5.) hal 48-60 (hasil penelitian) suryono
TRANSCRIPT
-
7/31/2019 5.) HAL 48-60 (Hasil Penelitian) SURYONO
1/11
Jurnal Sabua Vol.4, No.1: 48-58, April 2012 ISSN 2085-7020
HASIL PENELITIAN
@Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK)
Jurusan Arsitektur, Fakultas TeknikUniversitas Sam Ratulangi Manado
April 2012
KAJIAN AKUSTIK MASJID AKHMAD YANI MANADO
Suryono
Staf Pengajar Jurusan Arsitektur, Universitas Sam Ratulangi Manado
Abstract. Acoustic Studies of Akhmad Yani Mosque Manado is prepared to gain the
solution of inconvenience problem related to the complained by the congregation. The
convenience of indoor acoustic generally is leverage by : Sound Reverberation Time (RT),
Background Noise (NC), Sound Distribution, Source of Sound (Sound Arranging System).
In objective to improve the acoustic convenience inside the mosque, in addition that the
message is driven perfectly to the target audience, in this case, the congregation. As soon
as measured and analyzed, there are some result acquired as listed : 1) RT inside themosque is 1,2-2.1 second, which is 1.2-1.8 second. 2) Background noise at 65.38 dB, which
is 40.38 dB above standard (15 dB). 3) Tolerate-able sound distribution, by locating
loudspeaker all over the room. 4) Distributed loudspeaker locating system without using
initial time delay device differentiates the sound trek time of closer loudspeakers and
remote loudspeakers over 0.1031 second, therefore the sound will be overlapped as heard
by the congregation. By the results will be recommended as listed : 1) To rearrange initial
time delay for loudspeakers in proportion of sound trek time of each loudspeaker. 2) To
arrange plantations barrier or anather material to the curb and fence of the mosque to
reduce the noise. 3) To try to combine a centralized with distribution loudspeakers system.
4) To arrange materials which able to absorb more sound, such as carpets, ceilings, and
acoustic wall.
Keywords: acoustic, reverberation time, noise, sound distribution, loud speaker,integibility
PENDAHULUAN
A. Latar BelakangKajian ini fokus pada kasus akustik
Masjid Raya Akhmad Yani yang didirikan pada
tahun 1965, di jalan W.R. Supratman No. 6
Manado, dan dilakukan redesain serta
redevelopment tahun 1997, secara bertahaphingga mencapai kondisi saat ini
Pada acara safari Ramadhan dan Idul
Fitri tahun 1432 hijriah (2011 masehi) pihak
Pengelola dan Panitia pembangunan
menyampaikan adanya masalah akustik pada
ruang ibadah masjid tersebut, dimana suara yang
bersumber dari pelantang suara (loud speaker)
yang ada di dalam masjid tersebut tidak dapatterdengar dengan jelas, sehingga jamaah
-
7/31/2019 5.) HAL 48-60 (Hasil Penelitian) SURYONO
2/11
SURYONO 49
kesulitan mendengar khotbah yang disampaikan,
bahkan cenderung kurang medapat perhatian.
Serta menanyakan perihal perbaikan yang
mungkin dilakukan.
B. Permasalahan
Permasalahan akustik di Masjid Raya
Akhmad Yani Manado saat ini adalah bahwa
informasi yang disampaikan melalui pelantang
suara berupa khotbah maupun pembacaan ayat
suci tidak bisa didengar dengan jelas oleh para
jamaah terutama pada saat ibadah Jumat.
Untuk mengatasi masalah tersebut pihak
pengelola Masjid telah mengganti pelantang
suara terpusat di depan dengan memasangpelantang suara tersebar, sebanyak 12 titik
dilantai dasar dan 6 titik di balkon. Pemasangan
pelantang suara tersebar tersebut pada mulanya
diharapkan agar jamaah bisa menerima suara
dengan jelas, tetapi kenyataan hasilnya justru
sebaliknya.
Dari keluhan tersebut, hal yang perlu
diteliti antara lain:
1. Berapa desibel (dB) bising latar belakangdalam bangunan dan pada sumberkebisingannya pada jam-jam sholat
terutama pada saat pembacaan ayat-ayat
suci Alquran dan kothbah sholat Jumat
yakni atara 11.00-13.00.
