53-156-1-pb
DESCRIPTION
jurnal proposalTRANSCRIPT
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA ANAK KELAS V SDN 01 KADILANGGON WEDI KLATEN
Anna Uswatun 1), Wiwin Rohmawati 2), Eka Desi Sarahwati 3)
ABSTRAK
Latar Belakang Penelitian, Indonesia menghadapi masalah gizi ganda, yaitu
masalah gizi kurang dan masalah gizi lebih yang pada umumnya disebabkan oleh kemiskinan, kurangnya persediaan pangan, kurang baiknya kualitas lingkungan, kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi, menu seimbang dan kesehatan. Masalah kekurangan gizi pada usia SD terlihat dengan prevalensi kekurangan energi protein di indosesia pada siswa SD/MI sebesar 30,1%. Asupan gizi seimbang dan cukup sangat mempengarui kecerdasan seseorang. SDN 1 kelas VI Kadilanggon Wedi Klaten dari 10 responden diperoleh 2 anak laki-laki memiliki status gizi baik dan berprestasi belajar baik dan 5 anak perempuan didapatkan hasil 1 anak perempuan status gizi baik dan prestasi belajar baik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan status gizi dengan prestasi belajar anak SD kelas V di SDN 1 Kadilanggon Wedi Klaten.
Metode penelitian adalah observasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah semua anak SD kelas V di SDN 1 Kadilanggon Wedi Klaten sebanyak 30 responden. Pengambilan sampel dengan teknik total sampling. Instrumen yang digunakan adalah alat pengukur tinggi badan (microtoise) an alat penimbang berat badan (timbangan). Data di analisis menggunakan uji Kendall tau. Hasil penelitian menunjukkan bahwa status gizi responden adalah baik sebanyak 17 responden (56,7%), prestasi belajar responden adalah baik sebanyak 20 responden (66,7%) dan p value sebesar 0,037 (p < 0,05).
Kesimpulan penelitian ini adalah ada hubungan status gizi dengan prestasi belajar anak SD kelas V di SDN 1 Kadilanggon Wedi Klaten. Saran bagi orangtua yaitu memperhatikan status gizi anak dan pendidikan anak dengan meningkatkan status gizi anaknya dengan cara memberi makanan yang bergizi seperti buah, sayur, lauk, susu serta tambahan multivitamin khusus anak.
Kata kunci : status gizi, prestasi belajar Pustaka : 19 pustaka (2002 s/d 2012)
PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
Ibu memegang peranan penting
dalam mendukung upaya mengatasi
masalah gizi, terutama pada asupan
gizi keluarga, mulai dari penyiapan
makanan, pemilihan bahan makanan,
sampai menu makanan. Ibu yang
memiliki status gizi baik akan
melahirkan anak yang bergizi baik.
Anak yang bergizi baik menjadi aset
dan investasi sumber daya manusia
(SDM) bangsa kedepan.Karena itu
penting ditingkatkan pengetahuan dan
perilaku ibu dalam membentuk
keluarga sadar gizi (Depkes, 2012).
Untuk dapat mengatasi
permasalahan gizi di Indonesia perlu
dilakukan intervensi, salah satunya
skala prioritas melalui investasi di
bidang kesehatan, pendidikan dan
sosial, khususnya ditujukan pada
kelompok risiko tinggi, seperti
keluarga miskin.Selain itu juga
berbagai upaya pemberdayaan
masyarakat terus dilakukan termasuk
perubahan perilaku masyarakat sadar
gizi (Linda, 2012).
Indonesia menghadapi masalah
gizi ganda, yaitu masalah gizi kurang
dan masalah gizi lebih.Masalah gizi
kurang pada umumnya disebabkan
oleh kemiskinan,kurangnya persediaan
pangan, kurang baiknya kualitas
lingkungan, kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang gizi, menu
seimbang dan kesehatan dan adanya
daerah miskin gizi.Masalah gizi lebih
disebabkan oleh kemajuan ekonomi
pada lapisan masyarakat tertentu
disertai dengan kurangnnya
pengetahuan tentang gizi.Menu
seimbang dan kesehatan (Almatsier,
2012).
