48675892-antasida

14

Click here to load reader

Upload: witrisyah-putri

Post on 30-Nov-2015

63 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

def

TRANSCRIPT

Page 1: 48675892-ANTASIDA

Obat-obat Gastritis

ANTASIDA

Definisi

Antasida berasal dari kata anti = lawan dan acidus = asam. Antasida adalah senyawa yang

mempunyai kemampuan untuk menetralkan asam klorida (lambung) atau mengikatnya secara

kimiawi.

Antasida merupakan obat-obatan pereda sakit pencernaan, sengatan jantung, gastritis (radang

dinding lambung), serta reflux gastro oesofageal (semburan asam lambung ke oesofagus). Obat

antasid juga membantu meredakan tukak di dinding lambung maupun duodenum. Obat antasid

menetralkan asam lambung, dan membantu mencegah atau meredakan radang dan nyeri di saluran

pencernaan atas. Antasid juga memberi waktu perbaikan pada dinding lambung atau duodenum yang

rusak oleh tukak sehingga sensitif terhadap jumlah normal asam lambung. Antasid bisa dibeli bebas.

(anonymous 1,2007)

Antasida tidak mengurangi volume HCl yang dikeluarkan lambung, tetapi peninggian pH akan

menurunkan aktifitas pepsin. Penggunaan antasida bermacam-macam, selain pada tukak lambung-

usus, juga pada indigesti dan rasa ”terbakar”, pada reflux oesophagitis ringan, dan pada gastritis. Obat

ini mampu mengurangi rasa nyeri dilambung dngan cepat (dalam beberapa menit). Efeknya bertahan

20-60 menit bila diminum pada saat perut kosong dan sampai 3 jam bila diminum 1 jam sesudah

makan. Antasida dapat mengganggu penyerapan obat lain seperti tetrasiklin, digoksin, besi.

(Anonymous3.2007)

Umumnya antasida merupakan basa lemah. Senyawa oksi-aluminium (basa lemah) sukar untuk

meninggikan pH lambung lebih dari 4, sedangkan basa yang lebih kuat seperti magnesium hidroksida

secara teoritis dapat meninggikan pH sampai 9, tetapi kenyataannya tidak terjadi. Semua anatasida

meningkatkan produksi HCl berdasarkan kenaikan pH yang meningkatkan aktivitas gastrin.

Dahulu senyawa natrium hidrogenkarbonat banyak digunakan, namun saat ini tidak dianjurkan

lagi, karena pada netralisasi asam klorida dengan hidrogenkarbonat dengan cepat dibebaskan karbon

dioksida dalam jumlah banyak, yang menyebabkan kembung dan jika ada ulkus malahan dapat

menyebabkan ruptura lambung. Atas dasar inilah maka merupakan kesalahan, jika pada keracunan

asam pada lambung diberikan alkali hidrogenkarbonat. Di samping itu pada pemberian oral natrium

hidrogenkarbonat, ion natrium akan praktis diabsorbsi dengan sempurna, sehingga beban alkali

organisme akan meningkat.

Antasida dibagi dalam dua golongan yaitu antasida sistemik dan antasida nonsistemik. Antasida

sistemik misalnya natrium bikarbonat diabsorbsi dalam usus halus.

Antasida nonsistemik hampir tidak diabsorbsi dalam usus sehingga tidak menimbulkan alkalosis

metabolik. (Farmakologi & Terapi)

Page 2: 48675892-ANTASIDA

Penggolongan Antasida

• Antasida sistemik

Antasida sistemik dapat menyebabkan urine bersifat alkalis. Pada pasien dengan kelainan

ginjal, dapat terjadi alkalosis metabolik. Contohnya : NaHCO3

a. Natrium bikarbonat (soda kue, anti maag,Gelusil II)

Natrium bikarbonat cepat menetralkan HCl lambung karena daya larutnya tinggi. Reaksinya

adalah sebagai berikut:

Garam Natrium klorida (NaCl) yang terbentuk dapat menyebabkan retensi garam, edema.

