6-493

9
Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Singaraja No.3 Th.XXXVII, Juli 2004 (Terakreditasi) PEMBELAJARAN DENGAN MODUL BERBASIS WEB Oleh I Made Candiasa Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Pendidikan MIPA ABSTRAK Berbagai informasi dari berbagai bidang kehidupan, baik berbentuk teks, gambar, video, maupun audio disajikan di Internet setiap saat. Banyak institusi maupun pribadi telah menawarkan artikel, jurnal, atau buku teks melalui Internet. Di balik manfaatnya yang besar bagi dunia pendidikan internet dirasa masih cukup mahal, terutama dalam hal biaya saluran komunikasi. Melihat kondisi itu, kiranya cukup bijaksana untuk memikirkan pemanfaatan fasilitas hiperteks pada Hypertext MarkUp Language (HTML) untuk mengembangkan modul berbasis web, yang kemudian dipasang pada jaringan komputer lokal (intranet). Proses ini akan memberikan beberapa pengalaman kepada para mahasiswa. Pertama, program akan memberikan pengalaman menjelajahi internet kepada mahasiswa. Kedua program akan memberi pengalaman mendesain informasi berbasis hiperteks kepada mahasiswa. Ketiga, program memberikan keuntungan yang dimiliki pembelajaran berbasis komputer, seperti bebas konteks, bebas konvensi social, tidak terlalu terikat waktu, dan mampu beradaptasi dengan kemampuan mahasiswa secara individu. Kata-kata Kunci; Modul berbasis web, hyperteks, HTML ABSTRACT Various informations in every field of endeavor either in text, graphics, video or audio is prsented every time in the internet. Some people or institutions are offering articles, journals, or even books in the internet. On the other side of internet advantage, it is stil an expensive technology, especially in communication chanell cost. Therefore it is useful to think to develop an educational software, such as web based modul by using hypertext facility of Hypertext MarkUp Language (HTML) at intranet environment. This kind of modul will give several advantages. First of all, this modul will give experince in looking for the information at internet environment. Furthermore, this kind of modul will give experince to design hypertext based information. Finally, this kind of modul will give more flexible instructional process, such as anonym, private, contex free, less influenced by social conventions, and can be adapted to the individual student capability. Keywordsi; Web based modul, hyperlink, HTML

Upload: sri-f-rahmwati

Post on 11-Jul-2016

219 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

coop baru

TRANSCRIPT

Page 1: 6-493

Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Singaraja No.3 Th.XXXVII, Juli 2004(Terakreditasi)

PEMBELAJARAN DENGAN MODUL BERBASIS WEB

OlehI Made Candiasa

Jurusan Pendidikan MatematikaFakultas Pendidikan MIPA

ABSTRAK

Berbagai informasi dari berbagai bidang kehidupan, baik berbentuk teks,gambar, video, maupun audio disajikan di Internet setiap saat. Banyak institusi maupunpribadi telah menawarkan artikel, jurnal, atau buku teks melalui Internet. Di balikmanfaatnya yang besar bagi dunia pendidikan internet dirasa masih cukup mahal,terutama dalam hal biaya saluran komunikasi. Melihat kondisi itu, kiranya cukupbijaksana untuk memikirkan pemanfaatan fasilitas hiperteks pada Hypertext MarkUpLanguage (HTML) untuk mengembangkan modul berbasis web, yang kemudiandipasang pada jaringan komputer lokal (intranet). Proses ini akan memberikan beberapapengalaman kepada para mahasiswa. Pertama, program akan memberikan pengalamanmenjelajahi internet kepada mahasiswa. Kedua program akan memberi pengalamanmendesain informasi berbasis hiperteks kepada mahasiswa. Ketiga, program memberikankeuntungan yang dimiliki pembelajaran berbasis komputer, seperti bebas konteks, bebaskonvensi social, tidak terlalu terikat waktu, dan mampu beradaptasi dengan kemampuanmahasiswa secara individu.

