5/27/2018taufik.staff.ugm.ac.id/wp-content/uploads/idsn-kuliah...bhumandala award (2014, 2016, 2018,...
TRANSCRIPT
5/27/2018
1
Basis Data dan Infrastruktur Data Spasial
Mata kuliah ini bertujuan untuk memberika bekal pengetahuan dasar basis data
spasial dan aplikasinya dalam bidang geografi, serta memahami, menganalisis dan
mengevaluasi Infrastruktur Data Spasial (IDS).
Materi yang dibahas meliputi:
1. Entitas,
2. Atribut,
3. Normalisasi, dan
4. Relasi dalam basis data spasial,
5. Pengantar Infrastruktur Data Spasial (IDS).
6. Komponen infrastruktur data spasial
a. Kelembagaan
b. Data Spasial (data Utama. Metadata, KUGI, Standar, Aksessibilitas,
Uji Kualitas Data)
c. Kebijakan
d. Teknologi
e. SDM
7. Kebijakan Satu Peta (One Map Policy)
8. Geoportal
9. Aplikasi implementasi IDS.
5/27/2018
2
1. Perangkat keras (hardware) Komputer (komputer tunggal, komputer sistem jaringan dengan server, komputer
dengan jaringan global internet) dan periperalnya. Perangkaat keras untuk SIG mepliputi perangkat keras : pemasukan data, pemrosesan data, dan penyajian hasil, serta peyimpanan (storage).
2. Perangkat Lunak (software) Perangkat lunak yang mempunyai fungsi di atas dan fasilitas untuk penyimpanan,
analisis, dan penayangan informasi geografi. Persyaratan yang penting harus dipenuhi software SIG, adalah :merupakan Database Management System (DBMS), fasilitas untuk pemasukan dan manipulasi data geografis, fasilitas untuk query, analisis , dan visualisasi,Graphical User Interface (GUI) yang baik untuk mempermudah akses fasilitas yang ada.
3. Data (Data) Data merupakan komponen yang penting dalam SIG. Keakurasian data dituntut
dalam SIG. Dikenal konsep GIGO (Garbage In Garbage Out) sebaliknya Gold In Gold Out.
4. Sumberdaya Manusia (people) Teknologi SIG menjadi sangat terbatas kemampuannya jika tidak ada sumberdaya
yang mengelola sistem dan mengembangkan untuk aplikasi yang sesuai. Pengguna dan pembuat sistem harus saling bekerjasama untuk mengembangkan teknologi SIG.
5. Metode (methods) Model dan teknik pemrosesan perlu dibuat untuk berbagai aplikasi SIG.
6. Network With rapid development of IT, today the most fundamental of these is probably the
network, without which no rapid communication or sharing of digital information could occur. GIS today relies heavily on the Internet, acquiring and sharing large geographic data sets.
Paul A. Longley University College London, UK, 2005
5/27/2018
3
Gottfried Konecny,2001
5/27/2018
4
http://video.istanapresiden.go.id/index.php/s/FAqDtRxNK7n7osg
5/27/2018
5
Kab. Paser binaan
FAKULTAS GEOGRAFI
(2105-2017)
Kota Bontang memperoleh Peringkat Juara Harapan I untuk Simpul Jaringan Informasi Geospasial
Kategori Pemerintah Kota -> Kota Bontang binaan FAKULTAS GEOGRAFI (21014-2015)
http://klikbontang.com/berita-9682-bravo-bontang--walikota-terima-penghargaan-bhumandala.html
5/27/2018
6
http://petakita.bontangkota.go.id/
http://gis.jogjaprov.go.id/maps/43/view
Geo Technology, the location Technology is foundational to the fourth industrial revolution
5/27/2018
7
Rex G. Cammack , 2005
Era distribusi data peta sudah
berubah dari era data analog ke
web services,
contoh: de facto: KML/
KMZ, de yure: OGC:WMS,WFS,
WCS, WPS, WMTS
• Banyak Produsen dan Publikasi
• Interkoneksi • Interoperable • Integratif • Dinamis
Bill Shepherd ESRI, Asia Pacific
IDS
diperlukan : • Geographic Framework • Kolaborasi • Pembagian informasi • Interoperability • Teknologi
5/27/2018
8
Getting information in the right place at the right time
means getting it anywhere and anytime. Information
service delivery expectations and models increasingly call
for 24 hour / 7 day a week access for clients and partners.
http://www.bakosurtanal.go.id/organisasi/
5/27/2018
9
Sekitar 25 tahun terakhir di Indonesia, semakin banyak data spasial Sistem Informasi
Geografis (SIG) yang dibuat dan dikumpulkan dalam format digital (Rais, 2007).
koleksi data spasial yang besar, data tersebut terdiri dari titik kontrol geodesi, data
topografi, data batimetri, dan data tematik yang meliputi sebagian besar wilayah nasional (Matindas, 2006)
Data tersebut dikumpulkan dan dikelola oleh banyak instansi pemerintah di semua tingkat:
nasional, provinsi, kabupaten kota, yang disimpan pada standar lokal yang berbeda.
Kondisi pengelolaan data spasial masih kurang terpadu, kurang tertib, prosedur administrasi
yang panjang, ketersediaan data yang bervariasi (format, standar, metadata), akses data yang
tidak mudah, dan kualitas data yang belum dapat dipertanggung jawabkan (Taufik, 2010).
Penerapan SIG di Indonesia yang cukup menonjol adalah (Bachtiar, 2005) :
• LREP (Land Resources Evaluation and Planning) 1987-1992,
• GTZ (Gesellschaft fur Technische Zusammenarbeit) 1996-1999, dan
• MCRMP (Marine and Coastal Resources Management Project) 2002-2006.
Pembenahan data spasial secara menyeluruh dikenal sebagai pembangunan dan pengembangan
Infrastruktur Data Spasial (IDS)
5/27/2018
10
1. Terdapat beberapa Undang-undang yang menyatakan bahwa data spasial
sangatlah penting, yaitu:
• Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional menyebutkan bahwa seluruh kegiatan pembangunan
haruslah direncanakan berdasarkan data (spasial dan non spasial) dan
informasi yang akurat serta dapat dipertanggungjawabkan.
• UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan
bahwa perencanaan pembangunan di daerah harus berdasarkan pada data
dan informasi, termasuk data dan informasi spasial, dan Pemerintah Daerah
harus membangun sistem informasi daerah yang terintegrasi secara nasional.
• Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional 2005-2025 menegaskan bahwa aspek
wilayah/spasial haruslah diintegrasikan ke dalam –dan menjadi bagian-
kerangka perencanaan pembangunan di semua tingkatan pemerintahan.
Dalam kaitan ini, terdapat 33 provinsi dan lebih dari 500 kabupaten/kota yang
harus mengintegrasikan rencana tata ruangnya ke dalam perencanaan
pembangunan daerahnya masing-masing.
2. Munculnya Peraturan Perundang-Undangan yang mendasari IDSN Indonesia:
• Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 85 Tahun 2007 Tentang Jaringan
Data Spasial Nasional (JDSN)
• Undang-Undang No. 04 Tahun 2011 Tentang Informasi Geospasial
• Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2014 Tentang InPres Nr.
