40-61-1-sm.pdf

Upload: dardai-saifullah

Post on 01-Mar-2016

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • JURNALPSIKOLOGIVOLUME37,NO.1,JUNI2010:6581

    65

    PartisipasidalamPromosiKesehatanpadaKasusPenyakitDemamBerdarah(DB)Ditinjaudari

    PemberdayaanPsikologisdanRasaBermasyarakat

    FranciscaM.Josef1PalangMerahNorwegia

    BandaAceh

    TinaAfiatin2FakultasPsikologiUniversitasGadjahMada

    Abstract

    DengueFever(DF)anditssevereform,DengueHaemorrhagicFever(DHF),aremajorcausesofmorbidityandmortalityforhumanbeings.ThecasesofDFillnessalwaysincreasesin every year, especiallywhen flood disaster occurred.Geographic position of Indonesia intropicalareamadeeveryprovinceisDFendemicarea.In1997,therewere31.784peopleand156.697 people in 2007who suffered fromDHF. The Indonesian government conduct thecommunity empowerment program as follows trainings for cadres of DHF prevention(JumantikPSNDBD)inthecommunitiesandconducttheDHFpreventioncampaignintheschoolsinordertodecreasethecasenumberofDHFpatients.

    The aims of this research as follows: (1) to know the influence of the PsychologicalEmpowerment to theParticipation inHealthPromotion on theDiseaseCase ofDF; (2) toknow the influenceof theSenseofCommunity toParticipation inHealthPromotionon theDisease Case of DF; and (3) to know the effective contribution from both PsychologicalEmpowerment or Sense of Community toward Participation in Health Promotion on theDiseaseCaseofDF.

    The participants of this researchwere 137womenwith specific criteria:married, highschool as the minimum education level, and has their own income. This research wasconducted in Sleman District, the specific coverage area in Community Health Center(Puskesmas)ofGamping,Depok,Mlati,Kalasan,andPrambanan.

    Theresultofregressionanalysisshown:(1)BothofthePsychologicalEmpowermentandthe Sense ofCommunity have influenced on theParticipation inHealthPromotion on theDiseaseCaseofDF(R=0,436;p

  • JOSEF&AFIATIN

    JURNALPSIKOLOGI66

    DemamDengue(DengueFever/DF)dandalam bentuk yang lebih parah adalahDemam Berdarah Dengue/DBD (DengueHaemorrhagic Fever/DHF) merupakanpenyakit yang berbahaya dan menimbulkankematianpadamanusia(WHO,dalamChua,Chua,Chua,&Chua, 2005; Renganathan et al., 2003). Penyakit DF/DHFadalah penyakit yang disebabkan olehDengue Virus (DEN) dari famili Flaviviridae, genus Flavivirus (Figueiredo, 2003).Virus ini ditularkan melalui perantaravektor nyamuk betina Aedes aegypti.SerotipeDengue terdiridariDEN1,DEN2, DEN3, dan DEN4 (Chua et al., 2005;Figueiredo,2003;Renganathanetal.,2003).

    Setiap tahun di seluruh dunia terjadilebihdari 100 juta kasuspenyakitdemamdenguedan lebihdari100.000kasusDBD.HanyaAfrikadanTimurTengahyangjauhdari peristiwa Kejadian Luar Biasa (KLB)DBD (Sopotammarak, 2003). Seluruh provinsi di Indonesia merupakan wilayahendemis DBD dan selalu mengalamipeningkatan jumlah penderitaDBD setiaptahun.Terhitungsejaktahun1997terdapat31.784 jiwa penderita DBD (Kompas, 19Februari 2008) dan tahun 2007 terdapat156.697 jiwa penderita DBD (Kompas, 20Februari2008).KhususdiYogyakarta,datapada tahun 2006 terdapat penderita DBD2.184 jiwa kemudian meningkat menjadi2.463 jiwa pada tahun 2007 (Kompas, 8Februari2008).

    Respon masyarakat untuk berpartisipasiaktifdalampencegahanpenyakitDBDsesuai himbauan dan ajakan pemerintahbukan hal yang mudah. Di lain pihak,pemerintah juga memiliki ketidakmampuan untukmengatasi persoalan penyakitDBD secara tuntas dan berkelanjutan.Realita yang terjadidimasyarakat sampaisaatinimenunjukkanbahwaadanyaketerbatasan pengetahuan dan informasitentang cara pencegahan penyakit DBD

    pada masyarakat (Kompas, 1 Maret 2008;13Maret2008;7 Juli 2008), sulitnyamembuat semua orang peduli dan mauberusaha menjaga kebersihan lingkunganuntuk pencegahan penyakit DBD (Hutabarat, Windyaningsih, & Delianna, 2007;Kompas, 2 Februari 2008; 7 Juli 2008; 1Maret 2008; 13 Maret 2008), rendahnyakesadaran dan tanggung jawab kolektifuntuk berperilaku hidup bersih dan sehat(Kompas, 8 Februari 2008; 4 Maret 2008),dan orang merasa lebih percaya padametode pemberantasan nyamuk denganbahankimiadibandingkanmelakukanPSNsecara mandiri (Cahyo, 2006; Haryono,1999;Kompas,2Februari2008;Kompas,7Juli2008).

    Minimnya partisipasi masyarakatmembuat program promosi kesehatantidak dapat bertahan jangka panjang,sehingga kondisi kesehatan masyarakatmenurun (Dalton, Elias, & Wandersman,2001; Green & Kreuter, 1991). Partisipasimasyarakatmerupakankunciutamadalammobilisasi masyarakat pada programpromosi kesehatan berbasis komunitasuntuk pencegahan dan pengendalianpenyakit menular DBD (Therawiwat,Fungladda, Kaewkungwal, Imamee, &Steckler, 2005; Raju, 2003). Partisipasimasyarakatdijadikanstrategiglobaluntukpenanganan DBD yang tersusun dalamDengueCommunication for BehavioralImpact(DengueCOMBI)(Renganathanetal.,2003).

    Definisipartisipasidalampenelitianiniketerlibatan individudalamuntukberpendapatdanikutmengambilkeputusanpadaproses identifikasi masalah dan kekuatanyang dimiliki, perencanaan solusi, pelaksanaan,danevaluasi sesuaidengan tujuandan manfaat yang ingin dicapai bersama(Ewles& Simnett, 2003; Yoo et al., 2004).Keterlibatan individudariprosesperencanaansampaipadaprosesevaluasi tersebut

  • PARTISIPASIDALAMPROMOSIKESEHATAN

    JURNALPSIKOLOGI 67

    berdasarkan dinamika pengalaman, ideide, perasaan, dan kontribusi kekuatanyang dimiliki individu untuk ikut sertamengambil keputusan yang berdampakbagidirisendiridankomunitasnya.

