45729146-makalah-akuntansi-syariah.doc

45
BAB II PEMBAHASAN A. PSAK No 59 akuntansi perbankan syariah Dikeluarkannya pernyataan standar akuntansi keuangan no. 59 tentang akuntansi perbankan syariah Indonesia oleh bank Indonesia (bi) merupakan hal yang perlu kita syukuri keberadaannya. Adanya PSAK No. 59 memiliki banyak makna. Dari sudut pandang perkembangan industri perbankan syariah PSAK dapat diharapkan sebagai instrument yang dapat meningkatkan kepercayaan public dalam menabung dan berbisnis dengan bank syariah yang pada giliranya akan lebih memacu perkembangan industri bank syariah di Indonesia. Dikeluarkannya PSAK No. 59 tentang Akuntansi perbankan Syariah oleh ikatan Akuntan Indonesia (IAI) bertujuan untuk mengatur perlakuan akuntansi (pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan) transaksi khusus yang berkaitan dengan aktivitas bank syariah. Pernyataan ini diterapkan untuk bank umum syariah, bank pengkreditan rakyat syariah, dan kantor cabang syariah bank konvensional yang beroperasi di Indonesia. Hal-hal umum yang tidak diatur dalam pernyataan ini memacu pada pernyataan standar akuntansi 1

Upload: kodok-shinigami-zangetsusword

Post on 01-Jan-2016

211 views

Category:

Documents


26 download

DESCRIPTION

makalah aksyar

TRANSCRIPT

Page 1: 45729146-Makalah-Akuntansi-syariah.doc

BAB II

PEMBAHASAN

A. PSAK No 59 akuntansi perbankan syariah

Dikeluarkannya pernyataan standar akuntansi keuangan no. 59 tentang

akuntansi perbankan syariah Indonesia oleh bank Indonesia (bi) merupakan hal yang

perlu kita syukuri keberadaannya. Adanya PSAK No. 59 memiliki banyak makna.

Dari sudut pandang perkembangan industri perbankan syariah PSAK dapat

diharapkan sebagai instrument yang dapat meningkatkan kepercayaan public dalam

menabung dan berbisnis dengan bank syariah yang pada giliranya akan lebih

memacu perkembangan industri bank syariah di Indonesia. Dikeluarkannya PSAK

No. 59 tentang Akuntansi perbankan Syariah oleh ikatan Akuntan Indonesia (IAI)

bertujuan untuk mengatur perlakuan akuntansi (pengakuan, pengukuran, penyajian

dan pengungkapan) transaksi khusus yang berkaitan dengan aktivitas bank syariah.

Pernyataan ini diterapkan untuk bank umum syariah, bank pengkreditan rakyat

syariah, dan kantor cabang syariah bank konvensional yang beroperasi di Indonesia.

Hal-hal umum yang tidak diatur dalam pernyataan ini memacu pada pernyataan

standar akuntansi yang berlaku umum sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip

syariah. pernyataan ini bukan merupakan pengaturan penyajian laporan keuangan

sesuai permintaan khusus (statutorial) pemerintah,lembaga pemerintah

independent,dan bank sentral (Bank Indonesia). laporan keuangan yang disajikan

berdasarkan pernyataan ini tidak dimaksudkan untuk memenuhi peraturan

perundang-undangan tersebut.

B. Jenis Produk Bank Syariah

Jenis produk Bank Syariah akan tergantung pada fungsi pokok

banksyariah. Fungsi pokok bank syariah dalam kaitannya dengan

kegiatanperekonomian masyarakat terdiri dari:1

Page 2: 45729146-Makalah-Akuntansi-syariah.doc

1. Fungsi Pengumpulan Dana ( Funding)

2. Fungsi Penyaluran Dana (Financing)

3. Pelayanan Jasa (Service)

1. Fungsi penghimpunan dana

Dalam bank syariah produk-produk penghimpunan dana dapat

diterapkanberdasarkan prinsip masing-masing, yaitu:

a. Wadiah yaitu akad titipan di mana barang yang dititipkan dapat

diambilsewaktu-waktu.

b. Mudharabah yaitu akad usaha di mana salah satu pihak memberikanmodal

(Sahibul Mal), sedangkan pihak lainnya memberikan keahlian(Mudharib)

2. Jenis Produk Bank Syariah bila dilihat dari fungsi penyaluran dana (financing)

dibagi menjadi 3 kategori besar:

a. Jual-beli

Produk jual-beli dalam Bank Syariah dibagi menjadi 3, yaitu:

Murabahah

Salam dan salam parallel

Istishna dan istishna paralel

b. Bagi Hasil/Untung

Produk Bagi Hasil/Untung dalam Bank Syariah dibagi menjadi 3, yaitu:

a. Mudharabah

b. Musyarakah

c. Rahn

c. Sewa (Ijarah)2

Page 3: 45729146-Makalah-Akuntansi-syariah.doc

Bila pembiayaan berdasarkan akad Ijarah maka Bank berlaku sebagai

pemberi sewa (mu’jir) dan nasabah selaku penyewa (musta’jir).

Pada fi qih klasik, bank (pemberi sewa), bank harus memiliki barang

sebelum menyewakan kepada nasabah (penyewa).

Pada umumnya Bank tidak memiliki barang, tetapi menyewa dari pihak

lain, kemudian menyewakan lagi kepada nasabah dengan nilai sewa

yang lebih tinggi selama tidak ada kaitan antara akad sewa pertama

dengan sewa kedua.

Ijarah dalam bank syariah bisa disamakan dengan operating lease,

bukan fi nancial lease atau capital lease (lihat bahasan sewa guna

usaha/leasing). Jadi bank bertanggung jawab atas pemeliharaan aset

yang disewa.

Bila bank memiliki objek yang disewakan, maka bank dapat member

Opsi bagi nasabah untuk memiliki objek yang disewanya. Ijarah jenis

ini dinamakan Ijarah al Muntahiyyah Bittamlik atau Ijarah walIqtina.

Ijarah al Muntahiyyah Bittamlik memakai 2 akad yaitu akad sewa dan

janji (opsi) kepemilikan. Kepemilikan bisa dilakukan kalau masa sewa

telah berakhir. Hal ini hampir sama dengan capital lease.

3. Pelayanan Jasa

Adalah pelayanan Bank terhadap nasabah dengan tidak

menggunakanmodal tunai. Atas jasa yang diberikan, bank akan menerima

imbalan(fee).Jenis Produk Bank bila dilihat dari fungsi pelayanan jasa

(service)terdiri dari:

a. Transfer (pengiriman uang)

b. Inkaso (pencairan cek)

c. Valas (penukaran mata uang asing)

d. L/C (Lettter of Credit)

e. Letter of Guarantee dll

3

Page 4: 45729146-Makalah-Akuntansi-syariah.doc

C. Pengakuan dan Pengukuran Mudharabah

a. Karekteristik

Mudharabah adaalah akad kerja sama usaha antara shahibul maal

(pemilik dana) dan mudharib (pengelola dana) dengan nisbah bagi hasil menurut

kesepakatan dimuka. Jika usaha mengalami kerugian, maka seluruh kerugian

ditanggung oleh pemilik dana, kecuali ditemukan adanya kelalaian atau kesalahan

oleh pengelola dan, seperti penyelewengan, kecurangan,dan penyalahgunaan dana.

