Download - 45729146-Makalah-Akuntansi-syariah.doc
BAB II
PEMBAHASAN
A. PSAK No 59 akuntansi perbankan syariah
Dikeluarkannya pernyataan standar akuntansi keuangan no. 59 tentang
akuntansi perbankan syariah Indonesia oleh bank Indonesia (bi) merupakan hal yang
perlu kita syukuri keberadaannya. Adanya PSAK No. 59 memiliki banyak makna.
Dari sudut pandang perkembangan industri perbankan syariah PSAK dapat
diharapkan sebagai instrument yang dapat meningkatkan kepercayaan public dalam
menabung dan berbisnis dengan bank syariah yang pada giliranya akan lebih
memacu perkembangan industri bank syariah di Indonesia. Dikeluarkannya PSAK
No. 59 tentang Akuntansi perbankan Syariah oleh ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
bertujuan untuk mengatur perlakuan akuntansi (pengakuan, pengukuran, penyajian
dan pengungkapan) transaksi khusus yang berkaitan dengan aktivitas bank syariah.
Pernyataan ini diterapkan untuk bank umum syariah, bank pengkreditan rakyat
syariah, dan kantor cabang syariah bank konvensional yang beroperasi di Indonesia.
Hal-hal umum yang tidak diatur dalam pernyataan ini memacu pada pernyataan
standar akuntansi yang berlaku umum sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip
syariah. pernyataan ini bukan merupakan pengaturan penyajian laporan keuangan
sesuai permintaan khusus (statutorial) pemerintah,lembaga pemerintah
independent,dan bank sentral (Bank Indonesia). laporan keuangan yang disajikan
berdasarkan pernyataan ini tidak dimaksudkan untuk memenuhi peraturan
perundang-undangan tersebut.
B. Jenis Produk Bank Syariah
Jenis produk Bank Syariah akan tergantung pada fungsi pokok
banksyariah. Fungsi pokok bank syariah dalam kaitannya dengan
kegiatanperekonomian masyarakat terdiri dari:1
1. Fungsi Pengumpulan Dana ( Funding)
2. Fungsi Penyaluran Dana (Financing)
3. Pelayanan Jasa (Service)
1. Fungsi penghimpunan dana
Dalam bank syariah produk-produk penghimpunan dana dapat
diterapkanberdasarkan prinsip masing-masing, yaitu:
a. Wadiah yaitu akad titipan di mana barang yang dititipkan dapat
diambilsewaktu-waktu.
b. Mudharabah yaitu akad usaha di mana salah satu pihak memberikanmodal
(Sahibul Mal), sedangkan pihak lainnya memberikan keahlian(Mudharib)
2. Jenis Produk Bank Syariah bila dilihat dari fungsi penyaluran dana (financing)
dibagi menjadi 3 kategori besar:
a. Jual-beli
Produk jual-beli dalam Bank Syariah dibagi menjadi 3, yaitu:
Murabahah
Salam dan salam parallel
Istishna dan istishna paralel
b. Bagi Hasil/Untung
Produk Bagi Hasil/Untung dalam Bank Syariah dibagi menjadi 3, yaitu:
a. Mudharabah
b. Musyarakah
c. Rahn
c. Sewa (Ijarah)2
Bila pembiayaan berdasarkan akad Ijarah maka Bank berlaku sebagai
pemberi sewa (mu’jir) dan nasabah selaku penyewa (musta’jir).
Pada fi qih klasik, bank (pemberi sewa), bank harus memiliki barang
sebelum menyewakan kepada nasabah (penyewa).
Pada umumnya Bank tidak memiliki barang, tetapi menyewa dari pihak
lain, kemudian menyewakan lagi kepada nasabah dengan nilai sewa
yang lebih tinggi selama tidak ada kaitan antara akad sewa pertama
dengan sewa kedua.
Ijarah dalam bank syariah bisa disamakan dengan operating lease,
bukan fi nancial lease atau capital lease (lihat bahasan sewa guna
usaha/leasing). Jadi bank bertanggung jawab atas pemeliharaan aset
yang disewa.
Bila bank memiliki objek yang disewakan, maka bank dapat member
Opsi bagi nasabah untuk memiliki objek yang disewanya. Ijarah jenis
ini dinamakan Ijarah al Muntahiyyah Bittamlik atau Ijarah walIqtina.
Ijarah al Muntahiyyah Bittamlik memakai 2 akad yaitu akad sewa dan
janji (opsi) kepemilikan. Kepemilikan bisa dilakukan kalau masa sewa
telah berakhir. Hal ini hampir sama dengan capital lease.
3. Pelayanan Jasa
Adalah pelayanan Bank terhadap nasabah dengan tidak
menggunakanmodal tunai. Atas jasa yang diberikan, bank akan menerima
imbalan(fee).Jenis Produk Bank bila dilihat dari fungsi pelayanan jasa
(service)terdiri dari:
a. Transfer (pengiriman uang)
b. Inkaso (pencairan cek)
c. Valas (penukaran mata uang asing)
d. L/C (Lettter of Credit)
e. Letter of Guarantee dll
3
C. Pengakuan dan Pengukuran Mudharabah
a. Karekteristik
Mudharabah adaalah akad kerja sama usaha antara shahibul maal
(pemilik dana) dan mudharib (pengelola dana) dengan nisbah bagi hasil menurut
kesepakatan dimuka. Jika usaha mengalami kerugian, maka seluruh kerugian
ditanggung oleh pemilik dana, kecuali ditemukan adanya kelalaian atau kesalahan
oleh pengelola dan, seperti penyelewengan, kecurangan,dan penyalahgunaan dana.
Menurut PSAK no 59 akuntansi perbankan syariah, :
“ 6. Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara shahibul maal (pemilik dana) dan
mudharib (pengelola dana) dengan nisbah bagi hasil menurut kesepakatan di muka.”
Mudaharabah ada 2 jenis,yaitu ‘mudharabah mutlaqah (investasi tidak
terikat) dan mudharabah muqayyadah (investasi terikat). Seperti yang tertulis di
PSAK no 59 akuntansi perbankan syariah, :
8. Mudharabah terdiri dari dua jenis, yaitu mudharabahmuthlaqah (investasi tidak terikat) dan mudharabah muqayyadah(investasi terikat).
9. Mudharabah muthlaqah adalah mudharabah dimana pemilikdana memberikan kebebasan kepada pengelola dana dalam pengelolaaninvestasinya.
