502-788-1-sm

4
57 FORMULASI DAN UJI STABILITAS SEDIAAN MINUMAN HERBAL IMUNOMODULATOR BERBASIS RUMPUT LAUT Ermina Pakki, Usmar, dan Rahmawati Syukur Fakultas Farmasi, Universitas Hasanuddin, Makassar ABSTRAK Mahkota bunga kasumba turate (Carthamus tinctorius Linn.) dari suku Asteraceae yang diseduh dengan air panas telah secara empiris digunakan sebagai obat untuk campak. Penyakit campak atau yang juga dikenal dengan nama morbili, rubeola atau measles adalah penyakit endemis. Efek imunomodulator ekstrak air bunga Kasumba turate (Carthamus tinctorius.L) yang diuji pada mencit menstimulasi respon imun selular sangat signifikan. Pada uji terhadap respon imun nonspesifik, dosis 1,95 dan 3,90 mg/kg bobot badan yang meningkatkan kecepatan fagositosis yang terlihat dari indeks fagositik: 1,72 dan1,88 (K>1,5) dikategorikan bersifat imunostimulasi kuat. Aktivitas IgA, IgM dan IgG. Pada seduhan meng- gunakan air panas memberikan peningkatan yang sangat signifikan. Berdasarkan hasil-hasil penelitian yang telah diperoleh, maka dibuat seri formula minuman herbal (Herbal drink) dengan variasi citarasa dan berbasis rumput laut dalam bentuk Liquid (sirup). Kemudian diuji aktivitas imunomodulator dalam bentuk sediaan, uji stabilitas fisik dan daya terima produk sebagai sediaan Imunomodulator. Dan membuat prototipe industri agar dapat diproduksi dan digunakan oleh masyarakat. Kata kunci : Minuman Herbal, Kasumba turate (Carthamus tinctorius.L), aktivitas imunomodulator, liquid dosis tunggal, uji stabilitas fisik dan uji daya terima produk PENDAHULUAN Dewasa ini konsumen Indonesia dihadap- kan pada beragam minuman kesehatan dengan anggapan khasiatnya yang dihubungkan dengan komponen penyusun dari minuman tersebut. Bila diamati pada umumnya produk kesehatan yang beredar adalah produk impor atau minuman hasil produksi dalam negeri namun berlisensi formula dari negara maju. Oleh karena itu di dalam pene- litian ini diuji coba rancangan formula dengan menggunakan ekstrak rumput laut dan digabung- kan dengan bahan alam yang melimpah di Indo- nesia dan buah bercitarasa khas seperti markisa. Adapun bahan herbal yang memiliki efek sebagai imunostimulan adalah kasumba turate (Carthamus tinctorius L.). Penelitian terhadap ka- sumba turate yang dilakukan masih merupakan pengujian kasumba turate dalam sediaan tunggal oleh karena itu dilakukan pengujian imunomodu- lator terhadap kasumba turate dalam bentuk sedia- an yang disinergikan dengan bahan herbal lainnya dan ekstrak rumput laut. Formula dirancang bentuk liquid gabungan dari hasil ekstraksi komponen-komponen penyu- sunnya. Rumput laut sudah umum dikenal sebagai bahan pengemulsi yang baik untuk minuman. Juga bahan stabiliser pada produk kosmetik dan obat- obatan. Pada penelitian ini digunakan ekstrak rum- put laut bentuk karagenan powder (food grade) yang diperoleh dari industri pengolah rumput laut. Karagenan juga dikenal sebagai bahan sumber serat larut air yang berkhasiat bagi kesehatan. Terutama sebagai peluruh dahak, adstringen dan anti inflamasi. Kasumba turate (Carthamus tinctorius L.) dalam formula yang dikembangkan diharapkan sebagai komponen bioaktif yang dapat menambah kekebalan tubuh terutama pada saat sakit. Ekstrak air kasumba turate yang diseduh dengan air 90 C mempunyai aktivitas imunostimulan yang terbesar. Sehingga ekstrak ini berpotensi untuk dikembang- kan menjadi imunostimulansia dalam bentuk sedia- an sirup. Dalam penelitian ini ekstrak kasumba turate yang mempunyai aktivitas sebagai imuno- stimulan diformulasi dalam bentuk sediaan sirup dan digunakan karagenan dari rumput laut sebagai pengental kemudian dilakukan evaluasi kestabilan fisik. Tujuan penelitian ini adalah untuk meran- cang formula minuman kesehatan berbasis rumput laut dan herbal. Adapun tujuan khusus merancang formula minuman kesehatan dengan variasi rasa meliputi cita rasa buah markisa, melakukan uji sta- bilitas fisik sirup dan uji responden, serta melaku- kan uji imunostimulan (IgM dan IgG). METODE PENELITIAN Alat dan Bahan Penelitian Alat-alat yang digunakan antara lain gelas piala, gelas ukur, labu erlenmeyer, labu tentukur,