2. Berapa waktu dengung (RT) ruang tersebut3. Apakah pemasangan pelantang suara
tersebar sudah sesuai dengan kaidah-kaidah
yang ada
4. Perbandingan volume ruang dengan luaslantai ruang cukup ideal
5. Mengkaji distribusi suara dan apakahterjadi adanya ruang bayangan
Hasilnya akan dibandingkan dengan
ambang batas baku mutu yang diijinkan, antara
lain (M.D. Egan 1988):
1. Tekanan suara pembicara harus lebih besar15 dB dari bising latar belakang
2. Volume ruang pertempat duduk 2,25-4,25m
3
3. Waktu dengung antara 1,2-1,8 detik4. Perbedaan jarak bunyi langsung dan tak
langsung lebih kecil dari 11 meter5. Bising latar belakang lebih kecil dari 43
dB, NC 25
6. Bila kapasitas pendengar lebih dari 500orang sebaiknya memakai pelantang suara.
B. Tujuan Penelitian1. Mengetahui penyebab kurang baiknya
kualitas akustik Masjid Akhmad Yani baik
untuk tujuan studi juga praktis dilapangan
2. Mendekatkan teori dengan kondisilapangan3. Memberi alternative rekomendasi
perbaikan yang mungkin dilakukan.
METODA PENELITIAN
Pada dasarnya akustik adalah: perbaikan
kualitas kondisi mendengar di ruang dalam
maupun di ruang luar, dengan cara pengendalian
sumber, media rambatan dan penerima suara.
Akustik Ruang Dalam: menyediakankeadaan yang paling disukai untuk produksi,
perambatan dan penerimaan suara (pembicaraan,
musik) di dalam ruang yang digunakan untuk
macam-macam tujuan mendengar.
Rambatan gelombang bunyi disebabkan
oleh lapisan perapatan dan peregangan partikel-
partikel udara yang bergerak ke arah luar, yaitu
karena penyimpangan tekanan, dengan
kecepatan gelombang bunyi di udara pada
temperatur 200
C adalah sekitar 344 meter per
detik.
. (1)
Bila:
T = suhu udara absolut dalam
derajad Kelvin, sama dengan
tambah 273,2 dalam derajad
Celsius
-
7/31/2019 5.) HAL 48-60 (Hasil Penelitian) SURYONO
3/11
KAJIAN AKUSTIK MASJID AKHMAD YANI MANADO50
Frekuansi standar yang dipilih secara
bebas sebagai wakil yang penting dalam akustik
lingkungan adalah: 125, 250, 500, 1000, 2000
dan 4000 Hz.
Dalam merancang ruang yang sangatpeka secara akustik, seperti ruang konser atau
studio radio atau rekaman, perhatian juga
diberikan pada frekuensi satu oktaf dibawah (63
atau 64 Hz) dan satu oktaf diatas (8000 atau
8192 Hz) jangkauan frekuensi standar.
Jarak yang ditempuh oleh gelombang
bunyi sepanjang satu saikel yang lengkap,
disebut panjang gelombang ( ), Ada hubungan
tetap atara panjang gelombang, frekuensi dan
kecepatan bunyi yaitu;
(2)
Panjang gelombang dengan jangkauan
frekuensi antara 20 hingga 10.000 hz adalah 17
meter sampai 25 milimeter
A. Bunyi dan JejakReduksi intensitas bunyi dapat dianggap
sebesar 5 dB hingga 6 dB tiap kali jarak dari
sumber digandakan.
Gambar 1: Hukum Invers Kuadrat
Sumber: Doelle L Leslie(1993)
B. Gejala Akustik dalam Ruang TertutupBila gelombang bunyi menubruk dinding
suatu ruang, sebagian energinya akan:
dipantulkan, diserap, disebarkan, dibelokkan
atau ditransmisikan ke ruang yang
berdampingan, tergantung pada sifat akustik
dindingnya.