10. Mudharabah muqayyadah adalah mudharabah dimanapemilik dana memberikan batasan kepada pengelola dana mengenai tempat, cara, dan obyek investasi. Sebagai contoh, pengelola danadapat diperintahkan untuk:(a) tidak mencampurkan dana pemilik dana dengan dana lainnya;(b) tidak menginvestasikan dananya pada transaksi penjualan cicilan,tanpa penjamin, atau tanpa jaminan; atau(c) mengharuskan pengelola dana untuk melakukan investasi sendiritanpa melalui pihak ketiga.
b. Bank Sebagai Shabibul Maal (pemilik Dana)
4
1. Pengakuan dan pengukuran pembiyaan mudharabah
Pengakuan mudharabah adalah sebagai berikut :
1. pembiyaan mudharabah diakui pada saat pembayaran kas atau penyerahan
aktiva nonkas kepada pengelola dana; dan
2. pembiyaan mudharabaha yang diberikan secara bertihahap diakui pada
setisptshap pembayaran atau penyerahaan.
Pengukuran pembiyaan mudharabah adalah sebagai berikut:
1. Pembiyaan mudharabah dalabentuk kas diukur sejumlah uang yang diberikan
bank pada saat pembayaran;
2. pembiyaan mudharabah dalam bentuk aktiva nonkas:
a. diukur sebesar nilai wajar aktiva nonkas pada saat penyerahan;dan
b. selisisih antara nilai wajar dan nilai buku aktiva nonkas diakui sebagai
keuntungan atau kerugian bank; dan
3. beban yang terjadi sehubungan dengan mudharabah tidak dapat diakui sebagai
bagian pembayaran mudharabah kecuali telah disepakati bersama.
2. Pengakuan Laba atau Rugi Mudharabah
Apabila pembiyaan mudharabah melewati satu periode pelaporan:
1. laba pembayaran mudharabah diakui dalam periode terjadinya hak bagi hasil
sesuai nasabah yang disepakati; dan
2. rugi yang terjadi diakuidalam periode terjadinya rugi tersebut dan mengurangi
saldo pembayaran mudharabah
c. Bank sebagai Mudharib (Pengelola Dana)
Dana investasi tidak terikat diakui sebagai investasi tidakterikat pada
saat terjadinya sebesar jumlah yangditerima.pada akhirperiode akuntansi, 5
investasi tidak terikat diukur sebesar nila tercatat. Bagi hasil investasi tidak
terikat dialokasikan kepada bank dan pemilik dana sesuai dengan nisbah yang
disepakati.
Bagi hasil mudharabah dapat dilakukan dengan menggunakan dua
metode, yaitu bagi laba (profit sharing) atau bagi pendapatan (revenue
sharing). Kerugiankesalahanatau kelalaian bank dibebankan kepada bank
(pengelola dana).
d. Bank sebagai Agen Investasi
Apabila bank bertindak sebagai agenda lammnyalurkan dana
mudharabah muqayyadah dan bank tidak menanggung risiko (Chanelling
agent),maka pelaporannya tidak dilakukan dalam neraca tetapi dalam laporan
perubaha dana investasi terikat. Sedangkan dana yang diterima dan belum
disalurkan diakui sebagai titipan.
Apabila bank bertindak sebagai agendalammenyalurkan dana
mudharabah atauinvestasi terikat tetapi bank menanggung risiko atas
penyaluran dana tersebut (executing agent) maka pelaporanya dilakukan
dalam neraca sebesar porsi yang ditanggung oleh bank.
D. Pengakuan dan pengukuran Musyarakah
a. Karakteristik
Menurut PSAK No 59, ” 35. Musyarakah adalah akad kerjasama di
antara para pemilik modal yang mencampurkan modal mereka untuk tujuan
mencari keuntungan.” Dalam musyarakah, mitra dan bank sama-sama
menyediakan modal untuk membiayai suatu usaha tertentu,baik yang sudah
6
berjalan maupun yang baru.selanjutnya mitra dapat mengembalikan modal
tersebut berikutbagi hasil yang telah disepakati secara bertahap atas Sekaligus
kepada bank.
Pembiayaan musyarakah dapat diberikan dala bentuk kas, setara kas,
atau aktiva nonkas, termasuk aktiva tidak terwujud, seperti lisensidan hak
paten. Karena setiap mitra tidak dapaat menjadi modal mitra lainnya, maka
setiap mitra dapat meminta mitra lainnya untuk menyediakan jaminan atas
kelalaian atau kesalahan yang disengaja. Beberapa hal yang menunjukan
adanya kesalahan yang disengaja. Bebrapa hal yang menunjukan adanya
kesalahan yang disengaja adalah: pelanggaran terhadap akad antara lain
penyalahgunaan dana pembiayaan, manipulasi biaya dan pendapatan
operasional, serta pelaksanaan yang tidak sesuai dengan prinsip syariah. Jika
tidak terdapat kesepakatan antara pihak yang bersengketa, kesalahan yang
disengaja harus dibuktikan berdasarkan badan arbitrase atau pengadilan
Laba musyarakah dibagi diantara para mitra dan bank secara
proposional sesuai dengan modal yang disetorkan ( baik berupa kas maupun
aktiva lainnya) atau sesuai dengan yang disepakati oleh semua mitra.
Sedangkan rugi dibebankan secara proposional sesuai dengan modal yang
disetorkan (baik berupa kas maupun aktiva lainnya)
Musyarakah dapat bersifat permanen maupun menurun. Dalam
musyarakah permanen, bagi modal setiap mitra ditentukan sesuai akad dan
jumlahnya tetap hingga akhir masa akad. Sedangkan dalam musyarakah
menurun, bagian modal bank akan menurun dan pada akhir masa akad, mitra
akan menjadi pemilik usaha tersebut.
7
b. Bank Sebagai Mitra
1. Pengakuan dan Pengukuran Awal Pembiayaan
Musyarakah
Pembiayaan musyarakah diakui pada saat pembayaran tunai atau
penyerahan aktiva nonkas kepada mitra musyarakah. Pengukuran pembiayaan
musyarakah dalam bentuk:
1. Pembiayaan musyarakah dalam bentuk;
a. Kas dinilai sebesar jumlah yang dibayarkan; dan
b. Aktiva non kas dinilai sebesar nilai wajar dan nilai buku aktiva non
kas, maka selisih tersebut diakui sebagai keuntungan atau kerugian bank
pada saat penyerahan; dan
2. Biaya yang terjadi akibat akad musyarakah (misalnya, biaya studi kelayakan)
tidak dapat diakui sebagai bagian pembiayaan musyarakah kecuali
persetujuan dari seluruh mitra musyarakah.