    Model konseptual dari Kieffer,Wandersman, Zimmerman, dan McMillanetal.,(dalamDalton,Elias,&Wandersman,2001), faktorfaktor yang berperan dalampartisipasi masyarakat adalah (a) rasabermasyarakat, (b) provokasi, (c) pemberdayaan psikologis, dan (d) situasi yangmendorong pemberdayaan. Konseptualmodel tersebut melibatkan sisi individual(berupa pemberdayaan psikologis), lingkungan (berupaprovokasi,organisasiakarrumput), dan interaksi dari individu danlingkungan (berupapartisipasimasyarakatdan rasa bermasyarakat). Didukung denganpenelitianGuareschi& Jovchelovitch(2004),Nelson et al., (2004), ulasan jurnaloleh FosterFishman, Berkowitz, Lounsbury, Jacobson, & Allen, (2001), danPrilleltensky (2008), perlu diteliti lebihlanjut tentang peran pemberdayaanpsikologisdan rasabermasyarakatdenganpartisipasi masyarakat. Gender adalahsalah satu variabel yang mempengaruhipartisipasimasyarakat dan pemberdayaanpsikologis (Peterson, Lowe, Aquilino, &Schneider, 2005). Perempuan cenderunglebih aktif berpartisipasi dalam prosespengambilan keputusan ketika berada didalam situasi organisasi dan ketika lebihmerasaberdayasecarapsikologis.

    Berkaitan dengan kesetaraan gender,harus ada keikutsertaan perwakilan lakilaki dan perempuan secara seimbangdalam proses pengembangan masyarakatagar dapat mengakomodasi kepentingandan kebutuhan kelompok rentan dankelompok marjinal (The Sphere Project,2006).Apabila dibandingkan dengan lakilaki,perempuanmemilikisumberdayadanakses yang lebih sedikit untukmendapat

    kan proteksi dan penghargaan secarahukum, akses yang lebih sempit terhadappengetahuandaninformasi,sertakekuatanyang lebih lemah untuk pengambilankeputusan baik di dalammaupun di luarrumah(Oxfam,2004;Hadar,dalamSubono2001;WHO, 2002). Sebagian besar perempuan di dunia memiliki frekuensi yangrendah untuk mengendalikan kehidupannya, khususnya kesehatan (Amiruddin,2004;LopezCarlos&Zahidi,2005;Oxfam,2004; WHO, 2002; Yuarsi, 2005); terlebihlagi perempuan dengan pendapatanrendahdanjanda(Oxfam,2004;TheSphereProject,2006;WHO,2002).

    Kajian dari penelitian yang mengulastentang peranan ibu terhadap pencegahanpenyakit DBD menunjukkan bahwapeningkatan pengetahuan dan partisipasiibu sangatberperan sangatpenting (Chuaet al., 2005;Hasanah, 2006; Siahaan, 2006;Tram et al., 2003). Alasan yang dikemukakanadalahperanperawatananakketikasakitdititikberatkanpadaibu,pengetahuanibu terhadapseranganpenyakitDBDyangmasih minim, transmisi penyakit melaluigigitan nyamuk terjadi pada siang haripada saat anakanak beraktivitas di lingkungannya, serta karakter nyamuk betinayangbertelurdidalamgenanganairpadakontainer yang ada di dalam maupun diluar rumah,dannyamuknyamuk tersebutmalahbersembunyididalamrumahketikadilakukanpengasapan.

    Pemberdayaan adalah suatu cara denganmana rakyat, organisasi, dan komunitas diarahkan agar mampu menguasaiatau berkuasa atas kehidupannya(Rappaport,dalamDaltonetal.,2001;Speer& Peterson, 2000). Menurut The CornellEmpowermentGroup(dalamNelsonetal.,2004)pemberdayaanadalahsebuah intensiyang berasal dari komunitas lokal, yangmelibatkan rasa saling menghargai satusama lain, refleksi kritis, kepedulian, dan

  • JOSEF&AFIATIN

    JURNALPSIKOLOGI68

    partisipasi kelompok, pada saat orangorang tersebut mengalami ketidakseimbangan pembagian sumbersumber yangtersedia di lingkungannya kemudianberusaha untuk menambah akses dankontrolyang lebihbesar terhadapsumbersumbertersebut.

    Pemberdayaan psikologis merupakankesadarankritis individu terhadapkondisimasyarakat dan keahlian untuk memobilisasi kekuatan pada diri sendiri dankomunitas (Dalton et al., 2001),meskipunPrilleltensky (2008) menyebutkan bahwadaya itutidakhanyaberasaldarikekuatanpsikis tetapi gabungan antara kekuatanpolitisdanpsikis.Kesadarankritistersebutmerupakan pemahamanpemahaman individu bahwa ketidakseimbangan kondisikesehatan dipengaruhi oleh ketidakseimbangankondisisosial(Campbell&Murray,2004;Nelsonetal.,2004), inginmengubahperilakunyadanmengembangkanketerampilan personal dengan cara bekerja simultan untuk memperbaiki struktur sosialyang merugikan mereka (Freire, dalamCampbell & Murray, 2004), ada perasaandiperlakukan tidak adil dalam suatukomunitasdanketidakseimbangankondisisosial yang berpengaruh terhadapkesehatan (Conway & Hachen, 2005;Guareschi & Jovchelovitch, 2004), keyakinan bahwa pengetahuanmembuat individu lebihpercayadiriuntukmenentukanpilihan kesehatan (Kok, Schaalma, Ruiter,Empelen,&Brug,2004;Nelsonetal.,2004).

    Untuk meningkatkan pemberdayaanmasyarakat di Indonesia, pemerintahmenerbitkanbukubukupanduandan tatalaksana pengendalian penyakit DBD(Hadinegoro et al., 2004; Hutabarat,Windyaningsih, Delianna, 2007; Suroso etal., 2007), program pelatihan kaderJumantik atau Juru Pemantau Jentik PSNDBD di komunitas (Kompas, 2 Februari2008) dan di sekolahsekolah (Kompas, 3

    November2007),programkampanyecegahDBD (Kompas, 19 Februari 2008), danmeluncurkan program Desa Siaga padawilayah endemis DBD (DepartemenKesehatanRI,2006).Kabupatenantara laindi Kudus, Provinsi Jawa Tengah. DinasKesehatan Kabupaten Kudus menyiapkanantisipasi meningkatnya kasus DBDdengan membentuk Jumantik di 77 desayang diberi pendidikan dan pelatihantentangkesehatankhususnyaDBD.Setelahparakaderjumantikdibekalidenganinformasi dan pengetahuan yang benar untukpengendalianvektordanpencegahanDBD,pemerintah mengharapkan mereka dapatmenjadipionirmobilisasimasyarakatPSNDBD di komunitas tempat tinggalnya(Kompas,2Februari2008).

