52-156-1-pb_2
DESCRIPTION
aaswwTRANSCRIPT
ANALISIS ORTOGONAL POLINOMIAL BERDERAJAT EMPAT
PADA RANCANGAN ACAK LENGKAP (RAL)
Dyah Anggun Pratiwi, Loekito Adi Soehono, Eni Sumarminingsih
Jurusan Matematika, FMIPA, Universitas Brawijaya
Email : [email protected]
Abstrak. Analisis ragam adalah suatu metode analisis statistika yang sering digunakan oleh peneliti dalam bidang penelitian
yang menggunakan perlakuan kuantitatif. Dalam penelitian yang menggunakan perlakuan kuantitatif, uji lanjutan analisis
ragam yang tepat adalah dengan menggunakan metode ortogonal polinomial. Pada perlakuan dengan jarak yang berbeda
diperlukan cara untuk menghitung koefisien ortogonal polinomial. Gomez dan Gomez (1995:236) telah menguraikan
hubungan antara fungsi respon dengan jarak perlakuan berbeda hingga berderajat tiga. Penelitian ini bertujuan untuk
mendapatkan cara menghitung koefisien ortogonal polinomial berderajat empat pada perlakuan dengan jarak berbeda dan
ulangan sama. Berdasarkan hasil penelitian telah didapatkan rumus untuk menghitung koefisien ortogonal polinomial
berderajat empat yang kemudian diterapkan pada data penelitian. Hasil analisis menunjukkan bahwa rumus menghitung
koefisien ortogonal polinomial dapat diterapkan pada kedua data tersebut sehingga dapat dibentuk fungsi respon dengan
perlakuan hingga berderajat empat dan dapat diketahui nilai duga respon untuk perlakuan di luar pengamatan.
Kata Kunci: Analisis Ragam, Ortogonal Polinomial
1. PENDAHULUAN
Analisis ragam dipakai untuk pengambilan keputusan atau menguji hipotesis nol (H0) mengenai
ada atau tidaknya perbedaan pengaruh perlakuan yang diteliti. Penolakan terhadap hipotesis nol (H0)
dapat memberikan kesimpulan bahwa terdapat perbedaan pengaruh antar perlakuan terhadap variabel
respon yang diamati. Hal tersebut mengakibatkan peneliti harus melakukan uji lanjutan. Dalam
penelitian yang menggunakan perlakuan kuantitatif, uji lanjutan yang tepat adalah dengan
menggunakan metode ortogonal polinomial. Kegunaan metode ortogonal polinomial yaitu untuk
mengetahui hubungan fungsi respon antar perlakuan, dari hubungan fungsi tersebut bisa diduga respon
dari perlakuan di luar pengamatan. Gomez dan Gomez (1995) telah menguraikan hubungan antara
fungsi respon dengan jarak perlakuan berbeda hingga berderajat tiga. Pada penelitian ini akan
membahas tentang hubungan fungsi respon dengan perlakuan pada suatu pengamatan hingga
membentuk suatu fungsi ortogonal polinomial berderajat empat dengan ulangan sama dan jarak
perlakuan berbeda.
2. TINJAUAN TEORI
Asumsi dalam analisis ragam yang perlu diperhatikan adalah pengaruh perlakuan dan pengaruh
lingkungan harus aditif, galat percobaan harus menyebar secara normal, galat percobaan mempunyai
ragam yang homogen, dan kebebasan galat percobaan. Cara untuk mengatasi apabila terjadi
ketidaknormalan atau keheterogenan galat adalah dengan melakukan transformasi.
Rancangan percobaan yang hanya melibatkan satu faktor dan dilakukan pengacakan secara
lengkap pada perlakuan yang diamati sehingga setiap satuan pengamatan memiliki peluang yang sama
untuk mendapat setiap perlakuan disebut Rancangan Acak Lengkap (RAL). Model umum Rancangan
Acak Lengkap (RAL) adalah sebagai berikut:
ij i ijY
i = 1,2,.........,t; j = 1,2,.........,ri
Hipotesis yang akan diuji, yaitu:
H0 : (perlakuan tidak berpengaruh terhadap respon yang diamati)
H1 : paling sedikit ada satu i di mana
Hipotesis nol ditolak apabila nilai statistik uji F > F α/2;db. Jika didapatkan kesimpulan dari analisis
ragam yaitu menolak H0 atau terdapat perbedaan pengaruh perlakuan yang nyata terhadap hasil
pengamatan yang dilakukan maka perlu dilakukan uji lanjutan dengan menggunakan metode ortogonal
polinomial.
