55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

108
PEDOMAN TEKNIS Draft Pertama November 2008 Pedoman Teknis Instalasi Pengisian, Transportasi, Penanganan dan Penggunaan serta Pemeriksaan Berkala Tabung LPG Disampaikan pada Lokakarya ” Penyusunan Pedoman Teknis Instalasi Pengisian, Transportasi, Penanganan dan Penggunaan serta Pemeriksaan Berkala Tabung LPG” tanggal 2 Desember 2008 di The Park Lane, Venue Park Lane III Direktorat Teknik dan Lingkungan Minyak dan Gas Bumi Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Jakarta, 2008

Upload: aswarmh

Post on 25-Jul-2015

1.174 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

PEDOMAN TEKNIS

Draft Pertama November 2008

Pedoman Teknis Instalasi Pengisian, Transportasi, Penanganan dan Penggunaan serta Pemeriksaan Berkala Tabung LPG Disampaikan pada Lokakarya ” Penyusunan Pedoman Teknis Instalasi Pengisian, Transportasi, Penanganan dan Penggunaan serta Pemeriksaan Berkala Tabung LPG” tanggal 2 Desember 2008 di The Park Lane, Venue Park Lane III

Direktorat Teknik dan Lingkungan Minyak dan Gas Bumi Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Jakarta, 2008

Page 2: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

DAFTAR ISI BAB Halaman 1. RUANG LINGKUP 1

2. ACUAN NORMATIF 1

3. ISTILAH DAN DEFINISI 3

4. PEDOMAN TEKNIS OPERASI INSTALASI PENGISIAN LPG 7 4.1 Operasi Penerimaan LPG 7 4.1.1 Ruang lingkup 7 4.1.2 Persyaratan Umum 7 4.1.3 Kualifikasi Personil 7 4.1.4 Fasilitas Penerimaan LPG 8 4.1.5 Prosedur penerimaan LPG dari Skid Tank 9 4.1.5.1 Sebelum Penerimaan 9 4.1.5.2 Selama penerimaan 9 4.1.5.3 Setelah penerimaan 10 4.1.6 Operasi Penerimaan LPG dalam tabung LPG dengan kapasitas air 0,5

liter s/d 150 liter WC 10

4.1.6.1 Sebelum penerimaan 10 4.1.6.2 Selama penerimaan 10 4.1.6.3 Setelah penerimaan 11 4.1.7 Operasi Penerimaan Tabung LPG Kosong baru dan lama

11

4.2 Operasi penanganan dan penimbunan LPG 12 4.2.1 Persyaratan umum 12 4.2.2 Kualifikasi personil 13 4.2.3 Fasilitas penimbunan 13 4.2.3.1 Gudang penimbunan 13 4.2.3.2 Sistem Listrik 14 4.2.3.3 Sistem hidran 14 4.2.3.4 Alat pemadam 14 4.2.3.5 Area parkir 14 4.2.4 Fasilitas tangki timbun LPG 14 4.2.4.1 Tangki penimbun sebagai bejana tekan 15 4.2.4.2 Perlengkapan tangki timbun 16 4.2.5 Prosedur penanganan tabung LPG 16 4.2.6 Prosedur penyimpanan tabung LPG di dalam gedung 17 4.2.7 Prosedur penyusunan Tabung dalam Gudang Penimbunan 17 4.2.7.1 Tanpa Fasilitas Forklift 17 4.2.7.2 Dengan Fasilitas Forklift 18 4.2.8 Mengatasi Kebocoran pada kerangan tabung LPG

18

4.3 Operasi Pengisian LPG 19 4.3.1 Persyaratan Umum 19 4.3.2 Persyaratan Khusus 19 4.3.3 Kualifikasi Personil 20 4.3.4 Fasilitas dan Peralatan 20

Page 3: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

4.3.5 Penandaan dan Tanda Peringatan 21 4.3.5.1 tangki 21 4.3.5.2 Tabung LPG 21 4.3.6 Prosedur klasifikasi tabung sebelum pengisian 22 4.3.6.1 Tabung yang layak untuk pengisian 22 4.3.6.2 Tabung harus dilakukan pemeriksaan berkala 22 4.3.6.3 Tabung memerlukan perbaikan 22 4.3.7 Pedoman teknis pengisian LPG 23 4.3.7.1 Jumlah pengisian LPG yang aman 23 4.3.7.2 Komposisi campuran LPG yang aman 23 4.3.7.3 Ketepatan Penimbangan 23 4.3.7.4 Metode Pengisian 23 4.3.8 Prosedur pengisian LPG ke Skid Tank di Depot LPG/Filling Plant 24 4.3.8.1 Persiapan sebelum Pengisian LPG ke Skid Tank 24 4.3.8.2 Prosedur selama pengisian LPG ke Skid Tank 24 4.3.8.3 Penyelesaian Pengisian LPG ke Skid Tank 24 4.3.9 Prosedur pengisian LPG ke tabung dengan kapasitas air 0,5 liter s/d

150 liter WC. 25

4.3.9.1 Persiapan Pengisian Tabung LPG dengan kapasitas air 0,5 liter s/d 150 liter WC

25

4.3.9.2 Pelaksanaan Pengisian Tabung LPG dengan kapasitas air 0,5 liter s/d 150 liter WC

25

4.3.9.3 Pedoman Pemeriksaan setelah Pengisian

25

4.4 Operasi Penyerahan LPG 31 4.4.1 Persyaratan Umum 31 4.4.2 Kualifikasi Personil 31 4.4.3 Fasilitas Penyaluran/Penyerahan 31 4.4.3.1 Melalui Laut/Air (Kapal / Tongkang) 31 4.4.3.2 Melalui Darat. 32 4.4.4 Prosedur Operasi Penyerahan LPG dengan Rail Tank Wagon 32 4.4.4.1 Sebelum Pengisian 33 4.4.4.2 Selama Pengisian 33 4.4.4.3 Setelah Pengisian 33 4.4.5 Prosedur Operasi Penyerahan LPG dengan Skid Tank 33 4.4.5.1 Sebelum Pengisian 33 4.4.5.2 Setelah Pengisian 33 4.4.6 Prosedur Operasi Penyerahan LPG Kepada SPPBE 33 4.4.7 Prosedur Penukaran Tabung LPG dari SPPBE untuk Retest 34 4.4.8 Prosedur Operasi Penyerahan LPG kepada Dealer 35 4.4.9 Prosedur Pengawasan Penyerahan LPG

35

4.5 Pedoman Keselamatan Kerja Dalam Keadaan Darurat Instalasi Pengisian LPG 36 4.5.1 Pedoman Umum Keselamatan Kerja 36 4.5.2 Pedoman Keselamatan Kerja dalam Keadaan Darurat 36 4.5.3 Prosedur Tanggap Darurat 37 4.5.4 Prosedur Penanggulangan Kebocoran/Penyebaran LPG 38 4.5.5. Instalasi Pengisian Gas yang tidak memiliki fasilitas Odorisasi 39 4.5.6 Prosedur Penanggulangan Kebakaran LPG 39 4.5.6.1 Ketentuan Umum 39 4.5.6.2 Kebakaran Kecil 40

Page 4: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

4.5.6.3 Kebakaran Besar 40 4.5.7 Tanda-tanda Keadaan Darurat 41 4.5.7.1 Peringatan Tanda Bahaya 41 4.5.7.2 Tanda evakuasi 41 4.5.7.3 Tanda keamanan aman 41 4.5.8 Kejadian alam yang tidak normal 42

5. PEDOMAN TEKNIS PEMELIHARAAN TABUNG LPG

43

5.1 Ruang Lingkup

43

5.2 Kualifikasi Personil

43

5.3 Fasilitas Pemeliharaan Tabung LPG 43 5.3.1 Objek Pemeliharaan 43 5.3.2 Fasilitas/Peralatan Pemeliharaan Tabung LPG dan Kerangan

44

5.4 Pedoman teknis pemeliharaan tabung LPG 45 5.4.1 Prosedur tertulis 45 5.4.2 Panduan pemeliharaan 45 5.4.3 Pemeliharaan peralatan pencegah kebakaran

45

5.5 Prosedur pemeliharaan tabung LPG 46 5.5.1 Pengecekan visual 47 5.5.2 Prosedur klasifikasi tabung 47 5.5.3 Prosedur klasifikasi tabung 48 5.5.4 Kebocoran 48 5.5.5 Pemeriksaan Hand Guard 49 5.5.6 Pemeriksaan Foot Ring 49 5.5.7 Cat dan marka tabung 49 5.5.8 Prosedur penandaan, pemindahan dan pengirimanTabung 49 5.5.9 Penetapan klasifikasi pemeliharaan 50 5.5.10 Prosedur penerimaan tabung yang terseleksi

50

5.6 Persyaratan Tabung Baru 51 5.6.1 Sifat tampak 51 5.6.2 Dimensi 51 5.6.3 Ketahanan Hidrostatik 51 5.6.4 Sifat Kedap Udara 51 5.6.5 Ketahanan pecah (uji bursting) 51 5.6.6 Ketahanan expansi volume tetap 51 5.6.7 Sambungan las 51 5.6.8 Pengecatan

51

5.7 Jenis-Jenis Pemeliharaan 52 5.7.1 Pengujian ulang tanpa pengecatan 52 5.7.2 Pengujian ulang dengan pengecatan 55 5.7.3 Perbaikan 55 5.7.4 Perbaikan dan Penggantian Kerangan

56

5.8 Persyaratan Bengkel Perbaikan/Repair 56

Page 5: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

5.9 Pedoman Keselamatan Kerja Dalam Keadaan Darurat Instalasi Pengisian LPG 56 5.9.1 Pedoman Umum Keselamatan Kerja 57 5.9.2 Pedoman Keselamatan Kerja dalam Keadaan Darurat 57 5.9.3 Prosedur Tanggap Darurat 58 5.9.4 Prosedur Penanggulangan Kebocoran/Penyebaran LPG 58 5.9.5 Prosedur Penanggulangan Kebakaran LPG 60 5.9.5.1 Ketentuan Umum 60 5.9.5.2 Kebakaran Kecil 60 5.9.5.3 Kebakaran besar 61 5.9.6 Tanda-tanda Keadaan Darurat 61 5.9.6.1 Peringatan Tanda Bahaya 61 5.9.6.2 Tanda evakuasi 61 5.9.6.3 Tanda keadaan aman

61

5.10 Kejadian alam yang tidak normal 62

6. PEDOMAN TEKNIS TRANSPORTASI LPG

63

6.1 Ruang lingkup

63

6.2 Persyaratan Kendaraan Pengangkut LPG 63 6.2.1 Persyaratan Umum 63 6.2.2 Persyaratan khusus

63

6.3 Kualifikasi Personil 64 6.3.1 Persyaratan umum 64 6.3.2 Persyaratan khusus

64

6.4 Fasilitas transportasi LPG 65 6.4.1 RTW (Rail Tank Wagon) 65 6.4.2 Skid Tank 66 6.4.2.1 Persyaratan mobil Skid Tank untuk LPG 66 6.4.2.2 Persyaratan Skid Tank Rigid LPG 67 6.4.2.3 Skid Tank semi Trailler 67 6.4.2.4 Skid Tank Trailler 67 6.4.2.5 Persyaratan Muatan 68 6.4.3 Kelengkapan Skid Tank 68 6.4.4 Truk 69 6.4.5 Tanki

70

6.5 Jalur Lintas Pengangkutan LPG

70

6.6 Prosedur Pengangkutan Tabung LPG

71

6.7 Prosedur Pengendalian Keadaan Darurat diperjalanan 71 6.7.1 Prosedur Penanggulangan Kebocoran/Penyebaran LPG 72 6.7.2 Prosedur Penanggulangan Kebakaran LPG 72

7. PEDOMAN TEKNIS INSPEKSI BERKALA TABUNG LPG

76

Page 6: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

7.1 Ruang Lingkup 76 7.2 Kualifikasi Personil

76

7.3 Kriteria Perusahaan Jasa Inspeksi

76

7.4 Jarak waktu antara Pemeriksaan Berkala

76

7.5 Prosedur Inspeksi Berkala

77

7.5.1 Umum 77 7.5.2 Prosedur pengujian 77 7.5.3 Pemeriksaan visual bagian luar tabung (eksternal) 77 7.5.3.1 Persiapan pemeriksaan visual untuk bagian luar tabung 77 7.5.3.2 Prosedur pemeriksaan 77 7.5.3.3 Kerusakan yang terlihat mata 78 7.5.4 Prosedur Uji Tambahan 82 7.5.4.1 Persiapan tabung 82 7.5.4.2 Pengujian tekanan hidrolik 82 7.5.5 Pemeriksaan visual bagian dalam tabung 82 7.5.6 Uji Kebocoran dan Uji Pneumatik 83 7.5.6.1 Umum 83 7.5.6.2 Prosedur 83 7.5.7 Uji Ekspansi volumetric 83 7.5.7.1 Umum 83 7.5.7.2 Persiapan tabung 84 7.5.7.3 Peralatan uji 84 7.5.7.4 Prosedur

84

7.6 Pemeriksaan ulir atau drad tabung 85 7.6.1 Umum 85 7.6.2 Ulir internal 85 7.6.3 Ulir eksternal 85 7.6.4 Kerusakan ulir

85

7.7 Operasi penyelesaian 85 7.7.1 pengeringan 85 7.7.2 Purging 85 7.7.3 Tare Mass 85 7.7.4 Valving 85 7.7.5 Marking 85 7.7.6 Referensi tanggal periode inspeksi berikutnya 85 7.7.7 Identifikasi isi

86

7.8 Prosedur inspeksi tabung LPG baru

86

7.9 Periode inspeksi

86

7.10 Laporan Hasil Inpeksi dan Pengujian 86 7.10.1 Rekaman 86 7.10.2 Laporan pengujian

86

Page 7: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

7.11 Pedoman Keselamatan Kerja Dalam Keadaan Darurat Instalasi Pengisian LPG 87 7.11.1 Pedoman Umum Keselamatan Kerja 87 7.11.2 Pedoman Keselamatan Kerja dalam Keadaan Darurat 88 7.11.3 Prosedur Tanggap Darurat 88 7.11.4 Prosedur Penanggulangan Kebocoran/Penyebaran LPG 89 7.11.5 Prosedur Penanggulangan Kebakaran LPG 90 7.11.5.1 Ketentuan Umum 91 7.11.5.2 Kebakaran Kecil 91 7.11.5.3 Kebakaran Besar 91 7.11.5.4 Tanda-tanda Keadaan Darurat

92

7.12 Kejadian alam yang tidak normal 92

8. PEDOMAN TEKNIS PENGGUNAAN LPG UNTUK END USER

93

8.1 Ruang Lingkup

93

8.2 Petunjuk Pemilihan Tabung

93

8.3 Karakteristik umum LPG

93

8.4 Tata cara penggunaan tabung LPG di sektor industry, komersial dan Pengecer 94 8.4.1 Tata cara penanganan tabung LPG 94 8.4.2 Tata cara penyimpanan Tabung LPG di Industri dan Komersial 94 8.4.3 Tata cara Penggunaan Tabung LPG di Pengecer (toko/warung)

94

8.5 Tata cara Penggunaan Tabung LPG di Rumah Tangga 95 8.5.1 Persyaratan penempatan tabung 95 8.5.2 Tata Cara pemasangan peralatan

95

8.6 Pengawasan Pemerintah terhadap produk dan Tabung LPG 97 8.6.1 Pengawasan Pemerintah terhadap produk LPG 97 8.6.2 Pengawasan pemerintah terhadap tabung LPG Spesifikasi LPG 98 Bibliografi 99

Page 8: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 1 Lokasi tangki timbun di atas tanah 15

Tabel 2.

Jarak Aman Tabung Terhadap Batas Pagar dan Bangunan Pada Instalasi Pengisian LPG

27

Tabel 3.

Jarak Aman Antara Titik Pengisian/Penyerahan dengan lokasi lain Pada Instalasi Pengisian LPG

28

Tabel 4. Kebutuhan jumlah alat pemadam kebakaran

41

Table 5

Kerusakan – Kerusakan Fisik Pada Dinding Tabung

79

Table 6

Korosi Pada Dinding Tabung

80

Tabel 7

Kerusakan Lain 81

Page 9: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 1. Persyaratan Jarak Antar Fasilitas di Instalasi Pengisian LPG 29

Gambar 2. Tanda peringatan pada Instalasi pengisian LPG 29

Gambar 3 Ukuran dan bentuk plakat pada kendaraan pengangkut LPG 74

Gambar 4 Penempatan plakat pada kendaraan pengangkut LPG 74

Gambar 5 Ukuran dan penempatan tulisan nama perusahaan pada

kendaraan pengangkut LPG

75

Gambar 6 Petunjuk penggunaan gas LPG 96

Page 10: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

PEDOMAN TEKNIS INSTALASI PENGISIAN, TRANSPORTASI, PENANGANAN DAN PENGGUNAAN SERTA PEMERIKSAAN BERKALA TABUNG LPG

1. RUANG LINGKUP

Pedoman teknis instalasi pengisian, transportasi, penanganan, penggunaan dan pemeriksaan berkala tabung LPG ini dibuat untuk dapat dipahami, dimengerti dan dilaksanakan oleh setiap Badan Usaha Migas yang melakukan kegiatan usaha niaga dan dapat digunakan dalam pembinaan serta pengawasan keselamatan Migas. Isi dari pedoman teknis ini adalah sebagai berikut : 1.1. Pedoman teknis ini menetapkan persyaratan teknis untuk pengoperasian

pengisian, penanganan, penyimpanan, transportasi, penggunaan dan pemeriksaan berkala tabung LPG.

1.2. Pedoman teknis ini dimaksudkan untuk menjamin bahwa prosedur pengoperasian pengisian, penanganan, penyimpanan, transportasi, penggunaan dan pemeriksaan berkala tabung LPG terlaksana secara terkontrol dan aman

1.3. Pedoman teknis ini meliputi : 1.3.1. Prosedur penerimaan, penanganan, pengisian, penyaluran dan keselamatan kerja dalam keadaan darurat. 1.3.2. Prosedur pemeliharaan, jenis pemeliharaan, persyaratan uji tabung

dan bengkel perbaikan. 1.3.3. Prosedur penggunaan tabung LPG secara aman dan memenuhi

aspek keselamatan. 1.3.4. Prosedur pemeriksaan berkala tabung LPG

2. ACUAN NORMATIF

2.1 Undang-undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 136, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4152).

2.2 Keputusan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi No. 84.K/38/DJM/1998

tentang Pedoman dan Tata Cara Pemeriksaan Keselamatan Kerja atas Instalasi, Peralatan dan Teknik yang dipergunakan dalam Usaha Pertambangan Minyak dan Gas Bumi dan Pengusahaan Sumberdaya Panas Bumi

2.3 Keputusan Dirjen Perhubungan Darat No. SK.725/AJ.302/DRJD/2004 tentang Pengangkutan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) di Jalan

2.4 Standar Nasional Indonesia, SNI 1452-2007 “ Tabung Baja LPG”.

2.5 Standar Nasional Indonesia, SNI 13-3619-1994 “Penanganan Tabung

Bertekanan”.

2.6 Standar Nasional Indonesia, SNI 15-1591-2006 “Katup Tabung Baja LPG”.

1

Page 11: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

2.7 Keputusan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Nomor 84.K/38/DJM/1998 tentang Pedoman dan Tata Cara Pemeriksaan Keselamatan Kerja atas Instalasi, Peralatan dan teknik yang dipergunakan dalam Usaha Pertambangan Minyak dan gas Bumi dan Pengusahaan Sumber daya Panas bumi.

2.8 Australian/New Zealand Standard AS/NZS 1596:2008 The Storage and

Handling of LP Gas 2.9 International Standard ISO 10691: 2004 Gas Cylinders-Refillable welded

steel cylinders for liquefied petroleum gas (LPG)-Procedures for checking before, during and after filling.

2.10 International Standard ISO 11622:2005 Gas Cylinders-Conditions for filling gas cylinders

2.11 International Standard ISO 10464:2004 Gas Cylinders-Refillable welded

steel cylinders for liquefied petroleum gas (LPG)-Periodic inspection and testing.

2.12 International Standard ISO 10460:2005 Gas Cylinders-Welded carbon steel

gas cylinders-Periodic inspection and testing.

2.13 International Standard ISO 24431:2006 Gas Cylinders-Cylinders for compressed and liquefied gases – Inspection at time of filling.

2.14 British Standard : BS EN 13952:2003 LPG equipment and accessories-Filling procedures for LPG cylinders.

2.15 British Standard : BS EN 1439:1997 Transportable refillable welded steel

cylinders for liquefied petroleum gas (LPG)-Procedure for checking before, during and after filling.

2.16 NFPA 58 : Storage and Handling of Liquefied Petroleum Gases

2.17 ASME VIII Division 1 Boiler & Pressure Vessel Code-Rules for Construction of Pressure Vessels.

2.18 Australian Standard AS 2337.1 – 2004 Gas Cylinder Test Stations Part 1: General Requirements, Inspection and Test – Gas Cylinder

2.19 API Publication 2510A Fire Protection for LPG Storage Facilities 2.20 API Publication 910 – Eight Edition, November 1997 : Above ground

Storage Tank Rules and Regulation. 2.21 ISO 140001-2004 dan OHSAS 18001-1999 butir 4.4.7.

2

Page 12: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

3 ISTILAH DAN DEFINISI

3.1. Liquefied Petroleum Gas (LPG)

Merupakan produk minyak dan gas bumi berupa campuran hidrokarbon gas yang dicairkan dengan komposisi utama propane dan butane dengan sedikit hidrokarbon gas lain.

3.2. Skid Tank

Kontainer dengan kapasitas di atas 1000 lb kapasitas air yang dipergunakan untuk mengangkut LPG sebagai sebuah paket dan dapat dipasang atau dilepas di atas kendaraan pengangkut, seperti truk atau trailer.

3.3. Tabung

Adalah tabung bertekanan yang terbuat dari plat baja, digunakan untuk mengemas atau menyimpan LPG dengan kapasitas pengisian 0,5 liter sampai 150 liter kapasitas air.

3.4. Filling Plant

Instalasi pengisian LPG baik dalam bentuk tabung atau Skid Tank

3.5. Dealer Penyalur LPG dari Filling Plant ke pihak konsumen

3.6. Afkir

Adalah tabung yang tidak dapat diperbaiki dan tidak memenuhi ketentuan yang berlaku serta dinyatakan tidak lulus uji oleh pihak yang berwenang sehingga tidak dapat digunakan untuk mengemas LPG.

3.7. Cap Protector

Tutup pelindung kerangan tabung LPG pada kemasan 50 kg

3.8. Conveyor Alat pengangkut tabung LPG kosong maupun isi di LPG Filling Plant

3.9. Competent person Seseorang yang telah mendapatkan pelatihan, memiliki pengalaman serta mampu membuat keputusan yang objektif terhadap subjeknya.

3.10. Check Scale Timbangan yang digunakan untuk mengecek kebenaran dari pengisian tabung-tabung.

3.11. Dealer

Penyalur LPG dari Filling Plant ke Konsumen

3.12. Evaquation Pump Jenis pompa yang dipakai untuk mengeluarkan uap atau gas sisa yang masih terdapat dari dalam tanki dan tabung kemasan LPG.

3

Page 13: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

3.13. Fixed Tank Tangki yang dipasang mati pada truk sebagai alat angkut LPG

3.14. Filling Capacity

Jumlah LPG maksimum yang boleh diisikan ke dalam suatu tangki atau tabung agar tangki atau tabung tersebut tidak penuh cairan .

3.15. Filling Nozzle

Ujung pipa atau selang penyalur LPG pada instalasi pengisian LPG

3.16. Flamable Setiap zat, baik padat, cair atau gas yang mudah terbakar

3.17. Flamable Gas

Tanda peringatan tentang gas yang mudah terbakar dan tertulis pada dinding Skid Tank dan RTW

3.18. Forklift

Alat/kendaraan pengangkut dan pengangkat tabung LPG yang menggunakan sistem hidrolik untuk memindahkan tabung dari kendaraan ke tempat penimbunan dan sebaliknya.

3.19. Hand Guard

Bagian atas tabung yang berfungsi sebagai alat pelindung kerangan dan untuk mengangkat tabung LPG.

3.20. Hydrostatic Test

Pengujian terhadap bejana tekan atau tabung LPG kosong dengan cara memasukkan air bertekanan ke dalamnya.

3.21. Intertank Transfer

Adalah pemindahan LPG dari suatu tangki timbun ke tangki timbun lainnya yang dilakukan untuk kepentingan operasional instalasi.

3.22. Inspector

Individu atau personil yang ditunjuk oleh pihak yang berkompeten untuk melakukan inspeksi dan pengujian terhadap subyek yang telah ditetapkan.

3.23. Liquefied Petroleum Gases (LPG)

Suatu produk minyak dan gas bumi berupa gas hidrokarbon yang dicairkan dengan tekanan untuk memudahkan penyimpanan, pengangkutan dan penanganannya, pada dasarnya terdiri atas propane, butane atau campuran keduanya.

3.24. LPG loading package

Merupakan suatu unit pompa (compressor) yang dipakai untuk mentransfer LPG ke dalam container

3.25. LPG Filling Machine

Merupakan suatu unit pengisian tabung-tabung LPG yang terdiri dari : • Timbangan

4

Page 14: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

• Kerangan-kerangan pengisi tabung • Master penyetelan volume atau berat pengisian untuk 3, 12 dan 50 kg

3.26. Level Gauge

Alat yang digunakan untuk mengukur ketinggian isi cairan LPG di dalam tangki dengan bantuan pelampung

3.27. Panel Board

Meja pengontrol untuk penempatan semua alat-alat atau instrumentasi selama kegiatan operasi.

3.28. Pressure Gauge

Alat pengukur tekanan gas (uap) dan cairan

3.29. Product Transfer Surat pemberitahuan permintaan pemindahan LPG dalam kemasan dari instalasi satu ke instalasi lainnya.

3.30. Resertifikasi

Adalah pengesahan kembali pemakaian tabung LPG oleh pihak yang berwenang, dimana tabung LPG telah dinyatakan lulus uji sehingga dapat diedarkan selama 5 tahun mendatang.

3.31. Retest

Adalah rangkaian kegiatan pengujian ulang tabung LPG dengan mengacu kepada ketentuan keselamatan kerja yang ditetapkan oleh pihak yang berwenang, sebagai syarat tabung LPG dapat digunakan atau diedarkan kembali.

3.32. Repair tabung

Adalah kegiatan perbaikan terhadap tabung dan bagian-bagiannya yang rusak, meliputi penggantian kerangan, handguard & footring, pengelasan ulang sambungan las yang masih dapat diperbaiki.

3.33. Repaint

Adalah pengecatan ulang tabung LPG yang telah pudar, mengelupas, berkarat, marka tidak jelas atau hilang dan tabung yang telah selesai direpair sehingga menyebabkan kerusakan pada bagian body tabung.

3.34. Safe Capacity

Kapasitas maksimum tangki timbun yang dapat digunakan secara aman.

3.35. Safety Kerangan Kerangan yang tekanan kerjanya di set pada suatu tekanan maksimum dan apabila tekanan gas di dalam tangki lebih besar dari tekanan maksimum maka gas akan keluar.

3.36. Sand Blasting Pembersihan dinding luar tabung LPG dari kerak, karat dan bekas cat dengan semprotan pasir sebelum dilakukan pengecatan ulang

5

Page 15: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

3.37. Sealing Tool Merupakan peralatan yang digunakan untuk pemasangan seal cap tabung LPG

3.38. Segel

Alat yang dipasang pada tutup yang berfungsi untuk menjamin isi tabung

3.39. Ullage Ruangan kosong yang dihitung dari permukaan cairan LPG sampai reference point

3.40. WC (Water Capacity)

Kapasitas suatu container atau tabung LPG dalam satuan volume, misalnya liter atau satuan massa misalnya kg apabila tabung tersebut diisi dengan air.

3.41. SPPBE Stasiun pengisian dan pengangkutan bulk LPG

3.42. Pallet Wadah penyusunan tabung, terbuat dari bahan yang kokoh dan dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan dalam penyusunan tabung LPG dan pengambilannya.

