406-1372-1-pb

4
Jurnal Pengajaran Fisika Sekolah Menengah ISSN 1979-4959 Vol. 1, No.4, November 2009 96 Konsep Gerak Rotasi Benda Tegar Menggunakan Analogi Konsep Gerak Translasi 1-D Siti Nurul Khotimah, Sparisoma Viridi, dan Novitrian Program Studi Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Bandung Jalan Ganesa 10, Bandung 40132 E-mail: [email protected] Diterima Editor : 6 Oktober 2009 Diputuskan Publikasi : 26 Oktober 2009 Abstrak Dengan menerapkan langkah-langkah di dalam Model Pengajaran dengan Analogi (ADA), dapat ditunjukkan adanya analogi konsep-konsep gerak rotasi dengan gerak translasi 1-dimensi. Analogi ini meliputi kinematika, dinamika, impuls- momentum, dan usaha-energi. Analogi dalam hukum II Newton, teorema impuls-momentum dan teorema kerja-energi kinetik juga dibahas untuk kedua jenis gerak ini. Pengecualian-pengecualian terhadap analogi ini juga diperoleh. Massa dan momen inersia mempunyai persamaan dalam mempertahankan keadaannya, yaitu kecenderungan untuk melawan perubahan gerakan. Massa dan momen inersia juga mempunyai perbedaan, massa adalah sifat intrinsik sebuah benda, sedangkan momen inersia sebuah benda bergantung pada pemilihan sumbu rotasi. Kata Kunci: Pengajaran dengan Analogi (ADA), gerak rotasi benda tegar, gerak translasi 1-dimensi. Abstract By applying the operations in the Teaching-with-Analogies (TWA) Model, it can be shown that there are analogies between the concepts in the rotational and one-dimensional motions. These analogies include kinematics, dynamics, impulse- momentum, and work-energy. The analogies in Newton’s second law, impulse-momentum theorem, and work-kinetic energy theorem are also discussed for these two kinds of motions. Exceptions to the analogies are also found. Mass and moment of inertia have a similarity in a tendency to remain motionless, i.e. the tendency of an object to resist changes in motion. Mass and moment of inertia also have a difference, mass is an inherent property of an object, but moment of inertia of an object depends on the choice of rotation axis.. Key words: Teaching-with-Analogies (TWA), rotation of a rigid object, one-dimensional motion 1. Pendahuluan Analogi telah lama menjadi alat penemuan dalam ilmu pengetahuan dan sering digunakan sebagai piranti dalam menjelaskan teori di kelas. Namun demikian, penelitian telah membuktikan bahwa analogi dapat menimbulkan konsep alternatif sebab siswa memvisualisasikan analog dengan cara berbeda dari guru sehingga juga dapat mengarah pada miskonsepsi [1]. Model Teaching-with-Analogies dikembangkan untuk memperoleh analogi dengan baik dan membantu pembelajaran [2,3]. Guru telah banyak menggunakan analogi dalam menjelaskan konsep-konsep ilmiah di kelas, seperti kamera dengan mata, jantung dengan pompa, sel dengan pabrik, membran timpani dalam telinga dengan mikrofon, paru-paru dengan balon, model atom dengan sistem tatasurya dan elastisitas otot dengan pegas. Disamping itu, analogi juga telah digunakan pada pembandingan keserupaan konsep medan gravitasi dan medan listrik [4], pembandingan wujud zat terkait dengan keadaan molekul- molekul penyusunnya [5] dan pengajaran energi sebagai uang [6]. Makalah ini melaporkan cara memperoleh analogi- analogi yang baik untuk pengajaran konsep-konsep gerak rotasi dari konsep-konsep gerak translasi, yang diharapkan bermanfaat dalam pengajaran konsep-konsep gerak rotasi. Penekanan pada perbedaan makna fisis sejumlah besaran fisika dan Pengecualian-pengecualian terhadap analogi-analogi ini juga didiskusikan. 2. Metode Metodologi yang digunakan mengacu kepada Model Pengajaran dengan Analogi (ADA) [3,4]. Ada 6 langkah yang harus dilakukan pengajar untuk menarik atau memperoleh sebuah analogi: a) konsep target. Dari kurikulum yang digunakan di sekolah menengah atas atau di tahun pertama universitas, pembelajaran gerak translasi mendahului gerak rotasi. Anggapan