Menurut PSAK no 59 akuntansi perbankan syariah, :

“ 6. Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara shahibul maal (pemilik dana) dan

mudharib (pengelola dana) dengan nisbah bagi hasil menurut kesepakatan di muka.”

Mudaharabah ada 2 jenis,yaitu ‘mudharabah mutlaqah (investasi tidak

terikat) dan mudharabah muqayyadah (investasi terikat). Seperti yang tertulis di

PSAK no 59 akuntansi perbankan syariah, :

8. Mudharabah terdiri dari dua jenis, yaitu mudharabahmuthlaqah (investasi tidak terikat) dan mudharabah muqayyadah(investasi terikat).

9. Mudharabah muthlaqah adalah mudharabah dimana pemilikdana memberikan kebebasan kepada pengelola dana dalam pengelolaaninvestasinya.

10. Mudharabah muqayyadah adalah mudharabah dimanapemilik dana memberikan batasan kepada pengelola dana mengenai tempat, cara, dan obyek investasi. Sebagai contoh, pengelola danadapat diperintahkan untuk:(a) tidak mencampurkan dana pemilik dana dengan dana lainnya;(b) tidak menginvestasikan dananya pada transaksi penjualan cicilan,tanpa penjamin, atau tanpa jaminan; atau(c) mengharuskan pengelola dana untuk melakukan investasi sendiritanpa melalui pihak ketiga.

b. Bank Sebagai Shabibul Maal (pemilik Dana)

4

Page 5: 45729146-Makalah-Akuntansi-syariah.doc

1. Pengakuan dan pengukuran pembiyaan mudharabah

Pengakuan mudharabah adalah sebagai berikut :

1. pembiyaan mudharabah diakui pada saat pembayaran kas atau penyerahan

aktiva nonkas kepada pengelola dana; dan

2. pembiyaan mudharabaha yang diberikan secara bertihahap diakui pada

setisptshap pembayaran atau penyerahaan.

Pengukuran pembiyaan mudharabah adalah sebagai berikut:

1. Pembiyaan mudharabah dalabentuk kas diukur sejumlah uang yang diberikan

bank pada saat pembayaran;

2. pembiyaan mudharabah dalam bentuk aktiva nonkas:

a. diukur sebesar nilai wajar aktiva nonkas pada saat penyerahan;dan

b. selisisih antara nilai wajar dan nilai buku aktiva nonkas diakui sebagai

keuntungan atau kerugian bank; dan

3. beban yang terjadi sehubungan dengan mudharabah tidak dapat diakui sebagai

bagian pembayaran mudharabah kecuali telah disepakati bersama.

2. Pengakuan Laba atau Rugi Mudharabah

Apabila pembiyaan mudharabah melewati satu periode pelaporan:

1. laba pembayaran mudharabah diakui dalam periode terjadinya hak bagi hasil

sesuai nasabah yang disepakati; dan

2. rugi yang terjadi diakuidalam periode terjadinya rugi tersebut dan mengurangi

saldo pembayaran mudharabah

c. Bank sebagai Mudharib (Pengelola Dana)

Dana investasi tidak terikat diakui sebagai investasi tidakterikat pada

saat terjadinya sebesar jumlah yangditerima.pada akhirperiode akuntansi, 5

Page 6: 45729146-Makalah-Akuntansi-syariah.doc

investasi tidak terikat diukur sebesar nila tercatat. Bagi hasil investasi tidak

terikat dialokasikan kepada bank dan pemilik dana sesuai dengan nisbah yang

disepakati.

Bagi hasil mudharabah dapat dilakukan dengan menggunakan dua

metode, yaitu bagi laba (profit sharing) atau bagi pendapatan (revenue

sharing). Kerugiankesalahanatau kelalaian bank dibebankan kepada bank

(pengelola dana).

d. Bank sebagai Agen Investasi

Apabila bank bertindak sebagai agenda lammnyalurkan dana

mudharabah muqayyadah dan bank tidak menanggung risiko (Chanelling

agent),maka pelaporannya tidak dilakukan dalam neraca tetapi dalam laporan

perubaha dana investasi terikat. Sedangkan dana yang diterima dan belum

disalurkan diakui sebagai titipan.

Apabila bank bertindak sebagai agendalammenyalurkan dana

mudharabah atauinvestasi terikat tetapi bank menanggung risiko atas

penyaluran dana tersebut (executing agent) maka pelaporanya dilakukan

dalam neraca sebesar porsi yang ditanggung oleh bank.

D. Pengakuan dan pengukuran Musyarakah

a. Karakteristik

Menurut PSAK No 59, ” 35. Musyarakah adalah akad kerjasama di

antara para pemilik modal yang mencampurkan modal mereka untuk tujuan

mencari keuntungan.” Dalam musyarakah, mitra dan bank sama-sama

menyediakan modal untuk membiayai suatu usaha tertentu,baik yang sudah

6

Page 7: 45729146-Makalah-Akuntansi-syariah.doc

berjalan maupun yang baru.selanjutnya mitra dapat mengembalikan modal

tersebut berikutbagi hasil yang telah disepakati secara bertahap atas Sekaligus

kepada bank.

Pembiayaan musyarakah dapat diberikan dala bentuk kas, setara kas,

atau aktiva nonkas, termasuk aktiva tidak terwujud, seperti lisensidan hak

paten. Karena setiap mitra tidak dapaat menjadi modal mitra lainnya, maka

setiap mitra dapat meminta mitra lainnya untuk menyediakan jaminan atas

kelalaian atau kesalahan yang disengaja. Beberapa hal yang menunjukan

adanya kesalahan yang disengaja. Bebrapa hal yang menunjukan adanya

kesalahan yang disengaja adalah: pelanggaran terhadap akad antara lain

penyalahgunaan dana pembiayaan, manipulasi biaya dan pendapatan

operasional, serta pelaksanaan yang tidak sesuai dengan prinsip syariah. Jika

tidak terdapat kesepakatan antara pihak yang bersengketa, kesalahan yang

disengaja harus dibuktikan berdasarkan badan arbitrase atau pengadilan

Laba musyarakah dibagi diantara para mitra dan bank secara

proposional sesuai dengan modal yang disetorkan ( baik berupa kas maupun

aktiva lainnya) atau sesuai dengan yang disepakati oleh semua mitra.

Sedangkan rugi dibebankan secara proposional sesuai dengan modal yang

disetorkan (baik berupa kas maupun aktiva lainnya)

Musyarakah dapat bersifat permanen maupun menurun. Dalam

musyarakah permanen, bagi modal setiap mitra ditentukan sesuai akad dan

jumlahnya tetap hingga akhir masa akad. Sedangkan dalam musyarakah

menurun, bagian modal bank akan menurun dan pada akhir masa akad, mitra

akan menjadi pemilik usaha tersebut.