6/2012 tentang Penyediaan, Penggunaan, Pengendalian Kualitas, Pengolahan,
dan Distribusi Data Satelit Penginderaan Jauh Resolusi Tinggi
• Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2013 Tentang Ketelitian
Peta Rencana Tata Ruang
• Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 Tentang Informasi
Geospasial
• Peraturan Presiden No. 27 Tahun 2014 tentang Jaringan Informasi Geospasial
Nasional (JIGN)
Keputusan Kepala Badan Informasi Geospasial Nomor 54 Tahun 2015
Tentang Wali Data Informasi Geospasial Tematik
• Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2016 tentang Percepatan
Pelaksanaan Kebijakan Satu Peta Pada Tingkat Ketelitian Peta Skala
1:50.000
5/27/2018
11
3. One Map Policy
• Kebijakan Satu Peta (One Map Policy) Indonesia, muncul pertama kali sejak Presiden
RI Susilo Bambang Yudhoyono, pada Rapat Kabinet 23 Desember 2010, yaitu: "Saya
ingin hanya satu peta saja sebagai satu-satunya referensi nasional!“, berawal ketika
UKP4 menunjukkan kepada Presiden SBY peta tutupan hutan dari Kementerian
Kehutanan dan Kementerian Lingkungan Hidup yang berbeda (Kementerian
Lingkungan Hidup= 59,8 juta Ha sedangkan data Kementrian Kehutanan = 44,2 juta
Ha).
Kebijakan Satu Peta pertama kali dilaksanakan dengan dihasilkannya Peta Indikatif
Moratorium/ Penundaan Izin Baru di Hutan Alam Primer dan Lahan Gambut yang
menjadi lampiran pada Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2011
Tentang Penundaan Pemberian Izin Baru dan Penyempurnaan Tata Kelola Hutan
Alam Primer dan Lahan Gambut. Kebijakan ini untuk mendukung kebijakan nasional
menyeimbangkan dan menselaraskan pembangunan ekonomi, sosial, budaya dan
lingkungan serta upaya penurunan emisi gas rumah kaca yang dilakukan melalui
penurunan emisi dari deforestasi dan degradasi hutan.
• Paket Kebijakan Ekonomi VIII Presiden Jokowi, Senin (21-12-2015) salah satunya
adalah tentang Kebijakan Satu Peta Nasional (One Map Policy) dengan skala 1:50.000
• Perpres No 9 Tahun 2016 tentang Percepatan Kebijakan 1 Peta pada tingkat ketelitian
peta skala 1:50.000
4. Ina-Geoportal | Geospasial Untuk Negeri (http://tanahair.indonesia.go.id/portal/landingpage) di level
nasional.
5. Simpul Jaringan (61 simpul jaringan pada September 2017), contoh: Kabupaten Klaten
(http://geoportal.klatenkab.go.id/), Bontang (http://petakita.bontangkota.go.id/), Kementrian LH dan
Kehutanan/KLHK (http://geoportal.menlhk.go.id/arcgis/home/)
6. PPIDS (Pusat Pengembangan Infrastruktur Data Spasial).
Salah satu infrastruktur geospasial yang dibangun oleh BIG dan menjadi salah satu simpul jaringan
adalah PPIDS. BIG merencanakan untuk membangun satu PPIDS di setiap provinsi. Diharapkan
PPIDS ini bisa menjadi kepanjangan tangan BIG dalam menyelenggarakan informasi geospasial.
Ide besar dari infrastruktur geospasial adalah “Indonesia Connected” dengan simpul jaringan.
Di Indonesia penghasil SDM geospasial masih sedikit, sehingga menyebabkan kekurangan akan SDM
geospasial. Pada tahun 2017 dibutuhkan SDM sekitar 33.000 orang sedangkan SDM yang tersedia
hanya sekitar 13.000. Kekurangan ini jangan sampai diisi oleh SDM geospasial dari negara luar
negeri. Berkaitan dengan hal ini peran perguruan tinggi sangat besar. Universitas diharapkan bisa
membuat Program Studi Geodesi, Geografi atau Geomatika untuk membantu menciptakan SDM
geospasial di pangsa Indonesia maupun di Asia, Hasanudin, 2017
(http://www.bakosurtanal.go.id/berita-surta/show/penguatan-sumber-daya-manusia-informasi-
geospasial-berbasis-kompetensi-2)
PPIDS Laporkan Berbagai Kegiatan Untuk Kembangkan Simpul Jaringan Daerah
(http://ppids.unhas.ac.id/index.php/berita/detail/ppids-laporkan-berbagai-kegiatan-untuk-kembangkan-
simpul-jaringan-daerah) – Wajib baca untuk mahasiswa.
5/27/2018
12
7. STANDAR dalam bidang Informasi Geografi/Geomatika
disusun oleh BIG yang kemudian ditetapkan oleh Badan Standardisasi Nasional untuk
menjadi Standar Nasional Indonesia (SNI).
• SNI yang telah dikaji ulang (80 SNI, 2016)
• SNI menungggu penetapan (3 RSNI, 4 Desember 2016)
• Rancangan SNI (13 RSNI ISO/TS, 2016)
• Katalog Unsur Geografi Indonesia (KUGI) ver. 3.
8. SKKNI dan KKNI
Keputusan Menteri Ketenagakerjaan RI no 95 tahun 2017 tentang Penetapan Standar
Komptensi Kerja Nasional Indonesia Kategori Aktivitas Profesional, Ilmiah dan Teknis
Golongan Pokok Aktivitas Arsitektur dan Keinsinyuran; Analisis dan Uji Teknis Bidang
Informasi Geospasial. Ada 7 sub bidang IG:
1. Survei Terestris
2. Hidrografi
3. Bidang Fotogrametri
4. Penginderaan Jauh
5. Sistem Informasi Geografis
6. Kartografi
7. Survei Kewilayahan
9. Satu Sertifikasi IG
UU No. 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial mengamanatkan bahwa pelaksanaan
Informasi Geospasial yang dilakukan oleh orang perorangan, kelompok orang maupun badan
usaha, harus memenuhi kualifikasi tertentu melalui proses sertifikasi. Kualifikasi tersebut
dituangkan dalam suatu standar tertentu yang telah ditetapkan, yang dituangkan dalam
dokumen yang disebut SKKNI-IG (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Bidang
Informasi Geospasial) dan KKNI-IG (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia Bidang Informasi
Geospasial). “Mulai tahun 2018, semua pelaksanaan Informasi Geospasial melalui BIG, sumber
daya manusianya harus yang berkompeten, bersertifikat,” ujar Hasanuddin pada pidato
Konsensus KKNI 1 Agustus 2017
(http://www.bsn.go.id/main/berita/berita_det/8637/Sinergi-BSN-----BIG--Dukung-Sertifikasi-
Tenaga-Kerja-Informasi-Geospasial#.WcRDJbIjG70)
10. Asosiasi Perusahaan Survey dan Informasi Geospasial (APSPIG)
APSPIG adalah wadah organisasi dari perusahaan-perusahaan swasta nasional yang kegiatan
usahanya mengkhususkan pada bidang Survei Pemetaan (Surta) dan Informasi Geospasial,
sebelumnya bernama Asosiasi Perusahaan Survey dan Pemetaan Indonesia (APSPI). APSPIG
didirikan dengan tujuan membina dan mengembangkan para anggotanya yang bergerak dalam
bidang survei-pemetaan dan informasi geospasial. Pada saat ini perusahaan (company) yang
terdaftar sebagai anggota APSPIG adalah 128 perusahaan
(http://www.apspig.com/anggota_aspig_list.php?goto=7)
5/27/2018
13
10. Semakin banyaknya Penyedia data berbasis Web Services
Layanan dari dalam negeri:
1. BNPB (Peta Tematik) http://geoservice.bnpb.go.id:8399/arcgis/rest/services
2. BNPB (Peta Dasar) http://gisserver.bnpb.go.id:8399/arcgis/rest/services
3. Kementerian Kehutanan http://webgis.dephut.go.id/arcgis/rest/services/
4. Kementerian Pertanian http://203.190.36.46/arcgis/rest/services/
5. LAPAN http://202.43.161.180/arcgis/rest/services/
6. Kementerian Perhubungan http://gis.dephub.go.id/arcgis/rest/services/
dan http://gis2.dephub.go.id/ArcGIS/rest/services/
7. Bakosurtanal (BIG) http://geoservices.ina-sdi.or.id/ArcGIS/rest/services
8. Kementerian Pekerjaan Umum http://sigi.pu.go.id/ArcGIS/rest/services
Layanan dari luar negeri:
