lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/2734/1/shintya-13140110381 read...
TRANSCRIPT
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali:
Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.
Copyright and reuse:
This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.
REBRANDING MAY MAY BRIDAL UNTUK MEMPERLUAS
SEGMEN KONSUMEN
Studi Kasus pada May May Bridal Melalui Corporate Startegy
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu
Komunikasi (S.I.Kom)
Shintya
13140110381
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
KONSENTRASI MULTIMEDIA PUBLIC RELATIONS
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS MULTIMEDIA NUSANTARA
2017
ii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa penelitian ini adalah karya ilmiah saya
sendiri, bukan plagiat dari karya ilmiah yang ditulis oleh orang lain atau lembaga
lain, dan semua karya ilmiah orang lain atau lembaga lain yang dirujuk dalam
penelitian ini telah disebutkan sumber kutipannya serta dicantumkan di Daftar
Pustaka.
Jika kemudian hari terbukti ditemukan kecurangan atau penyimpangan,
baik dalam pelaksanaan penelitian maupun dalam penulisan laporan penelitian,
saya bersedia menerima konsekuensi dinyatakan TIDAK LULUS untuk mata
kuliah Skripsi yang telah saya tempuh.
Tangerang, 8 Januari 2017
Shintya
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi dengan judul
“Rebranding May May Bridal Untuk Memperluas Segmen Konsumen”
Studi Kasus pada May May Bridal melalui Corporate Strategy
Oleh
Shintya
telah diujikan pada hari Kamis, 2 Februari 2017, pukul 13.00 s.d 14.30 dan
dinyatakan lulus dengan susunan penguji sebagai berikut.
Ketua Sidang Penguji Ahli
C. Eko Hadi Saputro., S.E., M.M Wildan Hakim, S.Sos., M.Si
Dosen Pembimbing
Dr. Mochammad Kresna Noer S.Sos., M.Si
Disahkan oleh
Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi-UMN
Dr. Bertha Sri Eko M., M.Si
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
berkat dan pertolongan-Nya yang tidak berkesudahan sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Rebranding May May Bridal
(Studi Kasus : May May Bridal)”. Skripsi ini diajukan kepada Program Strata 1,
Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas
Multimedia Nusantara untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar sarjana
ilmu komunikasi (S.I.Kom).
Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini, banyak pihak yang
mendukung dan membantu penulis hingga skripsi ini dapat diselesaikan. Penulis
telah mendapatkan banyak sekali bimbingan, pelajaran, dan pengalaman yang
sangat bermanfaat dan berharga dari berbagai pihak, baik merupakan kritik, saran,
dan berbagai bantuan lainnya.
Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan rasa
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Mochammad Kresna, S.Sos., M.Si., selaku doesn pembimbing skripsi
yang sudah meluangkan waktu, memberikan semangat, dan membagi
ilmunya kepada penulis selama bimbingan, dan juga memberikan masukan
serta saran untuk penulisan skripsi ini.
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
v
2. Dr. Ninok Leksono, rector Universitas Multimedia Nusantara, yang
memberikan kesempatan untuk penulis dalam berpretasi.
3. Dr. Bertha Sri Eko M., M. Si.,selaku Ketua Program Studi Ilmu
Komunikasi Universitas Multimedia Nusantara yang sudah memberikan
persetujuan bagi penulis untuk dapat mengikuti skripsi.
4. Para tim dosen pengajar S1 Ilmu Komunikasi Universitas Multimedia
Nusantara yang telah memberikan ilmu pengetahuannya mengenai Public
Relations selama perkuliahan.
5. Terimakasih kepada informan yang sudah banyak membantu penulis untuk
mendapatkan informasi dan data yang dibutuhkan selama penulisan skripsi
yaiutu Ibu Ivonne dan Kakak Ibreine.
6. Terimakasih yang sebesar-besarnya kepada orang tua yang tidak henti-
hentinya memberikan semangat dan doa kepada penulis
7. Terimakasih kepada Albert Hanam, yang telah memberikan semangat
untuk penulis dalam mengerjakan skripsi, serta selalu membantu proses
dalam skripsi, dan selalu mendoakan yang terbaik.
8. Terimakasih kepada seluruh keluarga besar dan teman terdekat yang tidak
bisa saya sebutkan satu persatu, karena sudah banyak mensupport saya
dalam proses pengerjaan dan semangat.
Akhir kata saya sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu penulis dalam memberikan informasi dan meluangkan waktunya.
Besar harapan penulis agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu
komunikasi.
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
vi
REBRANDING MAY MAY BRIDAL
(Studi Kasus: May May Bridal)
ABSTRAK Oleh : Shintya
May May Bridal merupakan Bridal yang cukup dikenal oleh kalangan
menegah sampai menegah atas, Karena May May Bridal itu sendiri dikenal sangat
baik dalam pelayanan maupun dalam pemenuhuan kebutuhan brides and groom
(calon pengantin) yang akan melangsungkan sebuah pernikahan. Tujuan dari
peneliti melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana strategi
rebranding yang dilakukan May May Bridal sesuai dengan konsep rebranding
yang ada sehingga dapat berjalan dengan efektif dan efisien.
Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi
kasus, menggunakan berbagai sumber data sehingga mampu untuk
mengungkapkan fakta dibalik kasus yang diteliti. Metode studi kasus yang
digunakan adalah bersifat deskriptif, dimana penelitian ini dilakukan untuk
menjelaskan bagaimana kesesuaian antara tujuan dari penelitian yang dilakukan
dan hasil dari pelaksanaan. Metode pengumpulan data dengan wawancara dan
dokumen.
Kata kunci : Brand, Marketing Communication, Rebranding.
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
vii
REBRANDING MAY MAY BRIDAL
(Case Study: May May Bridal)
ABSTRACT Oleh : Shintya
May May Bridal is a Bridal that have been quite enough famous by the
medium to upper medium, Because May May Bridal itself is very well known in
the service as well as in meeting the needs of brides and groom (the bride), which
will hold a wedding. The goal of researchers conducted this research is to
determine how the rebranding strategy carried in accordance with May May
Bridal rebranding existing concept so that it can run effectively and efficiently.
Methods of this study use qualitative approach with a case study, using
variety of data sources to be able to reveal the facts behind the cases studied. The
case study method is using descriptive method, where the study was carried out to
explain how the fit between the goals of the research conducted and the results of
the implementation. Data were collected by interviews and documents.
Keywords: Brand, Marketing Communication, Rebranding.
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................................. i
SURAT PERNYATAAN........................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ............................................................................................... iv
ABSTRAK ................................................................................................................. vi
ABSTRACT ............................................................................................................... vii
DAFTAR ISI .............................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xiii
BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 9
1.3 Tujuan Penelitian..................................................................................... 9
1.4 Kegunaan Penelitian ................................................................................ 10
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian................................................................... 10
1.6 Jadwal Penelitian ..................................................................................... 11
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
ix
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA ...................................................................................... 13
2.1 Kajian Pustaka ......................................................................................... 13
2.2 Tinjauan Pustaka ..................................................................................... 16
2.3 Kerangka Teori ........................................................................................ 18
2.3.1 Komunikasi .................................................................................... 18
2.3.1.1 Fungsi Komunikasi ............................................................ 19
2.3.2 Public Relation ............................................................................... 25
2.3.2.1 Peran Public Relations ....................................................... 27
2.3.2.2 Tujuan Public Relations ..................................................... 29
2.3.2.3 Fungsi Public Relations ...................................................... 31
2.3.4 Marketing Public Relations ......................................................... 34
2.3.4 Brand .............................................................................................. 36
2.3.5 Rebranding ..................................................................................... 39
2.3.5.1 Alasan dan Faktor Rebranding ........................................... 42
2.3.5.2 Strategi dan Proses Rebranding ......................................... 47
2.3.5.3 Model Rebranding ............................................................. 49
2.4 Kerangka Konseptual .............................................................................. 55
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN..................................................................... 57
5.1 Jenis dan Sifat Penelitian .......................................................................... 57
5.2 Metode Penelitian ..................................................................................... 60
5.3 Key Informan dan Informan...................................................................... 68
5.4 Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 69
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
x
5.5 Keabsahan Data ........................................................................................ 72
5.6 Teknik Analisis Data ................................................................................ 73
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................................. 76
4.1 Objek Penelitian ...................................................................................... 76
4.1.1 May May Salon and Bridal ............................................................ 76
4.1.2 May May Bridal ............................................................................. 84
4.1.3 Struktur Organisasi ......................................................................... 88
4.2 Hasil Penelitian ....................................................................................... 89
4.2.1 Rebranding Faktor.......................................................................... 89
4.2.1.1 Perubahan Struktur Kepemilikan ....................................... 89
4.2.1.2 Perubahan strategi .............................................................. 90
4.2.1.3 Perubahan dalam Lingkungan Eksternal ............................ 97
4.2.1.4 Perubahan Posisi Kompetitif .............................................. 99
4.2.2 Rebranding Goals .......................................................................... 103
4.2.3 Rebranding Proses.......................................................................... 105
4.2.3.1 Internalisasi ........................................................................ 105
4.2.3.2 Eksternalisasi ...................................................................... 108
4.3 Pembahasan ............................................................................................. 109
4.3.1 Rebranding Faktor.......................................................................... 109
4.3.1.1 Perubahan Struktur Kepemilikan ....................................... 109
4.3.1.2 Perubahan Strategi.............................................................. 110
4.3.2.1.1 Tahapan dalam Proses Rebranding ...................... 119
4.3.1.3 Perubahan dalam Lingkungan Eksternal ............................ 122
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
xi
4.3.1.4 Perubahan Posisi Kompetitif .............................................. 127
4.3.2 Rebranding Goals .......................................................................... 130
4.3.3 Rebranding Proses.......................................................................... 135
4.2.3.1 Internalisasi ........................................................................ 135
4.2.3.2 Eksternalisasi ...................................................................... 135
Bab 5 Simpulan dan Saran ......................................................................................... 137
5.1 Simpulan ................................................................................................... 137
5.2 Saran Akademis ........................................................................................ 138
5.3 Saran Praktis ............................................................................................. 139
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Data kedatangan tamu May May Bridal .................................................... 5
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Rebranding in a brand hierarchy ........................................................... 40
Gambar 2.2 Summary of Rebranding Drives ............................................................. 45
Gambar 2.3 Empat Faktor Rebranding ...................................................................... 46
Gambar 2.4 Empat Tahapan dalam Proses Rebranding............................................. 47
Gambar 2.5 Corporate Rebranding Framework ........................................................ 49
Gambar 2.6 Model Of Rebranding Process ............................................................... 51
Gambar 2.7 ................................................................................................................. 52
Gambar 2.8 Konseptualisasi Evolusi Brand............................................................... 54
Gambar 4.1 Logo Perusahaan PT. Mayindo Tritunggal ............................................ 76
Gambar 4.2 Logo May May Bridal ............................................................................ 84
Gambar 4.3 Screenshoot Instagram ........................................................................... 95
Gambar 4.4 Event Internal ......................................................................................... 96
Gambar 4.5 Screenshoot Instagram. .......................................................................... 101
Gambar 4.6 Koleksi Gaun May May Bridal .............................................................. 102
Gambar 4.7 Koleksi Gaun May May Bridal .............................................................. 102
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
xiv
Gambar 4.8 Koleksi Gaun Patricia Bridal.................................................................. 103
Gambar 4.9 Koleksi Gaun Patricia Bridal.................................................................. 115
Gambar 4.10 Tampilan Sosial Media May May Bridal ............................................. 115
Gambar 4.11 Pameran May May Bridal .................................................................... 116
Gambar 4.12 Contoh Bentuk Promosi ....................................................................... 116
Gambar 4.13 Web May May Bridal ........................................................................... 126
Gambar 4.14 Bentuk Promo May May Bridal ........................................................... 127
Gambar 4. 15 Bentuk Promo May May Bridal .......................................................... 129
Gambar 4.16 Model new Gaun May May 2017 ......................................................... 133
Gambar 4.17 Tampilan New Outlet di One PM ........................................................ 133
Gambar 4.18 Sketch exsclusive design gaun May May Bridal ................................. 134
Gambar 4.19 ............................................................................................................... 134
Gambar 4.20 Tampilan Image baru di sosial media dan design brosur ..................... 134
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Industri jasa di Indonesia saat ini sedang mengalami kemajuan yang
cukup pesat. Banyak jasa baru yang mengembangkan bisnisnya. Dengan
kualitas hidup masyarakat Indonesia yang semakin maju dan teknologi yang
semakin berkembang, industri jasa semakin banyak dibutuhkan. Gaya hidup
masyarakat yang ingin serba praktis juga merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan industri jasa di Indonesia berkembang begitu
pesat. Secara otomatis keadaan tersebut memunculkan persaingan yang
semakin ketat antar perusahaan baru maupun dengan perusahaan yang sudah
lama berkecimpung. Salah satu asset sebuah perusahaan yang sangat penting
dalam persaingan bisnis saat ini adalah merek (brand).
Setiap tahun diadakan berbagai macam pameran bridal, seperti
Grand Wedding Expo, Jakarta Wedding Festival, Wedding Celebration
Festival yang dilaksanakan di Jakarta Convention Center (JCC). Selain itu
ada Gebyar Pernikahan Indonesia di Balai Kartini, Jakarta Mega Wedding
Festival di JIExpo Kemayoran, Bazaar Wedding Exhibition di Ritz
Carlton, Pacific Place, dan masih banyak lagi. Hal ini menunjukkan
banyaknya usaha bridal di Jakarta yang berlomba - lomba
memasarkan usahanya.
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
2
Bridal merupakan perusahaan jasa yang bergerak di bidang jasa yang
membantu calon pengantin dalam mempersiapkan segala kebutuhan
pernikahannya. Dalam keperluan si calon pengantin itu sendiri memiliki
elemen-elemen yang harus diperhatikan seperti tata rias, kue pengantin,
gedung, dekorasi, kartu undangan, foto studio, hotel dan segala macam yang
berhubungan dengan pernikahan. Full service bridal merupakan bridal
yang menyediakan semua kebutuhan calon pengantin sehingga memudahkan
persiapan pernikahan. (“Ini Dia Tipe Bridal Salon”, 2014).
Dilihat dari perkembangannya, banyak hal-hal baru yang ditawarkan
bagi kesempurnaan sebuah pesta pernikahan. Adanya konsep one stop
wedding package dapat membantu calon pengantin agar tidak menemui
kesulitan dan tidak perlu khawatir dalam mempersiapkan segala keperluan
pernikahannya.
Hal lainnya yang mulai berkembang adalah munculnya berbagai
macam situs online yang memberikan kemudahan bagi calon pengantin dalam
mencari vendor untuk kebutuhan pernikahannya, seperti Weddingku dan
Bridestory. Kedua situs tersebut merupakan situs yang memberikan
kemudahan bagi calon pengantin dalam mencari vendor kebutuhan
pernikahannya dengan sangat lengkap, mulai dari vendor bridal, kue,
entertainment, make up, dekor, undangan, souvenir, photopgraphy, tempat,
dan masih banyak lagi. Vendor-vendor yang ada dalam kedua situs
tersebutpun bukan vendor asing untuk kita ketahui dan dengar. Banyak
vendor dalam kedua situs tersebut juga merupakan vendor lama yang
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
3
memang sudah sangat ahli dan handal di dalam bidangnya masing-masing
untuk perayaan sebuah pernikahan.
Dalam salah satu situs online JPNN yang dilansir pada tanggal 3
Maret 2013 dalam artikelnya mengatakan bahwa bisnis bridal meningkat.
Bisnis ini cukup menjanjikan. Pasalnya, kebutuhan masyarakat modern akan
jas dan gaun pengantin akan terus ada. Bahkan semakin meningkat seiring
beragamnya corak dan kebutuhan model jas dan gaun pengantin. Belum lagi
perkembangan mode yang melahirkan cara make-up terbaik. Di situs lain
yaitu bakerymagazine.com pada tanggal 5 September 2013 juga mengatakan
bahwa bisnis bridal ini menjadi salah satu peluang bisnis yang sangat
menjanjikan lantaran kebutuhan konsumen di zaman ini akan jas dan gaun
pengantin akan terus meningkat.
Dalam situs bakerymagazine.com seorang Rizky Pahrudi selaku
Project Officer Jakarta Wedding Festival mengemukakan acara ini merupakan
sebuah wadah yang memfasilitasi para pasangan untuk mempersiapkan pesta
pernikahannya. Memasuki tahun ke-10, Rizky mengaku mengalami
peningkatan vendor hingga 15%, ini artinya persaingan bisnis di bidang
pernikahan semakin banyak. Oleh karena itu, promosi menjadi salah satu
faktor yang penting dalam menghadapi persaingan tersebut.
Seperti yang dikemukakan oleh Ko Khiau Sen pemilik dari Kopaka,
ia mengaku pameran adalah wadah yang tepat untuk menunjukkan
eksistensinya di dunia wedding. Terutama untuk promosi, karena dalam
bisnis ini promosi merupakan modal utama apalagi pesaing semakin banyak.
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
4
Selain dengan promosi, memiliki ciri khas juga menjadi faktor yang tak kalah
penting dalam menghadapi persaingan bisnis yang bridal yang terjadi ini.
Dalam persaingan bisnis bridal yang meningkat ini May May Bridal
merupakan salah satu perusahaan jasa di bidang pengantin yang cukup besar
dan banyak dikenal oleh masyarakat luas khususnya bagi kalangan artis dan
kalangan menengah ke atas. Rekanan yang dimiliki oleh May May Bridal pun
cukup luas dan sangat banyak. May May Bridal juga terdapat di dalam salah
satu vendor yang ditawarkan kepada calon pengantin di dalam situs
weddingku dan bridestory.
Bila kita telisik lebih lanjut mengenai potensi bidang usaha jasa
bridal saat ini memang mulai marak berkembang di dunia maya, baik itu
usaha bridal yang baru dirintis ataupun yang sudah lama merintis. Mereka
berusaha berbondong-bondong untuk terus memberikan konsep-konsep yang
beraneka ragam dan selalu berusaha untuk mengikuti perkembangan jaman
dengan era yang semakin modern ini. Tawaran konsep yang lebih kreatif dan
inovatif itulah yang menjadi pemicu untuk lebih kompetitif lagi bagi sebuah
perusahaan dalam memberikan kebutuhan si calon pengantin untuk dapat
memakai jasa bridal kita. Kebanyakan dari usaha jasa bridal saat ini mereka
mencoba untuk menunjukan keunikan dan ciri khas mereka lewat gaun yang
mereka rancang secara khusus untuk calon pengantin wanitanya.
Dengan semakin berkembangnya bisnis usaha bridal di daerah
Tangerang ini, hal itu berpengaruh langsung terhadap market share May May
Bridal secara tidak langsung. Terlihat dalam data yang dimilki oleh May May
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
5
Bridal menyatakan bahwa adanya penurunan jumlah tamu dan perjanjian
transaksi dengan pelanggan. Berikut ini lampiran data 3 tahun terakhir tamu
May May Bridal :
2013 2014 2015
Jumlah tamu yang datang
(periode 1 tahun) 1500 1000 500
Jumlah tamu yang melakukan
transaksi (peridoe 1 tahun) 1100 750 240
Tabel 1.1 Data kedatangan tamu May May Bridal
Dari data yang didapatkan terlihat jelas bahwa adanya penurunan
yang cukup signifikan dalam usaha jasa May May Bridal. Munculnya usaha
bridal baru yang memberikan inovatif yang lebih menarik di dalam rancangan
dan model gaunnya serta penawaran harga paket yang lebih murah
menjadikan May May Bridal sulit mempertahankan pangsa pasar dan
eksistensinya. Perkembangan jasa bridal yang berkembang ini memunculkan
beberapa bridal baru. Menurut data yang dimiliki oleh May May Bridal, salah
satu pesaing bridal yang utama mereka adalah Patricia Bridal.
Patricia Bridal merupakan salah satu pesaing yang dianggap oleh
May May Bridal adalah pesaing terberatnya meskipun segmen dari target
marketnya berbeda dimana segmen dari Patricia Bridal adalah menyasar
kalangan B dan outlet merekapun hanya ada satu yang terletak di daerah
Tangerang. Namun yang menjadikan patricia Bridal salah satu pesaingnya
adalah tampilan dan model gaun yang disuguhkan lebih modern dan
mengikuti trend anak muda saat ini.
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
6
Dalam persaingan bisnis di sebuah perusahaan itu memiliki sebuah
elemen yang penting yaitu sebuah merek, dimana sebuah merek tersebut yang
mampu memberikan kontribusi positif dalam penciptaan merek yang ideal
yang terdiri dari logo dan simbol (Kotler, 2002: 460). Logo dan simbol
merupakan seperangkat gambar atau huruf yang diciptakan untuk
mengindikasikan keorisinilan, kepemilikan ataupun asosiasi. Walaupun kunci
elemen dalam merek adalah nama merek, namun logo dan simbol juga
merupakan suatu elemen yang diingat dalam ingatan seseorang.
Dengan demikian, penciptaan logo dan simbol sangat penting agar
dapat dikaitkan dengan suatu nama merek didalam ingatan pelanggan. Logo
menjadi sebuah pengakuan, kebanggan, inspirasi kepercayaan, kehormatan,
kesuksesan, loyalitas dan keunggulan yang tersirat ke dalam suatu bentuk
atau gambar. Logo juga merupakan bagian yang penting untuk menunjukkan
keberadaan suatu pembeda produk dengan produk lainnya. Merek merupakan
sebuah nama atau simbol (seperti logo, merek dagang, desain kemasan, dan
sebagainya) yang dibuat untuk membedakan satu produk dengan produk
lainnya (Surachman, 2008: 14).
Logo diyakini dapat memberikan efek pengakuan tertentu kepada
setiap orang yang melihat atau memakai. Perusahaan banyak melakukan
perubahan logo agar lebih menarik dengan Rebranding. Muzellec et al.
(2003) menyatakan bahwa rebranding dalam suatu organisasi dapat
berlangsung pada tingkat korporasi, tingkat unit bisnis, dan tingkat produk,
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
7
yang paling kritis yang merupakan tingkat perusahaan yang mewakili
identitas perusahaan secara keseluruhan.
Hal-hal kecil yang perlu di perhatikan agar dapat bertahan dan
bersaing di industri bridal ini adalah harus mampu memberikan warna dan
pergerakan yang inovatif dalam model gaun yang dibuat untuk calon
pengantin. Gaya lama dalam merancang gaun untuk calon pengantin yang
masih di pertahankan oleh May May Bridal inilah yang membuat sebagian
besar klien May May Bridal perlahan mulai berkurang dan beralih ke bridal
lain. Tidak hanya dari segi rancangan model gaun, penampilan dan gaya
branding May May Bridal yang sudah 40 tahun berdiri ini mulai terlihat kuno
dan kurang mengikuti perkembangan zaman dengan selera konsumen yang
semakin dinamis. Maka dari itu di perlukan untuk melakukan proses
rebranding untuk May May Bridal.
Kata Rebranding seingkali diartikan sebagai sebuah perubahan
merek dan seringkali di identikan dengan perubahan logo ataupun lambang
sebuah merek. Dengan kata lain, ketika melakukan rebranding maka yang
berubah ialah nilai-nilai dalam merek itu sendiri.
Proses rebranding itu sendiri seperti yang kita ketahui bukanlah
proses yang mudah dan cepat. Proses rebranding cukup memakan waktu
yang lama karena harus adanya riset lapangan terlebih dahulu dan
pertimbangan atas beberapa faktor, diantaranya faktor internal dan eksternal.
Riset yang dilakukan bertujuan untuk lebih menspesifikasikan target
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
8
audience dan tujuan dari perusahaan yang ingin dicapai dari melakukan
rebranding tersebut. Faktor internal misalnya, perusahaan harus
mempertimbangkan secara matang apakah perubahan ini membawa pengaruh
yang besar bagi karyawannya dalam menjalankan tugasnya, karena karyawan
harus memperkenalkan kembali logo baru tersebut ke masyarakat. Faktor
eksternal ialah masyarakat dan stakeholder.
Dalam proses rebranding sebuah perusahaan harus
mempertimbangkan bahwa dengan perubahan logo, masyarakat dapat
memahami maksud dan tujuan yang hendak dicapai oleh si perusahaan
tersebut. Sehingga maksud dan tujuan yang ingin dicapai dapat berjalan
dengan efektif dan efisien. Untuk menciptakan brand sebuah perusahaan
tidaklah mudah. Ada dua komponen penting yang perlu dipertimbangkan,
yaitu tampilan dan bahasa.