Upload: indri-indahsari

Post on 20-Oct-2015

20 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

  • Jurnal Pengajaran Fisika Sekolah Menengah ISSN 1979-4959 Vol. 1, No.4, November 2009

    96

    Konsep Gerak Rotasi Benda Tegar Menggunakan Analogi Konsep

    Gerak Translasi 1-D

    Siti Nurul Khotimah, Sparisoma Viridi, dan Novitrian

    Program Studi Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

    Institut Teknologi Bandung

    Jalan Ganesa 10, Bandung 40132

    E-mail: [email protected]

    Diterima Editor : 6 Oktober 2009

    Diputuskan Publikasi : 26 Oktober 2009

    Abstrak

    Dengan menerapkan langkah-langkah di dalam Model Pengajaran dengan Analogi (ADA), dapat ditunjukkan adanya

    analogi konsep-konsep gerak rotasi dengan gerak translasi 1-dimensi. Analogi ini meliputi kinematika, dinamika, impuls-

    momentum, dan usaha-energi. Analogi dalam hukum II Newton, teorema impuls-momentum dan teorema kerja-energi

    kinetik juga dibahas untuk kedua jenis gerak ini. Pengecualian-pengecualian terhadap analogi ini juga diperoleh. Massa

    dan momen inersia mempunyai persamaan dalam mempertahankan keadaannya, yaitu kecenderungan untuk melawan

    perubahan gerakan. Massa dan momen inersia juga mempunyai perbedaan, massa adalah sifat intrinsik sebuah benda,

    sedangkan momen inersia sebuah benda bergantung pada pemilihan sumbu rotasi.

    Kata Kunci: Pengajaran dengan Analogi (ADA), gerak rotasi benda tegar, gerak translasi 1-dimensi.

    Abstract

    By applying the operations in the Teaching-with-Analogies (TWA) Model, it can be shown that there are analogies between

    the concepts in the rotational and one-dimensional motions. These analogies include kinematics, dynamics, impulse-

    momentum, and work-energy. The analogies in Newtons second law, impulse-momentum theorem, and work-kinetic

    energy theorem are also discussed for these two kinds of motions. Exceptions to the analogies are also found. Mass and

    moment of inertia have a similarity in a tendency to remain motionless, i.e. the tendency of an object to resist changes in

    motion. Mass and moment of inertia also have a difference, mass is an inherent property of an object, but moment of inertia

    of an object depends on the choice of rotation axis..

    Key words: Teaching-with-Analogies (TWA), rotation of a rigid object, one-dimensional motion

    1. Pendahuluan

    Analogi telah lama menjadi alat penemuan dalam

    ilmu pengetahuan dan sering digunakan sebagai piranti

    dalam menjelaskan teori di kelas. Namun demikian,

    penelitian telah membuktikan bahwa analogi dapat

    menimbulkan konsep alternatif sebab siswa

    memvisualisasikan analog dengan cara berbeda dari guru

    sehingga juga dapat mengarah pada miskonsepsi [1].

    Model Teaching-with-Analogies dikembangkan untuk

    memperoleh analogi dengan baik dan membantu

    pembelajaran [2,3].

    Guru telah banyak menggunakan analogi dalam

    menjelaskan konsep-konsep ilmiah di kelas, seperti

    kamera dengan mata, jantung dengan pompa, sel dengan

    pabrik, membran timpani dalam telinga dengan mikrofon,

    paru-paru dengan balon, model atom dengan sistem

    tatasurya dan elastisitas otot dengan pegas. Disamping

    itu, analogi juga telah digunakan pada pembandingan

    keserupaan konsep medan gravitasi dan medan listrik [4],

    pembandingan wujud zat terkait dengan keadaan molekul-

    molekul penyusunnya [5] dan pengajaran energi sebagai

    uang [6].

    Makalah ini melaporkan cara memperoleh analogi-

    analogi yang baik untuk pengajaran konsep-konsep gerak

    rotasi dari konsep-konsep gerak translasi, yang

    diharapkan bermanfaat dalam pengajaran konsep-konsep

    gerak rotasi. Penekanan pada perbedaan makna fisis

    sejumlah besaran fisika dan Pengecualian-pengecualian

    terhadap analogi-analogi ini juga didiskusikan.

