(5) dr. lily - infeksi rs-makassar

156
CURICULUM VITAE Nama : dr Lily Rundjan, SpA Tempat/tanggal lahir : Surabaya, 3 Juni 1969 Alamat : Jl. Pondok Bambu Asri Raya 28, Jakarta Timur Telp (R) 84970585 (HP) 081908989897 Riwayat Pendidikan Formal SDN Cipinang Besar 07 , Jakarta, 1975-1980 SMPN 14, Jakarta, 1980-1983 SMAN 8, Jakarta, 1983-1986 Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, 1986-1992 PPDS-1 Departemen IKA FKUI-RSCM, Jakarta, 2000-2004 Riwayat Pekerjaan Dokter Pegawai Tidak Tetap di Puskesmas Kecamatan Senen, Jakarta, 1997-2000 Klinik Tumbuh Kembang RSIA Hermina Bekasi, Juni 2004 - April 2006 Klinik Laktasi RSIA Hermina Bekasi, Januari 2005 - Juni 2006 Fellow Divisi Perinatologi FKUI-RSCM, Juni 2004 - Juni 2006 Staf Pengajar Divisi Perinatologi FKUI-RSCM, Maret 2008 - sekarang

Upload: mus2013

Post on 02-Jan-2016

152 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Infeksi yang didapat pada waktu intrapartum, selama perawatan atau kurang dari 48 jam setelah keluar dari rumah sakit dan tidak termasuk infeksi transplasental (seperti: TORCH, HIV, sifilis)

TRANSCRIPT

Page 1: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

CURICULUM VITAENama : dr Lily Rundjan, SpATempat/tanggal lahir : Surabaya, 3 Juni 1969Alamat : Jl. Pondok Bambu Asri Raya 28, Jakarta Timur

Telp (R) 84970585 (HP) 081908989897

Riwayat Pendidikan Formal SDN Cipinang Besar 07 , Jakarta, 1975-1980 SMPN 14, Jakarta, 1980-1983SMAN 8, Jakarta, 1983-1986Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, 1986-1992PPDS-1 Departemen IKA FKUI-RSCM, Jakarta, 2000-2004

Riwayat PekerjaanDokter Pegawai Tidak Tetap di Puskesmas Kecamatan Senen, Jakarta, 1997-2000Klinik Tumbuh Kembang RSIA Hermina Bekasi, Juni 2004 - April 2006Klinik Laktasi RSIA Hermina Bekasi, Januari 2005 - Juni 2006Fellow Divisi Perinatologi FKUI-RSCM, Juni 2004 - Juni 2006Staf Pengajar Divisi Perinatologi FKUI-RSCM, Maret 2008 - sekarang

Page 2: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

PENGENDALIAN INFEKSI RUMAH SAKIT

DI UNIT PERAWATAN NEONATUS

Dr. Lily Rundjan, Sp.ADivisi Perinatologi

FKUI-RSCM

Page 3: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

Pendahuluan

• Pengendalian infeksi RS harus

dilakukan untuk menurunkan lama

rawat, biaya yang dikeluarkan, angka

kesakitan bahkan angka kematian.

• Penting untuk mengerti sumber

penularan infeksi rumah sakit.

Page 4: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

Definisi Infeksi Rumah Sakit

• Infeksi yang didapat pada waktu

intrapartum, selama perawatan atau

kurang dari 48 jam setelah keluar dari

rumah sakit dan tidak termasuk infeksi

transplasental (seperti: TORCH, HIV,

sifilis)

Page 5: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

Penyebab Infeksi Rumah Sakit di

Negara Berkembang

• Kurangnya peralatan esensial danpenyediaan bahan (sabun, tempat cucitangan,air bersih, sarung tangan, steriliser,obat, klem tali pusat).

• Kebersihan tangan dan penggunaan sarungtangan tidak adekuat.

• Penggunaan berulang alat sekali pakai tanpaprosedur desinfeksi/sterilisasi yang amanserta penyimpanan alat yang tidak benar.

• Pembersihan dan desinfeksi lingkungan yangtidak adekuat.

Page 6: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

… penyebab

• Pemeriksaaan vagina yang berlebihan

• Kurangnya teknik aseptik untuk prosedur

invasif dan pemotongan tali pusat serta

perawatannya

• Overcrowded dan understaffed

• Kegagalan prosedur isolasi/ tidak

adekuatnya fasilitas isolasi pada bayi yang

terinfeksi patogen yang resistan antibiotik

atau sangat menular

Page 7: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

… penyebab

• Kurangnya pengetahuan, latihan dan kompetensi

mengenai praktek pencegahan infeksi dan

identifikasi dan penanganan faktor risiko infeksi

ibu dan neonatus

• Pemberian antibiotik berkepanjangan dan tidak

perlu

• Penggunaan berulang kali obat suntik sekali

pakai

• Botol susu terkontaminasi

Page 8: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

Faktor yang berperan terhadap

Infeksi RS

• Imaturitas sistem imun terutama pada

bayi prematur.

• Prosedur invasif mengganggu barrier

kulit normal misalnya intubasi,

kateterisasi dan jalur intravaskular.

Page 9: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

... faktor berperan

• Terlalu penuh dan kurangnya jumlah

staf.

• Penyalahgunaan antibiotik.

• Ketidakpatuhan kebijakan

pengendalian infeksi terutama cuci

tangan.

Nagata E et al, Am J Infect Control 2002;30:26-31

Page 10: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

10

Strategi efektif mencegah infeksi RS

1. Pemantauan yang berkesinambungan

2. Surveilans angka infeksi

3. Data kuman

4. Rasio jumlah tenaga medis dan pasien

5. Bentuk ruang perawatan

6. Sosialisasi insidens infeksi nosokomial kepada pegawai

Clark R et al, J Perinatol 2004;24:446-53

Page 11: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

7. Program meningkatkan kepatuhan mencuci

tangan

8. Perhatian terhadap perawatan kateter vena

sentral

9. Pemakaian kateter vena sentral yang minimal

10. Pemakaian antibiotik rasional

11. Program pendidikan

12. Meningkatkan kepatuhan pegawai

Clark R et al, J Perinatol 2004;24:446-53

... strategi efektif

Page 12: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

Surveilans

Page 13: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

Surveilans Infeksi Pada Unit perawatan neonatus

Sistem surveilans rutin untuk insidensinfeksi yang terjadi di unit perawatanneonatus harus dikembangkan dandilaksanakan di semua unit perawatanneonatus .