Salah satu perusahaan jasa Bridal yang cukup ternama di kalangan
masyarakat dan sudah memiliki brand yang cukup kuat dalam sebagian besar
benak masyarakat, belum lama ini sedang melakukan proses rebranding yaitu
May May Bridal. Proses rebranding itu dilakukan oleh May May Bridal sejak
awal tahun 2015. Persaingan bisnis bridal yang semakin ketat, menuntut
pihak perusahaan jasa bridal penyedia layanan kebutuhan calon pengantin
baru yang ingin melangsungkan sebuah pernikahan ini mulai memikirkan
kembali misi dan strategi bisnis yang baik, efektif, efisien, inovatif, dan
kreatif. Dengan tujuan untuk dapat terus bersaing dengan perushaan bridal
baru yang mulai banyak bermunculan saat ini.
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
9
Menghadapi persaingan tersebut, setiap perusahaan mau tidak mau
harus memilki strategi tersendiri agar tetap eksis di bidangnya tersebut.
Strategi manajemen yang digunakan May May Bridal agar tetap eksis dan
berkembang dalam persaingan bisnis ini adalah dengan merubah identitas
perusahaan dengan rebranding. Rebranding yang dilakukan adalah tidak
hanya dengan melakukan perubahan logo saja namun semua konsep branding
serta strategi penjualannya pun mulai diubah menjadi lebih dinamis, inovatif
dan menarik. Berdasarkan hal-hal tersebut maka peneliti mengambil topik
penelitian “REBRANDING MAY MAY BRIDAL”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti ingin melakukan
penelitian lebih lanjut mengenai rebranding May May Bridal dalam
menciptakan identitas barunya, sehingga perumusan masalahnya yaitu :
- Bagaimana proses rebranding yang dilakukan oleh May May Bridal
dalam menciptakan image dan identitas barunya?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk :
1. Untuk mengetahui bagaimana proses rebranding May May Bridal
dalam memperluas segmen konsumen melalui corporate strategy.
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
10
1.4 Kegunaan Penelitian
Manfaat penelitian ini akan dijabarkan berdasarkan manfaatnya
secara akademis dan praktis sebagai berikut :
Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam upaya
mengembangkan ilmu komunikasi terkait proses rebranding dalam
menciptakan image dan identitas baru terhadap sebuah brand dari perusahaan
jasa.
Manfaat Praktis
Penelitian ini dibuat sebagai analisis proses rebranding yang sudah
dilakukan oleh May May Bridal mengenai pentingnya sebuah image dan
identitas sebuah perusahaan dalam membangun reputasi dan citra dalam
benak publik untuk medapatkan awareness dalam menggunakan jasanya.
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian akan dilaksanakan di semua outlet May May
Bridal yang berlokasi di CP dan Tangerang.
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
11
1.6 Jadwal Penelitian
No
.
Urutan
kegiatan
September
2016
Oktober
2016
November
2016
Desember
2016
Januari
2017
1. Merumuskan
Judul
X
2. Membaca
Berbagai
Referensi
X
3. Menulis
Proposal
Penelitian
X
4. Revisi
Proposal
Penelitian
X
5. Wawancara
informan
untuk
penelitian
X
6. Penelitian
topik dengan
hasil
wawancara
X
.7 Editing Data X
8. Entry Data X
9. Print Out X
10. Analisis Data X
11. Penulisan
Hasil
Penelitian
X
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
12
12. Revisi Hasil
Penelitian
Sementara
X
13. Revisi Hasil
Penelitian
Sementara
X
14. Publikasi
Hasil
Penelitian
X
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
13
BAB II
Kajian Pustaka
2.1 Kajian Pustaka
Penelitian terdahulu berfungsi sebagai data pendukung, pelengkap,
dan merupakan pembanding dalam melakukan penelitiann ini. Penelitian
yang dijadikan sebagai bahan rujukan merupakan sebuah penelitian yang
memiliki kesamaan dan relevansi dengan topik penelitian ini, yaitu
rebranding. Penelitian terdahulu yang diajukan peneliti sebagai bahan
rujukan adalah “Strategi Marketing Public Relation (MPR) dalam proses
Rebranding (Studi Mengenai Perubahan Apartemen Menara Salemba Batavia
menjadi Menteng Square)” oleh Dwitasari Diyanti, Universitas Indonesia
2012.
Fokus dari penelitian tersebut adalah mengenai strategi rebranding
yang dilakukan oleh Bahama Group dalam produknya Menara Salemba yang
akan di rebranding menjadi Menteng Square. Kegunaan dari penelitian ini
adalah untuk mengidentifikasi proses rebranding Menara Salemba menjadi
Menteng Square dalam perspektif MPR serta menganalisis respon pelanggan
lama terkait strategi MPR dalam proses rebranding yang dilakukan.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan
metode wawancara mendalam (in-depth interview).
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
14
Penelitian kedua yang berhubungan dengan penelitian ini adalah
“Strategi Pemasaran Melalui Rebranding (Studi Kasus Rebranding Piring
Putih Menjadi Redberries Food and Folks dalam meningkatkan Penjualan)”
oleh Riza Rizky Isyana, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
2015.
Fokus penelitian tersebut adalah untuk menjelaskan bagaimana
strategi pemasaran melalui rebranding Piring Putih menjadi Food&Folks
dalam meningkatkan penjualan. Kegunaan dari penelitian ini adalah
mengetahui dan mendeskripsikan strategi pemasaran melalui rebranding
Piring Putih menjadi Food&Folks dalam meningkatkan penjualan.
No. Dwitasari Diyanti
Universitas Indonesia
2012
Riza Rizky Isyana,
Universitas Islam
Negeri Sunan
Kalijaga Yogyakarta
2015
1 Judul
Penelitian
Strategi Marketing
Public Relation (MPR)
dalam Proses
Rebranding (Studi
Mengenai Perubahan
Apartemen Menara
Salemba Batavia
menjadi Menteng
Square)
Strategi Pemasaran
Melalui Rebranding
(Studi Kasus
Rebranding Piring Putih
Menjadi Redberries
Food and Folks dalam
meningkatkan
Penjualan)
2 Permasalahan
Penelitian
Bagaimanakah proses
rebranding Menara
Salemba Batavia
menjadi Menteng
Square yang dilakukan
oleh Bahama Group
dalam perspektif MPR?
Sebuah Café di
Yogyakarta bernama
Piring Putih yang telah
mendapatkan nama di
mata pelanggan cafe di
wilayah Condongcatur
ingin melakukan
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
15
rebranding menjadi
Redberries
Food&Folks. Karena
dalam
perkembangannya cafe
ini mengalami
kemunduran, sehingga
pihak pemilik
berinisiatif untuk
merubah nama, dan
pelayanan yang selama
ini dijalankan piring
putih serta melakukan
inovasi, sehingga
menciptakan kembali
pelanggan setia.
3 Tujuan
Penelitian
Tujuan dari proses
rebranding ini ialah
untuk merefleksikan
identitas baru pada
brand Menara Salemba
Batavia.
Untuk mengetahui dan
mendeskripsikan
strategi pemasaran
melalui rebranding
Piring Putih menjadi
Redberries Food&Folks
dalam meningkatkan
penjualan.
4 Teori yang
digunakan
Teori brand,
positioning, rebranding,
MPR, asumsi teoritis
Branding, rebranding,
strategi pemasaran.
5 Metode
Penelitian
Penelitian ini berisfat
kualitatif yang
menggunakan
paradigma post-
positivist dan bersifat
deskriptif.
Penelitian ini bersifat
kualitatif dengan
metode studi kasus.
6
Hasil
Penelitian
Penerapan strategi
rebranding yang
dilakukan oleh Bahama
Group pada brand
Menara Salemba
Batavia disebabkan oleh
sejumlah faktor, antara
lain maksimalisasi
kebutuhan, perubahan
posisi brand di dalam
benak stakeholder serta
meminimalisir persepsi
Hasil yang didapatkan
dalam penelitian
perkembangan strategi
pemasaran melalui
rebranding Piring Putih
menjadi Redberries
Food&Folks dalam
meningkatkan penjualan
bisa dikatakan berhasil
karena segmen pasar
dan target operasi
pemasaran telah
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
16
2.2 Tinjauan Pustaka
Menurut Cutlip dan Center dalam Effendy (2009: 116) PR adalah
fungsi manajemen yang menilai sikap publik, dengan mengidentifikasi
kebijaksanaan dan tata cara seseorang atau organisasi demi kepentingan
publik, serta merencanakan dan melakukan suatu program kegiatan untuk
meraih pengertian dan dukungan publik.
Saat ini praktik Public Relations pada prinsipnya adalah
merupakan suatu kegiatan yang terencana dan suatu usaha yang terus
menerus untuk dapat memantapkan dan mengembangkan itikad baik
(goodwill) dan pengertian yang timbal balik (mutual understanding) antara
suatu organisasi dengan masyarakat. Pada era globalisasi ini peran
Marketing Public Relations menjadi semakin penting karena eitikad baik
(goodwill) menjadi suatu bagian dari profesionalisme. Karena dengan
adanya hal tersebut yang pasti akan terbentuk pembentukan simpati
konsumen secara efektif dan efisien.
negatif yang berasal dari
atribut-atribut eksternal
di sekeliling brand.
tercapai dan terbukti
bahwa pelanggan yang
lama pun masih loyal
datang ke Redberries
Food&Folks dan
membantu menyebarkan
informasi secara tidak
langsung pengunjung
pun akan bertambah.
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
17
Philip kotler mengatakan bahwa ”Marketing Public Relations
works because works it adds value to product through it’s unique ability to
lend credibility to product message” yaitu Marketing Public Relations
diciptakan untuk menambah atau memberikan nilai bagi produk melalui
kemampuan yang unik untuk menunjukkan kredibilitas pesan produk
(Ruslan, 2002: 254).
Dalam kasus penelitian ”Rebranding May May Bridal” ini
peneliti mencoba untuk megupas lebih dalam lagi, tidak hanya mengenai
sebuah ilmu ataupun bidang yang terkait saja. Namun mengupas lebih
dalam mengenai isi dari pokok permasalahan yang ada. Dalam penelitian
rebranding ini ada dua teori besar yang mendasari pokok permasalahan
tersebut yaitu Brand dan Rebranding.
Menurut teori (Kotler, 2009: 332) Merek (Brand)
merupakan nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan, atau kombinasi
dari semuanya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikan barang atau
jasa atau kelompok penjual dan untuk mendiferensiasikannya
(membedakan) dari barang atau jasa pesaing. Dengan demikian, sebuah
merek adalah produk atau jasa penambah dimensi yang dengan cara
tertentu dapat mendiferensiasikannya dari produk atau jasa lain yang
dirancang untuk memuaskan kebutuhan masyarakat yang sama.
Dan model dari rebranding pada kasus ini lebih tertuju pada
model proses rebranding yang diperkenalkan oleh Muzellec dan
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
18
Lambkins, yang mengidentifikasi tiga fase dalam model: (1) faktor
rebranding, (2) tujuan rebranding, dan (3) proses rebranding. Dua dari
tujuan rebranding adalah gambar dan untuk menciptakan identitas baru.
Di proses rebranding, model ini menekankan keterlibatan karyawan
internal dalam menciptakan kultur budaya dan pemangku kepentingan
eksternal dalam menciptakan image. Model ini telah memberikan
kontribusi yang signifikan terhadap pemahaman konsep dasar rebranding.
2.3 Kerangka Teori
Sesuai dengan variable yang diteliti dalam penelitian ini, yaitu, brand
dan rebranding maka peneliti menggunakan teori tersebut :
2.3.1 Komunikasi
Kata atau istilah komunikasi (dari bahasa Inggris
“communication”), secara etimologis atau menurut asal katanya adalah
dari bahasa Latin communicatus, dan perkataan ini bersumber pada
kata communis. Dalam kata communis ini memiliki makna „berbagi‟
atau „menjadi milik bersama‟ yaitu suatu usaha yang memiliki tujuan
untuk kebersamaan atau kesamaan makna.
Dalam hal ini kita tahu bahwa komunikasi manusia adalah
proses yang melibatkan individu-individu dalam suatu hubungan,
kelompok, organisasi dan masyarakat yang merespon dan menciptakan
pesan untuk beradaptasi dengan lingkungan satu sama lain.
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
19
2.3.1.1 Fungsi Komunikasi
Fungsi komunikasi dikategorikan menjadi empat (Deddy
Mulyana, 2005: 5-30), yaitu:
1. Sebagai komunikasi sosial
Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial
mengisyaratkan bahwa komunikasi itu penting untuk
membangun konsep diri kita, aktualisasi diri, untuk
kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan,
terhindar dari tekanan dan ketegangan, antara lain lewat
komunikasi yang bersifat menghibur, dan memupuk
hubungan hubungan orang lain. Contoh dari komunikasi
sosial misalnya melakukan kerja kelompok untuk belajar
bersama menghadapi ujian, atau berkumpul bersama dengan
teman-teman untuk berbincang-bincang.
a. Pembentukan konsep diri. Konsep diri adalah
pandangan kita mengenai diri kita, dan itu hanya bisa
kita peroleh lewat informasi yang diberikan orang lain
kepada kita. Melalui komunikasi dengan orang lain kita
belajar bukan saja mengenai siapa kita, namun juga
bagaimana kita merasakan siapa kita.
Contoh : anda berpikir anda cerdas bila orang-orang
sekitar anda menganggap anda cerdas, anda merasa
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
20
tampan atau cantik bila orang-orang sekitar anda juga
mengatakan demikian.
b. Pernyataan eksistensi diri. Orang berkomunikasi untuk
menunjukkan dirinya eksis. Inilah yang disebut
aktualisasi diri atau lebih tepat lagi pernyataan
eksistensi diri.
Contoh : Fungsi komunikasi sebagai eksistensi diri
terlihat jelas misalnya pada penanya dalam sebuah
seminar. Biasanya penanya dalam seminar sudah
diberikan waktu untuk bertanya, namun karena mereka
ingin tampil eksis mereka akan terus berargumen
dengan panjang lebar walaupun terkadang tidak relevan.
c. Untuk kelangsungan hidup, memupuk hubungan, dan
memperoleh kebahagiaan. Kita perlu dan harus
berkomunikasi dengan orang lain, untuk memenuhi
kebutuhan biologis kita seperti makan dan minum, dan
memnuhi kebutuhan psikologis kita seperti sukses dan
kebahagiaan. Para psikolog berpendapat, kebutuhan
utama kita sebagai manusia, dan untuk menjadi manusia
yang sehat secara rohaniah, adalah kebutuhan akan
hubungan sosial yang ramah, yang hanya bisa terpenuhi
dengan membina hubungan yang baik dengan orang
lain. Abraham Moslow menyebutkan bahwa manusia
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
21
punya lima kebutuhan dasar: kebutuhan fisiologis,
keamanan, kebutuhan sosial, penghargaan diri, dan
aktualisasi diri. Komunikasi akan sangat dibutuhkan
untuk memperoleh dan memberi informasi yang
dibutuhkan, untuk membujuk atau mempengaruhi orang
lain, mempertimbangkan solusi alternatif atas masalah
kemudian mengambil keputusan, dan tujuan-tujuan
sosial serta hiburan.
Contohnya : seorang anak berbincang-bincang dengan
orang tuanya terkait pengambilan keputusan yang tepat
untuk menentukan jurusan kuliah yang akan di ambil.
2. Sebagai komunikasi ekspresif
Komunikasi berfungsi untuk menyampaikan
perasaan-perasaan (emosi) kita. Perasaan-perasaan tersebut
terutama dikomunikasikan melalui pesan-pesan nonverbal.
Perasaan sayang, peduli, rindu, simpati, gembira, sedih,
takut, prihatin, marah dan benci dapat disampaikan lewat
kata-kata, namun bisa disampaikan secara lebih ekpresif
lewat perilaku nonverbal. Contoh nya adalah ketika
pasangan muda yang sedang jatuh cinta mereka bisa
mengungkapkan rasa rindu kepada pasangannya dengan
sebuah pelukan. Contoh lainnya adalah seseorang yang
mendapatkan sebuah penghargaan mengeskpresikan
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
22
kebahagiaannya dengan ekspresi menangis ataupun
tersenyum.
3. Sebagai komunikasi ritual
Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara
berlainan sepanjang tahun dan sepanjang hidup, yang
disebut para antropolog sebagai rites of passage, mulai dari
upacara kelahiran, sunatan, ulang tahun, pertunangan,
siraman, pernikahan, dan lain-lain. Dalam acara-acara itu
orang mengucapkan kata-kata atau perilaku-perilaku
tertentu yang bersifat simbolik. Ritus-ritus lain seperti
berdoa (salat, sembahyang, misa), membaca kitab suci,
naik haji, upacara bendera (termasuk menyanyikan lagu
kebangsaan), upacara wisuda, perayaan lebaran (Idul Fitri)
atau Natal, juga adalah komunikasi ritual. Mereka yang
berpartisipasi dalam bentuk komunikasi ritual tersebut
menegaskan kembali komitmen mereka kepada tradisi
keluarga, suku, bangsa. Negara, ideologi, atau agama
mereka. Contoh dari komunikasi ritual ini misalnya kita
mengikuti perayaan natal yang diadakan di gereja.
1. Sebagai komunikasi instrumental
Komunikasi instrumental mempunyai beberapa
tujuan umum, yaitu: menginformasikan, mengajar,
mendorong, mengubah sikap, menggerakkan tindakan,
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
23
dan juga menghibur. Komunikasi berfungsi sebagai
instrumen untuk mencapai tujuan-tujuan pribadi dan
pekerjaan, baik tujuan jangka pendek ataupun tujuan
jangka panjang. Tujuan jangka pendek misalnya untuk
memperoleh pujian, menumbuhkan kesan yang baik,
memperoleh simpati, empati, keuntungan material,
ekonomi, dan politik, yang antara lain dapat diraih
dengan pengelolaan kesan (impression
management), yakni taktik-taktik verbal dan
nonverbal, seperti berbicara sopan, mengobral janji,
mengenakan pakaian necis, dan sebagainya yang pada
dasarnya untuk menunjukkan kepada orang lain siapa
diri kita seperti yang kita inginkan. Sementara itu,
tujuan jangka panjang dapat diraih lewat keahlian
komunikasi, misalnya keahlian berpidato, berunding,
berbahasa asing ataupun keahlian menulis. Kedua
tujuan itu (jangka pendek dan panjang) tentu saja
saling berkaitan dalam arti bahwa pengelolaan pesan
dapat digunakan untuk mencapai tujuan jangka
panjang berupa keberhasilan dalam karier, misalnya
untuk memperoleh jabatan, kekuasaan, penghormatan
sosial, dan kekayaan.
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
24
Dalam fungsi komunikasi yang telah peneliti jabarkan,
yang relevan dengan rebranding May May Bridal adalah fungsi
komunikasi sebagai komunikasi sosial, sebagai komunikasi
instrumental dan sebagai komunikasi ekspresif. Relevan sebagai
fungsi komunikasi sosial karena dalam rebranding ini baik bagi
May May Bridal untuk memupuk hubungan dengan orang lain
untuk memperkenalkan brand May May Bridal. Sedangkan
sebagai komunikasi instrumental karena di dalam komunikasi
instrumental mempunyai beberapa tujuan umum
yaitu, menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah
sikap, menggerakkan tindakan, dan juga menghibur. Tujuan
tersebut relevan dalam proses rebranding May May Bridal ini
untuk menginformasikan produk, mendorong dan menggerakan
tindakan untuk memilih May May Bridal sebagai destinasi calon
pengantin. Dan yang terakhir sebagai komunikasi ekspresif.
Peneliti menganggap hal ini relevan dengan fungsi komunikasi
tersebut karena dalam hal ini dilakukan oleh May May Bridal
dalam setiap pelayanannya.
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
25
2.3.2 Public Relation
Pengertian Public Relation sangatlah beragam dan memiliki
banyak arti yang sangat luas menurut para ahli masing-masing. Menurut
International Public Relations Associationn (IPRA) (Rumanti, 2005:
11), PR merupakan fungsi manajemen dari sikap budi yang
direncanakan dan dijalankan secara berkesinambungan oleh organisasi-
organisasi, lembaga-lembaga umum dan pribadi yang digunakan untuk
memperoleh dan membina simpati dan dukungan dari mereka yang ada
hubungan dan diduga akan ada kaitannya, dengan cara menilai opini
publik mereka. Sedangkan definisi PR Menurut (British) Institute of
Public Relations (IPR) (Frank Jefkins, 2003: 9) PR adalah keseluruhan
upaya yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam
rangka menciptakan dan memelihara niat baik (good-will) dan saling
pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayak.
Sedangkan menurut Cutlip dan Center (Effendy, 2009:116) PR
adalah fungsi manajemen yang menilai sikap publik, dengan
mengidentifikasi kebijaksanaan dan tata cara seseorang atau organisasi
demi kepentingan publik, serta merencanakan dan melakukan suatu
program kegiatan untuk meraih pengertian dan dukungan publik.
Dari ketiga penjelasan mengenai definisi PR diatas dapat
dijelaskan, bahwa Public Relations merupakan alat perusahaan yang
berfungsi melihat perilaku dan persepsi publik serta merencanakan
suatu kegiatan yang sesuai dengan keinginan publik
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
26
Public Relations adalah semua bentuk komunikasi yang
terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar, antara suatu organisasi
dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan
spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian (Frank Jefkins, 2003:
9).
Selanjutnya, ada beberapa pengertian lain mengenai Public
Relations atau Humas dari beberapa pakar komunikasi di Indonesia,
antara lain :
Menurut Maria Assumpta Rumanti (2005: 7-8) PR adalah
kegiatan atau aktivitas yang proses kegiatannya melalui empat tahap,
yaitu penelitian yang didahului penemuan, analisis, pengolahan data
dan sebagainya; perencanaan yang direncanakan; pelaksanaan yang
tepat; evaluasi, penilaian setiap tahap dan evaluasi keseluruhan.
Menurut Onong Uchjana Effendy (2006: 23) Hubungan
Masyarakat (Humas) adalah komunikasi dua arah antara organisasi
dengan publik secara timbal balik dalam rangka mendukung fungsi dan
tujuan manajemen dengan meningkatkan pembinaan kerjasama dan
pemenuhan kepentingan bersama.
Maksud dari penjelasan diatas adalah bahwa Public Relations
merupakan ilmu manajemen yang dilakukan secara berkelanjutan dan
memiliki strategi yang berguna untuk membina hubungan yang baik
antara organisasi dengan publik.
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
27
2.3.2.1 Peran Public Relations
Peranan public relations dalam suatu perusahaan akan
sangat terlihat jika suatu organisasi terlihat aktif, bertanggung
jawab dan menciptakan manfaat bagi masyarakat, maka orang-
orang akan tertarik untuk bergabung dan akan simpatik pada
perusahaan. Hal yang sebaliknya, jika suatu perusahaan
bernuansa tidak aktif, tidak didukung penuh oleh anggota
perusahaan maka kemungkinan sukses nya kecil.
Mirip dengan hal yang telah diungkapkan di atas, seorang
konsumen akan lebih suka membeli produk-produk atau jasa dan
suatu perusahaan yang terkesan ramah, penuh perhatian kepada
para karyawannya maupun kepada masyarakat. Image yang baik
merupakan hasil dari Public Relations yang di manage dengan
baik (Edy Sahputra, 2011: 8).
Peran Public Relations secara umum adalah dua arah yaitu
berorientasi ke dalam (inward looking) dan berorientasi ke
luar (outward looking). Menurut Henry Fayol ada beberapa
kegiatan dan sasaran Public Relations adalah :
1. Membangun identitas dan citra perusahaan (building corporate
identity and image). Dalam hal tersebut bisa dilakukan dengan
menciptakan identitas dan citra perusahaan yang positif serta
mendukung kegiatan komunkasi timbal balik dua arah dengan
berbagai pihak.
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
28
2. Menghadapi krisis (facing of crisis) dengan cara menangani
keluhan dan menghadapi krisis yang terjadi dengan
membentuk manajemen krisis dan public relations recovery of
image yang bertugas memperbaiki lost of image and damage.
