09 pedoman teknis reklamasi lahan 2009
TRANSCRIPT
PEDOMAN TEKNIS
REKLAMASI LAHAN
TA. 2009
DIREKTORAT PENGELOLAAN LAHAN
DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN LAHAN DAN AIR
DEPARTEMEN PERTANIAN
JAKARTA, Januari 2009
PT.PLA.B.2.01.2009
i
KATA PENGANTAR
Maksud dan tujuan penerbitan pedoman teknis ini dalam rangka
memberikan acuan dan panduan bagi para petugas Dinas lingkup
Pertanian (Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan, maupun
Peternakan) baik Propinsi, Kabupaten/Kota maupun petugas
lapangan untuk melaksanakan kegiatan Reklamasi Lahan yang
dananya bersumber baik dari dana APBN maupun APBD TA. 2009.
Para petugas terkait diharapkan dapat mempelajari dan
mencermati pedoman ini dengan seksama. Disamping itu dengan
memahami Pedoman Teknis ini diharapkan tidak akan terjadi
keragu-raguan dalam implementasi kegiatan di lapangan serta
kendala/hambatan yang ada akan dapat diatasi yang pada
akhirnya kinerja yang diperoleh dapat tercapai secara optimal.
Muatan Pedoman Teknis ini bersifat umum karena berlaku secara
nasional, oleh karenanya diharapkan pihak Dinas lingkup Pertanian
Propinsi dapat menerbitkan Petunjuk Pelaksanaan dan Dinas
lingkup Pertanian Kabupaten/Kota dapat menerbitkan Petunjuk
Teknis yang akan menjabarkan secara lebih rinci Pedoman Teknis
ini sesuai dengan kondisi spesifik daerah masing-masing.
Untuk meningkatkan pemahaman petugas terhadap Pedoman
Teknis ini, sangat diharapkan dalam berbagai kesempatan yang
ii
ada (misalnya acara Sosialisasi, Rapat koordinasi, Rapat Teknis,
Supervisi, dsbnya), pedoman teknis ini dapat didiskusikan bersama
secara intensif. Dengan demikian diharapkan semua pihak terkait
baik Pusat dan Daerah dapat memiliki kesamaan pandang, gerak
dan langkah dalam melaksanakan kegiatan ini.
Akhirnya, sangat diharapkan komitmen berbagai pihak untuk dapat
melaksanakan kegiatan ini dengan sebaik-baiknya dalam bingkai
waktu yang telah ditentukan, agar hasil pembangunan melalui
kegiatan ini benar-benar dapat dinikmati manfaatnya bagi sebesar-
besar kesejahteraan petani di Indonesia.
Jakarta, Januari 2009
Direktur,
Ir. Suhartanto, MM NIP. 080 048 854
iii
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ........................................................... i DAFTAR ISI ......................................................................... iii DAFTAR GAMBAR ............................................................. v DAFTAR LAMPIRAN .......................................................... vi I. PENDAHULUAN...................................................... 1
1.1. Latar Belakang ................................................ 1
1.2. Tujuan.............................................................. 3
1.3. Sasaran .......................................................... 4
1.4. Pengertian ....................................................... 5
II. RUANG LINGKUP KEGIATAN ............................... 7
III. SPESIFIKASI TEKNIS............................................. 12 IV. PELAKSANAAN KEGIATAN .................................. 24
4.1. Cara Pelaksanaan .......................................... 24
4.2. Jadual Kegiatan............................................... 24
4.3. Tahapan Pelaksanaan..................................... 26
4.4. Pendanaan ...................................................... 32
iv
V. PEMBINAAN, MONITORING, EVALUASI DAN
PELAPORAN .......................................................... 34 5.1. Tugas dan Tanggungjawab Dinas Lingkup
Pertanian Propinsi .......................................... 34
5.2. Tugas dan Tanggungjawab Dinas Lingkup
Pertanian Kabupaten/Kota ............................. 35
5.3. Jenis dan Format Laporan............................... 36
5.4. Alur Pelaporan dan Waktu Pengiriman ........... 37
VI. INDIKATOR KINERJA ............................................ 39
6.1. Keluaran (outputs) ........................................... 39
6.2. Hasil (outcomes) ............................................. 39
6.3. Manfaat (benefits) ........................................... 40
6.4. Dampak (impacts) .......................................... 40
VII. PENUTUP ................................................................ 42
v
D A F T A R G A M B A R
Gambar 1 : Lahan sawah berkadar bahan
organik rendah ................................................. 15
Gambar 2 : Lahan kering yang diusahakan
untuk budidaya Aloe Vera ................................18
Gambar 3 : Reklamasi lahan rawa untuk usaha
tani nenas......................................................... 21
Gambar 4 : Lahan pertanian bekas penambangan ............. 23
Gambar 5 : Top soil pada lahan sawah
digunakan untuk industri batu bata .................. 23
vi
D A F T A R L A M P I R A N Lampiran 1 : Daftar Rincian Alokasi Kegiatan Reklamasi
Lahan............................................................ 43
Lampiran 2 : Jadual Kegiatan Reklamasi Lahan .............. 47
Lampiran 3 : Contoh Format RUKK Reklamasi
di Lahan Sawah............................................ 48
Lampiran 4 : Laporan Realisasi Fisik dan Keuangan ....... 49
Lampiran 5 : Contoh Outline Laporan Akhir Kegiatan
Reklamasi Lahan ......................................... 53
Lampiran 6 : Skoring / Pembobotan Kegiatan
Reklamasi Lahan.......................................... 54
Pedoman Teknis Reklamasi Lahan 1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sebagian besar lahan pertanian intensif (terutama lahan sawah)
di Indonesia telah mengalami degradasi kualitas kesuburannya.
Degradasi kualitas kesuburan lahan adalah suatu proses
kemunduran produktivitas lahan menjadi lebih rendah, baik
sementara maupun tetap, sehingga pada akhirnya lahan
tersebut dapat menuju ke tingkat kekritisan tertentu (Sitorus, S;
2008).
Degradasi lahan berdasarkan proses terjadinya dapat
dikelompokkan menjadi : (1) degradasi non erosif, yaitu
merupakan kerusakan tanah in situ yang dapat merupakan
proses degradasi kimia tanah atau fisika tanah (2) degradasi
erosif, yaitu berhubungan dengan pemindahan bahan atau
material tanah, seperti erosi oleh kekuatan air dan angin.
Degradasi lahan pertanian meliputi 3 (tiga) aspek, yaitu aspek
fisik. kimia dan biologi. Degradasi secara fisik terdiri dari
pemadatan, pengerakan, ketidak seimbangan air, terhalangnya
aerasi, aliran permukaan, dan erosi. Degradasi kimiawi terdiri
dari asidifikasi, pengurasan unsur hara, pencucian,
ketidakseimbangan unsur hara dan keracunan, salinisasi, dan
alkalinisasi. Sedangkan degradasi biologis meliputi penurunan
Pedoman Teknis Reklamasi Lahan 2
karbon organik tanah, penurunan keanekaragaman hayati
tanah, dan penurunan karbon biomas.
Degradasi yang terjadi pada lahan sawah adalah sebagai akibat
dari pengolahan lahan yang tidak benar selama bertahun-tahun,
yaitu perilaku petani yang hanya cenderung menggunakan input
kimiawi (pupuk dan obat-obatan) secara berlebihan tanpa
memperhatikan pemberian input bahan organik. Lahan sawah
miskin bahan organik tersebut, perlu diupayakan peningkatan
kesuburannya melalui pemberian input bahan organik/kompos.
