6-hariyanto, eksergi jan 2012 , mesin perajang tembakau

4
Eksergi Jurnal Teknik Energi Vol 8 No. 1 Januari 2012; 30- 33 30 MESIN PERAJANG TEMBAKAU MENGGUNAKAN MOTOR LISTRIK DENGAN DAYA 0,25 HP Hariyanto dan Bambang Kuswanto Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof.Sudarto,S.H, Tembalang.Kotak Pos 6199/smg,Semarang 50329, Telp.7474417, 7466420 (Hanting).Fax 7472396 ABSTRAK Tembakau adalah bahan baku utama yang digunakan untuk membuat rokok. Dalam prosesnya tembakau mengalami perajangan. Untuk melakukan proses perajangan, metode yang dilakukan adalah putaran dari motor listri dilanjutkan dengan belt ke pisau perajang dan dihasilkan sisa perajangan, keseragaman rajangan, kapasitas perajangan dan ketebalan. Dengan dirancangnya mesin perajang tembakau akan mempermudah proses perajangan karena sudah menggunakan sistem otomatis dan aman dalam penggunaannya serta mampu memperoleh ukuran rajangan sesuai yang diinginkan. Mesin ini memiliki dimensi 800 x 550 x 750 (mm) , daya listrik 0,25 hp atau setara 200 watt dengan kapasitas 138 kg/jam serta rajangan yang dihasilkan seragam dengan ketebalan 2 (mm) sampai 6 (mm). Kata kunci : Perajang Tembakau, kapasitas rajangan, motor listrik 1.PENDAHULUAN Tembakau merupakan salah satu dari hasil pertanian Indonesia yang dibumidayakan oleh petani tembakau sebagai bahan utama rokok. Tembakau disuplai pada pengusaha industri rumah tangga (home industry) rokok yang cukup banyak tersebar didaerah daerah yang merupakan suatu usaha yang memiliki potensi untuk dapat menghasilkan devisa dari pajak (cukai rokok) atau pendapatan sebagai mata pencaharian dan andalan sumber kehidupan sehari-hari masyarakat banyak juga dapat menampung banyak pekerja. Proses pembuatan rokok dimulai dari pemilihan tembakau, pengirisan tembakau, penjemuran tembakau, dibumbui, dan terakhir proses pengepakan. Setelah semuanya selesai rokok siap dipasarkan. Masalah yang sering dihadapi adalah saat melakukan perajangan tembakau sebelum dilakukan proses selanjutnya. Pada proses perajangan ketebalan perajangan tembakau yang dianjurkan oleh industri khususnya industri rumahtangga yaitu 1 (mm) - 2 (mm) untuk rokok filter dan 2 (mm) 4 (mm) untuk rokok kretek. Dalam proses tersebut perajangan tembakau dilakukan secara manual yaitu pisau didorong menggunakan tangan sehingga tembakau terajang dibutuhkan waktu cukup lama karena kapasitas perajangannya 70 kg per jam disamping itu dengan kualitas rajangan kurang baik karena hasil rajangan tidak seragam. Ada beberapa peralatan pemotong tembakau yang ada dipasaran namun terlalu tinggi harnya sehingga tidak terjangkau bagi industri rumah tangga. Untuk itu perlu adanya rancang bangun perajang tembakau yang inovasi dengan daya listrik rendah sehingga sangat bermanfaat bagi industri maupun industri rumahtangga pada khususnya. Prinsip kerja mesin perajang tembakau seperti pada ( gambar1) ini adalah otomatis dengan menggunakan satu motor dengan daya 0,25 hp atau daya listrik (200 watt) untuk menggerakan pisau perajang dan roll konveyor. Motor menggerakan pisau perajang diteruskan melalui sabuk dan pulley. Pada ujung poros pulley dihubungkan dengan piringan tempat pisau perajang. Sedangkan ujung lainnya dihubungkan dengan rantai camrad untuk menarik pelat pengait pemutar roll konveyor. Sebelum mulai merajang, atur posisi pisau dengan pintu masuk supaya senter atau lurus, dan harus benar. Jangan lupa untuk pisau posisi tajamnya berada diatas untuk menjaga keamanan dan jack dicabut dari stop kontak.