Karbon dioksida (CO2) yang terbentuk dalam lambung akan menimbulkan efek carminative yang

menyebabkan sendawa. Distensi lambung dapat terjadi, dan dapat menimbulakan perforasi. Karena

zat-zat tersebut maka natrium bikarbonat jarang digunakan, kecuali pada keadaan asidosis

metabolik (anonymous2,2007)

Efek samping : Selain menimbulkan alkalosis metabolik obat ini dapat menyebabkan retensi

natrium dan udem, adanya alkali berlebihan di dalam darah dan jaringan menimbulkan gejala mual,

muntah, anoreksia, nyeri kepala, dan gangguan perilaku.

Dosis Natrium bikarbonat tersedia dalam bentuk tablet 500-1000 mg. 1 gram natrium

bikarbonat dapat menetralkan 12 mEq asam. Dosis yang dianjurkan 1-4 gram.

• Antasida non sistemik

Antasida non sistemik hampir tidak diabsorbsi dalam usus sehingga tidak menimbulkan

alkalosis metabolik

a. Aluminium hidroksida (Al(OH)3)(Gelusil, Maalox,Polysilane)

Alumunium hidroksida relatif aman, antasida yang umum digunakan. Pada penggunaan

bertahun-tahun, deplesi fosfat tiba-tiba berkembang sebagai hasil ikatan fosfat oleh alumunium di

saluran pencernaan yang sulit diabsorbsi di usus kecil, sehingga ekskresi fosfat melalui urin

berkurang sedangkan melalui tinja bertambah. Risiko deplesi fosfat meningkat pada peminum

alkohol, pasien malnutrisi, dan pasien dengan penyakit ginjal (termasuk mereka yang menjalani

hemodialisa).

Ion Aluminium dapat bereaksi dengan protein sehingga bersifat astringen (menciutkan

selaput lendir). Antasida ini mengadsorpsi pepsin dan menginaktivasinya. Absorpsi makanan setelah

pemberian aluminium tidak banyak dipengaruhi dan komposisi tinja tidak berubah. Aluminium juga

bersifat demulsen dan adsorben.

Cara kerja obat ini adalah senyawa Aluminium yang merupakan suatu zat koloid yang terdiri

dari aluminium hidroksida dan aluminium oksida yang terikat pada molekul air. Aluminium

hidroksida akan melapisi selaput lendir lambung sebagai lapisan pelindung. Senyawa ini

menetralkan asam klorida, juga dapat mengikat sebagai asam klorida secara adsoptif.

Page 3: 48675892-ANTASIDA

Reaksi yang terjadi pada lambung adalah sebagai berikut:

Efek samping Al(OH)3

• konstipasi yang dapat diatasi dengan memberikan antasida garam Mg.

• Dapat terjadi mual muntah.

• Gangguan adsorpsi fosfat dapat terjadi sehingga menimbulkan sindrom depresi fosfat disertai

osteomalasia.

• Al(OH)3 dapat mengurangi absorpsi bermacam-macam vitamin dan tetrasiklin.

(anonymous2,2007)

Aluminium Hidroksida digunakan untuk mengobati tukak peptic, nefrolitiasis fosfat dan

sebagai absorben pada keracunan. (farmakologi & terapi)

Dosis Al(OH)3 : Antasida Al tersedia dalam bentuk suspensi Al(OH)3 gel yang mengandung

3,6-4,4 % Al2O3. dosis yang dianjurkan 8 mL tersedia juga dalam bentuk tablet, yang mengandung

50% Al2O3. 1 gram Al(OH)3 dapat menetralkan 25 mEq asam. Dosis tunggal yang dianjurkan 0,6

gram

b. Kalsium karbonat (Kapur, Stomagel)