Selain gizi kurang dan gizi buruk,
masih banyak masalah yang terkait
dengan gizi yang perlu perhatian lebih,
diantaranya yaitu; 1) stunting atau
terhambatnya pertumbuhan tubuh.
Stunting adalah salah satu bentuk gizi
kurang yang ditandai dengan tinggi
badan menurut umur diukur dengan
standar deviasi dengan referensi WHO.
Data WHO menunjukkan tinggi anak
Indonesia masih jauh tertinggal
dibandingkan tinggi anak dari negara-
negara lain. Berdasarkan hasil
Riskesdas 2010, prevalensi anak balita
pendek (stunting) 35,6 % atau turun
1,2 % dibandingkan 2007 (36,8 %); 2)
kesadaran tentang pentingnya
keamanan pangan. Status gizi baik
48 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 4, No. 8, Juni 2014, 47-59
tergantung pada ketersediaan dan
keamanan pangan (Dr. Minarto, 2012).
Survey Depkes terhadap 600 ribu
anak SD di 27 propinsi di Indonesia
menunjukkan bahwa anak sekolah
yang mengalami gangguan masalah
kurang gizi berkisar antara 13,6%-
43,7%. Masalah kekurangan gizi pada
usia SD terlihat dengan prevalensi
kekurangan energi protein di indosesia
pada siswa SD/MI sebesar 30,1%.
Besarnya prevalensi gangguan
pertumbuhan pada siswa SD/MI di
indonesia sebesar 32% di pedesaan dan
18% di wilayah perkotaan (Soekirman,
2000)
Salah satu indikator dari status gizi
adalah keanekaragaman penting bagi
anak sekolah karena energi diperlukan
anak untuk menahan rasa lapar saat
berada di sekolah, anak membutuhkan
untuk aktifitas di sekolah seperti
belajar, berolahraga, bermain, waktu
istirahat dan sebagainya
(Mochji,2011).
Kelompok usia sekolah termasuk
golongan penduduk berada pada massa
pertumbuhan yang cepat dan aktif.
Dalam kondisi anak harus
mendapatkan masukan gizi dalam
kuantitas dan kualitas yang cukup.
Status gizi anak sebagai cerminan
kecukupan gizi,merupakan salah satu
tolok ukur yang penting untuk menilai
keadaan pertumbuhan dan status
kesehatannnya. Usia antara 6 sampai
12 tahun adalah usia anak yang duduk
dibangku SD. Pada masa ini anak
mulai masuk ke dalam dunia baru,
anak mulai banyak berhubungan
dengan orang-orang di luar
keluarganya dan berkenalan dengan
suasana dan lingkungan baru dalam
kehidupannya (Mochji, 2011).
Pada umur ini anak lebih banyak
aktivitasnya, baik di sekolah maupun
diluar sekolah,sehingga perlu energi
lebih banyak.Pertumbuha anak lambat
tapi pasti, sesuai dengan banyaknya
makanan yang dikomsumsi
anak.Sebaiknya anak diberikan
makanan pagi sebelum ke sekolah,
agar anak dapat berkonsentrasi pada
pelajaran dengan baik dan berprestasi
(Soetjiningsih, 2012).
Gizi buruk di usia muda membawa
dampak anak mudah menderita salah
mental, sukar berkonsentrasi, rendah
diri, dan prestasi belajar menjadi
rendah. Dari berbagai penelitian
terbukti penderita gizi buruk terjadi
Anna Uswatun, Wiwin Rohmawati, Eka Desi Sarahwati, Hubungan Status Gizi … 49
hambatan terhadap pertumbuhan otak
dan tingkat kecerdasan (Mochji, 2011)
Berdasarkan studi pendahuluan
yang dilakukan pada tanggal 13
Desember 2012 di SDN 1 kelas VI
Kadilanggon Wedi Klaten yang
dilakukan pada 10 anak dengan cara
menimbang berat badan anak dan
mengukur tinggi badan anak. Hasil
disesuaikan dengan hasil rapot.
Diperoleh hasil pada 5 anak laki-laki
didapatkan hasil 2 anak laki-laki
dengan status gizi baik dan berprestasi
belajar baik, 1 anak laki-laki status gizi
kurang dan prestasi belajar cukup, 2
anak laki-laki status gizi buruk dan
prestasi belajar kurang. Sedangkan
pada 5 anak perempuan didapatkan
hasil 1 anak perempuan status gizi baik
dan prestasi belajar baik, 1 anak
perempuan status gizi baik dan prestasi
belajar cukup, 3 anak perempuan status
gizi buruk prestasi belajar kurang.