Di sisi lain, banyak lahan sawah yang digunakan sebagai tempat
pembuatan bahan bangunan, yaitu genteng dan batu bata yang
menggunakan bahan baku berupa lapisan tanah atas (top soil).
Akibatnya permukaan lahan sawah menjadi cekungan-cekungan
yang tidak subur dan sangat rendah produktivitasnya. Lahan eks
industri tersebut dapat diupayakan kembali menjadi lahan subur
dengan menggunakan teknologi reklamasi.
Reklamasi lahan adalah suatu upaya pemanfaatan, perbaikan
dan peningkatan kualitas kesuburan lahan pertanian melalui
penerapan teknologi dan pemberdayaan masyarakat tani.
Kegiatan reklamasi lahan meliputi beberapa kegiatan antara lain
adalah reklamasi lahan sawah berkadar bahan organik rendah,
reklamasi lahan kering berkadar bahan organik rendah,
reklamasi lahan rawa, dan reklamasi lahan pertanian pasca
tambang dan industri.
Pedoman Teknis Reklamasi Lahan 3
Dalam rangka meningkatkan kesuburan lahan-lahan pertanian
yang telah terdegradasi kesuburannya, maka pada TA. 2009
Direktorat Pengelolaan Lahan, Ditjen. PLA, Departemen
Pertanian mengalokasikan dana Tugas Pembantuan untuk
mereklamasi lahan pertanian seluas 1.415 ha pada 28 propinsi,
69 kabupaten. Kegiatan reklamasi lahan ini dilaksanakan pada
tipologi lahan sawah, lahan kering, lahan rawa dan lahan pasca
tambang dan industri.
1.2. Tujuan
Tujuan pedoman teknis reklamasi lahan adalah untuk
memberikan acuan dan masukan kepada Dinas Lingkup
Pertanian di Propinsi dan Kabupaten/Kota dalam melaksanakan
kegiatan reklamasi lahan yang sesuai dengan keadaan wilayah,
sosial dan ekonomi masyarakat setempat dan ketersediaan
dana sehingga dapat memberikan manfaat bagi para petani di
lokasi tersebut.
Tujuan kegiatan reklamasi lahan dimaksudkan untuk
memperbaiki ekosistem lahan melalui perbaikan kesuburan
tanah dan penyediaan sarana produksi dalam rangka
peningkatan perluasan areal tanam dan peningkatan
produktivitas dan kualitas lahan.
1.3. Sasaran
Sasaran kegiatan reklamasi lahan adalah lahan-lahan pertanian
yang mengalami degradasi kesuburan tanahnya pada sub
Pedoman Teknis Reklamasi Lahan 4
sektor tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan
peternakan seluas 1.415 ha yang dialokasikan di 28 propinsi, 69
kabupaten. Rincian alokasi kegiatan pada Lampiran 1.
Sasaran tipologi lahan berdasarkan dukungan sub sektor adalah
sebagai berikut :
1. Reklamasi lahan untuk mendukung sub sektor tanaman
pangan dapat dilaksanakan pada lahan sawah berbahan
organik rendah, lahan kering berbahan organik rendah,
lahan rawa dan lahan pasca tambang dan industri.
2. Reklamasi lahan untuk mendukung sub sektor
hortikultura, perkebunan dan peternakan dapat
dilaksanakan pada lahan kering dan lahan rawa dan
lahan pasca tambang dan industri.
1.4. Pengertian
Beberapa pengertian umum yang terkait dengan kegiatan
reklamasi lahan, antara lain :
1. Reklamasi lahan adalah suatu upaya pemanfaatan,
perbaikan dan peningkatan kesuburan lahan pertanian
kurang produktif baik yang rusak secara alami maupun
pengaruh manusia melalui penerapan teknologi dan
pemberdayaan masyarakat.
2. Ameliorasi lahan adalah suatu upaya pemberian
masukan tertentu (misalnya kapur, zeolite, kompos) ke
Pedoman Teknis Reklamasi Lahan 5
dalam tanah yang lebih difokuskan untuk perbaikan
fisika, kimiawi dan biologi tanah.
3. Sarana produksi adalah segala masukan yang
diberikan dalam usaha tani untuk menunjang kegiatan
reklamasi lahan.
4. Reklamasi lahan sawah berkadar bahan organik rendah adalah reklamasi lahan yang dilaksanakan pada
sawah beririgasi teknis, semi teknis dan sederhana
maupun tadah hujan yang mempunyai kadar bahan
organik kurang dari 2 %.
5. Reklamasi lahan kering berkadar bahan organik rendah adalah reklamasi yang dilaksanakan pada lahan
kering untuk usaha pertanian yang mempunyai kadar
bahan organik kurang dari 2 %.
6. Reklamasi lahan rawa adalah suatu upaya
pemanfaatan lahan rawa yang telah diusahakan untuk
usaha pertanian melalui perbaikan prasarana dan sarana
produksi di kawasan tersebut sehingga meningkatkan
luas areal tanam dan produktivitas lahan.
7. Reklamasi lahan pasca tambang adalah suatu upaya
pemanfaatan lahan bekas tambang milik petani melalui
perbaikan lahan dan masukan teknologi serta revegetasi.
8. Reklamasi lahan pasca industri adalah suatu upaya
pemanfaatan kembali lahan pertanian baik lahan sawah
Pedoman Teknis Reklamasi Lahan 6
maupun lahan kering yang pernah diusahakan untuk
industri melalui masukan teknologi reklamasi.
Pedoman Teknis Reklamasi Lahan 7
II. RUANG LINGKUP KEGIATAN
2.1. Reklamasi Lahan Sawah Berbahan Organik Rendah
2.1.1. Penyiapan Dan Perbaikan Kualitas Lahan
Kegiatan yang termasuk dalam penyiapan dan
perbaikan kualitas lahan antara lain :
1. Pengolahan tanah, yaitu menyiapkan lahan untuk
persiapan penanaman berikutnya, terdiri dari
membajak dan menggaru serta mencangkul dan
meratakan hamparan lahan sawah.
2. Pembuatan/perbaikan pematang sawah / galengan.
3. Pemberian kompos/pupuk kandang (pupuk
organik) / zeolit bersama saat pengolahan tanah.
2.1.2. Penyediaan Sarana produksi
Kegiatan yang termasuk dalam penyediaan sarana
produksi antara lain :
1. Pupuk anorganik (Urea, SP-36, KCl, dll).
2. Pupuk organik (kompos), pembenah tanah atau
zeolit.
3. Benih tanaman padi sawah.
4. Alat pengolah pupuk organik (APPO) /chopper
skala kecil
Pedoman Teknis Reklamasi Lahan 8
5. Alat/mesin pengolah tanah, dapat berupa
handtractor sejauh dananya mencukupi dan
diperlukan oleh kelompok tani.
2.2. Reklamasi Lahan Kering Berbahan Organik Rendah
2.2.1 Penyiapan Dan Perbaikan Kualitas Lahan
Kegiatan yang termasuk dalam penyiapan dan
perbaikan kualitas lahan antara lain :
1. Pembersihan dan perataan tanah, dalam rangka
pengolahan tanah.