Selama KLB, kultur bakteri pada semuapermukaan, kultur darah neonatus yangterinfeksi, kultur petugas perlu dilakukanuntuk mengidentifikasi isolasi bakteri.

Page 14: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

Harus menyimpan catatan tentang jumlahinfeksi. Angka ini mungkin perlu stratifikasiberdasarkan faktor variabel seperti usiakehamilan, berat lahir, dan/atau prosedurinvasif.

Langkah pengendalian infeksi spesifikselama KLB infeksi.

... surveilans

Page 15: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

Desain Unit

Perawatan

Neonatus

Page 16: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

BENTUK RUANGAN PERAWATAN

Kejadian Infeksi RS bila :

Bentuk, konstruksi dan suasana ruangan

yang tidak baik

Kapasitas terlalu banyak

Kurangnya tempat mencuci tangan

Kurangnya sabun mencuci tangan

Page 17: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

… bentuk ruangan perawatan

Kurangnya handuk atau tissue

Kurangnya tempat penyimpanan sarana kesehatan

Perawatan ruangan yang tidak baik

Buruknya ventilasi aliran udara

Kurangnya fasilitas ruangan isolasi

Page 18: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

Fasilitas fisik

Level 2 : Area untuk pasien minimal 4m2, jarak antar

inkubator/boks bayi minimal 1 meter. Ratio perawat : bayi

= 1 : 2-4 tiap shift

Level 3 : Area untuk pasien minimal 6-8m2, jarak antar

inkubator/boks bayi minimal 3 meter. Ratio perawat :

bayi = 1: 1-2 tiap shift

Lantai harus ditutup dengan lantai porselen atau plastik.

Dinding/langit-langit harus ditutup dengan porselen atau

dicat dengan cat yang dapat dicuci

Page 19: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

Lantai ruang rawat unit neonatal

Page 20: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar
Page 21: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar
Page 22: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

Harus ada wastafel dinding di dalam

ruang bayi, satu untuk setiap tiga

inkubator

Desain Ruangan

Page 23: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar
Page 24: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar
Page 25: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar
Page 26: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

Harus ada area yang

khusus untuk

melakukan desinfeksi

inkubator

Page 27: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

Hand hygiene

Page 28: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

Mikroorganisme Kulit

Kuman tidak tetap :

Staphylococcus aureus

Streptococcus haemoliticus

Escherichia coli

Pseudomonas

RSCM : Pseudomonas (paling banyak)

Page 29: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

… mikroorganisme kulit

Kuman tetap :

Gram + : Staphylococcus

Epidermidis

Gram - : Klebsiella

Enterobacter sp.

Acinetobacter sp.

RSCM : Acinetobacter (paling banyak)

Page 30: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

Kebersihan tangan (cuci tangan)

Paling sederhana

Sulit kepatuhannya oleh karena :

Iritasi kulit

Sarana tempat dan peralatan cuci tangan yang kurang

Pemakaian sarung tangan

Terlalu sibuk

Tidak terpikir untuk melakukan cuci tangan

Larson EL, Am J Infect Control 1995;23:251-69

Page 31: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

Jenis larutan

Isi Lama pemakaian

Waktu pemakaian

Larutan A (larutan

cuci tangan)

Larutan B (larutan handrub)

ChlorhexidineGluconate 2%

ChlorhexidineGluconate +

alkohol

40-60 detik

20-30 detik

Sebelum memeriksa

bayi

Sebelum memeriksa bayi lain

Catatan : Cairan antiseptik beli dalam botol kecil, dan

container tidak boleh direcycle

Page 32: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

Bahan Cuci Tangan Antiseptik

No

Kelompok

Aktivitas terhadap bakteri

Aktivitas Awal

Efek Residu

DampakGm+ Gm-

M Tuberculosi

Viruses

I. Alcohol Baik Baik Baik Baik Cepat Buruk Kulit Kering

II.Chlorhexidine gluconate (CHG)

Baik Baik Sedang Baik Sedang Baik Otoksin, keratitis

III.

Hexachlorophene Baik BurukTidak ada

Buruk Lambat Baik

IV.

Iodine/Iodophors Baik Baik Baik Baik Cepat BurukPenyerapan oleh kulit menyebabkan iritasi atau keracunan

V.PCMX (chloroxylenol)

Baik Sedang Sedang Sedang Baik Baik

VI.

Triclosan Baik Baik Sedang Buruk Lambat Baik

Page 33: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

Cairan Hand rub di fasilitas terbatas

2 mL glycerin, propylen glycol atau sorbitol dicampur dengan 98 mL etil

atau isopropil alcohol 60-90% (WHO)

Komposisi dalam 100 mL larutan (RSCM)

Etanol 95% 84,20 mL

H2O2 3% 4,17 mL

Glycerin qs

Lemon perfume qs

Aquadest ad 100 mL

33

Page 34: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

34

Page 35: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar
Page 36: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar
Page 37: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar
Page 38: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

Peningkatan kepatuhan cuci tangan

1. Menilai kepatuhan pegawai terhadap peraturan yang sudah ada

2. Edukasi yang berkesinambungan

3. Menilai kembali kepatuhan setelah dilakukan edukasi

4. Pemberitahuan angka kepatuhan setelah dilakukan edukasi

Page 39: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

39

Kepatuhan mencuci tangan

( + )

Kepatuhan mencuci tangan

( - )

DokterPerawatAsisten PerawatLain-lain

30% 52% 47% 38%

70% 48% 53% 62%

Pittet D et al, Ann Intern Med 1999;130:126-130

Page 40: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

HASIL AUDIT KEPATUHAN CUCI TANGAN DI DIVISI PERINATOLOGI RSCM

PERIODE 17 OKTOBER – 21 OKTOBER 2008(PK 08.00-15.00)