1. Pacific Disaster Centre http://ags.pdc.org/ArcGIS/rest/services/
2. Earth Satellite http://www.earthsat.com/ArcGIS/rest/services/
3. ESRI ArcGIS Online http://server.arcgisonline.com/ArcGIS/rest/services
4. USGS http://rmgsc.cr.usgs.gov/ArcGIS/rest/services/ atau http://nhss.cr.usgs.gov/arcgis/rest/services/
atau http://isse.cr.usgs.gov/ArcGIS/rest/services/
5. European Environment Agency http://discomap.eea.europa.eu/arcgis/rest/services/
6. Watershed Assessment, Tracking & Environmental Result
http://watersgeo.epa.gov/ARCGIS/REST/services/
7. Oregon http://navigator.state.or.us/ArcGIS/rest/services
8. Geocommunicator http://www.geocommunicator.gov/ArcGIS/rest/services/
11. Bhumandala Award (2014, 2016, 2018, ...)
Kementrian, Lembaga, Pemda berlomba-lomba meraih piala ini (peluang proyek). Piala
ini merupakan penilaian Indeks Kinerja Simpul Jaringan Bagi Instansi Pemerintah
(http://www.bakosurtanal.go.id/berita-surta/show/big-gelar-penganugerahan-
bhumandala-award)
12. Penghargaan Inovasi Pemanfaatan IG (2017, 2019, ...)
Penganugerahan penghargaan inovasi pemanfaatan informasi geospasial merupakan
bentuk apresiasi BIG kepada simpul jaringan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
dengan tujuan untuk memotivasi, memperkuat dan membangun semangat Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota dalam mengembangkan pemanfaatan informasi geospasial
yang inovatif.(http://www.bakosurtanal.go.id/penghargaan-inovasi-pemanfaatan-ig/)
13. Perpres tentang Satu Data
Dalam waktu dekat akan dikeluarkan Perpres tentang Satu Data, dimana di dalam
Perpres tersebut tidak hanya data geospasial dan data statistik saja yang akan
diintegrasikan, tetapi juga data lainnya seperti data pengguna media sosial
(http://www.bakosurtanal.go.id/berita-surta/show/penguatan-sumber-daya-manusia-
informasi-geospasial-berbasis-kompetensi-2)
5/27/2018
14
https://www.youtube.com/watch?v=C4htCF-elPE
a) The growing importance of geographic information in the coming age
of digital technology, and
b) The need for some form of government intervention to coordinate data
acquisition and availability.
SDI identified two basic drivers, namely
Kevin McDougall, 2006
5/27/2018
15
• ICT and II potentially enable GIS and SDI
•GIS and SDI mutually support and enable each other
•GIS and SDI do offer important contents to ICT and II services
Zorica Nedović-Budić and Nama Raj Budhathoki
5/27/2018
16
Spatial Data Infrastructure (SDI)
Technology, policies, criteria, standards and people necessary to promote geospatial
data sharing throughout all levels of government, the private and nonprofit sectors,
and academia. It provides a base or structure of practices and relationships among
data producers and users that facilitates data sharing and use. It is a set of actions
and new ways of accessing, sharing and using geographic data that enables far
more comprehensive analysis of data to help decision-makers chose the best
course(s) of action.
(Federal Geographic Data Committee (FGDC) http://www.fgdc.gov/nsdi/nsdi.html,
accessed July 12, 2006)
Geographic Information Systems (GIS)
Information systems that manage, manipulate and analyze spatial data. (Theobald,
2005, p. 2). Generic GIS can be viewed as a number of specialized spatial routines
laid over a standard relational data base management system. (Goodchild, 1985)
(Current GIS increasingly rely on object oriented technology.)
Zorica Nedović-Budić and Nama Raj Budhathoki
Information Infrastructure (II)
The [N]II includes more than just the physical facilities used to transmit, store,
process, and display voice, data, and images. It encompasses: equipment,
information in various forms, applications, network standards and transmission
codes, and people. (Information Infrastructure Task Force, 1993)
Information and Communication Technologies (ICT)
Telecommunications: Electronic transmission of information via computer networks.
(Wheeler et al, 2000, p. 4) Transmission, between or among points specified by the
user, of information of the user's choosing, without change in the form or content of
the information as sent and received (Telecommunications Act of 1996). As
telecommunications themselves become digital and based on microelectronic, they
are merging with digital computer and media technologies. (Graham et al, 1996, p. 3).
Telematics: Services and infrastructures which link computer and digital media equipment
over telecommunications links. Telematics are providing the technological foundations for
rapid innovation in computer networking and voice, data, image and video
communications. (Graham et al, 1996, p. 3)
Zorica Nedović-Budić and Nama Raj Budhathoki
5/27/2018
17
a) The growing importance of geographic information in the coming age
of digital technology, and
b) The need for some form of government intervention to coordinate data
acquisition and availability.
SDI identified two basic drivers, namely
Kevin McDougall, 2006
5/27/2018
18
5/27/2018
19
5/27/2018
20
?
Information Management
Spatial Information Management
1970 1980 1990 2000
Internet
Era ICT
Pemetaan Digital Seamless/Scalable/ Multi-dimensional
Era Komputer/ GIS
SDI 2
1970 1980
Pemetaan Konvensional
1:25K
1:100K 1:250K
SIG SDI 1
Sistem menggunakan Peta Cetak
SIGI 2010
(Rajabifardb, 2001 dalam Hakim 2005)
Rex G. Cammack , 2005
5/27/2018
21
• Banyak Produsen dan Publikasi
• Interkoneksi • Interoperable • Integratif • Dinamis
Bill Shepherd ESRI, Asia Pacific
IDS
diperlukan : • Geographic Framework • Kolaborasi • Pembagian informasi • Interoperability • Teknologi
http://www.fgdc.gov/initiatives/evolution/index_html
5/27/2018
22
National Spatial Data Infrastructure Strategic Plan 2014–2016
For the past two decades the FGDC has worked to develop policies and partnerships to advance the development of the NSDI. To achieve this, the FGDC has contributed to the evolution of Federal and national geospatial initiatives. Several of these initiatives have been sponsored as Administration priorities and are highlighted in the following figure:
5/27/2018
23
1. Dimana saja daerah rawan awan panas?
2. Menentukan zona aman 20 km (Pusat Vulkanologi dan
Mitigasi Bencana Geologi)?
3. Jalur Pengungsian?
4. Lokasi yang cocok untuk pengungsian?
5. Dimana lokasi shelter pengungsi terbaik?
5/27/2018
24
Dapatkah memenuhi permintaan PVMBG/Bupati
dalam waktu 2 jam?
1. Mencari data
2. Mendapatkan data
3. Mengintegrasikan data
4. Menganalisa data
5. Menyajikan data
5/27/2018
25
Getting information in the right place at the right time
means getting it anywhere and anytime. Information
service delivery expectations and models increasingly call
for 24 hour / 7 day a week access for clients and partners.
5/27/2018
26
http://viewer.nationalmap.gov/viewer http://earthexplorer.usgs.gov https://www.census.gov/geo/maps-data/data/tiger.html
Perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan
membutuhkan data dan informasi dasar!
T. Nirarta Samadhi Deputi V UKP-PPP
5/27/2018
27
wrong place at the wrong time
5/27/2018
28
PERMASALAHAN- PERMASALAHAN LAIN
5/27/2018
29
Husni mencontohkan, saat pemutakhiran DPT ditemukan data yang mencantumkan nama 'si Pocong' dari Singkawang,
Kalimantan Barat. Data itu dianggap valid serta memenuhi semua persyaratan.
"Hampir mau dihapus. Tapi datanya lengkap, dan memang benar adanya, fotonya juga dikirim. Memang benar namanya Pocong.