Gomez dan Gomez (1995) menjelaskan suatu derajat polinomial ke-n digunakan untuk
mengetahui hubungan antara peubah respon Y dan peubah prediktor X disajikan sebagai berikut:
2
1 2
n
nY X X X
202
Gomez dan Gomez (1995) telah menguraikan perhitungan untuk mendapatkan koefisien
ortogonal polinomial untuk derajat polinomial pertama (linier), derajat polinomial kedua (kuadratik),
dan derajat polinomial ketiga (kubik), sebagai berikut:
i iaL X 2
i iib cQ X X
2 3
i i ii d e fC X X X
Tabel 2. Analisis ragam sesuai dengan pembandingan ortogonal polinomial
Sumber
Keragaman
derajat
bebas (db)
Jumlah
Kuadrat (JK)
Kuadrat
Tengah
(KT)
Statistik
Uji F
Perlakuan
Linier
Kuadratik
Kubik
Kuartik
Galat
Percobaan
t - 1
1
1
1
1
sisa
JKP
JKP1
JKP2
JKP3
JKP4
JKG
KTP
KTP1
KTP2
KTP3
KTP4
KTG
F
Total n - 1 JKT
Untuk pengambilan keputusan dapat dilihat dari hasil pembandingan nilai statistik uji F yang
telah dihitung dengan nilai kritis. Menurut Widiharih (2001:1), penentuan derajat polinomial
didasarkan pada kontras-kontras ortogonal yang nyata, sehingga akan didapatkan hubungan fungsi
respon antar perlakuan sesuai dengan derajat polinomial yang signifikan.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada penelitian ini pengujian asumsi aditivitas dilakukan dengan menggunakan uji Tukey. Nilai
Statistik Uji F pada kedua data disajikan dalam Tabel 3.
Tabel 3. Hasil pengujian asumsi aditivitas
Data Nilai Statistik uji F Nilai Statistik Uji F kritis
(α=0.05)
1 1.4512 5.72
2 0.3210 6.29
Dapat disimpulkan bahwa antara pengaruh perlakuan dengan lingkungan bersifat aditif karena
nilai statistik uji F kurang dari nilai kritis. Hasil pengujian asumsi normalitas menggunakan uji
Shapiro Wilk menunjukkan bahwa galat telah menyebar secara normal. Pengujian asumsi
homogenitas dengan menggunakan uji Levene menunjukkan bahwa galat telah menyebar homogen.
Begitu pula, pengujian asumsi kebebasan galat dengan menggunakan Run Test dapat disimpulkan
bahwa pola perolehan pengamatan melalui suatu proses acak.
Pengujian analisis ragam menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pengaruh perlakuan untuk
kedua data maka dapat dilakukan uji lanjutan. Untuk mengetahui hubungan fungsi respon antar
perlakuan maka uji lanjutan yang tepat yaitu dengan menggunakan ortogonal polinomial. Selain itu,
ortogonal polinomial dapat digunakan untuk menduga nilai respon dari perlakuan di luar pengamatan.
Persamaan derajat polinomial keempat adalah sebagai berikut: 2 3 4
uQ k lX mX nX X
Dari nilai penduga parameter tersebut kemudian disubstitusikan ke dalam persamaan setiap
derajat polinomial linier, kuadratik, kubik, dan kuartik, sehingga didapatkan hasil koefisien seperti
pada Tabel 4 untuk data 1 dan Tabel 5 untuk data 2.
203
Tabel 4. Koefisien ortogonal polinomial data 1
Derajat
Polinomial
Perlakuan
0 2 4 8 16
Linier -6.0000 -4.0000 -2.0000 2.0000 10.0000
Kuadratik 31.0000 2.0000 -19.0000 -37.0000 23.0000
Kubik -79.7538 71.6546 87.2814 -96.8099 17.6278
Kuartik 57.3804 -174.8737 153.0145 -38.2536 2.7324
Dari setiap derajat polinomial tersebut, apabila koefisien ortogonal polinomial dijumlahkan
akan menghasilkan nol 1
0t
ii
c
dan apabila koefisien tersebut dikalikan setiap derajat polinomial
akan sama dengan nol 0i jc c maka dapat disimpulkan bahwa koefisien ortogonal polinomial
yang didapat sudah benar. Dengan menggunakan koefisien tersebut kemudian dihitung Jumlah
Kuadrat (JK) masing-masing derajat polinomial dengan mengalikan setiap koefisien ortogonal
polinomial dengan total perlakuan. Setelah itu, dihitung Kuadrat Tengah dan statistik uji F sehingga
akan didapatkan analisis ragam seperti pada Tabel 6 untuk data 1.