Upload: kharisma-aditya-rasyid-tfers

Post on 13-Feb-2015

24 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

free

TRANSCRIPT

Page 1: 502-788-1-SM

57

FORMULASI DAN UJI STABILITAS SEDIAAN MINUMAN HERBAL IMUNOMODULATOR BERBASIS RUMPUT LAUT

Ermina Pakki, Usmar, dan Rahmawati Syukur

Fakultas Farmasi, Universitas Hasanuddin, Makassar

ABSTRAK

Mahkota bunga kasumba turate (Carthamus tinctorius Linn.) dari suku Asteraceae yang diseduh dengan air panas telah secara empiris digunakan sebagai obat untuk campak. Penyakit campak atau yang juga dikenal dengan nama morbili, rubeola atau measles adalah penyakit endemis. Efek imunomodulator ekstrak air bunga Kasumba turate (Carthamus tinctorius.L) yang diuji pada mencit menstimulasi respon imun selular sangat signifikan. Pada uji terhadap respon imun nonspesifik, dosis 1,95 dan 3,90 mg/kg bobot badan yang meningkatkan kecepatan fagositosis yang terlihat dari indeks fagositik: 1,72 dan1,88 (K>1,5) dikategorikan bersifat imunostimulasi kuat. Aktivitas IgA, IgM dan IgG. Pada seduhan meng-gunakan air panas memberikan peningkatan yang sangat signifikan. Berdasarkan hasil-hasil penelitian yang telah diperoleh, maka dibuat seri formula minuman herbal (Herbal drink) dengan variasi citarasa dan berbasis rumput laut dalam bentuk Liquid (sirup). Kemudian diuji aktivitas imunomodulator dalam bentuk sediaan, uji stabilitas fisik dan daya terima produk sebagai sediaan Imunomodulator. Dan membuat prototipe industri agar dapat diproduksi dan digunakan oleh masyarakat. Kata kunci : Minuman Herbal, Kasumba turate (Carthamus tinctorius.L), aktivitas imunomodulator, liquid dosis tunggal, uji stabilitas fisik dan uji daya terima produk

PENDAHULUAN

Dewasa ini konsumen Indonesia dihadap-

kan pada beragam minuman kesehatan dengan anggapan khasiatnya yang dihubungkan dengan komponen penyusun dari minuman tersebut. Bila diamati pada umumnya produk kesehatan yang beredar adalah produk impor atau minuman hasil produksi dalam negeri namun berlisensi formula dari negara maju. Oleh karena itu di dalam pene-litian ini diuji coba rancangan formula dengan menggunakan ekstrak rumput laut dan digabung-kan dengan bahan alam yang melimpah di Indo-nesia dan buah bercitarasa khas seperti markisa.

Adapun bahan herbal yang memiliki efek sebagai imunostimulan adalah kasumba turate (Carthamus tinctorius L.). Penelitian terhadap ka-sumba turate yang dilakukan masih merupakan pengujian kasumba turate dalam sediaan tunggal oleh karena itu dilakukan pengujian imunomodu-lator terhadap kasumba turate dalam bentuk sedia-an yang disinergikan dengan bahan herbal lainnya dan ekstrak rumput laut.

