masalah transmisi penyakit infeksi di rs
TRANSCRIPT
Dewi MurniatiRS Penyakit Infeksi Prof DR Sulianti Saroso
Jakarta27 April 2013
2
Infeksi di RS Infeksi Nosokomial: Infeksi yg terjadi di sarana pelayanan
kesehatan setelah >48 jam hari rawat
HAIs (Health Care Associated Infections) menggantikan istilah infeksi nosokomial(CDC dan HICPAC Juni tahun 2007)
3
Dampak HAIs Hari rawat memanjang pemanfaat tempat tidur
berkurang Tindakan pengobatan, perawatan, diagnostik
meningkat Menguras sumber daya dan sumber dana Meningkatkan angka kematian Dampak hukum tuntutan pengadilan,
kerugian material dan immaterial Citra buruk untuk RS pelanggan menurun
Healthcare Associated Infections ( HAIs )
5 -10% pasien dirawat di RS
32 % dapat dicegah
Sekitar 5-10% dipengaruhi lingkungan
90-95% dipengaruhi perilaku
HAIs
HAIs
TRANSMISI
RESERVOIR
ABresistenMIKROOR
GANISME
MANUSIA
PENGENDALIAN
PROSEDUR TERAPI
Komensal/ patogen
Komunitas/
RS
Sumber HAIs
ENDOGEN: kulit, hidung, mulut, salurancerna, alat kelamin
EKSOGEN: pasien, petugas kesehatan, pengunjung, alat-alat medis, alatperawatan pasien dan lingkunganperawatan
RESERVOIR MIKROORGANISME
MANUSIA HEWAN AIR ALAT KESEHATAN /BENDA LINGKUNGAN
3 CARA TRANSMISI MIKROORGANISME
KONTAK DROPLET >5µ AIRBORNE <5µ
TAK LANGSUNG
ALKES/LINGKUNGAN
TANGAN
DITELAN
SUNTIK
HUBUNGANSEX
TRANSPLASENTA
SERANGGA/HEWAN
LANGSUNG
TRANSIEN RESIDEN
Transmisi Jumlah droplet yg Droplet mengandung
mikrobaberbicara 10 batuk 100bersin keras 10 000
Droplet besar-cepat jatuh!Droplet kecil - melayang disekitar..pelahan berkurang….”crystallize” membentuk suatu bahaninfeksius dg nucleus didalamnya
1.0 micron droplet nuclei akan jatuh setelahjarak 3 m dalam 24 jam!
Manusia
Pasien• Faktor risiko• Diagnosis dini• Kuman
penyebab• Terapi adekuat• Aturan• Informasi
Petugas• Pengetahuan• Ketrampilan• Kepatuhan• Status
kesehatan• vaksinasi
Pengunjung/ keluarga• Status
kesehatan• Aturan• Informasi• Pengawasan
Luka tusuk jarum
300 luka tusuk/100 TT/tahun 21.5% selama tindakan78.5% setelah tindakan
RecappingMelepas jarum / scalpel
Yunihastuti, et al. Health Care Workers’ Behaviour during HIV Occupational Exposure Reported to Pokdisus AIDS Jakarta 2004-2006
PROSEDUR TERAPI Suntik Pemasangan infus
perifer atau sentral Penghisapan lendir Pemasangan NGT Inhalasi Intubasi, ETT Ventilator Kateter urin Kateterisasi jantung
Hemodialisa Penanganan luka Pemotongan tali
pusat Penanganan luka
bakar Trakheostomi Bronkhoskopi Pembedahan
Mengatasinya
KEBIJAKAN PROGRAM
UNIT KERJAORGANISASI
Program Pencegahan danPengendalian Infeksi (PPI)
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RS (PPIRS) :○ Pencegahan HAIs○ Surveilans HAIs○ Penanggulangan KLB○ Pengembangan kebijakan dan prosedur kerja
PPI○ Pendidikan dan Pelatihan
Isolation precautionsKewaspadaan Isolasi
Standard Precautions / Kewaspadaan Standar : (UP +BSI)
Transmission-based precautions / Kewaspadaanberdasarkan transmisi : kontak / droplet / airborne
2-21
Kewaspadaan standar1. Kebersihan tangan2. Sarung tangan3. Masker,goggle, face shield4. Gaun5. Peralatan perawatan pasien6. Pengendalian lingkungan7. Penatalaksanaan Linen8. Perlindungan & Kesehatan karyawan..pengelolaan limbah tajam9. Penempatan pasien10. Hygiene respirasi / Etika batuk11. Praktek menyuntik aman12. Praktek pencegahan infeksi unt prosedur lumbal pungsi
1.Kebersihan tangan
Handwashing …an action of the past(except when hands are visibly soiled)
Alcohol-based hand rub is standard of care
Kebersihan tangan mutlak dijalankan di area POINT of Care
2-25
2. Sarung tangan Bersih,tidak steril
darah,cairan tubuh, sekresi, ekskresi, benda terkontaminasi
Steril mukosa membran,kulit tidak utuh
Pilih ukuran sesuai dg tangan
Pasang sp menutup pergelangan gaun
2-26
3. Masker, goggle, face shield,eye visor,face visor
Melindungi mukosa membran mata, hidung,mulut dari
