581000220913k2_ phpt-sejarah

4
9/22/2013 1 Sejarah Sejarah dan dan Perkembangan Pengendalian Perkembangan Pengendalian Hama ama-Penyakit enyakit Terpadu erpadu Beberapa tolak pikir IPC (Integrated Pest Control)= PHPT (Pengendalian Hama/Pengganggu Terpadu) IPM (Integrated Pest Management )= PHPT (Pengelolaan Hama/Pengganggu Terpadu) PHPT sudah dilakukan di Indonesia sejak 1959 Dasar pertimbangan ekologi terutama masalah bahaya pestisida terhadap manusia dan lingkunngan serta pertimbangan ekonomi yang kenyataannya penggunaan pestisida semakin meningkat sehingga tidak ekonomis. Berdasarkan sejarah perkembangan pengendalian OPT di Indonesia dapat dibagi empat periode 1. Masa sebelumpenjajahan Belanda(Nenek- moyangsebelumtahun1600-an) 2. Masa penjajahan Belanda(1600-1940-an) 3. Masa Perangdunia& krisispangan(1940-1970) 4. Masawerengcoklat (1971-1986) 5. Masainsyafpestisida(setelah1987 ) 1. Sebelum masa penjajahan Belanda (nenek moyang jawa) Adanya ritual yang mengidentikan tanaman padi dengan dewi Sri dan OPT sebagai Kalakumbara (tanam-simpan) Padi yang ditanam dari gabah yang dipilihpadaritual tertentu Dilakukan antisipasi (ritual pengeringan, pembungkusan) di lumbung penyimpan benih Dilakukan perawatan (ritual) benih, bibit dan tanaman sampai panen di lahan Cara pengendalian OPT dengan ritual yang bertujuan untuk meminta bantuan kepada kekuatan yang ada di luar manusia karena manusia merasa tidak mungkin melakukan sendiri Dalam mengolah alam mereka selalu mengusahakan supaya terjadi keserasian dan keselarasan karena manusia hanya merupakan bagian kecil dari alam Pembuatan petak-petak sawah, terasering, lubang masuk-keluar air limpahan hujan, rotasi tanaman, tumpang sari Lingkunngan akan terjadi keanekaragaman hayati sehingga OPT menjadi sedikit 4700 SM Budidaya ulat sutera China. 2500 SM Catatan pertama tentang insectisida, contoh bangsa Sumeria menggunakan senyawa sulfur untuk mengendalikan serangga dan tungau (mites). 1500 SM pertama kali diskripsi tentang pengendalian kultur teknis khususnya dengan manipulasi waktu tanam. 1200 SM Penggunaan insektisida nabati untuk perlakuan benih dan sebagai fungisida in China. Bangsa China juga menggunakan merkuri dan senyawa arsenikum untuk mengendalikan kutu pada tubuh manusia. 950 SM Diskripsi pertama tentang pembakaran sebagai pengendalian kultur teknis. 200 SM Bangsa Romawi, penyemprotan minyak untuk pengendalian hama. 13 SM Pertama kali dibangun pagar dan bangunan tahan tikus. Sejarah Sejarah : 4700 : 4700 - 13 SM 13 SM Ecologically Based Pest Management-1996 (hal 11-41) 300 M Pertama kali tercatat penggunaan pengendalian biologis (semut predator) di kebun jeruk di China. Koloni semut (Oecophylla smaragdina) berpindah dari satu ke tanaman jeruk lainnya melalui jembatan bambu untuk mengendalikan hama ulat dan kumbang. 400 M Ko Hung ahli kimia merekomendasikan penggunaan arsen putih pada akar tanaman padi ketika tanam untuk melindungi serangga hama. 1000-1300 M Petani kurma di Arab setiap musim memindahkan sarang semut predator dari pegunungan ke tanah oase untuk mengendalikan semut pemakan daun yang menyerang kurma. Pertama kalinya dikenal sebagai contoh penggunaan musuh alami dengan tujuan pengendalian biologis/hayati. 650-1600 M berkembang deskripsi serangga (setelah Linneaus) dan penemuan biologi lainnya pada masa Renaissance Sejarah Sejarah : 300 : 300 - 1600 M 1600 M 2. Masa penjajahan Belanda Periode masuknya tanaman lain ke Indonesia Masuknya tebu dan tembakau ke persawahan yang semula hanya pangan & polowijo Masuknya tanaman kopi, coklat, teh dan karet ke perkebunan yang semula hanya kelapa Timbul OPT baru dari negara lain atau dari tempat sendiri yang semula tidak menjadi masalah 1732 Petani mulai menanam tanaman dalam larikan untuk memudahkan penyiangan. 1763 Linnaeus memenangkan hadiah melalui tulisannya “bagaimana kebun buah dapat dibebaskan dari ulat melalui metode pengendalian mekanis dan biologis. Awal 1800‘an muncul pertama kalinya buku dan paper tentang pengendalian hama yang mencakup pengendal;ian kultur teknis, pengendalian biologis, pengendalian dengan varietas tahan, pengendalian fisis dan kimia. 1840 ledakan Potato blight (Phytophthora infestans) di Irlandia, England dan Belgium yang menyebabkan kelaparan. Sejumlah besar kumbang Carabidae predator Calasoma sycophanta menyerang larva pemakan daun gypsy moth. 1848-1878 Introduksi Anggur Phylloxera, Viteus vitifoliae, dari Amerika yang menghancurkan industri anggur Perancis. Pelepasan musuh alami Tyroglyphus phylloxerae dari Amerika Utara tahun 1873 yang mampu mengendalikan Phylloxera tersebut 1750-1880 Revolusi pertanian di Eropa; penemuan insektisida nabati pyrethrum yang memicu perdagangan internasional. 1870-1890 Anggur Phylloxera (Viteus vitifoliae) dan powdery mildew dapat dikendalikan di kebun anggur Perancis French vineyards (melalui introduksi Bordeaux mixture dan Paris Green dan penggunaan varietas tahan dan grafting).