Bila di tempat lain mungkin nama ini dinyatakan invalid karena tidak ada Pocong di Jawa," jelas Husni.
Selain nama yang dapat terbilang lucu, kasus lain yang datang dari banyaknya nama yang sama di suatu daerah. Salah satu
daerah yang memiliki nama sama adalah Bali. Misalnya, nama I Wayan yang jumlahnya ribuan. "Bukan tidak mungkin nama sama
diikuti kelahirannya bersamaan," kata Husni.
Tidak hanya itu, kasus yang cukup memusingkan KPU dalam penetapan DPT disebabkan oleh para artis yang memiliki nama
ganda. Ada artis yang memiliki nama asli, kemudian saat terkenal punya nama panggung.
"Ada lagi problem kita, namanya kecil beda dengan namanya pas sudah besar. Nama di kota beda dengan nama di desa. Nama
audisi sebelum jadi artis dan sesudah itu beda. Misal Ayu Ting-Ting," papar Husni.
5/27/2018
30
Bagi setiap orang yang mengubah informasi geospasial dasar tanpa izin dari
badan dan menyebarluaskan hasilnya maka diancam dengan hukuman pidana
maksimal 1 tahun penjara atau denda maksimal Rp. 250 juta.
Pasal 61 melarang setiap orang membuat informasi geospasial yang
penyajiannya tidak sesuai dengan tingkat ketelitian sumber data yang
mengakibatkan timbulnya kerugian orang dan/atau barang. Bila larangan ini
dilanggar, maka orang tersebut dapat dipidana penjara maksimal 3 tahun atau
denda maksimal Rp. 750 juta.
Penyebaran informasi geospasial juga tak boleh dilakukan sembarangan. Bila
seseorang menyebarluaskan informasi geospasial yang belum disahkan oleh
pejabat yang berwenang maka bersiaplah menghadapi tuntutan pidana. Orang
tersebut maksimal dapat dipidana 2 tahun penjara atau denda maksimal Rp. 500
juta. Bila penyebaran informasi geospasial yang belum disahkan ini menimbulkan
bahaya atau kerugian orang lain atau barang, maka ancaman pidana bagi pelaku
menjadi diperberat. Yakni, maksimal 3 tahun atau denda maksimal Rp. 750 juta
sebagaimana diatur Pasal 68 ayat (2).
Dari Sabang samapai Merauke
sambung menyambung
Dari Sabang sampai Merauke
sandung menyandung
5/27/2018
31
Contoh data yang tidak sinkron adalah tentang luas hutan di Provinsi Gorontalo :
– 978.385 Ha (Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Gorontalo), – 826.378 Ha (BAPPEDA Provinsi Gorontalo), – 750.053 Ha (Komite Pusat Pembentukan Provinsi Gorontalo) – 838.297 Ha (Badan Planologi Kehutanan Kementerian Kehutanan).
Ketidaksamaan luas hutan ini menunjukkan ketidakpastian dalam pengelolaaan hutan.
Naskah Akademik Rancangan Undang-undang Republik Indonesia Tentang Informasi Geospasial, 2010
SERTIFIKAT HM03425
SIM 690315140418
STNK 0383040
LISTRIK CM0180041
ALAMAT TIDAK SAMA
Jl Ahmad yani no. 10
Jl Ahcmad Yani 10
Jl Ahmad Jani 10
Jl Ahcmad Y. no. 10
Jalan Ahmad Yani nomor 10
Jl A. Jani No. 10
PAM 50010983
KARTU KELUARGA 3806005678
NOPPEN 0950022401660108 0952086205695518 0952086238420012
KTP 0950022401660108
Jl A. Yani No. 10
Jl. Ahmad Yani no. 10
Jl. Ahmad Yani no. 10
Jl. Ahmad Yani no. 10
Jl. Ahmad Yani no. 10
Jl. Ahmad Yani no. 10
Jl. Ahmad Yani no. 10
Jl. Ahmad Yani no. 10
ALAMAT MENJADI SAMA
PERLU
BASISDATA TERSTRUKTUR
31.71.010.001.002.0110.0.140170.1.0
5/27/2018
32
Visualisasi informasi yang berbeda dari dua instansi untuk objek peta yang sama
(garis pantai dan jalan tol)
5/27/2018
33
Different road cataloguing
5/27/2018
34
An example of parcel vector data to imagery conflation
LETTER C
BAKOSURTANAL
Desa Doplang
Desa Adiraja
5/27/2018
35
Letter C boundaries
Cookie cutting
land use 1:25,000
Updated
land use map
Pemukiman
Sawah
Sawah
Pemukiman
Pekarangan
Tegalan
Tegalan
Desa Jogoresan
Desa Jogoresan
Desa Jogoresan
Peta Kawasan Rawan Bencana G. Merapi Tahun 2010, ESDM – BPPTK,
http://geospasial.bnpb.go.id/2010/12/03/peta-kawasan-rawan-bencana-g-merapi-tahun-2010-esdm-bpptk/
Peta rawan Bencana Gunung Merapi Jateng dan DIY, Rekompak dan JRF, http://ajiekdarminto.wordpress.com/2010/11/12/gunung-merapi-6-peta-peta-daerah-rawan-bencana/
Peta Resiko Bencana Letusan Gunung api Merapi di DIY, Pemda DIY Peta Bahaya Gunung Api Merapi KLMB, http://cybergisforum.blogspot.com/
5/27/2018
36
Peta Rupabumi Indonesia
Izin Sektor Minerba
Izin Sektor Kehutanan
Izin Sektor Pertanahan
Sumber : 1. Peta Dasar RBI Indonesia Skala 1 : 50.000 digeneralisasi
2. Peta Pemanfaatan Kawasan Hutan, KLHK 3. Peta konsesi pertambangan, Kementerian ESDM
4. Peta Hak Atas Tanah, Kementerian ATR/BPN
Tanah Grogot
GAMBARAN/PERSPEKSTIF KONDISI DATA INFORMASI GEOSPASIAL TEMATIK PERIZINAN SAAT INI
Hal 72
SKEMA VERIFIKASI DATA IGT KORSUP PERKEBUNAN
• Verifikasi data dilaksanakan mengacu terhadap IGD berdasarkan atas elemen kualitas data yang disepakati.
• Elemen kualitas data adalah sebuah komponen yang mendeskripsikan suatu aspek khusus kualitas data geografis yang telah dikelompokkan dalam kategori yang berbeda.
• Elemen kualitas data yang digunakan dalam proses verifikasi data merupakan adopsi dari ISO 19157
Kelengkapan
Konsistensi Logis
Akurasi Posisi
Akurasi Tematik
Akurasi Temporal
PARAMETER
Omisi Komisi
Konsistensi Konseptual, Domain, Format dan Topologis
Akurasi absolut, relative dan posisi data grid
Kebenaran klasifikasi, kebenaran atribut non-kuantitatif, akurasi atribut kuantitatif
Akurasi waktu pengukuran, konsistensi temporal, validitas temporal
5/27/2018
37
Hal 73
CONTOH VERIFIKASI IGT HASIL KOMPILASI
Kasus 1 : Kelengkapan Data : Komisi Polygon Overlap
Hal 74
Kasus 2 : Kelengkapan Data : Omisi Polygon Gap)
CONTOH VERIFIKASI IGT HASIL KOMPILASI
5/27/2018
38
Hal 75
Kasus 3 : Konsistensi Logis
CONTOH VERIFIKASI IGT HASIL KOMPILASI
5/27/2018
39
5/27/2018
40
5/27/2018
41
5/27/2018
42
5/27/2018
43
5/27/2018
44
Data spasial memiliki peran penting dalam setiap aktivitas pemerintah:
• 90% aktivitas pemerintah memiliki elemen spasial • 65% aktivitas pemerintah menggunakan elemen spasial
sebagai identifier utama.