7

Page 8: 45729146-Makalah-Akuntansi-syariah.doc

b. Bank Sebagai Mitra

1. Pengakuan dan Pengukuran Awal Pembiayaan

Musyarakah

Pembiayaan musyarakah diakui pada saat pembayaran tunai atau

penyerahan aktiva nonkas kepada mitra musyarakah. Pengukuran pembiayaan

musyarakah dalam bentuk:

1. Pembiayaan musyarakah dalam bentuk;

a. Kas dinilai sebesar jumlah yang dibayarkan; dan

b. Aktiva non kas dinilai sebesar nilai wajar dan nilai buku aktiva non

kas, maka selisih tersebut diakui sebagai keuntungan atau kerugian bank

pada saat penyerahan; dan

2. Biaya yang terjadi akibat akad musyarakah (misalnya, biaya studi kelayakan)

tidak dapat diakui sebagai bagian pembiayaan musyarakah kecuali

persetujuan dari seluruh mitra musyarakah.

2. Pengukuran bagi Bank atas Pembiayaan Musyarakah

Setelah Akad

Bagian pengukuran atas pembiayaan musyarakah permanen dinilai

sebesar nilai historis(jumlah yang dibayarkan atau nilai wajar aktiva non kas

pada saat penyerahan modal musyarakah) setelah dikurangi dengan kerugian,

apabila ada. Bagian bank atas pembiayaan musyarakah menurun dinilai

sebesar nilai historis setelah dikurangi dengan bagian pembiayaan bank yang

telah dikembalikan oleh mitra (yaitu sebesar harga jual yang wajar) dan

kerugian, apabila ada. Selisih antara nilai historis dan nilai wajar bagian

pembiayaan musyarakah yang dikembalikan diakui sebagai keuntungan atau

kerugian ban pada periode berjalan.

Jika akad musyarakah yang belum jatuh tempo diakhiri dengan

pengembalian diakui sebagai laba atau rugi bank pad aperiode berjalan. Pada

8

Page 9: 45729146-Makalah-Akuntansi-syariah.doc

saat akad diakhiri, pembiayaan musyarakah yang belum dikembalikan oleh

mitra diakui sebagai piutang jatuh tempo kepada mitra.

c. Pengakuan Laba atau Rugi Musyarakah

Laba pembiayaan musyarakah diakui sebesar bagian bank sesuai

dengan nisbah yang disepakati atas hasil usaha musyaraah. Sedangkan rugi

pembiayaan musyarakah diakui secara proporsional sesuai dengan kontibusi

modal. Apabila pembiayaan musyarakah permanen melewati satu periode

pelaporan maka:

1. Laba diakui dalam periode terjadinya sesuai dengan nisbah bagi hasil yang

disepakati; dan

2. rugi diakui dalam periode terjadinya kerugian tersebut dan mengurangi

pembiayaan musyarakah.

Apabila pembiayaan musyarakah menurun melewati satu periode

pelaporan dan terdapat pengembalian sebagian atau seluruh pembiayaan,

maka:

1. laba diakui dalam periode terjadinya sesuai dengan nisbah yang

disepakati;dan

2. rugi diakui dalam periode terjadinya secara proporsional sesuai dengan

kontribusi modal dan mengurangi pembiayaan musyarakah.

Apabila terjadi rugi dalam musyarakah akibat kelalaian atau kesalahan mitra

pengelola usaha musyarakah, maka rugi tersebut ditanggung oleh mitra

pengelola usaha musyarakah. Rugi karena kelalaian mitra musyarakah

tersebut diperhitungkan sebagai pengurang modal mitra pengelola usaha,

kecuali jika mitra mengganti kerugian dengan dana baru.

9

Page 10: 45729146-Makalah-Akuntansi-syariah.doc

E. Pengakuan dan Pengukuran Murabahah

a. Karakteristik

Pengertian murabahah dalam PSAK no 59, “ 52. Murabahah adalah akad

jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin)

yang disepakati oleh penjual dan pembeli”. Murabahah dapat dilakukan

berdasarkan pesanan atau tanpa pesanan. Murabahah berdasarkan pesanan

dapat bersifat mengikat atau tidak mengikat nasabah untuk membeli barang

yang dipesannya. Dalam murabahah pesanan mengikat pembeli tidak dapat

membatalkan pesanannya. Apabila aktiva murabahah yang telah dibeli

bank(sebagai penjual) dalam murabahah pesanan mengikat mengalami

penurunan nilai sebelum diserahkan kepada pembeli, maka penurunan nilai

tersebt menjadi beban penjual (bank) dan penjual (bank) akan mengurangi

nilai akad. Pembayaran murabahah dapat dilakukan secara tunai atau cicilan.

Harga yang disepakati dalam murabahah adalah harga jual sedangkan

harga beli harus diberitahukan. Jika bank mendapat potongan dari pemasok,

maka potongan itu merupakan hak nasabah. Apabila potongan tersebut terjadi

setelah akad, maka pembagian potongan tersebut dilakukan berdasarkan

perjanjia yang dimuat dalam akad.

Bank dapat meminta nasabah menyediakan angunan atas piutang

murabahah, antara lain, dalam bentuk barang yang telah dibeli dari bank.

Bank dapat meminta kepada nasabah urban sebagai uang muka pembelian

pada saat akad apabila kedua belah pihak bersepakat. Urban menjadi bagian

pelunasan piutang murabahah apabila murabahah jadi dilaksanakan. Tetapi

apabila murabahah batal, urban dikembalikan kepada nasabah setelah

dikurangi dengan kerugian sesuai dengan kesepakatan. Jika uang muka itu

lebih kecil dari kerugian bank maka bank dapat meminta tambahan dari

nasabah.

10

Page 11: 45729146-Makalah-Akuntansi-syariah.doc

Apabila nasabah tidak dapat memenuhi piutang murabahah sesuai dengan

yang diperjanjikan, bank berhak menggunakan denda kecuali jika dapat

dibuktikan bahwa nasabah tidak mampu melunasi. Denda ditetapkan

berdasarkan pada pendekatan ta’zir yaitu untuk membuat nasabah lebih

disiplin terhadap kewajibannya. Besarnya denda sesuai dengan yang

diperjanjikan dalam akad dan dana yang berasal dari denda diperuntukkan

sebagai dana sosial ( Qardhul hasan).

b. Bank Sebagai Penjual

Pada saat perolehan, aktiva yang diproleh dengan tujuan untuk dijual

kembali dalam murabahah diakui sebagai aktiva murabahah sebagai biaya

perolehan. Pengukuran aktiva murababahah setelah perolehan adalah sebagai

berikut:

1. Aktiva tersedia untuk dijual dalam murabahah pesanan mengikat:

a. dinilai sebesar biaya perolehan; dan

b. jika terjadi penurunan nilai akiva karena usang, rusak atau kondisi

lainnya, penurunan nilai tersebut diakui sebagai beban dan mengurangi

nilai aktiva;

2. Apabila dalam murabahah tanpa pesanan atau murabahah pesanan tidak

mengikat terdapat indikasi kuat pembeli batal melakukan transaksi, maka

aktiva murabahah:

a. Dinilai berdasarkan biaya perolehan atau nilai

bersih yang dapat direalisasi, mana yang lebih rendah;dan

b. Jika nilai bersih yang dapat direalisasi lebih

rendah dari biaya perolehan, maka slisihnya diakui sebagai kerugian.