3.43. Label Setiap keterangan mengenai barang yang berbentuk gambar, tulisan atau kombinasi gambar dan tulisan atau bentuk lain yang memuat informasi tentang barang dan pelaku usaha yang disertakan pada produk atau ditempelkan dan merupakan bagian kemasan barang.

6

Page 16: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

4. PEDOMAN TEKNIS OPERASI INSTALASI PENGISIAN LPG

Pedoman Teknis Operasi ini dimaksudkan untuk memberikan informasi tentang kegiatan operasi di Instalasi Pengisian LPG yang dimulai dari kegiatan operasi penerimaan, operasi penanganan dan penimbunan LPG, operasi pengisian dan penyerahan LPG yang aman dan terkontrol. Tahapan kegiatan operasi berikut ini harus dilaksanakan secara prosedural untuk menjamin keselamatan dan keamanan kerja di Instalasi Pengisian LPG. Teknis operasi di Instalasi Pengisian LPG dimulai dari :

4.1 Operasi Penerimaan LPG 4.1.1 Ruang Lingkup

Ruang lingkup operasi penerimaan LPG meliputi persyaratan umum, persyaratan personil, fasilitas peralatan dan prosedur penerimaan LPG berdasarkan aturan standar yang disetujui oleh pihak yang berwenang. Pedoman teknis operasi penerimaan LPG ini dimaksudkan untuk menjelaskan tata cara penerimaan LPG dengan kapasitas besar dari tangki dan penerimaan LPG dalam tabung berkapasitas air 0,5 liter sampai dengan 150 liter.

4.1.2 Persyaratan Umum

Persyaratan umum kegiatan operasi penerimaan LPG diantaranya meliputi : a. Lokasi, tempat, fasilitas, peralatan dan personil yang melakukan

penerimaan dan penimbunan harus memenuhi persyaratan keselamatan.

b. Pada saat penerimaan, kondisi skid tank, tabung LPG dan kerangan masih layak edar dan belum memasuki waktu inspeksi berkala dan pengujian sesuai dengan ISO 10460 dan ISO 24431.

c. Tabung dan kerangannya berada dalam kondisi layak edar sesuai dengan ISO 10691, ISO 11755 dan ISO 24431.

d. Tabung harus teridentifikasi dengan benar selama proses penerimaan tabung gas.

4.1.3 Kualifikasi Personil

Kualifikasi personil yang dimaksudkan dalam pedoman teknis ini mencakup persyaratan yang harus dipenuhi sesuai dengan standar yang ditetapkan, yaitu diantaranya : a. Seluruh personil yang ditugaskan untuk melakukan penerimaan

LPG dan telah mendapatkan pelatihan tata cara penerimaan LPG dan penanganannya.

b. Mengetahui pengetahuan tentang produk LPG dan bahayanya c. Memiliki sertifikat yang masih berlaku dan dikeluarkan oleh instansi

yang berwenang. d. Pelatihan sebaiknya diberikan minimal setiap 3 tahun sekali dan

terdokumentasi

7

Page 17: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

4.1.4 Fasilitas penerimaan LPG

Yang dimaksudkan dengan fasilitas penerimaan LPG dalam pedoman ini adalah fasilitas dan peralatan yang dapat mendukung jalannya proses operasi penerimaan LPG dengan Skid Tank dan tabung LPG yang berkapasitas air 0,5 liter sampai dengan 150 liter. Fasilitas penerimaan LPG melalui darat meliputi : a. Fasilitas penerimaan dengan tangki timbun

Fasilitas tangki timbun dirancang untuk tekanan tinggi. Spesifikasi tangki timbun yang terkait dengan tekanan operasi ditetapkan dalam ASME Section VIII ”Pressure Vessel Code”. Fasilitas penerimaan LPG dengan tangki timbun meliputi : • Kompresor • Pompa • Valve (kerangan) • Pressure relief valve • Pipa atau selang • Level gauge • Manometer • Alat keselamatan dan keamanan kerja

b. Fasilitas penerimaan dengan Skid Tank

Skid tank yang digunakan berukuran 1 ton s/d 14 ton Fasilitas penerimaan LPG dengan skid tank meliputi : • Pipa atau selang • Quick coupling • Valve (Kerangan) • Stronner • Pompa • Manometer • Grounding cable • Level gauge • Alat timbang • Peralatan segel • Alat pemadam api

c. Fasilitas penerimaan LPG dalam tabung LPG

Fasilitas penerimaan tabung LPG dengan kapasitas air 0,5 liter s/d 150 liter WC (Water Capacity). Fasilitas untuk penerimaan tabung LPG terdiri dari : • Forklift. • Palet • Rubber

8

Page 18: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

4.1.5 Prosedur penerimaan LPG dari Skid Tank Prosedur penerimaan LPG dari Skid Tank dimulai dengan kegiatan operasi sebelum penerimaan, selama proses penerimaan dan setelah proses penerimaan. 4.1.5.1. Sebelum penerimaan

Kegiatan operasi sebelum penerimaan meliputi : a. Pengukuran dan pencatatan suhu, tekanan dan tinggi

permukaan cairan dalam skid tank. b. Memastikan ada ullage yang cukup c. Memastikan peralatan fire and safety dalam kondisi baik

dan berfungsi d. Setiap penerimaan LPG dari Skid Tank harus dilengkapi

dengan dokumen. e. Pemeriksaan dokumen meliputi:

• Surat jalan • Dokumen bukti pengiriman produk LPG • Tiket tangki • Certificate of Quality • Certificate of Quantity Discharge

f. Melakukan pemeriksaan segel dan kode lokasi pemuatan terhadap semua kerangan pembongkaran dari Skid Tank.

g. Jika terdapat kerangan Skid Tank yang tidak disegel, harus dibuatkan surat pernyataan yang ditanda tangani penerima dan petugas Skid Tank.

h. Melakukan komunikasi agar pihak pengirim dan penerima siap untuk pelaksanaan pemompaan meliputi jumlah, waktu, flow rate dan kesiapan instalasi penerima.

i. Memasang sambungan LPG cair dan Vapor LPG dalam Skid Tank lewat flexible hose dengan pipa-pipa yang sesuai agar tersambung menuju tangki timbun.

j. Membuka semua kerangan yang terkait k. Menghidupkan pompa transfer

4.1.5.2. Selama Penerimaan

Kegiatan selama proses penerimaan terdiri dari : a. Pengawasan jalur pipa dari Skid Tank sampai tangki

timbun dari kemungkinan kebocoran b. Memastikan bahwa LPG sudah mengalir ke tangki yang

telah disiapkan c. Apabila terjadi kebocoran, pemompaan dihentikan,

menutup kerangan dan melakukan perbaikan secepatnya. d. Petugas penerima harus selalu berada di tempat e. Melakukan pengukuran Ullage, Specific Gravity dan

Temperatur, yaitu : • Pengukuran Ullage dilakukan dengan Rotary Gauge • Pengukuran Temperatur dilakukan dengan Termometer

yang melekat pada Skid Tank.

9

Page 19: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

• Pengukuran Specific Gravity. f. Apabila pengukuran SG 60/60oF hasilnya di luar kisaran

SG LPG, segera melakukan pemeriksaan contoh LPG ke laboratorium dan pembongkaran ditunda.

g. Jika hasil pengukuran SG 60/60oF berada dalam kisaran, maka pembongkaran LPG dapat diteruskan.

h. Menghentikan operasi penerimaan apabila cuaca buruk dan banyak petir.

4.1.5.3. Setelah Penerimaan

Kegiatan setelah proses penerimaan adalah : a. Setelah tangki Skid Tank kosong, pompa transfer

dimatikan b. Semua kerangan Skid Tank harus ditutup rapat dan

disegel oleh petugas penerima. c. Melepaskan sambungan Quick Coupling (liquid dan

vapour) dan bonding cable d. Inlet tangki penerima juga ditutup dan disegel. e. Melakukan pengukuran Specific Gravity dan Temperatur. f. Jika hasil pengukuran tidak ada masalah, dibuatkan berita

acara penerimaan yang ditandatangani oleh kedua belah pihak.

g. Jika terjadi selisih yang melebihi batas toleransi (± 0.5 % wt), segera dibuatkan Letter of Protest.

h. Menyelesaikan seluruh dokumen penerimaan

4.1.6 Operasi Penerimaan LPG dalam tabung LPG dengan kapasitas air 0,5 liter s/d 150 liter WC (Water Capacity).

Operasi penerimaan tabung LPG dengan kapasitas air 0,5 liter s/d 150 liter WC meliputi kegiatan operasi sebelum penerimaan, selama penerimaan dan setelah penerimaan.

4.1.6.1. Sebelum Penerimaan

Kegiatan operasi sebelum penerimaan meliputi : a. Pemeriksaan visual, meliputi pemeriksaan bagian luar

tabung terhadap adanya karat, goresan, penyok, bekas terbakar dan marka yang tidak jelas.

b. Memeriksa keutuhan segel/safety seal cap masing-masing tabung.

c. Menghitung jumlah tabung LPG isi sesuai dengan dokumen pengiriman

4.1.6.2. Selama Penerimaan Kegiatan operasi selama penerimaan tabung meliputi a. Pemindahan tabung-tabung isi ke tempat penimbunan

tabung isi atau gudang penyimpanan.

10

Page 20: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

b. Pemindahan tabung dari truk tidak boleh dilakukan dengan kasar (dibanting atau digelindingkan)

c. Penyusunan tabung maksimum berdasarkan pada ukuran atau kapasitas masing-masing tabung sesuai dengan standar yang telah di tetapkan.

d. Apabila terjadi kebocoran/kekosongan pada tabung, harus dapat di atasi dengan baik.

e. Apabila kebocoran tidak bisa diatasi, kosongkan isinya dan pisahkan/isolasikan tabung tersebut dengan memberikan tanda.

f. Menyelesaikan seluruh dokumen penerimaan

4.1.6.3. Selesai Penerimaan Kegiatan operasi pada akhir penerimaan adalah : a. Menghitung kembali jumlah tabung LPG isi yang sudah

dipindahkan dan mencocokkan kembali dengan jumlah yang ada pada dokumen.

b. Membuat berita acara penerimaan yang berisi : • Jumlah tabung LPG isi dalam kondisi baik dan layak

edar. • Jumlah tabung LPG isi yang rusak, bocor, kosong dan

menandatangani penerimaan pada dokumen bukti penyerahan produk LPG

• Memisahkan tabung yang rusak/bocor/kosong dan kirimkan kembali ke Depot pengirim dengan dilengkapi dokumen bukti pengiriman produk LPG

c. Membuat Nota Claim terhadap tabung yang rusak/bocor/kosong kepada transportir yang mengangkut.

4.1.7 Operasi Penerimaan Tabung LPG Kosong baru dan lama. Yang dimaksudkan dengan operasi penerimaan tabung LPG kosong baru dan lama adalah kegiatan penerimaan tabung baru dan lama dalam kondisi belum terisi dan siap untuk diisikan dengan produk LPG setelah melalui tahapan penyeleksian tabung.

a. Tabung-tabung LPG yang diterima harus dilengkapi dengan

dokumen-dokumen pengangkutan LPG yang sah. b. Tabung kosong baru dan isi ulang diperiksa dan angkanya

dicocokkan yang tertera dalam dokumen dengan kenyataan untuk jumlah dan jenis tabung yang akan diserahkan.

c. Jika secara administratif sudah dipenuhi, maka pembongkaran/penerimaan tabung dapat dilaksanakan.

d. Tabung-tabung kosong LPG baru dan isi ulang diseleksi satu persatu sesuai dengan persyaratan keselamatan.

e. Tabung kosong yang tidak memenuhi persyaratan harus disingkirkan, yaitu : • Tabung yang tidak sesuai dengan spesifikasi (mengacu pada

SNI 1452-2007) • Tabung bukan milik instansi resmi yang diijinkan pemerintah

11

Page 21: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

• Belum di tes atau disyahkan oleh instansi yang berwenang untuk tabung baru

• Habis masa beredarnya (harus diretest ) untuk tabung kosong isi ulang

• Nozzle tidak dilengkapi rubber seal (tabung dengan kapasitas kecil)

• Lapisan cat yang tidak baik • Foot ring yang las-lasannya terlepas • Hand rail yang las-lasannya terlepas • Kerangan bocor atau rusak ujung permukaannya.

f. Tabung LPG baru, tabung ex repair, tabung yang sudah di retest sebelum di isi harus di vakum terlebih dahulu.

g. Tabung-tabung harus ditangani dan diperlakukan sesuai dengan persyaratan pemeliharaan sehingga tidak merusak tabung dan perlengkapannya.

h. Untuk tabung-tabung berkapasitas besar harus dilengkapi tutup pelindung (Cap Protector) agar tetap dipasang pada tempatnya selama penanganan, kecuali untuk maksud pemeriksaan atau pengisian guna melindungi kerangan dari kemungkinan terbentur benda keras.

i. Tabung-tabung kosong ex LPG dan tabung-tabung yang telah terisi LPG harus ditangani dengan baik, jangan ditangani secara kasar, dilempar, dibanting, dijatuhkan atau menyentuh benda-benda logam lainnya.

j. Meletakkan tabung kosong di atas ban berjalan (conveyor) dengan posisi yang baik sesuai pengelompokkan tabung.

k. Tidak dibenarkan menumpuk tabung-tabung kosong di lantai bangunan tempat pengisian hingga menutup seluruh lantai kerja atau menyulitkan untuk bergeraknya petugas.

l. Usahakan tabung kosong yang pertama kali masuk, tabung itu pula yang pertama kali keluar ( First In – First Out ).

m. Dilarang menempatkan tabung kosong di tempat-tempat yang berpotensi sebagai penyalur arus listrik.

n. Tabung-tabung kosong harus dihindari dari alat pemanas, saluran pipa atau unit lainnya yang dapat digunakan sebagai penyalur ARDE dari mesin-mesin las listrik.

o. Dilarang menggunakan tabung kosong sebagai alat penahan atau pengganjal.

4.2 Operasi Penanganan dan Penimbunan LPG Pedoman ini menjelaskan tentang persyaratan penanganan dan penimbunan LPG, fasilitas dan prosedur yang harus dipenuhi suatu instalasi pengisian LPG agar dapat beroperasi dengan baik dan aman.

4.2.1 Persyaratan Umum

Persyaratan umum dalam penanganan dan penyimpanan tabung LPG mencakup :

12

Page 22: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

a. Lokasi, tempat, fasilitas, peralatan dan personil yang melakukan penanganan dan penimbunan LPG harus memenuhi persyaratan keselamatan.

b. Penempatan tabung selama penimbunan harus memperhatikan kondisi lingkungan, yaitu tidak boleh terpapar matahari, menjaga kenaikan temperatur, meminimalkan terjadinya kerusakan fisik dan benturan.

c. Tabung tidak boleh ditempatkan di dekat pintu keluar, di dekat tangga atau dalam area umum demi keselamatan.

d. Harus dapat menentukan jumlah maksimum tabung yang dapat disimpan dalam tempat penimbunan atau penyimpanan.

e. Bangunan tempat penimbunan memiliki ventilasi yang cukup, ventilasi terletak di bagian paling bawah atau sejajar dengan lantai yang letaknya berlawanan arah dan pada bagian atap

f. Lantai terbuat dari bahan yang tidak mudah menimbulkan percikan api/bunga api.

g. Bangunan dan ruangan khusus penyimpanan tabung LPG tidak boleh berdekatan dengan tempat dan bangunan umum seperti, sekolah, gereja, rumah sakit, lapangan olah raga tempat-tempat dimana massa biasa berkumpul

4.2.2 Kualifikasi Personil Kualifikasi personil yang dimaksudkan dalam pedoman teknis ini mencakup persyaratan yang harus penuhi sesuai dengan standar yang ditetapkan, yaitu :

a. Seluruh personil yang ditugaskan untuk melakukan penanganan

dan penimbunan LPG telah mendapatkan pelatihan tata cara penyimpanan LPG dan penanganannya.

b. Mengetahui pengetahuan tentang produk LPG dan sifat fisika-kimianya.

c. Mengetahui tingkat resiko bahaya dari penanganan dan penimbunan LPG.

d. Memiliki sertifikat yang masih berlaku dan dikeluarkan oleh instansi yang berwenang.

e. Pelatihan sebaiknya diberikan minimal setiap 3 tahun sekali dan terdokumentasi

4.2.3 Fasilitas Penimbunan

Yang dimaksud dengan fasilitas penimbunan dalam pedoman teknis ini adalah fasilitas yang digunakan guna menunjang kegiatan operasi penanganan dan penimbunan LPG. Fasilitas penimbunan LPG minimal terdiri dari :

4.2.3.1 Gudang penimbunan

Gudang yang digunakan untuk menimbun LPG dalam tabung bertujuan untuk melindungi tabung LPG dari pengaruh cuaca (panas dan hujan).

13

Page 23: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

Beberapa persyaratan yang perlu diperhatikan untuk bangunan gudang penimbunan adalah sebagai berikut : a. Konstruksi harus terbuat dari bahan yang tidak mudah

terbakar untuk rangka bangunan, sedangkan dinding bisa terbuat dari asbes atau tanpa dinding, dengan lantai yang menggunakan bahan yang tidak menimbulkan percikan api misalnya kayu, beton dilapis dengan flinkote.

b. Jarak gudang dengan lokasi sumber api sesuai dengan Standard Institute Petroleum Marketing Safety Code.

c. Dasar atau lantai gudang selain padat juga dibuat lebih tinggi (setinggi lantai bak truk/pengangkut) untuk memudahkan pemasukan dan pengeluaran tabung LPG dari dan ke kendaraan pengangkut.

d. Sistem ventilasi bagian bawah harus cukup baik.

4.2.3.2 Sistem listrik Instalasi peralatan listrik yang dimaksud adalah penyalur petir, grounding/bounding cable, penerangan, alat telekomunikasi dan instrumentasi serta sistem peringatan awal yang sesuai dengan IP Electrical Safety Code.

4.2.3.3 Sistem hidran

Air diperlukan untuk memproteksi area skid tank dan gudang penimbunan dari bahaya api. Untuk penyediaan air ini bisa dilakukan dengan sistem hidran, mobile, fixed monitor dan fixed spray system.

4.2.3.4 Alat pemadam

Harus dilengkapi dengan jenis racun api BCF, Dry Chemical Powder yang cocok untuk kebutuhan LPG. Untuk setiap luas lantai 230 m2 tersedia minimal 4 buah serbuk kimia kering.

4.2.3.5 Area parkir

Area parkir yang tersedia harus memadai sehingga untuk mobil truck yang mengangkut LPG termasuk skid tank dapat parkir paling sedikit berjarak 50 ft ( 15 m ) dari bangunan-bangunan seperti bengkel, rumah-rumah, sekolah dan tempat keramaian yang berjarak paling sedikit 22,5 meter dari lokasi api tebuka.

4.2.4 Fasilitas tangki timbun LPG

LPG disimpan dalam tangki dalam bentuk cair dan untuk mempertahankan keadaan ini maka LPG dapat disimpan dalam tangki bertekanan pada suhu normal, atau disimpan dalam tangki bertekanan normal pada suhu rendah. Tangki timbun LPG bertekanan dirancang dan dikonstruksi berdasarkan standar ASME VIII (The American Society of Mechanical Engineers)

14

Page 24: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

VIII dan API standard 2510. Tangki timbun LPG bertekanan dirancang dalam bentuk : • Spherical tanks yang digunakan untuk kapasitas besar • Cylindrical tanks, digunakan untuk kapasitas kecil dengan diameter

dalam 2000-25000 mm, ditempatkan secara mendatar atau horizontal.

4.2.4.1 Tangki penimbun sebagai bejana tekan harus memiliki persyaratan : a. Sertifikat konstruksi / ijin penggunaan dari yang

berwenang, yang masih berlaku. b. Katup pengaman yang bekerja dengan baik, dan harus

ditera 2 tahun sekali oleh yang berwenang. c. Alat penunjuk tekanan (pressure gauge) d. Alat penunjuk suhu e. Alat penunjuk tinggi permukaan cairan dalam tangki f. Lubang orang, yang digunakan untuk

perbaikan/pembersihan. g. Pipa-pipa penghubung yang digunakan untuk operasi h. Pipa drain untuk mengosongkan isi tangki i. Tangga j. Dan lain-lain yang dianggap perlu.

Untuk tangki timbun LPG yang dibangun di atas tanah, maka persyaratan penempatan tangki harus memperhatikan jarak terhadap fasilitas lain berdasarkan pada kapasitasnya. Jarak minimal penempatan tangki timbun di atas tanah terhadap fasilitas lain dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1. Lokasi tangki timbun di atas tanah

Kapasitas tangki (kliter)

Jarak minimum terhadap tangki LPG lain (m)

Jarak minimum tangki terhadap tempat2 umum atau jalur kereta api (m)

Jarak minimum tangki terhadap tempat yang dilindungi (m)

≥ 0,5 1,5 1,5 1 2 3 2 4 (3) 6 (4,5) 5 5 (3,5) 8 (5) 8 6 (4) 10 (6) 10 Diameter dari tangki

terbesar 7 11

15 8 14 20 9 15 50 10 17 100 11 20 200 12 25 500 22 45

15

Page 25: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

4.2.4.2 Perlengkapan tangki timbun yang harus ada untuk mendukung jalannya operasi, pemeliharaan dan keamanan adalah meliputi : a. Safety valve b. Emergency safety valve (inlet dan outlet) c. Outlet dan Inlet valve d. Manometer e. Thermimeter f. Water cooling sistem g. Sight glass

4.2.4.3. Pompa transfer

a. Pompa transfer merupakan alat yang diperlukan untuk menyalurkan LPG dari tangki timbun ke tempat lain dimana karakteristik desain dan operasinya ditentukan berdasarkan kebutuhan dan pemilihannya tergantung pada :

• Laju alir yang dibutuhkan • NPSH (Net Positive Suction Head) • Konsumsi daya • Persyaratan differential head

b. Penempatan pompa sebaiknya memperhatikan : • Persyaratan keamanan, operasi dan pemeliharaan • Jarak terhadap tangki penyuplai sedekat mungkin • Tidak ditempatkan pada lokasi yang dapat menimbulkan

potensi kebocoran pada komponen lain

4.2.5 Prosedur penanganan tabung LPG

Prosedur penanganan tabung LPG meliputi : a. Penanganan tabung yang harus memperhatikan aspek keamanan

dan keselamatan dan menghindari dari kemungkinan jatuh atau membentur benda keras.

b. Mengangkut tabung gas dengan posisi berdiri dan diikat dengan jumlah tabung tidak melebihi kapasitas alat angkut.

c. Pemindahan tabung gas tidak boleh dengan cara diseret, digelindingkan atau dibanting.

d. Dilarang mengangkut tabung gas LPG dengan tali baja (wire rope). e. Memindahkan/membongkar tabung-tabung kosong dari truk

ketempat yang ditentukan LPG Filling Plant. f. Penyusunan tabung harus disesuaikan dengan persyaratan yang

telah ditentukan pihak berwenang berdasarkan kapasitas masing-masing tabung.

g. Tabung-tabung harus senantiasa diperlakukan sedemikian rupa sehingga tidak merusak tabung maupun perlengkapannya.

h. Tidak dibenarkan menumpuk tabung-tabung kosong maupun isi

16

Page 26: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

dilantai bangunan tempat pengisian hingga menutup seluruh lantai kerja, atau dapat menyulitkan untuk bergerak

4.2.6 Prosedur penyimpanan tabung LPG di dalam gedung (bangunan)

a. Pada tempat dan bangunan dimana LPG disimpan atau ditimbun, harus dipasang tanda larangan merokok dan tanda larangan melakukan kegiatan yang dapat menimbulkan percikan bunga api.

b. Tabung tidak boleh ditempatkan pada lokasi yang dapat menghalangi keluar masuknya personil dan dijauhkan dari bahan-bahan yang mudah terbakar

c. Tabung tetap dijaga pada posisi berdiri setiap saat dan dilindungi dari benturan fisik

d. Tabung-tabung LPG harus dipisahkan minimal 3 m dari gas pengoksidasi, kecuali tabung LPG dan gas pengoksidasi merupakan bagian dari system yang digunakan untuk pengelasan, pemotongan dll.

e. Kerangan tabung harus tertutup apabila tidak digunakan. f. Tabung dan kelengkapannya harus diperiksa terhadap kebocoran

sebelum digunakan atau disimpan dengan menggunakan sabun dan air atau larutan deterjen untuk mendeteksi kebocoran

g. Apabila terjadi penambahan lokasi penyimpanan pada lantai dan gedung yang sama, maka harus ada pemisahan minimal 300 feet (91,4 m)

h. Jarak dengan bangunan-bangunan umum atau kemungkinan ada sumber api minimum 50 feet (± 15 m).

4.2.7 Prosedur penyusunan Tabung dalam Gudang Penimbunan

4.2.7.1 Tanpa Fasilitas Forklift • Menangani tabung-tabung kosong sama seperti tabung-

tabung yang sudah isi. • Penyusunan tabung harus dikelompokkan sesuai dengan

kapasitasnya • Tabung isi harus disusun terpisah dengan tabung kosong,

oleh karena itu perlu diberu plakat (board) yang bertuliskan “tabung isi” dan “Tabung kosong”. Kemudian menempatkan plakat sedemikian rupa sehingga mudah terbaca.

• Memisahkan tabung yang rusak/cacat, bocor dan diberi tanda untuk tabung-tabung tersebut.

• Tabung harus disusun tegak dengan memperhatikan : 1) Tabung isi maupun kosong kapasitas 108 lt WC tidak

boleh ditumpuk 2) Tabung isi dengan kapasitas 26.2 lt WC dapat

ditumpuk maksimum 2 (dua) susun tabung, sedangkan tabung kosong dapat ditumpuk maksimum 3 (tiga)

17

Page 27: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

susun tabung, Jarak minimum antara dinding dengan tabung LPG 100 cm.

• Agar mudah menghitungnya jumlah tabung setiap baris dalam kelompok (blok) harus dibuat sama.

• Memastikan safety plug (plastic) harus selalu terpasang pada kerangannya.

• Untuk menghindari jatuhnya susunan tabung maupun kemungkinan pencurian, tabung dapat diikat menggunakan tali baja dan dikunci.

• Jarak antara kelompok susunan tabung harus cukup aman untuk kegiatan penimbunan dan penyaluran.

• Tabung ditempatkan untuk maksud penyimpanan dan penimbunan, dan tidak boleh untuk

4.2.7.2 Dengan Fasilitas Forklift

• Dengan adanya fasilitas forklift maka dimungkinkan menyusun tabung LPG lebih dari 2 susun. Dalam hal ini tabung ditempatkan didalam pallet.

• Dalam penggunaan palet harus memperhatikan ketentuan-ketentuan berikut ini : 1) Bahan pallet tidak boleh dari bahan besi atau

sejenisnya 2) Konstruksi pallet harus diatur sedemikian rupa

sehingga memudahkan didalam penyusunan dan pengambilannya, cukup kuat untuk menahan beban diatasnya.

3) Ukuran pallet harus disesuaikan dengan kemampuan forklift.

4) Jarak gang (aisle) didalam gudang harus cukup aman untuk pergerakan forklift.

5) Jumlah tumpukan tabung ukuran 26.2 lt WC dalam satu pallet maksimum 2 (dua) susun, sedangkan jumlah tumpukan pallet disesuaikan dengan kemampuan forklift dan lantai.

6) Mengikat tabung dalam pallet agar tumpukan stabil.

4.2.8 Mengatasi Kebocoran pada kerangan tabung LPG a. Apabila terjadi kebocoran pada kerangan usahakanlah memperbaiki

dengan cara memebersihkan kerangan dan menghilangkan kotoran – kotoran yang mungkin ada pada kerangan dengan menekan spindle kerangan, sehingga kotoran yang mungkin melekat pada dudukan kerangan hilang atau mungkin dudukan dari kerangan kurang sempurna.

b. Memberi tanda bahaya di daerah tersebut. c. Pada tabung tersebut diberi tanda yang cukup jelas. d. Menghindarkan kemungkinan suatu campuran yang dapat menyala

(campuran mudah menyala, bilamana konsentrasi gas LPG dalam udara mencapai 1 sampai 2 %).

e. Menyediakan alat pemadam kebakaran dengan jumlah yang cukup.