Telah banyak institusi yang mengumpulkan dan mengelola berbagai macam data dan informasi spasial (geo-information) untuk memenuhi kebutuhan masing-masing -> membentuk pulau-pulau geoinformasi (islands of geo-information).
Pengambilan keputusan yg efektif dalam pemerintahan memerlukan informasi spasial yg. up-to-date dan akurat, yg menjelaskan situasi terkini yg terjadi.
5/27/2018
45
Dudung Muhally Hakim
RS and GISc. Research Group – FITB Pusat Infrastruktur Data Spasial (PIDS) ITB
Dudung Muhally Hakim
RS and GISc. Research Group – FITB Pusat Infrastruktur Data Spasial (PIDS) ITB
5/27/2018
46
Dudung Muhally Hakim
RS and GISc. Research Group – FITB Pusat Infrastruktur Data Spasial (PIDS) ITB
5/27/2018
47
Dudung Muhally Hakim
RS and GISc. Research Group – FITB Pusat Infrastruktur Data Spasial (PIDS) ITB
Dudung Muhally Hakim
RS and GISc. Research Group – FITB Pusat Infrastruktur Data Spasial (PIDS) ITB
5/27/2018
48
Tidak Lengkap dan
TidakTeratur
(mungkin) Lengkap
tetapi TidakTeratur
Kondisi Ideal
(dengan IDS)
• BERSAMA,
• TERTIB,
• TERUKUR,
• TERINTEGRASI,
• TERINTEGRASI,
• BERKESINAMBUNGAN,
• B E R DAYA G U N A .
Ir. Yuyu Rahayu, M.Sc., 2013 (Hakim, 2007 dan Rahmadi, 2011)
5/27/2018
49
– Data dan informasi menyebar di berbagai institusi Pusat dan Daerah
dan memerlukan energi besar untuk mengintegrasikan
– Kurangnya data terutama di daerah, baik data numerik maupun data
spasial yang valid, terkini, dan bisa dipercaya keabsahan dan
kebenarannya (Tepat/Akurat )
– Data dan informasi masih dikelola oleh petugas „secara individual‟
sehingga sulit diperoleh saat diperlukan
– Format dan struktur data dan informasiya berbeda-beda
– Pertukaran data dan informasi belum memanfaatkan ICT tetapi masih
offline (diantar secara manual)
– Catatan riwayat data dan informasi sering tidak ditulis dalam file
penyimpanan
Forum SIGNas (2005)
– Kurang disiplin dalam menerapkan norma dan kaedah yang telah ada,
seperti PP 10/2000
– Infrastruktur pendukung: software dan hardware yang tersedia di pasar
cukup memadai, tetapi variasi penggunaan software di instansi Pusat
dan Daerah termasuk swasta dan masyarakat sangat tinggi
– Peta dibuat seadanya. Untuk data spasial, peta yang disajikan
sebagian besar disusun seadanya, dengan metoda pembuatan yang
belum mengacu pada standar kartografis yang benar. Apa yang
tergambar di peta ternyata lokasi yang sebenarnya meleset jauh
– Kualitas Data Spasial : “Out of Date”. Banyak instansi yang
menggunakan data yang saling berbeda, walaupun yang dibahas adalah
mengenai data yang sama. Sebagai contoh, data luas hutan lindung
tidak sama antara Badan Statistik Daerah, Bappeda, Kehutanan, dan
BPN
Forum SIGNas (2005)
5/27/2018
50
“…widespread access to and use of spatial data is still difficult in Europe. The main problems relate to data gaps, missing documentation, incompatible data sets and services due e.g. to varying standards, and barriers to the sharing and reuse of spatial data.”
INSPIRE
Directive Of The European Parliament, 2004
INSPIRE is based on the infrastructures for spatial information established and operated by the 27 Member
States of the European Union.
Source: Skidmore, 2003
5/27/2018
51
Poor Data = Poor Information = Poor Decisions
Quality input = Quality Output
Excelent data
but
Poor cartographic design = Poor information
5/27/2018
52
Data Berkualitas
Akses & Berbagi
Data
Data Berkualitas
IDS
Manajemen Data
(Better Data)
Pengambilan Keputusan yg. Akurat
NO PERAN IDS MENGAPA dan BAGAIMANA
1 Menjamin kepastian keberadaan
data
Keberadaan data tersebar, pembangunan
metadata, kustodianship/walidata, pembangunan
aplikasi pencarian data
2 Kemudahan akses Menggunakan jaringan berbasis elektronik (HW,
SW, Jaringan)
3 Data integrasi Interoperabilitas data spasial (technical aspect),
Keterpaduan kebijakan, peraturan, penguatan
institusi
4 Mengurangi duplikasi data dan
kegiatan --- efisiensi
Koordinasi, perencanaan, pertukaran data
5 Menjamin kualitas data Mengacu pada standar yg sama
6 Pemaksimalan pemanfaatan data
spasial
Datasharing, menggunakan data dari berbagai
sumber, meningkatkan fungsi data spasial,
membangun service (melihat/menampilkan data)
5/27/2018
53
1. menyediakan data dan informasi spasial yang berkualitas yang mudah
diakses dan diintegrasikan untuk pembangunan;
2. bermanfaat dalam menghindari duplikasi pekerjaan antar instansi;
3. mendukung pemanfaatan multiguna data dan informasi spasial;
4. meningkatkan kualitas dan ketersediaan data dan informasi spasial;
5. memberikan kemudahan akses data;
6. meningkatkan return on investment; serta
7. meningkatkan kualitas pengambilan keputusan (Bakosurtanal, 2007).
SDI, Information and Good Governance Provide a Basis to Manage the Tensions Between
Economic, Social and Environmental Imperatives for Sustainable Development
Ian Williamson, Abbas Rajabifard, and Mary-Ellen F.Feeney, 2003)
5/27/2018
54
Ada banyak daerah di mana dengan IDS bisa mendapatkan keuntungan,
seperti: Selandia Baru, termasuk potensi untuk membuat keuntungan
ekonomi yang signifikan.
Informasi geospasial yang secara luas digunakan di Selandia Baru
memberikan kontribusi lebih dari $ 1.200.000.000 per tahun bagi
perekonomian dan lebih baik pengambilan keputusan.
Menghapus hambatan kunci untuk menghubungkan informasi ini bisa
menambahkan lebih lanjut $ 500 juta dolar setahun untuk manfaat
produktivitas dan menghasilkan tambahan $ 100 juta dalam pendapatan
pemerintah.
5/27/2018
55
o Upaya koordinasi data spasial di Amerika Serikat telah berlangsung lebih dari
100 tahun yang lalu dengan membentuk Dewan Geographic AS pada tahun
1906 untuk menghindari duplikasi pekerjaan dan meningkatkan
standarisasi peta (Robinson, 2008).
o Pada 1970-an, instansi survei dan pemetaan nasional menyadari kebutuhan
untuk standarisasi penyimpanan, dan akses ke data dan informasi
digital geospasial pada aspek teknis (Steenis, 2011).
o IDS muncul pada awal 1990-an ketika kemajuan dalam teknologi geospasial
dan komunikasi (Internet khususnya), sehingga sistem informasi geografis
“stand alone” berubah menjadi infrastruktur informasi sistem jaringan dan
sistem kolaboratif (Nedovic-Budic et al., 2011.
o Pilar perkembangan konseptual dan praktis IDS di dunia adalah dibentuknya
the United States National Spatial Data Infrastructure (NSDI) tahun 1994,
Europe‟s Infrastructure for Spatial Information in the European Community
(INSPIRE) tahun 2007, dan the Australia New Zealand Spatial Information
Council (ANZLIC) - (Nedovic-Budic et al., 2011).
