dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/edisi 47 januari 2016.docx  · web viewperanan...

243
1 PERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN Oleh : Idawati Abstrak Penulisan ini bertujuan untukmengetahui peranan pemerintah dalam upaya pemenuhan hak melangsungkan perkawinan sah bagi orang miskin. Penulisan ini menggunakan metode tinjauan literatur (library research). Dari pembahasan dapat disimpulkan bahwa sebagai pembentuk hukum, pemerintah sudah membuat peraturan perundang-undangan yang mengatur pemenuhan hak melangsungkan perkawinan. Pemerintah telah mengundangkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan peraturan pelaksanaannya, Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia dan meratifikasi International Covenant on Civil and Political Rights (Kovenan Internasional Tentang Hak-Hal Sipil dan Politik melalui Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2005). Demikian juga beberapa kebijakan yang dikeluarkan pemerintah dalam rangka pemenuhan dan perlindungan hak-hak warga miskin dalam melangsungkan perkawinan yang sah. Kata kunci : hak, perkawinan sah dan orang miskin. 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan adalah naluri setiap manusia yang normal. Pasangan hidup selain tempat penyaluran hasrat biologis, juga sebagai sebagai wadah untuk

Upload: others

Post on 22-Dec-2019

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

1

PERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI

ORANG MISKIN

Oleh : Idawati

Abstrak

Penulisan ini bertujuan untukmengetahui peranan pemerintah dalam upaya pemenuhan hak melangsungkan perkawinan sah bagi orang miskin. Penulisan ini menggunakan metode tinjauan literatur (library research). Dari pembahasan dapat disimpulkan bahwa sebagai pembentuk hukum, pemerintah sudah membuat peraturan perundang-undangan yang mengatur pemenuhan hak melangsungkan perkawinan. Pemerintah telah mengundangkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan peraturan pelaksanaannya, Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia dan meratifikasi International Covenant on Civil and Political Rights (Kovenan Internasional Tentang Hak-Hal Sipil dan Politik melalui Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2005). Demikian juga beberapa kebijakan yang dikeluarkan pemerintah dalam rangka pemenuhan dan perlindungan hak-hak warga miskin dalam melangsungkan perkawinan yang sah.

Kata kunci : hak, perkawinan sah dan orang miskin.

1. Pendahuluan1.1. Latar Belakang

Membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan adalah naluri setiap manusia yang normal. Pasangan hidup selain tempat penyaluran hasrat biologis, juga sebagai sebagai wadah untuk mendapatkan ketenangan batin seseorang. Karena itu, setiap orang berhak memperolehnya. Demikian juga halnya dengan keinginannya untuk memperoleh keturunan.

Page 2: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

2

Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM) Tahun 1948 merupakan dasar bagi pelaksanaan hak-hak dan prinsip-prinsip tentang persamaan, keamanan, integritas dan martabat seluruh pribadi manusia tanpa diskriminasi, yang intinya adalah hak asasi manusia. Hak Asasi Manusia mempunyai arti penting bagi harkat dan martabat dalam kehidupan berkeluarga, berbangsa dan bernegara. Pasal 16 DUHAM menetapkan, laki-laki dan wanita yang telah dewasa mempunyai hak untuk menikah dan mendirikan rumah tangga. Mereka mempunyai hak yang sama dalam pernikahan, selama pernikahan masih berlangsung dan waktu perceraian. Pernikahan dianggap terjadi hanya dengan persetujuan yang bebas sepenuhnya dari kedua belah pihak calon mempelai. Keluarga adalah unit kelompok masyarakat yang alami dan asasi serta berhak mendapat perlindungan dari masyarakat dan negara.

Undang-Undang Dasar Negara RI Tahun 1945 Pasal 28B amandemern kedua UUD 1945 menekankan bahwa setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah. Terhadap hak ini dalam keadaan apapun atau bagaimanapun, negara tidak dapat mengurangi arti hak ini.

Ketentuan tersebut memberikan jaminan konstitusional terhadap hak asasi manusia. Hal ini sangat penting dan bahkan merupakan salah satu ciri pokok suatu negara yang menganut negara hukum. Namun di samping hak asasi manusia, harus pula dipahami bahwa setiap orang memiliki kewajiban dan tanggung jawab yang bersifat asasi. Setiap orang selama hidupnya, sejak sebelum kehirannmya memiliki hak dan kewajiban yang hakiki sebagai manusia. Pembetukan negara dan pemerintahan, untuk alasan apapun, tidak boleh menghilangkan prinsip hak dan kewajiban yang disandang oleh setiap manusia. Setiap orang dimanapun ia berada harus dijamin hak-hak dasarnya. Pada saat yang bersamaan, setiap orang dimana pun ia berada,

Page 3: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

3

juga wajib menjunjung tinggi hak assi manusia lain. Keseimbangan kesadaran akan adanya hak dan kewajiban asasi ini merupakan ciri penting pandangan dasar bangsa Indonesia mengenai manusia dan kemanusiaan yang adil dan beradab, (Jimly Asshiddiqie, 2005: 112).

Ketentuan mengenai hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan ini dipertegas lagi dalam pasal 10 Undang-Undang Nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia yang berbunyi bahwa setiap orang berhak membentuk suatu keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah. Perkawinan yang sah hanya dapat berlangsung atas kehendak bebas calon suami dan calon istri yang bersangkutan, sesuai dengan ketentuan-ketentuan peraturan perundang-undangan. Kemudian mengenai kewajiban dan tanggung jawab pemerintah, Pasal 71 menyatakan bahwa pemerintah wajib dan bertanggung jawab menghormati, melindungi, menegakkan, dan memajukan hak asasi manusia yang diatur dalam undang-undang ini, peraturan perundang-undangan lain, dan hukum internasional tentang hak asasi manusia yang diterima oleh negara Republik Indonesia.

Ketentuan yang membatasi kehendak bebas calon suami istri tersebut adalah Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. Undang-undang ini memberikan batasan pengertian perkawinan, yaitu ikatan lahir batin antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan sebagai suami istri dengan tujuan untuk membentuk keluarga/rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Pasal 2 undang-undang ini menyebutkan bahwa perkawinan sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agamanya dan kepercayaannya itu. Tiap-tiap perkawinan dicatat menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Untuk melaksanakan ketentuan pencatatan tersebut, pemerintah telah mengeluarkan Peraturan

Page 4: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

4

Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. Peraturan pemerintah ini mengatur tentang pencatatan dan tata cara perkawinan, akta perkawinan, tata cara perceraian, pembatalan perkawinan, dan lain-lain. Pencatatan Perkawinan dilaksanakan oleh Kantor Urusan Agama (KUA) Tingkat Kecamatan bagi calon pengantin yang beragama Islam dan Kantor Catatan Sipil bagi calon pengantin yang beragama bukan Islam.

Kemudian berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2004 Tentang Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku Pada Departemen Agama, pemerintah telah menetapkan biaya pencatatan nikah dan rujuk yang diterima Kantor Urusan Agama Kecamatan sebesar Rp. 30.000,-. Khusus untuk warga negara yang miskin, peraturan ini membebaskan biaya pencatatan perkawinan berdasarkan penetapan Menteri Agama setelah mendapat persetujuan dari Menteri Keuangan.

Peran KUA di bidang pencatatan perkawinan beberapa tahun belakangan ini, mendapat sorotan dari banyak pihak. Hal ini terutama terkait dengan besaran biaya administrasi pencatatan perkawinan yang harus dibayarkan oleh para calon pengantin, yang jumlahnya variatif antara calon pengantin yang satu dengan calon pengantin yang lain.

Hasil penelitian Ismail Zubir di Provinsi DKI Jakarta menyebutkan bahwa sejumlah anggota masyarakat tidak membayar biaya administrasi sebesar Rp. 30.000,-. tetapi berkisar antara Rp. 150.000 hingga Rp.1.000.000,-. Sebagian besar dari mereka juga tidak mengetahui jumlah biaya pencatatan administrasi perkawinan yang sebenarnya dan pihak KUA juga tidak memberi tahu. Beberapa informan dari anggota masyarakat mengatakan bahwa biaya yang mereka keluarkan itu hanya sebagian kecil yang dialokasikan untuk administrasi pencatatan perkawinan dan sebagian besarnya untuk pihak penghulu, terutama biaya transport. Bahkan, menurut sebagian

Page 5: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

5

informan, ada penghulu yang terang-terangan meminta biaya namun tidak sedikit juga yang mengakui bahwa mereka memberikan sebagian besar kelebihan uang administrasi perkawinan untuk pihak penghulu sebagai ucapan terima kasih dan transport (Ismail Zubir : 2011).

Banyak warga masyarakat miskin tidak mendaftarkan perkawinan mereka, karena tidak mampu membayar biaya administrasi. Para peserta perkawinan massal yang diadakan beberapa instansi di daerah, diperoleh informasi bahwa tidak mencatatkan perkawinan mereka karena miskin, tidak punya uang. Akibatnya, hingga kini, diperkirakan banyak pasangan suami istri, terutama di pedesaan dan kawasan miskin perkotaan, hidup dalam ikatan perkawinan tanpa surat nikah, dan rentan terhadap berbagai bentuk pelanggaran hak, termasuk pengingkaran hak waris bagi anak yang lahir dalam ikatan perkawinan itu. Lalu masalahnya, apa penyebab biaya tinggi dalam pencatatan perkawinan dan apa peranan pemerintah dalam memenuhi hak orang miskin dalam melakukan perkawinan yang sah.

1.2. Tujuan PenulisanPenulisan ini bertujuan untukmengetahui peranan

pemerintah dalam upaya pemenuhan hak melangsung-kan perkawinan sah bagi orang miskin.

1.3. Metode PenulisanPenulisan ini menggunakan metode tinjauan

literatur (library research).

2. Uraian Teoritis2.1. Tatanan Hakum Perkawinan

Hak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan termasuk salah satu hak sipil yang telah diakomodir dalam International Covenan on Civil and Political Rights (ICCPR). Konvensi ini telah disahkan pemerintah Indonesia melalui Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2005, sehingga tanggung jawab perlindungan dan

Page 6: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

6

pemenuhan atas semua hak dan kebebasan yang diatur dalam kovenan ini adalah merupakan kewajiban negara. Hak-hak yang terhimpun dalam hak sipil dan politik merupakan hak negatif (negative rights). Artinya hak-hak dan kebebasan yang dijamin di dalamnya akan dapat terpenuhi apabila peran negara terbatasi, terlihat minus.

Hak-hak negatif yang dikandung ICCPR ini diklassifikasi kepada dua kelompok. Kelompok pertama adalah hak-hak dalam jenis non-derogable, yaitu hak-hak yang bersifat absolut yang tidak boleh dikurangi pemenuhannya oleh Negara Pihak, walaupun dalam keadaan darurat sekalipun. Kelompok kedua adalah hak-hak dalam jenis derogable yang boleh dikurangi atau dibatasi pemenuhannya oleh Negara Pihak.Tanggung jawab perlindungan dan pemenuhan atas hak dan kebebasan yang dijanjikan dalam kovenan ini adalah dipundak negara. Tanggung jawab negara dalam ICCPR bersifat mutlak dan harus segera dijalankan (immediately) karena hak-hak sipil dan politik adalah bersifat justiciable (Ifdhal Kasim, 2001 : XIV). Hak melangsungkan perkawinan dan melanjutkan keturunan, sebagai hak sipil dan politik tersebut, termasuk dalam kelompok yang boleh dikurangi atau dibatasi pemenuhannya oleh negara.

Dalam konteks ini, pemerintah Republik Indonesia telah mengundangkan Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 yang menetapkan bahwa setiap orang berhak membentuk suatu keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah (Pasal 10). Selanjutnya dalam Pasal 8 menegaskan bahwa negara (dalam hal ini pemerintah) memiliki tanggungjawab menjamin prinsip kebebasan yang menjadi hak asasi manusia, perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia menjadi tanggung jawab negara, terutama Pemerintah.

Satu-satunya legitimasi dasar kekuasaan yang sah adalah legitimasi demokrasi. Berdasarkan keadaan semua anggota masyarakat sebagai manusia dan warga negara,

Page 7: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

7

berdasarkan keyakinan bahwa tidak ada orang atau kelompok orang yang begitu saja berhak untuk memerintahi orang lain harus dikatakan bahwa wewenang untuk memerintah masyarakat harus berdasarkan penugasan dan persetujuan para warga masyarakat sendiri. Keyakinan ini terungkap dalam istilah “kedaulatan rakyat”. (Magnis Suseno 1994 : 289).

Selain asas demokrasi yang digunakan kedalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Sri Sumantri, juga menggunakan asas negara hukum yang diimplementasikan ke dalam sistem hukum nasional, salah satu unsur dari empat unsur penting adanya jaminan terhadap pemenuhan hak asasi manusia (Bahder Johan Nasution, 2011 : 51)

Salah satu indikator adanya jaminan perlindungan terhadap hak asasi manusia adalah terlaksananya pemilihan umum yang demokratis. Artinya pemilihan umum yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas dan rahasia serta jujur dan adil (Luber dan jurdil). Melalui pemilihan umum yang demikian akan terpilih anggota DPR dan Presiden yang akan menjamin pemenuhan dan perlindungan hak asasi warga negara melalui suatu tatanan hukum.

Negara melaksanakan tugasnya dengan menetapkan suatu tatanan hukum yang menjadi dasar bagi kebijaksanaan-kebijaksanaan konkrit yang mau diambil.Tatanan hukum membatasi kelakuan para warga masyarakat. Tetapi hukum tidak diciptakan demi pembatasan-pembatasan itu sendiri, melainkan demi nilai-nilai yang mau direalisasikan melalui hukum. Realisasi nilai-nilai itulah yang diharapkan dari negara. Nilai-nilai dasar hukum itu adalah kesamaan, kebebasan, dan solidaritas. Tiga prinsip ini hanya mempunyai arti berdasarkan prinsip yang keempat, yaitu, negara itu harus demi kepentingan masyarakat. Prinsip ini disebut sebagai prinsip manfaat, artinya eksistensi negara harus bermanfaat bagi masyarakat. (Magnis Suseno, 1994 : 304)

Page 8: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

8

Melalui Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, pemerintah telah menciptakan suatu kondisi yang memungkinkan pemenuhan hak-hak setiap orang untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan. Pasal 1 undang-undang ini menetapkan bahwa perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

Dari definisi perkawinan tersebut, dikandung beberapa prinsip, antara lain, (1) perkawinan bertujuan untuk membentuk keluarga yang bahagia dan kekal. Untuk itu suami dan istri perlu saling membantu dan melengkapi. Melihat isi ketentuan ini, maka jelas sekali bahwa undang-undang ini menjamin kekekalan hidup keluarga yang kuat dan abadi dalam perkawinan, dalam arti suami dan istri hanya dipisahkan oleh kematian. (2) Perkawinan di Indonesia tidak hanya bersifat lahiriah, tetapi juga berkaitan erat dengan unsur batiniah dan keagamaan. Ketiga unsur itu merupakan satu kesatuan yang tidak tergoyahkan dan di atasnya ditegakkan maksud dan tujuan perkawinan. (3) Di samping itu, tiap-tiap perkawinan harus dicacat menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Percatatan tiap-tiap perkawinan adalah sama halnya dengan pencatatan peristiwa-peristiwa penting dalam kehidupan seseorang yang dinyatakan dalam surat keterangan, suatu akte resmi. (4) Undang-undang ini mengatur asas monogami. Perkawinan seorang suami dengan lebih dari seorang, baru dapat dilakukan apabila dipenuhi berbagai persyaratan tertentu dan diputuskan pengadilan. (5) Undung-undang ini juga mengatur prinsip, bahwa calon suami istri itu harus telah masak jiwaraganya, agar supaya dapat mewujudkan tujuan perkawinan tanpa berakhir pada perceraian serta mendapat keturunan yang baik dan sehat. Berhubungan dengan itu, maka undang-undang ini menentukan batas umur untuk kawin bagi pria 19 tahun dan 16 tahun bagi wanita. (6) Karena

Page 9: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

9

tujuan perkawinan adalah untuk membentuk keluarga yang bahagia, kekal dan sejahtera, maka undang-undang ini menganut prinsip mempersukar perceraian. Untuk memungkin-kan perceraian, harus ada alasan-alasan tertentu serta harus dilakukan di depan pengadilan. (7) Hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan suami, baik dalam kehidupan rumah tangga maupun dalam pergaulan masyarakat, sehingga dengan demikan segala sesuatu dalam rumah tangga dapat dirundingkan dan diputuskan bersama oleh suami istri.

2.2. Pencatatan Perkawinan dan Akibat HukumnyaPasal 2 ayat (1) Undang-Undang Perkawinan

menyatakan bahwa perkawinan sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agamanya dan kepercayaannya itu. Kemudian Pasal 2 ayat (2) menyatakan bahwa tiap-tiap perkawinan dicatat menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kedua ayat dalam Pasal 2 tersebut, berlaku secara kumulatif. Artinya kedua-duanya harus diterapkan bagi persyaratan sahnya suatu perkawinan. Hal ini sebagai konsekwensi dari sistematika produk perundang-undangan di mana komponen-komponen yang menjadi bagiannya tidak dapat pisahkan satu sama lain.

Seseorang yang melangsungkan perkawinan wajib men-catatkannya sesuai dengan tata cara yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 1975 tentang pelaksanaan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974. Menurut peraturan pemerintah ini, perkawinan baru dapat dilangsungkan pada hari ke-10 setelah pegawai pencatat nikah mengumumkan kehendak kedua calon pengantin. Setelah perkawinan berlangsung kedua mempelai menandatangani akta perkawinan yang telah disiapkan Pegawai Pencatat Perkawinan.

Soal pencatatan perkawinan ini, peran pemerintah hanya sebatas melakukan pencatatan. Artinya, pemerintah hanya mengatur aspek administratif

Page 10: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

10

perkawinan, sama halnya dengan pencatatan peristiwa-peristiwa penting lainnya dalam kehidupan seseorang, seperti kelahiran dan kematian. Semua peristiwa ini dinyatakan dalam surat keterangan yang dimuat dalam daftar pencatatan atau suatu akte resmi. Bagi mereka yang melakukan perkawinan menurut agama Islam, pencatatan dilakukan di Kantor Urusan Agama (KUA). Sedang bagi yang beragama non-Islam pencatatan dilakukan di Kantor Catatan Sipil.

Perkawinan yang sudah dicatat di Kantor Urusan Agama atau Kantor Catatan Sipil akan membawa akibat hukum, yaitu perkawinan dan anak-anak yang dilahirkan dalam perkawinan adalah sah. Sebaliknya jika KUA belum mencatatkan, meskipun suatu perkawinan sudah dilaksanakan menurut agama dan kepercyaan, perkawinan tersebut dianggap tidak sah. Demikian juga anak-anak yang dilahirkan sama dengan anak yang lahir di luar perkawinan. Artinya, anak yang dilahirkan itu hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibu dan keluarga ibunya. Sedangkan dengan ayah biologisnya tidak mempunyai hubungan sama sekali. Ketentuan ini sudah dikoreksi oleh Mahkamah Konstitusi RI dalam putusannya pada tanggal 17 Pebruari 2012 yang menyatakan, pasal 43 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan diubah dan menjadi “anak yang dilahirkan di luar perkawinan mempunyai hubungan perdata dengan ibunya dan keluarga ibunya serta dengan laki-laki sebagai ayahnya yang dapat dibuktikan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi dan/atau alat bukti lain menurut hukum mempunyai hubungan darah, termasuk hubungan perdata dengan keluarga ayahnya”. Putusan ini menekankan agar ayah biologis si anak tidak boleh melepaskan tanggung jawabnya atas hubungannya yang mengakibatkan anak lahir di luar nikah. Tujuan putusan itu agar supaya anak mendapatkan hak perdata dan tercatat sebagai warga negara serta terlindungi dari sebutan “anak haram” yang sarat diskriminasi.

Page 11: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

11

Tentang sahnya perkawinan, sebagian orang ada yang mengartikan, jika suatu perkawinan telah memenuhi syarat dan rukun nikah atau ijab kabul telah dilaksanakan (bagi umat Islam) atau pendeta/pastur telah melaksanakan pemberkatan atau ritual lainnya (bagi yang non muslim), maka perkawinan tersebut adalah sah, terutama di mata agama dan kepercayaan masyarakat. Karena sudah dianggap sah, maka akibatnya banyak perkawinan yang tidak dicatatkan. Bisa dengan alasan biaya yang mahal, prosedur berbelit-belit atau untuk menghilangkan jejak dan bebas dari tuntutan hukum dan hukuman adiministrasi dari instansi tempat bekerja, terutama perkawinan kedua dan seterusnya. Perkawinan yang tidak dicatatkan ini dikenal dengan istilah Perkawinan Bawah Tangan (Nikah Syiri’).

2.3. Dilema Biaya Pencatatan Perkawinan Biaya pencatatan perkawinan yang dibebankan

KUA kepada masyarakat yang melangsungkan perkawinan selama ini, mengacu pada Peraturan Pemerintah No. 47 tahun 2004 tentang Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Departemen Agama terkait biaya Pencatatan Nikah dan Rujuk, yaitu sebesar Rp. 30.000 per peristiwa nikah. Hampir semua KUA mengumumkan biaya ini di papan pengumuman yang ada di depan kantor. Setiap orang yang datang ke KUA dan bertanya berapa biaya menikah, pihak KUA menegaskan kalau biaya pencatatan berdasarkan peraturan sebesar Rp. 30.000,- Bahkan jika warga masyarakat membawa surat keterangan tidak mampu yang disahkan oleh pihak RT (Rukun Tetangga) hingga Kelurahan, calon pengantin dibebaskan sama sekali dari biaya administrasi Pencatatan Perkawinan.

Hanya saja, banyak masyarakat yang belum mengetahui besaran biaya ini, sekalipun sudah banyak KUA yang berusaha menginformasikan. Juga banyak warga masyarakat yang tidak mengetahui prosedur administrasi pencatatan pernikahan yang ada di KUA,

Page 12: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

12

karena kebiasaan masyarakat yang selalu meminta pihak ketiga untuk mengurus administrasi pencatatan pernikahan mereka. Selain itu, memang masyarakat tidak mengetahui ini, karena kurangnya sosialisasi dari pihak KUA dan petugas-petugas yang tidak menjelaskan prosedur dan biaya resmi administrasi pencatatan perkawinan kepada masyarakat.

Menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1946 tentang Pencatatan Nikah, Talak, dan Rujuk, pelaksanaan pernikahan/ perkawinan diawasi oleh Pegawai Pencatat Nikah (PPN) yang di masyarakat lebih dikenal dengan sebutan penghulu. Upacara pernikahan di mana seorang penghulu menjadi pimpinan, adalah suatu kegiatan yang sangat sakral dalam pandangan masyarakat Indonesia. Jika seorang Penghulu harus menikahkan seseorang dengan jarak yang cukup jauh dari kantor meminta biaya tambahan dengan alasan membutuhkan biaya transportasi adalah hal yang wajar. Tetapi akan tidak wajar apabila biaya untuk transport itu sendiri tidak terukur, atau tidak ditetapkan oleh Pemerintah atau Kepala KUA sebagai pemegang kewenangan.

Berkenaan dengan biaya tambahan ini, pihak KUA sendiri mengakui, mereka menerima biaya tambahan selain biaya administrasi resmi sebesar Rp.30.000,- Pihak KUA mengatakan, bahwa uang lebih yang mereka terima dari masyarakat, atau biasa mereka sebut sebagai uang kerahiman, dipergunakan untuk biaya transport petugas karena harus menikahkan ke luar KUA dan sebagai uang lelah karena harus menikahkan di luar jam kantor. Akibat tingginya biaya pencatatan perkawinan ini, banyak warga masyarakat miskin yang tidak mencatatakan perkawinannya.

Melihat realitas seperti itu, masyarakat lapisan bawah sering memilih menikahkan anaknya di kantor KUA. Pertimbangannya, karena biaya yang dikeluarkan dianggap lebih ringan, yakni “hanya” Rp. 300.000,-. Jumlah ini sama dengan 10 x lipat dari jumlah biaya yang ditetapkan pemerintah, yakni Rp. 30.000,- Sementara

Page 13: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

13

jumlah biaya nikah, yang berkisar Rp. 300.000 s.d. Rp. 1.000.000,- adalah apabila akad nikah dilaksanakan di luar kantor KUA. Karena ketidaktahuan masyarakat dan sosialisasi yang minim dari pemerintah, maka jumlah biaya yang berbeda-beda tersebut, dianggap hal yang biasa saja (Marzani Anwar : 2011).

Persoalan ketidakpastian jumlah biaya pencatatan perkawinan tersebut, hingga kini masih banyak pasangan yang hidup dalam ikatan perkawinan tanpa memiliki bukti pencatatan dan Surat Nikah. Pengalaman Koalisi Perempuan Indonesia dalam menggali dan mengatasi persoalan pencatatan perkawinan, menunjukkan bahwa banyaknya perkawinan yang tidak tercatat sebagai akibat ketidaktahuan perempuan tentang aturan dan hak-hak yang dimiliki perempuan. Mahalnya biaya pencatatan perkawinan di Kantor Urusan Agama (KUA) yang mencapai 10 kali lipat dari harga resmi. Akibatnya, hingga kini, jutaan perempuan Indonesia, terutama di pedesaan dan kawasan miskin perkotaan, hidup dalam ikatan perkawinan tanpa surat nikah, dan rentan terhadap berbagai bentuk pelanggaran hak, termasuk pengingkaran hak waris bagi anak yang lahir dalam ikatan perkawinannya itu.

Kemudian dari para peserta perkawinan massal selama ini di beberapa daerah, diperoleh informasi bahwa mereka tidak mencatatkan perkawinan mereka karena miskin, tidak punya uang. Peserta nikah massal ini cukup banyak jumlahnya, bahkan di Kota Makassar jumlah peserta terpaksa dibatasi sesuai dengan kemampuan dana yang ada.

Jadi jumlah biaya pencatatan perkawinan ditentukan oleh berbagai faktor, di samping angka resmi yang ditentukan KUA, adalah angka-angka negosiasi, ada angka imbal jasa, biaya transport, dan lain-lain. Besaran biaya pengurusan perkawinan sebagaimana dikeluarkan oleh suatu keluarga terdahulu, kemudian diikuti oleh keluarga sesudahnya yang selevel dan sama-sama punya

Page 14: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

14

rencana menikahkan. Jumlah tersebut seakan menjadi ”tarif resmi ” di lingkungannya.

3. PembahasanDalam perspektif HAM, membentuk keluarga

melalui pernikahan merupakan hak prerogatif pasangan calon suami dan istri yang sudah dewasa. Kewajiban negara adalah memenuhi, melindungi, mencatatkan dan menerbitkan akte perkawinannya. Sebagaimana disinggung di atas, bahwa negara baru mengakui suatu perkawinan sah, apabila sudah dicatat di kantor pemerintah yang berwenang (baik Kantor Urusan Agama/KUA untuk yang beragama Islam maupun Kantor Catatan Sipil/KCS untuk yang diluar Islam). Dalam berbagai kasus, suatu perkawinan sah secara yuridis harus dibuktikan melalui buku nikah yang diperoleh dari KUA dan KCS.

Kantor Urusan Agama sebagai ujung tombak Kementerian Agama dalam melayani masyarakat di bidang keagamaan memiliki peran yang sangat krusial. Kantor Urusan Agama (KUA) adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Urusan Agama Islam Ditjen Bimas Islam Kementerian Agama RI yang berada di tingkat Kecamatan. KUA memiliki Tugas Pokok dan Fungsi (tupoksi) melaksanakan sebagian tugas Kantor Kementerian Agama Kota/Kabupaten di bidang urusan agama Islam dan membantu pembangunan pemerintahan umum di bidang agama di tingkat kecamatan.

KUA berperan sebagai koordinator pelaksanan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan upaya menciptakan masyarakat yang beriman dan bertakwa, memiliki ketahanan keluarga yang sangat tinggi, terbinanya keluarga sakinah, mawaddah, wa rahmah yang bermoral atau berakhlakul karimah. Meskipun memiliki banyak peran, namun fungsi yang dijalankan KUA meliputi fungsi administrasi, fungsi pelayanan, fungsi pembinaan dan fungsi penerangan, serta penyuluhan. Di antara fungsi-fungsi ini, yang paling

Page 15: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

15

menonjol saat ini adalah fungsi administrasi pernikahan. Hal ini sesuai dengan perintah Undang-Undang No.1 tahun 1974 Pasal 2 yang diperkuat dengan Instruksi Presiden No.1 tahun 1991 mengenai Kompilasi Hukum Islam Pasal 5, 6 dan 7. Produk-produk hukum ini ditunjang dengan peraturan-peraturan di tingkat menteri yang menjabarkan dengan rinci hal-hal terkait administrasi perkawinan, yang kesemuanya bermuara pada diperlukannya peran KUA di tingkat kecamatan untuk melakukan administrasi pencatatan perkawinan.

Selain peraturan di atas, birokrasi pemerintahan yang bertugas memberikan pelayanan publik juga sudah dibekali dengan Keputusan Menteri PAN Nomor 81 tahun 1993 tentang Pedoman Tatalaksana Pelayanan Umum yang harus dipegang. Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, maka salah satu prinsip yang harus dipegang adalah ekonomis. Artinya, pengenaan biaya atau tarif pelayanan harus ditetapkan secara wajar dengan mempertimbangkan : nilai barang dan jasa pelayanan, ketentuan perundang-undangan yang berlaku, dan kemampuan masyarakat untuk membayar.

Sebenarnya dalam pemenuhan hak warga miskin untuk mencatatkan perkawinan mereka, pemerintah telah memberikan jaminan. Pemerintah sudah menetapkan biaya pencatatan Perkawinan melalui Peraturan Pemerintah No. 47 tahun 2004 tentang Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Departemen Agama terkait biaya Pencatatan Nikah dan Rujuk, yaitu sebesar Rp. 30.000 per peristiwa nikah. Standar yang dapat terjangkau masyarakat secara umum. Termasuk memberikan pembebasan biaya pencatatan kepada warga yang miskin.

Peran KUA di bidang pencatatan perkawinan ini, beberapa tahun belakangan ini mendapat sorotan dari banyak pihak. Hal ini terutama tekait dengan besaran biaya administrasi perkawinan yang harus dibayarkan para calon pengantin dan jumlahnya variatif antara satu calon pengantin yang satu dengan yang lain.

Page 16: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

16

Terlepas dari besaran biaya riil dan biaya faktual dalam proses pencatatan pernikahan, yang penting adalah bagaimana KUA memerankan diri sebagai Pusat Pelayanan Publik. Secara teoritis, pelayanan publik adalah bagian dari politik pemerintahan. KUA yang secara hirarki adalah di bawah Kementerian Agama. Secara liniear berada di bawah Kementerian Agama Kapubapaten atau di bawah Kepala Kanwil Kementerian Agama.

Jenjang organisasi KUA sampai ke Kementerian Agama, cukup panjang untuk sebuah pelayanan publik. KUA dengan sendirinya harus mengikuti kebijakan pemerintah, yang ditetap-kan oleh Kementerian Agama, yang turunnya ke KUA juga tidak secara langsung, tetapi melalui mekanisme sesuai dengan eselonisasi di kementerian tersebut.

Sementara Otonomi Daerah yang dimulai sejak masa reformasi, tidak mengikutsertakan Kementerian Agama. Sehingga Pemda merasa tidak perlu memberikan perhatian yang cukup kepada eksistensi Kemenetrian Agama. Karena semua program kegiatannya sudah ditentukan pusat. Pemda tidak berkewajiban memberikan perhatian khusus. Jadi bisa dimengerti apabila kantor-kantor KUA tidak sebaik kantor kecamatan, kantor kalurahan atau kantor Catatan Sipil.

Setelah acara pernikahan massal, mereka benar-benar sudah sah sebagai pasangan suami-isteri dari segi aturan agama maupun persyaratan pemerintahan. Umumnya pasangan mempelai yang mengikuti acara Nikah Massal tersebut, sebelumnya telah menjalani hidup sebagai suami istri. Hanya saja pernikahan yang dilakukan terdahulu tidak tercatat di Kantor KUA bagi pasangan muslim atau tidak tercatat di Kantor Catatan Sipil. Acara pernikahan massal ini tak lebih dari ajang mencari legitimasi sahnya kehidupan suami-isteri yang telah dijalani sebelumnya.

Upaya pemerintah daerah ini banyak membantu warga masyarakat yang belum mencatatkan perkawinan mereka sebagai akibat ketidaktahuan dan

Page 17: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

17

ketidakmampuan membayar biaya pencatatan perkawinan.

Dari uraian tersebut di atas, diketahui ada tiga peranan pemerintah dalam upaya pemenuhan hak asasi manusia, khususnya pemenuhan hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan, yaitu pembentukan hukum, penyebarluasan materi hukum dan pemenuhan atau pelayanan hukum.

Pemerintah, dalam hal ini KUA, telah merlakukan pencatatan terhadap warga masyarakat yang melangsungkan perkawinan. Biaya pencatatan ini telah ditetapkan pemerintah sebesar Rp.30.000. Di samping itu masih ada biaya tambahan yang jumlahnya bervariasi, misalnya untuk transport penghulu, hutbah nikah, kerahiman, dan lain-lain. Namun bagi segolongan warga masyarakat miskin, tidak mampu membayar biaya pencatatan. Akibatnya mereka melangsungkan perkawinan menurut agama atau kepercayaannya, tanpa mencatatatkan ke Kantor Urusan Agama atau Kantor Catatan Sipil.

Terhadap warga masyarakat yang tidak mencatatkan perkawinan mereka karena miskin , beberapa pemerintah daerah sudah berinisiatif melakukan kegiatan perkawinan massal. Melalui perkawinan massal ini, negara menganggap sah perkawinan dan anak yang dilahirkan dari perkawinan mereka. Segala biaya peneylenggaraan dan administrasi pencatatan ditanggung oleh pemerintah daereah.

4. Kesimpulan Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan

bahwa sebagai pembentuk hukum, pemerintah sudah membuat peraturan perundang-undangan yang mengatur pemenuhan hak melangsungkan perkawinan. Pemerintah telah mengundangkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan peraturan pelaksanaannya, Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia dan meratifikasi International Covenant on Civil

Page 18: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

18

and Political Rights (Kovenan Internasional Tentang Hak-Hal Sipil dan Politik melalui Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2005. Demikian juga beberapa kebijakan yang dikeluarkan pemerintah dalam rangka pemenuhan dan perlindungan hak-hak warga miskin dalam melangsungkan perkawinan yang sah.

Untuk pemenuhan hak-hak warga masyarakat miskin yang tidak mencatatkan perkawinan mereka karena tidak mampu membayar biaya administrasi, beberapa pemerintah daerah telah melaksanakan kegiatan”perkawinan massal” dengan biaya pendaftaran ditanggung oleh penyelenggara. Dengan perkawinan massal ini seluruh perserta dinikahkan kembali dan dicacatkan di KUA atau Kantor Catatan Sipil, sehingga perkawinan mereka sah menurut hukum masing agama dan diakui oleh negara.

Daftar Pustaka

Ahmad Kosasih, 2003, HAM Dalam Perspektif Islam, Salemba Diniyah, Jakarta.

A.Mansyhur Effendi dan Taufani Sukmana Evandri, 2005, HAM Dalam Dimensi/Dinamika Yuridis, Sosial, dan Politik, Ghalia Indonesia, Bogor.

Frans Magnis Suseno, 1994, Etika Politik, Prinsip-prinsip Moral Dasar Kenegaraan Modern, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Ifdhal Kasim (Editor), 2001, Hak Sipil dan Politik, Lembaga Studi dan Advukasi Masyarakat (ELSAM), Jakarta.

Jimly Asshiddiqie, 2003, Konstitusi dan Konstitusionalisme Indonesia, Mahkamah Konstitusi dan Pusat Studi Hukum Tata Negara Universitas Indonesia, Jakarta.

Marzani Anwar, 2011, Menyoal Biaya Pencatatan Nikah, Cuplikan Hasil Penelitian di Kodya Bogor, Compasiana.com. 7 Januari 2011.

M.Syahbuddin Latief, 1997, Jalan Kemanusiaan, Panduan untuk Memperkuat Hak Asasi Manusia, Lapera Pustaka Utama, Yogyakarta.

Page 19: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

19

Ismail Zubir, 2011, Biaya Riil dan Ideal Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Provinsi DKI Jakarta, Makalah Hasil Penelitian, Compasiana Sharing Connecting, 1-2- 2011.

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.

Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 1 ahun 1974 tentang Perkawinan.

PEMANTAUAN DAN EVALUASITERHADAP KINERJA PEMERINTAH DAERAH MELALUI

STANDAR PELAYANAN MINIMAL

Oleh : Evi Zahara

Page 20: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

20

Abstrak

Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui pemantauan dan evaluasi terhadap kinerja pemerintah daerah melalui standar pelayanan minimal. Penulisan ini menggunakan metode tinjauan literatur (library research). SPM merupakan standar minimum pelayanan publik yang harus disediaan oleh pemerintah daerah kepada masyarakat. Dengan adanya SPM maka akan terjamin kualitas minimum dari suatu pelayanan publik yang dapat dinikmati oleh masyarakat, dan sekaligus akan terjadi pemerataan pelayanan publik dan menghindari kesenjangan pelayanan antar daerah. SPM sangat mendesak untuk disusun, khususnya bagi kabupaten/kota yang memang secara langsung merupakan penyedia pelayanan publik. Posisi propinsi yang dalam pelaksanaan kewenangan daerah lebih banyak bertindak sebagai “pendukung, fasilitator, ataupun koordinator ” bagi pelaksanaan kewenangan lintas kabupaten/kota, maka sebaiknya dalam penyusunan SPM juga tidak melepaskan diri dari posisi dan peran tersebut, sehingga lebih mendorong daerah kabupaten/kota untuk lebih berinisiatif melaksanakan kewenangan daerah. Kemampuan seorang pemimpin daerah dalam mendelegasikan wewenang ke unit-unit organisasi juga menentukan keberhasilan daerah dalam melaksanakan SPM.

Kata kunci : kinerja pemerintah daerah dan SPM

1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

Penyelenggaraan pemerintahan yang baik merupakan issue yang paling mengemuka dalam pengelolaan administrasi publik dewasa ini. Tuntutan kuat yang dilakukan oleh masyarakat kepada pemerintah untuk melaksanakan penyeleng-garaan pemerintahan yang baik adalah sejalan dengan meningkatnya tingkat

Page 21: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

21

pengetahuan masyarakat, disamping adanya pengaruh globalisasi. Selain itu pola-pola lama penyelenggaraan pemerintahan dianggap tidak sesuai lagi bagi tatanan masyarakat yang telah berubah, dimana di masa lalu negara ataupun pemerintah sangat dominan, menjadikan masyarakat menjadi pihak yang sangat diabaikan dalam setiap proses pembangunan. Oleh karena itu tuntutan itu merupakan hal yang wajar dan seharusnya direspon oleh pemerintah dengan melakukan perubahan-perubahan yang terarah pada terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan yang baik.

Di Indonesia, dengan keluarnya UU No. 22 Tahun 1999 dalam derajat tertentu memberi harapan baru terhadap perkembangan desentralisasi, paling tidak akan meningkatkan akuntabilitas para pejabat Daerah pada publiknya. (James Alm and Roy Bahl, 1999: 5) Adalah suatu hal yang tidak dapat dipungkiri lagi bahwa telah terjadi tuntutan pergeseran tugas-tugas pemerintah. Sejalan dengan desentralisasi maka tugas-tugas pemerintah kini lebih memungkinkan dilaksanakan oleh daerah, dengan asumsi bahwa peningkatan kesejahteraan rakyat akan lebih cepat diwujudkan mengingat lebih dekatnya pemerintah daerah kepada masyarakat.

Perubahan paradigma penyelenggaraan pemerintahan daerah, dari sentralistisasi ke desentralisasi, dari terpusatnya kekuasaan pada pemerintah daerah (eksekutif) ke power sharing antara eksekutif dan legislatif daerah, harus disikapi dengan mengubah manajemen pemerintahan daerah. Dari sisi manajemen publik, juga terjadi perubahan nilai yang semula menganut proses manajemen yang berorientasi kepada kepentingan internal organisasi pemerintahan ke kepentingan eksternal disertai dengan peningkatan pelayanan dan pendelegasian sebagian tugas pelayanan publik dari pemerintah ke masyarakat ataupun pasar. Demikian juga sebagai konsekwensi reformasi, manajemen publik juga harus beralih orientasi dari orientasi lama yang menekankan pada proses “tindakan

Page 22: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

22

administrasi” yang meliputi kegiatan: perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penempatan pegawai (staffing), pengarahan (directing), pengawasan (controlling), pengaturan (regulating), dan penganggaran (budgeting) ke orientasi baru yang menekankan pada proses “pembuatan kebijakan dan tindakan pelaksanaan” yang meliputi kegiatan: analisis kebijakan (policy analysis), manajemen keuangan (financial management), manajemen sumberdaya manusia (human resources management), manajemen informasi (information management), dan hubungan keluar (external relation). Semua perubahan di atas harus diantisipasi oleh semua pelaksana pemerintahan, terutama kepala daerah.