2. Pengukuran bagi Bank atas Pembiayaan Musyarakah
Setelah Akad
Bagian pengukuran atas pembiayaan musyarakah permanen dinilai
sebesar nilai historis(jumlah yang dibayarkan atau nilai wajar aktiva non kas
pada saat penyerahan modal musyarakah) setelah dikurangi dengan kerugian,
apabila ada. Bagian bank atas pembiayaan musyarakah menurun dinilai
sebesar nilai historis setelah dikurangi dengan bagian pembiayaan bank yang
telah dikembalikan oleh mitra (yaitu sebesar harga jual yang wajar) dan
kerugian, apabila ada. Selisih antara nilai historis dan nilai wajar bagian
pembiayaan musyarakah yang dikembalikan diakui sebagai keuntungan atau
kerugian ban pada periode berjalan.
Jika akad musyarakah yang belum jatuh tempo diakhiri dengan
pengembalian diakui sebagai laba atau rugi bank pad aperiode berjalan. Pada
8
saat akad diakhiri, pembiayaan musyarakah yang belum dikembalikan oleh
mitra diakui sebagai piutang jatuh tempo kepada mitra.
c. Pengakuan Laba atau Rugi Musyarakah
Laba pembiayaan musyarakah diakui sebesar bagian bank sesuai
dengan nisbah yang disepakati atas hasil usaha musyaraah. Sedangkan rugi
pembiayaan musyarakah diakui secara proporsional sesuai dengan kontibusi
modal. Apabila pembiayaan musyarakah permanen melewati satu periode
pelaporan maka:
1. Laba diakui dalam periode terjadinya sesuai dengan nisbah bagi hasil yang
disepakati; dan
2. rugi diakui dalam periode terjadinya kerugian tersebut dan mengurangi
pembiayaan musyarakah.
Apabila pembiayaan musyarakah menurun melewati satu periode
pelaporan dan terdapat pengembalian sebagian atau seluruh pembiayaan,
maka:
1. laba diakui dalam periode terjadinya sesuai dengan nisbah yang
disepakati;dan
2. rugi diakui dalam periode terjadinya secara proporsional sesuai dengan
kontribusi modal dan mengurangi pembiayaan musyarakah.
Apabila terjadi rugi dalam musyarakah akibat kelalaian atau kesalahan mitra
pengelola usaha musyarakah, maka rugi tersebut ditanggung oleh mitra
pengelola usaha musyarakah. Rugi karena kelalaian mitra musyarakah
tersebut diperhitungkan sebagai pengurang modal mitra pengelola usaha,
kecuali jika mitra mengganti kerugian dengan dana baru.
9
E. Pengakuan dan Pengukuran Murabahah
a. Karakteristik
Pengertian murabahah dalam PSAK no 59, “ 52. Murabahah adalah akad
jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin)
yang disepakati oleh penjual dan pembeli”. Murabahah dapat dilakukan
berdasarkan pesanan atau tanpa pesanan. Murabahah berdasarkan pesanan
dapat bersifat mengikat atau tidak mengikat nasabah untuk membeli barang
yang dipesannya. Dalam murabahah pesanan mengikat pembeli tidak dapat
membatalkan pesanannya. Apabila aktiva murabahah yang telah dibeli
bank(sebagai penjual) dalam murabahah pesanan mengikat mengalami
penurunan nilai sebelum diserahkan kepada pembeli, maka penurunan nilai
tersebt menjadi beban penjual (bank) dan penjual (bank) akan mengurangi
nilai akad. Pembayaran murabahah dapat dilakukan secara tunai atau cicilan.
Harga yang disepakati dalam murabahah adalah harga jual sedangkan
harga beli harus diberitahukan. Jika bank mendapat potongan dari pemasok,
maka potongan itu merupakan hak nasabah. Apabila potongan tersebut terjadi
setelah akad, maka pembagian potongan tersebut dilakukan berdasarkan
perjanjia yang dimuat dalam akad.
Bank dapat meminta nasabah menyediakan angunan atas piutang
murabahah, antara lain, dalam bentuk barang yang telah dibeli dari bank.
Bank dapat meminta kepada nasabah urban sebagai uang muka pembelian
pada saat akad apabila kedua belah pihak bersepakat. Urban menjadi bagian
pelunasan piutang murabahah apabila murabahah jadi dilaksanakan. Tetapi
apabila murabahah batal, urban dikembalikan kepada nasabah setelah
dikurangi dengan kerugian sesuai dengan kesepakatan. Jika uang muka itu
lebih kecil dari kerugian bank maka bank dapat meminta tambahan dari
nasabah.
10
Apabila nasabah tidak dapat memenuhi piutang murabahah sesuai dengan
yang diperjanjikan, bank berhak menggunakan denda kecuali jika dapat
dibuktikan bahwa nasabah tidak mampu melunasi. Denda ditetapkan
berdasarkan pada pendekatan ta’zir yaitu untuk membuat nasabah lebih
disiplin terhadap kewajibannya. Besarnya denda sesuai dengan yang
diperjanjikan dalam akad dan dana yang berasal dari denda diperuntukkan
sebagai dana sosial ( Qardhul hasan).
b. Bank Sebagai Penjual
Pada saat perolehan, aktiva yang diproleh dengan tujuan untuk dijual
kembali dalam murabahah diakui sebagai aktiva murabahah sebagai biaya
perolehan. Pengukuran aktiva murababahah setelah perolehan adalah sebagai
berikut:
1. Aktiva tersedia untuk dijual dalam murabahah pesanan mengikat:
a. dinilai sebesar biaya perolehan; dan
b. jika terjadi penurunan nilai akiva karena usang, rusak atau kondisi
lainnya, penurunan nilai tersebut diakui sebagai beban dan mengurangi
nilai aktiva;
2. Apabila dalam murabahah tanpa pesanan atau murabahah pesanan tidak
mengikat terdapat indikasi kuat pembeli batal melakukan transaksi, maka
aktiva murabahah:
a. Dinilai berdasarkan biaya perolehan atau nilai
bersih yang dapat direalisasi, mana yang lebih rendah;dan
b. Jika nilai bersih yang dapat direalisasi lebih
rendah dari biaya perolehan, maka slisihnya diakui sebagai kerugian.
Potongan pembelian dari pemasok diakui sebagai pengurangan biaya
perolehan aktiva murabahah. Pada saat akad, piutang murabahah diakui
sebesar biaya perolehan aktiva murabahah ditambah keuntungan yang 11
disepakati. Pada akhir periode laporan keuangan, piutang murabahah dinilai
sebesar nilai bersih yang dapat direalisasi, yaitu saldo piutang dikurangi
penyisihan kerugian piutang.
