5. bab iv

12
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Politeknik Negeri Malang BAB IV BAB IV PEMBAGIAN FREKUENSI PEMBAWA PEMBAGIAN FREKUENSI PEMBAWA Capaian Pembelajaran Setelah mempelajarimateri ini, mahasiswa akan mampu : Menjelaskan tentang alokasi frekuesi pembawa pada transmisi video, Menjelaskan syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam pembangkitan frekuensi, Menjelaskan penetapan saluran televisi analog. 4.1 PEMBANGKITAN FREKUENSI PEMBAWA 4.1 PEMBANGKITAN FREKUENSI PEMBAWA Dalam sistem telekomunikasi elektronik, beberapa pemakaian memerlukan bentuk gelombang berulang (sinusoida dan kotak). Kebanyakan pemakaian ini diperlukan hanya untuk satu frekuensi, dan sering kali tiap frekuensi disinkronkan. Oleh karena itu, pembangkitan frekuensi penting dalam sistem telekomunikasi. Dalam sistem radio, pembangkit gelombang membangun frekuensi pembawa untuk pemancar, dan menggerakkan tingkat-tingklat pencampur yang mengubah sinyal dari frekuensi ke frekuensi lain. Walaupun saat ini belum banyak namun sedang berkembang, peran ini sekarang juga diisi oleh osilator segiempat dan pensintesa, tetapi dalam banyak penggunaan pembangkit frekuensi masih merupakan sumber bentuk gelombang sinus yang paling ekonomis. SISTEM VDEO ANALOG SISTEM VDEO ANALOG 24

Upload: yoga-febrian-hogantara

Post on 05-Feb-2016

7 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

sistem video bab empat

TRANSCRIPT

Page 1: 5. BAB IV

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Politeknik Negeri Malang

BAB IVBAB IV

PEMBAGIAN FREKUENSI PEMBAWA PEMBAGIAN FREKUENSI PEMBAWA

Capaian Pembelajaran

Setelah mempelajarimateri ini, mahasiswa akan mampu :• Menjelaskan tentang alokasi frekuesi pembawa pada transmisi video,• Menjelaskan syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam pembangkitan

frekuensi,• Menjelaskan penetapan saluran televisi analog.

4.1 PEMBANGKITAN FREKUENSI PEMBAWA4.1 PEMBANGKITAN FREKUENSI PEMBAWA

Dalam sistem telekomunikasi elektronik, beberapa pemakaian memerlukan bentuk

gelombang berulang (sinusoida dan kotak). Kebanyakan pemakaian ini diperlukan

hanya untuk satu frekuensi, dan sering kali tiap frekuensi disinkronkan. Oleh

karena itu, pembangkitan frekuensi penting dalam sistem telekomunikasi.

Dalam sistem radio, pembangkit gelombang membangun frekuensi

pembawa untuk pemancar, dan menggerakkan tingkat-tingklat pencampur yang

mengubah sinyal dari frekuensi ke frekuensi lain. Walaupun saat ini belum

banyak namun sedang berkembang, peran ini sekarang juga diisi oleh osilator

segiempat dan pensintesa, tetapi dalam banyak penggunaan pembangkit frekuensi

masih merupakan sumber bentuk gelombang sinus yang paling ekonomis.

Pada dasarnya, pembangkit frekuensi adalah suatu rangkaian yang melalui

penguat dan umpan-balik, membangkitkan keluaran sinusoida. Biasanya

komponen aktifnya adalah transistor atau FET dan frekuensi kerjanya ditentukan

oleh suatu rangkaian tala (resonator) dalam lintas umpan-balik. Banyak jenis

rangkaian pembangkit frekuensi; beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam

pemilihan rangkaian untuk penggunaan tertentu, termasuk:

(1) frekuensi kerja,

(2) amplitudo keluaran,

(3) stabilitas frekuensi,

(4) stabilitas amplitudo,

(5) kemurnian bentuk gelombang keluaran, dan

(6) kemungkinan ikut-sertanya mode-mode osilasi yang tidak diinginkan.

SISTEM VDEO ANALOGSISTEM VDEO ANALOG 24

Page 2: 5. BAB IV

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Politeknik Negeri Malang

Pembangkit frekuensi dapat diselesaikan dengan beberapa cara, konfigurasi

yang umum digunakan RC phase shift network, LC tank circuits, crystal, atau

negative resistance devices.

RC phase shift network. Pembangkit frekuensi ini menggunakan umpan-balik

positif dan negatif. Pembangkit ini menghasilkan frekuensi rendah yang relatif

stabil, karena lebih mudah ditala dan secara umum digunakan dalam

pembangkitan frekuensi antara 5 Hz sampai 1 MHz (seperti Wien-bridge

oscillator).

