67 (1)
DESCRIPTION
aTRANSCRIPT
PENGOPERASIAN CHILLER UNTUK MENUNJANG MANAGEMENT TATA UDARA
INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF
Budi Arisanto Pusat Teknologi Limbah Radioaktif
ABSTRAK
PENGOPERASIAN CHILLER UNTUK MENUNJANG MANAGEMENT TATA UDARA INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF. Telah dilakukan pengoperasian chiller untuk menunjang pengoperasian Air Handling Unit (AHU) di Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (PTLR). chiller dapat dioperasikan selama 24 jam dalam 5 hari kerja (Senin s/d Jum’at), namun dari 4 unit chiller yang ada, hanya dapat dioperasikan 2 unit chiller yang beroperasi secara bergantian, sehingga beban pendinginan pada AHU yang mencapai 358,2 Ton Referigator (TR) tidak dapat terpenuhi karena chiller hanya mampu mencapai pendinginan 170 TR. Oleh karena itu diperlukan perbaikan atau penggantian 2 unit chiller yang rusak agar beban pendinginan dapat terpenuhi. ABSTRACT OPERATION OF CHILLER TO SUPPORT AIR HANDLING UNIT MANAGEMENT IN THE INSTALLATION OF RADIOACTIVE WASTE TREATMENT. The operation of chiller to support air handling unit (AHU) operation in The Radioactive Waste Technology Center (RWTC) have been done. Chiller operated during 24 Hour in 5 workday. But from 4 unit chiller existing, can only be operate 2 unit of chiller which rotation operation, so that the refrigeration burden of AHU until 358,2 Ton Refrigerator (TR) cannot be reach because the refrigeration of chiller only can reach 170 TR so it needs to fix or replace 2 unit of chiller damage to reach the refrigeration burden.
PENDAHULUAN
Sistem tata udara (AHU) merupakan sistem yang sangat penting dalam
menunjang kegiatan operasional pada instalasi nuklir. Sistem tata udara yang baik
akan dapat menjaga kelembaban, tekanan udara serta suhu ruangan sesuai dengan
yang diinginkan, sehingga kenyamanan personal dan keamanan peralatanpun dapat
terjaga dengan baik.
Di Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif (P2PLR), selain
digunakan untuk tata udara, Chilled Water System juga digunakan untuk pendingin
(penukar panas) pada evaporator dan insenerator. Chilled Water system mensuplai air
dengan suhu 6 0C - 7 0C untuk diumpankan ke beban-beban pendingin pada cooling
coil AHU dan heat exchanger yang merupakan alat penukar panas. Satuan pendingin
adalah Ton Refrigator (TR), 1 TR setara dengan 12000 Btu/Jam. chiller merupakan
salah satu alat di dalam Chilled Water System.
Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2005
Chilled Water system merupakan salah satu komponen yang penting dalam
Sistem Tata Udara. Komponen Chilled Water System adalah :
1. Chiller, berfungsi untuk menurunkan suhu air. Pada desain operasi (operasi
normal), dioperasikan 3 unit chiller dan 1 unit chiller yang lain pada posisi
cadangan (stand by). Sistem Chilled Water P2PLR terdiri dari 4 unit chiller jenis
Air Cooled yaitu E 62301, E 62302, E 62303 dan E 62304 namun pada tahun
2004 ini hanya beroperasi 2 chiller, yaitu E 62302 dan E 62303, dengan
spesifikasi teknis:
Merek : York
Kapasitas : @ 170 TR x 4 = 680 TR
Daya kompresor : @ 200 Kw x 4 = 800 Kw
Daya fan kondensor : @ 22 Kw x 4 = 88 Kw
Setiap unit chiller York terdiri dari dua sistem rangkaian refrigerator yang
masing-masing berkapasitas 70 TR untuk sistem I dan 100 TR untuk sistem II.
Setiap chiller menggunakan sistem control berbasis mikro komputer kontrol
untuk mengendalikan operasional chiller.
Didalam chiller terdapat refrigerant (bahan pendingin) yang disirkulasikan
dan mengalami beberapa perubahan bentuk sesuai siklus Carnot. Refrigant
yang digunakan adalah freon (R 22) yang akan mengalami kompresi,
kondensasi, ekspansi dan evaporasi. Dalam siklus Carnot ini akan terjadi
penyerapan dan pelepasan kalor. Komponen utama chiller yaitu:
a. Kompresor, yang berfungsi untuk menaikan titik embun gas freon
(condensasi).
b. kondensor yang berfungsi sebagai tempat pengembunan freon
(berkondensasi)
c. Katup ekspansi yang berfungsi untuk menurunkan titik didih cairan air
freon.
d. Evaporator yang berfungsi sebagai tempat penguapan cairan freon
(evaporasi)
e. Filter dryer yang berfungsi sebagai penyaring kotoran
f. Bahan pendingin (refrigrant) biasanya R22 atau R12.