Gambar 2: Perilaku Bunyi dalam Ruang
Tertutup
Sumber: Doelle L. Leslie(1993)
1. Pemantulan BunyiPermukaan yang keras, tegar dan
bertekstur halus seperti beton, batu-batayang diplester dan diaci, kaca:
memantulkan hampir semua energi
bunyi yang jatuh padanya. Gejala
pemantulan ini hampir serupa dengan
pemantulan cahaya yakni sudut datang
sama dengan sudut pantul. Namun harus
diingat bahwa panjang gelombang bunyi
jauh lebih besar dibanding panjang
gelombang cahaya, dan hukum pantulan
bunyi hanya berlaku bila panjanggelombang bunyi lebih kecil dari 1/3
lebar bidang pemantul.
Gambar 3: Pemantul Bunyi
Sumber: Doelle L. Leslie (1993)
-
7/31/2019 5.) HAL 48-60 (Hasil Penelitian) SURYONO
4/11
SURYONO 51
2. Penyerapan BunyiPenyerapan bunyi adalah perubahan
energi bunyi menjadi bentuk lain,
biasanya panas ketika melewati suatu
permukaan bahan. Bahan berpori danatau lembek umumnya mempunyai daya
serap bunyi yang baik.
Dalam akustik lingkungan unsur-unsur
berikut dapat menunjang penyerapan
bunyi:
a. Lapisan permukaan: dinding, lantaidan langit-langit
b. Isi ruang: penonton, tirai, tempatduduk dengan pelapis yang lunak
dan karpetc. Udara dalam ruangEfisiensi penyerapan bunyi suatu bahan
pada frekuensi tertentu dinyatakan oleh
koefisien penyerapan bunyi ( Nilai
berada antara 0 hingga 1, yang
kemudian disebut dengan satuan Sabin.
3. DengungBunyi yang berkepanjangan akibat
pantulan yang berulang-ulang dalam
ruang tertutup setelah sumber bunyidihentikan disebut dengung.
Pentingnya pengendalian dengung
dalam rancangan akustik auditorium,
telah mengharuskan masuknya besaran
standar yang relevan, yaitu waktu
dengung (reverberation Time = RT). RT
adalah waktu yang dibutuhkan suatu
bunyi yang dihentikan tiba-tiba untuk
berkurang sebesar 60 dB.
Gambar 4: Print Out Waktu Peluruhan
Bunyi
Sumber: Doelle L. Leslie (1993)
Waktu dengung juga dipengaruhi oleh
koefisien penyerapan bunyi oleh udara.
. (3)
Bila:
RT : Waktu dengung (dt)
V : Volume ruang (m3)
A : Total penyerapan ruang
(Sabin)
X : Koefisien penyerapan udara
Penyerapan suatu permukaan diperoleh
dengan mengalikan luasnya material
pembatas ruang S dengan koefisien
penyerapan , dan penyerapan ruang
total A diperoleh dengan menjumlahkan
perkalian ini, Jadi:
A = S11 + S22 + + Snn (4)
S1, S2 Sn adalah luas masing-masing
permukaan, dan 1, 2, ... n adalah
koefisien penyerapan suara masing-
masing material.
C. Pengendalian BisingPengendalian bising mempunyai dua tujuan,
pertama: untuk tujuan peningkatan kualitas
audio antara lain kejelasan mendengar,
mengatur distribusi suara, waktu dengung
-
7/31/2019 5.) HAL 48-60 (Hasil Penelitian) SURYONO
5/11
KAJIAN AKUSTIK MASJID AKHMAD YANI MANADO52
dan kedua: adalah untuk mendapatkan
ketenangan dengan mengurangi bising.
D. Dinding Sebagai Elemen PengendaliSuaraKinerja akustik suatu ruang dipengaruhi
oleh setiap detail pelingkupnya: dinding,
lantai dan langit-langit, fungsi dinding bisa
dibagi berdasarkan sifat dan penggunaannya
1. Bahan Penyerap SuaraSemua bahan bangunan mempunyai
menyerap dan memantulkan suara,
namun sifat tersebut saling
bertentangan. Bahan-bahan konstruksi
penyerap suara dapat diklasifikasimenjadi tiga:
a. Bahan berporib. Panel Membranc. Resonator Berongga
2. Transmisi Suara Dinding RuanganBila di dalam ruangan dibangkitkan
suara, maka energi suara akan
ditransmisikan ke ruang-ruang yang
berdekatan melalui berbagai media:
a.