Keuntungan murabahah diakui:
1. pada periode terjadiya, apabila akad berakhir pada periode laporan keungan
yang sama; atau
2. selama periode akad secara proposional, apabila akad melampaui satu periode
laporan keuangan.
Potongan pelunasan dini diakui dengan menggunakan salah satu metode
berikut:
1. jika potongan pelunasan diberikan pada penyelesaian, bank mengurangi
piutang murabahah dan keuntungan murabahah;atau
2. jika potongan pelunasan diberikan setelah penyelesaian, bank terlebih dulu
menerima pelunasan piutang murabahah dari nasabah, kemudian bank
membayar potongan pelunasan kepada nasabah dengan mengurangi
keuntungan murabahah.
Denda dikenakan apabila nasabah lalai dalam melakukan
kewajibannya sesuai dengan akad. Pada saat diterima, denda diakui sebagai
bagian dana sosial.
1. urban diakui sebagai uang muka pembelian sebesar jumlah yang diterima
bank pada saat dterima;
2. pada saat barang jadi dibeli oleh nasabah, maka urban diakui sebagai
pembayaran piutang; dan
3. jika barang batal dibeli oleh nasabah, maka urban dikembalikan kepada
nasabah setelah diperhitungkan dengan biaya-biaya yang telah dikeluarkan
bank.
12
F. Pengakuan Dan Pengukuran Salam Dan Salam Paralel
Pengertian salam dan salam paralel menurut PSAK no 59 :
69. Salam merupakan akad jual beli muslam fiih (barang
pesanan) dengan penangguhan pengiriman oleh muslam ilaihi (penjual)
dan pelunasannya dilakukan segera oleh pembeli sebelum barang
pesanan tersebut diterima sesuai dengan syarat-syarat tertentu.
70. Bank dapat bertindak sebagai pembeli dan atau penjual
dalam suatu transaksi salam. Jika bank bertindak sebagai penjual
kemudian memesan kepada pihak lain untuk menyediakan barang pesanan dengan cara
salam maka hal ini disebut salam paralel.
Salam parallel dapat dilakukan dengan syarat:
1. Akad kedua antara bank dan pemasok terpisah dari akad pertama antara bank
dan pembeli akhir, dan
2. Akad kedua dilakukan setelah akad pertama sah.
a. Bank sebagai pembeli
Piutang salam diakui pada saat modal usaha salam dibayarkan atau
dilihat kepada penjual. Modal usaha salam dapat berupa kas dan aktiva non
kas. Modal usaha salam dapat berbentuk kas diukur sebesar jumlah yang
dibayarkan, sedangkan modal usaha salam dalam bentuk aktiva non kas
diukur sebesar nilai wajar (nilai yang disepakati antara bank dan nasabah).
Penerimaan barang pesanan diakui dan diukur sebagai berikut:
1. Jika barang pesanan sesuai dengan akad dilihat sesuai nilai yang disepakati
2. Jika barang pesanan berbeda kualitasnya, maka:
a.Barang pesanan yang diterima diukur sesuai dengan akad, jika nilai pasar
(nilai wajar jika nilaii pasar tidak tersedia) dari barang pesanan yang
13
diterima nilainya sama atau lebih tinggi dari nilai barang pesanan yang
tercantum didalam akad
b. Barang pesanan yang diterima diukur sesuai nilai pasar (nilai wajar jika nilai
pasar tidak tersedia) pada saat diterima dan selisihnya diakui sebagai
kelebihan, jika nilai pasar dari barang pesanan lebih rendah dari barang
pesanan yang tercantum dalam akad
3. Jika bank tidak menerima sebagian atau seluruh barang pesanan pada tanggal
jatuh tempo pengiriman, maka:
a. Jika tanggal pengiriman diperpanjang nilai tercatat piutang salam sebesar
bagian yang belum dipenuhi tetap sesuai dengan nilai yang tercantum dalam
akad
b. Jika akad salam dibatalkan sebagian atau seluruhnya, maka piutang salam
berubah menjadi piutang yang harus dilunasi oleh nasabah sebesar bagian
yang tidak dapat dipenuhi.
c. Jika akad salam dibatalkan sebagian atau seluruhnya dan bank mempunyai
jaminan atas barang pesanan serta hasil penjualan jaminan tersebut lebih
kecil dari nilai tercatat piutang salam dan hasil penjualan tersebut diakui
sebagai piutang kepada nasabah yang telah jatuh tempo.
d. Bank dapat menggunakan denda kepada nasabah.
b.bank sebagai penjual
Utang salam diakui pada saat bank menerima modal usaha salam yang
diterima. Modal usaha salam yang diterima dapat berupa kas dan aktiva non
kas. Modal usaha salam dalam bentuk aktiva non kas diukur sebesar nilai
wajar.
G. Pengakuan dan Pengukuran Istishna dan Istishna Paralel
14
Dalam PSAK no 59 pengertian istishna dan istishna paralel adalah :
81. Istishna adalah akad jual beli antara al-mustashni (pembeli)
dan as-shani (produsen yang juga bertindak sebagai penjual).
Berdasarkan akad tersebut, pembeli menugasi produsen untuk
menyediakan al-mashnu (barang pesanan) sesuai spesifikasi yang
disyaratkan dan menjualnya dengan harga yang disepakati. Cara
pembayaran dapat berupa pembayaran di muka, cicilan, atau
ditangguhkan sampai jangka waktu tertentu
84. Bank dapat bertindak sebagai pembeli atau penjual dalam
istishna. Jika bank bertindak sebagai penjual kemudian
memesan kepada pihak lain (sub-kontraktor) untuk menyediakan barang
pesanan dengan cara istishna maka hal ini disebut istishna paralel.
Berdasarkan akad tersebut, pembeli menugasi produsen untuk menyediakan
barang pesanan sesuai spesifikasi yang disyaratkan pembeli dan menjualnya
dengan harga yang disepakati. Spesifikasi dan barang pesanan disepakati oleh
pembeli dan penjual diawal akad. Barang pesanan harus diketahui
karakteristiknya secara umum yang meliputi: jenis, spesifikasi teknis, kualitias
dan kuantitas. Barang pesanan harus sesuai dengan karakteristik antara pembeli
dan penjual. Jika barang pasanan yang dikirim salah satu cacat, maka penjual
bertanggung jawab atas kelalaiannya.