18

Page 28: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

f. Bilamana terjadi kebocoran diluar kerangan, maka cara mengatasinya adalah sama seperti diatas. Selanjutnya tabung tersebut tidak boleh dipergunakan lagi dan tabung tersebut dinyatakan sebagai tabung afkir.

4.3 Operasi Pengisian LPG Pedoman teknis operasi pengisian LPG menjelaskan tentang persyaratan umum dan khusus, kualifikasi personil, fasilitas dan peralatan operasi pengisian di Depot, Filling Plant dan SPPBE serta prosedur pengisian LPG ke dalam tangki dengan kapasitas besar dan ke dalam tabung dengan kapasitas air 0,5 liter sampai dengan 150 liter, mengacu pada standar yang telah ditetapkan.

4.3.1 Persyaratan Umum

Persyaratan umum dalam operasi pengisian LPG menetapkan bahwa : • Lokasi, tempat, fasilitas, peralatan dan personil yang melakukan

pengisian harus memenuhi persyaratan keselamatan. • Tangki/tabung hanya dapat di isi oleh petugas yang berkompeten

dan terdaftar pada organisasi pemilik tabung. • Pada saat pengisian, kondisi tabung LPG dan kerangan masih layak

edar dan belum memasuki waktu inspeksi berkala sesuai dengan ISO 10460 dan ISO 24431.

• Tabung dan kerangannya berada dalam kondisi layak edar sesuai dengan ISO 10691, ISO 11755 dan ISO 24431.

• Tabung harus dilengkapi dengan kerangan yang sesuai dan dengan kerangan outlet yang tepat

• Filling ratio tabung tidak boleh berlebih • Pengisian dengan volume tidak bisa dilakukan pada tabung-tabung

yang tidak dilengkapi dengan penunjuk level cairan (liquid level gauge).

• Pengisian harus dihentikan apabila terjadi kesalahan yang menyebabkan kebocoran gas.

• Agen, dealer atau pengecer tidak diperbolehkan melakukan kegiatan pengisian LPG ke dalam tabung sesuai dengan Standar AS/NZS 1596:2008.

4.3.2 Persyaratan Khusus

Persyaratan khusus operasi pengisian LPG menetapkan bahwa : a. Lokasi titik pengisian atau titik pengisian tabung sekurang-

kurangnya : • 6 m dari tempat yang dilindungi • 3 m dari tempat umum, batas pagar, tempat pembuangan,

basement dan tangki penyimpan (storage tank) LPG. b. Tekanan maksimum pengisian diatur tidak boleh lebih rendah dari

dua per tiga tekanan uji tabung dan harus mengantisipasi kemungkinan peningkatan tekanan dan kenaikan temperature sehingga tidak melebihi tekanan uji.

19

Page 29: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

c. Memeriksa dan menimbang berat tabung kosong yang tertera pada tabung sebelum ditempatkan pada filling machine, mengacu pada standar ISO 13769

d. Memastikan bahwa filling machine dalam kondisi baik dengan memeriksa filling hose, koneksi tabung serta peralatan otomatis penyuplai LPG apakah dapat berfungsi dengan baik.

e. Pengisian dengan pompa, maka laju pompa harus disesuaikan dengan ukuran tabung agar meminimalkan resiko pengisian berlebih.

f. Tekanan pengisian tidak boleh mencapai tekanan buka dari kerangan keselamatan (safety kerangan) yang terpasang.

g. Melakukan inspeksi kebocoran dengan cermat dan teliti. h. Jika ditemukan kebocoran pada tabung, segera dieliminasi dan

dikosongkan melalui sarana evacuation pump dan kemudian direparasi.

i. Melakukan penimbangan ulang untuk meyakinkan bahwa volume LPG dalam tabung sesuai dengan berat yang ditentukan.

4.3.3 Kualifikasi Personil Persyaratan personil yang dapat melaksanakan kegiatan pengisian LPG ke dalam tangki atau tabung, adalah : a. Seluruh personil yang ditugaskan untuk melakukan pengisian LPG

adalah personil yang berkompeten. b. Memiliki sertifikasi personil dan mendapatkan pelatihan tata cara

pengisian LPG dan penanganannya. c. Mengetahui pengetahuan tentang produk LPG dan bahayanya d. Memiliki sertifikat yang masih berlaku dan dikeluarkan oleh instansi

yang berwenang. e. Pelatihan sebaiknya diberikan minimal setiap 3 tahun sekali dan

terdokumentasi f. Melaksanakan tugas sesuai dengan instruksi kerja yang telah

ditetapkan.

4.3.4 Fasilitas dan Peralatan Fasilitas pengisian dalam pedoman teknis ini harus memenuhi standar minimal untuk menjamin terlaksananya kegiatan pengisian produk LPG secara tepat dan aman. Fasilitas pengisian dalam pedoman teknis ini meliputi fasilitas pengisian di Depot, Filling Plant dan SPPBE, yaitu : a. Area pengisian dan parkir khusus b. LPG transfer pump, vacuum pump, evacuation pump dan kompresor c. LPG Filling Machine d. Conveyor e. Alat Timbang f. Leakage Tester g. Seal cap equipment

20

Page 30: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

h. Kubangan air untuk menghilangkan muatan listrik statis pada Skid Tank

i. Bumper j. Filling Shed k. Selang. l. Quick release coupling m. Control cabinet n. Nozzle, metering, dispenser o. Pedoman pengoperasian alat

4.3.5 Penandaan dan Tanda Peringatan Yang dimaksud dengan penandaan adalah pemberian marka berupa label atau tulisan untuk memberikan informasi tentang identitas dan peringatan tanda bahaya yang dapat ditimbulkan baik pada tangki penimbun, tabung dan kerangan LPG.

4.3.5.1 Tangki

a. Penandaan Kerangan Kerangan seperempat putaran harus diberi tanda sesuai dengan persyaratan berikut : • Tanda harus menunjukkan arti yang jelas untuk posisi

membuka dan menutup. • Jenis kerangan globe dan angle sebaiknya ditandai

secara permanen dengan arah membuka. • Jenis kerangan lain untuk keselamatan, pengatur

tekanan atau penunjuk batas cairan harus ditandai untuk menunjukkan apakah kerangan tersambung ke ruang cairan atau uap.

b. Data Tangki

• Kapasitas tangki dalam water capacity • Berat kosong • Tekanan uji (test pressure) • Tekanan kerja (working pressure) • Tanggal terakhir inspeksi internal dan tanggal terakhir

inspeksi kerangan • Simbol atau plakat minimal berdiameter 100 mm • Tanda peringatan Flammable Gas, No Smoking, No

Ignition Sources, Keep Fire Away harus tampak dari luar pagar dan dari titik akses.

4.3.5.2 Tabung LPG a. Setiap tabung LPG harus diberi tanda dan peringatan yang

jelas dan mudah dibedakan

21

Page 31: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

b. Simbol dan tanda peringatan yang terpasang pada bagian muka tabung harus tampak jelas, misalnya simbol dan tanda peringatan • Flammable Gas-No Smoking atau No Flame • Highly Flammable LPG • No Naked Lights

c. Data tabung

• Kapasitas tangki dalam water capacity • Berat kosong • Tekanan uji (test pressure) • Tekanan kerja (working pressure) • Tanggal terakhir inspeksi internal dan tanggal terakhir

inspeksi kerangan

4.3.6 Prosedur klasifikasi tabung sebelum pengisian Untuk tabung LPG dengan kapasitas 0,5 liter hingga 150 liter, tabung-tabung LPG kosong harus diperiksa dan dipisahkan berdasarkan klasifikasi 4.3.6.1 s/d 4.3.6.3

4.3.6.1 Tabung yang layak untuk pengisian

Tabung yang layak untuk dilakukan pengisian produk LPG adalah tabung yang memiliki kriteria kondisi sebagai berikut : a. Sesuai dengan desain dan spesifikasi tabung (SNI 1452-

2007) b. Tertera Indikasi berat dan kapasitas volumenya (water

capacity) c. Tabung belum memasuki masa pengujian atau tanggal

inspeksi berkala. d. Terdapat simbol inspeksi berkala e. Secara visual tabung dan kerangan tidak mengalami

kerusakan f. Tidak ditemukan adanya kebocoran pada tabung

4.3.6.2 Tabung harus dilakukan pemeriksaan berkala

Tabung harus menjalani pemeriksaan berkala sesuai dengan ISO 10464, jika ditemukan salah satu kondisi berikut: a. Tabung hampir mendekati tanggal atau waktu pengujian. b. Tabung tidak dapat teridentifikasi waktu pengujiannya. c. Penandaan pada tabung tidak jelas dan sulit

diidentifikasi.

4.3.6.3 Tabung memerlukan perbaikan Jika ditemukan salah satu kondisi berikut, tabung harus menjalani perbaikan sesuai dengan ISO 10464, yaitu :

22

Page 32: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

a. Tabung yang mengalami kerusakan dan terjadi penebalan, pegangan tabung dan foot ringnya terlepas, tabung penyok atau terdapat bekas terbakar.

b. Tabung telah terkorosi secara jelas atau ditemukan adanya pengelasan

c. Tabung, kerangan dan alat pelepas tekanan (pressure relief device) mengalami kebocoran dan rusak.

4.3.7 Pedoman teknis pengisian LPG Kondisi yang harus diperhatikan pada saat pengisian LPG adalah sebagai berikut : 4.3.7.1 Jumlah pengisian LPG yang aman

Prosedur pengisian LPG yang aman adalah : a. Prosedur pengisian yang dimiliki harus dapat menjamin

bahwa tidak terjadi pengisian LPG berlebih. b. Isi berat maksimum per liter (water capacity) harus sama

dengan 0,95 kali densitas fasa cairan pada suhu 50oC, dan fasa cairan tidak boleh mengisi tabung hingga suhu 60oC.

c. Untuk tabung yang digunakan pada daerah dengan iklim khusus, pihak yang berkompeten harus menentukan filling ratio maksimum untuk masing-masing campuran komposisi LPG.

d. Timbangan di set pada berat yang ditentukan dan otomatis berhenti jika proses pengisian tabung LPG sudah cukup.

4.3.7.2 Komposisi campuran LPG yang aman

a. Tabung-tabung harus diiisi dengan komposisi campuran LPG yang tepat.

b. Penanganan khusus harus dilakukan untuk menjamin tidak ada kontaminan yang dapat menyebabkan korosi.

4.3.7.3 Ketepatan Penimbangan Timbangan yang digunakan dalam proses pengisian harus telah diperiksa akurasinya minimal sekali dalam sehari.

4.3.7.4 Metode Pengisian Metode pengisian LPG yang dilakukan mencakup : a. Pengisian tabung yang dilakukan berdasarkan berat dan

volume. Pengisian berdasarkan berat, timbangan yang digunakan harus terkoreksi untuk setiap tabung.

b. Pengisian berdasarkan volume, alat penunjuk level cairan harus diperiksa agar dapat beroperasi dengan baik

23

Page 33: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

4.3.8 Prosedur pengisian LPG ke Skid Tank di Depot LPG/Filling Plant Prosedur pengisian LPG di Depot atau Filling Plant meliputi kegiatan persiapan sebelum pengisian, selama proses pengisian dan kegiatan penyelesaian pengisian seperti yang dijelaskan di bawah ini. 4.3.8.1 Persiapan sebelum Pengisian LPG ke Skid Tank

a. Melengkapi material dan alat yang diperlukan, seperti: • Dokumen penyerahan • Fasilitas pengisian • Segel

b. Memeriksa dokumen pengiriman/penyerahan yang terdiri atas: • Masa berlakunya • Pengesahan dokumen penyerahan • Memeriksa kuantitas di dokumen penyerahan apakah

sesuai dengan kapasitas Skid Tank c. Menempatkan Skid Tank di bangsal pengisian dengan

posisi yang tepat dan benar d. Personil pelaksana menguasai atau telah terbiasa

dengan sistim kerangan dan prosedur pengisian yang tepat dan benar.

e. Memeriksa data tangki agar yakin bahwa tangki telah sesuai dengan jenis LPG yang akan diisikan dan nama pemiliknya.

f. Memeriksa isi tangki dan pastikan tangki memiliki ullage yang cukup.

g. Memeriksa kondisi lokasi pengisian dan pastikan tidak ada sumber nyala api di sekitar lokasi.

h. Sambungan harus dipastikan aman

4.3.8.2 Prosedur selama pengisian LPG ke Skid Tank Prosedur yang harus dilakukan adalah : a. Seluruh kerangan yang berhubungan dengan pengisian

ke Skid Tank dibuka dan pompa mulai dijalankan. b. Pengisian dihentikan jika ada sumber nyala di dalam

lokasi pengisian atau jika terjadi kesalahan yang menyebabkan kebocoran gas.

c. Personil yang melakukan pengisian menguasai operasi pengisian LPG dan harus dapat menjamin bahwa pengisian tangki tidak berlebih.

d. Filling ratio LPG ke dalam tangki harus tepat dan tidak boleh berlebih.

4.3.8.3 Penyelesaian Pengisian LPG ke Skid Tank

Kegiatan penyelesaian pengisian LPG ke Skid Tank terdiri dari : a. Menghentikan pompa dan kompresor b. Menutup semua kerangan yang berhubungan dengan

pengisian

24

Page 34: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

c. Untuk pengisian akhir, mencatat posisi presentase rotto gauge dan segel kerangan Skid Tank

d. Sambungan listrik dan antistatic dilepas e. Operator harus memeriksa lokasi dengan berjalan kaki di

sekitar kendaraan untuk memastikan bahwa mesin kendaraan telah dimatikan dan tidak boleh dijalankan hingga seluruh uap telah menyebar dengan aman.

f. Mobil Skid Tank keluar dari bangsal pengisian atau timbangan untuk proses selanjutnya

g. Jika terjadi kelebihan muatan dievakuasi ke tanki timbun

4.3.9 Prosedur pengisian LPG ke tabung dengan kapasitas air 0,5 liter s/d 150 liter WC (Water Capacity). 4.3.9.1 Persiapan Pengisian Tabung LPG dengan kapasitas air 0,5

liter s/d 150 liter WC.

a. Memeriksa semua peralatan yang diperlukan agar tersedia pada tempatnya

b. Memeriksa lokasi titik pengisian terhadap potensi sumber nyala.

c. Memeriksa dan menghitung jumlah tabung apakah sesuai dengan jumlah yang tertera dalam dokumen.

d. Menyusun tabung kosong pada tempat yang telah ditentukan dan penyusunan tabung tidak boleh lebih dari ketentuan.

e. Memeriksa tabung secara visual sesuai ketentuan untuk penentuan layak tidaknya tabung tersebut di isi ulang LPG dan diedarkan.

f. Untuk tabung yang tidak layak edar, kirimkan ke bagian penerimaan dan penimbunan untuk ditukar dengan tabung yang layak edar.

g. Memeriksa apakah kerangan tabung dilengkapi dengan rubber seal, jika tidak segera dipasangkan.

h. Memeriksa apakah ada udara bertekanan dalam tabung dan bila ada, buanglah udara bertekanan tersebut dengan cara membuka kerangan pada kerangan tabung.

i. Memasukkan tabung ke mesin pengisi satu persatu j. Menimbang tabung secara random, 1 tabung untuk

setiap 25 tabung dan dicatat dalam formulir random timbangan.

4.3.9.2. Pelaksanaan Pengisian Tabung LPG dengan kapasitas air

0,5 liter s/d 150 liter WC (Water Capacity). a. Melakukan pelumasan pada Conveyor b. Memeriksa fungsi alat timbang untuk pengecekan tabung c. Menghidupkan LPG Transfer Pump d. Memasukkan tabung satu persatu ke tiap-tiap filling point e. Melakukan setting pada tiap filling point antara berat

tabung + berat isi + 0,2 kg (faktor koreksi) LPG.

25

Page 35: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

f. Penyambungan kerangan tabung pada tiap-tiap filling point dan mulai dilakukan pengisian

g. Filling point otomatis akan berhenti mengisi jika berat tabung telah sesuai dengan setting timbangan.

h. Melakukan tes kebocoran pada setiap kerangan tabung yang keluar dari filling point .

i. Tabung yang bocor dieliminasi dan dikosongkan isinya, lalu kirimkan ke Bagian Penerimaan dan Penimbunan untuk diganti dengan tabung yang siap pakai.

j. Tabung yang tidak bocor ditimbang secara random, dengan menimbang 1 tabung dari 25 tabung.

k. Tabung-tabung yang isinya kurang ditambahkan di area Filling Point.

l. Setelah selesai, Transfer Pump dimatikan m. Memasang Security Seal Cup atau segel di bagian atas

untuk tabung yang telah di isi n. Menutup kerangan yang terkait dengan pengisian

4.3.9.3. Pedoman Pemeriksaan setelah Pengisian a. Memeriksa jumlah pengisian

Setiap tabung yang telah diisi harus diperiksa dengan cara ditimbang untuk menjamin tidak terjadi kelebihan pengisian dalam batas toleransi yang ditentukan oleh pihak terkait atau dengan menggunakan Ullage dalam tabung.

b. Tindakan dalam penanganan pengisian tabung berlebih Apabila terjadi pengisian berlebih produk LPG ke dalam tabung, segera lakukan pembuangan kelebihan produk LPG dan dilakukan pemeriksaan ulang.

c. Pemeriksaan kebocoran • Setiap tabung yang telah diisi harus dilakukan

pemeriksaan kebocoran. • Kebocoran tabung harus ditangani sesuai dengan

prosedur pemeliharaan. • Melakukan tes kebocoran dengan mengoleskan air

sabun, menggunakan spray gun pada setiap kerangan tabung.

• Apabila terjadi kebocoran, berikan tanda dengan kapur tulis.

• Mengeliminasi tabung yang bocor dan isinya dikosongkan

d. Pemeriksaan penutup kerangan atau plugs Sealing caps (seal), plug dan pelindung kerangan harus diperiksa untuk setiap tabung yang telah diisi sebelum pengiriman.

26

Page 36: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

Tabel 2. Jarak Aman Tabung Terhadap Batas Pagar dan Bangunan

Pada Instalasi Pengisian LPG

KAPASITAS ISI AIR TERPASANG DIATAS ANTAR TABUNG-DALAM SATU TABUNG DIBAWAH TANAH PERMUKAAN TABUNG TANKI-

TANGKI ELPIJI ATAU SETENGAN TANAH TANKITERPENDAM

( M3)

Sampai dengan 0,5 3 Meter Tidak di - Tdk disyaratkanSyaratkan

0 , 5 s/d 1 , 0 3 meter 3 meter Tdk disyaratkan1 , 0 s/d 1 , 9 3 meter 3 meter 1 meter1 , 9 s/d 7 , 6 3 meter 7 , 6 meter 1 meter

7,6 s/d 114 15 meter 15 meter 1 , 5 meter114 s/d 265 15 meter 23 meter265 s/d 341 15 meter 30 meter 1/4 x jumlah341 s/d 454 15 meter 38 meter diameter tan454 s/d 757 61 meter ki

757 s/d 3785 91 meterDiatas 3785 122 meter

JARAK MINIMUM

27

Page 37: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

Tabel 3. Jarak Aman Antara Titik Pengisian/Penyerahan dengan lokasi lain

Pada Instalasi Pengisian LPG

No. L O K A S I

1 Bangunan‐bangunan yang dilengkapi dengandinding tahan api. 3 meter

2 Bangunan‐bangunan yang tidak dilengkapi dinding tahan api 5 meter

3 Bangunan terbuka (tanpa dinding) berada  7,6 meterdibawah permukanan titik pengisian/penyerahan

4 Sepanjang garis batas/pagar diatas permu‐ 3 meterkaan

5 Tempat terbuka/lapangan dimana terdapat  15 metersuatu kegiatan yang melibatkan banyakorang, termasuk tempat bermainnya anaksekolah, kegiatan atletik maupun lapanganuntuk kegiatan lainnya

6 Jalur dimana lewatnya kegiatan banyakorang termasuk jalan raya, jalan tol, ja‐lan tapak, trotoar (gili‐gili) :a.  Dari titik penyerahan pada lokasi tem‐     pat pendistribusian 3 meterb. Dari titik penyerahan terhadap lokasi     lainnya. 7,6 meter

7 Jalan Raya 15 meter

8 Jalur utama kereta api 7,6 meter

9 Tabung/tangki yang berisi produk lain 3 meter

10 Api terbuka 22,5 meter

MINIMUMJARAK ARAHHORIONTAL

28

Page 38: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

Gambar 1. Persyaratan Jarak Antar Fasilitas di Instalasi Pengisian LPG

29

Page 39: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

Gambar 2. Tanda peringatan pada Instalasi pengisian LPG

Dilarang menghidupkan mesin Lingkaran dan garis miring : Merah Simbol : Hitam Instruksi : Hitam Dilarang Mengaktifkan Handphone Lingkaran dan garis miring : Merah Simbol : Hitam Instruksi : Hitam Dilarang menyalakan api/korek api Lingkaran dan garis miring : Merah Simbol : Hitam Instruksi : Hitam Dilarang merokok Lingkaran dan garis miring : Merah Simbol : Hitam Instruksi : Hitam Dilarang Kontak langsung dengan Lingkaran dan garis miring : Merah LPG dapat menyebabkan Simbol : Hitam Dingin yang membakar Instruksi : Hitam Dilarang Mengisi Untuk Silinder/Tabung

Jangan sampai melebihi batas pengisian Tulisan : Merah 80 % maksimum

30

Page 40: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

4.4 Operasi Penyerahan LPG

Pedoman teknis operasi penyerahan LPG menjelaskan tentang fasilitas, kualifikasi personil dan prosedur operasi penyerahan LPG dalam tangki dan tabung di Filling Plant, SPPBE dan Agen atau dealer.

4.4.1 Persyaratan Umum

Persyaratan umum dalam operasi pengisian LPG menetapkan bahwa : • Lokasi, tempat, fasilitas, peralatan dan personil yang melakukan

penyerahan LPG harus memenuhi persyaratan keselamatan. • Tabung hanya dapat di serahkan oleh personil yang bertugas dan

terdaftar pada perusahaan pemilik tangki atau tabung. • Pada saat penyerahan, kondisi tangki dan tabung LPG serta

kerangan masih layak edar dan belum memasuki waktu inspeksi berkala sesuai dengan ISO 10460 dan ISO 24431.

• Tabung dan kerangannya berada dalam kondisi layak edar sesuai dengan ISO 10691, ISO 11755 dan ISO 24431.

4.4.2 Kualifikasi Personil

Personil yang memenuhi kualifikasi untuk melaksanakan operasi penyerahan LPG adalah : a. Memahami prosedur penyerahan dan penyaluran LPG b. Telah mendapatkan pelatihan tata cara penyerahan LPG c. Memiliki kemampuan untuk membuat laporan administrasi.

4.4.3 Fasilitas Penyaluran/Penyerahan

Fasilitas penyaluran /penyerahan LPG dapat dilakukan : • Melalui laut/air : Kapal /tongkang. • Melalui darat : RTW dan skid tank

4.4.3.1 Melalui Laut/Air (Kapal / Tongkang)

Fasilitas penyaluran / penyerahan LPG melalui laut/air adalah peralatan/fasilitas perlengkapan yang harus ada selama proses penyerahan di atas air yang meliputi : a. Dermaga b. Mooring buoy c. Pipa / slang d. Kerangan e. Pompa f. Strainer g. Meter arus h. Manometer i. Bonding Cable j. Manifold k. Loading arm l. Quick Release Coupling m. Thermometer.

31

Page 41: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

4.4.3.2 Melalui Darat. Penyerahan atau penyaluran LPG melalui darat dapat dilakukan dengan : • Rail Tank Wagon (RTW) • Skid Tank

Rail Tank Wagon Fasilitas Penyaluran LPG melalui RTW adalah peralatan/perlengkapan yang ada diantara outlet tanki timbun sampai dengan inlet RTW, yaitu : a. Pipa / slang b. Kerangan c. Pompa d. Manometer e. Level Gauge f. Grounding cable g. Quick Release Coupling h. Strainer i. Thermometer j. Alat Timbang.

Skid Tank. Khusus mobil tanki untuk penyaluran LPG, tanki dengan kapasitas di atas 50 kg dapat berupa : a. Tangki yang dirancang untuk penimbunan sementara

LPG dan penggunaannya sebagai alat angkut dari satu lokasi ke lokasi lain.

b. Fasilitas penyalurannya sama dengan : 4.4.3.2

Penyaluran LPG menggunakan container a. Container yang ada pada pengisian LPG terdiri atas :

• Skid tank, yang berukuran 1 ton, 4 ton, 7 ton, 8 ton, 9 ton, 14 ton

• Tabung 26,3 lt WC dan 108 lt WC Container / tabung LPG yang akan digunakan harus memenuhi syarat dari pihak atau instansi yang berkompeten

4.4.4 Prosedur Operasi Penyerahan LPG dengan Rail Tank Wagon

Prosedur operasi penyerahan LPG dengan RTW meliputi operasi pengisian LPG sebelum, selama proses pengisian dan setelah pengisian, yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

4.4.4.1. Sebelum Pengisian

a. Menyeleksi dan mencatat nomor dan kapasitas RTW yang akan di isi

32

Page 42: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

b. Menghubungkan grounding/bonding cable c. Menghubungkan selang pengisian antara filling point

dengan bottom loading atau menggunakan loading arm. d. Membuka kerangan dan pompa dijalankan e. Mengatur flow meter sesuai kapasitas RTW

4.4.4.2. Selama Pengisian

a. Memeriksa saluran pengisian dari kemungkinan kebocoran b. Memeriksa jumlah isi dan kapasitas tangki dengan melihat

flow meter dan roto gauge (rotary level gauge)

4.4.4.3. Setelah Pengisian a. Menutup kerangan jika isi sudah terpenuhi b. Melepaskan selang atau hose pengisian c. Saluran inlet dan outlet di segel d. Lepaskan grounding/bonding cable e. Menyelesaikan semua dokumen pengiriman f. Pada akhir kegiatan, matikan pompa dan tutup semua

kerangan.

4.4.5 Prosedur Operasi Penyerahan LPG dengan Skid Tank Prosedur operasi penyerahan LPG dengan Skid tank meliputi operasi sebelum pengisian selama proses pengisian dan setelah pengisian, yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

4.4.5.1. Sebelum Pengisian

Sebelum memasuki tempat pengisian (Filling Shed) di pintu masuk petugas memeriksa : a. Persyaratan keselamatan kerja b. Mencatat No. dokumen penyerahan dan identifikasi lain. c. Menyerahkan dokumen penyerahan yang berlaku dan

jumlahnya sesuai dengan kapasitas Skid Tank maupun No. Polisi kendaraan tersebut.

4.4.5.2. Sesudah Pengisian

a. Pengemudi mengambil dokumen penyerahan yang telah di isi oleh petugas yang berwenang.

b. Skid Tank segera meninggalkan Filling Shed c. Di pintu gerbang, petugas memeriksa dokumen

penyaluran serta tinggi cairan LPG pada roto gauge dan segel pada inlet kerangan.

4.4.6 Prosedur Operasi Penyerahan LPG Kepada SPPBE Prosedur operasi penyerahan LPG kepada SPPBE meliputi operasi penyerahan produk LPG dalam tangki dan tabung dengan berbagai kapasitas, yang dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Penyerahan fisik LPG dalam bentuk skid tank LPG, minimum 1 ton

ex Depot LPG Filling Plant atau Kilang LPG. b. Dokumen penyerahan dibuat untuk pengambilan LPG ex Depot

LPG Filling Plant atau Kilang LPG.

33

Page 43: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

c. Pemberian Transportation Fee dan Filling Fee diperhitungkan pada harga LPG.

d. SPPBE menjual LPG ke Dealer sesuai yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

e. Harga jual LPG ke Dealer sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan dan disetujui oleh instansi terkait.