    2. Metode Metodologi yang digunakan mengacu kepada

    Model Pengajaran dengan Analogi (ADA) [3,4]. Ada 6

    langkah yang harus dilakukan pengajar untuk menarik

    atau memperoleh sebuah analogi:

    a) konsep target.

    Dari kurikulum yang digunakan di sekolah menengah

    atas atau di tahun pertama universitas, pembelajaran

    gerak translasi mendahului gerak rotasi. Anggapan

  • JPFSM Vol. 1, No. 4, November 2009

    97

    yang diberlakukan adalah bahwa gerak translasi telah

    diketahui dengan baik. Karena itu, dalam Model

    ADA, konsep-konsep gerak rotasi menjadi konsep-

    konsep target sedangkan konsep-konsep gerak

    translasi sebagai konsep analog.

    b) Mereview atau mengulas lengkap konsep analog.

    Pelajaran mekanika gerak translasi dimulai dari

    pembahasan besaran kinematika dan persamaan

    geraknya, besaran dinamik dan persamaannya, usaha

    dan energi serta daya, serta impuls dan momentum

    linier.

    c) Mengidentifikasi atau mencari fitur-fitur atau atribut-

    atribut relevan antara target dan analog.

    Sebagaimana ketika mempelajari gerak translasi,

    maka mempelajari gerak rotasi juga dimulai dengan

    membahas besaran kinematikanya. Sehingga analogi

    untuk besaran kinematika pada kedua macam gerak

    ini dapat dituliskan. Selanjutnya seluruh fitur/atribut

    baik dari konsep target dan konsep analog

    dikumpulkan untuk diidentifikasi.

    d) Memetakan keserupaan antara konsep-konsep analog

    dan target.

    Pemetaan seluruh fitur/atribut yang diperoleh

    dirangkum dalam sebuah tabel. Tabel 1

    memperlihatkan cukup banyak fitur/atribut serupa

    yang berarti analoginya makin baik.

    e) Mengidentifikasi atau mencari keadaan pengecualian

    yang mana analogi tersebut tidak bekerja.

    Fitur-fitur atau atribut-atribut yang tidak serupa

    dijelaskan lebih lanjut, misalkan melalui makna

    fisisnya.

    f) Mengambil kesimpulan-kesimpulan tentang konsep-

    konsep target.

    Makalah ini diakhiri dengan menuliskan kesimpulan-

    kesimpulan tentang analogi konsep-konsep gerak

    rotasi dari gerak translasi serta pengecualiannya.

    3. Pembahasan Batasan pembahasan gerak translasi disini adalah

    gerak lurus atau gerak satu dimensi atau sering juga

    disebut sebagai gerak linier. Sedangkan gerak rotasi yang

    dibahas adalah untuk benda tegar, yaitu benda yang kaku

    (nondeformable) dimana jarak antar dua partikelnya

    selalu tetap. Komedi putar adalah salah satu contoh gerak

    rotasi. Gerak rotasi benda tegar merupakan gerak putar

    sebuah benda terhadap sumbu tetap yang melalui benda

    tersebut (gambar 1) dimana seluruh bagian benda tegar

    bergerak dengan laju sudut yang sama. Gerak

    menggelinding sebuah bola merupakan gabungan gerak

    translasi pusat massa dan gerak rotasi bola terhadap

    sumbunya.

    3.1 Besaran dan persamaan kinematika

    Untuk menjelaskan gerak rotasi akan dimulai

    dengan memperkenalkan konsep-konsep baru yaitu

    besaran kinematika rotasi, seperti posisi sudut ( dalam rad), kecepatan sudut ( dalam rad/s), percepatan sudut (

    dalam satuan rad/s2) [7]. Besaran vektor dituliskan

    sebagai cetak tebal.

    Konsep-konsep gerak translasi 1-D sebagai

    konsep-konsep analog akan dikaji. Analogi besaran

    kinematika pada gerak translasi adalah posisi (x dalam

    satuan m), kecepatan (v dalam satuam m/s), dan

    percepatan (a dalam satuan m/s2). Pemetaan keserupaan

    besaranbesaran fisis antara konsep-konsep analog dan

    target dituliskan pada Tabel 1.