Dengan adanya orientasi baru dalam manajemen publik tersebut, maka pemerintah daerah tidak saja dituntut akun-tabilitasnya ke dalam tetapi justru ke luar (masyarakat). Melalui akuntabilitas publik, pemerintah akan dipantau dan dievaluasi kinerjanya oleh masyarakat. Pemantauan dan evaluasi terhadap kinerja pemerintah daerah akan lebih mudah jika pemerintah daerah sudah membuat indikator dan target-target yang disusun dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM). SPM yang telah tersusun akan menjadi pedoman bagi kedua belah pihak, pemerintah daerah maupun masyarakat. Bagi pemerintah daerah SPM dijadikan pedoman dalam melakukan pelayanan publik, sedangkan bagi masyarakat SPM merupakan pedoman untuk memantau dan mengukur kinerja pemerintah daerah.

1.2. Tujuan PenulisanPenulisan ini bertujuan untuk mengetahui

pemantauan dan evaluasi terhadap kinerja pemerintah daerah melalui standar pelayanan minimal.

1.3. Metode PenulisanPenulisan ini menggunakan metode tinjauan

literatur (library research).

Page 23: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

23

2. Uraian Teoritis2.1. Fungsi-fungsi Pemerintahan Daerah

Secara umum fungsi-fungsi pemerintahan (daerah) dapat digolongkan dalam 4 pengelompokkan yaitu : penyediaan pelayanan, pengaturan, pembangunan, dan perwakilan. Fungsi penyediaan pelayanan-pelayanan berorientasi pada lingkungan dan kemasyarakatan. Pelayanan lingkungan mencakup antara lain jalan-jalan daerah, penerangan jalan, pembuangan sampah, saluran air limbah, pencegahan banjir, pemeliharaan taman dan tempat rekreasi. Selain itu pelayanan medik dan kesehatan juga merupakan pelayanan minimal disamping sarana dan pendidikan. Di Malaysia pendidikan bagi masyarakat umum sepenuhnya dibiayai oleh pemerintah pusat. Adapun di Indonesia, pendidikan masih menjadi hal yang dianggap mahal, karena pembiayaan pendidikan sebagian besar masih ditanggung oleh masyarakat. Fungsi pengaturan menyangkut perumusan dan menegakkan (enforce) peraturan-peraturan. Sementara pertahanan dan angkatan bersenjata selalu menjadi tanggungjawab Pemerintah Pusat, penyelenggaraan ketertiban umum seringkali dilimpahkan kepada daerah. Di Inggris, angkatan kepolisian dikelola oleh pejabat-pejabat kepolisian yang diangkat dan dibiayai oleh dewan-dewan pemerintah daerah, meskipun pengendalian operasionalnya menjadi tanggungjawab kepala kepolisian. Paling umum bagi pemerintah daerah adalah kekuasaannya untuk mengatur kegiatan-kegiatan khusus seperti tata guna tanah, standar bangunan, dan hiburan.

Fungsi pembangunan melibatkan secara langsung pemerintah daerah dalam bentuk-bentuk kegiatan ekonomi, seperti industri, perkebunan, kehutanan, maupun perdagangan. Di sebagian negara Asia Tenggara pemerintah daerah ditujukan untuk memainkan suatu peranan pembangunan dengan penekanan utama pada bidang pertanian. Fungsi perwakilan, berhubungan dengan menyatakan pendapat daerah atas hal-hal di luar

Page 24: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

24

bidang tanggungjawab eksekutif. Fungsi ini penting dalam menentukan bobot dan pengaruh pemerintahan daerah, tetapi peranan keuangannya yang langsung kecil. Melihat keempat fungsi pemerintahan daerah tersebut, maka fungsi pelayanan publik merupakan inti dari penyelenggaraan pemerintahan daerah. Keberadaan Pemerintah Daerah bisa teruji baik jika sudah menyelenggarakan pelayanan publik secara optimal.2.2. Penyusunan SPM

Penyelenggaraan pelayanan publik bergandeng erat dengan kewenangan/urusan/fungsi yang dijalankan oleh daerah. Kemampuan daerah (propinsi, kabupaten/kota) dalam meng-identifikasi kewenangan/fungsi daerah akan sangat mem-pengaruhi kemampuan mereka menyusun Standar Pelayanan Minimal (SPM) sesuai bidang-bidang kewenangan pemerintahan yang diselenggarakan.

Dengan mempertimbangkan keberadaan berbagai tingkatan pemerintahan di Indonesia, maka pihak yang sangat mendesak membutuhkan SPM adalah pihak pemerintah kabupaten/kota. Hal ini didasarkan pada beberapa pertimbangan. Pertama, UU No. 22/1999 tentang Pemerintahan Daerah menempatkan otonomi daerah secara utuh pada daerah kabupaten/kota. Konsekwensinya, daerah kabupaten/kota mempunyai kewenangan dan keleluasaan untuk membentuk dan melaksanakan kebijakan menurut prakarsa dan aspirasi masyarakatnya. Kedua, dibandingkan posisi propinsi maupun pusat, maka posisi kabupaten/kota paling dekat dengan masyarakat. Sehingga tuntutan pelayanan publik akan lebih diarahkan pada pemerintah kabupaten/kota. Ketiga, dengan tuntutan masayarakat yang bisa langsung disampaikan, maka pemerintah daerah kabupaten/kota dituntut pula untuk menyediakan berbagai jenis pelayanan bagi masyarakat daerahnya masing-masing. Dalam rangka menyusun Standar Pelayanan Minimal (SPM), paling tidak dibutuhkan beberapa tahapan, yang terurai dalam bagan alir seperti berikut.

Page 25: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

25

Gambar 1Teknik Penyusunan Standar Pelayanan Minimal

Identifikasi kewenangan daerah merupakan kegiatan pemerintah daerah, sebagai konsekwensi dilimpahkannya 11 (sebelas) kewenangan wajib dari Pusat kepada kabupaten/kota sebagaimana diamanatkan dalam pasal 11 ayat (2) UU No. 22/1999 tentang Pemerintahan Daerah. Daerah Kabupaten/Kota harus mengidentifikasi kewenangan/fungsi mereka sendiri, dan sekaligus melakukan negosiasi dengan pihak Propinsi untuk menentukan fungsi-fungsi mana yang lebih tepat dilaksanakan oleh Propinsi dan mana yang kemungkinan terjadi tumpang tindih dengan pihak propinsi. Hasil akhir berupa daftar kewenangan/fungsi yang cakupannya lengkap.

Hasil lengkap tersebut dikomunikasikan dengan stakeholders daerah kabupaten/kota bersangkutan,

Page 26: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

26

disertai dengan pengukuran terhadap kemampuan daerah (kemampuan sumberdaya aparatur, kemampuan ekonomi daerah, kemampuan teknologi, dsb.) dalam menyelenggarakan fungsi-fungsi pemerintahan yang ada. Berdasarkan pertimbangan yang matang tersebut akan muncul short list kewenangan/fungsi daerah kabupaten/kota bersangkutan, yang benar-benar bisa dilaksana-kan. Short-list kewenangan/fungsi tersebut secara logis tentu tidak bisa diselenggarakan secara menyeluruh pada waktu bersamaan. Oleh sebab itu, didasarkan pada kriteria seperti: pengukuran kebutuhan masyarakat akan pelayanan-pelayanan mendasar, terukur, terus menerus, dan berorientasi pada output yang dirasakan masyarakat, serta mungkin untuk dikerjakan, maka disusunlah standar pelayanan minimal. Hasil akhir dari tahapan-tahapan tersebut adalah munculnya daftar kewenangan/ fungsi yang menjadi dasar bagi terselenggaranya SPM disertai dengan tolok ukur pencapaian kinerja. Tolok ukur tersebut bisa memuat indikator-indikator seperti :1. input (masukan)

Bagaimana tingkatan atau besaran sumber-sumber yang digunakan, seperti sumberdaya manusia, dana, material, waktu, teknologi, dan sebagainya.

2. output (keluaran)Bagaimana bentuk produk yang dihasilkan langsung oleh kebijakan atau program berdasarkan masukan (input) yang digariskan.

3. outcome (hasil)Bagaimana tingkat pencapaian kinerja yang diharapkan terwujud berdasarkan keluaran (output) kebijakan atau program yang sudah dilaksanakan.

4. benefit (manfaat)Bagaimana tingkat kemanfaatan yang dapat dirasakan sebagai nilai tambah bagi masyarakat maupun pemerintah daerah.

5. impact (dampak)

Page 27: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

27

Bagaimana dampaknya terhadap kondisi makro yang ingin dicapai berdasarkan manfaat yang dihasilkan. Tolok ukur pencapaian kinerja sangat penting untuk disertakan, agar masing-masing unit organisasi pelaksana dari kewenangan/ fungsi dalam bidang tertentu dapat mengukur dirinya sendiri apakah sudah berhasil melaksanakan tugasnya atau belum. Di sisi lain, dengan ukuran kinerja yang jelas, publik atau masyarakat juga bisa memantau kinerja unit organisasi tersebut. Karena dengan transparansi pengukuran juga menggambarkan akuntabilitas unit organisasi tersebut pada publik.

Bentuk akuntabilitas dalam aspek pelayanan publik harus memuat beberapa hal seperti :- Adanya rumusan standar kualitas yang jelas dan

disosialisasi-kan kepada masyarakat.- Adanya sistem penanganan keluhan yang responsif.- Adanya ganti rugi yang diberikan kepada klien atau

pengguna jasa apabila mereka tidak puas dengan pelayanan yang diberikan oleh pemerintah daerah.

- Adanya lembaga banding apabila terjadi konflik antara klien dengan aparat pelaksana pelayanan publik

Dengan menerapkan sistem akuntabilitas di dalam pelayanan publik, maka sekali lagi pemerintah daerah akan ditempatkan pada posisi yang setiap saat dapat dievaluasi kinerjanya, dikoreksi dan disempurnakan, dan dipertanggung-jawabkan tidak saja ke dalam organisasi pemerintah daerah tetapi juga ke publik.

3. PembahasanKebijakan baru tentang otonomi daerah di

Indonesia (dengan lahirnya UU No.22 dan 25 Tahun 1999) memberikan implikasi sangat luas terhadap penyelenggaraan pemerintahan daerah di Indonesia. Implikasi tersebut tidak saja menyentuh pada besarnya kewenangan daerah, tetapi juga pada kelembagaan dan kepegawaian daerah. Jika kewenangan yang dilaksanakan Daerah berubah (meluas) maka kelembagaan Daerah

Page 28: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

28

juga berubah untuk mewadahi kewenangan yang ada. Organisasi harus didesain sedemikian rupa agar kewenangan-kewenangan yang luas tersebut dapat dilaksanakan secara maksimal. Selanjutnya formasi pegawai juga berubah sesuai dengan tuntutan organisasi ataupun kelembagaan yang dibentuk. Perubahan yang cukup mendasar terjadi pula pada konstruksi dan bentuk susunan daerah. Jika pada saat berlakunya UU No. 5 Tahun 1974, daerah otonom (sebagai konsekwensi diberlakukan-nya desentralisasi) keberadaannya berimpit dengan wilayah administrasi (sebagai konsekwensi penerapan dekonsentrasi), sehingga penyebutannya menjadi: Propinsi Daerah Tingkat I dan Kabupaten/Kotamadya Daerah Tingkat II. Maka dengan berlakunya UU No. 22 Tahun 1999 terjadi perubahan yang mendasar, dimana hanya Propinsi saja yang melaksanakan dua bentuk kewenangan yaitu desentralisasi dan dekonsentrasi, sedangkan Daerah Kabupaten/Kota semata-mata menjalankan kewenangan desentralisasi saja. Implikasi lebih lanjut dengan diterapkannya UU No. 22/1999 sebagaimana tertuang dalam pasal 129 adalah dihapuskannya lembaga Pembantu Bupati; kemudian Camat tidak lagi merupakan Kepala Wilayah namun sebagai Perangkat Daerah (Pasal 66).

Kecamatan menurut UU No. 22 tahun 1999 merupakan perangkat daerah Kabupaten/Kota yang dipimpin oleh Kepala Kecamatan dengan sebutan Camat. Camat diangkat oleh Bupati/Walikota atas usul Sekretaris daerah Kabupaten/Kota dari Pegawai Negeri Sipil yang memenuhi syarat. Camat menerima pelimpahan sebagian kewenangan pemerintahan dari Bupati/Walikota. Camat bertanggungjawab kepada Bupati/ Walikota. (Pasal 66).

Dihapusnya Pembantu Bupati dan terjadinya perubahan status Camat dan Kecamatan menunjukkan bahwa implikasi pelaksanaan UU No. 22/1999 akan berdampak cukup luas terhadap peran dan fungsi Kecamatan. Dari gambaran tersebut nampak bahwa

Page 29: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

29

dalam rangka menunjang pelaksanaan UU No. 22/1999 perlu ada rekonstruksi mekanisme penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Hal ini tidak terlepas dari posisi Camat yang semestinya sangat strategis karena menerima pelimpahan sebagian kewenangan dari Bupati/Walikota. Diharapkan sebagian dari kewenangan yang dipandang relevan dan tepat bagi tuntutan pelayanan masyarakat akan diserahkan kepada Camat, dan seterusnya sebagian kewenangan Camat juga diserahkan kepada Kelurahan.

Adapun Kelurahan menurut UU No. 22/1999 adalah perangkat Kecamatan yang dipimpin oleh Kepala Kelurahan, yang disebut Lurah. Lurah diangkat dari Pegawai Negeri Sipil yang memenuhi syarat oleh Walikota/Bupati pemerintahan dari Camat. Lurah bertanggungjawab pada Camat (Pasal 67).

Adanya perubahan peran menurut UU No. 22/1999 dimana Camat dan Kelurahan diletakkan pada posisi strategis bahkan sebagai ujung tombak pelayanan terhadap masyarakat, maka penting kiranya melakukan identifikasi fungsi-fungsi pemerintahan yang sebaiknya dilaksanakan di Kelurahan. Berkaitan dengan pelaksanaan SPM, alangkah baiknya Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (dalam hal ini Bupati/ Walikota) juga melakukan identifikasi kewenangan/fungsi yang sebaiknya diserahkan pada Camat dan Lurah untuk melaksana-kan sebagian kewenangan/fungsi yang ada di SPM. Pada dasarnya kecamatan maupun kelurahan merupakan tingkatan wilayah yang memiliki posisi yang sangat dekat dengan masyarakat. Oleh sebab itu bentuk maupun macam kewenangan/ fungsi yang diserahkan pada camat dan lurah seyogyanya bersifat praktis, sederhana, dan menyentuh kehidupan riil masyarakat.

Page 30: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

30

Gambar 2Penyerahan Sebagian Kewenangan (termasuk SPM) dari

Bupati/Walikota kepada Camat dan LurahDengan desain yang pas, bisa dioptimalkan peran

Kecamatan dan Kelurahan dimasa-masa mendatang, khususnya di dalam penyelenggaraan fungsi penyediaan pelayanan. Karena dengan dilimpahkannya sebagian fungsi-fungsi penyediaan pelayanan dari pemerintah daerah ke Kecamatan dan Kelurahan akan memiliki manfaat yang besar seperti :a. Penyelenggaraan pelayanan terhadap masyarakat

semakin dekat dengan sasaran;b. Dengan pelayanan yang langsung kepada masyarakat,

maka semakin kecil rantai birokrasi yang harus ditempuh oleh masyarakat dalam rangka memperoleh pelayanan dari Pemerintah Daerah;

c. Dengan rantai birokrasi yang semakin pendek, juga memungkinkan Pemerintah Daerah untuk melakukan efisiensi dan efektivitas dalam penyelenggaraan pelayanannya.

4. Penutupa. SPM merupakan standar minimum pelayanan publik

yang harus disediaan oleh pemerintah daerah kepada masyarakat. Dengan adanya SPM maka akan terjamin kualitas minimum dari suatu pelayanan publik yang dapat dinikmati oleh masyarakat, dan sekaligus akan terjadi pemerataan pelayanan publik dan menghindari kesenjangan pelayanan antar daerah.

Page 31: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

31

b. SPM sangat mendesak untuk disusun, khususnya bagi kabupaten/kota yang memang secara langsung merupakan penyedia pelayanan publik.

c. Posisi propinsi yang dalam pelaksanaan kewenangan daerah lebih banyak bertindak sebagai “pendukung, fasilitator, ataupun koordinator ” bagi pelaksanaan kewenangan lintas kabupaten/kota, maka sebaiknya dalam penyusunan SPM juga tidak melepaskan diri dari posisi dan peran tersebut, sehingga lebih mendorong daerah kabupaten/kota untuk lebih berinisiatif melaksanakan kewenangan daerah.

4. Kemampuan seorang pemimpin daerah dalam mendelegasi-kan wewenang ke unit-unit organisasi juga menentukan keberhasilan daerah dalam melaksanakan SPM.

Daftar Pustaka

Alm, James and Roy Bahl. 1999. “Decentralization in Indonesia: Prospects andProblems”. USAID.

Bahl, Roy. 1999. Implementation Rules for Fiscal Decentralization. Atlanta: George State University.

Billah, MM. 1996. “Good Governance dan Kontrol Sosial”, dalam Prisma No. 8. Jakarta: LP3ES.

Cheema, G. Shabbir and Dennis A. Rondinelli, ed. 1983. Decentralization and Development. California. SAGE Publications.

Corbett, D. 1996. Australian Public Sector Management, 2nd Edition. New South Wales. Allen & Umvin.

GTZ. 2004. Pegangan Memahami Desentralisasi: Beberapa Pengertian tentang Desentralisasi. Yogyakarta: Pembaruan.

Hanaoka, Keiso (ed.). 1984. Comparative Study on The Local Public Administration in Asian and Pasific Countries, Tokyo, Eropa Locall Government Center.

Haris, Syamsuddin. 2001. Paradigma Baru Otonomi Daerah. Jakarta: P2P-LIPI.

Page 32: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

32

Helmi Fuady, Ahmad, dkk. 2002. Memahami Anggaran Publik. Yogyakarta: IDEA Press

Kaloh, j. 2002. Mencari Bentuk Otonomi Daerah: Suatu Solusi dalam Menjawab Kebutuhan Lokal dan Tantangan Global. Jakarta: Rineke Cipta.

Litvack, Jennie, etc. 1998. Rethinking Decentralization in Developing Countries. The World Bank. Washington D.C.

Mardiasmo, 2002. Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta: ANDI.

Mawhood, Philip, ed. 1983. Local Government in The Third World. New York: John Wiley & Sons.

Mishra, Satish Chandra. 1999. “Government and Governance: Understanding The Political Economy of The Reform of Institutions”. Paper presented to the LPEM/USAID Conference “ The Economic Issues Facing The New Government”. Jakarta. August 18.

Shah, Anwar. 1997. Balance, Accountability, and Responsiveness: Lesson about Decentralization. The World Bank.

Syaukani, H, Afan Gaffar dan Ryaas Rasyid. 2003. Otonomi Daerah dalam Negara Kesatuan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar dan PUSKAP.

Yuwono, Teguh (ed.). 2001. Manajemen Otonomi Daerah: Membangun Daerah Berdasar Paradigma Baru. Semarang: CLOGAPPS Diponegoro University.

Page 33: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

33

PERAN CSR DALAM MENDUKUNG PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN MASYARAKAT DI DAERAH

Oleh : Syamsul Bahri

Abstrak

Revolusi teknologi telah memberikan dampak yang sangat signifikan bagi pertumbuhan teknologi informasi, komputer dan transportasi. Dampak ini juga tidak terlepas dari tumbuhnya tuntutan lingkungan industri dan bisinis didalam dunia yang tanpa batas (globalisasi). Dinamika lingkungan bisnis dan liberalisasi menuntut perubahan pola usaha yang berorientasi lebih holistik, berbasis nilai-nilai Good Corporate Governance (tata kelola perusahaan yang baik, disingkat GCG) yang terdiri atas : fairness (kewajaran), transparency (transparan), accountability (akuntabilitas), dan responsibility (responsibility). Perusahaan dalam eksistensinya ditengah-tengah masyarakat, memerlukan citra yang baik dan positif. Dalam mempertahankan keberadaannya, entitas bisnis harus berorientasi dalam best practices, dan perangkat manajemen yang mampu mendukungnya adalah implemantasi GCG. Best practice juga meliputi termasuk tanggungjawab terhadap lingkungan fisik, seperti sampah, limbah, polusi, kelestarian alam, dan sosial kemasyarakatan, yaitu kebijakan Kesehatan Keselamatan

Page 34: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

34

Kerja dan Lindungan Lingkungan (K3LL). Untuk itu diperlukan adanya program tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility/CSR) yang baik didalam perusahaan. Corporate social responsibility atau biasa disingkat dengan CSR adalah konsep keterlibatan perusahaan dalam menjaga dan/atau meningkatkan kualitas masyarakat dan lingkungan sekitar perusahaan. Pembiayaan pembangunan semakin lama semakin menjadi kebutuhan yang mendesak dan sekali lagi, kemampuan keuangan pemerintah daerah cenderung masih terbatas dan seringkali masih bergantung pada dana dari pemerintah pusat. CSR bisa jadi merupakan salah satu solusi yang menguntungkan dan tidak terlalu berisiko sebagai suatu alternatif sumber pembiayaan dibandingkan alternatif sumber pembiayaan lain.

Kata kunci : Entitas, GCG, CSR, pembangunan daerah.1. Pendahuluan1.1.Latar Belakang

Sebagai entitas bisnis dalam era pasar yang sangat liberal dan hyper competitive, perusahaan-perusahaan secara kompre-hensif dan terpadu perlu melakukan best practices dalam pengembangan usahanya yang sangat memperhatikan nilai-nilai GCG termasuk tanggungjawab terhadap lingkungan, baik fisik maupun sosial.

Universitas sebagai salah satu center of excellent, begitu pula Lembaga Riset, sebagai mediator pertumbuhan masyarakat perlu berperan dalam memprakarsai dan mendorong munculnya kreativitas, sehingga masyarakat di daerah mampu memanfaat-kan peluang yang ada untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya.

1.2.TujuanAdapun tujuan yang hendak dicapai dari tulisan ini

adalah untuk menguraikan peran CSR bagi masyarakat di daerah lingkungan perusahaan beroperasi. Sinergi

Page 35: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

35

perusahaan sebagai pelaku kegiatan operasional perusahaan dengan masyarakat baik sebagai penduduk maupun sebagai mitra atau stakeholder lainnya sangat diperlukan, sehingga perusahaan dan lingkungan-nya memperoleh kesejahteraan bersama sepadan dengan bobot kinerjanya masing-masing.

2. Unsur-Unsur Penting Dalam Pembentukan Citra Korporat

Perusahaan dalam eksistensinya ditengah-tengah masyarakat, memerlukan citra yang baik dan positif. Adapun unsur-unsur penting yang berpengaruh dalam pembentukan citra tersebut seperti tampak pada gambar 1 berikut.

Dipercaya

Fokus Pada Pelanggan

InovasiTanggung-

jawab Sosial

Pola Bisnis Bermuatan GCG

Gambar 1. Unsur-unsur Pembentuk Citra Korporat

Page 36: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

36

Dari gambar 1 di atas dapat dijelaskan citra korporat mencerminkan adanya pola bisnis bermuatan GCG. Terwujudnya pola bisnis bermuatan GCG sangat dipengaruhi oleh unsur- unsur :- Fokus pada pelanggan

Kesinambungan hidup perusahaan sangat tergantung pada loyalitas pelanggan kepada perusahaan selama masa siklus hidup perusahaan. Loyalitas perusahaan menjadi penting bagi perusahaan dan perlu dilakukan identifikasi secara periodic, sehingga diketahui respon pelanggan terhadap layanan yang diberikan oleh perusahaan baik dalam barang dagangan, jasa, dan produk-produk tertentu sebagai hasil produksi perusahaan yang diperlukan oleh masyarakat terutama para pelanggan. Adanya keluhan pelanggan merupakan persoalan bagi perusahaan dan harus segera dicarikan solusinya. Dengan demikian maka hubungan perusahaan dengan pelanggan merupakan aktivitas penting untuk dilaksanakan secara baik dan istimewa (excellent customer relationship).

- InovasiInovasi adalah sebuah proses pembaruan dalam unsur kebudayaan masyarakat, yakni teknologi. Inovasi berarti penemuan baru dalam teknologi manusia. Dalam pengertian yang lain, inovasi juga dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk memperkenalkan hal-hal baru atau temuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau sudah dikenal sebelumnya. Penemuan-penemuan baru sangat diperlukan dialam sebuah perusahaan yang berorientasi the best practice. Penemuan baru tidak beridi sendiri, tetapi harus bersentuhan dengan keinginan dan kebutuhan pelanggan, sehingga inovasi yang dihasilkan mampu meningkatkan nilai bagi pelanggan dan mampu meningkatkan kinerja perusahaan.

- Dipercaya

Page 37: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

37

Kepercayaan yang tinggi dari pelanggan harus mampu dibangun didalam perusahaan. Beberapa aspek terkait yang perlu diperhatikan sehingga perusahaan dipercaya pelanggan dan perusahaan memiliki kredibilitas yang tinggi, antara lain adalah pelayanan termasuk layanan purna jual yang memuaskan, konsistensi kualitas produk, pegawai perusahaan yang professional, dan kemampuan financial.

- Tanggung jawab sosialPerusahaan tidak dapat berdiri sendiri dan berhasil, tanpa memperhatikan dampak keberadaannya di lingkungan tempat perusahaan beroperasi. Haruslah diperhatikan bahwa yang utama, keberadaan perusahaan tersebut dapat memberikan dampak positif bagi lingkungannya, seperti memberikan kesempatan kerja, menghasilkan produk yang bernilai bagi pembeli atau pelanggan, memberikan kontribusi bagi pembangunan masyarakat dan daerah, dan seterusnya.

3. Ruang Lingkup Dan Sasaran Csr3.1.Konsep Dasar CSR

Dalam memepertahankan keberadaannya, entitas bisnis harus berorientasi dalam best practices, dan perangkat manajemen yang mampu mendukungnya adalah implemantasi GCG. Best practice juga meliputi termasuk tanggungjawab terhadap lingkungan fisik, seperti sampah, limbah, polusi, kelestarian alam, dan sosial kemasyarakatan, yaitu kebijakan Kesehatan Keselamatan Kerja dan Lindungan Lingkungan (K3LL). Untuk itu diperlukan adanya program tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility/CSR) yang baik didalam perusahaan.

Corporate social responsibility atau biasa disingkat dengan CSR adalah konsep keterlibatan perusahaan dalam menjaga dan/atau meningkatkan kualitas masyarakat dan lingkungan sekitar perusahaan.

The World Bank Group mengartikan CSR sebagai komitmen perusahaan untuk berperilaku etis dan

Page 38: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

38

memberikan kontribusi bagi pembangunan berkelanjutan melalui kerjasama dengan segenap pemangku kepentingan yang terkait untuk memperbaiki hidup mereka dengan cara-cara yang baik bagi kepentingan bisnis, agenda pembangunan berkelanjutan, dan masyarakat pada umumnya.

Di Indonesia konsep CSR sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Pasal 1 ayat (3), “Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan adalah komitmen Perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi Perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya”.

Konsep dasar CSR dengan demikian dapat digambarkan sebagai berikut :

Company

Community Government

CSR

Gambar 2. Konsep Dasar CSR

3.2.CSR Kegiatan Berbasis Lokasi. Maksud dari kegiatan berbasis lokasi adalah,

kegiatan serta implikasi dari kegiatan bersangkutan diprioritaskan untuk masyarakat atau lingkungan di sekitar lokasi perusahaan.

Page 39: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

39

Saat perusahaan swasta menerapkan CSR maka secara konseptual akan ada tabrakan wilayah dengan pelayanan publik yang dilakukan pemerintah. Hal ini terjadi karena obyek yang dilayani oleh perusahaan swasta sama dengan obyek yang dilayani pemerintah.

3.3.CSR dan Program Pengembangan Masyarakat.Di dalam CSR termasuk pula Program

Pengembangan Masyarakat (Community Development/CD) dan program Pengembangan Hubungan/Relasi dengan publik (Relation Development/RD)

CD merupakan peran aktif perusahaan dalam rangka perwujudan tanggung jawab sosial untuk membantu transformasi masyarakat sesuai kemampuan perusahaan sehingga tercipta kemandirian dan sejahtera secara berkelanjutan.

CD terkait dengan perspektif hubungan segitiga yang harmonis antara : Perusahaan, Masyarakat dan Pemerintah (Daerah).

Proses CD di perusahaan adalah bottom up, yaitu merupa-kan komitmen CEO/manajemen, dengan tujuan memberikan manfaat strategis untuk masyarakat dan perusahaan, tidak dalam bentuk uang, melainkan upaya empowerment yang sungguh-sungguh masyarakat sekitar daerah operasi.

Peran aktif perusahaan merupakan bagian dari kepeduliannya kepada stakeholder, terutama yang tinggal disekitar daerah operasi. CD diberikan dalam bentuk charity/ bantuan sosial terutama pada saat masyarakat membutuhkan (seperti bencana alam, wabah penyakit, menyambut hari besar dan kegiatan sosial lainnya).

3.4.CSR dan Pembangunan DaerahPembiayaan pembangunan semakin lama semakin

menjadi kebutuhan yang mendesak dan sekali lagi, kemampuan keuangan pemerintah daerah cenderung

Page 40: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

40

masih terbatas dan seringkali masih bergantung pada dana dari pemerintah pusat.

CSR ini bisa jadi merupakan salah satu solusi yang menguntungkan dan tidak terlalu berisiko sebagai suatu alternatif sumber pembiayaan dibandingkan alternatif sumber pembiayaan lain. Selain itu, hal ini juga akan meningkatkan peran serta sektor swasta dalam pembangunan, khususnya pembangunan wilayah.

Namun, kerjasama pemerintah dan swasta dalam pembiayaan pembangunan dengan menggunakan dana CSR ini tidak serta merta dilakukan secara sembarangan, tetapi harus direncanakan dengan tepat serta dilaksanakan secara terpadu dan berkelanjutan agar pembangunan-pembangunan yang di-programkan dapat diimplementasikan secara optimal.

Optimalisasi peran CSR untuk pembiayaan pembangunan secara tepat, terpadu, dan berkelanjutan ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain:a. Mengoordinasikan perusahaan-perusahaanb. Memetakan perusahaan-perusahaan pemberi CSR dan

mengklusterkannya berdasarkan dampak yang dihasilkan dari usaha kerjanya

c. Merencanakan arahan pembiayaan pembangunan dengan menggunakan dana CSR berdasarkan pemetaan dan pengklusteran yang telah dilakukan

Saat ini berdasarkan catatan, terdapat 7 (tujuh) regulasi terkait tanggungjawab sosial perusahaan baik dalam bentuk undang-undang, peraturan pemerintah, maupun peraturan menteri yang terkait dengan pemberdayaan CSR dalam pembangunan.

Di luar itu pemerintah daerah juga menerbitkan aneka produk sejenis Perda CSR. Setidaknya lebih dari 50 Kabupaten/Kota di Indonesia telah Menerbitkan Perda CSR. Sebagian daerah mampu mengimplementasikan Perda, dan hanya sebagian kecil daerah mendapatkan impact dari keberadaan Perda CSR seperti tampak dalam gambar berikut :

Page 41: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

41

Gambar 3. Sinergi CSR dengan Pelayanan Publik dari Pemerintah

Dari gambar di atas tampak paradigma program CSR berbasis pada tanggungjawab sosial perusahaan terhadap perkembangan masyarakat sekitar wilayah operasi perusahaan dan stakeholder lainnya. Jangkauan peran CSR merupakan bagian terkecil dari seluruh kebutuhan pelayanan public. Tetapi, kinerja CSR bukan diukur dari seberapa tinggi perusahaan tersebut menyalurkan dana CSR-nya, melainkan bagaimana CSR melekat dalam kebijakan, strategi, dan proses bisnis perusahaan. Oleh karena itu sebuah kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan dapat disebut CSR ketika memenuhi prinsip-prinsip dasar CSR.

Alternatif sumber pembiayaan pembangunan dengan menggunakan dana CSR ini mungkin merupakan suatu bentuk kerjasama baru antara pemerintah dengan swasta. Namun, dalam proses kerjasama ini harus dilakukan atas dasar saling percaya dan tetap

Page 42: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

42

menerapkan asas transparency dan akuntabilitas agar proses kerjasama ini dapat berlangsung kontinu dan segala program pembangunan dapat berlanjut (sustainable cooperation). Disamping itu, implementasi CSR menghadapi beberapa tantangan dan peluang sebagai berikut :a. Dari sisi pembiayaan, kegiatan-kegiatan CSR adalah

kegiatan-kegiatan yang memerlukan anggaran tinggi.b. Tingginya dana CSR yang bisa disediakan oleh

perusahaan-perusahaan swasta tentunya membuka wacana “pengambil-alihan” pengelolaan. Pemerintah Daerah selalu mengalami defisit (kekurangan) dana dalam pelayanan publik, sehingga keberadaan dana CSR cukup menarik untuk disikapi.

c. Disamping tantangan, CSR ini bisa jadi merupakan salah satu solusi yang menguntungkan dan tidak terlalu berisiko sebagai suatu alternatif sumber pembiayaan dibandingkan alternatif sumber pembiayaan lain. Selain itu, hal ini juga akan meningkatkan peran serta sektor swasta dalam pembangunan, khususnya pembangunan wilayah.

3.5.Model Pola Penerapan CSR di Indonesia Ada empat model pola penerpan CSR di Indonesia,

yaitu :a. Keterlibatan langsung, Perusahaan menjalankan

program TSP secara langsung dengan menyelengarakan sendiri kegiatan sosial atau menyerahkan sumbangan ke masyarakat tanpa perantara.

b. Melalui yayasan atau organisasi sosial perusahaan, Perusahaan mendirikan yayasan sendiri di bawah perusahaan atau grupnya. Model ini merupaka adopsi dari model yang lazim diterapkan di perusahaan-perusahaan di negara maju.

c. Bermitra dengan pihak lain, Perusahaan menyelenggarakan TSP melalui kerjasama dengan lembaga sosial atau organisasi pemerintah (ornop),

Page 43: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

43

Instansi Pemerintah, Universitas atau media masa, baik dalam mengelola dana maupun dalam melaksanakan kegiatan sosialnya.

d. Mendukung atau bergabung dalam suatu Konsorsium, perusahaan turut mendirikan, menjadi anggota atau mendukung suatu lembaga sosial yang didirikan untuk tujuan sosial tertentu

3.6.Prinsip Penerapan CSRPrinsip dasar menurut Epstein (2008) meliputi

etika, tata kelola, transparansi, hubungan bisnis, keuntungan finansial, pelibatan komunitas/pemberdayaan ekonomi, nilai produk dan pelayanan, praktek pekerja, dan perlindungan terhadap lingkungan.

Sementara itu prinsip CSR menurut ISO 26000 tentang CSR meliputi akuntabilitas, tranparansi, perilaku etis, meng-hormati stakeholder, menghormati aturan, menghormati norma dan budaya, serta menghormati hak azasi manusia

ISO 26000 menyediakan standar pedoman yang bersifat sukarela mengenai tanggung jawab sosial suatu institusi yang mencakup semua sektor badan publik ataupun badan privat baik di negara berkembang maupun negara maju.

ISO 26000 Guidance Standard on Social responsibility mencakup 7 isu pokok yaitu :a. Pengembangan Masyarakatb. Konsumen c. Praktek Kegiatan Institusi yang Sehat d. Lingkungan e. Ketenagakerjaan f. Hak asasi manusia g. Organizational Governance (governance organisasi)

3.7.Kebijakan Kementerian BUMNMenurut Kementerian BUMN, biaya program CSR

disisih-kan dari Laba Bersih Perusahaan, adalah berdasarkan Kepmeneg BUMN nomor: Kep-236/MBU/2003

Page 44: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

44

tanggal 17 Juni 2003. Sedangkan, Peraturan yang mengikat Badan Usaha Milik Negara (BUMN), sebagaimana Keputusan Menteri BUMN Per-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL). Selanjutnya, harus diperhatikan pula Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun 2007, yang dalam pasal 74 disebutkan: (1) Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam, wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan, (2) Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana dimaksud ayat (1) merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran.

Berdasarkan Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun 2007, pasal 74, pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 47 Tahun 2012 Tentang Tanggungjawab Sosial dan Lingkungan. PP ini mengatur pelaksanakan ketentuan Pasal 74 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007.

Selain itu, Undang-Undang Penanaman Modal Nomor 25 Tahun 2007. Dalam Pasal 15 (b) dinyatakan pula bahwa "Setiap penanam modal berkewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan. Begitu pula, harus diperhatikan peraturan CSR bagi perusahaan pengelola Minyak dan Gas (Migas), diatur dalam Undang-Undang Minyak dan Gas Bumi Nomor 22 Tahun 2001. Dalam pasal 13 ayat 3 (p) disebutkan: Kontrak Kerja Sama sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) wajib memuat paling sedikit ketentuan-ketentuan pokok yaitu: (p) pengembangan masyarakat sekitarnya dan jaminan hak-hak masyarakat adat”.4. Kebijakan Kementerian Sosial

Kebijakan kementerian Sosial terkait dengan dukungan penerapan CSR di Indonesia antara lain :

Page 45: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

45

a. Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 13 Tahun 2012 tentang Forum tanggungjawab dunia usaha dalam penyelenggaraan Kesejehteraan Sosial

b. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Penanganan Fakir Miskin, Undang-undang ini tidak membahas secara khusus peran dan fungsi perusahaan dalam menangani fakir miskin, melainkan terdapat klausul dalam pasal 36 ayat 1 “Sumber pendanaan dalam penanganan fakir miskin, meliputi: c. dana yang disisihkan dari perusahaan perseroan.

5. Beberapa Contoh Penerapan Csr Di Indonesia5.1.PT Jababeka Infrastruktur

Program CSR yang dijalankan oleh pihak Jababeka adalah mencakup : Program pemberdayaan ekonomi, Kesehatan, Pendidikan, Pengembangan kebudayaan, dan Kepedulian terhadap lingkungan.

5.2.PT Unilever Indonesia, TbkUnilever melaksanakan program CSR yang beragam pula, diantaranya : Green and Clean dengan memanfaatkan bekas kantong produk Unilever menjadi bentuk baru yang bermanfaat; Pemberdayaan petani kedelai hitam; Program kesehatan dengan adanya pemeriksaan kesehatan gratis, periksa gigi gratis, serta membangun kader-kader yang sadar akan pentingnya menjaga kesehatan.

5.3.PT Bakrie Sumatera PlantationsProgram-program CSR yang dijalankannya adalah: Membangun koperasi desa; memberikan bantuan pendidikan bagi siswa SD; mengadakan perkumpulan ibu-ibu pengajian; dan juga Memberikan pelayanan pendidikan bagi masyarakat kurang mampu.

5.4.PT Adaro Indonesia, TbkBidang yang terkait dengan implementasi CSR adalah :

Page 46: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

46

a. Bidang ekonomi : Menciptakan program kemitraan untuk membuat usaha kecil menengah yang berkelanjutan

b. Bidang Pendidikan : Menciptakan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Integrasi Program PAUD dengan Posyandu; Memberikan bantuan sarana dan prasarana untuk PAUD; Memberikan beasiswa kepada siswa berpretasi pada tingkat SD, SMP, dan SMA; Memberikan pelatihan kepada para guru dalam bidang IT.

c. Bidang Lingkungan : Menyediakan pusat air bersih dan menjualnya kepada masyarakat dengan harga terjangkau. Pengaturannya dijalankan oleh warga masyarakat tersebut sendiri.

5.5.PT Indominco MandiriImplementasi CSR disini terdiri atas :a. Bidang Sosial : Memberdayakan perempuan agar

dapat menjadi sosok mandiri; Menyelenggarakan kegiatan budaya untuk mempererat tali silaturahmi di antara warga.

b. Bidang Ekonomi : Mengambangkan usaha kecil rumput laut serta pendampingan kepada masyarakat; Memberikan pelatihan-pelatihan keterampilan kepada masyarakat, perempuan, dan anak-anak usia produktif.

5.6.PT Bank Mandiri, TbkPerusahaan mengimplementasikan CSR dalam :a. Bidang Sumber Daya Manusia : Memberikan

pelatihan kewirausahaan dan mengadakan berbagai macam event wirausaha muda dengan memberikan dana bantuan bagi pengusung format wirausaha yang fresh dan achievable.

b. Bidang Pendidikan : Memberikan support dan rangsangan lomba-lomba untuk mengasah kecerdasan dan kreatifitas siswa; Memberikan dana beasiswa bagi yang ebrprestasi dan kurang mampu.

