58 bab iv hasil penelitian dan pembahasan alamat : jl ...eprints.stainkudus.ac.id/2176/7/7. bab...
TRANSCRIPT
58
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian
1. Profil Singkat dan Sejarah Berdirinya PO. Haryanto
a. Profil Singkat PO. Haryanto
Nama Perusahaan : PO. Haryanto
Pemilik : H. Haryanto
Alamat : Jl. Lingkar Ngembal Kulon, Kecamatan
Jati, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah
Telp. : 0291-441888
Tahun Berdiri : 2002
b. Sejarah Berdirinya PO. Haryanto
H. Haryanto adalah pemilik dari Perusahaan Otobus
Haryanto yang menjalankan bisnisnya dari nol. Bus PO. Haryanto
merupakan bus asli Kota Kudus dengan logo di body bus
bergambar Menara Kudus. Bus yang memiliki banyak armada ini
sebagian besar bermesin Hino dan Mercedez-Benz keluaran
terbaru. H. Haryanto lahir 17 Desember 1959 putra dari almarhum
Ahmad Sipan dan Hj. Sutami yang merupakan anak keenam dari
sebelas bersaudara.
Setelah menempuh Sekolah Teknik Menengah (STM) di
Kudus, beliau sempat merantau ke Jakarta, akhirnya beliau
melamar sebagai anggota TNI. Setelah 20 tahun mengabdi di
kesatuannya dengan pangkat terakhir kopral, beliau justru sukses
berbisnis angkutan umum. Kini penghasilannya tak kalah dengan
para jenderal. Berkat ketekunan, keuletan dan tentu saja garis
keberuntungan yang tergores ditangannya, H. Haryanto akhirnya
memetik buah usahanya. Bagi H. Haryanto disiplin bukan suatu hal
yang aneh. Maklum, beliau adalah mantan anggota Tentara
Nasional Indonesia (TNI).
59
Saat ini H. Haryanto memiliki kurang lebih 150 unit
armada bus eksekutif yang melayani berbagai jalur Jabodetabek,
Kudus, Pati, Jepara, Rembang, Blora, Surabaya, Ponorogo,
Madura, Wonogiri dan Bandung serta kurang lebih 30 unit armada
bus pariwisata. Selain itu, beliau juga memiliki 150 unit angkutan
kota (angkot) yang merajai seluruh trayek di Tangerang serta
memliki showroom mobil dan 2 unit rumah makan besar di Jawa
Barat dan Jawa Tengah dengan nama Rumah Makan Menara
Kudus. H. Haryanto sendiri sebenarnya tak pernah menyangka ia
akan menjadi pengusaha. Pasalnya, beliau terlahir sebagai anak
desa di Kudus. Orang tuanya hanyalah seorang buruh tani yang
memiliki kerja sambilan sebagai tukang memisahkan tulang dan
daging ikan di pasar. Sejak kecil H. Haryanto memang bercita-cita
bisa berseragam loreng sambil memanggul senjata. Cita-citanya itu
akhirnya kesampaian juga. Tahun 1979 beliau mulai berja di
kesatuan angkatan udara Kostrad di Tangerang. Sejak kecil beliau
juga di didik untuk bekerja keras, mulai dari menggembala sapi
milik tetangga, berjualan es atau sebagai tukang cari rumput
(ngarit) demi menambah penghasilan bagi kelangsungan hidup
keluargannya.
Di sela-sela waktu bekerja sebagai sopir kendaraan militer
di kesatuannya, H. Haryanto meluangkan waktunya untuk
menyopiri mobil angkotnya. Setiap hari beliau menyopiri
angkotnya pada pukul 15.00-16.00, kemudian bekerja di Kostrad
hingga pukul 19.00. Selepas pukul 22.00, ia mulai mengemudikan
angkotnya lagi hingga dini hari. Suka tidak suka, H. Haryanto
harus mengurangi waktu tidurnya demi menafkahi istri dan ketiga
anaknya. Berkat rajin menyopiri angkotnya, tahun-tahun
berikutnya H. Haryanto terus membeli angkot dari uang yang ia
sisihkan.
60
Tahun 1982, H. Haryanto menikah dengan pujaan hatinnya,
Hj. Suheni dan dikaruniai 3 anak dan 7 cucu. Namun, gaji belasan
ribu yang diterimanya tiap bulan ternyata tidak cukup untuk
menambal kebutuhan hidupnya. Bahkan, rumah sewa yang beliau
huni bersama istrinya tidak mampu beliau bayar. Kepepet dengan
kondisi keuangan yang minim inilah yang justru mempertebal
semangat H. Haryanto untuk mulai mencari usaha sampingan. Pada
1984, dengan modal uang tabungan kurang dari Rp. 1 juta, beliau
nekat membeli satu unit mobil angkutan kota (angkot) buatan
Daihatsu. Beliau pun lalu menjadi sopir bagi kendaraan angkotnya
yang berplat kuning. Saat itu rute yang beliau tempuh Pasar Anyar
– Serpong.
Kendati usianya baru 43 tahun, tahun 2002 lalu, beliau
melayangkan surat pengunduran diri, beliau tidak mendapat uang
pesangon namun mendapat uang pesiun Rp. 800.000,- per bulan.
Sejak pensiun H. Haryanto justru sibuk dengan aktifitas barunya
yaitu PO. Haryanto yang dirintisnya pada tahun yang sama. Kala
itu H. Haryanto mendapat kucuran kredit dari Bank BRI senilai Rp.
3 Miliyar. Uang itu beliau gunakan untuk membeli enam unit bus.
Semula H. Haryanto mengoperasikan busnya dengan rute
Cikarang-Cimone kelas non-AC alias ekonomi.
Modal untuk membeli angkot juga diperolehnya dari hasil
kerja sampingnya yang lain, sebagai perwakilan bus PO. Sumber
Urip yang ia tekuni sejak 1990-2000. Seiring waktu jumlah
angkotnya semakin bertambah hinggah puluhan dan terus
bertambah menembus angka 100 unit. Saat ini sekitar 150 angkot
ada dalam daftar aset beliau yang sudah mempunyai trayek seluruh
Tangerang. Dari usaha angkotnya saja, jutaan rupiah berhasil
beliau kantongi setiap hari. Namun, H. Haryanto bukan orang yang
mudah berpuas diri. Tahun 1990 beliau membuka showroom mobil
di Tangerang yang khusus menjual angkot dari beragam karoseri.
61
Showroom ini tidak membutuhkan modal yang banyak, H.
Haryanto hanya menyiapkan lahan bagi meraka yang ingin menjual
angkotnya. Modalnya hanya kepercayaan. Showroom ini pun
cukup laris, setiap bulan sekitar 20-30 unit mobil berhasil beliau
jual.
Sayangnya, bus jurusan tersebut sepi penumpang. Maka
beliau mengalihkan ke bus eksekutif yang ber-AC dan membuat
rute baru yang tujuannya tidak jauh dari kampung halamannya,
yaitu Jakarta – Kudus, Jakarta – Jepara dan Jakarta – Pati. Demi
menjaga kualitas, H. Haryanto mendidik sopir-sopirnya agar tidak
ugal-ugalan dan diprotes penumpang. Walau sudah menjadi
juragan bus, beliau tidak segan-segan setiap hari nongkrong di
terminal, memeriksa sendiri kondisi bus-busnya sambil
mendengarkan keluhan penumpang.
H. Haryanto sadar bahwa usahanya tidak akan berhasil
tanpa campur tangan Yang Maha Kuasa. Itu sebabnya, ia berikrar
akan memberangkatkan sopir-sopirnya ke Tanah Suci. Maka dari
itu, setiba dari Mekkah, kendati harga Dollar sedang mahal-
mahalnya, beliau memenuhi janjinya untuk memberangkatkan
karyawannya naik haji. Kesempatan pertama itu beliau hadiahkan
kepada satu sopir yang telah setia bekerja padanya. Pergi ke Tanah
Suci adalah impian H. Haryanto, itulah sebabnya beliau selalu
menyisihkan sedikit demi sedikit penghasilannya. Berkat uang
hasil tabungannya, pada tahun 1997 H. Haryanto dapat berangkat
menunaikaan ibadah haji bersama orang tua dan istrinya. Sejak
beliau menginjakkan kaki di Tanah Suci, H. Haryanto berjanji pada
dirinya sendiri untuk menjalankan bisnis ini dengan sungguh-
sungguh. Tradisi memberangkatkan karyawannya haji itu terus
beliau pegang teguh hingga sekarang. Bagi karyawan yang taat dan
tekun beribadah, H. Haryanto tak segan-segan membagi tiket untuk
beribadah ke Tanah Suci.