kemungkinan percikan / semprotan darah/cairan tubuh selama prosedur tindakan/perawatan
pasien
2-27
4. Gaun/apronBersih,non sterilSteril
Tergantung risiko jumlah cairan (percikan/semburan ) ygakan dihadapi dan area jaringan yang akan dilakukantindakan ( kulit utuh atau operatif )
Penutup kakilindungi dr tumpahan /percikan bahan infeksius
5.Peralatan perawatan pasien
Kriteria SpauldingNon kritikalSemikritikalKritikal
Dekontaminasiprecleaning-cleaning dengan APD memadaidisinfeksiDTT/Sterilisasi
Dekontaminasi
Proses fisika / kimia yang digunakan untukmenurunkan/menghilangkan mikroorganisme pada bendamati sehingga aman untuk dipakai kembali3 TAHAP :1. Pencucian & Pembersihan ( Cleaning )2. Disinfeksi
tidak semua mikroorganisme mati (endospora)
3. Sterilisasipembunuhan semua mikroorganisme termasuk endospora
2-30
6. Pengendalian lingkungan
Disinfektan untuk pembersihan harus standar1. Pembersihan permukaan horizontal ruang rawat pasien: lantai tanpa karpet,
permukaan datar lain, meja pasien harus dibersihkan secara teratur dan bila tampak kotor/kena kotoran /cairan tubuh,termasuk keyboard komputer
2. Pembersihan dinding,tirai,jendela bila tampak kotor/kena kotoran
3. Fogging dengan disinfektan seharusnya tidak dikerjakan
2-31
7. Penanganan LinenPenanganan & transport• Cegah terpaparnya mukosa membran dan kontaminasi mikroba
terhadap pasien lain serta lingkunganpakaiAPD
• Penyimpananjaga kebersihan
• Transportasi dengan troley bersih dan kotor terpisah (warna berbeda ? tulisan identifikasi), tertutup
2-32
Kuning:sampah InfeksiusHitam:non infeksius/ domestikMerah:RadioaktifUngu :CytotoksikCoklat: beracun
Tahan bocor dan tusukanDibuang setelah terisi 2/3 bagian
Wadah
Penanganan limbah
2-33
Penanganan benda tajamJangan recapping jarum bekas pakai (kategori IB), Dilarang mematahkan jarum, melepaskan, membengkokkan jarum bekas pakai.
Gunakan cara yang aman bila memberikan benda tajam
8.Kesehatan petugas Vaksinasi MCU teratur terutama petugas yg menangani
kasus dengan penularan melalui airborne Penanganan paska pajanan yang memadai (ada
alur pajanan, sebelum 4 jam sudah ditentukan penata laksanaan) petugas yang dihubungi? Pem Lab,laporan ke?
Konseling petugas yang sakit ,berapa lama diliburkan? Batasi kontak langsung dengan pasien
2-35
9.Penempatan pasien
Pasien infeksius di ruang terpisah,beri jarak>1 m
Kohorting bila tidak memungkinkan bila ke2nya tidak memungkinkan
konsultasi dg petugas PPIRSkewaspadaan sesuai cara transmisipenyebab infeksi
10.Higiene sal nafas/Etika batuk
Komponen baru (juni 2007)Target: pasien,keluarga ,teman pasien dg infeksi sal nafas yg dapat
ditransmisikan1. edukasi pasien,keluarga,pengunjung2. beri gambar dg bahasa mudah difahami3. menutup mulut/hidung dg tisu saat batuk,pakai masker4. Jika tidak memiliki tissue, tutuplah dengan lengan kemeja
bagian atas, bukan dengan tangan5. cuci tangan setelah kontak dg sekresi sal nafas6. beri jarak >3 feet bagi pasien infeksi sal nafas di Ruang tunggu bila
perlu pakaikan masker
11.Praktek menyuntik yang aman
Cegah KLB akibat Pemakaian ulang jarum steril
untuk peralatan suntik IV beberapa pasien
jarum pakai ulang obat/cairanmultidose
12.Pencegahan infeksi prosedur LP
Masker harus dipakai klinisi saat melakukan lumbal pungsi,anaestesi spinal /epidural/pasang kateter vena sentral
Cegah droplet flora orofaring,dapat menimbulkan meningitis bakterial
Kewaspadaan Standar
Diberlakukan terhadap Setiap pasien,terinfeksi /kolonisasiSetiap waktu Di Semua fasilitas pelayanan kesehatan
Disusun untuk cegah kontaminasi silang sebelum diagnosis diketahui
2-40
Kewaspadaan berdasar transmisi
3 kewaspadaan - kewaspadaan kontak- kewaspadaan droplet- kewaspadaan airborne
Dapat terjadi kombinasi transmisi Pemilihan APD :
selalu ukur risiko sebelum melakukan tindakan/pelayanan
Kewaspadaan berdasar transmisi
Kapan harus diterapkan?
