Kairo: Mu-

assasah daar al-hilaal, 1994

Abu Bakar Muhammad Ibn Abdillah, Ibn Arabi, Ahkâm Al-

Qur’ân, Bairut-Lubnan: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 1988,

jilid 2

Abu Ja’far Muhammad Ibn Jarir, Tafsir at-Thabari, terjemahan

Akhmad Affandi dkk, Jakarta: Pustaka Azzam, 2008,

jilid 9

Ahmad Veizi, Agama Politik: Nalar Politik Syi’ah, terjemahan

Ali Syahab dkk, (Jakarta: Citra, 2006

Al-Bukhari, Muhammad Ibnu Isma’il, Shahih al-Bukhari

“Kitab ar-Riqq, Bab raf’i al-Amanat, hadis no. 6496”,

Bairut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 2013.

Al-Gharib al-Ashfahany, Mu’jam Mufradat alfadz al-Qur’an,

Bairut: Dar al-Fikr,

Al-Maududi, Abul A’la. Al-Khalifah wa al-Mulk [Kuwait: Dar

al-Qalam, 1978 M/ 1398 H], terjemahan Muhammad al-

Bakir, Bandung : Mizan, 1996

Al-Mawardi, Al-Ahkamus Sulthoniyah wal Wilayatud

Diniyah, Beirut: Darul Fikr, 1960.

Page 54: MEMILIH PEMIMPIN NON-MUSLIM PERSPEKTIF IBN KATSIR

As-suyuthi, al-imam jalaluddin, Lubaa an-Nuquul fii asbaab

an-Nuzul, terjemahan Abdul Mujieb As, Surabaya:

Mutiara Ilmu, 1986

Badruddin Al-Hamawi As-Syafi’i, Tahrirul Ahkam fi Tadbiri

Ahlil Islam, Qatar: Daruts Tsaqafah, 1988.

Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai

Pustaka, 1994

Fazlur Rahman, TemaPokokAl-Qur’an, Bandung: Pustaka,

1996.

Ghafur, Saiful Amin, Profil Para Mufassir Al-Qur’an,

Jogjakarta: Insan Madani, 2008

Ghali Indonesia, Pemimpin dan Kepemimpinan, Jakarta: Ghali

Indonesia, 1984

Ibnu Katsir, Tafsir Qur’an al-Adzim, (Beirut: Daruthaibah,

1999Ibn Syarif, Mujar, Presiden Non-Muslim di Negara

Islam, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2006

Ibnu Taimiyah, Majmu’ al Fatawa, Pustaka Azzam, bab

XXVIII.

Ibrahim Amini, Para Pemimpin Teladan, terjemahan Faruk

Diya, Jakarta: al-Huda, 2005

Joesoef sou’yb, Sejarah Daulat Umayyah di Damaskus,

(Jakarta: Bulan-Bintang, 1977

Katsir, al-Hafizh ‘Imaduddin Abu al-Fida Isma’il Ibn, Tasfsir

Juz ‘Amma Min Tafsir al-Qur’an al-‘Azdim,

Page 55: MEMILIH PEMIMPIN NON-MUSLIM PERSPEKTIF IBN KATSIR

terjemahan Faizal Tirmidzi Jakarta: Pustaka Azzam,

2007

Majalah TEMPO, Edisi 16 Agustus 2012

Maududi, Sayyid Abul A’la, Hukum dan Konstitusi Sistem

Politik Islam, Bandung: Mizan, 1998, terjemahan Asep

Hikmat

Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan, (Jakarta:

Yayasan Obor Indonesia, 2008

Muhammad Husain adz-, Ensiklopedia Tafsir, terjemahan

Habbani Idris, Jakarta: Kalam Mulia, 2009

Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial, Yogyakarta:

Erlangga, 2009

Mujar Ibn Syarif, Presiden Non-Muslim di Negara Islam,

Jakarta: Putaka Sinar Harapan, 2006

Musthafa al-Bugha, Musthafa al-Khin, Konsep Kepemimpinan

dan Jihad dalam Islam, Jakarta: Darul Haq, 2014

Nadirsyah Hosen Rais Syuriah PCI Nahdlatul Ulama Australia

– New Zealand

Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Pendekatan

Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), Bandung: Alfabeta,

2014

Sukron kamil, Pemikiran Politik Islam Tematik, Jakarta:

kencana, 2013

Page 56: MEMILIH PEMIMPIN NON-MUSLIM PERSPEKTIF IBN KATSIR

Syarah Ibn Abil Hadid jilid 6

Team Penyusun Maarif Institute, Fikih Kebinekaan, Jakarta:

Mizan, 2009

Team Penyusun Maarif Institute “Fikih Kepemimpinan Non

Muslim”, dalam Fikih Kebhinekaan, 2015

Tim editor Salahuddin dkk, Ensiklopedi Al-Qur’an: Kajian

Kosa Kata, Jakarta: Lentera Hati, 2007

Tim Penyusun Lembaga Percetakan al-Qur’an Departemen

Agama, Al-Qur’an dan Tafsirnya , Jakarta: Departemen

Agama, 2009

Tim penyusun, pimpinan Quraish Shihab, Ensiklopedi Al-

Qur’an: Kajian Kosa Kata dan Tafsirnya, Jakarta:

Bimantara, 2002, jilid 2

Wahbah Zuhaili, al-Tafsîr al-Munîr fî al-‘Aqidah wa al-

Syarî’ah wa al-Manhaj, (Baitur: Dar al-Fikr al-

Mu’ashir, t.t), jilid 3

http://www.nu.or.id/post/read/63567/memilih-pemimpin-non-

muslim-bolehkah diakses pada tanggal 2/8/2016 pukul

12.11 WIB

http://geotimes.co.id/ahok-dan-kepemimpinan-non-muslim

diakses pada tanggal 2/8/2016 pukul 12.11 WIB

http://www.kompasiana.com/mascoy/qs-ali-imran-28-dan-al-

ma-idah-51-tentang-pemimpin-non-

muslim_571e9205bb9373710baa9cbd pada tanggal

2/8/2016 pukul 12.11 WIB

Page 57: MEMILIH PEMIMPIN NON-MUSLIM PERSPEKTIF IBN KATSIR

http://www.fiqhmenjawab.net/2016/03/2868 pada tanggal

2/8/2016 pukul 12.11 WIB