4 yusuf, eksergi mei 2012

11
Eksergi Jurnal Teknik Energi Vol 8 No. 2 Mei 2012; 56 - 62 Model Turbin Angin Vertikal Tipe Aliran Crossflow Berbasis Konstruksi Sudu Setengah Silinder Dilengkapi Sudu Pengarah sebagai Pembangkit Listrik Yusuf Dewantoro Herlambang Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof. H. Sudarto, SH., Tembalang, Kotak Pos (6199)/SMS, Semarang 50329 Telp. 7473417, 7499585 (Hunting), Fax. 7472396 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan karakteristik turbin dari model turbin angin vertikal tipe aliran crossflow berbasis konstruksi sudu setengah silinder dilengkapi sudu pengarah terhadap unjukkerja turbin angin pada pembangkit listrik tenaga angin. Metode yang digunakan adalah merancang dan membuat model turbin dengan tipe sudu curved plate setengah silinder berjumlah 6 buah sudu yang terbuat dari material galvalum yang dilengkapi dengan rumah rotor dan ekor sebagai pengarah angin, lengkap dengan instalasi pengujiannya. Tahap selanjutnya adalah uji karakteristik model. Dalam uji ini akan dilakukan pengujian turbin dengan variabel uji kecepatan angin yaitu 12,6 m/s, 9,95 m/s, 8,5 m/s, 6,5 m/s, 6,12 m/s, 5,95 m/s. Uji dilakukan di laboratorium Mesin Fluida Program Studi Teknik Konversi Energi Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang menggunakan alat blower yang menghasilkan kecepatan angin yang dapat diatur untuk menggerakkan rotor turbin poros vertikal. Pengujian ini untuk menghitung daya input turbin serta daya yang dihasilkan oleh generator listrik untuk menghitung daya output generator. Kinerja generator yang paling baik adalah yang menghasilkan daya keluaran paling tinggi. Berdasarkan hasil pengujian didapatkan efisiensi sistem tertinggi sebesar 22,3 % pada kecepatan angin 6,12 m/s pada putaran poros generator 244 rpm, tegangan keluaran 20 Volt, arus keluaran 0,29 Ampere, energi kinetik 26 Watt ,daya generator 5,8 Watt. Efisiensi sistem terendah adalah 1,4 % didapatkan pada kecepatan 12,6 m/s, dan putaran generator 463 rpm. Pada tegangan 42 Volt, arus keluaran 0,08 Ampere, daya kinetik 227,02 Watt dan daya generator 3,36 Watt. Kata Kunci : “Turbin Vertikal”, “Sudu Pengarah”, “Tegangan Generator”, “Arus Keluaran” 1. Pendahuluan Dengan semakin berkurangnya persediaan bahan bakar fosil khususnya di Pulau Jawa dan terbatasnya kekayaan alam yang lain maka tenaga angin saat ini menjadi pilihan sebagai sumber energi alternatif dan dalam rangka membantu penyediaan energi dunia (Ariati, 2008). Angin merupakan salah satu sumber energi potensial yang kuantitasnya cukup banyak untuk daerah-daerah di Indonesia, tetapi belum banyak dimanfaatkan. Di Indonesia pemanfaatan energi angin masih lebih kecil dibandingkan dengan sumber daya alam yang lain seperti minyak, gas, air dan sebagainya. Buktinya, pembangkit listrik tenaga 1

Upload: marganasmr

Post on 09-Aug-2015

127 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

eksergi

TRANSCRIPT

Page 1: 4 Yusuf, Eksergi Mei 2012

Eksergi Jurnal Teknik Energi Vol 8 No. 2 Mei 2012; 56 - 62

Model Turbin Angin Vertikal Tipe Aliran Crossflow Berbasis Konstruksi Sudu Setengah Silinder Dilengkapi Sudu Pengarah sebagai Pembangkit

Listrik

Yusuf Dewantoro HerlambangJurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang

Jl. Prof. H. Sudarto, SH., Tembalang, Kotak Pos (6199)/SMS, Semarang 50329Telp. 7473417, 7499585 (Hunting), Fax. 7472396

