69937868 cara meningkatkan keawetan kayu

12

Click here to load reader

Upload: dikayanuar

Post on 29-Nov-2015

84 views

Category:

Documents


14 download

TRANSCRIPT

Page 1: 69937868 Cara Meningkatkan Keawetan Kayu

Cara Meningkatkan Keawetan Kayu

Upaya meningkatkan keawetan kayu telah lama dilakukan, tujuannnya adalah untuk meni ngkatkan ketahanan kayu terhadap serangan-serangan serangga (rayap, bubuk, dll.) agar memperpanjang umur kayu. Lembaga Penelitian Hasil Hutan (LPPH), membagi keawetan kayu menjadi lima kelas awet. Pembagian kelas awet tersebut didasarkan pada kriteria yang terdapat dalam Tabel 1.2.

Tabel 1.2. Kelas Awet Kayu Berdasarkan Umurnya.

Kelas Awet I II III IV V

Selalu berhungan dengan tanah lembab. 8 tahun 5 tahun 3 tahun Sangat

pendekSangat pendek

Kayu tidak terlindung terhadap angindan iklim, tetapi di lindungi terhadap air.

20 tahun 15 tahun 10 tahun beberapa tahun

sangat pendek

Kayu ditempatkan di tempat terlindung. tidak

terbatastidak terbatas

sangat lama

beberapa tahun

pendek

Kayu ditempatkan di tempat terlindung tapi dirawat, dicat, dsb.

tidak terbatas

tidak terbatas

tidakterbatas

20 tahun tahun

Kayu termakan/terserang rayap tidak jarang agak

cepatsangat cepat

sangat cepat

Kayu termakan oleh bubuk kayu, rayapdan serangga lain

tidak tidak hampir tidak

tidak seberapa

sangat cepat

Ada beberapa cara untuk meningkatkan keawetan kayu, diantaranya adalah :1. Membakar KayuSalah satu cara untuk menambah ketahanan kayu adalah dengan membakar lapisan luar kayutersebut. Bagian luar yang berlapis arang tidak akan mudah termakan rayap. Cara ini biasanya dipakai untuk tiang-tiang yang sebagian tertanam dalam tanah. Cara ini tidak baik sebab kayu akan retak, sehingga bubuk/rayap akan mudah masuk dalam retak-retak itu dan akan menyebabkan rusaknya kayu.

2. MengetirBiasanya dipakai pada tiang pagar dan rangka atap dari kayu muda. Ada dua macam tir yangsering dipakai yaitu: “kolter” dan “sweedsteer” warnanya coklat muda dan cair.

3. Penggunaan KarboliumKarbolium lebih baik dari pada tir, sebab pori-pori kayu tidak tertutup dan getahnya masih bisakeluar. Biasanya digunakan pada bangunan air dan umum, misalnya untuk tiang jembatan dalam laut, perahu, dll.

Page 2: 69937868 Cara Meningkatkan Keawetan Kayu

4. Penggunaan Minyak KreosootKayu yang akan di-kreosoot dimasukan ke dalam ketel. Kemudian disalurkan uap air, agar getahkayu keluar. Air panas yang tercampur getah dan angin dipompa keluar. Lewat saluran pipa lain minyak kreosoot yang telah dipanasi sampai 60oC dimasukan,lalu diproses sampai 10 atmosfir. Penggunaan minyak ini juga bisa disapukan atau dicatkan di bagian luar seperti mengetir.

5. Proses BurnettProses ini sama dengan proses minyak kreosoot, hanya bahannya yang berbeda yaitu Zn Cl2berbusa dan tak berwarna. Cara ini tidak dapat digunakan untuk struktur yang terendam air.

6. Penggunaan Kopervitriool (Prusi)Pada proses ini digunakan dua bejana (tangki) khusus. Tangki bagian atas diisi campurankopervitriool dan air, kayu dimasukan ke dalam tangki bagian bawah, sehingga kopervitriool bercampur air akan mengalir dan mengisi pori-pori kayu.

7. Proses KijanKayu direndam dalam air yang sudah dicampur bahan pengawet Hg Cl2 (zat cair putih yangberacun sangat berbisa dan tak berwarna) selama 5 - 14 hari, kemudian ditumpuk pada tempat yang berangin. Kayu yang sudah diobati tidak berbau dan berwarna, setelah kering bisa di cat. Cara ini tidak baik jika digunakan pada struktur yang berlengas, juga tidak baik dipadukan (komposit) dengan besi.