Istishna Paralel dapat Dilakukan dengan Syarat:
1. Akad kedua antara bank dan subkontraktor terpisah dari akad pertama antara
bank dan pembeli akhir
2. Akad kedua dilakukan setelah akad pertama sah.
Pada dasarnya istishna tidak dapat dibatalkan, kecuali memenuhi kondisi:
1. Kedua belah pihak setuju untuk menghentikannya
15
2. Akad batal demi hukum karena timbul kondisi hukum yang dapat
menghalangi pelaksanaan atau penyelesaian akad.
Pembeli mempunyai hak untuk memperoleh jaminan dari penjual atas:
1. Jumlah yang telah dibayarkan.
2. Penyerahan barang pesanan sesuai dengan spesifikasi dan tepat waktu.
a. Pengakuan Pendapatan dan Keuntungan Istishna Paralel
Pendapatan istishna adalah total harga yang disepakati dalam akad
antara bank dan pembeli akhir, termasuk margin keuntungan. Margin
keuntungan adalah selisih antara pendapatan istishna dan harga pokok
istishna. Pendapatan istishna diakui dengan mengenakan metode persentase
penyelesaian atau metode akad.
b. Bank Sebagai Pembeli
Bank mengakui aktiva istihna dalam menyelesaikan sejumlah termin
yang ditagih oleh penjual dan sekaligus mengakui utang istishna kepada
penjual. Apabila barang pesanan terlambat diserahkan karena kelalaian atau
kesalahan penjual dan mengakibatkan kerugian bank, maka kerugian itu
dikurangkan dari garansi penyelesaian proyek yang telah diserahkan penjual.
Apabila kerugian tersebut melebihi garansi penyelesaian proyek, maka
selisihnya akan diakui sebagai piutang jatuh tempo kepada sub kontraktor.
H. Pengakuan dan Pengukuran Ijarah dan Ijarah Muntahiyah Bittamlik
16
Ijarah adalah akad sewa menyewa antara pemilik sewa dan penyewa untuk
mendapatkan imbalan atas objek sewa dan penyewa untuk mendapatkan imbalan
atas objek sewa yang disewakan.
Ijarah muntahiyah bittamlik adalah akad sewa menyewa antara pemilik objek
sewa dan penyewa untuk mendapatkan imbalan atas objek sewa yang
disewakannya dengan obsi perpindahan hak milik objek sewa pada saat tertentu
sesuai dengan akad sewa.
Perpindahan hak milik objek sewa kepada penyewa dalam ijarah
muntahiyah bittamlik dapat dilakukan dengan:
1. Hibah
2. Penjualan sebelum akad berakhir sebesar harga yang sisa cicilan sewa
3. Penjual pada akhir masa sewa dengan pembayaran tertentu yang disepakati
pada awal akad
4. Penjual secara bertahap sebesar hraga tertentu yang disepakati dan tercantum
dalam akad.
a. Bank Sebagai Pemillik Objek Sewa
Objek sewa diakui sebesar biaya perolehan pada saat perolehan
objek sewa dan disusutkan sesuai dengan:
1. Kebijakan penyusutan pemilik objek sewa untuk aktiva sejenis jika
merupakan ijarah
2. Masa sewa jika merupakan ternsaksi ijarah muntahiyah bittamlik
Pendapatan ijarah dan ijarah muntahiyah bittamllik diakui selama
masa akad secara proporsional kecuali pendapatan ijarah muntahiyah bittamlik
memulai penjualan secara bertahap maka besar pendapatan setiap periode aka
menurun secara progresif selama masa akad karena adanya pelunasan bagian per
bagian objek sewa pada periode tersebut.
I. Pengakuan dan Pengukuran Wadi’ah 17
Wadi’ah adalah titipan nasabah yang harus dijaga dan dikembalikan setiap
saat apabila nasabah yang bersangkutan menghendaki. Bank bertanggung jawab
atas pengembalian ttitpan. Wadi’ah terbagi atas wadi’ah yad-dhamanah adalah
titipan yang selama belum dikembalikan kepada penitip dapat dimanfaatkan oleh
penerima titipan, dan wadi’ah yad-amanah apabila dari hasil pemanfaatan tersebut
diperoleh keuntungan, maka seluruhnya menjadi hak penerimaan titipan.
Sedangkan dalam prinsip wadia’ah yad-amanah, penerimaan titipan tidak boleh
memanfaatkan barang titipan tersebut sampai diambil kembali oleh penitip.
Penerimaan titipan dalam transaksi wadi’ah dapat:
1. Meminta ujrah (imbalan) atas penitipan barang/uang tersebut; dan
2. Memberikan bonus kepada penitip dari hasil pemanfaatan barang/uang titipan
(wadi’ah yad-amanah) namun tidak boleh diperjanjikan sebelumnya dan
besarnya tergantung pada kebijakan penerima titipan.
J. Pengakuan dan Pengukuran Qardh
Pinjaman Qardh adalah penyediaan dana atau tgihan yang dapat disamakan
dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara peminjam dan pihak
yang dipinjamkan. Bank syariah disampinkan memberikan pinjaman qard juga
dapat menyalurkan pinjaman dalam bentu qardhul hasan. Qardhul Hasan adalah
pinjaman tanpa pinjaman yang memungkinkan pinjaman untuk menggunakan
dana tersebut selam jangka waktu tertentu dan mengembalikan dalam jumlah
yang sama pada akhir periode yang disepakati.
Sumber dana qardhul hasan bersal dari eksternal dan internal. Sumber dana
eksternel meliputi dana qardh yang diterima bank syariah dari pihak lain (missal
dari sumbangan, infaq, shadaqah, dan hasil pendapatan nonhalal). Sumber dana
internal meliputi hasil tagihan pinjaman qaldhul hasan.
K. Pengakuan dan Pengukuran Sharf 18
Sharf adalah akad jual beli suatu valuta denan valuta lainnya. Transaksi valuta
asing pada bank syariah hanya dapat dilakukan untuk tujuan lindung nilai dan
dibenarkan utuk tujuan spekulatif. Selisih antara kurs yang diperjanjikan dalam
kontrak dan kurs tunai pada tanggal penyerahan valutaq diakui sebagai
keuntungan/kerugian pada saat penyerahan/penerimaan dana.
L. Pengakuan dan Pengukuran Kegiatan Bank Syariah Berbasis Imbalan
Kegiatan-kegiatan yang menghasilkan ujrah (imbalan ) antara lain:
1. Wakalah adalah akad pemberian kuasa dari pemberi kuasa /nasabah kepada
penerima kuasa /bank untuk melaksanakan suatu tugas atas nama pemberi
kuasa/. Akad wakalah tersebut dapat digunakan antara lain dalam pengiriman
taransfer, penagihan utang baik melalui kliring maupun inkaso, dan realisasi
L/C.