LAHIRNYA IDS
Infrastruktur Data Spasial (IDS) adalah sebuah konsep
yang muncul awal 1990-an, pertama kali diperkenalkan oleh
negara-negara yang mendukung pertukaran informasi
geografi, standar adopsi dan berbagi aset di seluruh
jaringan informasi nasional. Tujuan utama, untuk
memperkuat pengambilan keputusan untuk pembangunan
ekonomi yang berkelanjutan.
IDS semakin berkembang setelah Presiden Amerika Clinton,
1994 menyatakan IDS bertujuan "untuk meningkatkan
pembangunan ekonomi, melestarikan sumber daya alam, dan
untuk melindungi lingkungan hidup”.
The United Nations Geographical Information Working Group (UNGIWG), 2007
5/27/2018
56
5/27/2018
57
5/27/2018
58
5/27/2018
59
5/27/2018
60
5/27/2018
61
5/27/2018
62
5/27/2018
63
5/27/2018
64
5/27/2018
65
5/27/2018
66
Pengembangan IDS Indonesia secara resmi dimulai
pada tahun 1993 ketika sebelas institusi pemerintah di
tingkat nasional bertemu untuk mendiskusikan dan
bertukar informasi yang berkaitan pengembangan SIG
dalam lembaga-lembaga mereka.
“Informasi Geospasial dibutuhkan oleh semua institusi pemerintah dan masyarakat untuk meningkatkan kualitas
perencanaan dan pengambilan keputusan di seluruh tingkatan dan segala aspek dari pembangunan nasional.”
DUKUNGAN KEBIJAKAN YANG LUGAS DARI PENGAMBIL KEBIJAKAN TERTINGGI TENTANG
PENYELENGGARAAN INFORMASI GEOSPASIAL
BIG, 2013
5/27/2018
67
5/27/2018
68
22-23 November 2012
5/27/2018
69
http://finance.detik.com/read/2015/11/10/171407/3067293/4/jokowi-siapkan-peta-tunggal-lahan-terlengkap-di-2017
(Masser, 2003). The first generation of SDI development emerged
in the mid-1980s when the USA and Australia, for example,
started to develop the data access relationships, which became
the precursor to the development of NSDI initiatives. At thistime,
countries developing SDI on any jurisdictional level had only very
limited ideas and knowledge about different dimensions and
issues of the SDI concept, and rather less experience of such
development. Within this generation, each country designed and
developed SDI based on their specific requirements and priorities
and nationally specific characteristics. The ultimate objectives of
the SDI initiatives in this generation as summarized by Masser
(1999) were to promote economic development, to stimulate
better government and to foster environmental sustainability.
5/27/2018
70
1. konsepsi (conception): kebutuhan untuk IDS diakui dan perencanaan
dimulai;
2. kelahiran (birth): keputusan untuk membangun IDS;
3. bayi (infancy): tahap sangat awal dari IDS ketika model konseptual
sedang dikembangkan;
4. anak (childhood): tahap awal dari IDS dengan implementasi pertama;
5. pubertas (puberty): ketika IDS dapat memberikan pada beberapa
tujuannya;
6. dewasa (adulthood): matang berfungsi diandalkan IDS;
7. usia tua (old age): IDS menunjukkan tanda-tanda kerusakan dengan
kebutuhan yang jelas untuk perbaikan atau perubahan; dan
8. kematian (death): IDS berhenti ada.
Tahapan Perkembangan IDS:
Francis Harvey, Adam Iwaniak, Serena Coetzee, and Antony K Cooper, 2012
5/27/2018
71
These are the top 5 countries in Geospatial readiness index:
1. USA — known as the land of innovation and most of the geospatial
technology product innovation is predominant here
2. United Kingdom — location, a key component of geospatial ecosystem is
being adopted in every industry segment for both civil and government use
3. The Netherlands — one of the first country to establish a cloud-based web
portal for real-time satellite data access
4. Canada — riding high on open data policies, standards, institutions to
promote strong geospatial uptake
5. Germany — driven by the hardware industry, the German geospatial
industry continues to grow and shows no sign of slowing down
TOP 5 Geospatial ready countries in the World
5/27/2018
72
Infrastructure is the basic physical and
organizational structures needed for the
operation of a society or enterprise or the
services and facilities necessary for an
economy to function (source:Wikipedia).
5/27/2018
73
The word infrastructure is used to promote the concept of a
reliable, supporting environment, analogous to a road or
telecommunications network that, in this case, facilitates the
access to geographically-related information using a minimum
set of standard practices, protocols, and specifications.
Like roads and wires, an SDI facilitates the conveyance of
virtually unlimited packages of geographic information (Nebert
(Ed), 2004).
1. An underlying base or foundation especially for an organization or a
system.
2. The basic facilities, services, and installations needed for the
functioning of a community or society, such as transportation and
communications systems, water and power lines, and public
institutions including schools, post offices, and prisons. Source: The American Heritage® Dictionary of the English Language, Third Edition
3. The basic framework or features of a system or organization
4. The basic facilities and equipment needed for the functioning of a
country or area Source: WordNet ® 1.6, © 1997 Princeton University
5/27/2018
74
5. Basic support services for computing, particularly national networks. Source: The Free On-line Dictionary of Computing, © 1993-2001 Denis Howe
6. Basic organization: the system according to which a company,
organization, or other body is organized at the most basic level.
7. Public services or systems: the large-scale public systems, services,
and facilities of a country or region that are necessary for economic
activity, including power and water supplies, public transportation,
telecommunications, roads, and schools. Source: Encarta® World English Dictionary [North American Edition] © & (P) 2001 Microsoft
Corporation.
An infrastructure exists to support other economic or social activities,
and not as an end to itself.
It incurs a relatively high initial capital cost.
It has a relatively long life.
It requires long-term management and commitment of resources.
Example – A Road Infrastructure:
– New roads mesh with existing system.
– Improves connectivity for people / travelers / commerce.
– Ensures unnecessary roads don‟t get built.
– Standards of construction are developed / tested / adhered to.
– Signs help navigate the network. Source: James Kangethe, National Spatial Information Framework, South Africa
5/27/2018
75
5/27/2018
76
http://www.motive8.co.nz/featured-projects.html
IDS memfasilitasi hubungan antara sumber-sumber informasi yang penting,
dan memungkinkan orang untuk menemukan dan mengaksesnya – seperti
infrastruktur jalan yang menghubungkan lokasi penting.
IDS adalah teknologi, kebijakan, standar, dan sumber daya manusia yang
diperlukan untuk memperoleh, memproses, menyimpan, mendistribusikan
dan meningkatkan kegunaan data geospasial. Pada dasarnya, sebuah SDI
adalah kerangka untuk mendukung penggunaan informasi geospasial.
5/27/2018
77
• A spatial data infrastructure (SDI) is a framework of spatial
data, metadata, users and tools that are interactively
connected in order to use spatial data in an efficient and
flexible way;
• data and metadata should not be managed centrally;
• good coordination between all the actors is necessary and
the definition of standards is very important.
http://en.wikipedia.org/wiki/Spatial_Data_Infrastructure
The technologies, policies, and people necessary to promote sharing of
geospatial data throughout all levels of government, the private and non-
profit sectors, and the academic community. (US FGDC,
http://www.fgdc.gov/SDI/SDI.html ).
The SDI encompasses policies, standards, and procedures for
organizations to cooperatively produce and share geographic data.
(http://www.fgdc.gov/)
A national initiative to provide access to the fundamental spatial data that
underpins sound, sustainable development. Australian Spatial Data
Infrastructure http://www.auslig.gov.au/asdi/
5/27/2018
78
The primary objective of the ASDI is to ensure that users of spatial data will
be able to acquire consistent datasets to meet their requirements, even
though the data is collected and maintained by different authorities. The
ASDI will not be a centralized database but made up of data held on
independently maintained systems linked by common standards and
policies.