Tabel 5. Analisis ragam sesuai dengan pembandingan ortogonal polinomial data 1
Sumber
Keragaman
Derajat
Bebas
Jumlah
Kuadrat
Kuadrat
Tengah
Statistik
Uji F
Nilai P
Perlakuan
-Linier
-Kuadratik
-Kubik
-Kuartik
Galat
4
1
1
1
1
25
0.5810
0.3705
0.1568
0.0192
0.0345
0.1119
0.1453
0.3705
0.1568
0.0192
0.0345
0.0045
32.4471
82.7670
35.0210
4.2869
7.7135
<0.0001
<0.0001
<0.0001
0.0489
0.0102
Total 29 0.6929
Berdasarkan hasil analisis ragam pada Tabel 6 untuk data 1 didapatkan kesimpulan bahwa data
1 dapat dibentuk fungsi respon dengan perlakuan pada derajat polinomial linier, kuadratik, dan kuartik
sedangkan data 2 dapat dibentuk fungsi respon dengan perlakuan pada derajat polinomial linier dan
kuartik. Hasil regresi polinomial untuk kedua data terdapat pada Lampiran 8. Berikut merupakan
persamaan regresi yang diperoleh:
Data 1 : ˆ 1.022 0.0196y x (linier)
2ˆ 1.1105 0.0666 0.0028y x x (kuadratik)
2 3 4ˆ 1.1550 0.2390 0.0747 0.0088 0.0003y x x x x (kuartik)
Data 2 : ˆ 13.853 0.691y x (linier)
42 3ˆ 14.5750 19.00 34.3 18.83 3.12y x x x x (kuartik)
Dari penghitungan koefisien determinasi dari setiap persamaan regresi polinomial yang mungkin
terjadi menunjukkan bahwa untuk data 1 dapat diambil kesimpulan bahwa persamaan regresi terbaik
terletak pada derajat polinomial ke-empat (kuartik) karena memiliki nilai koefisien determinasi (R2)
tertinggi yaitu sebesar 0.813. Untuk data 2 dapat diambil kesimpulan bahwa persamaan regresi terbaik
terletak pada derajat polinomial ke-empat (kuartik) karena memiliki nilai koefisien determinasi (R2)
tertinggi yaitu sebesar 0.403.
Dengan meregresikan setiap perlakuan dengan respon didapatkan nilai penduga koefisien
regresi untuk kemudian dibentuk fungsi respon setiap data seperti pada Gambar 1 untuk data 1.
204
Gambar 1. Kurva pengaruh penundaan pemberian
pakan terhadap panjang villi usus ayam pedaging
Dari pembentukan fungsi respon dengan perlakuan dapat dilakukan pendugaan nilai respon
pada perlakuan di luar pengamatan. Sebagai permisalan pada data 1 dilakukan penundaan pemberian
pakan selama 1 jam dan 10 jam maka nilai duga panjang villi usus ayam pedaging tersebut masing-
masing yaitu 0.8272 cm dan 0.28 cm.
4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat rumus untuk menghitung
koefisien ortogonal polinomial berderajat empat (kuartik). Dari rumus tersebut kemudian dapat
diterapkan ke dalam penelitian untuk mengetahui hubungan fungsi respon antara perlakuan.
DAFTAR PUSTAKA
Gomez, K. A. dan Gomez, A. A., (1995), Prosedur Statistik untuk Penelitian Pertanian, Terjemahan:
Endang Sjamsuddin dan Justika S. Baharsjah, UI Press, Jakarta, hal. 231-237.
Widhiarih, T., (2001), Pendekatan Regresi Polinomial Orthogonal pada Rancangan Dua Faktor
(dengan Aplikasi SAS dan Minitab), Jurnal Matematika dan Komputer, 4, hal. 1-10.
Yitnosumarto, S., (1987), Percobaan, Perancangan, Analisis dan Interpretasinya, Universitas
Brawijaya. Malang.
Fitted and observed relationship with 95% confidence limits
0 4
-0.2
8
0.0
12
0.2
16
0.4
0.6
0.8
1.0
1.2
2 10 14 6
Panja
ng V
illi
Usu
s (c
m)
Lama Penundaan Pemberian Pakan (jam)