Kalsium karbonat merupakan antasida yang efektif karena mula kerjanya cepat, masa

kerjanya lama, dan daya menetralkan asamnya cukup tinggi. Namun, peran obat ini sebagai

antasida sudah amat berkurang. Seperti pada natrium hidrogenkarbonat, senyawa ini bereaksi

dengan asam kloridaa lambung dengan membentuk karbondioksida, walaupun jumlah

karbondioksida yang terbentuk jauh lebih sedikit dan karena itu agak kurang mengganggu. dalam

usus halus terbentuk karbonat dan fosfat, kuosien absorpsi sekitar 10%.

Efek samping CaCO3 :

• dapat menyebabkan konstipasi

• mual & muntah

• perdarahan saluran cerna

• disfungsi ginjal

• fenomen acid rebound. Fenomena tersebut bukan berasal dari daya netralisasi tetapi

merupakan kerja langsung dari kalsium di antrum yang mensekresi gastrin yang merangsang sel

parietal yang mengeluarkan HCl (H+). Sebagai akibatnya sekresi asam pada malam hari akan

sangat tinggi yang akan mengurangi efek netralisasi obat ini.

• Efek serius yang dapat terjadi adalah hiperkalsemia, kalsifikasi metastetik, alkalosis, arzetomia,

terutama terjadi pada penggunaan kronis kalsium karbonat bersama dengan susu dan antasida

Page 4: 48675892-ANTASIDA

lainnya. (sindrom susu alkali o.k. : Na(OH)3/CaCO3 + susu, dengan gejala: sakit kepala, lemas,

mual, muntah)

• tulang: osteoporosis, batu ginjal

• saraf: neurotoksisitas

• cerna: gangguan saluran cerna (Anonymous 2,2007)

Dosis CaCO3

• Kalsium karbonat tersedia dalam bentuk tablet 600 dan 1000 mg. 1 g kalsium karbonat dapat

menetralkan 21 mEq asam. Dosis yang dianjurkan 1-2 g.

• Pemberian 4 gram kalsium karbonat dapat menyebabkan hiperkalsemia ringan, sedangkan

pemberian 8 gram mengakibatkan hiperkalsemia ringan.

Hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan obat ini :

sebagian obat ini dapat diabsorpsi, akan meningkatkan kadar kalsium dalam darah. Maka

sebaiknya jangan diberikan lebih dari 20 g sehari.

Pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal jangan lebih dari 4 gram sehari.

(anonymous4,2007)

c. Magnesium hidroksida (Gelusil, Maalox, Mylanta)

Magnesium Hidroksida digunakan sebagai katartik dan antasida. Obat ini praktis tidak larut

dan efektif sebelum obat ini bereaksi dengan HCl dan membentuk MgCl2. Magnesium hidroksida

yang tidak bereaksi akan tetap berada dalam lambung dan akan menetralkan HCl yang disekresi

belakangan sehingga masa kerjanya lama. Antasida ini dan natrium bikarbonat sama efektifnya

dalam hal menetralkan HCl.

Magnesium hidroksida adalah antasida yang lebih efektif dari alumunium tapi dapat

menyebabkan diare, banyak sediaan antasida mengkombinasi antasida magnesium dan

alumunium. Karena hanya sedikit jumlah Magnesium yang diserap, penggunaan sediaan

magnesium pada penderita ginjal sebaiknya berhati-hati, karena ion magnesium dalam usus akan

diabsorpsi dan cepat diekskresi melalui ginjal.

Efek samping Mg(OH)2 :

• menyebabkan efek katartik, sebab magnesium yang larut tidak diabsorpsi tetap berada dalam

usus dan akan menarik air.

• Sebanyak 5-10 % magnesium diabsorpsi dan dapat menimbulkan kelainan neurologi,

neuromuskular, dan kardiovaskular. (Anonymous2,2007)

Dosis Mg(OH)2 :

Page 5: 48675892-ANTASIDA

• Sediaan susu magnesium berupa suspensi yang berisi 7-8,5 % Mg(OH)2. 1mL susu magnesium

dapt menetralkan 2,7 mEq asam. Dosis yang dianjurkan 5-30 mL.