3. Mempromosikan aspek kemasyarakatkan (promotion public
causes) dengan mempromosikan yang menyangkut
kepentingan publik atau mendukung kegiatan kampanye sosial
yang dilakukan pemerintah contohnya, kampanye sosial anti
merokok, anti narkoba dan lain-lain. (Edy Sahputra Sitepu,
2011: 32)
Menurut Rosady Ruslan (2002 : 10), peran public relations
pada intinya sebagai berikut:
1. Sebagai communicator atau penghubung antara organisasi
atau lembaga yang diwakili dengan publiknya.
2. Membina Relationship, yaitu berupaya membina hubungan
yang positif dan saling menguntungkan dengan pihak
publiknya.
3. Peranan back up management, yakni sebagai pendukung
dalam fungsi manajemen organisasi atau perusahaan.
4. Membentuk corporate image, artinya peranan Public
Relations berupaya menciptakan citra bagi organisasi atau
lembaganya.
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
29
2.3.2.2 Tujuan Public Relations
Dalam aspek Public Relation itu sendiri ia memiliki tujuan
yang harus dilakukan oleh seorang PR. Ada beberapa aspek
tujuan yang harus dimengerti dan dipahami untuk seorang PR
itu sendiri dengan maksud agar tujuan dengan hadirnya seorang
PR dapat membantu sebuah perusahaan.
Menurut Rosady Ruslan (2002 : 246), tujuan Public
Relations adalah sebagai berikut:
1. Menumbuh kembangkan citra perusahaan yang positif
untuk publik eksternal atau masyarakat dan konsumen.
Contohnya : seorang PR membuat strategi untuk
mengembangkan citra perusahaan untuk publik dengan cara
promosikah, dll.
2. Mendorong tercapainya saling pengertian antara publik
sasaran dengan perusahaan.
Contoh : seorang PR berusaha untuk membuat publik
memahami dan mengerti apa sih perusahaan dari produk itu
sesungguhnya bisa dengan customer sevice.
3. Mengembangkan sinergi fungsi pemasaran dengan Public
Relations.
Contoh : melakukan pemasaran agar produk dapat dikenal
oleh masyarakat dengan pesan yang sesuai.
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
30
4. Efektif dalam membangun pengenalan merek dan
pengetahuan merek.
Contoh : melakukan pameran di mall-mall sebagi bentuk
pengenalan produk terhadap publik
5. Mendukung bauran pemasaran.
Contoh : melakukan kegiatan promosi atau melakukan
kerjasama untuk bauran pemasaran yang lebih luas.
Menurut Bertram R. Canfield dan Frazier Moore
(Danandjaja, 2011: 44) dalam buku “Public Relation, Principles
Cases and Problem”, tujuan Public Relations yaitu:
1. Mengabdi kepada kepentingan publik.
2. Menjaga atau memelihara komunikasi yang baik.
3. Menitikberatkan kepada moral dan tingkah laku yang baik.
Dari uraian di atas, kita dapat melihat dan menarik
kesimpulan bahwa tujuan dari Public Relations itu sendiri
adalah untuk mengabdi kepada perusahaan, menjalin
komunikasi yang baik antara perusahaan dengan publik, dan
menjaga moral serta tingkah laku yang baik untuk menghasilkan
persepsi yang baik dari publik terhadap perusahaan.
Dengan begitu kita tahu sekarang bahwa tujuan seorang
public relations tidaklah hanya berkutat mengenai sebuah citra
ataupun image sebuah perusahaan. Namun tujuan lainnya adalah
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
31
lebih kepada sebagai penjembatan antara perusahaan dengan
publik untuk membentuk sebuah persepsi dan opini yang baik di
kalangan publik.
Secara keseluruhan tujuan dari public relation adalah untuk
menciptakan citra baik perusahaan sehingga dapat menghasilkan
kesetiaan publik terhadap produk yang ditawarkan oleh
perusahaan (Mulyana, 2007). Jadi tujuan Public Relations secara
umum adalah menciptakan dan memelihara saling pengertian,
maksudnya adalah untuk memastikan bahwa organisasi tersebut
senantiasa dimengerti oleh pihak lain yang berkepentingan.
Dengan adanya kata „saling‟ maka organisasi pun harus dapat
memahami publiknya.
2.3.2.3 Fungsi Public Relations
Dalam kaitan menjalankan fungsi membina saling
pengertian dengan publiknya menurut Indrawadi Tamin (2004)
ada empat peran yang dapat dimainkan oleh PR , yaitu:
1. Interpreter atau in the middle, yaitu PR berperan sebagai
sumbu antara manajemen dengan publik internal maupun
eksternal. PR harus mampu menginterpretasikan dinamika
dan kebutuhan serta perilaku publik terhadap manajemen
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
32
dan sebaliknya. Untuk bisa memikul peran ini, PR harus
punya akses pada manajemen bahkan top manajemen.
2. Lubricant, pelumas atau pelicin untuk terciptanya hubungan
internal yang harmonis dan efisien. Peran ini memungkinkan
PR mencegah timbulnya kemungkinan friksi-friksi atau
perpecahan dalam organisasi.
3. Monitoring dan Evaluasi. Peran ini untuk mengantisipasi
setiap perubahan yang mungkin saja berdampak negatif
terhadap organisasi.
4. Komunikasi. komunikasi dilakukan baik pada publik
eksternal maupun internal untuk terciptanya saling
pengertian.
Menurut Cutlip & Center and Canfield merumuskan fungsi
Public Relations sebagai berikut:
1. Menjunjung aktifitas utama manajemen dalam mencapai
tujuan bersama (fungsi melekat pada manajemen lembaga
atau organisasi)
2. Membina hubungan yang harmonis antara badan/organisasi
dengan publiknya sebagai khalayak sasaran.
3. Mengidentifikasikan yang menyangkut opini, persepsi dan
tanggapan masyarakat terhadap badan/organisasi yang
diwakilinya atau sebaliknya.
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
33
4. Melayani keinginan publiknya dan memberikan sumbangan
saran kepada pimpinan manajemen demi untuk tujuan dan
manfaat bersama.
5. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik, dan
mengatur arus informasi, publikasi serta pesan dari
badan/organisasi ke publiknya ata terjadi sebaliknya demi
tercapainya citra positif bagi kedua belah pihak
(Ruslan,1998:3II)
Sedangkan menurut Onong Uchjana Effendy dirumuskan
fungsi PR sebagai berikut :
1. Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan
organisasi.
2. Membina hubungan harmonis antara organisasi dengan
publik, baik publik eksternal maupun internal.
3. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik dengan
menyebarkan informasi dari organisasi kepada publik dan
menyalurkan opini publik kepada organisasi.
4. Melayani publik dan menasehati pimpinan organisasi demi
kepentingan umum.
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
34
2.3.3 Marketing Public Relations
Praktik Public Relations pada prinsipnya adalah merupakan
suatu kegiatan yang terencana dan suatu usaha yang terus menerus
untuk dapat memantapkan dan mengembangkan itikad baik (goodwill)
dan pengertian yang timbal balik (mutual understanding) antara suatu
organisasi dengan masyarakat. Pada era globalisasi ini peran
Marketing Public Relations menjadi semakin penting karena eitikad
baik (good will) menjadi suatu bagian dari profesionalisme. Karena
dengan adanya hal tersebut yang pasti akan terbentuk pembentukan
simpati konsumen secara efektif dan efisien.
Menurut Philip kotler mengatakan bahwa : ”Marketing Public
Relations works because works it adds value to product through it’s
unique ability to lend credibility to product message” Marketing Public
Relations diciptakan untuk menambah atau memberikan nilai bagi
produk melalui kemampuan yang unik untuk menunjukkan kredibilitas
pesan produk (Ruslan, 2002: 254).
Terdapat tujuh cara yang penting yang menjadi tolak ukur
dalam kegiatan Marketing Public Relations menurut Philip Kotler dan
Kevin Lane Keller (Kotler and Keller, 2006 :.553) :
1. Publications (Publikasi)
Perusahaan melakukan perluasan produk berdasarkan dari
publikasi materi sehingga mampu untuk mempengaruhi dan
menarik pembeli yang dituju. Yang termasuk di dalam publikasi
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
35
ini adalah seperti membuat laporan tahunan, brosur, artikel, koran
perusahaan, majalah dan materi audio visual.
2. Identity Media
Perusahaan perlu membuat identitas yang bisa dikenal oleh
masyarakat dengan mudah. Misalnya: logo perusahaan, brosur,
tanda, kartu nama, bangunan, seragam dan peraturan pakaian.
3. Events
Perusahaan bisa menarik perhatian mengenai produk baru ataupun
kegiatan perusahaan dengan cara mengadakan acara khusus
seperti wawancara, seminar, pameran, kompetisi, press
conference, media gathering, dan ulang tahun, Dari kegiatan atau
event seperti itulah kita dapat menjangkau masyarakat luas.
4. News (Berita)
Salah satu dari tugas utamanya Public Relations adalah untuk
membuat ataupun menemukan acara yang sesuai dengan
perusahaan, produknya, market publiknya atau pegawainya, dan
membuat media tertarik untuk memuat berita press release dan
hadir dalam press conference (konferensi pers).
5. Speeches (Pidato)
Semakin tinggi kebutuhan perusahaan untuk dapat menjawab
setiap keperluan masyarakat dengan menjawab pertanyaan dari
media atau memberikan pengarahan di dalam asosiasi penjualan,
hal tersebut baik untuk membangun citra perusahaan.
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
36
6. Public-Service Activities (Berperan serta dalam aktivitas sosial)
Perusahaan bisa membangun image yang positif dengan cara
menyumbang uang atau waktu dalam hal-hal yang positif.
7. Sponsorship (pensponsoran)
Perusahaan bisa memasarkan barang mereka dengan mensponsori
acara olah raga atau acara kebudayaan yang bermanfaat bagi
kelangsungan perusahaan.
2.3.4 Brand
Merek dapat diartikan sebagai sebuah nama yang mewakili
produk secara keseluruhan. Baik produk itu sendiri ataupun jasa yang
diberikan dari produk tersebut.
Merek merupakan label dari sebuah produk dan wakil dari
sesuatu yang dipasarkan, juga bisa dijadikan sebagai penanda bagi
sebuah produk atau pembeda dengan produk-produk lainnya. Merek itu
sendiri berfungsi sebagai value indicator yaitu menggambarkan
seberapa kokoh nilai yang ditawarkan kepada pelanggan. Jadi, merek
menggambarkan nilai yang ditawarkan dan mempunyai peranan penting
bagi konsumen dalam menetapkan pilihannya. Oleh karena itu,
persaingan merek saat ini begitu dominan. Merek dianggap sebagai aset
perusahaan yang paling berharga. Merek mempunyai kontribusi yang
sangat penting bagi jalannya sebuah industri, apapun bentuknya. Merek
mempunyai berbagai peran, diantaranya adalah:
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
37
1. Merek yang sukses dapat menjadi penghambat munculnya merek-
merek baru yang mewakili produk-produk dari pesaing,
2. Menjadi pembeda dengan produk lainnya.
3. Sebagai alat bagi perusahaan untuk mencapai nilai ekonomis.
Menurut para ahli, terdapat beberapa definisi brand (merek),
diantaranya yaitu:
1. Menurut Kotler, brand atau merek adalah janji penjual untuk
menyampaikan kumpulan sifat, manfaat, dan jasa spesifik secara
konsisten kepada pembeli.
2. Brand adalah ide, kata, desain grafis dan suara/bunyi yang
mensimbolisasikan produk, jasa, dan perusahaan yang memproduksi
produk dan jasa tersebut (Janita, 2005: 15).
3. King dalam Temporal, dan Lee (2002: 46) mengatakan bahwa
produk adalah sesuatu yang dibuat didalam pabrik, merek adalah
sesuatu yang dibeli oleh konsumen. Produk dapat ditiru pesaing,
merek adalah unik.
Menurut teori (Kotler,2009: 332) Merek (Brand)
merupakan nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan, atau
kombinasi dari semuanya, yang dimaksudkan untuk
mengidentifikasikan barang atau jasa atau kelompok penjual dan untuk
mendiferensiasikannya (membedakan) dari barang atau jasa pesaing.
Dengan demikian, sebuah merek adalah produk atau jasa penambah
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
38
dimensi yang dengan cara tertentu dapat mendifrensiasikannya dari
produk atau jasa lain yang dirancang untuk memuaskan kebutuhan
masyarakat yang sama.
Menurut Kotler merek dapat memiliki enam tingkatan
pengertian, diantaranya (Kotler, 2002: 460):
a. Atribut. Atribut berarti bahwa merek mengingatkan pada
atibut-atribut tertentu
b. Manfaat. Manfaat berarti bahwa atribut perlu diterjemahkan
menjadi manfaat fungsional dan emosional
c. Nilai. Nilai berarti bahwa merek juga menyatakan sesuatu
tentang nilai produsen.
d. Budaya. Budaya berarti bahwa merek juga mewakili budaya
tertentu.
e. Kepribadian. Kepribadian berarti bahwa merek juga
mencerminkan kepribadian tertentu.
f. Pemakai. Pemakai berarti bahwa merek menunjukkan jenis
konsumen yang membeli atau menggunakan merek tersebut.
Dalam brand tidak hanya terdapat elemen penting saja yang
ada di dalamnya, tetapi juga terdapat faktor-faktor penting yang juga
berpengaruh dalam membangun sebuah brand. Dalam hal ini juga kita
akan membahas bagaimana cara untuk membangun sebuak merek
dengan image yang kuat. Karena merek berdampak langsung terhadap
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
39
image dari sebuah perusahaan atau produk yang ditawarkan. Maka dari
itu kita akan membahasnya secara terperinci.
Faktor penting dalam membangun brand :
1. Kualitas
2. Positioning
3. Reposisi
4. Komunikasi
5. Pertama-penggerak keuntungan
6. Prespektif jangka panjang
7. Internal marketing
5 Proses Membangun Image Yang Kuat :
1. Interaction
2. Massage
3. Association
4. Grouping
5. Equity
2.3.5 Rebranding
Di dalam salah satu sumber slideshare yang membahas
mengenai rebranding, disana menjelaskan bahwa rebranding
merupakan suatu proses branding merek yang sudah dikembangkan,
baik itu produk atau perusahaan yang dikenal sebagai rebranding.
Dalam proses rebranding ini produk atau perusahaan tersebut
dipasarkan dan didistribusikan dengan identitas yang berbeda dari yang
sebelumnya.
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
40
Logo merek, nama, gambar, strategi pemasaran dan periklanan
tema semua berubah menjadi hal yang baru. Positioning perusahaan itu
sendiri juga berubah menjadi sebuah identitas yang baru dan fresh.
Menurut sumber lainnya (http://www.stealingshare.com/)
rebranding adalah “The process of taking an existing brand and
reworking the brand into something different and better than before.”
Rebranding adalah sebuah praktek dari pembentukan nama baru yang
merepresentasikan perubahan posisi dalam pemikiran para stakeholder
dan pembedaan identitas dari kompetitornya (Muzellec et.al, 2003).
Rebranding secara definisi berarti perubahan identitas, yang harus
dilihat sebagai sebuah keputusan strategis perusahaan dengan rencana
yang matang (Daly dan Moloney, 2004).
Dalam rebranding, dapat terjadi pada 3 level yang berbeda
dalam sebuah organisasi yaitu: corporate, business unit, dan product
levels yang diilustrasikan pada gambar berikut.
Gambar 2.1
Rebranding in a brand hierarchy ( Aaker and Joachimsthaler, 2000)
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
41
Sedangkan Corporate Rebranding berarti penamaan kembali
corporate identity secara keseluruhan, yang sering kali
mengindikasikan perubahan besar dalam level strategis atau
repositioning. Sedangkan dalam level bisnis unit berarti, sebuah situasi
dimana divisi dalam satu perusahaan besar diberikan nama yang
berbeda sebagai identitas yang berbeda dari perusahaan induknya.
Untuk level individual produk, rebranding relatif jarang terjadi dan
lebih kepada pergantian nama produk. (Muzellec et.al, 2003).
Salah satu perusahaan yang sudah melakukan rebranding dan
sukses dalam melakukan rebranding adalah McDonald‟s. McDonald‟s
adalah salah satu contoh yang menarik untuk disimak pada kasus
rebranding. Telanjur dipersepsi sebagai restoran junk food yang juga
penyebab utama obesitas, membuat publik waspada untuk
mengonsumsi McDonald‟s. Bahkan, tak sedikit isu miring yang
mengolok-olok McDonald‟s bermunculan.
Akhirnya, strategi rebranding pun dilakukan. Yakni, dengan
mengubah persepsi atau re-brand image McDonald‟s menjadi resto
yang sadar akan kesehatan. Untuk memperkuat brand image baru
tersebut, maka McDonald‟s menghadirkan varian menu baru yang lebih
sehat, seperti variasi salad dan menu sehat lainnya.
Selain itu, masih menggunakan slogan “I’m lovin it” yang
disenandungkan oleh Justin Timberlake, dan juga slogan terbaru “what
we’re made of”, pesan komunikasi dikemas layaknya keluarga dan
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
42
pasangan muda yang terlihat menikmati makanan mereka di
McDonald‟s.
Hasilnya, pasca rebranding, McDonald‟s Corp melaporkan
kenaikan penjualan sebesar 5.3 persen pada bulan Januari di gera-gerai
lebih dari setahun. Bahkan, menduduki peringkat di atas rata-rata
perkiraan analis-analis sebesar 4 persen, menurut FactSet Research.
2.3.5.1 Alasan dan Faktor Rebranding
Ada berbagai alasan perusahaan untuk mengubah citra
sebuah bisnis. Beberapa alasan tersebut ada yang positif dan
ada juga yang negatif semua tergantung situasi dan kondisi
perusahaan pada saat ingin melakukan rebranding. Untuk hal
positif rebranding bisa saja terjadi apabila kondisinya terdapat
dua organisasi yang telah bergabung atau perusahaan secara
signifikan ingin memperluas penawaran. Sementara untuk hal
yang kurang positif mungkin bisa jadi keadaan merek saat ini
telah tercemar dalam beberapa hal atau produk yang sudah
mulai usang. Rebranding juga bisa terjadi ketika organisasi
telah gagal membangun merek, atau telah melalui segala jenis
skandal.
Dalam kasus ini, niat dari sebuah perusahaan adalah
menghapus semua identitas merek sebelumnya dan
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
43
menggantinya dengan citra yang baru. Dalam situasi merek
yang sudah mulai usang ini perlu disegarkan kembali karena
adanya penambahan baru produk atau jasa yang ditawarkan.
Dalam kasus ini, pemasar tidak ingin menghilangkan nilai
merek yang telah dikembangkan selama puluhan tahun, tetapi
hanya membuat perubahan halus untuk memperbarui brand-
nya.
Duncan menyoroti bahwa ada banyak alasan untuk
mengubah citra. Pertama yang harus diperhatikan adalah
kebutuhan untuk rebranding harus ditentukan dan harus
didasarkan pada premis bahwa sesuatu telah berubah dalam
bauran bisnis yang membutuhkan perkembangan merek.
Menurut Duncan kebutuhan rebranding dibutuhkan karena
beberapa alasan diantaranya :
Untuk menjaga konsumen dengan berkembangnya
zaman dan waktu yang berbeda serta mengimbangi
perubahan kebutuhan konsumen (misalnya : layanan,
aksesibilitas, kenyamanan, pilihan, fashion dan
teknologi).
Karena sebuah merek akan menjadi kuno atau sudah
dalam keadaan erosi.
Karena persaingan yang ketat atau cepat berubah dari
lingkungan hidup.
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
44
Sebagai sarana memblokir atau mengatasi manuver
pesaing, atau cara penanganan kenaikan harga daya
saing. Sebagai hasil dari globalisasi.
Sebagai hasil dari merger dan akuisisi.
Dalam rangka umumnya meningkatkan suatu merek
saing dengan menciptakan rasa umum dengan tujuan
dan identitas bersatu, dengan membangun semangat
staff dan kebanggaan, serta cara menarik yang terbaik
dengan sebuah bakat atau bahkan dengan cara menguji
pasar baru atau produk.
Untuk mengurangi pengembangan bisnis dan
operasional biaya, atau cara melawan penurunan
profitabilitas atau kepercayaan konsumen.
Untuk sinyal perubahan arah, fokus, sikap atau strategi.
Untuk memanfaatkan peluang baru atau inovatif media
seperti internet.
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
45
Gambar 2.2 Summary of Rebranding Drives
Gambar 2.2 menunjukkan alasan untuk rebranding oleh
Boyle, Causon, Gambles dan Schuster, Kaikati dan Kaikati,
Muzellec dan Lambkins, dan Stuart dan Muzellec. Dari
literatur ini, kita dapat mengetahui bahwa pendorong ataupun
penggerak rebranding dalam organisasi dapat dibagi menjadi
dua kategori utama yaitu faktor eksternal dan faktor internal.
Terdapat 4 faktor utama yang mendorong proses
rebranding. Faktor-faktor tersebut antara lain: (Muzellec et.al,
2003)
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
46
Change in ownership structure
Change in corporate strategy
Change in competitive position
Change in external environment
Merger dan Akusisi Diversifikasi dan divestasi
Erosi terhadap posisi market
Hukum Legal
Spin off dan demergers
Internalisasi dan lokalisasi
Model usang Krisis besar atau bencana
Private ke kepemilikan publik
Masalah reputasi
Gambar 2.3 Empat Faktor Rebranding
Dari ke 4 faktor tersebut, dapat kita lihat bahwa ada
beberapa faktor yang mempengaruhi dalam proses rebranding.
Faktor yang menjadi penyebab rebranding adalah perubahan
struktur kepemilikan, perubahan strategi, perubahan posisi
kompetisi, dan perubahan dalam lingkungan external. Dalam
buku IRISH marketing menjelaskan bahwa faktor perubahan
struktur ownership merupakan penyebab utama dari proses
rebranding dan merupakan alasan yang sangat kuat untuk
mendorong terjadinya sebuah proses rebranding.
Perubahan struktur kepemilikan biasanya terjadi karena di
akibatkan adanya merger atau akuisisi dari perusahaan tersebut
sehingga membuat sebuah perushaan untuk me-rebranding. Di
dalam perubahan strategi perusahaan terlihat dalam tabel 2.3
bahwa point yang menyebabkan perusahaan mengubah
strateginya adalah diversifikasi atau divestasi. Effendi
mengemukakan bahwa diversifikasi produk didefinisikan
sebagai suatu perluasan pemilihan barang dan jasa yang dijual
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
47
oleh perusahaan dengan jalan menambah produk baru atau jasa
ataupun memperbaiki tipe, warna, mode, ukuran, jenis dari
produk yang sudah ada dalam rangka memperoleh laba
maksimal.
Di faktor yang ke 3 yaitu perubahan kompetisi posisi,
perubahan posisi ini bisa saja diakibatkan oleh beberapa hal
diantaranya model yang using ataupun masalah reputasi. Dan
faktor terakhir yang menyebabkan proses rebranding adalah
perubahan lingkungan eksternal, misalnya adanya krisi atau
bencana, ataupun ada masalah yang menyangkut dengan
hokum legal.
2.3.5.2 Strategi dan Proses Rebranding
Didalam sebuah proses rebranding sendiri dapat terjadi
dalam 4 tahap yaitu: repositioning, renaming, redesign, dan
relaunching (Muzellec et.al, 2003).
Gambar 2.4 Empat Tahapan dalam Proses Rebranding
Di tahapan repositioning, brand repositioning lebih dinamis
karena merupakan proses dimana brand positioning harus
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
48
selalu di sesuaikan setiap waktu untuk selalu siap dengan
perubahan market tren dan tekanan kompetitif dalam eksternal
event yang lebih luas. Untuk brand renaming merupakan yang
paling komprehensif dan paling beresiko dalam proses
rebranding. Untuk renaming sendiri dapat dibedakan ke dalam
beberapa kategori.
Sedangkan untuk brand redesign adalah sebuah inti dari
filosofi perusahaan atau atribut utama dari produk yang
digambarkan ke dalam sebuah simbol. Brand relaunching
adalah pemberitaan atau pemberitahuan brand baru ke dalam
internal dan eksternal perusahaan. Untuk internal dapat
dilakukan dengan menggunakan brosur, buletin, internal
meeting, dan juga bisa melalui workshop. Sedangkan untuk
eksternal dapat dilakukan melalui press release atau
advertising untuk menarik perhatian akan brand baru tersebut
dan juga dapat memfasilitasi proses adopsi dari nama baru
tersebut kepada para stakeholder. (Muzellec et.al, 2003)
Hal lainnya yang perlu di perhatikan dalam proses
Rebranding dalam setiap perusahaan yang akan melakukan
rebranding biasanya mereka akan menggunakan atau membuat
sebuah framework sebagai panduan agar proses rebranding
tesebut tidak mengalami perubahan arah dan tujuan dalam
penyampaiannya (Daly dan Moloney, 2004).