Upload: marganasmr

Post on 23-Jul-2015

560 views

Category:

Documents


32 download

DESCRIPTION

Mesin Perajang Tembakau

TRANSCRIPT

Page 1: 6-Hariyanto, Eksergi Jan 2012 , Mesin Perajang Tembakau

Eksergi Jurnal Teknik Energi Vol 8 No. 1 Januari 2012; 30- 33

30

MESIN PERAJANG TEMBAKAU MENGGUNAKAN MOTOR

LISTRIK DENGAN DAYA 0,25 HP

Hariyanto dan Bambang Kuswanto

Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang

Jl. Prof.Sudarto,S.H, Tembalang.Kotak Pos 6199/smg,Semarang 50329,

Telp.7474417, 7466420 (Hanting).Fax 7472396

ABSTRAK

Tembakau adalah bahan baku utama yang digunakan untuk membuat rokok. Dalam prosesnya tembakau

mengalami perajangan. Untuk melakukan proses perajangan, metode yang dilakukan adalah putaran

dari motor listri dilanjutkan dengan belt ke pisau perajang dan dihasilkan sisa perajangan, keseragaman

rajangan, kapasitas perajangan dan ketebalan. Dengan dirancangnya mesin perajang tembakau akan

mempermudah proses perajangan karena sudah menggunakan sistem otomatis dan aman dalam

penggunaannya serta mampu memperoleh ukuran rajangan sesuai yang diinginkan. Mesin ini memiliki dimensi 800 x 550 x 750 (mm) , daya listrik 0,25 hp atau setara 200 watt dengan kapasitas 138 kg/jam

serta rajangan yang dihasilkan seragam dengan ketebalan 2 (mm) sampai 6 (mm).

Kata kunci : Perajang Tembakau, kapasitas rajangan, motor listrik

1.PENDAHULUAN

Tembakau merupakan salah satu dari

hasil pertanian Indonesia yang

dibumidayakan oleh petani tembakau sebagai

bahan utama rokok. Tembakau disuplai pada

pengusaha industri rumah tangga (home

industry) rokok yang cukup banyak tersebar

didaerah – daerah yang merupakan suatu

usaha yang memiliki potensi untuk dapat

menghasilkan devisa dari pajak (cukai rokok)

atau pendapatan sebagai mata pencaharian

dan andalan sumber kehidupan sehari-hari

masyarakat banyak juga dapat menampung

banyak pekerja.

Proses pembuatan rokok dimulai dari

pemilihan tembakau, pengirisan tembakau,

penjemuran tembakau, dibumbui, dan

terakhir proses pengepakan. Setelah

semuanya selesai rokok siap dipasarkan.

Masalah yang sering dihadapi adalah

saat melakukan perajangan tembakau

sebelum dilakukan proses selanjutnya. Pada

proses perajangan ketebalan perajangan

tembakau yang dianjurkan oleh industri

khususnya industri rumahtangga yaitu 1

(mm) - 2 (mm) untuk rokok filter dan 2 (mm)

– 4 (mm) untuk rokok kretek. Dalam proses

tersebut perajangan tembakau dilakukan

secara manual yaitu pisau didorong

menggunakan tangan sehingga tembakau

terajang dibutuhkan waktu cukup lama

karena kapasitas perajangannya 70 kg per

jam disamping itu dengan kualitas rajangan

kurang baik karena hasil rajangan tidak

seragam. Ada beberapa peralatan pemotong

tembakau yang ada dipasaran namun terlalu

tinggi harnya sehingga tidak terjangkau bagi

industri rumah tangga. Untuk itu perlu

adanya rancang bangun perajang tembakau

yang inovasi dengan daya listrik rendah

sehingga sangat bermanfaat bagi industri

maupun industri rumahtangga pada

khususnya.

Prinsip kerja mesin perajang

tembakau seperti pada ( gambar1) ini adalah

otomatis dengan menggunakan satu motor

dengan daya 0,25 hp atau daya listrik (200

watt) untuk menggerakan pisau perajang dan

roll konveyor. Motor menggerakan pisau

perajang diteruskan melalui sabuk dan

pulley. Pada ujung poros pulley dihubungkan

dengan piringan tempat pisau perajang.