2. Pembuatan lubang tanaman tahunan/perkebunan/
hortikultura.
3. Pembuatan/ perbaikan surjan.
4. Pemberian kompos / pupuk kandang / bahan
ameliorasi lainnya untuk peningkatan kesuburan
tanah.
2.2.2 Penyediaan Sarana Produksi
Kegiatan yang termasuk dalam penyediaan sarana
produksi antara lain :
1. Penyediaan bibit / benih tanaman atau ternak
kambing / domba.
2. Pupuk anorganik.
3. Pupuk organik (kompos) dan atau pembenah
tanah.
Pedoman Teknis Reklamasi Lahan 9
4. Alat pengolah pupuk organik (APPO) /chopper
skala kecil
2.3. Reklamasi Lahan Rawa
2.3.1 Penyiapan Dan Perbaikan Kualitas Lahan
Kegiatan yang termasuk dalam penyiapan dan perbaikan
kualitas lahan antara lain :
1. pembersihan lahan, terdiri dari penebasan semak
dan pengolahan tanah.
2. pembuatan pematang sawah atau galengan.
3. pembuatan/perbaikan surjan.
4. pemberian amelioran (kapur pertanian, zeolit, dll).
2.3.2 Penyediaan Sarana Produksi
Kegiatan yang termasuk dalam penyediaan sarana
produksi antara lain :
1. Pupuk anorganik
2. Bahan Amelioran (kapur pertanian, zeolit, dll)
3. Bibit / benih ( tanaman pangan, atau hortikultura,
atau perkebunan, atau tanaman HMT ).
4. Alat/mesin Pengolah Tanah
Pedoman Teknis Reklamasi Lahan 10
2.4. Reklamasi Lahan Pasca Tambang Dan Industri
2.4.1. Penyiapan Dan Perbaikan Kualitas Lahan
Kegiatan yang termasuk dalam penyiapan dan perbaikan
kualitas lahan antara lain :
1. penimbunan/ pengembalian top soil atau tanah
mineral
2. pembuatan galengan/pematang/sistem pot
(pembuatan lubang untuk tanaman hortikultura dan
perkebunan)
3. pengolahan dan perataan tanah untuk tanaman
semusim
2.4.2. Penyediaan Sarana Produksi
1. Pupuk organik/kompos/pupuk kandang
2. Bahan Amelioran (kapur pertanian, zeolit, dll ) dan
tanah mineral (top soil)
3. Bibit/benih tanaman pangan, hortikultura,
perkebunan dan tanaman HMT
Pedoman Teknis Reklamasi Lahan 11
III. SPESIFIKASI TEKNIS
3.1. Reklamasi Lahan Sawah Berkadar Bahan Organik Rendah
3.1.1. Norma
Kegiatan perbaikan lahan sawah berkadar bahan
organik rendah diarahkan pada lahan sawah yang
telah mengalami penurunan kualitas kesuburan fisika,
kimia dan biologi tanah, akibat intensifikasi dan
penggunaan input kimiawi yang berlebihan dan telah
berlangsung lama, yang diindikasikan oleh hasil
visualisasi kondisi tanaman di lapangan dan
kandungan C-Organik kurang dari 2%.
3.1.2. Standar teknis
1) Lokasi merupakan lahan sawah yang terletak pada
daerah produksi padi dengan pola pertanaman
minimal dua kali setahun pada luas lahan minimal
10 ha.
2) Jaringan irigasi mulai dari jaringan utama sampai
dengan tingkat usahatani telah dibangun dan
berfungsi.
3) Lahan sawah tersebut merupakan lahan yang telah
mengalami penurunan kualitas kesuburan dengan
kandungan bahan organik kurang dari 2 %. Untuk
Pedoman Teknis Reklamasi Lahan 12
mendapatkan lokasi tersebut, agar berkoordinasi
dengan instansi BPTP setempat. Apabila telah ada
data peta lokasi bahan organik rendah, maka dapat
digunakan sebagai acuan, namun jika belum ada
maka perlu diambil contoh tanah untuk dilakukan
uji tanah di BPTP.
4). Petani setempat masih mempunyai kebiasaan
setiap panen, jerami dibawa keluar lahan atau
dibakar.
5). Petani dalam kelompok tani pelaksana kegiatan
berdomisili dalam satu wilayah desa yang sama.
6) Luas pemilikan/garapan lahan sawah petani
maksimal 1 ha di Jawa dan Bali, serta maksimal 2
ha di luar Jawa dan Bali.
7) Petani bersedia secara teknis untuk melaksanakan
kegiatan ini.
8) Alat Pengolah Pupuk Organik/Chopper berskala
kecil dengan ukuran kekuatan mesin penggerak
minimal 5 HP.
3.1.3. Kriteria
1) Lahan sawah milik / garapan petani mempunyai
infrastruktur memadai.
Pedoman Teknis Reklamasi Lahan 13
2). Status pemilikan tanah jelas dan tidak dalam
sengketa.
3). Pada lokasi tersebut petani adalah anggota
kelompok tani binaan.
4). Petani bersedia mengikuti kegiatan dan
melakukan pemeliharaan.
5). Terdapat penyuluh pertanian atau petugas
lapangan yang membina para petani secara aktif.
6). Lahan merupakan lahan yang intensif dengan
perlakuan menggunakan input kimia secara
berlebihan dalam kurun waktu yang lama.
Gambar 1. Lahan sawah berkadar bahan organik rendah
Pedoman Teknis Reklamasi Lahan 14
3.2. Reklamasi Lahan Kering Berkadar Bahan Organik Rendah
3.2.1. Norma
Kegiatan reklamasi lahan kering berkadar bahan
organik rendah diarahkan pada lahan kering yang telah
mengalami penurunan kualitas kesuburan tanah yang
diindikasikan dengan kandungan bahan organik kurang
dari 2 % pada sub sektor tanaman pangan, hortikutura,
perkebunan, atau peternakan.
3.2.2. Standar Teknis
1). Lokasi merupakan lahan kering yang terletak pada
kawasan tanaman pangan, hortikultura,
perkebunan atau tanaman hijauan makanan ternak,
dengan minimal luas hamparan 10 ha dalam satu
kelompok tani.
2). Tersedia sumber air yang mencukupi untuk
pertanaman.
3). Lahan kering tersebut merupakan lahan yang telah
mengalami penurunan kualitas kesuburan dengan
kandungan bahan organik kurang dari 2 %. Untuk
mendapatkan lokasi tersebut, agar berkoordinasi
dengan instansi BPTP setempat. Apabila telah ada
data peta lokasi bahan organik rendah, maka dapat
digunakan sebagai acuan, namun jika belum ada
Pedoman Teknis Reklamasi Lahan 15
maka perlu diambil contoh tanah untuk dilakukan
uji tanah di BPTP.
4). Lahan tersebut merupakan lahan yang diperkirakan
telah mengalami penurunan kesuburannya.
5). Petani anggota kelompok tani berdomisili dalam
satu wilayah desa yang sama.
6). Luas pemilikan lahan petani maksimal 1 ha di
Jawa dan Bali, serta maksimal 2 ha di luar Jawa
dan Bali.
7). Petani mengusahakan sendiri lahan usahataninya.
8). Petani bersedia secara teknis untuk melaksanakan
kegiatan ini.