83.33%

70%

0% 0%

66.66%

0.00%

20.00%

40.00%

60.00%

80.00%

100.00%

dokter

(n=6)

peraw at

(n=30)

mahasisw a

kedokteran

(n=3)

cleaning

service

(n=1)

petugas lab

(n=3)

dokter

(n=6)

perawat

(n=30)

mahasiswa

kedokteran

(n=3)cleaning service

(n=1)

petugas lab

(n=3)

Catatan : Total kepatuhan cuci tangan petugas kesehatan : 65,12 %

Tim Nosokomial Divisi Perinatologi RSCM

Page 41: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

85% permukaan NICU merupakan sumber infeksi nosokomial karena lebih dari setengahnya terkontaminasi 2 atau lebih kuman patogenClark R. J Perinatol 2004;24:382-8

Page 42: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

Reservoir transmisi patogen

Laundry

Soap bottles & sinks

Hand lotion

Pet dog?

Bed toys

Blood gas analyzer

Ventilator circuits

Multi-use vials

Sibling-to-mother-to-patient

Resuscitator

Saline for heparin dilution

Water tap

Hands

Suction equipment

Air conditioner

Wooden tounge depressors

Water bath for blood products

Expressed mother milk

Powdered milk

Latex gloves

Page 43: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

Sterilisasi dan

Desinfeksi

Page 44: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

Memutus rantai penularan infeksi

Tangan petugas

Peralatan medis Flora endogen

Mencuci tangan pasien

Sterilisasi / DTT

Lingkungan Antisepsis

Desinfeksi/

Dekontaminasi,

IsolasiInfeksi

Rumah Sakit

Pembersihan, dekontaminasi, disinfeksi dan sterilisasi

Penting

Page 45: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

Tingkat dekontaminasi

Metode Proses

Pembersihan Pembuangan fisik dari kontaminasi

(darah, feses) dan banyak

mikroorganisme dengan detergen

Desinfeksi Menurunkan jumlah mikroorganisme ke

tingkat yang tidak membahayakan, tidak

termasuk spora

Sterilisasi Membuang atau membunuh semua

mikroorganisme termasuk spora

Page 46: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

Proses dekontaminasi

Alat dan bahan medis dicuci bersihdengan deterjen dan air bilasdengan air rendam dengan enzim

(melarutkan protein : darah, cairanmukus) bilas dengan air panas rendam dengan cairan desinfektan bilas dengan air panas

pengeringan dengan uap panas 60-900C

Page 47: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

… proses dekontaminasi

Proses pencucian, desinfeksi sampaipengeringan dapat dilakukan denganmesin washer disinfector, atau

Proses pencucian, disinfeksi dilakukan olehpekerja kesehatan kemudian dikeringkandengan drying cabinet

Page 48: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

Mesin

Menghilangkan sebagian besar kotoran dan benda asing dari permukaan(80%) . Mengurangi jumlah kuman 1000X TIDAK TERJADI kontak maksimal mikroorganisme dan desinfektan bila TIDAK dicuci bersih

Manual

CLEANING (Pembersihan)

Sangat penting !

Page 49: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

Klasifikasi Spaulding : Risiko Infeksi dari alat atau lingkungan terhadap pasien

Risiko Definisi Peralatan Cara

Tinggi

( Critical )

Kontak dengan

jaringan steril, sistem

peredaran darah

(Vaskuler)

Instrumen bedah,

laparoskop, kateter

jantung, Scapel,

implant

STERIL :

Sterilisasi autoklaf,

ETO, gas plasma

,jika tdk mungkin bisa

disinfektan tingkat

tinggi

Sedang

( Semi Critical )

Kontak dengan kulit

tidak utuh dan

membran mukosa yang

utuh

Endoskopi/anestesi,

tubing ventilator,

termometer

Desinfeksi :

pasteurisasi, steam,

desinfektan kimiawi

(DTT)

Rendah

( Non-Critical )

Kontak dengan kulit

utuh atau lingkungan

secara tidak langsung

Stetoskope,

tensimeter, linen,

alat makan

Lantai, dinding,

tempat tidur

Pembersihan fisik

(deterjen dan air)

Page 50: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

Kesalahan proses dekontaminasi

Tidak sempurnanya pembersihan (pencucian danperendaman dengan enzim) sebelum desinfeksi

Kesalahan pemilihan metoda dekontaminasi

Pengenceran cairan disinfektan yang tidak tepat

Larutan desinfektan terencerkan dan berkurangefektifitasnya

Pengeringan alat tidak dilakukan dengan baik masih terdapat bintik air atau timbul uapberembun

Alat sterilisator yang tidak berfungsi dengan baiktidak menjamin sterilitas alat indikator fisik,biologis

Page 51: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

BENAR KONSENTRASI

Page 52: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

RUANG PENCUCIAN

Page 53: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

SARANA UNTUK PENCUCIAN

Page 54: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

SARANA UNTUK PENGERINGAN

Page 55: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

JENIS ALAT-ALAT YG DI CUCI

Page 56: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

JENIS ALAT-ALAT YG DI CUCI

Page 57: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

JENIS ALAT-ALAT YG DI CUCI

Page 58: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

PENGEPAKAN

Page 59: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

PENYIMPANAN ALAT

Page 60: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

Permukaan di ruang bayi harus dibersihan

dengan seksama sedikitnya sekali seminggu

dan selalu dilakukan jika diperlukan dengan

detergen

Bila ada tumpahan darah / sekret di lantai

bersihkan dengan klorin 0,5%

Fogging dengan desinfektan atau penyinaran

UV tidak dikerjakan lagi

Dekontaminasi lingkungan

Page 61: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

Inkubator harus diganti agar bisa dibersihkan dengan benar

Setiap 5 hari untuk neonatus < 1.000 gram

Setiap minggu untuk neonatus > 1.000 gram

Inkubator dibersihkan dengan air dandetergen tiap hari. Pembersihan terminalbisa dengan alkohol atau cairan desinfektan.