5.7.PT Tambang Batubara Bukit Asam

Page 47: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

47

Tiga bidang yang dilaksanakan adalah :a. Bidang Lingkungan : Pembuatan kolam pengendap

lumpur; Pemanfaatan tanaman minyak kayu putih; Membangun Taman Hutan Raya

b. Bidang Ekonomi : Membangun kelompok usaha pupuk Bokashi Organik

c. Bidang Sosial : Penataan Pasar Tanjung Enim5.8.PT Arutmin Indonesia

Programnya antara lain : Kerjasama dengan KUD setempat; Program AHPB(Aku Himung Petani Banua) yang mengajak masyarakat untuk memanfaatkan sumber daya alam di sekitarnya; Membangun insfrastruktur; Memberikan bantan kesehatan dan sosial lainnya.

5.9.PT HM Sampoerna, TbkBerbagai macam kegiatan CSR nya antara lain : Membentuk Tim Sampoerna Resque untuk melaksanakan tanggap darurat terhadap bencana; Menciptakan air bersih untuk masyarakat; Membangun usaha mikro dan kecil; Memberikan beasiswa bagi SMA dan Sarjana; Melakukan penanaman pohon untuk reboisasi.

5.10. PT Telekomunikasi Indonesia, TbkProgramnya terdiri atas :a. Bidang IT : Mendirikan kampung digital sehingga

di sana (Sampali, Sumut) banyak orang yang melek teknologi, utamanya computer dan internet; pelatihan berbagai macam program komputer perkembangan; Memberikan pelatihan kepada siswa SMP dan SMA.

b. Bidang Sosial : Pemberdayaan pendidikan anak kurang mampu; Pembinaan remaja olahraga; Pasar murah penjualan sembako; Cerdas cermat; Gebyar festival seni Islami; dan juga Peringatan HUT RI dengan mengadakan berbagai macam lomba.

c. Bidang Ekonomi : Program kemitraan untuk usaha kecil menengah; Kelompok usaha pembuatan

Page 48: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

48

pupuk organik; dan juga Membuat koperasi simpan pinjam.

d. Bidang Lingkungan : Perbaikan dan pengembangan drainase; Penanaman pohon pelindung; Pengerasan dan pengaspalan jalan; Pembuatan gapura Kampung Digital Sampali; dan Pembuatan plang nama PKK Kampung Sampali.

6. KesimpulanDari uraian yang telah disajikan pada bagian-

bagian diatas dapat dibuat beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Revolusi teknologi, perubahan budaya global,

hubungan antar negara tanpa batas batas (borderless), dan terjadinya perubahan tuntutan lingkungan perusahaan telah mempengaruhi terjadinya perubahan dalam mengelola bisnis. Hal ini lebih lanjut menuntut adanya penerapan nilai-nilai GCG

2. Universitas sebagai center of excellent perlu proaktif & kreatif dalam memainkan peran mencari terobosan baru sehingga menciptakan simbiose mutualistis dengan sektor industri

3. Unsur pembentuk citra/reputasi korporat perlu mewujudkan bidang rekat yang mampu menggalang kerjasama antara Perguruan Tinggi dengan korporasi

4. Dunia kampus harus berperan dalam riset kualitas produk dan layanan, survey lingkungan (fisik & sosial), penelitian tematis lainnya

5. Tanggung jawab korporasi terhadap lingkungan (fisik dan sosial) dapat berpedoman kepada kebijakan K3LL dan CSR (Program CD & RD)

Daftar Kepustakaan

Rudito, Bambang& Budimanta, Arif & Prasetijo, Adi (2004). Corporate Social Responsibility: Jawaban

Page 49: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

49

Bagi Modal Pembangunan Indonesia Masa Kini. Jakarta, ICSD

Mulyadi (2003): Pengelolan Program Corporate Social Responsibility: Pendekatan, Keberpihakan dan Keberlanjutannya. Center for Populaton Studies,UGM

Sembiring, Eddy Rismanda, Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial, Studi Empiris pada Perusahaan yang Tercatat Di Bursa Effek Jakarta, Symposium Nasional Akuntansi VIII, Solo, 15-16 September 2005.

Wibisono, Yusuf (2007). Membedah Konsep dan Aplikasi CSR. Gresik. Fascho Publishing.

----------------, “Masalah Pengelolaan CSR Pada Sektor Pertambangan” http: //www.rahmatullah.net/2010/05/masalah-pengelolaan-program corporate.html.

Page 50: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

50

PENGARUH PENGGUNAAN POLYETHILENE GLYCOL (PEG) PADA KULIT BUAH KOPI TERHADAP

PRODUKSI DAN KINETIK GAS SECARA IN VITRO

Oleh : Sri Rahayu

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh penggunaan Polyethilene Glycol (PEG) pada kulit buah kopi terhadap produksi dan kinetik gas secara In Vitro gas.

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan 5 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan jenis bahan pakan yang dievaluasi yaitu kulit buah kopi tanpa perlakuan (P0), kulit buah kopi yang diberi PEG 5% (P1), kulit buah kopi yang diberi PEG 10% (P2), kulit buah kopi yang diberi PEG 15% (P3) dan kulit buah kopi yang diberi PEG 20% (P4).

Peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah produksi gas dan kinetik produksi gas.

Hasil analisis ragam menunjukan bahwa perlakuan yang diberikan berpengaruh nyata (P < 0.05) terhadap peningkatan produksi dan kinetik gas.

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa perlakuan penambahan PEG 10% menghasilkan nilai produksi dan kinetik gas hasil fermentasi kulit buah kopi yang lebih baik dibandingkan dengan perlakuan lainnya.

Kata Kunci : Kulit Buah Kopi, PEG, Produksi gas, Kinetik gas, Invitro

Pendahuluan

Page 51: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

51

Hijauan makanan ternak merupakan sumber pakan utama untuk ternak ruminansia yang harus dipenuhi baik secara kualitas, kuantitas, maupun kontinuitas. Sebagai pakan utama proporsi hijauan yang diberikan kepada ternak ruminansia berkisar 60-75%. Pengadaan hijauan sebagai pakan ternak ruminansia sering mengalami kendala, baik karena faktor musim maupun ketersediaan lahan. Pada musim hujan produksi hijauan melimpah akan tetapi saat musim kemarau produksinya berkurang. Selain itu, adanya penyempitan lahan pertanian juga menjadi masalah dalam ketersediaan hijauan.

Beberapa kendala tersebut akan sangat berpengaruh terhadap peningkatan populasi ternak jika tidak segera diatasi. Mengingat berbagai kendala tersebut, maka perlu dilakukan upaya untuk mengurangi resiko kekurangan pakan dengan memanfaatkan limbah pertanian dan limbah agro-industri yang belum termanfaatkan dengan baik dan tersedia cukup banyak di daerah setempat serta tidak bersaing dengan manusia.

Salah satu limbah yang bisa dimanfaatkan sebagai pakan ternak adalah kulit buah kopi. Kulit buah kopi merupakan komponen terbesar dari pengolahan buah kopi yang sampai saat ini belum termanfaatkan. Kulit buah kopi mengandung komposisi nutrisi yaitu: bahan kering 87.4%, lemak 2.5%, protein kasar 11.2%, BETN 44.4% dan abu 8.3% (Latief dkk, 1999).

Kulit buah kopi mempunyai potensi untuk dijadikan bahan pakan ternak ruminan, namun pemanfaatan kulit buah kopi mempunyai faktor pembatas karena mengandung tannin, kafein dan lignin. Tannin merupakan salah satu zat antinutrisi pada kulit buah kopi yang menyebabkan keterbatasan peng-gunaannya pada ransum ternak.

Tannin menjadi faktor pembatas dalam pengunaan kulit buah kopi sebagai ransum ternak ruminansia.Tannin pada kulit buah kopi dapat menghambat kerja enzim yang dihasilkan oleh mikroba rumen. Hal ini yang menyebabkan rendahnya nilai fermentabilitas kulit buah

Page 52: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

52

kopi (Prafty, 2006). Oleh karena itu perlu dilakukan upaya untuk mendeaktivasi tannin dengan Polyethilene glikol (PEG). Penggunaan PEG sebagai zat yang dapat berperan dalam deaktifasi telah banyak dilaporkan. Madibela dkk (2006) melaporkan hasil penelitian deaktifasi tannin dengan penambahan PEG 80 mg dapat meningkatkan kecernaan bahan kering Acasia dan Mophane. Selanjutnya penambahan PEG dapat meningkatkan produksi gas fermentasi acacia 22%, beach acacia 71% dan red calliandra 211% (Getachew, 2004).

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pemberian PEG pada kulit buah kopi terhadap profil produksi dan kinetik gas secara in vitro. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan informasi tentang degradabilitas limbah berserat tinggi serta teknik pengolahannya agar dapat digunakan sebagai bahan pakan ternak ruminansia.

Materi dan MetodaAlat dan Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kulit buah kopi, McDougall, gas CO2, HgCl2, cairan rumen yang diambil dari sapi berfistula. Polyethilene Glikol (PEG) 6000, aquades. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cawan poselin, gegep, termos, botol serum 150 ml, neraca analitik, glass shyringe, labu ukur 1000 ml, kain kasa, corong plastik, gelas piala, shakerbath, clamper dan decamper, spuit 50 ml, kertas whatman 41, pH meter, tabung reaksi, tutup karet dan aluminium, gelas piala 2000 ml, thermometer dan lain-lain.

Pelaksanaan InkubasiInkubasi dilaksanakan menurut Tilley dan Terry

(1963) yaitu sebagai berikut: tabung fermentor yang berukuran 150 ml yang telah berisi sampel 0,5 gr yang telah dioven dimasukan PEG kemudian dimasukan campuran larutan buffer dengan inokulan sebanyak 40 ml sambil alirkan gas CO2 kedalam tabung fermentor selama

Page 53: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

53

30 detik untuk memperoleh kondisi anaerob. Buat blanko yang berisi cairan rumen dan buffer. Tabung yang telah selesai diisi langsung ditutup dengan tutup karet kemudian diklep agar tutup benar-benar rapat dan yang terdapat di dalam tabung tidak keluar dari bibir tabung lalu dimasukan ke dalam oven dengan suhu 390 C dan inkubasi selama 96 jam dengan periode inkubasinya adalah 8, 16, 24, 36, 48, 72, 96 jam. Akhir periode 96 jam pH diukur dan teteskan 2 tetes HgCl2 jenuh untuk membunuh mikroba. Hitung kandungan bahan kering serta bahan organik.

Peubah yang diamati1. Pengukuran Produksi gas

Pengukuran gas dilakukan dengan cara menyuntikan glass syringe (piston pipet) berukuran 20 ml ke dalam tutup karet botol serum pada inkubasi 8, 16, 24, 36, 48, 72 dan 96 jam. Terdapatnya gas ditandai dengan melihat skala glass syringe yang tertera. Untuk memperoleh produksi gas komulatif dilakukan dengan menjumlahkan hasil pengukuran produksi gas tiap jam inkubasi. Perhitungan total produksi gas yang didapat kemudian dikonversikan kedalam bobot 0.5 gr BK.2. Kinetik Produksi Gas

Untuk menghitung kinetik produksi gas dari bahan yang diuji digunakan persamaan Ørskov dan McDonald (1979) meng-gunakan program neway:

Y = a + b ( 1 – e -ct), dimana:Y : Laju produksi gas pada waktu tA : Produksi gas dari bahan yang mudah terfermentasib : Bagian bahan yang sulit terdegradasi tapi potensialc : Laju produksi gas bt : Waktu inkubasi jame : Konstanta

Pada kinetik produksi gas parameter yang diamati adalah lag time (t), total produksi gas potensial (a+b)

Page 54: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

54

dimana nilai a tidak dihitung dan efektivitas degradasi. Efektivitas degradasi dihitung menggunakan outflow rate (k) 4% perjam dengan persamaan a+bxc / (c+k) x EXP(-(c+k)xT).

Rancangan PercobaanPenelitian ini menggunakan Rancangan Acak

Lengkap (RAL) 5x5 dengan 5 perlakuan dan 5 ulangan, yang terdiri dari :

P0 = Penambahan PEG kedalam kulit buah kopi 0%P1 = Penambahan PEG kedalam kulit buah kopi 5%P2 = Penambahan PEG kedalam kulit buah kopi 10%P3 = Penambahan PEG kedalam kulit buah kopi 15%P4 = Penambahan PEG kedalam kulit buah kopi 20%

Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis ragam (Anova), untuk melihat perbedaan antar perlakuan dilanjutkan dengan uji Duncan (Steel dan Torrie, 1991).

Hasil Dan PembahasanTotal Produksi Gas

Hasil pengukuran total produksi gas kulit buah kopi yang mendapat perlakuan tercantum pada Tabel 1.

Tabel 1. Rataan Total Produksi Gas (ml/0.5 gr BK)

Perlakuan RataanP0P1P2P3P4

60.77c

66.99b

70.40a

69.54ab

70.11a

Keterangan : Angka yang diikuti superskrip huruf kecil yang berbeda menunjukan perbedaan nyata (P < 0.05).

Page 55: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

55

Hasil analisis ragam menunjukan bahwa perlakuan penambahan PEG pada kulit buah kopi berpengaruh nyata meningkatkan (P<0.05) total produksi gas yang dihasilkan. Uji jarak Duncan menunjukan bahwa total produksi gas P2 nyata lebih tinggi dibanding P0 dan P1 tetapi tidak nyata terhadap P3 dan P4, P3 berbeda nyata lebih tinggi terhadap P0 tetapi tidak berbeda terhadap P1. Sedangkan P4 berbeda nyata lebih tinggi terhadap P0 dan P1.

Peningkatan produksi gas yang terjadi merupakan efek dari penambahan PEG dalam menghambat efek tannin dari kulit buah kopi. Getachew (2004) menyatakan bahwa PEG memiliki sifat pengikat tannin yang sangat kuat (strongly binds to tannin) sehingga dapat menghambat efek biologi dari tannin. Hal ini menunjukan bahwa perlakuan penambahan PEG sangat efektif terhadap perbaikan kecernaan kulit buah kopi.

Profil Produksi GasGambaran profil produksi gas hasil fermentasi di

ukur dengan model persamaan Ørskov dan McDonald (1979) Y = a + b (1 – e –ct), menggunakan program Neway. Gambaran produksi gas komulatif tercantum pada Gambar 1.

Page 56: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

56

8 16 24 36 48 72 9627

12172227323742475257626772

Waktu Inkubasi (Jam)

P0P1P2P3Pr

oduk

si Ga

s Kum

ulati

f(m

l/0.

5 gr

BK)

Gambar.1. Laju Produksi Gas Komulatif (ml/0,5gr BK)

Hasil analisis ragam menunjukan bahwa penggunaan PEG nyata berpengaruh (P<0.05) dalam meningkatkan produksi gas fermentasi kulit buah kopi. Dari gambar diatas terlihat bahwa semakin lama waktu inkubasi maka semakin tinggi produksi gas kumulatif fermentasi kulit buah kopi yang dihasilkan. Dari gambar diatas juga dapat dilihat bahwa perlakuan penggunaan PEG memiliki jumlah produksi gas kumulatif yang tinggi dibanding dengan P0 tanpa penggunaan PEG. Fakta ini membuktikan bahwa pemberian PEG pada kulit buah kopi dapat menghasilkan gas fermentasi yang baik.Hasil uji Duncan memperlihatkan bahwa produksi gas kumulatif P0 terlihat lebih rendah dibanding dengan masing-masing

Page 57: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

57

perlakuan hal ini membuktikan bahwa kontrol (P0) memiliki produksi gas kumulatif yang lebih rendah. Jika dilihat P1 lebih rendah dibanding dengan P2, P3, dan P4 akan tetapi lebih tinggi dibanding kontrol (P0). Gambar P2, P3 dan P4 terlihat saling berhimpitan ini dapat disimpulkan bahwa produksi gas kumulatif ketiganya cendrung hampir sama. Rata-rata produksi gas komulatif tertinggi dicapai pada perlakuan P2 (70.40), diikuti oleh P4 (70.11), P3 (69.54), P1 (66.99) dan P0 (60.77). Tingginya total produksi gas komulatif yang terjadi terhadap perlakuan dibandingkan dengan kontrol merupakan pengaruh positif dalam peningkatan aktifitas mikroba rumen karena adanya PEG tersebut.

Sementara itu gambaran laju produksi gas (ml/0.5 gr BK) selama inkubasi dapat dilihat pada Gambar 2.

8 16 24 36 48 72 960

2

4

6

8

10

12

14

16

Waktu Inkubasi (Jam)

P0P1P2P3P4

Laju

Pro

duks

i Gas

(ml/

0.5

gr B

K)

Page 58: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

58

Gambar. 2. Laju Produksi Gas (ml/0,5gr BK)

Berdasarkan Gambar 2 terlihat bahwa semakin lama waktu inkubasi yang digunakan dalam fermentasi zat makanan dalam rumen laju produksi yang dihasilkan semakin menurun. Hal ini disebabkan semakin lama waktu inkubasi jumlah substrat yang tersedia semakin berkurang. Berdasarkan Gambar 2 juga dapat dilihat bahwa laju produksi gas yang mendapatkan penambahan PEG lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak mendapatkan penambahan PEG. Fakta ini membuktikan bahwa penambahan PEG dapat mempercepat laju produksi gas fermentasi kulit buah kopi sehingga efisiensi fermentasi semakin jadi lebih baik. Pada 8 jam pertama perlakuan P4 memiliki laju produksi gas paling tinggi kemudian diikuti oleh P3, P2, P1, dan P0.

Perbedaan yang nyata yang diperlihatkan oleh perlakuan terhadap kontrol dalam penelitian ini disebabkan karena peran PEG dalam deaktivasi tannin yang dapat menghambat kerja enzim oleh mikroba rumen sehingga menyebabkan rendahnya produksi gas. Hasil penelitian Getachew (2004) melaporkan bahwa penambahan PEG mampu mendeaktivasi tannin yang ditunjukan dengan peningkatan produksi gas fermentasi acacia 22%, beach acacia 71% dan red calliandra 211%.

Kinetik Produksi GasFermentasi bahan pakan didalam rumen selain

menghasilkan VFA juga menghasilkan gas. Produksi gas menggambarkan nutrien yang dapat terfermentasi. Hasil pengukuran kinetik produksi gas dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Kinetik Produksi Gas In Vitro P0, P1, P2, P3, dan P4.

Page 59: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

59

Keterangan : Angka yang diikuti superskrip huruf kecil yang berbeda pada baris yang sama menunjukan perbedaan nyata (P < 0.05)

Lag TimeLag time adalah waktu dimana gas pertama kali

dihasil-kan dari proses fermentasi. Hasil analisis ragam menunjukan bahwa perlakuan pemberian PEG berpengaruh nyata (P<0.05) dalam meningkatkan lag time kulit buah kopi. Uji Duncan memperlihatkan bahwa P0 memiliki nilai lag time yang nyata (P<0.05) lebih cepat dibandingkan dengan yang mendapat perlakuan penambahan PEG. Dari tabel 2 terlihat bahwa lag time P0 mulai terjadi setelah 2.9 jam inkubasi artinya setelah 2.9 jam P0 sudah mengalami proses degradasi. Diikuti oleh P3 (3.74 jam), P4 (3.76 jam), P2 (3.98 jam) dan P1 (3.98 jam). Hal ini disebabkan karena kerja PEG selain mengikat tannin kemungkinan juga berikatan dengan fraksi yang mudah larut seperti gula-gula sederhana serta protein. Meskipun P0 memiliki nilai lag time yang lebih singkat, namun setelah komponen mudah larut terfermentasi, waktu yang dibutuhkan untuk memfermentasi komponen yang tidak mudah larut lebih lama dibandingkan dengan yang mendapat perlakuan penambahan PEG.

Rata-rata lag time yang diperoleh dalam penelitian ini jauh lebih lama dibandingkan dengan hasil penelitian Novrima (2005) yang menggunakan rumput raja, tongkol jagung, bagase tebu, dan campuran ketiga limbah, dengan nilai Lag time terjadi setelah 6 menit inkubasi. Hal ini diduga karena adanya perbedaan kandungan zat

Page 60: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

60

makanan, sifatnya serta adanya efek anti nutrisi dari bahan tersebut. Kandungan selulosa dan glukosa sangat mempengaruhi proses fermentasi dirumen karena merupakan sumber energi yang potensial bagi mikroba rumen. Sesuai dengan Van Soest (1994) bahwa nutrisi bahan pakan yang potensial sebagai sumber energi adalah karbohidrat yang mudah larut dalam air, karena akan mengalami proses degradasi dan hidrolisis setelah masuk kedalam rumen. Walaupun demikian lag time yang cepat tidak dapat menentukan bahwa perlakuan tersebut baik, namun perlu dilihat besarnya jumlah substrat terfermentasi yang bercermin dari jumlah produksi gas nya.

Produksi Gas PotensialProduksi gas potensial merupakan total produksi

gas dari bahan yang mudah terfermentasi (a) dan bahan yang sulit terfermentasi tapi potensial (b). Produksi gas potensial yang diukur dalam penelitian ini dilakukan dengan mengabaikan nilai a. Rataan nilai produksi gas potensial (b) dapat dilihat pada Tabel 2. Hasil analisis ragam menunjukan bahwa perlakuan pemberian PEG nyata (P<0.05) berpengaruh dalam meningkatkan total produksi gas fermentasi kulit buah kopi. Hal ini memperkuat dugaan bahwa dengan penambahan PEG terhadap kulit buah kopi sangat efektif dalam peningkatan fermentabilitas kulit buah kopi. Tingginya produksi gas yang dihasilkan pada kulit buah kopi pada penelitian ini disebabkan oleh peran PEG dalam mengikat tannin yang bersifat protektif terhadap kerja enzim yang dihasilkan oleh mikroba rumen. Sesuai dengan pendapat Jackson (1996) yang menyatakan bahwa tannin merupakan senyawa antinutrisi yang menghambat kerja dari enzim mikroba rumen, bersifat stabil pada pH 3.5 – 7 dan akan melemah pada pH dibawah 3. Lebih lanjut dinyatakan bahwa pada kondisi di rumen ikatan tannin bersifat stabil dan akan melemah di abomasum sehingga

Page 61: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

61

zat makanan dapat dicerna diusus halus terutama protein dan senyawa karbohidrat yang mudah larut.

Efektifitas Degradasi (ED)Efektifitas Degradasi berkaitan erat dengan nilai b,

a+b, maupun nilai c. Hasil penghitungan ED dapat dilihat dalam Tabel 2. Hasil analisis ragam menunjukan bahwa perlakuan pemberian PEG berpengaruh nyata (P<0.05) dalam meningkatkan nilai ED. Semakin tinggi nilai ED kulit buah kopi maka akan semakin baik pengunaannya sebagai pakan ternak. Hal ini membuktikan bahwa dengan penggunaan PEG dapat meningkatkan nilai Efektifitas Degradasi kulit buah kopi dalam rumen. Rata-rata nilai yang diperoleh adalah sebesar 26-31 % hal ini berarti kulit buah kopi efektif didegradasi dalam rumen adalah 26-31%.

Nilai ED kulit buah kopi yang diperoleh pada penelitian ini jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan nilai ED yang diperoleh Prafty (2006) yakni sebesar 12-13% pada kulit buah kopi melalui beberapa perlakuan alkali.

KesimpulanPerlakuan penambahan PEG 10% menghasilkan

nilai produksi dan kinetik gas hasil fermentasi kulit buah kopi yang lebih baik dibanding dengan perlakuan lainnya.

Daftar PustakaGetachew, G., H. P. S. Makkar., and K. Becker. 2004.

Tannins in tropical browses : Effects on in vitro microbial fermentation and microbial protein synthesis in media containing different amount of nitrogen. J. Agric. Food Chem. 48:3581-8

Jackson, F. C, T. N. Barry., C. Lascano dan B. Palmer. 1996. The extractable and bound condenced tannin content of leaves from tropical tree, shurb and forage legumes. J. Sci. Food. Agric. Pp 1-8.

Page 62: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

62

Latief, A. R. Murni dan S. D. Widyawati. 1999. Perlokasi pra ensilase dalam upaya peningkatan mutu silase kulit buah kopi dan laju penyusutan zat-zat makanan In Sacco. Laporan Penelitian. Fakultas Peternakan. Universitas Jambi. Jambi.

Madibela, O. R., O. Seitshiro., and M. E. Mochankana. 2006. Deactivation effects of Polyethilene Glicol (PEG) on in vitro dry matter digestibility of Colophospermum (Mophane) and acacia browse trees in Botswana. Pakistan Journal of Nutrition 5 (4): 343-347.

Novrima, R. 2005. Profil degradasi beberapa limbah berserat tinggi dengan menggunakan teknik in vitro gas. Skripsi Universitas Jambi. Fakultas Peternakan, Universitas Jambi.

Ørskov. E. R. 1991. Manipulation of fiber digestion in the rumen. Procceding of Nutrition Society. Vol 50:187-196.

Prafty, I.2006. Peningkatan kualitas kulit buah kopi melalui bebrapa perlakuan alkali yang dievaluasi menggunakan teknik in vitro gas. Skripsi Universitas Jambi. Fakultas Peternakan, Universitas Jambi.

Steel R.G.D. and Torrie J.H.1991. Principles and Procedures of Statistics. Second Edition. (McGraw-hill book Company Aukkland, New Zealand).

Tilley, J. M. A. And R. A. Terry. 1963. A two stage technique for the in vitro digestion of forage crops. Journal of British Grassland Society, 18 : 104-111.

Van Soest, P. J. 1994. Nutritional Ecology of Ruminant. (2nd

ed). Cornell University Press.USA.476 p.

Page 63: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

63

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTRUKTIVISME DALAM MENGURANGI

MISKONSEPSI SISWA PADA PELAJARAN FISIKA

Oleh : Sahara Lubis

Abstrak

Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan model pembelajaran kontruktivisme dalam mengurangi miskonsepsi siswa pada pelajaran fisika. Penulisan ini menggunakan metode tinjauan literatur (library research). Dari pembahasan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran fisika dengan model belajar konstruktivis tidak berorientasi pada produk tetapi

Page 64: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

64

berorientasi pada proses. Pembelajaran tidak dirasakan sebagai suatu proses pembebanan yang semata-mata berorientasi pada kemampuan siswa dalam merefleksikan apa yang dikerjakan atau diinformasikan guru. Model belajar konstruktivis sangat memperhatikan jaringan ide-ide yang ada dalam struktur kognitif siswa. Transformasi pengetahuan dalam konstruktivisme adalah pergeseran siswa sebagai penerima pasif informasi menjadi pengkonstruksi aktif dalam proses pembelajaran. Siswa dipandang sebagai subyek yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan kemampuan masing-masing. Pembelajaran fisika sangat sarat dengan konsep-konsep yang membutuhkan penalaran tinggi, sehingga para guru fisika sebaiknya selalu memperhatikan penalaran formal yang telah dimiliki siswa.

Kata kunci : pembelajaran kontruktivisme dan miskonsepsi siswa

1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

Dalam era globalisasi ini, sumber daya manusia yang berkualitas akan menjadi tumpuan utama agar suatu bangsa dapat berkompetisi. Sehubungan dengan hal tersebut, pendidikan formal merupakan salah satu wahana dalam membangun sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan IPA (fisika) sebagai bagian dari pendidikan formal seharusnya ikut memberi kontribusi dalam membangun sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Fisika sebagai salah satu cabang IPA yang pada dasarnya bertujuan untuk mempelajari dan menganalisis pemahaman kuantitatif gejala atau proses alam dan sifat zat serta penerapannya (Wospakrik, 1994 : 1). Pendapat tersebut diperkuat oleh pernyataan bahwa fisika merupakan suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari bagian-bagian dari alam dan interaksi yang ada di dalamnya. Ilmu fisika membantu kita untuk

Page 65: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

65

menguak dan memahami tabir misteri alam semesta ini (Surya, 1997: 1).

Penyebab umum masih rendahnya hasil pendidikan fisika yang secara umum diterima oleh para guru fisika adalah adanya miskonsepsi dan kondisi pembelajaran yang kurang memperhati-kan prakonsepsi yang dimiliki siswa. Penyebabnya mungkin karena para guru fisika mengajar berdasarkan asumsi tersembunyi bahwa pengetahuan dapat dipindahkan secara utuh dari pikiran guru ke pikiran siswa. Dengan asumsi tersebut mereka memfokuskan diri pada upaya penuangan pengetahuan ke dalam kepala para siswanya (Sadia, 1997:1).

Piaget mengemukakan bahwa pengetahuan tersebut meliputi pengetahuan fisik, pengetahuan logika-matematika dan pengetahuan sosial. Tidak semua pengetahuan dapat diterima dengan mudah oleh siswa. Hal ini dapat diketahui dari contoh yang dikemukakan oleh Piaget yaitu pengetahuan sosial seperti nama hari, tanda atom dan lambang matematika dapat dipelajari secara langsung. Tetapi pengetahuan fisik dan logika matematika tidak dapat ditransfer secara utuh dari pikiran guru ke pikiran siswa tetapi harus dibangun di dalam pikiran siswa sendiri sebagai usaha keras siswa untuk mengorganisasi pengalaman-pengalamannya dalam hubungannya dengan skema atau struktur mental yang telah ada sebelumnya.

Miskonsepsi pada siswa yang muncul secara terus menerus dapat mengganggu pembentukan konsepsi ilmiah. Pembelajaran yang tidak memperhatikan miskonsepsi menyebab-kan kesulitan belajar dan akhirnya akan bermuara pada rendahnya prestasi belajar mereka. Pandangan tradisional yang menganggap bahwa pengetahuan dapat dipindahkan secara utuh dari pikiran guru ke pikiran siswa perlu digeser menuju pandangan konstruktivisme yang berasumsi bahwa pengetahuan dibangun dalam diri siswa (Howe, 1996 : 45).

Secara khusus diperlukan perubahan pola pikir yang digunakan sebagai landasan pendidikan. Pada

Page 66: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

66

umumnya kegiatan belajar mengajar lebih menekankan pada pengajaran dari pada pembelajaran. Pembelajaran diartikan sebagai perubahan dalam kemampuan, sikap, atau perilaku siswa yang relatif permanen sebagai akibat dari pengalaman atau pelatihan. Pola pikir pembelajaran pun perlu diubah dari sekedar memahami menuju pada penerapan konsep dan prinsip keilmuwan. Dalam pilar-pilar pembelajaran dari UNESCO, selain terjadi learning to know (pembelajaran untuk tahu), juga harus terjadi learning to do (kemampuan untuk berbuat). Pembelajaran terfokus pada siswa, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan mediator. Dalam menjalankan fungsinya sebagai fasilitator dan mediator pembelajaran, pada saat munculnya miskonsepsi, guru menyajikan konflik kognitif sehingga terjadi ketidakseimbangan (disekualibrasi) pada diri siswa. Konflik kognitif yang disajikan guru, diharapkan dapat menyadarkan siswa atas kekeliruan konsepsinya dan pada akhirnya mereka merekonstruksi konsepsinya menuju konsepsi ilmiah. Dengan demikian pembelajaran IPA akan menimbulkan suasana belajar yang bermakna (meaningful learning). Belajar bermakna terjadi bila informasi terkait dengan konsep-konsep yang relevan yang terdapat dalam struktur kognitif (Dahar, 1988 : 112). Pengubahan konsepsi yang dilakukan dengan menyajikan proses pembelajaran dengan Model konstruktivis ini berpijak pada konstruktivisme Piagetian dan Vygotskian.

Miskonsepsi yang dialami siswa secara umum bersifat resisten dalam pembelajaran, sedangkan di sisi lain anak-anak memiliki penalaran formal yang berbeda-beda. Dalam hal ini, siswa membutuhkan suatu model pembelajaran yang tepat agar pembelajaran menjadi lebih bermakna. Dengan demikian dalam Penulisan ini dipilih judul model belajar konstruktivis dalam meminimalkan miskonsepsi siswa tentang pelajaran fisika.

1.2. Tujuan Penulisan

Page 67: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

67

Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan model pembelajaran kontruktivisme dalam mengurangi miskonsepsi siswa pada pelajaran fisika.

1.3. Metode PenulisanPenulisan ini menggunakan metode tinjauan

literatur (library research).

2. Uraian Teoritis2.1. Pembelajaran Konstruktivisme

Teori konstruktivisme adalah bahwa dalam proses pembelajaran, si belajarlah yang harus mendapatkan penekanan. Merekalah yang harus aktif mengembangkan pengetahuan mereka, bukan pembelajar atau orang lain. Mereka yang harus bertanggung jawab terhadap hasil belajarnya. Penekanan belajar siswa secara aktif ini perlu dikembangkan. Kreativitas dan keaktifan siswa akan membantu mereka untuk berdiri sendiri dalam kehidupan kognitif siswa. Belajar lebih diarahkan pada experimental learning yaitu merupakan adaptasi kemanusiaan berdasarkan pengalaman konkrit di laboratorium, diskusi dengan teman sekelas, yang kemudian dikontemplasikan dan dijadikan ide dan pengembangan konsep baru. Karenanya aksentuasi dari mendidik dan mengajar tidak terfokus pada si pendidik melainkan pada pebelajar.

Beberapa hal yang mendapat perhatian pembelajaran konstruktivistik, yaitu: (1) mengutamakan pembelajaran yang bersifat nyata dalam kontek yang relevan, (2) mengutamakan proses, (3) menanamkan pembelajran dalam konteks pengalaman social, (4) pembelajaran dilakukan dalam upaya mengkonstruksi pengalaman.

Hakikat pembelajaran konstruktivistik adalah non-objective, bersifat temporer, selalu berubah, dan tidak menentu. Belajar dilihat sebagai penyusunan pengetahuan dari pengalaman konkrit, aktivitas kolaboratif, dan refleksi serta interpretasi. Mengajar berarti menata lingkungan agar isi belajar termotivasi

Page 68: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

68

dalam menggali makna serta menghargai ketidakmenentuan. Atas dasar ini maka si belajar akan memiliki pemahaman yang berbeda terhadap pengetahuan tergentung pada pengalamannya, dan perspektif yang dipakai dalam menginterpretasikannya.

2.2. Pengertian Miskonsepsi Novak (1984 : 20) mendefinisikan miskonsepsi

sebagai suatu interpretasi konsep-konsep dalam suatu pernyataan yang tidak dapat diterima. Suparno (1998 : 95) memandang miskonsepsi sebagai pengertian yang tidak akurat akan konsep, penggunaan konsep yang salah, klasifikasi contoh-contoh yang salah, kekacauan konsep-konsep yang berbeda dan hubungan hierarkis konsep-konsep yang tidak benar. Dari pengertian di atas miskonsepsi dapat diartikan sebagai suatu konsepsi yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah atau pengertian yang diterima oleh para ilmuwan. Miskonsepsi didefinisikan sebagai konsepsi siswa yang tidak cocok dengan konsepsi para ilmuwan, hanya dapat diterima dalam kasus-kasus tertentu dan tidak berlaku untuk kasus-kasus lainnya serta tidak dapat digeneralisasi. Konsepsi tersebut pada umumnya dibangun berdasarkan akal sehat (common sense) atau dibangun secara intuitif dalam upaya memberi makna terhadap dunia pengalaman mereka sehari-hari dan hanya merupakan eksplanasi pragmatis terhadap dunia realita. Miskonsepsi siswa mungkin pula diperoleh melalui proses pembelajaran pada jenjang pendidikan sebelumnya (Sadia, 1996:13).

Penyebab dari resistennya sebuah miskonsepsi karena setiap orang membangun pengetahuan persis dengan pengalamannya. Sekali kita telah membangun pengetahuan, maka tidak mudah untuk memberi tahu bahwa hal tersebut salah dengan jalan hanya memberi tahu untuk mengubah miskonsepsi itu. Jadi cara untuk mengubah miskonsepsi adalah dengan jalan mengkonstruksi konsep baru yang lebih cocok untuk

Page 69: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

69

menjelaskan pengalaman kita (Bodner, 1986 : 14). Sejumlah miskonsepsi sangatlah bersifat resistan, walaupun telah diusahakan untuk menyangkalnya dengan penalaran yang logis dengan menunjukkan perbedaannya dengan pengamatan-pengamatan sebenarnya, yang diperoleh dari peragaan dan percobaan yang dirancang khusus untuk maksud itu. Jumlah siswa yang berpegang terus pada miskonsepsi cenderung menurun dengan bertambahnya umur mereka dan makin tingginya strata pendidikan mereka. Keterampilan siswa dalam mengubah-ubah bentuk matematis rumus-rumus yang menyatakan hukum-hukum fisika dan kelincahan mereka dalam menggunakan rumus untuk memecahkan soal-soal kuantitatif dapat menyembunyikan miskonsepsi mereka tentang hukum-hukum itu. Belum tentu mereka dapat menyembunyikan hukum-hukum itu secara kualitatif, seperti misalnya besaran mana yang merupakan sebab dan besaran mana yang merupakan akibat pada penerapan hukum Ohm (Wilarjo, 1998 : 55).

Jadi dapat disimpulkan bahwa menurut paradigma konstruktivis, dalam pikiran setiap orang terdapat skemata. Melalui skemata itu ia mampu membangun gambaran mental tentang gejala-gejala yang dialaminya. Miskonsepsi didefinisikan sebagai konsepsi siswa yang tidak cocok dengan konsepsi yang benar, hanya dapat ditemukan dalam kasus-kasus tertentu dan tidak berlaku untuk kasus-kasus lainnya serta tidak dapat digeneralisasi. Miskonsepsi akan terbentuk bila gambaran mental seseorang tidak sesuai dengan konsepsi seorang ilmuwan. Suatu miskonsepsi muncul bila gambaran tersebut dibayangkan secara intuitif oleh seseorang atas dasar pengalaman sehari-harinya. Dalam menangani miskonsepsi yang dipunyai siswa, kiranya perlu diketahui lebih dahulu konsep-konsep alternatif apa saja yang dipunyai siswa dan dari mana mereka mendapatkannya. Dengan demikian kita dapat memikirkan bagaimana mengatasinya.

Page 70: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

70

2.3. Konsep-Konsep Altarnatif SiswaDiperlukan cara-cara mengidentifikasi atau

mendeteksi salah pengertian tersebut yaitu melalui peta konsep, tes essai, interview klinis dan diskusi kelas (Novak, 1985 : 94).a. Peta Konsep (Concept Maps)

Novak (1985 : 94) mendefinisikan peta konsep sebagai suatu alat skematis untuk merepresentasikan suatu rangkaian konsep yang digambarkan dalam suatu kerangka proposisi. Peta itu mengungkapkan hubungan-hubungan yang berarti antara konsep-konsep dan menekankan gagasan-gagasan pokok. Peta konsep disusun hierarkis, konsep esensial akan berada pada bagian atas peta. Miskonsepsi dapat diidentifikasi dengan melihat hubungan antara dua konsep apakah benar atau tidak. Biasanya miskonsepsi dapat dilihat dalam proposisi yang salah dan tidak adanya hubungan yang lengkap antar konsep. Pearsal (1996 : 199) menyatakan bahwa dengan peta konsep kita dapat melihat refleksi pengetahuan yang dimiliki siswa. Dengan mencermati kompleksitas peta konsep tersebut kita dapat mendeteksi konsep-konsep mana yang kurang tepat dan sekaligus perubahan konsepnya. Untuk lebih melihat latar belakang susunan peta konsep tersebut ada baiknya peta konsep itu digabung dengan interview klinis. Dalam interview itu siswa diminta mengungkapkan lebih mendalam gagasan-gagasannya.b. Tes Esai Tertulis

Guru dapat mempersiapkan suatu tes esai yang memuat beberapa konsep fisika yang memang mau diajarkan atau yang sudah diajarkan. Dari tes tersebut dapat diketahui salah pengertian yang dibawa siswa dan salah pengertian dalam bidang apa. Setelah ditemukan salah pengertiannya, beberapa siswa dapat diwawancarai untuk lebih mendalami mengapa mereka punya gagasan seperti itu. Dari wawancara itulah akan kentara dari mana salah pengertian itu dibawa.

Page 71: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

71

c. Interview klinisInterview klinis dilakukan untuk melihat

miskonsepsi pada siswa. Guru memilih beberapa konsep fisika yang diperkirakan sulit dimengerti siswa, atau beberapa konsep fisika yang essensial dari bahan yang mau diajarkan. Kemudian, siswa diajak untuk mengekspresikan gagasan mereka mengenai konsep-konsep di atas. Dari sini dapat dimengerti latar belakang munculnya miskonsepsi yang ada dan sekaligus ditanyakan dari mana mereka memperoleh miskonsepsi tersebut.d. Diskusi dalam Kelas

Dalam kelas siswa diminta untuk mengungkapkan gagasan mereka tentang konsep yang sudah diajarkan atau yang mau diajarkan. Dari diskusi di kelas itu dapat dideteksi juga apakah gagasan/ide mereka tepat atau tidak (Harlen, 1992:176). Dari diskusi tersebut, guru atau seorang peneliti dapat mengerti konsep-konsep alternatif yang dipunyai siswa. Cara ini lebih cocok digunakan pada kelas yang besar dan juga sebagai penjajakan awal.Miskonsepsi sangatlah resisten dalam pembelajaran bila tidak diperhatikan dengan seksama oleh guru.