    Mengacu pada penelitian Therawiwatet al., (2005) dan Kreuter, Lukwago,Bucholtz, Clark, & SandersThompson,(2003), budaya lokal dan nilainilai kebijakan lokal dipandang sebagai kekuatansosial yang mempengaruhi keefektifanpengendalian penyakit di masyarakat.Kebudayaan masyarakat Indonesia, khususnya kebudayaan Jawa, mengenalbudayagotongroyongdangugurgunung.Konsep dasar gotong royong dan gugurgunungadalahrasakebersamaandidalammasyarakat, rasa yang menyatukan anggota masyarakat untuk menyelesaikansuatu pekerjaan besar bersamasama(Purwadi, 2006; Purwadi & Dwiyanto,2007). Perasaan itumembuat pekerjaan dimasyarakatmenjaditanggungjawabbersamadandiselesaikansecarakolektifpula.

    Komunitasyangmemiliki rasabermasyarakat yang tinggi akan memperkuatketerlibatan mereka dalam mengidentifikasikanpersoalankesehatandikomunitasnya. Rasa bermasyarakat adalah perasaanindividubahwadirinyamerupakanbagiandarikomunitas, tempatnyaberbagipengalaman emosional dan perasaan saling

  • PARTISIPASIDALAMPROMOSIKESEHATAN

    JURNALPSIKOLOGI 69

    membutuhkandiantaraanggotakomunitastersebut. Elemenelemen dalam rasabermasyarakatadalahkeanggotaan,pengaruh, integrasi dan pemenuhan kebutuhan,dan keterkaitan pengalaman emosional(McMillan, dalam Dalton et al., 2001).Individuyangmemilikirasabermasyarakatcenderung lebih mudah untuk berpartisipasi dalam program yang dijalankan dimasyarakatkarenamerekamemilikiikatansejarah dan pengalaman yang sama ditempat tinggalnya tersebut (Freudenberg,2004). Rasa bermasyarakatmembuat individu mengalami perasaan terlibat danmemiliki kekuatan, serta merasa ikutbertanggungjawabterhadapkomunitasnya(Evans, 2007). Rasa bermasyarakat yangkuat pada individu dapat meningkatkankesadaran terhadap stresor yang berasaldari lingkungan fisik dan dampak daribencanalingkungansehinggamenurunkanangkamorbiditas(Parkeretal.,2004).

    Partisipasi, pemberdayaan psikologis,dan rasa bermasyarakat merupakanvariabelvariabel yang penting untukditeliti.Ketigavariabeltersebutmerupakankekuatan sosial yang berperan untukmereduksikompleksitasketerbatasanpelayanan kesehatan. Keterbatasan pelayanankesehatandilihatdariduasisi,yaitu(a)sisipenyediasuplai layanankesehatandan (b)sisi pemakai layanan kesehatan (Bandura,2004).Dengankatalainketerbatasandilihatdari sisi pemerintah atau profesionalkesehatan sebagai penyedia atau dari sisimasyarakatsebagaipemakai.

    Berdasarkan uraian masalah tersebutmakapenulismemfokuskanpadavariabelpenelitian pemberdayaan psikologis danrasa bermasyarakat sebagai faktor yangberperan dalam partisipasi masyarakatuntukpencegahanpenyakitDB.Penelitianyang akan dilaksanakan ini akan difokuskan pada sisi pemakai layanan kesehatanyaitu masyarakat. Dengan demikian

    permasalahan dalam penelitian ini adalahapakahpemberdayaanpsikologisdan rasabermasyarakat berperan terhadap partisipasidalampromosikesehatanpadakasuspenyakitDB?

    Zimmerman & Rappaport (dalamDuffy & Wong, 2003) mendefinisikanpartisipasiindividudidalamnegarasecaraumum adalahketerlibatan individu secarasukarela dalam berbagai aktivitas yangterorganisir untukmencapai tujuan bersama. Partisipasi komunitas di dalam suatunegara biasanya dikaitkan dengan perubahan sosial yang ada di masyarakat.Partisipasimasyarakatadalahprosesdimana setiap individu ikut serta mengambilkeputusandidalaminstitusi,program,danlingkungan yang mempengaruhi hidupmerekakepentingankomunitasnya sendiridan membuat pendapatnya didengarsehingga mempengaruhi keputusan(Dalton, et al., 2001; Heller et al., 1984;Hubley,1993).

    Partisipasi dalam promosi kesehatanadalah desentralisasi dalam pengambilankeputusan dengan cara membuat keputusan sendiri, mengorganisir aktivitassecaramandiri,melibatkantanggungjawabyanglebihbesardanmembutuhkanalokasisumber daya keuangan dan material.Dengan demikian orang akan terbantuuntuk memiliki kontrol yang lebih besarterhadap determinan yangmempengaruhikesehatanmereka (Hill,dalamChesworth,1996). Bukan hal yangmudah bagi setiapindividu untuk dapat memilih ataumenentukan gaya hidup bersih dan sehat(Milio,dalamNaidoo&Wills,2000).Untukmembantu memudahkan individu dalammemilih perilaku hidup yang sehat,makadilakukanlah upaya promosi kesehatan(Naidoo&Wills,2000).

    Promosi kesehatan adalah sebuahperistiwa, aktivitas, dan proses yangmemfasilitasi individu, kelompok,

  • JOSEF&AFIATIN

    JURNALPSIKOLOGI70

    komunitas,ataupopulasisehinggamerekamampu melindungi dan meningkatkanderajat kesehatan (Renwick, Brown, &Nagler, 1996),mengurangi insiden penyakit di sebuah populasi dimana fokusnyapada pencegahan penyakit bukan padapenyembuhan pada saat penyakit sudahmuncul (Heller, et al., 1984), melibatkanintervensiperilakudanlingkungan(Marks,Murray,Evans,&Willig,2000;Renwicketal., 1996). Tujuan dari promosi kesehatanadalah memperpanjang kehidupan danmeningkatkan kualitas hidupnya denganmencegah atau mengurangi dampak darikekurangan fisik dan/atau kesehatanmentalpadaindividubaiksecaralangsungmaupuntidaklangsung(Marks,etal.,2000;Renwick,etal.,1996).

    Promosi tindakanPSNDBDdigencarkan karena lebih efektif dibandinganmetode pemberantasan dengan bahan kimiadandapatdilakukanolehmasyarakatsetempat yang tinggal di seluruhwilayahyang terjangkit,diwilayahsekitarnya,danyangmerupakan satu kesatuan epidemiologis(Surosoetal.,2007;Hadinegoroetal.,2004;Hutabaratetal.,2007).KegiatanPSNDBD dapat diusahakan dengan sumberdayayangberasaldarimasyarakatsendiri.Kegiatannya cukup sederhana yaitudenganmelakukan3MPlus.