Kata-kata Kunci; Modul berbasis web, hyperteks, HTML

ABSTRACT

Various informations in every field of endeavor either in text, graphics, video oraudio is prsented every time in the internet. Some people or institutions are offeringarticles, journals, or even books in the internet. On the other side of internet advantage,it is stil an expensive technology, especially in communication chanell cost. Therefore itis useful to think to develop an educational software, such as web based modul by usinghypertext facility of Hypertext MarkUp Language (HTML) at intranet environment. Thiskind of modul will give several advantages. First of all, this modul will give experince inlooking for the information at internet environment. Furthermore, this kind of modul willgive experince to design hypertext based information. Finally, this kind of modul will givemore flexible instructional process, such as anonym, private, contex free, less influencedby social conventions, and can be adapted to the individual student capability.

Keywordsi; Web based modul, hyperlink, HTML

Page 2: 6-493

Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Singaraja No.3 Th.XXXVII, Juli 2004(Terakreditasi)

1. PendahuluanInternet belakangan ini sudah menjadi media informasi yang amat handal bagi

manusia dari berbagai profesi. Berbagai informasi dari berbagai bidang kehidupan,baik berbentuk teks, gambar, maupun suara disajikan di internet setiap saat. Fasilitastunjuk dan ketuk (point and click) yang disediakan sangat memudahkan penjelajahaninformasi di internet. Kalangan pendidikan tergolong sangat banyak bisamemanfaatkan jasa internet. Banyak institusi maupun pribadi telah menawarkan artikel,jurnal, atau buku teks melalui Internet. Bahkan banyak paket program pengajaran daritingkat pendidikan dasar sampai perguruan tinggi juga sudah ditawarkan melalui internet.

Besarnya manfaat internet khususnya bagi pendidikan menyebabkan tidak adaalasan kiranya untuk tidak memperkenalkan internet kepada anak didik. Pengenalaninternet kepada anak sejak dini akan memberikan pengalaman yang begitu kaya (InfoKomputer, Maret 1996). Selain itu, internet juga membantu memberikanpengetahuan generatif kepada anak, sebab anak-anak tidak cukup hanya diberipengetahuan reproduktif seperti menghafal pelajaran yang diberikan gurunya, tetapi jugapengetahuan generatif, yaitu mengembangkan pelajaran tersebut (Info Komputer, 1996).

Di balik manfaatnya yang besar bagi dunia pendidikan, internet dirasamasih cukup mahal, terutama dalam hal biaya saluran komunikasi. Disamping itu,dengan ramainya saluran komunikasi dan banyaknya orang yang mengakses keserver mengakibatkan peningkatan waktu akses karena harus menunggu antrian,yang sekaligus menaikkan biaya langganan saluran komunikasi. Melihat kondisi itu,kiranya perlu dipikirkan pemanfaatan beberapa fasilitas internet untukmengembangkan PBK untuk dioperasikan pada jaringan lokal (Intranet).

Melalui penelitian ini, akan dicoba pemanfaatan HTML (Hyper Text MarkUpLanguage) untuk mengembangkan modul berbasis web. Struktur pohon dalam tatacarapemanggilan informasi dari satu bingkai ke bingkai yang lain sangat mendukungterciptanya jaringan materi pembelajaran. Selain itu, kemampuan hypertext yang dimilikiHTML untuk memadukan teks dengan gambar, grafik, video atau audio akanmemperkaya informasi pembelajaran yang akan disajikan.

Pada dasarnya, hypertext adalah teks yang disusun dalam potongan-potongan tekssebagai titik (node), serta hubungan-hubungan antarpotongan-potongan teks tersebut(McKnight dkk., 1988). Jonassen (1988) menambahkan bahwa hiperteks adalah fasilitaskomputer yang memungkinkan teks dan grafik dapat diakses dengan urutan yangsepenuhnya diatur oleh pemakai. Hiperteks merupakan teks yang tidak berurutan dalamrangkaian titik-titik, yang memberi peluang kepada pemakai untuk mengeksplorasi teksdengan urutan yang sesuai dengan pengetahuan awal yang dimiliki siswa dan tujuan akhiryang ingin dicapai.