Transmisi suara melalui udara (airborne sound transmission)
b. Transmissi suara melalui struktur(structure borne sound
trasnmission)
Gambar 5: Transmisi Suara Antar Ruang
Sumber: Alan Fry (1988)
3. Rugi Transmisi (TL)Pengurangan energi suara oleh partisi,
dinyatakan dalam Noise Reduktion
(NR) sama dengan jumlah desibel
berkurangnya energi suara yang datangpada partisi dibanding suara yang
diteruskan. Angka tunggal kemampuan
insulasi suara sebuah partisi sering
dinyatakan dengan dua cara:
a. Sound Transmission Class (STC),rekomendasi yang disahkan oleh
American Society for Testing and
Material dalam ASTM E90 66T
menyetujui yang disebut Sound
Transmission Calss (STC). Menurutprosedur ini STC partisi dapat
ditentukan dengan membandingkan
ke-16 frekuensi kurva TL dengan
kontur acuan standar. Kontur STC
terdiri dari potongan horizontal dari
penggal frekuensi tinggi 1250 Hz
4000 Hz, potongan medium dari
penggal frekuensi 400 Hz 1250
Hz, dengan kemiringan 5 dB/ oktav,
dan potongan penggal frekuensirendah 125 Hz 400 Hz berkurang
dengan 15 dB/ oktav
Nilai STC suatu partisi ditentukan
dengan membandingkan kontur TL
pengukuran dengan kurva STC,
dengan menggeser kontur STC
secara vertikal relatif terhadap kurva
TL sedemikian sehingga nilai TL
pengukuran dibandingkan dengan
nilai kontur STC memenuhi dua
syarat berikut: (1) jumlah
penyimpangan nilai TL pengukuran
dibawah nilai kontur STC, tidak
melebihi 32 dB, rata-rata 2 dB untuk
tiap 16 frekuensi percobaan 1/3
oktav dan (2) penyimpangan
maksimum pada salah satu frekuensi
-
7/31/2019 5.) HAL 48-60 (Hasil Penelitian) SURYONO
6/11
SURYONO 53
tidak melebihi 8 dB. Jika kedua
syarat tersebut telah dipenuhi, maka
nilai STC dari bahan yang diukur
ditentukan pada frekuensi 500 hz
Gambar 6: Kontur Sound ransmission
Class (STC = 46)
Sumber: Prasetio L (1993)
4. Dinding Insulasi Suaraa. Insulator suara panil gabungan
(composite): sifat transmisi sebuah
partisi akan terpengaruh dengan
dipasangnya bahan lain pada
dinding utama, misalnya sebuahpintu, jendela, ventilasi yang
memiliki sifat transmisi suara
berbeda dengan partisi utamanya.
Pengurangan tekanan suara (TL)
dalam dB
.(5)
dimana:
t: koefisien transmisi, bila partisi
terdiri dari beberapa macam bahan
maka:
tavxS = t1xS1 + t2xS2tnxSn (6)
Dimana:
tav : rata-rata koefisien transmisi
S : luas total partisi
ta, t2 : koefisien transmisi suara
masing-masing bahan
S1, S2: luas masing-masing bahan
Cara yang relatif mudah dan praktis,
serta menghasilkan pengukuran yang akurat
adalah metoda pengukuran langsung
menggunakan Sound Level Meter (SLM),Referberation Time (RT) meter, dan pembangkit
suara (white noise). Tetapi karena keterbatasan
alat yang tersedia di laboratorium Sains dan
Teknologi, maka metoda pengukuran langsung
hanya dilakukan untuk mengetahui tekanan
suara menggunakan Sound Level Meter , dan
jarak untuk mengukur dimensi: luas lantai,
volume ruang, jendela kaca, pintu menggunakan
alat ukur meteran.