    Sesuai dengan pemaparan di atas,sosialisasi dan penggalakan aktivitas PSNDBDseharusnyamerupakanaktivitasyangberkonsentrasi pada pencegahan primerdalampromosikesehatandimanaaktivitasdilaksanakan sebelum terjadi peristiwakasus DBD di lingkungan masyarakat,masyarakat.Diharapkanmasyarakatmenerima pengetahuan dan informasi tentangpenyakit DBD, nyamuk penular DBD,pencegahan DBD, pertolongan pertamaterhadappenyakitDBD,danterlibatdalampenyebaran informasi tentang DBD dikomunitas.

    Penelitian yang akan dilakukan inimenggunakan aspekaspek dalam berpartisipasiyangterdiriatasketerlibatandalamidentifikasi masalah, identifikasi kekuatanmasyarakat, penyusunan strategi penyelesaianmasalah, pelaksanaan program, danevaluasiprogram.

    Konseppemberdayaanpsikologisyangdiajukan oleh Zimmerman & Rappaport(dalamRudkin,2003),sertahasilpenelitianSpeer&Peterson(2000);Akey,Marquis,&Ross (2000); Short & Rinehart (1992)memfokuskan pemberdayaan sebagai bagian dari keadaan psikologis individuuntuk dapat berkuasa atas kehidupannyayang berusaha meningkatkan kapasitasinternal atau psikis.Untukmempertahankan kesinambungan dan keberlanjutanpeningkatan kekuatan di masyarakat,keduakonseptentangpemberdayaanharusseiringsejalandansalingmendukungsatudengan yang lain. Dengan demikian,apabilaindividuinginmembuatperubahankualitas hidup pribadi dan masyarakat,makadiperlukanpemberdayaanpsikologisuntuk mendorong aktualisasi perilakuyangmeresponpadakesenjangankekuatanatau kekuasaan yang dirasakan masyarakat. Kesadaran terhadap kesenjangankekuatan dapat mengarahkan individuuntuk berpikir kritis terhadap persoalanpersoalan komunitas yang berdampakterhadap kesejahteraan masyarakat. Penelitian ini memfokuskan pada pemberdayaan psikologis adalah perasaan positifindividu bahwa ia mampu mengubahkondisi hidupnya danmembuat alternatifpilihan untuk mengubah, mengatasi, danberadaptasidengankondisilingkungannyaberdasarkan pada aspekaspek kognisi,keyakinan terhadap kemampuan diri sendiri,keyakinanterhadapkekuatankolektif,komitmen, motivasi, dan kesempatanuntuk mendapatkan sumbersumberkekuatandiri.

  • PARTISIPASIDALAMPROMOSIKESEHATAN

    JURNALPSIKOLOGI 71

    Dengan demikian, penelitian yangakan dilakukan ini menggunakan aspekaspek dalam pemberdayaan psikologisyang terdiri ataskognisi,keyakinan terhadap kemampuan diri sendiri, keyakinanterhadap kekuatan kolektif, komitmen,motivasi, dan kesempatan untuk mengakseskekuatandiri.

    Dalton et al., (2001) mengemukakandua macam tipe komunitas, yaitu: (a)Lokalitas yang diartikan sebagai konseptradisional yang menerangkan pendudukyangtinggaldidalamlokasitertentu,yaitublok, lingkungan bertangga, kota, bahkannegara. Ikatan interpersonal yang ada diantara penduduk tersebut merupakanikatanberdasarkanproksimitas atau jarak,bukan pada pilihan. Pada individu yangmemiliki rasa bermasyarakat yang tinggi,mereka akan menunjukkan loyalitas danmengidentifikasi diri sendiri denganmerujuk pada daerah asalnya. Kelekatanpada tempat tinggalmenjadielemenkuncidalam membentuk rasa bermasyarakat(Chavis&PrettydalamDaltonetal.,2001);dan (b) Relasional yang diartikan olehHeller (dalamDalton et al., 2001) sebagaikomunitas dalam tipe relasional yangberartiadanyahubunganinterpersonaldanrasa bermasyarakat yang tidak dibatasisecara geografis. Contohnya kelompokbantu diri, unit kegiatan pelajar, kegiatanvoluntarian, partai politik, dan asosiasikaumprofesional, serikatburuh,dan lainlain.

    Saranson(dalamRudkin,2003)berpendapat bahwa rasa bermasyarakatmembutuhkan rasa saling menghargai, salingketergantungan dalam memberi danmenerima bantuan sertamempertahankansituasi tersebut. Rasa bermasyarakatmengarah pada rasa kepemilikan, merasamenjadi bagian kecil dari sebuah strukturkomunitasyangbesar.Rasabermasyarakatjuga merupakan persepsi akan adanya

    kesamaan dengan orang lain, pernyataanadanya saling ketergantungan satu samalain, kesediaan untuk memelihara salingketergantungan ini dengan cara memperlakukanorang lain sesuaidenganharapanindividu kepada orang lain, memeliharaperasaan bahwa seseorang merupakanbagian dari sebuah struktur yang lebihbesar, stabil, dan dapat diandalkan(Sarason,dalamDuffy&Wong,1996).

    MenurutBell,Greene,Fisher,&Baum(2001) rasa bermasyarakat mengikutsertakan rasamemiliki, yaitu fenomena psikologis yang tidak membutuhkan buktikepemilikan legal terhadap suatu lokasiataubangunan, tetapi lebihpadaperasaanatau kesadaran individu akan adanyahubungankhususyangluarbiasaterhadapsituasi tertentu. Bell et al., (2001) menyamakan rasa bermasyarakat dengan istilahkelekatan individupadasuatu tempatdandidalamnya terdapat ikatan sosial antartetangga. Rasa bermasyarakat adalahperasaan memiliki dalam diri individu,bahwa individu bermakna bagi satu samalain dan bagi kelompok, dan kepercayaanbersama bahwa kebutuhan individu akanterpenuhi melalui komitmen dalamkebersamaan (McMillan & Chavis, dalamDaltonetal.,2001).

    Berdasarkan uraian di atas, makadalam penelitian ini rasa bermasyarakatdidefinisikan sebagai perasaan individubahwa dirinya adalah bagian dari suatukomunitas,memilikisuatukomunitas,danlekat dengan komunitas yang hidupbersama dalam letak geografis tertentuyang mana perasaan ini muncul akibatadanya kesamaan dan saling ketergantungan individu dengan individu lain didalam komunitas. Penelitian yang akandilakukan ini menggunakan aspekaspekrasa bermasyarakat yang terdiri atas keanggotaan,pengaruh, integrasidanpemenuhankebutuhan,danketerikatanpengalaman

  • JOSEF&AFIATIN

    JURNALPSIKOLOGI72

    emosional. Berdasarkan kajian teoritismakahipotesisdalampenelitianiniadalah:(1) Partisipasi dalam promosi kesehatanpadakasuspenyakitDBdipengaruhi olehpemberdayaanpsikologisdan rasabermasyarakat; (2) Partisipasi dalam promosikesehatan pada kasus penyakit DBdipengaruhi oleh pemberdayaan psikologis; dan (3) Partisipasi dalam promosikesehatan pada kasus penyakit DBdipengaruhiolehrasabermasyarakat.