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
49
Gambar 2.5 Corporate Rebranding Framework
2.3.5.3 Model rebranding
Seperti yang kita ketahui bahwa sesungguhnya proses
rebranding itu sendiri pada dasarnya membutuhkan biaya yang
cukup mahal dan memakan waktu dan dilihat tingkat jumlah
praktik perusahaan yang melakukan rebranding, hasilnya
Kerangka Rebranding Perusahaan
Analisis Situasi : - Analisis Market
- Brand Audit
- Identifikasi Kesempatan
- Mempertahankan dan
dukungan
- Mengidentifikasi elemen
merek untuk dipertahankan
secara permanen
Menetralkan
- Mengidentifikasi
elemen merek yang
akan dihapuskan.
Keputusan Merek
Baru
Target Audiens (Internal dan External) : Identifikasi Khalayak sasaran untuk
kampanye rebranding
External customer
Strategi penggantian nama
Strategi penggantian nama
Evaluasi
1. Evaluasi semua kampanye dan,
2. Mengevaluasi secara bertahap setelah selesai
Internal customer
Strategi Komunikasi :
1. Pelatihan rencana dan kampanye komunikasi
untuk memperolehdukungan dan komitmen
karyawan,
2. Pelatihan dalam kebijakan dan prosedur
perusahaan.
Analisis
Plan
nin
g
Evalu
asi
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
50
kebanyakan tingkat kegagalannya jauh lebih tinggi
dibandingkan dengan tingkat keberhasilan.
Kapferer juga sepakat bahwa transfer dari merek akan
menimbulkan bahaya seperti kehilangan pilihan, pelanggan
setia, dan saham. Namun, strategi ini masih dipraktekkan oleh
beberapa perusahaan untuk memodifikasi merek, dan
rebranding perusahaan yang lebih baik.
Sesungguhnya rebranding itu sendiri masih kurang diteliti
di bidang akademik karena beberapa studi menyebutkan bahwa
fenomena ini sebagai reposisi atau revitalisasi merek.
Muzellec et al. dan Rosenthal menyatakan bahwa fenomena ini
harus mencakup wilayah yang lebih luas. Oleh karena itu,
mereka memperkenalkan 'rebranding', istilah Koku yang
menjelaskan bahwa sementara perusahaan memutuskan untuk
mengubah namanya, dimana tidak hanya akan mengubah
kinerja perusahaan tetapi juga komunikasi antara perusahaan
dan konsumen.
Kaikati dan Kaikati juga telah menyoroti enam strategis
pilihan untuk melaksanakan kampanye rebranding. Pemasar
dapat memilih salah satu dari enam pilihan strategis berikut
atau kombinasi:
Fase-strategi
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
51
Strategi branding gabungan melalui salah satu merek
payung;
Strategi peringatan Tembus;
Strategi pemberantasan Mendadak;
Strategi Counter-takeover; dan
Strategi Retrobranding.
Gambar 2.6 Model Of Rebranding Process
Muzellec and Lambkin
Pada gambar 2.6 menggambarkan model proses rebranding
yang diperkenalkan oleh Muzellec dan Lambkins, yang
mengidentifikasi tiga fase dalam model: (1) faktor rebranding,
(2) tujuan rebranding, dan (3) proses rebranding. Dua dari
tujuan rebranding adalah gambar dan untuk menciptakan
identitas baru. Diproses rebranding, model ini menekankan
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
52
keterlibatan karyawan internal dalam menciptakan kultur
budaya dan pemangku kepentingan eksternal dalam
menciptakan image. Model ini telah memberikan kontribusi
yang signifikan terhadap pemahaman konsep dasar
rebranding.
Lomax et al. dalam jurnal “Review on Models and Reasons
of Rebranding” merupakan penelitian awal dalam
menunjukkan model konseptual dari proses rebranding, yang
belum dipublikasikan dalam jurnal utama (lihat Gambar 2.7).
Gambar 2.7
Model ini berbeda secara signifikan dari Muzellec dan
Lambkins Model. Model ini memberikan secara garis besar
isu-isu manajemen strategis rebranding dan menunjukkan
keterlibatan stakeholder di rebranding untuk membangun
kembali merek. Studi ini menekankan pada pentingnya
keterlibatan pemangku kepentingan, baik eksternal maupun
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
53
internal. Itu merupakan langkah pertama dari proses
rebranding ini , yaitu dengan mengidentifikasi penyebab, yang
mengarah ke alasan untuk mengubah citra. Langkah ini
sebenarnya jika dilihat mirip dengan Muzellec dan Lambkins,
dimana studi mereka mengacu kepada keputusan untuk
mengubah citra sebagai faktor pengaruh. Langkah kedua dari
proses rebranding ini adalah dengan mengevaluasi merek asli.
Yang kemudian langkah berikutnya adalah mengidentifikasi
tujuan rebranding baik untuk mengembangkan citra baru atau
untuk mendapatkan lebih besar keterlibatan karyawan. Dan
langkah terakhir, keterlibatan tim manajemen proyek dalam
memantau dan mengendalikan dan tindak lanjut ini lah yang
membedakan dari Muzellec dan Lambkins model. Proses
rebranding ini merupakan langkah strategis yang jelas.
Namun, model ini tidak menjelaskan peran rebranding di
dalam menciptakan brand equity, yang telah diakui penting
dalam manajemen merek. Dalam penelitian ini rebranding
konsep tersebut tidak dibahas secara mendalam dan
konseptualisasi dari konsep yang ada pun tidak diselidiki lebih
mendalam.
Model Rebranding lain menurut Merrilees, ia menyatakan
bahwa pentingnya evolusi merek sebagai komponen penting
dari pemasaran yang sukses strategi. Tiga kunci konstruksi
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
54
yang digunakan sebagai kerangka kerja untuk menganalisis
keputusan rebranding, yaitu merek visi, merek orientasi, dan
implementasi strategi merek, itu adalah mengusulkan bahwa
kunci untuk rebranding sukses adalah kebutuhan untuk
membangun masing-masing dari tiga komponen tersebut serta
memastikan bahwa mereka terkait erat dan terkoordinasi (lihat
Gambar 2.8).
Gambar 2.8 Konseptualisasi Evolusi Brand
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
55
2.4 Kerangka Konseptual
Kerangka berpikir diatas menjelaskan bahwa pemikiran dari analisis
penilitian ini bersumber pada teori komunikasi yang di pelajari. Dalam
penelitian ini peneliti merumuskan secara garis besar turunan dari teori
PR
( Public Relation)
Cutlip dan Center dalam Effendy (2009:116)
MPR
( Marketing Public Relation)
Kotler and Keller, 2006
Brand
Kotler 2009
Rebranding
Model Of Rebranding Process
Muzellec and Lambkin
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
56
mendasar yang berhubungan dengan penelitian. Dalam penelitian ini peneliti
memulainya dari teori Public Relation, lalu di sederhanakan lagi menjadi
MPR yang kemudian baru berpusat pada brand. Di dalam brand itulah
adanya unsur rebranding. Rebranding merupakan unsur utama dari brand
karena rebranding tercipta karena adanya perubahan brand yang membuat
sebuah perusahaan menjadi rebranding produk atau jasanya karena satu atau
dua hal alasan tertentu.
Kerangka berpikir ini dibuat dengan tujuan untuk mempermudah
peneliti dalam memusatkan pemikiran dan permasalahan yang akan di bahas
dan diungkapkan. Sehingga akar dari permasalahan yang ada dapat memiliki
solusi yang terbaik dan efisien.
Dengan adanya kerangka pikir ini sangat membantu sekali dalam
memusatkan pemikiran teori dan penelitian yang diteliti. Sehingga fokus
penelitian dapat lebih terarah dengan jelas. Dalam kerangka berpikir ini juga
kita dapat melihat bahwa proses dari Rebranding itu sendiri tidaklah mudah
dan tidaklah cepat, namun membutuhkan waktu dan proses serta pemikiran
yang begitu panjang untuk sampai dapat kepada proses Rebranding. Dalam
kerangka pikir ini peneliti berusaha memusatkan pada satu teori yang utama
dalam setiap aspek yang terkait didalamnya supaya lebih efisien dan efektif
dalam mengungkap persoalan yang ada.
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
57
BAB III
Metodologi Penelitian
3.1 Jenis dan Sifat Penelitian
Penelitian pada hakekatnya merupakan suatu upaya untuk
menemukan kebenaran atau untuk mencari sebuah kebenaran. Usaha untuk
mengejar kebenaran ini dilakukan oleh para filosof, peneliti, maupun oleh
para praktisi melalui model-model tertentu. Model tersebut biasanya dikenal
dengan paradigma. Paradigma menurut Bogdan dan Biklen (1982: 32), adalah
kumpulan longgar dari sejumlah asumsi yang dipegang bersama, konsep atau
proposisi yang mengarahkan cara berfikir dan penelitian.
Dalam penelitian kualitatif “teori” lebih ditempatkan pada garis yang
digunakan dibidang sosiologi dan antropologi dan mirip dengan istilah
paradigma (Ritzer, dalam Bogdan & Biklen, 1982). Paradigma adalah
kumpulan tentang asumsi, konsep, atau proposisi yang secara logis dipakai
peneliti. Peneliti yang bagus menyadari tentang dasar teori mereka dan
menggunakannya untuk membantu mengumpulkan dan menganalisis data.
Menurut Norman K. Denzin, paradigma terbagi menjadi tiga elemen
yang meliputi; epistemologi, ontologi, dan metodologi.
Paradigma penelitian itu sendiri merupakan suatu kerangka berpikir
yang didalamnya menjelaskan bagaimana cara dan sudut pandang peneliti
terhadap fakta kehidupan sosial dan apa yang akan dilakukan peneliti
terhadap kaitannya dengan keilmuwan dan teori. Dalam penelitian ini peneliti
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
58
menggunakan paradigma post-positivisme. Dalam paradigma post-
positivisme ini peneliti mengamati suatu realitas sosial yang menarik,
dinamis, kompleks, yang mempunyai hubungan yang bersifat interaktif.
Menurut Creswell (2009: 7), ia menegaskan bahwa paradigma post-
positivisme melihat masalah dalam studi kasus sebagai refleksi dari sebuah
kebutuhan untuk diteliti dan yang membawa dampak pada hasil akhirnya.
Paradigma post-positivisme didasarkan pada pengamatan yang cermat
terhadap sebuah kejadian yang menarik dan pengukuran realitas objektif yang
sedang terjadi. Dengan demikian peneliti dalam metodologi penelitian ini
memulai penelitian paradigma post-positivisme dengan mencari teori yang
sesuai dengan topik penelitian, kemudian mengumpulkan data yang sesuai
dengan teori yang diapakai sebagai pendukung teori yang ada, dan setelah itu
membuat kesimpulan akhir dari hasil penelitian yang dilakukan.
Berdasarkan topik penelitian yang ada dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan jenis penelitian studi kasus (Prof. Dr. Robert K Yin, 2013: 1).
Menurut Prof. Dr. Robert K Yin, penelitian studi kasus ini merupakan salah
satu metode penelitian ilmu sosial yang merupakan sebuah strategi yang
cocok untuk menjawab pertanyaan How and Why, dimana dalam penelitian
tersebut akan memiliki sedikit peluang unutk mengontrol kejadian yang akan
diteliti, dan fokus penelitian merupakan sebuah peristiwa yang menarik yang
kontemporer yang terjadi di masa kini di dalam kehidupan nyata.
Dalam melakukan penelitian yang bersifat studi kasus ini, peneliti
berusaha untuk mencari data sebanyak mungkin dari objek yang diteliti.
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
59
Metode yang dapat dilakukan dalam penlitian studi kasus diantaranya dengan
cara wawancara, melakukan pengamatan lapangan, menganalisis dokumen,
survey, dan data apapun yang dapat menjadi pendukung dari penelitian
tersebut. Penelitian studi kasus ini bertujuan untuk dapat memberikan sebuah
pandangan secara terperinci dan lengkap serta mendalam mengenai objek
yang sedang diteliti dan diarahkan lebih kepada pengembangan kerangka
kerja diskusi.
Menurut Prof. Dr. Robert K Yin (2013: 4) dengan menggunakan
penelitian studi kasus, maka akan terjadi kemungkinan bagi peneliti untuk
dapat mempertahankan karakteristik secara utuh dan bermakna dari kejadian
nyata yang terjadi di lingkungan sekeliling peneliti. Dalam penelitian yang
berjenis studi kasus ini, peneliti mencoba untuk menjawab pertanyaan yang
lebih eksplanatoris dan mengarah ke penggunaan strategi studi kasus.
Penelitian jenis studi kasus ini berfungsi untuk mendalami dan
meneliti peristiwa kontemporer yang menarik untuk diteliti dan tidak dapat
dimanipulasi. Hal ini dikarenakan studi kasus mempunyai dasar-dasar yang
sama dengan teknik strategi historis dengan menambahkan dua sumber bukti
yaitu dengan melakukan observasi dan wawancara (Robert K Yin, 2013: 12).
Menurut Yin (2013: 112) observasi merupakan kegiatan dimana peneliti
dapat melakukan kunjungan lapangan dan kesempatan untuk mendapatkan
sumber bukti lain dalam studi kasus, sedangkan dengan wawancara
merupakan sumber bentuk informasi penelitian kualitatif dengan memberikan
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
60
sejumlah pertanyaan kepada responden utama mengenai fakta serta opini
mereka dari peristiwa yang diangkat oleh peneliti.
Sifat dari penelitian ini adalah deskriptif, diamana seluruh data yang
dikumpulkan dalam bentuk teks naratif yang berupa kata-kata. Peneltiian
deskriptif berusaha memecahkan masalah dari realitas sosial yang menarik
dengan data yang ada, yang kemudian data tersebut dipahami, dipelajari lebih
mendalam lagi. Setelah peneliti mendapatkan data dan informasi yang
dibutuhkan secara lengkap maka data yang ada tersebut kemudian diolah dan
disusun dalam bentuk kata-kata.
Hasil dari penelitian ini berupa penjelasan mengenai peristiwa
menarik yang terjadi, yang kemudian dijelaskan oleh si peneliti dalam bentuk
uraian secara natratif. Maka dari itu peneliti dituntut untuk memahami betul
bidang yang ia teliti untuk dapat memberikan penjelasan yang kompeten dan
komprehensif mengenai data hasil penelitiannya.
3.2 Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode yang relevan
dengan tujuan penelitian yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya yaitu
dengan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan metode studi
kasus. Peneliti menggunakan metode kualitatif ini untuk mengkaji perspektif
partisipan dengan menggunakan strategi-strategi yang bersifat interaktif dan
fleksibel. Penelitian kualitatif itu sendiri ditujukan untuk memahami
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
61
fenomena-fenomena sosial yang terjadi yang dapat dilihat dari sudut pandang
partisipan.
Sedangkan menurut Creswell (2010), Penelitian Kualitatif
merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami makna
yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal dari
masalah sosial atau kemanusiaan.
Peneliti menggunakan metode kualitatif dikarenakan metode ini
dapat menjelaskan suatu permasalahan secara komprehensif, menyeluruh dan
mendalam dengan melakukan in-depth interview. Selain itu dalam penelitian
ini peneliti mengupulkan data yang relevan terlebih dahulu sebanyak
mungkin dengan melakukan observasi.
Penelitian kuantitatif menampilkan data dalam bentuk angka.
Sementara itu, penelitian kualitatif menghasilkan dan mengolah data yang
sifatnya deskriptif. Secara umum pendekatan kualitatif memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
1. Studi dalam situasi alamiah
Desain penelitian kualitatif bersifat ilmiah, artinya peneliti tidak
berusaha untuk memanipulasi setting penelitian, melainkan
melakukan studi terhadap suatu fenomena dalam situasi sebenarnya
dimana fenomena itu ada.
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
62
2. Analisis induktif
Dikatakan analisis induktif karena peneliti tidak membatasi
penelitian pada upaya menerima atau menolak dugaan-dugaannya,
melainkan mencoba memahami situasi sesuai dengan apa adanya.
3. Kontak personal langsung
Aktivitas sentral dari peneliti kualitatif adalah kegiatan lapangan.
Mengembangkan kegiatan lapangan ini berarti mengembangkan
hubungan personal langsung dengan orang-orang yang diteliti
4. Perspektif holistik
Pendekatan holistik mengasumsikan bahwa keseluruhan fenomena
perlu dimengerti sebagai suatu sistem yang kompleks, dan bahwa
yang menyeluruh tersebut lebih besar dan lebih bermakna daripada
penjumlahan bagian-bagian.
5. Perspektif dinamis, prespektif perkembangan
Penelitian kualitatif melihat gejala sosial sebagai sesuatu yang
dinamis dan berkembang, bukan sebagai suatu hal yang statis dan
tidak berubah dalam perkembangan kondisi dan waktu. Minat
penelitian kualitatif adalah mendeskripsikan dan memahami proses
dinamis yang terjadi berkenaan dengan gejala yang diteliti.
6. Orientasi pada kasus unik
Penelitian kualitatif yang baik akan menampilkan kedalaman dan
detail, karena fokusnya memang penyelidikan yang mendalam pada
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
63
sejumlah kasus kecil. Kasus dipilih sesuai dengan minat dan tujuan
khusus yang diuraikan dalam tujuan penelitian
7. Netralistik empatik
Empati mengacu pada sikap peneliti terhadap subjek yang dihadapi
dan diteliti, sementara netralitas mengacu pada sikap peneliti
menghadapi temuan penelitian.
8. Fleksibel desain
Penelitian yang bersifat kualitatif tidak dapat secara jelas, lengkap
dan pasti ditentukan di awal sebelum dilaksanakannya pekerjaan
lapangan. Tentu saja ada desain awal yang disusun sebaik mungkin,
yang akan menentukan fokus pertama, rencana-rencana pengamatan
dan wawancara, pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan.
9. Peneliti sebagai instrumen kunci
Bila penelitian kuantitatif dapat berpegang pada rumus-rumus dan
teknik statistik, penelitian kualitatif tidak memiliki formula baku
untuk menjalankan penelitiannya. Karenanya, kompetensi peneliti
menjadi aspek paling penting. Peneliti berperan besar dalam seluruh
proses penelitian, mulai dari memilih topik, mendekati topik,
mengumpulkan data, menganalisis hingga menginterpretasikannya.
Menurut Yin (2011) studi kasus adalah suatu penelitian empiris yang
menyelidiki fenomena di dalam konteks kehidupan nyata, dimana batas-batas
antara fenomena dan konteks tidak tampak secara tegas atau jelas dan
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
64
menggunakan berbagai sumber atau multisumber bukti. Studi kasus
memungkinkan peneliti untuk mempertahankan karakteristik holistik dan
bermakna dari peristiwa-peristiwa kehidupan nyata seperti silklus kehidupan
seseorang, proses-proses organisasional dan manajerial, perubahan
lingkungan sosial, hubungan-hubungan internasional, dan kematangan
industri-industri
Penelitian studi kasus dapat dibedakan menjadi tiga tipe, masing-
masing adalah tipe eksplanatoris, yaitu untuk menjelaskan hubungan kausal
dalam konteks kehidupan nyata. Tipe eksploratoris, yaitu digunakan untuk
mengeksplorasi suatu situasi yang tidak dapat dievaluasi secara intevensi atau
berdasarkan single point saja. Dan tipe berikutnya adalah deskriptif
digunakan untuk mendeskripsikan fenomena yang terjadi pada kehidupan
nyata.
Studi kasus dikehendaki untuk melacak peristiwa-peristiwa
kontemporer, bila peristiwa-peristiwa yang bersangkutan tak dapat
dimanipulasi. Karena itu studi kasus mendasarkan diri pada teknik-teknik
yang lazim digunakan pada strategi historis seperti peneliti sangat bergantung
pada dokumen-dokumen primer, dokumen sekunder, peralatan-peralatan
budaya, dan fisik sebagai bukti tetapi kemudian menambahkan dua sumber
bukti yang biasanya tidak dimiliki oleh penelitian historis yakni observasi dan
wawancara sistematik. Dengan demikian kekuatan unik dari studi kasus
adalah kemampuannya untuk berhubungan sepenuhnya dengan berbagai jenis
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
65
bukti, selebihnya dalam beberapa situasi seperti observasi partisipan,
manipulasi informasi juga dapat terjadi.
Dalam melakukan penelitian studi kasus diperlukan juga desain
penelitian. Menurut Nachmias dan Nachmias (1976), desain penelitian adalah
suatu rencana yang membimbing peneliti dalam proses pengumpulan,
analisis, dan interpretasi observasi. Dalam hal ini desain penelitian
merupakan suatu model pembuktian logis yang memungkinkan peneliti untuk
mengambil inferensi mengenai hubungan kausal antarvariabel di dalam suatu
penelitian. Desain penelitian tersebut juga menentukan ranah kemungkinan
generalisasi, yaitu apakah interpretasi yang dicapai dapat digeneralisasikan
terhadap suatu populasi yang lebih besar atau situasi-situasi yang berbeda
(Yin, 2011). Dapat disimpulkan bahwa desain penelitian mengarahkan
peneliti pada sebuah prosedur atau langkah-langkah yang menjadi acuan
sebuah penelitian sehingga peneliti tidak mengalami jalan buntu dalam
melaksanakan penelitian.
Tujuan pokok dari desain penelitian adalah membantu peneliti
menghindari data yang tak mengarah ke pertanyaan-pertanyaan awal
penelitian. Komponen-komponen desain penelitian studi kasus ada lima,
yaitu:
1. Pertanyaan penelitian
Pertanyaan penelitian berkenan dengan “W-H question” yaitu what,
who, where, why dan how yang akan memberi rambu-rambu terhadap
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
66
strategi penelitian yang digunakan. Dari bentuk pertanyaan diatas,
studi kasus paling cocok menggunakan pertanyaan How dan why.
2. Proposisinya, jika ada proposisi mengarahkan perhatian peneliti
kepada sesuatu yang harus diselidiki dalam ruang lingkup studinya.
Contoh: peneliti mungkin berpikir bahwa organisasi bekerja sama
untuk sebuah keuntungan timbal balik yang besar. Proposisi ini
mencerminkan isu teoritis penting dan juga menyatakan kepada
peneliti dimana ia harus mencari bukti yang relevan.
3. Unit-unit analisis
Unit analisis berkaitan dengan masalah penentuan apa yang dimaksud
dengan “kasus” dalam penelitian. Contoh studi kasus tentang
pemimpin yang otoriter. Pada situasi seperti ini, perorangan
merupakan kasus yang akan dikaji, dan individu tersebut merupakan
unit analisis. Sehingga informasi mengenai setiap individu yang
relevan dikumpulkan.
4. Logika yang mengaitkan data dengan proposisi
Penjodohan pola merupakan cara mengaitkan data dengan proposisi,
penjodohan pola adalah pengelompokkan jenis-jenis data dalam satu
kategori atau proses koding
5. Kriteria untuk menginterpretasi temuan
Setelah pola-pola dijodohkan atau dikategorikan maka diharapkan agar
pola-pola tersebut memberikan gambaran yang cukup jelas tentang
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
67
perbedaan gambaran sehingga temuan-temuan dapat diinterpretasikan
dengan baik.
Kriteria penetapan kualitas desain penelitian sangat berpengaruh
terhadap suatu penelitian. Demikian juga untuk penelitian studi kasus.
Kriteria kualitas desain penelitian berkaitan dengan:
a. Validitas konstruk yakni menetapkan ukuran operasional yang
benar untuk konsep-konsep yang akan diteliti. Dalam studi kasus,
dapat digunakan teknik multisumber bukti, memberikan kesempatan
kepada informan kunci untuk meninjau kembali draft laporan studi
kasus yang bersangkutan.
b. Validitas internal merupakan hubungan sebab-akibat, dimana
kondisi-kondisi tertentu diperhatikan guna mengarahkan kondisi-
kondisi lain, untuk membedakan dari hubungan semu.
c. Validitas eksternal yaitu menetapkan ranah dimana temuan suatu
penelitian dapat divisualisasikan
Penelitian kualitatif dianggap sesuai dengan penelitian ini karena
dengan menggunakan metode ini peneliti dapat memaparkan dengan jelas
alasan Rebranding May May Bridal dalam persaingan bisnis jasa bridal yang
semakin ketat ini, dan juga memungkinkan bagi penulis untuk dapat
mendiskripsikan dan memaparkan sudut pandang individu yang terlibat
secara langsung dalam kegiatan tersebut.