    0

    Garis Acuan

    untuk Sudut

    Sumbu Rotasi

    Gambar 1. Sebuah piringan berotasi terhadap sumbu tetap

    dengan arah melawan jarum jam, posisi sudut saat t0 dan t

    adalah 0 dan dengan perpindahan sudut .

    Rotasi benda tegar dengan percepatan sudut tetap

    memberikan persamaan kinematika dengan tetap seperti terlihat pada Tabel 1, yaitu analog dengan hasil pada

    gerak translasi 1-D. Keserupaan antara target dan analog

    terletak pada fungsi persamaan matematisnya. Oleh

    karena itu, dengan pemahaman yang baik pada gerak

    translasi maka siswa akan dengan mudah menuliskan

    persamaan kinematik pada gerak rotasi hanya dengan

    melakukan analogi besaran-besaran kinematikanya.

    3.2 Besaran dinamika, impuls dan momentum, dan

    Hukum II Newton

    Untuk menjelaskan dinamika gerak rotasi dan

    hulum II Newton diperkenalkan besaran dinamika seperti

    momen gaya ( dalam satuan m N) dan momen inersia (I

    dalam satuan kg m2) serta besaran impuls momen gaya (J

    dalam satuan kg m2/s) dan momentum sudut (L dalam

    satuan kg m2/s) [7].

    Analogi besaran dinamika, impuls dan momentum

    pada gerak translasi adalah gaya (F dalam satuan N),

    massa (m dalam satuan kg), impuls gaya (I dalam satuan

    kg m/s) dan momentum linier (p dalam satuan kg m/s).

    Pemetaan keserupaan besaranbesaran fisis antara

    konsep-konsep analog dan target diperlihatkan pada Tabel

    1.

    Selanjutnya kita membahas dinamika gerak rotasi

    dan hukum II Newton. Untuk gerak translasi dengan

    massa sistem konstan, hukum kedua Newton

    menghubungkan gaya resultan (F) yang bekerja pada sebuah partikel dengan percepatan (a) yang

    dihasilkannya. Hukum II Newton untuk gerak rotasi

    mempunyai keserupaan, yaitu resultan momen gaya () yang bekerja pada sebuah benda tegar sebanding dengan

  • JPFSM Vol. 1, No. 4, November 2009

    98

    percepatan sudut () yang dihasilkannya dan konstanta kesebandingannya adalah momen inersia (I).

    Massa adalah ukuran kuantitatif kemudahan benda

    diubah keadaan geraknya. Massa menjadi ukuran inersia,

    yaitu kecenderungan untuk mempertahankan keadaannya.

    Untuk benda titik atau partikel, ukuran benda sangatlah

    kecil sehingga diabaikan dan seluruh massa benda berada

    di titik itu. Sedangkan pada benda berukuran, gerak

    translasi benda ini dapat dipandang sebagai gerak

    translasi titik pusat massa dengan seluruh massa benda

    seolah-olah terletak pada pusat massanya.

    Tidak seperti besaran massa yang bernilai tetap.

    Nilai momen inersia sebuah benda tegar bergantung pada

    posisi sumbu rotasinya. Nilai terkecil dari momen inersia

    sebuah benda tegar terjadi apabila benda itu berotasi

    terhadap sumbu yang melalui pusat massanya.

    Hukum II Newton untuk gerak rotasi juga

    dituliskan dalam bentuk lain bahwa momen gaya resultan

    merupakan turunan terhadap waktu dari besaran

    momentum sudut. Hal ini dapat dianalogikan langsung

    dengan hukum II Newton untuk gerak translasi bahwa

    gaya resultan merupakan turunan terhadap waktu dari

    besaran momentum linier.

    Impuls dari total momen gaya yang bekerja pada

    sebuah benda tegar sama dengan perubahan momentum

    sudut benda tersebut. Pernyataan ini dikenal sebagai

    teorema impuls sudut-momentum sudut (angular

    impulseangular momentum theorem). Untuk selang

    waktu yang singkat, hasil kali nilai rata-rata total momen

    gaya dikalikan dengan interval waktu sama dengan

    perubahan momentum sudutnya. Hal ini analog pada

    gerak translasi dengan impuls gaya yang bekerja pada

    sebuah partikel sama dengan perubahan momentum linier

    partikel.