Hiperteks dapat menciptakan banyak alternatif pencabangan, sehingga pemakaidapat secara leluasa berpindah dari satu titik ke titik lainnya. Pemakai juga dapatmerangkai teks agar lebih bermakna. Landow (dalam Duffy dan Cunningham, 1988)menyebutkan bahwa hyperteks dapat digunakan untuk memotivasi siswa untukmemandang teks dari sudut yang baru, dalam upaya meningkatkan cara berpikir multi-arah. Selanjutnya, Landow dalam Kibby (1996) menetapkan beberapa ketentuan yangdipenuhi dalam penyusunan hiperteks, yaitu:1) terdapat hubungan yang signifikan antara materi-materi yang terkoneksi, sehingga

memenuhi harapan siswa;

Page 3: 6-493

Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Singaraja No.3 Th.XXXVII, Juli 2004(Terakreditasi)

2) penekanan pada koneksi antar materi mendorong kebiasaan berpikir siswa;3) koneksi yang gagal diusahakan sekecil mungkin;4) bila ada koneksi ke grafik, diusahakan agar disertai teks, sehingga tampak keterkaitan

antara kondisi awal dengan kondisi akhir siswa.McKnight dkk (1988) menyatakan bahwa media yang mampu menampilkan

multimedia dan hiperteks secara terintegrasi dinamakian hypermedia. Jadi hipermediamampu mengintegrasikan informasi berupa hiperteks, video dan audio. Hipermediamerupakan media dinamis dan tidak linier, di mana konsep-konsep yang berkaitan salingdihubungkan dengan penuh makna. Konsep-konsep atau ide-ide terkait saling terhubungdalam berbagai bentuk hubungan.

Menurut teori belajar kognitif, siswa belajar berarti membuat peta antarainformasi yang sudah diketahui dengan informasi yang sedang dipelajari. Teknologihipermedia mampu memfasiltasi pemetaan tersebut karena hipermedia mampumengilustrasikan ikatan antarkonsep. Oleh karena itu, hipermedia akan mampumeningkatkan hasil belajar karena hipermedia memfokuskan diri pada keterkaitanantarkonsep atau ide, bukan mengisolasi konsep.

Sistem informasi berbasis hipermedia memiliki dua fungsi, yaitu: (1)mengintergrasikan basis-data dan manajemen informasi ke dalam satu model dan (2)menerapkan hipermedia sebagai antar-muka presentasi informasi (Walster, 1988). Dalamhipermedia, basis-data yang memuat materi pembelajaran diitegrasikan denganmanajemen informasi. Keterkaitan antarmateri diatur dengan hubungan-hubungan(hyperlink) yang sengaja diciptakan dengan memperhatikan makna hubunganantarkonsep. Selain itu, hipermedia sekaligus merupakan antarmuka dari pesentasimateri.

Berkenaan dengan teknologi komunikasi dengan modul berbasis web, jaringankomputer lebih dikenal dalam wujud internet dan intranet. Internet adalah jaringankomputer yang terdiri dari jaringan-jaringan komputer. Beberapa layanan komunikasiyang ada pada internet yang cukup populer antara lain adalah konferensi komputer(computer conferencing), surat elektronik (electronic mail), kelompok diskusi(discussion lists), dan bulletin boards. Intranet adalah jaringan komputer yang khususuntuk penggunaan pada lingkungan suatu organisasi (Kurniadi, 1995). Jika dilihat darisudut teknisnya, intranet bisa didefinisikan sebagai penggunaan teknologi internet danWWW (world wide web) di dalam sebuah jaringan komputer lokal. Umumnyakomunikasi berbasis komputer bersifat saluran ganda (multiple channel), walaupun padakenyataannya bisa juga dibuat untuk melayani komunikasi hanya antar dua orang saja.

Keberadaan fasilitas komunikasi dengan modul berbasis web di dunia pendidikansudah cukup lama, tetapi pada awalnya masih terbatas pada penggunaan untuk saranakomunikasi antarpeneliti dalam bentuk pertukaran informasi berwujud teks.Perkembangan layanan komunikasi dengan modul berbasis web berkembang pesatsejalan dengan perkembangan komputer menjadi hypermedia, yaitu jaringan komputeryang tidak hanya mampu menyajikan teks tetapi sudah mampu menyajikan berbagaiinformasi melalui berbagai media komunikasi, seperti suara, gambar, grafik, dan video.Perkembangan layanan tersebut membuat komunikasi berbasis komputer semakinpopuler. Hanya saja, pemanfaatannya dalam dunia pendidikan, khususnya untukpembelajaran, masih terbatas.