Sedangkan ujung lainnya dihubungkan

dengan rantai camrad untuk menarik pelat

pengait pemutar roll konveyor. Sebelum

mulai merajang, atur posisi pisau dengan

pintu masuk supaya senter atau lurus, dan

harus benar. Jangan lupa untuk pisau posisi

tajamnya berada diatas untuk menjaga

keamanan dan jack dicabut dari stop kontak.

Page 2: 6-Hariyanto, Eksergi Jan 2012 , Mesin Perajang Tembakau

Mesin Perajang Tembakau Menggunakan ..... (Hariyanto & Bambang K)

31

Gambar 1 Alat perajang tembakau

Keterangan :

1). Van belt, 2). Motor, 3). Pisau potong

4). Piringan, 5). Poros, 6). Tempat tembakau

7). Paku Streng, 8). Leher, 9). Leher duduk

10). Pulley AI 2'', 11). Pulley AI 8''

12). Bendi stater 1 PCS, 13). Injakan

penekan tembakau, 14). Rantai camrad

15). Pegas, 16). Penekan tembakau,

17). Bandul penyeimbang

Persiapan daun tembakau yang mau dirajang

diletakkan pada roll konveyor (disebelah

kanan operator mesin/perajang). Masukan

daun tembakau dalam lubang pintu masuk

secukupnya, disusun dengan rapi dalam

bentuk ras/seperti bentuk tangga, dan secara

terus menerus selama mesin rajang

beroperasi. Tekan handel listrik untuk

menghidupkan mesin perajang dan jangan

lupa tekan sedikit daun tembakau yang telah

berada dilubang plisir (pintu masuk) agar

tembakau yang telah terajang hasilnya bisa

rapi/rata. Untuk mengatur besar/kecilnya

rajangan cukup mudah, tinggal putar

pengaturnya yang sudah tersedia, kemudian

sesuaikan dengan yang kita inginkan, apabila

dalam pengaturan besar/kecilnya rajangan

masih kurang, dapat mengatur pada

komponen yang ada didalam, dan tepatnya

terletak pada poros piringan bagian belakang

dengan cara menaikan/dan menurunkan.

Karakteristik motor listrik

Daya kuda rata-rata motor 0,25 HP

Putaran 1410 rpm Tegangan 220 volt

Arus rata-rata 2,5 Amper

Temperatur yang diijinkan 65 0C

Tipe BDCW

Tipe power satu fasa

Frekuensi 50 hz

Kelas E Pole 4

2. METODE PENELITIAN

Proses pengujian dilakukan di

bengkel mesin Politeknik Negeri Semarang

dengan parameter waktu dan hasil

perajangan :

1. Sisa hasil rajangan

2. Pengujian keseragaman rajangan

3. Pengujian kapasitas perajangan

4. Pengujian ketebalan

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil percobaan

Dari hasil beberapa percobaan yang

dilakukan proses perajangandapat ditabelkan

sebagai berikut

Page 3: 6-Hariyanto, Eksergi Jan 2012 , Mesin Perajang Tembakau

Eksergi Jurnal Teknik Energi Vol 8 No. 1 Januari 2012; 30- 33

32

Tabel 1 Pengujian hasil kapasitas rajangan

Waktu

(menit)

Lebar rajangan

(mm)

Berat

rajangan(kg)

30 1 8,68

30 2 60,7

30 4 111,16

30 6 158,48

30 8 203,56

Tabel 2 Pengujian keseragaman rajangan

wantu

(detik)

Ketebalan

(mm)

Jml

Rajangan

(kg)

Jml

Keseragaman

sesuai(kg)

Jml

Tidak

sesuai(kg)

10 1 0,047 0,032 0,015

10 1 0,038 0,026 0,012

10 2 0,337 0,235 0,102

10 2 0,325 0,227 0,098

10 4 0,617 0,432 0,184

10 4 0,603 0,415 0,142

10 6 0,880 0,616 0,263

10 6 0,852 0,602 0,230

10 8 1,130 0,790 0,330

10 8 1.100 0,710 0,390

Tabel 3 Waktu pemasangan

No

Pengujian

Waktu (detik)