4.4.7 Prosedur Penukaran Tabung LPG dari SPPBE untuk Retest a. SPPBE memisahkan tabung yang diterima dari Dealer yang secara

visual kurang baik atau habis masa operasinya. b. Apabila terdapat tabung palsu atau bukan dari perusahaan yang

diterima oleh SPPBE, menjadi tanggung jawab SPPBE dan disita oleh perusahaan untuk dimusnahkan dengan tidak diberi ganti rugi kepada SPPBE.

c. Petugas dari perusahaan LPG atau perusahaan lain yang telah ditunjuk secara periodik sesuai dengan jadwal yang disepakati bersama antara Perusahaan LPG dan SPPBE, dengan membawa sejumlah tabung LPG yang baik, mengunjungi SPPBE dan menukar tabung yang perlu retest yang sudah terkumpul di SPPBE dengan tabung yang baik.

d. Petugas dari perusahaan LPG memastikan kembali tabung yang dianggap tidak layak di SPPBE tersebut dengan mememriksa setiap tabung yang terdapat di SPPBE.

e. Petugas yang ditunjuk oleh perusahaan LPG harus petugas yang memahami betul kondisi tabung yang layak dan yang tidak layak pakai.

f. Pelaksanaan pengambilan/penukaran tabung LPG diatur oleh: • Depot LPG Filling Plant, untuk unit operasi yang mempunyai

Depot LPG Filling Plant dan secara geografis dekat dengan SPPBE tersebut.

g. Instalasi / depot BBM, untuk unit operasi yang belum ada Depot LPG (Depot LPG Filling Plant) atau secara geoografis jauh dari SPPBE tersebut.

h. Instalasi / Depot LPG Pelaksana harus selalu mempunyai buffer stock tabung LPG yang cukup dan baik (siap diisi) yang sewaktu-waktu dapat dipergunakan untuk mengganti tabung LPG yang tidak layak pakai di SPPBE.

i. Tabung LPG yang tidak layak pakai yang terkumpul di instalasi/Depot dapat diserahkan ke Depot LPG (Depot LPG Filling Plant) yang mempunyai fasilitas pemeliharaan tabung LPG, baik yang ditangani oleh perusahaan sendiri atau oleh pihak ketiga (rekanan).

j. Pelaksanaan pengangkutan tersebut dapat dilakukan dengan cara sewa/kontrak dengan ketentuan, kendaraan/truck harus memenuhi persyaratan safety sebagai alat angkut tabung LPG dan sopir serta kernet harus memenuhi/mematuhi ketentuan yang berlaku di perusahaan.

k. Setiap kegiatan penukaran/serah terima tabung LPG dibuat berita acara dan dokumennya direkam.

34

Page 44: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

l. Semua biaya yang timbul berkenan dengan pelaksanaan penukaran tabung LPG dari SPPBE menjadi beban perusahaan/Badan Usaha.

4.4.8 Prosedur Operasi Penyerahan LPG kepada Dealer a. Penyerahan fisik LPG kepada Dealer dalam bentuk tabung atau

skid tank LPG, berasal dari Depot LPG, Filling Plant atau SPPBE. b. Dealer menjual LPG ke konsumen, dapat secara langsung atau

melalui pengecer atau system home to home service. c. Harga LPG yang dijual ke konsumen sesuai dengan ketentuan

yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Untuk daerah di luar radius 60 km, harga LPG tersebut ditambah dengan biaya transport yang besarnya ditetapkan oleh perusahaan.

4.4.9 Prosedur Pengawasan Penyerahan LPG a. Kegiatan pengawasan dilakukan dengan sistem pengawasan intern

(mengenai administrasi penjualan LPG didalam perusahaan atau badan usaha, dilakukan oleh kepala penjualan perusahaan yang bersangkutan).

b. Kegiatan pengawasan terhadap Dealer dan SPPBE oleh tim terpadu oleh perusahaan dengan cara sebagai berikut : Mengawasi kegiatan penyaluran LPG oleh Dealer di rayon kerjanya, meliputi administrasi, mutu dan kelengkapan safety, mutu pelayanan terhadap konsumen serta mengenai : 1. Stock tabung isi dan kosong 2. Harga jual tabung LPG isi dan konsumen 3. Pola penyaluran LPG ke konsumen 4. Kendala yang dihadapi dalam memasarkan LPG 5. Kelengkapan peralatan pemasaran LPG dan sistem safety di

gudang, mobil pengangkut LPG maupun tempat penjualan c. Secara berkala memeriksa administrasi, mutu dan kelengkapan

safety di SPPBE. Dan apabila perlu Tim untuk memeriksa mengenai kelayakan asset yang digunakan SPPBE tersebut. Faktor lain yang diperiksa meliputi : • Surat –surat perijinan • Stock tabung kosong dan tabung afkir, stock seal cap plastik

dan rubber seal • Kelengkapan transportasi LPG • Sistem safety di SPPBE • Pelaksanaan handling tabung LPG • Pengawasan terhadap mutu LPG, termasuk kualitas dan

kuantitasnya

35

Page 45: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

4.5 Pedoman Keselamatan Kerja Dalam Keadaan Darurat Instalasi Pengisian LPG

Pedoman teknis instalasi LPG ini disusun dalam rangka menjamin keselamatan migas yang meliputi keselamatan umum, keselamatan kerja personil, keselamatan lingkungan dan keselamatan instalasi pengisian LPG, sesuai dengan aturan dan standar yang telah ditetapkan. Pedoman keselamatan kerja dalam keadaan darurat harus dapat menunjukkan suatu garis perintah/komando, laporan dan pemberitahuan secara jelas, sehingga semua personil yang terlibat dapat memahami tugas, wewenang dan tanggung jawabnya secara jelas, tegas dan disiplin sehingga dapat mengendalikan dan mengatasi keadaan darurat dengan baik.

4.5.1. Pedoman Umum Keselamatan Kerja

a. Seluruh daerah Instalasi Pengisian LPG merupakan daerah terlarang untuk merokok dan menyalakan api. Merokok di larang keras kapan saja kecuali dalam lokasi-lokasi yang khusus diijinkan oleh Manajemen.

b. Dilarang membawa mancis, korek api atau benda apa saja yang dapat menimbulkan bunga api atau api ke dalam ”daerah instalasi”.

c. Dilarang menyalakan api dan sumber-sumber api lainnya seperti pekerjaan las tanpa surat ijin kerja panas, kecuali pada lokasi-lokasi yang khusus diperbolehkan oleh Manajemen.

d. Dilarang berjalan di atas pipa saluran e. Sebelum melakukan pekerjaan, yakinkan bahwa surat ijin atau

surat keterangan yang diperlukan telah diperoleh. f. Mencatat keadaan-keadaan yang berpotensi bahaya atau keadaan

yang sudah dikatagorikan bahaya dengan cara melaporkan kepada kepala instalasi.

g. Janganlah mencoba menjalankan atau menggerakkan mesin-mesin atau alat-alat yang tidak diperlukan.

h. Petugas harus berusaha membersihkan tempat pekerjaan segera setelah pekerjaan selesai.

i. Menjaga semua perkakas`dan peralatan bersih dan ditempatkan pada yang seharusnya.

j. Dilarang mengganti atau menukar alat atau perkakas secara tidak baik.

k. Petugas tidak boleh meninggalkan pekerjaan sampai petugas yang menggantikan telah diberitahu mengenai keadaan pekerjaan.

4.5.2. Pedoman Keselamatan Kerja dalam Keadaan Darurat Pedoman Keselamatan Kerja dalam Keadaan Darurat meliputi : Prosedur tanggap darurat untuk kondisi tidak normal, kejadian tumpahan/kebocoran LPG, kejadian kebakaran, kecelakaan kerja dan kegagalan sistem kerja alat. Pedoman Keselamatan Kerja dalam Keadaan Darurat minimal terdiri dari :

36

Page 46: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

• Daftar nama personil, layanan darurat dan no. Telepon/no. Yang mudah dihubungi.

• Jalur komando keadaan darurat • Uraian tugas dan tanggung jawab • Kerjasama dengan pihak lain yang terkait • Safety briefing dan pelaporan • Pengendalian rekaman • Area penyimpanan dan penimbunan tabung harus diberi tanda

plakat dan peringatan untuk tidak merokok. • Site Plant

4.5.3. Prosedur Tanggap Darurat a. Suatu sistim alarm harus dapat didengar di seluruh daerah instalasi

pengisian LPG untuk memperingatkan personil akan keadaan darurat yang mungkin akan terjadi.

b. Apabila sistim alarm umum gagal, petunjuk lisan keadaan darurat akan diberikan dengan menggunakan radio dan sistim siaga keadaan darurat.

c. Cara yang benar untuk melaporkan keadaan darurat harus berbicara dengan jelas dan terang serta memberikan informasi yang tepat.

d. Semua panggilan keadaan darurat harus diketahui dengan ucapan ”INI KEADAAN DARURAT”.

e. Memberitahukan lokasi keadaan darurat secara benar dan tepat. f. Menjelaskan keadaan darurat secara ringkas , seperti kebakaran,

tabung meledak dll. g. Memperkenalkan diri nama, nomor personil/petugas dan

bagian/tempat bertugas. h. Jika terjadi suatu keadaan darurat, petugas yang bertanggung

jawab harus langsung merespon untuk mengendalikan keadaan darurat di daerah instalasi.

i. Setiap petugas bertanggung jawab untuk mengamati keadaan-keadaan di daerah kegiatannya dan menanggulangi atau melaporkan segera setiap kejadian yang tidak biasa di daerah itu.

j. Petugas yang menemukan adanya api, gas atau cairan hidrokarbon yang bocor harus segera melaporkan pada kepala instalasi tentang masalah dan situasinya.

k. Sesudah melapor dan atas petunjuk Kepala instalasi, personil di daerah tersebut akan mengambil tindakan langsung untuk mengatasi masalah atau menjaga agar tidak meluas sampai bantuan tiba, seperti mematikan pompa, menutup kerangan, mengaktifkan sistim sprinkler, menggunakan pemadam api dsb.

l. Kepala instalasi harus mendengarkan laporan, mengajukan pertanyaan dan menginstruksikan tindakan apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi keadaan darurat.

m. Kepala instalasi langsung menuju ke tempat kejadian, mengamati keadaan dan meyakinkan bahwa prosedur keadaan darurat dilaksanakan dengan baik.

37

Page 47: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

4.5.4. Prosedur Penanggulangan Kebocoran/Penyebaran LPG Apabila LPG tertumpah di tanah, gas yang terlepas akibat penguapan cairan LPG akan menimbulkan campuran udara dan gas hidrokarbon yang berpotensi menimbulkan kebakaran. Karena LPG sifatnya dingin, gas ini akan mengkondensasi air dari udara dan disebut kabut gas. Tindakan yang segera dan tepat dalam menanggulangi kejadian tersebut harus ditangani sesuai dengan pedoman prosedur sebagai berikut : a. Setiap pekerja yang mengetahui adanya kebocoran atau

penyebaran LPG yang ditandai dengan terciumnya bau tertentu, agar segera berusaha mencari tahu sumbernya.

b. Apabila sumber kebocoran/penyebaran gas telah ditemukan, segera memberitahukan dan melapor kepada kepala satuan penyelamatan produk LPG.

c. Kepala satuan penyelamatan produk LPG dan bagian yang terkait harus memeriksa situasi pada lokasi kejadian kemudian meneliti dan menyelidiki sumber kebocoran dan berupaya mengatasi dan memperbaikinya.

d. Melakukan tindakan segera untuk mengatasi masalah atau agar masalah tidak meluas sampai bantuan tiba, seperti menutup kerangan atau mengisolasi pipa atau tabung yang bocor, mengaktifkan sistim alat pemadam kebakaran dsb.

e. Apabila tindakan di atas tidak berhasil, hentikan semua aktifitas yang berkaitan dengan penerimaan dan penyerahan produk LPG

f. Menghentikan semua aktifitas pengisian produk LPG dan menutup semua kerangan yang diperkirakan akan memutuskan atau paling tidak akan mengurangi besarnya penyebaran gas LPG dan mengeluarkan kendaraan angkutan tabung LPG.

g. Melarang/menghimbau kepada para pekerja, masyarakat/penduduk yang ada di sekitar lokasi instalasi dalam radius 50 m, untuk tetap tenang dan tidak melakukan kegiatan yang menggunakan atau dapat menimbulkan nyala api terbuka.

h. Semua kegiatan perbaikan yang tidak ada hubungannya dengan kejadian dalam jarak 300 m dari kabut gas harus dihentikan dan semua sumber api (mesin las, motor bakar dll) harus dimatikan.

i. Orang-orang yang tidak berkepentingan dalam menangani kejadian tersebut harus mengungsi dari daerah kejadian dan tidak boleh berada di daerah 300 m dari kabut gas.

j. Petugas emergensi bertanggung jawab untuk mengukur konsentrasi gas di sekeliling tumpahan untuk menjamin bahwa daerah dalam jarak 300 m adalah aman.

k. Zona yang berbahaya mungkin akan meluas apabila konsentrasi gas dalam jarak 300 m lebih tinggi dari pada 60 % dari Titik Nyala Terendah (TNT) gas.

l. Menyiapkan regu penanggulangan keadaan darurat serta pompa pemadam dan perlengkapannya agar setiap saat siap segera melakukan tindakan atas berbagai kemungkinan yang akan terjadi, serta mengaktifkan water sprinkler system.

m. Karena berat jenis uap LPG lebih berat dari udara, maka uap LPG akan merambat di atas tanah sebelum menyebar di atmosfir.

38

Page 48: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

n. Air tidak boleh diarahkan langsung ke tumpahan LPG karena ini akan membentuk gumpalan uap gas yang lebih besar.

o. Hanya High Expansion Foam (HEF) dengan ratio pengembangan busa 500 : 1 yang boleh digunakan dalam pengendalian penguapan tumpahan LPG agar penyebaran uap gas di atmosfir dapat terkendali.

p. Alat pernapasan harus dipakai oleh personil yang bertugas`dalam mengatasi keadaan darurat tersebut.

q. Terkena cairan LPG dapat menyebabkan luka bakar dingin . Apabila ini terjadi, hangatkan bagian yang terkena dengan air hangat yang bersih sampai warnanya menjadi merah dan segera ke dokter untuk memperoleh pengobatan.

4.5.5. Instalasi Pengisian Gas yang tidak memiliki fasilitas odorisasi Untuk menjaga sistem kemanan dan keselamatan instalasi, harus dilengkapi dengan : a. Emergency shut-down system

Instalasi Pengisian LPG yang tidak memiliki fasilitas odorisasi harus dilengkapi dengan suatu Emergency shut-down system yang secara otomatis menghentikan aliran gas jika detektor gas mendeteksi adanya konsentrasi gas di udara lebih dari 25 % LEL (lower explosive limit). Apabila jenis gas yang disimpan lebih dari satu, detektor sebaiknya di atur/diset untuk gas dengan LEL terendah.

b. Penempatan detektor gas

Detektor gas harus dipasang : • Di sekitar instalasi LPG • Pada titik pemuatan LPG jika pengisian langsung tidak

digunakan • Pada titik penggunaan gas yang tidak diodorisasi

c. Fungsi dari detektor gas

• Menghentikan aliran gas • Menginisiasi berfungsinya alarm pada level 105 desibel dan

alarm tersedia

4.5.6. Prosedur Penanggulangan Kebakaran LPG Prosedur penanggulangan kebakaran LPG harus memenuhi persyaratan penanggulangan kebakaran seperti dalam ketentuan umum berikut ini : 4.5.6.1. Ketentuan Umum

a. Alat pemadam kebakaran yang sesuai harus tersedia di tempat dan dapat digunakan kapan saja.

b. Tersedia peralatan perlindungan kebakaran yang cukup, seperti : alat pemadam kebakaran ringan, tirai air (water curtain), fire monitor, alat bantu pernapasan dsb.

39

Page 49: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

c. Jumlah alat pemadam kebakaran ringan yang tersedia tergantung dari jumlah LPG yang disimpan. Tabel 4 menunjukkan jumlah APAR yang dibutuhkan berdasarkan jumlah LPG yang disimpan.

d. Personil pengamat kebakaran harus petugas yang berkompeten dan telah mendapatkan pelatihan kebakaran atau sudah berpengalaman sebagai regu bantuan keadaan darurat.

e. Pengamat kebakaran yang siap siaga tidak boleh melakukan pekerjaan lain bila sedang bertugas sebagai pengamat kebakaran.

f. Komunikasi harus dibuat antara kawasan kerja dan pengontrolan supaya mudah mengirimkan bantuan bila keadaan darurat terjadi.

4.5.6.2. Kebakaran Kecil

a. Setiap pekerja yang mengetahui terjadinya kebakaran kecil, segera bertindak sendiri dan berusaha sedapat mungkin untuk memadamkan kebakaran dengan alat pemadam api yang sesuai dan yang berada di dekat lokasi kejadian.

b. Apabila tumpahan LPG berkembang menjadi kebakaran, maka prosedur yang harus dilakukan adalah : • Kebakaran LPG tidak boleh dimatikan sebelum

sumber bahan bakar atau kebocoran ditutup. • Kerangan harus segera ditutup karena panas radiasi

secara tidak langsung akan membahayakan personil merusak alat-alat di daerah yang terbakar tersebut. Apabila keadaan seperti ini terjadi, alat pemadam api tepung kering (dry powder) harus dipakai.

• Usahakan mengurangi radiasi panas kebakaran LPG dan mengendalikan api yang dapat membahayakan peralatan atau semakin besarnya api dengan menggunakan HEF (High Expansion Foam) ke genangan LPG yang terbakar atau dengan melindungi peralatan di sekeliling kejadian dengan semprotan air.

c. Segera melapor kepada kepala penanggulangan kebakaran yang sedang bertugas dengan menyebutkan identitas pelapor, lokasi kejadian, jenis yang terbakar dan tindakan yang telah dilakukan.

d. Kepala penanggulangan kebakaran dan anggotanya membawa perlengkapan yang diperlukan segera menuju ke lokasi kebakaran untuk mengevaluasi kejadian dan sekaligus melaksanakan penanggulangan kebakaran yang belum padam.

4.5.6.3. Kebakaran Besar

a. Apabila kebakaran yang terjadi tidak berhasil diatasi, sehingga kebakaran menjalar lebih luas dan besar, maka langkah penanggulangan lanjutan adalah :

40

Page 50: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

b. Menghubungi para komandan satuan tugas dalam organisasi keadaan darurat untuk segera melakukan tindakan sesuai tugas dan tanggung jawabnya masing-masing.

c. Membunyikan tanda bahaya alarm d. Melakukan evakuasi personil yang masih berada di

dalam dan di sekitar area kebakaran. e. Bekerjasama dan berkoordinasi dengan pihak lain di luar

perusahaan dalam pelaksanaan pemadaman kebakaran.

Tabel 4. Kebutuhan jumlah alat pemadam kebakaran

Jumlah LPG yang disimpan (kg) Jumlah Pemadan Kebakaran (9 kg)

Hingga 5000 2

5000 – 15.000 3

15.000 – 25.000 4

4.5.7. Tanda-tanda Keadaan Darurat Tanda-tanda keadaan darurat meliputi beberapa kondisi, diantaranya : 4.5.7.1. Peringatan Tanda Bahaya

a. Klakson berbunyi selama 2 menit terus menerus b. Petugas mengamankan daerah yang menjadi tanggung

jawabnya sesuai dengan perintah atasan. c. Petugas keamanan wajib mengamankan daerah

kejadian dan mengamankan instalasi pengisian LPG secara keseluruhan.

d. Petugas penanggulangan keadaan darurat menuju dan melapor ke bagian kebakaran

e. Personil lain menghentikan semua kegiatan dan menuju assembly poin terdekat.

4.5.7.2. Tanda Evakuasi

a. Klakson akan berbunyi 5 detik ”ON” dan 5 detik ”OFF” secara terus menerus

b. Personil yang berada di assembly point akan diungsikan oleh petugas.

c. Personil yang berada di dalam gedung atau kantor, segera meninggalkan kantor atau gedung menuju muster area dan selanjutnya akan diungsikan oleh petugas.

4.5.7.3. Tanda Keadaan Aman a. Klakson akan berbunyi 10 detik ”ON” dan 2 detik ”OFF”

secara terus menerus selama 2 menit.

41

Page 51: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

b. Semua personil kembali ke tempat kerja dan bekerja seperti biasa, kecuali kalau ada instruksi lain dari Petugas.

4.5.8. Kejadian alam yang tidak normal

Kejadian alam yang tidak normal meliputi gempa bumi, banjir, badai topan, gelombang pasang dll. Langkah yang harus dilakukan setiap personil dan atau petugas Badan Usaha jika terjadi kondisi alam seperti dimaksudkan di atas adalah berusaha secepat mungkin untuk melakukan langkah-langkah pengamanan baik untuk diri sendiri, orang lain dan asset perusahaan atau badan usaha.

42

Page 52: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

5. PEDOMAN TEKNIS PEMELIHARAAN TABUNG LPG

Pedoman tertulis harus menjadi dasar untuk melakukan kegiatan pemeliharaan tabung LPG. Prosedur operasi harus diperbaharui ketika terdapat perubahan yang mempengaruhi operasi sistem. 5.1 Ruang Lingkup

Pedoman teknis pemeliharaan tabung LPG ini menjelaskan mengenai teknis pemeliharaan yang harus dilakukan terhadap tabung dan kerangan LPG yang beredar atau digunakan agar kondisinya selalu terpelihara dalam keadaan baik dan memenuhi aspek keselamatan kerja berdasarkan pada ketentuan yang telah ditetapkan. Ruang lingkup pedoman teknis ini juga meliputi penetapan kualifikasi personil pemeliharaan tabung, fasilitas pemeliharaan tabung, jenis-jenis pemeliharaan tabung, teknik klasifikasi, prosedur pemeliharaan dan bengkel perbaikan.

5.2 Kualifikasi Personil Kualifikasi personil yang dipersyaratkan di dalam standar yang dimaksud adalah : a. Seluruh personil yang berkompeten dan ditugaskan untuk melaksanakan

pemeliharaan tabung LPG. b. Telah mendapatkan pelatihan tata cara pemeliharaan tabung LPG dan

penanganannya. c. Memiliki sertifikat yang masih berlaku dan dikeluarkan oleh instansi yang

berwenang. d. Pelatihan sebaiknya diberikan minimal setiap 3 tahun sekali dan

terdokumentasi e. Memiliki pengetahuan mengenai produk LPG, tabung LPG dan resiko

bahayanya f. Memiliki pengetahuan mengenai bagaimana mengatasi keadaan darurat

5.3 Objek dan Fasilitas/Peralatan Pemeliharaan

5.3.1 Objek Pemeliharaan Yang dimaksud dengan objek pemeliharaan adalah kemasan atau tabung bertekanan dan kerangan yang dipakai pada operasi penyaluran LPG. a. Tabung LPG / bejana bertekanan

Kemasan ini diadakan oleh pihak Badan Usaha dengan sertifikasi yang telah dikeluarkan oleh pihak berwenang. Bejana-bejana bertekanan ini harus ditandai dengan kode-kode tertentu misalnya kapan harus di test ulang (bulan, tahun), berat kotor dari bejana tekan dan tanda pengesahan dari pihak yang berwenang, mutu, kode wilayah serta tanda lain yang dianggap perlu.

43

Page 53: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

b. Kerangan Kerangan adalah alat untuk membuka dan menutup yang terpasang di outlet tabung

5.3.2 Fasilitas /Peralatan Pemeliharaan Tabung LPG dan Kerangan Peralatan minimal yang harus dimiliki untuk dapat melaksanakan pemeliharaan / retest tabung LPG antara lain : 1) Hydrostatic test equipment.

Fungsi : Menguji hydrostatic, untuk mengetahui kebocoran tabung dan besarnya pengembangan tetap. Equipment ini meliputi : • Plunger / hydrostatic pump • Water jacket • Panel instrument • Water pump.

2) Gas Separator. Fungsi : Untuk menetralisisr / mengurangi konsentrasi gas LPG di sekitar work shop pada waktu proses gas free tabung LPG yang akan ditest dengan cara mengisi air ke dalam tabung.

3) Chain hoist Fungsi : Untuk memasukkan dan mengeluarkan tabung yang akan di test dalam water jacket.

4) Drainage unit Fungsi : Dengan udara bertekanan disemprotkan ke dalam tabung untuk mengeluarkan air dari dalam tabung yang selesai ditest.

5) Bottle turn unit dan blower heater. Fungsi : Untuk mengeringkan bagian dalam tabung setelah proses hydrostatic test.

6) Lamp for inspection into bottle Fungsi : Lampu dengan voltage rendah untuk memeriksa bagian dalam tabung.

7) Sand blasting machine Fungsi : Membersihkan / mengupas cat lama sebelum proses pengecatan

8) Kerangan Fitting Machine Fungsi : Melepas atau memasang kembali kerangan.

9) Painting booth Fungsi : Pengecatan tabung.

10) Air Compressor Fungsi : Suplai udara bertekanan untuk alat-alat seperti : kerangan fitting machine, water drainage unit dan lain-lain.

11) Evacuation pump.

44

Page 54: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

Fungsi : Untuk memindahkan sisa LPG dalam tabung yang akan diuji/repair.

12) Peralatan perbengkelan umum.

5.4 Pedoman teknis pemeliharaan tabung LPG Orang yang melakukan pemeliharaan instalasi pengisian LPG harus terlatih dalam menghadapi keadaan darurat pada sistem dan melakukan tahapan prosedural dalam proses pemeliharan dan pengujian. Kontraktor yang bertugas untuk melakukan pemeliharan harus menjamin bahwa tiap-tiap petugas yang melakukan pemeliharaan sudah terlatih atau dalam pengawasan yang ketat dari orang yang terlatih untuk melakukan prosedur pemeliharaan. 5.4.1 Prosedur tertulis ini harus mencakup persyaratan berikut :

a. Kontrol terhadap korosi b. Perlindungan fisik c. Hoses d. Perpipaan e. Peralatan tambahan f. Kontainer g. Tabung LPG

5.4.2 Panduan pemeliharaan 5.4.2.1 Panduan pemeliharaan harus mencakup inspeksi rutin dan

prosedur pemeliharaan untuk alat pencegahan keadaan darurat dan terjadwal.

5.4.2.2 Tiap-tiap fasilitas harus menjaga riwayat dari kegiatan pemeliharaan dari peralatan yang digunakan untuk menyimpan dan mentransfer LPG. Riwayat pemeliharaan untuk fasilitas yang tidak ditempati harus dijaga di lokasi tersebut atau lokasi lain yang memungkinkan.

5.4.2.3 Riwayat peralatan harus dibuat dan mudah diakses oleh petugas berwenang yang memiliki wewenang selama jam kerja normal.

5.4.2.4 Riwayat pemeliharaan harus disimpan selama peralatan tersebut ada.

5.4.3 Pemeliharaan peralatan pencegah kebakaran

5.4.3.1 Harus menyiapkan dan mengimplementasikan program pemeliharaan untuk semua peralatan pemadam kebakaran di dalam sistem

45

Page 55: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

5.4.3.2 Kegiatan pemeliharaan untuk alat pelindung kebakaran harus terjadwal sehingga jumlah peralatan yang harus diservice dan dikembalikan dari service dalam jumlah yang minimum.

5.4.3.3 Pemadam api otomatis yang menggunakan air harus sesuai dengan NFPA 25, “Standard for the inspection, testing, dan maintenance of water-based fire protection system”.

5.4.3.4 Alat pemadam api portable harus dirawat sesuai dengan NFPA 10, Standard for Portable Fire Extinguisher”.

5.5 Prosedur Pemeliharaan Tabung LPG

46

Page 56: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

5.5.1 Pengecekan visual

Pengecekan Visual dilakukan di Depot, Filling Plant dan SPPBE, merupakan seleksi tabung LPG kosong dari agen sebelum dilakukan pengisian, saat dan setelah proses pengisian, bertujuan untuk melakukan pengecekan/penyeleksian secara visual tabung-tabung yang penampilannya buruk, tidak laik pakai dan atau kadaluarsa untuk kemudian disisihkan dan ditukarkan dengan tabung rolling yang baik dan kemudian tabung-tabung tersebut diklasifikasikan sesuai dengan kriteria kerusakannya yaitu : Retest, Retest Dengan Repaint, Repaint, Repair Penggantian Kerangan, Repair Lainnya dan Afkir.