Potongan pembelian dari pemasok diakui sebagai pengurangan biaya

perolehan aktiva murabahah. Pada saat akad, piutang murabahah diakui

sebesar biaya perolehan aktiva murabahah ditambah keuntungan yang 11

Page 12: 45729146-Makalah-Akuntansi-syariah.doc

disepakati. Pada akhir periode laporan keuangan, piutang murabahah dinilai

sebesar nilai bersih yang dapat direalisasi, yaitu saldo piutang dikurangi

penyisihan kerugian piutang.

Keuntungan murabahah diakui:

1. pada periode terjadiya, apabila akad berakhir pada periode laporan keungan

yang sama; atau

2. selama periode akad secara proposional, apabila akad melampaui satu periode

laporan keuangan.

Potongan pelunasan dini diakui dengan menggunakan salah satu metode

berikut:

1. jika potongan pelunasan diberikan pada penyelesaian, bank mengurangi

piutang murabahah dan keuntungan murabahah;atau

2. jika potongan pelunasan diberikan setelah penyelesaian, bank terlebih dulu

menerima pelunasan piutang murabahah dari nasabah, kemudian bank

membayar potongan pelunasan kepada nasabah dengan mengurangi

keuntungan murabahah.

Denda dikenakan apabila nasabah lalai dalam melakukan

kewajibannya sesuai dengan akad. Pada saat diterima, denda diakui sebagai

bagian dana sosial.

1. urban diakui sebagai uang muka pembelian sebesar jumlah yang diterima

bank pada saat dterima;

2. pada saat barang jadi dibeli oleh nasabah, maka urban diakui sebagai

pembayaran piutang; dan

3. jika barang batal dibeli oleh nasabah, maka urban dikembalikan kepada

nasabah setelah diperhitungkan dengan biaya-biaya yang telah dikeluarkan

bank.

12

Page 13: 45729146-Makalah-Akuntansi-syariah.doc

F. Pengakuan Dan Pengukuran Salam Dan Salam Paralel

Pengertian salam dan salam paralel menurut PSAK no 59 :

69. Salam merupakan akad jual beli muslam fiih (barang

pesanan) dengan penangguhan pengiriman oleh muslam ilaihi (penjual)

dan pelunasannya dilakukan segera oleh pembeli sebelum barang

pesanan tersebut diterima sesuai dengan syarat-syarat tertentu.

70. Bank dapat bertindak sebagai pembeli dan atau penjual

dalam suatu transaksi salam. Jika bank bertindak sebagai penjual

kemudian memesan kepada pihak lain untuk menyediakan barang pesanan dengan cara

salam maka hal ini disebut salam paralel.

Salam parallel dapat dilakukan dengan syarat:

1. Akad kedua antara bank dan pemasok terpisah dari akad pertama antara bank

dan pembeli akhir, dan

2. Akad kedua dilakukan setelah akad pertama sah.

a. Bank sebagai pembeli

Piutang salam diakui pada saat modal usaha salam dibayarkan atau

dilihat kepada penjual. Modal usaha salam dapat berupa kas dan aktiva non

kas. Modal usaha salam dapat berbentuk kas diukur sebesar jumlah yang

dibayarkan, sedangkan modal usaha salam dalam bentuk aktiva non kas

diukur sebesar nilai wajar (nilai yang disepakati antara bank dan nasabah).

Penerimaan barang pesanan diakui dan diukur sebagai berikut:

1. Jika barang pesanan sesuai dengan akad dilihat sesuai nilai yang disepakati

2. Jika barang pesanan berbeda kualitasnya, maka:

a.Barang pesanan yang diterima diukur sesuai dengan akad, jika nilai pasar

(nilai wajar jika nilaii pasar tidak tersedia) dari barang pesanan yang

13

Page 14: 45729146-Makalah-Akuntansi-syariah.doc

diterima nilainya sama atau lebih tinggi dari nilai barang pesanan yang

tercantum didalam akad

b. Barang pesanan yang diterima diukur sesuai nilai pasar (nilai wajar jika nilai

pasar tidak tersedia) pada saat diterima dan selisihnya diakui sebagai

kelebihan, jika nilai pasar dari barang pesanan lebih rendah dari barang

pesanan yang tercantum dalam akad

3. Jika bank tidak menerima sebagian atau seluruh barang pesanan pada tanggal

jatuh tempo pengiriman, maka:

a. Jika tanggal pengiriman diperpanjang nilai tercatat piutang salam sebesar

bagian yang belum dipenuhi tetap sesuai dengan nilai yang tercantum dalam

akad

b. Jika akad salam dibatalkan sebagian atau seluruhnya, maka piutang salam

berubah menjadi piutang yang harus dilunasi oleh nasabah sebesar bagian

yang tidak dapat dipenuhi.

c. Jika akad salam dibatalkan sebagian atau seluruhnya dan bank mempunyai

jaminan atas barang pesanan serta hasil penjualan jaminan tersebut lebih

kecil dari nilai tercatat piutang salam dan hasil penjualan tersebut diakui

sebagai piutang kepada nasabah yang telah jatuh tempo.

d. Bank dapat menggunakan denda kepada nasabah.

b.bank sebagai penjual

Utang salam diakui pada saat bank menerima modal usaha salam yang

diterima. Modal usaha salam yang diterima dapat berupa kas dan aktiva non

kas. Modal usaha salam dalam bentuk aktiva non kas diukur sebesar nilai

wajar.

G. Pengakuan dan Pengukuran Istishna dan Istishna Paralel

14

Page 15: 45729146-Makalah-Akuntansi-syariah.doc

Dalam PSAK no 59 pengertian istishna dan istishna paralel adalah :

81. Istishna adalah akad jual beli antara al-mustashni (pembeli)

dan as-shani (produsen yang juga bertindak sebagai penjual).

Berdasarkan akad tersebut, pembeli menugasi produsen untuk

menyediakan al-mashnu (barang pesanan) sesuai spesifikasi yang

disyaratkan dan menjualnya dengan harga yang disepakati. Cara

pembayaran dapat berupa pembayaran di muka, cicilan, atau

ditangguhkan sampai jangka waktu tertentu

84. Bank dapat bertindak sebagai pembeli atau penjual dalam

istishna. Jika bank bertindak sebagai penjual kemudian

memesan kepada pihak lain (sub-kontraktor) untuk menyediakan barang

pesanan dengan cara istishna maka hal ini disebut istishna paralel.

Berdasarkan akad tersebut, pembeli menugasi produsen untuk menyediakan

barang pesanan sesuai spesifikasi yang disyaratkan pembeli dan menjualnya

dengan harga yang disepakati. Spesifikasi dan barang pesanan disepakati oleh

pembeli dan penjual diawal akad. Barang pesanan harus diketahui

karakteristiknya secara umum yang meliputi: jenis, spesifikasi teknis, kualitias

dan kuantitas. Barang pesanan harus sesuai dengan karakteristik antara pembeli

dan penjual. Jika barang pasanan yang dikirim salah satu cacat, maka penjual

bertanggung jawab atas kelalaiannya.