Page 4: 6-493

Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Singaraja No.3 Th.XXXVII, Juli 2004(Terakreditasi)

Mengacu pada deskripsi tentang media komunikasi, media komunikasi dibedakanmenjadi dua, yaitu komunikasi melalui media massa berupa jaringan komputer (intranet),yang selanjutnya disebut komunikasi dengan modul berbasis web dan komunikasiinterpersonal atau tatap muka. Dalam komunikasi dengan modul berbasis web, fasilitaskomunikasi yang dimanfaatkan adalah electronic mail (e-mail) dan bulletin board. E-mailmemungkinkan komunikan untuk saling berkirim surat secara elektronik, sedangkanbulletin board memungkinkan komunikan untuk berdiskusi. Baik melalui fasilitas e-mailmaupun bulletin board, komunikator menyampaikan informasi kepada komunikatemelalui keyboard komputer; sebaliknya, komunikate menerima informasi melaluitampilan teks, grafik, atau gambar di monitor komputer. Selama proses komunikasi tidakada peluang bagi komunikator dan komunikate untuk melakukan kontak langsung karenamereka berada pada jarak yang cukup jauh.

Pembelajaran melalui komunikasi dengan modul berbasis web, menurut Moore &Taylor (1996), bisa mendorong pertukaran ide, meningkatkan partisipasi, meningkatkankeinginan untuk mencoba, dan meningkatkan kerjasama. Cristine Steeples (1996)menambahkan bahwa komunikasi dengan modul berbasis web dalam pembelajaran dapatmeningkatkan fleksibilitas dalam kegiatan saling bertukar informasi.

2. Metode PenelitianPenelitian ini merupakan penelitian pembangunan software (perangkat lunak),

dengan sasaran akhir berupa terbangunnya sebuah software sesuai dengan spesifikasiyang ditetapkan. Oleh karena itu, metodologi yang digunakan mengikuti paradigmadalam pengembangan software yakni paradigma prototyping. Paradigma ini dipilihdengan alasan pengembangan perangkat lunak dikerjakan secara terpadu dengan pakar dibidang web yang sangat luas pengetahuan komputernya. Prototyping merupakan sebuahproses yang memungkinkan pengembang untuk membuat model perangkat lunak yangakan dibuat. Urutan langkah pada paradigma prototyping didilustrasikan dalam gambardi bawah ini.

PARADIGMAPROTOTYPING

Desaincepat

MembangunPrototipe

Evaluasi prototipeoleh pengguna

Perbaikanprototipe

Rekayasaproduk

Pengumpulankebutuhan &

Perbaikan

Mulai

Stop

Page 5: 6-493

Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Singaraja No.3 Th.XXXVII, Juli 2004(Terakreditasi)

Berdasarkan bentuk penelitian yang dipilih, langkah utama dalam penelitian inidimulai dari pengumpulan kebutuhan dan perbaikan. Dalam tahap ini, dilakukanpengumpulan data dan kebutuhan perangkat lunak lainnya. Data diperoleh dengan teknikobservasi dan studi literatur. Setelah kebutuhan terkumpul, dilakukan perancangan desaincepat. Data yang telah terkumpul pada tahap sebelumnya dipergunakan untuk merancangdesain awal dari produk yang akan dibangun yang biasanya masih bersifat global.Perancangan desain cepat diutamakan pada bagian tampilan. Desain awal, selanjutnya,diimplementasikan untuk mendapatkan simulasi dari hasil akhir yang diinginkan.Pekerjaan pada tahap ini belum menyentuh aspek-aspek detail dari produk yangdibangun, dan lebih ditujukan untuk mempermudah pemahaman terhadap proses dariproduk yang dibangun melalui pembuatan prototipe. Ada 3 jenis prototipe, yaitu: 1)prototipe di atas kertas, 2) prototipe kerja (prototipe yang telah diimplementasikan kedalam bahasa pemrograman, dapat dieksekusi namun belum berjalan sempurna, dan 3)prototipe jadi (prototipe yang telah jadi tapi mungkin masih perlu disesuaikan dengankebutuhan pengguna).

Prototipe yang sudah jadi dievaluasi pada tahap evaluasi prototipe. Dengansemakin dipahaminya gambaran awal dari produk yang akan dihasilkan, pada tahap inidapat dilakukan evaluasi terhadap prototipe yang dihasilkan, sehingga produk akhirsemakin bagus dan kemungkinan kesalahan produk semakin kecil. Berdasarkan evaluasioleh pengguna, jika ada kesalahan atau kekurangcocokan, akan dilakukan perbaikan.Begitu seterusnya, sampai prototipe yang dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan.Apabila prototipe telah sesuai dengan yang diharapkan, maka langkah dilanjutkan denganrekayasa produk. Pada tahap inilah, produk benar-benar dirancang hingga diperoleh hasilakhir.