• Bentuk lainnya ialah tablet susu magnesium berisi 325mg Mg(OH)2 yang dapat menetralkan

11,1 mEq asam.

d. Magnesium trisilikat (Mg2Si3O8nH2O)

Sebagai antasida nonsistemik bereaksi dalam lambung sebagai berikut:

Mula kerja magnesium trisilikat lambat untuk menetralkan 30% HCl 0,1 N diperlukan waktu

15 menit, sedangkan untuk menetralkan HCl 60% 0,1N diperlukan waktu 1 jam.

Silikon dioksid berupa gel yang terbentuk dalam lambung diduga berfungsi menutup tukak.

Sebanyak 7% silika dari magnesium trisilika akan diabsorbsi melalui usus dan diekskresi dalam urin.

Silika gel dan magnesium trisilikat merupakan adsorben (menyerap zat-zat lain pada

permukaannya) yang baik; tidak hanya mengabsobsi pepsin tetapi juga protein dan besi dalam

makanan. Obat ini dalam lambung bereaksi dengan asam lambung dan melepaskan silisium oksida

yang akan melapisi selaput lendir lambung dengan lapisan pelindung.

Efek samping : diare

Dosis :

dalam bentuk tablet 500 mg; dosis yang dianjurkan 1-4 gram.

sebagai bubuk megnesium trisilikat yang mengandung sekurang-kurangnya 20% MgO dan 45%

silikon dioksida. 1 gram magnesium trisilikat dapat menetralkan 13-17 mEq asam.

Hal yang Perlu diperhatikan :

Magnesium trisilikat adalah suatu penyerap yang baik, penggunaan bersama obat lain dapat

menggangu penyerapan obat-obat lain. (anonymous4.2007)

Beberapa Contoh Nama Dagang Antasida

Preparat dagang (nama dagang yang

digunakan)

Mengandung

Aludrox Aluminium Hidroksida

Distra-cid Gel Aluminium hidroksida

Magnesium oksida

Gel Aluminium hidroksida

Magnesium Karbonat

Gavisco Asam Alginat

Aluminium Hidroksida

Magnesium trisilikat

Page 6: 48675892-ANTASIDA

Natrium Hidrogenkarbonat

Gelusil Magnesium-aluminium-silikathidrat

Locid Gel aluminium hidroksida

kalsium karbonat

Glisin

Magnesium Hidroksida

Maaloxan Gel Aluminium Hidroksida

Gel Magnesium Hidroksida

Masigel Dimagnesium-Aluminium trisilikat

Palliacol Aluminium Hidroksida

Magnesium Hidroksida

Phosphalugel Aluminium fosfat koloid

Rennie Kalsium Karbonat

Magnesium kaarbonat

Riopan Magaldrat (=aluminium-magnesium-hidroksida-

sulfathidrat)

Solugastril Gel aluminium hidroksida

kalsium karbonat

Talcid Hidrotalsit (=aluminium-magnesium-hidroksida-

karbonathidrat)

(OOP)

Waktu makan Obat

Sudah diketahui umum bahwa keasaman di lambung menurun segera setelah makan dan mulai

naik lagi satu jam kemudian hingga mencapai dataran tinggi tiga jam sesudah makan. Berhubung

dengan data ini, maka antasida haaarus digunakan lebih kurang 1 jam setelah makan dan sebaiknya

dalam bentuk suspensi. Telah dibuktikan bahwa tablet bekerja kurang efektif dan lebih lambat,

mungkin karena proses pengeringan selama penmbuatan mengurangi daya netralisainya

Pada oesophagitis dan tukak lambung sebaiknya obat diminum 1 jam sesudah makan dan

sebelum tidur. Pada trukak usus 1 dan 3 jam sesudah makan dan sebelum tidur. (OOP)

Pedoman terapi antasid

1. pemakaian jangka panjang dihindarkan

2. mula kerja suspensi lebih cepat daripada tablet

3. perhatikan urutan daya netralisasi: Ca.., Mg.., Al..