Berdasarkan hasil data diatas
penulis tertarik untuk meneliti tentang
“Hubungan status gizi dengan prestasi
belajar pada anak SD kelas V di SDN
1 Kadilanggon Wedi Klaten”.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas
maka perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “ Apakah ada
hubungan status gizi dengan prestasi
belajar anak SD kelas V di SDN 1
Kadilanggon Wedi Klaten.’’
METODE PENELITIAN A. Desain penelitian
Metode ini dilakukan secara
observasional Yaitu Penelitian yang
sudah ada, tanpa perlakuan sengaja
untuk membangkitkan suatu gejala
atau keadaaan, pada penelitian ini hal
yang sudah ada yaitu Status gizi Anak
SD dengan Prestasi belajar anak SD
(Arikunto,2002).
Metode pendekatan waktu yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
cross sectional yaitu metode
pengambilan data yang dilakukan
waktu bersamaan dengan subyek yang
ada. Metode ini bertujuan agar
diperoleh data yang lengkap dalam
waktu yang relative cepat
(Arikunto,2002).
B. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah
mendefinisikan variable secara
operasional berdasarkan karakteristik
yang diamati, memungkinkan peneliti
melakukan observasi atau pengukuran
secara cermat terhadap suatu objek
atau fenomenal.(Hidayat, 2007).
50 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 4, No. 8, Juni 2014, 47-59
No Variabel Definisi operasional
Parameter dan kategori
Alat ukur Skala pengukuran
1.
2.
Status Gizi
Prestasi belajar
keadaan tubuh sebagai hasil penggunaan zat gizi dari makanan yang dikonsumsi yang diketahui melalui pengukurann antoprometri meliputi BB/TB. Nilai yang dimilliki subyek sebagi wujud keberhasilan belajarnya yang diberikan oleh guru dalam bentuk nilai hasil mid semester.
Lebih : >P97 Baik : P3-P97 Kurang : <P3 Keterangan Kurve: P = Persentil P50 = Persentil 50 = Median (Sumber : KMS-AS.2006) Baik sekali : 86-100 Baik : 71-85 Cukup : 56-70 Kurang : 41-55 Sangat kurang : <40 Sumber : Buku Laporan Pendidikan 2008
Alat Ukur tinggi badan (microtoise) Alat penimbang berat badan (Timbangan KMS-AS
Buku rapot
Ordinal
Ordinal
C. Populasi, Sampel peneliti dan
Teknik Sampling
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan subyek
yang dijadikan obyek atau sasaran
penelitian ( Arikunto, 2006). Populasi
pada penelitian ini adalah semua anak
SD kelas V di SDN 1 Kadilanggon
Wedi Klaten.Jumlah populasi dalam
penelitian ini adalah sebanyak 30
responden.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian populasi yang
dijadikan objek atau sasaran penelitian
yang dianggap mewakili populasi
(Arikunto, 2006). Dalam penelitian ini
sampel yang diambil yaitu semua
Anna Uswatun, Wiwin Rohmawati, Eka Desi Sarahwati, Hubungan Status Gizi … 51
siswa kelas V SDN 1 kadilanggon
Wedi Klaten, sebanyak 30 responden.
3. Teknik Sampling
Teknik pengambilan sampel yang
digunakan adalah secara Total
Sampling yaitu dengan mengambil
seluruh jumlah populasi yang ada
(Sugiyono, 2010).
D. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Waktu Penelitian
Waktu penelitian akan dilakukan pada
tanggal 25 sampai 30 April 2013.
2. Lokasi Penelitian
Penelitian akan dilakukan di SDN 01
Kadilanggon Wedi Klaten
E. Instrumen dan Metode Pengumpulan Data 1. Instrumen
Instrumen peneletian yaitu alat yang
digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data agar pekerjaanya
lebih mudah dan hasilnya lebih baik
sehingga lebih mudah diolah
(Saryono, 2008).
Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah
a. Alat pengukur tinggi badan
(microtoise)
Alat pengukur tinggi badan yang sudah
dapat berdiri dan mempunyai ketelitian
0,1 cm dan taraf kebenaran 99,9 cm.
b. Alat penimbang berat badan
(timbangan)
Timbangan injak badan hitungannya
menggunakan Kg dan mempunyai
ketelitian 0,5 Kg. dimana dapat ditarik
kesimpulan bahwa taraf kesalahan
dalam penimbangan adalah 0,5 Kg dan
taraf kebenaran 99,9 Kg.
2. Metode Pengumpulan Data
a. Data Primer
Data primer merupakan data yang
diperoleh langsung dari subyek
penelitian dengan menggunakan alat
pengukuran langsung pada subyek
sebagai sumber informasi yang dicari
(Saryono,2008).
Pada penelitian ini data primer
diperoleh dari :
1) Pengukuran tinggi badan
2) Pengukuran berat badan
b. Data sekunder
Data sekunder merupakaan data yang
diperoleh dari pihak lain, tidak
langsung diperoleh dari subyek
penelitinya. Data tersebut berupa data
dokumentasi atau data laporan yang
diperoleh dari hasil nilai mid semester.
1. Analisis Data
Analisis Data yang digunakan pada
penelitian ini adalah :
52 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 4, No. 8, Juni 2014, 47-59
a. Analisa univariat yaitu untuk
Mengetahui distribusi Frekuensi
responden.
Dengan menggunakan Rumus :
P = F/N X 100%
Keterangan :
P : Prosentase
F : Frekuensi
N : Jumlah Responden
b. Analisa Bivariat yaitu untuk
mengetahui hubungan dua variabel
yaitu variabel bebas dan variabel
terikat. Analisa Bivariat menggunakan
perhitungan Korelasi Kendall Tau,
Dengan taraf kesalahan 1% di bagi 2
sehingga menjadi 0,5 %. Korelasi
Kendall Tau adalah bekerja dengan
data ordinal (Sugiyono,20007).
Rumus Kendall Tau :
µ : ∑A-∑B N(N-1)
2 Keterangan : µ : Koefisien Korelasi Kendall Tau
A : Jumlah Rangking di Atas
B : Jumlah Rangking Bawah
N : Jumlah anggota Sampel
Dalam penelitian ini menggunakan
α 5 % kepercayaan 95%. Apabila nilai
Phitung<0,05 maka H0 ditolak dan
Haditerima. Sebaliknya apabila Phitung
>0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak.
HASIL PENELITIAN DAN
BAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Analisis Univariat
a. Status gizi
Tabel 4.1 Status Gizi pada Anak SD Kelas V di SDN 1 Kadilanggon Wedi Klaten
No. Status
gizi
Frekuensi %
1
2
3
Lebih
Baik
Kurang
0
17
13
0
56,7
43,3
Jumlah 30 100
Sumber : Data Primer Tahun 2013
Berdasarkan tabel 4.1 di atas diketahui
bahwa sebagian besar responden pada
penelitian ini memiliki status gizi baik
yaitu sebanyak 17 responden (56,7%).
b. Prestasi belajar
Tabel 4.2 Prestasi Belajar Anak SD Kelas V di SDN 1 Kadilanggon Wedi Klaten No. Kategori Frekuensi %
1
2
3
Baik sekali
Baik
Cukup
3
20
7
10,0
66,7
23,3
Jumlah 30 100
Sumber : Data Primer Tahun 2013
Anna Uswatun, Wiwin Rohmawati, Eka Desi Sarahwati, Hubungan Status Gizi … 53
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel
4.2 di atas diketahui bahwa sebagian
besar prestasi belajar anak adalah baik
sebanyak 20 responden (66,7%).
2. Analisis bivariat
Tabel 4.3 Hubungan status gizi dengan prestasi belajar pada anak SD kelas V di SDN 1 Kadilanggon Wedi Klaten No Status
gizi
Prestasi belajar Total
p Baik sekali Baik Cukup
f % f % f % f %
1.
2.
3.