3. PembahasanDalam makalah ini yang menjadi tahapan-tahapan

terhadap penerapan model pembelajaran konstruktivis merupakan modifikasi dari dua model konstruktivis yang telah dikemukakan yaitu model konstruktivis Harlen (1992:51) dan Sadia (1996:87). Tahapan-tahapan pengembangan model konstruktivis ini nantinya sangat memperhatikan prior knowledge dan miskonsepsi-miskonsepsi yang terdapat pada diri siswa, yang menempati posisi yang sentral baik dalam menyusun maupun implementasi program pembelajaran.

Tahapan-tahapan penerapan model konstruktivis dalam makalah ini mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :

Page 72: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

72

1. Identifikasi awal terhadap prior knowledge dan miskonsepsi. Identifikasiawal terhadap gagasan intuitif yang mereka miliki dalam mencandra lingkungannya dijaring untuk mengetahui kemungkinan-kemungkinan akan munculnya miskonsepsi yang menghinggapi struktur kognitif siswa. Identifikasi ini dilakukan dengan tes awal, interview klinis dan peta konsep.

2. Penyusunan Program Pembelajaran dan Strategi Pengubahan Miskonsepsi. Program pembelajaran dijabarkan dalam bentuk Satuan Pelajaran. Sedangkan strategi pengubahan miskonsepsi diwujudkan dalam bentuk modul kecil yang terdiri dari uraian materi yang memuat konsepkonsep esensial yang mengacu pada konsepsi awal siswa yang telah dijaring sebelum pembelajaran dilaksanakan. Dengan berpedoman pada pra konsepsi ini, siswa diharapkan merasa lebih mudah dalam mereduksi miskonsepsinya menuju konsepsi ilmiah.

3. Orientasi dan Elicitasi. Situasi pembelajaran yang kondusif dan mengasyikkan sangatlah perlu diciptakan pada awal-awal pembelajaran untuk membangkitkan minat mereka terhadap topik yang akan dibahas. Siswa dituntun agar mereka mau mengemukakan gagasan intuitifnya sebanyak mungkin tentang gejala-gejala fisika yang mereka amati dalam lingkungan hidupnya sehari-hari. Pengungkapan gagasan tersebut dapat melalui diskusi, menulis, ilustrasi gambar dan sebagainya. Gagasan-gagasan tersebut kemudian diper-timbangkan bersama. Suasana pembelajaran dibuat santai dan tidak menakutkan agar siswa tidak khawatir dicemoohkan dan ditertawakan bila gagasan-gagasannya salah. Guru harus menahan diri untuk tidak menghakiminya. Kebenaran akan gagasan siswa akan terjawab dan terungkap dengan sendirinya melalui penalarannya dalam tahap konflik kognitif.

Page 73: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

73

4. Refleksi. Dalam tahap ini, berbagai macam gagasan-gagasan yang bersifat miskonsepsi yang muncul pada tahap orientasi dan elcitasi direfleksikan dengan miskonsepsi yang telah dijaring pada tahap awal. Miskonsepsi ini diklasifikasikan berdasarkan tingkat kesalahan dan kekonsistenannya untuk memudahkan merestrukturisasinya.

5. Restrukturisasi Ide.a. Tantangan. Siswa diberikan pertanyaan-

pertanyaaan tentang gejalagejala yang kemudian dapat diperagakan atau diselidiki dalam praktikum. Mereka diminta untuk meramalkan hasil percobaan dan memberikan alasan untuk mendukung ramalannya itu.

b. Konflik Kognitif dan Diskusi Kelas. Siswa akan dapat melihat sendiri apakah ramalan mereka benar atau salah. Mereka didorong untuk menguji keyakinan dengan melakukan percobaan di laboratorium. Bila ramalan mereka meleset, mereka akan mengalami konflik kognitif dan mulai tidak puas dengan gagasan mereka. Kemudian mereka didorong untuk memikirkan penjelasan paling sederhana yang dapat menerangkan sebanyak mungkin gejala yang telah mereka lihat. Usaha untuk mencari penjelasan ini dilakukan dengan proses konfrontasi melalui diskusi dengan teman atau guru yang pada kapasitasnya sebagai fasilitator dan mediator.

c. Membangun Ulang Kerangka Konseptual. Siswa dituntun untuk menemukan sendiri bahwa konsep-konsep yang baru itu memiliki konsistensi internal. Menunjukkan bahwa konsep ilmiah yang baru itu memiliki keunggulan dari gagasan yang lama.

6. Aplikasi. Meyakinkan siswa akan manfaat untuk beralih konsepsi dari miskonsepsi menuju konsepi ilmiah. Menganjurkan mereka untuk menerapkan konsep ilmiahnya tersebut dalam berbagai macam situasi

Page 74: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

74

untuk memecahkan masalah yang instruktif dan kemudian menguji penyelesaiaanya secara empiris. Mereka akan mampu membandingkan secara eksplisit miskonsepsi mereka dengan penjelasan secara keilmuwan.

7. Review. Review dilakukan untuk meninjau keberhasilan strategi pembelajaran yang telah berlangsung dalam upaya mereduksi miskonsepsi yang muncul pada awal pembelajaran. Revisi terhadap strategi pembelajaran dilakukan bila miskonsepsi yang muncul kembali bersifat sangat resisten. Hal ini penting dilakukan agar miskonsepsi yang resisten tersebut tidak selamanya menghinggapi struktur kognitif, yang pada akhirnya akan bermuara pada kesulitan belajar dan rendahnya prestasi siswa bersangkutan.

4. Kesimpulan 1. Pembelajaran fisika dengan model belajar

konstruktivis tidak berorientasi pada produk tetapi berorientasi pada proses. Pembelajaran tidak dirasakan sebagai suatu proses pembebanan yang semata-mata berorientasi pada kemampuan siswa dalam merefleksikan apa yang dikerjakan atau diinformasikan guru.

2. Model belajar konstruktivis sangat memperhatikan jaringan ide-ide yang ada dalam struktur kognitif siswa. Transformasi pengetahuan dalam konstruktivisme adalah pergeseran siswa sebagai penerima pasif informasi menjadi pengkonstruksi aktif dalam proses pembelajaran. Siswa dipandang sebagai subyek yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan kemampuan masing-masing.

3. Pembelajaran fisika sangat sarat dengan konsep-konsep yang membutuhkan penalaran tinggi, sehingga para guru fisika sebaiknya selalu memperhatikan penalaran formal yang telah dimiliki siswa.

Page 75: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

75

Daftar Pustaka

Dahar, R.W. 1989. Teori-Teori Belajar. Jakarta : Erlangga.Davis, Russel G. 1980. Planning Education for

Development: Volume Issue and Problems in The Planning of Education in Developing Coutries. Cambridge. Massachusetts.

Gardner., White Blythe. 1992. Multiple Modalities of Learning (Multiple Ontelligences).USA : CORD Communications, Inc

Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning. Jakarta : Grasindo.Novak, J. D and Bob Gowin. 1985. Learning How to Learn.

Cambridge University Press.Pannen Paulina, dkk. 2005. Konstruktivisme dalam

Pembelajaran. Jakarta: Dikti. Depdiknas. Soekamto, Toeti dan Udin Saripudin Winataputra. 1997.

Teori Belajar dan Model-model Pembelajaran. Jakarta: Dikti. Depdiknas.

Page 76: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

76

PENERAPAN DAN PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI DI BIDANG AKUNTANSI DAN

MANAJEMEN

Oleh : Rayuwati

Abstrak

Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui penerapan dan perkembangan teknologi informasi di bidang akuntansi dan manajemen. Penulisan ini menggunakan metode tinjauan literatur (library research). Dari pembahasan dapat disimpulkan bahwa kehadiran teknologi informasi memberikan banyak manfaat bagi perusahaan, seperti mampu meringankan aktivitas bisnis yang kompleks serta menghasilkan informasi yang dapat dipercaya, relevan, tepat waktu, lengkap, dapat dipahami, dan teruji dalam rangka perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan manajemen. Selain itu efisiensi operasi perusahaan dan kinerja perusahaan juga dapat ditingkatkan. Akibatnya perusahaan dapat tetap bertahan dalam era informasi serta mampu menghadapi persaingan pasar global.

Kata kunci : penerapan, perkembangan, teknologi informasi, akuntansi dan manajemen.

1. Pendahuluan1.1. Latar Belakang

Perkembangan teknologi informasi (TI) yang begitu pesat membawa pengaruh yang luas terhadap peradaban umat manusia saat ini khususnya dalam dunia usaha,

Page 77: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

77

dengan jarak yang semakin dekat dan kebutuhan informasi yang semakin cepat, maka mau tidak mau suka tidak suka kompetensi diri harus dikembangkan untuk dapat mengikuti trend teknologi informasi yang ada.

Trend TI dalam dunia bisnis/usaha saat ini mem-pengaruhi bukan saja terhadap pengolahan data source (sumber data) yang berupa data transaksi, dengan tujuan untuk memberikan kemudahan dalam menghasilkan informasi yang dapat dipercaya, relevan, tepat waktu, lengkap, dapat dipahami, dan teruji (Maharsi, 2001). Lebih lanjut pemrosesan informasi tersebut juga berpengaruh terhadap pola kegiatan industri dengan penggunaan software yang dapat meningkatkan otomatisasi pabrik (Supriyono, 1997). Hal tersebut berpengaruh terhadap kebijakan pengoperasian untuk meminimumkan persediaan yang mempunyai dampak pada praktik-praktik akuntansi, khususnya akuntansi manajemen.

Akuntansi manajemen digunakan untuk mengukur kinerja manajemen, sehingga akuntansi manajemen perlu memperhati-kan aspek perilaku manusia dalam organisasi dalam pengolahan informasi keuangan (Mulyadi, 1993: 7). Lebih lanjut, Hansen & Mowen (2000) menyebutkan bahwa akuntansi manajemen merupakan salah satu dari cabang akuntansi yang menyangkut rekayasa sistem informasi untuk memenuhi kebutuhan intern manajemen, informasi keuangan intern tersebut diperlukan para manajer untuk mendukung pengambilan keputusan dalam rangka pengelolaan dan pengendalian organisasi bisnis, dengan perkataan lain, akuntansi manajemen menghasilkan informasi bagi para manajer. Manajer di era informasi akan lebih banyak membutuhkan informasi untuk pengambilan keputusan dalam rangka meraih peluang untuk kepentingan eksternal dan mencapai tujuan yang optimal demi kepentingan internal.

1.2. Tujuan Penulisan

Page 78: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

78

Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui penerapan dan perkembangan teknologi informasi di bidang akuntansi dan manajemen.

1.3. Metode PenulisanPenulisan ini menggunakan metode tinjauan

literatur (library research). Pembahasan dalam makalah ini didasarkan pada pendapat beberapa ahli dan hasil-hasil penelitian terdahulu tentang materi yang dibicarakan.

2. Uraian Teoritis2.1. Teknologi Informasi

Teknologi informasi muncul sebagai akibat semakin merebaknya globalisasi dalam kehidupan organisasi, semakin kerasnya persaingan bisnis, semakin singkatnya siklus hidup barang dan jasa yang ditawarkan, serta meningkatnya tuntutan selera konsumen terhadap produk dan jasa yang ditawarkan. Untuk mengantisipasi semua ini, perusahaan mencari terobosan baru dengan memanfaatkan teknologi. Teknologi diharapkan dapat menjadi fasilitator dan interpreter. Semula teknologi informasi digunakan hanya terbatas pada pemrosesan data. Dengan semakin berkembangnya teknologi informasi tersebut, hampir semua aktivitas organisasi saat ini telah dimasuki oleh aplikasi dan otomatisasi teknologi informasi.

Teknologi informasi merupakan salah satu alat manajer untuk mengatasi perubahan (Laudon dan Laudon, 2006: 14). Definisi TI secara lengkap dinyatakan oleh Martin et al. (2002: 1), yaitu teknologi komputer yang digunakan untuk memproses dan menyimpan informasi serta teknologi komunikasi yang digunakan untuk mengirimkan informasi. Definisi TI sangatlah luas dan mencakup semua bentuk teknologi yang digunakan dalam menangkap, manipulasi, mengkomunikasikan, menyaji-kan, dan menggunakan data yang akan diubah menjadi informasi (Martin et al., 2002: 125).

Page 79: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

79

Lingkungan teknologi memungkinkan perusahaan untuk memajukan kinerjanya. TI dan kinerja memiliki hubungan simbiosis. Perkembangan TI yang terjadi selama ini mencakup perkembangan infrastruktur TI, yakni hardware, software, data, dan komunikasi (McNurlin dan Sprague, 2002: 11). Menurut Laudon dan Laudon (2006: 14—15), infrastruktur TI terdiri atas komponen hardware, software, teknologi penyimpanan data (storage), serta teknologi komunikasi. Beberapa penulis mengklasifikasikan teknologi storage ke dalam komponen hardware sehingga komponen TI terdiri atas hardware, software, dan komunikasi (McLeod dan Schell, 2004: 101—123; Mescon et al., 2002: 213— 219).

2.2. Peran Teknologi Informasi Industrialisasi membawa teknologi baru dalam

kegiatan manufaktur karena semakin banyak bahan baku yang dapat diolah menjadi produk, dan dengan adanya tambahan enerji maka kapasitas tenaga manusia dapat dilipat gandakan, sehingga berdampak pada cara hidup dan pola berfikir dalam masyarakat, akibatnya semakin banyak tersedia produk yang khusus member-kan pemenuhan kebutuhan tertentu (specialized).

Industrialisasi bersama teknologi yang ada menyebabkan terjadi perubahan yang sangat mendasar pada aspek sosial dan ekonomi, penciptaan kemakmuran masyarakat menganut faham efisiensi melalui operasi skala besar (mass production) yang dilaksanakan melalui proses industri Disekitar tahun 50 an ditemukan semi konduktor pada teknologi komputer yang menandai dimulainya era informasi, sehingga faktor yang mendorong pertumbuhan sistem sosial dan ekonomi bukan lagi tenaga kerja maupun tenaga mesin melainkan informasi, bagi yang menguasai dan memanfaatkan informasi itulah yang akan berhasil, sebagaimana yang disampaikan oleh Alfin Toffler: Barang siapa yang ingin menguasai era globalisasi maka kuasai informasi.

Page 80: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

80

Negara yang mampu berkompetisi karena memiliki kekuatan ekonomi yang besar adalah yang mampu memanfaat-kan knowledge workers secara efektif, dengan menguasai dan memanfaatkan informasi maka paradigma penciptaan kemakmuran secara dominan dapat diwujudkan, dan pada era ini TI lebih banyak didukung oleh peran dari teknologi komputer digital dan teknologi komunikasi.

Gambar 1. Komponen Sistem Teknologi Informasi

2.3. Perkembangan Teknologi InformasiTeknologi Informasi (TI) meliputi segala alat

maupun metode yang terintegrasi untuk digunakan dalam

Page 81: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

81

menjaring atau menangkap data (capture), menyimpan (saving), mengolah (process), mengirim (distribute), atau menyajikan kebutuhan informasi secara elektronik kedalam berbagai format, yang bermanfaat bagi user (pemakai informasi). Teknologi ini dapat berupa kombinasi perangkat keras dan lunak dari komputer, non komputer (manual) maupun prosedur, operator, dan para manajer dalam suatu sistem yang terpadu satu sama lain.

Perkembangan TI telah mengakibatkan perubahan dalam struktur industri serta praktik pengelolaan organisasi bisnis di dalam berkompetisi dan melaksanakan kegiatan untuk melayani pelanggan, sehingga dengan laju perkembangan TI yang semakin pesat telah mengubah bisnis dan konsep manajemen yang ada, juga berdampak terhadap kebutuhan informasi bagi manajer dalam akuntansi internal maupun eksternal guna mendukung dalam pemecahan masalah untuk pengambilan keputusan, meraih peluang dan mencapai tujuan. Teknologi informasi dipakai dalam sistem informasi organisasi untuk menyediakan informasi bagi para pemakai dalam rangka pengambilan keputusan.

Ada berbagai macam sistem informasi dengan mengguna-kan teknologi informasi yang muncul, antara lain Electronic Data Processing Systems (EDP), Management Information System (MIS), Decision Support System (DSS), Expert System (ES), Data Processing Systems (DPS), Executive Information Systems (EIS), dan Accounting Information System (AIS) (Bodnar, 1998). Saluran komunikasi yang dapat digunakan untuk berkomunikasi adalah standard telephone lines, coaxial cable, fiber optics, microwave systems, communications satellites, cellular radio and telephone. Sedangkan konfigurasi jaringan yang dapat dipakai untuk berkomunikasi adalah Wide Area Network (WAN), Local Area Network (LAN), dan Client/Server Configurations (Romney, 2000).

Electronic Data Processing Systems (EDP) adalah peng-gunaan teknologi komputer untuk

Page 82: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

82

menyelenggarakan pemrosesan data yang berorientasi pada transaksi organisasi. Sistem ini digunakan untuk mengolah data transaksi yang sifatnya rutin (sehari-hari). Sistem ini tidak dapat membantu pekerjaan pihak manajemen yang berkaitan dengan pengambilan keputusan. Sistem ini hanya bermanfaat untuk meningkatkan ketepatan waktu dan frekuensi penyajian laporan. Secara fundamental, EDP merupakan aplikasi sistem informasi akuntansi dalam setiap organisasi. Istilah data processing (DP) sebenarnya sama dengan EDP.

Management Information System (MIS), merupakan penggunaan teknologi komputer untuk menyediakan informasi yang berorientasi pada manajemen level menengah. MIS mengakui adanya kenyataan bahwa para manajer dalam suatu organisasi membutuhkan informasi dalam rangka pengambilan keputusan dan bahwa sistem informasi berbasis komputer dapat membantu penyediaan informasi bagi para manajer.

Decision Support System (DSS), adalah suatu sistem informasi yang datanya diproses dalam bentuk pembuatan keputusan bagi pemakai akhir. Karena berorientasi pada pemakai akhir, maka DSS membutuhkan penggunaan model-model keputusan dan database khusus yang berbeda dengan sistem DP. DSS diarahkan pada penyediaan data yang nyata, khusus, dan informasi yang tidak rutin yang diminta oleh manajemen. DSS dapat digunakan untuk menganalisis kondisi pasar sekarang atau pasar potensial. DSS juga dapat membantu mengubah proses bisnis, dimana umumnya manajer membuat semua keputusan, namun dengan adanya teknologi informasi seperti decision support tools, access database, dan modelling software, pengambilan keputusan menjadi bagian setiap orang.

Expert System (ES), merupakan sistem informasi yang berbasis pada pengetahuan yang menggunakan pengetahuan tentang bidang aplikasi khusus untuk menjalankan kegiatan sebagai konsultan ahli bagi pemakai akhir. Seperti DSS, ES membutuhkan

Page 83: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

83

penggunaan model-model keputusan manajemen dan database khusus. Tidak seperti DSS, ES juga membutuhkan pengembangan basis pengetahuan dan inference engine. Jika DSS membantu manajemen dalam rangka pengambilan keputusan, maka ES membuat keputusan tersebut.

Executive Information Systems (EIS), merupakan suatu sistem informasi yang berkaitan dengan kebutuhan manajemen puncak mengenai informasi strategik dalam proses pengambilan keputusan strategik. Sedangkan AIS merupakan sebuah sistem yang menyediakan informasi bersifat keuangan dan non keuangan bagi para pengambil keputusan.

Penggunaan teknologi informasi pada aktivitas perusahaan seperti pada value chain dapat menghasilkan beberapa keuntungan, seperti penghematan biaya, percepatan waktu operasi, peningkatan produktivitas, percepatan waktu pengiriman barang dan jasa kepada pelanggan, serta peningkatan nilai barang dan jasa yang tinggi pada pelanggan.

3. PembahasanKemajuan teknologi informasi juga membawa

dampak besar pada perkembangan dalam paradigma maupun pada teknologi manufaktur. Beberapa faktor akuntansi manajemen yang mendasar mengalami perubahan akibat penggunaan teknologi informasi. Perubahan tersebut antara lain mencakup proses perencanaan, pengendalian aktivitas rutin, struktur organisasi dan situasi kerja. Dalam situasi dimana lingkungan berubah, maka rencana organisasi juga harus berubah agar tetap bertahan dan keadaan organisasi tetap stabil. Organisasi yang dihadapkan dengan perubahan lingkungan harus responsif jika tidak ingin mengalami penurunan aktivitas yang tidak dapat dihindarkan. Kondisi ini mengharuskan manajemen untuk selalu melakukan peningkatan yang inovatif secara kontinu disegala aspek agar perusahaan dapat tetap

Page 84: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

84

bertahan dalam persaingan yang sangat ketat, bahkan dapat memungkinkan perusahaan dapat menjadi leading company.

Akuntansi manajemen hendaknya memperhatikan aplikasi konsep-konsep manajemen dan akuntansi yang tepat, serta teknik untuk menyajikan informasi keuangan yang berguna bagi manajemen dalam melakukan perencanaan, pengawasan, pengambilan keputusan, dan alokasi sumber daya yang paling ekonomis. Dengan mempertimbangkan kemampuan yang dimiliki, penerapan teknologi informasi merupakan suatu tantangan bagi akuntansi manajemen dalam menghadapi teknologi yang ada. Akuntan manajemenlah yang menentukan keputusan untuk menyesuaikan kemampuan teknologi informasi dengan kemampuan atau kapasitas perusahaan. Akuntan manajemen bertanggung jawab menciptakan iklim yang positif untuk melakukan perubahan didalam suatu organisasi. Jelasnya, terdapat keuntungan bagi manajemen untuk mengaplikasikan teknologi informasi. Teknologi informasi juga dapat memberikan kesempatan dan mendukung perusahaan untuk mampu lebih berkompetisi dalam era globalisasi. Pengertian kemampuan yang lebih kompetitif mengacu pada penyediaan fasilitas untuk dapat bersaing melalui perbaikan mutu pelayanan.

Berikut ini adalah beberapa contoh implementasi teknologi informasi dalam akuntansi manajemen. Penerapan EDI dalam Just In Time (JIT) menawarkan pengendalian persediaan, mengarahkan orientasi pada kualitas dan efisiensi tenaga kerja. EDI juga memberikan peluang pada akuntan manajemen dalam meningkatkan kualitas yang berkaitan dengan production, shedulling, sales forecasting, mempercepat internal response time, berhubungan secara lebih dekat dengan pelanggan, dan membantu manajemen dalam meningkatkan pengendalian aktivitas bisnis. Dalam Activity Based Costing (ABC), teknologi informasi dapat diterapkan untuk mengolah informasi biaya sehingga dapat memberi

Page 85: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

85

kejelasan mengenai sumber atau penyebab dari pos-pos biaya secara cepat dan terorganisasi. Sedangkan dalam Total Quality Control (TQC), teknologi informasi dapat diterapkan untuk melakukan perbaikan berkelanjutan sehingga memungkinkan menghasilkan produk yang sempurna (zero-defect) dan mutu produk merupakan tanggung jawab dari semua bagian. Perkembangan teknologi informasi dalam akuntansi manajemen juga dapat menyediakan informasi tentang korelasi antara biaya dan waktu dengan cepat dan relevan. Hal ini menjadikan manajer mampu merespon perubahan kondisi pasar secara cepat dan tepat. Selain itu, penerapan manufacturing cell dapat mempercepat waktu yang digunakan untuk produksi dan menurunkan biaya produksi.

Perkembangan teknologi informasi disatu sisi menguntungkan akuntansi manajemen. Tetapi disisi lain dapat menimbulkan beberapa masalah. Bahkan teknologi informasi merupakan salah satu penyebab adanya tekanan bisnis pada organisasi. Untuk mengatasi berbagai masalah yang timbul akibat perkembangan teknologi informasi, maka diusahakan beberapa tindakan. Masalah resistance to change harus dihilangkan karena hal ini dapat mengakibatkan menurunnya produktivitas, meningkatkan angka absensi, dan mengurangi motivasi atau pemogokan kerja (Gordon, 1993). Untuk mencegah kondisi yang tidak diinginkan, Gordon menyarankan agar anggota organisasi atau pekerja dilibatkan dalam pelaksanaan tugas tertentu dan menciptakan lingkungan yang mendukung kualitas anggota organisasi. Selain itu perlu memberikan kesadaran pada karyawan bahwa penggunaan teknologi informasi dapat memberikan manfaat dalam jangka panjang dan menunjukkan kelemahan sistem lama. Selanjutnya Gordon mengajukan beberapa hal yang harus dilakukan untuk mengurangi resistance to change terhadap perubahan implementasi teknologi informasi, antara lain communication, educational program, evolusional change, employee

Page 86: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

86

involment, new policies and procedures, staff change, temporary structure dan steering committee.

Untuk dapat memiliki keahlian dan kemampuan tentang teknologi informasi, maka anggota organisasi perlu mendapatkan tambahan pendidikan dan pelatihan serta pemberian ketrampilan-ketrampilan yang relevan. Selain itu, sebelum pihak manajemen organisasi mengimplementasikan teknologi informasi yang baru, mereka harus mempertimbangkan besarnya biaya yang diperlukan dan manfaat yang akan diperoleh (cost – benefit analysis). Teknologi informasi akan diterapkan apabila manfaat yang diperoleh denganmenggunakan teknologi informasi lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan untuk meng-implementasikan teknologi informasi. Hal ini disebut juga sebagai value of information technology. Oleh karena itu, akuntan manajemen perlu mempertimbangkannya dengan baik sebelum mengambil keputusan. Keamanan harus senantiasa ditingkatkan, untuk menghindari penyalahgunaan teknologi informasi. Misalnya dengan menyimpan komputer pada tempat yang aman, hanya boleh digunakan oleh orang-orang tertentu yang berkepentingan, penggunaan password, dan pembuatan access control matrix.

4. PenutupUntuk mempertahankan kelangsungan hidup suatu

organisasi, harus disadari bahwa lingkungan usaha akan selalu berubah, termasuk teknologi informasi yang juga mengalami perkembangan. Dengan berkembangnya teknologi informasi mengakibatkan perubahan-perubahan dalam bidang akuntansi manajemen. Akuntansi manajemen akan menyesuaikan dengan perkembangan kegiatan perusahaan.

Kehadiran teknologi informasi memberikan banyak manfaat bagi perusahaan, seperti mampu meringankan aktivitas bisnis yang kompleks serta menghasilkan informasi yang dapat dipercaya, relevan, tepat waktu,

Page 87: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

87

lengkap, dapat dipahami, dan teruji dalam rangka perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan manajemen. Selain itu efisiensi operasi perusahaan dan kinerja perusahaan juga dapat ditingkatkan. Akibatnya perusahaan dapat tetap bertahan dalam era informasi serta mampu menghadapi persaingan pasar global.

Selain menghasilkan manfaat, perkembangan teknologi informasi juga dapat menimbulkan beberapa dampak negatif bagi perusahaan, seperti tertutupnya kesempatan kerja, timbulnya resistance to change serta timbulnya kejahatan-kejahatan teknologi informasi yang dapat merugikan perusahaan.

Daftar Pustaka

Bodnar, George H. and William S. Hopwood, (1998). Accounting Information System. 7th edition. Upper Saddle River-New Jersey: Prentice-Hall International, Inc.

Elliot, Robbet K. (June 1992). The Third Wave Break on the Shore of Accounting. Accounting Horizon, vol. VI/2, page: 61.

Fazio, Regina (March-April 1994). The Right Way to go Global:an Interview with Whirpool CEO, Davit Whitman. Harvard Business Review, page:135-145.

Gordon, Judit R. 1993. Organizational Behavior. 4th edition. Needham Height-Mampu: Allyn and Bacon.

Hall, James A. 2001. Accounting Information Systems. 3th edition. Cincinnati: Shout- Western College Publishing.

Hanscombe, Richard and Philiph Norman, 1989. Strategic Leadership: The Missing Link. International edition, Singapore: Mc Grawhill Book Co.

Hansen, Don R. and Maryanne M. Mowen, 2000. Managemen Accounting. 5th edition. Cincinnati-Ohio: South-Western College Publishing.

Page 88: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

88

Hansens, JV. And NC. Hill, (December 1989). Control and Audit of Electronic Data Interchange. MIS Quarterly. page: 402-403.

Maharsi, Sri. 2001. Pengaruh Perkembangan Teknologi Informasi di Bidang Akuntansi Manajemen. Surabaya: Universitas Kristen Petra.

Mulyadi, 1993. Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaat, dan Rekayasa, Yogyakarta: Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.

Noviera, Naniek. 2000. Pengaruh Kemajuan Teknologi Informasi Terhadap Perkembangan Akuntansi.

Romney, Marshall B. and Paul John Steinbart, 2000. Accounting Information System. 8th edition. Upper Saddle River-New Jersey: Prentice-Hall International, Inc.

Simamora, Henry, 1999. Akuntansi Manajemen. Jakarta: Salemba Empat.

Supriyono, R.A. 1997. Akuntansi Biaya dan Akuntansi Manajemen untuk Teknologi Maju dan Globalisasi, Yogyakarta: BPFE Universitas Gajah Mada.

Taufiq, Muhammad, 2002. Dampak Perkembangan Teknologi Informasi Dalam Profesi Akuntan Dan Implikasinya Dalam Dunia Pendidikan. Yogyakarta: STMIK AMIKOM.

PENGARUH PEMBERIAN BOKASHI LIMBAH KOTA DAN PUPUK KOTORAN ITIK TERHADAP

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.)

Oleh : Nuryulsen Safridar

Abstrak

Penelitian pengaruh pemberian bokhasi limbah kota dan pupuk kotoran itik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung telah dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Jabal Ghafur, kabupaten Pidie. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

Page 89: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

89

mengetahui pengaruh dari pemberian bokashi limbah kota dan pupuk kotoran itik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok dengan dua kali ulangan. Adapun factor pertama Bokashi Limbah Kota (L) yang terdiri dari 4 taraf yaitu: L0 0 ton/ha (kontrol), L1 10 ton/ha setara dengan 4,4 kg/plot, L2 20 ton/ha setara dengan 8,8 kg/plot dan L330 ton/ha setara dengan 13,2 kg/plot. Faktor kedua Kotoran Itik (I) yang terdiri dari 4 taraf yaitu : I0 0 ton/ha (kontrol), I1 10 ton/ha setara dengan 4,4 kg/plot, I2

20 ton/ha setara dengan 8,8 kg/plot dan I3 30 ton/ha setara dengan 13,2 kg/plot. Parameter tanaman yang diamati adalah komponen pertumbuhan, kompoenen hasil tanaman jagung, seperti tinggi tanaman, diameter batang, berat tongkol basah dan kering serta berat 100 biji. Hasil penelitian menunjukkan, perlakuan dosis bokashi limbah kota dan dosis pupuk kotoran itik berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman dan diameter batang pada umur 15, 30 dan 45 hari setelah tanam, juga berpengaruh sangat nyata terhadap berat tongkol basah dan kering serta berat 100 biji serta tidak terdapat interaksi antara dosis bokashi limbah kota dan pupuk kototan itik pada semua pengamatan.

Kata kunci : bokhasi, kotoran itik.

1. Pendahuluan1.1. Latar Belakang

Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu komoditi strategis dan bernilai ekonomis karena sebagai sumber karbohidrat utama dan protein serta bahan baku industri pakan dan pangan. Nilai kalori jagung hampir sama dengan beras bahkan jagung mempunyai keunggulan dibandingkan beras karena mengandung asam lemak asensiil yang sangat bermanfaat untuk

Page 90: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

90

pencegahan penyakit arteriosderossi, yaitu sejenis penyakit pembuluh darah. Kandungan minyak jagung yang non kolesterol juga dapat mencegah penyakit pellagra yaitu penyakit kulit kasar. Kebutuhan jagung dalam negeri untuk pangan telah mencapai 50% dari Kebutuhan Nasional. Pada tahun 2020 dan diprediksi menjadi 60% dari Kebutuhan Nasional (Direktorat Budidaya Serealia, 2006).

Mengingat semakin meningkatnya permintaan dan makin menipisnya volume jagung di pasar domestik, maka upaya peningkatan produksi jagung perlu dicarikan solusi yang tepat yaitu dengan cara menggunakan bibit unggul dan pemupukan organik agar lebih aman, efektif, lebih efisien dan murah serta ramah lingkungan.

Limbah kota merupakan hasil buangan yang tidak dimanfaatkan lagi sehingga perlu dicarikan solusi untuk pengolahan limbah agar berguna dan bermanfaat bagi lingkungan sehingga dapat dijadikan pupuk organik seperti bokashi. Pupuk bokashi adalah bahan organik yang telah difermentasikan. Melalui proses fermentasi, bokashi lebih banyak mengandung senyawa organik, asam amino, protein, gula dan mikroorganisme yang bermanfaat sehingga dapat meningkatkan keragaman mikroba dalam tanah dan ketersediaan unsur hara bagi tanaman sehingga dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah serta menekan pertumbuhan hama dan penyakit yang merugikan bagi tanaman (Nasir, 2009).

Pupuk kandang (kotoran itik) mengandung bahan organik yang bermanfaat dalam proses menetralisasi melepaskan hara dengan lengkap (N, P, K, Ca, Mg, S, serta hara makro) sehingga dapat meningkatkan kandungan nutrisi tanah (Samekto, 2004). Selain itu, pupuk kandang juga dapat memperbaiki sifak fisik seperti kemantapan agregat dan daya pegang air, dan kimia tanah, memperbaiki struktur dan tesktur tanah, menggemburkan tanah, meningkatkan daya tahan air, permeabilitas tanah lebih baik serta meningkatkan

Page 91: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

91

Kapasitas Tukar Kation (KTK) sehingga hara tanaman tidak mudah tercuci (Hartatik dan Widowati, 2010).

Hingga saat ini ketersediaan bahan baku pupuk organik sangat tersedia dan juga menjadi masalah baru bagi lingkungan. Berdasarkan uraian tersebut, perlu dilaksanakan penelitian tentang pengaruh pemberian bokashi limbah kota dan pupuk kotoran itik terhadap produksi tanaman jagung.

1.2. Tujuan PenelitianPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui

pengaruh pemberian bokashi limbah kota dan pupuk kotoran itik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung.

1.3. Hipotesa Diduga bahwa pemberian bokashi limbah kota dan

pupuk kotoran itik akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung.

1.4. Manfaat PenelitianPenelitian ini dilakukan sebagai salah satu syarat

aplikasi ilmu pengetahuan yang diperoleh di perguruan tinggi dan diharapkan menjadi acuan dalam mengambil kebijakan yang manfaatnya dapat dijadikan faktor pendukung produksi pertanian pada umumnya dan tanaman jagung khususnya sehingga terjadi peningkatan taraf hidup petani.

2. Metode Penelitian2.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Jabal Ghafur

Page 92: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

92

Sigli, mulai dari tanggal 05 Juni sampai dengan 15 September 2011.

2.2. Bahan dan Alat Penelitian- Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Benih jagung hibrida varietas BISI 2

Benih ini ini diperoleh dari toko Jasa Tani, Pasar Kota Bakti, Kecamatan Sakti, Kabupaten Pidie.

PupukPupuk yang digunakan dalam penelitian ini adalah pupuk bokashi limbah kota produk olahan sendiri dan pupuk kandang dari kotoran itik.

Pestisida, insektisida dan fungisida. digunakan bila terjadi serangan.

- Alat Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, garu, tugal, meteran, tali, pisau, gembor, hand sprayer, papan informasi dan alat tulis menulis yang menunjang penelitian ini.

2.3. Metodelogi PenelitianPenelitian ini menggunakan Rancangan Acak

Kelompok pola faktorial 4 x 4 dengan 2 ulangan. Adapun faktor-faktor yang diteliti yaitu :1. Bokashi Limbah Kota (L) yang terdiri dari 4 taraf yaitu :

L0 = 0 ton/ha (kontrol) L1 = 10 ton/ha setara dengan 4,4 kg/plot L2 = 20 ton/ha setara dengan 8,8 kg/plot L3 = 30 ton/ha setara dengan 13,2 kg/plot

2. Kotoran Itik (I) yang terdiri dari 4 taraf yaitu : I0 = 0 ton/ha (kontrol) I1 = 10 ton/ha setara dengan 4,4 kg/plot I2 = 20 ton/ha setara dengan 8,8 kg/plot I3 = 30 ton/ha setara dengan 13,2 kg/plot

Page 93: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

93

Dengan demikian diperoleh 16 satuan kombinasi perlakuan, masing-masing diulang dua kali sehingga menghasil-kan 32 satuan percobaan. Susunan kombinasi perlakuan pupuk bokashi limbah kota dan pupuk kandang kotoran itik disajikan pada Tabel 1.Tabel 1.Susunan kombinasi perlakuan pupuk bokashi

limbah kota dan pupuk kandang kotoran itik.

Perlakuan0

kg/plot (I0)

4,4 kg/plot

(I1)

8,8 kg/plot

(I2)

13,2 kg/plot

(I3) 0 kg/plot (L0) L0 I0 L0 I1 L0 I2 L0 I3 4,4 kg/plot (L1)

L1 I0 L1 I1 L1 I2 L1 I3

8,8 kg/plot (L2)

L2 I0 L2 I1 L2 I2 L2 I3

13,2 kg/plot (L3)

L3 I0 L3 I1 L3 I2 L3 I3

Model matematika Rancangan Acak Kelompok Faktorial yang digunakan adalah : γ ijk = μ + ßi + Lj + Ik + (LI)jk + ε ijkKeterangan :γ ijk = Hasil pengamatan dari pengaruh pupuk bokashi

limbah kota ke j, pupuk kandang kotoran itik ke-k, pada ulangan ke-i.

μ = Rata-rata umumßi = Pengaruh kelompok ke i ( i = 1,2 )Lj = Pengaruh perlakuan pupuk bokashi limbah kota

(L) taraf ke j (j = 1,2, 3, 4)Ik = Pengaruh perlakuan pupuk kandang kotoran itik

(I) taraf ke k ( k = 1,2 ,3, 4)(LI)jk = Pengaruh interaksi perlakuan pupuk bokashi

limbah kota ke j dengan perlakuan pupuk kandang kotoran itik ke k.

Page 94: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

94

ε ijk = Pengaruh acak pupuk bokashi limbah kota taraf ke j, dan jenis pupuk ke k, pada ulangan ke i.

Apabila hasil uji F menunjukan pengaruh yang nyata maka untuk menguji perbedaan nilai tengah antar perlakuan dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Jujur pada level 5% (BNJ 0,05).

2.4. Pelaksanaan Penelitian2.4.1. Persiapan Lahan

Persiapan lahan di dahului dengan pembersihan dari gulma dan semak kemudian dilakukan pengolahan tanah, tanah dicangkul sedalam ± 25 cm sesuai dengan kedalaman akar tanaman jagung kemudian setelah itu dilakukan pengolah kedua dengan tujuan untuk membersihkan dan menghancurkan tanah sehingga tanah menjadi gembur.2.4.2. Pembuatan Bedengan

Bedengan dibuat dengan ukuran 2.10 m x 2.10 m sebanyak 32 bedengan. Jarak antara bedengan 30 cm dan jarak antara ulangan 50 cm yang berfungsi sebagai drainase dengan kedalaman 30 cm. Setelah selesai pembuatan bedengan langsung diberikan bokashi dan kotoran itik (pupuk percobaan) sesuai dengan takaran perlakuan.2.4.3. Penanaman

Penanaman dilakukan dengan menggunakan tugal untuk membuat lubang tanam. Jumlah benih tiap lubang ditanam sebanyak 2 biji per lubang dengan jarak tanam antara tanaman 70 cm x 30 cm ( 70 cm dalam baris dan 30 dalam lajur). Jarak dari pinggir adalah setengah dari jarak tanam yaitu 35 cm. Hal ini bertujuan untuk menjaga agar tanaman tidak tergerus oleh air pada saat hujan. Tiap-tiap bedeng ditanam 21 tanaman. Pada umur 7 HST (Hari Setelah Tanam) satu tanaman jagung dipotong sehingga tinggal satu tanaman per lubang agar pertumbuhannya bagus.2.4.4. Pemupukan

Page 95: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

95

Pemupukan dilakukan sekaligus 7 hari sebelum tanam, sesuai dengan takaran tanpa diberikan pupuk dasar dari jenis pupuk kimia seperti terlihat pada Tabel 1.2.4.5. Pemeliharaan

Pemeliharaan tanaman meliputi penyiraman, penyulaman, penyiangan, pembumbunan, serta pengendalian hama dan penyakit. Penyiraman dilakukan pada sore hari (jika tidak ada hujan), penyulaman dilakukan setelah tanaman berumur 2 minggu untuk menggantikan tanaman yang sudah mati bersamaan dengan penyiangan dari gulma. Pembumbunan bertujuan untuk memperkokoh posisi batang sehingga tanaman tidak mudah rebah. Pembumbunan dilakukan saat tanaman berumur 4 minggu yaitu dengan cara menarik tanah disekitar tanaman ke arah pangkal batang sehingga tanah membentuk gundukan pada sekeliling batang tanaman. Pengendalian hama penyakit dilakukan apabila terdapat serangan.2.4.6. Pemanenan

Pemanenan dilakukan pada saat tongkol masak, kelobot telah berwarna putih kekuning-kuningan, biji sudah keras dan mengkilat. Umur panen 103 hari, panen dilakukan pada sore hari dengan cara memotong tongkol.2.4.7. Pengamatan Tinggi tanaman

Tinggi tanaman dihitung dengan menggunakan meter yang diukur mulai dari permukaan tanah sampai ujung daun tertinggi pada umur 15, 30, dan 45 HST

Diameter batangDiameter batang diukur secara melingkar dengan menggunakan meter pada umur 15, 30, dan 45 HST.