9) Alat Pengolah Pupuk Organik/Chopper berskala
kecil dengan ukuran kekuatan mesin penggerak
minimal 5 HP.
3.2.3. Kriteria
1). Lahan kering yang dimiliki oleh petani, dan
infrastruktur memadai.
2). Status pemilikan tanah jelas dan tidak dalam
sengketa.
3). Pada lokasi tersebut petani merupakan anggota
kelompok tani binaan.
Pedoman Teknis Reklamasi Lahan 16
4). Petani bersedia mengikuti kegiatan dan melakukan
pemeliharaan.
5). Terdapat petugas lapangan yang membina para
petani secara berkelanjutan di lokasi tersebut.
6). Petani bersedia secara swadaya melanjutkan
kegiatan tersebut pada musim tanam berikutnya.
Gambar 2 : Lahan Kering Yang Diusahakan Untuk Budidaya Aloe Vera
3.3. Reklamasi Lahan Rawa
3.3.1 Norma
Kegiatan reklamasi lahan rawa diarahkan pada lahan
rawa pasang surut / lebak / gambut pada sub sektor
tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, atau
peternakan, yang mempunyai tingkat kemasaman yang
tinggi atau tanah dengan salinitas yang tinggi.
Pedoman Teknis Reklamasi Lahan 17
3.3.2 Standar Teknis
1) Lahan berupa rawa pasang surut atau lebak yang
terletak dalam satu hamparan minimal 10 ha.
2) Jaringan irigasi dan drainase mulai dari jaringan
utama sampai dengan tingkat usahatani telah
dibangun dan berfungsi.
3) Kawasan tersebut masih memerlukan reklamasi
dalam rangka pertambahan luas areal tanam dan
peningkatan produktivitas lahan.
4) Petani mengusahakan sendiri lahan usahataninya.
5) Petani bersedia secara teknis untuk melaksanakan
kegiatan ini
6) Alat Pengolah Pupuk Organik/Chopper berskala
kecil dengan ukuran kekuatan mesin penggerak
minimal 5 HP.
3.3.3 Kriteria
1) Lokasi merupakan kawasan lahan pertanian yang
dimiliki oleh petani, dimana infrastruktur pertanian
termasuk jaringan irigasi dan drainasi sampai
tingkat tersier sudah berfungsi.
2) Status pemilikan tanah jelas dan tidak dalam
sengketa.
Pedoman Teknis Reklamasi Lahan 18
3) Pada lokasi tersebut terdapat petani dan yang telah
berusahatani secara kelompok.
4) Petani bersedia mengikuti kegiatan dan melakukan
pemeliharaan.
5) Terdapat petugas lapangan yang membina para
petani secara aktif.
6) Lahan merupakan lahan dengan daya dukung
rendah, yang diindikasikan dengan tingginya
derajat kemasaman tanah atau salin.
Gambar 3. Reklamasi lahan rawa untuk usaha tani nenas
Pedoman Teknis Reklamasi Lahan 19
3.4. Reklamasi Lahan Pasca Penambangan Dan Industri
3.4.1. Norma
Kegiatan reklamasi lahan pasca tambang dan industri
diarahkan pada lahan pertanian pasca penambangan
dan industri yang telah kehilangan lapisan olah tanah
(top soil). Lahan pertanian tersebut pernah diusahakan
oleh petani baik pada sub sektor tanaman pangan,
hortikultura, perkebunan, maupun peternakan.
3.4.2. Standar Teknis
1). Lahan pertanian pasca penambangan dan
industri yang akan direklamasi merupakan milik
petani dalam hamparan minimal 5 ha dan telah
mengalami kehilangan top soil.
2). Kawasan tersebut merupakan lahan pertanian
pasca penambangan dan industri tetapi masih
memerlukan reklamasi dalam rangka
memanfaatkan kembali menjadi lahan pertanian.
3). Luas pemilikan lahan per petani maksimal 1 ha di
Jawa dan Bali, serta maksimal 2 ha di luar Jawa
dan Bali..
4). Petani mengusahakan sendiri lahan
usahataninya.
Pedoman Teknis Reklamasi Lahan 20
5). Petani bersedia secara teknis untuk
melaksanakan kegiatan ini.
3.4.3. Kriteria
1). Lokasi merupakan kawasan pertanian dengan
infrastruktur sudah memadai.
2). Status pemilikan tanah jelas dan tidak sengketa.
3). Lahan merupakan milik petani yang pernah
diusahakan dan petani telah tergabung dalam
kelompok tani.
4). Petani bersedia mengikuti kegiatan dan
melakukan pemeliharaan.
5). Secara teknis, lahan tersebut masih dapat
diusahakan untuk tanaman pertanian.
6). Terdapat petugas lapangan yang membina para
petani secara aktif.
Gambar 5 : Top Soil pada lahan sawah digunakan untuk industri batu bata
Gambar 4 : Lahan pertanian Bekas Penambangan
Pedoman Teknis Reklamasi Lahan 21
IV. PELAKSANAAN KEGIATAN
4.1. Cara Pelaksanaan
Mekanisme pelaksanaan kegiatan reklamasi lahan dilakukan
dengan sebesar-besarnya melibatkan partisipasi anggota
kelompok tani, dan pengadaan / pembelian chopper dan
peralatan lainnya, dilakukan secara langsung / swakelola oleh
kelompok tani (MAK Belanja Lembaga Sosial Lainnya).
Seluruh rencana pelaksanaan kegiatan agar dituangkan di
dalam RUKK (Rencana Usulan Kegiatan Kelompok).
4.2. Jadual Kegiatan
Jadual kegiatan disusun dengan mempertimbangkan urutan
kegiatan, ketersediaan sumberdaya, jadual tanam, iklim dan
lain-lain sebagaimana pada Lampiran 2.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan
kegiatan antara lain :
a. Pembuatan Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) oleh Propinsi
pada Bulan Januari minggu I dan II. Pembuatan Petunjuk
Teknis (Juknis) oleh Kabupaten pada Bulan Januari
minggu III dan IV
b. Koordinasi dengan instansi terkait pada Bulan Februari
minggu I
Pedoman Teknis Reklamasi Lahan 22
c. Sosialisasi kegiatan oleh Dinas Kabupaten kepada
petani pada Bulan Februari minggu II
d. Inventarisasi CPCL pada Bulan Februari minggu III
e. Penetapan lokasi pada Bulan Februari minggu IV
f. Pembuatan desain sederhana pada Bulan Februari
minggu IV sampai Bulan Maret minggu I
g. Musyawarah kelompok tani pada Bulan Maret minggu I
h. Pembuatan rekening kelompok pada Bulan Maret
minggu I dan II
i. Penyusunan RUKK pada Bulan Maret minggu II
j. Pentransferan dana ke rekening kelompok tani pada
Bulan Maret minggu II dan III
k. Pelaksanaan konstruksi yang meliputi kegiatan :
Penyediaan chopper pada Bulan Maret minggu III
dan IV
Pelaksanaan fisik pada Bulan Maret minggu IV
sampai April minggu III
Penyediaan sarana produksi pada Bulan April
minggu I sampai minggu III
Penanaman pada Bulan April minggu IV
l. Monitoring kegiatan pada Bulan April minggu IV sampai
Desember minggu IV
Pedoman Teknis Reklamasi Lahan 23
m. Evaluasi kegiatan yang dilaksanakan oleh :
Kabupaten dilaksanakan pada Bulan Maret minggu
III dan IV, Juni minggu IV sampai Juli minggu I,
September minggu IV sampai Oktober minggu I
Propinsi dilaksanakan pada Bulan Maret minggu I
dan II, Juni minggu II dan III, dan September minggu
II dan III
Pusat dilaksanakan pada Bulan Maret minggu II dan
III, Juni minggu III dan IV, dan September minggu III
dan IV
n. Pelaporan dilaksanakan tiap bulan pada minggu I sejak
bulan Februari sampai dengan Bulan Desember.