Lebih
Baik
Kurang
0
3
0
0
10
0
0
12
8
0
40
26,7
0
2
5
0
6,7
16,7
0
17
13
0
56,7
43,3
0,367 0,037
Jumlah 3 10,0 20 66,7 7 23,3 30 100
Sumber : Data Primer Tahun 2013
Berdasarkan tabel 4.3 di atas
terlihat bahwa sebagian besar
responden memiliki status gizi baik
sebanyak 17 responden (56,7%) dan
cenderung memiliki prestasi belajar
baik sebanyak 12 responden (40%).
Hasil analisis bivariat diketahui
bahwa nilai p = 0,037 berarti p < 0,05
sehingga ada hubungan antara status
gizi dengan prestasi belajar anak SD
kelas V di SDN 1 Kadilanggon Wedi
Klaten. Keeratan hubungan penelitian
ini adalah sedang yang ditandai dengan
hasil analisis Kendall Tau sebesar
0,367.
B. Bahasan
Hasil penelitian mengenai status
gizi responden ditemukan bahwa
sebagian besar responden memiliki
status gizi baik sebanyak 17 responden
(56,7%). Hal ini dikarenakan adanya
faktor yang mempengaruhi status gizi
yaitu makanan yang dikonsumsi.
Menurut Soekirman (2000), gangguan
gizi disebabkan tidak sesuainya jumlah
zat gizi yang diperoleh dari zat
makanan untuk kebutuhan tubuh.
Masalah gizi buruk akan menyebabkan
mudah terjadinya infeksi karena
adanya daya tahan yang menurun,
sebaliknya penyakit infeksi juga sering
menyebabkan meningkatnya
kebutuhan akan zat gizi. Sedangkan
nafsu makan biasanya menurun jika
terjadi penyakit infeksi dan dapat
54 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 4, No. 8, Juni 2014, 47-59
menyebabkan anak yang gizinya baik
akan menderita gangguan gizi.
Status gizi sedang pada anak juga
dimungkinkan karena pendapatan
orangtua. Pada keluarga dengan
pendapatan rendah proporsi belanja
pangan lebih besar dibandingkan
dengan pendapatan tinggi. Asupan gizi
sehari-hari dipengaruhi oleh
ketersedian bahan pangan dalam
keluarga yang cukup. Ketersediaan
bahan makanan dalam rumah tangga
tergantung dari kemampuan untuk
membeli ketersediaan bahan makanan
di pasaran dan produksi (Tabor, 2000).
Menurut Ikpor (2008), gizi bisa
diperoleh dari makanan yang sehat dan
seimbang, misalnya susu yang
mengandung DHA, AA, Protein,
kalsium dan zat besi. Salah satu
indikator dari status gizi adalah
keanekaragaman penting bagi anak
sekolah karena energi diperlukan anak
untuk menahan rasa lapar saat berada
di sekolah, anak membutuhkan untuk
aktifitas di sekolah seperti belajar,
berolahraga, bermain, waktu istirahat
dan sebagainya (Mochji, 2011).
Perolehan hasil penelitian prestasi
belajar anak SD kelas V menunjukkan
bahwa sebagian besar prestasi belajar
anak adalah baik sebanyak 20
responden (66,7%). Prestasi belajar
merupakan bukti keberhasilan yang
telah dicapai oleh seseorang setelah
melaksanakan usaha-usaha belajar.
Menurut sudjana dalam Rivai (2001),
prestasi hasil belajar adalah proses
penentuan tingkat kecakapan
penguasaan belajar seseorang dengan
cara membandingkan dengan nilai
yang dicapai.
Prestasi belajar pada seorang anak
dipengaruhi oleh kondisi kesehatan
fisik, tingkat kecerdasan dasar
seseorang, kemauan, bakat, daya ingat
serta lingkungan. Sehingga dengan
adanya kondisi kesehatan fisik yang
sehat dan segar (FIT), tingginya tingkat
kecerdasan dasar, adanya kemauan dan
kepemilikan bakat, daya ingat yang
baik dan lingkungan yang mendukung
sangat mempengaruhi keberhasilan
belajar seseorang Tu’u (2004).
Prestasi belajar yang baik juga
ditunjang oleh adanya status gizi yang
baik pada setiap anak. Hasil penelitian
ini diperoleh responden dengan status
gizi baik memiliki prestasi belajar baik
sekali sebanyak 3 responden (10%)
sedangkan responden dengan status
gizi kurang tidak ada satupun yang
Anna Uswatun, Wiwin Rohmawati, Eka Desi Sarahwati, Hubungan Status Gizi … 55
memiliki prestasi belajar baik sekali.