... dekontaminasi

Page 62: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

Isolasi

Page 63: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

Ruang Isolasi

Page 64: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

Cohorting

Page 65: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

65

Kategori neonatus Yang

Memerlukan Isolasi

Kategori Isolasi Ruang bayi Komponen Prosedur

Isolasi

Isolasi ketat Varicella Di ruang isolasi terpisah

Isolasi Infeksi virus pernafasan

akut (misal respiratory

syncytial virus)

Rubella kongenital

Gonococcal konjungtivitis

Herpes simplex yang

menyebar atau lokal

Kulit luka

Staphylococcal impetigo

dan infeksi luka

Masker, gaun penutup,

sarung tangan, dan cuci

tangan

Page 66: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

66

Kategori neonatus Yang Memerlukan

Isolasi

Kategori Isolasi Ruang bayi Komponen Prosedur

Isolasi

Enterik Infeksi enteroviral

(misalnya meningitis

aseptik)

Gastroenteritis

Necrotizing enterocolitis

Gaun penutup, sarung

tangan, dan cuci tangan

Drainase dan Sekresi Konjungtivitis

(nongonococcal dan

nonchemical)

Infeksi luka

(nonstaphylococcal)

Sarung tangan, dan cuci

tangan. Gaun penutup

diperlukan hanya jika ada

kemungkinan terkena

kotoran.

Page 67: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

Kategori neonatus Yang Memerlukan

Isolasi

Kategori Isolasi Ruang bayi Komponen Prosedur

Isolasi

Tidak ada Infeksi

Cytomegalovirus

Infeksi

streptococcal Group

B

Tidak ada

Page 68: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

Pengendalian

Antibiotik

Page 69: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

Masalah antibiotik

Pemberian antibiotika spektrum luas

secara berlebihan

Masalah resistensi antibiotika

Infeksi jamur pada neonatus

Evidence based antibiotic use

Pola kuman penyebab

Terapi empirik awal

Page 70: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

Indikasi antibiotika

Tidak beralasan mengganti antibiotika atau menggunakan antibiotika spektrum luas pada :

– Kenaikan CRP

– Trombositopeni

Antibiotika profilaksis (intubasi, kateter vena sentral, WSD) terbukti tidak efektif mencegah sepsis

Page 71: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

... indikasi antibiotika

Bila kultur ETT positif merupakan suatukolonisasi pengobatan tidak akan

kolonisasi, tidak mencegah sepsis

justru resistensi

Page 72: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

Faktor penyebab resistensi antibiotika

Kultur darah tidak dikerjakan

Terapi antibiotika diteruskan meskipunkultur darah steril

Jika bayi tetap tampak sakit

diberikan antibiotika spektrum luas yanglebih kuat

Pemberian antibiotika atas dasar CRP,meskipun kultur darah steril

Resistensi antibiotika

Page 73: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

Tidak ada kebijakan dalam terapi antibiotika

Sanitasi yang buruk

Kontrol infeksi kurang efektif

Pemberian antibiotika profilaksis

Rahman S, et al. Arch Dis Child Fetal Neonatal Ed 2002; 87:F52-4.

Isaacs D. Indian J Pediatr 2005; 42:9-13

Musoke RN, Revathi G. J Trop Pediatr 2000;46(2):86-91

… resistensi antibiotika

Page 74: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

… resistensi antibiotika

Pemberian antibiotika yang tidak rasionaldan kontrol infeksi yang buruk bakteri

gram negatif akan memproduksi extendedspectrum beta lactamase (ESBL) dansefalosporinase

Ekspresi kedua enzim tersebut dapatdirangsang oleh pemberian antibiotikabetalaktam (penisilin, sefalosporin,karbapenem)

Page 75: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

... resistensi antibiotika

Pencegahan resistensi terhadap penisilindan sefalosporin generasi ketiga

– Sedapat mungkin hindari pemberiansefalosporin secara rutin sebagaiantibiotika empirik

– Terapi kombinasi betalaktam danaminoglikosida

Garges HP, Alexander KA. Neo Rev 2003; 4:e364-8

Page 76: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

... resistensi antibiotika

Pencegahan resistensi terhadap karbapenem

Karbapenem hanya untuk kasus beratyang disebabkan oleh bakteri yangmemproduksi ESBL dan sefalosporinase(Carbapenem potent inducers beta-lactamases)

Terapi kombinasi karbapenem denganaminoglikosida

Garges HP, Alexander KA. Neo Rev 2003; 4:e364-8

Page 77: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

Karbapenem

2 bulan

Sefalosporin gen. ke-3 atau 4

2 bulan

Agen -laktam +

inhibitor laktamase

2 bulan

± Aminoglikosid

Sumber : Gould IM. J Antimicrob Chemother 1999; 43:459-65.

Skema anjuran rotasi antibiotika

yang mengandung beta laktam

Page 78: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

10 Langkah Pemilihan Antibiotika Rasional

1. Kultur darah harus dikerjakan sebelumterapi antibiotika

2. Gunakan antibiotika spektrum sempit, penisilin dan aminoglikosida

3. Jangan memulai terapi dengansefalosporin generasi ketiga ataukarbapenem

Page 79: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

4. Kembangkan kebijakan antibiotikalokal & nasional membatasi

antibiotika spektrum luas untuk terapiempirik

5. Percaya hasil kultur dari laboratoriummikrobiologi

6. Peningkatan CRP bukan berarti sepsis

… 10 langkah

Page 80: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

7. Jika kultur darah steril dalam 2-3 hari hentikan antibiotika

8. Tidak menggunakan antibiotika untukwaktu lama

9. Obati sepsis bukan kolonisasi

10. Pencegahan infeksi nosokomial

Isaacs D. Arch Dis Child Fetal Neonatal Ed 2000; 82:F1-2

… 10 langkah

Page 81: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

Petunjuk lama terapi antibiotika

Status Lama antibiotika (hari)

Gejala ringan + kultur darah (-) 2-3

Gejala berat + kultur darah (-) 5-7

Gejala atau faktor risiko + kultur darah (+)