4.3. Tahapan Pelaksanaan
4.3.1. Penerbitan Juklak dan Juknis
Pedoman teknis ini dapat digunakan sebagai acuan
dalam penyusunan Juklak oleh Dinas Pertanian
Propinsi dan Juknis oleh Dinas Pertanian Kabupaten/
Kota, disesuaikan dengan kondisi di lapangan.
4.3.2. Koordinasi
Koordinasi dapat dilaksanakan internal lingkup Dinas
Pertanian Kabupaten/Kota dan antar pihak terkait baik
vertikal maupun horisontal, aparat daerah dan
Pedoman Teknis Reklamasi Lahan 24
masyarakat luas untuk memperoleh dukungan dan
kemudahan dalam pelaksanaan kegiatan.
4.3.3. Inventarisasi calon lokasi dan calon petani (CLCP)
Inventarisasi calon lokasi dan calon petani dilakukan
secara terinci untuk menunjang keberhasilan kegiatan,
sesuai dengan kriteria dan standar teknisnya.
Inventarisasi CLCP dilakukan oleh tim teknis dan
petugas lapangan bersama aparat desa setempat,
hasilnya dilaporkan kepada Bupati / Kepala Dinas
untuk ditetapkan sebagai lokasi kegiatan.
4.3.4. Penetapan Calon Lokasi dan Calon Petani
Berdasarkan hasil inventarisasi calon lokasi dan calon
petani tersebut, Bupati/Kepala Dinas Pertanian
kabupaten menetapkan calon lokasi dan calon petani
definitif melalui surat keputusan, sehingga dokumen ini
dapat digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan
fisik termasuk pengadaan sarana produksi sesuai
dengan RUKKnya.
4.3.5. Musyawarah Kelompok Tani
Pada lokasi dan petani yang telah ditetapkan dalam
kegiatan, perlu dilakukan pertemuan dengan kelompok
tani untuk mendapatkan masukan dan saran agar
seluruh kegiatan dapat dipahami dan direncanakan
dengan benar.
Pedoman Teknis Reklamasi Lahan 25
Hasil dari pada musyawarah kelompok tani ini
dituangkan di dalam RUKK.
4.3.6. Desain Sederhana (DS)
Desain sederhana diperlukan sebagai acuan dan dasar
bagi petani untuk melaksanakan kegiatan fisik sesuai
dengan keadaan lapangan.
Desain sederhana meliputi informasi sederhana yang
diperoleh dari lahan calon lokasi kegiatan, yang
disajikan meliputi :
a. Peta situasi lahan calon lokasi kegiatan.
b. Peta batas petakan lahan kelompok tani beserta
daftar nama petani yang menjadi lokasi kegiatan.
c. Rencana anggaran biaya yang diperlukan.
4.3.7. Penyusunan RUKK
RUKK atau semacam TOR/proposal sederhana tetapi
lengkap, disusun berdasarkan musyawarah kelompok
tani, dimana seluruh komponen kegiatan, jadual
pelaksanaan, maupun perincian biayanya
direncanakan melalui musyawarah dan disepakati
bersama. Format RUKK mengacu kepada Pedoman
Pengelolaan Dana Bantuan Sosial yang diterbitkan
oleh Sekretariat Direktorat Jenderal Pengelolaan
Pedoman Teknis Reklamasi Lahan 26
Lahan Dan Air. Contoh format RUKK sebagaimana
pada Lampiran 3.
4.3.8. Pengadaan / Pembelian Chopper
Chopper yang diperlukan dalam kegiatan reklamasi
pada lahan sawah atau lahan kering sebanyak 1 (satu)
unit untuk setiap kelompok tani dengan luas hamparan
(lahan sawah atau lahan kering) minimal 10 ha.
Chopper dipilih yang memiliki mesin penggerak yang
kuat dan awet, pisau pencacah yang tajam dan tahan
lama, sesuai dengan standar teknis.
4.3.9. Penyediaan Sarana Produksi
Sarana produksi berupa pupuk anorganik yang akan
disediakan sesuai dengan rekomendasi anjuran di
lokasi tersebut. Penyediaan kompos diupayakan dari
daerah setempat. Pengadaan chopper dan peralatan
lainnya sesuai dengan standar teknis. Penyediaan
sarana produksi dapat dilaksanakan langsung oleh
kelompok tani sesuai dengan RUKK.
4.3.10. Pelaksanaan Fisik Kegiatan
Pelaksanaan fisik kegiatan di lapangan harus
memperhatikan fase pertanaman yang ada, teknik
reklamasi, peralatan yang digunakan dan waktu
pelaksanaan.
a. Penyiapan Lahan
Pedoman Teknis Reklamasi Lahan 27
Kegiatan penyiapan lahan dilaksanakan pada areal
yang telah ditetapkan sebagai lokasi kegiatan
reklamasi. Pekerjaan dalam penyiapan lahan
antara lain pembersihan lahan, penyediaan media
penutup tanah, dll sesuai dengan keperluannya.
b. Konstruksi Fisik
Beberapa bentuk komponen kegiatan fisik
reklamasi lahan antara lain :
• Pengolahan tanah
• Pemberian kompos / pupuk organik
• Pembuatan lubang tanam (untuk subsektor
perkebunan dan hortikultura)
• Pemberian lapisan olah tanah / top soil (untuk
lahan pasca tambang dan industri)
c. Penanaman
Penanaman sesuai dengan komoditasnya,
dilakukan setelah pekerjaan penyiapan lahan dan
konstruksi fisik selesai.
Pelaksanaan fisik kegiatan reklamasi lahan dinyatakan
selesai apabila memperoleh persetujuan Tim Teknis
berdasarkan desain sederhana yang dibuat. Apabila
masih dipandang perlu, maka kelompok tani harus
memperbaiki pekerjaannya hingga sesuai dengan
desain sederhana.
Pedoman Teknis Reklamasi Lahan 28
4.3.11. Pemeliharaan
Petani berkewajiban memelihara seluruh infrastruktur
di lokasi tersebut, dan selama pertanaman harus
memelihara tanaman untuk memberikan hasil yang
terbaik sesuai dengan teknis budidaya.
4.4. Pendanaan
Biaya pelaksanaan kegiatan reklamasi lahan dialokasikan
melalui Dana Tugas Pembantuan di Kabupaten/Kota per ha
sebesar Rp. 4.500.000,-/ha (MAK Lembaga Bantuan Sosial
Lainnya) terdiri dari :
a. Penyediaan sarana produksi / saprotan sesuai
kebutuhan lapangan (antara lain benih / bibit, pupuk,
pestisida, kompos, chopper, alat / mesin pengolah tanah)
b. Biaya perbaikan reklamasi lahan melalui pembayaran
upah / insentif tenaga kerja untuk pekerjaan fisik
Dana APBD Kabupaten/ Kota dapat digunakan antara lain
untuk membiayai kegiatan pertemuan koordinasi, CLCP, desain
sederhana, sosialisasi, pembinaan, monitoring, evaluasi dan
pelaporan serta biaya analisa contoh tanah.