Didukung dengan hasil analisis bivariat
status gizi dengan prestasi belajar pada
anak SD kelas V di SDN 1
Kadilanggon Wedi Klaten
menunjukkan adanya hubungan yang
bermakna dengan nilai p = 0,037
berarti p < α (0,05). Jadi dalam hal ini
hipotesis kerja diterima, yang berarti
bahwa semakin baik status gizi maka
semakin baik prestasi belajar seorang
anak.
Hasil ini didukung oleh penelitian
Wilma Huwae (2005), dimana dalam
penelitiannya diperoleh hasil bahwa
ada hubungan antara status gizi dan
prestasi belajar pada murid SD yang
tinggal di daerah Endemis Malaria
Kabupaten Nabire dengan P = 0,029.
Penelitian pendukung lain yaitu
Budiarti (2007), dengan hasil
penelitian bahwa ada hubungan status
GAKY dengan prestasi belajar pada
anak sekolah dasar yang tinggal di
daerah endemik. Hasil ini
menunjukkan bahwa status gizi
merupakan salah satu faktor penting
yang mempengaruhi prestasi belajar
pada seorang anak.
Menurut Ikpor (2008), asupan gizi
seimbang dan cukup sangat
mempengarui kecerdasan seseorang
dalam masa balita. Dignity (2007),
juga menjelaskan bahwa seorang anak
yang gizinya baik pada masa
pertumbuhan 0-5 tahun pada
khususnya akan lebih cerdas
dibandingkan dengan orrang lain.
Kelompok usia sekolah termasuk
golongan penduduk berada pada massa
pertumbuhan yang cepat dan aktif.
Dalam kondisi anak harus
mendapatkan masukan gizi dalam
kuantitas dan kualitas yang cukup.
Status gizi anak sebagai cerminan
kecukupan gizi, merupakan salah satu
tolok ukur yang penting untuk menilai
keadaan pertumbuhan dan status
kesehatannnya. Usia antara 6 sampai
12 tahun adalah usia anak yang duduk
dibangku SD. Pada masa ini anak
mulai masuk ke dalam dunia baru,
anak mulai banyak berhubungan
dengan orang-orang di luar
keluarganya dan berkenalan dengan
suasana dan lingkungan baru dalam
kehidupannya (Mochji, 2011).
Berdasarkan hasil penelitian dan
didukung oleh penelitian lain serta
teori yang ada, maka dapat
disimpulkan bahwa hubungan antara
status gizi dengan prestasi belajar anak
56 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 4, No. 8, Juni 2014, 47-59
SD kelas V di SDN 1 Kadilanggon
Wedi Klaten. Keeratan hubungan
penelitian ini adalah sedang yang
ditandai dengan hasil analisis Kendall
Tau sebesar 0,367. Hal ini
dimungkinkan adanya faktor lain yang
dapat mempengaruhi prestasi belajar
yaitu lingkungan, konsentrasi,
keturunan serta orangtua. Pemberian
kasih sayang dan perhatian orangtua
sangat berpengaruh terhadap
perkembangan anaknya, orang pintar
selalu menghasilkan keturunan yang
pintar-pintar, tergantung dari
perubahan dan komposisi genetika
dalam kandungan ibu dan janin (Ikpor,
2008). Konsentrasi terhadap bahan
yang dipelajari dapat menjamin hasil
belajar yang baik. Lingkungan yang
baik juga sangat menentukan
pertumbuhan dan perkembangan anak
yang mempengaruhi prestasi belajar
anak tersebut (Soetjiningsih, 2012).
PENUTUP A. Simpulan
Penelitian dengan judul
“Hubungan status gizi dengan prestasi
belajar pada anak SD kelas V di SDN
1 Kadilanggon Wedi Klaten” dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Status gizi pada anak SD kelas
V di SDN 1 Kadilanggon Wedi Klaten
adalah baik sebanyak 17 responden
(56,7%).
2. Prestasi belajar anak SD kelas
V di SDN 1 Kadilanggon Wedi Klaten
adalah baik sebanyak 20 responden
(66,7%).
