52367879-siklus-enterohepatik

Upload: santi-surono

Post on 31-Oct-2015

136 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

farmakologi toksikologi 1

TRANSCRIPT

  • NAMA : ANDI REZKIANI BETA

    NIM : N11109270

    GOL : SABTU PAGI

    KEL : 5 (LIMA)

    TUGAS PENDAHULUAN

    INTERAKSI OBAT FARMAKOKINETIK

    1. Siklus Enterohepatik

    Siklus enterohepatik erat kaitannya dengan perubahan flora usus.

    Flora usus berperan antara lain dalam :

    - sintesis vitamin K dan merupakan sumber vitamin K yang penting

    (di samping dari diet);

    - memecah sulfasalazin menjadi bagian bagiannya yang aktif;

    - sebagian metabolisme obat (misalnya levodopa); dan

    - hidrolisis glukuronid yang diekskresi melalui empedu menjadi

    bentuk obat awal (parent compound) yang mudah direabsorpsi

    sehingga meningkatkan sirkulasi enterohepatik yang

    memperpanjang kerja obat (misalnya kontrasepsi oral).

    Sel sel hati memiliki sistem transpor yang serupa dengan tubulu

    ginjal. Sistem transpor hati berfungsi untuk memindahkan berbagai

    substansi dari plasma ke dalam empedu. Berbagai konjugat yang

    hidrofilik (terutama glukuronida) dipekatkan dalam empedu dan

  • dikeluarkan ke dalam usus. Senyawa glukuronida tersebut akan

    mengalami hidrolisa melepaskan kembali obat yang aktif. Obat

    yang dilepas tersebut akan diabsorpsi kembali oleh usus, siklus ini

    dapat terjadi berulang ulang dan disebut siklus enterohepatik.

    Efek dari siklus enterohepatik ini dapat memperpanjang lama kerja

    obat karena siklus membentuk semacam reservoir obat yang bisa

    mencapai 20% dari seluruh obat dalam tubuh. Contoh obat yang

    mengalami siklus enterohepatik antara lain adalah digoksin

    (diekskresikan ke empedu dalam bentuk tanpa konjugasi), morfin,

    kloramfenikol, dan stilbesterol yang semuanya ditranspor dalam

    bentuk glukuronida.

    Sirkulasi enterohepatik dapat dikurangi dengan mensupresi bakteri

    usus yang menghidrolisis konyugat obat sehingga mengurangi

    reabsorpsi, atau dengan mengikat obat yang dibebaskan sehingga

    tidak dapat direabsorpsi.

    2. Nama - nama paten obat obat B dalam interaksi farmakokinetik

    (distribusi)

    - Fenilbutazon : akrofen, berlison, bitrasone, butamidon, cetapyrin,

    enkapyrin, erphazon, etacyl, isacom, mimsone, neorheuma,

    novason, pehazon, propyrin, pyrizon, redalin, rheumakap,

    rheumastop, sakafen, sampyrin, selesfen, sendillin, somarheuma,

    yumazon, zenzon, zerion, dan zonifar.

  • - Oksifenbutazon : merupakan obat AINS asam enolat dari derivat

    pirazolon. Belum ditemukan nama patennya dalam literatur.

    - Salisilat : betiga, dermol, horison, herocyn, kalpanax, konicare

    - Klofibrat : arterol

    - Fenitoin : kutoin, movileps, phenilep, sodium phenytoin, evothyl

    - Sulfinpirazon : Anturan

    - Asam mefenamat : allogon, alpain, altran, analspec, anastan,

    argesid, asimat, benostan, bimastan, bonapons, cargesik, cetalmic,

    citostan, corstanal, costan forte, datan, dentacid, dolfenal, dolodon,

    dolorstan, dolos, dystan, etafenin, fenamin, kemostan, lapistan,

    licostan, mectan, mefamat, mefast, mefinal, mefinter, mefix,

    megastan, menin, molasic, nichostan, novastan, omestan, opistan,

    panstonal forte, pehastan, ponalar, poncofen, pondex, ponsamic,

    ponstan, ponstan fct, ponstelax, solasic, stanalin, stanza, stelpon,

    tropistan, venic, witranal, dan yekapons.

    - Sulfonamid : bactoprim, etamoxul, trimezol, trizole

    - Valproat : depakene, depakote, dan leptilan

    - Pirimetamin : suldox

    3. Interaksi obat Farmakokinetik

    - Interaksi langsung dalam absorpsi di saluran cerna ( perubahan pH

    cairan saluran cerna)

    Contoh : Antasida, H2 bloker, penghambat pompa proton dengan

    aspirin.

  • Cairan saluran cerna yang alkalis, misalnya akibat antasida, akan

    meningkatkan kelarutan obat bersifat asam yang sukar larut dalam

    asam, seperti aspirin. Dalam suasana alkalis, aspirin lebih banyak

    terionisasi sehingga absorpsi per satuan luas area absorpsi lebih

    lambat, tetapi karena sangat luasnya area absorpsi di usus halus

    maka kecepatan absorpsi secara keseluruhan masih lebih tinggi.

    Dengan demikian, dipercepatnya disolusi aspirin oleh basa akan

    mempercepat absorpsinya.

    - Perubahan waktu pengosongan lambung dan transit usus

    Contoh : metoklorpramid dengan parasetamol

    Metoklorpramid adalah obat yang memperpendek waktu

    pengosongan lambung, sehingga jika diberikan bersamaan dengan

    parasetamol, maka metoklorpramid dapat mempercepat absorpsi

    parasetamol, sebab parasetamol akan semakin cepat

    meninggalkan lambung menuju usus halus, dimana pada usus

    halus, absorpsi terjadi lebih cepat dibandingkan dengan di

    lambung.

  • DAFTAR PUSTAKA

    1. Staf Pengajar Departemen Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya. Kumpulan Kuliah Farmakologi Edisi 2. Jakarta. EGC. 2008. hal. 38

    2. Departemen Farmakologi dan Terapeutik. Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Jakarta. Universitas Indonesia. 2007. hal. 864, 863

    3. Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia. ISO Indonesia volume 44. Jakarta Barat. PT. ISFI Penerbitan. 2009. Hal. 642, 650, 634

    4. Sukandar, Elin Yulinah dkk. ISO Farmakoterapi. Jakarta. PT. ISFI Penerbitan. 2009. Hal. 515, 657