Mengingat produk yang dirancang adalah perangkat lunak pendidikan, setelahdiperoleh hasil akhir dilakukan ujicoba terhadap mahasiswa, untuk mengetahui apakahperangkat lunak pendidikan yang diciptakan mampu meningkatkan hasil belajar. Selainitu, dalam ujicoba juga dikaji sikap mahasiswa terhadap perangkat lunak pendidikan yangdikembangkan. Ujicoba menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas. Perangkatlunak diujicobakan kepada satu kelas, kemuudian setiap siklus dilakukan refleksi. Selainitu pembandingan juga dilakukan terhadap kelas sebelumnya yang belum menggunakanperangkat lunak pendidikan yang baru dikembangkan.

3. Hasil Penelitian dan Pembahasana. Hasil Penelitian

Fasilitas internet berupa HTML ternyata dapat dimanfaatkan untukmengembangkan modul pembelajaran berbasis web. Paket Macromedia yang digunakanternyata mampu menampilkan web yang sangat informatif untuk mendukung prosespembelajaran. Struktur pohon dalam tatacara pemanggilan informasi dari satu bingkai kebingkai lain sangat mendukung terciptanya jaringan materi pembelajaran. Selain itu,kemampuan HTML untuk memadukan gambar dengan teks sangat memperkayainformasi pembelajaran yang disajikan. Animasi teks maupun gambar sangat membantumenciptakan kesan, sehingga informasi yang disajikan dapat diingat lebih lama olehmahasiswa.

Fasilitas hyperlink yang dimiliki HTML sangat bermanfaat untuk

Page 6: 6-493

Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Singaraja No.3 Th.XXXVII, Juli 2004(Terakreditasi)

menghubungkan satu informasi dengan informasi lainnya yang terkait. Selain itu, fasilitashyperlink juga dapat dimanfaatkan untuk mengeksekusi paket program aplikasi yang lain.Ini berarti, apabila materi pembelajaran terkait dengan pengoperasian perangkat lunak,maka mahasiswa dapat diberikan peluang untuk membaca informasi sambil mencoba.Fasilitas jendela banyak (multy windows) yang dimiliki sistem operasi windows sangatmembantu proses tersebut.

Berbagai fasilitas tambahan dapat ditambahkan pada sistem operasi windows2000 server dalam menjalankan modul berbasis web. Win pop-up dan e-mail misalnya,dapat ditambahkan pada server untuk memberi peluang kepada mahasiswa berdiskusi.Dengan demikian, komunikasi pembelajaran dapat berlangsung banyak arah. Selainberkomunikasi dengan modul dalam komputer, mahasiswa juga dapat berkomunikasidengan teman-temannya. Komunikasi tersebut dapat diatur sedemikian rupa, sehinggakerahasiaan pribadi dapat diproteksi.

Modul berbasis web yang dikembangkan dipasang pada intranet dengan serverdi Pusat Komputer dan terhubung ke Fakultas-fakultas, Program Pascasarjana,Perpustakaan, dan Pusat Sumber Belajar. Jaringan informasi ilmiah tersebut dihubungkandengan jaringan informasi administratif yang telah ada pada beberapa unit kerja diKampus Jalan Udayana maupun di Kampus Jalan A. Yani. Dengan demikian terwujudsuatu jaringan informasi terpadu di IKIP Negeri Singaraja. Pada masa mendatangjaringan ini diharapkan mampu menjangkau beberapa sekolah khususnya sekolah-sekolahbinaan untuk berbagi informasi, sekaligus sebagai salah satu wujud nyata sumbanganIKIP Negeri Singaraja kepada pembinaan pendidikan.

Modul berbasis web yang berhasil dikembangkan diujicobakan pada mahasiswadengan mengambil materi bagi-pakai informasi pada Microsoft Office. Ujicoba yangmengambil pola penelitian tindakan kelas menunjukkan bahwa modul berbasis webcenderung dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa. Refleksi dilakukan denganmengambil perbandingan pada perkuliahan untuk kelas-kelas sebelumnya. Selain itu,refleksi juga dilakukan pada setiap akhir sekelompok pokok bahasan, yang relatifberimbang dalam alokasi waktu.