4. campuran dua atau lebih antasida tidak lebih baik daripada satu macam sediaan antasida.

Untuk menghilangkan konstipasi atau diare lebih baik diberikan dua preparat yanbg terpisah

daripada sebagai campuran.

Page 7: 48675892-ANTASIDA

5. nilai biaya pengobatan berdasarkan biaya sehari

6. bersamaan dengan terapi lainnya

Antasida meredakan gejala, membantu penyembuhan luka, dan menurunkan kekambuhan.

Obat ini relatif tidak mahal tapi harus diminum 5-7 kali sehari. Aturan antasida optimal untuk

penyembuhan luka sekitar 15-30 mL cairan atau 2-4 tablet 1 jam dan 3 jam setelah makan dan

sebelum tidur.

Total dosis harian antasida harus 200-400 milieqivalen kapasitas penetralan. Bagaimanapun,

antasida digantikan denganterapi penekan asam dalam pengobatan ulkus peptik dan digunakan

hanya untuk menghilangkan gejala jangka pendek.

Secara umum ada 2 tipe antasida: menyerap dan tidak menyerap.

Antasida yang dapat menyerap (contoh Na bikarbonat, Kalsium karbonat) menyediakan

penetralan yang lengkap dan cepat tapi dapat menyebabkan kebasaan (alkalosis) dan sebaiknya

digunakan hanya dalam waktu singkat. Antasida yang tidak menyerap contoh alumunium atau

mangensium hidroksida menyebabkan lebih sedikit efek samping sistemik dan disarankan.

Antasida Dalam Terapi Tukak Peptik

Seringkali antasida digunakan dalam pengobatan sendiri (self medication) untuk berbagai

keluhan lambung. Akibat iklam yang berlebihan maka masyarakat dan sebagian dokter percaya bahwa

setiap keluhan di bagian lambung akan sembuh dengan antasida, sehingga terjadi penggunaan

antasida yang berlebihan.

Dalam pengobatan tukak peptik antasida memegang peranan penting di samping berbagai cara

pengobatan lain. Dengan pemberian antasid, nyeri lambung pasien tukak peptik akan hilang, tetapi

tidak berarti pasien dalam taraf penyembuhan, jadi bahaya perforasi tetap ada.

Kegagalan pengobatan simtomatik tukak peptik dengan antasida disebabkan karena :

frekuensi pengobatan yang tidak adekuat

dosis yang diberikan tidak cukup

pemilihan sediaan yang tidak tepat

sekresi asam lambung diwaktu tidur tidak terkontrol

Regimen dosis antasida bervariasi tergantung dari beratnya gejala. Untuk tukak peptik tanpa

komplikasi pemberian pada 1 dan 3 jam setelah makan dan menjelang tidur malam umumnya

memadai. Bentuk tablet maupun suspensi meneunjukkan efektivitas yang sama.

Pada pasien tukak peptik yang berat pengobatan dengan antasida perlu dilakukan bersamaan

dengan segala usaha pengobatan lainnya yaitu diet, istirahat, psikoterapi, pemberian antikolinergik.

Pemberian obat sedatif nyatanya tiadak lebih baik dari plasebo.

Obat Gastritis lain

1. Antagonis reseptor H2 (Blokade H2)

Page 8: 48675892-ANTASIDA

Obat-obatan golongan ini (simetidin, ranitidin, famotidin tersedia dalam bentuk

intra vena dan oral serta nizatidin hanya tersedia oral) merupakan penghambat kompetitif

histamin pada reseptor H2, dengan menekan pengeluaran gastrin yang dirangsang oleh asam

dan secara proporsional menurunkan volume asam lambung. Pengeluaran pepsin yang

dimediasi histamin juga berkurang.