Formula dirancang bentuk liquid gabungan dari hasil ekstraksi komponen-komponen penyu-sunnya. Rumput laut sudah umum dikenal sebagai bahan pengemulsi yang baik untuk minuman. Juga bahan stabiliser pada produk kosmetik dan obat-obatan. Pada penelitian ini digunakan ekstrak rum-put laut bentuk karagenan powder (food grade) yang diperoleh dari industri pengolah rumput laut. Karagenan juga dikenal sebagai bahan sumber

serat larut air yang berkhasiat bagi kesehatan. Terutama sebagai peluruh dahak, adstringen dan anti inflamasi.

Kasumba turate (Carthamus tinctorius L.) dalam formula yang dikembangkan diharapkan sebagai komponen bioaktif yang dapat menambah kekebalan tubuh terutama pada saat sakit. Ekstrak

air kasumba turate yang diseduh dengan air 90 C mempunyai aktivitas imunostimulan yang terbesar. Sehingga ekstrak ini berpotensi untuk dikembang-kan menjadi imunostimulansia dalam bentuk sedia-an sirup. Dalam penelitian ini ekstrak kasumba turate yang mempunyai aktivitas sebagai imuno-stimulan diformulasi dalam bentuk sediaan sirup dan digunakan karagenan dari rumput laut sebagai pengental kemudian dilakukan evaluasi kestabilan fisik.

Tujuan penelitian ini adalah untuk meran-cang formula minuman kesehatan berbasis rumput laut dan herbal. Adapun tujuan khusus merancang formula minuman kesehatan dengan variasi rasa meliputi cita rasa buah markisa, melakukan uji sta-bilitas fisik sirup dan uji responden, serta melaku-kan uji imunostimulan (IgM dan IgG).

METODE PENELITIAN Alat dan Bahan Penelitian

Alat-alat yang digunakan antara lain gelas piala, gelas ukur, labu erlenmeyer, labu tentukur,

Page 2: 502-788-1-SM

58 Majalah Farmasi dan Farmakologi, Vol. 15, No. 1 – Maret 2011, hlm. 57 – 60

tangas air, pengaduk elektrik, pH-meter, termo-meter, viskometer Brookfield mikropipet 25 µl, mikropipet 50 µl, inkubator, sumur mikrotiter tipe U (Well plate 96 lubang), sentrifus (Hettich), neraca analitik (Dragon 303), timbangan gram (O’hauss), timbangan hewan (Denver), pemanas.

Bahan-bahan yang digunakan adalah air suling, Alkohol 70%, antiseptik (Betadin), bunga kasumba turate (Carthamus tinctorius L.), sediaan paten imunostimulan (Stimuno®), kapas, larutan PBS (Phosphate Buffered Saline), dan sel darah merah domba, sukrosa, natrium benzoat, karage-nan, flavor markisa. Pengambilan dan Penyiapan Sampel

Bunga kasumba turate diperoleh dari Ka-bupaten Bone, buah markisa dari Malino, Kabupa-ten Gowa, Sulawesi Selatan. Masing-masing diber-sihkan lalu dikeringkan. Bahan kering lalu diser-bukkan dan siap digunakan sebagai bahan pene-litian. Markisa dicuci bersih dan dikerok dari kulit-nya lalu diekstraksi dengan fruit extractor. Sari murni markisa yang diperoleh selanjutnya ditim-bang dan dicampur dengan air suling untuk peng-enceran sesuai dengan perlakuan pengenceran, siap untuk diformulasi Rancangan Formula dan Pembuatan Sediaan

Formula sirup food suplemen yang me-ngandung ekstrak bunga kasumba turate dibuat dalam tiga formula dengan variasi pengental kara-genan, sebagaimana yang terlihat pada tabel 1.

Tabel 1. Rancangan Formula sirup Imunostimulan

Bahan Konsentrasi (%) dalam formula

Sirup 1 Sirup 2 Sirup 3 Sirup 4

Ekstrak bunga kasumba turate 0,1%

0,5 0,5 0,5 0,5

Sirup USP 25 25 25 25

Karagenan 0,2 0,3 0,4 0,4

Natrium benzoat

0,02 0,02 0,02 0,02

Flavor markisa

q.s. q.s. q.s. q.s.