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan karakteristik turbin dari model turbin angin vertikal tipe aliran crossflow berbasis konstruksi sudu setengah silinder dilengkapi sudu pengarah terhadap unjukkerja turbin angin pada pembangkit listrik tenaga angin. Metode yang digunakan adalah merancang dan membuat model turbin dengan tipe sudu curved plate setengah silinder berjumlah 6 buah sudu yang terbuat dari material galvalum yang dilengkapi dengan rumah rotor dan ekor sebagai pengarah angin, lengkap dengan instalasi pengujiannya. Tahap selanjutnya adalah uji karakteristik model. Dalam uji ini akan dilakukan pengujian turbin dengan variabel uji kecepatan angin yaitu 12,6 m/s, 9,95 m/s, 8,5 m/s, 6,5 m/s, 6,12 m/s, 5,95 m/s. Uji dilakukan di laboratorium Mesin Fluida Program Studi Teknik Konversi Energi Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang menggunakan alat blower yang menghasilkan kecepatan angin yang dapat diatur untuk menggerakkan rotor turbin poros vertikal. Pengujian ini untuk menghitung daya input turbin serta daya yang dihasilkan oleh generator listrik untuk menghitung daya output generator. Kinerja generator yang paling baik adalah yang menghasilkan daya keluaran paling tinggi. Berdasarkan hasil pengujian didapatkan efisiensi sistem tertinggi sebesar 22,3 % pada kecepatan angin 6,12 m/s pada putaran poros generator 244 rpm, tegangan keluaran 20 Volt, arus keluaran 0,29 Ampere, energi kinetik 26 Watt ,daya generator 5,8 Watt. Efisiensi sistem terendah adalah 1,4 % didapatkan pada kecepatan 12,6 m/s, dan putaran generator 463 rpm. Pada tegangan 42 Volt, arus keluaran 0,08 Ampere, daya kinetik 227,02 Watt dan daya generator 3,36 Watt.

Kata Kunci : “Turbin Vertikal”, “Sudu Pengarah”, “Tegangan Generator”, “Arus Keluaran”

1. Pendahuluan

Dengan semakin berkurangnya persediaan bahan bakar fosil khususnya di Pulau Jawa dan terbatasnya kekayaan alam yang lain maka tenaga angin saat ini menjadi pilihan sebagai sumber energi alternatif dan dalam rangka membantu penyediaan energi dunia (Ariati, 2008). Angin merupakan salah satu sumber energi potensial yang kuantitasnya cukup banyak untuk daerah-daerah di Indonesia, tetapi belum banyak dimanfaatkan. Di Indonesia pemanfaatan energi angin masih lebih kecil dibandingkan dengan sumber daya alam yang lain seperti minyak, gas, air dan sebagainya. Buktinya, pembangkit listrik tenaga angin pertama di Indonesia baru akan dibangun di Sukabumi, Jawa Barat pada tahun 2010 dan diperkirakan akan beroperasi pada pertengahan tahun 2011. Sedangkan di Indonesia, 2/3 wilayahnya dalah perairan, di mana pada

wilayah perairan terdapat potensi angin yang bertiup lebih stabil. Energi angin merupakan salah satu energi alternatif yang disediakan oleh alam yang dapat dimanfaatkan sebagai PLTB (Pembangklit Listrik Tenaga Bayu), yaitu menggerakkan suatu alat untuk mengubah energi kinetik angin yang nantinya dapat dimanfaatkan sebagai penggerak generator, pompa air dan sebagainya. Rotor (sudu) pada turbin angin digunakan sebagai alat pengkonversi energi angin tersebut.

Untuk itu dalam penelitian ini diuji coba pembuatan turbin angin skala mikro. Turbin angin yang berputar yang kemudian menggerakkan poros dengan tranmisi belt (sabuk) yang mennggerakkan poros generator. Generator akan merubah energi mekanik menjadi energi listrik. Prisip kerja dari turbin angin VAWT dengan memanfaatkan angin yang berasal dari blower kemudian angin ditankap oleh sudu-sudu turbin sehingga timbul energi mekanik

1

Page 2: 4 Yusuf, Eksergi Mei 2012

Eksergi Jurnal Teknik Energi Vol 8 No. 2 Mei 2012; 56 - 62

yang berasal dari poros turbin selanjutnya dikonversikan menjadi energi listrik yang berasal dari generator. Energi kinetik dari massa udara m yang bergerak pada kecepatan v (Lysen, 1983).