Istishna Paralel dapat Dilakukan dengan Syarat:

1. Akad kedua antara bank dan subkontraktor terpisah dari akad pertama antara

bank dan pembeli akhir

2. Akad kedua dilakukan setelah akad pertama sah.

Pada dasarnya istishna tidak dapat dibatalkan, kecuali memenuhi kondisi:

1. Kedua belah pihak setuju untuk menghentikannya

15

Page 16: 45729146-Makalah-Akuntansi-syariah.doc

2. Akad batal demi hukum karena timbul kondisi hukum yang dapat

menghalangi pelaksanaan atau penyelesaian akad.

Pembeli mempunyai hak untuk memperoleh jaminan dari penjual atas:

1. Jumlah yang telah dibayarkan.

2. Penyerahan barang pesanan sesuai dengan spesifikasi dan tepat waktu.

a. Pengakuan Pendapatan dan Keuntungan Istishna Paralel

Pendapatan istishna adalah total harga yang disepakati dalam akad

antara bank dan pembeli akhir, termasuk margin keuntungan. Margin

keuntungan adalah selisih antara pendapatan istishna dan harga pokok

istishna. Pendapatan istishna diakui dengan mengenakan metode persentase

penyelesaian atau metode akad.

b. Bank Sebagai Pembeli

Bank mengakui aktiva istihna dalam menyelesaikan sejumlah termin

yang ditagih oleh penjual dan sekaligus mengakui utang istishna kepada

penjual. Apabila barang pesanan terlambat diserahkan karena kelalaian atau

kesalahan penjual dan mengakibatkan kerugian bank, maka kerugian itu

dikurangkan dari garansi penyelesaian proyek yang telah diserahkan penjual.

Apabila kerugian tersebut melebihi garansi penyelesaian proyek, maka

selisihnya akan diakui sebagai piutang jatuh tempo kepada sub kontraktor.

H. Pengakuan dan Pengukuran Ijarah dan Ijarah Muntahiyah Bittamlik

16

Page 17: 45729146-Makalah-Akuntansi-syariah.doc

Ijarah adalah akad sewa menyewa antara pemilik sewa dan penyewa untuk

mendapatkan imbalan atas objek sewa dan penyewa untuk mendapatkan imbalan

atas objek sewa yang disewakan.

Ijarah muntahiyah bittamlik adalah akad sewa menyewa antara pemilik objek

sewa dan penyewa untuk mendapatkan imbalan atas objek sewa yang

disewakannya dengan obsi perpindahan hak milik objek sewa pada saat tertentu

sesuai dengan akad sewa.

Perpindahan hak milik objek sewa kepada penyewa dalam ijarah

muntahiyah bittamlik dapat dilakukan dengan:

1. Hibah

2. Penjualan sebelum akad berakhir sebesar harga yang sisa cicilan sewa

3. Penjual pada akhir masa sewa dengan pembayaran tertentu yang disepakati

pada awal akad

4. Penjual secara bertahap sebesar hraga tertentu yang disepakati dan tercantum

dalam akad.

a. Bank Sebagai Pemillik Objek Sewa

Objek sewa diakui sebesar biaya perolehan pada saat perolehan

objek sewa dan disusutkan sesuai dengan:

1. Kebijakan penyusutan pemilik objek sewa untuk aktiva sejenis jika

merupakan ijarah

2. Masa sewa jika merupakan ternsaksi ijarah muntahiyah bittamlik

Pendapatan ijarah dan ijarah muntahiyah bittamllik diakui selama

masa akad secara proporsional kecuali pendapatan ijarah muntahiyah bittamlik

memulai penjualan secara bertahap maka besar pendapatan setiap periode aka

menurun secara progresif selama masa akad karena adanya pelunasan bagian per

bagian objek sewa pada periode tersebut.

I. Pengakuan dan Pengukuran Wadi’ah 17

Page 18: 45729146-Makalah-Akuntansi-syariah.doc

Wadi’ah adalah titipan nasabah yang harus dijaga dan dikembalikan setiap

saat apabila nasabah yang bersangkutan menghendaki. Bank bertanggung jawab

atas pengembalian ttitpan. Wadi’ah terbagi atas wadi’ah yad-dhamanah adalah

titipan yang selama belum dikembalikan kepada penitip dapat dimanfaatkan oleh

penerima titipan, dan wadi’ah yad-amanah apabila dari hasil pemanfaatan tersebut

diperoleh keuntungan, maka seluruhnya menjadi hak penerimaan titipan.

Sedangkan dalam prinsip wadia’ah yad-amanah, penerimaan titipan tidak boleh

memanfaatkan barang titipan tersebut sampai diambil kembali oleh penitip.

Penerimaan titipan dalam transaksi wadi’ah dapat:

1. Meminta ujrah (imbalan) atas penitipan barang/uang tersebut; dan

2. Memberikan bonus kepada penitip dari hasil pemanfaatan barang/uang titipan

(wadi’ah yad-amanah) namun tidak boleh diperjanjikan sebelumnya dan

besarnya tergantung pada kebijakan penerima titipan.

J. Pengakuan dan Pengukuran Qardh

Pinjaman Qardh adalah penyediaan dana atau tgihan yang dapat disamakan

dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara peminjam dan pihak

yang dipinjamkan. Bank syariah disampinkan memberikan pinjaman qard juga

dapat menyalurkan pinjaman dalam bentu qardhul hasan. Qardhul Hasan adalah

pinjaman tanpa pinjaman yang memungkinkan pinjaman untuk menggunakan

dana tersebut selam jangka waktu tertentu dan mengembalikan dalam jumlah

yang sama pada akhir periode yang disepakati.

Sumber dana qardhul hasan bersal dari eksternal dan internal. Sumber dana

eksternel meliputi dana qardh yang diterima bank syariah dari pihak lain (missal

dari sumbangan, infaq, shadaqah, dan hasil pendapatan nonhalal). Sumber dana

internal meliputi hasil tagihan pinjaman qaldhul hasan.

K. Pengakuan dan Pengukuran Sharf 18

Page 19: 45729146-Makalah-Akuntansi-syariah.doc

Sharf adalah akad jual beli suatu valuta denan valuta lainnya. Transaksi valuta

asing pada bank syariah hanya dapat dilakukan untuk tujuan lindung nilai dan

dibenarkan utuk tujuan spekulatif. Selisih antara kurs yang diperjanjikan dalam

kontrak dan kurs tunai pada tanggal penyerahan valutaq diakui sebagai

keuntungan/kerugian pada saat penyerahan/penerimaan dana.