Natrium CMC - - - 0,5

Air suling (ad) 100 100 100 100

Pembuatan sirup dimulai dengan pem-buatan larutan koloidal karagenan dengan cara memasukkan karagenan ke dalam wadah yang telah berisi aquades kemudian diaduk dengan pengaduk elektrik hingga homogen. Sirup USP di-

buat dengan melarutkan sukrosa ke dalam aqua-des yang dipanaskan pada suhu 80

oC. Sirup USP

ditambahkan ke dalam seduhan kasumba turate, diaduk hingga homogen, kemudian ditambah larut-an koloidal karagenan, diaduk hingga homogen. Tahap akhir adalah penambahan secara berturut-turut pengawet, dan flavor, lalu diaduk kemudian dicukupkan volumenya dengan aquades. Evaluasi Kestabilan Sirup

Sirup kasumba turate sebelum dievaluasi diberikan kondisi penyimpanan dipercepat yaitu penyimpanan pada suhu 5

oC dan 35

oC masing-

masing selama 12 jam sebanyak 10 siklus, kemu-dian dilakukan pengujian-pengujian berikut :

a. Pemeriksaan organoleptik

Pemeriksaan meliputi perubahan warna dan bau. Sirup yang telah dibuat diperiksa bau dan warnanya sebelum dan sesudah dilakukan pe-nyimpanan yang dipercepat, tiap satu siklus

b. Pengukuran pH Pengukuran pH dilakukan dengan mengguna-kan pH-meter terhadap pH karagenan, pH se-duhan kasumba turate, pH sirup sebelum dan sesudah kondisi penyimpanan yang dipercepat.

c. Pengukuran viskositas Pengukuran viskositas dilakukan terhadap sirup yang telah dibuat sebelum dan sesudah kondisi penyimpanan dipercepat. Pengukuran viskos-itas dilakukan dengan menggunakan viskome-ter Brookfield pada 50 putaran per menit (rpm), menggunakan “spindle” no 1.

d. Uji Responden Sirup dicobakan kepada 20 orang responden dan kemudian responden diminta untuk mengisi kuisioner yang isinya meliputi rasa, aroma dan penampilan

Uji Respon Imun Spesifik

Efek ekstrak air kasumba turate terhadap sistem imun spesifik diuji terhadap respon imun humoral melalui penentuan titer antibodi total ter-hadap respon imun selular melalui uji respon hiper-sensitifitas tipe lambat (DTH). Sebagai antigen di-gunakan sel darah merah domba. Suspensi sel da-rah domba disuntikkan secara intraperitonial pada hari ketiga pemberian ekstrak. Ekstrak uji diberikan secara oral sekali sehari selama 7 hari bertururt-turut. Penentuan Titer Antibodi Total

Pada hari ketujuh setelah imunisasi de-ngan sel darah merah domba, darah mencit di-ambil melalui vena ekor, kemudian serumnya di-pisahkan dengan cara sentrifus. Titer antibodi di-tentukan dengan metode hemaglutinasi dengan menggunakan lempeng sumur mikro berdasar hu-ruf V. Hemaglutinasi yang terbentuk menyatakan titer antibodi.

Page 3: 502-788-1-SM

Ermina Pakki, Formulasi Dan Uji Stabilitas Sediaan Minuman Herbal Imunomodulator Berbasis Rumput Laut 59

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengamatan Organoleptik Sediaan Sirup

Sebelum dievaluasi, sirup kasumba turate diberikan kondisi penyimpanan dipercepat yaitu penyimpanan pada suhu 5

oC dan 35

oC masing-

masing selama 12 jam sebanyak 10 siklus. Dari segi organoleptis berupa ekstrak air/

seduhan dengan warna kuning kecoklatan bau khas dan stabil selama penyimpanan. Dari hasil pengamatan organoleptis baik sebelum maupun sesudah kondisi penyimpanan dipercepat, sirup 1, 2, 3 dan 4 tidak memperlihatkan perubahan warna maupun bau. Tabel 2. Hasil Pengamatan Organoleptis Terhadap Sirup Kasumba Turate Sebelum dan Sesudah Kondisi Penyimpanan Dipercepat