Pkin =

12 m . v

2 (Watt)

Mengacu pada luas potongan melintang tertentu A, yang dilewati lintasan udara pada kecepatan v, volume V˙ mengalir melewati unit waktu tertentu, dinamakan aliran volume (volume flow) dan laju aliran massa disebut m adalah (Hansen, 2007): m

= ρ . A1 . v1 (kg/s)

Gambar 1. Kondisi aliran karena pengeluaran energi mekanik dari arus bebas

aliran udara, mengacu pada teori dasar momentum

Energi mekanik yang mana dikeluarkan dari disk-shaped konverter dari aliran udara berkaitan dengan perbedaan daya dari arus udara sebelum dan sesudah konverter :

Pkin =

12 ρ . A1 . v1

3 -

12 ρ . A2 . v2

3=

12 ρ

( A1 . v13 - A2 . v2

3 ), (Watt)

v1 : kecepatan arus-bebas undelayed, kecepatan angin v2 : kecepatan aliran dibelakang konverter. Persamaan kontinuitas yang diperlukan adalah:

ρ . A1 . v1 = ρ . A2 . v2 ( )

P =

12 ρ . A1 . v1

3 (v12- v2

2), (Watt)

Dengan :

ρ : Massa jenis udara [ ]A : Luas sapuan angin [m2]

v : Kecepatan angin [ ] indeks 1 merupakan arah masukindeks 2 merupakan arah masukDaya akan dapat mencapai maksimum bila kecepatan v2 adalah nol. Akan tetapi, hasil ini tidak bisa dibuat secara fisik sebagaimana dapat diduga, secara fisik hasil berarti terdiri rasio kuantitatip (numerik) tertentu v2/v1

dimana daya yang dapat dikeluarkan mencapai maksimum dengan v2/v1 = 16/27 atau cp = 0,593.Memakai hukum konservasi momentum, gaya yang dikeluarkan udara pada konverter dapat dinyatakan sebagai:

F = m (v1- v2), (N) Daya mekanik keluar/output dari konverter dapat dinyatakan sebagai :

Pm = 0,25 ρ . A . (v12- v2

2) (v1+ v2),

(Watt) Daya dari arus udara bebas/free-air stream (energi kinetik) adalah:

Pkin =

12 ρ . A1 . v1

3 (Watt)

Dari persamaan (2.5) dapat diartikan sebagai berikut:1. Daya angin adalah berbanding lurus terhadap massa jenis udara.2. Daya angin adalah berbanding lurus dengan luas area sapuan dari rotor, hal iniberarti yang dihasilkan sebanding dengan kuadrat diameter rotor, sedangkan untuk rotor pada jenis turbin angin poros vertikal sebanding dengan luas proyeksi rotor turbin angin.3. Daya angin berbanding lurus dengan pangkat tiga dari kecepatan angin, hal iniberarti bahwa pemilihan tempat baik akan sangat menentukan besarnya daya yang dihasilkan.Rasio antara daya mekanik yang

2

Page 3: 4 Yusuf, Eksergi Mei 2012

Eksergi Jurnal Teknik Energi Vol 8 No. 2 Mei 2012; 56 - 62

dikeluarkan oleh konverter dand arus udara yang tidak terganggu (arus bebas) itu dinamakan “koefisien daya/ power coefficient” Cp:

Cp =

pp ∘

=

( 0,25 ρ . A . (v12- v22) (v1+

v2)) : (0,5. ρ . A1 . v13)

Koefisien daya dapat dinyatakan secara langsung sebagai fungsi rasio kecepatan,

Cp =

pp ∘ =

12 [ 1 –(

v 2v 1 )2][ 1 +

v 2v 1 ]

Koefisien daya , yaitu rasio daya mekanik yang dapat dikeluarkan dengan daya yang dikandung arus udara, oleh karena itu, sekarang hanya tergantung pada rasio kecepatan udara sebelum dan sesudah konverter. Karakteristik Cp vs tsr setiap turbin angin berbeda tergantung pada desain turbin (Hau, 2006).

