53757777 makalah permasalahan budidaya ikan koi
DESCRIPTION
llllTRANSCRIPT
TUGAS MAKALAH Permasalahan pada akuakultur atau
budidayaPada ikan koi
Penyakit dan virus Koi (KHV)
oleh :
Yogi chandra Purnama 230110090102
Riswan Husein Lubis 230110090110
Rendi Irawan 230110090130
Achmad Fatah Nurdin 230110090132
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2011
1
KATA PENGANTAR
Rasa syukur yang dalam mari kita sampaikan ke hadiran Tuhan
Yang Maha Pemurah, karena berkat kemurahanNya makalah ini dapat
penyusun selesaikan sesuai yang diharapkan. Dalam makalah ini
penyusun membahas tentang permasalahan pada budidaya ikan koi.
Terlebih dari segi perkembangan ilmu perikanan, pembahasan ini
mungkin bisa sedikit menambah inovasi-inovasi baru untuk kemajuan di
bidang industri perikanan.
Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman
masalah ilmu perikanan yang sangat diperlukan dalam suatu harapan
mendapatkan kemajuan yang significant dan dapat memberi manfaat
teknologi industri perikanan
Makalah ini penyusun buat untuk memenuhi tugas akademik pada
mata kuliahAkuakultur. Semoga menjadi penamabah nilai plus bagi
penyusun pada mata kuliah ini.
Makalah ini dibuat mungkin bukan tanpa kekurangan, oleh karena
itu penyusun berharap kepada bapak dosen agar bisa memaklumi segala
kekurangan dalam makalah ini. Demikian kata pengantar yang bisa
penyusun sampaikan pada makalah ini.
Penyus
un
2
DAFTAR ISI
Cover.............................................................................................................. 1
kata pengantar................................................................................................. 2
Daftar Isi......................................................................................................... 3
BAB I............................................................................................................. 4
Pendahuluan....................................................................................... 4
Latar belakang.................................................................................... 4
Tujuan................................................................................................. 5
BAB II............................................................................................................ 6
TINJAUAN PUSTAKA..................................................................... 6
Taksonomi dan Morfologi Ikan Koi................................................... 6
Taksonomi.......................................................................................... 6
Morfologi............................................................................................ 6
BAB III.......................................................................................................... 8
Pembahasan........................................................................................ 8
BAB IV.......................................................................................................... 11
Kesimpulan......................................................................................... 11
Penutup............................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB IPENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Ikan hias merupakan salah satu komoditi perikanan yang potensial
dalam menghasilkan devisa bagi negara dan mensejahterakan masyarakat
perikanan (pembudidaya). Pangsa pasar ikan hias Indonesia di dunia saat
ini sebesar 7,5 %, lebih kecil dibandingkan dengan pasar Singapura yang
mencapai 22,8 %, sedangkan potensi ikan hias Indonesia jauh melebihi
negara tetangga tersebut.
Potensi ikan hias di Indonesia tersebar di Pulau Jawa, Sumatera, Bali,
Kalimantan,Sulawesi, Maluku, dan Papua (Bachtiar dan Tim
Lentera,2004).
Pada saat ini peminat ikan hias terus bertambah dan semakin
menyebar ke seluruh lapisan masyarakat. Meskipun kemampuan daya
belinya bervariasi, masyarakat perkotaan di Indonesia melengkapi
rumahnya dengan akuarium- akuarium yang diisi beragam ikan hias salah
satunya ikan koi. Ikan koi berasal dari Negara Jepang (Kokugyo). Di
negeri matahari terbit itu, koi berkembang pesat. Ikan koi merupakan ikan
hias unggulan. Corak sisiknya yang berwarna-warni membuat ikan ini
banyak digemari, terutama oleh para pengusaha ikan hias. Koi termasuk
golonganAimal ia. Dari famili masih dikelompokan dalam beberapa genus
dan terdiri dari beberapa specias salah satunya Chyprinus carpio dengan
nama lokal ikan koi.