2. Pompa chiller
Pompa chiller digunakan untuk mendistribusikan air chiller ke beban-beban
pendingin, dengan spesifikasi teknis :
506
Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2005
Jenis pompa : Sentrifugal
Merek : Thorisima
Kapasitas : @ 250 GPM x 4 = 1000 GPM
Daya : @ 20 HP x 4 = 80 HP
Pompa dalam sistem Chilled Water yaitu P 62301, P 62302, P 62303 dan P
62304, pada tahun 2005 ini, pompa yang dapat beroperasi adalah P 62302, P
62303 dan P 62304. Pompa P 62301 rusak, pada terminal motor pompa dan
panel kontrol. Pada operasi normal dibutuhkan 3 unit pompa operasi dan 1 unit
pompa sebagai cadangan (stand by).
3. Beban Pendingin (Cooling Load),
Beban-beban pendinginan yang ada di P2PLR dapat mencapai 416,4 TR, yaitu;
a. Beban Tata Udara (AHU) Total beban 358,2
- Cooling coil E 51010 291 TR
- Cooling coil E 51013 6,6 TR
- Cooling coil E 51014 4,8 TR
- Cooling coil E 51051 46,8 TR
- Cooling coil E 52010 1,8 TR
- Cooling coil E 52012 7,2 TR
b. Beban evaporasi
kondensor E 62510 27 TR
c. Beban Cooling Tower
Heat exchanger E 62102 30 TR
d. Beban Insenerasi
Heat exchanger 4,6 TR
4. Sistem instalasi pemipaan dan katup-katup sebagai pendukung.
TATA KERJA
Bahan Untuk mendukung pengoperasian chiller, maka diperlukan bahan-bahan yang
dipakai untuk perawatan, yaitu:
a. Oli chiller York
b. Refrigerant (R22)
507
Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2005
Metode
Pada bulan Januari sampai dengan September Sistem Chilled Water beroperasi
selama 24 jam dari hari Senin sampai Jum’at, atau 120 jam setiap minggu, sedangkan
pada bulan Oktober sampai dengan Desember Sistem Chilled Water beroperasi 8 jam
sehari pada hari kerja atau 40 jam setiap minggu. Cara pengoperasian sistem Chilled
Water adalah:
a. Fuse sentral (24 V) dimasukkan pada lemari panel “Dist-Board (I-92-01) di
ruang 50.01.13.
b. Power motor-pompa XM 62301, XM 62303, M 62303 dan XM 62304
dimasukkan pada lemari panel MCC-MESS (I-11-01) di ruang panel
51.01.05.
c. Power chiller, E 62302 dan E 62303 dimasukkan pada lemari panel LVMD
B1 di ruang panel 51.01.05.
d. Tombol untuk masing-masing pompa chiller P 62302, P 62303 dan P
62304 ditekan.
e. Chiller E 62302 dihidupkan dengan menekan tombol hijau (ON) pada
panel chiller.
f. Saklar leading-lagging sistem 1 diposisikan pada posisi leaging untuk
mendapatkan operasi yang maksimal.
g. Saklar sistem 1 dan sistem 2 diposisikan pada posisi ON .
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada tahun 2005 banyak upaya yang telah dilakukan baik dalam mengoperasikan
sistem Chilled Water dan kegiatan-kegiatan untuk menunjang pengoperasian, yaitu:
1. Pengoperasian sistem Chilled Water selama 24 jam dari hari Senin sampai
Jum’at dari bulan Januari sampai dengan September, namun karena berbagai
pertimbangan maka pada bulan Oktober sampai dengan bulan Desember
Sistem Chilled Water dioperasikan selama 8 jam sehari selama hari kerja.