Gambar 2. Karakteristik power coefficient vs tip speed ratio (tsr)

2. Metode Penelitian

Tahap awal penelitian adalah perancangan alat untuk memperoleh desain dan alternative yang terbaik. Perancangan ini meliputi rotor angin, (terdiri dari sudu-sudu turbin), poros, sistem transmisi, generator, dan beban. Sudu rotor yang akan dibuat berjumlah sudu 8 buah Sudu turbin dibuat

dari pelat galvalum dengan tebal 2 mm. Tinggi rotor 650 mm dan diameternta 600 mm. Rotor turbin dilengkapi dengan sebuah poros pejal yang dibuat dari besi St 37 berdiameter 50 mm dengan pengerjaan bubut. Poros turbin ini melekat pada cakra pemegang sudu dan diperkokoh dengan menggunakan 2 buah bearing, yang berfungsi untuk menahan gaya aksial pada saat sudu berputar. Sudu turbin ini terpasang pada suatu cakra sebagai pemegang sudu akan digunakan mur dan baut ukuran M12. Puli berfungsi untuk meneruskan energi mekanik putaran poros turbin menuju ke generator. Puli ini terbuat dari bahan aluminium berdiameter 3 inchi dan disesuaikan dengan sambungan puli pada generator listrik. Jenis puli yang digunakan adalah tipe v-belt dengan maksud agar tidak terjadi slip puli. Sabuk atau belt yang digunakan menyesuaikan bentuk alur dari puli, sabuk terbuat dari bahan karet campuran. Generator listrik, berfungsi untuk merubah energi mekanik putaran poros turbin menjadi energi listrik. Generator listrik yang akan digunakan adalah generator AC sinkron putaran 290 rpm pada tegangan 50 volt (pada beban nol). Panel papan kayu, berfungsi untuk merekam data dan hasil uji alat. Instalasi panel dibuat dari kayu lapis setebal 0,5 cm dengan lebar 50 x 30 cm. Papan panel dilengkapi dengan instalasi kabel dan pada papan kayu diberi lubang untuk rangkaian alat ukur Amperemeter, Voltmeter dan Beban yang berupa lampu bohlam. Lampu bohlam ditempatkan pada fitting yang berjumlah 15 buah @ 2,5 Watt, fitting juga dipasang pada papan kayu. Alat ukur, digunakan untuk mengukur parameter-parameter yang diperlukan dalam pengujian yang meliputi anemometer untuk mengukur kecepatan angin, Torsi meter untuk mengukur torsi keluaran turbin, Tachometer untuk mengukur putaran poros turbin. Amperemeter untuk mengukur arus listrik keluaran generator, dan Voltmeter untuk mengukur tegangan listirk.

Tahap selanjutnya adalah uji karakteristik model. Dalam uji ini akan dilakukan pengujian turbin TASV dengan variabel uji kecepatan

3

Page 4: 4 Yusuf, Eksergi Mei 2012

MULAI

Persiapan raw material dan studi literatur

DATA Dimensi turbin Savonius TASV multi blade

BUATTurbin Savonius multi blade dengan jumlah sudu (N = 8) dengan sudut putar, θ = 450

Installing dan assembling alat uji beserta komponen pendukungnya

Kerjakan untuk jumlah sudu (N) = 8 buah dengan sudut sudu putar rotor (θ = 450)

Uji karakteristik jumlah sudu (N) dan sudut putar sudu rotor (θ) pada kec.angin 12,6 m/s, 9,95 m/s, 8,5 m/s, 6,5 m/s, 6,12 m/s, 5,95 m/s

ANALISIS

N=6 dan θ = 450Eff maksimum ?

Tulis effisiensi optimum (pada kec.angin, putaran poros, putaran generator, tegangan, arus, daya kinetic angin, daya turbin, daya generator)

SELESAI

YA

TIDAK

Eksergi Jurnal Teknik Energi Vol 8 No. 2 Mei 2012; 56 - 62

angin yaitu 12,6 m/s, 9,95 m/s, 8,5 m/s, 6,5 m/s, 6,12 m/s, 5,95 m/s. Uji dilakukan di laboratorium mesi-mesin fluida Program Studi Teknik` Konversi Energi Jurusan Teknik Mesin Polines menggunakan alat Blower yang menghasilkan kecepatan angin yang dapat diatur untuk menggerakkan rotor turbin HAWT. Parameter penelitian yang diukur adalah kecepatan angin (sebagai

variabel uji) untuk menghitung daya input turbin serta daya yang dihasilkan oleh generator listrik untuk menghitung daya output generator. Kinerja generator yang paling baik adalah yang menghasilkan daya keluaran paling tinggi. Hasil akhir pada tahap ini adalah efisiensi system yang paling optimum.