Ikan koi di Indonesia merupakan ikan hias favorit dan banyak
digemari masyarakat luas karena tubuhnya yang mempesona dan
harganya relatif tidak terlalu mahal. Ikan koi sekarang ini masih menjadi
salah satu komoditas perdagangan yang cukup baik dalam bidang
perikanan
4
1.2. Tujuan
Mengetahui permasalahan pada budidaya ikan Koi yang salah satunya
disebabkan oleh Penyakit atau Virus yang menyerang pada ikan Koi
ataupun ikan sejenisnya sehingga menyebabkan ikan mati dan
menghambat proses budidaya ikan.
5
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
2.1.Taksonomi dan Morfologi Ikan Koi
2.1.1. Taksonomi
Menurut Atim dan sukarwo (2008), ikan koi mempunyai urutan
taksonomi
atau klasifikasi sebagai berikut :
Filum : Chordata
Kelas : Osteichthyes
Ordo : Ostariophsy
Familia: Cyprinidae
Genus : Cyprinus
Spesies: C.carpio
Nama binomial: Cyprinus carpio (Linnaeus, 1758)
2.1.2 Morfologi
Koi memiliki berbagai corak warna yang indah dan mempunyai
badan yang berbentuk seperti torpedo dengan perangkat gerak berupa
sirip. Untuk bisa berfungsi sebagai alat bergerak, sirip ini terdiri atas jari-
jari keras, jari-jari lunak, dan selaput sirip. Yang dimaksud dengan jari-jari
keras adalah jari-jari sirip yang kaku dan patah jika dibengkokkan.
Sebaliknya jari-jari lunak akan lentur dan tidak patah jika dibengkokkan,
dan letaknya selalu di belakang jari-jari keras. Selaput sirip merupakan
"sayap" yang memungkinkan koi mempunyai tenaga dorong yang lebih
kuat apabila berenang. Sirip dada dan sirip ekor hanya mempunyai jari-
jari lunak. Sirip punggung mempunyai 3 jari-jari keras dan 20 jari-jari
lunak, sirip perut hanya terdiri dari jari-jari lunak, sebanyak 9 buah, sirip
anus mempunyai 3 jari-jari keras dan 5 jari-jari lunak, (Efendie, 1990).
2.2. Habitat dan penyebaran 6
Koi merupakan hewan yang hidup di daerah beriklim sedang dan hidup
pada perairan tawar. Mereka bisa hidup pada temperatur 8°C - 30°C. Oleh
karenanya tidak heran bila koi bisa dipelihara di seluruh wilayah
Indonesia tanpa kecuali, mulai dari pantai hingga daerah pegunungan Ikan
koi pada umumnya hidup pada suhu 26-27 C, dengan pH 6-7. ukuran
panjang maksimum tubuh ikan Sumatra Barb adalah 75 cm, (Anonymous,
2005).
2.3. Tingkah Laku dan Makanan
Ikan koi termasuk dalam jenis omnivora, mencari pakan dibagian
permukaan dan pertengahan perairan. Ikan koi biasanya diberi pakan
berupa pelet, namun kadang diberi pakan segar seperti wortel selada dan
kacang polong. Pemberian pakan dua kali sehari.
Setelah ikan berumur empat hari harus mulai disediakan pakan karena
cadangan makananya yang berupa kuning telur hanya tersedia pada umur
1-4 hari. Pakan yang pertama yang cocok untuk menjadi santapannya
adalah daphnia. Selanjutnya, cacing sutera dan pelet. Pemberian pakan ini
harus diberikan secara rutin (Anonymous, 2005).
2.4. Pengendalian Hama dan Penyakit
Menurut Daelami (2001), penyakit ikan hias umumnya disebabkan
oleh dua kelompok besar, yaitu penyakit yang disebabkan oleh parasit
(parasiter) dan bukan parasit (non parasiter). Penyakit parasit adalah
penyakit yang disebabkan oleh adanya parasit yang menyerang tubuh,
insang, lendir, maupun organ dalam tubuh ikan itu sendiri. Parasit tersebut
dapat berupa protozoa, jamur, bakteri, dan virus. Sedangkan penyakit non
parasit adalah penyakit yang timbul bukan karena serangan parasit.
Namun, biasanya sumber penyakit adalah faktor lingkungan dan pakan.