GSDI encompasses the policies, organizational remits, data, technologies,
standards, delivery mechanisms, and financial and human resources
necessary to ensure that those working at the global and regional scale are
not impeded in meeting their objectives. Global SDI http://www.gsdi.org/
Canadian Geospatial Data Infrastructure (CGDI) will coordinate Canada‟s
numerous databases of geographic information and make them accessible
through a common window on the Internet. http://cgdi.gc.ca/english/
Spatial Data Infrastructures as the set of technologies, policies and
tandards that together enable efficient user access to spatial data
generated by others in an efficient way (in terms of time and money)
, reducing the duplication of effort, fulfilling user requirements and
improving the quality of products and processes that involve
geographic information (Steenis, 2011).
5/27/2018
79
“sebagai teknologi, kebijakan,
standar dan sumber daya
manusia untuk memperoleh,
memproses, menyimpan,
mendistribusikan, dan
meningkatkan pemanfaatan
data geospasial “
[Clinton, 1994].
Pada bulan April 1994 Presiden Clinton menandatangani
Executive Order 12906, yang menyerukan pembentukan
Infrastruktur Data Spasial Nasional (IDSN).
IDSN ini dilihat sebagai teknologi, kebijakan, dan orang-orang
yang diperlukan untuk mempromosikan, berbagi data
geospasial di seluruh tingkat pemerintahan, sektor swasta
dan nirlaba, dan akademisi.
Untuk meningkatkan pembangunan ekonomi, meningkatkan
pengelolaan SDA, dan melindungi lingkungan.
Presiden Amerika Serikat Clinton memperkenalkan konsep
yang disebut “electronic information highway"
[Groot, 1997].
5/27/2018
80
Infrastruktur Data Spasial Nasional (IDSN) berarti teknologi, kebijakan, standar,
dan sumber daya manusia yang diperlukan untuk memperoleh, memproses,
menyimpan, mendistribusikan, dan meningkatkan pemanfaatan data geospasial
(Clinton, 1994).
Istilah "Infrastruktur Data Spasial" (SDI) yang sering digunakan untuk
menunjukkan koleksi dasar yang relevan dari teknologi, kebijakan dan pengaturan
kelembagaan yang memfasilitasi ketersediaan dan akses ke data spasial. Ini
memberikan dasar untuk penemuan data spasial, evaluasi, dan aplikasi untuk
pengguna dan penyedia dalam semua tingkat pemerintahan, sektor komersial,
sektor non-profit, akademisi dan warga pada umumnya. (Nebert, 2004)
Konsep Infrastruktur Data Spasial mengacu pada infrastruktur, atau struktur fisik
dan dasar organisasi, diperlukan untuk memfasilitasi efisiensi penggunaan data
spasial (Rajabifard et al, 2006;... Hjelmager et al, 2008 dikutip oleh Hendriks et al,
2012).
IDS adalah serangkaian kesepakatan/perjanjian koordinasi standar teknologi,
pengaturan kelembagaan, dan kebijakan yang memungkinkan penemuan dan
penggunaan informasi geospasial oleh pengguna (Kuhn, 2005).
IDS Rajabifard
IDS merupakan inisiatif dalam pengelolaan data spasial yang
terintegrasi antara komponen Sumber Daya Manusia (SDM) atau
stakeholder, Kebijakan dan Perundang-undangan, Teknologi, dan
Standardisasi serta Data Spasial, yang memungkinkan berbagi
pakai data (data sharing) dan kemudahan akses untuk
meningkatkan efektifitas dan efisiensi pemanfaatan data spasial
(Rajabifard, 2006).
5/27/2018
81
IDS Rajabifard
Rajabifard (2001) juga menyarankan agar IDS tidak hanya terdiri dari empat
komponen dasar, tetapi juga menambah komponen yang penting yaitu SDM
(people). Komponen termasuk pengguna data spasial dan pemasok data yang
berinteraksi untuk mendorong pengembangan IDS.
IDSN ANZLIC „s
1) Kelembagaan
Mendefinisikan kebijakan dan pengaturan administrasi untuk
membangun, memelihara, mengakses dan menerapkan standar dan
dataset
2) Standar Teknis
Menentukan karakteristik teknis dari dataset fundamental.
3) Fundamental Datasets
Diproduksi dalam kerangka kelembagaan dan sepenuhnya mematuhi
standar teknis.
4) Unit Clearing House
Menjamin dataset fundamental dapat diakses oleh masyarakat, sesuai
dengan kebijakan yang ditetapkan dalam kerangka institusional, dan
teknis standar yang telah disepakati.
IDSN terdiri komponen-komponen :
ANZLIC - the Spatial Information Council (ANZLIC)
5/27/2018
82
IDS Coleman dan McLaughlin
Coleman dan McLaughlin (1998) menganggap definisi ANZLIC
tentang IDS sebagai data sentris. Mereka menyarankan bahwa IDS
tidak hanya terdiri empat dasar komponen, tetapi juga menambah
komponen penting, yaitu Sumberdaya manusia (SDM).
IDS Moeller
Moeller (2002), Direktur Federal Geographic Data Committee (FGDC), lebih
menekankan pada komponen akses jaringan (network access), dan membaginya
ke dalam kerangka metadata dan clearinghouse. Pandangan dia perlu adanya
integrasi semua pengguna ke portal “One Stop Shop Model". Jika dibandingkan
dengan struktur lainnya, Moeller lebih menekankan pada fungsi data katalog pada
IDS.
5/27/2018
83
Sumber (referensi) Definisi IDS
McLaughlin and Nichols
(1992)
Komponen infrastruktur data spasial mencakup
sumber data spasial, basisdata dan metadata,
jaringan data, teknologi (berkaitan dengan
pengumpulan data dan manajemen data), pengaturan
kelembagaan, kebijakan, standar dan
pengguna/Sumber Daya Manusia.
Executive Order of US
President
(Executive Order 1994)
Infrastruktur Data Spasial Nasional (IDSN) berarti
teknologi, kebijakan, standar, dan sumber daya
manusia yang diperlukan untuk memperoleh,
memproses, menyimpan, mendistribusikan, dan
meningkatkan pemanfaatan data geospasial.
European Commission
(European
Commission 1995)
The European Geographic Information Infrastructure
(EGII) adalah kerangka kebijakan Eropa dalam
menciptakan kondisi yang diperlukan untuk mencapai
suatu tujuan. Dengan demikian mencakup semua
kebijakan, peraturan, insentif dan struktur yang didirikan
oleh Lembaga Uni Eropa dan negara-negara Anggota.
Thompson (1995) IDSN adalah salah satu yang membuat
penggunaan teknologi komputer dan komunikasi
yang efektif dan efisien untuk akuisisi,
manajemen, dan penyebaran data serta informasi spasial secara nasional.
Australia New
Zealand Land
Information Council ( ANZLIC 1996)
Sebuah infrastruktur data spasial nasional terdiri
atas empat komponen inti yaitu: kelembagaan,
standar teknis, dataset fundamental, dan jaringan clearinghouse.
Global Spatial Data
Infrastructure
Conference 1997 ( GSDI 1997)
Global Spatial Data Infrastructure (GSDI)
mencakup kebijakan, organisasi, data, standar,
teknologi, mekanisme berbagi data, pendanaan
dan sumber daya manusia yang diperlukan
untuk memastikan bahwa mereka bekerja pada
skala global dan regional serta tidak terhambat dalam mencapai tujuan mereka.
5/27/2018
84
Federal Geographic
Data
Committee (FGDC
1997)
IDS Nasional merupakan payung kebijakan, standar,
dan prosedur di mana organisasi dan teknologi
berinteraksi untuk mendorong penggunaan,
manajemen, dan produksi data geospasial yang lebih
efisien.