Hasil dari pengukuran langsungdikombinasikan dengan metoda analitis.
a) Pengukuran Jarak dan Dimensi RuangPengukuran jarak diperlukan untuk
membandingkan hasil pengukuran tekanan
suara (dB) menggunakan SLM antara di
tepi jalan sejauh 2 meter (lebih besar dari
1/3 kali panjang gelombang terendah/ 62
Hz yang diperhitungkan) dengan di dalam
ruangan dengan jarak 2 meter (lebih besar
dari 1/3 kali panjang gelombang terendah/62 Hz yang diperhitungkan guna
menghindari bias), dimana keduanya diukur
dalam waktu yang bersamaan, selisih dari
hasil pengukuran tersebut akan
dibandingkan dengan selisih tekanan suara
bila menggunakan metoda analitis.
Pengukuran luas permukaan bidang
pelingkup diperlukan, guna menentukan
luas bidang serap kali koefisien serap
masing-masing material, sehingga akan
didapat daya serap ruang keseluruhan.
Menggunakan rumus RT akan didapat
waktu dengung ruang tersebut.
. (7)
Dimana:
RT = waktu dengung dalam detik
V = volume ruang dalam m3
-
7/31/2019 5.) HAL 48-60 (Hasil Penelitian) SURYONO
7/11
KAJIAN AKUSTIK MASJID AKHMAD YANI MANADO54
A = total serapan suara ruang
X = koefisien serapan suara oleh udara
untuk mengetahui koefisien serap suara
masing-masing material () Prasasto
(2008) Fisika Bangunan hal: 304-308
b) Penempatan Pelantang SuaraJarak diukur dengan menggunakan roll
meter dan hasilnya digambar dalam denah
penempatan, baik pada lantai dasar maupun
lantai balkony, hal tersebut perlu dilakukan,
untuk menghitung initial time dilay yang
diperlukan
c) Studi Distribusi SuaraAnalisis distribusi suara perlu dilakukan
untuk mengetahui apakah tekanan suara
sudah merata, dalam arti tekanan suara
diseluruh ruang tersebut intervalnya
dibawah 8 dB.
Penggambaran arah distribusi suara juga
untuk mengetahui ada tidaknya daerah
bayangan suara, misalnya dibawah balkony.
PEMBAHASAN DAN HASILA. Lokasi Masjid
Gambar 6: Peta Lokasi Masjid
Sumber: Dokumen pribadi
15 meter
Jl. W.R Supratman
Gambar 7: Lay Out Masjid
Sumber: Dokumen pribadi
Suara akan berkurang sebesar 5 dB bila
jaraknya dilipat dua kalianya, maka dengan jarak
15 meter dengan jarak pengukuran 2 meter
maka suara berkurang sebesar 12 dB.
Sedangkan selisih rata-rata antara
tekanan suara ruang luar dan ruang dalam
berdasarkan pengukuran langsung adalah
sebesar 5,3 dB, sehingga terdapat selisih 6,7 dB,
hal tersebut menunjukkan bahwa daya serap
ruangan relatif rendah atau dengan kata lain RT
lama, sehingga suara sumber belum luruh sudah
ditambah lagi dengan suara baru.