62
2. Visi, Misi dan Tujuan PO. Haryanto
a. Visi PO. Haryanto
Menjadi perusahaan transportasi darat terbaik di Indonesia dengan
penerapan sistem terintegrasi serta pelayanan dan fasilitas yang
prima.
b. Misi PO. Haryanto
1) Memberikan jasa transportasi darat dengan kualitas yang utama
dan terbaik.
2) Membangun layanan transportasi darat yang aman, nyaman,
tepat waktu serta memuaskan para pelanggan.
c. Tujuan PO. Haryanto
Menjadikan perusahaan transportasi darat yang aman, aman serta
tepat waktu.1
3. Stuktur Organisasi
Berikut ini bentuk struktur orgnanisasi yang diterapkan oleh
PO. Haryanto.
1 Dokumentasi PO. Haryanto, dikutip pada tanggal 14 Agustus 2018
Gambar 4.1
Struktur Organisasi PO. Haryanto
Direktur
Manajer HRD dan
LegalManajer Keuangan
Kepala Divisi Operasional
Armada
Koordinator Agen dan Operator
Koordinator Perlengkapan Operasional
Kepala
Bengkel
Kepala
Gudang
Staff Administrasi
Keuangan
Staff Divisi Operasional
Armada
Staff HRD
Crew
Bus
Kebersihan
Garasi Laundry
Koordinator
Konsumsi
Ticketing
Kantor
Teknisi Dinamo Teknisi AC
Crew bus
Teknisi BanTeknisi Body Repair Teknisi Mesin Teknisi Audio/Video
Staff
Administrasi
Logistik
Staff
Pengadaan
Barang
Security
Manajer
Operasional
Agen Agen
64
Keterangan:
a. Direktur
Adapun tugas direktur adalah sebagai berikut:
1) Bertanggung jawab dalam memimpin dan membenia perusahaan
secara efektif dan efisien.
2) Bertindak sebagai perwakilan perusahaan dalam hubunugan
dengan pihak eksternal perusahaan.
3) Mengkoordinasikan dan mengawasi semua kegiatan diperusahaan.
4) Menentukan target omzet untuk tiap-tiap bisnis.
5) Merencanakan dan mengembangkan sumber-sumber pendapatan
dan pembelanjaan serta kekayaan perusahaan.
b. Manajer Operasional
Adapun tugas manajer operasional adalah sebagai berikut:
1) Memastikan keberhasilan kegiatan operasional.
2) Bertanggung jawab terhadap keputusan-keputusan strategi kegiatan
operasional.
3) Melaporkan hasil kegatan operasional kepada Direktur,
4) Membuat rencana pelaksanaan kegiatan operasioanl.
5) Memastikan bawahan telah mendapatkan informasi dan
menjalankan kebijakan meanajemen terbaru berkaitan dengan
progam, perawan, dan hal-hal lain yang berhungan dengan
kegiatan operasional.
c. Manajer Keuangan
Adapun tugas manajer keuangan adalah sebagai berikut:
1) Mengambil dan/atau menyetujui kepputusan yang berkaitan
dengan pembelanjaan.
2) Merencanakan, mengatur dan mengontrol perencanaan, laporan,
dan pembiayaan.
3) Mengendalikan dan mengawasi pengeluaran dan hutang.
4) Membuat laporan keuangan dan hutang.
5) Membuat laporan penerimaan dan piutang.
65
d. Manajer HRD dan Legal
Adapun tugas manajer HRD dan legal adalah sebagai berikut:
1) Melaksanakan kegiatan penerimaan karyawan sesuai dengan
kebutuhan dan melakukan analisis kebutuhan tenaga kerja pada
setiap unit kerja.
2) Menyusun prosedur seleksi dan rekrutmen pegawai baru.
3) Memastikan bahwa kewajiban penggajian perusahaan kepada
pegawai terselesaikan.
4) Menangani kegatan dan perjanjian hubungan industri (Disnaker
dan lain-lain).
5) Merekapitulasi perhitungan gaji seluruh karyawan dan selanjutnya
meminta persetujuan Direktur dan meneruskan ke Manajer
Keuangan untuk di proses.
e. Kepala Divisi Operasional Armada
Adapun tugas kepala divisi operasional armada adalah sebagai
berikut:
1) Menentukan penjadwalan serta penempatan crew pada armada dan
trayek tertentu.
2) Membuat dan memperbaharui SOP operasional armada.
3) Memberikan pemahaman terhadap Crew mengenai tugas, hal-hal
yang harus, boleh dan tidak boleh dilakukan dalam
mengoperasionalkan armada.
4) Membuat keputusan tentang kondisi armada, layak atau tidaknya
untuk beroperasi, baik yang ada digarasi atau tidak.
5) Mengurus armada apabila terjadi LAKA.
f. Staff Divisi Operasional Armada
Adapun tugas staff divisi operasional armada adalah sebagai
berikut:
1) Memantau lokasi armada yang sedang beropersasi dan melaporkan
kaepada Kepala Divisi Operasional Armada jika diperlukan.
66
2) Berkoordinasi dengan koordinator agen dan operator terkait jumlah
penumpang yang ada.
3) Berkoordinasi dan memberikan informasi kepada Crew terkait lalu
lintas dan jumalh penumpang yang menanti.
4) Membantu Kepala Divsi Operasional Armada untuk melakukan
pengecekan kondisi armada.
5) Membantu Kepala Divsi Operasional Armada mengurus armada
apabila terjadi LAKA.
g. Koordinator Perlengkapan Operasional
Adapun tugas coordinator perlengkapan operasional adalah sebagai
berikut:
1) Memnyediakan sarana dan perlengkapan armada.
2) Menyediakan sarana dan perlengkapan administrasi.
3) Bersedia ditempatkan dan diperbantukan dimana saja.
4) Memberikan bantu kepada Divisi dan Koordinator lain apabila
diperlukan.
h. Koordinator Agen dan Operator
Adapun tugas coordinator agen dan operator adalah sebagai
berikut:
1) Mengatur, memantau dan mengendalikan agen.
2) Berkoordinasi dengan agen-agen tentang jumlah penumpang
masing-masing trayek pada waktu tertentu.
3) Menerima hasil operasional dari Agen dan Crew setiap hari.
4) Melaporkan dan menyerahkan hasil operasional setiap harinya ke
bagian Staff Administarsi Keuangan.
5) Melakukan hasil rekap bulanan jumlah penumpang kepada
Manajer Operasional untuk masing-masing agen dan trayek.
i. Kepala Bengkel
Adapun tugas kepala bengkel adalah sebagai berikut:
1) Menerima laporan kerusakan armada dari Crew untuk ditangani.
67
2) Memberikan informasi kondisi armada yang mengalami kerusakan
kepada Kepla Dividi Operasional Armada sebagai perencanaan
penjadwalan armada.
3) Menugaskan teknisi sesuai dengan bisang kerusakan armada.
4) Mengetahui dan menjalin relasi dengan mitra atau tempat-tempat
di luar perusahaan yang dapat menangani perbaikan armada atau
sparepart yang tidak bisa ditangani sendiri di bengkel.
j. Teknisi
Adapun tugas teknisi adalah sebagai berikut:
1) Menerima laporan kerusakan armada dari Crew untuk diangani.
2) Memperbaiki kerusakan sesuai bagian dan keahliannya.
3) Mencatat armada mana yang diperbaiki.
4) Mengetahui penggantian sparepart, crew tidak berwenang
memutuskan penggantian sparepart tanpa disetujui Kepala Bengkel
dan Teknisi.
5) Merapikan dan menyimpan kembali peralatan masing-masing ke
tempat yang telah disediakan.
k. Kepala Gudang
Adapun tugas kepala gudang adalah sebagai berikut:
1) Menyediakan sparepart dan logiistik lain yang dibutuhkan oleh
armada.
2) Berkoordinasi dengan Kepala Bengkel atau Teknisi jika sparepart
tidak tersedia di gudang, bias ditunda, kanibalan, diperbaiki, atau
harus secepatnya membeli.
3) Mengetahui segala macam aktiftas penggantian barang, keluar
masuk barang dan penjualan maupun pembelian barang (sparepart
maupun non-sparepart).
4) Melakukan pengecekan barang di gudang.
5) Memberi laporan kepada Manajer Keuangan terkait aktifitas
pengadaan barang.