4

Page 5: 4 Yusuf, Eksergi Mei 2012

Eksergi Jurnal Teknik Energi Vol 8 No. 2 Mei 2012; 56 - 62

Gambar 3. Diagram alir penelitian

Gambar 4. Rangkaian Pengujian

(a)

(b)

(c)

Gambar 5. Pengujian : (a) Pengukuran kecepatan angin; (b) putaran poros turbin dan generator; (c) tegangan-arus indikator

beban lampu 2,5 W x 15 buah

3. Hasil dan PembahasanUji kinerja turbin angin vertikal berbasis konstruksi sudu setengah silinder dengan sudu pengarah dilakukan untuk mendapatkan karakteristik sistem turbin tersebut. Masing-masing karakteristik adalah tegangan listrik, arus, frekuensi, putaran generator, dan daya kinetik. Hasil uji eksperimental untuk mendapatkan karakteristik tertentu dari model turbin vertikal terhadap unjukkerja turbin pada pembangkit listrik tenaga angin seperti terlihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 6. Grafik hubungan Tegangan Generator Vs Putaran

Generator

Grafik diatas menunjukkan bahwa semakin tinggi putaran generator, maka tegangan yang dihasilkan pada generator akan semakin besar. Hasil pengujian keluaran generator diperoleh tegangan keluaran generator tertingi 50 Volt didapat pada putaran generator 567 rpm, kecepatan angin 12,6 m/s. Sedangkan tegangan keluaran generator terendah 11 Volt didapat pada putaran generator 170 rpm pada kecepatan angin 5,95 m/s.

5

Page 6: 4 Yusuf, Eksergi Mei 2012

Eksergi Jurnal Teknik Energi Vol 8 No. 2 Mei 2012; 56 - 62

Gambar 7. Grafik hubungan Daya Kinetik Vs Kecepatan Angin

Tren grafik menunjukkan bahwa semakin besar kecepatan angin yang menumbuk sudu turbin, maka daya angin yang dihasilkan akan semakin besar. Hasil kaji eksperimental terhadap turbin diperoleh daya kinetik tertingi 227,02 Watt didapat pada kecepatan angin tertinggi yaitu 9,97 m/s. Sedangkan daya kinetik terendah 23,9 Watt didapat pada kecepatan angin terendah yaitu 7,35 m/s.

Gambar 8. Grafik hubungan Frekuensi Vs Putaran Generator (rpm)

Hasil kaji eksperimental menunjukkan bahwa semakin besar putaran generator, maka akan diikuti dengan bemakin besarnya frekuensi generator yang dihasilkan turbin. Pada pengujian ini diperoleh frekuensi tertingi 28,5 Hz didapat pada putaran generator 567 rpm, pada kecepatan angin 12,6 m/s. Frekuensi terendah 8,5 Hz didapat pada putaran generator 170 rpm pada kecepatan angin 5,95 m/s.

Gambar 9. Grafik hubungan V Gen

Vs I Gen

Dari hasil uji kinerja turbin angin multiblade poros vertical didapatkan hubungan antara tegangan dan arus yang saling memiliki hubungan terbalik. Diperoleh tegangan generator tertinggi sebesar 42 Volt didapat pada keluaran arus generator 0,08 ampere. Sedangkan tegangan terendah 11 Volt didapat pada arus 0,27 Ampere. Hasil kaji esperimental yang disajikan pada grafik diatas memiliki pengertian bahwa semakin besar arus keluaran generator yang dihasilkan, seiring dengan penurunan tegangan yang dihasilkan oleh generator.

Analisis Rumah Rotor (Sudu Pengarah)Pada rancang bangun ini penulis merencanakan turbin angin dengan rumah rotor yang berfungsi untuk mengarahkan arah angin agar fokus ke sudu jalan. Kondisi dimana arah angin fokus adalah pada keadaan rumah rotor dan ekor sejajar dengan arah angin. Namun pada kenyataanya pada rancang bangun ini, kondisi rumah rotor mengalami penyimpangan ± 15º, hal ini menyebabkan arah angin kurang focus, sehingga mengakibatkan putaran turbin menjadi turun. Keadaan ini terjadi karena ada penguat pada dinding rumah rotor yang berupa besi profil siku. Hal ini menyebabkan timbulnya luasan sapuan angin, yang mengakibatkan timbulnya gaya (F) yang menyebabkan kemiringan pada rumah rotor.

