document5

5
5. PROSEDUR A. pre-operatif - evaluasi prabedah dengan mengetahui riwayat medis lengkap keadaan kondisi umum seperti kesadaran , respirasi, kardiovaskuler, dan neurologis - anamnesa: adanya gejala kenaikan ICP (sakit keapala, mual, muntah, penurunan kesadaran,gangguan penglihatan). Adanya kejang, deficit neurologis fokal akibat penekanan local dari trauma/hematum. Riwayat operasi sebelumnya. - pemeriksaan fisik : tada-tanda vital harus segera diperiksa, adakah tanda hipotensi dan hipertensi, kesadaran, perhatikan jala nafas, paru,system kardiovaskuler, dan SSP, pemeriksaan neurologis, sensoris/motoris. - pemeriksaan laboratorium : pemeriksaan rutin termasuk sel darah, kimia serum, dan koagulasi, EKG, Ct scan atau MRI. -pemeriksaan crossmatch untuk persiapan darah saat operasi. B. Intraoperatif - teknik operasi : anestesi umum dengan pemasangan ETT non kingking - induksi :

Upload: ncimb-chasez-al-wahab

Post on 07-Dec-2015

217 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

cedera kepala

TRANSCRIPT

Page 1: Document5

5. PROSEDUR

A. pre-operatif

- evaluasi prabedah dengan mengetahui riwayat medis lengkap keadaan kondisi umum seperti kesadaran , respirasi, kardiovaskuler, dan neurologis

- anamnesa: adanya gejala kenaikan ICP (sakit keapala, mual, muntah, penurunan kesadaran,gangguan penglihatan). Adanya kejang, deficit neurologis fokal akibat penekanan local dari trauma/hematum. Riwayat operasi sebelumnya.

- pemeriksaan fisik : tada-tanda vital harus segera diperiksa, adakah tanda hipotensi dan hipertensi, kesadaran, perhatikan jala nafas, paru,system kardiovaskuler, dan SSP, pemeriksaan neurologis, sensoris/motoris.

- pemeriksaan laboratorium : pemeriksaan rutin termasuk sel darah, kimia serum, dan koagulasi, EKG, Ct scan atau MRI.

-pemeriksaan crossmatch untuk persiapan darah saat operasi.

B. Intraoperatif

- teknik operasi : anestesi umum dengan pemasangan ETT non kingking

- induksi :

a. preoksigenisasi dengan member O2 100% sampai tercapai saturasi 100%. Kemudan Fentanyl 1-4 mg/kgbb

b. propofol 1,25-2,25 mg/kgbb sebagai hipnotik sedative

c. kemudian diikuti ventilasi melalui sungkup muka

d. neuromuscular blockade : vecuronium 0,1-0,15 mg/kgbb merupakan pilihan karena kardiovaskuler stabil dan efek pada ICP minimal.

e. lalu hiperventilasi melalui sngkup muka dengan O2 atau O2-isoflurane konsentrasi terendah 0,5%

Page 2: Document5

f. lidocain 1-1,5mg/kgbb untuk mengurangi lonjakan hemodinamik saat intubasi dan ½ dosis obat diberikan sebelum dilakukan intubasi.

g. kombinasi narkotik Fentanyl 5 mg/kgbb diberikan sebagai analgetik

h. control ventilasi (PaCo2-35mmhg)

i. kemudian diintubasi dengan ETT non kingking dengan ukuran sebesar mungkin yang masih dapat disesuaikan dengan ukuran pasien.

- pemeliharaan :

Obat yang ideal untuk pemelihara anestesi adalah yang dapat menurunkan tekanan intracranial dan CMRO2, mengatur autoregulasi otak, meningkatkan aliran darah ke daerah yang aliran darah kurangnya dan melindungi otak dari kurangnya aliran darah fokal. Propofol memenuhi semua criteria tersebut dan merupakan obat anestesi pilihan untuk pasien cedera kepala. Dosis total 15-20 mg/kgbb diberikan intermiten atau kontinyu dengan syring pump. Isofluran sebagai gas anestesi yang baik untuk operasi bedah syaraf, selain sevoflurane. Isoflurane dapat menyebabkan peningkatan aliran darah otak dan volume tergantung dosis, dan peningkatan tekanan intracranial, efek ini hiperventilasi dan pembatasan konsentrasi isoflurane dengan CBF terhadap perubahan paCO2 dapat dipelihara dengan baik atau autoregulasi otak masih tetap utuh. Isofluran juga sebagai proteksi terhadap kurangnya aliran darah otak fokal inkomplit. N2O tidak digunakan lagi karena efeknya terhadap sel-sel saraf.

- Pengakhiran anestesi : karena penyembuhan dari cedera kepala tidak dapat diperkirakan, umunya disarankan pipa endrotrkhea dan pernafasan dikontrol dengan hiperventilasi hingga didapat kemajua klinis.

- Kebutuhan darah dan cairan : transfuse sering diperlukan untuk meminimalisasi pembengkakan otak post-operatif. Total volume kristaloid harus dibatasi <10ml/kg ditambah denagn urin yang keluar. Hindari pemakaian cairan yang berisi glukosa, kadar gula darah diatur antar 80-200mg%. jika volume diperlukan, dapat digunakan albumin 5% atau haes 6% sehingga 20ml/kg atau cairan koloid yang lain.

Page 3: Document5

- kontrol perdarahan : perdarah paling baik diminimalisasi dengan mengatur tekanan darah rerata pada normal rendah. Hipotensi yang terkontrl umunya tidak digunakan jika pedarahan menjadi banyak dan sulit dikendalikan . hipotensi lebih baik diterapi dengan penggantian cairan aripada obat untuk untuk menaikan tekanan darah

- posisi : berikan bantalan pada titik penekanan, lindungi mata, untuk cedera didaerah occipital atau posterior, pasien bisa dalam posisi prone atau duduk.

- Kontrol tekanan intracranial : anestesi yang adekuat, posisi kepala ditinggikan 20-30%, infuse propofol, hiperventilasi (PaCO2 25-30 mmhg), PaO2 >100 mmhg, perhatankan tekanan darah rerata normal rendah, manitol 1 gr/kg, furosemid 10-20 mg.

Page 4: Document5

Intra-operatif

Induksi : peningkatan