    Pernyataan teorema impuls-momentum adalah

    ekivalen dengan hukum II Newton. Dari definisi ini dapat

    diketahui bahwa impuls adalah vektor yang besarnya

    sama dengan luas di bawah kurva gaya sebagai fungsi

    waktu dan arah vektor impuls sama dengan arah

    perubahan momentum. Impuls bukan sifat intrinsik

    sebuah partikel, impuls lebih merupakan ukuran seberapa

    besar sebuah gaya luar mengubah momentum partikel [8].

    3.3 Usaha dan energi

    Energi kinetik adalah besaran energi yang

    dihubungkan dengan gerak benda. Energi kinetik pada

    gerak translasi didefinisikan sebagai setengah dari

    perkalian massa terhadap kuadrat kecepatan liniernya.

    Selanjutnya kita membahas energi kinetik gerak rotasi

    yang mempunyai keserupaan fungsi matematis, yaitu

    sebanding dengan kuadrat dari kecepatan sudut dan juga

    sebanding dengan momen inersia. Energi kinetik ini

    adalah penjumlahan dari seluruh energi kinetik partikel di

    dalam benda tegar tersebut [8]. Energi kinetik pada gerak

    rotasi ataupun translasi mempunyai satuan yang sama.

    Tabel 1. Analogi antara gerak rotasi

    dan gerak translasi 1-D

    Gerak Rotasi (target) Gerak Translasi

    (analog)

    Besaran Kinematika:

    t

    Besaran Kinematika:

    x

    v

    a

    t

    Persamaan Kinematika

    ( konstan):

    )(2

    2

    1

    0

    2

    0

    2

    2

    00

    0

    +=

    ++=

    +=

    tt

    t

    Persamaan Kinematika

    (a konstan):

    )(2

    2

    1

    0

    2

    0

    2

    2

    00

    0

    xxa

    avxx

    vv

    +=

    ++=

    +=

    vv

    tt

    t

    Besaran Dinamika:

    F

    m

    Besaran Dinamika:

    I

    Besaran implus dan

    momentum:

    L

    J

    Besaran impuls dan

    momentum:

    p

    I

    Persamaan Dinamika:

    dt

    d

    I

    L

    =

    =

    Persamaan Dinamika:

    dt

    d

    m

    pF

    aF

    =

    =

    Teorema impuls-

    momentum :

    1212

    2

    1

    LLJ == t

    t

    dt

    Teorema impuls-

    momentum :

    1212

    2

    1

    ppFI == t

    t

    dt

    Usaha dan Energi:

    2

    2

    1IK

    P

    =

    =

    Usaha dan Energi:

    2

    2

    1mvK

    P

    =

    = vF

    Teorema Usaha-Energi

    Kinetik

    2

    1

    2

    2

    12

    2

    1

    2

    1 IIW

    KKKW

    =

    ==

    Teorema Usaha-Energi

    Kinetik

    2

    1

    2

    2

    12

    2

    1

    2

    1vmvmW

    KKKW

    =

    ==

    Salah satu dampak dari melakukan kerja pada

    sebuah benda adalah perubahan lajunya. Teorema usaha-

    energi menyatakan bahwa kerja yang dilakukan oleh gaya

    resultan pada sebuah partikel yang bermassa m adalah

    sama dengan perubahan energi kinetik gerak translasinya.

    Jika laju partikel bertambah maka kerja oleh gaya resultan

    adalah positif. Kerja oleh gaya gesek bernilai negatif

    sehingga laju partikel berkurang. Pada gerak rotasi, kerja

    oleh momen gaya resultan pada sebuah benda tegar yang

    berotasi dengan momen inersia I adalah sama dengan

    perubahan energi kinetik gerak rotasinya, seperti

    dirangkum pada Tabel 1.

    Daya adalah laju transfer energi. Daya merupakan

    besaran skalar hasil perkalian titik antara vektor gaya

    dengan vektor kecepatan dalam gerak translasi. Daya

    pada gerak rotasi juga memiliki keserupaan perumusan,

  • JPFSM Vol. 1, No. 4, November 2009

    99

    yaitu hasil perkalian titik antara vektor momen gaya

    dengan vektor kecepatan sudut. Daya pada gerak rotasi

    ataupun translasi mempunyai satuan yang sama.