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
68
3.3 Key Informan dan Informan
Dalam mendapatkan informasi yang komprehensif mengenai
penelitian ini, maka data yang diperoleh diharapkan didapat dari narasumber
yang kredibel sebagai informan dari penelitian yang diteliti. Pemilihan
informan dalam penlitian ini ditentukan berdasarkan pihak yang terkait secara
langsung dalam kegiatan rebranding yang dilakukan oleh pihak May May
Bridal. Informan dalam penelitian kualitatif sangat berperan penting dalam
penelitian studi kasus ini, karena bersangkutan dalam memberikan keterangan
yang berkaitan dengan topik penelitian, dan juga memberikan saran mengenai
sumber bukti yang mendukung penelitian. (Yin, 2013: 109).
Berikut narasuumber yang dianggap kompeten dan kredibel yang
menjadi narasumber peneliti :
1. Ivonne selaku manager marketing Public Relation dan Promotion
dari May May Bridal. Peneliti memilih narasumber tersebut
dikarenakan beliau yang sangat berperan penting dalam tanggung
jawabnya dalam hal branding image untuk May May Bridal itu
sendiri. Selain itu juga beliau dianggap memiliki kompetensi untuk
dapat memberikan informasi yang komprehensif mengenai seluruh
rangkaian kegiatan Rebranding May May Bridal mulai dari alasan
rebranding hingga kepada pelaksanaannya dan evalusai.
2. Ibreine selaku marketing communication staff dari May May
Bridal dan juga sebagai personal assistant founder Bu Mei Mei
Tanie. Peneliti memilih Ibu Ibreine sebagai narasumber karena
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
69
beliau yang mengetahui secara jelas bagaimana perkembangan dari
May May Bridal itu sendiri brand image-nya sekarang seperti apa,
selain itu juga ia yang berhadapan langsung dengan founder May
May Bridal sehingga dapat dijadikan informan untuk dapat
memberitahukan bagaimana cara pikir founder kita dalam
mempertahankan usahanya.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Dalam pelaksanaan pengumpulan data dalam studi kasus, bukti atau
data untuk keperluan sebuah studi kasus pada dasarnya berasal dari enam
sumber, antara lain:
1. Dokumen
Dokumen-dokumen dapat berupa: surat, proposal, arsip dokumen,
dll. Manfaat dari penggunaan bukti dokumen ini adalah untuk mendukung
dan menambah bukti dari sumber-sumber lain. Dokumen membantu
memverifikasi ejaan dan judul atau nama yang benar dari organisasi yang
disinggung dalam wawancara. Dokumen juga membantu memberikan
rincian informasi jika bukti documenter bertentangan dengan informasi
dari sumber yang didapat maka peneliti mempunyai alasan untuk meneliti
lebih jauh tentang topik yang bersangkutan. Kesimpulan juga dapat dibuat
dari dokumen-dokumen terkait.
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
70
2. Rekaman Arsip
Berupa rekaman keorganisasian atau bagan organisasi, daftar nama
dan komoditi yang relevan, peta dan bagan karakteristik geografis suatu
tempat, rekaman daftar nomor telepon, buku harian, dll.
3. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu sumber informasi yang sangat
penting dalamp studi kasus. Wawancara dalam studi kasus terdiri dari
beberapa tipe yakni tipe open-ended, yaitu peneliti dapat bertanya kepada
informan kunci tentang fakta-fakta suatu peristiwa, selain itu peneliti juga
memberikan kesempatan kepada informan untuk memberikan opini
tentang peristwa tersebut. Tipe wawancara terfokus dimana wawancara
akan terfokus pada pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh
pewawancara dan informan tidak diberikan kesempatan untuk
memberikan pendapat diluar dari pertanyaan yang diajukan. Dan tipe
wawancara terstruktur dimana peneliti menyusun pertanyaan-pertanyaan
tertentu sehingga memunculkan jawaban yang berkorespondensi dengan
kategori yang telah ditentukan sebelumnya.
4. Observasi langsung
Peneliti membuat kunjungan langsung ke lapangan dengan asumsi
bahwa fenomena yang terjadi, pelaku atau kondisi lingkungan sosial
relevan akan tersedia untuk observasi. Bukti observasi cenderung
bermanfaat sebagai informasi tambahan tentang topik yang akan diteliti
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
71
5. Observasi partisipan
Dalam hal ini peneliti tidak hanya bertindak sebagai pengamat
yang pasif tetapi peneliti juga bertindak aktif dalam mengambil peran
dalam situasi tertentu dan berpartisipasi dalam peristiwa-peristiwa yang
diteliti.
6. Perangkat Fisik
Sumber bukti ini dapat berupa perangkat fisik, peralatan teknologi,
alat, pekerjaan seni atau beberapa bukti kultural lainnya. Contoh: sebuah
perangkat hasil cetakan komputer dapat dipakai sebagai sumber informasi
tentang kualitas komputer tersebut.
Selain sumber individual diatas, ada beberapa prinsip yang perlu
diperhatikan dalam pengumpulan data studi kasus. Hal tersebut mencakup:
Berbagai sumber bukti yaitu bukti dari dua atau lebih sumber, tetapi
sesuai dengan dengan serangkaian fakta dan temuan yang sama.
Data dasar yaitu cara mengorganisasikan dan mendokumentasikan data
yang telah terkumpul berupa catatan studi kasus, dokumen studi kasus,
bahan tabulasi atau data survei, dan narasi.
Memelihara rangkaian bukti. Prinsip ini memungkinkan pengamat atau
pembaca dapat mengikuti asal muasal dari pertanyaan penelitian awal
sampai dengan konklusi dari studi kasus yang disajikan. Hal ini mengacu
pada sebuah skenario dari awal penelitian sampai dengan selesai sebagai
suatu ikatan yang utuh dan sinergis, sehingga memudahkan pembaca
untuk memahami dengan baik studi kasus tersebut.
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
72
3.5 Keabsahan Data
Dalam melakukan sebuah penelitian, harus ada yang bisa dinilai
ukuran kualitas dari penelitian tersebut, hal itu dapat dilihat dengan melalui
keabsahan data atau validitas data yang telah dikumpulkan selama peneliti
melakukan penelitian. Keabsahan dari sebuah penelitian juga dapat dicapai
melalui proses pengumpulan data yang tepat. Menurut Basheer, Afzal, dan
Azeem (2008: 40) dalam penelitian kualitatif, yang dipentingkan adalah hasil,
bagaimana informasi yang didapatkan oleh si peneliti dapat dipahami situasi
yang menarik dan fenomena apa yang terjadi di dalam kasus penelitiannya.
Menurut Creswell (2009: 198) bebrapa strategi yang dapat dilakukan
untuk mengetahui keabsahan dari penelitian adalah :
a. Triangulasi data, data dapat dikumpulkan melalui beberapa sumber
yang di wawancara, observasi, dan analisis dokumen.
b. Pengecekan anggota, informan akan berperan dalam mengecek
seluruh proses analisis yang telah dilakukan.
c. Observasi dalam jangka waktu yang panjang dan berulang.
d. Pemeriksaan ahli, penelitian akan diperiksa oleh ahli yang terkait
dengan topik yang diusung.
e. Klarifikasi bias penelitian.
Beberapa bentuk triangulasi data diantaranya adalah triangulasi
teknik, dimana peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data
yang berbeda untuk mendapatkan keabsahan data dari sumber yang sama.
Selain itu ada pula triangulasi sumber, dimana peneliti dapat memperoleh
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
73
data dari sumber yang berbeda namun dengan menggunakan teknik yang
sama.
Peneliti memilih menggunakan teknik trianglasi sumber data karena
dengan analisis triangulasi sumber data ini, data dapat dikumpulkan oleh
peneliti melalui beberapa sumber yang diwawancara, dan analisis dokumen.
Dengan analisis triangulasi data ini, peneliti juga mampu menagnalisis
jawaban subjek dan meneliti kebenaran dengan data empiris yang sudah
ditemukan.
3.6 Teknik Analisis Data
Dalam penelitian kualitatif memungkinkan dilakukan analisis data
pada waktu peneliti berada di lapangan maupun setelah kembali dari lapangan
baru dilakukan analisis. Pada penelitian ini analisis data telah dilaksanakan
bersamaan dengan proses pengumpulan data. Alur analisis mengikuti model
analisis interaktif sebagaimana diungkapkan Miles dan Huberman (1984: 23).
Proses analisis dalam penelitian ini dilakukan dengan empat tahap, yaitu
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Analisis data adalah suatu kegiatan yang mempunyai tujuan untuk
mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, serta memberi kode atau tanda
dan mengkategorikan data sehingga dapat dirumuskan. Data yang diperoleh
dari teknik wawancara, observasi, studi pustaka, studi dokumen, dan internet
kemudian dikumpulkan untuk diolah sehingga dapat memberikan informasi
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
74
serta gambaran yang lengkap terhadap pembahasan yang diteliti. Proses
dalam melakukan analisi data menurut Creswell (2009:183) adalah:
a. Mengatur dan menyiapkan data yang akan di analisis. Peneliti terlibat
dalam menulis transkrip dari wawancara, mengetik catatan yang di
dapatkan dari lapangan, menyortir serta mengatur data ke dalam jenis
yang sesuai tergantung sumber dari informasi yang diberikan.
b. Membaca data yang didapatkan. Hal ini digunakan untuk memahami
seluruh data yang didapatkan agar dapat dianalisis ke konsep yang sesuai.
c. Melakukan analisis secara rinci. Dalam menganalisis data, dapat
menggunakan kode tertentu untuk memudahkan peneliti.
d. Menggunakan proses coding untuk dapat menghasilkan deskripsi terhadap
setting maupun kategori dari topik penelitian.
e. Membuat pemahaman mengenai bagaimana deskripsi dapat ditulis secara
kualitatif yang berbentuk narasi.
f. Melakukan interpretasi terhadap pemaknaan dari data yang sudah
didapatkan dalam penelitian.
Menurut Yin (2013, hal. 134) ada dua metode yang dapat digunakan
dalam melakukan analisi yaitu :
1. Kebutuhan akan strategis analisis.
Peneliti harus memiliki pemahaman yang cukup mengenai bagaimana
bukti studi kasusnya akan diteliti. Selain itu, peeliti juga disarankan untuk
dapat menggunakan bebragai teknik analisi oleh Miles dan Huberman
(1984), seperti:
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
75
- Dapat menyeleksi dan menyederhanakan data informasi ke dalam
daftar yang berbeda.
- Memfokuskan ke dalam kategori tertentu yang sesuai dan
menempatkan setiap bukti ke dalam kategori yang sudah dibuat.
- Menciptakan analisis data yang bertujuan untuk memeriksa data
yang sudah diperoleh dari hasil penelitian.
- Membuat dalam frekuensi peristiwa yang berbeda.
- Memeriksa hasil penelitian.
- Menggolongkan informasi ke dalam urutan secara kronologis.
2. Dua strategi umum.
a. Mendasarkan pada proporsi teoritis
Peneliti harus mengikuti teori yang telah digunakan untuk
mengkaji studi kasus. Dalam hal ini bertujuan agar mencerminkan
pertanyaan penelitian, tinjauan pustaka, dan munculnya
pemahaman baru.
b. Mengembangkan deskripsi studi kasus
Peneliti mengembangkan sebuah kerangka deskriptif untuk
mengorganisasikan studi kasus. Dengan pendekatan deskriptif
membantu keterkaitan yang perlu dianalisis oleh peneliti.
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
76
BAB IV
Hasil Penelitian dan Pembahasan
4.1 Objek Penelitian
4.1.1 May May Salon and Bridal
Gambar 4.1 Logo Perusahaan PT. Mayindo Tritunggal (May May
Salon) sumber: PR May May Salon and Bridal
Nama Perusahaan : PT. Mayindo Tritunggal
( May May Salon and Bridal)
Alamat Perusahaan :
Komplek Ruko Plaza Harmoni,
Jl. Suryopranoto No.2, RT.3/RW.8, Petojo
Utara, Gambir. Kota Jakarta Pusat, Daerah
Khusus Ibukota Jakarta 10130
Tahun berdiri : 1972
Fax : -
Telepon : (021) 6328170
Website : http://salon.maymay.co.id
Jenis Usaha : Jasa dan Garmen
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
77
PT. Mayindo Tritunggal adalah sebuah PT yang berbasis di
bidang uasaha jasa yang merupakan bagian dari May May Salon dan
Bridal. Perusaahan tersebut menaungi bisnis jasa salon dan bridal serta
usaha garmen (produksi gaun dan baju). Sejak tahun 1972. PT.
Mayindo Tritunggal ini merupakan bisnis jasa salon dan bridal yang
cukup terkemuka di wilayah Jakarta Pusat, saat ini sudah menggenapi
usia kurang lebih 40 tahun berkiprah di bisnis usaha jasa ini. Saat ini
May May Salon dan Bridal ini sudah memiliki beberapa cabang tetap
yang dimiliki oleh tiga bersaudara ini yaitu 12 cabang salon dan dua
cabang bidal. Saat ini brand yang berada di bawah naungan PT.
Mayindo Tritunggal ini hanyalah May May Salon dan Bridal.
May May Salon dan Bridal ini memulai kegiatan bisnisnya di
Indonesia, yang didirikan pada tahun 1976 dari awal yang sederhana,
ketika saudara Tanie memulai layanan pemotongan rambut untuk
teman-teman lingkungan dan kerabat di ruang tamu rumah keluarga
mereka. 40 tahun kemudian, May May Salon memiliki 12 gerai di
seluruh Indonesia.”
Perusahaan ini didirikan oleh tiga bersaudara yang penuh bakat
yaitu Mei Mei Tanie, Lily Tanie dan Yayang Tanie pada 31 Mei 1976.
Disaat masih berusia remaja mereka telah menemukan bakat yang luar
biasa dari diri mereka bertiga dalam meneruskan usaha salon yang
dirintis oleh Ibunda tercinta sejak tahun 1972. Melihat bakat putri-
putrinya itu, semangat dan dukungan terus mengalir dari kedua orang
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
78
tuanya. Keyakinan itu bertambah ketika tiga bersaudara ini berhasil
meraih prestasi di berbagai event, baik tingkat nasional maupun
internasional.
Perjuangan yang diarih oleh tiga bersuadata ini tidaklah
mudah, mereka melewati berbagai proses yang cukup panjang hingga
nama May May Salon dan Bridal ini jadi mulai dikenal oleh banyak
masyarakat.
Awalnya pada tahun 1976, salon kecantikan ini hanya
berlokasi di rumah mungil, Jl.Dr.Muwardi – Grogol. Seiring
berjalannya waktu klien May May terus bertambah sehingga ruangan
dirasa tidak cukup lagi, sehingga lokasi salon pindah ke Jl.Balikpapan
pada akhir tahun 1983. Kemudian berpindah lagi ke tempat yang lebih
luas di Komp.Harmoni Plaza. Sampai akhirnya memiliki enam cabang
non franchaise.
Pada tahun 1983, awal mula May May merambah dunia bridal
yang terbilang sukses. Sebagai Bridal House, May May memiliki
reputasi serta pengalaman yang teruji didukung keahlian dan
kekompakan team serta pengetahuan yang dalam terhadap keinginan
konsumen. Bagi May May keinginan konsumen adalah yang terutama.
Pada tahun 1989 – 1997, May May melakukan export gaun
pengantin ke Negara Amerika dengan sukses selama delapan tahun.
Namun hal tersebut lambat laun mulai tidak dilanjutkan lagi
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
79
dikarenakan kesibukan tiga bersaudara ini mengurus putra-putrinya
yang masih kecil.
May May juga mendirikan “ May May One Stop Wedding
Shop & Salon ” seluas 600 m2 di Mal Kelapa Gading 3 sejak Juli 2003
s/d 2006 dan setiap bulannya rutin menggelar event “ Bridal Show ”.
Pada bulan Maret 2005, May May menambah satu lagi servis
dari May May Bridal yaitu divisi foto yg diberi nama MAY MAY
PHOTOGRAPHY. Siap melayani calon pengantin dengan
menggunakan tekhnologi digital mutakhir untuk keperluan outdoor,
indoor, candid, & photo shooting
Selama 40 tahun sudah mereka mewariskan usaha dari orang
tuanya dan mengembangkannya hingga terus maju dengan pesat. Kini
May May telah berkembang menjadi Salon & Bridal yang termasuk
dalam jajaran terbaik.
VISI & MISI MAY MAY :
• May May Bridal & Photo dengan slogannya “ The Best Choice ”,
berpegang teguh untuk menjadi Salon & Bridal TERBAIK dan
TERDEPAN.
• Hal ini sudah dibuktikan dengan kurang lebih 40 tahun eksistensi
kami yang mutunya diakui oleh konsumen maupun professional
dalam industri Salon & Bridal karena kami selalu memberikan
kepada pelanggan 3 hal berikut :
BEST QUALITY
• Standar kualitas produk dan servis yang tinggi ditunjukkan melalui
Best Gown & Best Make up.
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
80
BEST SERVICE
• Selalu Inovatif dalam servis.
• Memberikan service wedding organizer untuk pemesanan paket
pernikahan lengkap, ditangani tim yang profesional, dengan
pengawasan langsung yang menjamin kualitas & standard
pelayanan agar tetap prima.
BEST VALUE
• Value for money, nilai yang dikeluarkan sebanding dengan yang
diraih.
Selain itu May May Salon and Bridal ini juga pernah mengikuti
beberapa seminar diantaranya :
• Rudy Hadisuwarno – Jakarta 1976
• Puspita Martha – Jakarta 1979
• Vidal Sassoon - London
• Toni & Guy – London 1998
• Trevor Sorbie - London 1998
• Alan - London
• Robert Fielding
• Kohsuke Ueno – Japan 1998
• Dll
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
81
Beberapa penghargaan yang sudah diraih oleh May May Salon and
Bridal adalah:
• Tahun 1979, 1 Juli, Runner up II of Rudy Hair Design Academic,
Hair Cutting Competition 1979.
• Tahun 1979, 1 Juli, The Winner of Rudy Hair Design Academic,
Hair Cutting Competition.
• Tahun 1979, 26 Juli, Juara II Kompetisi Penataan Rambut,
golongan Cut & Blow Dry, diselenggarakan oleh Lembaga
Pengajaran Rudy Hadisuwarno.
• Tahun 1979, 26 Juli, Juara I Kompetisi Penataan Rambut, golongan
Evening Style, Lembaga Pengajaran Rudy Hadisuwarno.
• Tahun 1979, 26 Juli, Juara I Kompetisi Penataan Rambut, golongan
Cut & Blow Dry, Lembaga Pengajaran Rudy Hadisuwarno.
• Tahun 1979, 12 Agustus, Juara harapan III Lomba pangkas Rambut
Nasional ke III di Hotel Indonesia, pelaksana Yayasan Argadia.
• Tahun 1979, 24 Agustus, “ Pacific Hair Stylists Championship
Contest Award - The Most Ourstanding Superb Hair Stylist – Hair
Cut & Blow ” diselenggarakan oleh The Beauty Culture
Association of Thailand, Bangkok.
• Tahun 1980, Juara Harapan I Lomba Pangkas Rambut Nasional
diselenggarakan oleh Yayasan Argadia Jakarta.
• Tahun 1980, Juara Harapan III Tata Rambut Lepas, Kontes Penata
Rambut Indoensia, diselenggarakan oleh Sunsilk.
• Tahun 1981, Pial Bergilir Lomba Memangkas Rambut, Yayasan
Argadia Jakarta.
• Tahun 1982, Juara III Lomba Pangkas Rambut / Blow Wanita,
Tingkat Nasional VI.
• Tahun 1982, Juara II Cut & Blow Wanita, Lomba Pangkas Rambut
tingkat DKI Jakarta.
• Tahun 1982, Juara II Fancy Lomba Pangkas Rambut tingkat DKI
Jakarta.
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
82
• Tahun 1982, 20 Oktober, Juara II Lomba Rias Wajah dari
Wijayakusuma – DKI Jakarta.
• Tahun 1982, Meraih Penghargaaan Tata Rias Rambut & Wajah
Terbaik tingkat Asean.
• Tahun 1983, Juara I Tata Rias Muka Karakter, Lomba Tata Rias
Muka Keserasian Busana III / 1983 dalam rangka HUT VIII
PERPALIS (Penyelenggara Persatuan Ahli Kecantikan Pemakai
Alat-alat Listrik Kecantikan)
• Tahun 1983, 23 Januari, Piala gubernur KDH DKI Jakarta dalam
rangka HUT PERPALIS ke 8.
• Tahun 1983, Juara Harapan I Fancy Style hair & Beauty
Competition dari Majalah Intan.
• Tahun 1983, Juara II Daily Make up, ICD Tiara Kusuma.
• Tahun 1983, Juara II Cut & Blow, ICD Tiara Kusuma.
• Juara II Wanita, Lomba Pangkas Nasional I.C.D. Indonesia.
• Juara Pertama Cut & Blow Wanita, Piala PARISIENNE,
penyelenggara Yayasan Argadia.
• Tahun 1984, Piala Bergilir Lomba Pangkas Rambut tingkat
Nasional, diselenggarakan oleh Yayasan Argadia.
• Piala Bergilir, Juara Umum Lomba Tata Rias Muka & Keserasian
Busana Tingkat Nasional dari Menteri Muda Urusan Peranan
Wanita RI, Ibu Lasiah Soetanto SH.
• Tahun 1990, 9 Maret, Meraih Piala penghargaan Dr. Martha Tilaar
sebagai “ The Best Bridal Salon ”, diselenggarakan dalam rangka
20 tahun Puspita Martha.
• Tahun 1990, 7-8 Juni, Meraih Piala Penghargaan dari Menteri
Muda Perindustrian, Bpk.T.Ariwibowo, atas prestasi Kreasi Gaun
Pengantin dan Gaun Pesta Terbaik, diselenggarakan oleh Lembaga
Pengembangan Kreativitas Masyarakat dan Bina Karya Lestari.
• Tahun 1992, 22 Agustus, Meraih Piala Menteri Perdagangan
Bpk.Arifin Siregar, sebagai “ Top Bridal Designer Indonesia ”,
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
83
diselenggarakan oleh Asosiasi Pengusaha Gaun Pengantin
Internasional Indonesia.
• Tahun 1994, Dinobatkan sebagai Putra Penerus Pembangunan
Bangsa, Perancang & Penata Rias Kreatif.
• Tahun 2000, Meraih “Martha Tilaar Award” untuk prestasi
membanggakan sebagai “ The Best Bridal of The Year 2000 ”.
Penyerahan penghargaan berlangsung tanggal 17 Februari 2000
bertempat di Istana Negara, diserahkan langsung oleh Ibu Negara
Republik Indonesia.
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
84
4.1.2 May May Bridal
Gaambar 4.2 Logo Brand May May Bridal
Gerai pertama May May bridal berlokasi di Harmoni yang
tepatnya berada di Komplek Ruko Plaza Harmoni, Jl. Suryopranoto
No.2, RT.3/RW.8, Petojo Utara, Gambir, Kota Jakarta Pusat.
Selama 40 tahun mereka mewariskan usaha dari orang tuanya
yang terus maju dengan pesat, dan kemudian berkembang menjadi
Salon & Bridal yang masuk dalam kriteria papan atas.
Pada mulanya di tahun 1976, May May ini memulai bisnis
awalnya di bidang jasa salon kecantikan yang hanya berlokasi di
Jl.Dr.Muwardi – Grogol. Kemudian di pada tahun 1983, namun May
May ingin mencoba untuk mulai merambah dunia bridal yang
terbilang sukses hingga saat ini.
Ketertarikan tiga bersaudara Tanie ini terhadap bisnis bridal
membuat tiga bersaudara ini gigih mengembangkan bisnis usaha
bridalnya hingga menuju ke puncak kesuksesan.
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
85
Sebagai Bridal House, May May memiliki reputasi serta
pengalaman yang teruji didukung keahlian dan kekompakan team
serta pengetahuan yang dalam terhadap keinginan konsumen.