Berat tongkol basah dan keringBerat tongkol basah diamati pada saat panen, sedangkan berat tongkol kering diamati setelah penjemuran sampai kering simpan.

Berat 100 bijiBerat 100 biji diamati dengan mengambil sampel 100 biji per perlakuan.

Page 96: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

96

3. Hasil dan PembahasanParameter yang diamati dalam penelitian pengaruh

pemberian bokashi limbah kota dan pupuk kotoran itik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung antara lain: tinggi tanaman, diameter batang, berat tongkol basah dan berat tongkol kering serta berat 100 biji.

3.1. Pengaruh Pemberian Bokashi Limbah Kota3.1.1. Tinggi Tanaman

Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa tinggi tanaman pada umur 15, 30 dan 45 hari setelah tanam dipengaruhi sangat nyata oleh pemberian bokashi limbah kota dan interaksi dari perlakuan yang berpengaruh tidak nyata.

Rata-rata tinggi tanaman jagung pada berbagai dosis dari pemberian bokashi limbah kota dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Rata-rata tinggi tanaman jagung pada umur

15, 30, dan 45 hari setelah tanam pada berbagai dosis pemberian bokashi limbah kota.

Dosis Bokashi Limbah Kota (ton/ha)

Tinggi Tanaman (cm)15 hst 30 hst 45 hst

L0 (0)L1(10)L2(20)L3 (30)

..................

26,41 a27,75 b27,63 b29,07 c

cm72,15 a73,67 b74,31 b75,12 b

.................172,38 a174,46 a175,55 b176,90 c

BNJ 0,05 1,16 1,48 2,19Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang

sama pada baris yang sama berbeda tidak nyata.

Dari data tabel 2 terlihat pengaruh berbagai dosis pemberian bokashi limbah kota terhadap tinggi tanaman jagung tertinggi dijumpai pada perlakuan 30 ton/ha (L3) untuk 15, 30 dan 45 hst yaitu 29,07 cm; 75,12 cm; dan

Page 97: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

97

176,90 cm serta terendah dijumpai pada perlakuan 0 ton/ha (L0) yaitu 26,41 cm; 75,15 cm; dan 172,38 cm.

Grafik tinggi tanaman jagung pada umur 15, 30 dan 45 hst pada berbagai dosis dari pemberian bokashi limbah kota dapat dilihat pada Gambar 1.

Pemberian pupuk organik ini berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman karena perakaran tanaman menjadi lebih sempurna dan penyerapan nutrisinya serta meningkatkan kesuburan tanah. Kenyataan ini sesuai dengan pendapat dari Lingga dan Marsono (2006) yang menjelaskan, bahwa pemberian pupuk organik berpengaruh terhadap peningkatan ketersediaan nutrisi tanaman, dapat menekan hama dan penyakit, fiksasi N, serta memacu pertumbuhan dan produksi tanaman sehingga tanaman lebih subur, sehat dan produktif.

15 30 450

20406080

100120140160180200

L0 (0 ton/ha)L1 (10 ton/ha)

Umur (hst)

Ting

gi T

anam

an (c

m)

Gambar 1. Grafik tinggi tanaman jagung pada umur 15, 30 dan 45 hst pada berbagai dosis pemberian bokashi limbah kota

3.1.2. Diameter BatangHasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa

diameter batang tanaman jagung pada umur 15,30 dan 45 hari setelah tanam dipengaruhi sangat nyata oleh

Page 98: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

98

perlakuan pemberian bokashi limbah kota dan interaksi dari perlakuan yang berpengaruh tidak nyata.

Rata-rata diameter batang tanaman jagung pada berbagai dosis dari pemberian bokashi limbah kota dapat dilihat pada Tabel di bawah ini :Tabel 3. Rata-rata diameter batang tanaman jagung

pada umur 15, 30 dan 45 hari setelah tanam pada berbagai dosis pemberian bokashi limbah kota

Dosis BokashiLimbah Kota (ton/ha)

Diameter Batang(cm)15 hst 30 hst 45 hst

L0 (0)L1(10)L2(20)L3 (30)

..................

2,28 a2,43 a2,62 b2,82 c

cm4,50 a4,80 a4,79 a5,32 b

.................

10,14 a10,31 a10,58 c10,46 b

BNJ 0,05 0,17 0,35 0,21Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama

pada baris yang sama berbeda tidak nyata.

Dari data tabel 3 terlihat pengaruh berbagai dosis pemberian bokashi limbah kota terhadap diameter batang tanaman jagung tertinggi dijumpai pada perlakuan 30 ton/ha (L3) untuk 15, 30 dan 45 hst yaitu 2,82 cm; 5,32 cm; dan 10,460 cm serta terendah dijumpai pada perlakuan 0 ton/ha (L0) yaitu 2,28 cm; 4,50 cm; dan 10,14 cm.

Grafik diameter batang tanaman jagung pada umur 15, 30 dan 45 hst pada berbagai dosis pemberian bokashi limbah kota dapat dilihat pada Gambar 2.

Page 99: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

99

15 30 450

2

4

6

8

10

12

L 0 (0 ton/ha)

L 1 (10 ton/ha)

Umur (hst)

Diam

eter

Bat

ang

(cm

)

Gambar 2. Grafik diameter batang tanaman jagung pada umur 15, 30 dan 45 hst pada berbagai dosis pemberian bokashi limbah kota.

Pemberian pupuk ini mengandung bahan organik yang memiliki peranan yang sangat besar terhadap sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Wiskandar dan Sunarti (2003) menjelaskan bahwa, peranan bahan organik terhadap sifat fisik tanah adalah menyediakan serat sehingga terjadi pembentukan agregat atau granulasi tanah yang mantap. Perbaikan agregasi tanah akan memperbaiki permeabilitas dan peredaran udara tanah liat. Granulasi butir-butir tanah memperbaiki daya pegang hara dan air tanah pasir sehingga menjadikan fluktuasi temperatur tanah lebih kecil (Wiskandar dan Sunarti, 2003).

Peranan bahan organik terhadap sifat biologi tanah merupakan sumber energi utama bagi aktivitas jasad renik tanah sehingga kegiatan-kegiatan jasad renik dalam tanah akan meningkat, mikrobia dalam tanah akan tumbuh dan hasil dekomposisi membantu dalam pengikatan partikel – partikel tanah menjadi baik sehingga tanah lebih cepat matang (Karama et al, 1991).

Page 100: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

100

3.1.3. Berat Tongkol Basah dan Berat Tongkol Kering3.1.3.1. Berat Tongkol Basah

Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa berat tongkol basah jagung dipengaruhi sangat nyata oleh pemberian bokashi limbah kota dan interaksi dari perlakuan yang berpengaruh tidak nyata.

Rata-rata berat tongkol basah jagung pada berbagai dosis dari pemberian bokashi limbah kota dilihat pada Tabel.Tabel 4. Rata-rata berat tongkol basah jagung pada

berbagai dosis pemberian bokashi limbah kota.

Dosis Bokashi Limbah Kota(ton/ha)

Berat Tongkol Basah(kg)

L0 (0)L1(10)L2(20)L3 (30)

1,21 a1,47 b1,53 b1,90 c

BNJ 0,05 0,11Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama

pada baris yang sama berbeda tidak nyata.

Dari data tabel 4 terlihat pengaruh berbagai dosis pemberian bokashi limbah kota terhadap berat tongkol basah jagung tertinggi dijumpai pada perlakuan 30 ton/ha (L3) yaitu 1,90 kg dan terendah dijumpai pada perlakuan 0 ton/ha (L0) yaitu 1,21 kg.

Grafik berat tongkol basah jagung pada umur 15, 30 dan 45 hst pada berbagai dosis pemberian bokashi limbah kota dapat dilihat pada Gambar 3.

Page 101: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

101

0 10 20 300.000.200.400.600.801.001.201.401.601.802.00

Bokashi Limbah Kota (L)

Dosis Pupuk (ton/ha)

Bera

t Ton

gkol

Bas

ah (k

g)

Gambar 3. Grafik berat tongkol basah jagung pada berbagai dosis pemberian bokashi limbah kota.

Pemberian kedua pupuk ini mampu meningkatkan produksi dengan baik. Bahan organik dari limbah kota memiliki kandungan hara makro dan mikro yang mampu merangsang hormon pertumbuhan. Sesuai dengan pendapat Prajnanta (2004), menjelaskan bahwa pupuk organik mengandung berbagai jenis unsur hara dan zat yang diperlukan tanaman, zat yang dikandungnya berasal dari bahan-bahan organik yang digunakan dalam pembuatannya, zat tersebut terdiri dari mineral, baik makro maupun mikro, hormon pertumbuhan, asam amino dan mikro organisme.

3.1.3.2. Berat Tongkol KeringHasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa

berat tongkol kering jagung tanaman jagung dipengaruhi sangat nyata oleh pemberian bokashi limbah kota dan pupuk kotoran itik dengan interaksi antara kedua perlakuan yang berpengaruh tidak nyata.

Page 102: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

102

Rata-rata berat tongkol kering tanaman pada berbagai dosis dari pemberian bokashi limbah kota dapat dilihat pada tabel.Tabel 5. Rata-rata berat tongkol kering jagung pada

berbagai dosis pemberian bokashi limbah kota.

Dosis Bokashi Limbah Kota(ton/ha)

Berat Tongkol Kering(kg)

L0 (0)L1(10)L2(20)L3 (30)

1,08 a1,28 b1,36 b1,72 c

BNJ 0,05 0,12Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama

pada baris yang sama berbeda tidak nyata.

Dari data Tabel 5 terlihat pengaruh berbagai dosis pemberian bokashi limbah kota terhadap berat tongkol kering jagung tertinggi dijumpai pada perlakuan 30 ton/ha (L3) yaitu 1,72 kg dan terendah dijumpai pada perlakuan 0 ton/ha (L0) yaitu 1,08 kg.

Grafik berat tongkol kering jagung pada umur 15, 30 dan 45 hst pada berbagai dosis pemberian bokashi limbah kota dan dapat dilihat pada Gambar 4.

Sutedjo (1998), untuk mendukung pertumbuhan yang lebih baik suplai hara yang dibutuhkan oleh tanaman harus cukup tersedia dalam jumlah yang optimal.

Page 103: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

103

0 10 20 300.000.200.400.600.801.001.201.401.601.802.00

Bokashi Limbah Kota (L)

Dosis Pupuk (ton/ha)

Bera

t Ton

gkol

Ker

ing

(kg)

Gambar 4. Grafik berat tongkol kering jagung pada berbagai dosis pemberian bokashi limbah kota

3.1.4. Berat 100 BijiHasil analisis sidik ragam menunjukkan berat 100

biji dirpengaruhi sangat nyata oleh pemberian bokashi limbah kota dan interaksi dari perlakuan yang berpengaruh tidak nyata.

Rata-rata berat 100 biji pada berbagai dosis pemberian bokashi limbah kota dapat dilihat pada Tabel 6.Tabel 6. Rata-rata berat 100 biji tanaman jagung pada

berbagai dosis pemberian bokashi limbah kota.

Dosis Bokashi Limbah Kota ( ton/ha)

Berat 100 biji(gram)

0 (L0)10 (L1)20 (L2)30 (L3)

35,28 a35,41 a35,49 b36,11 c

BNJ 0,05 0,19Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama

pada baris yang sama berbeda tidak nyata.

Page 104: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

104

Dari data Tabel 6 terlihat pengaruh berbagai dosis pemberian bokashi limbah kota terhadap berat 100 biji jagung tertinggi dijumpai pada perlakuan 30 ton/ha (L3) yaitu 36,11 gram dan terendah dijumpai pada perlakuan 0 ton/ha (L0) yaitu 35,28 gram.

Grafik berat tongkol kering tanaman jagung pada berbagai dosis pemberian bokashi limbah kota dapat dilihat pada Gambar.

0 10 20 3034.80

35.00

35.20

35.40

35.60

35.80

36.00

36.20

Bokashi Limbah Kota (L)

Dosis Pupuk (ton/ha)

Bera

t 100

Biji

(gra

m)

Gambar 5. Grafik berat 100 biji jagung pada berbagai dosis pemberian bokashi limbah kota.

Nasir (2009), menjelaskan bahwa bokashi dapat meningkatkan keragaman mikroba dalam tanah dan ketersediaan unsur hara bagi tanaman sehingga dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah serta menekan hama dan penyakit yang merugikan tanaman.

3.2. Pengaruh Pemberian Pupuk Kotoran Itik3.2.1. Tinggi Tanaman

Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa tinggi tanaman pada umur 15, 30 dan 45 hari setelah tanam dipengaruhi sangat nyata oleh pupuk kotoran itik dan interaksi dari perlakuan yang berpengaruh tidak nyata.

Page 105: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

105

Rata-rata tinggi tanaman jagung pada berbagai dosis dari pemberian pupuk kotoran itik dapat dilihat pada Tabel 7.Tabel 7. Rata-rata tinggi tanaman jagung pada umur

15, 30, dan 45 hari setelah tanam pada berbagai dosis pemberian pupuk kotoran itik.

Dosis Kotoran Itik(ton/ha)

Tinggi Tanaman (cm)15 hst 30 hst 45 hst

I0 (0)I1(10)I2(20)I3 (30)

..................

26,16 a27,71 b28,02 b28,96 c

cm72,41 a74,33 b73,04 a75,46 c

..................

172,86 a175,55 b173,59 a176,90 c

BNJ 0,05 1,16 1,48 2,19Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama

pada baris yang sama berbeda tidak nyata.

Dari data tabel 7 terlihat pengaruh pada berbagai dosis pemberian pupuk kotoran itik terhadap tinggi tanaman jagung tertinggi dijumpai pada perlakuan 30 ton/ha (I3) untuk 15, 30 dan 45 hst yaitu 28,96 cm; 75,46 cm; dan 176,90 cm serta terendah dijumpai pada perlakuan 0 ton/ha (I0) yaitu 26,16 cm; 72,41 cm; dan 172,86 cm.

Grafik tinggi tanaman jagung pada umur 15, 30 dan 45 hst pada berbagai dosis pemberian pupuk kotoran itik dapat dilihat pada Gambar 6.

Page 106: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

106

15 30 450

20406080

100120140160180200

I 0 (0 ton/ha)

I 1 (10 ton/ha)

I 2 (20 ton/ha)

I 3 (30 ton/ha)

Umur (hst)

Ting

gi T

anam

an (c

m)

Gambar 6. Grafik tinggi tanaman jagung pada umur 15, 30 dan 45 hst pada berbagai dosis pemberian pupuk kotoran itik.

Pemberian pupuk organik ini berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman karena perakaran tanaman menjadi lebih sempurna dan penyerapan nutrisinya serta meningkatkan kesuburan tanah. Kenyataan ini sesuai dengan pendapat Hartatik dan Widowati (2010), yang menjelaskan bahwa pupuk organik memberi makan kepada mikroba dalam tanah. Aktivitas mikroba membuat tanah menjadi gembur sehingga aerasi dan porositas tanah pun bagus dan menyebabkan akar tanaman bisa tumbuh leluasa dan menembus tanah dengan mudah. Dengan demikian proses penyerapan air dan hara lebih lancar, sehingga tanah menjadi lebih sehat dan tidak mudah terserang penyakit (Hartatik dan Widowati, 2010).

3.2.2. Diameter BatangHasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa

diameter batang tanaman jagung pada umur 15,30 dan

Page 107: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

107

45 hari setelah tanam dipengaruhi sangat nyata oleh perlakuan pemberian pupuk kotoran itik dan interaksi dari perlakuan yang berpengaruh tidak nyata.

Rata-rata diameter batang tanaman jagung pada berbagai dosis dari pupuk kotoran itik dapat dilihat pada Tabel 8.Tabel 8. Rata-rata diameter batang tanaman jagung

pada umur 15, 30 dan 45 hari setelah tanam pada berbagai dosis dari pemberian pupuk kotoran itik.

Dosis Kotoran Itik(ton/ha)

Diameter Batang (cm)15 hst 30 hst 45 hst

I0 ( 0)I1(10)I2(20)I3 (30)

..................2,39 a2,61 b2,43 a2,72 c

cm4,49 a4,80 a4,88 b5,24 c

..................

10,20 a10,44 b10,23 a10,61 c

BNJ 0,05 0,17 0,35 0,21Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama

pada baris yang sama berbeda tidak nyata.

Dari data tabel 8 terlihat pengaruh pada berbagai dosis pemberian pupuk kotoran itik terhadap diameter batang tanaman jagung tertinggi dijumpai pada perlakuan 30 ton/ha (I3) untuk 15, 30 dan 45 hst yaitu 2,72 cm; 5,24 cm; dan 10,61 cm serta terendah dijumpai pada perlakuan 0 ton/ha (I0) yaitu 2,39 cm; 4,49 cm; dan 10,20 cm.

Grafik diameter batang tanaman jagung pada umur 15, 30 dan 45 hst pada berbagai dosis pemberian pupuk kotoran itik dapat dilihat pada Gambar 7.

Wiskandar dan Sunarti (2003), yang menjelaskan bahwa, peranan bahan organik terhadap sifat fisik tanah adalah menyediakan serat sehingga terjadi pembentukan agregat atau granulasi tanah yang mantap. Perbaikan agregasi tanah akan memperbaiki permeabilitas dan peredaran udara tanah liat. Granulasi butir-butir tanah

Page 108: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

108

memperbaiki daya pegang hara dan air tanah pasir sehingga menjadikan fluktuasi temperatur tanah lebih kecil (Wiskandar dan Sunarti, 2003).

15 30 450

2

4

6

8

10

12

I 0 (0 ton/ha)I 1 (10 ton/ha)I 2 (20 ton/ha)

Umur (hst)

Diam

eter

Bat

ang

(cm

)

Gambar 7. Grafik diameter batang tanaman jagung pada umur 15, 30 dan 45 hst pada berbagai dosis pemberian pupuk kotoran itik.

3.2.3. Berat Tongkol Basah dan Berat Tongkol Kering3.2.3.1. Berat tongkol basah

Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa berat tongkol basah jagung dipengaruhi sangat nyata oleh pemberian pupuk kotoran itik dan interaksi dari perlakuan yang berpengaruh tidak nyata.

Rata-rata berat tongkol basah jagung pada berbagai dosis dari pemberian pupuk kotoran itik dilihat pada Tabel 9.

Page 109: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

109

Tabel 9. Rata-rata berat tongkol basah jagung pada berbagai dosis dari pemberian pupuk kotoran itik.

Dosis Kotoran Itik(ton/ha)

Berat Tongkol Basah(kg)

I0 ( 0)I1(10)I2(20)I3 (30)

1,36 a1,61 b1,51 b1,86 c

BNJ 0,05 0,11Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama

pada baris yang sama berbeda tidak nyata.

Dari data tabel 9 terlihat pengaruh pada berbagai dosis pemberian pupuk kotoran itik terhadap berat tongkol basah jagung tertinggi dijumpai pada perlakuan 30 ton/ha (I3) yaitu 1,86 kg dan terendah dijumpai pada perlakuan 0 ton/ha (I0) yaitu 1,36 kg.

Grafik berat tongkol basah jagung pada umur 15, 30 dan 45 hst pada berbagai dosis pupuk kotoran itik dapat dilihat pada Gambar 8.

0 10 20 300.000.200.400.600.801.001.201.401.601.802.00

Kotoran Itik (I)

Dosis Pupuk (ton/ha)

Bera

t Ton

gkol

Bas

ah (k

g)

Gambar 8. Grafik berat tongkol basah jagung pada berbagai dosis pemberian pupuk kotoran itik.

Pupuk organik dapat memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah, struktur tanah, daya meresap air dan daya

Page 110: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

110

meningkat air oleh tanah. Pupuk organik mampu memasok berbagai macam unsur hara yang dikandung didalamnya dan dibutuh oleh tanah dan tanaman, juga mampu meningkatkan efisiensi dan efektifitas penggunaan pupuk organik sehingga diperoleh tingkatan produktivitas tanaman pangan yang maksimal.

3.2.3.2. Berat tongkol keringHasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa

berat tongkol kering jagung tanaman jagung dipengaruhi sangat nyata oleh pemberian pupuk kotoran itik dan interaksi dari perlakuan yang berpengaruh tidak nyata.

Rata-rata berat tongkol kering tanaman pada berbagai dosis dari pemberian pupuk kotoran itik dapat dilihat pada Tabel.

Tabel 10. Rata-rata berat tongkol kering jagung pada berbagai dosis dari pemberian pupuk kotoran itik.

Dosis Kotoran Itik(ton/ha)

Berat Tongkol Kering(kg)

I0 ( 0)I1(10)I2(20)I3 (30)

1,21 a1,44 a1,32 b1,45 c

BNJ 0,05 0,06Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang

sama pada baris yang sama berbeda tidak nyata.

Dari data Tabel 10 terlihat pengaruh pada berbagai dosis pemberian pupuk kotoran itik terhadap berat tongkol kering jagung tertinggi dijumpai pada perlakuan 30 ton/ha (I3) yaitu 1,45 kg dan terendah dijumpai pada perlakuan 0 ton/ha (I0) yaitu 1,21 kg.

Page 111: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

111

Grafik berat tongkol kering tanaman jagung pada berbagai dosis pemberian pupuk kotoran itik dapat dilihat pada Gambar 9.

0 10 20 301.051.101.151.201.251.301.351.401.451.50

Kotoran Itik (I)

Dosis Pupuk (ton/ha)

Bera

t Ton

gkol

Ker

ing

(kg)

Gambar 9. Grafik berat tongkol kering jagung pada berbagai dosis pemberian pupuk kotoran itik.

3.2.4. Berat 100 bijiHasil analisis sidik ragam menunjukkan berat 100

biji dirpengaruhi sangat nyata oleh pupuk kotoran itik dengan interaksi antara kedua perlakuan yang berpengaruh tidak nyata.

Rata-rata berat 100 biji pada berbagai dosis pemberian pupuk kotoran itik dilihat pada Tabel 11.Tabel 11. Rata-rata berat 100 biji tanaman jagung

pada berbagai dosis pemberian Pupuk kotoran itik.

Dosis kotoran Itik ( ton/ha)

Berat 100 biji(gram)

0 (I0)10 (I1)20 (I2)30 (I3)

35,31 a35,71 b35,70 b35,57 b

BNJ 0,05 0,19

Page 112: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

112

Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris yang sama berbeda tidak nyata.

Dari data Tabel 10 terlihat pengaruh pada berbagai dosis pemberian pupuk kotoran itik terhadap berat 100 biji jagung tertinggi dijumpai pada perlakuan 30 ton/ha (I3) yaitu 35,57 gram dan terendah dijumpai pada perlakuan 0 ton/ha (I0) yaitu 35,31 gram.

Grafik berat tongkol kering tanaman jagung pada berbagai dosis pemberian pupuk kotoran itik dapat dilihat pada Gambar.

0 10 20 3035.1035.2035.3035.4035.5035.6035.7035.80 Kotora

n Itik (I)

Dosis Pupuk (ton/ha)

Bera

t 100

Biji

(gra

m)

Gambar 10. Grafik berat 100 biji jagung pada berbagai dosis pemberian pupuk kotoran itik.

Samekto (2006), yang menjelaskan pupuk organik dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah, meningkatkan Kapasitas Tukar Kation (KTK) serta dapat menyerap bahan yang bersifat racun seperti Al, Fe dan Mn serta meningkatkan pH tanah.

3.3. Pengaruh InteraksiHasil analisis keragaman atau sidik ragam terhadap

kedua perlakuan dalam penelitian ini tidak terdapat interaksi dari pemberian bokashi limbah kota dan pupuk kotoran itik. Hal ini disebabkan kedua perlakuan sama-

Page 113: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

113

sama memberikan perubahan yang bersifat sama yaitu sebagai asupan unsur hara organik dengan kandungan unsur hara yang jumlah konsentrasinya sama.

Limbah kota juga merupakan salah satu sumber bahan organik tetapi tidak dikelola dengan baik sehingga dianggap kurang bermanfaat. Padahal kalau dikelola dengan baik maka akan sangat bermanfaat karena sama halnya dengan bahan organik lainnya yang dapat digunakan sebagai sumber pupuk organik. Menurut Shanty (2004), dengan pengolahan sampah secara benar maka bisa menjadikan sampah ini menjadi benda ekonomis. Limbah dibedakan menjadi dua, yaitu limbah anorganik yang tidak mudah membusuk dan limbah organik yang mudah membusuk.

Limbah organik dapat  memberi manfaat  kepada manusia setelah terlebih dahulu dirobah menjadi pupuk organik oleh peranan bakteri menguntungkan bagi manusia. Limbah Organik, yaitu limbah yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya. Limbah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi bokashi. Limbah mengandung unsur hara yang menunjang proses pertumbuhan tanaman sehingga tanaman lebih produktif (Shanty , 2004).

Pupuk kandang kotoran itik merupakan campuran antara kotoran ternak itik dengan urinennya, serta sisa-sisa makanan yang tidak dapat dihabiskan. Campuran ini mengalami pembusukan hingga tidak terbentuk seperti asalnya. Kotoran itik baik digunakan sebagai sumber bahan organik tanah yang memberikan dampak sangat baik bagi pertumbuhan tanaman karena adanya penambahan unsur hara dan perbaikan sifat tanah (Marsono dan Paulus, 2005).

5. Kesimpulan- Dosis bokashi limbah kota berpengaruh sangat nyata

terhadap tinggi tanaman dan diameter batang pada umur 15, 30 dan 45 hari setelah tanam, juga

Page 114: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

114

berpengaruh sangat nyata terhadap berat tongkol basah dan kering serta berat 100 biji.

- Dosis pupuk kotoran itik berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman dan diameter batang pada umur 15, 30 dan 45 hari setelah tanam, juga berpengaruh sangat nyata terhadap berat tongkol basah dan kering serta berat 100 biji.

- Tidak terdapat interaksi antara dosis bokashi limbah kota dan pupuk kototan itik pada semua pengamatan.

Daftar Pustaka

Direktorat Budidaya Serealia. 2006. Petunjuk Peningkatan Produktivitas Pengembangan Jagung. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Jakarta.

Hartatik, W dan Widowati. 2010. Pupuk Kandang. (di akses 19 Desember 2010).

Karama, A.S, A.R. Marzuki dan I. Manwan. 1991. Penggunaan Pupuk Organik Pada Tanaman Pangan. Hal. 395 – 425. Prosiding Lokakarya Nasional Efisiensi Penggunaan Pupuk V tanggal 12 – 13 Nopember 1990. Puslitannak. Bogor.

Lingga dan Marsono. 2006. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta.

Marsono dan Sigit. 2005. Pupuk Akar dan Aplikasinya. Penebar swadaya. Jakarta.

Nasir. 2009. Pengaruh Penggunaan Pupuk Bokashi pada Pertumbuhan dan Produksi Padi, Palawija dan Sayuran. Depertemen Pertanian. (http ://www.deptan.go.id/pesantren/ dispertanak_Pande glang/artikel_13. htm. di akses bulan Desember 2010).

Prajnanta, F. 2004. Agribisnis Semangka Non Biji. Penebar Swadaya. Jakarta. 184 Hlm.

Samekto R. 2004. Pupuk Kandang. Cetakan I. PT. Citra Aji Parama. Yogyakarta.

Shanty, Bio. 2004-2007. Dampak Negatif Limbah Sampah Terhadap Lingkungan dan Pemanfaatannya.

Page 115: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

115

Kumpulan Artikel, Makalah, Papper, iktisar biologi. Universitas Negeri Semarang. Semarang. (http : //shantybio. trans digit. com/?Biologi_-_dasar_Pengolahan_Limbah:Dampak_ Negatif_Limbah_Sampah_Terhadap_Lingkungan_dan_Pemanfaatannya. Di akses bulan Desember 2010).

Sutejo, M.M. 1998. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta. Jakarta.

Wiskandar dan Sunarti. 2003. Pemanfaatan Kompos Gluge Pabrik Bubur Kertas dan Memperbaiki Erodibilitas Ultosol. Hal 1 – 9 Prosiding.

Page 116: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

116

PEMANFAATAN LIMBAH NANGKASEBAGAI PENGANEKARAGAMAN MAKANAN

Oleh : Nila Handayani

Abstrak

Kebijaksanaan penganekaragaman pangan telah ditetapkan sejak tahun 1974 dalam Repelita II, dan disempurnakan dengan Inpres No. 20 Tahun 1979 sampai kini kebijakan penganekaragaman pangan terus berganti dan disesuaikan dengan kondisi kebutuhan masyarakat Indonesia. Walaupun secara operasional penganekaragaman pangan belum dapat berjalan dengan efektif. Hal ini disebabkan mekanisme pelaksanaannya antar sector belum berjalan dengan baik. Disamping itu, tiga aspek yang terkait yaitu produksi, distribusi dan konsumsi belum menunjang seperti yang diharapkan.Dewasa ini kegiatan pemanfaatan limbah masih sangat kurang dan hanya terbatas dalam usaha-usaha dalam keluarga yaitu mengolah nangka sebagai pelengkap menu sehari- hari dalam keluarga. Nangka adalah sangat prospektif, sebab disamping mengandung nilai gizi gizi yang tinggi, nangka juga dapat dimanfaatkan secara optimal, bukan hanya sekedar nangka sebagai teman lauk dalam satu menu hidangan tapi nangka juga bisa tampil sebagai makanan olahan pastry yaitu olahan jenis kue-kue yang tampilan dan rasanya sangat menarik.Limbah nangk berupa biji dan dami nangka sebagai kue- kue yang cukup nikmat dan bergizi tinggi dan dapat disajikan dalam berbagai momen (kesempatan).

Kata kunci :limbah nangka, biji nangka, dami nangka, peng-anekaragaman, pangan

Page 117: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

117

PendahuluanTanaman nangka (Artocarpus heterophyllus, Lmk)

termasuk dalam genus tanaman Artocarpus, famili Moraceae, ordo urticales dan subklas Dicotyledoneae. Tanaman nangka mempunyai struktur perakaran tunggang berbentuk bulat panjang, menembus tanah cukup dalam. Akar cabang dan bulu akarnya tumbuh ke segala arah. Batang tanaman nangka bebrebentuk bulat panjang, berkayu keras, dan tumbuhnya lurus dengan diameter (garis tengah) antara 30 cm-100 cm, tergantung pada umur tanaman. Kulit batang umumnya agak tebal dan berwarna keabu-abuan. Cabang (ramus) berbentuk bulat panjang, tumbuh mendatar atau tegak tetapi tajuk tanaman tidak teratur. Memiliki daun berbentuk bulat telur dan panjang, tepinya rata, tumbuh secara berselang-seling, dan bertangkai pendek. Permukaan atas daun berwarna hijau tua mengilap, kaku dan permukaan bawah daun berwarna hijau muda

Memiliki bunga tanaman berukuran kecil, tumbuh berkelompok secara rapat tersusun dalam tandan. Bunga muncul dari ketiak cabang atau pada cabang-cabang besar. Bunga jantan dan betina terdapat dalam satu pohon (monoecus) sehingga bersifat menyerbuk sendiri. Bunga mengandung madu dan beraroma harum yang dapat mengundang datangnya serangga atau kumbang penyerbuk.

Buah nangka berbentuk panjang atau lonjong atau bulat, berukuran besar dan berduri lunak. Buah terbentuk dari rangkaian bunga majemuk yang dari luar tampak seolah-olah seperti satu sehingga disebut “buah semu”. Buah nangka sebenernya adalah tangkai bunga yang tumbuh menebal, berdaging, dan bersatu dengan daun-daun bunga membentuk kulit buah. Buhan nangka yang berukuran kecil, sebesar ibu jari orang dewasa disebut”babal”. Babal tersebut membesar menjadi buah nangka muda yang disebut “gori”. Buah muda (gori) lambat laun mencapai ukuran maksimal dengan berat

Page 118: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

118

antara 20 kg-25 kg dan akhirnya matang dan disebut “buah nangka”. Daging buah nangka umumnya tebal, berwarna kuning, kuning pucat, kuning kemerah-merahan atau jingga. Buah nangka beraroma harum yag berasal dari kandungan senyawa etil-butirat, berair dan rasanya manis.Buah nangka memiliki manfaat antaralain buah yang masih muda sekali dan kecil lazim disebut “katibabal”dapat dirujak dan yang setengah tua dapat disayur (sayura sam, gudeg) sedangkan daging buah masak dapat dimakan dengan berbagai cara yaitu dapat dimakan langsung, dibuat jam, jus buah, pewangi sari buah dan sebagainya.

Buah nangka memiliki biji berbentuk bulat sampai lonjong, berukuran kecil dan berkeping dua. Biji terdiri dari tiga lapis kulit, yakni kulit luar berwarna kuning agak lunak, kulit liat berwarna putih, dan kulit ari berwarna cokelat yang mem-bungkus daging biji. Selai daging buah yang enak dimakan, biji buah nangka juga enak dimakan setelah direbus, digoreng atau dibuat sup. Rebusan biji nangka mempunyai rasa seperti “chestnut”, jika airnya diganti sekali atau dua kali menjadi sangat enak dimakan.

Masyarakat sudah mengenal dan menanam tanaman ini, karena tanaman nangka banyak ditemukan sebagai tanaman pekarangan atau pengisi lahan kebun secara campuran yang banyak ditemukan di berbagai daerah. Konsumsi langsung produksi buah nangka pedesaan oleh orang kota tanpa melalui lembaga pengolahan menyebabkan kemungkinan biji nangka menjadi limbah pertanian. Apabila produksi buah nangka tersebut melalui lembaga pengolahan maka biji nangka dapat ditampung dan dimanfaatkan melalui pengolahan lebih lanjut. Kandungan pati biji nangka yang relative cukup tinggi memungkinkan bahan ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pangan. Dewasa ini kegiatan pemanfaatan limbah masih sangat kurang dan hanya terbatas dalam usaha-usaha industri. Dari berbagai hasil pertanian tidak sedikit limbah yang sebenarnya masih dapat ditingkatkan daya dan hasil

Page 119: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

119

gunanya, yang salah satu diantaranya adalah biji nangka dan dami nangka.

Sampai saat ini biji dan dami nangka masih merupakan bahan non-ekonomis apabila dilihat dari dua hal, yaitu pertama biji dan dami nangka merupakan limbah bagi konsumen buah nangka, kedua masih sangat langka biji dan dami nangka diperjualbelikan di pasaran. Menurut Dinas Kesehatan (1990), kandungan karbohidrat biji nangka sebesar 36,70 persen. Kalau dibandingkan dengan beras yang mengandung karbohidrat 78,90 persen, maka berarti dua kilogram biji nangka setara dengan satu kilogram beras. Disamping itu masih terdapat keunggulan lain yaitu terdapatnya kandungan kalsium, besi dan fosfor yang relative besar. Karbohidrat merupakan sumber kalori yang paling utama bagi penduduk Indonesia dan berbagai Negara sedang berkembang pada umumnya. Sebagian besar dari kebutuhan energi yaitu sekitar 2100 kalori per hari bagi rata-rata orang Indonesia, dipenuhi oleh karbohidrat. Banyaknya karbohidrat yang dikonsumsi rata-rata 300 gram per hari untuk setiap orang, yang berarti 79 persen dari kebutuhan kalori per hari. Berdasarkan kandungan gizi yang terdapat pada biji nangka dan dami nangka dan masih merupakan bahan non-ekonomis, maka biji dan dami nangka memiliki potensi dalam sumbangan penganekaragaman pangan serta peningkatan pendapatan keluarga.

Saat ini hasil panen pertanian nangka hasilnya dijual di pasar tradisional dalam keadaan nangka matang ataupun nangka muda (gori) Tidak selamanya hasil panen tersebut habis terjual padahal nangka merupakan salah satu jenis bahan pangan yang tidak dapat bertahan lama kesegarannya sehingga mempengaruhi harga nangka menjadi lebih rendah. Agar kerugian tidak terlalu besar maka nangka yang belum laku terjual terpaksa dijual dengan harga relative murah atau dijadikan konsumsi keluaraga dengan pengolahan nangka seperti sayur gori untuk sayur lontong yang diolah secara sederhana

Page 120: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

120

ditumis. Alternatif lain dijadikan sebagai makanan ternak. Untuk itu perlu suatu terobosan baru untuk mengolah limbah nangka (biji dan dami nangka) sebagai bahan pangan misalnya biji nangka diolah menjadi emping biji nangka, biji nangka diolah menjadi tepung biji nangka yang kemudian tepung biji nangka dapat dijadikan sebagai bahan baku dalam pembuatan cake tepung biji nangka sedangkan dami nangka dapat diolah menjadi jelli dami nangka.

Melihat prospek limbah nangka dari segi pasar (permintaan), bisnis ini merupakan bisnis cemerlang. Kebutuhan konsumsi limbah nangka akan semakin meningkat dengan memperkenalkan limbah nangka diolah sebagai bahan pangan maka produk ini dapat diterima oleh konsumen sebagai makanan yang sehat dengan padat gizi, tinggi karbohidrat, tinggi kalsium, besi dan fosfor.

PembahasanLimbah nangka

Tanaman nagka merupakan jenis tanaman yang banyak ditanam di daerah tropis, tanaman ini cukup dikenal di seluruh dunia.Nangka adalah nama sejenis pohon, sekaligus buahnya. Pohon nangka termasuk ke dalam suku moraceae, nama ilmiah-nya adalah Artocarpus heterophyllus, dalam bahasa Inggrisnya nangka dikenal sebagai Jacfkruit.

Tanaman ini diduga berasal dari India bagian Selatan yang kemudian menyebar ke daerah tropis lainnya. Meskipun sampai saat ini nangka belum merupakan buah-buahan mayoritas di Indonesia, tetapi keberadaannya sudah sangat popular dan digemari sebagai buah segar (Astawan,2004).

Keberadaan buah nangka tidak mengenal musim sehingga setiap saat dapat diperoleh di pasar. Tanaman nagka tumbuh dan berproduksi dengan baik di daerah yang beriklim tropis. Di Indonesia keadaan iklim yang ideal untuk tanaman nagka yakni di daerah dataran

Page 121: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

121

rendah sampai ketinggian 1000 m dari permukaan laut, tetapi palling optimal hingga ketinggian 700 meter dari permukaan laut. Tanaman nangka membutuhkan temperature minimum antara 16-21 derajat celcius, curah hujan 1500 - 2400 mili meter/tahun dan kelembaban udara 50%-80%. (Rukmana,1997)

1. Biji NangkaBiji nangka yang dipakai untuk pembuatan tepung

dalam pembuatan olahan pastry yaitu berasal dari buah nagka yang sudah masak. Biji nangka yang sempurna adalah biji yang bentuknya seragam, tidak terlalu kecil, tidak kemps , tidak rusak oleh hama dan tidak luka. Biji nangka sebelum diolah perlu mendapat perlakuan pendahuluan, agar biji tidak mudah busuk.Perlu dicuci dahulu agar lender-lendirnya hilang. Menurut Rukmana (1997) bagian daging buah yang dapat dimakan pada buah nangka hanya 20-31%, dami dan kulitnya cukup besar yakni 55-70% dan bagian bijinya sekitar 5-15%. Biji nangka kebanyakan dibuang dan hanya beberapa masyarakat yang memanfaat-kannya, padahal biji nangka dan buah nangka mempunyai kandungan gizi yang cukup tinggi.