5.5.2 Prosedur klasifikasi tabung

Untuk tabung LPG dengan kapasitas 0,5 liter hingga 150 liter, tabung-tabung LPG kosong harus diperiksa dan dipisahkan berdasarkan klasifikasi sebagai berikut :

a. Tabung yang masih layak edar

Tabung yang masih layak edar memiliki kondisi sebagai berikut : • Sesuai dengan desain dan spesifikasi tabung • Tertera Indikasi berat dan kapasitas volumenya (water capacity) • Tabung belum memasuki masa pengujian atau tanggal inspeksi

berkala. • Terdapat simbol inspeksi berkala • Secara visual tabung dan kerangan tidak mengalami kerusakan • Tidak ditemukan adanya kebocoran pada tabung

b. Tabung harus dilakukan inspeksi dan pengujian

Jika ditemukan kondisi tabung sebagai berikut, tabung harus menjalani pemeriksaan berkala sesuai dengan ISO 10464. Kriteria tabung yang harus dilakukan pengujian adalah : • Tabung hampir mendekati tanggal atau waktu pengujian. • Tabung tidak dapat teridentifikasi waktu pengujiannya. • Penandaan pada tabung tidak jelas dan sulit diidentifikasi. • Cat mengelupas lebih dari 20%

c. Tabung yang memerlukan perbaikan

Jika ditemukan salah satu kondisi berikut, tabung harus menjalani perbaikan sesuai dengan ISO 10464, yaitu : • Tabung yang mengalami kerusakan dan terjadi penebalan,

pegangan tabung dan foot ringnya terlepas, tabung penyok atau terdapat bekas terbakar.

• Tabung telah terkorosi secara jelas atau ditemukan adanya pengelasan

• Tabung, kerangan dan alat pelepas tekanan (pressure relief device) mengalami kebocoran dan rusak.

d. Tabung yang tidak laik pakai

Kriteria tabung yang tidak laik pakai adalah :

47

Page 57: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

• Tidak memenuhi standar keselamatan kerja seperti: bocor, kerangan bocor, kerangan penyok, bodi penyok, dll

• Terdapat lekuk, luka atau benjol pada dinding tabung. • Terdapat bekas terbakar pada bodi tabung • Terdapat korosi (karat) pada tabung lebih dari 15% dari luas

permukaan tabung • Terdapat kerusakan pada Hand Guard atau Foot Ring

e. Tabung Kadaluarsa

Habis masa edarnya dilihat dari bulan dan tahun masa berlaku

f. Kerangan rusak Kerangan rusak artinya kerangan yang tidak dapat dipergunakan lagi dan tidak dapat dipasang pada tabung LPG karena terjadi cacat atau tidak berfungsi.

5.5.3 Pemeriksaan Bentuk (Deformasi) a. Pelendungan/benjol

• Terdapat pelendungan/benjolan pada dinding tabung dengan maximum benjolan sebesar 1% terhadap keliling tabung.

• Maximum benjolan hanya 1 (satu) buah. b. Lekuk

• Terdapat lekukan yang tidak tajam pada pemukaan dinding tabung dimana permukaan bahan tidak ditembus.

• Kedalaman lekukan tidak boleh lebih dari l/10 diameter lekukan. • Diameter lekukan tidak boleh lebih dari '/4 diameter tabung.

c. Lekuk Tajam • Terdapat lekuk tajam dengan lekukan bcrsudut tajam scdangkan

perrmukaan bahan tabung tidak ditembus. • Jumlah maximum lekukan tajam adalah 2 (buah) dalam arah

memanjang. d. Luka tajam

• Lekukan bersudut tajam dimana permukaan bahan terluka (tersobek).

• Tebal dinding tabung pada daerah yang terluka tidak kurang dari 1 x tebal dinding minimum yang diperbolehkan.

• Panjang luka tajam harus kurang dari 75 mm.

Catatan : Jika terjadi penyimpangan dari salah satu kerusakan tersebut diatas maka tabung harus di Afkir.

5.5.4 Kebocoran a. Jika terjadi kebocoran pada badan tabung (bukan pada pengelasan)

dan atau kebocoran ulir (neck ring) yang tidak dapat diperbaiki, maka tabung harus di Afkir

b. Jika terjadi kebocoran pada bagian pengelasan bodi dan neckring, maka tabung harus diperbaiki

48

Page 58: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

5.5.5 Pemeriksaan Hand Guard a. Jika berhubungan dengan badan tabung tidak boleh ada yang

rusak/cacat. b. Jika terjadi kerusakan Hand Guard pada tempat yang tidak

berhubungan langsung dengan badan tabung dapat diperbaiki

5.5.6 Pemeriksaan Foot Ring a. Foot Ring yang rusak adalah Foot Ring yang kerusakannya berupa

penyok yang tidak dapat dikembalikan ke bentuk awalnya, korosi/keropos.

b. Foot ring yang rusak harus diganti dengan yang baru dengan mengacu kepada ketentuan Welding Proeedure Specification (W.P.S) yang berlaku.

c. Jika kerusakan yang terjadi pada Foot Ring berupa penyok yang dapat dikembalikan ke bentuk awal, sambungan las cincin Foot Ring yang dapat diperbaiki tanpa merusak tabung maka tabung harus diperbaiki

d. Jika penggantian Foot Ring akan mengakibatkan kerusakan pada bodi tabung maka tabung harus di Afkir

5.5.7 Cat dan marka tabung Tabung yang catnya buram/pudar, mengelupas lebih dari 20 %, logo/marka tidak dapat terbaca/hilang maka tabung tersebut harus di perbaiki

Catatan : Semua tabung yang telah habis masa edarnya harus di lakukan uji ulang Semua tabung yang masuk dalam katagori perbaikan tetapi masa edarnya akan habis kurang dari 6 bulan kedepan maka tabung tersebut harus diuji ulang dan lakukan pengecatan kembali.

5.5.8 Prosedur Penandaan, Pemindahan dan PengirimanTabung a. Seleksi dan pemberian tanda pada tabung dilakukan oleh Petugas

SPPBE / DEPOT/ LPG Filling. Bagi petugas yang menyeleksi tabung-tabung LPG (di LPG Filling Plant, SPPBE/DEPOT) wajib menuliskan identitas dan jumlah tabung yang diseleksi, serta memberi tanda pada tabung tersebut sesuai dengan klasifikasinya

b. Pengambilan dan pemindahan tabung yang terseleksi dilakukan oleh Petugas dari Bengkel Pemeliharaan. Tabung-tabung yang terseleksi dan telah dikumpulkan di Filling Plant/SPPBE/DEPOT, ditukarkan dengan tabung yang baik dari Bengkel Pemeliharaan.

Catatan : Bagi Bengkel Pemeliharaan yang berlokasi di' SPPBE/LPG Filling Plant maka petugas Badan Usaha akan mendatangi lokasi Bengkel Pemeliharaan sesuai jadwal yang disepakati, dengan ketentuan sebagai berikut :

49

Page 59: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

• Semua tabung yang akan diproses harus sudah diperiksa dan ditetapkan klasifikasinya oleh petugas Badan Usaha.

• Petugas Badan Usaha datang kelokasi Bengkel Pemeliharaan sesuai jadwal yang disepakati bersama.

5.5.9 Penetapan Klasifikasi Pemeliharaan

Penetapan klasifikasi pemeliharaan tabung bertujuan untuk memeriksa dan menetapkan klasifikasi proses pemeliharaan tabung oleh Bengkel Pemeliharaan. Tabung yang dinyatakan tidak layak isi atau tidak layak operasi disebut tabung rusak. Tabung rusak diklasifikasikan menjadi : a. Masih dapat diperbaiki

• Kerangan rusak • Foot-ring rusak • Handguard rusak yang masih dapat diperbaiki • Body tabung pudar, mengelupas, berkarat dan marka tidak jelas. • Bocor pada sambungan las • Bocor pada celah neck ring • Kerangan.

b. Tidak dapat diperbaiki

• Tidak lulus uji hidrostatik • Rusak ulir neck ring • Handguard rusak dan harus diganti • Bocor pada permukaan badan tabung • Karat yang melebihi ketentuan • Deformasi (lekuk, luka dan penyok) pada badan tabung yang

melebihi ketentuan • Terdapat bekas terbakar pada badan tabung.

5.5.10 Prosedur penerimaan tabung yang terseleksi

• Tabung-tabung yang terseleksi dari SPPBE/LPG Filling Plant yang dibawa oleh Bengkel Pemeliharaan, dikumpulkan untuk kemudian dievaluasi dan ditetapkan klasifikasi proses pemeliharaannya oleh petugas Badan Usaha

• Tabung-tabung yang telah dievaluasi dan ditetapkan klasifikasinya oleh petugas Badan Usaha dibawa oleh Bengkel Pemeliharaan untuk diproses lebih lanjut di Bengkel Pemeliharaan.

• Tabung-tabung yang dievaluasi dan ditetapkan tidak masuk klasifikasi (masih layak edar) harus dikirim kembali oleh Bengkel Pemeliharaan ke SPPBE/LPG Filling Plant tempat pengambilannya, atas biaya Bengkel Pemeliharaan.

• Tabung-tabung yang dievaluasi dan dikategorikan Afkir oleh Petugas Badan Usaha, maka tabung-tabung tersebut harus dipisahkan dan diganti dengan tabung Rolling Badan Usaha.

• Tempat pelaksanaan Klasifikasi Pemeliharaan TabungLPG Filling Plant / Depot Badan Usaha

50

Page 60: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

5.6 Persyaratan Tabung Baru

Tabung-tabung baru yang akan di operasikan /diedarkan harus dinyatakan lulus pengujian dan mendapatkan sertifikat pengujian dari instansi pemerintah yang berwenang.

Sertifikasi tabung baru dilakukan melalui pengujian dengan metode test sesuai dengan ketentuan instansi pemerintah yang berwenang dan memenuhi persyaratan mutu sebagai berikut :

5.6.1 Sifat tampak Setiap permukaan tabung baja LPG tidak boleh ada cacat atau kurang sempurna dalam pengerjaannya yang dapat mengurangi kekuatan dan keamanan dalam penggunaannya, seperti : luka gores, penyok dan perubahan bentuk.

5.6.2 Dimensi

• Lingkaran tabung • Kelurusan

5.6.3 Ketahanan Hidrostatik

Setiap tabung harus tahan terhadap tekanan hidrostatik dengan tekanan sebesar 31 kg/cm2 dan pada tekanan tersebut tidak boleh ada rembasan air atau kebocoran dan tidak boleh terjadi perubahan bentuk.

5.6.4 Sifat Kedap Udara

Tabung yang telah dilengkapi dengan katup harus kedap udara/tidak boleh bocor.

5.6.5 Ketahanan pecah (uji bursting)

Tabung ditekan secara hidrostatik sampai pecah. Tekanan saat pecah tidak boleh lebih kecil dari 110 kg/cm2 untuk tipe 3 kg sampai 15 kg, dan tidak boleh lebih kecil dari 80 kg/cm2 untuk tabung tipe diatas 15 kg sampai 50 kg. Tabung tidak boleh pecah dengan inisiasi pecahan berawal dari sambungan las.

5.6.6 Ketahanan expansi volume tetap

Tabung ditekan secara hidrostatik dengan tekanan sebesar 31 kg/cm2 selama 30 detik. Ekspansi volume tetap yang terjadi tidak boleh lebih besar dari 1/5000 volume awal. Tidak boleh terjadi kebocoran dan tampak perubahan bentuk.

5.6.7 Sambungan las

Sambungan las harus mulus, rigi – rigi las harus rata, tidak boleh terjadi cacat pengelasan yang dapat mengurangi kekuatan dalam pemakaian.

5.6.8 Pengecatan

Salah satu persyaratan tabung baru adalah harus dilakukan pengecatan sesuai dengan SNI 1452-2007, butir 10.8

51

Page 61: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

Dalam SNI 1452-2007 dinyatakan bahwa setiap tabung yang telah dinyatakan lulus uji harus diberi penandaan, minimal mengandung informasi sebagai berikut ; • Identitas perusahaan/logo • Nomor urut pembuatan • Berat kosong tabung • Tahun pembuatan • Tekanan pengujian • Volume air • Lingkaran merah pada cincin leher

Penandaan lain yang sebaiknya tercantum pada setiap tabung adalah : • Jenis isi gas dalam tabung • Berat isi • Tekanan desain • Bulan dan tahun pemeriksaan berkala • Nama dan alamat importer di Indonesia (untuk tabung impor)

5.7 Jenis-Jenis Pemeliharaan Proses pemeliharaan tabung oleh Bengkel Pemeliharaan terdiri dari • Retest tanpa Pengecatan • Retest dengan Pengecatan • Pengecatan • Perbaikan dan penggantian kerangan • Perbaikan lain dan Afkir

5.7.1 Pengujian ulang tanpa pengecatan Tabung yang telah kedaluwarsa atau 6 bulan kedepan mendekati masa edarnya tetapi mempunyai tampilan masih baik, pemeliharaannya terdiri dari : a. Pencatatan Identitas Tabung

Identitas tabung yang akan diproses dicatat: - Nomor Tabung - Tahun pembuatan/tahun retest terakhir - Jenis Perbaikan

b. Purging Gas

Sebelum dilakukan pelepasan kerangan, harus dilakukan penurunan tekanan dengan cara mengeluarkan gas yang berada dalam tabung.

c. Pemeriksaan Kerangan

• Setiap Kerangan yang telah berumur 5 tahun harus diganti, jika masa edarnya kurang dari 5 tahun harus diperiksa secara visual, apabila masih baik, dapat digunakan lagi.

52

Page 62: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

• Apabila terjadi kebocoran pada kerangan usahakanlah memperbaiki dengan cara membersihkan kerangan dan menghilangkan kotoran – kotoran yang mungkin ada pada kerangan dengan menekan spindle kerangan, sehingga kotoran yang mungkin melekat pada dudukan kerangan hilang atau mungkin dudukan dari kerangan kurang sempurna.

• Bilamana terjadi kebocoran diluar kerangan, maka cara mengatasinya adalah sama seperti diatas. Selanjutnya tabung tersebut tidak boleh dipergunakan lagi dan tabung tersebut dinyatakan sebagai tabung afkir.

d. Pengujian Hidrostatik

Pelaksanaan Pengujian Hidrostatik melalui beberapa tahapan sebagai berikut : • Tekanan pengujian ditentukan dari tekanan yang tercantum

pada tabung • Tekanan tabung dinaikkan secara bertahap sampai tekanan

pengujian tercapai. Selanjutnya tabung dipisahkan. • Tekanan pengujian tidak boleh lebih dari 10 % atau 2 bar, mana

yang lebih kecil. • Tekanan pengujian dipertahankan selama paling cepat 30 detik

hingga pengujian selesai. • Jika terdapat kebocoran, harus dikoreksi dan tabung diuji ulang. • Tabung yang tidak bocor tetapi nampak adanya penyimpangan

permanent sebaiknya dipertimbangkan untuk memperoleh hasil pengujian yang memuaskan.

• Tabung-tabung yang tidak lulus pengujian harus ditolak. Tabung yang ditolak diklasifikasikan sesuai kondisi masing-masing tabung untuk diperbaiki, dilas atau diservis ulang sesuai dengan prosedur tertulis yang disetujui pihak yang berkompeten. Tabung LPG yang sudah ditest keluarkan dari bejana (bila menggunakan water jacket).Keluarkan air dari tabung dan keringkan dengan menggunakan Drainage Unit.

e. Pemeriksaan Bagian Dalam Tabung

Untuk memeriksa bagian dalam tabung digunakan lampu khusus inspeksi yaitu lampu voltase rendah. Bagian dalam tabung diperiksa dari kotoran dan cacat lain, dengan ketentuan pengujian adalah: • Jika terdapat kotoran ataupun material lain didalam tabung,

harus dikeluarkan. • Jika kotoran ataupun material lain yang terdapat dalam tabung

tidak dapat dikeluarkan dan atau terdapat korosi dalam badan tabung maka tabung tersebut harus di Afkir.

f. Penimbangan Tabung

Penimbangan tabung harus ditetapkan lagi atau diulangi jika terjadi penggantian kerangan pada tabung.

53

Page 63: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

g. Stamping/pemarkaan uji ulang Tabung yang telah melalui proses pemeriksaan/testing harus diberi tanda : • Tanda lingkaran pada hand guard untuk yang memenuhi syarat. • Tanda segi empat di stamp dua tempat untuk tabung yang tidak

lulus pengujian, satu tanda pada hand guard dan lainnya pada badan tabung di tempat yang mudah terlihat.

• Bulan dan Tahun pengetesan serta kode lokasi pengetesan. Tanda-tanda tersebut dicantumkan dengan cara distamping pada sisi luar kaki kiri Hand Guard.

• Contoh penulisan pada sisi luar kaki kiri Hand Guard adalah:

h. Ganti Marka Sablon Bulan/Tahun Uji Ulang Selanjutnya Marka lama pada Hand Guard tabung ditimpa dengan cat tabung standar (biru), kemudian disablon sesuai dengan Bulan dan tahun uji ulang berikutnya. Sablon dibuat dengan menggunakan tinta sablon/cat warna putih, pada sisi luar kaki Hand Guard kanan

i. Pasang kerangan

Sebelum kerangan dipasang, bagian ulir kerangan harus dililitkan seal tape (minimal 15 lilitan). Setelah dipasang seal tape kemudian kerangan dipasangkan pada tabung dengan menggunakan mesin dengan ketentuan torsi 18-20 kgf/cm atau sisa ulir kerangan adalah 3-5 ulir.

j. Leakage Test/Test Kebocoran

Setelah pemasangan Kerangan, dilakukan Leakage Test dengan menggunakan udara bertekanan min. 4 kg/cm2. Apabila terdapat kebocoran pada ulir neckring maka kerangan tabung tersebut dibuka kembali untuk diperbaiki.

k. Quality Control

Setiap tahapan proses dan hasil proses retest tabung dilakukan pengecekan visual meliputi hasil stamping, marka dan pemasangan kerangan

54

Page 64: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

l. Sertifikasi Tabung yang telah selesai pada tahapan proses retest harus disertifikasi dan mendapatkan pengesahan dari instansi pemerintah yang berwenang, baik tabung afkir maupun tabung yang lulus uji

Titik pada kotak tersebut (sisi luar kaki kiri Hand Guard) adalah bagian yang harus diisikan (distamping) oleh Bengkel Pemeliharaan.

5.7.2 Pengujian ulang dengan pengecatan

Tabung yang harus di Retest dan di cat ulang adalah tabung yang sudah habis atau mendekati masa edarnya dan catnya sudah pudar/rusak atau cat nya masih baik tetapi perlu dilakukan penambahan Plate Balancer (memerlukan proses pengelasan) yang sesuai dengan beratnya. Pemeliharaannya terdiri :

a. Pencatatan Identitas Tabung

Ketentuan pelaksanaan Pencatatan Identitas Tabung sesuai butir 5.7.1.a diatas.

b. Purging Gas Ketentuan pelaksanaan Purging Gas sesuai butir 5.7.1.b tersebut diatas

c. Buka Kerangan Ketentuan pelaksanaan Buka Kerangan sesuai butir 5.7.1.c tersebut diatas

d. Pemeriksaan Kerangan Ketentuan pelaksanaan Pemeriksaan Kerangan sesuai butir 5.7.1.d tersebut diatas

e. Hydrostatik Test Ketentuan pelaksanaan Hydrostatik Test sesuai butir 5.7.1.e tersebut diatas.

f. Pengecatan Sebelum dilakukan pengecatan harus didahului dengan proses pembersihan dengan cara shot blasting di seluruh permukaan tabung. Untuk pengecatan dapat dilihat pada SNI 1452-2007.

5.7.3 Perbaikan

a. Perbaikan tidak dapat dilakukan di bagian silinder yang dirijek. Silinder yang menunjukkan adanya kerusakan tetapi masih dapat diperbaiki, perbaikannya harus sesuai dengan spesifikasi SNI 1452. Silinder yang masih dapat diperbaiki harus diberi tanda atau label yang menunjukkan keterangan dapat diperbaiki, segera setelah silinder terdeteksi kerusakannya pada saat visual inspeksi. Silinder yang diperbaiki harus dites ulang sesuai persyaratan SNI 1452.

b. Silinder yang bocor pada bagian pengelasan harus diperbaiki oleh lembaga yang memiliki kewenangan dan kompeten untuk melakukannya setelah isinya dibuang. Setelah pengelasan, silinder harus ditimbang ulang dan ditandai ulang berat kosongnya pada silinder.

55

Page 65: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

5.7.4 Perbaikan dan penggantian kerangan a. Silinder yang bocor dan rusak atau kerangan yang bocor harus

dibuang isinya dengan memperhatiakan aspek keselamatan. kerangan yang bocor atau rusak harus diperbaiki sesuai manual produsen sehingga memenuhi SNI atau diganti.

b. Setiap Kerangan yang telah berumur 5 tahun harus diganti, jika masa edarnya kurang dari 5 tahun harus diperiksa secara visual, apabila masih baik, dapat digunakan lagi.

5.7.5. Tabung Afkir (tidak bisa dipakai)

a. Tabung dihancurkan dengan menggunakan peralatan mekanik b. Pemotongan pada leher tabung secara tidak teratur c. Pemotongan tabung menjadi dua atau lebih secara tidak teratur d. Pemecahan dengan cara terkontrol dan aman

5.8 Persyaratan Bengkel Perbaikan/Repair

a. Bengkel perbaikan sudah tersertifikasi/terakreditasi untuk pengujian tabung dan telah mendapatkan ijin untuk pengujian tabung, yaitu : • Badan Usaha (LPG Filling Plant dan Depot) • SPPBE • Bengkel Swasta

b. Memiliki personil yang berkompeten dan telah mendapatkan sertifikat pelatihan dari instansi berwenang.

c. Memiliki bangunan bengkel, gudang dan kantor d. Memiliki sarana pengangkutan e. Memiliki fasilitas dan peralatan yang lengkap dalam proses perbaikan

tabung f. Memenuhi persyaratan LK3 yang meliputi :

• APAR • Alarm tanda bahaya • Sarana penampungan limbah

g. Metode /prosedur pengujian mengacu pada standar berdasarkan peraturan instansi pemerintah yang berwenang.

5.9 Pedoman Keselamatan Kerja Dalam Keadaan Darurat Instalasi Pengisian

LPG

Pedoman teknis instalasi LPG ini disusun dalam rangka menjamin keselamatan migas yang meliputi keselamatan umum, keselamatan kerja personil, keselamatan lingkungan dan keselamatan instalasi pengisian LPG, sesuai dengan aturan dan standar yang telah ditetapkan. Pedoman keselamatan kerja dalam keadaan darurat harus dapat menunjukkan suatu garis perintah/komando, laporan dan pemberitahuan secara jelas, sehingga semua personil yang terlibat dapat memahami tugas, wewenang dan tanggung jawabnya secara jelas, tegas dan disiplin sehingga dapat mengendalikan dan mengatasi keadaan darurat dengan baik.

56

Page 66: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

5.9.1 Pedoman Umum Keselamatan Kerja a. Seluruh daerah Instalasi Pengisian dan pemeliharaan LPG

merupakan daerah terlarang untuk merokok dan menyalakan api. Merokok di larang keras kapan saja kecuali dalam lokasi-lokasi yang khusus diijinkan oleh Manajemen.

b. Dilarang membawa mancis, korek api atau benda apa saja yang dapat menimbulkan bunga api atau api ke dalam ”daerah instalasi”.

c. Dilarang menyalakan api dan sumber-sumber api lainnya seperti pekerjaan las tanpa surat ijin kerja panas, kecuali pada lokasi-lokasi yang khusus diperbolehkan oleh Manajemen.

d. Dilarang berjalan di atas pipa saluran e. Sebelum melakukan pekerjaan, yakinkan bahwa surat ijin atau surat

keterangan yang diperlukan telah diperoleh. f. Mencatat keadaan-keadaan yang berpotensi bahaya atau keadaan

yang sudah dikatagorikan bahaya dengan cara melaporkan kepada kepala instalasi.

g. Janganlah mencoba menjalankan atau menggerakkan mesin-mesin atau alat-alat yang tidak diperlukan.

h. Petugas harus berusaha membersihkan tempat pekerjaan segera setelah pekerjaan selesai.

i. Menjaga semua perkakas`dan peralatan bersih dan ditempatkan pada yang seharusnya.

j. Dilarang mengganti atau menukar alat atau perkakas secara tidak baik.

k. Petugas tidak boleh meninggalkan pekerjaan sampai petugas yang menggantikan telah diberitahu mengenai keadaan pekerjaan.

5.9.2 Pedoman Keselamatan Kerja dalam Keadaan Darurat

Pedoman Keselamatan Kerja dalam Keadaan Darurat meliputi : Prosedur tanggap darurat untuk kondisi tidak normal, kejadian tumpahan/kebocoran LPG, kejadian kebakaran, kecelakaan kerja dan kegagalan sistem kerja alat. Pedoman Keselamatan Kerja dalam Keadaan Darurat minimal terdiri dari : • Daftar nama personil, layanan darurat dan no. Telepon/no. Yang

mudah dihubungi. • Jalur komando keadaan darurat • Uraian tugas dan tanggung jawab • Kerjasama dengan pihak lain yang terkait • Safety briefing dan pelaporan • Pengendalian rekaman • Area penyimpanan dan penimbunan tabung harus diberi tanda

plakat dan peringatan untuk tidak merokok. • Site Plant

57

Page 67: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

5.9.3 Prosedur Tanggap Darurat a. Suatu sistim alarm harus dapat didengar di seluruh daerah instalasi

pengisian LPG untuk memperingatkan personil akan keadaan darurat yang mungkin akan terjadi.

b. Apabila sistim alarm umum gagal, petunjuk lisan keadaan darurat akan diberikan dengan menggunakan radio dan sistim siaga keadaan darurat.

c. Cara yang benar untuk melaporkan keadaan darurat harus berbicara dengan jelas dan terang serta memberikan informasi yang tepat.

d. Semua panggilan keadaan darurat harus diketahui dengan ucapan ”INI KEADAAN DARURAT”.

e. Memberitahukan lokasi keadaan darurat secara benar dan tepat. f. Menjelaskan keadaan darurat secara ringkas , seperti kebakaran,

tabung meledak dll. g. Memperkenalkan diri nama, nomor personil/petugas dan

bagian/tempat bertugas. h. Jika terjadi suatu keadaan darurat, petugas yang bertanggung

jawab harus langsung merespon untuk mengendalikan keadaan darurat di daerah instalasi.

i. Setiap petugas bertanggung jawab untuk mengamati keadaan-keadaan di daerah kegiatannya dan menanggulangi atau melaporkan segera setiap kejadian yang tidak biasa di daerah itu.

j. Petugas yang menemukan adanya api, gas atau cairan hidrokarbon yang bocor harus segera melaporkan pada kepala instalasi tentang masalah dan situasinya.

k. Sesudah melapor dan atas petunjuk Kepala instalasi, personil di daerah tersebut akan mengambil tindakan langsung untuk mengatasi masalah atau menjaga agar tidak meluas sampai bantuan tiba, seperti mematikan pompa, menutup kerangan, mengaktifkan sistim sprinkler, menggunakan pemadam api dsb.

l. Kepala instalasi harus mendengarkan laporan, mengajukan pertanyaan dan menginstruksikan tindakan apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi keadaan darurat.

m. Kepala instalasi langsung menuju ke tempat kejadian, mengamati keadaan dan meyakinkan bahwa prosedur keadaan darurat dilaksanakan dengan baik.

5.9.4 Prosedur Penanggulangan Kebocoran/Penyebaran LPG Apabila LPG tertumpah di tanah, gas yang terlepas akibat penguapan cairan LPG akan menimbulkan campuran udara dan gas hidrokarbon yang berpotensi menimbulkan kebakaran. Karena LPG sifatnya dingin, gas ini akan mengkondensasi air dari udara dan disebut kabut gas. Tindakan yang segera dan tepat dalam menanggulangi kejadian tersebut harus ditangani sesuai dengan pedoman prosedur sebagai berikut : a. Setiap pekerja yang mengetahui adanya kebocoran atau

penyebaran LPG yang ditandai dengan terciumnya bau tertentu, agar segera berusaha mencari tahu sumbernya.