Upload: yudha-irawan

Post on 25-Oct-2015

64 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: 581000220913K2_ PHPT-SEJARAH

9/22/2013

1

SejarahSejarah dandan Perkembangan Pengendalian Perkembangan Pengendalian

HHamaama--PPenyakitenyakit TTerpaduerpadu

Beberapa tolak pikir

� IPC (Integrated Pest Control) = PHPT (Pengendalian Hama/Pengganggu Terpadu)

� IPM (Integrated Pest Management ) = PHPT (Pengelolaan Hama/Pengganggu Terpadu)

� PHPT sudah dilakukan di Indonesia sejak 1959

� Dasar pertimbangan ekologi terutama masalah bahaya pestisida terhadap manusia dan lingkunngan serta pertimbangan ekonomi yang kenyataannya penggunaan pestisida semakin meningkat sehingga tidak ekonomis.

Berdasarkan sejarah perkembangan

pengendalian OPT di Indonesia

dapat dibagi empat periode

1. Masa sebelum penjajahan Belanda (Nenek-

moyang sebelum tahun 1600-an)

2. Masa penjajahan Belanda (1600-1940-an)

3. Masa Perang dunia & krisis pangan (1940-1970)

4. Masa wereng coklat (1971-1986)

5. Masa insyaf pestisida (setelah 1987 )

1. Sebelum masa penjajahan Belanda (nenek moyang jawa)

� Adanya ritual yang mengidentikan tanaman padi dengan dewi Sri dan OPT sebagai Kalakumbara (tanam-simpan)� Padi yang ditanam dari gabah yang dipilih pada ritual tertentu� Dilakukan antisipasi (ritual pengeringan, pembungkusan) di lumbung

penyimpan benih� Dilakukan perawatan (ritual) benih, bibit dan tanaman sampai panen di

lahan

� Cara pengendalian OPT dengan ritual yang bertujuan untuk meminta bantuan kepada kekuatan yang ada di luar manusia karena manusia merasa tidak mungkin melakukan sendiri

� Dalam mengolah alam mereka selalu mengusahakan supaya terjadi keserasian dan keselarasan karena manusia hanya merupakan bagian kecil dari alam� Pembuatan petak-petak sawah, terasering, lubang masuk-keluar air

limpahan hujan, rotasi tanaman, tumpang sari� Lingkunngan akan terjadi keanekaragaman hayati sehingga OPT

menjadi sedikit

• 4700 SM Budidaya ulat sutera China.