May May selalu berusaha untuk memberikan pelayanan serta
kualitas yang terbaik dalam segala hal bagi konsumennya. Mereka
selalu berusaha untuk membuat kesan yang sangat baik di mata
konsumen dan meminimalisir kekecewaan di benak konsumen.
Pada tahun 1989 – 1997, May May melakukan export gaun
pengantin ke Negara Amerika yang sukses selama 8 tahun, namun hal
tersebut kemudian tidak dapat dilanjutkan dikarenakan kesibukan tiga
bersaudara yang mengurus putra-putrinya yang masih kecil.
Perkembangan bisnis jasa May May Bridal ini sangat meroket
ketika mereka melakukan inovasi baru dengan mengekspor baju dari
negara Amerika tersebut. Calon pengantin pun semakin banyak dan
nama brand May May Bridal semakin kuat di benak masyarakat untuk
beberapa tahun tersebut.
May May juga menyediakan inovasi lain yang baru yaitu “May
May One Stop Wedding Shop & Salon” seluas 600 m2 di Mal Kelapa
Gading 3 sejak Juli 2003 s/d 2006 dan setiap bulannya rutin
menggelar event “ Bridal Show ”.
Pada bulan Maret 2005, May May menambah satu lagi servis
dari May May Bridal yaitu divisi foto yang diberi nama MAY MAY
PHOTOGRAPHY yang siap melayani calon pengantin dengan
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
86
menggunakan tekhnologi digital mutakhir untuk keperluan outdoor,
indoor, candid, & photo shooting.
Kesuksesan May May bridal tidak hanya sampai disitu, ada
beberapa penghargaan yang sempat diraih oleh May May Bridal
diantaranya adalah :
• Tahun 1990, 9 Maret, Meraih Piala penghargaan Dr. Martha
Tilaar sebagai “ The Best Bridal Salon ”, diselenggarakan dalam
rangka 20 tahun Puspita Martha.
• Tahun 1990, 7-8 Juni, Meraih Piala Penghargaan dari Menteri
Muda Perindustrian, Bpk.T.Ariwibowo, atas prestasi Kreasi Gaun
Pengantin dan Gaun Pesta Terbaik, diselenggarakan oleh
Lembaga Pengembangan Kreativitas Masyarakat dan Bina Karya
Lestari.
• Tahun 1992, 22 Agustus, Meraih Piala Menteri Perdagangan
Bpk.Arifin Siregar, sebagai “ Top Bridal Designer Indonesia ”,
diselenggarakan oleh Asosiasi Pengusaha Gaun Pengantin
Internasional Indonesia.
• Tahun 1994, Dinobatkan sebagai Putra Penerus Pembangunan
Bangsa, Perancang & Penata Rias Kreatif.
• Tahun 2000, Meraih “Martha Tilaar Award” untuk prestasi
membanggakan sebagai “ The Best Bridal of The Year 2000 ”.
Penyerahan penghargaan berlangsung tanggal 17 Februari 2000
bertempat di Istana Negara, diserahkan langsung oleh Ibu Negara
Republik Indonesia
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
87
Kesuksesan serta perkembangan bisnis bridal yang semakin
berkembang ini May May Bridal berusaha untuk terus melebarkan
sayapnya di bisnis jasa bridal. May May Bridal kemudian tidak hanya
di buka di komplek Harmoni dan Kelapa Gading saja, May May
berusaha untuk memperluas outletnya di Mall Taman Anggrek, yang
kemudian disusul di ruko Central Park.
Namun hingga saat ini May May Bridal memiliki 2 gerai cabang
tetap untuk bridal house-nya itu sendiri yang berlokasi di Ruko
Central Park dan One PM Gading Serpong.
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
88
4.1.3 Struktur Organisasi
Table 4.1 Struktur Organisasi Sumber : HRD May May Bridal
PT
. M
ayin
do
Tri
tun
ggal
(Mei
Tan
ie,
Lil
y T
anie
,
Yayang T
anie
)
Sal
es M
anag
er
Mar
ket
ing &
Op
erat
ional
Dir
ektu
r
Mar
ket
ing
sup
po
rt
Op
erat
ional
Man
ager
(Sup
po
rt S
ales
Man
ager
)
Pub
lic
Rel
atio
n
& P
rom
oti
on
Man
ager
Rea
lisa
si M
anager
BC
MK
G
BC
SB
Y
BC
Shangri
lla
BC
MT
A
Sp
v.
Ass
BC
Ass
BC
Sta
ff P
rod
uksi
S
taff
Rea
lisa
si
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
89
4.2 Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini diperoleh dengan menggunakan teknik in-depth
interview (wawancara mendalam) dengan narasumber sebagai bentuk
pencarian data serta observasi langsung yang kemudian dianalisis oleh
peneliti, kemudian peneliti menjabarkan sesuai dengan fokus penelitian
peneliti dengan menggunakan proses rebranding Muzellec and Lambkin.
4.2.1 Rebranding Factors
Dalam proses rebranding terdapat beberapa faktor yang
mendorong terjadinya rebranding. Menurut Muzellec and Lambkin 4
faktor yang membuat terjadinya rebranding di dalam suatu
perusahaan adalah :
4.2.1.1 Change in Ownership Structure
Dalam salah proses rebranding yang dipaparkan oleh
Muzellec and Lambkin disebutkan salah satu faktor yang
menjadi penyebab atau alasan terjadinya rebranding yaitu
perubahan struktur kepemilikan. Perubahan struktur
kepemilikan ini biasanya merupakan alasan utama sebuah
perusahaan melakukan rebranding. Namun pada kenyataan
yang dihadapi oleh May May Bridal, mereka tidak menghadapi
faktor dalam struktur perubahan kepemilikan. Kepemilikan
tetap dipegang oleh 3 bersaudara sejak tahun 1972. Jadi faktor
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
90
perubahan struktur kepemilikan tidak menjadi alasan bagi May
May Bridal untuk melakukan rebranding.
4.2.1.2 Change in Corporate Strategy
Faktor lain selain perubahan struktur hak kepemilikan,
Muzellec and Lambkin mengatakan bahwa dalam proses
rebranding itu terdapat pula perubahan dalam strategi
perusahaan. Dalam perubahan strategi perusahaan ini
contohnya seperti divestment (divestasi). Perubahan strategi
perusahaan ini merupakan kompetisi posisi tren untuk menjadi
pengaruh yang lebih halus yang berevolusi secara bertahap dari
waktu ke waktu, yang akhirnya mencapai titik kritis dimana
disebut dengan redifinisi bisnis, atau sering disimbolkan
dengan nama dan identitas baru.
Sebuah perusahaan dirasa penting untuk dapat membuat
sebuah startegi untuk perusahaannya itu sendiri. Sebuah
strategi marketing public relations direncanakan oleh pihak
perusahaan dengan tujuan untuk dapat lebih menargetkan
pangsa pasar yang lebih spesifik.
Pengertian strategi itu sendiri menurut Craig & Grant
(1996) adalah penetapan sasaran dan tujuan jangka panjang
(targeting and long-term goals) sebuah perusahaan dan arah
tindakan serta alokasi sumber daya yang diperlukan untuk
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
91
mencapai sasaran dan tujuan (achieve the goals and
objectives).
Menurut Siagian (2004) menyatakan bahwa pengertian
strategi adalah serangkaian keputusan dan tindakan mendasar
yang dibuat oleh manajemen puncak dan diimplementasikan
oleh seluruh jajaran suatu organisasi dalam rangka pencapaian
tujuan organisasi tersebut.
May May Bridal mengubah strategi pemasarannya, strategi
yang digunakan saat ini jelas jauh berbeda dengan strategi
yang mereka gunakan 20-30 tahun yang lalu saat bisnis bridal
baru dirintis. Untuk lebih mengikuti era globalisasi sekarang
ini May May Bridal mengubah strategi pemasarannya. Dari
waktu ke waktu May May Bridal selalu berusaha untuk
berkompetisi dengan tren yang ada yang semakin berkembang
secara bertahap.
Pada awalnya May May Bridal tidak menggunakan media
sosial untuk perkembangan bisnis bridalnya, namun saat ini
May May Bridal merasa bahwa kehadiran sosial media dirasa
penting dalam menginformasikan produk atau jasanya. Sosial
media dijadikan salah satu perubahan yang mulai dilakukan
oleh May May Bridal. Tampilan warna baru dalam logo dan
aksen yang lebih dinamis pun lebih ditonjolkan untuk
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
92
memperlihatkan identitas baru mereka yang mampu mengikuti
tren.
Tidak hanya dalam penggunaan sosial media yang mulai
dipakai dalam strategi May May Bridal, menurut hasil
wawancara peneliti dengan informan pertama mengatakan
bahwa :
“Di era digital ini yah sudah seharusnya kita sebagai brand
yang cukup dikenal itu untuk merubah strategi penjualan.
Strategi penjualan itu bisa melalui media sosial , media
online, atau bekerja sama dengan beberapa endorser.
Faktornya itu karena kita melihat persaingan yang semakin
ketat.”
Dari hasil penelitian yang peneliti amati dan telaah bahwa
May May Bridal masih berpikiran secara tradisional yaitu
hanya dengan memanfaatkan nama brandnya yang sudah kuat
dan dikenal oleh masyarakat dijadikan senjata utama untuk
tetap bersaing dengan bridal lain. Namun seiring
perkembangan digital dapat dilihat bahwa banyak bisnis bridal
baru yang bermunculan dengan menggunakan media sosial
sebagai ajang eksistensi brandnya untuk lebih lagi dikenal oleh
masyarakat luas.
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
93
Segmen market dari May May bridal itu sendiri membuat
adanya gap konsumen yang terjadi dimana hanya konsumen
kelas A sampai A keatas yang mampu menggunakan jasa
bridal May May ini. Dalam perubahan strategi ini May May
Bridal mencoba untuk menyasar kalangan kelas B. tujuannya
adalah agar lebih besar lagi kesempatan untuk mendapatkan
calon pengantin yang lebih luas dan banyak.
Strategi lain yang digunakan oleh May May Bridal
diantaranya membuat internal event yang merupakan salah
satu strategi baru yang mereka lakukan. Hal tersebut
dipertegas oleh informan pertama yang peneliti berhasil
wawancara.
“Strateginya antara lain itu, menyelenggarakan internal
event. Internal event bisa jadi event yang diselenggarakan
oleh kita sendiri atau mengikuti event dengan partnership.
Yang kedua adalah aktif dan selalu update di media sosial.
Ketiga itu membina hubungan baik dengan calon pengantin
yang sudah memakai jasa kita dengan cara memberi special
price untuk kerabatnya atau temannya yang berikutnya akan
menikah. Keempat itu adalah menjaga hubungan baik juga
dengan rekanan. Ya.”
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
94
Melalui strategi-strategi yang disebutkan oleh informan
pertama. Peneliti dapat melihat bahwa membina hubungan
yang baik juga merupakan hal diutamakan oleh May May
Bridal dalam menjaga sebuah image dan reputasinya. Dengan
membuat kenyaman bagi konsumen maka konsumen akan
kembali lagi menggunakan jasa yang telah mereka gunakan
sebeumnya. Dalam perubahan strategi ini peneliti mencoba
untuk menggali lebih dalam lagi. Dan menurut hasil penelitian
yang peneliti dapatkan dari informan kedua, yaitu adanya hal
lain yang memperkuat aspek strategi rebranding yang
dilakukan oleh May May Bridal yaitu dari seragam pegawai,
tampilan outletnya, gaya bangunannya, serta ciri khas wangi
dari setiap outlet. Berikut ini merupakan hasil wawancara
peneliti dengan Ibu Ibreine selaku informan kedua sebagai
marketing communication staff May May Bridal :
“Yang berubah apa ya yang dulu sama sekarang.. outlet
berubah menjadi lebih minimalis dan bangunan lebih
modern, terus seragam lebih update mengikuti zaman dan
kalau sekarang semua outlet sudah pakai pewangi (aroma
therapy).”
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
95
Perubahan strategi merupakan salah satu aspek utama yang
dilakukan oleh May May Bridal sebagai bukti untuk
melakukan rebranding. Dalam faktor perubahan strategi dalam
rebranding terdiri dari beberapa aspek yang berkaitan seperti
aspek indra penciuman, visual, dan penglihatan. Disinilah May
May Bridal memaparkan secara detail strategi-strategi yang
dilakukan. Sebelumnya May May Bridal tidak memperhatikan
tampilan outletnya, namun karena melihat kenyamanan
pelanggan May May Bridal mulai mengusung konsep yang
minimalis untuk konsep bangunannya, selain itu juga
memberikan tampilan yang lebih segar dengan seragam
pegawai yang lebih trendy.
Gambar 4.3 Screenshoot Instagram. Sumber : maymaybridal
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
96
Gambar 4.4 Event Internal Sumber : maymaybridal
Gambar 4.5 Screenshoot Instagram. Sumber : maymaybridal
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
97
Berdasarkan penjelasan yang telah diberikan oleh informan
pertama, dapat disimpulkan bahwa perubahan dalam strategi
perusahaan merupakan faktor yang cukup penting dalam
melakukan rebranding untuk memperkenalkan kepada
masyarakat nama dan identitas baru yang ingin diciptakan oleh
May May Bridal supaya lebih terlihat fresh dan baru. Dengan
perubahan strategi dalam perusahaan ini dapat menciptakan
identitas baru yang ingin ditonjolkan ataupun image baru yang
ingin disampaikan melalui beberapa strategi pemasaran yang
sudah direncanakan atau telah dibuat. Dengan demikian
konsep rebranding pun akan terlihat lebih matang dan fokus.
4.2.1.3 Change in External Environment
Faktor lain yang mempengaruhi rebranding ialah
perubahan dalam lingkungan eksternal misalnya mengenai
hukum legal. Beberapa perusahaan biasanya melakukan
rebranding karena adanya permasalahan yang berhubungan
dengan hukum legal, krisis maupun bencana.
Dilihat dalam kondisi masyarakat Indonesia saat ini seperti
yang kita tahu bahwa banyak masyarakat yang mulai mengeluh
mengenai kondisi ekonomi yang mulai melemah. Krisis
ekonomi yang terjadi baru-baru ini sangat berpengaruh
terhadap penjualan paket wedding dan jasa yang ditawarkan
oleh May May Bridal.
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
98
Padahal seperti yang kita ketahui bahwa sebagian besar
target market May May Bridal itu sendiri adalah dari kalangan
A-B. Namun karena adanya faktor dari lingkungan eksternal
yang cukup dirasakan oleh pihak May May Bridal yang
berpengaruh signifikan terhadap animo masyarakat dalam
menggunakan jasa May May Bridal itu membuat May May
Bridal memutuskan untuk rebranding.
Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia memang tidak
terlalu terlihat secara jelas, namun pada penjualan paket jasa
wedding May May Bridal sangat dirasakan sekali bahwa dua
tahun terakhir jumlah calon pengantin menurun dari tahun-
tahun sebelumnya. Kebanyakan dari calon pengantin meminta
harga yang jauh lebih murah dari harga yang ditawarkan.
Sehingga May May Bridal melakukan perubahan yang
dirasa perlu untuk melakukan rebranding akibat adanya
perubahan di lingkungan eksternal tersebut.
Hal itu juga diperjelas oleh informan pertama dalam
wawancara, yang mengatakan bahwa :
“Hmm yang lebih utama itu adalah aspek ekonomi yah.
Seperti kita ketahui hmm jaman sudah berubah hmm calon
pengantin lebih kritis dalam mencari vendor yang
berkualitas, dengan budget yang reliable.”
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
99
Dari hal itu dapat kita simpulkan bahwa lingkungan
eksternal juga dapat menjadi faktor yang mempengaruhi
sebuah perusahaan melakukan rebranding. May May Bridal
sendiri mencoba untuk me-rebranding jasa dan image-nya,
dengan tujuan untuk tetap menjaga eksistensiya di dunia bridal
itu sendiri.
4.2.1.4 Change in Competitive Position
Dalam faktor yang terakhir dari proses rebranding, terdapat
faktor perubahan posisi kompetitif, misalanya outdate image
(model usang) atau masalah reputasi. Dalam faktor ini kita
mengetahui bahwa model yang lebih trendy, model yang lebih
uptodate dan lebih baru itu penting bagi sebuah perusahan jasa
bridal ini. Model gaun ketika 30 atau 20 tahun yang lalu
mungkin akan berbeda zaman dengan model gaun di era
sekarang ini.
Setiap perusahaan pasti akan mengalami pasang surut di
dalam sebuah bisnis usaha. Perubahan posisi kompetitif pun
bisa terjadi kapanpun dengan semakin berkembangnya bisnis-
bisnis baru yang memberikan penawaran yang lebih baik
dengan kualitas yang sama. Dalam hal ini May May Bridal
memang menagalami sedikit perubahan dalam posisinya untuk
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
100
berkompetitif dengan perusahaan lain yang diakibatkan karena
model dari gaunnya yang sudah mulai ketinggalan zaman.
May May Bridal dalam mengolah gaunnya selalu berusaha
untuk memberikan gaun dengan ornamen terbaik yang bisa
mereka berikan kepada calon pengantin wanita. Karena di
dalam bisnis bridal, gaun pengantin untuk wanita lah yang
menjadi sorotan utama calon pengantin menggunakan dan
memilih jasanya. Model yang ditawarkan pun harus
bervariatif, inovatif, dan lebih uptodate dengan tren yang ada.
Sebagai bentuk apreaiasi May May Bridal kepada setiap
pelanggan calon pengantinnya, May May Bridal memberikan
update-an baju terbaru nya di musim tahun 2017 ini. Gaya dan
modelnya berubah dari tahun-tahun yang sebelumnya. Variasi
dan pilihan model gaun jauh lebih banyak dengan suguhan
ornamen-ornamen yang begitu padu padan dengan si gaun itu.
Beberapa tahun yang lalu memang May May Bridal
melakukan ekspor baju gaun pengantin rancamgan Amerika
yang sangat elegant sekali. Sehingga banyak peminat dari
customer calon pengantin yang menggunakan jasa May May
Bridal. Namun kerana tiga bersaudara yang merupakan pendiri
dari May May Bridal itu sendiri sudah mulai sibuk mengurus
puta putrinya yang masih kecil maka ekspor pun di hentikan.
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
101
Memang terjadi penurunan pelanggan yang diakibatkan
akan hal tersebut. Namun saat ini May May Bridal mampu
mengakali keterpurukan sesaatnya dengan cara mengikuti
model rancangan Amerika dengan ciri khas May May Bridal
yang diikuti dengan tren yang ada. Tidak hanya itu May May
Bridal juga berusaha untuk mengubah konsep dari model gaun
mereka.
Salah satu contoh bisnis usaha bridal yang bisa menjadi
incaran beberapa calon pengantin adalah Patricia Bridal yang
terletak di daerah Tangerang. Patricia Bridal Merupakan salah
satu contoh usaha bridal yang memiliki jasa pelayanan yang
hampir sama dengan apa yang dimiliki oleh May May Bridal.
Gambar 4.6 Koleksi Gaun May May Bridal. Sumber : facebook May May Bridal
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
102
Gambar 4.7 Koleksi Gaun May May Bridal. Sumber : facebook May May Bridal
Gambar 4.8 Koleksi Gaun Patricia Bridal. Sumber : facebook patricia bridal
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
103
Gambar 4.9 Koleksi Gaun Patricia Bridal. Sumber : facebook patricia bridal
4.2.2 Rebranding Goals
Dalam tahapan selanjutnya untuk proses rebranding adanya goal
ataupun pencapaian yang ingin dilakukan dalam pelaksanaan
rebranding tersebut. Biasanya dalam tahapan ini perusahaan akan
mencerminkan identitas baru mereka serta membuat image baru.
May May Bridal memiliki tujuan dan pencapaian yang ingin diraih
dalam proses rebranding ini. Tujuannya adalah ingin mencerminkan
identitas baru serta image baru dari May May Bridal itu sendiri yang
teenager , teens , cheer dan dinamis. Kata itu disebutkan dalam hasil
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
104
wawancara peneliti dengan informan pertama selaku marketing
communication dan PR manager May May Bridal :
“I : Konsepnya mengarah pada tampilan yang lebih teenager,
teens,cheer dan dinamis.”
Sebuah pencapaian yang diharapkan dari rebranding ini oleh May
May Bridal bertujuan untuk meningkatkan penjualan mereka. Mereka
berharap dengan identitas dan image yang baru dapat membuat
pemikiran masyarakat lebih tertarik dan lebih peduli terhadap brand
May May Bridal.
Sejauh ini May May Bridal sudah mulai menciptakan image dan
identitas barunya dengan melakukan perubahan baik itu dari
pergantian seragam pegawai, tampilan outlet-nya, dan masih banyak
lagi yang lainnya. Dengan rebranding ini May May Bridal
mengharapkan adanya perubahan besar yang terjadi seperti animo
masyarakat terhadap brand mereka kembali seperti sediakala yang
selalu antusias dan mempercayakan jasa bridalnya ke May May
Bridal.
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
105
4.2.3 Rebranding Process
4.2.3.1 Internalization
Suatu keberhasilan kerja, berakar pada nilai-nilai yang
dimiliki dan perilaku yang menjadi kebiasaannya. Nilai-nilai
tersebut bermula dari adat kebiasaan, agama, norma dan kaidah
yang menjadi keyakinannya menjadi kebiasaan dalam perilaku
kerja atau organisasi. Nilai-nilai yang telah menjadi kebiasaan
tersebut dinamakan budaya. Oleh karena budaya dikaitkan
dengan mutu atau kualitas kerja, maka dinamakan budaya
kerja.
Budaya kerja, merupakan sekumpulan pola perilaku yang
melekat secara keseluruhan pada diri setiap individu dalam
sebuah organisasi. Membangun budaya berarti juga
meningkatkan dan mempertahankan sisi-sisi positif, serta
berupaya membiasakan (habituating process) pola perilaku
tertentu agar tercipta suatu bentuk baru yang lebih baik.
Dalam May May Bridal pola perilaku dan budaya kerja
yang terdapat di dalamnya sangat terpola sekali dikarenakan
jam terbang mereka sudah cukup lama yaitu hampir 40 tahun.
Dan kebanyakan karyawan yang bekerja di May May Bridal
ini sudah bekerja kurang lebih 10-20 tahun.
Budaya kerja itu sendiri berbeda antara organisasi satu
dengan yang lainnya, hal itu dikarenakan landasan dan sikap
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
106
perilaku yang dicerminkan oleh setiap orang dalam organisasi
berbeda. Budaya kerja yang terbentuk secara positif akan
bermanfaat karena setiap anggota dalam suatu organisasi
membutuhkan sumbang saran, pendapat bahkan kritik yang
bersifat membangun dari ruang lingkup pekerjaaannya demi
kemajuan di lembaga pendidikan tersebut, namun budaya kerja
akan berakibat buruk jika pegawai dalam suatu organisasi
mengeluarkan pendapat yang berbeda hal itu dikarenakan
adanya perbedaan setiap individu dalam mengeluarkan
pendapat, tenaga dan pikirannya, karena setiap individu
mempunyai kemampuan dan keahliannya sesuai bidangnya
masing-masing.
Dalam hal ini May May Bridal memiliki pola pikir yang
sudah tertanam berpuluh-puluh tahun lamanya tanpa
mengadakan perubahan. Diamana atasan ataupun pemilik akan
selalu menyumbangkan ide untuk kelangsungan
perusahaannya tanpa ingin mendengar pendapat dari banyak
sisi. Dan pegawai May May Bridal pun selama puluhan tahun
selalu bekerja atas dasar suruhan dan sesuai dengan jobdesk
mereka masing-masing tanpa berusaha untuk mengeksplor
seperti memberikan masukan, saran, ataupun pendapat.
Budaya seperti itu terus bertumbuh di perusahaan May May
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
107
Bridal hingga akhirnya mereka memutuskan untuk rebranding
dan mengubah budaya mereka untuk tidak menjadi seperti itu.
Untuk memperbaiki budaya kerja May May Bridal menjadi
lebih baik maka mereka membutuhkan waktu untuk
mengubahnya, maka dari itu perlu adanya pembenahan-
pembenahan yang dimulai dari sikap dan tingkah laku
pemimpinnya kemudian diikuti para bawahannya.
Terbentuknya budaya kerja diawali dari tingkat kesadaran
pemimpin yang ditunjuk dimana besarnya hubungan antara
pemimpin dengan bawahannya sehingga akan menentukan
bagaimana budaya tersebut akan terbentuk.