68
l. Staff Pengadaan Barang
Adapun tugas staff pengadaan barang adalah sebagai berikut:
1) Menjaga gudang dan melayani permintaan sparepart untuk armada.
2) Melakukan pencatatan setiap transaksi permintaan barang untuk
armada.
3) Membuat rekp bulanan penggunaan sparepart, manual tulis tangan.
4) Membantu kepala gudang melakukan pengecekan barang di
gudang.
m. Staff Administrasi Logistik
Adapun tugas staff administrasi logistik adalah sebagai berikut:
1) Menbuat daftar barang yang ada di gudang.
2) Membuat rekap bulananpembelanjaan sparepart.
3) Membuat catatan dan daftar harga dari masing-masing supplier.
4) Menyimpan nota pembelian dan pemeliharaan sprepart serta
perbaikan dan pemeliharaan armada.
n. Staff Administrasi Keuangan
Adapun tugas staff administrasi keuangan adalah sebagai berikut:
1) Memeriksa semua transaksi pengeluaran setiap harinya.
2) Memeriksa semua bukti dan rincian transaksi pembelian barang.
3) Melakukan perhitungan setoran dan DP dari semua agen yang
disetorkan oleh koordinator agen dan operator.
4) Membuat laporan jumlah setoran baik dari armada Madura dan
armada Jawa Tengah setiap harinya.
o. Koordinator Konsumsi
Adapun tugas koordinator konsumsi adalah sebagai berikut:
1) Melakukan estimasi jumlah snack dan minuman yang dibutuhkan
setiap hari
2) Melakukan pembelian snack dan minuman untuk penumpang.
3) Melaporkan biaya dan menyerahkan nota pembelian snack dan
minumann kepada Staff Administrasi Keuangan.
69
p. Kebersihan Garasi
Adapun tugas kebersihan garasi adalah sebagai berikut:
1) Bertanggung jawab atas semua kebersihan dan kerapian garasi,
baik kantor, musholla, halaman serta peralatan bengkel.
2) Bertanggung jawab kepada Koordinator Perlengkapan Operasional.
q. Laundry
Adapun tugas laundry adalah sebagai berikut:
1) Bertanggung jawab atas semua kebersihan, kerapian dan
penyimpanan perlengkapan untuk laundry dan yang di laudry.
2) Mengambil dan menyerahkan kembali perlengkapan yang dil
laudry.
r. Security
Adapun tugas security adalah sebagai berikut:
1) Menajaga keamanan dan ketertiban garasi.
2) Melakukan pencatatan tamu yang datang, nama, alamat,
perihal/maksud kedatangan.
s. Ticketing Kantor
Adapun tugas ticketing kantor adalah sebagai berikut:
1) Melayani penjualan tiket kepatada penumpang dengan sebaik-
baiknya.
2) Memberi penjelasan kepada pembeli tiket tentang harga, nomor
kursi dan nomor armada.
3) Membantu perhitungan setoran dan uang jalan/sangu armada
Madura.
4) Melaporkan hasil penjualan tiket kepada Administrasi Keuangan.
5) Menjaga barang titipan dari pelanggan dan barang temuan dari
bus.2
4. Produk-Produk PO. Haryanto
PO. Haryanto memiliki dua jenis produk bus yaitu bus
pariwisata dan bus malam untuk jalur trayek antara lain:
2 Dokumentasi PO. Haryanto, dikutip pada tanggal 14 Agustus 2018
70
a. Jurusan Jakarta – Madura
b. Jurusan Jakarta – Surabaya.
c. Jurusan Jabodetabek – Kudus .
d. Jurusan Jabodetabek – Pati.
e. Jurusan Jabodetabek – Jepara – Bangsri – Kelet.
f. Jurusan Jabodetabek – Rembang – Lasem – Bangilan.
g. Jurusan Jabodetabek – Blora – Cepu.
h. Jurusan Jabodetabek – Solo – Prambanan.
i. Jurusan Jabodetabek – Solo – Madiun – Ponorogo.
j. Jurusan Jabodetabek – Solo – Matesih.
k. Jurusan Bandung – Lasem.3
B. Gambaran Umum Responden
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang secara
pengambilan informasi atau data-data yang dibutuhkan peneliti mengenai
tanggapan responden adalah dengan menggunakan angket atau kuesioner.
Untuk pembagian kuesioner dilakukan dengan memberikan langsung
kepada respnden pada lokasi penelitian sebanyak 96 kuesioner dan
dikembalikan oleh responden sebanyak 96 kuesioner.
1. Jenis Kelamin
Adapun data mengenai jenis kelamin penumpang bus PO.
Haryanto yang diambil sebagai responden dapat dilihat pada tabel 4.1
sebagai berikut:
Tabel 4.1
Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah
Responden
Presentase
(%)
1 Laki-laki 82 85,4%
2 Perempuan 14 14,6%
Jumlah 96 100%
Sumber: data primer yang diolah, 2018
3 Dokumentasi PO. Haryanto, dikutip pada tanggal 14 Agustus 2018
71
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa jenis kelamin
penumpang bus PO. Haryanto yang diambil sebagai responden. Yang
menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah laki-laki sebanyak 82
orang atau 85,4%, sedangkan sisanya adalah perempuan sebanyak 14
orang atau 14,6%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar dari
penumpang bus PO. Haryanto yang diambil sebagai responden adalah
laki-laki.
2. Usia Responden
Adapun data mengenai usia penumpang bus PO. Haryanto yang
diambil sebagai responden dapat dilihat pada tabel 4.2 sebagai berikut:
Tabel 4.2
Deskripsi Responden Berdasarkan Usia
No Usia (tahun) Jumlah
Responden
Presentase
(%)
1 < 21 14 14,6%
2 21 – 30 46 47,9%
3 31 – 40 18 18,8%
4 41 – 50 14 14,6%
5 > 50 4 4,2%
Jumlah 96 100%
Sumber: data primer yang diolah, 2018
Berdasarkan tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa sebagian besar
usia penumpang bus PO. Haryanto yang diambil sebagai responden
adalah usia <21 tahun sebanyak 14 orang atau 14,6%, usia 21-30 tahun
sebanyak 46 orang atau 47,9%, usia 31-40 tahun sebanyak 18 orang
atau 18,8%, usia 41-5- tahun sebanyak 14 orang atau 14,6% dan usia
>50 tahun sebanyak 4 orang atau 4,2%. Hal ini menunjukkan bahwa
sebagian besar usia responden penumpang bus PO. Haryanto adalah
21-30 tahun.
3. Pekerjaan Responden
Adapun data mengenai pekerjaan penumpang bus PO. Haryanto
yang diambil sebagai responden dapat dilihat pada tabel 4.4 sebagai
berikut:
72
Tabel 4.3
Derskripsi Responden Berdasarkan Pekerjaan
No Pekerjaan Jumlah
Responden
Presentase
(%)
1 PNS/Pegawai 26 27,1%
2 Pelajar/Mahasiswa 14 14,6%
3 Wiraswasta 44 45,8%
4 Pekerja Lepas 8 8,3%
5 Lain-lain 4 4,2%
Jumlah 96 100%
Sumber: data primer yang diolah,2018
Berdasarkan tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa sebagian besar
pekerjaan penumpang bus Po. Haryanto yang diambil sebagai
responden adalah PNS/ Pegawai sebanyak 26 orang atau 27,1%,
pelajar/mahasiswa sebanyak 14 orang atau 14,6%, wiraswata sebanyak
44 orang atau 45,8%, pekerja lepas sebanyak 8 orang atau 8,3% dan
lain-lain tahun sebanyak 4 orang atau 4,2%. Hal ini menunjukkan
bahwa sebagian besar pekerjaan responden penumpang bus Po.
Haryanto adalah wiraswasta.
4. Frekeunsi Pembelian Tiket
Adapun data mengenai frekuensi pembelian tiket bus yang dibeli
oleh responden penumpang bus PO. Haryanto adalah sebagaiberikut:
Tabel 4.4
Deskrpsi Frekuensi Pembelian Tiket
No Frekuensi Pembelian Jumlah
Responden
Persentase
(%)
1 1 kali 19 19,8%
2 2 kali 5 5,2%
3 >2 kali 72 75,0%
Jumlah 96 100%
Sumber: data primer yang diolah, 2018
Berdasarkan tabel 4.4 diatas menunjukkan bahwa sebagian besar
frekuensi pembelian tiket bus PO. Haryanto yang dibeli oleh
73
responden adalah 1 kali sebanyak 19 orang atau 19,8%, 2 kali
sebanyak 5 orang atau 5,2%, dan >2 kali sebanyak 72 orang atau
75,0%, Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar frekuensi
pembelian tiket bus Po. Haryanto yang dibeli oleh penumpang adalah
>2 kali.