2. Hiwalah adalah pemindahan pengalihan hak dan kewajiban, baik dalam
bentuk pengalihan piutang maupun utang, dan jasa pemindahan/pengalihan
dana dari suatu etnis kepada etnis lain.
3. Kafalah adalah akad pemberian pinjaman yang diberikan oleh penerima
jaminan dan peminjam bertanggung jawa atas pemenuhan kembali suatu
kewajiban yang menjadi hak penerima jaminan. Kafalah dapat digunakan
untuk pemberian jasa bank antara lain garansi bank, standy by L/C,
pembukaan L/C impor, dan lain-lain.
M. Penyajian Dalam Akuntansi Syariah
19
Penyajian laporan akuntansi bank syariah telah diatur dengan Pedoman
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Pedoman Akuntansi Perbankan
Syariah Indonesia (PABSI). Oleh karena itu laporan keuangan harus mampu
memfasilitasi semua pihak yang terikat dengan bank syariah.
Laporan keuangan bank syariah yang lengkap terdiri dari komponen-komponen
berikut:
1. Neraca
2. Laporan laba rugi
3. Laporan Arus Kas
4. Laporan Perubahan Ekuitas
5. Laporan Perubahan Dana Infestasi Terikat
6. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat Infaq dan Shadaqah
7. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Qardhul Hasan, dan
8. Catatan atas Laporan Keuangan
N. Penyusunan Laporan Keuangan Bank Syariah
Laporan keuangan bank syariah harus disusun berdasarkan kerangka
dasar penyususunan dan penyajiannya. Sebab laporan keuangan bank syariah
tentunya memiliki perbedaan, meskipun ada beberapa aspek yang mungin
sama dengan bentuk laporan keuangan pada umumnya. Seperti halnya dengan
perusahaan lainnya, bank syariah secara umum dalam melakukan penyusunan
laporan keuangan melalui beberapa tahapan antara lain:
1. Bukti transaksi
2. Jurnal
3. Buku Besar
4. Neraca Saldo
5. Jurnal Penyesuain
6. Laporan Keuangan
O. Bentuk Laporan Keuangan Syariah 20
1. Laporan posisi keuangan (Neraca)
(Nama Bank)Laporan Posisi Keuangan Konsolidasi
Pada Bulan xx Tahun 20xx
Uraian Catatanxxxx
(tahun)Unit
Moneter
xxxx (tahun)Unit Moneter
AktivaKas dan setara kasPiutang PenjualanInvestasi
Investasi dalam surat-surat berhargaInvestasi mudharabahInvestasi MusyarakahPenyertaan ModalPersediaanInvestasi pada real estatAktiva yang disewakanIstishnaInvestasi lain-lain
------
Total InvestasiAktiva lainnyaAktiva tetap (neto)
Total Aktiva
89
1011121314151617
181920
xx.xxx.xxxx.xxx.xxx
xx.xxx.xxxxx.xxx.xxx
--xxx.xxx.xxx
--xx.xxx.xxxxx.xxx.xxx
--
------
xxx.xxx.xxxxxx.xxx
xx.xxx.xxx
xxx.xxx.xxx
xx.xxx.xxxxxx.xxx
xx.xxx.xxxx.xxx.xxxx.xxx.xxx
xxx.xxx.xxxx.xxx.xxx
xx.xxx.xxxxx.xxx.xxxx.xxx.xxx
------
xxx.xxx.xxxxx.xxx.xxxxx.xxx.xxx
xxx.xxx.xxx
(Nama Bank)Laporan Posisi Keuangan Konsolidasi
21
Pada Bulan xx Tahun 20xx
Uraian Catatanxxxx (tahun)Unit Moneter
xxxx (tahun)Unit Moneter
KewajibanRekening koran dan tabunganRekening koran bank dan lembaga keuanganUtangDividen yang diusulkanKewajiban lainnya
Total Kewajiban
Rekening investasi tidak terbatasSaham minoritas
Total Kewajiban, Rekening Investasi Tidak Terbatas dan Saham Minoritas
Ekuitas pemilikModal disetorCadanganLaba ditahan
Total Ekuitas Pemilik
Total Kewajiban, Rekening Investasi Tidak Terbatas, Saham Minoritas dan Ekuitas Pemilik
21
2223
24,34
2526
xx.xxx.xxxx.xxx.xxx
xxx.xxxx.xxx.xxxx.xxx.xxx
xx.xxx.xxx
x.xxx.xxxx.xxx.xxx
xx.xxx.xxx
xxx.xxx.xxxx.xxx.xxxx.xxx.xxx
xxx.xx.xxx
xxx.xxx.xxx
xx.xxx.xxxx.xxx.xxx
xxx.xxxx.xxx.xxxx.xxx.xxx
xx.xxx.xxx
x.xxx.xxxx.xxx.xxx
xx.xxx.xxx
xxx.xxx.xxxx.xxx.xxxx.xxx.xxx
xx.xxx.xxx
xxx.xxx.xxx
2. Laporan Laba Rugi(Nama Bank)
Laporan Laba RugiUntuk Tahun Yang Berakhir xxxx (tahun) dengan xxxx (tahun lalu)
Uraian Catatan xxxx (tahun)Unit Moneter
xxxx (tahun)Unit Moneter
PendapatanPenjualan tangguhanInvestasi
Dikurangi
29A29B
28,29
xx.xxxx.xxx.xxxx.xxx.xxx
xx.xxxx.xxx.xxxx.xxx.xxx
22
Keuntungan rekening investasi tidakterbatas sebelum bagian bank sebagai mudharib
Bagian bank sebagai mudharibKeuntungan terhadap rekening investasi tidak
terbatas sebelum pajakBagian bank pada pendapatan dari investasi
(sebagai mudharib dan sebagai pemilik dana)
Pendapatan bank dari investasiBagian keuntungan bank dari rekening
Investasi terbatas sebagai mudharibFee bank sebagai agen investasi untuk
investasi terbatasPendapatan dan jasa-jasa perbankanPendapatan lain-lainTotal pendapatan bankBiaya umum dan administrasiDepresiasiPendapatan neto sebelum pajak dan pajakProvisi untuk zakatPendapatan neto sebelum saham minoritas
(saham minoritas)Pendapatan neto
29B
30
xxx.xxx(xxx.xxx)
(xxx.xxx)
x.xxx.xxxxx.xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxxx.xxxx.xxx
xx.xxx.xxx(x.xxx.xxx)(x.xxx.xxx)
x.xxx.xxx(x.xxx.xxx)
x.xxx.xxx(x.xxx)
x.xxx.xxx
xxx.xxx(xx.xxx)
(xxx.xxx)
x.xxx.xxxxx.xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxxx.xxxx.xxx
xx.xxx.xxx(x.xxx.xxx)(x.xxx.xxx)
x.xxx.xxx(x.xxx.xxx)
x.xxx.xxx(x.xxx)
x.xxx.xxx
3. Laporan Arus Kas
(Nama Bank)Laporan Arus Kas
Untuk Tahun yang Berakhir xxxx (tahun) dengan xxx (tahun lalu)
Uraian Catatanxxxx (tahun)Unit Moneter
xxxx (tahun)Unit Moneter
Arus kas dari operasiPendapatan netoPenyesuaian terhadap pendapatan netoKas neto dari kegiatan operasionalDepresiasiProvisi rekening ragu-raguProvisi untuk zakat
x.xxx.xxx----