Formula

Sebelum kondisi penyimpanan

dipercepat

Sesudah kondisi penyimpanan

dipercepat

Warna Bau Warna Bau

Sirup 1 Coklat

kekuningan Khas

Coklat

kekuningan Khas

Sirup 2 Coklat

kekuningan Khas

Coklat

kekuningan Khas

Sirup 3 Coklat

kekuningan Khas

Coklat kekuningan

Khas

Sirup 4 Coklat

kekuningan Khas

Coklat kekuningan

Khas

Keterangan : Sirup 1 = Sirup dengan konsentrasi karagenan 0,2% Sirup 2 = Sirup dengan konsentrasi karagenan 0,3% Sirup 2 = Sirup dengan konsentrasi karagenan 0,4% Sirup 4 = Sirup dengan natrium CMC 0,5%

Hasil Evaluasi Kestabilan Fisik Sediaan Sirup Sediaan sirup dibuat dengan mengguna-

kan pengental karagenan yang merupakan hasil metabolit dari rumput laut Euchema cottoni yang banyak dibudidayakan di Sulawesi Selatan. Kara-genan digunakan sebagai peningkat viskositas ka-rena bahan ini netral, tidak toksik dan mudah ber-campur dengan bahan lain serta tidak dipengaruhi oleh perubahan pH. Pengaruh Suhu Penyimpanan Terhadap pH Sirup

Pada pengamatan stabilitas berdasarkan parameter waktu penyimpanan pada suhu tertentu terhadap nilai pH sediaan terlihat bahwa semua sediaan sirup cenderung mengalami peningkatan nilai pH, tetapi dengan kecepatan yang berbeda. Pada sirup 1 perubahan pH naik dari 5,80 naik 0,6 menjadi 6,4 satuan pH pada siklus ke tujuh. Se-mentara pada sirup 2 peningkatan pH terjadi dari 5,7 ke 6,1, jadi naik 0,4 satuan pH. Sirup 3 yang

disimpan pada suhu 35 °C peningkatan pH sema-kin jelas terlihat dan meningkat sama seperti pada sediaan I yaitu sebesar 0,6 satuan pH dari 5,7 selama siklus penyimpanan.

Adanya peningkatan pH pada sediaan bisa diakibatkan oleh adanya reaksi-reaksi enzimatis yang terjadi dalam sediaan selama penyimpanan. Tidak adanya perubahan warna dan bau pada se-diaan menunjukkan bahwa tidak ada interaksi ka-sumba turate dengan bahan lainnya di dalam se-diaan terutama dengan peningkat viskositas kara-genan. Peningkat viskositas karagenan sifatnya netral, tidak toksik, mudah bercampur dengan bahan lain. Dengan demikian, hal ini dapat meng-indikasikan bahwa ketiga sirup dapat dikatakan stabil. Tabel 3. Perubahan pH Sediaan Sirup Sebelum dan Sesudah Kondisi Penyimpanan Diercepat

Formula

pH

Sebelum Kondisi Penyimpanan

Dipercepat

Sesudah Kondisi Penyimpanan

Dipercepat

Sirup 1 5,8 6,4

Sirup 2 5,7 6,3

Sirup 3 5,7 6,1

Sirup 4 5,8 6,4

Keterangan : Sirup 1 = Sirup dengan konsentrasi karagenan 0,2% Sirup 2 = Sirup dengan konsentrasi karagenan 0,3% Sirup 2 = Sirup dengan konsentrasi karagenan 0,4% Sirup 4 = Sirup dengan natrium CMC 0,5%