Contohnya kualitas air yang buruk, perubahan suhu mendadak, perubahan
pH air, dan kekurangan oksigen. Menurut Sitanggang (2002), selain
penyakit, hama juga menjadi ancaman serius bagi ikan hias. Berdasarkan
sifat hidupnya ada dua jenis hama yakni hama predator seperti anjing,
kucing, burung, ular. Dan hama kompetitor seperti organisme lain yang
7
keberadaanya didalam kolam ikan hias tidak dikehendaki misalnya udang
dan cacing.
8
BAB III
PEMBAHASAN
Pada budidaya Ikan Hias khususnya ikan Koi kita selalu
menenemui berbagai masalah baik dari cara pemeliharaanya yang kurang
intensif atau kurang memahami sifat dan morfologi ikan serta kualitas air
untuk ikan tersebut. Namun sering juga ikan koi yang kita budidayakan
atau kita pelihara mati yang disebabkan oleh penyakit atau Virus .
Faktor yang disebabkan penyakit atau virus ini lah yang sangat
banyak merugikan pembudidaya atau penggemar ikan yang sangat cantik
ini, sehingga kadang petani ikan koi ini malas untuk membudidayakan
lagi ikan koi tersebut.
Budidaya ikan koi yang intensif tanpa diikuti dengan sistem
biosekuriti yang baik sering mengakibatkan adanya penyebaran penyakit
yang cepat antar populasi ikan, baik secara lokal, regional ataupun antar
negara. Beberapa penyakit dapat menyerang tanpa membedakan jenis
inangnya sedangkan yang lain bersifat spesifik-inang. Penyakit yang
diakibatkan virus biasanya bersifat khusus pada famili yang memiliki
kekerabatan dekat atau bahkan hanya pada jenis tertentu. Umumnya,
penyakit yang diakibatkan virus dapat menimbulkan penyakit yang akut
dan kematian. Pada famili cyprinid, beberapa virus yang pernah
dilaporkan menyebabkan penyakit akut, antara lain: rhabdovirus, corona-
like virus, iridovirus dan herpesvirus. Herpesvirus pada ikan
secara umum diidentifikasi sebagai penyebab penyakit mulai dari infeksi
sisik hingga infeksi sistemik yang fatal. Pada herpesvirus yang menyerang
cyprinid, sebelumnya sudah dikenal adanya pox herpesvirus ikan mas
(Cyprinid herpesvirus 1, CyHV-1) dan haematopoietic necrosis
herpesvirus ikan maskoki (Cyprinid herpesvirus 2, CyHV-2)
9
Wabah penyakit ini terjadi pada Oktober 2003 di Danau
Kasumigura yang merupakan tempat utama produksi budidaya ikan mas
(Haramoto, et al., 2007), Penyakit ini dapat menyerang berbagai ukuran
ikan mulai larva hingga induk, biasanya terjadi pada kisaran suhu 18-28°
C dan dapat menyebabkan kematian 80-100% . Pada ikan sakit, paling
sering teramati luka pada insang, sisik, ginjal, limfa, jantung dan sistem
gastrointestinal . Secara visual pada bagian eksternal tubuh, dapat teramati
adanya warna sisik yang gelap dan nekrosis insang yang dan hemoragik
pada dasar sirip punggung, sisip dada, dan sirip anus, sedangkan secara
histologi dapat teramati adanya perubahan pada insang berupa kehilangan
lamela .
Serangan virus ini telah menyebabkan kerugian yang sangat besar
pada industri akuakultur mengingat dua jenis ikan yang diserang
merupakan komoditas utama ikan konsumsi dan ikan hias. penyebaran
penyakit ini telah melintasi hampir semua daerah budidaya ikan mas dan
ikan koi. Kegiatan budidaya yang intensif, pameran ikan koi dan
perdagangan aktif domestik dan internasional yang hampir tidak ada
pembatasan dan pemeriksaan atau penerapan program karantina
merupakan penyebab penyebaran yang sangat cepat penyakit ini secara
global .
Secara khas penyakit ini sangat menular namun serangan yang
dapat menyebabkan sakit atau kematian hanya terbatas pada ikan mas dan
koi. Ikan lain yang memiliki kekerabatan sangat dekat, seperti ikan
maskoki (Carassius auratus), grass carp (Ctenopharyngodon idella) dan
silver carp (Hypophthalmichthys molitrix), ataupun dari famili lainnya
seperti silver perch (Bidyanus bidyanus) dan tilapia (Oreochromis
niloticus) telah ditemukan resisten penuh terhadap penyakit tersebut,
bahkan setelah perlakuan kohabitasi selama lima hari dengan ikan sakit
pada kisaran temperatur 23-25°C yang memungkinkan penyakit menular .