Kontribusi petani penerima manfaat diwujudkan dengan
tanggung jawab petani terhadap pemeliharaan kegiatan fisik,
tanaman, dan keberlanjutan kegiatan usahatani.
Pedoman Teknis Reklamasi Lahan 29
V. PEMBINAAN, MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN
Dalam pelaksanaan kegiatan reklamasi lahan akan dilakukan
kegiatan pembinaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan oleh
petugas di tingkat Propinsi dan Kabupaten / Kota sesuai dengan
tugas dan tanggungjawabnya.
5.1. Tugas dan Tanggungjawab Dinas Lingkup Pertanian Propinsi
Dinas Lingkup Pertanian Propinsi melaksanakan kegiatan
sebagai berikut :
5.1.1. Menyusun Petunjuk Pelaksanaan sebagai penjabaran
dari Pedoman Teknis yang disesuaikan dengan kondisi
di daerah.
5.1.2. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait di tingkat
Propinsi.
5.1.3. Melakukan bimbingan teknis, monitoring dan evaluasi.
5.1.4. Menyusun laporan rekapitulasi pelaksanaan kegiatan
yang dibuat oleh Dinas Lingkup Pertanian
Kabupaten/Kota, selanjutnya disampaikan ke Direktorat
Pengelolaan Lahan Ditjen PLA.
5.2. Tugas dan Tanggungjawab Dinas Lingkup Pertanian Kabupaten / Kota
Pedoman Teknis Reklamasi Lahan 30
Dinas Lingkup Pertanian Kabupaten / Kota melaksanakan
kegiatan sebagai berikut :
5.2.1. Melakukan koordinasi vertikal dan horisontal dengan
instansi terkait.
5.2.2. Menyusun Petunjuk Teknis sebagai penjabaran lebih
rinci dari Petunjuk Pelaksanaan yang disusun oleh
Propinsi disesuaikan dengan kondisi di daerah.
5.2.3. Inventarisasi calon lokasi dan calon petani
5.2.4. Melaksanakan sosialisasi dan bimbingan teknis kepada
para petugas di lapangan dan kelompok tani pelaksana
kegiatan.
5.2.5. Membuat desain sederhana
5.2.6. Mengusahakan alokasi dana APBD Kabupaten / Kota
sebagai sinergitas kegiatan.
5.2.7. Menyusun laporan perkembangan pelaksanaan kegiatan
bulanan, disampaikan ke Propinsi dan tembusan ke
Pusat (Direktorat Pengelolaan Lahan, Direktorat
Jenderal Pengelolaan Lahan dan Air).
5.3. Jenis dan Format Laporan
Adapun jenis dan format laporan adalah sebagai berikut:
• Laporan Bulanan
Laporan Bulanan disusun oleh Dinas Lingkup Pertanian
Kabupaten / Kota sebagaimana format laporan bulanan
Pedoman Teknis Reklamasi Lahan 31
yang mengacu pada Pedoman Umum Pengelolaan Dana
Bantuan Sosial yang dikeluarkan oleh Sekrtaris Direktorat
Jenderal Pengelolaan Lahan Dan Air sebagaimana pada
Lampiran 4 (Form PLA 01,02,03,04). Sedangkan Dinas
Lingkup Pertanian Propinsi menyusun rekapnya.
• Laporan Akhir
Laporan Akhir disusun oleh Dinas Lingkup Pertanian
Kabupaten / Kota dan Dinas Lingkup Pertanian Propinsi
menyusun rekapnya juga dalam bentuk Laporan Akhir
Propinsi.
Format laporan akhir mengikuti outline pada Lampiran 5.
Materi laporan akhir agar dilengkapi dengan :
Dokumentasi foto-foto kegiatan, minimal meliputi
kondisi / keadaan sebelum dilaksanakan kegiatan
(0%), pelaksanaan kegiatan (50%) dan akhir kegiatan
(100%).
Pembobotan / skoring perkembangan kegiatan
sebagaimana pada Lampiran 6.
5.4. Alur Pelaporan dan Waktu Pengiriman
Alur pelaporan dan waktu pengiriman disusun sebagai berikut :
5.4.1. Laporan Bulanan
a. Laporan bulanan yang dibuat oleh Dinas Lingkup
Pertanian Kabupaten/Kota dikirim ke Propinsi dan
Pedoman Teknis Reklamasi Lahan 32
tembusan ke Pusat pada tanggal 5 setiap
bulannya.
b. Laporan bulanan yang dibuat oleh Dinas Lingkup
Pertanian Propinsi merupakan rekapitulasi laporan
bulanan dari Dinas Lingkup Pertanian Kabupaten
/Kota, selanjutnya dikirim ke Pusat pada tanggal 10
setiap bulannya.
5.4.2. Laporan Akhir
a. Laporan Dinas Lingkup Pertanian Akhir
Kabupaten/Kota dikirimkan ke Propinsi dengan
tembusan ke Pusat.
b. Laporan akhir Dinas Lingkup Pertanian Propinsi
merupakan rekapitulasi laporan akhir Dinas
Lingkup Pertanian Kabupaten/Kota, selanjutnya
dikirim ke Pusat dengan alamat : Direktorat
Pengelolaan Lahan, Ditjen PLA, Kantor Pusat
Departemen Pertanian Gedung D lantai 9 Jalan
Harsono RM No. 3 Ragunan Jakarta Selatan.
Pedoman Teknis Reklamasi Lahan 33
VI. INDIKATOR KINERJA
4.1 Keluaran (Outputs)
Keluaran yang diharapkan dari kegiatan reklamasi ini adalah :
a. Tereklamasinya lahan seluas 1.415 ha (terdiri dari
Tanaman Pangan 935 ha, Hortikultura 120 ha,
Perkebunan 240 ha, dan Peternakan 120 ha) di 28
propinsi, 69 kabupaten/kota sesuai dengan pedoman
teknis, petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis dan
dokumen yang disepakati dengan pihak-pihak terkait.
b. Terserapnya tenaga kerja sebanyak 11.320 HOK di
daerah pelaksanaan kegiatan.
4.2 Hasil (Outcomes)
Hasil yang diharapkan dari kegiatan reklamasi lahan adalah:
a. Terlaksananya penerapan pemupukan berimbang
dengan aplikasi bahan organik seluas 1.415 ha.
b. Asumsi peningkatan produksi sebesar 0,3 ton/ha GKP
pada tanaman padi di lahan reklamasi sawah 935 ha,
maka diperoleh pertambahan produksi padi sebesar
424,5 ton GKP.
c. Di subsektor perkebunan dengan luas sekitar 240 ha
hasil yang diperoleh belum diketahui, masih terbatas
Pedoman Teknis Reklamasi Lahan 34
kepada upaya perbaikan kesuburan tanah dan hasilnya
jangka panjang.
d. Perbaikan lahan seluas 120 ha di subsektor peternakan
diharapkan dapat menambah produksi HMT yang belum
dapat dihitung.
e. Perbaikan lahan seluas 120 ha di subsektor hortikultura
diharapkan dapat menambah produksi hortikultura yang
belum dapat dihitung.