• 2500 SM Catatan pertama tentang insectisida, contoh bangsaSumeria menggunakan senyawa sulfur untuk mengendalikan

serangga dan tungau (mites).

• 1500 SM pertama kali diskripsi tentang pengendalian kultur tekniskhususnya dengan manipulasi waktu tanam.

• 1200 SM Penggunaan insektisida nabati untuk perlakuan benih dan

sebagai fungisida in China. Bangsa China juga menggunakanmerkuri dan senyawa arsenikum untuk mengendalikan kutu pada

tubuh manusia.

• 950 SM Diskripsi pertama tentang pembakaran sebagaipengendalian kultur teknis.

• 200 SM Bangsa Romawi, penyemprotan minyak untuk

pengendalian hama.

• 13 SM Pertama kali dibangun pagar dan bangunan tahan tikus.

SejarahSejarah : 4700 : 4700 -- 13 SM 13 SM Ecologically Based Pest Management-1996 (hal 11-41)

• 300 M Pertama kali tercatat penggunaan pengendalian biologis

(semut predator) di kebun jeruk di China. Koloni semut(Oecophylla smaragdina) berpindah dari satu ke tanaman jeruk

lainnya melalui jembatan bambu untuk mengendalikan hama ulat

dan kumbang.

• 400 M Ko Hung ahli kimia merekomendasikan penggunaan arsen

putih pada akar tanaman padi ketika tanam untuk melindungiserangga hama.

• 1000-1300 M Petani kurma di Arab setiap musim memindahkan

sarang semut predator dari pegunungan ke tanah oase untukmengendalikan semut pemakan daun yang menyerang kurma.

Pertama kalinya dikenal sebagai contoh penggunaan musuh alami

dengan tujuan pengendalian biologis/hayati. • 650-1600 M berkembang deskripsi serangga (setelah Linneaus)

dan penemuan biologi lainnya pada masa Renaissance

SejarahSejarah : 300 : 300 -- 1600 M1600 M 2. Masa penjajahan Belanda

� Periode masuknya tanaman lain ke Indonesia

� Masuknya tebu dan tembakau ke persawahan yang semula hanya pangan & polowijo

� Masuknya tanaman kopi, coklat, teh dan karet ke perkebunan yang semula hanya kelapa

� Timbul OPT baru dari negara lain atau dari tempat sendiri yang semula tidak menjadi masalah

� 1732 Petani mulai menanam tanaman dalam larikan untuk memudahkan penyiangan.

� 1763 Linnaeus memenangkan hadiah melalui tulisannya “bagaimana kebun buah dapatdibebaskan dari ulat melalui metode pengendalian mekanis dan biologis.

� Awal 1800‘an muncul pertama kalinya buku dan paper tentang pengendalian hama yang mencakup pengendal;ian kultur teknis, pengendalian biologis, pengendalian dengan varietastahan, pengendalian fisis dan kimia.

� 1840 ledakan Potato blight (Phytophthora infestans) di Irlandia, England dan Belgium yang menyebabkan kelaparan. Sejumlah besar kumbang Carabidae predator Calasomasycophanta menyerang larva pemakan daun gypsy moth.

� 1848-1878 Introduksi Anggur Phylloxera, Viteus vitifoliae, dari Amerika yang menghancurkanindustri anggur Perancis. Pelepasan musuh alami Tyroglyphus phylloxerae dari AmerikaUtara tahun 1873 yang mampu mengendalikan Phylloxera tersebut

� 1750-1880 Revolusi pertanian di Eropa; penemuan insektisida nabati pyrethrum yang memicuperdagangan internasional.