4.2.3.2 Externalization
Dalam pencapaian rebranding yang diinginkan adanya
keterlibatan image pemangku kepentingan yang juga turut
serta dalam pembentukan brand May May Bridal itu sendiri.
Pemangku kepentingan ini sangat penting dalam menunjang
proses rebranding secara eksternal.
Pemangku kepentingan May May Bridal dalam proses
rebranding ini ternyata turut ikut aktif di dalamnya. Hal itu
dapat dilihat dalam hasil wawancara dengan informan pertama
mengenai keterlibatan pemangku kepentingan dalam proses
rebranding ini menjelaskan bahwa :
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
108
“Oo, tim founder kami itu Ibu Mei Mei, Ibu Lily, dan Ibu
Yayang Tanie mereka tuh sangat aktif membangun
semangat kami sesama team May May Bridal dan selalu
hmm membantu keperluan apa yang hmm apa memenuhi
kebutuhan kami hmm dan he eh dan kebutuhan calon
pengantin juga.”
Dalam hasil wawancara ini terlihat jelas bahwa pemangku
kepentingan pun turut ambil bagian dalam proses rebranding
dan mencoba untuk membangun semangat pegawainya serta
membantu segala keperluan dan kebutuhan bagi karyawan dan
calon pengantin untuk hasil yang terbaik.
Peran maupun image dari pemangku kepentingan dalam
May May Bridal ini terlihat sangat berperan dalam
membangun dan menciptakan image baru dalam proses
rebranding yang mereka lakukan. Sebuah proses rebranding
akan berjalan dengan lancar apabila adanya keterlibatan
langsung dari pemangku kepentingan.
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
109
4.3 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti
melakukan pembahasan lebih lanjut dan mendalam terhadap proses
rebranding yang dilakukan oleh May May Bridal. Pembahasan yang
dilakukan oleh peneliti didasarkan pada model proses rebranding Muzellec
and Lambkin dalam pembentukan image dan identitas baru.
4.3.1 Rebranding Factors
Dalam rebranding memiliki beberapa proses yang harus dilalui,
karena itu dalam melakukan rebranding membutuhkan jangka waktu
yang cukup panjang untuk dapat melihat hasilnya. Menurut model
rebranding Muzellec and Lambkin diejalskan bahwa adanya faktor
dari rebranding itu sendiri yang akan dijelaskan satu persatu dan lebih
mendalam dengan May May Bridal.
4.3.1.1 Change in Ownership Structure
PT. Mayindo Tritunggal atau yang sering dikenal dengan
May May Salon, Bridal dan Photo, adalah sebuah perusahaan
yang bergerak di bidang Tata rias dan Perawatan kecantikan
serta meyediakan sarana untuk resepsi pernikahan. Perusahaan
ini terbentuk sejak 40 tahun yang lalu. Perusahaan ini dirintis
oleh tiga bersaudara yaitu Mei Mei Tanie, Liliy Tanie, dan
Yayang Tanie.
Menurut hasil penelitian dan analisis peneliti, Perubahan
struktur kepemimpinan di dalam May May Bridal tidak
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
110
mengalami perubahan. Sehingga peneliti menyimpulkan
bahwa alasan dari May May Bridal melakukan rebranding
bukan berasal dari adanya perubahan struktur kepemilikian.
4.3.1.2 Change in Corporate Strategy
Implementasi strategi rebranding May May Bridal
dilakukan secara bertahap dan mengarah kepada perubahan
strategi pemasaran yang lebih diutamakan. Berbeda dengan
proses rebranding pada umumnya yang identik dengan
perubahan nama perusahaan, May May Bridal memilih untuk
tidak melakukan penggantian nama dan tetap menggunakan
nama brand yang digunakan sejak awal berdirinya. Berkaitan
dengan hal ini, alasan untuk mempertahankan nama May May
Bridal dinilai untuk menjaga nilai historis dari May May
Bridal itu sendiri.
Perubahan-perubahan ini juga diikuti dengan perubahan
pada aspek fisik perusahaan yang dapat dengan mudah
diketahui oleh pihak eksternal, salah satu contohnya adalah
tampilan outlet, seragam pegawai, bangunan yang lebih
minimalis dan ciri khas wangi dari outlet tersebut. Setelah
melakukan berbagai upaya dalam proses rebranding, hal yang
juga dilakukan adalah dengan melakukan sosialisasi dari
proses rebranding ini kepada seluruh khalayak May May
Bridal terutama pihak eksternal, karena memang sasaran dari
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
111
proses rebranding ini adalah semua pihak baik internal aupun
eksternal.
Kegiatan sosialisasi ini dilakukan May May Bridal melalui
berbagai cara yaitu menggunakan jasa endorser, membuat
iklan di sosial media, menjalin kerjasama dengan pihak ketiga,
serta menggelar berbagai event. Semua aktivitas ini dilakukan
untuk memperkenalkan wajah baru May May Bridal pasca
melakukan proses rebranding.
Proses rebranding ini diperkuat dari sumber informasi
menurut informan pertama yang mengatakan bahwa strategi
yang mereka jalankan saat ini yaitu dengan menyelenggarakan
internal event. Internal event ini bisa jadi event yang
diselenggarakan oleh pihak May May Bridal itu sendiri
ataupun mengikuti event dengan partnership. Strategi kedua
yang dilakukan yaitu aktif dan selalu update di media sosial.
Ketiga itu membina hubungan baik dengan calon pengantin
yang sudah memakai jasanya dengan cara memberi special
price untuk kerabat atau temannya yang akan menikah.
Keempat itu adalah menjaga hubungan baik juga dengan
rekanan. Jadi dalam proses rebranding ini dapat diketahui
bahwa terjadinya perubahan dalam startegi di dalam
perusahaan yang dilakukan oleh May May Bridal dari yang
sebelumnya.
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
112
May May Bridal menganggap bahwa komunikasi
pemasaran tersebut memiliki peran yang sangat penting,
seperti yang disampaikan Philip Kotler & Kevin Lane Keller.
Komunikasi pemasaran ini diharapkan oleh May May Bridal
mampu memiliki peranan dalam memberikan informasi,
membujuk, dan mengingatkan konsumen secara langsung
maupun tidak langsung tentang produk, jasa dan merek yang
dijual oleh May May Bridal.
Tentunya ini juga akan berpengaruh terhadap konsumen
dalam memperoleh informasi suatu produk. Dan strategi ini
juga sangat berpengaruh besar dalam proses rebranding May
May Bridal. Mereka berharap dengan adanya komunikasi
pemasaran ini, mereka dapat lebih luas lagi mendapatkan
jangkauan konsumen calon pengantin baru.
Beberpa hal yang dapat mendorong efektifitas dan efisiensi
komunikasi pemasaran terdiri dari delapan model komunikasi
utama (Kotler & Keller, 2009), antara lain :
1. Iklan.
2. Promosi penjualan.
3. Acara dan pengalaman
4. Hubungan masyarakat dan publisitas.
5. Pemasaran langsung.
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
113
6. Pemasaran interaktif, kegiatan dan program online yang
dirancang untuk melibatkan pelanggan atau prospek secara
langsung atau tidak langsung meningkatkan kesadaran,
memperbaiki citra, atau menciptakan penjualan produk
dan jasa.
7. Pemasaran dari mulut ke mulut, komunikasi lisan, tertulis,
dan elektronik antar masyarakat yang berhubungan dengan
keunggulan atau pengalaman membeli atau menggunakan
produk atau jasa.
8. Penjualan personal, interaksi tatap muka dengan satu atau
lebih pembeli prospektif untuk tujuan melakukan
presentasi, menjawab pertayaan, dan pengadaan pesanan.
Perubahan strategi ini diperkuat dengan diterapkannya
delapan model komunikasi menurut Philip Kotler yang
dilakukan oleh May May Bridal. Dalam perubahan strategi ini
May May Bridal menerapkan 8 model komunikasi diatas yaitu
dengan melakukan iklan agar masyrakat lebih aware dan lebih
mengenal lagi produk ataupun brand-nya mereka. Promosi pun
mulai banyak diberikan oleh May May Bridal bagi calon
pengantin dengan tujuan untuk menarik pelanggan agar
menggunakan jasa May May Bridal. Tidak hanya itu peneliti
juga melihat bahwa May May Bridal mulai melakukan
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
114
menjalin hubungan baik dengan calon pengantin yang sudah
memakai jasanya. Saat ini May May Bridal lebih interaktif
dalam menjawab pertanyaan kebutuhan calon pengantin, baik
melalui email, sosial media, situs online di bridestory maupun
yang datang secara langsung. May May Bridal selalu melayani
calon pengantin dengan keramahannya dengan tujuan agar si
calon pengantin merasakan kenyamanan pelayanan yang
diberikan oleh May May Bridal.
Delapan hal tersebut hampir semua dilakukan May May
Bridal dalam proses rebranding ini. Berikut beberapa hal
strategi pemasaran yang dilakukan oleh May May Bridal yang
membuat perubahan yang cukup berdampak besar bagi May
May Bridal itu sendiri.
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
115
Gambar 4.10 Tampilan Sosial Media May May Bridal. Sumber: Instagram
Gambar 4.11 Pameran May May Bridal. Sumber: Facebook May May Bridal
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
116
Gambar 4.12 Contoh Bentuk Promosi. Sumber: Instagram
Gambar 4.13 Web May May Bridal. Sumber: maymay.co.id
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
117
Menurut May May Bridal, strategi dalam bentuk promosi
merupakan cara mereka dalam menunjang citra dan
mempertahankan persaingan dengan vendor lain, seperti
bekerjasama dengan beberapa vendor lain yang mungkin tidak
May May Bridal miliki sehingga mampu menopang
penjualannya. Membina hubungan dengan beberapa vendor
penyelenggara pameran yang besar di Jakarta dan mengikuti
beberapa pameran di hotel. Menurut May May hal itu juga
dirasa sangat efisien dalam perubahan strategi perusahaannya.
Karena dengan mengikuti berbagai pameran, mereka secara
tidak langsung telah mempromosikan brand-nya ke
masyarakat luas.
Berdasarkan pemaparan teori menurut Philip Kotler (2004,
81) strategi pemasaran adalah pola pikir pemasaran yang akan
digunakan untuk mencapai tujuan pemasarannya. Strategi
pemasaran berisi strategi spesifik untuk pasar sasaran,
penetapan posisi, bauran pemasaran dan besarnya pengeluaran
pemasaran.
Strategi pemasaran yang dilakukan oleh May May Bridal
dalam tahap perubahan strategi ini mengubah beberapa hal
seperti visulanya, indra penciumannya dan juga ciri khas yang
ditonjolkan dari outlet May May Bridal itu sendiri. May May
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
118
Bridal mencoba untuk mengubah tampilan seragam
pegawainya untuk dapat memberikan kesan yang teens, cheer
dan dinamis seperti konsep barunya. Alasan Mengapa May
May Bridal mengubah konsep seragam pegawai adalah agar
menunjukan identitas barunya dengan konsep yang lebih segar.
Hal lainnya yang dilakukan oleh May May Bridal itu adalah
menggunakan design atau bangunan yang lebih minimalis
sebagai bukti bahwa May May Salon ingin menyampaikan
kepada publik bahwa ia mampu memberikan kenyaman dan
kesegaran dalam outletnya dimana calon pengantin akan
mencoba dan melihat-lihat gaun dalam gedung tersebut.
Tampilan outlet yang lebih minimalis disuguhkan oleh May
May Bridal agar dapat mengambil hati calon pengantin untuk
dapat berkunjung dan lebih aware lagi.
Tidak hanya itu May May Bridal juga melakukan
perubahan strategi rebranding yang tak terlihat kasat mata
yaitu dengan memberikan wangi-wangian (aromatherapyh) di
setiap outlet sebagai ciri khas dari outlet May May Bridal.
Peneliti akan melakukan penelitian yang lebih mendalam lagi
mengenai perubahan strategi yang dilakukan oleh May May
Bridal dengan membahas empat elemen yang terkait langsung
di dalam proses rebranding ini.
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
119
4.3.1.2.1 Tahapan dalam Proses Rebranding
Dalam proses sebuah rebranding yang
dilakukan oleh May May Bridal terdapat tahapan-
tahapan yang mendasari proses tersebut, yaitu
repositioning, renaming, redesign, dan relaunching
(Muzellec et.al, 2003).
Hal yang berubah dalam perubahan strategi
ini yang dilakukan oleh May May Bridal dalam
tahapan yang disebutkan oleh Muzellec, diantanya
adalah :
1. Repositioning Outlet
2. Aktivitas event
3. Promosi
4. Redesign produk
5. Dan relaunch tampilan sosial media
Repositioning adalah merubah persepsi
konsumen relasi brand menjadi kompetisi brand
(Lamb, Hair, McDaniel, 2003: 205). Image dan
repositioning mempunyai hubungan yang erat
dalam mengambil keputusan pembelian, konsumen
dipengaruhi oleh citra badan usaha yang
bersangkutan sedangkan posisi produk yang ada di
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
120
benak konsumen dapat membentuk suatu citra
yang khusus di benak konsumen.
Memposisikan produk tidak hanya sekedar
konsumen mengetahui keberadaan produk tapi juga
dapat memberikan kepuasan yang berarti bagi
konsumen. Dalam repositioning ini terlihat jelas
bahwa May May Bridal mereposisi tampilan
outletnya dengan bangunan yang lebih minimalis
dan lebih modern. Peneliti melihat bahwa hal itu
dilakukan oleh May May Bridal sebagai bentuk
daya tarik untuk menarik calon pengantin baru.
Apabila dari tampilan sudah menarik maka akan
membuat calon pengantin ingin melihat produk
lebih lanjut.
Dalam reposisi ini juga terlihat bahwa ada
kaitannya dengan model komunikasi menurut
Kotler yang sebelumnya sudah dijelaskan diatas.
Bahwa adanya perubahan tampilan outlet dan juga
seragam pegawai yang terlihat secara fisik atau
bentuknya.
May May Bridal juga mulai menggencarkan
aktivitas eventnya sebagai bentuk promosi mereka
dalam benak konsumen agar calon pengantin lebih
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
121
mengetahui produk dan jasa yang May May Bridal
tawarkan lebih detail. Strategi lain yang digunakan
untuk menarik konsumen lebih dekat lagi adalah
dengan memberikan promosi-promosi dalam
aktivitas eventnya sehingga membuat calon
pengantin lebih tertarik lagi untuk mengenal lebih.
Dalam tahapan redesign, May May Bridal
mengubah design produk gaunnya menjadi terlihat
lebih cheer, teens dan dinamis. Terlihat dari
rancangan gaun yang disuguhkan saat ini lebih
menyasar kepada segmen anak muda.
Warna0warna yang diberikan pun lebih dinamis,
yaitu dengan adanya warna salem, warna putih
gading, putih susu, semua disesuaikan dengan kulit
calon pengantin agar terlihat lebih cocok. Strategi
itu dilakukan agar calon pengantin dapat
merasakan kepuasan atas pelayanan dan produk
yang diberikan secara exclusive.
Di tahapan terakhir May May Bridal
melakukan relaunch, atau meluncurkan tampilan
baru dalam sosial medianya. May May Bridal
mengubah tampilan sosial medianya dengan gaya
dan konsep barunya yaitu dengan menampilkan
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
122
beberapa endorser artis untuk dapat menarik
awareness si calon pengantin. Tidak hanya itu
tampilan sosial medianya pun yang sebelumnya
hanya berisi foto-foto sekarang di isi dengan
berbagai macam video dan juga informasi-
informasi penting mengenai gaun yang sesuai
dengan bentuk tubuh.
Hal seperti itu dianggap penting oleh May
May Bridal, karena dengan meluncurkan tampilan
sosial medianya yang baru sperti itu membuat
pengunjung sosial medianya bertambah, kemudian
interaktif antara calon konsumen pun semakin
banyak terjadi. Banyak konsumen yang banyak
bertanya dan melakukan interaksi lain ketika
tampilan mereka diluncurkan dengan gaya dan
konsep yang berbeda dari yang sebelumnya.
4.3.1.3 Change in the External Environment
Perubahan dalam lingkungan eksternal adalah salah satu
analisa dari penelitian peneliti apakah faktor tersebut
mempengaruhi proses rebranding May May Bridal. Dalam
perubahan lingkungan eksternal ini yang dimaksudkan itu
contohnya seperti bencana atau krisis. Di hasil penelitian
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
123
penulis mengungkapkan bahwa adanya krisis yang terjadi
sehingga membuat May May Bridal melakukan proses
rebranding.
Tidak bisa dipungkiri bahwa target market May May Bridal
adalah kelas A-B. Namun keadaan yang terjadi sekarang di
Indonesia tidaklah sama dengan 20-30 tahun kebelakang. May
May memang memiliki citra dan image yang cukup baik di
benak masyarakat karena kualitasnya. Selain itu keramah-
tamahan dan sopan santun yang dilakukan oleh pegawai-
pegawaipun membuat May May Bridal sangat disukai oleh
beberapa customer. Namun krisis yang terjadi pun tidak bisa
dihindari. Krisis merupakan hukum alam yang tidak dapat
dihindari oleh beberapa perusahaan. Namun dalam keadaan
ini, May May Bridal berdampak dalam krisis yang tengah
terjadi ini.
Dalam buku ”Crisis Public Relations: Bagaimana PR
Menangani Krisis Perusahaan” (Firsan Nova, 2009: 109–111),
ada lima tipe tahapan krisis antara lain :
Tipe Tahapan Sebelum Krisis (Pra Krisis)
Adalah kondisi sebelum munculnya sebuah krisis,
namun benih krisis sudah mulai nampak. Ditandai
dengan berturunnya perkembangan ekonomi.
Tipe Tahapan Peringatan
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
124
Tahapan yang paling penting dalam daur hidup
krisis, suatu masalah untuk pertama kali mulai
dikenali, dipecahkan, lalu diakhiri selamanya atau
dibiarkan berkembang menuju kerusakan yang
menyeluruh. Dalam tahapan ini di awal krisis
ataupun permasalahan mulai terjadi May May
Bridal berusha untuk tetap diam dan membiarkan
maslahnya menjadi berkembang.
Tipe Tahapan Krisis Akut.
Pada tahapan ini krisis biasanya mulai terbentuk,
biasanya dicirikan dengan media dan publik sudah
mengetahui adanya krisis atau masalah. Pada
tahapan ini, biasanya perusahaan tidak tinggal diam
dan mulai melakukan tindakan, karena sudah mulai
menimbulkan kerugian terhadap perusahaan.
Di tahapan ini May May Bridal mulai menyadari
bahwa penurunan jumlah calon pengantin ternyata
diarasakan cukup signifikan mengalami penurunan.
Tipe Tahapan Pembersihan.
Tahapan ini merupakan pemulihan perusahaan dari
semua kerugian. Baik menyelamatkan apa saja yang
tersisa, reputasi, citra perusahaan, kinerja, dan lini
produksi.
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
125
May May Bridal melakukan rebranding dengan
nama dan identitas image yang baru.
Tipe Tahapan Sesudah Krisis.
Pada tahap ini dicirikan dimana perusahaan untuk
memenangkan kembali kepercayaan publik dan
dapat beroperasi kembali dengan normal maka
secara formal, tahap ini dikatakan krisis telah
berakhir.
Cara kerja yang harus dilakukan oleh Public Relations
perusahaan untuk mengatasi krisis yang sedang terjadi di
Perusahaan adalah sebagai berikut :
Penemuan Fakta (Fact Finding)
Perencanaan
Komunikasi (Communication)
Evaluasi (Evaluation).
Seperti yang kita ketahui hasil dari wawancara dan hasil
penelitian dapat disimpulkan bahwa sepertinya May May
Bridal melakukan tahapan krisis sesuai dengan yang
dijabarkan dalam buku Firsan Nova. Tidak bisa dihindari
memang saat terjadinya krisis May May sempat diam sejenak
dan tidak melakukan respon apapun. Namun seiring persaingan
yang semakin ketat maka May May Bridal berusaha untuk
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
126
memperbaiki kesalahan dan melakukan perencanaan untuk
melakukan rebranding image.
Bukti nyata yang dialakukan oleh May May bridal dalam
menghadapi krisis ini adalah May May hadir dengan tampilan
promosi-promosi yang menarik perhatian publik.
Gambar 4.14 Bentuk Promo May May Bridal. Sumber: instagram
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
127
Gambar 4. 15 Bentuk Promo May May Bridal. Sumber: instagram
4.3.1.4 Change in competitive position
Selama 40 tahun mereka mewariskan usaha dari orang
tuanya yang terus maju dengan pesat, dan kemudian
berkembang menjadi Bridal yang masuk dalam kriteria papan
atas. Hingga kini May May senantiasa memberi inovasi-
inovasi dalam penampilan klien-nya dengan mengikuti
berbagai pendidikan yang bermutu.
May May memang cepat menjadi pilihan terbaik metropolis
untuk layanan one stop wedding package bagi calon pengantin
dan pernikahan. Selama 40 tahun pengalaman May May Bridal
selalu menjamin untuk memberikan kinerja yang paling baik.
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
128
Sebuah tim dukungan kuat yang terlatih, berbakat dan
berdedikasi tinggi selalu siap untuk menawarkan layanan
terbaiknya.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti,
May May Bridal melakukan rebranding karena model gaunnya
yang sudah tidak lagi uptodate. Sehingga membuat image dari
May May Bridal itu sendiri menurun di mata calon pengantin.
Dalam hal ini terlihat bahwa May May Bridal sebenarnya
selalu berusaha untuk memberikan pelayanan yang terbaik
terhadap pelanggannya, namun sejak tahun 2005
perkembangan bisnis bridal yang melejit pesat membuat
langkah May May satu langkah tertinggal. Konsep pemikiran
owner yang masih mempertahankan pola pikirnya yang seperti
dulu membuat May May Bridal sulit untuk berkompetisi di
pangsa pasar bisnis jasa bridal ini.
Harga yang ditawarkan oleh May May Bridal bukanlah hal
yang boleh dibilang. Dengan adanya rebranding dalam
perubahan model gaun ini May May Bridal berusha untuk
meningkatkan kembali kepedulian masyarakat terhadap brand-
nya dan mempertahankan image yang sudah mereka bangun
selama puluhan tahun.
Dalam buku IRISH Marketing hal.34 (2003) di sebutkan
pula bahwa proses dari rebranding itu terdiri dari 4 tahap yaitu
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
129
repositioning, renaiming, redesign dan relaunch. Kali ini May
May Bridal berusaha untuk melakukan 4 tahapan tersebut
untuk kembali berkompetisi dalam mempertahankan posisinya
di pangsa pasar bisnis jasa bridal.
Berikut ini adalah beberapa contoh perubahan design model
gaun dan taktik yang dilakukan May May Bridal dalam
merebut kembali posisi mereka :
Gambar 4.16 Model new Gaun May May 2017. Sumber: Instagram
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
130
4.3.2 Rebranding Goals
Tujuan yang ingin dicapai oleh May May Bridal dalam proses
rebranding ini adalah meningkatkan penjualan dan menguatkan posisi
brand image mereka di mata masyarakat. Tujuan dari rebranding ini
juga didasari oleh perencanaan serta konsep yang matang.
Dalam mencapai tujuan dari rebranding ini May May Bridal
membuat sebuah konsep baru yang mencerminkan identitas mereka
yang baru serta membuat image yang baru di benak calon pengantin.
May May memang merupakan brand yang cukup kuat di mata
publik. May May Bridal berpendapat bahwa 90% masyarakat
mengenal brand mereka, hal itu dapat dibuktikan dengan animo calon
pengantin saat ke booth pameran dan memilih May May sebagai
destinasi dalam pemilihan gaunnya. Tujuan dari rebranding ini May
May Bridal berharap agar dapat menggaet calon pengantin yang lebih
banyak lagi dan juga membuat calon pengantin memilih May May
Bridal sebagai destinasi utama bagi calon pengantin dan membuat
brand May May semakin kuat lagi.
Dalam proses rebranding ini May May menonjolkan bahwa brand
mereka itu merupakan brand gaun pengantin yang elegant, romantic,
dan softfisticatic. Selain itu mereka juga menonjolkan dari segi
makeup-nya yang natural dan romantic makeup. Serta untuk value-nya
May May Bridal adalah the best choice karena mereka mengganggap
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
131
bahwa brand mereka saat ini memberikan kualitas dengan best
budget dan best value.