58

Page 68: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

b. Apabila sumber kebocoran/penyebaran gas telah ditemukan, segera memberitahukan dan melapor kepada kepala satuan penyelamatan produk LPG.

c. Kepala satuan penyelamatan produk LPG dan bagian yang terkait harus memeriksa situasi pada lokasi kejadian kemudian meneliti dan menyelidiki sumber kebocoran dan berupaya mengatasi dan memperbaikinya.

d. Melakukan tindakan segera untuk mengatasi masalah atau agar masalah tidak meluas sampai bantuan tiba, seperti menutup kerangan atau mengisolasi pipa atau tabung yang bocor, mengaktifkan sistim alat pemadam kebakaran dsb.

e. Apabila tindakan di atas tidak berhasil, hentikan semua aktifitas yang berkaitan dengan penerimaan dan penyerahan produk LPG

f. Menghentikan semua aktifitas pengisian produk LPG dan menutup semua kerangan yang diperkirakan akan memutuskan atau paling tidak akan mengurangi besarnya penyebaran gas LPG dan mengeluarkan kendaraan angkutan tabung LPG.

g. Melarang/menghimbau kepada para pekerja, masyarakat/penduduk yang ada di sekitar lokasi instalasi dalam radius 50 m, untuk tetap tenang dan tidak melakukan kegiatan yang menggunakan atau dapat menimbulkan nyala api terbuka.

h. Semua kegiatan perbaikan yang tidak ada hubungannya dengan kejadian dalam jarak 300 m dari kabut gas harus dihentikan dan semua sumber api (mesin las, motor bakar dll) harus dimatikan.

i. Orang-orang yang tidak berkepentingan dalam menangani kejadian tersebut harus mengungsi dari daerah kejadian dan tidak boleh berada di daerah 300 m dari kabut gas.

j. Petugas emergensi bertanggung jawab untuk mengukur konsentrasi gas di sekeliling tumpahan untuk menjamin bahwa daerah dalam jarak 300 m adalah aman.

k. Zona yang berbahaya mungkin akan meluas apabila konsentrasi gas dalam jarak 300 m lebih tinggi dari pada 60 % dari Titik Nyala Terendah (TNT) gas.

l. Menyiapkan regu penanggulangan keadaan darurat serta pompa pemadam dan perlengkapannya agar setiap saat siap segera melakukan tindakan atas berbagai kemungkinan yang akan terjadi, serta mengaktifkan water sprinkler system.

m. Karena berat jenis uap LPG lebih berat dari udara, maka uap LPG akan merambat di atas tanah sebelum menyebar di atmosfir. Petugas emergensi akan menentukan zona yang aman sesudah pengukuran konsentrasi gas dilakukan.

n. Air tidak boleh diarahkan langsung ke tumpahan LPG karena ini akan membentuk gumpalan uap gas yang lebih besar.

o. Hanya High Expansion Foam (HEF) dengan ratio pengembangan busa 500 : 1 yang boleh digunakan dalam pengendalian penguapan tumpahan LPG agar penyebaran uap gas di atmosfir dapat terkendali.

p. Alat pernapasan harus dipakai oleh personil yang bertugas`dalam mengatasi keadaan darurat tersebut.

q. Terkena cairan LPG dapat menyebabkan luka bakar dingin . Apabila ini terjadi, hangatkan bagian yang terkena dengan air

59

Page 69: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

hangat yang bersih sampai warnanya menjadi merah dan segera ke dokter untuk memperoleh pengobatan.

5.9.5 Prosedur Penanggulangan Kebakaran LPG Pekerjaan panas dilakukan di daerah yang dikatagorikan sebagai ”daerah panas” memerlukan seorang pengamat kebakaran yang siap siaga terhadap bahaya kebakaran.

5.9.5.1 Ketentuan Umum

a. Alat pemadam kebakaran yang sesuai harus tersedia di tempat dan dapat digunakan kapan saja.

b. Tersedia peralatan perlindungan kebakaran yang cukup, seperti : alat pemadam kebakaran ringan, tirai air (water curtain), fire monitor, alat bantu pernapasan dsb.

c. Personil pengamat kebakaran harus petugas yang sudah mendapatkan pelatihan kebakaran atau sudah berpengalaman sebagai regu bantuan keadaan darurat.

d. Pengamat kebakaran yang siap siaga tidak boleh melakukan pekerjaan lain bila sedang bertugas sebagai pengamat kebakaran.

e. Komunikasi harus dibuat antara kawasan kerja dan pengontrolan supaya mudah mengirimkan bantuan bila keadaan darurat terjadi.

5.9.5.2 Kebakaran Kecil

a. Setiap pekerja yang mengetahui terjadinya kebakaran kecil, segera bertindak sendiri dan berusaha sedapat mungkin untuk memadamkan kebakaran dengan alat pemadam api yang sesuai dan yang berada di dekat lokasi kejadian.

b. Apabila tumpahan LPG berkembang menjadi kebakaran, maka prosedur yang harus dilakukan adalah : • Kebakaran LPG tidak boleh dimatikan sebelum sumber

bahan bakar atau kebocoran ditutup. • Kerangan harus segera ditutup karena panas radiasi

secara tidak langsung akan membahayakan personil merusak alat-alat di daerah yang terbakar tersebut. Apabila keadaan seperti ini terjadi, alat pemadam api tepung kering (dry powder) harus dipakai.

• Usahakan mengurangi radiasi panas kebakaran LPG dan mengendalikan api yang dapat membahayakan peralatan atau semakin besarnya api dengan menggunakan HEF (High Expansion Foam) ke genangan LPG yang terbakar atau dengan melindungi peralatan di sekeliling kejadian dengan semprotan air.

c. Segera melapor kepada kepala penanggulangan kebakaran yang sedang bertugas dengan menyebutkan identitas pelapor, lokasi kejadian, jenis yang terbakar dan tindakan yang telah dilakukan.

60

Page 70: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

d. Kepala penanggulangan kebakaran dan anggotanya membawa perlengkapan yang diperlukan segera menuju ke lokasi kebakaran untuk mengevaluasi kejadian dan sekaligus melaksanakan penanggulangan kebakaran yang belum padam.

5.9.5.3 Kebakaran Besar

a. Apabila kebakaran yang terjadi tidak berhasil diatasi, sehingga kebakaran menjalar lebih luas dan besar, maka langkah penanggulangan lanjutan adalah :

b. Menghubungi para komandan satuan tugas dalam organisasi keadaan darurat untuk segera melakukan tindakan sesuai tugas dan tanggung jawabnya masing-masing.

c. Membunyikan tanda bahaya alarm d. Melakukan evakuasi personil yang masih berada di dalam

dan di sekitar area kebakaran. e. Bekerjasama dan berkoordinasi dengan pihak lain di luar

perusahaan dalam pelaksanaan pemadaman kebakaran.

5.9.6 Tanda-tanda Keadaan Darurat Tanda-tanda keadaan darurat meliputi beberapa kondisi, diantaranya :

5.9.6.1 Peringatan Tanda Bahaya

a. Klakson berbunyi selama 2 menit terus menerus b. Petugas mengamankan daerah yang menjadi tanggung

jawabnya sesuai dengan perintah atasan. c. Petugas keamanan wajib mengamankan daerah kejadian

dan mengamankan instalasi pengisian LPG secara keseluruhan.

d. Petugas penanggulangan keadaan darurat menuju dan melapor ke bagian kebakaran

e. Personil lain menghentikan semua kegiatan dan menuju assembly poin terdekat.

5.9.6.2 Tanda Evakuasi

a. Klakson akan berbunyi 5 detik ”ON” dan 5 detik ”OFF” secara terus menerus

b. Personil yang berada di assembly point akan diungsikan oleh petugas.

c. Personil yang berada di dalam gedung atau kantor, segera meninggalkan kantor atau gedung menuju muster area dan selanjutnya akan diungsikan oleh petugas.

5.9.6.3 Tanda Keadaan Aman

a. Klakson akan berbunyi 10 detik ”ON” dan 2 detik ”OFF” secara terus menerus selama 2 menit.

b. Semua personil kembali ke tempat kerja dan bekerja seperti biasa, kecuali kalau ada instruksi lain dari Petugas.

61

Page 71: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

5.10 Kejadian alam yang tidak normal

Kejadian alam yang tidak normal meliputi gempa bumi, banjir, badai topan, gelombang pasang dll. Langkah yang harus dilakukan setiap personil dan atau petugas Badan Usaha jika terjadi kondisi alam seperti dimaksudkan di atas adalah berusaha secepat mungkin untuk melakukan langkah-langkah pengamanan baik untuk diri sendiri, orang lain dan asset perusahaan atau badan usaha.

62

Page 72: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

6. PEDOMAN TEKNIS TRANSPORTASI LPG

6.1. Ruang Lingkup

Pedoman teknis transportasi LPG menetapkan persyaratan kendaraan pengangkut LPG, persyaratan pengemudi, jalur lintas kendaraan dan prosedur pengoperasian angkutan LPG serta keadaan darurat di jalan.

6.2. Persyaratan Kendaraan Pengangkut LPG Setiap kendaraan pengangkut LPG harus memenuhi persyaratan umum dan persyaratan khusus sesuai dengan jenis dan karakteristik bahan yang diangkut.

6.2.1 Persyaratan Umum

Persyaratan umum kendaraan pengangkut LPG yang harus dipenuhi adalah : a. Persyaratan teknis dan laik jalan

Pemenuhan persyaratan teknis dan laik jalan dibuktikan dengan surat tanda lulus uji kendaraan

b. Surat Ijin Pengangkutan c. Plakat yang dilekatkan pada sisi kiri, kanan ,depan dan belakang

kendaraan dengan ukuran, bentuk dan contoh penempatan dapat dilihat pada Gambar 3.

d. Nama perusahaan yang dicantumkan pada sisi kiri, kanan dan belakang kendaraan dengan ukuran sebagaimana dalam Gambar 4.

e. Jati diri pengemudi yang ditempatkan pada dashboard f. Kotak obat lengkap dengan isinya g. Alat pemantau unjuk kerja pengemudi , yang sekurang-kurangnya

dapat merekam kecepatan kendaraan dan perilaku pengemudi dalam mengoperasikan kendaraannya.

h. Alat pemadam kebakaran i. Nomor telepon pusat pengendali operasi yang dapat dihubungi jika

terjadi keadaan darurat, yang dicantumkan pada sebelah kiri dan kanan kendaraan pengangkut.

j. Perlengkapan keadaan darurat

6.2.2 Persyaratan Khusus Persyaratan khusus untuk kendaraan pengangkut LPG harus dapat memenuhi aspek perancangan kendaraan dan aspek konstruksi sebagai berikut : a. Harus memenuhi aspek perancangan kendaraan yang memenuhi

persyaratan teknologi, keselamatan, kelaikan jalan dan kelestarian lingkungan.

b. Rancangan kendaraan harus mendapat sertifikat uji dari instansi yang berwenang.

c. Kendaraan harus memenuhi aspek konstruksi, yaitu Kendaraan harus kuat dan terbuat dari bahan yang tahan api

d. Konstruksi kendaraan harus memberikan pertimbangan teknologi pada berat kendaraan dan muatan, daya penggerak, kerangka

63

Page 73: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

landasan, ban, karakteristik jalan dsb. e. Sistim suspensi dan ban yang digunakan harus dapat menjamin

kestabilan kendaraan, terutama pada saat membelok. f. Jarak tanah untuk komponen tangki dan peralatan pengaman atau

pelindung tidak boleh kurang dari 250 mm pada jarak 1 meter dari setiap sumbu atau 350 mm pada lokasi lain, pada saat kendaraan belum dimuati.

g. Sambungan bongkar muat harus dipasangkan pada tangki secara kaku dan berjarak tidak lebih dari 40 mm di bawah bidang datar melalui garis sumbu gardan.

h. Tangki yang tidak dipasang secara permanen harus tetap pada kendaraan pengangkut dan harus menggunakan pengikat yang memenuhi persyaratan.

i. Kendaraan harus dilengkapi dengan Alat komunikasi, lampu tanda bahaya, segitiga pengaman, dongkrak dan lampu senter.

j. Jarak antara bagian belakang ruang kemudi dengan bagian tangkiyang terdekat dengan ruang kemudi tidak boleh kurang dari 75 mm.

k. Bumper untuk melindungi dari kemungkinan benturan langsung dari belakang harus memenuhi persyaratan.

l. Sistem rem harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. m. Ban yang digunakan memperhatikan beban maksimum yang bisa

diterima setiap ban. n. Sistim suspensi harus dapat membagi beban pada setiap roda

secara merata.

6.3. Kualifikasi Personil Pengemudi kendaraan pengangkut LPG harus memenuhi persyaratan umum dan persyaratan khusus. 6.3.1 Persyaratan umum

Persyaratan umum pengemudi diantaranya : a. Memiliki Surat izin Mengemudi sesuai dengan golongan dan

kendaran yang dikemudikannya. b. Mendapatkan pelatihan mengenai tata cara pengangkutan dan

memiliki sertifikat yang diberikan oleh instansi yang berwenang c. Memiliki pengetahuan mengenai :

• Jaringan jalan dan kelas jalan • Kelaikan kendaraan bermotor • Tata cara pengangkutan bahan

6.3.2 Persyaratan khusus

Persyaratan khusus pengemudi meliputi : a. Memiliki pengetahuan mengenai bahan berbahaya yang

diangkutnya, seperti klasifikasi, sifat dan karakteristik LPG b. Memiliki pengetahuan mengenai bagaimana mengatasi keadaan

jika terjadi suatu kondisi darurat, seperti cara penanggulangan kecelakaan

c. Memiliki pengetahuan dan keterampilan mengenai tata cara

64

Page 74: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

pengangkutan LPG d. Memiliki pengetahuan mengenai ketentuan pengangkutan LPG,

seperti penggunaan plakat, label dan simbol e. Memiliki kemampuan psikologi yang lebih tinggi, seperti tidak

mudah panik, sabar, bertanggung jawab dan tidak mudah jenuh menghadapi pekerjaan dan situasi yang monoton.

f. Memiliki fisik yang sehat

6.4. Fasilitas transportasi LPG Yang dimaksudkan dengan fasilitas transportasi LPG adalah segala perlengkapan sarana transportasi dan persyaratannya yang berfungsi melancarkan proses kegiatan pengangkutan LPG sampai ke konsumen atau end user dengan aman dan selamat. Fasilitas transportasi dalam pedoman ini meliputi pengangkutan LPG dalam bentuk curah dengan menggunakan kemasan besar, seperti truk tangki atau tangki portabel dan pengangkutan LPG dalam bentuk non curah yang dilakukan dengan kemasan tabung yang diangkut dengan menggunakan kendaraan pengangkut biasa sepanjang keamanannya dapat dijamin selama dalam perjalanan. Masing-masing jenis kendaraan pengangkut LPG memiliki persyaratan yang berbeda dan dijelaskan di bawah ini.

6.4.1. RTW (Rail Tank Wagon) Persyaratan Rail Tank Wagon yang harus dipenuhi diantaranya adalah : a. RTW yang dipergunakan sebagai alat angkut LPG harus dirancang

khusus untuk mengangkut LPG. b. Material yang digunakan harus dari besi Alloy atau yang disahkan

oleh pejabat yang berwenang c. RTW harus secara jelas diberi tanda di kedua sisi, di depan dan di

belakang dengan latar belakang yang kontras dengan kata “Bahan Bakar Gas mudah terbakar” dengan huruf yang berukuran minimum 400 mm x 400 mm dengan warna hitam dan latar belakang putih

d. RTW harus dilengakapi dengan papan portable dengan tulisan “Dilarang Merokok atau memasang lampu Tanpa Isolasi” dengan ukuran tulisan besar yang dapat terbaca dalam jarak 8 meter.

e. RTW harus dibersihkan dalam wkurun waktu 3 tahun sekali dan 5 tahun sekali untuk inspeksi

f. RTW harus ditempatkan minimal 8 meter dari sumber api g. Untuk perbaikan, hanya dapat dilakukan apabila RTW dinyatakan

bebas dari cairan / gas yang mudah terbakar, dan harus diperbaiki di luar ruangan dan tidak ada sumber api dalam jarak 8 meter atau jaringannya tidak dinyatakan sebagai sumber apabila diputuskan aliran listriknya.

65

Page 75: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

h. Harus ada alat pemadam kebakaran BCF atau pemadam dengan serbuk kering.

6.4.2. Skid Tank Skid Tank adalah jenis tangki yang memiliki kapasitas di atas 1000 lb kapasitas air yang digunakan untuk mengangkut LPG curah dan dapat dipasang atau dilepas lagi di atas kendaraan pengangkut truk atau trailer. Kendaraan skid tank ada beberap jenis, diantaranya skid tank rigid, skid tank semi trailer dan skid tank trailer.

• Skid tank rigid adalah mobil yang dilengkapi dengan tangki tetap

yang melekat pada chasis kendaraan tersebut. • Skid Tank semi trailer adalah mobil tanki dilengkapi dengan tarikan

tanki dan merupakan satu rangkaian yang dapat dilepas / dipisahkan

• Skid tank trailler , adalah skid tank yang dilengkapi dengan rangkaian tangki yang melekat pada rangka dan roda tersendiri, dan dapat dipisahkan / dilepaskan.

6.4.2.1. Persyaratan mobil Skid Tank untuk LPG : Persyarataan mobil skid tank yang harus dipenuhi adalah : a. Harus mempunyai bumper belakang untuk melindungi

tangki pipa-pipa dan alat bantu lainnya b. Bumper harus terletak minimum 400 nm dari belakang

tangki dan paling sedikit 150 nm di belakang setiap peralatan yang dipergunakan untuk memuat atau mengosongkan tangki.

c. Bumper harus dirancang untuk dapat menahan tekanan sebesar 2 x massa tank wagon muatan penuh

d. Baterei / accu harus dilindungi oleh lempengan penahan api, voltage nominal tidak melebihi 24 volt.

e. Jaringan kabel listrik harus terisolir dari rangka dan harus diamankan serta dilindungi dari kerusakan-kerusakan mekanik, gesekan dan harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga jauh dari kemungkinan kerusakan isolasi karena panas.

f. Tangki dan jaringan pipa harus dicat dengan warna putih mengkilap

g. Semua jaringan pipa tangki diberi tanda sesuai dengan fungsi masing-masing.

66

Page 76: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

6.4.2.2. Persyaratan Skid Tank Rigid LPG; Skid tank rigid LPG memiliki persyaratan minimal sebagai berikut : a. Safety kerangan dapat terbuka pada tekanan 27 kg/cm2 b. Harus ada pressure gauge. c. Harus ada roto gauge d. Tangki terbuat dari bahan yang tidak mudah terbakar

dengan konstruksi yang sesuai serta memenuhi persyaratan dari instansi yang berwenang.

e. Tangki harus melekat pada rangka dan tidak goyah dengan diikat dengan mur baut. Antara skid dengan rangka diberi perantara kayu keras.

f. Berat tanki dengan muatan tidak boleh melebihi batas kemampuan rangka kendaraan tersebut serta disesuaikan dengan kelas jalan yang dilewati.

g. Lebar tangki tidak boleh melebihi lebar kendaraan / kabin serta panjang tangki tidak boleh melebihi panjang sisa chassis.

h. Jarak antara cabin belakang dengan dinding tangki minimum 50 cm

6.4.2.3. Skid Tank semi Trailler

Kendaraan jenis skid tank semi trailer memiliki persyaratan sebagai berikut : a. Mobil tunda (penarik) harus dilengkapi dengan ban ganda

pada bagian belakang b. Hubungan mobil tunda dengan tangki trailer harus sesuai

dan dilengkapi pin pengaman /pengikat / per penekan yang mempunyai kekuatan patah dari penghubung atau pin pengaman minimal 2 x berat trailer sendiri. Bagian depan dari tangki trailer dilengkapi dengan minimal sebuah tiang penyangga yang dapat diatur ketinggiannya guna menunjang berat tangki & muatan bila rangkaian dilepas.

c. Antara cabin dan tangki, mesin harus tertutup plat logam (plat besi)

d. Sistem rem untuk ban belakang dari trailer harus berfungsi serta dipasang nomor polisi dan lampu sesuai ketentuan lalu lintas / DLLAJR.

6.4.2.4. Skid Tank Trailler

Persyaratan kendaraan jenis skid tank trailer yang harus dipenuhi adalah : a. Panjang tangki tidak boleh melebihi panjang rangka sendiri

baik ke belakang atau ke depan. Ban muka dan belakang

67

Page 77: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

kiri kanan harus terpasang ganda. Kapasitas muatan tangki trailer tidak boleh sama atau melebihi muatan yang ditetapkan tangki dari mobil tangki sendiri.

b. Rangkaian mobil tangki dan trailer dilengkapi dengan pin dan 2 buah rantai keselamatan (terbungkus karet) yang kuat daya tariknya dan dihubungkan dengan kaitan, serta tidak menggeser di jalanan pada saat kendaraan berjalan.

6.4.2.5. Persyaratan Muatan Muatan yang akan diangkut oleh mobil tangki harus memenuhi persyaratan di bawah ini : a. Setiap mobil tangki hanya dibenarkan diisi dengan satu

jenis produk. Jika terdapat/dilengkapi sekat harus berlobang sehingga antar compartment saling berhubungan.

b. Batas isi aman. • Batas isi aman setiap skid tank harus sesuai dengan

kapasitas. Untuk menghindari adanya perubahan volume akibat kenaikan suhu, maka konstruksinya dimungkinkan mempunyai ruang kosong. Batas isi aman sesuai kapasitas, max 90,0% dari kapasitas penuh isi tangki yang bersangkutan. Kapasitas tangki mobil ditandai dengan level indicator gauge / roto gauge

6.4.3. Kelengkapan Skid Tank Skid tank harus dilengkapi dengan peralatan sebagai berikut : a. Mobil tangki harus dilengkapi dengan STNK, Surat kir dan

formalitas lain yang berlaku b. Lampu-lampu signal dan perlengkapan yang lain yang diperlukan c. Lampu rotary warna merah yang dipasang pada samping kanan

atas. d. Bendera merah ukuran 20 x 30 cm dipasang pada samping kanan

atas. e. Cabin di cat dengan warna merah dan dilengkapi simbol / lambang

perusahaan ukuran 15 x 15 cm serta nama perusahaan dengan tinggi huruf 5 cm dengan cat warna kuning pada kedua sisi pintu mobil (lihat gambar Skid Tank)

f. Tanda peringatan dilarang menumpang dengan tinggi huruf 7 cm dan cat warna putih dipasang di bawah nama perusahaan (PT) pada kedua sisi pintu mobil

g. Tanda peringatan “ Max kecepatan ” i. Dalam Kota 40 km/jam. ii. Luar Kota 60 km/jam.

h. Spot board dicat warna hitam

68

Page 78: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

i. Bumper depan dan belakang dicat dengan warna hitam dengan garis/strip kuning 45o (dapat berupa spot light)/

j. Kode identifikasi kir / izin masuk instalasi / Depot dari KK/LL setempat dipasang pada plat belakang spot board.

k. Tangki dicat dengan warna putih yang dilengkapi dengan gambar/lambang BADAN USAHA ukuran 600 x 600 mm dan dibelakangnya tulisan LPG berwarna merah dengan ukuran tinggi huruf 350 mm serta tulisan BADAN USAHA berwarna biru dengan tinggi huruf 200 mm, dilekatkan pada dinding samping tangki.

l. Kode warna pita lingkaran diletakkan pada bagian belakang tangki dengan rincian : 1) Untuk tangki berisi butana.

• Cat warna dasar biru tua (200 mm). • Ban tengah merah ( 100mm) • Huruf pada ban tengah B (cat hitam) dengan tinggi 50 mm

pada kedua sisinya. 2) Untuk tangki berisi propana

• Cat warna dasar putih ( 200 mm) dengan garis hitam selebar 0,5 cm sebagai pembatas

• Ban tengah merah (100 mm) • Huruf pada ban tengah P ( cat hitam ) dengan dengan tinggi

huruf 50 mm pada kedua sisinya. 3) Untuk tangki berisi propana – butana (mix). Ditandai sama

dengan butane m. Tanda peringatan Dilarang Merokok dipasang pada bagian samping

bawah, muka dan belakang dengan tinggi huruf 7 cm. n. Simbol transportasi bahan bakar gas mudah terbakar dipasang

pada bagian samping kanan dan kiri belakang. ( gambar terlampir pada lampiran )

o. Isi dalam kg di atas kiri, kanan, dan belakang mobil tangki.

6.4.4. Truk

Truk pengangkut LPG memiliki persyaratan sebagai berikut : a. Mesin penggerak harus dapat distarter bukan diengkol dan ditutup

plat logam besi : b. Cut out ditutup. c. Saringan udara pada karburator harus terpasang d. Busi tertutup / terisolasi e. Dinamo starter terlindung f. Right hand drive ( kemudi di kanan). g. Knalpot. h. Kabel listrik i. Semua aliran listrik tertutup /terisolasi j. Sekering asli dan tidak boleh diganti dengan kawat k. Rem harus bekerja dengan baik tidak mengocok, tidak makan

sebelah. Rem tangan juga harus bekerja dengan baik. Ban harus baik, tidak gundul. Gerakan kemudi maksimum 60 o

69

Page 79: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

l. Accu dipasang dalam kap mesin yang tertutup atau disamping chassis dengan kotak khusus dengan dilengkapi tutup. Tidak boleh dipasang dibawah tangki.

m. Racun api CO2 atau BCF ukuran 2 atau 3 lbs ditempatkan di tempat yang mudah terlihat/diambil dalam cabin. Racun api jenis bubuk kering yang ukuran siap pakai 20 lbs dipasang di belakang cabin luar, diikat, dan keadaan darurat mudah diambil. Pemeriksaan racun api dilakukan setiap 3 bulan sekali.

n. Kotak P3K ditempatkan dalam cabin yang dilengkapi dengan obat P3K & zalf bakar.

o. Tempat alat/kunci disimpan dalam cabin. Bila disimpan di luar, harus dibuatkan tempat khusus yang rapat serta tak mudah terbakar / benturan.

p. Skid Tank harus dilengkapi dengan grounding dari kawat khusus/tembaga dan dilengkapi dengan crocodile clamp.

q. Bak truck terbuat dari kayu.

6.4.5. Tanki Konstruksi tangki sedemikian rupa sehingga mampu menahan tekanan statis dari LPG, tekanan pengisian, guncangan dalam perjalanan dan lain-lain, ditambah safety factor 35 Kpa atau = 3,5 kg/cm2. Bentuk tangki oval panjang agar mampu mengurangi goncangan, mantap dan ketahanan yang baik. Perlu dipasangkan penyangga tangki yang kuat dibuat dari balok besi “U” untuk memperkuat kedudukan tangki. Bahan tangki aluminium alloy atau dari besi plat seperti low carbon steel / low alloy steel. Tangga dipasang di bagian depan, samping atau belakang tangki.

6.5. Jalur Lintas Pengangkutan LPG Pengangkutan LPG di jalan harus memenuhi ketentuan aspek keselamatan dan keamanan yang dapat dijelaskan di bawah ini. 6.5.1 Jalur lintas pengangkutan LPG harus memperhatikan :

a. Kelas jalan yang dilalui b. Tingkat bahaya muatan dan jenis bahan yang diangkut c. Frekwensi pengangkutan dan jenis kemasan d. Muatan kendaraan pengangkut LPG tidak boleh melebihi berat

kotor dari berat kendaraan pengangkut LPG. e. Tidak melalui daerah padat penduduk, terowongan dan jalan yang

sempit. f. Tidak melalui tanjakan dan belokan yang membahayakan atau tidak

memungkinkan dilalui kendaraan pengangkut LPG. g. Tidak melalui daerah rawan sepanjang lintasan, seperti daerah

kemacetan lalulintas, tempat penyimpanan bahan berbahaya, depot bahan bakar dan jalur listrik tegangan tinggi.

70

Page 80: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

6.5.2 Daerah padat penduduk Dalam kondisi tertentu pengangkutan LPG dapat melalui daerah padat penduduk dengan syarat harus disertai pengawalan oleh petugas yang bertanggung jawab di bidang lalu lintas dan angkutan.

6.5.3 Laporan rencana lintas angkutan Setiap pengangkutan LPG curah, sebaiknya melaporkan rencana lintas angkutan mulai dari asal tempat pemuatan, lintas yang dilalui, tempat-tempat pemberhentian dan tujuan (tempat pembongkaran) kepada pihak yang terkait.