� 1870-1890 Anggur Phylloxera (Viteus vitifoliae) dan powdery mildew dapat dikendalikan dikebun anggur Perancis French vineyards (melalui introduksi Bordeaux mixture dan Paris Green dan penggunaan varietas tahan dan grafting).

Page 2: 581000220913K2_ PHPT-SEJARAH

9/22/2013

2

2. Masa penjajahan Belanda . . . .lanjutan

� 1880 Ditemukan Mesin penyemprot komersial.

� 1883 Apanteles glomeratus diimport dari Inggris ke USA untukmengendalikan kupu-kupu putih pada kubis.

� 888 keberhasilan pertama agen biological control the coccinellid beetle Rodolia cardinalis yang diimport dari Australia untuk mengendalikankutu jeruk di USA.

� 1890‘an dimulainya penggunaan logam arsenat pengendalian serangga.

� 1901 keberhasilan pertama biological control terhadap gulma Lantana diHawaii.

� 1899-1909 Program Breeding untuk varieties kapas, cowpea dansemangka resistant terhadap layu Fusarium.

� 1905 Di dirikan Balai Penelitian Pertanian I di Bogor dan ditemukan

varietas padi unggu l(Cina 1914, Bengawan, Peta, Intan, Mas)

� 1915 pengendalian malaria dan DBD yang dibawa oleh nyamuk.

� 1920-1930 lebih dari 30 kasus musuh alami yang mampu menetap danberkembang.

2. Masa penjajahan Belanda . . . .lanjutan

� 1921 pertama kali aplikasi insektida melalui udara(dengan pesawat) untuk pengendalian Catalpa sphinx moth in Ohio, USA.

� 1929 Eradikasi serangga hama secara luas yaituMediterranean fruit fly (Ceratitis capitata) di Florida, USA.

� 1930 Introduksi senyawa organik sintetik untukpengendalian patogen tanaman.

� 1940 Penggunaan milky disease untuk pengendalianthe Japanese beetle sebagai keberhasilan pertamapenggunaan entomopathogen.

� Mulai dikenal cara pengendalian dengan menggunakan bahan kimia dan sedikit PHT dengan monitoring populasi hama (menunda tanam padi sampai ngengat sundep terbang dan ulatnya kelaparan, menghitung hama artona & musuhnya pada kelapa)

3. Masa Perang dunia II & krisis pangan 1940-1970

� 1939 Ditemukan DDT (dicloro diphenil tricloroetan = kelompok organoklorin) oleh pihak sekutu yang semula hanya untuk serangga musuh manusia (kutu pakaian, kepinding, nyamuk), di Indonesia banyak menggunakan Endrien

� Disusul penemuan pestisida organofosfat (parathion) oleh Swiss & Jerman dan pestisida-pestisida lain (malation, dimecron, diazenon)

� Terjadi puncak kejayaan penggunaan pestisida (di Indonesia mulai 1950-1970). � Sampai dengan tahun 1950-an di kebun kelapa tetap

menggunakan PHT yaitu insektisida boleh digunakan jika tidak ditemukan musuh alami Artona atau dalam populasi yang sangat sedikit, ditemukan Artona 5 larva/pelepah dengan parasitasi total kurang dari 10%

Lanjutan . . . . . . . . Masa Perang dunia II 1940-1970

• Peneliti mulai merasakan bahwa penggunaan pestisida (yang persisten) secara terus menerus mengakibatkan banyak binatang berguna dan margasatwa turun populasinya

• Diketahui bahwa matinya berbagai macam binatang berguna karena di dalam tubuhnya mengandung racun berkonsentrasi tinggi.

• Tingginya kandungan racun dalam tubuh binatang karena terjadi bioakumulasi melalui proses rantai makanan (katak mati karena makan serangga yang keracunan, ular mati karena makan tikus yang makan biji-bijian beracun)

• 1950's penerapan pertama kali systems analysis untukpengendalian hama tanaman.

• 1959 Introduksi konsep Ambang Ekonomi, Aras ekonomi danPengendalian terpadu (integrated control) oleh V.M. Stern, R.F. Smith, R. van den Bosch and K.S. Hagen.