Keunggulan Teknologi

a. Keunggulan Inovatif- Merupakan pendekatan teknologi

menggunakan pengarah sudu.

6

Page 7: 4 Yusuf, Eksergi Mei 2012

Eksergi Jurnal Teknik Energi Vol 8 No. 2 Mei 2012; 56 - 62

- Jika diterapkan untuk pembangkit tenaga listrik, dapat didesain dengan dimensi yang besar untuk menghasilkan daya sesuai kebutuhan.

b. Keunggulan Komparatif Jika diterapkan untuk pembangkit energy

akan dapat menerima energy angin dari segala arah dan meningkatkan aliran udara menumbuk turbin, sehingga akan meningkatkan efisiensi dan daya turbin.

- Material yang murah dan mudah didapatkan di pasaran akan menekan biaya produksi

Prospek Aplikasi- Penerapan rumah rotor dan ekor pengarah

akan meningkatkan efisiensi dan daya turbin angin.

- Dukungan material yang murah dan mudah diperoleh dipasaran, akan menekan biaya investasi pembangunan pembangkit.

- Desain turbin untuk kecepatan angin rendah bisa diaplikasikan di seluruh wilayah Indonesia yang memiliki potensi angin diatas 3,5 m/s.

4. KesimpulanHasil kaji eksperimental adalah spesifikasi turbin angin vertikal sebagai berikut : diameter poros turbin 25 mm; diameter rotor 600 mm; tinggi rotor 650 mm; kecepatan putar tertinggi turbin adalah 290 rpm pada kecepatan angin 12,6 m/s; kecepatan putar terendah turbin 142 rpm pada kec angin 5,95 m/s. Spesifikasi Generator adalah tegangan tertinggi 50 Volt .pada 290 rpm (pada beban nol); tegangan terendah 28 volt pada 160 rpm (pada beban nol); daya output 10,5 Watt dan regulasi tegangan yang dihasilkan adalah sebesar 60% pada 290 rpm. Berdasarkan hasil pengujian turbin angin VAWT, didapatkan efisiensi sistem tertinggi sebesar 22,3 % pada kecepatan angin 6,12 m/s pada putaran poros generator 244 rpm, tegangan keluaran 20 Volt, arus keluaran 0,29 Ampere, energi kinetik 26 Watt ,daya generator 5,8 Watt. Efisiensi sistem terendah adalah 1,4 % didapatkan pada kecepatan 12,6 m/s, dan

putaran generator 463 rpm. Pada tegangan 42 Volt, arus keluaran 0,08 Ampere, daya kinetik 227,02 Watt dan daya generator 3,36 Watt.

Ucapan Terima KasihUcapan terima kasih disampaikan kepada Politeknik Negeri Semarang (POLINES) yang telah membiayai penelitian ini melalui DIPA POLINES No: 0584/023-04.2.01/13/2010 untuk pelaksanaan Penelitian Terapan No: 282/PL4/PPK/LK/2011. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada M. Lukman, Edi, Nandy yang telah banyak membantu menyelesaikan penelitian ini. Semoga karya ini bermanfaat untuk kita semua. Amiin.

Daftar PustakaAriati, R. 2008. Pengembangan Desa

Mandiri Energi (DME) Berbasis Energi Non Fosil. http://www.energi terbarukan.net., diakses 20 Agustus 2009

AWEA. 2004. The American Wind Energy Association. http://www.awea.org. diakses tanggal 5 Oktober 2009

BWEA. 2002. The British Wind Energy Association. http://www.bwea.com. diakses tanggal 6 Oktober 2009

Hansen, Martin, O.L. 2007. Aerodynamics of Wind Turbines. 2nd Edition. Earthscan-publishing. London.

Hartanto W. 2007. Pembuatan dan Pengujian Turbin Angin Darrieus dengan Variasi Sudut Sudu untuk PLTAn. Polines. Semarang

Hau, Erich. 2006. Wind Turbines Fundamentals, Technologies, Application, Economics. 2nd Edition. Springer-Verlag Berlin. Germany

Hofman H dan Harun. 1987. Energi Angin. Penerbit Binacipta, Jakarta

Lysen, E.H. 1983. Introduction to Wind Energy. 2nd Edition, Amersfoort, Netherlands, Consultancy Services Wind Energy Developing Countries

7