L. Pengakuan dan Pengukuran Kegiatan Bank Syariah Berbasis Imbalan

Kegiatan-kegiatan yang menghasilkan ujrah (imbalan ) antara lain:

1. Wakalah adalah akad pemberian kuasa dari pemberi kuasa /nasabah kepada

penerima kuasa /bank untuk melaksanakan suatu tugas atas nama pemberi

kuasa/. Akad wakalah tersebut dapat digunakan antara lain dalam pengiriman

taransfer, penagihan utang baik melalui kliring maupun inkaso, dan realisasi

L/C.

2. Hiwalah adalah pemindahan pengalihan hak dan kewajiban, baik dalam

bentuk pengalihan piutang maupun utang, dan jasa pemindahan/pengalihan

dana dari suatu etnis kepada etnis lain.

3. Kafalah adalah akad pemberian pinjaman yang diberikan oleh penerima

jaminan dan peminjam bertanggung jawa atas pemenuhan kembali suatu

kewajiban yang menjadi hak penerima jaminan. Kafalah dapat digunakan

untuk pemberian jasa bank antara lain garansi bank, standy by L/C,

pembukaan L/C impor, dan lain-lain.

M. Penyajian Dalam Akuntansi Syariah

19

Page 20: 45729146-Makalah-Akuntansi-syariah.doc

Penyajian laporan akuntansi bank syariah telah diatur dengan Pedoman

Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Pedoman Akuntansi Perbankan

Syariah Indonesia (PABSI). Oleh karena itu laporan keuangan harus mampu

memfasilitasi semua pihak yang terikat dengan bank syariah.

Laporan keuangan bank syariah yang lengkap terdiri dari komponen-komponen

berikut:

1. Neraca

2. Laporan laba rugi

3. Laporan Arus Kas

4. Laporan Perubahan Ekuitas

5. Laporan Perubahan Dana Infestasi Terikat

6. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat Infaq dan Shadaqah

7. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Qardhul Hasan, dan

8. Catatan atas Laporan Keuangan

N. Penyusunan Laporan Keuangan Bank Syariah

Laporan keuangan bank syariah harus disusun berdasarkan kerangka

dasar penyususunan dan penyajiannya. Sebab laporan keuangan bank syariah

tentunya memiliki perbedaan, meskipun ada beberapa aspek yang mungin

sama dengan bentuk laporan keuangan pada umumnya. Seperti halnya dengan

perusahaan lainnya, bank syariah secara umum dalam melakukan penyusunan

laporan keuangan melalui beberapa tahapan antara lain:

1. Bukti transaksi

2. Jurnal

3. Buku Besar

4. Neraca Saldo

5. Jurnal Penyesuain

6. Laporan Keuangan

O. Bentuk Laporan Keuangan Syariah 20

Page 21: 45729146-Makalah-Akuntansi-syariah.doc

1. Laporan posisi keuangan (Neraca)

(Nama Bank)Laporan Posisi Keuangan Konsolidasi

Pada Bulan xx Tahun 20xx

Uraian Catatanxxxx

(tahun)Unit

Moneter

xxxx (tahun)Unit Moneter

AktivaKas dan setara kasPiutang PenjualanInvestasi

Investasi dalam surat-surat berhargaInvestasi mudharabahInvestasi MusyarakahPenyertaan ModalPersediaanInvestasi pada real estatAktiva yang disewakanIstishnaInvestasi lain-lain

------

Total InvestasiAktiva lainnyaAktiva tetap (neto)

Total Aktiva

89

1011121314151617

181920

xx.xxx.xxxx.xxx.xxx

xx.xxx.xxxxx.xxx.xxx

--xxx.xxx.xxx

--xx.xxx.xxxxx.xxx.xxx

--

------

xxx.xxx.xxxxxx.xxx

xx.xxx.xxx

xxx.xxx.xxx

xx.xxx.xxxxxx.xxx

xx.xxx.xxxx.xxx.xxxx.xxx.xxx

xxx.xxx.xxxx.xxx.xxx

xx.xxx.xxxxx.xxx.xxxx.xxx.xxx

------

xxx.xxx.xxxxx.xxx.xxxxx.xxx.xxx

xxx.xxx.xxx

(Nama Bank)Laporan Posisi Keuangan Konsolidasi

21

Page 22: 45729146-Makalah-Akuntansi-syariah.doc

Pada Bulan xx Tahun 20xx

Uraian Catatanxxxx (tahun)Unit Moneter

xxxx (tahun)Unit Moneter

KewajibanRekening koran dan tabunganRekening koran bank dan lembaga keuanganUtangDividen yang diusulkanKewajiban lainnya

Total Kewajiban

Rekening investasi tidak terbatasSaham minoritas

Total Kewajiban, Rekening Investasi Tidak Terbatas dan Saham Minoritas

Ekuitas pemilikModal disetorCadanganLaba ditahan

Total Ekuitas Pemilik

Total Kewajiban, Rekening Investasi Tidak Terbatas, Saham Minoritas dan Ekuitas Pemilik

21

2223

24,34

2526

xx.xxx.xxxx.xxx.xxx

xxx.xxxx.xxx.xxxx.xxx.xxx

xx.xxx.xxx

x.xxx.xxxx.xxx.xxx

xx.xxx.xxx

xxx.xxx.xxxx.xxx.xxxx.xxx.xxx

xxx.xx.xxx

xxx.xxx.xxx

xx.xxx.xxxx.xxx.xxx

xxx.xxxx.xxx.xxxx.xxx.xxx

xx.xxx.xxx

x.xxx.xxxx.xxx.xxx

xx.xxx.xxx

xxx.xxx.xxxx.xxx.xxxx.xxx.xxx

xx.xxx.xxx

xxx.xxx.xxx

2. Laporan Laba Rugi(Nama Bank)

Laporan Laba RugiUntuk Tahun Yang Berakhir xxxx (tahun) dengan xxxx (tahun lalu)

Uraian Catatan xxxx (tahun)Unit Moneter

xxxx (tahun)Unit Moneter

PendapatanPenjualan tangguhanInvestasi

Dikurangi

29A29B

28,29

xx.xxxx.xxx.xxxx.xxx.xxx

xx.xxxx.xxx.xxxx.xxx.xxx

22

Page 23: 45729146-Makalah-Akuntansi-syariah.doc

Keuntungan rekening investasi tidakterbatas sebelum bagian bank sebagai mudharib

Bagian bank sebagai mudharibKeuntungan terhadap rekening investasi tidak

terbatas sebelum pajakBagian bank pada pendapatan dari investasi

(sebagai mudharib dan sebagai pemilik dana)

Pendapatan bank dari investasiBagian keuntungan bank dari rekening

Investasi terbatas sebagai mudharibFee bank sebagai agen investasi untuk

investasi terbatasPendapatan dan jasa-jasa perbankanPendapatan lain-lainTotal pendapatan bankBiaya umum dan administrasiDepresiasiPendapatan neto sebelum pajak dan pajakProvisi untuk zakatPendapatan neto sebelum saham minoritas

(saham minoritas)Pendapatan neto

29B

30

xxx.xxx(xxx.xxx)