• 1960 Pertama kali insect sex pheromone diisolasi, diidentifikasi dan disinthesis pada gypsy moth.

• Terjadi protes masyarakat pecinta lingkungan sehat dan memuncak setelah diterbitkan buku yang berjudul “Silent Spring” (Musim Semi yang Sepi) oleh wartawai Rachel Carson 1962, yang membahas pengaruh buruk pestisida terhadap kesehatan &

lingkungan. Ditanggapi pemerintah Amerika dengan melarang penggunaan DDT dan organoclor sejak tahun 1963

Lanjutan . . . Masa Perang dunia II 1940-1970 Lanjutan . . . . . . . . Masa Perang dunia II 1940-1970

• Bersamaan dengan protes masyarakat Stern dkk. Dari Universitas California menyiapkan konsep pengendalian terpadu (Integrated Control, 1959), kemudian diganti dengan integrated pest control (IPC) dan ahkirnya menjadi integrated pest management (IPM)

• 1967 Introduksi istilah Integrated Pest Management olehR.F. Smith dan R. van den Bosch. Relevansi ekologiterhadap IPM melalui koncep "Life Systems" diperkenalkanoleh L.R. Clark, P.W. Geier, R.D.Hughes and R.F. Morris. Pelepasan pirimiphos methyl.

• 1969 US National Academy of Sciences memformalkanistilah Integrated Pest Management.

• 1970-an larangan besar-besaran terhadap DDT

Page 3: 581000220913K2_ PHPT-SEJARAH

9/22/2013

3

Lanjutan . . . . . . . . Masa Perang dunia II 1940-1970

• Di Indonesia, yang berhubungan dengan PHPT kurang

memperoleh kemajuan yang berarti, karena kita sedang

menikmati usaha peningkatan teknologi, peningkatan produksi

dan kebanggaan terhadap apa saja yang berasal dari luar negeri, termasuk teknologi produksi, sehingga varietas-varietas baru,

terutama padi banyak ditemukan, misalnya: Sigadis, Remaja

(1954), Dara (1960), Synta (1963), Dewi Tara (1964)

• Tahun 1963-1965 muncul program DEMAS (Demontrasi Massal)

untuk padi, kemudian mulai 1965 menjadi BIMAS (Bimbingan

Massal) yang berorientasi untuk meningkatkan produksi beras nasional.

• Untuk menunjang program bimas pemerintah Indonesia

memberi kredit paket bimas dan subsidi besar-besaran thd

pestisida dan pupuk

Lanjutan . . . . . . . . Masa Perang dunia II 1940-1970

• Tahun 1966 IRRI Philipina menemukan padi IR5 dan 8 yang di Indonesiakan tahun 1967 menjadi PB5 dan PB8 yang umurnya lebih pendek, produksi sangat tinggi meskipun berasnya keras

• Tahun 1969 IRRI dan ahli seleksi Bogor menemukan varietas baru pengganti IR5 & IR8 yang lebih pulen, yaitu C4 dan PB 20

• Awal tahun 1970 pemerintah mulai kewalahan mensubsidi, munculah INMAS (Intensifikasi Massal) yang melibatkan swasta asing yang menitik beratkan penggunaan pestisida secara preventif dan menyeluruh � banyak kecelakan dan keracunan terjadi

4. Masa wereng coklat 1970-1986

� Pada musim tanam 1970 di Kendal Jateng dilaporkan terjadi serangan ‘hama baru’ yang menggagalkan panen (puso)

� Setelah diteliti, hama yang dimaksud adalah Nilaparvata lugens (wereng coklat) yang sudah lama ada tetapi tidak sampai merusak tanaman padi.

� Tahun 1971 luas serangan wereng coklat di pantura ± baru 100 ha, 1975 menjadi 350.000 ha, tahun 1977 menjadi 500.000 ha dan 1979 menjadi 750.00 ha lebih, meskipun digunakan pestisida dengan dosis tinggi dan frekuensi lebih

• Lanjutan . . . . . . . Masa wereng coklat 1970-1986

• 1970's larangan besar-besaran terhadap DDT.• 1972 Pelepasan insektisida Bacillus thuringiensis untuk pengendalian

hama-hama lepidopterous• 1973-1975 Pengembangan dan pelepasan insektisida sintetik pyrethroid,

permethrin dan cypermethrin.