7-10

Meningitis + kultur LCS (+) 14-21

Resident’s handbook, 1999

Page 82: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

Insidens

Infeksi aliran darah (IAD) terkaitpemasangan kateter intravena : 48%

Pneumonia akibat pemakaian ventilator(PAV) : 23%

Infeksi Luka Operasi (ILO) : 10-20%

Infeksi saluran kemih (ISK) akibatpemasangan kateter : 2,5%

Page 83: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

Pengendalian

Infeksi Aliran

Darah (IAD)

Page 84: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

Definisi IAD

Infeksi akibat pemasangan kateter intravena, setelah > 48 jam terpasang kateter intravena

Positif IAD secara laboratorik

1. Hasil kultur darah (+) dari 2 tempat berbeda dalam waktu bersamaan ditemukan kuman yang sama

2. Hasil kultur darah 2x berturut-turut pada waktu berbeda ditemukan kuman yang sama

3. Hasil kultur pembuluh darah sentral dan perifer ditemukan kuman yang sama

Page 85: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

Sumber infeksi

Intrinsik (kontaminasi sebelum digunakan)

• Cairan/obat yang terkontaminasi (multi-dose vial)

• Alat yang tidak steril / reused single-use

• Penyiapan cairan tidak dilakukan dengancara aseptik

• Tidak dilakukan quality control (kultur)cairan hasil produk pencampuran

Page 86: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

... sumber infeksi

Ekstrinsik (kontaminasi selama pemakaian)

• Infeksi dari mikroorganisme kulitpasien/staf medik : masuk dari tempatinsersi, saat diskoneksi atau melalui tempatsuntikan

• Pembentukan biofilm pada permukaan luarkateter setelah 72 jam

• Infeksi dari luka, paru-paru atau ginjal

Page 87: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

Sumber Kontaminasi Terkait Kateter Intravaskular

Sumber infeksi utama Pencegahan

Cairan infus Pastikan cairan bebas pirogen.

Monitor proses sterilisasi, hindari rusaknya wadah saat menyimpan cairan.

Periksa adakah pecah, retak, berawan dan partikel dalam cairan.

Pengobatan tambahan Tindakan aseptik (desinfeksi tangan, no touch technique).

Tambahkan pengobatan steril. Buat obat di farmasi.

Gunakan alat steril, single-dose vial jika mungkin.

Bila memakai multidose vial masukkan ke lemari es, bersihkan dengan alkohol 70% sebelum mengambil obat dari vial tersebut.

Wadah dan air Pastikan tidak ada kontaminasi dari air yang dihangatkan, lebih baik gunakan dry-warming system

Insersi kateter Desinfeksi tangan dengan seksama , gunakan sarung tangan steril, serta desinfeksi kulit tempat insersi suntikan secara seksama.

Tempat kateter Tutup dengan kassa steril segera. Singkirkan kateter jika timbul tanda infeksi, periksa tiap 24 jam. Ganti kassa bila terlihat kotor, kendur atau basah dengan cara aseptik, jangan menggunakan salep antibiotik

Tempat suntikan Bersihkan dengan alkohol 70% (isopropanol) dan biarkan kering

Tutup tempat suntikan dengan sterile stopcocks.

Penggantian set infus Ganti setiap 72jam (darah dan lipid tiap 24jam), tindakan desinfeksi tangan sesuai prosedur, teknik aseptik yang baik.

Prevention of Intravascular Device Associated Infection, 2007, p:118

Page 88: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

Pengendalian IAD

Kriteria ketat indikasi pemasangan kateterdan waktu melepas kateter

Teknik aseptik saat pemasangan : handhygiene, barrier precaution

Alat steril termasuk bak infus

SOP mengenai insersi dan perawatantempat insersi

Closed system

Tim infus

Page 89: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

Pengendalian IAD

SOP mengenai insersi, perawatan tempat insersi, penggantian kateter dan set infus

• Hand hygiene, barrier precaution

• Pembersihan kulit, kassa pada tempat insersi

• Tulis tanggal pemasangan infus, nilaikebutuhan melanjutkan infus setiap 24 jam,kaji infus / 24 jam - jika ditemukan tandainfeksi segera lepas infus

• Minimalisi manipulasi jalur infus

• Cairan flush, filter IV

Page 90: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

... pengendalian IAD

Bila tidak ada tanda infeksi / inflamasikateter IV perifer dapat digunakansepanjang masih diperlukan (72-96 jam).Kateter sentral tidak perlu diganti rutin.

Jangan menggunakan krim antibiotik.

Page 91: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

... pengendalian IAD

Ganti kateter vena sentral bilahemodinamik tidak stabil atau bila adatanda infeksi

Lepaskan arteri umbilikal bila sudah 5 hari,bila tidak memungkinkan nilai setiap hari.

Lepaskan vena umbilikal maksimal bilasudah 14 hari.

Page 92: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

Faktor yang meningkatkan risiko infeksi

Tipe kateter (lihat tabel)

Lama kateterisasi

• Kateter perifer : risiko IAD dan flebitis me↑ setelah 72-96

jam

• Kateter sentral : risiko infeksi per hari konstan, tidak ada perbedaan antara lamanya kateterisasi

• Kateter arteri perifer risiko per hari 3-5%, hari ke-21 risiko IAD 60%

Material kateter

• Kateter dilapisi antibiotik (minosiklin, rifampisin) : efektif tetapi bahaya resisten

Page 93: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

Tipe kateter – insidens IAD

Wilson J. Preventing Infection Associated with Intravascular therapy. 2007. p:203