(xxx.xxx)

x.xxx.xxxxx.xxx.xxx

xxx.xxx

xxx.xxxx.xxxx.xxx

xx.xxx.xxx(x.xxx.xxx)(x.xxx.xxx)

x.xxx.xxx(x.xxx.xxx)

x.xxx.xxx(x.xxx)

x.xxx.xxx

xxx.xxx(xx.xxx)

(xxx.xxx)

x.xxx.xxxxx.xxx.xxx

xxx.xxx

xxx.xxxx.xxxx.xxx

xx.xxx.xxx(x.xxx.xxx)(x.xxx.xxx)

x.xxx.xxx(x.xxx.xxx)

x.xxx.xxx(x.xxx)

x.xxx.xxx

3. Laporan Arus Kas

(Nama Bank)Laporan Arus Kas

Untuk Tahun yang Berakhir xxxx (tahun) dengan xxx (tahun lalu)

Uraian Catatanxxxx (tahun)Unit Moneter

xxxx (tahun)Unit Moneter

Arus kas dari operasiPendapatan netoPenyesuaian terhadap pendapatan netoKas neto dari kegiatan operasionalDepresiasiProvisi rekening ragu-raguProvisi untuk zakat

x.xxx.xxx----

x.xxx.xxxxx.xxx

x.xxx.xxx

------------

23

Page 24: 45729146-Makalah-Akuntansi-syariah.doc

Provisi untuk pajakZakat yang dibayarkanPajak yang dbayarkanKeuntungan dar rekening investasi tidak terbatasKeuntungan dari penjualan aktiva tetapDepresiasi dari aktiva yang disewakanProvisi untuk penurunan nilai investasi pada surat-

surat berhargaPiutang ragu-raguPembelian aktiva tetap

Arus kas neto dari operasiArus kas dari kegiatan investasiPenjualan real estat yang disewakanPembelian real estat yang disewakanPenjualan real estatInvestasi pada surat-surat berhargaKenaikan pada investasi mudharabahPenjualan persediaanPenjualan Istishna’Kenaikan neto pada piutang

Arus kas neto dari kegiatan investasi

Arus kas dari kegiatan keuanganKenaikan neto pada rekening investasi tidak

terbatasKenaikan neto pada rekening koranDividen yang dibayarkanKenaikan pada saldo kredit dan biaya-biaya(Penurunan) pada biaya yang masih harus dibayarKenaikan pada saham minoritasPenurunan pada aktiva lainPenurunan arus kas dari kegiatan pembiayaan

Kenaikan/penurunan uang kas dan setara kasKas dan setara kas pada awal tahunKas dan setara kas pada akhir tahun

37

--(xxx.xxx)

--xxx.xxx

--x.xxx.xxx

xxx.xxx(x.xxx)

(xxx.xxx)

xx.xxx.xxx----

xx.xxx.xxx--

(x.xxx.xxx)x.xxx.xxxx.xxx.xxx

(x.xxx.xxx)

x.xxx.xxx

xxx.xxxx.xxx.xxxx.xxx.xxx

xxx.xxx(xx.xxx)xxx.xxx

xx.xxx.xxxxx.xxx.xxx

xx.xxx.xxxxx.xxx.xxxxx.xxx.xxx

------------

------

------------------

--

----------------

------

24

Page 25: 45729146-Makalah-Akuntansi-syariah.doc

4. Laporan Perubahan Modal atau Laporan Laba Ditahan

(Nama Bank)Laporan Perubahan Modal

Untuk Tahun yang Berakhir xxxx (tahun) dengan xxxx (tahun lalu)

Uraian

ModalDisetor

UnitMoneter

CadanganUnit

MoneterYang Sah

UnitMoneterUmum

LabaDitahan Total

Saldo per xxxx (tahun)Emisi ( ) sahamPendapatan netoKeuntungan dibagikanTransfer ke cadangan

Neraca per xxxx (tahun)Pendapatan netoKeuntungan dibagikanTransfer ke cadangan

Saldo per xxxx (tahun)

xxx.xxx.xxx--

xxx.xxx.xxx

xxx.xxx.xxx

--

xxx.xxx

xxx.xxx

xxx.xxx

x.xxx.xxx

--

xxx.xxx

xxx.xxx

xxx.xxx

x.xxx.xxx

--

x.xxx.xxx(x.xxx.xxx)(x.xxx.xxx)

x.xxx.xxxx.xxx.xxx

(x.xxx.xxx)x.xxx.xxx

x.xxx.xxx

xxx.xxx.xxx--

x.xxx.xxx(x.xxx.xxx)

--

xxx.xxx.xxxx.xxx.xxx

(x.xxx.xxx)--

xxx.xxx.xxx

5. Laporan Sumber-sumber dan Penggunaa Dana Zakat, Infaq, dan Shadaqah

(Nama Bank)Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat, Infaq dan ShadaqahUntuk Tahun yang Berakhir xxx (tahun) dengan xxx (tahun lalu)

Catatan

xxxx (tahun)Unit

Moneter

xxxx (tahun)Unit Moneter

Sumber-sumber Zakat dan SumbanganZakat jatuh tempo dari bankZakat jatuh tempo dari pemilik rekeningSumbangan

Total Sumber Zakat

Penggunaan Zakat dan SumbanganZakat untuk fakir dan miskinZakat untuk Ibnu SabilZakat untuk Gharimin dan membebaskan budak

x.xxx.xxxxxx.xxxxxx.xxx

x.xxx.xxx

xxx.xxxxxx.xxxxx.xxx

------

--

------

25

Page 26: 45729146-Makalah-Akuntansi-syariah.doc

Zakat untuk mu’allafZakat untuk fisabilillahZakat untuk amil zakat (biaya administrasi dan

umum)

Total Penggunaan Dana

Kenaikan (penurunan) sumber-sumber terhadap penggunaan

Zakat dan sumbangan yang belum dibagikan pada awal tahun

Zakat dan sumbangan yang belum diberikan pada akhir tahun

xxx.xxxxxx.xxx

xxx.xxx

x.xxx.xxx

x.xxx.xxx

x.xxx.xxx

x.xxx.xxx

----

--

--

--

--

--

6. Laporan Sumber-sumber dan Penggunaan Dana Qardhul Hasan

(Nama Bank)Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Qardhul Hasan

Untuk Tahun yang Berakhir xxx (tahun) dengan xxx (tahun lalu)

Uraian Catatanxxxx (tahun)Unit Moneter

xxxx (tahun)Unit Moneter

Saldo AwalPinjaman kebajikanSumber-sumber dana qardhul hasanAlokasi dari rekening koranAlokasi dari pendapatan yang dilarang syariah

(haram)Sumber di luar bank

Total Sumber Dana Selama Tahun Ini

Penggunaan Qardhul HasanPinjaman kepada para pelajarPinjaman kepada para pengrajinPenyelesaian rekening koran