� Pada musim tanam 1976 digunakan varietas baru tahan wereng coklat, yaitu: IR26, IR28, IR29, IR30, IR34, Brantas, Citarum (varietas unggul tahan wereng biotipe 1)

� Untuk pertama kalinya 1976 pemerintah mengangkat petugas PHP (pengamat hama dan Penyakit)

� Dua tahun kemudian ternyata varietas-varietas tersebut sudah tidak tahan lagi thd wereng coklat, karena wereng telah menjadi wereng biotipe 2

� pemerintah pada 1979 mendatangkan varietas lebih baru lagi yang tahan thd biotipe 2, yaitu IR36 dan IR64

� 1979 pemerintah melaksanakan Proyek Perintisan PHT dengan unit kerja yang seluas satu wilayah kerja Balai Penyuluhan Pertanian

� 1970-1985 pemerintah mensubsidi pestisida hampir 80% (± Rp100 milyard/tahun �1$ = Rp 1800)

� 1986 timbul wereng biotipe 3 dan biotipe lokal

Lanjutan . . . . . . . Masa wereng coklat 1970-1986

• 1985 Pertama kalinya dilaporkan adanya resistensi terhadap Bacillus

thuringiensis pada ngengat tepung Plodia interpunctella. India danMalaysia mendeklarasikan IPM sebagai kebijakan menteri.

• 1986 Jerman membuat kebijakana IPM melalui the Plant Protection

Act. Indonesia membuat kebijakan tentang IPM melalui INPRES. Philippines - IPM melalui declaration keputusan president.

• 1995 Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 1995 tentang Perlindungan Tanaman

Selepas masa wereng coklat 1987 �

• 1987 IPM dibahas ditingkat parlemen in Denmark dan Swedia.

• 1988 IPM paling sukses diterapkan pada sistem pertanaman padi diIndonesia.

• 1989 pertama kali dilaporkan terjadinya resistensi terhadap rekayasagenetik Pseudomonas fluorescens yang mengandung delta endotoxin dari

Bacillus thuringiensis.• 1991 IPM multiyear untuk crop protection dibahas dan menjadi keputusan

kabinet di Belanda.• 1993 lebih dari 504 species serangga resisten terhadap sedikitnya satu

formulasi insektisida dan sedikitnya 17 species serangga resisten terhadapsemua kelas insektisida

• 1972 Federal Insecticide, Fungicide, and Rodenticide Act (FIFRA).• 1996 Food Quality Protection Act (FQPA).

• 1999 US EPA and National Academy of Sciences menerbitkan laporan yang menunjukkan bahwa analisis resiko terhadap pestisida perlu dilakukan dan

ditelaah kembali berdasarkan efeknya terhadap anak-anak dan efekkumulatif bagi mereka yang sering terpapar oleh pestisida. Semua pestisida

harus dikaji ulang.• 2002 Organic Standards dikembangkan oleh USDA.

Page 4: 581000220913K2_ PHPT-SEJARAH

9/22/2013

4

PENGELOLAAN

HAMA-PENYAKIT

SECARA TERPADU

TIDAK BOLEH

DITAWAR LAGI

� Pengendalian Hama-Penyakit Terpadu (PHPT) merupakan dasar

kebijakan pemerintah dalam melaksanakan kegiatan perlindungan tanaman.

� Landasan hukum dan dasar pelaksanaan kegiatan perlindungan

tanaman adalah � Undang-Undang No. 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya

Tanaman,

� Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 1995 tentang Perlindungan Tanaman

� Pengendalian hama-penyakit terpadu didefinisikan

sebagai cara pendekatan atau cara berfikir tentang pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT)

yang didasarkan kepada pertimbangan ekologi dan

efisiensi ekonomi dalam rangka pengelolaan agroekosistem yang berwawasan lingkungan

berkelanjutan

Konsekuensi PHPT di Indonesia