-
7/31/2019 5.) HAL 48-60 (Hasil Penelitian) SURYONO
8/11
SURYONO 55
B. Kondisi Eksisting Gedung Masjid
Gambar 8: Potongan Utara Selatan
Sumber: Gambar Rencana
Gambar 9: Ventilasi dan jendela
Sumber: Dokumen pribadi
Banyaknya bukaan menyebabkan
kinerja dinding sebagai isolator suara (STC)
menjadi sangat rendah, ditambah luasnya bidang
pelingkup ruang yang daya serapnya rendah
seperti: kaca, tegel, plester maka suara seolah
terjebak dan mementul secara berulang dan
akhirnya menjadi tunak (semakin meningkat
tekanan suaranya)
Gambar 10: Jenis Pelantang Suara
terpasang
Sumber: Dokumen pribadi
Gambar 11: Denah Posisi Pelantang Suara
di Lantai Dasar
Sumber: Hasil Survey
Jarak pelantang suara terdepan denganpaling belakang 36 meter, maka initial time
delay yang dibutuhkan agar suara yang
merambat melalui udara dari pelantang terdepan
dengan yang merambat melalui kabel pada
pelantang yang diletakkan paling belakang
datang bersamaan
-
7/31/2019 5.) HAL 48-60 (Hasil Penelitian) SURYONO
9/11
KAJIAN AKUSTIK MASJID AKHMAD YANI MANADO56
Berdasarkan standar baku mutu perbedaan
jarak maksimum sebesar 11 m, sedangkan
selisih waktu tempuh antara suara yang melalui
kabel dan merambat melalui udara sama dengan:
Asumsi suhu ruang tanpa AC 300 C,
meter per detik
Sehingga initial time delay yang
dibutuhkan
Gambar 12: Posisi Pelantang Suara Lantai
Balkony
Sumber: Hasil Survey
C.PerhitunganPerhitungan Luas Gedung Masjid Raya
Akhmad YaniManado
No Jenis Bidang Jenis Lebar Tinggi R (jari2) Luas BidangJml. Ddg.
Timur
Jml. Ddg.
Selatan
Jml. Ddg.
Utara
Jml. Ddg.
Barat
1 Pintu Utama (Panel) P1 2.30 2.37 5.45
V1 2.30 0.70 1.61
VParabol.
1 2.30 1.15 1.15 3.12
L. TTL 10.18 - 2 20.36 - -
2 Pintu Samping (Kaca) P2 2.30 2.33 5.36
V1 2.30 0.70 1.61
VParabol.
1 2.30 1.15 1.15 3.12
L. TTL 10.09 2 10.17 1 10.09 3 30.26 -3 Pintu Panel Kecil P3 0.85 2.15 L. TTL 1.83 1 1.83 1 1.83 1 1.83 -
4 Jendela Kaca 1 J1 2.70 1.30 3.51
VJ1 2.70 0.70 1.89
VJPar 1 2.70 1.15 1.15 3.12
L. TTL 8.52 4 34.07 1 8.52 4 34. 07 -
5 Jendela Kaca 2 J2 2.30 1.30 2.99
2.30 0.70 1.61
2.30 1.15 1.15 3.12
L. TTL 7.72 4 30.87 - 4 30.87 -
6 Ventilasi Kaca Lat. 2 VK 1 1.15 1.88 L. TTL 2.16 15 32.43 4 8.65 2 4.32 8 17.30
PANEL 1.83 22.18 1.83 -
KACA 117.54 27.25 99.52 17.30LUAS TOTAL PERMUKAAN BUKAAN
PERHITUNGAN LUAS GEDUNG MASJID RAYA AKHMAD YANI - MANADO
No Jenis Dinding P L Luas Ddg. Timur Ddg. Selatan Ddg. Utara Ddg. Barat TTL. Luas
1 Ddg LT 1 36.00 14.00 504.0 384.63 481.82 502.17 504.00 2,376.62
2 Pla fo nd M i ri ng 1 3. 60 36.00 489.6 122.40 489.60 489.60 489.60 2,080.80
3 V e nt il as i A ta s 0. 80 27.00 21.6 15.12 15.12 15.12 15.12 82.08
4 Beton V en ti lasi 2 .74 18.00 49.3 34.20 34.20 34.20 34.20 186.12
5 Plafond Atas 161.9 - - - 161.85
6 Kubah/Dome 147.9 - - - 147.90
7 Luas LT. 1 35.80 35.80 1,281.6 - - - 1,281.64
8 Luas Lt.2 (balk) 601.4 - - - 601.40
9 Plafond Balkon 601.4 - - - 601.40
10 Listplank Balk. 64.0 - - - 64.00
556.35 1,020.74 1,041.09 1,042.92 7,583.81JUMLAH LUAS BETON (PELESTERAN)
LUAS DINDING BATA (PELESTERAN)
No Jenis Bukaan Ddg. Timur Ddg. Selata Ddg. Utara Ddg. Barat TTL. Luas Satuan