    Metode

    Variabel yang diteliti adalah: Partisipasi dalam Promosi Kesehatan untukKasus penyakit DB sebagai variabelkriterium. Variabelvariabel prediktorantara lain pemberdayaan psikologis danrasabermasyarakat.

    SubjekPenelitian

    Penelitian dilakukan pada respondenberjenis kelamin perempuan, telah menikah,pendidikanterakhirminimalSMUdanmemilikipenghasilansendiri,dengan jumlah total responden 137 orang.Respondentinggal di wilayah Kecamatan Depok(PuskesmasDepok1),Kalasan (PuskesmasKalasan), Mlati (Puskesmas Mlati 1),Gamping (Puskesmas Gamping 1), danPrambanan (Puskesmas Prambanan).Kriteria tersebut dilihat dari kesesuaiandata identitas subjek dalam angket.Dasarpemilihankriteriasubjekpenelitianadalahanggotamasyarakatdianggapsubjekyangpaling tahu dengan situasi dan kondisiwilayah tempat tinggalnya. Lokasi dipilihberdasarkan urutan yang memiliki angkakasusDBtertinggidiKab.Sleman,DIY.

    AlatPengumpulanData

    Penelitian inimenggunakanalatberupa tigabuah skaladengan4pilihan,yang

    terdiri dari (A) Skala Partisipasi dalamPromosi Kesehatan pada Kasus PenyakitDB, (B) Skala Pemberdayaan Psikologis,dan (C) Skala Rasa Bermasyarakat. Padaskalapartisipasidalampromosikesehatanpada kasus penyakit DB, subjek dimintamemilih salah satu jawabandari 4pilihanantara lain selalu, sering, kadangkadang,tidak pernah. Skor nilai untuk butirunfavorable bergerak dari 1 sampai 4 danuntukbutirfavorablebergerakdari4sampai1.ContohsoalpadaSkalaSkalaPartisipasidalam Promosi Kesehatan pada KasusPenyakit DB adalah: Saya turut mencaritahu penyebabDB yang terjadi di tempattinggal saya; Setiap ada kesempatan sayabersedia mengajukan diri untuk menjadijuru pemantau jentik di tempat tinggalsaya; Merasa bukan tanggung jawabpribadi untuk merancang perbaikanprogrampencegahanDBdi tempat tinggalsaya.

    Pada skala pemberdayaan psikologisdan skala rasa bermasyarakat, subjekdimintamemilihsalahsatu jawabandari4pilihan,yaitu(a)SSatausangatsetuju,(b)Satausetuju,(c)TSatautidaksetuju,dan(d)STS atau sangat tidak setuju. Skor nilaiuntuk butir unfavorable bergerak dari 1sampai4danuntukbutirfavorablebergerakdari 4 sampai 1. Contoh soal pada SkalaPemberdayaan Psikologis adalah: Sayamerasa bahwa sayamemiliki kemampuanyang cukup untuk membuat kondisilingkunganyang lebihbaik;Sayaberusahatanpakenallelahuntukmengubahkeadaanhidup saya.Contoh SkalaRasaBermasyarakat adalah: Sayamerasa bangga sebagaiwarga di wilayah tempat tinggal sayasekarang ini; Saya merasa bahwa tempattinggal saya ini dapat memenuhi kebutuhanbatinsaya.Reliabilitaspadamasingmasing skala adalah sebagai berikut: (1)Skalapartisipasidalampromosikesehatanpada kasus penyakit DB (= 0,927); (2)

  • PARTISIPASIDALAMPROMOSIKESEHATAN

    JURNALPSIKOLOGI 73

    Skalapemberdayaanpsikologis (= 0,964);dan(3)Skalarasabermasyarakat(=0,919).

    AnalisisData

    Untuk menguji hipotesis digunakanteknik analisa regresi ganda dengan bantuanprogramSPSS15.Sebelummelakukananalisa regresi,dilakukan uji asumsi yangterdiridariujinormalitasdanlinieritas.

    Hasil

    Hipotesis penelitian yang pertamaterbuktisangatsignifikandalampenelitianini. Metode analisis regresi menghasilkannilai F=15,751 (p

  • JOSEF&AFIATIN

    JURNALPSIKOLOGI74

    Keterangan:= Partisipasi dalam Promosi Kese

    hatanpadaKasusPenyakitDBX1=PemberdayaanpsikologisX2=Rasabermasyarakat.

    Hasil analisis regresi dengan metodestepwisedilakukanuntukmemperolehdatayang lebih teliti tentang peran variabelprediktor yang paling berpengaruh terhadap variabel kriterium.Hasil analisisdatamenunjukkan bahwa partisipasi dalampromosikesehatanpadakasuspenyakitDBdipengaruhi sangat kuat oleh pemberdayaan psikologis, koefisien konstanta Bsebesar 58,727, koefisien B pemberdayaanpsikologissebesar0,408.Dengandemikianpersamaan garis regresi dengan metodestepwisetersebutdisusunsebagaiberikut:

    =(0,408)X1+58,727Keterangan:

    = Partisipasi dalam Promosi KesehatanpadaKasusPenyakitDB

    X1= Pemberdayaanpsikologis

    Diskusi

    Berdasarkan hasil analisis regresigandadankorelasiparsialdidapatkanhasilbahwahipoteispertamadankeduaterbuktisangat signifikan sedangkan hipotesisketiga tidak terbukti. Penjelasan hipotesistersebut selengkapnya akan dibahas satupersatu.

    Hipotesis pertama penelitian ini yangmenyatakan bahwa Partisipasi dalampromosikesehatanpadakasuspenyakitDBdipengaruhiolehpemberdayaanpsikologisdan rasa bermasyarakat terbukti. Iniberartisemakinkuatpemberdayaanpsikologis dan rasa bermasyarakat secarabersamasamamakasemakintinggitingkatpartisipasidalampromosi kesehatanpadakasus penyakit DB. Penguatan upaya

    upaya pemberdayaan psikologis dan rasabermasyarakat akan membuat partisipasimasyarakat dalam upaya pencegahanpenyakitDBsemakinmeningkat.

    Hipotesis kedua yang menyatakanbahwa Partisipasi dalam promosi kesehatanpadakasuspenyakitDBdipengaruhioleh pemberdayaan psikologis terbukti.Hal ini berarti Pemberdayaan psikologisyang dimiliki oleh subjek memberikanperanan yang paling besar terhadappartisipasiwargadalampromosikesehatanpada kasus penyakit DBD. Semakin kuatpemberdayaan psikologis yang dimilikisubjek maka semakin tinggi tingkatpartisipasiwarga.