8. Proses WolmanProses ini menggunakan garam wolman, yaitu bahan pengawet yang terdiri dari Na Fe di tambahdini trophenol dan bichromat kers. dijual dalam bentuk bubuk. Kayu yang akan diawetkan harus dikeringkan terlebih dahulu, kemudian direndam dalam air yang sudah dicampur garam wolman selama 7 hari dan kemudian dikeringkan.---------------------------------------------------------------------------------Berdasarkan SK-SNI 03-3233-1998, tentang Tata Cara Pengawetan Kayu Untuk BangunanRumah dan Gedung sebagai berikut :

Pengawetan adalah suatu proses memasukkan bahan pengawet ke dalam kayu dengan tujuan untuk memperpanjang masa pakai kayu. Kayu yang harus diawetkan untuk bangunan rumah dan gedung adalah kayu yang mempunyai keawetan alami rendah (kelas awet III, IV, V dan kayu gubal kelas I dan II), dan semua kayu yang tidak jelas jenisnya. Bahan kayu yang akandiawetkan harus melalui proses vakum tekan, proses rendaman, permukaan kayu harus bersih dan siap pakai.

Peralatan yang digunakan dalam pengawetan dengan proses vakum tekan adalah tangki pengawet, tangki pengukus, tangki persediaan, tangki pencampur, pompa vacum, pompa tekan hidrolik, bejana vakum, pompa pemindah larutan, kompresor, manometer, termometer, hidrometer, gelas ukur 100 mL dan timbangan. Untuk proses, rendaman diperlukan peralatan yaitu bak pencampur, tangki persediaan, bak pengawet, pompa pemindah larutan, gelas ukur, hidrometer termometer, timbangan, dan manometer. Sedangkan untuk rendaman panas dingin digunakan peralatan yang sama seperti rendaman dingin tanpa timbangan dan ditambah tungku panas.

Page 3: 69937868 Cara Meningkatkan Keawetan Kayu

Cara pengawetan sebagai berikut: Pembuatan bahan larutan, dan persiapan kayu yang akan diawetkan. Pelaksanaan pengawetan dengan cara vacum tekan, rendaman dingin atau rendaman panas-dingin. Setelah kayu diawetkan maka kayu disusun secara teratur dengan menggunakan ganjal yang seragam (1,5 - 2,0) x (2,5 - 3,0) cm, dan lindungi kayu dari pengaruh hujan dan matahari secara langsung sampai kering udara.

Page 4: 69937868 Cara Meningkatkan Keawetan Kayu

PENGAWETAN KAYUUNTUK PERUMAHAN DAN GEDUNG

1. Ruang lingkup

Standar ini meliputi definisi, acuan, lambang dan singkatan, istilah, syarat pengawetan, dan cara pengawetan, sebagai pedoman pengawetan kayu untuk perumahan dan gedung yang tidak berhubungan langsung dengan tanah.

2. Acuan

Keputusan Menteri Pertanian No. 326/KPTS.270/4/94 tanggal 28 April 1994, perihal pencabutan pendaftaran dan izin pestisida yang berbahaya yang mengandung kaftofol atau senyawa arsen.

3. Definisi

Pengawetan kayu untuk perumahan dan gedung adalah suatu proses memasukkan bahan pengawet ke dalam kayu dengan tujuan untuk meningkatkan daya tahan kayu terhadap serangan organisme perusak kayu sehingga dapat memperpanjang masa pakai kayu.

4. Lambang

4.1. CCB adalah tembaga-khrom-boron4.2. CCF adalah tembaga-khrom-flour

5. Istilah

5.1. Bahan pengawet adalah suatu bahan kimia yang bila dimaksukkan ke dalam kayu dapat meningkatkan ketahanan kayu dari serangan organisme perusak kayu yaitu serangga (rayap tanah, rayap kayu kering, bubuk kayu kering) dan jamur perusak kayu.

5.2. Bubuk kayu kering adalah serangga yang menyerang kayu dalam keadaan kering, dicirikan oleh adanya lubang gerek dan kotoran berbentuk tepung halus.

5.3. Gedung adalah bangunan untuk kantor, tempat pertemuan atau tempat pertunjukan.

5.4. Gubal adalah bagian kayu antara kulit dan kayu teras, pada umumnya berwarna lebih terang dari kayu teras serta mudah terserang organisme perusak kayu:

5.5. Jamur perusak adalah golongan jamur yang dapat merombak selulosa atau selulosa dan lignin, sehingga kayu menjadi lapuk.