Hasil penyebaran angket kepada mahasiswa menunjukkan bahwa sebagian besarmahasiswa menyatakan senang mengikuti pembelajaran dengan modul berbasis web.Alasan yang dikemukakan antara lain: 1) mahasiswa merasa tertantang untuk menelusurilebih jauh, 2) mahasiswa dapat kembali ke informasi sebelumnya yang belum dikuasai, 3)kegiatan mahasiswa bersifat individu, dan 4) mahasiswa banyak ingin tahu karenamenggunakan teknologi baru.

b. PembahasanModul berbasis web cenderung dapat meningkatkan hasil belajar karena mampu

membangun jaringan materi yang baik. Menurut teori belajar kognitif, siswa belajarberarti membuat peta antara informasi yang sudah diketahui dengan informasi yangsedang dipelajari. Teknologi hipermedia mampu memfasiltasi pemetaan tersebut, karenahipermedia mampu mengilustrasikan ikatan antar konsep. Oleh karena itu hipermediaakan mampu meningkatkan hasil belajar karena hipermedia memfokuskan diri padaketerkaitan antar konsep atau ide, bukan mengisolasi konsep.

Selain itu, modul berbasis web juga dapat mendorong mahasiswa untukberpendapat karena tidak tampak oleh mahasiswa lain. Artinya, mahasiswa relatif lebih

Page 7: 6-493

Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Singaraja No.3 Th.XXXVII, Juli 2004(Terakreditasi)

terbebas dari rasa malu atau rasa takut untuk mengemukakan pendapat. Hal ini terjadikarena komunikasi terjadi tidak secara langsung, melainkan melalui jaringan komputer.Oleh karena itu, tepat kiranya, Moore & Taylor (1996) berpendapat bahwa,pembelajaran melalui dengan modul berbasis web, bisa mendorong pertukaran ide,meningkatkan partisipasi, meningkatkan keinginan untuk mencoba, dan meningkatkankerjasama. Cristine Steeples (1996) menambahkan bahwa komunikasi dengan modulberbasis web dalam pembelajaran dapat meningkatkan fleksibilitas dalam kegiatan salingbertukar informasi.

Hypertext sebagai media pembangun modul berbasis web dapat menciptakanbanyak alternatif pencabangan, sehingga mahasiswa dapat secara leluasa berpindah darisatu titik ke titik lainnya. Mahasiswa juga tidak akan saling tergantung dengantemannya. Situasi seperti ini akan membantu meningkatkan motivasi mahasiswa untukbelajar. Terkait dengan hal itu, Landow (dalam Duffy dan Cunningham, 1988)menyebutkan bahwa hyperteks dapat digunakan untuk memotivasi siswa untukmemandang teks dari sudut lain, dalam upaya meningkatkan cara berpikir multi-arah.

4. PenutupModul pembelajaran berbasis web sudah berhasil diimplementasikan untuk

pembelajaran bagi-pakai (shared) informasi pada Microsoft Office. Modul dikembangkandengan menggunakan paket aplikasi Macromedia. Fasilitas hyperlink digunakanseoptimal mungkin untuk mengbungkan bingkai-bingkai informasi yang saling terkait.Dengan demikian, mahasiswa dapat mengakses informasi yang relatif lebih lengkap, sertadapat diulang-ulang sesuai kepentingannya. Dalam konteks ini, pembelajaranasyncronous benar-benar terjadi. Kemajuan individu tidak akan seragam, melainkanindividu akan maju sesuai dengan kemampuan dan keuletan masing-masing. Namun,proses kerjasama tetap dapat dijalin melalui komunikasi dengan memanfaatkan fasilitasjaringan komputer, yang dalam beberapa hal memiliki keunggulan dibandingkan dengankomunikasi tatap muka.