2. Motor Pompa chiller
a. Perbaikan P 62303 meliputi:
- Penggantian Shaft
- Penggantian Mechanical Sheal
- Penggantian Coupling set
- Penggantian Bearing motor pompa
- Rewinding
508
Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2005
Perbaikan motor Pompa tersebut dikarenakan pompa terbakar sehingga
harus di rewinding.
b. Perawatan P 62302, P 62303 dan P 62304
- Aligment
3. Perbaikan dan perawatan chiller
a. chiller E 62302
- Penambahan Freon
- Penggantian Kontaktor
- Rewingding motor fan
- Pengelasan Fan pendingin
b. chiller E 62303
- Penambahan Freon
- Penggantian Kontaktor
- Penggantian Sensor Suhu Lingkungan (Ambien)
- Rewingding motor Fan
- Pengelasan Fan pendingin
Pembahasan
Walaupun target pengoperasian dapat tercapai, yaitu dapat dioperasikannya chiller
selama 24 jam dalam 5 hari kerja dan target perbaikan juga dapat terpenuhi dengan
berfungsinya 2 unit chiller E 62302 dan E 62303 tetapi bila dilihat beban yang harus
didinginkan, 2 unit chiller tersebut tidaklah cukup.
Tabel 1. Beban Pendinginan pada IPLR
BEBAN PENDINGINAN Beban minimum (TR)
Beban maksimum (TR)
AHU 358,2 358,2
Evaporasi Off 27
Cooling Tower Off 30
Insenerasi Off 4,6
TOTAL Beban 358,2 416,4
- Beban pendinginan minimum adalah beban minimum yang terjadi pada IPLR yaitu
saat peralatan pengolahan limbah radioaktif pada kondisi off atau tidak beroperasi
509
Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2005
- Beban pendinginan maksimum adalah beban yang terjadi pada IPLR saat peralatan
pengolahan limbah radioaktif beroperasi.
Tabel 2. Kemampuan Pendinginan
chiller yang beroperasi Kemampuan chiller (TR)
Kondisi 1 (maksimal)
4 unit chiller beroperasi sekaligus 680
Kondisi 2 (Ideal)
3 unit chiller beroperasi, 1 stand by 510
Kondisi 3
1 unit chiller beroperasi, 1 chiller stand by 170
Kondisi 4
2 unit chiller beroperasi sekaligus 340
- Tabel 2 menunjukkan kapasitas pendinginan chiller pada berbagai kondisi, untuk
kondisi 2 unit chiller beroperasi, maksimal pendingingan yang dihasilkan adalah 340
TR(kondisi 4) tetapi hal tersebut sangat riskan karena kedua unit chiller beroperasi
sekaligus dan walaupun 2 unit chiller beroperasi sekaligus tetap tidak mencukupi
untuk memenuhi kebutuhan pendinginan minimum sebesar 358,2 TR. Agar
pengoperasian chiller dapat dipertahankan maka dioperasikan 1 unit chiller dan 1
unit chiller lainnya pada kondisi stand by (kondisi 3).
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan 1. Sampai akhir tahun 2005, chiller hanya dapat difungsikan 2 unit chiller, yaitu
chiller E 62302 dan chiller E 62303, sedangkan chiller E 62301 dan chiller E
62304 rusak total.
2. Motor Pompa chiller hanya dapat dioperasikan 3 unit motor pompa, yaitu
adalah P 62302, P 62303 dan P 62304, sedangkan pompa P 62301 rusak
pada panel kontrol dan terminal motor.
3. Digunakan sistem operasi 1 unit chiller operasi dan 1 unit chiller lainnya stand
by untuk safety pengoperasian.
510
Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2005
Saran Karena pentingnya fungsi chiller, sebaiknya chiller E 62301 dan chiller E 62304
harus segera diperbaiki atau diganti dengan chiller baru. Hal ini karena saat ini
chiller dapat dioperasikan 2 unit chiller, sedangkan untuk memenuhi kebutuhan
pendinginan di IPLR diperlukan 3 chiller beroperasi dan 1 chiller Stand by (siap
dioperasikan).
DAFTAR PUSTAKA
1. PURWANTARA, “Pengoperasian chiller untuk menunjang managemen tata udara IPLR”, Hasil Penelitian dan Kegiatan P2PLR 2001, P2PLR-BATAN, Serpong, 2001.
2. YORK INTERNATIONAL COOPERATION, “Air Cooled Packaged Liquid chiller”, USA, 1986.
3. PT. JAYA TEKNIK, YORK AIR CONDITIONING SINGAPORE,”Diktat seminar York Air Conditioning service & Maintenance”, Jakarta, 9 Juli 1992.
4. BATAN/ UPT-PPIN, DOKUMEN 42, E42-623, “control & Instrument note for Chilled Water System”, Jakarta, Desember 1985.
5. BATAN/ UPT-PPIN, DOKUMEN 75, E75-623, “Data sheet for Chilled Water Control System”, Jakarta, Desember 1985.
511