C. Deskripsi Data Penelitian
Hasil jawaban dari masing-masing responden tentang fasilitas, tarif
dan ketepatan waktu terhadap kepuasan pelanggan adalah:
1. Variabel Fasilitas
Hasil angket tentang fasilitas adalah sebagai berikut:
Tabel 4.5
Hasil Jawaban Responden Variabel Fasilitas
Item
Pertanyaan
Total
STS
% Total
TS
% Total
N
% Total
S
% Total
SS
%
P1 0 0,0% 1 1,0% 25 26,0% 57 59,4% 13 13,5%
P2 0 0,0% 10 10,4% 24 25,0% 57 59,4% 5 5,2%
P3 0 0,0% 6 6,2% 23 24.0% 60 62,5% 7 7,3%
P4 0 0,0% 0 0,0% 16 16,7% 60 62,5% 20 20,8%
P5 0 0,0% 1 1,0% 21 21,9% 70 72,9% 4 4,2%
P6 0 0,0% 1 1,0% 2 2,1% 67 69,8% 26 27,1%
P7 0 0,0% 1 1,0% 10 10,4% 75 78,1% 10 10,4%
P8 0 0,0% 1 1,0% 21 21,9% 63 65,6% 11 11,5%
P9 0 0,0% 0 0,0% 8 8,3% 75 78,1% 13 13,5%
P10 0 0,0% 2 2,1% 6 6,2% 65 67,7% 23 24,0%
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Berdasarkan data di atas, maka dapat dipahami bahwa:
a. Pada item pertanyaan 1, ruang kantor/agen bus PO. Haryanto yang
tertata rapi dan bersih, 13 responden atau 13,5% responden
menjawab sangat setuju, 57 responen atau 59,4% responden
menjawab setuju, 25 atau 26,0% responden menjawab netral, 1
74
responden atau 1,0% responden menjawab tidak setuju, 0
responden atau 0,0% responden menjawab sangat tidak setuju.
b. Pada item pertanyaan 2, ruang tunggu bus PO. Haryanto yang
nyaman, 5 responden atau 5,2% responden menjawab sangat
setuju, 57 responden atau 59,4% responden menjawab setuju, 24
respomden atau 25,0% responden menjawab netral, 10 responden
atau 10,4% responden menjawab tidak setuju, 0 responden atau
0,0% responden menjawab sangat tidak setuju.
c. Pada item pertanyaan 3, PO. Haryanto menyediakan tempat parkir
yang memadai, 7 responden atau 7,3% responden menjawab sangat
setuju, 60 responden atau 62,5% responden menjawab setuju, 23
respomden atau 24,0% responden menjawab netral, 6 responden
atau 6,2% responden menjawab tidak setuju, 0 responden atau
0,0% responden menjawab sangat tidak setuju.
d. Pada item pertanyaan 4, jumlah tempat duduk yang tersedia di
dalam bus sesuai dengan jumlah penumpang, 20 responden atau
20,8% responden menjawab sangat setuju, 60 responden atau
62,5% responden menjawab setuju, 16 respomden atau 16,7%
responden menjawab netral, 0 responden atau 0,0% responden
menjawab tidak setuju, 0 responden atau 0,0% responden
menjawab sangat tidak setuju.
e. Pada item pertanyaan 5, media hiburan yang tersedia di dalam bus
cukup memadai, 4 responden atau 4,2% responden menjawab
sangat setuju, 70 responden atau 72,9% responden menjawab
setuju, 21 respomden atau 21,9% responden menjawab netral, 1
responden atau 1,0% responden menjawab tidak setuju, 0
responden atau 0,0% responden menjawab sangat tidak setuju.
f. Pada item pertanyaan 6, PO. Haryanto menyediakan tiket yang
mudah didapatkan, 26 responden atau 27,1% responden menjawab
sangat setuju, 67 responden atau 69,8% responden menjawab
setuju, 2 responden atau 2,1% responden menjawab netral, 1
75
responden atau 1,0% responden menjawab tidak setuju, 0
responden atau 0,0% responden menjawab sangat tidak setuju.
g. Pada item pertanyaan 7, penerangan di dalam bus PO. Haryanto
yang memadai, 10 responden atau 10,4% responden menjawab
sangat setuju, 75 responden atau 78,1% responden menjawab
setuju, 10 responden atau 10,4% responden menjawab netral, 1
responden atau 1,0% responden menjawab tidak setuju, 0
responden atau 0,0% responden menjawab sangat tidak setuju.
h. Pada item pertanyaan 8, warna interior yang digunakan bus PO.
Haryanto membuat rileks penumpang, 11 responden atau 11,5%
responden menjawab sangat setuju, 63 responden atau 65,6%
responden menjawab setuju, 21 respomden atau 21,9% responden
menjawab netral, 1 responden atau 1,0% responden menjawab
tidak setuju, 0 responden atau 0,0% responden menjawab sangat
tidak setuju.
i. Pada item pertanyaan 9, papan nama PO. Haryanto yang terlihat
jelas, 13 responden atau 13,5% responden menjawab sangat setuju,
75 responden atau 78,1% responden menjawab setuju, 8
respomden atau 8,3% responden menjawab netral, 0 responden
atau 0,0% responden menjawab tidak setuju, 0 responden atau
0,0% responden menjawab sangat tidak setuju.
j. Pada item pertanyaan 10, sopir dan karyawan bus PO. Haryanto
menggunakan seragam perusahaan yang mudah dikenali, 23
responden atau 24,0% responden menjawab sangat setuju, 65
responden atau 67,7% responden menjawab setuju, 6 respomden
atau 6,2% responden menjawab netral, 2 responden atau 2,1%
responden menjawab tidak setuju, 0 responden atau 0,0%
responden menjawab sangat tidak setuju
2. Variabel Tarif
Hasil angket tentang tarif adalah sebagai berikut:
76
Tabel 4.6
Hasil Jawaban Responden Variabel Tarif
Item
Pertanyaan
Total
STS
% Total
TS
% Total
N
% Total
S
% Total
SS
%
P1 0 0,0% 3 3,1% 28 28,9% 55 57,3% 10 10,4%
P2 0 0,0% 3 3,1% 23 24,0% 63 65,6% 7 7,3%
P3 0 0,0% 2 2,1% 18 18,8% 68 70,8% 8 8,3%
P4 0 0,0% 0 0,0% 20 20,8% 65 67,7% 11 11,5%
P5 0 0,0% 0 0,0% 28 29,2% 48 50,0% 20 20,8%
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Berdasarkan data di atas, maka dapat dipahami bahwa:
a. Pada item pertanyaan 1, tarif yang ditawarkan bus PO. Haryanto
relatif terjangkau, 10 responden atau 10,4% responden menjawab
sangat setuju, 55 responen atau 57,3% responden menjawab setuju,
28 responden atau 28,9% responden menjawab netral, 3 responden
atau 3,1% responden menjawab tidak setuju, 0 responden atau
0,0% responden menjawab sangat tidak setuju.
b. Pada item pertanyaan 2, tarif bus PO. Haryanto sesuai dengan
manfaat yang diterima oleh penumpang, 7 responden atau 7,3%
responden menjawab sangat setuju, 63 responden atau 65,6%
responden menjawab setuju, 23 responden atau 24,0% responden
menjawab netral, 3 responden atau 3,1% responden menjawab
tidak setuju, 0 responden atau 0,0% responden menjawab sangat
tidak setuju.
c. Pada item pertanyaan 3, tarif sesuai dengan fasilitas yang diberikan
oleh bus PO. Haryanto kepada penumpang, 8 responden atau 8,3%
responden menjawab sangat setuju, 68 responden atau 70,8%
responden menjawab setuju, 18 respomden atau 18,8% responden
menjawab netral, 2 responden atau 2,1% responden menjawab
tidak setuju, 0 responden atau 0,0% responden menjawab sangat
tidak setuju.
77
d. Pada item pertanyaan 4, tarif bus PO. Haryanto sesuai dengan
dengan jarak yang ditempuh, 11 responden atau 11,5% responden
menjawab sangat setuju, 65 responden atau 67,7% responden
menjawab setuju, 20 responden atau 20,8% responden menjawab
netral, 0 responden atau 0,0% responden menjawab tidak setuju, 0
responden atau 0,0% responden menjawab sangat tidak setuju.
e. Pada item pertanyaan 5, adanya harga promo atau diskon bagi
penumpang setia bus PO. Haryanto, 20 responden atau 20,8%
responden menjawab sangat setuju, 48 responden atau 50,0%
responden menjawab setuju, 28 responden atau 29,2% responden
menjawab netral, 0 responden atau 0,0% responden menjawab
tidak setuju, 0 responden atau 0,0% responden menjawab sangat
tidak setuju.