LC tank circuits.

Seperti osilator Hartley, osilator Collpits, dan osilator Clap.

Crystal. Dalam sistem telekomunikasi, stabilitas frekuensi sangat penting.

Stabilitas frekuensi adalah kemampuan sebuah osilator pada frekuensi yang

tetap.Pembangkit frekuensi yang menggunakan RC phase shift network dan LC

tank circuit, stabilitas frekuensinya tidak mampu untuk pemakaian komunikasi

radio. Misalnya, frekuensi yang ditetapkan untuk stasiun penyiaran FM

komersial harus mempertahankan frekuensi pembawa hingga 2 kHz,

mendekati toleransi sebesar 0,002%. Untuk penyiaran AM komersial,

pergeseran pembawa yang diperbolehkan maksimum hanya 20 kHz.

Beberapa faktor yang mempengaruhi stabilitas osilator. Kenyataannya

bahwa yang banyak mempengaruhi secara langsung adalah komponen penentu

frekuensi, termasuk perubahan pada nilai L, C, dan R yang disebabkan perubahan

lingkungan, seperti temperatur dan kelembaban dan perubahan titik operasi

penguat transistor, serta dipengaruhi ripple ac pada catu daya dc.

SISTEM VDEO ANALOGSISTEM VDEO ANALOG 25

Page 3: 5. BAB IV

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Politeknik Negeri Malang

4.2 SALURAN-SALURAN YANG DITETAPKAN (4.2 SALURAN-SALURAN YANG DITETAPKAN (ASSIGNED CHANNELASSIGNED CHANNEL))

Untuk proses modulasi, pembawa gambar harus memiliki frekuensi di atas

frekuensi pemodulasi sebesar 4 MHz. Oleh karena itu, saluran-saluran televisi

ditetapkan ke bidang-bidang frekuensi VHF dan UHF. Bidang frekuensi VHF

mencakup 30 sampai 300 MHz dan bidang frekuensi UHF 300 sampai 3000 MHz

Frekuensi-frekuensi untuk semua saluran-saluran VHF dan UHF diberikan pada

Tabel 4.1. Biasanya saluran-saluran ditinjau dalam tiga kelompok yang

ditunjukkan oleh garis-garis horisontal pada tabel, dikarenakan adanya perbedaan

yang besar dalam frekuensi.

Tabel. 4.1 NTSC - TV BROADCASTING SYSTEM

COLOUR SYSTEM NTSC

Standart Broadcasting System M

Channel bandwidth (MHz) 6

Video bandwidth (MHz) 4,2

Frequency difference between audio and video +4,5

Vestigial side band (MHz) 0,75

Scanning lines 525

Field frequency (Hz) 60

Line frequency (Hz) 15.734,264

Video modulation method AM (negative)

Audio modulation method FM

Chrominance subcarrier frequency (MHz) 3,579545

Intermediate frequency (MHz)

Audio 41,25 (54,25)

Video 45,75 (58,75)

Country

USA, CanadaMexicoPanama

ChiliPilipinaTaiwanKoreaJepang

SISTEM VDEO ANALOGSISTEM VDEO ANALOG 26

Page 4: 5. BAB IV

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Politeknik Negeri Malang

Tabel 4.2 PENETAPAN SALURAN TELEVISI (untuk NTSC)