6.6. Prosedur Pengangkutan Tabung LPG a. Tabung LPG tidak boleh memiliki indikasi kebocoran sebelum dimuat ke

atas kendaraan pengangkut LPG. b. Tabung harus diangkut dalam posisi berdiri, dengan alat pengaman

tekanan secara langsung berhubungan dengan ruang uap dari tabung. c. Tabung-tabung harus diikat dengan posisi aman untuk meminimalkan

kemungkinan bergeser, roboh atau mengalami kerusakan fisik d. Tabung-tabung sebaiknya disusun secara aman. Penumpukan tabung

harus dilakukan tidak lebih dari ¼ tinggi dari top layer tabung , tidak lebih tinggi dari sisi truk.

e. Tabung LPG kecil dapat diangkut dalam kendaraan penumpang hingga batas 40 kg.

f. Kendaraan pengangkut tabung LPG sebaiknya kendaraan jenis bak terbuka.

g. Tidak diperbolehkan ada orang lain yang ikut dalam pengangkutan LPG, selain personil yang ditunjuk.

h. Kendaraan pengangkut LPG lebih dari 225 kg harus dilengkapi tanda peringatan yang mudah dibaca dan jelas dilihat, diantaranya : Awas Bahaya ! ; Gas Mudah Terbakar dan Dilarang Merokok.

i. Setiap kendaraan pengangkut LPG harus dilengkapi minimal alat pemadam api (portable fire extinguisher) yang memiliki kapasitas minimum 9 kg bahan kimia kering.

6.7. Prosedur Pengendalian Keadaan Darurat diperjalanan Kendaraan pengangkut LPG selain harus memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan, juga harus dilengkapi dengan perlengkapan keadaan darurat sebagai berikut : • Alat komunikasi antara pengemudi dengan pusat ppengendali operasi dan

atau sebaliknya. • Lampu tanda bahaya berwarna kuning yang ditempatkan di atas atap ruang

kemudi • Rambu portable • Kerucut pengaman • Segitiga pengaman • Dongkrak, pita pembatas, serbuk gergaji • Lampu senter • Warna kendaraan khusus

71

Page 81: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

• Pedoman pengoperasian kendaraan untuk keadaan normal dan darurat • Ganjal roda yang cukup kuat.

6.7.1. Prosedur Penanggulangan Kebocoran/Penyebaran LPG

Apabila LPG tertumpah diperjalanan, maka pengemudi harus melakukan tanggap darurat sebagai berikut : a. Menghentikan kendaraan di tempat yang aman, lalu memeriksa

situasi pada lokasi kejadian dan menyelidiki sumber kebocoran serta berupaya mengatasi dan memperbaikinya.

b. Melakukan tindakan segera untuk mengatasi masalah atau mengupayakan agar masalah tidak meluas hingga bantuan tiba, seperti menutup kerangan atau mengisolasi tabung yang bocor, mengaktifkan sistim alat pemadam kebakaran dsb.

c. Menghentikan semua aktifitas pengisian produk LPG dan menutup semua kerangan yang diperkirakan akan memutuskan atau paling tidak akan mengurangi besarnya penyebaran gas LPG dan mengeluarkan kendaraan angkutan tabung LPG.

d. Melarang/menghimbau kepada masyarakat/penduduk yang ada di sekitar lokasi dalam radius 50 m dan tidak melakukan kegiatan yang dapat menimbulkan nyala api terbuka.

e. Orang-orang yang tidak berkepentingan dalam menangani kejadian tersebut harus mengungsi dari daerah kejadian dan tidak boleh berada di daerah 300 m dari kabut gas.

f. Menghubungi petugas emergensi untuk mengukur konsentrasi gas di sekeliling tumpahan untuk menjamin bahwa daerah dalam jarak 300 m adalah aman.

g. Zona yang berbahaya mungkin akan meluas apabila konsentrasi gas dalam jarak 300 m lebih tinggi dari pada 60 % dari Titik Nyala Terendah (TNT) gas.

h. Menyiapkan regu penanggulangan keadaan darurat serta pompa pemadam dan perlengkapannya agar setiap saat siap segera melakukan tindakan atas berbagai kemungkinan yang akan terjadi, serta mengaktifkan water sprinkler system.

i. Karena berat jenis uap LPG lebih berat dari udara, maka uap LPG akan merambat di atas tanah sebelum menyebar di atmosfir. Petugas emergensi akan menentukan zona yang aman sesudah pengukuran konsentrasi gas dilakukan.

j. Air tidak boleh diarahkan langsung ke tumpahan LPG karena ini akan membentuk gumpalan uap gas yang lebih besar.

k. Alat pernapasan harus dipakai oleh personil yang bertugas`dalam mengatasi keadaan darurat tersebut.

l. Terkena cairan LPG dapat menyebabkan luka bakar dingin . Apabila ini terjadi, hangatkan bagian yang terkena dengan air hangat yang bersih sampai warnanya menjadi merah dan segera ke dokter untuk memperoleh pengobatan.

6.7.2. Prosedur Penanggulangan Kebakaran LPG

a Alat pemadam kebakaran yang sesuai harus tersedia di kendaraan

pengangkut LPG dan dapat digunakan kapan saja.

72

Page 82: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

b Menghubungi petugas yang sudah mendapatkan pelatihan kebakaran atau sudah berpengalaman sebagai regu bantuan keadaan darurat.

c Komunikasi harus terus dilakukan antara pengemudi dan bagian pengontrolan supaya mudah mengirimkan bantuan bila keadaan darurat terjadi.

d Kebakaran LPG tidak boleh dimatikan sebelum sumber bahan bakar atau kebocoran ditutup.

e Kerangan harus segera ditutup karena panas radiasi secara tidak langsung akan membahayakan personil dan merusak alat-alat di daerah yang terbakar tersebut. Apabila keadaan seperti ini terjadi, alat pemadam api tepung kering (dry powder) harus dipakai.

f Segera melapor kepada kepala penanggulangan kebakaran yang sedang bertugas dengan menyebutkan identitas pelapor, lokasi kejadian, jenis yang terbakar dan tindakan yang telah dilakukan.

g Kepala penanggulangan kebakaran dan anggotanya membawa perlengkapan yang diperlukan segera menuju ke lokasi kebakaran untuk mengevaluasi kejadian dan sekaligus melaksanakan penanggulangan kebakaran yang belum padam.

h Apabila kebakaran yang terjadi tidak berhasil diatasi, sehingga kebakaran menjalar lebih luas dan besar, maka langkah penanggulangan lanjutan adalah :

i Menghubungi para komandan satuan tugas dalam organisasi keadaan darurat untuk segera melakukan tindakan sesuai tugas dan tanggung jawabnya masing-masing.

j Melakukan evakuasi personil yang masih berada di sekitar area kebakaran.

k Bekerjasama dan berkoordinasi dengan pihak lain di luar perusahaan dalam pelaksanaan pemadaman kebakaran.

73

Page 83: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

Gambar 3

Gambar 4.

74

Page 84: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

Gambar 5.

75

Page 85: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

7. PEDOMAN TEKNIS INSPEKSI BERKALA TABUNG LPG

7.1 Ruang Lingkup Pedoman teknis inspeksi berkala tabung LPG dimaksudkan untuk memberikan informasi mengenai prosedur pengujian dan inspeksi berkala tabung LPG dengan kapasitas air 0,5 liter sampai dengan 150 liter.

Pedoman ini diterapkan untuk tabung-tabung yang dilindungi oleh suatu sistem pencegahan korosi eksternal dan di desain sesuai dengan SNI 1452-2007 atau standard konstruksi dan desain yang setara. Pedoman teknis ini dapat digunakan untuk melakukan pemeriksaan berkala tabung LPG yang meliputi pemeriksaan tabung baru, pemeriksaan tabung lama dan kerangannya. Penentuan inspeksi berkala tergantung pada isi pedoman tertulis yang telah disetujui oleh pihak yang berkompeten.

7.2 Kualifikasi Personil

a. Seluruh personil yang telah mendapatkan pelatihan, berpengalaman dan mampu memberikan keputusan yang objektif terhadap subjek yang di inspeksi.

b. Harus memiliki pengetahuan dan wawasan yang cukup untuk memahami kondisi dan peduli terhadap bahaya yang ditimbulkan apabila salah dalam melakukan inspeksi

c. Memiliki sertifikat yang masih berlaku dan dikeluarkan oleh instansi yang berwenang.

d. Pelatihan sebaiknya diberikan minimal setiap 3 tahun sekali dan terdokumentasi

e. Mampu membedakan tabung LPG yang layak dan tidak layak edar dengan tepat dalam seluruh aspek pengujian (berkompeten)

f. Inspektor dari pihak ke III, bertindak mewakili dan atas nama inspektor dari Pemerintah (Ditjen. Migas) dan telah terdaftar di Ditjen Migas.

7.3 Kriteria Perusahaan Jasa Inspeksi a. Perusahaan Jasa Inspeksi harus memiliki SDM yang berkompeten dan

bersertifikat b. Telah terdaftar dan ditunjuk oleh Ditjen. Migas.

7.4 Jarak waktu antara Pemeriksaan Berkala

Penentuan jarak waktu antara pemeriksaan berkala tergantung pada isi pedoman tertulis yang telah disetujui oleh pihak yang berkompeten sesuai dengan kondisi pada Annex A Standar ISO 10464:2004 Jarak waktu antara pemeriksaan berkala adalah 15 tahun sesuai dengan lampiran A.8. Pelaksanaan inspeksi dapat dipercepat tidak lebih dari 10 tahun jika terdapat kondisi khusus dimana dalam Annex A tidak terpenuhi.

76

Page 86: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

7.5 Prosedur Inspeksi Berkala

7.5.1 Umum Penentuan prosedur inspeksi berkala tergantung dari isi skema tertulis yang disetujui oleh pihak yang berkompeten.

7.5.2 Prosedur pengujian Dalam setiap kegiatan prosedur pemeriksaan berkala, umumnya terdiri dari pemeriksaan tabung bagian luar secara visual sesuai yang tertulis pada bagian 7.5.3. Apabila diperlukan dan dipersyaratkan oleh peraturan nasional, salah satu prosedur berikut ini harus dilakukan, yaitu : a. Pengujian tekanan hidrolik b. Pemeriksaan visual bagian dalam tabung. Dilakukan untuk

mengetahui ketebalan dinding tabung dan tekanan burstingnya. Tekanan bursting actual terbukti sama atau lebih dari : • 35 bar untuk tabung yang didesain untuk butane • 70 bar untuk tabung yang di desain untuk propana • Setelah sisa cairan residu dibuang dan tekanan dalam tabung

dihilangkan, tabung silinder diperiksa bagian dalamnya dari beberapa kemungkinan korosi atau kerusakan lain yang dapat mempengaruhi kualitas tabung.

• Jika diperlukan pembersihan secara mekanik, pelaksanaannya dilakukan secara hati-hati agar tidak merusak dinding tabung. Tabung sebaiknya diperiksa ulang setelah dibersihkan.

c. Uji kebocoran dan uji pneumatic d. Uji kebocoran pneumatic untuk tabung-tabung LPG dengan

kapasitas air 6,5 liter atau lebih kecil, maka tekanan actual burst adalah sama dengan atau melebihi : • 35 bar untuk tabung yang di desain untuk pemakaian butane • 70 bar untuk tabung yang di desain untuk pemakaian propane

e. Uji Ekspansi pneumatic yang dilakukan oleh pihak pemerintah atau pihak lain yang terkait.

7.5.3 Pemeriksaan visual bagian luar tabung (eksternal)

7.5.3.1 Persiapan pemeriksaan visual untuk bagian luar tabung • Apabila permukaan tabung telah bersih dari cat, korosi,

aspal, oli atau benda asing yang menempel, seluruh material tersebut harus dibersihkan dengan cara steel wire brushing, shot blasting, water jet abrasive cleaning, chemical cleaning atau metode lain yang sesuai.

• Diperlukan kehati-hatian untuk mencegah kerusakan pada tabung

• Tabung-tabung yang dipakai dengan suatu proses yang dapat mengikis bahan material tabung harus diperiksa ketebalan dindingnya.

7.5.3.2 Prosedur pemeriksaan

Seluruh permukaan tabung harus diperiksa oleh personil yang berkompeten terhadap adanya :

77

Page 87: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

• Penyok, goresan, cungkilan, tonjolan, kerak, penebalan , petunjuk untuk rejection seperti dalam Table 8.1.

• Korosi, lokasi dimana air dapat terperangkap pada bagian dasar tabung, pertemuan antara badan tabung dengan foot ring, antara badan tabung dengan selubung kerangan dan korosi yang tidak terlihat mata. Penerapan kriteria rejection terdapat pada Tabel 8.2.

• Kerusakan lainnya atau kerusakan akibat terbakar , mengacu pada kriteria rejection pada Tabel 8.3

Setiap tabung yang di reject oleh personil yang berkompeten, harus dipisahkan untuk direkondisi, untuk selanjutnya dilakukan pengujian atau tidak dapat digunakan lagi.

7.5.3.3 Kerusakan yang terlihat mata

Kriteria reject untuk kerusakan material tabung terdapat pada table 3, tabel 4 dan tabel 5 di bawah kondisi pengecualian dan dengan persetujuan personil yang berkompeten, ketebalan dinding tabung dapat kurang dari nilai desain minimum, apabila tabung telah lulus tekan seperti yang tercantum pada pengujian tekanan hidrolik.

78

Page 88: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

Table 5 Kerusakan – Kerusakan Fisik Pada Dinding Tabung

Kerusakan Uraian Batasan Rijek/penolakan

Tonjolan Kelihatan menonjol pada tabung

Di tolak untuk semua kasus

Penyok Sebuah tekanan pada tabung yang menyebabkan rusaknya lapisan metal, dimana peot melebihi 2 % dari diameter luar tabung

Jika kedalaman penyoknya melebihi 25% dari ketebalan maka akan ditolak

Terpotong atau tercongkel

Sebuah bekas/jejak tajam dimana metalnya terkelupas.

Apabila hitungan asli dari ketebalan dinding diketahui, dan kedalaman jejak adalah dibawah hitungan minimum dari kebebalan dinding maka kasus ini dapat diterima Tapi apabila hitungan asli dari ketebalan dinding tidak diketahui maka harus ditolak untuk semua kasus

Pertemuan antara lubang dan gouge

Pada titik temu dari 2 atau lebih lubang dan gouge

Ditolak untuk semua kasus

Tonjolan yang mengandung lubang dan gouge

Sebuah tekanan pada tabung yang mana terdapat sebuah lubang atau gouge

Bila ukuran penyok , lubang atau gouge melebihi ukuran maka ditolak sebagai kerusakan individu

Retak Ada celah atau rebekan pada tabung

Ditolak untuk semua kasus

Tempelan/lapisan Material pelapis pada dinding tabung yang telihat seperti sambungan, retak, cut dan bulge pada permukaannya

Ditolak untuk semua kasus

79

Page 89: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

Table 6 Korosi Pada Dinding Tabung

Kerusakan Uraian Batasan Rijek/penolakan

Korosi pada lubang isolasi

Lubang pada metal yang terjadi pada daerah isolasi konsentrasinya tidak melebihi 1 pit per 500 mm2 dari luas area

Bila kedalaman lubang melebihi 0.6 mm

Korosi permukaan

Pengurangan ketebalan dinding melebihi

Ketika kedalaman penetrasi dari lubang melebihi 0.4 mm

Korosi Umum Pengurangan ketebalan dinding melebihi 20 % dari permukaan dinding

Ketika kedalaman penetrasi dari lubang melebihi 0.2 mm

Korosi piting atau garis atau korosi channel

Sebuah rangkaian dari lubang2 atau rongga

1. Bila total panjang dari korosi pada beberapa tempat melebihi 50 % dari keliling tabung

2. Bila kedalaman penetrasi melebihi 0.4 mm

3. Bila kedalaman korosi tidak terukur Korosi Celah Korosi celah terjadi

pada daerah titik pertemuan foot ring dengan tabung

Bila kedalaman penetrasi melebihi 0.4 mm atau bila kedalaman korosi tidak dapat terukur

80

Page 90: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

Tabel 7

Kerusakan Lain

Kerusakan Uraian Batasan Rijek/penolakan Tutup Tekanan Kerusakan tutup yang

berasal dari perubahan profil tabung

Ditolak untuk semua kasus, atau sebuah level batasan penyimpamgan harus disetujui olah petugas yang berwenang

Percikan Api Terbakarnya logam dasar dari tabung, sebuah efeek panas yang kuat atau melepaskan logam dengan menggores

Ditolak untuk semua kasus

Kerusakan akibat api

Lokalisir panas dari tabung, biasanya melalui

‐ Pemanasan cat ‐ Kebakaran dari

logam ‐ Distorsi dari

tabung ‐ Mencairnya

bagian dari valve logam

‐ Mencairnya komponene komponen dari plastik

Ditolak untuk semua kasus

81

Page 91: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

7.5.4 Prosedur Uji Tambahan

7.5.4.1 Persiapan tabung

• Tabung dikosongkan dari adanya cairan dan tekanannya dihilangkan dalam suatu kondisi yang terkontrol dan aman sebelum proses pengujian.

• Tabung-tabung dengan kerangan yang tidak berfungsi dipisahkan dan dibawa ke tempat yang aman untuk penggantian.

• Kerangan tabung yang telah dilepas diperiksa dan diperbaiki.

7.5.4.2 Pengujian tekanan hidrolik

a. Persiapan • Menggunakan cairan sebagai media, misalnya air atau

minyak tanah. • Tabung LPG dibersihkan dengan cara membasahkan

bagian luar permukaan tabung dan mengeringkannya. • Menyiapkan dan memastikan bahwa peralatan

pengujian, seperti flexible tubing, pressure gauge, kerangan, fitting dan komponen lainnya dalam kondisi baik.

• Menggunakan pressure gauge yang terkalibrasi dan mampu membaca tekanan pengujian tabung.

b. Pelaksanaan Pengujian Hidrostatik

• Tekanan pengujian ditentukan dari tekanan yang tercantum pada tabung

• Tekanan tabung dinaikkan secara bertahap sampai tekanan pengujian tercapai. Selanjutnya tabung dipisahkan.

• Tekanan pengujian tidak boleh lebih dari 10 % atau 2 bar, mana yang lebih kecil.

• Tekanan pengujian dipertahankan selama paling cepat 30 detik hingga pengujian selesai.

• Jika terdapat kebocoran, harus dikoreksi dan tabung diuji ulang.

• Tabung yang tidak bocor tetapi nampak adanya penyimpangan permanent sebaiknya dipertimbangkan untuk memperoleh hasil pengujian yang memuaskan.

• Tabung-tabung yang tidak lulus pengujian harus ditolak. Tabung yang ditolak diklasifikasikan sesuai kondisi masing-masing tabung untuk diperbaiki, dilas atau diservis ulang sesuai dengan prosedur tertulis yang disetujui pihak yang berkompeten.

7.5.5 Pemeriksaan visual bagian dalam tabung

Setelah membersihkan sisa residu cair dan menghilangkan tekanan dalam tabung, maka tabung harus diperiksa bagian dalamnya untuk

82

Page 92: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

mengetahui adanya tanda-tanda tabung terkorosi atau adanya kerusakan lain yang dapat mempengaruhi integritas tabung. Tabung bagian dalam perlu dibersihkan secara mekanik dari berbagai kotoran dan benda asing. Tabung-tabung yang menunjukkan korosi internal harus diganti dan dievaluasi sesuai dengan table 8.2 Pembersihan tabung bagian dalam harus dilakukan dengan hati-hati untuk mencegah kerusakan pada dinding tabung dan setelah dibersihkan harus diperiksa kembali.

7.5.6 Uji Kebocoran dan Uji Pneumatik

7.5.6.1 Umum

Tabung di uji dalam suatu batasan yang aman untuk melindungi tabung di bawah kondisi tekanan pneumatic. Pengecatan kembali (repainting) sebelum pengujian sebaiknya terbatas untuk lapisan primer. Pelapisan akhir harus dilakukan setelah pengujian dengan tujuan tidak untuk menutupi potensi kebocoran.

7.5.6.2 Prosedur

a. Tekanan uji pneumatic untuk tabung harus ditentukan sebelum pengujian dimulai. Tekanan uji pneumatic harus sama dengan tekanan uji hidrolik. Tabung-tabung harus diisi dengan media untuk pengujian tekanan dan tekanan dijaga atau dipertahankan selama 5 detik hingga 7 detik sampai pengujian selesai. Apabila dilengkapi dengan kerangan pengaman (pressure relief valve), jarak pengamanan harus dijaga antara tekanan uji pneumatic dan tekanan setting dari pressure relief valve. Jika diperlukan pressure relief valve dilepas`dan ujungnya ditutup selama pengujian.

b. Tekanan dapat diturunkan selama pemeriksaan kebocoran. Penurunan tekanan sebaiknya tidak kurang dari kenaikan tekanan pada temperature acuan yang diberikan dalam standar desain. Jika pressure relief valve dilepas, valve tersebut sebaiknya dipasang kembali sebelum pengujian.

c. Pengecekan kebocoran harus dilakukan untuk keseluruhan tabung dan sebaiknya dicelupkan ke dalam air.

d. Beberapa tabung yang tidak lulus tes harus direkondisi atau tidak digunakan lagi.

7.5.7 Uji Ekspansi Volumetric 7.5.7.1 Umum

Tabung harus ditempatkan dalam suatu kubangan air dilengkapi dengan alat pengukur ekspansi dan diberi tekanan

83

Page 93: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

dengan menggunakan air, minyak tanah atau cairan lain yang sesuai.

7.5.7.2 Persiapan Tabung • Tabung dikosongkan dari adanya cairan dan tekanannya

dihilangkan dalam suatu kondisi yang terkontrol dan aman sebelum proses pengujian.

• Tabung-tabung dengan kerangan yang tidak berfungsi dipisahkan dan dibawa ke tempat yang aman untuk penggantian.

• Kerangan tabung yang telah dilepas diperiksa dan diperbaiki.

7.5.7.3 Peralatan Uji

Seluruh peralatan yang diperlukan disiapkan, diantaranya : • Pipa • Flexible tubing • Kerangan-kerangan • Fitting • Komponen pendukung Peralatan uji di desain untuk menjaga tekanan 1,5 kali tekanan uji maksimum tabung. Flexible tubing harus memiliki karakteristik yang dapat mencegah patah. Pengukur tekanan yang digunakan mampu membaca tekanan uji tabung sesuai dengan standar yang disetujui. Pengukur takanan harus terkalibrasi dan diperiksa ke akuratannya dengan menggunakan master pengukur tekanan pada jarak tertentu dan sebaiknya tidak kurang dari 1 kali sebulan. Master pengukur tekanan harus direkalibrasi sesuai dengan persyaratan nasional. Seluruh sambungan dalam sistem dipastikan tidak bocor Sistem pengukuran ekspansi harus memiliki akurasi ± 2 % atau lebih baik lagi

7.5.7.4 Prosedur

a. Tekanan pengujian harus ditetapkan dari tekanan uji yang tercantum pada tabung

b. Tekanan tabung dinaikkan secara perlahan sampai tekanan uji tercapai. Selanjutnya tabung diisolasi.

c. Tekanan pengujian dipertahankan selama paling cepat 30 detik hingga pengujian selesai.

d. Jika terdapat kebocoran dalam sistem tekanan, harus dilakukan koreksi dan tabung diujikan kembali.

e. Tabung sebaiknya tidak menunjukkan ekspansi tetap yang lebih besar dari 10 % dari ekspansi maksimumnya.

84

Page 94: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

7.6 Pemeriksaan ulir atau drad tabung

7.6.1 Umum Apabila terjadi penggantian kerangan selama pemeriksaan berkala, ulir atau drad tabung harus diperiksa sesuai dengan butir 7.6.2. sampai 7.6.4.

7.6.2 Ulir internal Ulir internal tabung secara visual dapat terlihat apakah bentuknya sesuai dan kondisinya bersih.

7.6.3 Ulir eksternal Ulir bagian luar dari leher tabung yang diperlukan untuk operasional harus dipastikan integritas dan kemungkinan adanya kerusakan.

7.6.4 Kerusakan ulir Kerusakan yang terdapat pada ulir dapat diperbaiki oleh personil yang berkompeten apabila perbaikan tersebut diperlukan dan diijinkan.

7.7 Operasi Penyelesaian 7.7.1 Pengeringan

Setelah uji hidrolik, perhatian khusus yang harus dilakukan adalah mencegah timbulnya korosi internal

7.7.2 Purging Udara dihilangkan dari dalam tabung, misalnya dengan evakuasi atau dibersihkan dengan menggunakan LPG. Tabung tidak boleh dibiarkan terbuka tanpa adanya kerangan atau penutup.

7.7.3 Tare Mass Penimbangan tabung harus ditetapkan lagi atau diulangi jika terjadi penggantian kerangan pada tabung.

7.7.4 Valving Kerangan yang sesuai dan dipasang pada tabung harus menggunakan seal yang aman

7.7.5 Marking Apabila pemeriksaan berkala telah selesai dilakukan, masing-masing tabung harus dilengkapi dan ditandai dengan informasi sebagai berikut ; Identifikasi tempat pengujian atau personil yang melakukan pengujian Tanggal pemeriksaan berkala. Tinggi bidang penandaan (marka) paling pendek 4 mm

7.7.6 Referensi tanggal periode inspeksi berikutnya Tanggal pemeriksaan berkala berikutnya harus teridentifikasi pada bagian tabung sesuai dengan aturan yang berlaku.

85

Page 95: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

7.7.7 Identifikasi isi Isi tabung harus teridentifikasi sesuai dengan aturab yang berlaku, misalnya propane komersial.

7.8 Prosedur Inspeksi Tabung LPG Baru Penentuan prosedur inspeksi tabung LPG baru tergantung pada isi rencana tertulis yang telah disetujui oleh pihak yang berwenang. Prosedur Inspeksi tabung baru adalah : a. Inspektor memeriksa dan mengevaluasi kelengkapan seluruh dokumen,

meliputi dokumen jaminan mutu yaitu certificate of quality (spesifikasi tabung) dan certificate of quantity.

b. Pemeriksaan visual pada bagian dalam tabung. Tabung LPG baru harus bersih, kosong, tidak ditemukan adanya gas dan aman untuk dilakukan pengisian pada saat inpeksi.

c. Pemeriksaan visual bagian luar tabung, meliputi : • Pemeriksaan bentuk dan ukuran bagian-bagiannya • Identifikasi kerusakan pada bagian permukaan tabung. • Pemeriksaan kondisi cat pada tabung • Pemeriksaan kondisi lapisan pelindung dinding tabung. • Pemeriksaan label atau penandaan pada tabung.

d. Melakukan evaluasi untuk setiap kali pekerjaan inspeksi selesai.

7.9 Periode Inspeksi a. Periode inspeksi atau jangka waktu pemeriksaan tidak selalu sama bagi

setiap konstruksi tabung. Waktu pelaksanaan inspeksi juga dipengaruhi oleh perawatan pada tabung tersebut.

b. Inspeksi atau pemeriksaan bagian luar dianjurkan paling lama setiap 5 tahun atau seperempat dari sisa umur korosi.

c. Untuk tabung LPG dengan kerangan yang dapat diganti, inspeksi periodik dilakukan maksimal 10 tahun sekali dengan melakukan pengujian eksternal dan internal tabung.

d. Untuk tabung LPG dengan kapasitas air < 5,5 kg, inspeksi periodik dilakukan maksimal 10 tahun sekali dengan melakukan pengujian eksternal tabung.

7.10 Laporan Hasil Inpeksi dan Pengujian 7.10.1 Rekaman

a. Rekaman tabung b. Rekaman pengujian alat c. Data elektronik

7.10.2 Laporan Pengujian Pemilik tabung diminta untuk memberikan keterangan terkait dengan data tabung yang dimilikinya.

86

Page 96: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

Suatu laporan pengujian harus memberikan informasi sbb: a. Untuk tabung-tabung baru, seluruh data diperlukan untuk

disesuaikan dengan spesifikasi tabung yang dikeluarkan oleh pihak yang berkompeten

b. Untuk tabung yang diuji ulang, diperlukan data sebagai berikut : • Nama dan lokasi tempat pengujian terakhir • Nomor dan tanggal hasil pengujian serta penandatangan hasil

uji • Nomor seri dan spesifikasi tabung

c. Hasil uji eksternal d. Hasil uji internal e. Intergritas hasil uji f. Tanggal pengujian g. Pemeriksaan berat h. Tahapan Perbaikan i. Tanda lulus uji j. Pernyataan hasil uji k. Tanda tangan dari personil yang berwenang l. Nama dan kontak detail dari pemilik tabung m. Membuat kesimpulan hasil evaluasi inpeksi n. Memberikan saran dan rekomendasi cara-cara untuk memperbaiki

atau mengganti bagian yang cacat berdasarkan prosedur. o. Catatan data hasil inspeksi beserta saran perbaikan diserahkan

pada pihak yang berwenang sebagai laporan hasil inpeksi.