3. Variabel Ketepatan Waktu
Hasil angket tentang ketepatan waktu adalah sebagai berikut:
Tabel 4.7
Hasil Jawaban Responden Variabel Ketepatan Waktu
Item
Pertanyaan
Total
STS
% Total
TS
% Total
N
% Total
S
% Total
SS
%
P1 0 0,0% 3 3,1% 21 21,9% 59 61,5% 13 13,5%
P2 1 1,0% 13 13,5% 28 29,2% 41 42,7% 13 13,5%
P3 0 0,0% 1 1,0% 20 20,8% 60 62,5% 15 15,6%
P4 1 1,0% 6 6,2% 26 27,1% 51 53,1% 12 12,5%
P5 0 0% 3 3,1% 21 21,9% 56 58,3% 16 16,7%
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Berdasarkan data di atas, maka dapat dipahami bahwa:
a. Pada item pertanyaan 1, karyawan bus PO. Haryanto melakukan
persiapan sebelum pemberangkatan sesuai dengan jadwal, 13
responden atau 13,5% responden menjawab sangat setuju, 59
responen atau 61,5% responden menjawab setuju, 21 responden
atau 21,9% responden menjawab netral, 3 responden atau 3,1%
78
responden menjawab tidak setuju, 0 responden atau 0,0%
responden menjawab sangat tidak setuju.
b. Pada item pertanyaan 2, bus PO. Haryanto berangkat tepat waktu
sesuai dengan jadwal, 13 responden atau 13,5% responden
menjawab sangat setuju, 41 responden atau 42,7% responden
menjawab setuju, 28 responden atau 29,2% responden menjawab
netral, 13 responden atau 13,5% responden menjawab tidak setuju,
1 responden atau 1,0% responden menjawab sangat tidak setuju.
c. Pada item pertanyaan 3, bus PO. Haryanto tidak sering berhenti
dijalan, 15 responden atau 15,6% responden menjawab sangat
setuju, 60 responden atau 62,5% responden menjawab setuju, 20
respomden atau 20,8% responden menjawab netral, 1 responden
atau 1,0% responden menjawab tidak setuju, 0 responden atau
0,0% responden menjawab sangat tidak setuju.
d. Pada item pertanyaan 4, bus PO. Haryanto sampai di
tujuan/terminal dengan tepat waktu, 12 responden atau 12,5%
responden menjawab sangat setuju, 51 responden atau 53,1%
responden menjawab setuju, 26 responden atau 27,1% responden
menjawab netral, 6 responden atau 6,2% responden menjawab
tidak setuju, 1 responden atau 1,0% responden menjawab sangat
tidak setuju.
e. Pada item pertanyaan 5, bus PO. Haryanto mengutamakan
ketepatan waktu dibanding moda transportasi lain dengan tujuan
yang sama, 16 responden atau 16,7% responden menjawab sangat
setuju, 56 responden atau 58,3% responden menjawab setuju, 21
responden atau 21,9% responden menjawab netral, 3 responden
atau 3,1% responden menjawab tidak setuju, 0 responden atau
0,0% responden menjawab sangat tidak setuju.
4. Variabel Kepuasan Pelanggan
Hasil angket tentang kepuasan pelanggan adalah sebagai berikut:
79
Tabel 4.8
Hasil Jawaban Responden Variabel Kepuasan Pelanggan
Item
Pertanyaan
Total
STS
% Total
TS
% Total
N
% Total
S
% Total
SS
%
P1 0 0,0% 1 1,0% 19 19,8% 62 64,6% 14 14,6%
P2 0 0,0% 0 0,0% 20 20,8% 63 65,6% 13 13,5%
P3 0 0,0% 5 5,2% 29 30,2% 53 55,2% 9 9,4%
P4 0 0,0% 6 6,2% 26 27,1% 56 58,3% 8 8,3%
P5 0 0,0% 1 1,0% 14 14,6% 65 67,7% 16 16,7%
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Berdasarkan data di atas, maka dapat dipahami bahwa:
a. Pada item pertanyaan 1, merasa puas dengan fasilitas yang
diberikan bus PO. Haryanto, 14 responden atau 14,6% responden
menjawab sangat setuju, 62 responen atau 64,6% responden
menjawab setuju, 19 responden atau 19,8% responden menjawab
netral, 1 responden atau 1,0% responden menjawab tidak setuju, 0
responden atau 0,0% responden menjawab sangat tidak setuju.
b. Pada item pertanyaan 2, merasa puas dengan fasilitas bus Po.
Haryanto yang dapat berfungsi dengan baik sebagaimana mestinya,
13 responden atau 13,5% responden menjawab sangat setuju, 63
responden atau 65,6% responden menjawab setuju, 20 responden
atau 20,8% responden menjawab netral, 0 responden atau 0,0%
responden menjawab tidak setuju, 0 responden atau 0,0%
responden menjawab sangat tidak setuju.
c. Pada item pertanyaan 3, merasa puas dengan tarif yang ditawarkan
oleh bus PO. Haryanto, 9 responden atau 9,4% responden
menjawab sangat setuju, 53 responden atau 55,2% responden
menjawab setuju, 29 respomden atau 30,2% responden menjawab
netral, 5 responden atau 5,2% responden menjawab tidak setuju, 0
responden atau 0,0% responden menjawab sangat tidak setuju.
80
d. Pada item pertanyaan 4, merasa puas dengan ketepatan waktu
pemberangkatan bus PO. Haryanto yang sesuai jadwal, 8
responden atau 8,3% responden menjawab sangat setuju, 56
responden atau 58,3% responden menjawab setuju, 26 responden
atau 27,1% responden menjawab netral, 6 responden atau 6,2%
responden menjawab tidak setuju, 0 responden atau 0,0%
responden menjawab sangat tidak setuju.
e. Pada item pertanyaan 5, merasa puas dengan bus PO. Haryanto
dalam hal sampai di tujuan, 16 responden atau 16,7% responden
menjawab sangat setuju, 65 responden atau 67,7% responden
menjawab setuju, 14 responden atau 14,6% responden menjawab
netral, 1 responden atau 1,0% responden menjawab tidak setuju, 0
responden atau 0,0% responden menjawab sangat tidak setuju.
D. Uji Instrumen Data
Untuk menguji validitas dan reabilitas instrumen, peneliti
menggunakan analisis SPSS v 16.0, berikut uji validitas dan reliabilitas
instrumen.
1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya
suatu kuesioner. Kuesioner di katakan valid, jika pertanyaan pada
koesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan di ukur. Untuk
mengukur validitas dapat dilakukan dengan melakukan korelasi antar
skor butir pertanyaan dengan total skor konstruk atau variabel.
Sedangkan untuk mengetahui tingkat validitas instrumen dari masing-
masing variabel, maka dengan degree of freedom (df) = n-k, dalam hal
ini n adalah jumlah sampel dan k adalah konstruk dengan alpha 0,05.
Pada kasus ini, besarnya df dapat dihitung 96-3 atau df=93 dengan
alpha 0,05 didapat r tabel 0,202. Apabila nilai rhitung > rtabel dan bernilai
positif, maka variabel tersebut valid.
Pengujian validitas ini dibantu dengan program SPSS. Dari hasil
pengolahan SPSS diperoleh hasil sebagai berikut:
81
Tabel 4.9
Hasil Uji Validitas
Variabel Item Corrected Item Totas Correlation
(r hitung)
R tabel Keterangan
Fasilitas
(X1)
P1 0,468 0,202 Valid
P2 0,540 0,202 Valid
P3 0,361 0,202 Valid
P4 0,239 0,202 Valid
P5 0,454 0,202 Valid
P6 0,524 0,202 Valid
P7 0,507 0,202 Valid
P8 0,457 0,202 Valid
P9 0,302 0,202 Valid
P10 0,412 0,202 Valid
Tarif
(X2)
P1 0,490 0,202 Valid
P2 0,406 0,202 Valid
P3 0,629 0,202 Valid
P4 0,351 0,202 Valid
P5 0,229 0,202 Valid
Ketepatan
Waktu
(X3)
P1 0,451 0,202 Valid
P2 0,673 0,202 Valid
P3 0,519 0,202 Valid
P4 0,687 0,202 Valid
P5 0,610 0,202 Valid
Kepuasan
Pelanggan
(Y)
P1 0,676 0,202 Valid
P2 0,501 0,202 Valid
P3 0,626 0,202 Valid
P4 0,506 0,202 Valid
P5 0,570 0,202 Valid
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
82
Berdasarkan tabel 4.9 diatas dapat diketahui bahwa masing-
masing item memiliki rhitung lebih besar dari pada rtabel (0,202) dan
bernilai positif. Dengan demikian, butir atau pertanyaan tersebut
dinyatakan valid.