4.3 Manfaat (Benefits)
Manfaat yang diperoleh dari kegiatan reklamasi lahan ini adalah
meningkatnya pendapatan petani dari upah tenaga kerja
perbaikan lahan dan peningkatan pendapatan dari usahataninya
dengan adanya peningkatan produksi.
4.4 Dampak (Impacts)
Petani dengan swadaya sendiri akan melakukan kegiatan
reklamasi pada tahun berikutnya.
Petani disekitarnya merasa tertarik setelah mengetahui
manfaatnya untuk selanjutnya melakukan sendiri kegiatan
reklamasi di lahan usahataninya.
Pemerintah Daerah dapat mengalokasikan dana APBD untuk
kegiatan reklamasi lahan pada lokasi yang lain dalam rangka
peningkatan produksi dan produktivitas lahan pertanian
Pedoman Teknis Reklamasi Lahan 35
VI. PENUTUP
Mengingat pentingnya upaya reklamasi dan perbaikan kesuburan lahan
pertanian pada lahan - lahan yang mengalami degradasi atau penurunan
kualitas dan demi kelestarian lingkungan hidup di kawasan pertanian,
maka perlu terus ditingkatkan penanganan lahan - lahan yang menurun
kualitasnya dengan berbagai masukan teknologi, sehingga dapat
menambah luas areal tanam dan meningkatkan produktivitas serta
pendapatan petani.
Pedoman Teknis Reklamasi Lahan 36
Lampiran 1 : Rincian Alokasi Kegiatan Reklamasi Lahan TA. 2009
No. Propinsi/ Kabupaten
Sub Sektor
Vol. (Ha)
Biaya Satuan
(Rp)
Total Biaya (Rp)
I N A D 100 4.500.000 450.000.000 1 Bireun NAK 20 4.500.000 90.000.000 2 Aceh Besar NAK 20 4.500.000 90.000.000 3 Aceh Singkil BUN 20 4.500.000 90.000.000 4 Aceh Tamiang TP 20 4.500.000 90.000.000 HORTI 20 4.500.000 90.000.000
II SUMUT 120 4.500.000 540.000.000
5 Tanah Karo HORTI 20 4.500.000 90.000.000 6 Tapanuli Tengah HORTI 20 4.500.000 90.000.000 7 Simalungun HORTI 20 4.500.000 90.000.000 8 Tapanuli Utara TP 20 4.500.000 90.000.000 9 Humbang
Hasundutan TP 20 4.500.000 90.000.000
10 Kota Pematang Siantar TP 20 4.500.000 90.000.000
III RIAU 20 4.500.000 90.000.000
11 Kampar BUN 20 4.500.000 90.000.000
IV KEP. RIAU 20 4.500.000 90.000.000 12 Bintan TP 20 4.500.000 90.000.000
V JAMBI 80 4.500.000 360.000.000
13 Tanjab Barat TP 20 4.500.000 90.000.000 BUN 20 4.500.000 90.000.000 NAK 20 4.500.000 90.000.000
14 Bungo BUN 20 4.500.000 90.000.000
VI SUMSEL 45 4.500.000 202.500.000 15 Muara Enim TP 25 4.500.000 112.500.000 16 Musi Rawas TP 20 4.500.000 90.000.000
VII BENGKULU 40 4.500.000 180.000.000
Pedoman Teknis Reklamasi Lahan 37
17 Rejang Lebong TP 20 4.500.000 90.000.000 18 Lebong TP 20 4.500.000 90.000.000
VIII BANGKA BELITUNG 20 4.500.000 90.000.000
19 Bangka Tengah HORTI 20 4.500.000 90.000.000
IX LAMPUNG 40 4.500.000 180.000.000 20 Lampung Timur TP 20 4.500.000 90.000.000 21 Lampung
Tengah TP 20 4.500.000 90.000.000
X BANTEN 20 4.500.000 90.000.000
22 Tangerang TP 20 4.500.000 90.000.000
XI JABAR 40 4.500.000 180.000.000 23 Bandung TP 20 4.500.000 90.000.000 24 Majalengka TP 20 4.500.000 90.000.000
XII JATENG 120 4.500.000 540.000.000
25 Rembang BUN 20 4.500.000 90.000.000 26 Blora TP 20 4.500.000 90.000.000 27 Banyumas TP 20 4.500.000 90.000.000 28 Kebumen TP 20 4.500.000 90.000.000 29 Klaten TP 20 4.500.000 90.000.000 30 Sragen TP 20 4.500.000 90.000.000
XIII D I Y 20 4.500.000 90.000.000
31 Bantul NAK 20 4.500.000 90.000.000
XIV JATIM 110 4.500.000 495.000.000 32 Mojokerto TP 10 4.500.000 45.000.000 33 Jombang TP 20 4.500.000 90.000.000 34 Bayuwangi TP 10 4.500.000 45.000.000 35 Probolinggo TP 10 4.500.000 45.000.000 36 Kediri TP 10 4.500.000 45.000.000 37 Nganjuk TP 20 4.500.000 90.000.000 38 Madiun TP 10 4.500.000 45.000.000 39 Magetan TP 10 4.500.000 45.000.000
Pedoman Teknis Reklamasi Lahan 38
40 Pacitan TP 10 4.500.000 45.000.000
XV BALI 50 4.500.000 225.000.000 41 Gianyar TP 50 4.500.000 225.000.000
XVI N T B 80 4.500.000 360.000.000
42 Lombok Barat BUN 20 4.500.000 90.000.000 43 Lombok Tengah TP 20 4.500.000 90.000.000
BUN 20 4.500.000 90.000.000 44 Bima TP 20 4.500.000 90.000.000
XVII N T T 70 4.500.000 315.000.000
45 Timor Tengah Selatan BUN 20 4.500.000 90.000.000
46 Lembata BUN 50 4.500.000 225.000.000
XVIII KALBAR 90 4.500.000 405.000.000 47 Sekadau NAK 20 4.500.000 90.000.000 48 Melawi TP 10 4.500.000 45.000.000 49 Landak NAK 20 4.500.000 90.000.000 50 Bangkayang HORTI 20 4.500.000 90.000.000 51 Pontianak TP 20 4.500.000 90.000.000
XIX KALTENG 50 4.500.000 225.000.000
52 Kapuas TP 20 4.500.000 90.000.000 53 Barito Selatan TP 20 4.500.000 90.000.000 54 Kota
Palangkarya TP 10 4.500.000 45.000.000
XX KALSEL 30 4.500.000 135.000.000
55 Banjar TP 10 4.500.000 45.000.000 56 Kota Baru TP 20 4.500.000 90.000.000
XXI KALTIM 40 4.500.000 180.000.000
57 Nunukan TP 20 4.500.000 90.000.000 58 Malinau TP 20 4.500.000 90.000.000
XXII GORONTALO 40 4.500.000 180.000.000
59 Gorontalo TP 20 4.500.000 90.000.000
Pedoman Teknis Reklamasi Lahan 39
60 Pohuwato TP 20 4.500.000 90.000.000
XXIII SULUT 50 4.500.000 225.000.000 61 Minahasa BUN 10 4.500.000 45.000.000 62 Minahasa
Tenggara TP 20 4.500.000 90.000.000
63 Kota Mobagu TP 20 4.500.000 90.000.000
XXIV SULTENG 20 4.500.000 90.000.000 64 Parigi Moutong TP 20 4.500.000 90.000.000
XXV SULTRA 40 4.500.000 180.000.000
65 Buton BUN 20 4.500.000 90.000.000 66 Konawe TP 20 4.500.000 90.000.000
XXVI SULBAR 20 4.500.000 90.000.000
67 Majene TP 20 4.500.000 90.000.000
XXVII MALUKU 20 4.500.000 90.000.000 68 Maluku Tengah TP 20 4.500.000 90.000.000
XXVIII PAPUA 20 4.500.000 90.000.000
69 Merauke TP 20 4.500.000 90.000.000 JUMLAH 1.415 4.500.000 6.367.500.000 TP 935 4.500.000 4.207.500.000 HORTI 120 4.500.000 540.000.000 BUN 240 4.500.000 1.080.000.000 NAK 120 4.500.000 540.000.000
Pedoman Teknis Reklamasi Lahan 40
Lampiran 2
No. Nama Kegiatan
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IVA. Persiapan
1 Sosialisasi pedoman teknis2 Pembuatan Juklak oleh Propinsi3 Pembuatan Juknis oleh Kab/Kota4 Koordinasi dengan Instansi terkait5 Sosialisasi 6 Inventarisasi CPCL7 Penetapan Lokasi 8 Pembuatan rekening kelompok9 Musyawarah Kelompok Tani10 Pembuatan Desain Sederhana11 Penyusunan RUKK
B. Pelaksanaan1 Transfer dana2 Konstruksi
3 Monitoring4 Evaluasi 5 Pelaporan
Bulan
JADWAL KEGIATAN REKLAMASI LAHANTAHUN 2009
Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember DesemberMinggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu ke
Pedoman Teknis Reklamasi Lahan 41
Lampiran 3 :
CONTOH FORMAT LAPORAN BULANAN REKLAMASI LAHAN
TA. 2009
Propinsi/Kabupaten/Kota : .............................