I II III IV

1 9 10 10 9

2 7 8 11 7

3 10 8 5 10

4 7 9 7 9

Rata-rata 8,25 8,75 8,25 8,75

Rata-rata 8,5

Tabel 4 Pengujian hasil rajangan

Tembakau Lebar tembakau

(mm)

Sisa tembakau

(cm)

1 1 7 2 2 6 3 4 6 4 6 8 5 8 8

Rata-rata 4,2 7

3.2 Perhitungan

Kapasitas dan keseragaman rajangan

mesin

Dari tabel 1 kapasitas rajangan per jam dapat

ditentukan dengan cara sebagai berikut :

Kapasitas per jam untuk ketebalan 1mm

Jumlah hasil rajangan x waktu

= 8,68 x 2 = 17,2 (kg)

Prosentase keseragaman lebar 1mm

%100

x

rajanganJumlah

sesuairajanganJumlah

%100038,0047,0

026,0032,0x

= 80%

Selanjutnya dapat ditabelkan sebagai berikut

Tabel 5 Kapasitas dan keseragaman rajangan

ketebalan

tembakau (mm)

Kapasitas

per jam (kg)

Keseragaman

(%)

1 17,2 80

2 121,4 69,55

4 222,32 71,88

6 316,96 74,23

8 407,12 67,26

5. Temperatur pada motor listrik

Tabel 6 Temperatur ,kapasitas dan keseragaman rajangan

Temperatur

(0C)

ketebalan

tembakau

(mm)

Kapasitas

per jam (kg)

40 1 17,2

40 2 121,4

40 4 222,32

40 6 316,96

40 8 407,12

6. Daya motor listrik

Tabel 7 Kapasitas dan keseragaman rajangan

Daya motor

listrik (hp)

ketebalan

tembakau (mm)

Kapasitas

per jam (kg)

0,2 1 17,2

0,2 2 121,4

0,22 4 222,32

0,23 6 316,96

0,23 8 407,12

Page 4: 6-Hariyanto, Eksergi Jan 2012 , Mesin Perajang Tembakau

Mesin Perajang Tembakau Menggunakan ..... (Hariyanto & Bambang K)

33

Gambar 2. Grafik daya dan kapasitas (x,y)

7. KESIMPULAN

1. Dari hasil percobaan yang di lakukan

dalam proses perajangan mesin otomatis

mampu memproduksi 17,36 kg per jam

dengan ketebalan rajangan 1 (mm), 121,4

kg per jam dengan lebar rajangan 2

(mm), 222,32 kg per jam dengan lebar

rajangan 4 (mm), 316,96 kg per jam

dengan lebar rajangan 6 (mm), 47,12 kg

per jam dengan lebar rajangan 8 (mm).

Jadi semakin lebar rajangan maka akan

semakin banyak yang di hasilkan. Tetapi

yang sering digunakan di industri rumah

tangga adalah lebar rajangan yang

berukuran 2 (mm).

2. Motor listrik selama beroperasi tidak

terjadi peningkatan temperature

cenderung konstan 400C

3. Kapasitas rajangan meningkat, daya

motor listrik sedikit bertambah

DAFTAR PUSTAKA

Gupta, J. K. dan Khurmi, R. S., 2002. A Text

Book Of Machine Design, New Delhi

:

Eurasia Phublising House (Pvt.) Limited

Just, Hermann dan Scharcus, Eduard.,

1976. Westermann Tables for the

Metal Trade,

New Delhi : Wiley Eastern Limited

Sato, G. Takhesi dan Sugiarto N. Hartono,

1999. Menggambar Mesin Menurut

Standar ISO, Jakarta : PT. Pradaya

Paramita

Shigley, J. E. dan Mitchell, Larry D., 1984.

Perencanaan Teknik Mesin, Jakarta :

Penerbit Erlangga

Suga, Kitokatsu dan Sularso, 1997. Dasar

Perencanaan dan Pemilihan Elemen,

Jakarta : PT. Pradaya Paramita

Suga, Kitokatsu dan Sularso, 2002. Dasar

Perencanaan dan Pemilihan Elemen,

Jakarta : PT. Pradaya Paramita 87