    Pemberdayaan didefinisikan sebagaikesempatan individu untuk memilikikekuatan, pilihan, otonomi diri, dantanggung jawab (Lightfoot,dalamShort&Reinhart, 1992). Didukung oleh hasilpenelitian Guareschi & Jovchelovitch(2004),Therawiwat et al.. (2003),danRaju(2003)yangmenunjukkanbahwapengetahuan, keahlian, dan status sosial menjadibagian dari pemberdayaan. Dengan katalain, indidivuyangmemilikipengetahuan,keahlian,dan status sosialyangkuatakanmemiliki kesempatan yang lebih besaruntuk memiliki kekuatan/kekuasaan,pilihan,menentukanotonomidirinya,dantanggungjawab.

    Demimeningkatkanpartisipasimasyarakat dalam upaya pencegahan penyakitDB, perlu mempertimbangkan faktorpemberdayaan psikologis pada diri individu. Pemberdayaan dapat diperkuatdengan adanya status pendidikan danpenghasilan individu. Dengan memilikisumber daya pengetahuan atau informasisertadidukungdengankemampuanuntukmandiri dari segi penghasilan, mempengaruhi individu untuk aktif dalamberbagaikegiatanpencegahanpenyakitDB.Ulasan penelitian Guareschi &

  • PARTISIPASIDALAMPROMOSIKESEHATAN

    JURNALPSIKOLOGI 75

    Jovchelovitch (2004) dan Nelson et al.,(2004) menunjukkan bahwa untukmeningkatkan partisipasi masyarakat didalam program berbasis komunitas,informasidandukungan finansialmenjadisalah satu sumber daya yang diperkuat.Dengankekuatanindividudanmasyarakattersebut diharapkanmampumempersempit jarak antara pihak otoritas/kaumprofesionaldenganmasyarakat.Partisipasidapat ditingkatkan dengan memperkuatpemberdayaan psikologis individu danmasyarakat. Dengan keberdayaan secarapsikis, setiap orang memiliki pemahamanbahwa dirinya memberikan kontribusiterhadap perubahan kondisi kesehatanlingkungan yang lebih baik lagi dilingkungan tempat tinggalnya. Denganpengetahuandan informasi, individuakanlebih percaya diri untuk menentukanpilihanpilihan hidup sehat (Kok et al.,2004;Nelsonetal.,2004).

    Hipotesis ketiga dalam penelitian iniyang menyatakan bahwa Partisipasi dalam promosi kesehatan pada kasuspenyakit DB dipengaruhi oleh rasabermasyarakat tidak terbukti. DenganmelihathasilanalisiskorelasiPearsonsatuekor diperoleh hubungan positif yangsignifikan antara variabel rasa bermasyarakat dengan variabel partisipasi dalampromosikesehatanpadakasuspenyakitDB(r=0,319; p

  • JOSEF&AFIATIN

    JURNALPSIKOLOGI76

    masyarakat. Menurut penelitian Yuarsi(2004) hal yang berkaitan dengan perawatan kesehatan anak, pekerjaan rumahtangga, dan segala urusan tentang anakanak, biasanya diserahkan kepadaperempuan. Ulasan Purwadi (2007) danPurwadi & Dwiyanto (2006) kegiatanberupa membangun jalan, atau pekerjaankonstruksi biasanya diserahkan kepadaanggotamasyarakatyangberjeniskelaminlakilaki.

    Lebih lanjut Peterson et al., (2005)menemukan bahwa perempuan yangmemiliki rasa bermasyarakat yang rendahcenderung kurang berpartisipasi dimasyarakat. Berdasarkan kategorisasi rasabermasyarakat pada subjek penelitianditemukanbahwa51persenpadakategorisedangdanrendah,sedangkansubjekyangmemiliki kategori tinggi hanya 49 persen.Ada kecenderungan rasa bermasyarakatyang rendahpada subjekpenelitianmembuat partisipasi dalam promosi kesehatanpadakasuspenyakitDBjugamelemah.

    Peneliti mengambil tiga kesimpulanberdasarkan penjabaran dan analisis yangdidapat dari penelitian tentang partisipasidalam promosi kesehatan pada kasuspenyakit DB ditinjau dari pemberdayaanpsikologisdan rasabermasyarakat sebagaiberikut: (1) Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa partisipasi dalam promosikesehatan pada kasus penyakit DB dipengaruhi secara signifikan oleh pemberdayaan psikologis dan rasa bermasyarakat.Sumbangan efektif kedua variabel prediktorsecarabersamasama terhadapvariabelkriterium sebesar 19 persen (R2=0,190); (2)Pemberdayaan Psikologis berpengaruhsecara signifikan terhadap partisipasidalam promosi kesehatan pada kasuspenyakit DB. Pemberdayaan psikologismemiliki korelasi positif yang signifikanterhadap partisipasi dalam promosikesehatanpadakasuspenyakitDBdengan

    koefisienkorelasiPearsonsebesar0,427(p

  • PARTISIPASIDALAMPROMOSIKESEHATAN

    JURNALPSIKOLOGI 77

    terhadapkekuatan individualdankolektif.Selain itu untuk peneliti selanjutnya agar;(a)Menelitisubjekdenganperbedaan jeniskelamin, memperbanyak jumlah subjek,dan memperluas cakupan area pengambilan data; (b) Peneliti lain diharapkandapat mengungkap variabelvariabel lainyang dapat memprediksi munculnyapartisipasi dalam program promosi padakasus penyakit DB yang belum ditelitidalam penelitian ini seperti (1) provokasi,(2) situasipemberdayaan,dan (3)karakterindividualyangberanekaragam.

    Kepustakaan

    Akey,T.M.,Marquis, J.G.,&Ross,M.E.(2000). Validation of scores on thepsychological empowerment scale: ameasure of empowerment for parentsofchildrenwithadisability.Educationaland Psychological Measurement, 60 (3),419438.

    Amiruddin,M.(2004).Angkakematianibu:agenda utama masalah hak dankesehatan reproduksi perempuan.JurnalPerempuan,35,5362.

    Bandura, A. (2004). Health promotion bysocialcognitivemeans.HealthEducation&Behavior,31(2),143164.

    Bell, P. A., Greene,T. C., Fisher, J. D. &Baum, A. (2001). EnvironmentalPsychology (Fifth Edition). Florida:HartcourtBraceCollegePublishers.

    Cahyo, K. (2006). Kajian faktorfaktorperilaku dalam keluarga yangMempengaruhi pencegahan penyakitdemam berdarah dengue (DBD) diKelurahan Meteseh Kota Semarang.MediaLitbangKesehatanXVI(4),3241.

    Campbell, C. & Murray, M. (2004).Community health psychology:promoting analysis and action for

    social change. Journal of HealthPsychology.9(2),187195.

    Cancela,D.L.V.,Chin, J.L.,& Jenkins,Y.M.(1998).CommunityHealthPsychology:Empowerment for Diverse Communities.USA:Routledge.