2. Uji Reliabillitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Adapun kriteria
bahwa instrumen itu dikatakan reliabel, apabila nilai yang didapat
dalam proses pengujian dengan uji statistik Cronbach Alpha > 0,60.
Dan sebaliknya jika Cronbach Alpha diketemukan angka koefisien
lebih kecil (<0,60), maka dikatakan tidak reliabel.
Tabel 4.10
Hasil Uji Reabilitas
Varibel Item Cronbach
Alpha
Cronbach
Alpha yang
disyaratkan
Keterangan
Fasilitas 10 0,759 0,60 Reliabel
Tarif 5 0,657 0,60 Reliabel
Ketepatan
Waktu
5 0,800 0,60 Reliabel
Kepuasan
Pelanggan
5 0,792 0,60 Reliabel
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Berdasarkan tabel 4.10 diatas dapat diketahui bahwa masing-
masing item memiliki nilai Cronbach Alpha >0,60 dengan demikian
semua variabel dapat dikatakan reliabel.
E. Uji Asumsi Klasik
Untuk mengetahui apakah suatu data dapat dianalisa lebih lanjut
diperlukan suatu uji asumsi klasik agar hasil dan analisa nantinya efesien
dan tidak bias. Adapun kriteria pengujian tersebut sebagai berikut :
83
1. Uji Multikolonieritas
Uji ini dimaksudkan untuk mendeteksi gejala korelasi antara
variabel bebas yang satu dengan yang lainnya. Uji multikolinieritas
dilakukan dengan melihat nilai tolerance atau nilai VIF dengan asumsi
jika nilai tolerance < 0,1 dan nilai VIF > 10 maka terjadi gejala
multikolonieritas. Berdasarkan hasil penghitungan SPSS 16 diperoleh
uji multikolinieritas sebagai berikut:
Tabel 4.11
Hasil Uji Multikolonieritas
Variabel Tolerance VIF Keterangan
Fasilitas 0,570 1,753 Bebas multikolineritas
Tarif 0,596 1,678 Bebas multikolineritas
Ketepatan Waktu 0,567 1,764 Bebas multikolineritas
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Dalam hasil pengujian multikolineritas diatas, terlihat nilai
tolerance variebel fasilitas sebesar 0,570, tarif sebesar 0,596 dan
ketepatan waktu sebesar 0,567. Sedangkan nilai VIF untuk variabel
fasilitas sebesar 1,753, variabel tarif sebesar 1,678 dan variabel
ketepatan waktu sebesar 1,764. Hal ini menunjukan bahwa tidak ada
variabel bebas yang memiliki tolerance kurang dari 0,1 dan tidak
variabel bebas yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat
disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas antar variabel bebas
dalam model regresi.
2. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan
kepengamatan yang lain. Pengujian heteroskedastisitas dalam
penelitian ini melihat penyebaran titik-titik di scatterplot. Berikut hasil
uji heteroskedastisitas:
84
Gambar 4.2
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber: data primer yang diolah, 2018
Hasil tampilan output SPSS diatas menunjukan bahwa tidak ada
pola yang jelas serta titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada
sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Dengan demikian
asumsi heteroskedastisitas terpenuhi.
3. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi
linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Uji autokorelasi
untuk penelitian ini menggunakan Durbin Watson test¸ dimana
dikatakan tidak terjadi autokorelasi jika nilai Durbin Watson lebih
besar dari du dan lebih kecil dari 4-du (du < d < 4-du). Dari hasil
pengolahan diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.12
Hasil Uji Autokorelasi
du DW 4-du Keterangan
1,736 2,137 2,264 Tidak ada autokorelasi
Sumber: data primer yang diolah, 2018
85
Berdasarkan hasil pengujian autokorelasi nilai Durbin Watson
sebesar 2.137 nilai tersebut dibandingkan dengan nilai tabel
signifikansi 5% dengan jumlah sampel 96 dan jumlah variabel bebas 3,
maka diperoleh nilai dl = 1,613, du = 1,736, 4-du = 4-1,736 = 2,264.
Karena nilai Durbin Watson sebesar 2,137 diantara du < d < 4-du yaitu
(1,736 < 2,137 < 2,264). Maka sesuai kaidah pengambilan keputusan
Durbin Watson disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi positif
atau negatif pada model regresi.
4. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai
distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki
distribusi data normal atau mendekati normal.
Gambar 4.3
Hasil Uji Normalitas dengan Histogram
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
86
Gambar 4.4
Hasil Uji Normalitas dengan Normal Probability Plot
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Berdasarkan hasil pengujian diatas, pada grafik histogram bahwa
kurva membentuk lonceng sempurna yang artinya data berdistribusi
normal. Sedangkan pada gambar Normal P-Plot menunjukkan
penyebaran titik tidak menjauhi garis diagonal dan mengikuti arah
garisnya. Hal ini menunjukkan bahwa data residual berdistribusi
normal. Dengan demikian asumsi normalitas terpenuhi.
Pada penelitian ini peneliti juga menggunakan uji One Sample
Kolmogorof-Smirnov Test. Hal ini dikarenakan uji One Sample
Kolmogorof-Smirnov Test ini sederhana dan tidak menimbulkan
perbedaan presepsi di antara satu pengamat dengan pengamat lainnya
yang sering terjadi pada uji normalitas dengan menggunakan grafik.
Uji One Sample Kolmogorof-Smirnov Test dilihat dari nilai residual
dikatakan normal bila nilai residual yang dihasilkan diatas nilai 0,05
maka dapat dinyatakan bahwa residual terdistribusi normal. Hasil
pengujian One Sample Kolmogorof-Smirnov Test adalah sebagai
berikut:
87
Tabel 4.13
Uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Sampel Kolmogorov-Smirnov Signifikansi
96 0,610 0,851
Sumber: data primer diolah, 2018
Berdasarkan hasil uji One Sample Kolmogorof-Smirnov Test
dengan jumlah N = 96 menyatakan bahwa nilai signifikansi
(Asymp.Sig 2-tailled) sebesar 0,851. Karena nilai signifikansi lebih
dari 0,05, maka nilai residual terdistribusi dengan normal.
F. Teknik Analisis Data
1. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis ini untuk memprediksi nilai dari variabel dependen
apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan
dan untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen
dengan variabel dependen apakah masing-masing variabel independen
berhubungan positif atau negatif. Dengan menggunakan alat bantu
statistik SPSS versi 16 maka diperoleh perhitungan sebagai berikut :
Tabel 4.14 Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) .094 2.023 .047 .963
Fasilitas .201 .065 .281 3.094 .003 .570 1.753
Tarif .289 .104 .248 2.785 .006 .596 1.678
Ketepatan Waktu
.302 .077 .356 3.906 .000 .567 1.764
a. Dependent Variable: Kepuasan Pelanggan
Sumber: data primer diolah, 2018
Berdasarkan tabel di atas maka persamaan regresi yang didapatkan
adalah sebagai berikut:
Y= a + b1X1 + b2X2 + b3X3
Y= 0,094 + 0,201X1 + 0,289X2 + 0,302X3
88
Dimana:
Y = Kepuasan Pelanggan
X1 = Fasillitas
X2 = Tarif
X3 = Ketepatan Waktu
a = Konstanta
b1 b2 b3 =Koefisien regresi untuk variabel X1, X2, X3
Berdasarkan nilai koefisien regresi dari variabel-variabel yang
mempengaruhi kepuasan pelanggan dengan menggunakan tingkat
signifikansi α = 0.05 dapat diinterpretasikan sebagai berikut :
a. Nilai konstanta (a) adalah 0,094. Nilai ini menunjukkan bahwa
apabila variabel fasilitas, tarif dan ketepatan waktu nilainya adalah
0 (nol), maka nilai variabel kepuasan pelanggan adalah 0,094.
b. Nilai koefisien regresi variabel fasilitas (b1) bernilai 0,201. Artinya
jika variabel fasilitas mengalami peningkatan sebesar 1 satuan,
sementara variabel tarif dan ketepatan waktu dianggap tetap, maka
kepuasan pelanggan akan meningkat sebesar 0,201 satuan.
c. Nilai koefisien regresi variabel tarif (b2) bernilai 0,289. Artinya jika
variabel tarif mengalami peningkatan sebesar 1 satuan, sementara
variabel fasilitas dan ketepatan waktu dianggap tetap, maka
kepuasan pelanggan akan meningkat sebesar 0,289 satuan.
d. Nilai koefisien regresi variabel ketepatan waktu (b3) bernilai 0,302
Artinya jika variabel ketepatan waktu mengalami peningkatan
sebesar 1 satuan, sementara variabel fasilitas dan tarif dianggap
tetap, maka kepuasan pelanggan akan meningkat sebesar 0,302
satuan.