Pengaruh Suhu Terhadap Viskositas

Pada suhu penyimpanan dipercepat, vis-

kositas sirup 1 dapat dipertahankan pada 80,0 cps sampai siklus keenam, kemudian meningkat men-jadi 90,0 cps sampai siklus ke sepuluh penyimpan-an atau rata-rata dari 83,33 cps naik menjadi 96,66 cps. Pada sirup 2 terlihat viskositas mulai mening-kat pada siklus kelima dari 80,0 cps hingga men-jadi 100,0 – 110 cps, atau rata-rata dari 86,6 cps menjadi 103,33 cps. Pada Sirup 3 juga terjadi peningkatan dari 90,0 cps menjadi 100,0 – 110,0 cps pada siklus keenam atau rata-rata dari 93,3 cps menjadi 106,66 cps setelah penyimpanan di-percepat. Keadaan ini didukung pula oleh sediaan yang menunjukkan tidak terjadinya perubahan warna pada sediaan. Sedangkan pada siklus pe-nyimpanan keenam, viskositas sediaan terlihat mu-lai meningkat secara perlahan dari siklus keenam dan kemudian stabil hingga siklus ke sepuluh. Hal ini dapat dipahami, karena viskositas meningkat pada sirup 3 yang mempunyai konsentrasi kara-genan yang paling tinggi. Fenomena ini mungkin

Page 4: 502-788-1-SM

60 Majalah Farmasi dan Farmakologi, Vol. 15, No. 1 – Maret 2011, hlm. 57 – 60

terjadi karena karagenan sebagai peningkat vis-kositas sifatnya netral, tidak toksik, mudah ber-campur dan mempunyai sifat koloidal tinggi, tidak ada kerusakan pada sediaan seperti dibuktikan oleh parameter lain. Dari hasil pengamatan, perbe-daan konsentrasi karagenan tidak memberikan pengaruh terhadap organoleptis, pH dan viskositas sirup. Sehingga semua sirup dapat dinyatakan stabil secara fisik. Tabel 4. Hasil Pengukuran Viskositas Rata-rata Sediaan Sirup (cps)

Formula

Viskositas (cps)

Sebelum Kondisi Penyimpanan

Dipercepat

Sesudah Kondisi Penyimpanan

Dipercepat

Sirup 1 83,33 96,66

Sirup 2 86,66 103,33

Sirup 3 93,33 106,66

Sirup 4 83,33 96,66

Keterangan : Sirup 1 = Sirup dengan konsentrasi karagenan 0,2% Sirup 2 = Sirup dengan konsentrasi karagenan 0,3% Sirup 2 = Sirup dengan konsentrasi karagenan 0,4% Sirup 4 = Sirup dengan natrium CMC 0,5%

Uji Pengamatan Responden

Hasil dari uji responden (20 orang) dapat dilihat pada tabel 5. Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar respon-den atau masyarakat menyukai rasa, aroma dan penampilan dari sediaan sirup imunomodulator kasumba turate yang dibuat dibandingkan dengan sediaan imunomodulator yang beredar dipasaran. Formula yang paling disukai oleh responden ada-lah sediaan sirup imunomodulator kasumba turate formula 3 karena rasa kasumba turate tidak terlalu

terasa, walaupun penampilannya kurang baik di-bandingkan dengan formula 1 (karagenan 0,2%) dan formula 2 (karagenan 0,3%). Tetapi formula dengan kestabilan fisik yang paling baik adalah formula 1 dan formula 2.

Tabel 5. Hasil uji rasa, aroma dan penampilan sediaan sirup menurut responden

Formula Rata-rata skor

Rasa Aroma Penampilan

Sirup 1 2,50 3,00 2,85

Sirup 2 2,70 3,00 2,70

Sirup 3 2,97 3,00 2,70

Sirup 4 2,70 3,00 3.00

Keterangan: Nilai untuk lebih suka : 3,00 Nilai untuk kurang suka : 2,00 Nilai untuk tidak suka : 1,00

KESIMPULAN

Ekstrak air/seduhan bunga kasumba turate

(Carthamus tinctorius Linn) berupa cairan bening berwarna coklat kekuningan, tidak berasa hampir netral dengan pH 5,15 dan sedikit berbau langau. pH karagenan koloid 6, tidak berasa, bening. Formula l (karagenan 0,2%) dan formula II (kara-genan 0,3%) memiliki kestabilan fisik yang paling baik sama dengan formula IV (natrium CMC 0,5%) yang ditunjukkan dengan peningkatan viskositas yg lebih kecil dibandingkan dengan formula III (karagenan 0,4%) yaitu rata-rata sebesar 13,33 cps dibandingkan dengan rata-rata formula III sebesar 16,67 cps.