    Chesworth, J. (1996).TheEcology ofHealth:Identifying Issues and Alternatives.London:SAGEPublication.

    Chua,K.B.,ILyChua,IEeChua,&Chua,K.H.(2005).Differentialenvironmentalpreferences of gravid female aedesmosquitoes in ovipositing their eggs.The Southeast Asian Journal TropicalMedicineandPublicHealth,36(5),11331138.

    Conway, B. P. & Hachen, D. S. (2005).Attachments, grievances, resources,andefficacy:thedeterminantsoftenantassociationparticipation amongpublichouse tenants. Journal ofUrbanAffairs,27(1),2552.

    Dalton, J.H.,Elias,M. J.,&Wandersman,A. (2001). Community Psychology:Linking Individuals and Communities.Australia:Wadsworth.

    Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2006). Pedoman PelaksanaanPengembanganDesaSiaga.

    Duffy, K. G. & Wong, F. Y. (2003).Community Psychology. USA: PearsonEducation,Inc.

    Evans, S. D. (2007). Youth sense ofcommunity: voice and power incommunity contexts. Journal ofCommunityPsychology,35(6),693709.

    Ewles, L. & Simnett, I. (2003). PromotingHealth: A Practical Guide, Fifth Edition.London:BaillireTindall.

    Figueiredo, L. T. M. (2003). Dengue inBrazil: past present and futureperspective.DengueBulletin,27,2533.

  • JOSEF&AFIATIN

    JURNALPSIKOLOGI78

    FosterFishman, P. G., Berkowitz, S. L.,Lounsbury, D. W., Jacobson, S., &Allen, N. A. (2001). Buildingcollaborative capacity in communitycoalition: a review and integrativeframework. American Journal ofCommunityPsychology,29(2),241261.

    Freudenberg, N. (2004). Communitycapacity for environmental healthpromotion: determinants and implications for practice. Health EducationandBehavior,31(4),472490.

    Green, L. W. & Kreuter, M. W. (1991).Health Promotion Planning, AnEducational andEnvironmentalApproach(Second Edition). London: MayfieldPublishingCompany.

    Glanz, K., Lewis, F.M., & Rimer, B.K.(1997). Health Behavior and HealthEducation:Theory,Research, andPractice(Second Edition). San Francisco: JosseyBassPublisher.

    Guareschi,P.A.,&Jovchelovitch,S.(2004).Participation, health and the development of community resources inSouthern Brazil. Journal of HealthPsychology,9(2),311322.

    Hadinegoro, S. R. H., Soegijanto, S.,Wuryadi, S., & Suroso, T. (2004).Tatalaksana Demam Berdarah Dengue diIndonesia. Jakarta: DepartemenKesehatanRepublikIndonesia.

    Haryono. (1999). Efek program pengendalian demam berdarah dengue dankarakteristik rumah tangga terhadapstatusangkabebasjentikdiKotamadyaJayapura. Tesis (tidak diterbitkan).Yogyakarta:UniversitasGadjahMada.

    Hasanah, Z. (2006). Partisipasi ibu rumahtangga dalam pencegahan danpemberantasan penyakit demamberdarahdenguediKecamatanMedanHelvetia, Kota Medan, PropinsiSumatera Utara. Tesis (tidak diterbit

    kan). Yogyakarta: Universitas GadjahMada.

    Heller,K.,Price,R.H.,Reinharz,S.,Riger,S., Wandersman, & A. DAuno, T. A.(1984). Psychology and CommunityChange:ChallengesoftheFuture.Illinois:TheDorseyPress.

    Hubley, J. (1993). Communicating Health:AnActionGuide toHealth Educationand Health Promotion. London:MacmillanEducationLtd.

    Hutabarat, T., Windyaningsih, C., &Delianna,J.(2007).ModulPelatihanBagiPengelola Program Penyakit DemamBerdarah Dengue di Indonesia. Jakarta:Direktorat Jendral PengendalianPenyakitdanPenyehatanLingkungan.Departemen Kesehatan RepublikIndonesia.

    Kegler, MC., & Miner, K. (2004). Environmental health promotion intervention:considerationsforpreparationandpractice.Health Education and Behavior,31(4),510525.

    Kok,G.,Schaalma,H.,Ruiter,R.A..C.,VanEmpelen, P., & Brug, J. (2004).Intervention mapping: A protocol forapplying health psychology theory toprevention programmes. Journal ofHealthPsychology,9(1),8589.

    Kompas. (3 November 2007). AntisipasiDBD,PSNDigalakkan: JumlahPenderitaMeledak Saat Banjir. Jakarta: P.T.GramediaPustakaUtama.

    Kompas.(2Februari2008).DemamBerdarah:Tujuh Orang Meninggal Akibat DemamBerdarah di Kudus. Jakarta: P.T.GramediaPustakaUtama.

    Kompas.(8Februari2008).Kesehatan:WargaDimintaWaspadaiDBDdiMusimHujan.Jakarta:P.T.GramediaPustakaUtama

    Kompas. (15 Februari 2008). DBD MasihMewabah:KeadaanCuacaMasihKondusif,

  • PARTISIPASIDALAMPROMOSIKESEHATAN

    JURNALPSIKOLOGI 79

    AwalTahunSudah3.895Pasien.Jakarta:P.T.GramediaPustakaUtama

    Kompas. (19 Februari 2008). PenyakitMenular: Gencarkan Kampanye DBD.Jakarta:P.T.GramediaPustakaUtama

    Kompas. (19 Februari 2008). Grafik KasusDemam Berdarah Indonesia Tahun 19972007. Jakarta: P.T. Gramedia PustakaUtama

    Kompas. (20 Februari 2008). PenangananDBD Masih Reaktif: Sepanjang 2008Sudah97OrangMeninggal.Jakarta:P.T.GramediaPustakaUtama

    Kompas. (1Maret 2008). PencegahanDBD:PSN Harus Terus Digalakkan. Jakarta:P.T.GramediaPustakaUtama

    Kompas. (4Maret 2008).PenyakitMenular:Sebanyak 96Kelurahan di JakartaRawanDBD. Jakarta: P.T. Gramedia PustakaUtama

    Kompas. (13 Maret 2008). Kesehatan: PSNLebih Efektif Daripada Penyemprotan.Jakarta:P.T.GramediaPustakaUtama

    Kompas.(7Juli2008).Kesehatan:CegahDB,dari Fogging sampaiKelambu. Jakarta:P.T.GramediaPustakaUtama

    Kreuter,M.W.,Lukwago,S.N.,Bucholtz,D. C., Clark, E. M., & SandersThompson, V. (2003). Achievingcultural apropriatness in healthpromotion programs: targeted andtailoredapproaches.HealthEducation&Behavior,30(2),133146.

    LopezCarlos, A. & Zahidi, S. (2005).Womens Empowerment: Measuring theGlobalGenderGap. Switzerland:WorldEconomicForum.