Page 94: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

94

Page 95: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

95

Page 96: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

96

Protokol Penggantian Cairan Infus dan Selang Infus

Jenis cairan Waktu pergantian1. Dextrose 10%, N5 Setiap syringe pump kosong atau

setiap 48 jam

2. Aminofusin Setiap syringe pump kosong atau setiap 48 jam

3. Intralipid Setiap 24 jam

4. Heparin solution Setiap 48 jam

The Royal Women’s Hospital Protokol Policy and Procedure Manual

Page 97: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

97

… protokol penggantian cairan

Selang infus Waktu pergantian

1. Selang infus Dextrose,

N5, NaCl

Setiap 4 hari

2. Selang infus untuk Lipid Setiap hari

The Royal Women’s Hospital Protokol Policy and Procedure Manual

Page 98: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

Pembersihan kulit

PovidoneIodine

Alkohol Klorheksidin

Infeksi lokal 9,3 % 7,1 % 2,3 %

Bakteremia 2,6 % 2,3 % 0,5 %

Maki, et al. Lancet 1991;338:339

Page 99: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

Antisepsis Kulit

Bayi < 1500 gram / < 1 minggu gunakanantiseptik klorheksidin 1% dalamaquabides

>1500 / > 1 minggu gunakan klorheksidin0,5% dalam isopropil alkohol 70%

Page 100: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

Protokol pemasangan infus perifer(vena / arteri line)

Hand hygiene

Gunakan sarung tangan steril dan no touchtechnique (tidak menyentuh kembali daerahyang sudah dibersihkan / ujung alat steril)

Alat steril (termasuk bak infus)

Desinfeksi kulit dengan klorheksidin-alkohol2% dan biarkan kering sebelum insersi

Fiksasi harus dengan tape steril ataupundibungkus kassa steril

Page 101: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

Protokol pemasangan infus sentral(kateter umbilikal, long line, CVC)

Hand hygiene

Alat steril termasuk set pemasangan infussentral

Gunakan maximum barrier precaution(sarung tangan steril, gaun steril, topi danmasker untuk operator dan kain besar / duksteril untuk menutupi pasien)

Desinfeksi kulit dengan klorheksidin-alkohol2% dan biarkan kering sebelum insersi

Page 102: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

Pemasangan PICC

Page 103: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

…lanjutan PICC

Page 104: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

Pemasangan kateter umbilikal

Page 105: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

Pedoman Perawatan Tempat Insersi kateter

Cuci tangan sebelum kontak dengan tempat insersi

Gunakan kasa steril untuk menutup tempat insersi

Ganti kassa bila tidak intak atau lembab tiap7 hari

Bersihkan tempat insersi kateter sentral / arteri dengan cairan klorheksidin tiap gantikassa

Perhatikan timbulnya tanda infeksi setiap 2-3 hari (inflamasi, nyeri, pus)

Page 106: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

Pengendalian Infeksi Bagi Petugas Yang Merawat

neonatus

Petugas yang merawat neonatus harusmenyadari kemungkinan penularan penyakitkepada neonatus dan harus didorong untukmelaporkan penyakit menular kepadapenyelianya misalnya cutaneousstaphylococcal atau lesi herpetik, penyakitpernapasan, konjungtivitis dangastroenteritis.

Page 107: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

Pencegahan

Ventilator Associated Pneumoniae (VAP)

Page 108: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

Pneumonia Akibat Pemasangan Ventilator (PAV)

Infeksi saluran pernapasan bawahterutama pneumonia merupakan infeksiserius yang mengancam jiwa

Pneumonia terutama disebabkan olehaspirasi mikroorganisme yangberkolonisasi di orofaring responsinflamasi paru gangguan ventilasi danpertukaran gas

Page 109: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

Faktor predisposisi pneumonia akibat pemasangan ventilator

Risiko tergantung dari jumlah bakteri yang masuk ke saluran napas, daya tahan tubuh pasien dan virulensi organisme

1. Kolonisasi di orofaring

2. Kolonisasi dalam lambung

3. Pipa nasogastrik

4. Penggunaan alat ventilasi mekanik

5. Operasi

Page 110: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

Pencegahan PAV

Dekontaminasi selektif pada pasien yang diintubasi menggunakan klorheksidin 2x seharipada orofaring eliminasi kuman gram (-)

dan kandida tanpa mempengaruhi flora normal

Bayi diletakkan dalam posisi terlentang, setengah tegak (45o) untuk mencegah aspirasi dan refluks gastroesofageal

Page 111: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

…lanjutan pencegahan

Heat-moisture exchange (HME) filtersmenurunkan risiko pneumonia eliminasi

kebutuhan humidifikasi dan mencegahterkumpulnya embun di pipa ventilator(ganti tiap 48jam)

Intervensi untuk mengurangi risikopneumonia post operasi : fisioterapi,breathing exercise, dan kontrol nyeriefektif

Page 112: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

…lanjutan pencegahan

Alat terapi respiratorik harus disimpandalam keadaan bersih dan kering

Desinfeksi / sterilisasi rutin ventilatorumumnya tidak perlu ganti sirkuit

ventilator 7 hari

Cuci tangan saat memegang sirkuitventilator

Page 113: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

…lanjutan pencegahan

Sirkuit ventilator harus disposable, bilamenggunakan reused harus didesinfeksidengan washer-desinfector

Nebulizer dan humidifier harusdidekontaminasi tiap 48 jam

Kateter suction harus steril dan dibuanguntuk sekali pakai / gunakan multi-useclosed suction system

Page 114: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

…lanjutan pencegahan

Cuci tangan sebelum dan sesudahmelakukan suction, setelahmengganti sirkuit ventilator

Penggunaan rutin sarung tangan saatbersentuhan dengan sekret salurannapas

Isolasi penderita yang terkolonisasi

Page 115: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

Suction

Page 116: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

Protokol penggantian peralatan

Peralatan Waktu pergantian

1. ETT in line suction chateter Setiap 7 hari

2. Ventilator dan/atau ventilator circuit

Setiap 7 hari

3. CPAP Bubbler dan circuit Setiap 14 hari

4. Inkubator Setiap 14 hari

The Royal Women’s Hospital Protokol Policy and Procedure Manual

Page 117: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

Pengendalian Infeksi

Luka Operasi (ILO)

Page 118: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

Klasifikasi ILOKategori Deskripsi Jenis operasi Angka

kejadian ILO (%)

Bersih Tidak memasuki traktusgastrointestinal, genitourinarius / saluran napasTidak terbuktiperadangan/infeksi

Tidak merusak jaringan

Ortopedi, bedah syaraf, operasi jantung

2-5

Bersih-Terkontaminasi

Memasuki traktus GI, GU atausaluran napas , tapi tidak adaserpihan isi GI / GU/ sal. Napas