7.11 Pedoman Keselamatan Kerja Dalam Keadaan Darurat Instalasi Pengisian LPG

Pedoman teknis instalasi LPG ini disusun dalam rangka menjamin keselamatan migas yang meliputi keselamatan umum, keselamatan kerja personil, keselamatan lingkungan dan keselamatan instalasi pengisian LPG, sesuai dengan aturan dan standar yang telah ditetapkan. Pedoman keselamatan kerja dalam keadaan darurat harus dapat menunjukkan suatu garis perintah/komando, laporan dan pemberitahuan secara jelas, sehingga semua personil yang terlibat dapat memahami tugas, wewenang dan tanggung jawabnya secara jelas, tegas dan disiplin sehingga dapat mengendalikan dan mengatasi keadaan darurat dengan baik.

7.11.1 Pedoman Umum Keselamatan Kerja a. Seluruh daerah Instalasi Pengisian LPG merupakan daerah

terlarang untuk merokok dan menyalakan api. Merokok di larang keras kapan saja kecuali dalam lokasi-lokasi yang khusus diijinkan oleh Manajemen.

b. Dilarang membawa mancis, korek api atau benda apa saja yang dapat menimbulkan bunga api atau api ke dalam ”daerah instalasi”.

c. Dilarang menyalakan api dan sumber-sumber api lainnya seperti pekerjaan las tanpa surat ijin kerja panas, kecuali pada lokasi-lokasi yang khusus diperbolehkan oleh Manajemen.

87

Page 97: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

d. Dilarang berjalan di atas pipa saluran e. Sebelum melakukan pekerjaan, yakinkan bahwa surat ijin atau surat

keterangan yang diperlukan telah diperoleh. f. Mencatat keadaan-keadaan yang berpotensi bahaya atau keadaan

yang sudah dikatagorikan bahaya dengan cara melaporkan kepada kepala instalasi.

g. Janganlah mencoba menjalankan atau menggerakkan mesin-mesin atau alat-alat yang tidak diperlukan.

h. Petugas harus berusaha membersihkan tempat pekerjaan segera setelah pekerjaan selesai.

i. Menjaga semua perkakas`dan peralatan bersih dan ditempatkan pada yang seharusnya.

j. Dilarang mengganti atau menukar alat atau perkakas secara tidak baik.

k. Petugas tidak boleh meninggalkan pekerjaan sampai petugas yang menggantikan telah diberitahu mengenai keadaan pekerjaan.

7.11.2 Pedoman Keselamatan Kerja dalam Keadaan Darurat Pedoman Keselamatan Kerja dalam Keadaan Darurat meliputi : Prosedur tanggap darurat untuk kondisi tidak normal, kejadian tumpahan/kebocoran LPG, kejadian kebakaran, kecelakaan kerja dan kegagalan sistem kerja alat. Pedoman Keselamatan Kerja dalam Keadaan Darurat minimal terdiri dari : • Daftar nama personil, layanan darurat dan no. Telepon/no. Yang

mudah dihubungi. • Jalur komando keadaan darurat • Uraian tugas dan tanggung jawab • Kerjasama dengan pihak lain yang terkait • Safety briefing dan pelaporan • Pengendalian rekaman • Area penyimpanan dan penimbunan tabung harus diberi tanda

plakat dan peringatan untuk tidak merokok • Site Plant

7.11.3 Prosedur Tanggap Darurat a. Suatu sistim alarm harus dapat didengar di seluruh daerah instalasi

pengisian LPG untuk memperingatkan personil akan keadaan darurat yang mungkin akan terjadi.

b. Apabila sistim alarm umum gagal, petunjuk lisan keadaan darurat akan diberikan dengan menggunakan radio dan sistim siaga keadaan darurat.

c. Cara yang benar untuk melaporkan keadaan darurat harus berbicara dengan jelas dan terang serta memberikan informasi yang tepat.

d. Semua panggilan keadaan darurat harus diketahui dengan ucapan ”INI KEADAAN DARURAT”.

e. Memberitahukan lokasi keadaan darurat secara benar dan tepat.

88

Page 98: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

f. Menjelaskan keadaan darurat secara ringkas , seperti kebakaran, tabung meledak dll.

g. Memperkenalkan diri nama, nomor personil/petugas dan bagian/tempat bertugas.

h. Jika terjadi suatu keadaan darurat, petugas yang bertanggung jawab harus langsung merespon untuk mengendalikan keadaan darurat di daerah instalasi.

i. Setiap petugas bertanggung jawab untuk mengamati keadaan-keadaan di daerah kegiatannya dan menanggulangi atau melaporkan segera setiap kejadian yang tidak biasa di daerah itu.

j. Petugas yang menemukan adanya api, gas atau cairan hidrokarbon yang bocor harus segera melaporkan pada kepala instalasi tentang masalah dan situasinya.

k. Sesudah melapor dan atas petunjuk Kepala instalasi, personil di daerah tersebut akan mengambil tindakan langsung untuk mengatasi masalah atau menjaga agar tidak meluas sampai bantuan tiba, seperti mematikan pompa, menutup kerangan, mengaktifkan sistim sprinkler, menggunakan pemadam api dsb.

l. Kepala instalasi harus mendengarkan laporan, mengajukan pertanyaan dan menginstruksikan tindakan apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi keadaan darurat.

m. Kepala instalasi langsung menuju ke tempat kejadian, mengamati keadaan dan meyakinkan bahwa prosedur keadaan darurat dilaksanakan dengan baik.

7.11.4 Prosedur Penanggulangan Kebocoran/Penyebaran LPG Apabila LPG tertumpah di tanah, gas yang terlepas akibat penguapan cairan LPG akan menimbulkan campuran udara dan gas hidrokarbon yang berpotensi menimbulkan kebakaran. Karena LPG sifatnya dingin, gas ini akan mengkondensasi air dari udara dan disebut kabut gas. Tindakan yang segera dan tepat dalam menanggulangi kejadian tersebut harus ditangani sesuai dengan pedoman prosedur sebagai berikut : a. Setiap pekerja yang mengetahui adanya kebocoran atau

penyebaran LPG yang ditandai dengan terciumnya bau tertentu, agar segera berusaha mencari tahu sumbernya.

b. Apabila sumber kebocoran/penyebaran gas telah ditemukan, segera memberitahukan dan melapor kepada kepala satuan penyelamatan produk LPG.

c. Kepala satuan penyelamatan produk LPG dan bagian yang terkait harus memeriksa situasi pada lokasi kejadian kemudian meneliti dan menyelidiki sumber kebocoran dan berupaya mengatasi dan memperbaikinya.

d. Melakukan tindakan segera untuk mengatasi masalah atau agar masalah tidak meluas sampai bantuan tiba, seperti menutup kerangan atau mengisolasi pipa atau tabung yang bocor, mengaktifkan sistim alat pemadam kebakaran dsb.

e. Apabila tindakan di atas tidak berhasil, hentikan semua aktifitas yang berkaitan dengan penerimaan dan penyerahan produk LPG

89

Page 99: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

f. Menghentikan semua aktifitas pengisian produk LPG dan menutup semua kerangan yang diperkirakan akan memutuskan atau paling tidak akan mengurangi besarnya penyebaran gas LPG dan mengeluarkan kendaraan angkutan tabung LPG.

g. Melarang/menghimbau kepada para pekerja, masyarakat/penduduk yang ada di sekitar lokasi instalasi dalam radius 50 m, untuk tetap tenang dan tidak melakukan kegiatan yang menggunakan atau dapat menimbulkan nyala api terbuka.

h. Semua kegiatan perbaikan yang tidak ada hubungannya dengan kejadian dalam jarak 300 m dari kabut gas harus dihentikan dan semua sumber api (mesin las, motor bakar dll) harus dimatikan.

i. Orang-orang yang tidak berkepentingan dalam menangani kejadian tersebut harus mengungsi dari daerah kejadian dan tidak boleh berada di daerah 300 m dari kabut gas.

j. Petugas emergensi bertanggung jawab untuk mengukur konsentrasi gas di sekeliling tumpahan untuk menjamin bahwa daerah dalam jarak 300 m adalah aman.

k. Zona yang berbahaya mungkin akan meluas apabila konsentrasi gas dalam jarak 300 m lebih tinggi dari pada 60 % dari Titik Nyala Terendah (TNT) gas.

l. Menyiapkan regu penanggulangan keadaan darurat serta pompa pemadam dan perlengkapannya agar setiap saat siap segera melakukan tindakan atas berbagai kemungkinan yang akan terjadi, serta mengaktifkan water sprinkler system.

m. Karena berat jenis uap LPG lebih berat dari udara, maka uap LPG akan merambat di atas tanah sebelum menyebar di atmosfir. Petugas emergensi akan menentukan zona yang aman sesudah pengukuran konsentrasi gas dilakukan.

n. Air tidak boleh diarahkan langsung ke tumpahan LPG karena ini akan membentuk gumpalan uap gas yang lebih besar.

o. Hanya High Expansion Foam (HEF) dengan ratio pengembangan busa 500 : 1 yang boleh digunakan dalam pengendalian penguapan tumpahan LPG agar penyebaran uap gas di atmosfir dapat terkendali.

p. Alat pernapasan harus dipakai oleh personil yang bertugas`dalam mengatasi keadaan darurat tersebut.

q. Terkena cairan LPG dapat menyebabkan luka bakar dingin . Apabila ini terjadi, hangatkan bagian yang terkena dengan air hangat yang bersih sampai warnanya menjadi merah dan segera ke dokter untuk memperoleh pengobatan.

7.11.5 Prosedur Penanggulangan Kebakaran LPG Pekerjaan panas dilakukan di daerah yang dikatagorikan sebagai ”daerah panas” memerlukan seorang pengamat kebakaran yang siap siaga terhadap bahaya kebakaran.

7.11.5.1 Ketentuan Umum

a. Alat pemadam kebakaran yang sesuai harus tersedia di tempat dan dapat digunakan kapan saja.

90

Page 100: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

b. Tersedia peralatan perlindungan kebakaran yang cukup, seperti : alat pemadam kebakaran ringan, tirai air (water curtain), fire monitor, alat bantu pernapasan dsb.

c. Personil pengamat kebakaran harus petugas yang sudah mendapatkan pelatihan kebakaran atau sudah berpengalaman sebagai regu bantuan keadaan darurat.

d. Pengamat kebakaran yang siap siaga tidak boleh melakukan pekerjaan lain bila sedang bertugas sebagai pengamat kebakaran.

e. Komunikasi harus dibuat antara kawasan kerja dan pengontrolan supaya mudah mengirimkan bantuan bila keadaan darurat terjadi.

7.11.5.2 Kebakaran Kecil

a. Setiap pekerja yang mengetahui terjadinya kebakaran kecil, segera bertindak sendiri dan berusaha sedapat mungkin untuk memadamkan kebakaran dengan alat pemadam api yang sesuai dan yang berada di dekat lokasi kejadian.

b. Apabila tumpahan LPG berkembang menjadi kebakaran, maka prosedur yang harus dilakukan adalah : • Kebakaran LPG tidak boleh dimatikan sebelum

sumber bahan bakar atau kebocoran ditutup. • Kerangan harus segera ditutup karena panas radiasi

secara tidak langsung akan membahayakan personil merusak alat-alat di daerah yang terbakar tersebut. Apabila keadaan seperti ini terjadi, alat pemadam api tepung kering (dry powder) harus dipakai.

• Usahakan mengurangi radiasi panas kebakaran LPG dan mengendalikan api yang dapat membahayakan peralatan atau semakin besarnya api dengan menggunakan HEF (High Expansion Foam) ke genangan LPG yang terbakar atau dengan melindungi peralatan di sekeliling kejadian dengan semprotan air.

c. Segera melapor kepada kepala penanggulangan kebakaran yang sedang bertugas dengan menyebutkan identitas pelapor, lokasi kejadian, jenis yang terbakar dan tindakan yang telah dilakukan.

d. Kepala penanggulangan kebakaran dan anggotanya membawa perlengkapan yang diperlukan segera menuju ke lokasi kebakaran untuk mengevaluasi kejadian dan sekaligus melaksanakan penanggulangan kebakaran yang belum padam.

7.11.5.3 Kebakaran Besar

a. Apabila kebakaran yang terjadi tidak berhasil diatasi, sehingga kebakaran menjalar lebih luas dan besar, maka langkah penanggulangan lanjutan adalah :

b. Menghubungi para komandan satuan tugas dalam organisasi keadaan darurat untuk segera melakukan

91

Page 101: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

c. Membunyikan tanda bahaya alarm d. Melakukan evakuasi personil yang masih berada di

dalam dan di sekitar area kebakaran. e. Bekerjasama dan berkoordinasi dengan pihak lain di luar

perusahaan dalam pelaksanaan pemadaman kebakaran.

7.11.5.4 Tanda-tanda Keadaan Darurat Tanda-tanda keadaan darurat meliputi beberapa kondisi, diantaranya : a. Peringatan Tanda Bahaya

• Klakson berbunyi selama 2 menit terus menerus • Petugas mengamankan daerah yang menjadi

tanggung jawabnya sesuai dengan perintah atasan. • Petugas keamanan wajib mengamankan daerah

kejadian dan mengamankan instalasi pengisian LPG secara keseluruhan.

• Petugas penanggulangan keadaan darurat menuju dan melapor ke bagian kebakaran

• Personil lain menghentikan semua kegiatan dan menuju assembly poin terdekat.

b. Tanda Evakuasi

• Klakson akan berbunyi 5 detik ”ON” dan 5 detik ”OFF” secara terus menerus

• Personil yang berada di assembly point akan diungsikan oleh petugas.

• Personil yang berada di dalam gedung atau kantor, segera meninggalkan kantor atau gedung menuju muster area dan selanjutnya akan diungsikan oleh petugas.

c. Tanda Keadaan Aman

• Klakson akan berbunyi 10 detik ”ON” dan 2 detik ”OFF” secara terus menerus selama 2 menit.

• Semua personil kembali ke tempat kerja dan bekerja seperti biasa, kecuali kalau ada instruksi lain dari Petugas.

7.12 Kejadian alam yang tidak normal

Kejadian alam yang tidak normal meliputi gempa bumi, banjir, badai topan, gelombang pasang dll. Langkah yang harus dilakukan setiap personil dan atau petugas Badan Usaha jika terjadi kondisi alam seperti dimaksudkan di atas adalah berusaha secepat mungkin untuk melakukan langkah-langkah pengamanan baik untuk diri sendiri, orang lain dan asset perusahaan atau badan usaha.

92

Page 102: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

8. PEDOMAN TEKNIS PENGGUNAAN LPG UNTUK END USER

Pedoman teknis penggunaan tabung LPG untuk End User dapat digunakan sebagai petunjuk penting bagi konsumen atau end user mengenai tata cara penggunaan LPG dalam tabung yang benar dan aman. Tabung LPG yang telah diisi dan siap edar disalurkan dari Depot/Filling Plant ke Agen dan konsumen di sector industri, komersial dan rumah tangga. LPG yang disalurkan dan diperdagangkan sampai ke konsumen (end user) merupakan LPG dengan komposisi propane dan butane dan kandungan gas lain seperti etana dan pentane dalam jumlah yang relative kecil. Penggunaan LPG oleh konsumen umumnya sebagai bahan bakar di sector industri, komersial dan rumahtangga bahkan kini untuk sektor transportasi. 8.1 Ruang Lingkup

Pedoman teknis ini meliputi petunjuk pemilihan tabung LPG sebelum digunakan, tata cara penggunaan tabung LPG dan pengawasan Pemerintah terhadap produk dan tabung LPG di dalam negeri. Yang harus diperhatikan oleh konsumen dalam penggunaan LPG yang aman untuk memenuhi kebutuhan energinya adalah memahami kondisi tabung yang layak untuk digunakan, mengetahui karakteristik umum produk LPG dan tata cara penggunaan tabung LPG yang tepat dan benar baik di sektor industri, komersial maupun rumah tangga.

8.2 Petunjuk pemilihan tabung Untuk mengetahui kondisi tabung yang akan digunakan, konsumen harus mengetahui kriteria tabung yang aman untuk digunakan, yaitu : a. Memeriksa kondisi tabung secara visual, seperti :

• Tidak ada goresan • Tabung tidak dipenuhi karat • Tidak ditemukan adanya bagian yang terbakar • Tidak cacat, penyok, benjol dsb.

b. Memeriksa keutuhan segel kerangan c. Memeriksa adanya seal d. Marka pada tabung harus terlihat jelas

8.3 Karakteristik umum LPG, yaitu : a. Berat jenis LPG lebih besar dari udara.

Karena berat jenis LPG lebih besar dari udara, apabila terjadi kebocoran LPG di dalam ruangan, maka uap LPG tidak langsung menyebar

b. Memiliki daya pemanasan yang tinggi c. LPG tidak berbau, oleh karena itu diberikan odor untuk mempermudah

mengidentifikasi kebocoran. d. Tidak berwarna, baik cairan maupun uap LPG

93

Page 103: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

e. Sensitif terhadap api f. Bersifat mudah terbakar (flammable) g. Bersih, mudah dan aman dalam pengangkutan dan penyimpanannya.

8.4 Tata cara penggunaan tabung LPG di sektor industri, komersial dan pengecer.

Penggunaan LPG di sector industri, komersial dan pengecer dimulai dari penanganan tabung LPG isi dari LPG Filling Plant, Agen atau dealer. Umumnya tabung yang digunakan di sector industri adalah tabung berukuran 50 kg dan di sektor komersial, misalnya hotel dan restaurant menggunakan LPG berukuran 50 kg dan 12 kg. Sedangkan pada pengecer (toko/warung) menjual tabung berukuran 12 kg dan 3 kg. Tata cara penanganan dan penyimpanannya adalah sebagai berikut : 8.4.1 Tata cara penanganan tabung LPG

a. Menangani tabung LPG dengan cara yang aman dan hindari dari kemungkinan jatuh atau membentur benda keras.

b. Memindahkan tabung LPG dengan posisi berdiri dan diikat dengan jumlah tabung tidak melebihi kapasitas alat angkut.

c. Menghindari pemindahan tabung gas dengan cara diseret, digelindingkan atau dibanting.

8.4.2 Tata cara penyimpanan tabung LPG di Industri dan komersial.

a. Dilarang menyimpan tabung gas LPG di tempat yang langsung terpapar panas matahari atau sumber panas lainnya, di tempat yang lembab dan korosif.

b. Tidak boleh menyimpan tabung LPG melebihi kapasitas gudang penimbunnya

c. Tabung LPG berukuran 50 kg tidak boleh disusun bertingkat. d. Tabung LPG berukuran 12 kg, dapat disusun maksimal 2 e. Tabung tidak boleh di letakkan di dekat pintu keluar dan atau di

dekat tangga. f. Tidak boleh menyimpan tabung LPG dalam satu ruangan dengan

tabung gas jenis lain.

8.4.3 Tata cara penyimpanan tabung LPG di pengecer (toko/warung) a. Dilarang menyimpan tabung gas LPG di tempat yang langsung

terpapar panas matahari atau dekat dengan sumber panas dan di tempat yang lembab dan korosif.

b. Dilarang menyimpan tabung LPG dalam ruangan yang tidak memiliki sirkulasi udara atau ventilasi yang cukup.

c. Tabung LPG berukuran 12 kg dapat disusun maksimal 2 d. Tabung LPG berukuran 3 kg dapat disusun maksimal 3 e. Tabung LPG tidak boleh di letakkan di dekat pintu keluar dan

atau di dekat tangga. f. Tidak boleh menyimpan tabung LPG dalam satu ruangan dengan

tabung gas jenis lain.

94

Page 104: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

8.5 Tata cara Penggunaan Tabung LPG di Rumah Tangga Penggunaan tabung LPG di sektor rumah tangga meliputi persyaratan lokasi dan kondisi penempatan tabung serta tata cara pemasangan peralatan. 8.5.1 Persyaratan penempatan tabung

a. Tabung LPG ditempatkan dalam ruangan yang memiliki sirkulasi udara yang baik.

b. Disarankan untuk membuat ventilasi udara di bagian bawah dekat lantai ruangan .

c. Letakkan kompor gas di bagian yang mendatar dan jauh dari bahan yang mudah terbakar

d. Posisi tabung harus selalu berdiri tegak dan terhindar dari panas matahari.

8.5.2 Tata Cara pemasangan peralatan

a. Dilarang menggunakan tabung gas tanpa seal dan regulator. b. Eratkan klem pada kedua ujung selang sebelum memasang

regulator pada tabung LPG. c. Pastikan pemutar/tombol kompor gas harus dalam keadaan mati

(off) saat menghubungkan kompor dengan tabung LPG. d. Segel plastik di katup tabung LPG dilepaskan dan regulator

dipasang. e. Setelah regulator terpasang, putar knopnya searah jarum jam

sebesar 90 derajat sehingga posisinya horizontal. f. Pastikan regulator tidak kendur atau kemungkinan dapat terlepas. g. Kemudian putar knop regulator searah jarum jam sebesar 90

derajat hingga posisinya vertical agar gas LPG mengalir ke kompor. h. Periksa dahulu kompor dan tabung sebelum menyalakan api. i. Selang harus terhindar dari panas dan tidak boleh tertindih. j. Bila ada kebocoran gas, bau khas LPG akan tercium.

95

Page 105: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

PETUNJUK PENGGUNAAN GAS LPG

PETUNJUK PENGGUNAAN GAS LPG

96

Page 106: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

8.6 Pengawasan Pemerintah terhadap produk dan Tabung LPG

8.6.1 Pengawasan Pemerintah terhadap produk LPG Pengawasan pemerintah terhadap produk LPG Berdasarkan atas landasan hukum : 1. PP No. 36 tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hilir Migas (Pasal 6

huruf a) 2. Peraturan Menteri ESDM No. 0048/2005 tentang Standard an Mutu

(Spesifikasi) serta Pengawasan Bahan Bakar Minyak , Bahan Bakar Gas, Bahan Bakar lain, LPG, LNG dan Hasil Olahan yang dipasarkan di dalam negeri (Pasal 3)

3. Keputusan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi No. 8757.K/24/DJM/2006 tentang Tata Cara Pengawasan Bahan Bakar Minyak, Bahan Bakar Gas, Bahan Bakar lain, LPG, LNG dan hasil olahan

Maka Pemerintah dalam hal ini Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi harus melindungi produsen dan konsumen dari penyimpangan kualitas atau mutu LPG yang beredar di pasar dalam negeri. Atas dasar hal tersebut di atas, maka pemerintah yang dalam hal ini Dirjen. Migas harus memantau kesesuaian mutu LPG di titik akhir distribusi dengan membandingkannya terhadap spesifikasi LPG yang telah ditetapkan pemerintah baik spesifikasi LPG Propana, Butana, LPG campuran maupun spesifikasi LPG kendaraan bermotor. Spesifikasi LPG Propana, Butana dan Campuran ditetapkan dalam Keputusan Direktur Jenderal Minyak dan gas Bumi Nomor 25K/36/DDJM/1990, seperti pada Tabel 9.1 dan Spesifikasi LPG untuk kendaran bermotor ditetapkan dalam Keputusan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Nomor 2527K/24/DJM/2007, seperti pada Tabel 9.2 Dalam melakukan pengawasannya, pemerintah juga harus memberikan sarana penyuluhan dan konsultasi mengenai mutu LPG dengan instansi terkait sebagai bagian dari upaya pembinaan pengusaha dan pengelola bisnis LPG di Indonesia. Pelaksanaan pengawasan mutu produk LPG dilaksanakan pemerintah dalam hal ini Ditjen. Migas bekerjasama dengan instansi terkait untuk melakukan evaluasi mutu LPG secara terencana dan terprogram setiap tahunnya. Dit.Jen. Migas merencanakan dan menentukan titik sampling di setiap kilang, depot, SPPBE dan agen di seluruh daerah yang tersebar di Indonesia. Pelaksanaan pengambilan sample dan analisa LPG dilakukan oleh instansi yang berwenang yang ditunjuk oleh Dit.Jen. Migas dan memiliki fasilitas laboratorium analisis gas LPG yang telah terakreditasi dan bersifat independent.

97

Page 107: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

8.6.2 Pengawasan pemerintah terhadap tabung LPG

Pengawasan pemerintah terhadap tabung LPG dapat menggunakan Standar Nasional Indonesia (SNI) yang telah ditetapkan pemerintah yaitu SNI 1452-2007 tentang Tabung baja LPG dan SNI 05-2301-1991 tentang Katup Pengaman untuk Kegunaan Umum. Pelaksanaan pengawasan tabung LPG dapat dilaksanakan oleh pemerintah dalam hal ini Dit.Jen.Migas bekerjasama dengan instansi terkait yang ditunjuk yang memiliki fasilitas laboratorium pengujian tabung LPG yang telah terakreditasi dan bersifat independent

8.6.2.1. Objek Pengawasan

Objek pengawasan tabung LPG meliputi semua jenis dan tipe tabung baja yang beredar dan digunakan oleh konsumen. Klasifikasi tabung baja LPG dalam SNI 1452:2007 yang beredar dan digunakan oleh konsumen adalah : • Tabung LPG 3 kg dan isi 6,5 liter • Tabung LPG 12 kg dan isi 26,2 liter • Tabung LPG 50 kg dan isi 108 liter

8.6.2.2. Aspek Pengawasan

Aspek pengawasan tabung baja LPG meliputi pencantuman label dan standar mutu produk

a. Pencantuman label

• Label pada tabung LPG minimal mengandung informasi : • Identitas perusahaan • Tipe • Nomor urut pembuatan • Berat kosong tabung • Tahun pembuatan • Tekanan uji • Berat isi

b. Standar mutu tabung LPG, disesuaikan dengan ketentuan

yang berlaku dalam SNI 1452-2007 tentang tabung baja LPG.

98

Page 108: 55939960-09-pedoman-teknis-elpiji-2

99

Bibliografi

British Standard : BS EN 14334:2005 Inspection and Testing of LPG road tankers Australian Standard AS 2337.1 – 2004 Gas Cylinder Test Stations Part 1: General Requirements, Inspection and Test – Gas Cylinder International Standard ISO 10297:2006 Transportable gas cylinders-Cylinder valve-Specification and type testing.

ISO 22991 : 2004 Gas Cylinder, Transporatable refillable welded steel cylinder for liquefied petroleum gas (LPG)-Design and Construction. ISO 11625 : 2007 Gas cylinder Safe Handling International Standard ISO 15995 : 2006 Gas cylinders - Specifications and testing of LPG cylinder kerangans – Manually operated International Standard ISO 13769 : 2002 Gas cylinders-Stamp marking International Standard ISO 14245 : 2006 Gas cylinders-Specification and testing of LPG cylinder kerangans-Self closing International Standard ISO 2929 : 2002 Rubber hoses and hose assemblies for bulk fuel delivery by truck-Specification International Standard ISO 10297:2006 Transportable gas cylinders-Cylinder kerangan-Specification and type testing. International Standard ISO 4706 : 1989 Refillable welded steel gas cylinders API Standar 2510 Design and Construction of LPG Installation SNI 05-2301-1991 Katup Pengaman – Kegunaan Umum Australian standard AS 2473 – 1996 Kerangans for Compressed Gas Cylinders (Threaded Outlet) Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 69 tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Angkutan Barang di Jalan. Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor : 04/M-IND/PER/1/2007, Spesifikasi Teknis Katup Tabung Baja LPG. Pedoman Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakan Stasiun Pengisian Bahan Bakar LPG PT. Eramina Kencana – BADAN USAHA.

Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : KM 69 tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Angkutan Barang di Jalan.