Blokade H2 diserap dengan baik dari saluran pencernaan dengan mulai kerja 30-60

menit setelah diminum dan efek puncak obatnya pada 1 sampai 2 jam. Pemberian intra vena

menghasilkan mulai kerja yang cepat. Lama kerja proporsional dengan dosis dan bervariasi

dari 6 sampai 20 jam. Dosis sebaiknya dikurangi pada pasien yang lanjut usia.

Simetidin memiliki efek antiandrogen minor yang diekspresikan secara reversibel

(bisa kembali lagi) ginekomastia dan sangat jarang disfungsi ereksi utuk penggunaan jangka

panjang.

Perubahan status mental, diare, ruam, demam obat, nyeri otot, trombositopenia

(kadar trombosit kurang) dan bradikardia (denyut jantung lemah) sinus dan hipotensi setelah

pemberian intra vena cepat dilaporkan pada blokade H2 umumnya <1% pasien yang diobati

tapi lebih umum pada pasien usia lanjut.

Simetidin tingkat yang lebih rendah, blokade H2 lainnya berinteraksi dengan enzim

mikrosom P-450 dan dapat menunda metabolisme obat lain yang dieliminasi melalui sistem

ini seperti fenitoin, warfarin, teofilin, diazepam, lidokain.

a. Simetidin

Farmakokinetik:

a/: oral sebanding iv=50-70%

oral diperlambat o/ makanan

terjadi pada menit 60-90

d/: ikatan pd plasma 20%

m/: menghambat sitokrom P450

e/: urin dan tinja

Farmakodinamik: memblok reseptor H2

Interaksi obat:

Bila diberikan bersama antasida, metoklopramid, diazepam, ketokonazol dianjurkan

selang waktu 1-2 jam. Akumulasi obat lain akibat penghambatan enzim sitokrom

Efek samping:

Nyeri kepala, pusing, mual, diare

Disfungsi seksual pria akibat efek antiandrogenik

Sediaan: tab 200 mg

b. Ranitidin

- masa kerja lebih panjang

Page 9: 48675892-ANTASIDA

- 4-10 x lebih poten dari simetidin sehingga dosis lebih rendah

- tidak berefek antiandrogenik

- interaksi obat lebih sedikit

- sediaan: tab 150 mg, inj …

c. Famotidin

- 3 x lebih poten dari ranitidin, 20 x dari simetidin

- sediaan: tab 20 mg, 40 mg

2. Sukralfat

Obat ini merupakan kompleks sukrosa-alumunium yang kemudian memisahkan diri di

dalam asam lambung dan membentuk pelindung sekitar daerah yang terluka, melindungi

dari asam, pepsin dan garam empedu.

Obat ini juga menghambat interaksi pepsin-substrat, merangsang produksi

prostaglandin mukosa da berikatan dengan agaram empedu. Tidak ada efek terhadap hasil

asam atau pengeluaran gastrin.

Sukralfat sepertinya memiliki efek tropik pada mukosa yang luka, kemungkinan

berikatan hormon pertumbuhan dan menkonsentrasikan pada bagian luka. Penyerapan

sistemik sukralfat dapat diabaikan. Sembelit muncul pada 3-5% pasien. Sukralfat dapat

berikatan dengan obat lain dan mengganggu penyerapan obat lain tersebut.

§ Farmakokinetik:

a/: sangat kecil

d/: langsung ke mukosa

§ Farmakodinamik: dalam suasana asam akan membentuk gel lengket ke dalam rongga

ulkus

§ Dosis: 4 x 1 g sehari

3. Bismuth Chelate

§ Farmakodinamik: berikatan langsung dengan ulkus dan membentuk kompleks polimer

bismuth – glikoprotein.