Tabel 1. Kandungan Gizi Buah Nangka dan Biji Nangka/100 gram

Komponen Gizi Nangka Muda

Nangka Masak

Biji Nangka

Energi (kkal) 51 106 165Protein (gram) 2,0 1,2 4,2Lemak (gram) 0,4 0,3 0,1Karbohidrat (gram)

11,3 27,6 36,7

Calsium (mgram)

45 20 33

Fospor (mgram)

29 19 200

Page 122: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

122

Besi (mgram) 0,5 0,9 1,0Vitamin A (SI) 25 330 0Vitamin B (MGAM)

0,07 0,07 0,20

Vitamin C (mgram)

9 7 10

Air (gram) 85,5 70 57.7 Sumber : Direktorat Gizi,Depkes

2. Tepung Biji NangkaSelain dapat dimakan dalam bentuk utuh, biji

nangka juga dapat diolah menjadi tepung, Selanjutnya dari tepungnya dapat dihasilkan berbagai makanan olahan. Tepung biji nangka merupakan tepung yang berasal dari biji nangka dengan mulalui berbagai proses dalam pembuatannya. Adapun proses pembuatan tepung biji nangka yaitu :- Pengumpulan biji nangka- Pencucian biji nangka sampai bersih direndam selama

1 jam- Pengeringan biji nangka dalam oven bersuhu 50

derajat celcius agar kulitnya kering- Setelah kulit biji nangka kering rendam biji nagka

dengan air dingin selama 1 jam- Kupas kulit biji nangka hingga diperoleh daging biji

tanpa kulit- Iris-iris biji nangka dengan pisau yang tajam menjadi

irisan yang tipis-tipis- Keringkan irisan biji nangka tersebut kedalam oven

pengering hingga benar-benar kering- Setelah kering tumbuk atau blender irisan biji nangka

tersebut hingga halus.- Setelah halus,tepung biji nangka tersebut dapat

diayak hingga menghasilkan tepung biji nangka yang halus

Tabel 2. Komposisi Dalam Tepung Biji Nangka

Page 123: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

123

No Jenis Zat Jumlah Kandungan (%)1 Air 10,302 Abu 3.313 Protein 11,704 Lemak 3,7855 Gula 2,016 Karbohidrat 53,77

Departemen Perindustrian Gizi Republik Indonesia, research dan standarisasi Industri Medan

3. Pengolahan Tepung Biji Nangka Menjadi Olahan Pastry

Cookies Tepung Biji NangkaBahan :

- Tepung terigu 200 gram- Tepung biji nangka 100 gram- Tepung gula 125 gram- Kuning telur 2 butir- Roombotter 1 sdm- Mentega 100 gram- Glazur : Putih telur 1 butir- Tepung gula 200 gram

Cara Membuatnya:1. Kocok tepung gula dengan mentega,roombotter

hingga rata2. Masukkan tepung terigu,tepung biji nangka dan

vanili hingga rata3. Giling adonan setebal 5 mm lalu cetak dengan

cetakan sesuai selera4. Panggang dalam oven. Panggang dan dinginkan

Page 124: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

124

5. Glazur: campur menjadi satu lalu kocok hingga mengembang,masukkan dalam papping bad,hias dengan glazur

Cake Tepung Biji NangkaBahan :

- 75 gram tepung biji nangka- 25 gram tepung terigu (kunci biru)- 2 butir telur ayam ras- 100 gram gula halus (gulaku)- 100 gram margarine- ½ sendok the baking powder

Cara Membuat:1. Margarine dan gula dikocok hingga halus dan

berwarna putih2. Masukkan telur satu persatu kocok sampai semua

bahan menyatu dan mengembang3. Terakhir masukkan bahan kering (tepung dan

baking powder) aduk hingga rata4. Masukkan adonan ke dalam loyang ukuran 13 cm x

12,5 cm yang sudah dialasi kertas roti5. Bakar dalam oven suhu 180

Brownis Tepung Biji NangkaBahan:

- 100 gram tepung terigu- 50 gram tepung biji nangka- 300 gram dark cooking chocolate- 4 butir telur- 50 gram margarine- 150 gram gula pasir- 1 sdt baking powder

Cara Membuat :1. Lelehkan dark soklat & margarine2. Lalu kocok telur dan gula hingga larut3. Selanjutnya masukkang tepung dan baking powder4. Lalu aduk rata & tuang ke dalam cetakan

Page 125: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

125

5. Kukus selama 15 menit

4. Dami NangkaDami nangka adalah bunga yang tidak mengalami

penyerbukan yang berada diantaranya mplungan (Bahasa Jawa) yang sering juga disebut dengan sebagai serabut atau jerami. Bagi konsumen buah nangka dami hanya dijadikan sebagai limbah nangka tanpa ada usaha untuk memanfaatkannya. Nangka yang masih muda seluruh bahagian buahnya dapat dimanfaatkan bersama-sama yaitu daging buah, biji dan dami.

Pada nangka masak, dami tersebut ada yang tebal berukuran besar dan rasanya manis sehingga dapat juga dimakan. Adapula dami nangka yang kecil dan tidak manis sehingga tidak enak dimakan.

Tabel 3. Komposisi Kandungan Dami Nangka

Komposisi Kandungan(%)Air 76,24Abu 0,53Protein 1,30Lemak 6,06Karbohidrat 15,87Sumbers : Siregar, 1996

5. Pemanfaatan Dami Nangka

Jelly Dami Nangka Bahan :1. Pilih dami nangka yang masih segar atau tidak busuk

dan timbang sebanyak 1 kg2. Rebus dami nangka dalam ½ liter- 1 liter air hingga

lunak3. Angkat rebusan dami nangka untuk didinginkan

selama beberapa waktu hingga 12 jam

Page 126: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

126

4. Remas-remas dami nangka dan saring airnya sambil ditampung dalam wadah

5. Campurkan 1 liter sari dami nangka dengan 250 gram gula pasir dan 3 g-5g citroon zuur, kemudian dimasak hingga kental

6. Angkat jelli dami nangka dari perapian untuk didinginkan

7. Masukkan jelli dami nangka ke dalam toples hidangkan langsung bersama roti tawar

Manisan Dami Nangka1. Pilih dami nagka yang masih segar dan rendam dalam

2 liter air, ditambah 2 sendok makan kapur sirih selama 10 jam

2. Buang air rendaman tadi dan cuci dami nangka tersebut dengan air bersih

3. Rendam kembali dami nangk dalam 1 liter air ditambah 1sendok makan kapur sirih selama 5 jam

4. Cuci kembali dami nangka dengan air bersih dan tiriskan di atas saringan

5. Lakukan proses pemasakan dami jerami di atas perapian sambil ditambahkan gula pasir sedikit demi sedikit

6. Tambahkan pula asam sitrat atau citrruu zuur dan essence nangka ke dalam dami tadi sambil diaduk-aduk hingga airnya berkurang

7. Lanjutkan proses pemasakan dami nangka hingga mengkristal

8. Angkat manisan dami nangka dari perapian untuk segera didinginkan dan dihidangkan

KesimpulanTanaman nangka (Artocarpus heterophyllus, Lmk)

termasuk dalam genus tanaman Artocarpus, famili Moraceae, ordo urticales dan subklas Dicotyledoneae. Buah nangka berbentuk panjang atau lonjong atau bulat, berukuran besar dan berduri lunak. Buah nangka memiliki

Page 127: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

127

biji berbentuk bulat sampai lonjong, berukuran kecil dan berkeping dua. Biji terdiri dari tiga lapis kulit, yakni kulit luar berwarna kuning agak lunak.

Sampai saat ini biji dan dami nangka masih merupakan bahan non-ekonomis apabila dilihat dari dua hal, yaitu pertama biji dan dami nangka merupakan limbah bagi konsumen buah nangka, kedua masih sangat langka biji dan dami nangka diperjualbelikan di pasaran. Menurut Dinas Kesehatan (1990), kandungan karbohidrat biji nangka sebesar 36,70 persen. Kalau dibandingkan dengan beras yang mengandung karbohidrat 78,90 persen, maka berarti dua kilogram biji nangka setara dengan satu kilogram beras. Disamping itu masih terdapat keunggulan lain yaitu terdapatnya kandungan kalsium, besi dan fosfor yang relative besar.

Melihat prospek limbah nangka dari segi pasar (permintaan), bisnis ini merupakan bisnis cemerlang. Kebutuhan konsumsi limbah nangka akan semakin meningkat dengan memperkenalkan limbah nangka diolah sebagai bahan pangan maka produk ini dapat diterima oleh konsumen sebagai makanan yang sehat dengan padat gizi,tinggi karbohidrat, tinggi kalsium, besi dan fosfor.

Daftar PustakaAstawan Made, 2004, Tetap Sehat Dengan Produk

Makanan Olahan. Solo. Tiga Serangkai.Rukmana. Rahmat, 1997. Budidaya Nangka. Jakarta.

KanisiusSiregar, SSP, 1996, Ekstraksi dan Karakterisasi Pektin dari

Jerami Nangka, IPB. Bogor.Widiastuti,Y.E, 1993. Nangka dan Cempedak, Ragam Jenis

dan Pembudidayaan. Jakarta. Penebar Swadaya.

Page 128: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

128

PRINSIP NEGARA HUKUM DALAM KEHIDUPAN SEBAGAI

WARGA NEGARA  

Oleh : Indra Perdana

Abstrak

Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui pengertian dari pada Hak Asasi Manusia dan seperti apa praktek pelanggaran Hak Asasi Manusia di Indonesia. Serta hukuman apa yang diberlakukan untuk orang yang melanggar Hak Asasi Manusia. Penulisan ini menggunakan metode tinjauan literatur (library research). Dari pembahasan dapat disimpulkan bahwa pengertian Negara hukum yang berbeda beda memiliki makna yang sama yaitu Negara yang menjamin keamanan warga Negara nya dan Negara yang menjadikan hukum sebagai kekuasaan tertinggi. Hukum itu ada yang di sebut dengan hukum Formil dan hukum Materil, hukum formil dapat di sebut juga dengan hukum dasar tertulis (UUD) yang diartikan sebagai hukum yang mengatur tentang berita cara mengajukan perkara baik gugatan maupun permohonan,memeriksa perkara dan memberikan putusan dengan tujuan untuk mempertahankan hukum

Page 129: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

129

materil sedangkan hukum Materil dan di sebut juga dengan hukum dasar yang tidak terulis (Convensi) memiliki arti aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan Negara meskipun sifatnya tidak tertulis. egara hukum memiliki ciri-ciri yaitu percaya akan adanya tuhan dan pengakuan dari perlindungan hak-hak asasi manusia yang mengandung persamaan di bidang politik, sosial, ekonomi dan kebudayaan serta peradilan yang bebas dan tidak memihak dan tidak terpengaruhi sesuatu kekuasaan apapun. Negara hukum dan HAM adalah satu kesatuan yang tidah di pisahkan satu sama lainnya, karena kalau salah satunya tidak ada maka tidak akan berjalan dengan semestinya sebab itu yang dapat membuat warga Negara Indonesia mendapat suatu keadialan, perlindungan dan  pengakuan secara sah dan sebagai pembentuk suatu Negara yang adil makmur dan sejahtera.

Kata kunci : hukum dan warga negara1. Pendahuluan1.1. Latar Belakang

Pendidikan kewarganegaraan sebenarnya dilakukan dan dikembangkan di seluruh dunia, meskipun dengan berbagai macam istilah atau nama. Dengan adanya penyempurnaan kurikulum mata kuliah pengembangan kepribadian tersebut maka pendidikan kewarganegaraan memiliki paradigma baru, yaitu pendidikan kewarganegaraan berbasis Pancasila. Sehingga seluruh penerus bangsa Indonesia bisa memahami arti dari Negara yang memiliki hukum dan arti dari hak asasi manusia sehingga bisa saling menghargai satu sama lainnya.

1.2. Tujuan PenulisanBerdasarkan latar belakang, tujuan yang ingin

dicapai dalam penulisan ini adalah untuk mengetahui pengertian dari pada Hak Asasi Manusia dan seperti apa praktek pelanggaran Hak Asasi Manusia di Indonesia.

Page 130: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

130

Serta hukuman apa yang diberlakukan untuk orang yang melanggar Hak Asasi Manusia.

1.3. Metode PenulisanPenulisan ini menggunakan metode tinjauan

literatur (library research).

2. Uraian Teoritis 2.1.Negara Indonesia sebagai Negara Hukum

Bukti yuridis atas keberadaan negara hukum Indonesia dalam arti material tersebut harus dimaknai bahwa negara Indonesia adalah negara hukum dinamis, atau negara kesejahteraan (welfare state), yang membawa implikasi bagi para penyelenggara negara untuk menjalankan tugas dan wewenangnya secara luas dan komprehensif dilandasi ide-ide kreatif dan inovatif.

Makna negara Indonesia sebagai negara hukum dinamis, esensinya adalah hukum nasional Indonesia harus tampil akomodatif, adaptif dan progresif. Akomodatif artinya mampu menyerap, menampung keinginan masyarakat yang dinamis. Makna hukum seperti ini menggambarkan fungsinya sebagai pengayom, pelindung masyarakat. Adaptif, artinya mampu menyesuaikan dinamika perkembangan jaman, sehingga tidak pernah usang. Progresif, artinya selalu berorientasi kemajuan, perspektif masa depan. Makna hukum seperti ini menggambar-kan kemampuan hukum nasional untuk tampil dalam praktiknya mencairkan kebekuan-kebekuan dogmatika. Hukum dapat menciptakan kebenaran yang berkeadilan bagi setiap anggota masyarakat.

Dasar pijakan bahwa negara Indonesia adalah negara hukum tertuang pada Pasal 1 ayat 3 UUD 1945, yang menyebutkan bahwa “Negara Indonesia adalah Negara Hukum”. Dimasukkannya ketentuan ini ke dalam bagian pasal UUD 1945 menunjukkan semakin kuatnya dasar hukum serta menjadi amanat negara, bahwa negara Indonesia adalah dan harus merupakan negara hukum.

Page 131: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

131

Sebelumnya, landasan negara hukum Indonesia ditemu-kan dalam bagian Penjelasan Umum UUD 1945 tentang Sistem Pemerintahan Negara, yaitu sebagai berikut :1)  Indonesia adalah negara yang berdasar atas hukum

(Rechsstaat). Negara Indonesia berdasar atas Hukum (Rechsstaat), tidak berdasar atas kekuasaan belaka (Machtsstaat).

2)  Sistem Konstitusional. Pemerintah berdasar atas sistem konstitusi (hukum dasar), tidak bersifat absolutisme (kekuasaan yang tidak terbatas).

Berdasarkan perumusan di atas, negara Indonesia memakai sistem Rechsstaat yang kemungkinan dipengaruhi oleh konsep hukum Belanda yang termasuk dalam wilayah Eropa Kontinental.

Konsepsi negara hukum Indonesia dapat dimasukkan negara hukum materiil, yang dapat dilihat pada Pembukaan UUD 1945 Alenia IV. Dasar lain yang dapat dijadikan landasan bahwa negara Indonesia adalah negara hukum yakni pada Bab XIV tentang Perekonomian Negara dan Kesejahteraan Sosial Pasal 33 dan 34 UUD 1945, yang menegaskan bahwa negara turut aktif dan bertanggung jawab atas perekonomian negara dan kesejahteraan rakyat.

Negara Hukum Indonesia menurut UUD 1945 mengandung prinsip-prinsip sebagai berikut :1. Norma hukumnya bersumber pada Pancasila sebagai

hukum dasar nasional.2. Sistem yang digunakan adalah Sistem Konstitusi.3. Kedaulatan rakyat atau Prinsip Demokrasi.4. Prinsip kesamaan kedudukan dalam hukum dan

pemerintahan (Pasal 27 (1) UUD 1945).5. Adanya organ pembentuk undang-undang (Presiden

dan DPR).6. Sistem pemerintahannya adalah Presidensiil.7. Kekuasaan kehakiman yang bebas dari kekuasaan lain

(eksekutif);

Page 132: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

132

8. Hukum bertujuan untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

9. Adanya jaminan akan hak asasi dan kewajiban dasar manusia (Pasal 28 A-J UUD 1945).

2.2. Hubungan Negara Hukum dengan HAMNegara dalam pandangan teori klasik diartikan

sebagai suatu masyarakat yang sempurna (a perfect society). Negara pada hakikatnya adalah suatu masyarakat sempurna yang para anggotanya mentaati aturan yang sudah berlaku. Suatu masyarakat dikatakan sempurna jika memiliki sejumlah kelengkapan yakni internal dan eksternal. Kelengkapan secara internal, yaitu adanya penghargaan nilai-nilai kemanusiaan di dalam kehidupan masyarakat itu. Saling menghargai hak sesama anggotamasyarakat. Kelengkapan secara eksternal, jika keberadaan suatu masyarakat dapat memahami dirinya sebagai bagian dari organisasi masyarakat yang lebih luas. Dalam konteks ini pengertian negara seperti halnya masyarakat yang memiliki kedua kelengkapan internal dan eksternal, there exists onlyone perfect society in the natural order, namely the state (Henry J. Koren(1995:24).

Dalam perkembangannya, teori klasik tentang negara ini tampil dalam ragam formulasinya, misalnya menurut tokoh; Socrates, Plato dan Aristoteles. Munculnya keragam konsep teori tentang negara hanya karena perbedaan cara-cara pendekatan saja. Pada dasarnya negara harus merepresentasikan suatu bentuk masyarakat yang sempurnya. Teori klasik menginspirasikan lahirnya teori modern tentang negara, kemudian dikenal istilah negara hukum. Istilah negara hukum secara terminologis terjemahan dari kata Rechtsstaat atau Rule of law. Para ahli hukum di daratan

Page 133: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

133

Eropa Barat lazim menggunakan istilah Rechtsstaat, sementara tradisi Anglo–Saxon menggunakan istilah Rule of Law. Di Indonesia, istilah  Rechtsstaat dan Rule of law biasa diterjemahkan dengan istilah “Negara Hukum” (Winarno, 2007). Gagasan negara hukum di Indonesia yang demokratis telah dikemukakan oleh para pendiri negara Republik Indonesia (Dr. Tjipto Mangoenkoesoemo dan kawan-kawan) sejak hampir satu abad yang lalu.

Walaupun pembicaraan pada waktu itu masih dalam konteks hubungan Indonesia (Hindia Belanda) dengan Netherland. Misalnya melalui gagasan Indonesia (Hindia Belanda) berparlemen, berpemerintahan sendiri, dimana hak politik rakyatnya diakui dan dihormati. Jadi, cita-cita negara hukum yang demokratis telah lama bersemi dan berkembang dalam pikiran dan hati para perintis kemerdekaan bangsa Indonesia. Apabila ada pendapat yang mengatakan cita negara hukum yang demokratis pertama kali dikemukakan dalam sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) adalah tidak memiliki dasar historis dan bisa menyesatkan. Para pendiri negara waktu itu terus mem-perjuangkan gagasan negara hukum. Ketika para pendiri negara bersidang dalam BPUPKI tanggal   28 Mei –1 Juni 1945 dan tanggal 10-17 Juli 1945 gagasan dan konsep Konstitusi Indonesia dibicarakan oleh para anggota BPUPKI. Melalui sidang-sidang tersebut dikemukakan istilah rechsstaat (Negara Hukum) oleh Mr. Muhammad Yamin (Abdul Hakim G Nusant ara, 2010:2). Dalam sidang–sidang tersebut muncul berbagai gagasan dan konsep alternatif tentang ketatanegaraan sepert i: negara sosialis, negara serikat dikemukakan oleh para pendiri negara.

Perdebatan pun dalam sidang terjadi, namun karena dilandasi tekad bersama untuk merdeka, jiwa dan semangat kebangsaan yang tinggi (nasionalisme) dari para pendiri negara, menjunjung tinggi azas kepentingan bangsa, secara umum menerima konsep negara hukum dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia

Page 134: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

134

(NKRI).Semangat cita negara hukum para pendiri negara secara formal dapatditemukan dalam setiap penyusunan konstitusi, yaitu Konstitusi RIS 1949 dan UUDS 1950. Dalam konstitusi–konstitusi tersebut dimasukkan Pasal-pasalyang termuat dalam Deklarasi Umum HAM PBB tahun 1948. Hal itumenunjukkan bahwa ketentuan-ketentuan tentang peng-hormatan, dan perlindungan HAM perlu dan penting unt uk dimasukkan ke dalam konstitusinegara (Abdul Hakim G Nusantara, 2010:2) Pengertian negara hukum selalu meng-gambarkan adanya penyelenggaraan kekuasaan pemerintahan negara yang didasarkan atas hukum. Pemerintah dan unsur unsur lembaga di dalamnya dalam menjalankan tugas dan wewenang-nya terikat oleh hukum yang berlaku. Menurut Mustafa Kamal (2003), dalam negara hukum, kekuasaan menjalankan pemerintahan berdasarkan kedaulatan hukum (supremasihukum) dan bertujuan untuk menyelenggarakan ketert iban hukum. Dasar yuridis bagi negara Indonesia sebagai negara hukum tertera pada Pasal 1 ayat (3) UUD Negara RI 1945 (amandemen ketiga), “Negara Indonesia adalah Negara Hukum” Konsep negara hukum mengarah pada tujuan terciptanya kehidupan demokratis, dan terlindungi hak azasi manusia, serta kesejahteraan yang berkeadilan. Menurut Winarno (2010), konsepsi negara hukum Indonesia dapat di masukkan dalam konsep negara hukum dalam arti material atau negara hukum dalam arti luas.

Pembuktiannya dapat kita lihat dari perumusan mengenai t ujuan bernegara sebagaimana tertuang dalam Pembukaan UUD Negara RI 1945 Alenia IV. Bahwasannya, negara bertugas dan bertanggungjawab tidak hanya melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia tetapi juga memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut  melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.Bukti lain yang menjadi dasar yuridis bagi

Page 135: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

135

keberadaan negara hukumIndonesia dalam arti material, yaitu pada: Bab XIV Pasal 33 dan Pasal 34UUD Negara RI 1945, bahwa negara turut aktif dan bertanggungjawab atasperekonomian negara dan kesejahteraan rakyat.

2.3. Hak Asasi ManusiaHAM / Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat

pada diri setiap manusia sejak awal dilahirkan yang berlaku seumur hidup dan tidak dapat diganggu gugat siapa pun. Sebagai warga negara yang baik kita mesti menjunjung tinggi nilai hak azasi manusia tanpa membeda-bedakan status, golongan, keturunan, jabatan, dan lain sebagainya.

Apabila melanggar HAM maka seseorang akan bertentangan dengan hukum yang berlaku di Indonesia. Hak asasi manusia memiliki wadah organisasi yang mengurus permasalahan seputar hak asasi manusia yaitu Komnas HAM.

Kasus pelanggaran ham di Indonesia memang masih banyak yang belum terselesaikan / tuntas sehingga diharapkan perkembangan dunia ham di Indonesia dapat terwujud ke arah yang lebih baik. Salah satu tokoh ham di Indonesia adalah Munir yang tewas dibunuh di atas pesawat udara saat menuju Belanda dari Indonesia.

3. PembahasanPrinsip Negara Hukum yang berkembang pada

abad 19 cenderungmengarah pada konsep negara hukum formal, yaitu pengertian negara hukumdalam arti sempit. Dalam Prinsip ini negara hukum diposisikan ke dalamruang gerak dan peran yang kecil atau sempit. Seperti dalam uraian terdahulunegara hukum dikonsepsikan sebagai sistem penyelenggaraan kekuasaan pemerintahan negara yang didasarkan atas hukum. Pemerintah dan unsur-unsur lembaganya dalam menjalankan tugas dan wewenangnya terikat oleh hukum yang berlaku. Peran pemerintah sangat kecil dan pasif. Dalam dekade abad 20 konsep negara hukum mengarah

Page 136: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

136

pada pengembangan negara hukum dalam arti material. Arah tujuannya memperluas peran pemerintah terkait dengan tuntutan dan dinamika perkembangan jaman. Prinsip Negara Hukum material yang dikembangkan di abad ini sedikitnya memiliki sejumlah ciri yang melekat pada negara hukum atau Rechtsstaat, yaitu sebagai berikut :1. HAM terjamin oleh undang-undang.2. Supremasi hukum.3. Pembagian kekuasaan ( Trias Politika) demi kepastian

hukum.4. Kesamaan kedudukan di depan hukum.5. Peradilan administrasi dalam perselisihan.6. Kebebasan menyatakan pendapat, bersikap dan

berorganisasi.7. Pemilihan umum yang bebas.8. Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak.

Upaya penegakan HAM dapat dilakukan melalui jalur hukum dan politik. Maksudnya terhadap berbagai pelanggaran HAM maka upaya menindak para pelaku pelanggaran diselesaikan melalui Pengadilan HAM bagi pelanggaran HAM berat dan melalui KKR (Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi). 

Upaya penegakan HAM melalui jalur Pengadilan HAM, mengikuti ketentuan-ketentuan antara lain, sebagai berikut :1. Kewenangan memeriksa dan memutus perkara

pelanggaran hak asasi manusia yang berat tersebut di atas oleh Pengadilan HAM tidak berlaku bagi pelaku yang berumur di bawah 18 tahun pada saat kejahatan dilakukan. 

2. Terhadap pelanggaran hak asasi manusia yang berat yang terjadi sebelum diundangkan UURI No.26 Tahun 2000, diperiksa dan diputus oleh Pengadilan HAM adhoc. Pembentukan Pengadilan HAM ad hoc diusulkan oleh DPR berdasarkan pada dugaan telah terjadinya pelanggaran hak asasi manusia yang berat yang dibatasi pada tempat dan waktu perbuatan

Page 137: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

137

tertentu (locus dan tempos delicti ) yang terjadi sebelum diundangkannya UURI No. 26 Tahun 2000. 

3. Agar pelaksanaan Pengadilan HAM bersifat jujur, maka pemeriksaan perkaranya dilakukan majelis hakim Pengadilan HAM yang berjumlah 5 orang. Lima orang tersebut, terdiri atas 2 orang hakim dari Pengadilan HAM yang bersangkutan dan 3 orang hakim ad hoc (diangkat di luar hakim karir). Sedang penegakan HAM melalui KKR penyelesaian pelanggaran HAM dengan cara para pelaku mengungkapkan pengakuan atas kebenaran bahwa ia telah melakukan pelanggaran HAM terhadap korban atau keluarganya, kemudian dilakukan perdamaian. Jadi KKR berfungsi sebagai mediator antara pelaku pelanggaran dan korban atau keluarganya untuk melakukan penyelesaian lewat perdamaian bukan lewat jalur Pengadilan HAM.

Beberapa contoh kegiatan yang dapat dimasukan menghargai upaya penegakan HAM, antara lain :1. Membantu dengan menjadi saksi dalam proses

penegakan HAM;  2. Mendukung para korban untuk memperoleh restitusi

maupun kompensasi serta rehabilitasi;  3. Tidak mengganggu jalannya persidangan HAM di

Pengadilan HAM;  4. Memberikan informasi kepada aparat penegak hokum

dan lembaga–lembaga HAM bila terjadi pelanggaran HAM; 

5. Mendorong untuk dapat menerima cara rekonsiliasi melalui KKR kalau lewat jalan Peradilan HAM mengalami jalan buntu, demi menghapus dendam yang berkepanjangan yang dapat menghambat kehidupan yang damai dan harmonis dalam bermasyarakat.

Sebagai negara hukum, maka dalam upaya menegakan HAM diatur pelaksanaannya dalam peraturan perundang-undangan, yaitu sebagai berikut :a. UUD 1945

Page 138: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

138

UUD 1945 Pasal 31, menegaskan bahwa setiap warga negara memiliki hak mendapat pengajaran. Maka untuk mencapai-nya Pemerintah membangun gedung-gedung sekolah, mengangkat guru, memberikan bea siswa pada anak berprestasi tetapi dari segi ekonomi kurang mampu, dan lain-lain.

b. Ketetapan MPRTAP MPR Nomor XVII/MPR/1998, menugaskan Presiden dan DPR untuk membentuk lembaga yang melakukan penyuluhan, pengkajian, pemantauan, penelitian, dan mediasi tentang HAM. Maka dibentuklah KOMNAS HAM melalu Keputusan Presiden Nomor 50 Tahun 1993.

c. Undang-UndangUU Nomor 39 tahun 1999 Pasal 9, menegaskan tentang hak untuk hidup. Maka manakala terjadi pelanggaran terhadap hak ini, maka pemerintah menggelar peradilan HAM.

4. PenutupPengertian Negara hukum yang berbeda beda

memiliki makna yang sama yaitu Negara yang menjamin keamanan warga Negara nya dan Negara yang menjadikan hukum sebagai kekuasaan tertinggi. Hukum itu ada yang di sebut dengan hukum Formil dan hukum Materil,hukum formil dapat di sebut juga dengan hukum dasar tertulis (UUD) yang diartikan sebagai hukum yang mengatur tentang brita cara mengajukan perkara baik gugatan maupun permohonan,memeriksa perkara dan memberikan putusan dengan tujuan untuk mempertahankan hukum materil sedangkan hukum Materil dan di sebut juga dengan hukum dasar yang tidak terulis (Convensi) memiliki arti aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan Negara meskipun sifatnya tidak tertulis.Negara hukum memiliki ciri-ciri yaitu percaya akan adanya tuhan dan pengakuan dari perlindungan hak-hak asasi manusia yang mengandung persamaan di bidang politik, sosial, ekonomi dan kebudayaan serta peradilan yang bebas dan tidak

Page 139: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

139

memihak dan tidak terpengaruhi sesuatu kekuasaan apapun.

Negara hukum dan HAM adalah satu kesatuan yang tidah di pisahkan satu sama lainnya, karena kalau salah satunya tidak ada maka tidak akan berjalan dengan semestinya sebab itu yang dapat membuat warga Negara Indonesia mendapat suatu keadialan, perlindungan dan  pengakuan secara sah dan sebagai pembentuk suatu Negara yang adil makmur dan sejahtera.

Daftar Pustaka

Adib. Mohammad, dkk. 2014. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.

Asshiddiqie, Prof. Dr. Jimly, S.H. Negara Hukum dan HAM. Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia.

Kansil, CST.1983. Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, Jakarta: balai Pustaka.

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH Perdata).Undang-Undang Dasar 1945.Undang-Undang Nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi

Manusia.Undang-Undang Nomor 26 tahun 2000 tentang

Pengadilan Hak Asasi Manusia.

IMPLEMENTASI SISTEM PERTANIAN BERKELANJUTAN DALAM MENDUKUNG PRODUKSI

PERTANIAN

Oleh : Elfin Efendi

Abstrak

Page 140: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

140

Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui penerapkan pertanian berkelanjutan dalam pertanian di Indonesia mendukung produksi tanaman. Penulisan ini menggunakan metode tinjauan literatur (library research). Dari pembahasan dapat disimpulkan bahwa kondisi pertanian sekarang belum berkelanjutan, karena hasil panen secara fisik merupakan ukuran keberhasilan kelestarian produksi pertanian. Pertanian organik merupakan salah satu teknologi alternatif yang memberikan berbagai hal positif, yang dapat diterapkan pada usaha tani produk-produk bernilai komersial tinggi dan tidak mengurangi produksi. Untuk menerapkan pertanian ramah lingkungan dan berkelanjutan, perlu dilakukan upaya sosialisasi pemasyarakatan mengenai pentingnya pertanian yang ramah lingkungan dan penggalakkan konsumsi produk hasil pertanian organik.

Kata kunci : pertanian berkelanjutan dan produksi pertanian

1. Pendahuluan1.1  Latar Belakang

Awalnya, tahun 1980, istilah “sustainable agriculture” atau diterjemahkan menjadi ‘pertanian berkelanjutan’ digunakan untuk menggambarkan suatu sistem pertanian alternatif berdasarkan pada konservasi sumberdaya dan kualitas kehidupan di pedesaan. Sistem pertanian berkelanjutan ditujukan untuk mengurangi kerusakan lingkungan, mempertahankan produktivitas pertanian, meningkatkan pendapatan petani dan meningkatkan stabilitas dan kualitas kehidupan masyarakat di pedesaan. Tiga indikator besar yang dapat dilihat adalah lingkungannya lestari, ekonominya meningkat (sejahtera), dan secara sosial diterima oleh masyarakat petani.

Kegiatan pertanian yang dilakukan manusia berusaha memanfaatkan sumber daya secara berlebihan sehingga merusak kondisi lingkungan dan biologi,

Page 141: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

141

akibatnya terjadi percepatan kerusakan sumber daya alam, tanah dan air. Keberlanjutan sumber daya tanah terpengaruh secara nyata, yang ditunjukkan dengan meningkatkan jumlah masukan dari luar usaha tani yang harus diberikan dari tahun ke tahun untuk memperoleh target hasil yang sama. Dengan demikian adalah kurang tepat apabila kedua istilah ini dipadankan, yang satu tidak menunjukkan campur tangan manusia dan lebih menggantungkan pada kondisi alam, sedang yang lain menitikberatkan pada campur tangan manusia dalam memanfaatkan sumber daya alam tanpa menimbulkan efek negatif dalam jangka panjang.

Pertanian berkelanjutan dengan masukan teknologi rendah (LISA) adalah membatasi ketergantungan pada pupuk anorganik dan bahan kimia pertanian lainnya. Gulma, penyakit dan hama tanaman dikelola melalui pergiliran tanaman, pertanian campuran, bioherbisida, insektisida organik yang dikombinasikan dengan pengelolaan tanaman yang baik. Kesalahan persepsi yang sekarang berkembang bahwa apabila kita tidak melaksanakan pertanian modern, maka kita dianggap kembali pada pertanian tradisional dan tanaman yang kita produksi akan turun drastis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa apabila pertanian organik dilaksanakan dengan baik dengan cepat memulihkan tanah yang sakit akibat penggunaan bahan kimia pertanian. Hal ini terjadi apabila fauna tanah dan mikroorganisme yang bermanfaat dipulihkan kehidupannya. Pada prinsipnya, pertanian organik sejalan dengan pengembangan pertanian dengan masukan teknologi rendah (low-input technologi) dan upaya menuju pembangunan pertanian berkelanjutan. Kita mulai sadar tentang potensi teknologi, kerapuhan lingkungan, dan kemampuan budi daya manusia dalam merusak lingkungan. Suatu hal yang perlu dicatat bahwa ketersediaan sumber daya alam ada batasnya.

Page 142: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

142

1.2.  Tujuan PenulisanPenulisan ini bertujuan untuk mengetahui

penerapkan pertanian berkelanjutan dalam pertanian di Indonesia mendukung produksi tanaman.

1.3. Metode PenulisanPenulisan ini menggunakan metode tinjauan

literatur (library research).

2. Tinjauan PustakaPertanian berkelanjutan (sustainable agriculture)

adalah pemanfaatan sumber daya yang dapat diperbaharui (renewable resources) dan sumberdaya tidak dapat diperbaharui (unrenewable resources) untuk proses produksi pertanian dengan menekan dampak negatif terhadap lingkungan seminimal mungkin. Keberlanjutan yang dimaksud meliputi : penggunaan sumberdaya, kualitas dan kuantitas produksi, serta lingkungannya. Proses produksi pertanian yang berkelanjutan akan lebih mengarah pada penggunaan produk hayati yang ramah terhadap lingkungan (Kasumbogo Untung, 1997).

Menurut pakar ekologi, teknologi modern (pertanian tergantung bahan kimia) berdasarkan pertimbangan fisik dan ekonomi dianggap berhasil menanggulangi kerawanan pangan, tetapi ternyata harus dibayar mahal dengan makin meningkatnya kerusakan/degradasi yang terjadi di permukaan bumi, seperti desertifikasi, kerusakan hutan, penurunan keragaman hayati, selinitas, penurunan kesuburan tanah, pelonggokan (accumulation) senyawa kimia di dalam tanah maupun perairan, erosi dan kerusakan lainnya. Sampai saat ini masih merupakan dilema berkepanjangan antara usaha meningkatkan produksi pangan dengan menggunakan produk agrokimia dan usaha pelestarian lingkungan yang berusaha mengendalikan/membatasi penggunaan bahan-bahan tersebut. Penggunaan pupuk pabrik dan pestisida yang berlebihan dan tidak terkendali

Page 143: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

143

mempunyai dampak yang sama terhadap lingkungan: penggunaannya setiap waktu meningkat, kemangkusannya (efficiency) menurun, dan cenderung berdampak negatif terhadap lingkungan (Sanganatan, 1989).

Secara umum, ada dua pemikiran yang melatari pengembangan pertanian organik di Indonesia. Pertama, pemikiran yang merujuk kepada keprihatinan berbagai kalangan, baik nasional maupun internasional terhadap keamanan pangan, kondisi lingkungan, kesehatan, dan kesejahteraan petani. Kedua, pemikiran yang dilatari oleh degradasi fisik dan kimia sebagian lahan, terutama lahan sawah serta lingkungan, namun tetap peduli terhadap ketahanan pangan nasional yang harus bertumpu pada produktivitas tinggi dan stabil, khususnya untuk komoditas padi. Berdasarkan kedua pemikiran tersebut, pengembangan pertanian organik (dan penggunaan pupuk organik) dibedakan atas dua pemahaman umum, yang keduanya samasama penting dan patut dikembangkan (Fagi dan Las 2006 dalam Las, 2006).

Dalam pembangunan pertanian nasional, ketahanan pangan mempunyai peran yang sangat strategis karena: 1) akses terhadap pangan dan gizi yang cukup merupakan hak yang paling azasi bagi manusia, 2) kecukupan pangan berperan penting dalam pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas, dan 3) ketahanan pangan menjadi salah satu pilar utama dalam menopang ketahanan ekonomi dan ketahanan nasional yang berkelanjutan. Untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional, ketersediaan pangan yang cukup dari segi kuantitas, kualitas, mutu, gizi, keamanan maupun keragaman, dengan harga yang terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat harus dipenuhi (Las, 2006).

Zona agroekologi (ZAE) merupakan salah satu cara dalam menata penggunaan lahan melalui pengelompokan wilayah berdasarkan kesamaan sifat dan kondisi wilayah. Pengelompokan bertujuan untuk menetapkan area pertanaman dan komoditas potensial, berskala ekonomi,

Page 144: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

144

dan tertata dengan baik agar diperoleh sistem usaha tani yang berkelanjutan. Penyusunan ZAE mengacu pada konsep sistem pakar (expert system). Konsep ini mengacu pada kesesuaian antara karakteristik lahan, iklim dan persyaratan tumbuh tanaman. Komponen utama dalam penetapan ZAE adalah kondisi biofisik lahan (kelerengan, kedalaman tanah, dan elevasi), iklim (curah hujan, kelembapan, dan suhu), dan persyaratan tumbuh tanaman, agar tanaman dapat tumbuh dan berproduksi dengan optimum (Safruddin, 2004).

Lahan pertanian subur sebagian besar telah dimanfaatkan untuk berbagai sektor, baik sektor pertanian maupun nonpertanian (industri, infrastruktur, pemukiman). Bahkan lahan sawah intensif telah mengalami penciutan akibat konversi. Sebagian lahan yang tersisa untuk pengembangan pertanian ke depan adalah lahan suboptimal atau marginal (tadah hujan, lahan kering masam, dan lahan rawa) dengan berbagai masalah biofisik, sedangkan lahan subur penyebarannya secara sporadis dengan berbagai status (aspek legalitas dan penggunaan/ peruntukannya). Demikian pula terjadi persaingan penggunaan lahan yang makin meningkat antara pertanian dan nonpertanian (pertambangan, perindustrian, pemukiman, infrastruktur) maupun antara pertanian tanaman pangan dan nonpangan (perkebunan, industri, dan bioenergi). Oleh karena itu, optimalisasi pemanfaatan sumber daya lahan dalam mendukung pengembangan pertanian di masa yang akan datang perlu ditingkatkan. Untuk mendukung hal tersebut, perlu dilakukan identifikasi secara rinci serta pemutakhiran dan akurasi data spasial lahan pertanian potensial yang tersedia (Mulyani, 2011).

3. Pembahasan3.1.Beberapa Pendekatan Kegiatan Yang Menunjang

Pertanian BerkelanjutanBeberapa kegiatan yang diharapkan dapat

menunjang dan memberikan kontribusi dalam

Page 145: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

145

meningkatkan keuntungan produktivitas pertanian dalam jangka panjang, meningkatkan kualitas lingkungan, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat pedesaan adalah sebagai berikut: 1. Pengendalian Hama Terpadu

Pengendalian Hama Terpadu merupakan suatu pendekatan untuk mengendalikan hama yang dikombinasikan dengan metode-metode biologi, budaya, fisik dan kimia, dalam upaya untuk meminimalkan; biaya, kesehatan dan resiko-resiko lingkungan. Adapun caranya dapat melalui; (1) Penggunaan insek, reptil atau binatang-binatang yang diseleksi untuk mengendalikan hama atau dikenal musuh alami hama, seperti Tricogama sp., sebagai musuh alami dari parasit telur dan parasit larva hama tanaman. (2) Menggunakan tanaman-tanaman “penangkap” hama, yang berfungsi sebagai pemikat (atraktan), yang menjauhkan hama dari tanaman utama. (3) Menggunakan drainase dan mulsa sebagai metode alami untuk menurunkan infeksi jamur, dalam upaya menurunkan kebutuhan terhadap fungsida sintetis. (4) Melakukan rotasi tanaman untuk memutus populasi pertumbuhan hama setiap tahun.

2. Sistem Rotasi dan Budidaya Rumput Sistem pengelolaan budidaya rumput intensif yang baru adalah dengan memberikan tempat bagi binatang ternak di luar areal pertanian pokok yang ditanami rumput berkualitas tinggi, dan secara tidak langsung dapat menurunkan biaya pemberian pakan. Selain itu, rotasi dimaksudkan pula untuk memberikan waktu bagi pematangan pupuk organik. Areal peternakan yang dipadukan dengan rumput atau kebun buah-buahan dapat memiliki keuntungan ganda, antara lain ternak dapat menghasilkan pupuk kandang yang merupakan pupuk untuk areal pertanian.