Aspek lainnya yang mencerminkan identitas baru dari May May
Bridal yang dapat kita rasakan adalah outlet-nya yang berubah
menjadi lebih minimalis dengan bangunan yang dibuat lebih modern,
seragam yang lebih update dan mengikuti zaman, dan pewangi
(aromatherapy) untuk disetiap cabang outlet sebagai penanda ciri khas
mereka. Design dan tampilan dari May May Bridal pun banyak yang
mengalami perubahan.
Dari proses rebranding ini kita dapat mengetahui secara jelas dan
lebih terperinci lagi bahwa ternyata ada banyak hal yang membuat
pelanggan mampu menjadikan May May Bridal sebagai tujuan utama
destinasi mereka karena berdasarkan hasil dari wawancara peneliti
dengan dua informan dapat disimpulkan bahwa kualitas gaun May
May itu cukup baik menurut calon pengantin yang datang ke May
May Bridal , karena rancangan dan modelnya yang exclusive.
Sehingga mereka membuat niali dari gaun tidak pasaran dan di
rancang khusus, cocok untuk mereka yang meninginkan gaun yang
unik dan tampil beda. Alasan pendukung yang kedua adalah material
yang baik dari kelas satu yang dilengkapi dengan ornament-ornament
indah bermutu tinggi. Ketiga yakni teknik jahitan. May May Bridal
memberikan teknik jaitan yang berkualitas tinggi dan rapih. Karena
dengan teknik jahitan yang bersih itu dapat membuat si calon
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
132
pengantin memakai gaunnya dengan nyaman dipakai dan tidak
merasakan gatal-gatal. Lalu yang keempat adalah pola design, pola
design May May Bridal mengikuti standart Amerika yang akurat
dengan mengikuti lekuk tubuh sehingga menjadikan tubuh terlihat
lebih ramping dan anggun. Selain itu saat ini gaun May May Bridal
didukung oleh produk profesional design model yang selalu uptodate.
Saat ini May May Bridal berusaha untuk menjadi trendsetter bergaya
Amerika dan Eropa dengan harga yang bersaing.
May May Bridal juga menggunakan peran endorser dalam
mendongkrak popularitas mereka untuk penciptaan new image
mereka. Konsep baru yang mereka usung dalam proses rebranding
kali ini adalah mengarah pada tampilan yang lebih teenager , teens ,
cheer dan dinamis. Kualitas serta image baru yang seperti itulah yang
dicerminkan oleh May May Bridal di dalam rebranding-nya.
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
133
Gambar 4.17 Tampilan New Outlet di One PM. Sumber: Facebook May May
Bridal
Gambar 4.18 Sketch exsclusive design gaun May May Bridal. Sumber: Facebook
May May Bridal
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
134
Gambar 4.19 Sumber: Instagram May May Bridal
Gambar 4.20 Tampilan Image baru di sosial media dan design brosur. Sumber:
Instagram dan Facebook.
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
135
4.3.3 Rebranding Process
4.3.3.1 Internalization
Budaya karyawan dalam proses rebranding merupakan
proses rebranding secara internal. Diamana seluruh karyawan
internal May May Bridal terlibat baik secara langsung maupun
tidak langsung dalam proses rebranding yang terjadi ini.
Menurut Greg Mason selaku CEO of Purch menyatakan
bahwa mengubah citra penuh didukung oleh budaya
perusahaan, sebagai cara untuk mendorong pencapaian tujuan
merek atau bisnis tujuan yang ingin diperbarui.
Jadi menurut hasil penelitian peneliti, dapat disimpulkan
bahwa budaya karyawan sangat perlu dan penting dalam
proses rebranding ini. Karena dalam proses rebranding ini
dibutuhkan kerjasama teamwork yang kompak untuk dapat
memciptakan dan membuat new identity serta image yang baru
di khalayak. Sehingga pesan dari identitas baru yang dibentuk
itu dapat diterima dan dimengerti dengan mudah oleh
pelanggan baru maupun pelanggan lama. Tanpa adanya
dukungan dari pegawai perusahaan maka rebranding tidak
akan berjalan dengan sempurna.
4.3.3.2 Externalization
Dalam proses rebranding, pemangku kepentingan turut
serta aktif dalam pengambilan keputusan. Tidak hanya itu, tiga
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
136
bersaudara itupun memberikan semangat kepada pegawainya
dan turut ambil bagian dalam segala hal. Karena prosesnya di
dalam sistem May May Bridal ini pemangku kepentingan
memiliki peran yang sangat dominan dan utama dalam setiap
pengambilan keputusan. Pemangku kepentingan disini
memberikan contoh dan semangat terhadap karyawannya
dalam membangun serta membentuk citra perusahaan yag baru
dengan kunci kebersamaan.
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
137
BAB 5
Simpulan dan Saran
5.1 Simpulan
May May Bridal sebagai sebuah brand jasa Bridal premium telah hadir
secara resmi di Jakarta sejak tahun 1972, terus berusaha untuk memperkuat brand
image serta brand awareness mereka terhadap persingan bisnis yang semakit
ketat ini. May May Bridal ingin memperkuat citra dan reputasi mereka kepada
publik dan calon pengantin dengan melakukan rebranding dimana adanya
penciptaan image serta identitas baru yang lebih tren, uptodate dan lebih segar
dilihat. Dengan rebranding ini May May Bridal ingin lebih lagi menjangkau
segmen pelanggan baru yang lebih luas dan ingin membuat animo calon
pengantin lebih besar lagi agar menjadikan May May Bridal sebagai tujuan utama
destinasi mereka di hari pernikahannya. May May Bridal juga ingin
membuktikan bahwa kekuatan aspek komunikasi yang mereka lakukan dalam
perubahan strateginya berhasil yaitu dengan melakukan perubahan pada tampilan
outlet, memberikan ciri khas wangi dari outlet May May Bridal, kemudian
mengubah seragam pegawai menjadi lebih terlihat trendy. Dalam tahapan
rebranding ini May May Bridal memberikan kualitas yang mereka tawarkan
kepada calon pengantin dengan kualitas premium yang mengutamakan
kepentingan, kenyaman serta kemudahan bagi calon pengantin mulai dari paket
wedding hingga gaun yang exclusive design. Dalam rebranding ini May May
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
138
Bridal juga bertujuan agar dapat menyasar kalangan B, dengan membuat promo
paket wedding dengan harga yang lebih terjangkau, dan menggunakan sosial
media sebagai salah satu strategi yang mereka gunakan. May May Bridal juga
ingin memberitahukan kepada calon kosumen baru mengenai konsep baru
mereka dengan konsep yang lebih teenager , teens , cheer dan dinamis. Dimana
konsep tersebut dapat mereka lihat dengan perubahan model gaun yang dilakuka
oleh May May Bridal, design dari outletnya serta pergantian seragam yang
terlihat lebih trendy.
5.2 Saran Akademis
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis dengan
judul “Rebranding May May Bridal (Studi Kasus: May May Bridal)”, maka
penulis memberikan saran bagi universitas yang dapat dijadikan
pertimbangan dalam pelaksanaan penelitian rebranding selanjutnya.
Penelitian rebranding yang dilakukan oleh peneliti berfokus pada strategi dan
proses rebranding. Melalui penelitian ini penulis berharap agar universitas
mampu memberikan pembelajaran yang lebih mendalam dalam materi
perkuliahan di marketing public relation untuk materi mengenai branding.
Karena penulis merasa materi mengenai branding dan rebranding ini masih
belum menjadi fokus utama materi pembelajaran bagi universitas. Padahal
mengenal materi branding ataupun konsep rebranding dirasa perlu dan
penting untuk mahasiswa ketahui dan pelajari terutama bagi seorang PR.
Penulis merasa sedikit kesulitan dalam membuat laporan penelitian
dikarenakan materi yang didapat selama perkuliahan mengenai branding
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
139
terbilang singkat dan sedikit sekali. Penulis berharap agar dikemudian hari
dapat dilakukan penelitian lain yang melakukan penelitian lanjutan yang
dapat mengkaji strategi dan proses rebranding secara mendalam lagi. Peneliti
juga berharap adanya penelitian lanjutan yang dapat dilakukan oleh peneliti
lain dengan meneliti proses rebranding yang terjadi dengan menggunakan
teknik penelitian yang berbeda misalnya dengan teknik penelitian kuantitaif.
Penelitian dengan mengukur seberapa besar efektifitas dan efisisensi proses
rebranding yang dilakukan oleh May May Bridal terhadap brand image
barunya.
5.3 Saran Praktis
1. Mempertahankan posisi brand image yang sudah dicapai melalui proses
rebranding, serta terus menjaga kualitas dan dan meningkatkan
awareness calon pengantin untuk dapat terus menggunakan layanan jasa
May May Bridal.
2. Melakukan kegiatan pengukuran evaluasi yang mendalam terhadap
kegiatan rebranding yang dilakukan untuk dapat terus memantau
pencapaian hasil yang ingin dicapai sebelumnya.
3. Meningkatkan dan mempertahankan mutu layanan dalam identitas dan
image yang baru diciptakan tersebut sehingga calon pelanggan baru dapat
lebih aware terhadap brand May May Bridal.
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
Daftar Pustaka
Sumber Buku
A, Surachman, (2008). Dasar-Dasar Manajemen Merek. Malang : Bayu
Media Publishing
Amstrong, Gary & Philip, Kotler. 2002. Dasar-dasar Pemasaran. Jilid 1, Alih
Bahasa Alexander Sindoro dan Benyamin Molan. Jakarta: Penerbit
Prenhalindo.
Asmadi Alsa, 2010. Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif dalam Penelitian
Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Bogdan, Robert C. dan Biklen Kopp Sari, 1982, Qualitative Research for
Education: An Introduction to Theory and Methods. Allyn and
Bacon, Inc.: Boston London.
Creswell, John W. 2009. Reaserch Design Qualitative, Quantitative, and
Mixed Methods Approaches.United Kingdom: SAGE.
Cutlip, Scott M. Allen H, Center. Broom, Glen M. 2005. Effective Public
Relations. Edisi 8. Jakarta. PT Indeks Kelompok Gramedia
Danandjaja, 2011. Peranan Humas dalam Perusahaan. Yogyakarta : Graha
Ilmu
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
Effendy, Onong Uchjana. 2009. Human Relations & Public Relations.
Bandung : Mandar Maju
Jefkins, Frank. 2003. Public Relations. Jakarta : Erlangga
Kotler, Phillip & Kevin Lane Keller. 2009. Marketing Management. 13th
Edition, Erlangga, Jakarta.
Lexy. J. Moleong, 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT.
Remaja Rosda Karya,
Littlejohn, Stephen W. 2001. Theories of Human Communication. USA:
Wadsworth Publishing.
Miles, M. B., dan Huberman, M. 1984. Qualitative Data Analysis: A
Sourcebook of New Methods. London: Sage Publication, Inc.
Mulyana, Deddy. 2001. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung:
Rosda.
Nova, Firsan. Crisis Public Relations, PT. Grasindo: Jakarta. 2009
Rakhmat, Jalaludin, 1998. Metode Penelitian, Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya
Rumanti, Maria Assumpta. 2005. Dasar-dasar Public Relations : Teori dan
Praktik. Jakarta : Grasindo
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
Ruslan, Rosady. 2010. Manajemen Public Relations dan Media
Komunikasi.Jakarta : Rajawali Pers
S.A, Surachman, (2008). Dasar-Dasar Manajemen Merek. Malang : Bayu
Media Publishing
Sitepu, Edy Sahputra dan Faulina. 2011. Profesional Public Relations.
Medan: USU Pers
Wiryanto, 2005, Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Gramedia Wiasarana
Indonesia.
Yin, Robert K. 2013. Studi Kasus Desain & Metode. Jakarta: PT.
Rajagrafindo Persada.
Jurnal:
A. Daly and D. Moloney, “Managing Corporate Rebranding,” Irish
Marketing Review, vol. 17, no. 1/2, 2004, pp. 30-36.
L. Muzellec and M. Lambkin, “Corporate Rebranding: Destroying,
Transferring or Creating Brand Equity?” European Journal of
Marketing, vol. 40, no. 7-8, 2006, pp. 803-824, doi:
10.1108/03090560610670007.
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
L. Muzellec, M. Doogan and M. Lambkin, “Corporate Rebranding – An
Exploratory Review,” Irish Marketing Review, vol. 16, no. 2, 2003,
pp. 31-40.
M. Lambkin and L. Muzellec, “Rebranding in the Banking Iindustry
Following Mergers and Acquisitions,” International Journal of Bank
Marketing, vol. 26, iss 5, 2008, pp. 328-352, doi:
10.1108/02652320810894398.
Website :
1. http://adiprakosa.blogspot.co.id/2008/09/pengertian-komunikasi.html
pkl 2.10 p.m, tgl 20 oktober 2016
2. https://id.wikipedia.org/wiki/Teori_komunikasi
pkl 2.15 p.m, , tgl 20 oktober 2016
3. http://www.slideshare.net/SiddharthMishra1/rebranding-6180587
4. http://alienco.net/jasa-bridal-tangerang-rekomendasi-bridestory/
pkl. 11.30
5. http://febbri-grunge.blogspot.co.id/2014/12/analisa-website-pt-mayindo-
tritunggal_29.html
6. http://www.maymay.co.id
7. http://www.weddingku.com
8. http://www.bridestory.com
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
Majalah :
1. Bridestory
2. Weddingku
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
TRANSKRIP WAWANCARA – INFORMAN 1
Nama : Ivonne
Jabatan : Manager Marketing Public Relation dan Promotion May May.
Tempat : Kantor May May Bridal, Kebon Jeruk.
Tanggal & Waktu : 12 November 2016 Pk. 10.36 - 12.00 WIB
Jenis wawancara : Tatap Muka
1. Apa saja Objective dari May May Bridal yang sudah terlaksana dan yang belum
terlaksana?
2. Bagaimana May May Bridal membangun identitas atau citra perusahaan sampai
saat ini?
3. Promosi atau kegiatan apa saja yang sudah dilakukan oleh May May Bridal sampai
saat ini yang menunjang pembentukan citra dan image perusahaan?
4. Sebarapa kuat brand May May Bridal di mata publik sampai sekarang?
5. Apa yang ditonjolkan dari brand May May Bridal itu sendiri selama ini?
6. Apa yang pihak May-may pahami tentang rebranding?
7. May May Bridal cukup terkenal di kalangan menengah sampai menengah atas, apa
yang menyebabkan May May Bridal cukup dikenal di kalangan menengah sampai
menengah atas tersebut?
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
8. Menurut May May Bridal apa alasan May May Bridal melakukan Rebranding dan
faktor apa saja yang mempengaruhi May May Bridal akhirnya memutuskan untuk
melakukan rebranding.
9. Konsep rebranding apa yang diterapkan didalamnya.
10. Aspek apa saja yg menyentuh rebranding May May Bridal
11. Strategi apa yang dilakukan May May Bridal dalam proses Rebranding ini?
12. Bagaimana langkah-langkah May-May Bridal dalam melakukan rebranding?
13. Sebarapa besar keterlibatan pemangku kepentingan dalam proses rebranding ini.
14. Apa hasil yang diharapkan dari rebranding ini?
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
S : Nah sebelumnya makasih ci Ivonne udah ngeluangin waktu, jadi sekarang ni aku
mau nanya beberapa pertanyaan soal May May Bridal. Apa saja sih objektif dari May
May Bridal yang sudah terlaksana dan yang belum terlaksana menurut May May
Bridal?
I : Ya, terimakasih shintya sebelumnya kami ucapkan terimakasih hmm karena shintya
telah memilih May May sebagai hmm bagian dari hmm skripsinya. Tujuan tercapainya
May, tujuan May May yang belom tercapai itu adalah hmm membuka outlet bridal di
luar kota. Nah sedangkan tujuan hmm yang sudah tercapai yakni hmm beberapa outlet
yang besar di Jakarta dengan rancangan gaun pengantin yang cukup indah menjadi
pilihan calon pengantin, serta koleksinya yang lengkap dan mm telah hmm mencetak
beberapa staff yang berpengalaman.
S : Terus bagaimana May May Bridal membangun identitas dan citra perusahaan
sampai saat ini?
I : Hmm sebagai brand yang sudah cukup berpengalaman kita sebaiknya hmm memberi
service yang lebih baik lagi dengan hmm melayani calon pengantin hmm dengan ramah
dan menjaga image yang selalu baik.
S : Hmm terus kitra-kira promosi atau kegiatan apa saja yang sudah dilakukan oleh May
May Bridal sampai saat ini yang menunjang pembentukan citra dan image perusahaan
untuk May May Bridal sendiri?
S : Promosi yang dilakukan oleh May May ini untuk menunjang citra itu adalah hmm
bekerjasama dengan beberapa pihak yang hmm bisa menopang penjualan kita hmm
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
yakni seperti hmm dengan beberapa bank untuk hmm paket-paket pernikahan, juga
membina hubungan dengan hmm dengan mengikuti beberapa pameran di hotel serta
beberapa hmm penyelenggara pameran yang besar di Jakarta.
S : Terus seberapa kuat brand May May Bridal di mata public sampai sekarang ini?
I : Menurut kami, hmm brand May May cukup kuat di mata public sekitar 90% mereka
mengenal May May. Dilihat dari animo calon pengantin saat ke booth pameran kami
dan memilih May May sebagai destinasi dalam pemilihan gaunnya.
S : Terus apa sih yang ditonjolkan dari Brand May May Bridal itu ?
I : Iyah, hmm brand kami itu brand gaun pengantin adalah elegant, romantic, dan
softfisticatic. Hmm serta hmm brand yang menonjol dari hmm apa dari makeup kami
adalah natural dan romantic makeup. Serta untuk valuenya itu kami adalah the best
choice karena hmm best budget, best value.
S : Selain itu apa yang pihak May-May pahami tentang rebranding?
I : Rebranding menurut kami adalah strategi pemasaran baru dengan tujuan
meningkatkan penjualan dan menguatkan posisi brand image kita di mata masyarakat.
S : Hmm May May Bridal itu seperti yang kita tau kan cukup terkenal nih di kalangan
menengah sampai menengah atas, hal itu kan nggak bisa kita pungkiri lagi. Apa sih
yang menyebabkan May May Bridal itu cukup dikenal di kalangan menengah sampai
menengah atas?
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
I : Hmm kualitas gaun May May itu cukup baik menurut mereka , karena hmm satu yah
itu adalah exclusive design, jadi gaun kami tidak pasaran di rancang khusus cocok untuk
mereka yang meninginkan gaun yang unik dan tampil beda. Nah yang kedua adalah
material yang baik dari kelas hmm dari kelas satu dilengkapi dengan ornament-
ornament indah bermutu tinggi. Ketiga yakni teknik jahitan. Teknik jahitan sangat
berpengaruh ya, jaitan yang berkualitas tinggi dan rapih hmm dengan teknik jahitan
yang bersih sehingga hmm nyaman dipakai dan tidak hmm gatal-gatal yah. Terus yang
keempat adalah pola design, pola design kami mengikuti standart Amerika akurat
mengikuti lekuk tubuh menjadikan tubuh lebih ramping dan anggun
S : Oke
I : Ya tambahannya hmm oke tambahannya adalah hmm gaun kami itu didukung oleh
produk si profesional design model yang selalu uptodate dan sebagai trendsetter bergaya
Amerika dan Eropa dengan harga yang bersaing.
S : Terus menurut May May Bridal apa alasan May May Bridal melakukan Rebranding
dan factor apa saja yang mempengaruhi May May Bridal akhirnya memutuskan untuk
melakukan rebranding.
I : Di era digital ini yah sudah seharusnya kita sebagai brand yang hmm cukup dikenal
itu untuk merubah strategi penjualan. Hmm strategi penjualan itu bisa melalui media
sosial , media online, atau bekerja sama dengan beberapa endorser. Hmm faktornya itu
karena kita melihat hmm persaingan yang semakin ketat.
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
S : Terus konsep rebranding apa yang diterapkan didalamnya?
I : Konsepnya mengarah pada tampilan yang lebih teenager , teens , cheer dan dinamis.
S : Lalu aspek apa saja yg menyentuh rebranding May May Bridal?
I : Hmm yang lebih utama itu adalah aspek ekonomi yah. Seperti kita ketahui hmm
jaman sudah berubah hmm calon pengantin lebih kritis dalam mencari vendor yang
berkualitas, dengan budget yang reliable.
S : Lalu strategi apa yang kira-kira dilakukan oleh May May Bridal dalam proses
Rebranding ini?
I : Strateginya antara lain itu hmm, menyelenggarakan internal event. Internal event bisa
di, jadi event yang diselenggarakan oleh kita sendiri atau mengikuti event dengan
partnership. Hmm yang kedua adalah aktif dan selalu update di media sosial. Ketiga itu
membina hubungan baik dengan calon pengantin yang sudah hmm memakai jasa kita
dengan cara memberi special price untuk kerabatnya atau temannya yang berikut akan
menikah. Keempat itu adalah menjaga hubungan baik juga hmm dengan rekanan. Ya.
S : Terus langkah-langkah apa saja yang May-May Bridal lakukan dalam rebranding
ini?
I : Hmm kita harus selalu meningkatkan mutu dan style gaun pengantin yaitu dengan
hmm memakai bahan yang kelas satu, lalu hmm selalu mengikuti style yang terkini,
serta menciptakan hmm design-design yang exclusive.
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
S: Terus seberapa besar keterlibatan pemangku kepentingan dalam proses rebranding
misalnya apakah ibu Mei Mei Tanie selaku founder ikut terlibat di dalamnya atau apa?
I : Oo, tim founder kami itu Ibu Mei Mei, Ibu Lily, dan Ibu Yayang Tanie mereka tuh
sangat aktif membangun semngat kami sesama team May May Bridal dan selalu hmm
membantu keperluan apa yang hmm apa memenuhi kebutuhan kami hmm dan he eh dan
kebutuhan calon pengantin juga.
S : Apa hasil yang diharapkan dari rebranding ini buat May May bridal, apakah ada
yang spesifik?
I : Hee eh. Tentu saja itu bertujuan untuk meningkatkan penjualan lalu yang kedua
adalah membuat loyalitas costumer bertambah. Ketiga adalah hmm mencipta.. hmm
membuat brand kita semakin kuat dan yang paling utama adalah menjadi destinasi
utama bagi calon pengantin.
S : Oke deh pertanyaannya cukup itu ajah.. hmm buat ci Ivonne makasih buat
partisipasinya di wawancara ini.
I : Terimakasih juga shintya. Sukses untuk skripsinya.
Keterangan:
S : Shintya , I : Ibu Ivonne
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
TRANSKRIP WAWANCARA – INFORMAN 2
Nama : Ibreine Priscillia Belleng
Jabatan : Marketing Communication staff dan Personal Assitant.
Tempat : Outlet May May Bridal One PM..
Tanggal & Waktu : 16 Desember 2016 Pk. 15.00 - 16.00 WIB
Jenis wawancara : Tatap Muka
1. Apa spesifik rebranding May May Bridal?
2. Pengertian rebranding itu sendiri menurut May May Bridal?
3. Apa ciri khas dari May May Bridal yang ditonjolkan?
4. Seberapa besar pemangku kepentingan dalam proses rebranding ini?
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
S: Menurut kak Ibreine apa sih spesifik rebrandingnya May May Bridal? Apakah seragamnya ,
atau otletnya atau apa?
I : Hmm, yang berubah apa ya yang dulu sama sekarang.. hmm outlet berubah menjadi lebih
minimalis dan bangunan lebih modern, terus hm seragam lebih update mengikuti zaman dan
kalau sekarang semua outlet sudah pakai pewangi (aroma therapy).
S: Lalu pengertian rebranding itu sendiri menurut kak Ibreine itu apa sih bagi May May Bridal?
I: Hmm ya hmm perubahan dari sesuatu yang hmm perubahan yang signifikan . Yang berubah
yah intinya lah ya outlet yang pasti.
S: Kalau begitu kira-kira ciri khas dari May May Bridal itu apa menurut kak Ibreine?
I: Ciri khasnya yah..hmm semua produknya sekarang baru. Hm promosinya juga sudah
mengikuti zaman contoh nih WA blast, sosial media. Kalau dulu kan hanya terpatok pada WA
blast saja.
S: Menurut kak Ibreine seberapa besar pemangku kepentingan dalam proses rebranding ini?
I: Besar bangetttttt… Kalau enggak lewat owner segala sesuatu tidak bisa dijalankan. Intinya
owner masih aktif dan turun langsung.
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017
Rebranding may..., Shintya, FIKOM UMN, 2017