1 Panel (Pintu) 1.83 22.18 1.83 - 25.84 m2
25.84 M2
2 K ac a ( Ve nt . J en d. P in tu ) 117. 54 27.25 99.52 17.30 261.61 m2
261.61 M2
REKAPITULASI LUAS DINDING
TIMUR SELATAN UTARA BARAT TOTAL SAT
675.72 1,070.17 1,142.44 1,058.39 3,946.72 m2
LUAS TOTAL PERMUKAAN PANEL
LUAS TOTAL PERMUKAAN KACA
LUAS DINDING (BUKAAN)
DINDING TIMUR
LUAS TOTAL PERMUKAAN DINDING
URAIAN BAGIAN JML VOLUME SATUAN
BAGIAN BAWAH 1 20,498.29 M3
BAGIAN ATAS/TENGAH 2 887.93 M3
DOME 3 478.62 M3
LANTAI + PLAFOND 129.93 M3
21,994.77 M3VOLUME TOTAL
VOLUME RUANG MASJID
Waktu dengung (Reverberation Time)
RT = . (8)
-
7/31/2019 5.) HAL 48-60 (Hasil Penelitian) SURYONO
10/11
SURYONO 57
No Posisi Material (1000 Hz) A (m2) .A (Sabin)
1 Dinding Bagian Timur Plesteran 0.02 556.35 11.13
Kaca 0.05 117.54 5.88
Kayu 0.05 1.83 0.09
2 Dinding Bagian Selatan Beton 0.02 1,020.74 20.41
Kaca 0.05 27.25 1.36
Kayu 0.05 22.18 1.11
3 Dinding Bagian Utara Beton 0.02 1,577.09 31.54
Kaca 0.05 99.52 4.98
Kayu 0.05 1.83 0.09
4 Dinding Bagian Barat Beton 0.02 1,042.92 20.86
Kaca 0.05 17.30 0.87
Kayu 0.05 - -
5 Plafond Gypsum 0.40 601.40 240.56
6 Lantai Karpet 1,883.40
7 Manusia (0.5) 1500 750.00
0.88
2,972.27JUMLAH EKSISTING
PERHITUNGAN BILANGAN SABIN
VolumeRT
(detik)0.167 21,994.77 1.23
1.2 - 1.8
memenuhi
PERHITUNGAN WAKTU DENGUNG (REVERBERATION TIME)
Standart RT untuk ruang Masjid
Dari perhitungan TR untuk Masjid
Dalam Luar Dalam Luar Dalam Luar Dalam Luar
1 74.90 67.70 65.80 69.90 67.10 66.50 64.60 72.10
2 74.30 70.70 66.30 71.50 67.10 68.10 64.90 69.80
3 68.30 72.80 66.00 71.50 68.00 70.30 63.70 71.10
4 69.20 75.70 65.30 71.80 67.40 70.40 60.70 71.10
5 66.20 76.50 63.50 69.40 67.90 67.90 61.20 72.20
6 66.00 71.50 63.10 69.30 67.90 67.90 62.70 73.40
7 65.90 68.10 64.40 72.10 63.80 63.80 60.50 75.80
8 64.00 68.00 64.20 73.00 65.90 65.90 59.10 76.20
9 65.80 68.10 63.60 71.00 67.70 67.70 60.30 75.60
10 64.20 68.50 63.70 70.90 67.70 67.70 62.30 75.60
JUMLAH 678.80 707.60 645.90 710.40 670.50 676.20 620.00 732.90
RATA2 67.88 70.76 64.59 71.04 67.05 67.62 62.00 73.29
selisih
Noise
Aman25 dB 25 dB 25 dB 25 dB
Kelebihan 45.76 46.04 42.62 48.29
11.29
HASIL PENGUKURAN NOISE (DALAM DAN LUAR)
GEDUNG MASJID RAYA AKHMAD YANI - MANADO
(PENGUKURAN TINGKAT KEBISINGAN - NOISE LEVEL)
IUrutan
(detik)
II III IV
2.88 6.45 0.57
Perhitungan Tekanan Suara
Luas Volume C Sabin
W
(Watt)
RT
(dtk) y = W.c2.TR x = 13.8 VP
P
(watt) PWL (dB) SPL (dB)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
21.735 344 2.060 50 1.76 1,538.568 299.942 5.13 2.26 136.99 93.12
21.735 344 2.060 25 1.76 769.184 299.942 2.56 1.60 133.98 90.11
21.735 344 2.060 20 1.76 615.347 299.942 2.05 1.43 133.01 89.14
21.735 344 2.060 15 1.76 461.510 299.942 1.54 1.24 131.76 87.89
60-70Standart Tekanan Bunyi untuk Ruang Masjid
Dari Hasil Perhitungan TR Untuk Masjid Tingkat Tek. Sumber Bunyi ; Baik
PERHITUNGAN POWER SOUND (TEKANAN BUNYI)
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Fungsi masjid, secara akustik
digolongkan sebagai ruangan yang didesain
untuk percakapan/ kothbah (speech).