    4. Persamaan dan perbedaan Pada gerak rotasi, diperkenalkan konsep momen

    inersia. Momen inersia adalah sebuah ukuran untuk

    mempertahankan keadaannya terhadap perubahan dalam

    gerak rotasi, seperti halnya massa pada gerak translasi.

    Massa merupakan sebuah ukuran inersia yaitu

    kecenderungan untuk mempertahankan keadaannya,

    kecenderungan untuk melawan perubahan dalam gerak

    linier.

    Massa dan momen inersia juga mempunyai

    perbedaan. Massa adalah sifat intrinsik sebuah benda.

    Gerak translasi benda berukuran dapat dipandang sebagai

    gerak translasi titik pusat massa benda dengan seluruh

    massa benda seolah-olah terletak pada pusat massanya.

    Momen inersia sebuah benda bergantung pada

    pemilihan sumbu rotasi. Jadi, tidak ada nilai tunggal

    untuk momen inersia sebuah benda. Momen inersia

    bernilai terendah atau minimum ketika benda berotasi

    terhadap sumbu yang melalui pusat massa benda.materi

    dasar mata pelajaran yang mereka berikan di ruang kelas.

    Rata-rata guru tidak memahami kemampuan dasar mata

    pelajaran yang mereka berikan. Sebagai contoh guru

    fisika tidak tahu apa itu fisika sehingga berpengaruh

    kepada hasil belajar siswa [7].

    5. Kesimpulan Dari pembandingan atribut-atribut yang ada di

    dalam Tabel 1, maka dapat disimpulkan bahwa konsep-

    konsep gerak rotasi (kinematika, dinamika, impuls dan

    momentum, dan usaha-energi) memiliki analogi dengan

    konsep-konsep gerak translasi. Dengan pengajaran yang

    baik bagi konsep-konsep gerak translasi yang telah

    dilakukan sebelumnya, maka diharapkan pengajaran

    konsep-konsep gerak rotasi juga akan baik.

    Persamaan dan perbedaan ataupun pengecualian-

    pengecualian terhadap analogi-analogi tersebut juga telah

    dibahas.

    Ucapan Terima Kasih Para penulis ingin berterima kasih kepada anggota

    Kelompok Pendidikan Fisika, Program Studi Fisika,

    Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

    Institut Teknologi Bandung, yang telah memberikan

    inspirasi, motivasi, dan atmosfer diskusi yang konstruktif

    dalam melahirkan tulisan ini.

    Daftar Pustaka [1] A. G. Harrison dan D. F. Treagust, Teaching with

    analogies: A case study in Grade-10 Optics, Journal

    of Research in Science Teaching, 30(10), 1291-1307

    (1993).

    [2] S. M. Glynn, Explaining science concepts: A

    teaching-with-analogies model. Dalam S. Glynn, R.

    Yeany, & B. Britton (Eds.), The Psychology of

    Learning Science Hillsdale, N.J.: Erlbaum, 1991,

    219-240.

    [3] S. M. Glynn, Conceptual bridges: Using analogies

    to explain scientific concepts, The Science Teacher,

    62(9), 25-27 (1995).

    [4] Khairurrijal, Neny Kurniasih, Enjang Jaenal

    Mustopa, dan Mikrajuddin Abdullah, Konsep

    Medan Listrik Menggunakan Analogi Konsep

    Medan Gravitasi untuk Pengajaran di Sekolah

    Menengah Atas, Jurnal Pengajaran Sekolah

    Menengah.

    [5] Boo Hong Kwen and Toh Kok Aun, Use of

    analogy in teaching the particulate theory of matter,

    Teaching and Learning, 17 (2),79-85 (2003)

    [6] W. Gonzalez-Espada dan K. Trantham, How is

    energy like money? Using analogies in physics

    teaching, School Science Review, 86(317), 85-89

    (2005).

    [7] D. Halliday, R. Resnick, dan J. Walker,

    Fundamental of physics (extended), 8th ed., John

    Wiley & Sons, Inc. 2008.

    [8] R. A. Serway dan J.W. Jewett, Physics for Scientists

    and Engineers, 6th ed., Thomson Brooks/Cole, 2004.