NOMOR SALURAN

BIDANG FREKUENSI, MHzNOMOR

SALURANBIDANG FREKUENSI, MHz

1 - 42 638 - 6442 54 - 60 43 644 - 650

3 60 - 66 44 650 - 656

4 66 - 72 45 656 - 662

5 76 - 82 46 662 - 668

6 82 - 88 47 668 - 674

48 674 - 6807 174 - 180 49 680 - 686

8 180 -186 50 686 - 692

9 186 - 192 51 692 - 698

10 192 - 198 52 698 - 704

11 198 -204 53 704 - 710

12 204 - 210 54 710 - 716

13 210 - 216 55 716 - 722

56 722 - 72814 470 - 476 57 728 - 734

15 476 - 482 58 734 - 740

16 482 - 488 59 740 - 746

17 488 - 494 60 746 - 752

18 494 - 500 61 752 - 758

19 500 - 506 62 758 - 764

20 506 - 512 63 764 - 770

21 512 - 518 64 770 - 776

22 518 - 524 65 776 - 782

23 524 - 530 66 782 - 788

24 530 - 536 67 788 - 794

25 536 - 542 68 794 - 800

26 542 - 548 69 800 - 806

27 548 - 554 70 806 - 812

28 554 - 560 71 812 - 818

29 560 - 566 72 818 - 824

30 566 - 572 73 824 - 830

31 572 - 578 74 830 - 836

32 578 - 584 75 836 - 842

33 584 - 590 76 842 - 848

34 590 - 596 77 848 - 854

35 596 - 602 78 854 - 860

36 602 - 608 79 860 - 866

37 608 - 614 80 866 - 872

38 614 - 620 81 872 - 878

39 620 - 626 82 878 - 884

40 626 - 632 83 884 - 890

41 632 - 638

SISTEM VDEO ANALOGSISTEM VDEO ANALOG 27

Page 5: 5. BAB IV

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Politeknik Negeri Malang

Tabel 4.3 SALURAN TELEVISI, FREKUENSI PEMBAWA GAMBAR, dan FREKUENSI PEMBAWA SUARA (untuk NTSC)

Broadcast Channel

Channel Range (MHz)

Video Carrier (MHz)

Audio Carrier (MHz)

Broadcast Channel

Channel Range (MHz)

Video Carrier (MHz)

Audio Carrier (MHz)

--23456789

--

54-6060-6666-7276-8282-88

174-180180-186186-192

--

55.2561.2567.2577.2583.25

175.25181.25187.25

--

59.7565.7571.7581.7587.75

179.75185.75191.75

40414243444546474849

626-632632-638638-644644-650650-656656-662662-668668-674674-680680-686

627.25633.25639.25645.25651.25657.25663.25669.25675.25681.25

631.75637.75643.75649.75655.75661.75667.75673.75679.75685.75

10111213141516171819

192-198198-204204-210210-216470-476476-482482-488488-494494-500500-506

193.25199.25205.25211.25471.25477.25483.25489.25495.25501.25

197.75203.75209.75215.75475.75481.75487.75493.75499.75505.75

50515253545556575859

686-692692-698698-704704-710710-716716-722722-728728-734734-740740-746

687.25693.25699.25705.25711.25717.25723.25729.25735.25741.25

691.75697.75703.75709.75715.75721.75727.75733.75739.75745.75

20212223242526272829

506-512512-518518-524524-530530-536536-542542-548548-554554-560560-566

507.25513.25519.25525.25531.25537.25543.25549.25555.25561.25

511.75517.75523.75529.75535.75541.75547.75553.75559.75565.75

60616263646566676869

746-752752-758758-764764-770770-776776-782782-788788-794794-800800-806

747.25753.25759.25765.25771.25777.25783.25789.25795.25801.25

751.75757.75763.75769.75775.75781.75787.75793.75799.75805.75

30313233343536373839

566-572572-578578-584584-590590-596596-602602-608608-614614-620620-626

567.25573.25579.25585.25591.25597.25603.25609.25615.25621.25

571.75577.75583.75589.75595.75601.75607.75613.75619.75625.75

SISTEM VDEO ANALOGSISTEM VDEO ANALOG 28

Page 6: 5. BAB IV

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Politeknik Negeri Malang

Tabel. 4.4 PAL - TV BROADCASTING SYSTEM

COLOUR SYSTEM PAL

Standart broadcasting SystemB

CCIRD

GCCIR

I N

Channel bandwidth (MHz) 7 8 8 8 6

Video bandwidth (MHz) 5 6 5 5,5 4,2

Frequency difference between audio and video

+5,5 +6,5 +5,5 +6 +4,5

Vestigial side band (MHz) 0,75 0,75 0,75 1,25 0,75

Scanning lines 625 625 625 625 625

Field frequency (Hz) 50 50 50 50 50

Line frequency (Hz) 15.625 15.625 15.625 15.625 15.625

Video modulation methodAM

(negative)AM

(negative)AM

(negative)AM

(negative)AM

(negative)

Audio modulation method FM FM FM FM FM

Chrominance subcarrier frequency (MHz)

4,433618 4,433618 4,433618 4,433618 4,433618

Intermediate frequency (MHz)

Audio 33,4 30,5 33,4 32,9 41,25

Video 38,9 37,0 38,9 38,9 45,75

Country

JermanItaliKuwaitBahrainUAE, OmanJordanAlgeriaThailandIndonesiaAustraliaSelandia BaruBelandaNorwegiaSwitzerlandSwediaQatarMalaysiaPakistanDenmark