3. Ada hubungan status gizi
dengan prestasi belajar anak SD kelas
V di SDN 1 Kadilanggon Wedi Klaten
yang ditunjukkan dengan nilai p =
0,037 (p < 0,05).
B. Saran
1. Bagi SD N 01 Kadilanggon
Wedi Klaten
Pihak Sekolah Dasar agar memberikan
materi pendidikan tentang gizi kepada
siswa sehingga siswa lebih
memperhatikan gizinya misalnya
dengan membiasakan diri untuk
sarapan pagi.
2. Bagi orangtua
Lebih memperhatikan status gizi anak
dan pendidikan anak dengan
meningkatkan status gizi anaknya
dengan cara memberi makanan yang
bergizi seperti buah, sayur, lauk, susu
serta tambahan multivitamin khusus
anak.
Anna Uswatun, Wiwin Rohmawati, Eka Desi Sarahwati, Hubungan Status Gizi … 57
3. Bagi peneliti selanjutnya
Peneliti selanjutnya agar
mengembangkan penelitian dengan
meneliti faktor-faktor lain yang dapat
mempengaruhi prestasi belajar siswa
sekolah dasar sehingga diperoleh hasil
yang bervariatif.
DAFTAR PUSTAKA
Adrian, M.P.2004. Masalah dan Kesulitan Belajar, Ujung pandang IKIP
Almatsier, Sunita. 2011. Prinsip Dasar Ilmu Gizi, PT Gramedia Pustaka Utara, Jakarta
______ . 2012. Prinsip Dasar Ilmu Gizi PT Gramedia Pustaka Utara, Jakarta
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta. Jakarta
______. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi VI Rineka Cipta Jakarta
Azwar, S. 2003. Tes Prestasi Belajar, Pustaka Belajar, Jakarta
______ . 2004. Tes Prestasi Belajar, Pustaka Belajar, Jakarta
Budiarti. 2007. Hubungan Antara Status Gaky Dan Status Anemia dengan Prestasi Belajar Anak Sekolah Dasar yang Tinggal Di Daerah Endemik Gaky, Yogyakarta, Skripsi, Fk-UGM, Yogyakarta
Depkes RI. 2012. Pedoman Umum Gizi Seimbang. Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat, Jakarta
______ . 2012. Kecenderungan Masalah Gizi dan Tantangan di Masa Datang. Jakarta
Hidayat, A.A.A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Tehnik Analisis Data. Selemba Medika Jakarta
Hidayat A.A.A. 2009. Metode Penelitian Kebidanan dan Tehnik Analisis Data. Selemba Medika Jakarta
Huawe. Wilma. 2005. Hubungan Status Gizi dan Kadar Hb dengan Prestasi Belajar Murid SD di Daerah Endemis Malaria Kabupaten Nabire FK-UGM Yogyakarta
Moehdji, S. 2011. Ilmu Gizi. Papan Sinai, Jakarta
Notoatmodjo , S.2002. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta
______ , S.2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan Rineka Cipta, Jakarta
Petrus. 2003, Status Gizi. Papan Sinai. Jakarta
Royston, DKK. 2007. Penilaian Status Gizi. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta
58 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 4, No. 8, Juni 2014, 47-59
Saryono, 2008. Metodologi Penelitian Kesehatan. Mitra Cendekia. Yogyakarta
Soetjiningsih. 2012. Tumbuh Kembang Anak. EGC
Suhardjo. 2003. Perencanaan Pangan dan Gizi. Bumi Aksara
Suryabrata. 2004. Psikologi Pendidikan. Penerbit Raja. Grafindo Persada. Jakarta.
Soekirman. 2000. Ilmu Gizi dan Aplikasinya. Jakarta Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.
Triyani. 2005. Hubungan Antara Kebiasaan Makan Pagi Dengan Prestasi Belajar Anak SD Kelas V di Sekolah Dasar Negri Citarum 01 – 02 – 03 – 04 Semarang Tahun 2005. Semarang, Skripsi, Semarang.
Tu’u Tulus, 2004. Peran Disiplin Pada Perilaku Dan Prestasi Siswa. PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta.
Anna Uswatun, Wiwin Rohmawati, Eka Desi Sarahwati, Hubungan Status Gizi … 59