3. Konservasi Lahan

Page 146: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

146

Beberapa metode konservasi lahan termasuk penanaman alur, mengurangi atau tidak melakukan pembajakan lahan, dan pencegahan tanah hilang baik oleh erosi angin maupun erosi air. Kegiatan konservasi lahan dapat meliputi:a. Menciptakan jalur-jalur konservasi.b. Menggunakan dam penahan erosi.c. Melakukan penterasan.d.  Menggunakan pohon-pohon dan semak untuk men-

stabilkan tanah.4. Menjaga Kualitas Air/Lahan Basah

Konservasi dan perlindungan sumberdaya air telah menjadi bagian penting dalam pertanian. Banyak diantara kegiatan-kegiatan pertanian yang telah dilaksanakan tanpa memperhatikan kualitas air. Biasanya lahan basah berperan penting dalam melakukan penyaringan nutrisi (pupuk anoraganik) dan pestisida. Adapun langkah-langkah yang ditujukan untuk menjaga kualitas air, antara lain;a.   Mengurangi tambahan senyawa kimia sintetis ke

dalam lapisan tanah bagian atas (top soil) yang dapat mencuci hingga muka air tanah (water table).

b.   Menggunakan irigasi tetes (drip irrigation).c.   Menggunakan jalur-jalur konservasi sepanjang tepi

saluran air.d.  Melakukan penanaman rumput bagi binatang

ternak untuk mencegah peningkatan racun akibat aliran air limbah pertanian yang terdapat pada peternakan intensif.

5. Tanaman PelindungPenanaman tanaman-tanaman seperti gandum dan semanggi pada akhir musim panen tanaman sayuran atau sereal, dapat menyediakan beberapa manfaat termasuk menekan pertumbuhan gulma (weed), pengendalian erosi, dan meningkatkan nutrisi dan kualitas tanah.

6. Diversifikasi Lahan dan Tanaman

Page 147: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

147

Bertanam dengan memiliki varietas yang cukup banyak di lahan pertanian dapat mengurangi kondisi ekstrim dari cuaca, hama penggangu tanaman, dan harga pasar. Peningkatan diversifikasi tanaman dan jenis tanaman lain seperti pohonpohon dan rumput-rumputan, juga dapat memberikan kontribusi terhadap konservasi lahan, habitat binatang, dan meningkatkan populasi serangga yang bermanfaat. Beberapa langkah kegiatan yang dilakukan;a.  Menciptakan sarana penyediaan air, yang

menciptakan lingkungan bagi katak, burung dan binatang-binatang lainnya yang memakan serangga dan insek.

b.  Menanam tanaman-tanaman yang berbeda untuk meningkatkan pendapatan sepanjang tahun dan meminimalkan pengaruh dari kegagalan menanam sejenis tanaman saja.

7. Pengelolaan Nutrisi TanamanPengelolaan nutrisi tanaman dengan baik dapat meningkatkan kondisi tanah dan melindungi lingkungan tanah. Peningkatan penggunaan sumberdaya nutrisi dilahan pertanian, seperti pupuk kandang dan tanaman kacang-kacangan (leguminosa) sebagai penutup tanah dapat mengurangi biaya pupuk anorganik yang harus dikeluarkan. Beberapa jenis pupuk organik yang bisa digunakan antara lain:a.    Pengomposanb.    Penggunaan kascingc.  Penggunaan Pupuk Hijauan (dedaunan)d.    Penambahan nutrisi pada tanah dengan emulsi

ikan dan rumput laut.8. Agroforestri (wana tani)

Agroforestri merupakan suatu sistem tata guna lahan yang permanen, dimana tanaman semusim maupun tanaman tahunan ditanam bersama atau dalam rotasi membentuk suatu tajuk yang berlapis, sehingga sangat efektif untuk melindungi tanah dari hempasan air hujan. Sistem ini akan memberikan keuntungan

Page 148: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

148

baik secara ekologi maupun ekonomi. Beberapa keuntungan yang diperoleh dari pengelolaan lahan dengan system agroforestri ini antara lain:1.  Dapat diperoleh secara berkesinambungan hasil

tanaman-tanaman musimandan tanaman-tanaman tahunan.

2.   Dapat dicegah terjadinya serangan hama secara total yang sering terjadi pada tanaman satu jenis (monokultur).

3.   Keanekaan jenis tanaman yang terdapat pada sistem agroforestri memungkinkan terbentuknya stratifikasi tajuk yang mengisi ruang secara berlapis ke arah vertikal. Adanya struktur stratifikasi tajuk seperti ini dapat melindungi tanah dari hempasan air hujan, karena energi kinetik air hujan setelah melalui lapisan tajuk yang berlapis-lapis menjadi semakin kecil daripada energi kinetik air hujan yang jatuh bebas.

9. PemasaranPetani dan peternak mengakui bahwa meningkatkan pemasaran merupakan suatu langkah untuk mendapatkan keuntungan yang lebih baik. Adapun cara yang dapat dikembangkan antara lain:1.  Pemasaran langsung melalui surat permintaan,

pasar petani, restoran lokal, supermarket, dan kios-kios pasar tradisional.

2.  Menggunakan bisnis usaha kecil produk lokal sebagai bahan mentah makanan olahan.

3.2.Pentingya Penerapan Pertanian Berkelanjutan dalam Memenuhi kebutuhan Bahan Pokok Nasional

Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa pertanian di Indonesia dihadapakan pada semakin menyempitnya lahan pertanian. Sehingga perlu adanya penambahan luas sawah untuk memenuhi bahan pokok. Selain itu sawah yang sudah ada perlu dipertahankan kesuburan tanahnya. Salah satu cara dalam menjaga kesuburan tanh adalah dengan menerapkan sistem

Page 149: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

149

pertanian berkelanjutan. Masalah yang sering timbul adalah kesalahan persepsi tentang pertanian organik yang menerapkan masukan teknologi berenergi rendah (LEISA). Ada yang berpendapat sistem pertanian dengan masukan teknologi berenergi rendah adalah bertani secara primitif atau tradisional, seperti yang dikembangkan oleh nenek moyang kita turun-temurun sebelum diperkenalkan pertanian modern. Sebetulnya sistem pertanian ini tetap memanfaatkan teknologi modern, termasuk: benih hibrida berlabel, melaksanakan konservasi tanah dan air, serta pengolahan tanah yang berasaskan konservasi.

Sudah saatnya kita mulai memperhatikan sistem pertanian yang sepadan baik dari lingkungan biofisik maupun lingkungan sosial ekonomi. Meskipun budi daya organik dengan segala aspeknya jelas memberikan keuntungan kepada pembangunan pertanian rakyat dan penjagaan lingkungan, termasuk konservasi sumber daya lahan, namun penerapannya tidak mudah dan banyak menghadapi kendala. Faktor-faktor kebijakan pemerintah dan sosio-politik sangat menentukan arah pengembangan sistem pertanian sebagai unsur pengembangan ekonomi.

Memperhatikan pengalaman studi agroekologi pertanian tradisional diwilayah tropika basah, maka prinsip ekologi dapat digunakan sebagai panduan dalam mengembangkan pertanian organik. Penerapan suatu teknologi tidak dapat digeneralisir begitu saja untuk semua tempat, tetapi harus bersifat spesifik lakasi (site spesific) dengan mempertimbangkan kearifan tradisional (indigenous knowledge) dari masing-masing lokasi.

Prinsip ekologi dalam penerapan pertanian organik dapat dipilahkan sebagai berikut:1.  Memperbaiki kondisi tanah sehingga menguntungkan

pertumbuhan tanaman, terutama pengelolaan bahan organik dan meningkatkan kehidupan biologi tanah.

2.  Optimalisasi ketersediaan dan keseimbangan daur hara, melalui fiksasi nitrogen, penyerapan hara, penambahan dan daur pupuk dari luar usaha tani.

Page 150: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

150

3.  Membatasi kehilangan hasil panen akibat aliran panas, udara dan air dengan cara mengelola iklim mikro, pengelolaan air dan pencegahan erosi.

4.  Membatasi terjadinya kehilangan hasil panen akibat hama dan penyakit dengan melaksanakan usaha preventif melalui perlakuan yang aman.

5.  Pemanfaatan sumber genetika (plasma nutfah) yang saling mendukung dan bersifat sinergisme dengan cara mngkombinasikan fungsi keragaman sistem pertanian terpadu.

Prinsip di atas dapat diterapkan pada beberapa macam teknologi dan strategi pengembangan. Masing-masing prinsip tersebut mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap produktivitas, keamanan, kemalaratan (continuity) dan identitas masing-masing usaha tani, tergantung pada kesempatan dan pembatas faktor lokal (kendala sumber daya) dan dalam banyak hal sangat tergantung pada permintaan pasar. Pada prinsipnya, aliran hara terjadi secara konstan. Unsur hara yang hilang atau terangkut bersama hasil panen, erosi, pelindian dan volatilisasi harus digantikan. Untuk mempertahankan sistem usaha tani tetap produktif dan sehat, maka jumlah hara yang hilang dari dalam tanah dan tidak melebihi hara yang ditambahkan, atau harus terjadi keseimbangan hara di dalam tanah setiap waktu.

3.3. Problem dan Prospek Pertanian OrganikSampai saat ini masih berkembang pemahaman

yang keliru tentang pertanian organik: (i) biaya mahal, (ii) memerlukan banyak tenaga kerja, (iii) kembali pada sistem pertanian tradisional, serta (iv) produksi rendah. Beberapa hal yang menjadi kendala: (a) ketersediaan bahan organik terbatas dan takarannya harus banyak, (b) transportasi mahal karena bahan bersifat ruah, (c) menghadapi persaingan dengan kepentingan lain dalam memperoleh sisa pertanaman dan limbah organik, (d) tidak adanya bonus harga produk pertanian organik.

Page 151: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

151

Ada dua macam praktek pertanian yang berkembang: (1) Teknologi Revolusi Hijau (khusnya sawah), dan (2) Teknologi Tanah Kering. Teknologi yang pertama cukup berhasil di wilayah dengan infrastruktur mendukung, sedang teknologi yang kedua pengembagannya masih sangat terbatas, dan ada kesan masih terabaikan.

Garis besar sejarah pembangungan pertanian di Indonesia sebelum diperkenalkan teknologi revolusi hijau sampai sekarang dapat dilihat pada gambar 1.3. Meskipun cukup banyak kritik yang dilontarkan dengan teknologi hijau, tetapi melalui IPTEK telah membawa Indonesia dari negara pengimpor beras terbesar menjadi negara swasembada pangan pada tahun 1984.

3.4. Peluang Pengembangan Pertanian OrganikSetiap orang kurang lebih mempunyai pendangan

yang sama bahwa diperlukan usha meningkatkan produktivitas lahan dan melaksanakan konservasi tanah dalam mengantisipasi kebutuhan pangan dan degradasi lahan yang makin meningkat. Dalam melaksanakan program tersebut, ada beberapa peluang yang perlu diperhatikan, secara rinci dapat dilihat di bawah ini, dan merupakan salah satu komponen pertanian organik.1. Peningkatan biomassa–sebagai sumber utama

masukan organik hanya mungkin dilaksanakan di daerah yang mempunyai curah hujan cukup tinggi. Tetapi akan banyak menhadapi kendala di daerah yang beriklim relatif kering. Pengembangan jenis tanaman pohon yang cepat tumbuh di sekitar lokasi dapat dimanfaatkan sebagai sumber untuk meningkatkan bahan organik. Akan tetapi, pengumpulan, prosesing dan pemanfaatan biomassa memerlukan pandangan yang sama.

2. Kompos yang diperkaya–bahan dasar pembuatan kompos dianekaragamkan dengan memanfaatkan bahan yang tersedia setempat. Metode yang telah diuji dan diperbaiki, termasuk teknologi EM dan teknologi

Page 152: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

152

lainnya perlu pengujian lebih lanjut dan dimasyarakatkan untuk memperbaiki kualitas kompos.

Perspektif gatra teknis pembangunan pertanian di Indonesia :1. Pupuk hayati–yang sudah dimasyarakatkan diperbesar

produksinya untuk memberikan kesempatan yang lebih luas pada petani memanfaatkan pupuk hayati. Lebih sepadan mengembangkan pupuk hayati berdasarkan potensi mikroorganisme yang ada di Indonesia. Sedang pupuk hayati yang harus diimpor perlu dikembangkan teknologinya di Indonesia, temasuk alih teknologi

2. Pestisida hayati – cukup banyak bahan dasar tumbuh-tumbuhan yang dapat dimanfaatkan untuk perlindungan tanaman yang pada saat ini perhatian dan penggunaannya masih sangat terbatas. Hal ini membuka peluang lebih besar dalam menggali keragaman sumber daya hayati kita untuk dikembangkan menjadi pestisida hayati.

3. Pengetahuan/Teknologi Tradisional – meskipun cukup banyak teknologi tradisional yang telah berkembang terutama dalam menghasilkan tanaman, perlindungan tanaman tehadap serangan hama dan penyakit, namun masih diperlukan usaha menggali kembali kearifan tradisional dengan tinjauan ilmiah dan mengembangkan teknologi yang akrab dengan lingkungan. Masih cukup banyak wilayah Indonesia yang memerlukan perhatian.

3.5. Prospektif Pertanian Organik di IndonesiaPenerapannya pertanian organik banyak

menghadapi kendala berupa keruahan (bulkiness) pupuk organik, takarannya harus banyak, dan dapat menghadapi persaingan dengan kepentingan lain dalam memperoleh sisa pertanaman dan limbah organik dalam jumlah yang cukup. Misalnya, limbah panen digunakan untuk makanan ternak, jerami padi diminati pabrik kertas, ampas tebu digunakan sendiri oleh pabrik gula sebagai

Page 153: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

153

bahan bakar, sampah kota dan pemukiman digunakan untuk menimbun lahan yang rendah atau cekungan untuk memperluas lahan yang dipersiapkan untuk mendirikan bangunan terutama di kota-kota besar.

Pupuk hayati masih berada pada taraf awal pengembangan. Pada waktu ini keberhasilannya masih terbatas, karena produksinya belum dapat memenuhi jumlah kebutuhan. Kita perlu meneladan negara-negara yang lebih maju dan berkembang dalam mencukupi kebutuhan pupuk hayati. Di Indonesia, kebijakan yang berlangsung belum memikirkan ke arah itu, karena masih mementingkan dan mengunggulkan budi daya kimiawi. Bioteknologi yang menjadi dasar pengembangan pupuk hayati baru pada tahap awal pengembangan.

Pertanian organik belum dapat ditetapkan secara murni mengingat cukup banyak kendala yang dihadapi. Pada tahap awal penerapan pertanian organik masih perlu dilengkapi pupuk mineral, terutama pada tanah-tanah yang miskin hara. Pupuk kimia masih sangat diperlukan agar supaya takaran pupuk organik tidak terlalu banyak yang akan menyulitkan daam pengeloalaannya. Sejalan dengan proses pembangunan kesuburan tanah menggunakan pupuk organik dan pupuk hayati, secara berangsur kebutuhan pupuk kimia yang berkadar hara tinggi dapat dikurangi. Perpaduan budi daya organik dan budi daya kimia disebut Sistem Gizi Tanaman Terpadu (Integrated Plant Nutrient System) atau dapat juga disebut sebagai Pengelolaan Gizi/Nutrisi Terpadu (PNT). Sistem ini sudah dimulai dikembangkan oleh FAO di beberapa negara di kawasan Asia dan Pasifik.

Kosep dasar PNT yang dikembangkan oleh FAO (Ange, 1990) adalah mengembangkan penggunaan sumber daya yang tersedia setempat (organik, hayati dan mineral) secara terpadu pada tingkat usaha tani dengan tujuan untuk meningkatkan ketersediaan hara bagi tanaman atau mempertahankan keterlanjutan kesuburan tanah dalam sistem pertanaman tertentu berdasarkan target produksi yang akan dicapai.

Page 154: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

154

Komponen budi daya organik dari PNT bukanlah barang baru, bahkan beberapa unsurnya sudah biasa diterapkan oleh petani di Indonesia. Misalkan penggunaan inokulan, kompos jerami, pupuk kandang dan pupuk hijau, hanya teknologinya yang masih perlu dikembangkan dan diperluas. Dengan PNT jelas memadukan berbagai upaya menyelesaikan berbagai kendala tanah dalam satu kesatuan paket teknologi. Dalam PNT komponen pupuk organik dan pupuk hayati berfungsi jangka menengah dan jangka panjang, bertujuan membangun sistem bekalan hara tanaman dalam tanah yang efektif dan mantap. Komponen pupuk kimia berfungsi jangka pendek, menanggulangi kekahatan hara sambil menunggu pembangunan sistem pasokan (supply) hara tanaman secara berkelanjutan. Kalau PNT berhasil dimapankan, secara berangsur dikembangkan menjadi budi daya organik murni dengan meninggalkan komponen pupuk kimia.

3.6.Strategi Pengembangan dan Pemasyarakatan Pertanian Organik

Memperhatikan kondisi pembangunan pertanian yang sedang berjalan di Indonesia, usaha untuk meningkatkan kebutuhan pangan sejalan dengan meningkatnya penduduk dan kebutuhan untuk memperbaiki kesehatan tanah maka pada tahap awal pemasyarakatan pertanian organik memerlukan strategi dengan cara memadukan beberapa komponen pertanian organik ke dalam teknologi konvensional yang sedang berjalan. Rekomendasi pelaksanaan adalah sebagai berikut:1. Teknologi pertanian konvensional tetap dilaksanakan

terutama di wilayah yang mempunyai sarana dan prasarana pendukung. Sedang konsep pertanian organik ditetapkan di wilayah yang kurang diminati dan tidak tersentuh teknologi konversional, termasuk lahan kering, lahan marginal, pekarangan dan kebun.

Page 155: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

155

2. Dampak negatif teknologi konvensional terhadap ekosistem dan lingkungan perlu dievaluasi dan kemudian dicari usaha pemecahannya, baik menyangkut penggunaan pestisida, pupuk kimia, maupun bahan kimia pertanian lainnya.

3. Untuk memasyarakatkan di kalangan petani, maka prinsip pertanian organik perlu dimasukkan kedalam paket teknologi pertanian. Untuk itu diperlukan dukungan kegiatan penelitian dan pengembangan berdasarkan spesifikasi komoditas yang meliputi teknik budi daya dan pengelolaan usaha tani, mulai dari pengelolaan tanah, penanaman, panen sampai perlakuan pascapanen.

4. Pengendalian Hama Terpadu (PHT) dan Pengelolaan Hara/Nutrisi Terpadu (PNT) merupakan langkah awal dalam periode transisi sebelum mengarah pada pengembangan pertanian organik murni, dan diperlukan usaha untuk memasyarakatkan secara lebih luas. Model pemasyarakatan PHT dapat diadopsi untuk memasyarakatkan PNT.

5. Peluang pemasaran domestik produk organik yang meliputi tanaman sayuran, buah-buahan dan perkebunan perlu diidentifikasi. Di samping itu, pelu dijalin interaksi dan jaringan kerja yang saling menguntungkan antara konsumen dan produsen untuk menjamin pemasaran produk organik secara berkesinambungan.

6. Praktek produksi pertanian berkelanjutan pada berbagai sistem usaha tani perlu dikembangkan dengan memperhatikan kondisi agroekosistem dan teknologi yang spesifik lokasi.

7. Diperlukan peningkatan pengetahuan melalui jalur pendidikan dan pelatihan tentang kesehatan tanah dan perlindungan tanaman secara organik, yang selanjutnya dapat dijadikan dapat dijadikan sebagai materi penyuluhan pertanian.

8. Diperlukan peninjauan kembali kebijakan penggunaan masukan bahan kimia pertanian terutama pestisida

Page 156: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

156

dan pupuk kimia yang tidak terkontrol sehingga berdampak negatif terhadap lingkungan. Monitoring dan evaluasi penggunaan pestisida perlu dilakukan secara intensif.

9. Perhatian dan penyuluhan dengan pendekatan pengeloaan DAS di lahan kering miring termasuk pengembangan peternakan perlu dipertimbangkan. Modal pertanian konservasi yang sudah dikembangkan perlu ditinjau kembali untuk mencari model yang sepadan di lahan marginal.

10.Perlu adanya ketetapan mekanisme sertifikasi, akreditasi dan labelisasi untuk menjamin kendali mutu (quality control) produk yang menggunakan masukan organik dan yang ditanam secara organik. Standar Dasar Internasional IFOAM dapat digunakan sebagai acuan untuk menyusun peraturan dalam meningkatkan daya saing produk pertanian organik di pasar global.

Pembangunan pertanian pada 3 sampai 4 dekade terakhir telah menghasilkan prestasi yang secara dramatik telah mengubah produksi tanaman, terutama padi setelah digunakannya varietas unggul berproduksi tinggi, pemupukan, pemberantasan hamadan perbaikan praktek pengolahan tanah. Akan tetapi, dengan makin terbatasnya kemungkinan perbaikan produktivitas tanaman mengakibatkan dampak negatif dari teknologi modern yang telah diterapkan. Teknologi pertanian organik cukup menjanjikan dalam memperbaiki terjadinya kekahatan hara, sehingga akan membantu dalam memperbaiki kualitas dan kapasitas tanah dalam mendukung pertanian berkelanjutan. Sebagai langkah awal yang perlu dipikirkan adalah strategi untuk memadukan gatra positif teknologi pertanian organik dan pertanian konvensional.

3.7.Langkah Pengembangan Pertanian OrganikKenyataan yang ada bahwa penyiapan

kelengkapan PNT memerlukan waktu yang cukup

Page 157: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

157

panjang, tetapi tidak berarti kita boleh tinggal diam selama ini. Kita perlu mencari terobosan baru. Memang tidak dapat dipungkiri dan sebagai suatu kenyataan bahwa budi daya kimiawi telah membuat kita berhasil menjalankan revolusi hijau yang ditandai swasembada beras pada tahun 1985. Namun biaya sosial-ekonomi, sumber daya tanah dan lingkungan yang harus dibayar, baik yang nyata maupun yang terselubung dalam jangka panjang, perlu kita perhatikan. Sudah saatnya kita beralih ke sistem budidaya masukan rendah yang menjamin keterlanjutan fungsi sumber daya tanah, aman bagi lingkungan dan memberikan peluang meningkatkan kedudukan sosial ekonomi petani dan dapat diperbaiki maslahat komparatif lapangan kerja pertanian terhadap lapangan kerja industri dan jasa. Kita perlu menghidupkan kembali tenik-teknik bercocok tanam yang telah dikenal petani secara turun-temurun yang pada dasarnya tidak merupakan komponen pertanian organik. Contoh teknik-teknik yang umum dilaksanakan petani adalah: pendauran-ulang limbah pertanaman, pemanfaatan pupuk hijau, pemanfaatan kombinasi pupuk kandang dan pupuk hijau, kompos.

Penyediaan pupuk hijau dapat diatur melalui pergiliran tanaman dengan tanaman legum seperti kedelai dan/atau kacang tanah. Dengan cara ini di samping memperoleh pupuk hijau juga memperoleh panenan komoditas yang berharga. Jadi dalam pergiliran tanaman diatur sekuran-kurangnya satu pertanaman legum. Di daerah-daerah yang merupakan sentra peternakan sapi atau ayam, penggunaan pupuk kandang dapat dipadukan dengan program pemupukan yang biasa dilakukan. Kotoran ayam dikenal kaya P dibanding dengan kotoran ternak lainnya.

Bahan pembuat kompos dianekaragamkan, tidak hanya yang tradisional jerami, seperti jerami padi atau limbah pertanian lainnya. Perlu dianjurkan juga yang belum umum dipergunakan seperti limbah jamur merang, sersah tebu, belotong, azola dan sampah kota. Di daerah

Page 158: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

158

yang dekat dengan pusat agroindustri seperti pabrik tebu, pabrik tahu, pabrik alkohol, pabrik bumbu masak, maka limbahnya dapat dimanfaatkan sebagai sumber pupuk organik. Meskipun limbah merupakan persoalan yang cukup rumit kaitannya dengan masalah pencernaan lingkungan, tetapi limbah agroindustri dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik.

Program kebersihan lingkungan dapat dipadukan dengan program pengomposan yang berasal dari sampah permukiman dan perkotaan. Di banyak negara program pengembangan pertanian organik di dekat perkotaan selalu dihubungkan dengan program kebersihan lingkungan, baik melalui proses pengomposan di daerah permukiman atau tempat pembuangan akhir (TPA) sampah, setelah dilakukakn sortasi jenis sampah berdasarkan kemudahannya terdekomposisi. Tanpa menunggu kelengkapan syarat menjalankan PNT, sebelum melangkah lebih jauh pada pengembangan pertanian organik, penggunaan pupuk kimia sudah dapat mulai dirasionalisasikan. Langkah-langkah ini semua memerlukan dukungan pembaharuan konsep dan kebikajakan pembangunan pertanian nasional. Kita sudah mengenal salah satu pembaharuan yang berlangsung dan dimasyarakatkan dalam hal PNT. Kita harus melangkah dan membenahi konsep dan kebijakan budi daya kimiawi menjadi PNT. Pada waktu ini pembaharuan pandangan dan sikap masih akan mendapat tantangan berat kalau menyangkut tanaman pangan. Kemungkinan akan lebih mudah kalau dicobakan pada pertanaman hortikultura yang banyak mendapatkan perhatian dalam pengembangan pertanian yang orientasi pada agribisnis.

4. Kesimpulan dan Saran 4.1. Kesimpulan

Kondisi pertanian sekarang belum berkelanjutan, karena hasil panen secara fisik merupakan ukuran keberhasilan kelestarian produksi pertanian. Pertanian organik merupakan salah satu teknologi alternatif yang

Page 159: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

159

memberikan berbagai hal positif, yang dapat diterapkan pada usaha tani produk-produk bernilai komersial tinggi dan tidak mengurangi produksi. Untuk menerapkan pertanian ramah lingkungan dan berkelanjutan, perlu dilakukan upaya sosialisasi pemasyarakatan mengenai pentingnya pertanian yang ramah lingkungan dan penggalakkan konsumsi produk hasil pertanian organik.

4.2. SaranDisarankan bagi pihak yang peduli dengan system

pertanian yang berkelanjutan untuk selalu mengingat ekologi, teknologi dan produksi secara stabil melalui pemberdayaan alam, ternak dan manusia. Diperlukan lebih banyak kajian/penelitian untuk mendapatkan saprotan organik. Usaha tani yang berorientasi pasar global perlu menekankan aspek kualitas, keamanan, kuantitas dan harga bersaing.

Daftar Pustaka

Anny Mulyani. Potensi Dan Ketersediaan Sumber Daya Lahan Untuk Mendukung Ketahanan Pangan. Jurnal Litbang Pertanian, 30(2): 73-80.

Kasumbogo Untung. 1997, Peranan Pertanian Organik Dalam Pembangunan yang Berwawasan Lingkungan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian: Jakarta.

Las, I dkk. 2006. Isu Dan Pengelolaan Lingkungan Dalam Revitalisasi Pertanian. Jurnal Litbang Pertanian, 25(3): 106-114.

Sanganatan, P.D. and R.L. Sanganatan, 1989. Organic Farming. Backyard Friends series. Cagayen de Oro, Ilo-Ilo. Philippines.

Syafruddin. 2004. Penataan Sistem Pertanian Dan Penetapan Komoditas Unggulan Berdasarkan Zona

Page 160: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

160

Agroekologi Di Sulawesi Tengah. Jurnal Litbang Pertanian, 23(2): 61-67.

PERANAN HUKUM SEBAGAI ALAT UNTUK MERUBAH MASYARAKAT DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Oleh : Aminah Tanjung

Abstrak

Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui peranan hukum sebagai alat untuk merubah masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Penulisan ini menggunakan metode tinjauan literatur (library research). Dari pembahasan dapat disimpulkan bahwa eksistensi hukum dapat menjadi hukum dapat menjadi alat untuk menata, mempengaruhi dan memperbaharui kehidupan masyarakat. Pola pikir dan perilaku masyarakat dapat diarahkan secara terbimbing ke arah yang lurus dan konstruktif jika hukum dapat diberdayakan sebagai kekuatan strategis untuk mempengaruhinya.

Page 161: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

161

Kata kunci : hukum dan masyarakat

1. Pendahuluan1.1. Latar Belakang           

Salah satu keharusan yang dicatat oleh sejarah yang tidak bisa dihindari manusia adalah tuntutan dinamika, perubahan, perkembangan dan pembaharuan dalam kehidupannya, baik dalam aspek ekonomi, politik, budaya, pendidikan, sosial maupun aspek hukum. Pembaharuan itu menjadi konsekuensi logis historis yang mengikuti dan mendasari kehidupan manusia.                 

Tuntutan tersebut akan menjadi jawaban bagi pemenuhan kepentingan hidup manusia. Begitu kepentingannya sudah terpenuhi, tidak lantas hal ini bisa dikatakan telah berakhir atau mencapai puncaknya. Di tengah proses perjalanan hidup manusia itu sebagai individu, anggota masyarakat dan sebagai warga negara, adalah terbuka kemungkinan terjadi dialektika (diskursus), evaluasi dan reformasi untuk melengkapinya atau mengisi berbagai kekurangan dan kepentingan-kepentingan lainnya.                 

Begitu pula dalam kehidupan bernegara, yang salah satunya menempatkan aspek hukum sebagai suatu supremasi, yang menurut konstitusi kita (UUD 1945) telah menguatkan posisi negara menjadi “negara hukum” (rechstaat), maka karya-karya legislatif yang merupakan implementasi secara yuridis-organik dari konstitusi juga mengharuskan adanya pembaharuan yang sejalan dengan konstitusi dan kepentingan hidup, termasuk hak-hak warga negara.                 

Seperti diketahui proses perubahan hukum (pembaharuan hukum) terus berjalan, seiring dengan laju sejarah peradaban manusia. Tanda-tanda perubahan ini bisa dilihat dari adanya pergeseran fungsi hukum, yaitu dari fungsi hukum sebagai sarana pencegah konflik atau penyelesai konflik, yang sering disebut “sarana ketertiban

Page 162: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

162

dan keamanan”, sampai pada “hukum sebagai sarana  pembangunan”.

Berarti selama kurun waktu ini telah terjadi suatu pergolakan pembaharuan hukum yang cukup spektakuler, mengingat posisi normatif yuridis atau eksistensi teori-teori hukum telah mengalami perkembangan dan pembaharuan fungsi dan orientasinya.                 

Semula posisi fungsi hukum merupakan sarana pencegahan konflik, artinya berbagai kasus yang timbul antar warga negara dengan negara dapat dijembatani oleh hukum untuk diselesaikan, namun fungsi ini kemudian mengalami perkembangan dan pergeseran (pembaharuan), yaitu bergeser pada hukum sebagai alat kepentingan pembangunan atau yang populer disebut “hukum sebagai alat untuk menjaga kewibawaan negara”.                 

Gerakan revolusi (bisa jadi ada yang menyebut hal demikian sebagai reformasi) biasanya ditandai dengan kekerasan dan banyaknya jatuh korban. Seperti pada revolusi Perancis tahun 1789 dan Revolusi Balshefik pada tahun 1917, yang keduanya telah diwarnai dengan kekerasan, pengorbanan, termasuk terjadinya perusakan struktur konstitusional dan hukum yang ada.                 

Akhirnya digantilah konstitusi, pemaknaan teori-teori hukum dan tertib hukum yang lama dengan yang baru, yaitu sejak konstitusi Jerman dan Jepang setelah perang dunia ke II, sebagai hasil kemenangan melawan Rezim Nazi waktu itu. Pemaknaan terhadap teori-teori hukum mengalami berbagai macam tafsir atau intepretasi sesuai dengan perubahan hidup atau gesekan sejarah kehidupan politik suatu rezim.                 

Hal itu menunjukkan bahwa pergeseran pada aspek-aspek kehidupan lain dalam suatu bangsa, apalagi jika perubahan-perubahan bersifat keras (radikal) atau menuntut pergantian hal-hal mendasar, seperti tuntutan amandemen (perubahan/ pembaharuan/kaji ulang) konstitusi, maka resikonya akan membawa perubahan besar bagi kelangsungan hidup negara dan bangsa itu.

Page 163: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

163

Berbagai unsur sosial bukan tidak mungkin akan dihadapkan dengan pro- kontra, antara unsur sosial yang tetap mempertahankan pola dan teori-teori yang sudah diakui kebenarannya dengan unsur sosial lain yang menuntut adanya perubahan dan pemaknaan ulang terhadap wacana lama yang telah diragukan kebenarannya dan kemanfaatannya bagi kehidupan dan perkembangan bangsa.                

Tiga puluh tahun kemudian misalnya, di Amerika muncul reaksi yang sering dikenal dengan “Pembangkangan Sipil” (Civil disobedience) yang dipelopori oleh masyarakat Negro.  Mereka menuntut persamaan sosial, ekonomi dan hukum dengan warga negara kulit putih. Sampai pada puncaknya keluarlah Putusan Mahkamah Agung Amerika tentang persamaan hak bagi warga negara kulit hitam dan kulit putih. Begitu seterusnya perubahan hukum terjadi sejalan dengan perubahan sosial yang ada.                 

Kasus “Pembangkangan Sipil” itu merupakan manifestasi perlawanan terhadap penerapan suatu tatanan atau ketentuan peraturan perundang-undangan yang dinilai tidak menjembatani kepentingannya, bersinggungan dengan hak-hak publik maupun privasinya atau berlawanan dengan hak-hak asasinya secara universal. Mereka (warga kulit hitam) menuntut adanya persamaan hak yang dijamin oleh suatu kepastian hukum yang tidak memihak atau menguntungkan warga kulit putih.                 

Kasus itu justru mendeskripsikan atau menggambarkan bahwa suatu pembaharuan hukum akan sulit dihindari dalam kehidupan kemasyarakatan dan kebangsaan, tatkala warga bangsa menilai bahwa ada beberapa hak publik maupun privatnya yang menuntut jaminan kepastian lewat suatu perubahan perlindungannya.                 

Negara selaku organisasi yang harus bertindak moderat melalui badan-badan eksekutif, legislatif dan yudikatifnya tentu saja punya kewajiban untuk

Page 164: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

164

melahirkan, mengkaji ulang, melakukan reposisi peran atau membuka tafsir ulang terhadap teori-teori lama dan pemaknaan terhadapnya.

1.2. Tujuan PenulisanPenulisan ini bertujuan untuk mengetahui peranan

hukum sebagai alat untuk merubah masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.

1.3.Metode PenulisanPenulisan ini menggunakan metode tinjauan

literatur (library research).

2. Kajian Teoritis dan Pembahasan2.1.Hukum dan Perubahan Sosial                

Paradigma yang dibangun oleh Thomas S. Khun, terkait dengan kehidupan masyarakat. Sesudah Thomas S. Khun itu, pakar-pakar di Indonesia banyak yang mendiskursuskan (membahas secara cermat) relasi hukum, kekuasaan dan masyarakat. Ketiganya menjadi fokus perhatian, mengingat posisi masing-masing yang saling mendukung dan mem-pengaruhinya.                 

Misalnya dalam karya tulis ilmiah yang pernah ditulis oleh penulis (Hukum Dan Perubahan Sosial) telah menguraikan dua aspek kerja hukum dalam hubungannya dengan perubahan sosial, yaitu :1. Hukum sebagai sarana kontrol social2. Hukum sebagai sarana social engineering

Sebagai sarana kontrol sosial, hukum diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan untuk mempengaruhi (termasuk merubah/mereformasi) orang-orang agar bertingkah laku sesuai dengan harapan masyarakat. Dalam teori ini jelas mengisyaratkan posisi fungsional hukum yang bertindak sebagai kekuatan yang mengawasi roda kehidupan bermasyarakat.

Perilaku anggota masyarakat selalu dalam pantauan dan pertanggungjawaban hukum. Apa yang diperbuat oleh anggota masyarakat harus berhadapan

Page 165: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

165

dengan kekuatan hukum. Secara teoritis, perilaku masyarakat harus sesuai dengan norma yang telah diberlakukan. Jika bertentangan dengan norma yang telah digariskan, maka akan ada tindakan atau sanksi-sanksinya.                 

Dalam perspektif teori seperti itu, apa yang dilakukan atau dikerjakan masyarakat bukanlah sebagai wujud menentukan tindakan sesuai dengan kemauan dan kebebasan sendiri, namun sebagai pihak yang ditentukan dan diawasi cara bergaul, berelasi atau berorganisasinya.                 

Kontrol sosial (social control) tersebut dijalankan dengan menggerakkan berbagai aktivitas yang melibatkan penggunaan daripada kekuasaan negara sebagai suatu lembaga yang terorganisir. Dalam terminologi ini, hukum kelihatan bersifat statis yaitu sekedar sebagai sarana memecahkan masalah secara konkrit untuk mengatur interaksi sosial masyarakat.

Demikian pula misalnya yang harus dihindari adalah agar tindakan organ pemerintahan tidak mengarah/melakukan perbuatan kesewenang-wenangan, untuk itu diperlukan upaya pengawasan secara yuridis terhadap tindakan organ pemerintahan yang bersangkutan, disamping organ pemerintahan tersebut harus mempertanggung jawabkan tindakannya secara hukum dan moral.

Hukum sebagai kekuatan kontrol sosial itu menggunakan pembenaran teori hukum yang condong bersifat menempatkan negara sebagai organisasi yang paling bertanggung jawab dalam pemberdayaan hukumnya. Teori-teori hukum dipinjam untuk menghidupkan hukum sebagai alat mengawasi perilaku anggota masyarakat  dan menyelesaikan sejumlah problem yang muncul ditengah masyarakat.                 

Kepentingan interaksi sosial lebih dominan dilindungi dari perilaku anggotanya yang kemungkinan merugikan atau melanggar norma-norma. Hal ini biasanya dibebankan lewat sejumlah alat-alat negara yang sudah

Page 166: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

166

ditunjuk menjadi penegak hukumnya, sehingga teori-teori hukum yang dibangun para pakar dapat terlihat implementasinya secara empirik. (das sein).                 

Teori-teori hukum memang baru dapat terlihat nilai-nilai urgensinya ketika sudah teruji dalam realitas pelaksanaan hukumnya. Kemudian melalui implementasi ini, pelaksana dapat melontarkan asumsi, wacana dan kritik terhadap teori-teori yang dimaksud. Ada yang membenarkan nilai-nilai urgensinya setelah implementasinya bermanfaat, namun ada pula yang tidak mengakui dan belum mau menerimanya ketika hal itu tidak berdampak pada perubahan dan pembaharuan kepentingan-kepentingannya. Hal ini tidak terlepas dari peran negara yang diposisikan paling menentukan terhadap eksistensi hukum.

Sejak permulaan abad ke-20 dengan munculnya ajaran Sosialisme dengan disertai adanya revolusi industri timbullah perubahan-perubahan terutama di negara Eropa/Barat. Negara yang dahulunya menganut sistim “Staatsonthouding” (negara yang tidak turut serta dalam segala urusan kehidupan masyarakat).

Dalam hal ini para pakar hukum di Indonesia menyatakan: “Negara modern bukan hanya seperti negara hukum abad-19, akan tetapi merupakan negara kesejahteraan atau disebut juga negara hukum sosial. Di dalam negara hukum liberal, undang-undang dasarnya ditujukan untuk melindungi kebebasan individu, hal mana menjadi dasar pemikiran bahwa setiap tindakan pemerintah harus berdasarkan undang-undang”.                 

Pada negara-negara sosialis, pandangan tersebut telah berubah, hak-hak individu di bidang ekonomi, sosial dan budaya wajib diselenggarakan oleh pemerintah. Pemerintah wajib menyelenggarakan kesejahteraan bagi rakyat, kesehatan dan pendidikan. Kewajiban pemerintah untuk melaksanakan tugas-tugasnya ini terumus secara tegas dalam perundang-undangan. Hal ini sebagai suatu pijakan agar tidak salah dan meluas dalam pengambilan

Page 167: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

167

kebijakan atau keputusan-keputusan di bidang ketatanegaraan.                 

Konsekuwensi dari penyelenggaraan pemerintahan adalah semakin banyak peraturan perundang-undangan yang mengatur hubungan pemerintah dengan masyarakat, berarti pula semakin banyak wewenang yang diberikan kepada organ pemerintah untuk melakukan tindakannya. Tindakan yang dilakukan oleh pemerintah ini juga mendapatkan kontrol yang ketat dari hukum.                 