2. Koefisien Determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui besaran
dalam persen pengaruh variabel independen secara keseluruhan
terhadap variabel dependen. Dari uji determinasi dihasilkan nilai
adjusted R2 sebagaimana dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:
89
Tabel 4.15 Hasil Uji Koefisien Determinasi
R R Square Adjusted R Square
0,752a 0,566 0,552
Sumber: data primer diolah, 2018
Berdasarkan hasil uji determinasi diketahui nilai adjusted R square
sebesar 0,552, yeng mengandung arti bahwa 55,2% variasi besarnya
kepuasan pelanggan dapat dijelaskan oleh variabel fasilitas, tarif dan
ketepatan waktu. Sedangkan sisanya 44,8% lainnya dijelaskan oleh
variabel-variabel lain diluar penelitian ini.
3. Uji Signifikasi Parsial (Uji t)
Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel
independen secara parsial berpengaruh nyata atau tidak terhadap
variabel dependen. Derajat signifikansi yang digunakan adalah 0,05.
Apabila nilai signifikan lebih kecil dari derajat kepercayaan maka kita
menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa sesuatu
variabel independen secara parsial mempengaruhi variabel dependen.
Secara lebih rinci hasil thitung dijelaskan dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.16
Hasil Uji t (Parsial)
Variabel thitung Signifikansi Keterangan Kesimpulan
Fasilitas 3,094 0,003 Signifikan H1 diterima
Tarif 2,785 0,006 Signifikan H2 diterima
Ketepatan Waktu 3,906 0,000 Signifikan H3 diterima
Sumber: data primer diolah,2018
a. Pengaruh Fasilitas Terhadap Kepuasan Pelanggan
Dengan pengujian dua sisi yang menggunakan tingkat
signifikan sebesar α = 0,05 dan dengan derajat kebebasan df (N-k-
1) = 96-3-1=92 diperoleh nilai ttabel = +1,986. Karena nilai thitung
bernilai positif, maka kaidah pengambilan keputusannya adalah
dikatakan tidak dapat berpengaruh jika nilai thitung kurang dari ttabel.
90
Hasil perhitungan pada regresi linier berganda diperoleh nilai thitung
sebesar 3,094 . Dengan demikian nilai thitung lebih besar dari ttabel
(3,094>1,986) dan nilai signifikansi sebesar 0,003 yang lebih kecil
dari 0,05 (0,003<0,05), maka H0 ditolak dan H1 diterima.
Artinya fasilitas berpengaruh signifikan terhadap kepuasan
pelanggan jasa bus malam PO. Haryanto.
b. Pengaruh Tarif Terhadap Kepuasan Pelanggan
Dengan pengujian dua sisi yang menggunakan tingkat
signifikan sebesar α =0,05 dan dengan derajat kebebasan df (N-k-
1) = 96-3-1= 92 diperoleh ttabel = +1,986. Karena nilai thitung bernilai
positif, maka kaidah pengambilan keputusannya adalah dikatakan
tidak dapat berpengaruh jika nilai thitung kurang dari ttabel. Hasil
perhitungan pada regresi linier berganda diperoleh nilai thitung
sebesar 2,785. Dengan demikian nilai thitung lebih dari ttabel
(2,785>1,986) dan nilai signifikansi sebesar 0,006 yang lebih kecil
dari 0,05 (0,006<0,05), maka H0 ditolak dan H2 diterima.
Artinya tarif berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan
jasa bus malam PO. Haryanto.
c. Pengaruh Ketepatan Waktu Terhadap Kepuasan Pelanggan
Dengan pengujian dua sisi yang menggunakan tingkat
signifikan sebesar α =0,05 dan dengan derajat kebebasan df (N-k-
1) = 96-3-1= 92 diperoleh ttabel = +1,986. Karena nilai thitung bernilai
positif, maka kaidah pengambilan keputusannya adalah dikatakan
tidak dapat berpengaruh jika nilai thitung kurang dari ttabel. Hasil
perhitungan pada regresi linier berganda diperoleh nilai thitung 3,906
sebesar. Dengan demikian nilai thitung lebih besar dari ttabel
(3,094>1,986) dan nilai signifikansi sebesar 0.000 yang lebih kecil
dari 0,05 (0,000<0,05), maka H0 ditolak dan H3 diterima.
Artinya ketepatan waktu berpengaruh signifikan terhadap kepuasan
pelanggan jasa bus malam PO. Haryanto.
91
G. Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis regresi yang dilakukan dalam penelitian
ini, maka dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pengaruh Fasilitas Terhadap Kepuasan Pelanggan Jasa Bus
Malam PO. Haryanto
Fasilitas merupakan segala sesuatu yang memudahkan
konsumen dalam usaha yang bergerak dibidang jasa, maka segala
fasilitas yang ada yaitu kondisi fasilitas, kelengkapan, desain interior
dan eksterior serta kebersihan fasilitas harus diperhatikan terutama
yang berkaitan erat dengan apa yang dirasakan atau didapat konsumen
secara langsung.4 Dari terori diatas dapat disimpulkan bahwa fasilitas
merupakan segala sesuatu yang dapat memudahkan konsumen dalam
memperoleh kepuasan.
Pada hipotesis pertama menunjukkan bahwa fasilitas terdapat
pengaruh dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan jasa bus malam
PO. Haryanto. Berdasarkan nilai signifikansi sebesar 0,003 yang lebih
kecil dari 0,05 dan nilai thitung sebesar lebih besar dari ttabel
(3,094>1,986) sehingga dapat disimpulkan bahwa fasilitas
berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan jasa bus malam
PO. Haryanto. Nilai signifikansi ini menunjukkan perubahan fasilitas
mempengaruhi perubahan kepuasan pelanggan. Tinggi rendahnya
fasilitas sangat mempengaruhi kepuasan pelanggan yang dihasilkan.
Hasil yang bernilai signifikan menunjukkan semakin tinggi pemberian
fasilitas, semakin tinggi pula kepuasan pelanggan yang dihasilkan.
Hasil analisis regresi linier berganda diperoleh nilai koefisien
regresi variabel fasilitas sebesar 0,201, nilai tersebut menunjukkan
bahwa apabila fasilitas mengalami peningkatan sebesar 1 satuan,
sementara variabel tarif dan ketepatan waktu dianggap tetap, maka
kepuasan pelanggan akan meningkat sebesar 0,201 satuan.
4 Edy Haryanto, Kualitas Layanan, Fasilitas, dan Harga Pengaruhnya Terhadap
Kepuasan Pengguna Jasa Layanan Pada Kantor Samsat Manado, Jurnal EMBA, Vol 1, No. 3, September 2013, hlm. 752
92
Dari hasil pengujian diatas membuktikan bahwa fasilitas kantor
atau agen yang diberikan oleh PO. Haryanto tertata rapi, jumlah tempat
duduk yang tersedia di dalam bus sesuai dengan jumlah penumpang,
media hiburan yang tersedia cukup memadai ,papan nama PO.