§ Khasnya untuk mengeradikasi kuman Helicobacter pylori

§ Sediaan: koloid

4. Misoprostol

§ Ialah analog metilester PGE1

§ Prostaglandin bekerja dengan:

Menghambat sekresi HCl

Meningkatkan aliran darah ke mukosa gaster

Page 10: 48675892-ANTASIDA

Memiliki daya sitoprotektif

§ Efek samping: mual, pusing, diare

§ Digunakan untuk pasien yang tetap butuh OAINS

§ Dosis: 4 x 200 mg sehari

5. Proton Pump Inhibitor (Penghambat Pompa Proton)

Obat ini merupakan penghambat yang kuat terhadap proton (H+, K+ ATPase). Enzim

ini berlokasi di sel parietal lambung dan memainkan peran kunci dalam pengeluaran H+

(proton).

Obat-obatan ini menghambat pengeluaran asam dan memiliki durasi kerja yng

panjang. Obat-obatan ini membantu penyembuhan dan merupakan komponen kunci

membasmi H. Pylori. Penghambat pompa proton menggantikan blokade H2.

Penghambat pompa proton termasuk osemeprazol, lansoprazol, and pantoprazol

tersedia dalam bentuk oral (diminum) dan intravena, lainnya omeprazol dan rabeprazol

tersedia hanya dalam bentuk oral di Amerika.

Penghambat pompa proton jangka panjang berakibat bertambahnya kadar gastrin (hormon

yang bertugas merangsang keluarnya asam lambung) yang berujung hiperplasia sel

(keganasan sel).

Bagaimanapun, tidak ada bukti displasia atau bentuk keganasan pada pasien yang

menerima pengobatan ini. Beberapa pasien dapat menderita gangguan penyerapan vitamin

B12. (Anonymous3.2007)

§ Farmakokinetik:

a/ : sebaiknya salut enterik

d/ : langsung ke kanalikuli

m/ : lengkap

e/ : urin, tinja(20%)

§ Farmkodinamik:

Pada suasana asam, di dalam kanalikuli sel parietal, obat diaktifkan dan berikatan dengan

gugus sulfhidril enzim H+-K+-ATPase secara ireversibel sehingga produksi HCl terhenti

(>90%)

§ Indikasi: sindrom Zollinger-Ellison, GERD, kasus tukak peptikum berat

§ Contoh: omeprazole, dll

§ Dosis: min tab 20 mg sehari

6. Prostaglandin

Prostaglandin tertentu terutama misoprolol menghambat sekresi asam dengan

menurunkan generasi siklik AMP yang dipicu oleh rangsangan histamin pada sel parietal dan

Page 11: 48675892-ANTASIDA

meningkatkan pertahann mukosa. Turunan prostaglandin sintetik digunakan terutama untuk

menurunkan risiko luka mukosa yang dipicu obat antiinflamasi non steroid.

Pasien yang berisiko tinggi luka yang dipicu obat antiinflamasi non steroid seperti

lanjut usia, mereka yang berisiko luka atau komplikasi luka, mereka yang mengkonsumsi

kortikosteroid adalah kandidat yang dapat minum misoprostol dengan makanan bersama

obat antiinflamasi non steroid.

Efek samping yang umum kram perut dan diare yang muncul pada 30% pasien.

Misoprolol memiliki efek abortus sehingga dikontraindikasikan pada wanita usia subur yang

tidak menggunakan kontrasepsi

Anonymous1. Antasida.www.panduan.php.2007.

Anonymous2. Catatan kuliah Farmakologi dasar “Antasida”.www.portal.htm.2007.

Anonymous3.Gastritis. www.mediastore.com.2007

Anonymous4. Obat Saluran Cerna. Kompedia Obat Bebas. http://www.pom.go.id/public/publikasi/kompendia/menu/index.htm. 2007OOP,DO, farmakologi dan terapi