Abdomen histerektomi, prostatektomi

4-8

Terkontaminasi Luka terbuka, teknik operasibesar, serpihan isi GI

Adanya jaringan yang meradang

Reduksi fraktur terbuka, operasi usus besar

15

Kotor Luka terbuka yang lambatditangani, riwayat infeksi klinissebelumnya, robek lapisanviscera di tempat operasi

Drainase abses 40

Wilson J, Preventing Wound Infection, 2007, p:182

Page 119: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

Faktor Risiko ILO

1. Pasien

Status nutrisi

Penyakit penyerta (diabetes, infeksi kulit dan saluran napas)

Obesitas

Kolonisasi mikroorganisme (hidung, kulit)

Lama rawat inap sebelum tindakan operasi

Profilaksis antibiotik

Persiapan kulit preoperatif dan antisepsis kulit

Page 120: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

…lanjutan faktor risiko

2.Tindakan operasi

Teknik cuci tangan (surgical scrub/rub)

Tim operasi dengan infeksi/kolonisasipenyerta (psoriasis, infeksi akut lain akibat Staphylococcus)

Teknik aseptik dan operasi

Lama operasi

Benda asing di luka operasi

Page 121: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

…lanjutan faktor risiko

3.Lingkungan (kamar operasi)

Ventilasi (tekanan positif)

Sterilisasi instrumen

Pakaian operasi

Sarung tangan steril

Permukaan obyek lain di kamar operasi(lantai, dinding, meja, dll) tidakberhubungan dengan ILO

Page 122: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

Pencegahan ILO

1.Pasien

Identifikasi dan terapi infeksi sebelum operasi elektif

Meminimalisasi lama rawat inap preoperatif

Hindari cukur rambut sebelum operasi, kecualirambut sekitar tempat sayatan, dengan alat noninvasif seperti gunting

Kontrol kadar gula darah (penderita diabetes)preoperatif

Lakukan tindakan antiseptik kulit

Beri profilaksis antibiotik sesuai indikasi (cefazolin /cefuroxime 30 menit sebelum insisi kulit)

Page 123: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

…lanjutan pencegahan

2.Tim operasi

Cuci tangan dengan surgical scrub minimal 2-4’, jangan gunakan sikat

Anggota tim dengan lesi kulit tidak diizinkan ikut operasi

Persingkat lama operasi

Gunakan sarung tangan steril setelah gaun steril.Gunakan masker surgikal dan topi.

Lakukan tindakan aseptik tiap melakukan tindakan

Tindakan operasi tidak melukai jaringan sehat

Gunakan closed suction drains

Page 124: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

…lanjutan pencegahan

3.Lingkungan (kamar operasi)

Pertahankan tekanan positif

Pintu kamar operasi ditutup rapat selamaoperasi berlangsung, kecuali untukmengantar alat, keluar-masuk tim operasi / pasien

Memperketat jumlah tim yang masuk kedalam kamar operasi

Sterilisasi semua instrumen operasi

Page 125: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

Pencegahan Infeksi

Saluran Kemih (ISK)

Page 126: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

Infeksi Saluran Kemih (ISK) terkait pemasangan kateter

Adalah infeksi yang terjadi pada salurankemih (dari kandung kemih – ginjal)dengan gejala demam, anyang-anyangan,disuria, dan nyeri supra pubik

ISK sering diakibatkan penggunaandrainase urin seperti kateter kandungkemih.

Page 127: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

…lanjutan ISK

Risiko ISK meningkat pada penggunaankateter urin yang lama (> 5 hari)

Kateter urin dipasang hanya sesuaiindikasi, dan segera lepas jika sudah tidakada indikasi medis

Page 128: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

Strategi Pencegahan ISK

Pelatihan karyawan

Ukuran kateter

Cara insersi kateter

Pembersihan meatus (lubang tempat masuk kateter)

Penggunaan / pengosongan urine bag

Irigasi kandung kemih

Pengambilan spesimen

Page 129: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

Sumber Infeksi dari Kateter

Page 130: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

Pencegahan ISK pada Pasien dengan Kateter Urin

Tempat masuk bakteri Tindakan pencegahan

1. Meatus urethral external dan uretra

Bakteri yang masuk ke kandung

kemih selama insersi kateter

Sebelum kateterisasi, bersihkan meatus dengan air / salin steril. Berikan 2% lidokain, 0,25% klorheksidin glukonat kedalam uretra dan tahan 3’ sebelum memasukkan kateter

Penggunaan insersi no-touch technique

Penggunaan kateter sekali pakai

Infeksi ascending uretra Jaga daerah sekitar uretra tetap bersih dan kering, pertahankan agar kateter tidak banyak bergerak

2. Sambungan kateter dan

drainage tube

Jangan melepas kateter jika tidak ada indikasi

Selalu gunakan teknik aseptik

Kumpulkan spesimen urin

Oleskan alkohol, biarkan mengering lalu aspirasi urin dengan jarum steril dan syringe lalu pindahkan ke media steril

3. Sambungan drainage tube

dengan collection bag

Refluks dari bag ke tube Pertahankan bag dibawah kandung kemih

Kosongkan urine bag secara teratur

Jangan membolak-balikkan saat mengosongkan urine bag

4. Putar pemutar bagian bawah

collection bag –pengosongan

bag

Collection bag jangan menyentuh lantai

Selalu cuci tangan dan desinfeksi sebelum dan sesudah membuka pemutar urine bag

Gunakan wadah yang berbeda-beda untuk mengumpulkan urin

Damani N,French G, Ransjo U. Prevention of urinary tract infections,2007,p:129

Page 131: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

Penyiapan cairan di

ruang bersih/steril

Page 132: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

Pada Sarana Terbatas

Bila penyiapan cairan nutrisi parenteral danobat-obatan tidak dapat dilakukan secaraideal, RS harus mengerjakan penyiapancairan dengan teknik aseptik di ruanganbersih