Haryanto yang terlihat jelas dan penerangan di dalam bus yang
memadai mendapat tanggapan yang baik dari pelanggan. Kondisi ini
mengindikasikan bahwa semakin tinggi fasilitas yang diberikan kepada
pelanggan maka akan meningkatan kepuasan pelanggan dalam
menggunakan jasa bus malam PO. Haryanto. Sebaliknya jika fasilitas
yang diberikan mengalami penurunan atau tidak memadai maka
pelanggan tidak akan merasa puas sehingga pelanggan akan mudah
beralih menggunakan perusahaan transportasi lainnya.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Moha dan
Loindong yang menyimpulkan bahwa variabel fasilitas berpengaruh
signifikan terhadap kepuasan konsumen khususnya konsumen Hotel
Yuta Manado dan pengaruh dari variabel fasilitas terhadap kepuasan
konsumen adalah signifikan dan arahnya positif.5
2. Pengaruh Tarif Terhadap Kepuasan Pelanggan Jasa Bus Malam
PO. Haryanto
Tarif pada dasarnya sama dengan harga namun yang
membedakan adalah letak pada pemakaiannya istilah tersebut. Harga
dipakai untuk beberapa macam produk, misalnya harga sebuah mobil,
harga per kilogram beras dan harga lainnya, sedangkan tarif dipakai
untuk istilah yang berhubungan dengan jasa, misalnya tarif perjalanan,
tarif per pulsa telepon dan tarif lainnya.6 Tarif angkutan adalah suatu
daftar yang memuat harga-harga untuk para pemakai jasa angkutan
5 Sartika Moha dan Sjendry Loindong, Analisis Kualitas Pelayanan dan Fasilitas
Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Hotel Yuta di Kota Manado, Jurnal EMBA, Vol.4 No.1 Maret 2016, hlm, 582
6 Setyaningsih Sri Utami, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Konsumen Dalam Mempergunakan Jasa Transportasi PT. Solo Central Taxi di Surakarta, Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan Vol. 9, No. 1, April 2009, 37
93
yang disusun secara teratur.7 Menurut Departemen Perhubungan
sebagaimana yang dikutip oleh Ridwan tarif adalah besarnya biaya
yang dikenakan kepada setiap penumpang kendaraan angkutan
penumpang umum yang dinyatakan dalam bentuk rupiah.8
Pada hipotesis kedua menunjukkan bahwa tarif terdapat
pengaruh dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan jasa bus malam
PO. Haryanto. Berdasarkan nilai signifikansi sebesar 0,006 yang lebih
kecil dari 0,05 dan nilai thitung sebesar lebih besar dari ttabel
(2,785>1,986) sehingga dapat disimpulkan bahwa tarif berpengaruh
signifikan terhadap kepuasan pelanggan jasa bus malam PO. Haryanto.
Nilai signifikansi ini menunjukkan perubahan tarif mempengaruhi
perubahan kepuasan pelanggan. Tinggi rendahnya tarif sangat
mempengaruhi kepuasan pelanggan yang dihasilkan. Hasil yang
bernilai signifikan menunjukkan semakin tinggi kebijakan tarif,
semakin tinggi pula kepuasan pelanggan yang dihasilkan.
Hasil analisis regresi linier berganda diperoleh nilai koefisien
regresi variabel fasilitas sebesar 0,289, nilai tersebut menunjukkan
bahwa apabila tarif mengalami peningkatan sebesar 1 satuan,
sementara variabel fasilitas dan ketepatan waktu dianggap tetap, maka
kepuasan pelanggan akan meningkat sebesar 0,289 satuan.
Dari hasil pengujian tersebut membuktikan bahwa tarif yang
tawarkan oleh PO. Haryanto relatif terjangkau, tarif sesuai dengan
manfaat yang diterima, tarif sesuai dengan fasilitas yang diberikan, dan
tarif sesuai dengan jarak yang ditempuh mendapat respon yang baik
dari pelanggan. Kondisi ini mengindikasikan bahwa apabila tarif yang
ditawarkan disesuaikan dengan fasilitas yang memadai maka akan
membuat pelanggan merasa puas dalam menggunakan jasa bus malam
PO. Haryanto. Sebaliknya jika tarif yang diberikan tidak sesuai dengan
7 H.A. Abbas Salim, Manajemen Transportasi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2004,
hlm. 46 8 T. M. Ridwan, Studi Penentuan Tarif Penumpang Angkutan Bus Sedang (Studi Kasus
Trayek Lhokseumawe-Bireun), Teras Jurnal, Vol.3, No. 2, September, 2013, hlm. 129
94
fasilitas maka pelanggan tidak akan merasa puas sehingga pelanggan
akan mudah beralih menggunakan perusahaan transportasi lainnya
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Alinaung
dan Ogi yang menyimpulkan bahwa variabel tarif berpengaruh
signifikan terhadap kepuasan konsumen pengguna jasa di RSUP. Prof.
R. D. Kadou Manado.9
3. Pengaruh Ketepatan Waktu Terhadap Kepuasan Pelanggan Jasa
Bus Malam PO. Haryanto
Ketepatan waktu sudah menjadi tolok ukur kepercayaan
pemakai jasa untuk menentukan pilihan dalam melakukan perjalanan.
Ketepatan waktu adalah kesesuaian antara waktu yang telah
direncanakan dengan waktu dari pelaksanaan tersebut.10 Menurut
Granstrom sebagaimana dikutip oleh Apriyadi bahwa kemampuan
operator dalam memberikan pelayanan transportasi tepat waktu
(sampai dengan stasiun akhir) sesuai dengan jadwal yang ditetapkan,
merupakan indikator dari ketepatan waktu. Oleh karena itu, ketepatan
waktu merupakan pelaksanaan perjanjian pada waktu tertentu antara
pihak yang berbeda.11
Pada hipotesis ketiga menunjukkan bahwa ketepatan waktu
terdapat pengaruh dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan jasa
bus malam PO. Haryanto. Berdasarkan nilai signifikansi sebesar 0,000
yang lebih kecil dari 0,05 dan nilai thitung sebesar lebih besar dari ttabel
(2,906>1,986) sehingga dapat disimpulkan bahwa ketepatan waktu
berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan jasa bus malam
PO. Haryanto. Nilai signifikansi ini menunjukkan perubahan ketepatan
9 Irma Amelia Alinaung dan Imelda W. J. Ogi, Analisis Citra Merek, Kualitas Layanan
dan Tarif Terhadap Kepuasan Konsumen Pengguna Jasa di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado, Jurnal EMBA Vol.4 No.5 September 2016, hlm, 397
10 Mohammad Yogi A dan Bambang MD, Analisis On-Time Performance Sebagai Upaya Mengawasi Kualitas Menggunakan Metode Diagram Kontrol Dan Meningkatkan Kualitas Jasa Menggunakan Metode Pareto Chart Dan Diagram Sebab-Akibat, Dipenonegoro Journal Of Management, 2013, hlm. 3
11 Dede Apriyadi, Analisis Pengaruh Ketepatan Waktu, Fasilitas, dan Harga Tiket Terhadap Kepuasan Penumpang Kereta Api di Stasiun Purwosari, MagistraNo. 99 Th. XXX Maret 2017, hlm 73
95
waktu mempengaruhi perubahan kepuasan pelanggan. Tinggi
rendahnya ketepatan waktu sangat mempengaruhi kepuasan pelanggan
yang dihasilkan. Hasil yang bernilai positif dan signifikan
menunjukkan semakin tinggi ketepatan waktu, semakin tinggi pula
kepuasan pelanggan yang dihasilkan.
Hasil analisis regresi linier berganda diperoleh nilai koefisien
regresi variabel fasilitas sebesar 0,302, nilai tersebut menunjukkan
bahwa apabila ketepatan waktu mengalami peningkatan sebesar 1
satuan, sementara variabel fasilitas dan tarif dianggap tetap, maka
kepuasan pelanggan akan meningkat sebesar 0,302, satuan.
Dari hasil pengujian diatas membuktikan bahwa ketepatan
waktu yang diberikan oleh PO. Haryanto sesuai dengan jadwal
keberangkatan maupun saampai di tujuan , tidak sering berhenti dijalan
dan selalu mengutamakan ketepatan waktu dibanding moda
transportasi lain dengan tujuan yang sama mendapat apresiasi yang
baik dari pelanggan. Kondisi ini mengindikasikan bahwa apabila
ketepatan waktu jadwal keberangktan dan sampai tujuan semakin
ditingkatkan maka akan membuat pelanggan merasa puas dalam
menggunakan jasa bus malam PO. Haryanto. Sebaliknya jika jadwal
keberangkatan dan sampai ditujuan semakin menurun maka pelanggan
tidak akan merasa puas sehingga pelanggan akan mudah beralih
menggunakan perusahaan transportasi lainnya.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Aminah,
Yudi Rafani dan Hariyani yang menyimpulkan bahwa variabel
ketepatan waktu berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan
JNE Pangkalpinang.12
12 Aminah, et. al, Analisis Pengaruh Faktor Ketepatan Waktu Pengiriman Barang dan Kepercayaan Pelanggan Terhadap Kepuasan Pelanggan (Studi Kasus Pada PT Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) Pangkalpinang), Jurnal Ilmiah Progresif Manajemen Bisnis (JIPMB), Volume 17, nomor 2, September, 2017, hlm. 58-59