Lain halnya pendapat yang menyebut bahwa hukum sebagai sarana social engineering, orientasi hukum tidak lagi ditujukan untuk memecahkan masalah semata, akan tetapi berkeinginan untuk menimbulkan perubahan-perubahan dalam tingkah laku anggota masyarakat. Hukum sebagai sarana social engineering adalah penggunaan hukum secara sadar untuk mencapai suatu tertib hukum dan keadaan masyarakat sebagaimana yang dicita-citakan, atau meminjam istilah dari pakar hukum Mochtar Kusumaatmadja, “hukum yang hidup “the living law” dalam masyarakat (1976:8). Wajah hukum seperti ini bisa disepadankan pada hukum modern sebagai lawan dari hukum tradisional. (Sudjono Dirjosisworo, 1983:77).                 

Berdasarkan paradigma itu, posisi hukum ditempatkan sebagai kekuatan yang mampu menimbulkan perubahan-perubahan perilaku ditengah masyarakat. Artinya, teori-teori hukum yang menjadi landasan berlakunya hukum diposisikan sebagai spirit normatif yang dapat memodernisasi kehidupan masyarakat, bangsa dan negara.           

Dalam paradigma seperti itu, ada pesan edukatif (kependidikan) yang disampaikan lewat pemberlakuan suatu hukum. Hukum yang berlaku dalam masyarakat, secara teoritis merupakan kumpulan aturan-aturan atau norma-norma yang dapat mendidik masyarakat untuk diarahkan menuju cita-cita yang diinginkan.

Page 168: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

168

Kumpulan aturan-aturan itu mengajarkan kepada anggota masyarakat mengenai cara berperilaku yang benar, yang membuat anggota masyarakat menjadi pro-aktif untuk meninggalkan paradigma dan perilakunya yang masih konservatif dan tidak menguntungkan. Akhirnya, diantara anggota masyarakat tumbuh kompetisi secara sehat dan profesional.

Tentunya tidak hanya daya kerja hukum di atas, masyarakat mengalami perubahan, melainkan karena beberapa faktor dan aspek kehidupan manusia lainnya, seperti pengaruh lingkungan alam, sosial ekonomi, politik dan budaya juga merupakan pendorong perubahan itu.                 

Namun begitu, kehadiran hukum yang dirumuskan melalui pijakan prinsip dan teori, yang ditempatkan sebagai senjata (alat) untuk mengawal dan merubah pola berelasi secara vertikal maupun horizontal, antara kepentingan privat dan kepentingan publik, merupakan faktor utama yang membenar-kan, memperbolehkan dan mendukung perubahan-perubahan yang dilakukan manusia.                 

Bagaimanapun memang harus diakui bahwa pengaruh faktor-faktor di luar hukum cukup menentukan gerak manusia untuk melakukan perubahan. Misalnya aspek ekonomi dapat mendorong manusia untuk mengadakan transaksi- transaksi atau kegiatan- kegiatan yang dapat memperbesar akses pembaharuan kehidupannya. Desakan kepentingan yang beraspek ekonomi kadang-kadang mampu mengeliminasi aspek lain, seperti aspek hukum.                 

Perubahan-perubahan yang dimotori oleh faktor eksternal itu, dengan sendirinya mendesak hukum untuk menyediakan seperangkat peraturan perundang-undangan yang bisa menjamin kepastian hukum dan menjamin tegaknya keadilan di masyarakat. Sebagai contoh lahirnya undang-undang Hak Cipta, Undang-undang mengenai Perlindungan Konsumen, Undang-undang Lingkungan Hidup, dan undang-undang tentang

Page 169: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

169

Kesehatan. Berbagai peraturan perundang-undangan ini lahir karena dipengaruhi oleh tuntutan dan perkembangan masyarakat yang selalu berubah.                 

Saling pengaruh mempengaruhi antara hukum dan masyarakat, telah memperkuat pandangan tentang dinamika sosial dan dinamika hukum, atau dengan kata lain hukum berubah sejalan dengan perubahan masyarakat itu sendiri. Jika hukum tidak menempatkan perubahan masyarakat sebagai suatu paradigma kesejarahan yang niscaya dan terbuka, maka hukum akan dituding ketinggalan jaman atau gagal menterjemahkan kepentingan dinamika sosial. Kalau hukum sampai dituding demikian karena diperlakukan sebagai kekuatan stagnasi, maka resikonya teori-teori hukum yang diidealkan akan mampu mengimplementasi akhirnya gagal dan tidak terlihat nilai-nilai kegunaanya.                 

Dengan kata lain, masyarakat yang berubah adalah disertai dengan perubahan struktur sosial dan sistem hukumnya, baik itu terjadi secara evolusioner maupun revolusioner. Ketika masyarakat itu menunjukkan perubahan yang fundamental dalam aspek-aspek kehidupannya, maka pada aspek hukum akan terpengaruh pula secara fundamental, sehingga perlu melakukan pembaharuan yang sejiwa dengan tuntutan perubahan.                 

Sebagai sarana “Social Engineering” kaidah-kaidah hukum secara tegas dan sadar berusaha membawa dan mengarahkan anggota masyarakat untuk membangun berbagai aspek kehidupan menuju masyarakat yang adil dan makmur. Seperti telah diamanatkan dalam GBHN bahwa sasaran bidang pembangunan hukum adalah: “Terbentuknya dan berfungsinya sistem hukum nasional yang mantap, bersumberkan Pancasila dan UUD 1945, … yang mampu menjamin kepastian ketertiban, penegakan, dan perlindungan hukum yang berintikan keadilan dan kebenaran, serta mampu mengamankan dan mendukung pembangunan nasional”.

Page 170: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

170

Rumusan tersebut cukup ideal jika dapat terwujud. Suatu sistem hukum yang mampu menjawab berbagai macam tuntutan, aspirasi atau kepentingan masyarakat merupakan sistem hukum yang sangat dibutuhkan. Namun seringkali hal yang ideal itu sulit terlaksana.

2.2. Paradigma Baru             Secara sepintas penulis akan menguraikan bagaimana paradigma yang dikembangkan, kemudian mencoba meng-analisis masalah-masalah di atas dengan paradigma ini. Mungkinkah hal ini dilakukan? Suatu pertanyaan yang pertanyaan yang perlu di uji untuk mencari solusinya.                

Konsep paradigma baru sebagaimana ditulis dalam karya tulis ilmiah “Hukum Dan Perubahan Sosial” adalah untuk menentang asumsi yang berlaku umum di kalangan ilmuwan mengenai perkembangan ilmu pengetahuan yang terjadi secara “kumulatif”. Menurut pandangannya, mitos semacam ini harus dihilangkan . Sebab inti paradigma baru yang penulis uraikan yaitu “Perkembangan ilmu pengetahuan bukanlah terjadi secara kumulatif, tetapi secara revolusioner” (George Ritzer, 1992:4).                 

Model perkembangan ilmu pengetahuan menurut penulis telah dirumuskan dalam rangkaian proses sebagai berikut:                        P1 – Ns – A – P – P2(sumber diambil dari, buku Lili Rasjidi, Hukum sebagai Sistem, 1993:68-70)

Pada tahap P1 (berpijak pada masalah di atas), berarti aspek kerja hukum dalam hubungannya dengan perubahan sosial, hukum menempatkan diri sebagai sarana kontrol sosial (as a tool of social control), yaitu mengontrol pemikiran dan langkah-langkah subyek hukum agar selalu terpelihara dan tidak  melakukan perbuatan yang melanggar hukum. Berarti secara inklusif didalamnya, peran penguasa sangat dominan, mengingat terlaksananya hukum itu memerlukan paksaan bagi

Page 171: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

171

penegakannya. Tanpa kekuasaan, hukum itu tidak lain akan merupakan kaidah sosial yang berisikan anjuran belaka. Sebaliknya, hukum berbeda dari kaidah sosial lainnya, yang juga mengenal bentuk-bentuk paksaan, dalam hal ini kekuasaan memaksa itu diatur baik mengenai cara, ruang gerak, maupun pelaksanaannya oleh hukum (Mochtar Kusumaatmadja, 1976:4-5).

Ada suatu garis pemikiran tahap P1 itu bahwa secara teoritis hukum itu merupakan rangkaian, sistematika dan kumpulan ide-ide yang didukung oleh teori-teori yang mengatur mengenai perilaku manusia baik perilaku yang boleh dikerjakan maupun terlarang untuk dikerjakan. Dalam tahap pemahaman teori ini, hukum merupakan “kekuatan tang tertera di atas kertas” yang tidak akan bisa menunjukkan kekuatannya jika tidak dipaksakan penerapannya dalam kehidupan manusia.                 

Pemaksaan berlakunya hukum itu menggunakan alat kekuasaan yang diberi tanggung jawab untuk menjaga kewibawaan hukum dan menghindarkan hukum dari berbagai bentuk perilaku yang dapat mengakibatkan stagnasi dan lumpuhnya hukum.                 

Normal Sciencei (Ns) adalah akumulasi ilmu pengetahuan. Pada tahap ini hukum berada pada kondisi statis (konservatif) yaitu hukum sebagai penjaga malam. Hukum hanya diam saja  terhadap apapun yang terjadi  di sekelilingnya, sepanjang tidak terjadi pelanggaran hukum. Dalam konteks ini, paradigma hukum sebagai saran kontrol sosial telah diterima dan berlaku di masyarakat tradisional. Sehingga mau tidak mau hukum sebagai kaidah sosial yang harus melakukan transformasi-transformasi sosial dengan yang lainnya.                 

Pada tahap itu (Ns), paradigma hukum terbatas sebagai penjaga perilaku masyarakat. Sepanjang masyarakat tidak melakukan pelanggaran, maka hukum tidak perlu diarahkan untuk menjadi pro-aktif. Secara teoritis, paradigma hukum demikian hanya bersifat pasif

Page 172: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

172

atau menunggu dan mengawasi aktivitas sosial.                 

Masuklah pada periode (A), yaitu periode pertentangan, dimana kelompok ilmuan tidak dapat mengelakkan pertentangan dan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi. Kondisi seperti ini bisa dianalogkan pada kondisi hukum yang sudah tidak lagi mampu mengantisipasi tuntutan dan perkembangan masyarakat.                 

Pada tahap itu, hukum berada dalam posisi kehilangan daya fungsionalnya. Eksistensi secara normatif atau teoritisnya masih tetap diakui, namun ketika hal-hal yang bersifat ideal itu diajukan untuk menjawab berbagai bentuk tindakan anomali, yaitu kepada unsur unsur sosial yang secara terbuka dan berani menentang dan menyimpangi hukum atau norma, seperti aksi-aksi kekerasan massal, maka hukum itu kehilangan antisipasi dan daya kerjanya. Hukum gagal membaca dan menjadi solusi terhadap problem-problem penyimpangan ditengah masyarakat.

Sampai pada periode kritis (C), yaitu hukum sebagai sarana kontrol sosial (yang dilambangkan dengan P1) telah mengalami ketidakmampuan dalam menjalankan fungsinya. Memang hukumlah yang akan bertindak jika terjadi pelanggaran hukum atau tindak pidana di masyarakat. Tetapi ia juga harus menciptakan kondisi sosial yang baru yaitu dengan peraturan-peraturan hukum yang diciptakan dan dilaksanakan. Terjadilah hukum sebagai sarana “social engineering”.

Pada periode kritis ( C ) itu merupakan tuntutan yang lebih besar pada fungsi hukum, yang tidak sebatas mengontrol dan mempertanggung jawabkan perilaku masyarakat, namun juga harus menciptakan kondisi dan membimbing perilaku sosial secara kondusif. Artinya, hukum yang dibuat oleh badan legislatif adalah mengandung misi untuk memperbaharui kehidupan masyarakat.                 

Page 173: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

173

Krisis ini memang harus segera diakhiri, diganti dengan teori baru yang ditandai dengan proses  “Revolusi Science) (R) atau revolusi hukum yang berfungsi “as a tool social engineering”, yaitu perubahan sosisl dari keadaan hidup yang serba terbatas menuju ke keadaan hidup yang sejahtera atau kehidupan yang baik.

Sebagai konsekuensinya dari proses itu adalah harus dilakukan modernisasi hukum, apa itu dengan atas nama reformasi atau revolusi, namun yang jelas suatu produk hukum, yang barangkali di dukung oleh badan legislatif yang masih mengakui paradigma konservatif haruslah diperbaharui dengan produk hukum baru yang dapat membawa perubahan drastis di tengah masyarakat.           

Bertolak dari dasar proses di atas, lahirlah paradigma baru (dilambangkan P2) dimana hukum sebagai perilaku sosial dan sebagai sarana perubahan masyarakat. Dalam konteks negara Indonesia, masyarakat yang sedang membangun menuju era tinggal landas, pemahaman hukum sebagai sarana kontrol sosial tidak berarti harus ditinggalkan, tetapi justru harus ditopang dengan hukum dalam arti hukum sebagai sarana pembaharuan masyarakat (Mochtar Kusumaatmadja, 1976:11) atau hukum sebagai sarana social engineering/ pembaharuan kehidupan masyarakat yang adil dan makmur. Hukum dapat berperan sebagai kekuatan inti yang mengontrol dan sekaligus memper-baharui kehidupan masyarakat.            Paradigma yang mengacu pada teori Thomas S. Kun itu merupakan gabungan peran yang tidak hanya menempatkan hukum sebagai kontrol sosial, namun juga sebagai alat untuk memperbaharui kehidupan masyarakat. Tugas hukum yang demikian berat ini diharapkan implementasinya jika pem-baharuan hukum ditempatkan juga sebagai keharusan dengan berpijak kepada realitas aspirasi dan dinamika kehidupan masyarakat.

Page 174: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

174

                  Di Singapura dapat dijadikan sebagai contohnya, bahwa kehadiran hukum yang bisa diimplementasikan secara proporsional ternyata mampu berperan demikian besar dalam mempengaruhi gaya hidup, kedisiplinan dan pola pikir masyarakatnya. Singapura akhirnya menjadi contoh suatu masyarakat yang tingkat kedisiplinannya sangat tinggi dan penegakan hukumnya dapat dijadikan teladan.                 

Untuk mengakhiri tulisan ini, penulis kutipkan pendapat Baharuddin Lopa, mengenai tiga komponen atau unsur dimungkinkannya tegaknya hukum dan keadilan  di tengah-tengah masyarakat : 1. Diperlukan adanya peraturan hukum yang sesuai

dengan aspirasi masyarakat2. Adanya aparat penegak hukum yang profesional dan

memiliki integritas moral terpuji, dan3. Adanya kesadaran hukum masyarakat yang

memungkinkan dilaksanakannya penegakan hukum (1987:4).

3. PenutupEksistensi hukum dapat menjadi hukum dapat

menjadi alat untuk menata, mempengaruhi dan memperbaharui kehidupan masyarakat. Pola pikir dan perilaku masyarakat dapat diarahkan secara terbimbing ke arah yang lurus dan konstruktif jika hukum dapat diberdayakan sebagai kekuatan strategis untuk mempengaruhinya.

Daftar Pustaka

Baharuddin Lopa, Permasalahan Pembinaan dan Penegakan Hukum di Indonesia. Bulan Bintang. Jakarta. 1987.

George Ritzer, Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda, Penyalur Alimandan, Rajawali Pers. Jakarta. 1992

Page 175: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

175

Lili Rasjidi, Hukum Sebagai Suatu Sistem, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung. 1993

––––––, Dasar-Dasar Filsafat Hukum, PT. Citra Aditya Sakti. Bandung. 1993

C.F.G. Sunaryati Hartono. Politik Hukum dan Pembangunan Hukum Dalam Pembangunan Jangka Panjang Tahap II. Pro Justisia, Tahun XI, No. 4, Oktober 1994.

Philipus M. Hadjon. Perlindungan Hukum Bagi Rakyat Indonesia. Bina Ilmu. Surabaya. 1987.

Syachran Basah, Perlindungan Hukum Terhadap Sikap Tindakan Administrasi Negara. Alumni. Bandung. 1992

Sudjono Dirjosisworo. Sosiologi Hukum : Studi tentang Perubahan Hukum dan Sosial. Rajawali Pers. Jakarta.

Mochtar Kusumaatmadja. Fungsi dan Perkembangan Hukum dalam Pembangunan Nasional. Binacipta. Bandung. 1976.

Thomas S. Kuhn. Peran Paradigma dalam Revolusi Sains. Penyunting Lili Rasjidi. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Page 176: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

176

KEBIJAKAN KELEMBAGAAN PADA USAHA SAPI PERAH

DI PROVINSI ACEH

Oleh : Aidilof

Abstrak

Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui pengembangan sapi perah di provinsi Aceh. Metode Penulisan ini menggunakan metode tinjauan literatur (library research). Salah satu kunci keberhasilan pengembangan sapi perah di Provinsi Aceh yaitu melakukan penguatan kelembagaan antara lain dengan peternakan kontrak yang bertujuan adanya (a) hubungan yang saling menguntungkan antara peternak dengan perusahaan agribisnis,(b) memberikan insentif kepada peternak untuk meningkatkan produknya dengan memperbaiki grades dan standar,(c) memperbaiki sarana dan iklim investasi untuk bidang peternakan sapi perah, dan (d) pemerintah menyediakan infrastruktur publik seperti jalan, jembatan, listrik, telekomunikasi, pasar dan penegakan hukum dalam perjanjian-perjanjian usaha sehingga penggunaan/alokasi sumberdaya pada usaha sapi perah tercipta secara efisien, merata dan berkelanjutan (sustainable).

Kata kunci : kebijakan kelembagaan dan usaha sapi perah

1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

Page 177: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

177

Pembangunan sektor pertanian merupakan salah satu pilihan strategis untuk menopang perekonomian nasional dan daerah, terutama setelah terjadinya krisis ekonomi sejak pertengahan tahun 1997. Pilihan ini didasarkan pada pertimbangan bahwa sektor pertanian telah berulangkali membuktikan diri sebagai sektor yang tahan terhadap krisis perekonomian dan merupakan suatu aset kekayaan dasar bagi kesejahteraan masyarakat serta bagi kegiatan pembangunan perekonomian secara keseluruhan. Disamping itu resources based negara memang terletak pada sektor-sektor primer (termasuk pertanian dalam arti luas), baik dari sisi kelimpahan potensi sumberdaya alam maupun besarnya potensi tenaga kerja yang tersedia, hal ini sesuai yang dikemukakan oleh Juanda (2002) bahwa pemerintah Indonesia harus tetap mengembangkan sektor pertanian karena mempunyai peranan penting sebagai penghasil bahan makanan, penghasil devisa, memberikan kesempatan kerja dan juga sebagai pasar bagi produk-produk industri bidang peternakan sebagai sub sektor dari pertanian merupakan bidang usaha yang sangat penting dalam kehidupan umat manusia. Hal ini terkait dengan kesiapan subsektor ini dalam menyediakan bahan pangan hewani masyarakat, yang diketahui mutlak untuk perkembangan dan pertumbuhan. Kandungan gizi hasil ternak dan produk olahannya sampai saat ini diketahui mempunyai nilai yang lebih baik dibandingkan dengan kandungan gizi asal tumbuhan.

Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan peternakan untuk memenuhi kebutuhan gizi maka pembangunan peternakan saat ini telah diarahkan pada pengembangan peternakan yang lebih maju melalui pendekatan kewilayahan, penggunaan teknologi tepat guna dan penerapan landasan baru yaitu efisiensi, produktivitas dan berkelanjutan (sustainability).

Di samping itu pembangunan sub sektor peternakan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan pertanian, harus dilaksanakan secara

Page 178: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

178

bertahap dan berencana untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini dilakukan antara lain melalui peningkatan produksi ternak sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat peternak dari waktu ke waktu.Untuk itu perlu mendorong peternak agar tetap mampu bersaing baik pada skala lokal, regional, nasional maupun internasional (Saragih, 2000).

Sejalan dengan hal tersebut, maka pembangunan sub sektor peternakan juga mendapatkan porsi untuk dikembangkan karena subsektor ini mempunyai peranan yang cukup penting didalam perekonomian. Pertumbuhan subsektor peternakan cukup tinggi dibandingkan dengan subsektor lainnya pada sektor pertanian sepanjang tahun 2002, yaitu hingga kuartal III tahun 2002 mengalami pertumbuhan sebesar 9,4 % (Ditjen Peternakan, 2003). Sumbangan subsektor ini terhadap Produk Domestik Bruto mencapai Rp. 7.059,50 milyar rupiah atau 1,78 persen dari total PDB pada tahun 2000 (Statistik Pertanian, 2000). Disamping itu secara makro perkembangan subsektor peternakan selama ini cukup menggembirakan dimana populasi dan produksi hasil ternak terus tumbuh dari tahun ke tahun.

Salah satu jenis usaha pada sub sektor peternakan yang cukup mendapat perhatian yaitu usaha sapi perah yang dikembangkan untuk memenuhi permintaan susu yang semakin meningkat dari tahun ke tahun dan juga melihat tendensi pertambahan jumlah penduduk, pendapatan dan meningkatnya kesadaran sebahagian masyarakat akan pentingnya gizi, sub sektor peternakan makin dituntut untuk berperan serta dalam rangka pemenuhan kebutuhan gizi dengan meningkatkan produksi melalui proses pengembangan budi daya. Meskipun produksi susu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun akan tetapi belum bisa mengimbangi pertumbuhan permintaan susu didalam negeri yang mencapai 1,5 miliar liter per tahun dimana 67 % masih harus diimpor karena peternak sapi lokal hanya mampu menghasilkan sekitar 500 juta liter susu per tahun. Hal ini

Page 179: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

179

menunjukkan antara persediaan dan permintaan susu di Indonesia terjadi kesenjangan yang cukup besar. Kebutuhan atau permintaan jauh lebih besar daripada ketersediaan susu yang ada.

1.2. Tujuan PenulisanPenulisan ini bertujuan untuk mengetahui

pengembangan sapi perah di provinsi Aceh.

1.3. Metode PenulisanMetode Penulisan ini menggunakan metode

tinjauan literatur (library research).

2. Uraian Teoritis2.1. Perkembangan Sapi Perah

Keberhasilan usaha ternak sapi perah tergantung dari faktor sumberdaya manusia dan sumberdaya alam. Di samping itu juga, pengembangan usaha sapi perah dan peningkatan produksi susu memerlukan dorongan baik dari pihak pemerintah ataupun swasta seperti industri-industri persusuan dan sarana-sarana lain yang diperlukan dan prospek atau masa depan pengembangan usaha ternak sapi perah merupakan saat yang “favourable”. Berdasarkan kondisi tersebut, usaha sapi perah untuk menghasilkan susu segar sangat prospektif dikembangkan di Indonesia.

Salah satu kebijakan produksi susu dalam negeri ini adalah desentralisasi pengembangan sapi perah. Sejak awal pengembangan sapi perah di Indonesia hanya terpusat di pulau Jawa saja. Namun teriring semangat desentaralisasi dan otonomi daerah tersebut, maka pengembangan sapi perah mulai diarahkan keluar pulau Jawa dengan membentuk sentra-sentra baru yang cocok untuk pengembangan komoditi ini. Ada beberapa provinsi di Indonesia yang mampu mencapai tingkat keberhasilan yang tinggi dalam pelaksanaan program-program pembangunan dan pertumbuhan ekonominya dengan

Page 180: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

180

keterkaitan antar wilayah dan antar masyarakat. Salah satu komoditas peternakan yang dikembangkan dengan prinsip keterkaitan antara daerah yaitu sapi perah yang diusahakan dalam skala peternakan rakyat dengan pola pengusahaan yang masih sebagai sambilan. Atas dasar tersebut maka pengembangan sapi perah perlu dilakukan dengan peningkatan kemampuan di bidang pengolahan dan pemasaran serta kelembagaan. Peningkatan kemampuan pengolahan dimaksudkan untuk memperpanjang masa simpan dan pemasaran susu segar dan susu pasteurisasi. Peningkatan kemampuan pemasaran dimaksudkan untuk memperluas jangkauan pemasaran dan meningkatkan retensi resapan pasar terhadap produk-produk susu koperasi. Peningkatan kemampuan kelembagaan ditujukan terutama untuk memperkuat kelembagaan dan memperbaiki manajemen pengelolaan kelompok tani dan koperasi.perlu dilakukan dengan peningkatan kemampuan dibidang pengolahan dan pemasaran serta kelembagaan.

2.2. Peran KelembagaanKelembagaan (institution) sebagai aturan main

(rule of game) dan organisasi, berperan penting dalam mengatur penggunaan/alokasi sumberdaya secara efisien, merata dan berkelanjutan.Sebagai hasil dari pembagian pekerjaan dan spesialisasi pada sistem ekonomi maju sering mengarah kepada keadaan dimana orang-orang menjadi hampir tidak mampu lagi berdiri sendiri dalam arti mereka tidak dapat menghasilkan barangbarang dan jasa yang dibutuhkan untuk kehidupan (konsumsinya) sehingga pemenuhan kebutuhannya diperoleh dari orang/pihak lainnya yang bespesialisasi melalui suatu pertukaran yang dalam ekonomi disebut transaksi ekonomi. Agar transaksi ekonomi dapat berlangsung perlu adanya koordinasi antar berbagai pihak dalam sistem ekonomi yang sekaligus juga mencakup aturan representasi dari pihak-pihak yang berkoordinasi tersebut.Pada dasarnya ada dua bentuk koordinasi utama

Page 181: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

181

yaitu koordinasi untuk keperluan;(1) transaksi melalui sistem pasar, dimana harga-harga menjadi panduan dalam mengkoordinasikan alokasi sumberdaya-sumberdaya tersebut jadi harga-harga berperan sebagai pemberi isyarat dan sebagai pembawa informasi yang mengatur koordinasi alokasi sumberdaya kepada pembeli dan penjual,(2) transaksi tersebut dilakukan dalam sistem organisasi-organisasi yang berhirarki di luar sistem pasar dimana wewenang kekuasaan berperan sebagai koordinator dalam mengatur alokasi sumberdaya tersebut. Suatu kelembagaan adalah suatu pemantapan perilaku yang hidup pada suatu kelompok orang yang merupakan sesuatu yang stabil, mantap dan berpola; berfungsi untuk tujuan-tujuan tertentu dalam masyarakat; ditemukan dalam sistem sosial tradisional dan modern atau bisa berbentuk tradisional dan modern dan berfungsi mengefisienkan kehidupan sosial (Syahyuti, 2006).

Kelembagaan menurut Schmid (1972) dalam Pakpahan (1989) adalah suatu himpunan hubungan yang tertata diantara orang-orang dengan mendefenisikan hak-haknya, pengaruhnya terhadap hak orang lain, privilage dan tanggung jawab. Tiga hal utama yang mencirikan suatu kelembagaan :1. Batas kewenangan (jurisdiksi) adalah menyangkut

masalah kewenangan setiap anggota didalam kerjasama seperti wewenang menentukan harga output dan lain-lain, mempunyai arti penting dan cukup besar pengaruhnya dalam keberhasilan produksi.

2. Hak Kepemilikan (property right) adalah mengandung makna sosial yang berimplikasi ekonomi. Dalam hubungan dengan property right yang paling penting adalah faktor kepemilikan terhadap sumberdaya seperti lahan, hasil produksi dan lain-lain. Hak pemilikan yang lebih jelas akan dapat menentukan besarnya bargaining power atau kekuatan menawar terhadap suatu persoalan.

Page 182: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

182

3. Aturan representasi dipersoalkan mengenai masalah sistem atau prosedur mengenai suatu keputusan. Dalam proses ini bentuk partisipasi lebih banyak ditentukan oleh keputusan kebijaksanaan organisasi dalam membagi beban dan manfaat/keuntungan terhadap anggota yang terlibat dalam organisasi tersebut (Anwar, 2006).

Intervensi pemerintah dalam pengembangan kelembagaan pertanian ke depan masih diperlukan. Akan tetapi bentuk campur tangan pemerintah tidak bersifat koersif, namun lebih bersifat memfasilitasi sehingga mampu meransang pertumbuhan kelembagaan yang bersifat kohesif.Aturan yang berkembang pada kelembagaan lokal hendaknya bersifat kepemimpinan dengan aturan dan undang-undang yang terkait dengan kelembagaan yang ada (Suradisastra, 2006).

Kelembagaan tidak bisa terlepas dari konsep biaya transaksi atau kesepakatan yang memiminimisasi biaya transaksi. Dalam pandangan North, kelembagaan yang menurunkan biaya transaksi adalah kunci dari keberhasilan indikator ekonomi. Pengembangan kelembagaan sangat bersifat keterkaitan antar periode sehingga tidak semua kelembagaan bersifat efisien dan kelembagaan yang tidak efisien inilah yang menghambat pertumbuhan ekonomi (Fauzi, 2004).

Ada dua katalis yang berperan penting dalam pengembangan kelembagaan yakni perubahan dalam harga relatif (relative price) dan inovasi teknologi. Dalam merespon kedua perubahan ini salah satu atau kedua belah pihak mungkin akan melihat lebih menguntungkan untuk mengubah aturan (Rules of agreement) yang kemudian berujung pada perubahan kelembagaan yang akan menguntungkan salah satu atau kedua belah pihak. Demikian juga halnya dengan inovasi teknologi yang akan menurunkan biaya transaksi dan perubahan dalam biaya informasi merupakan sumber utama dalam pengembangan kelembagaan.

Page 183: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

183

3. PembahasanPengkajian tentang kelembagaan pada usaha sapi

perah sangat penting sesuai yang dikemukakan oleh Anwar (2002) dalam Saptati (2004), bahwa penentuan kelembagaan yang tepat akan dapat mengatur penggunaan dan alokasi sumberdaya atau input kearah efisiensi yang tinggi, keadilan (fairness) kearah pembagian yang lebih merata dan aktifitas ekonomi dapat langgeng. Langkah awal guna mencapai efisiensi dalam alokasi sumberdaya secara optimal adalah perlunya pembagian pekerjaan sehingga setiap pekerjaan dapat dilaksanakan secara profesional dengan produktifitas yang tinggi. Peningkatan pembagian pekerjaan selanjutnya akan mengarah kepada spesialisasi ekonomi, sedangkan kelanjutan spesialisasi adalah peningkatan efisiensi dan produktivitas yang semakin tinggi.

Kekurangan produksi susu segar dalam negeri merupakan peluang besar peternak susu untuk mengembangkan usahanya. Namun demikian peternak masih menghadapi permasalahan antara lain yaitu rendahnya kemampuan budidaya khususnya menyangkut kesehatan ternak dan mutu bibit yang rendah, dalam hal pemasaran dimana industri pengolahan susu menjadi jauh lebih kuat dibandingkan peternak sehingga terjadi besarnya ketergantungan peternak terhadap industri pengolahan susu dalam memasarkan susu segar yang dihasilkannya. Dengan permasalahan-permasalahan tersebut maka perlu dilakukan :1. Pemerintah perlu memberikan dukungan nyata untuk

meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil ternak (susu) kepada para peternak. Daya saing susu yang dihasilkan peternak hanya dapat ditingkatkan apabila produktivitas dan kualitas tersebut ditingkatkan. Untuk itu, penelitian dan pengembangan khususnya mengenai teknis dan manajemen produksi perlu ditingkatkan. Gerakan nasional seyogyanya diikuti dengan aktivitas nyata berupa bantuan antara lain

Page 184: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

184

dalam bentuk pelatihan dan penyuluhan budidaya sapi perah yang baik, mendorong tersedianya bibit sapi unggul, kemudahan untuk pemanfaatan lahan, akses dan ketersediaan modal, serta pengembangan beragam industri pengolahan susu sehingga harga di tingkat peternak menjadi relatif lebih stabil.

2. Perlu dibentuk wadah kemitraanSistem peternakan kontrak (contract farming) merupakan satu mekanisme kelembagaan yang memperkuat posisi tawar menawar peternak dengan cara mengkaitkannya secara langsung ataupun tidak langsung dengan badan usaha yang secara ekonomi relatif lebih kuat. Melalui kontrak, peternak kecil dapat beralih dari usaha tradisional/ subsistem ke produksi yang bernilai tinggi dan berorientasi ekspor. Hal ini tidak hanya berpotensi meningkatkan penghasilan peternak kecil yang ikut dalam kontrak tetapi juga mempunyai efek berlipat ganda bagi perekonomian di perdesaan maupun perekonomian dalam skala yang lebih luas. Contract farming dapat juga dimaknai sebagai sistem produksi dan pemasaran berskala menengah, dimana terjadi pembagian beban resiko produksi dan pemasaran berskala menengah dimana terjadi pembagian beban resiko produksi dan pemasaran diantara pelaku agribisnis dan peternak kecil, kesemuanya ini dilakukan dengan tujuan mengurangi biaya transaksi dan kerjasama antar peternak dan peternak dengan pihak kedua dapat terjalin secara baik bila terdapat saling ketergantungan yang saling menguntungkan. Dengan kata lain, adanya contract farming dalam bidang peternakan dapat menguntungkan kedua belah pihak yaitu peternak dan perusahaan. Contract farming memungkinkan adanya dukungan yang lebih luas serta dapat mengatasi masalah-masalah yang berkaitan dengan minimnya informasi dan mengurangi resiko bagi peternak. Mereka memiliki kepastian bahwa produknya akan dibeli pada saat panen. Dalam

Page 185: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

185

jangka panjang mereka juga memperoleh manfaat yaitu peluang kemitraan di masa depan serta akses terhadap program-program pemerintah, hal ini sesuai yang dikemukakan oleh Key dan Runsten (1999) dalam Daryanto (2007) bahwa manfaat dari keikut-sertaan dalam kontrak yaitu pengembangan akses pasar, kredit dan tekonologi, manajemen resiko yang lebih baik, memberikan kesempatan kerja yang lebih baik bagi anggota keluarga dan secara tidak langsung, pendayagunaan perempuan serta pengembangan dari budaya berniaga yang berhasil. Dilihat dari perusahaan beberapa manfaat dengan adanya sistem contract farming yaitu mereka memperoleh akses untuk mendapatkan buruh dan tanah yang lebih murah untuk menumbuhkan produk yang bernilai tinggi. Pasokan bahan mentah dapat terjaga dengan batasan yang rasional dan memiliki kendali terhadap dasar produksi dan perlakuan pasca panen. Selain itu juga memiliki kendali terhadap kualitas produk dan memiliki kesempatan memperoleh dan memperkenalkan varietas baru serta peningkatan kemungkinan pemenuhan kebutuhan konsumen secara spesifik.

3. Koperasi susu perlu didorong dan difasilitasi agar dapat melakukan pengolahan sederhana susu segar antara lain pasteurisasi dan pengemasan susu segar, pengolahan menjadi yogurt, keju dan sebagainya. Hal ini disertai dengan program promosi secara luas kepada masyarakat terutama anak-anak tentang manfaat mengkonsumsi susu segar dan produk-produk olahannya. Pendirian pabrik pengolahan susu yang dimiliki koperasi juga perlu didorong. Langkah ini diperlukan untuk mengantisipasi makin menguat dan relatif stabilnya nilai kurs rupiah terhadap US dolar yang dapat mengakibat-kan industri pengolahan susu kembali mengimpor sebagian besar bahan baku susunya dari luar negeri.

Page 186: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

186

4. Pemerintah Pusat maupun Daerah seyogyanya mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang mampu memperkuat posisi tawar peternak sapi perah khususnya dan pengembangan agribisnis berbasis peternakan umumnya. Ini antara lain dapat dilakukan dengan menghapuskan retribusi yang menyebab-kan ongkos produksi bertambah mahal, menghapuskan pajak pertambahan nilai bila pengolahan masih dilakukan oleh peternak serta pemberlakuan tarif bea masuk terhadap susu impor untuk melindungi produksi dalam negeri.

4. PenutupSalah satu kunci keberhasilan pengembangan sapi

perah yaitu melakukan penguatan kelembagaan antara lain dengan peternakan kontrak yang bertujuan adanya (a) hubungan yang saling menguntungkan antara peternak dengan perusahaan agribisnis,(b) memberikan insentif kepada peternak untuk meningkatkan produknya dengan memperbaiki grades dan standar,(c) memperbaiki sarana dan iklim investasi untuk bidang peternakan sapi perah, dan (d) pemerintah menyediakan infrastruktur publik seperti jalan, jembatan, listrik, telekomunikasi, pasar dan penegakan hukum dalam perjanjian-perjanjian usaha sehingga penggunaan/alokasi sumberdaya pada usaha sapi perah tercipta secara efisien, merata dan berkelanjutan (sustainable).

Daftar Pustaka

Anwar, 2006. Peranan Kelembagaan Dalam Pemanfaatan Sumber Daya Lokal. Makalah. Insititut Pertanian Bogor. Bogor.

Eaton, C and Shepherd,. 2001. Contract Farming: Partnership for Growth. FAO Agricultural Services Buletin. 145. Food and agrivcultural Organization of United Natio. Rome.

Page 187: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

187

Daryanto, A. 2007. Peningkatan Dayasaing Industri Peternakan. PT Permata Wacana Lestari (Penerbit Majalah Trobos). Jakarta.

Fauzi,A. 2004. Pengembangan Kelembagaan Kelautan dan Perikanan. Perspektif Ekonomi Kelembagaan. Makalah.

Luh Putu Suciati, Affendi Anwar dan Akhmad Fauzi. 2006. Strategi Peningkatan Kinerja Kelembagaan dan Pembiayaan Pengelolaan Irigasi. Forum Pasca sarjana. Volume 29 Nomor 1 .ISSN 0216-1886.

Pakpahan. 1989. Mengubah Pertanian Tradisional Dalam Pembangunan Jangka Panjang. Tahap kedua : Pendekatan Kelembagaan. Makalah. Institut Pertanian Bogor.

Saragih, B. 2000. Agribisnis Berbasis Peternakan. Kumpulan Pemikiran. USESE Foundation dan Pusat Studi Pembangunan IPB, Bogor.

Saptati,A.R. 2004. Kajian Ekonomi Wilayah dan Kelembagaan Usaha Peternakan Broiler di Kabupaten Bogor. Tesis. Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Syahyuti, 2006. 30 Konsep Penting dalam Pembangunan Pedesaan dan Pertanian. Penjelasan tentang Konsep, Istilah, Teori dan Indikator serta Variabel. PT. Bina Rena Pariwara. Jakarta.

SEKILAS TENTANG PENULIS

1. Idawati, MA- Dosen UMTS, Padang Sidempuan

2. Evi Zahara, SE, MSi- Universitas Dharmawangsa

Page 188: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

188

3. Drs. Syamsul Bahri, MM, Ak, CA- Dosen Tetap STIE Nusa Bangsa Medan

4. Sri Rahayu- Dosen Universitas Jabal Ghafur Sigli, Aceh

5. Dra. Sahara Lubis, M.Si- Dosen dpk Universitas Islam Sumatera Utara,

Medan

6. Rayuwati, M.Kom- Dosen Universitas Gajah Putih Takengon

7. Ir. Nuryulsen Safridar, MP- Dosen Universitas Jabal Ghafur

8. Dra. Nila Handayani, M.Pd- Dosen Universitas Negeri Medan

9. Indra Perdana,SH, M.Kn- Dosen Universitas Asahan, Kisaran

10.Elfin Efendi, STP- Dosen Universitas Asahan, Kisaran

11.Aminah Tanjung, SH, MH- Dosen Universitas Muhammadiyah Banda Aceh

12.Ir. Aidilof, MP- Dosen Universitas Jabal Ghafur, Sigli

Page 189: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

189

PEDOMAN PENULISAN ARTIKELMAJALAH ILMIAH WARTA DHARMAWANGSA

UNIVERSITAS DHARMAWANGSA

1. Karya ilmiah yang ditulis dalam bentuk :Karya ilmiah hasil penelitianSistimatika penulisan :- Judul-Abstraksi dan disertai dengan kata kunci-Pendahuluan-Materi dan metode-Hasil pembahasan

Page 190: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN

190

-Kesimpulan atau ringkasan-Daftar pustaka-Sekilas tentang penulisKarya ilmiah konseptual (non penelitian).Sistimatika penulisan :- Judul-Abstraksi dan disertai dengan kata kunci-Pendahuluan-Bagian inti atau permasalahan-Kesimpulan atau ringkasan-Daftar pustaka-Sekilas tentang penulis

2. Bahasa artikel bersifat ilmiah dapat disampaikan dengan menggunakan :- Bahasa Indonesia- Bahasa Inggris- Bahasa Arab

3. Spesifikasi penulisan sebagai berikut :- Ukuran kertas kwarto- Ketikan 2 spasi- Jumlah halaman minimal 15 halaman- Tulisan yang memuat gambar/skema, memakai

ukuran kertas/paper size : 6,5 x 8,5. - Sofware : Microsoft Word- File artikel di copy ke dalam CD – R dan print out.

4. Alamat pengiriman artikel :Redaksi Majalah Ilmiah Warta DharmawangsaUniversitas Dharmawangsa Jln. K.L.Yos Sudarso No 224 MedanTelp. 061- 6613783 Fax. 061- 6615190.http ://www.dharmawangsa.ac.id

E-mail : [email protected]

Page 191: dharmawangsa.ac.iddharmawangsa.ac.id/public/upload/Edisi 47 Januari 2016.docx  · Web viewPERANAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK MELANGSUNGKAN PERKAWINAN SAH BAGI ORANG MISKIN