10
Morfologi virus KHV memiliki ukuran diameter 170-230 nm
(Haramoto, et al., 2007), sedangkan inti virus berukuran 100-110 nm
dengan bentuk icohedral (Hutoran, et al., 2005). Partikel inti ditemukan
juga berbentuk circular atau poligonal dengan diameter 78-84 nm dan
ekstraseluler virus terbungkus sebagai virion matang dengan diameter
sekitar 133. Hasil pemotongan tipis pellet virus yang telah dimurnikan
menunjukkan adanya partikel yang terbungkus dengan struktur seperti
benang pada permukaan inti Antara pembungkus dengan nucleocapsid
dipisahkan oleh celah electron-lucen sekitar 10 nm. KHV juga berisi
daerah padat-elektron asimetrik yang relatif kecil di dalam inti viral yang
kemungkinan merupakan DNA genomik dan kompleks nucleoprotein.
Virus ini memiliki kepadatan bouyant sebesar 1.16 g/ml (Ilouze, et al.,
2006a) dapat dipurifikasi menggunakan sentrifugasi pada gradient sukrosa
dengan pita 37-39%
11
BAB IV
PENUTUPAN
Kesimpulan
Permasalahan pada budidaya ikan yang menyebabkan kematian
masal yang terjadi khusunya pada ikan mas dan koi diantaranya
disebabkan oleh serangan virus. Hasil analisis morfologi menunjukkan
virus ini termasuk ke dalam kelompok Herpesviridae sehingga disebut
sebagai Koi Herpesvirus (KHV). Penelitian lebih lanjut menunjukkan
virus ini memiliki beberapa karakteristik yang berbeda dengan
herpesviridae pada umumnya sehingga disebut sebagai Carp Interstitial
Nephritis and Gill Necrosis Virus (CNGV) dan berdasarkan pada
kedekatannya dengan Cyprinid Herpesvirus, virus ini disebut pula sebagai
Cyprinid herpesvirus 3 (CyHV-3). virus ini dapat dikelompokan bersama
herpesvirus akuatik lainnya dan virus ini dapat termasuk kelompok
herpesviridae.
Saran
Saran dari penulis, untuk menyelesaikan masalah ini mungkin
dengan cara
Penutupan
Alhamdulillah, makalah ini bisa penyusunan selesaikan walaupun
dengan segala keterbatasan. Penyusun mengakui segala kekurangan dalam
pembuatan makalah ini, oleh sebab itu penyusun berahap dosen atau
pembaca yang lainnya bisa memaklumi atas kekurangan-kukarangan itu.
Dan semoga apa yang kita baca atau poelajari ini bisa bermanfaat bagi
kita, atau sedikitnya untuk mengingat ilmu yang mungkin telah kita
ketahui sebelumnya
12
DAFTAR PUSTAKAwww.google/permasalah pada budidaya ikan koi.com
www.koi herves virus.com
Huseini.Martani. PENYAKIT PADA IKAN KOI. Jakarta. 2007.
Anonim. 2008. Cupang. Dikutip dari: http://www.wikipedia.com. Diakses pada: Jum’at, 11 Maret 2011 pukul 13.30 WIB.
Anonim. 2010. Budidaya Ikan Cupang. Dikutip dari: http://usahakecil.info. Diakses pada: Jum’at, 11 Maret 2011 pukul 13.30 WIB.
Dinas Perikanan DKI Jakarta. 2006. Budidaya Ikan Hias Live Bearer. Jakarta: Dinas Perikanan DKI Jakarta.
Soewandi, Rini. 2004. Ikan Hias Merupakan Komoditas Perikanan yang Potensia. Dikutip dari: http://ikanmania.wordpress.com. Diakses pada: Jum’at, 11 Maret 20011 pukul 13.00 WIB.
Tan, Jeny. 2008. Menggeluti Usaha Budidaya Ikan Koi. Dikutip dari: http://www.indosiar.com. Diakses pada: Sabtu, 12 Maret 2011 pukul 09.00 WIB.
13