Parameter utama akustik yang harusdiperhatikan adalah tingkat kejelasan suara
ucapan (speech intelligibility).
A.KesimpulanUntuk mencapai kondisi tersebut diatas
beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam
desain akustik percakapan adalah sbb :
1. Bising latar belakang yang terjadi padaMasjid Raya Akhmad Yani berasal dari
aktifitas jalan rata-rata sebesar 65,38 dBsedangkan standard ambang batas yang
diijinkan adalah 25 dB sehingga untuk
mencapai ideal masih perlu direduksi
sebesar 45,38 dB
2. Waktu Dengung (RT) yang disarankanuntuk masjid adalah RT = 1,2 detik pada
frekuaensi menengah dan 1,6 detik pada
frekuansi rendah. Sedangkan hasil
perhitungan adalah 1.23 detik. Sehingga
masih sedikit terlalu tinggi dan perluditurunkan.
3. Sistem tata suara (sound system),pemasangan pelantang suara hanya
boleh dilakukan bila kondisi akustik
natural ruang sudah dicapai. Sistem tata
suara adalah alat bantu untuk
menciptakan kondisi mendengar yang
lebih baik, sound system bukan untuk
memperbaiki akustik ruangan. Karena
sebagus apapun system tata suara tidak
akan memperbaiki hal-hal seperti echoe,
flutter echoe, sound fokusing dan
dengung yang berlebihan.
4. Pelantang suara yang menggunakansistem tersebar (distributed) tanpa
menggunakan alat waktu tunda (initial
time delay) menyebabkan selisih waktu
-
7/31/2019 5.) HAL 48-60 (Hasil Penelitian) SURYONO
11/11
KAJIAN AKUSTIK MASJID AKHMAD YANI MANADO58
tempuh suara dari pelantang suara yang
dekat dengan yang jauh selama
, sehingga suara yang
diterima oleh pendengar menjadi
tumpang tindih.
B.Rekomendasi1. Mengatur kembali seting waktu tunda
setiap pelantang suara sesuai
perhitungan selisih waktu tempuh suara
masing-masing.
2. Memasang barier tanaman atau bahanpenghalang suara misalnya: acrilik di
pinggir jalan (pagar) untuk mengurangi
kebisingan.3. Dicoba mengkombinasikan pelantang
suara terpusat dengan tersebar.
4. Pemasangan material penyerap suaralebih banyak misalnya: sajadah, plafon
dan atau dinding akustik.
DAFTAR PUSTAKA
Alan Fry. 1988. Noise Control in Building
Services Toronto: Pergamon Press
Beranek L. Leo. 1992. Noise and Vibration
Control Engineering Toronto:John Wiley& Sons, Inc.
Doelle L. dalam Prasetio Lily. 1993. Akustik
Lingkungan Erlangga: Jakarta.
Evirt, David W. 1994.Sound and Vibration
Design and Analysis USA: NEEB.
Juana Jimmy S. 2006. Sistem Bangunan
Tinggi Jakarta: Erlangga.
Satwiko, Prasasto. 2008. Fisika Bangunan
Yogyakarta: ANDI.
Smith B. J. 1996. Acoustics and NoiseControl Malaysia: Logman Group UK
Ltd.
ISSN 2085-7020