Hindari multidosing vial

Perhatikan interaksi obat atau kompatibilitas

Page 133: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

Cara penyiapan cairan

Hand hygiene harus dikerjakan denganseksama

2 petugas : petugas pertama memakai gaun steril, sarung tangan steril, masker dan topi; petugas kedua membantu mengambilkan/

menyiapkan cairan/obat

Bahan-bahan obat/cairan digosok denganalkohol swab

Page 134: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

Ruangan Pembuatan NPT

Page 135: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

GAMBAR PENYIAPAN CAIRAN INFUS

Page 136: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

Hal lain yang perlu

diperhatikan

Page 137: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

Pembuangan limbah dan benda tajam

Laundry

Penggunaan ASI

Penyediaan susu

Pelatihan pengendalian infeksi RS yang berkesinambungan

Koordinasi dengan Departemen Bedah, Kebidanan, OK

Harus diperhatikan

Page 138: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar
Page 139: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

139

PENGGUNAAN ASI

Semakin banyak ASI yang diberikan semakin

sedikit terkena infeksi

Insidens INOS bayi prematur dengan ASI :

29,3%

Insidens INOS bayi prematur dengan susu

formula : 47,2%

Hylander MA, Pediatr 1998;102:38-43

Page 140: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

LANGKAH PENGENDALIAN INFEKSI PADA PERLENGKAPAN PEMBERIAN

MINUM DAN NUTRISI

Gunakan ASI sedapat mungkin

Pasteurisasi botol minuman harus dilakukan

dengan benar setiap saat

Penggunaan air steril merupakan keharusan.

Sonde lambung harus diganti setiap 2-3 hari dan

beri label

Page 141: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

Pemisahan limbah

Sampah infeksius (kantong berwarna kuning)

Dressing bedah, kasa, verband, kateter, swab, plester, masker,

sarung tangan, kapas lidi, kantong urine, sampah yang

terkontaminasi dengan cairan tubuh

Sampah domestik/rumah tangga (kantong berwarna

hitam)

Kertas, plastik, plastik bungkus spuit/infus, kardus, kayu,

kaleng, daun, sisa makanan, sampah yang tidak terkontaminasi

cairan tubuh pasien

Limbah

Page 142: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

Sampah benda tajam (kotak berwarna kuning)

Jarum suntik, pisau cukur, pecahan ampul, object glass,

lancet, sampah yang memiliki permukaan/ujung yang tajam

Benda tajam

Page 143: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

PENANGANAN LIMBAH BENDA TAJAM

Semua benda tajam harus digunakan sekali pakai

Jarum harus steril dan tidak boleh di daur ulang

Tidak menyarungkan kembali jarum suntik bekas pakai

Jangan menekuk atau mematahkan jarum suntik sebelum dibuang

Tidak pernah meletakkan limbah benda tajam ke dalam wadah lain selain yang tahan tusukan

Selalu dibuang sendiri oleh si pelaku !

Page 144: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

Semua limbah cair

(darah, cairan suction,

sekresi) dibuang di

sanitary sewer dan

digelontor dengan air)

PENERAPAN LANGKAH PENGENDALIAN

INFEKSI DI UNIT NEONATUS…

Page 145: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

Keluarga pasien / pengunjung

Pengunjung : Orangtua pasien dan anak <12 tahun diperbolehkan masuk, selaludisupervisi

Pembatasan jumlah orang di NICU ?

kontroversi, terpenting menjaga handhygiene

Tidak perlu gaun/shoes cover

Edukasi hand hygiene

Konsekuensi lantai dipel lebih sering

Page 146: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

Hand Hygiene untuk pengunjung

Page 147: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

2-147

Penanganan Linen

Penanganan & transport

• Cegah terpaparnya mukosa membran dan kontaminasi

mikroba terhadap pasien lain serta lingkungan.

• Penyimpananjaga kebersihan

• Transportasi dengan troley bersih dan kotor terpisah

(warna ?)

Page 148: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

Sirkulasi Linen

1. Pengumpulan– Melibatkan dua pihak yaitu

ruangan & laundry– Hindari penambahan kotoran– Gunakan wadah berbeda untuk

linen infeksius dan non infeksius

2. Transportasi Linen– Potensial menyebarkan mikro

organisme bila linen tidak tertutup.

– Troly pengangkut linen kotor berbeda dengan troly pengangkut linen bersih

– Troly pengangkut linen kotor segera dibersihkan di laundry dengan klorin 0,5 %

– Hindari membawa linen kotor berlebihan

Page 149: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

3. Penerimaan linen kotora. Petugas

- Hand hygiene dan menggunakan APD

- Jika ada kelaianan kulit , diperhatikan ?!.

- Pemeriksaan Kesehatan karyawan.b. Prosedur :

- Linen kotor diterima, dicatat jumlah satuan, asal ruangan

- Penimbangan sesuai barang yang diterima

- Melakukan pemilahan berdasarkan kriteria (linen infeksi/non infeksi, jenis dan tingkat kekotoran).

Sirkulasi Linen

Page 150: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

PEMBERSIHAN BOTOL SUSU

Penyediaan botolsusu sangat menjadiperhatian.

Akan berdampakburuk jika tidakdikelola dengan baik

Page 151: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

Merebus botol atau menggunakan steamer

Page 152: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

Pengeringan botol

Page 153: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

Penyimpanan botol

Page 154: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

Dilaksanakan setiap hari di ruangan oleh petugas cleaning service

Kantong plastik 2/3 bagian diikat kuat dan diberi label tempat penghasil limbah kemudian dikumpulkan ke dalam wadah pengumpulan sampah (sampah medis : troli kuning, sampah non medis : troli hijau, sampah daur ulang : troli biru/orange)

Container benda tajam masukkan ke dalam kantong kuning

Tidak boleh ada pencampuran sampah medis dan non medis

Troli sampah harus senantiasa tertutup dan bersih

Page 155: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

Kesimpulan

Infeksi RS sering terjadi namundapat dihindari dengan melakukanpendidikan dan pelatihan secaraterus menerus, serta perlukesadaran dan kerja sama tim yangbaik.

Page 156: (5) Dr. Lily - Infeksi Rs-makassar

Terima kasih