x.xxx.xxxxx.xxx
x.xxx.xxx
------------
23
Provisi untuk pajakZakat yang dibayarkanPajak yang dbayarkanKeuntungan dar rekening investasi tidak terbatasKeuntungan dari penjualan aktiva tetapDepresiasi dari aktiva yang disewakanProvisi untuk penurunan nilai investasi pada surat-
surat berhargaPiutang ragu-raguPembelian aktiva tetap
Arus kas neto dari operasiArus kas dari kegiatan investasiPenjualan real estat yang disewakanPembelian real estat yang disewakanPenjualan real estatInvestasi pada surat-surat berhargaKenaikan pada investasi mudharabahPenjualan persediaanPenjualan Istishna’Kenaikan neto pada piutang
Arus kas neto dari kegiatan investasi
Arus kas dari kegiatan keuanganKenaikan neto pada rekening investasi tidak
terbatasKenaikan neto pada rekening koranDividen yang dibayarkanKenaikan pada saldo kredit dan biaya-biaya(Penurunan) pada biaya yang masih harus dibayarKenaikan pada saham minoritasPenurunan pada aktiva lainPenurunan arus kas dari kegiatan pembiayaan
Kenaikan/penurunan uang kas dan setara kasKas dan setara kas pada awal tahunKas dan setara kas pada akhir tahun
37
--(xxx.xxx)
--xxx.xxx
--x.xxx.xxx
xxx.xxx(x.xxx)
(xxx.xxx)
xx.xxx.xxx----
xx.xxx.xxx--
(x.xxx.xxx)x.xxx.xxxx.xxx.xxx
(x.xxx.xxx)
x.xxx.xxx
xxx.xxxx.xxx.xxxx.xxx.xxx
xxx.xxx(xx.xxx)xxx.xxx
xx.xxx.xxxxx.xxx.xxx
xx.xxx.xxxxx.xxx.xxxxx.xxx.xxx
------------
------
------------------
--
----------------
------
24
4. Laporan Perubahan Modal atau Laporan Laba Ditahan
(Nama Bank)Laporan Perubahan Modal
Untuk Tahun yang Berakhir xxxx (tahun) dengan xxxx (tahun lalu)
Uraian
ModalDisetor
UnitMoneter
CadanganUnit
MoneterYang Sah
UnitMoneterUmum
LabaDitahan Total
Saldo per xxxx (tahun)Emisi ( ) sahamPendapatan netoKeuntungan dibagikanTransfer ke cadangan
Neraca per xxxx (tahun)Pendapatan netoKeuntungan dibagikanTransfer ke cadangan
Saldo per xxxx (tahun)
xxx.xxx.xxx--
xxx.xxx.xxx
xxx.xxx.xxx
--
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
x.xxx.xxx
--
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
x.xxx.xxx
--
x.xxx.xxx(x.xxx.xxx)(x.xxx.xxx)
x.xxx.xxxx.xxx.xxx
(x.xxx.xxx)x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
xxx.xxx.xxx--
x.xxx.xxx(x.xxx.xxx)
--
xxx.xxx.xxxx.xxx.xxx
(x.xxx.xxx)--
xxx.xxx.xxx
5. Laporan Sumber-sumber dan Penggunaa Dana Zakat, Infaq, dan Shadaqah
(Nama Bank)Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat, Infaq dan ShadaqahUntuk Tahun yang Berakhir xxx (tahun) dengan xxx (tahun lalu)
Catatan
xxxx (tahun)Unit
Moneter
xxxx (tahun)Unit Moneter
Sumber-sumber Zakat dan SumbanganZakat jatuh tempo dari bankZakat jatuh tempo dari pemilik rekeningSumbangan
Total Sumber Zakat
Penggunaan Zakat dan SumbanganZakat untuk fakir dan miskinZakat untuk Ibnu SabilZakat untuk Gharimin dan membebaskan budak
x.xxx.xxxxxx.xxxxxx.xxx
x.xxx.xxx
xxx.xxxxxx.xxxxx.xxx
------
--
------
25
Zakat untuk mu’allafZakat untuk fisabilillahZakat untuk amil zakat (biaya administrasi dan
umum)
Total Penggunaan Dana
Kenaikan (penurunan) sumber-sumber terhadap penggunaan
Zakat dan sumbangan yang belum dibagikan pada awal tahun
Zakat dan sumbangan yang belum diberikan pada akhir tahun
xxx.xxxxxx.xxx
xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
----
--
--
--
--
--
6. Laporan Sumber-sumber dan Penggunaan Dana Qardhul Hasan
(Nama Bank)Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Qardhul Hasan
Untuk Tahun yang Berakhir xxx (tahun) dengan xxx (tahun lalu)
Uraian Catatanxxxx (tahun)Unit Moneter
xxxx (tahun)Unit Moneter
Saldo AwalPinjaman kebajikanSumber-sumber dana qardhul hasanAlokasi dari rekening koranAlokasi dari pendapatan yang dilarang syariah
(haram)Sumber di luar bank
Total Sumber Dana Selama Tahun Ini
Penggunaan Qardhul HasanPinjaman kepada para pelajarPinjaman kepada para pengrajinPenyelesaian rekening koran
Total Penggunaan Selama Tahun ini
Saldo Akhir TahunPinjaman KebajikanDana tersedia untuk pinjaman
xxx.xxxxxx.xxxxxx.xxx
xxx.xxxxxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxxxxx.xxxxxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxxxxx.xxx
xxx.xxxxxx.xxxxxx.xxx
xxx.xxxxxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxxxxx.xxxxxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxxxxx.xxx
26
P. Pengungkapan Dalam Akuntansi Bank Syariah
a. Bank Syariah harus mengungkapkan hal-halberikut:1. Jenis aktiva produktif,sector ekonomi, dan jumlah aktiva produktifmasing-
masing2. Jumlah aktiva produktif yang diberikan kepada pihak yang mempunyai
hubungan istimewa.3. Kedudukan bank dalam pembiayaan bersamadan besarnya porsi yang di
biayai4. Jumlah aktiva produktif yang telah direktrukturisasidan informasi lain tentang
aktiva produktif yang direktrukturisasi selama periode berjalan5. Klasifikasi aktifa produktif menurut jangka waktu, kwalitas aktiva produktif,
valuta dan tingkat bagi hasilrata-rata.6. Ikhtisar perubahan penyisihan kerugian dan penghapusan aktiva produktif
yang diberikan dalam tahun yang bersangkutan yang menunjukan saldo awal, penyisihan selama tahun berjalan, penghapusan selamatahun berjalan, pembayaran aktifa produktif yang telah dihapus bukukan dan saldo penyisihan pada akhir tahun.