5.6. Keawetan kayu adalah daya tahan sesuatu jenis kayu terhadap serangan organisme perusak kayu.

Page 5: 69937868 Cara Meningkatkan Keawetan Kayu

5.7. Kelas awet kayu adalah tingkatan keawetan alami dari kayu teras, berdasarkan lamanya pemakaian kayu terdiri dari:5.7.1. Kelas awet I (sangat awet).5.7.2. Kelas awet II (awet)5.7.3. Kelas awet III (kurang awet)5.7.4. Kelas awet IV (tidak awet)5.7.5. Kelas awet V (sangat tidak awet)

5.8. Penetrasi adalah dalamnya penembusan bahan pengawet dalam kayu dinyatakan dalam mm.

5.9. Perumahan adalah kumpulan beberapa buah rumah tempat tinggal.

5.10. Rayap kayu kering adalah rayap yangmenyerang kayu dalam keadaan kering, dicirikan oleh adanya kotoran berbentuk butiran halus yang keluar dari lubang gerek.

5.11. Rayap tanah adalah rayap yang merusak kayu baik yang berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan tanah. Pada kayu yang tidak berhubungan langsung dengan tanah diserang melalui terowongan yang berbentuk bulat pipih terbuat dari tanah, dan biasanya menempel pada permukaan kayu atau dinding.

5.12. Retensi adalah jumlah bahan pengawet kering yang tinggal dalamkayu, dinyatakan dalam kg/m3.

5.13. Serangga perusak kayu adalah rayap tanah, rayap kayu kering dan bubuk kayu kering yang merusak kayu untuk perumahan dan gedung.

5.14. Teras adalah bagian kayu yang terletak antara hati (empulur) dan gubal, lebih tahan terhadap serangan organisme perusak kayu dibanding dengan gubal.

6. Syarat pengawetan

6.1. Jenis kayu

6.1.1. Jenis kayu yang harus diawetkan adalah jenis-jenis kayu yang mempunyai kelas awet III, IV, dan V serta gubal dari kelas awet I dan II.

6.1.2. Kayu-kayu yangdiawetkan tersebut dapat digunakan pada bangunan di bawah atau maupun di luar.

6.2. Bahan pengawet

6.2.1. Bahan pengawet yang digunakan adalah bahan pengawet yang berfungsi ganda, yaitu selain dapat mencegah serangan serangga (rayap tanah, rayap kayu kering dan bubuk kayu kering), juga dapat mencegah serangan jamur perusak kayu, dari golongan CCB dan CCF.

Page 6: 69937868 Cara Meningkatkan Keawetan Kayu

6.2.2. Jenis, komposisi bahan aktif, formulasi dan bentuk bahan pengawet dapat dilihat padaTabel 1.

Tabel 1. Jenis, komposisi bahan aktif, formulasi dan bentuk bahan pengawet

No. Jenis bahan pengawetKomposisi

Formulasi bahan aktif garam BentukBahan aktif %

1 CCB1 CuSO4.5H2O K2Cr2O7H3BO3

333725

95% Bubuk

2 CCB2 CuSO4K2Cr2O7H3BO3

343825

97% Bubuk

3 CCB3 CuSO4Na2Cr2O7

H3BO3

28,643,927,5

100% Bubuk

4 CCB4 CuSO4.5H2O Na2Cr2O7.2H2O

H3BO3

32,436,021,6

90% Pasta

5 CCF CuSiF6.4H2O (NH4)2Cr2O7

36,363,7

100% Bubuk

6.2.3. Persyaratan retensi dan penetrasi bahan pengawet dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Persyaratan retensi dan penetrasi bahan pengawet

Jenis Bentuk/FormulasiRetensi (kg/m3)

Penetrasi (mm)Dibawah atap Di luar atap

CCB1 - Bahan aktif garam- Formulasi

8,08,4

11,011,6

55

CCB2 - Bahan aktif garam- Formulasi

8,08,2

11,011,3

55

CCB3 - Bahan aktif garam- Formulasi

8,08,0

11,011,0

55

CCB4 - Bahan aktif garam- Formulasi

8,08,0

11,012,2

55

CCF - Bahan aktif garam- Formulasi

6,06,0

8,68,6

55

6.2.4. Cara pengujian retensi dan penetrasi sesuai dengan SNI-3233-1992 tentang tata cara pengawetan kayu dengan cara pemulasan, pencelupan dan rendaman.

7. Cara Pengawetan

7.1. Cara pengawetan yang digunakan dalam standar ini terdiri dari:

Page 7: 69937868 Cara Meningkatkan Keawetan Kayu

7.1.1. Pengawetan secara vakum-tekan7.1.2. Pengawetan secara rendaman dingin7.1.3. Pengawetan secara rendaman panas dingin

7.2. Tata cara pengawetan diatur sesuai dengan SNI-3233-1992 tentang tata cara pengawetan kayu dengan cara pemulasan, pencelupan dan rendaman.