Modul berbasis web yang dikembangkan belum pernah diujicobakan melalui satueksperimen. Akan tetapi, modul tersebut sudah sempat diujicobakan denganmenggunakan pola penelitian tindakan kelas. Sistem diujicobakan pada satu kelompokmahasiswa, kemudian direfleksi dengan mempertimbangkan pengalaman-pengalamansebelumnya. Hasil pengamatan menunjukkan adanya kecenderungan modul berbasis webdapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa. Di pihak lain, pengamatan menunjukkanbahwa mahasiswa memiliki sikap yang positif terhadap pembelajaran dengan modulberbasis web. Sebagian besar mahasiswa menyatakan senang mengikuti perkuliahandengan modul berbasis web.

Modul berbasis web sebaiknya dikembangkan dengan lebih intensif dalam upayamemberikan alternatif bentuk pembelajaran yang lebih beragam kepada mahasiswa.Apabila terdapat banyak alternatif pembelajaran, maka mahasiswa akan memiliki peluanguntuk memanfaatkan berbagai sumber pembelajaran. Beberapa model pembelajaran yangtersedia diharapkan dapat saling mensubstitusi dan saling melengkapi. Akibatnya,prestasi belajar mahasiswa bisa lebih ditingkatkan.

Page 8: 6-493

Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Singaraja No.3 Th.XXXVII, Juli 2004(Terakreditasi)

DAFTAR PUSTAKA

Andi Kurniadi, 1998, Intranet, Jakarta: Elex Media Komputindo

Chi Michelene T.H., 1989, Self-Explanations : How Students Study and Use Examples inLearning to Solve Problems, Cognitive Science Vol. 13

Conny R. Semiawan, 1999, Pendidikan Tinggi: Peningkatan Kemampuan ManusiaSepanjang Hayat Seoptimal Mungkin, Jakarta: Grasindo

Date, C.J. 1986. An Introduction To Database System. Reading, MA.:Addison-WesleyPublishing Company, Inc.

Duffy, Thomas M. & Donald J. Cunningham, 1988, “Contructivism: Implication for theDesign and Delivery for Instruction” Educational Communications andTechnology, ed. David H. Jonassen, London: Prentice Hall International

Info Komputer, Desember 1996, Membuat Gambar Animasi untuk HTML Page, Jakarta:PT Elex Media Komputindo

Info Komputer, April 1997, Berindah-indah dengan Intranet, Jakarta:PT Elex MediaKomputindo

Info Komputer, April 1997, Memandu Pasangan Serasi:Intranet dan Windows NT 4.0,Jakarta: PT Elex Media Komputindo

Info Komputer, Juli 1995, Menyajikan Informasi Di Internet, Jakarta: PT Elex MediaKomputindo

Info Komputer, Maret 1996, Internet Di Mata Anak-anak, Jakarta: PT Elex MediaKomputindo

Jonassen, David H., 1988, “Integrating learning Strategies into Courseware to FacilitateDeeper Processing”, ed. Jonassen, David H., Instructional Design forMicrocmputer Courseware, Hillsdale, New Jersey: Lawrence ErlbaumAssociates Publishers.

Kibby, M.R., 1996, “Educational Application of Hypertext”, International EncyclopediaEducational Tecnology, ed. Tjerrd Plomp and Donald P.Ely, Cambrige:Cambridge University Press.

Larry Aronson, 1995, HTML 3 Manual of Style, Jakarta: PT Elex MediaKomputindo

Page 9: 6-493

Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Singaraja No.3 Th.XXXVII, Juli 2004(Terakreditasi)

Markwood, Richard A. , 1994, “Computer Tools for Distance Education”, DistanceEducation Strategies and Tools, ed. Barry Willis, Englewood Cliffs, NJ:Educational Technology Publications

McKnight, Cliff dkk., 1988, “User-Centered Design of Hypertext/Hypermedia foreducation”, Educational Communications and Technology, ed. David H.Jonassen, London: Prentice Hall International

Moore, David M. & C. David Taylor, 1996, Student Participation, Interaction, andRegulation in A Computer Mediated Communication Environment, Journalof Computing research, Vol. 14(3)

Steeples, Christine, 1996, Technological Support for teaching and Learning: ComputerMediated Communication in Higher Education, Computer education, Vol.26, No. 1

Tanenbaum, Andrew S. 1987. Operating System. Englewood Cliffs, NJ.:Prentice-Hall

Wahana Komputer. 1996. Novel Netware 4.1. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Walster, Dian, 1988, “Technologies for Information Access in Library and InformationCenters”, Educational Communications and Technology, ed. David H.Jonassen, London: Prentice Hall International