7. Kebijakan dan metode akuntansi penyisihan (penghapusan aktifa produktif bermasalah).
8. Metode yang digunakan untuk menetukan penyisihan khusus dan umum.9. Kebijakan, manajeman dan pelaksanaan pengendalian resiko portofolio aktifa
produktif.10. Besarnya aktiva produktif bermasalah dan penyisihannya untuk setiap sektor
ekonomi.11. Saldo aktiva yang sudah diaktifkan.
b. Pengungkapan Untuk Setiap Komponen Laporan Keuangan
1. Neraca
Pangungkapan pembiayaan mudharabah mencakup: Jumlah pembiayaan mudharabah kasdan non kas. Kerugian atas penurunan nilai aktiva mudharabah, apabila ada,dan Persentase kepemilikan dana pada investasi tidak terikat yang signifikan
berdasarkan kepemilikan perorangan dan/atau badan hokum
Pengungkapan transaksi Istisna’:1. Pendapatan dan keuntungan dari kontrak istisna’ selama periode berjalan.2. Jumlah akumulasi biaya ataskontrak berjalan serta pendapatan dan keuntungan sampai dengan akhir periode berjalan
27
3. Jumlah sisa kontrak yang belum selesai menurut spesifikasi dan syarat kontrak.4. Klaim tambahan yang belum selesai dan semua denda yang bersifat kontijan sebagai akibat keterlambatan pengiriman barang.5. Nilai kontrak Istisna’paralel yang sedang berjalan rentang periode pelaksanaannya 6. Nilaikontrakistisna’yang telah ditanda tangani bank selama periode berjalan tetapi belum dilaksanakan dan rentang periode pelaksanaannya
Pengungkapan transaksi ijarah dan ijarah muntahiyah bittamlik mencakup :1. Sumber dana yang digunakan dalam pembiayaan ijarah 2. Jumlah piutang cicilan ijarah yang akan jatuh tempo hingga dua tahun terakhir3. Jumlah objek sewa berdasarkan jenis transaksi(ijarah dan ijarah muntahiyah
bittamlik),jenis aktiva, dan akumulasi penyusutannya apabila bank syariah sebagai pemilik objek sewa
4. Jumlah utang ijarah yang jatuh tempo hingga dua tahun yang akan datang apabila bank syariah sebagai penyewa, dan
5. Komitmen yang berhubungan dengan perjanjian ijarah muntahiyah bittamlik yang berlaku efektif pada periode laporan keuangan berikutnya
Pengungkapan transaksi wadiah mencakup:1. Jumlah dana /barang yang mengikuti prinsip wadiah yad-amanah2. Jumlah dana wadiah yang di blokir sebagai jaminan pembiayaan atau
transaksi perbankan lainnya.
2. Laporan Laba Rugi
Pendapatan,beban, keuntungan, dan kerugian harus diungkapkan berdasarkan jenis menurut karakteristik transaksi. Sejauh bias dilaksanakan, hal-hal tersebut dibawah ini yang berasal dari investasi yang dibiayai bersama oleh bank dan para pemilik dana investasi tidak terikat dan investasi yang hanya dibiayai oleh bank harus diungkapkan secara terpisah:
Pendapatan dan keuntungan investasi Bebandan kerugian investasi Laba(rugi) investasi Bagian para pemilik dana investasi tidak terikat pada pendapatan (kerugian )
dari investasi sebelum bagian pengelola dana Bagian bank pada pendapatan (kerugian) investasi Bagian bank pada pendapatan dana investasi tidak terikat sebagai pengelola
dana
28
3. Laporan Perubahan Dana Investasi Terikat
Pengungkapan hal-halyang berkaitan dengan laporan perubahan dana investasi terikat dalam catatan atas laporan keuangan mencakup:
Periode yang dicakup laporan perubahan dana investasi terikat Secara terpisah saldo awal, keuntungan (kerugian) dan saldo akhir dana
investasi terikat yang berasal dari evaluasi dana investasi tidak terikat Siofatdari hubungan antara bank dan para pemilik dana investasi terikat, baik
bank sebagai pengelola dana maupun sebagai agen investasi Hak dan kewajiban yang dikaitkan dengan masing-masing jenis dana investasi
terikat atau unit investasi
4. Laporan Sumber dan Penggunaan Zakat, infak, dan Shadaqah
Pengungakapan hal-hal yang berkaitan dengan sumber dan penggunaan dana zakat, infak, dan shadaqah dalamcatatan laporan keuangan mencakup :
Periode yang dicakup oleh laporan sumber dan penggunaan dana zakat, infak dan shadaqah
Dasarpenentuan zakat para pemegang saham jika bank diharuskan membayar zakat atas nama parapemegang saham
Rincian sumber dana zakat,infak, dan shadaqah Dana zakat, infaq, dan shadaqah yang disalurkan bank selama periode Dana zakat,infaq, dan shadaqah yang belum disalurkan pada akhir periode
laporan.
5. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Qardhul Hasan
Pengungkapan hal-hal yang berkaitan dengan laporan sumber dan panggunaan dana qardhul hasan dalam catatan atas laporan keuangan mencakup:
Periode yang dicakup laporan sumber dan penggunaan dana qardhul hasan Rincian saldo qardhul hasan pada awal dan akhir periode berdasarkan
sumbernya Jumlah dana yang disalurkan dan sumber dana yang diterima selama periode
laporan berdasarkan jenisnya.
29
Sumber : http://ninisug.blogspot.com/2011/05/akuntansi-perbankan-syariah.html
30