Kondisi s/d Bulan : .............................
Target Realisasi
No.
Lokasi
Kegiatan Kec/Desa/ Kel. tani
Jenis Kegiatan Volume Satuan
Dana (Rp) Volume Satuan % Dana
(Rp) %
Ket.
Perbaikan Lahan dan Penyiapan Lahan : • • •
Penyediaan Sarana Pertanian : • • • •
Lampiran 3.
Kab/ Kota Kecamatan Desa Kelompoktani
Jenis Pekerjaan Volume Satuan Harga Per Satuan Metode Pelaksanaan( Rp )
Dana Dana SwadayaTP APBD Petani
a. Pelaksanaan Fisik - Pengolahan tanah ,,,,, HOK ,,,,, v v - Pemberian kompos/pupuk organik ,,,,, HOK ,,,,, v v - Pembuatan lubang tanam ,,,,, HOK ,,,,, v v (untuk subsektor Perkebunan dan Hortikultura) - Pemberian lapisan olah tanah/top soil ,,,,, HOK ,,,,, v v (untuk lahan pasca tambang dan industri) - Lain-lain (sebutkan) ,,,,, HOK ,,,,, v v
b. Penyediaan Sarana Produksi / Saprotan - Benih Padi ,,,,, Kg ,,,,, v v - Pupuk Urea ,,,,, Kg ,,,,, v v - Pupuk SP-36 ,,,,, Kg ,,,,, v v - Pupuk KCl ,,,,, Kg ,,,,, v v - Pupuk ZA ,,,,, Kg ,,,,, v v - Pestisida ,,,,, Ltr/kg ,,,,, v v - Pupuk organik/kompos ,,,,, Ton ,,,,, v v - Pengadaan APPO/Chopper ,,,,, Unit ,,,,, v v - Alat/mesin pengolahan tanah (sebutkan) ,,,,, Unit ,,,,, v v - Lain-lain (sebutkan) ,,,,, HOK ,,,,, v v
c. Penanaman ,,,,, HOK ,,,,, v
d. Pemeliharaan & Operasional ,,,,, ,,,,, - Penyiangan ,,,,, HOK ,,,,, v - Aplikasi pemupukan anorganik ,,,,, HOK ,,,,, v - Lain-lain (sebutkan) ,,,,, HOK ,,,,, v v
e. Panen ,,,,, HOK ,,,,, v
TOTAL DANA
Keterangan : *) Sumber dana bersal dari : Tugas Pembantuan, APBD, Swadaya Petani
......, ...................... 2009 Mengetahui, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Tim Teknis/ Korlap Ketua Kelompok Tani
( ) ( ) ( )
Catatan :1. RUKK agar dilampirkan dokumen sbb : a) Daftar Petani anggota Kelompoktani Pelaksana Kegiatan b) Desain Sederhana c) Fotocopy rekening kelompoktani2. Untuk format RUKK reklamasi pada lahan kering, rawa maupun pasca tambang dan industri agar disesuaikan dengan kondisi di lapangan
CONTOH FORMAT
(Rp)Jumlah Biaya & Sumber Dana *)
RENCANA USULAN KEGIATAN KELOMPOK (RUKK)REKLAMASI di LAHAN SAWAH
Lampiran 4 : CONTOH OUTLINE LAPORAN AKHIR
KEGIATAN REKLAMASI LAHAN TA. 2009
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
1.2. Tujuan
1.3. Sasaran lokasi
II. RUANG LINGKUP KEGIATAN
2.1. Dukungan kegiatan komoditas
2.2. Komponen kegiatan
III. LOKASI KEGIATAN
IV. PELAKSANAAN KEGIATAN
4.1. Tahapan kegiatan
4.2. Realiasi fisik dan keuangan
NB. termasuk jumlah serapan tenaga kerja
(HOK) dan produktivitas sebelum dan sesudah
kegiatan (ton/Ha)
V. PERMASALAHAN DAN PEMECAHAN MASALAH
5.1. Permasalahan yang dihadapi
5.2. Pemecahan masalah
VI. PEMANFAATAN
VII. PENUTUP
LAMPIRAN
Lampiran 5: Skoring Pembobotan Kegiatan Fisik Kegiatan TA 2009
A. PERSIAPAN 20 %
1. Penyusunan SK Tim Teknis 2 %
2. Penetapan CPCL 3 %
3. Rancangan Teknis 4 %
4. Penyusunan RUKK 4 %
5. Perjanjian Kerjasama 4 %
6. Transfer dana 3 %
B. KONSTRUKSI 80 %
1. Penyiapan Lahan 20 %
2. Penyediaan Sarana Produksi Pertanian 25 %
3. Penanaman 35 %
Lampiran 6. Skoring / Pembobotan Kegiatan Reklamasi Lahan TA 2009
C. PERSIAPAN 20%
1. Penyusunan SK Tim Teknis 2%
2. Penetapan CPCL 3 %
3. Desain Sederhana 4 %
4. Penyusunan RUKK 4 %
5. Perjanjian Kerjasama dan
Pembukaan Rekening Kelompok 4 %
6. Transfer dana 3 %
D. KONSTRUKSI 80 %
1. Penyiapan Lahan 40 %
2. Penyediaan Sarana Produksi 30 %
3. Penanaman 10 %