Total Penggunaan Selama Tahun ini

Saldo Akhir TahunPinjaman KebajikanDana tersedia untuk pinjaman

xxx.xxxxxx.xxxxxx.xxx

xxx.xxxxxx.xxx

xxx.xxx

xxx.xxxxxx.xxxxxx.xxx

xxx.xxx

xxx.xxxxxx.xxx

xxx.xxxxxx.xxxxxx.xxx

xxx.xxxxxx.xxx

xxx.xxx

xxx.xxxxxx.xxxxxx.xxx

xxx.xxx

xxx.xxxxxx.xxx

26

Page 27: 45729146-Makalah-Akuntansi-syariah.doc

P. Pengungkapan Dalam Akuntansi Bank Syariah

a. Bank Syariah harus mengungkapkan hal-halberikut:1. Jenis aktiva produktif,sector ekonomi, dan jumlah aktiva produktifmasing-

masing2. Jumlah aktiva produktif yang diberikan kepada pihak yang mempunyai

hubungan istimewa.3. Kedudukan bank dalam pembiayaan bersamadan besarnya porsi yang di

biayai4. Jumlah aktiva produktif yang telah direktrukturisasidan informasi lain tentang

aktiva produktif yang direktrukturisasi selama periode berjalan5. Klasifikasi aktifa produktif menurut jangka waktu, kwalitas aktiva produktif,

valuta dan tingkat bagi hasilrata-rata.6. Ikhtisar perubahan penyisihan kerugian dan penghapusan aktiva produktif

yang diberikan dalam tahun yang bersangkutan yang menunjukan saldo awal, penyisihan selama tahun berjalan, penghapusan selamatahun berjalan, pembayaran aktifa produktif yang telah dihapus bukukan dan saldo penyisihan pada akhir tahun.

7. Kebijakan dan metode akuntansi penyisihan (penghapusan aktifa produktif bermasalah).

8. Metode yang digunakan untuk menetukan penyisihan khusus dan umum.9. Kebijakan, manajeman dan pelaksanaan pengendalian resiko portofolio aktifa

produktif.10. Besarnya aktiva produktif bermasalah dan penyisihannya untuk setiap sektor

ekonomi.11. Saldo aktiva yang sudah diaktifkan.

b. Pengungkapan Untuk Setiap Komponen Laporan Keuangan

1. Neraca

Pangungkapan pembiayaan mudharabah mencakup: Jumlah pembiayaan mudharabah kasdan non kas. Kerugian atas penurunan nilai aktiva mudharabah, apabila ada,dan Persentase kepemilikan dana pada investasi tidak terikat yang signifikan

berdasarkan kepemilikan perorangan dan/atau badan hokum

Pengungkapan transaksi Istisna’:1. Pendapatan dan keuntungan dari kontrak istisna’ selama periode berjalan.2. Jumlah akumulasi biaya ataskontrak berjalan serta pendapatan dan keuntungan sampai dengan akhir periode berjalan

27

Page 28: 45729146-Makalah-Akuntansi-syariah.doc

3. Jumlah sisa kontrak yang belum selesai menurut spesifikasi dan syarat kontrak.4. Klaim tambahan yang belum selesai dan semua denda yang bersifat kontijan sebagai akibat keterlambatan pengiriman barang.5. Nilai kontrak Istisna’paralel yang sedang berjalan rentang periode pelaksanaannya 6. Nilaikontrakistisna’yang telah ditanda tangani bank selama periode berjalan tetapi belum dilaksanakan dan rentang periode pelaksanaannya

Pengungkapan transaksi ijarah dan ijarah muntahiyah bittamlik mencakup :1. Sumber dana yang digunakan dalam pembiayaan ijarah 2. Jumlah piutang cicilan ijarah yang akan jatuh tempo hingga dua tahun terakhir3. Jumlah objek sewa berdasarkan jenis transaksi(ijarah dan ijarah muntahiyah

bittamlik),jenis aktiva, dan akumulasi penyusutannya apabila bank syariah sebagai pemilik objek sewa

4. Jumlah utang ijarah yang jatuh tempo hingga dua tahun yang akan datang apabila bank syariah sebagai penyewa, dan

5. Komitmen yang berhubungan dengan perjanjian ijarah muntahiyah bittamlik yang berlaku efektif pada periode laporan keuangan berikutnya

Pengungkapan transaksi wadiah mencakup:1. Jumlah dana /barang yang mengikuti prinsip wadiah yad-amanah2. Jumlah dana wadiah yang di blokir sebagai jaminan pembiayaan atau

transaksi perbankan lainnya.

2. Laporan Laba Rugi

Pendapatan,beban, keuntungan, dan kerugian harus diungkapkan berdasarkan jenis menurut karakteristik transaksi. Sejauh bias dilaksanakan, hal-hal tersebut dibawah ini yang berasal dari investasi yang dibiayai bersama oleh bank dan para pemilik dana investasi tidak terikat dan investasi yang hanya dibiayai oleh bank harus diungkapkan secara terpisah:

Pendapatan dan keuntungan investasi Bebandan kerugian investasi Laba(rugi) investasi Bagian para pemilik dana investasi tidak terikat pada pendapatan (kerugian )

dari investasi sebelum bagian pengelola dana Bagian bank pada pendapatan (kerugian) investasi Bagian bank pada pendapatan dana investasi tidak terikat sebagai pengelola

dana

28

Page 29: 45729146-Makalah-Akuntansi-syariah.doc

3. Laporan Perubahan Dana Investasi Terikat

Pengungkapan hal-halyang berkaitan dengan laporan perubahan dana investasi terikat dalam catatan atas laporan keuangan mencakup:

Periode yang dicakup laporan perubahan dana investasi terikat Secara terpisah saldo awal, keuntungan (kerugian) dan saldo akhir dana

investasi terikat yang berasal dari evaluasi dana investasi tidak terikat Siofatdari hubungan antara bank dan para pemilik dana investasi terikat, baik

bank sebagai pengelola dana maupun sebagai agen investasi Hak dan kewajiban yang dikaitkan dengan masing-masing jenis dana investasi

terikat atau unit investasi

4. Laporan Sumber dan Penggunaan Zakat, infak, dan Shadaqah

Pengungakapan hal-hal yang berkaitan dengan sumber dan penggunaan dana zakat, infak, dan shadaqah dalamcatatan laporan keuangan mencakup :

Periode yang dicakup oleh laporan sumber dan penggunaan dana zakat, infak dan shadaqah

Dasarpenentuan zakat para pemegang saham jika bank diharuskan membayar zakat atas nama parapemegang saham

Rincian sumber dana zakat,infak, dan shadaqah Dana zakat, infaq, dan shadaqah yang disalurkan bank selama periode Dana zakat,infaq, dan shadaqah yang belum disalurkan pada akhir periode

laporan.

5. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Qardhul Hasan

Pengungkapan hal-hal yang berkaitan dengan laporan sumber dan panggunaan dana qardhul hasan dalam catatan atas laporan keuangan mencakup:

Periode yang dicakup laporan sumber dan penggunaan dana qardhul hasan Rincian saldo qardhul hasan pada awal dan akhir periode berdasarkan

sumbernya Jumlah dana yang disalurkan dan sumber dana yang diterima selama periode

laporan berdasarkan jenisnya.

29

Page 30: 45729146-Makalah-Akuntansi-syariah.doc

Sumber : http://ninisug.blogspot.com/2011/05/akuntansi-perbankan-syariah.html

30