Dutch Council for Real
state Information (Ravi)
(Masser 1998)
Infrastruktur Informasi Geografis Nasional adalah
kumpulan kebijakan, dataset, standar, teknologi
(perangkat keras, perangkat lunak dan komunikasi
elektronik) dan menyediakan informasi geografis
yang dibutuhkan pengguna untuk melaksanakan
tugas.
Queensland Spatial
Information
Infrastructure Council
(Department of Natural
Resources 1999)
The Queensland Spatial Information Infrastructure
terdiri atas dataset, pengaturan kelembagaan, standar
teknis, produk dan layanan yang dibutuhkan untuk
memenuhi kebutuhan pemerintah, industri dan
masyarakat.
adalah suatu perangkat sistem managemen data spasial
yang mencakup kelembagaan, kumpulan data dasar spasial
berikut standar-standar dan petunjuk teknis, teknologi,
peraturan perundang-undangan dan kebijakan-kebijakan,
serta sumber daya manusia yang diperlukan untuk
mengumpulkan, mengolah, menyimpan, mendistribusikan,
dan meningkatkan pemanfaatan data spasial.
Bakosurtanal, 2001
5/27/2018
85
Kerjasama dan Fasilitasi
Visi IDSN Tersedianya data spasial yang berkualitas,
mudah diakses dan mudah diintegrasikan untuk keperluan pembangunan nasional
KELEMBAGAAN Sekretariat Simpul jaringan (SJ) (pusat dan daerah) Unit Kliring (UK) Penghubung SJ
PERATURAN PERUNDANGAN UU Perpres PP SK UK (Menteri/ Gub/Bupati) IDSD
DATA UTAMA Jenis data (kerangka dasar, data dasar, data tematik) Standar (SNI)
TEKNOLOGI Web (Services, Catalog, Potrayal Data) GIS
S D M Standar Kompetensi Diklat Sertifikasi (LSP) PIDS
IDSN : Suatu sistem penyelenggaraan pengelolaan Data Spasial secara bersama,
tertib, terukur, terintegrasi dan berkesinambungan serta berdayaguna
BIG, 2007
https://www.youtube.com/watch?v=C4htCF-elPE
5/27/2018
86
• Share as much as possible:
Make data and services widely accessible
(interoperability);
Use open formats.
• Access to authoritative source;
• Access to current data;
• Ensure data is machine readable.
inconsistent data in terms of content and format;
existence of “invisible” data , not computerized or hidden in
local computers;
confidentiality and sensitivity of certain data and information;
difficulties in implementing data/systems integration ;
poor application of standards ;
lack of extensive and reliable metadata catalogues;
lack of streamlining of spatial analysis in decision making;
unproductive competitive practices .
5/27/2018
87
1. How easy the information is to access,
2. The quality of the information available, and
3. The tools you have available to create information “products” to support your decisions.
you, your clients, and your partners need to be able to
access and use information.
1. Tujuan utama dari SDI adalah untuk memaksimalkan penggunaan
informasi spasial. Hal ini memerlukan akses untuk aset informasi
geografis yang dimiliki oleh berbagai pemangku kepentingan baik di sektor
publik dan swasta.
2. IDS tidak dapat diwujudkan tanpa tindakan terkoordinasi pada bagian dari
pemerintah dan lembaga mitra
3. IDS harus didorong oleh pengguna. Tujuan utama mereka adalah untuk
mendukung pengambilan keputusan untuk berbagai tujuan.
4. Pelaksanaan IDS melibatkan berbagai kegiatan. Ini termasuk tidak hanya
hal-hal teknis seperti data, teknologi, standar, dan mekanisme pengiriman,
tetapi juga hal-hal kelembagaan berhubungan dengan tanggung jawab
organisasi dan keseluruhan kebijakan informasi nasional, serta
pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan ketersediaan sumber daya
keuangan dan manusia yang diperlukan untuk tugas ini.
Empat konsep kunci IDS(Masser, 2005):
5/27/2018
89
Relationships Among Different Level of SDIs
Abbas Rajabifard, 2002
The complex SDI relationshipswithinand between different levels
Abbas Rajabifard, 2002
5/27/2018
90
Abbas Rajabifard, 2002
Abbas Rajabifard, 2002
5/27/2018
91
5/27/2018
92
Data: Organisations understand the wide value of their data. They manage and release it for reuse.
Standards: Organisations are working to agreed standards in describing and releasing their data.
Access and services: Organisations are releasing their data and creating services to enable end users to access it.
Investment: Organisations invest and participate in developing an infrastructure to support geospatial information.
Capability: Organisations grow their capability and capacity to contribute to SDI.
Governance and responsibilities: Organisations understand how they can
contribute to the Geospatial Strategy and have agreed work plans to achieve this.
Cross sector coordination: All sectors recognise that they need to contribute to
developing a national SDI and understand their role.
1. Framework IDSN menyediakan basis konsisten untuk lokasi
spasial.
2. Metadata adalah penjelasan atau deskripsi tekstual dari sumber
data.
3. Clearinghouse (katalog) menyediakan akses dan kemampuan
katalog.
4. Standar adalah standar untuk data dan teknologi
interoperabilitas.
5. Kemitraan adalah hubungan untuk kolaborasi, berbagi dan
kebijakan.
Komponen IDSN Moeller, 2002
5/27/2018
93
DATA Fundamental datasets are themes of spatial information regarded as primary in
supporting the key functions of a country or jurisdiction, providing the common
spatial reference and context which underpins many other forms of
business information. An individual agency may consider fundamental data in
terms of the most important strategic spatial information that supports its
business functions and processes.
Themes commonly considered fundamental can include geodetic control,
cadastre, administrative boundaries, geographic names and localities,
street address, transportation, elevation, hydrology and orthophoto imagery.
The list is not definitive and is dependent on the priorities of the responsible
agency within each jurisdiction.
PEOPLE Includes the users, providers, administrators and custodians of spatial data and
also value-added re-sellers. Users can be corporate, small or large business or
individuals, public or private.
The broad application of SDI beyond the traditional mapping and land
administration role means users and administrators of spatial information
have very different qualifications and professional backgrounds.
INSTITUTIONAL
FRAMEWORK/
POLICY
Includes the administration, coordination, policy and legislation
components of an SDI. The institutional framework is reliant on
successful partnerships and communication between agencies within
and between jurisdictions.
STANDARDS Consistent standards and policy are required to enable the sharing,
integration and distribution of spatial data; hence standards for data
models, metadata, transfer and interoperability of storage and analysis
software. Policy particularly needs to be consistent for the pricing
and access to spatial data within and between jurisdictions.
ACCESS AND
DISTRIBUTION
TECHNOLOGY
Consists of the access and distribution networks, clearinghouse and
other means for getting the spatial information or datasets to the
users. Technology also involves the acquisition, storage, integration,
maintenance, and enhancement of spatial data.
5/27/2018
94
5/27/2018
95
1. Maximizing use. Ready access to government data will encourage more extensive use of a valuable public resource for the benefit of the community.
2. Avoiding duplication . By sharing data the need for separate bodies to collect the same data will be avoided resulting in significant cost savings in data collection and maintenance.
3. Maximized integration. By adopting common standards for the collection and transfer of data more integration of individual and often disparate databases is possible.
4. Custodianship. The identification of custodians for the principal data sets enable users to identify those responsible for implementing prioritized data collection programs and for developing data standards.
5. Better decision-making . Ready access to existing spatial data is essential for many decision making tasks such as protecting the environment, development planning, managing assets, improving living conditions, and national security. Improving ability for local, national, regional, and global decision making on issues of environmental, economic, and social importance.
6. Equity of access . A more open data transfer policy ensures better access by the whole community.
7. Communications. Communications on many levels – even program goals, objectives and results are enhanced.
8. Partnership and new business process opportunities. www.skeinc.com Summer 2001
5/27/2018
96