• saat pasien pertama datang /pasien barumasuk atau hadirnya infeksi baru !
• Diputuskan dengan dasar kriteria klinis danepidemiologis sebelum hasil pemeriksaanlaboratorium dapat mengkonfirmasi diagnosis
2-42
Kewaspadaan berdasar transmisi
Diterapkan pada pasien dg gejala/dicurigai terinfeksi ataukolonisasi kuman patogensebagai tambahan Kewaspadaan Standard
Tujuan : memutus rantai penularan dengan mewaspadai cara transmisi patogen penyebab dari infeksi yang ditemui
Kunci kewaspadaan berbasis transmisi
Tambahan Kewaspadaan Standard Tergantung tampilan gejala klinis dan epidemiologis
Kontak : sarung tangan & gaunDroplet : pelindung mata & masker wajahAirborne : respirator N95,pengaturan ventilasi udara
Cuci tangan sebelum dan setelah merawat pasien
Resistant StrainsRare
Resistant Strains Dominant
Antimicrobial Exposure
Resistensi ABSeleksi
New Resistant Bacteria
Resistensi AntibiotikaSusceptible Bacteria
Resistant Bacteria
Resistance Gene Transfer
Inappropriate Antimicrobial Therapy: Impact on Mortality
Source: Kollef M,et al: Chest 1999;115:462-74
0
100
200
300
400
500
600
Inappropriate AppropriateTherapy Therapy
42.0% mortality
17.7% mortality Relative Risk = 2.37(95% C.I. 1.83-3.08; p < .001)
# Deaths
# Survivors
S. aureus
Penicillin
[1950s]Penicillin-resistant
S. aureus
Evolusi resistensi pada S. aureus
Link to: CDC Facts about VISA Link to: CDC Facts about VRE
Methicillin
[1970s]Methicillin-resistant
S. aureus (MRSA)
Vancomycin-resistantenterococci (VRE)
Vancomycin
[1990s]
[1997]
Vancomycinintermediate-
resistantS. aureus(VISA)
[ 2002 ]Vancomycin-
resistantS. aureus
Link to: MMWR on VRSA
Source: National Nosocomial Infections Surveillance (NNIS) System
MRSA among ICU patients, 1995-2004
VRE among Intensive Care Unit Patients,1995-2004
010203040506070
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
Year
Perc
en
t R
esis
tan
ce
05
101520253035
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
YearP
erc
en
t R
esis
tan
ce
3rd Generation Cephalosporin-Resistant Klebsiella pneumoniaeAmong ICU Patients, 1995-2004
Fluoroquinolone-Resistant Pseudomonas aeruginosaAmong ICU Patients, 1995-2004
0
5
10
15
20
25
30
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
Year
Perc
en
t R
esis
tan
ce
05
10152025303540
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
YearP
erc
en
t R
esis
tan
ce
Resistensi Trimethoprim/sulfamethoxazole(TMP/SMX)
San Francisco General HospitalMartin JN, et al: J Infect Dis 1999;180:1809-18
* 30,886 patient-isolatesStaphylococcus aureusEscherichia coliEnterobacter spp.Klebsiella pneumoniaeMorganella spp.Proteus spp.Serratia spp.Citrobacter spp.
0
10
20
30
40
50
60
1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995
% R
esis
tant
Pat
ient
-Isol
ates
Non-HIV units (n = 28,966 patient-isolates)HIV units (n = 1,920 patient-isolates) Prevalence of TMP/SMX use among AIDS patients
Strategi pencegahan resistensi AB
Pencegahaninfeksi
Diagnosis dan terapi
infeksi
PenggunaanAB secara
bijakPencegahan
transmisi
12 Steps to Prevent Antimicrobial Resistance: Hospitalized Adults
12 Break the chain11 Isolate the pathogen
10 Stop treatment when cured9 Know when to say “no” to vanco
8 Treat infection, not colonization7 Treat infection, not contamination
6 Use local data5 Practice antimicrobial control
4 Access the experts3 Target the pathogen
2 Get the catheters out1 Vaccinate
Prevent Transmission
Use Antimicrobials Wisely
Diagnose & Treat Effectively
Prevent Infections
AB rasional
INFEKSI? BAKTERIAL? SEMBUH SENDIRI/ PERLU AB? PENCEGAHAN/TERAPI? EMPIRIS/ DEFINITIF?
KESIMPULAN
Mengetahui cara transmisi penyakitinfeksi dan upaya memutus rantaipenularannya merupakan carapencegahan perluasan penyakit sertaupaya eliminasinya
Peran petugas kesehatan sangatpenting dalam keberhasilanPengendalian penyakit infeksi di saranakesehatan