    Mardihusodo,S.J. (1987).Mengembangkandan meningkatkan peran sertamasyarakat dalam upayapemberantasan vektor denguehaemorrhagic fever. Berkala IlmuKedokteran,XII(1).Indonesia.

    Marks, D. F., Murray, M., Evans, B., &Willig, C. (2000). Health Psychology:Theory, Research, and Practice. London:SAGEPublications.

    Naidoo, J., & Wills, J. (2000). HealthPromotion: Foundation for Practice(Second Edition). London: BaillireTindall.

    Nelson, G., Pancer, SM., Hayward, K., &Kelly, R. (2004). Partnerships andparticipationofcommunityresidentsinhealth promotion and prevention:experiences of the Highfield community enrichment project (betterbeginnings, better futures). Journal ofHealthPsychology,9(2),213227.

    Oxfam. (2004). Gender Induction Package,Humanitarian Department. PaketPengenalan tentang Gender (tidakditerbitkan).UK:OxfamGB

    Parker, E.A., Baldwin,G. T., Israel, B.,&Salinas, M. A. (2004). Application ofhealth promotion theories andmodelsfor environmental health. HealthEducation&Behavior,31(4),491509.

    Peterson,N.A.,Lowe,J.B.,Aquilino,M.L.,&Schneider,J.E.(2005).Linkingsocialcohesion and gender to intrapersonaland interactional empowerment:Support and new implications fortheory.JournalofCommunityPsychology,33(2),233244.

    Piko, B. F. (2004). Interplay between selfand community: A role for healthpsychology inEasternEuropespublichealth. Journal of Health Psychology, 9(1),111120.

    Prilelltensky,I.(2008).Theroleofpowerinwellness, oppression, and liberation:thepromiseofpsychopoliticalvalidity.JournalofCommunityPsychology,36 (2),116136.

    Purwadi. (2006). Ensiklopedi Adat IstiadatBudayaJawa.Yogyakarta:PanjiPustaka.

  • JOSEF&AFIATIN

    JURNALPSIKOLOGI80

    Purwadi & Dwiyanto, D. (2007). FilsafatJawa: Ajaran Hidup yang BerdasarkanNilai Kebijakan Tradisional. Yogyakarta:PanjiPustaka.

    Raju,A.K.(2003).Communitymobilizationinaedesaegypticontrolprogrammebysource reduction in perurban districtLautoka,VitiLevu, Fiji Island.DengueBulletin,27,149155.

    Renganathan, E., Parks, W., Llyod, L.,Nathan,M.B.,Hosein,E.,Odugleh,A.,Clark,G.G.,Gubler,D. J.,Prasittisuk,C., Palmer, K., & San Martin, JL.(2003). Towards sustaining behavioralimpact in dengue prevention andcontrol.DengueBulletin,27,612.

    Renwick,R.,Brown,I.,&Nagler,M.(1996).Quality of Life in Health Promotion andRehabilitation, Conceptual Approches,Issues, andApplications.London: SAGEPublication.

    Rudkin,J.K.(2003).CommunityPsychology:Guiding Principles and OrientingConcepts.USA:PrenticeHall.

    Short,P.M.&Rinehart,J.S.(1992).Schoolparticipant empowerment scale:assessment of level of empowermentwithin the school environment.Educational and PsychologicalMeasurement,52,951960.

    Siahaan, P. (2006). Efektivitas pelatihanpencegahanDBDyangdilakukanolehkaderdanpetugaskesehatan terhadapefektivitas peningkatan pengetahuandan sikap tentang pencegahan DBD:Studi kuasi eksperimen pada iburumah tanggadikotaMeraukePapua.Tesis (tidak diterbitkan) Yogyakarta:UniversitasGadjahMada.

    Sopotammarak, S. (2003). Denguehaemorrhagicfeverathreattoglobalhealth.DengueBulletin,27,192194.

    Speer, P. W., & Peterson, N. A. (2000).Psychometric properties of an

    empowerment scale:Testing cognitive,emotional, and behavioral domains.SocialWorkResearch,24(2),109118.

    Subono,N.I. (2001).FeminisLakilaki:SolusiatauPersoalan?.Jakarta:YayasanJurnalPerempuan.

    Suharto,E.(2005).MembangunMasyarakatMemberdayakan Rakyat: KajianStrategis Pembangunan KesejahteraanSosial dan Pekerjaan Sosial. Bandung:P.T.RefikaAditama

    Suroso,T.,Kusriastuti,R.,Winarno,Sofyan,RA.,Wandra,T.,Djohor,D.,Sukowati,S., Sutomo, S., & Supeno, E. (2007).Pemberantasan Sarang Nyamuk DemamBerdarah Dengue (PSN DBD) oleh JuruPemantau Jentik (Jumantik). Jakarta:Departemen Kesehatan RepublikIndonesia.

    The Sphere Project. (2006). HumanitarianCharter and Minimum Standards inDisaster Response. Oxford: OxfamPublishing.

    Therawiwat, M., Fungladda, W.,Kaewkungwal, J., Imamee, N., &Steckler, A. (2005). Commnitybasedapproachforpreventionandcontrolofdengue hemorrhagic fever inKanchanaburi Province, Thailand. TheSoutheastAsianJournalTropicalMedicineandPublicHealth,36(5),14391449.

    Tram, T. T., Anh, N. T. N., Hung, N. T.,Lan,N.T.,Cam,L.T.,Chuong,N.P.,Tri. L., Fonsmark, L., Poulsen, A., &Heegard, E. D. (2003). The impact ofhealth education on mothersknowledge,attitudeandpractice(KAP)ofdenguehaemorrhagic fever.DengueBulletin,27,174180.

    Vera, E. M. & Speight, S. L. (2003).Multicultural competence, socialjustice,andcounselingpsychology.TheCounselingPsychologist,31(3),253272.

  • PARTISIPASIDALAMPROMOSIKESEHATAN

    JURNALPSIKOLOGI 81

    Wallerstein, N. (2002). Empowerment toreducehealthdisparities.Scand JournalofPublicHealth,30(59),7277.

    Witten, K., Parkes, M., &Ramasubramanian, L. (2000).Participatory environmental healthresearch in Aotearoa/New Zealand:constraints and opportunities. HealthEducation&Behavior,27(3),371384.

    WorldHealthOrganization. (2002).GenderAnalysis inHealth:AReview of Selected

    Tools. Switzerland: World HealthOrganization.

    Yoo,S.,Weed,N.E.,Lempa,M.L.,Mbondo,M., Shada, R.E., & Goodman, R.M.(2004). Collaborative communityempowerment:An illustrationofasixstepprocess.HealthPromotionPractice,5(3),256265.

    Yuarsi, S.E. (2005). PerempuanYang Terpuruk: Kehamilan Tidak Dikehendaki diKalangan Pengungsi. Yogyakarta: PusatStudi Kependudukan dan Kebijakan.