China JermanAustria

Negara-negara eropa lain dan negara-negara Afrika

* Belgia dan Yugoslavia VSB adalah 1,25 MHz

Inggris (UHF)Hongkong (UHF)IrlandiaAfrika Selatan

Argentina

SISTEM VDEO ANALOGSISTEM VDEO ANALOG 29

Page 7: 5. BAB IV

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Politeknik Negeri Malang

Tabel 4.5 PENETAPAN SALURAN TELEVISI, FREKUENSI PEMBAWA GAMBAR, dan FREKUENSI PEMBAWA SUARA (untuk PAL)

Broadcast Channel

Channel Range (MHz)

Video Carrier (MHz)

Audio Carrier (MHz)

Broadcast Channel

Channel Range (MHz)

Video Carrier (MHz)

Audio Carrier (MHz)

2 47 - 54 48,25 53,75 40 622 - 630 623,25 628,75

3 54 - 61 55,25 60,75 41 630 - 638 631,25 636,75

4 61 - 68 62,25 67,75 42 638 - 646 639,25 644,75

5 174 - 181 175,25 180,75 43 646 - 654 647,25 652,75

6 181 - 188 182,25 187,75 44 654 - 662 655,25 660,75

7 188 - 195 189,25 194,75 45 662 - 670 663,25 668,75

8 195 - 202 196,25 201,75 46 670 - 678 671,25 676,75

9 202 - 209 203,25 208,75 47 678 - 686 679,25 684,75

10 209 - 216 210,25 215,75 48 686 - 694 687,25 692,75

11 216 - 223 217,25 222,75 49 694 - 702 695,25 700,75

12 223 - 230 224,25 229,75 50 702 - 710 703,25 708,75

21 470 - 478 471,25 476,75 51 710 - 718 711,25 716,75

22 478 - 486 479.25 484,75 52 718 - 726 719,25 724,75

23 486 - 494 487,25 592,75 53 726 - 734 727,25 732,75

24 494 - 502 495,25 500,75 54 734 - 742 735,25 740,75

25 502 - 510 503,25 508,75 55 742 - 750 743,25 748,75

26 510 - 518 511,25 516,75 56 750 - 758 751,25 756,75

27 518 - 526 519,25 524,75 57 758 - 766 759,25 764,75

28 526 - 534 527,25 532,75 58 766 - 774 767,25 772,75

29 534 - 542 535,25 540,75 59 774 - 782 775,25 780,75

30 542 - 550 543,25 548,75 60 782 - 790 783,25 788,75

31 551 - 558 551,25 556,75 61 790 - 798 791,25 796,75

32 558 - 566 559,25 564,75 62 798 - 806 799,25 804,75

33 566 - 574 567,25 572,75 63 806 - 814 807,25 812,75

34 574 - 582 575,25 580,75 64 814 - 822 815,25 820,75

35 582 - 590 583,25 588,75 65 822 - 830 823,25 828,75

36 590 - 598 591,25 596,75 66 830 - 838 831,25 836,75

37 598 - 606 599,25 604,75 67 838 - 846 839,25 844,75

38 606 - 614 607,25 612,75 68 846 - 854 847,25 852,75

39 614 - 622 615,25 620,75 69 854 - 862 855,25 860,75

SISTEM VDEO ANALOGSISTEM VDEO ANALOG 30

Page 8: 5. BAB IV

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Politeknik Negeri Malang

Tabel. 4.6 SECAM - TV BROADCASTING SYSTEM

COLOUR SYSTEM SECAM

Standart Broadcasting System

B DOIRT

K1I E

(B/W only)

Channel bandwidth (MHz) 7 8 8 8 14

Video bandwidth (MHz) 5 6 6 6 10

Frequency difference between audio and video

+5,5 +6,5 +6,5 +6,5 +11,15

Vestigial side band (MHz) 0,75 0,75 1,25 1,25 2

Scanning lines 625 625 625 625 819

Field frequency (Hz) 50 50 50 50 50

Line frequency (Hz) 15.625 15.625 15.625 15.625 15.625

Video modulation methodAM

(negative)AM

(negative)AM

(negative)AM

(positive)AM

(positive)

Audio modulation method FM FM FM AM AM

Chrominance subcarrier frequency (MHz)

B = 4,25000R = 4,40625

B = 4,25000R = 4,40625

B = 4,25000R = 4,40625

B = 4,25000R = 4,40625

B = 4,25000R = 4,40625

Intermediate frequency (MHz)

Audio 33,4 31,5 31,5 39,2 43,85

Video 38,9 38,0 38,0 32,7 32,70

Country

Saudi ArabiaIrakIranJerman TimurMaroko

SovietHungariaPolandia

Ivory coast(Pantai Gading)

PerancisMonaco

PerancisMonaco

SISTEM VDEO ANALOGSISTEM VDEO ANALOG 31