4 penerapan model mosston dengan gaya guaided …/penerapan... · skripsi ini telah disetujui untuk...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENERAPAN MODEL MOSSTON DENGAN GAYA GUAIDED DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
PASSING BAWAH BOLAVOLI SISWA KELAS IV A SD NEGERI PLUPUH II TAHUN
PELAJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Oleh :
DITA ARUM ANGGARA WAHYUWARDHI
X4610040
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA2012
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENERAPAN MODEL MOSSTON DENGAN GAYA GUAIDED DISCOVERY
UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PASSING BAWAH
BOLAVOLI SISWA KELAS IV A SD NEGERI PLUPUH II
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh ;
DITA ARUM ANGGARA WAHYUWARDHI
X4610040
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syaarat mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Jurusan Pendidikan Oahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURURAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
JULI 2012
2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Pembimbing II
Hendrig Joko Prasetyo, S.Pd, M.OrNIP. 19800805 200801 1 021
Pembimbing I
Drs. Agus Mukholid, M.PdNIP. 19640131 198903 1 001
3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana pendidikan.
Pada hari : Rabu
Tanggal : 25 Juli 2012
Tim Penguji Skripsi :
( Nama Terang )
( Tanda Tangan )
Ketua : Drs. H. Sunardi, M.kes
Sekretaris : Drs. Waluyo, M.Or
Anggota I : Drs. Agus Mukholid, M.Pd
Anggota II : Hendrig Joko Prasetyo, S.Pd, M.Or
Disahkan oleh ;
Fakultas Keguruan da Ilmu pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan
Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.
NIP. 19600727 198702 1 001
4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK
Dita Arum Anggara Wahyuwardhi. PENERAPAN MODEL MOSSTON DENGAN GAYA GUAIDED DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PASSING BAWAH BOLAVOLI SISWA KELAS IV A SD NEGERI PLUPUH II TAHUN PELAJARAN 2011/2012. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Agustus 2012.
Penelitian ini bertujuan untuk: Mengetahui efektifitas aplikasi pembelajaran model Mosston dengan gaya guaided discovery dalam meningkatkan kemampuan passing bawah bolavoli siswa IV A SD Negeri Plupuh II tahun pelajaran 2011/2012.
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas atau Classroom Action Research yang terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi dalam setiap siklus dan penelitian ini selesai pada dua siklus. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV A SD Negeri Plupuh II Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 20 siswa yang terdiri dari 8 siswa putra dan 12 siswa putri. Data penelitian ini diperoleh melalui pengamatan oleh peneliti dan kolaborator selama proses pembelajaran berlangsung. Data tersebut merupakan hasil belajar passing bawah bolavoli yang diperoleh melalui lembar observasi yang meliputi ranah kogitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik persentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam pembelajaran.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penerapan model Mosston dengan gaya guaided discovery dapat meningkatkan hasil pembelajaran passing bawah bolavoli siswa kelas IV A SD Negeri Plupuh 2 tahun pelajaran 2011/2012, dimana hasil belajar pada kondisi awal 20% atau 4 siswa yang tuntas, pada akhir siklus 1 menjadi 55% atau 11 siswa, dan pada akhir siklus 2 menjadi 95% atau 19 siswa.
Kata Kunci : gaya guaided discovery, passing bawah bolavoli.
5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
MOTTO
• Berani bermimpi.
• Berani mencoba.
• Berani berjuang.
• Berani gagal.
• Berani sukses.
6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan untuk:
- Suami tercinta.
- Bapak Ibu tercinta serta kakak dan adikku.
- Kepala sekolah dan Guru Penjas serta segenap keluarga besar SD Negeri
Plupuh II
- Rekan-rekan seperjuangan.
- Almamater.
7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
limpahan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini
banyak mengalami hambatan, tetapi berkat bantuan dari beberapa pihak maka
hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh karena itu dalam kesempatan kali ini
disampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. sebagai Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. H. Mulyono, M.M. sebagai Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan
Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
3. Waluyo, S.Pd. M.Or. sebagai Ketua Program Studi Pendididkan Jasmani
Kesehatan dan Rekreasi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Drs. Agus Mukholid, M.Pd. sebagai Pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Hendrig Joko Prasetyo, S.Pd. M.Or. sebagai Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Kepala Sekolah, Guru beserta staf SD Negeri Plupuh II Kecamatan Plupuh
Kabupaten Sragen yang telah memberikan ijin dan dukungan dalam
pelaksanaan penelitian ini.
7. Siswa kelas IV A SD Negeri Plupuh II yang telah bersedia menjadi sampel
dalam penelitian ii.
8. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Semoga segala amal baik tersebut mendapatkan imbalan dari Tuhan Yang
Maha Esa. Semoga penelitian yang sederhana ini dapat bermanfaat.
Surakarta, Juli 2012
Penulis
8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul…………….……………………………………………....... i
Halaman Pengajuan……….……………………………………………....... ii
Halaman Persetujuan..…….……………………………………………....... iii
Halaman Pengesahan……………….………………………………………..iv
Abstrak..……………………………………………………………….......... v
Motto….………………………………………………………………........ vi
Persembahan..…………………………………………………………......... vii
Kata Pengantar..………………………………………………………......... viii
Daftar Isi……………………………………………………………….......... ix
Daftar Tabel………………………………………………………………… xii
Daftar Gambar....……………………………………………………………. xiii
Daftar Diagram……..………………………………………………………. xiv
Daftar Lampiran…………………………………………………….……….xv
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………........... 1
A. Latar Belakang Masalah .………………………………………........1
B. Rumusan Masalah…………………………………………..………..3
C. Tujuan Penelitian………………………………………………..........3
D. Manfaat Hasil Penelitian……………..………………………………3
BAB II KAJIAN PUSTAKA………………………………………….. …....5
A. Kajian Pustaka……………………………………………………….5
1. Bola Voli………………………………………………………....5
a. Pengertian Permainan Bolavoli……………..……………......5
b. Passing Dalam Permainan Bolavoli……….…………………6
2. Pembelajaran Model Mosston…… ………..…….…………… 12
a. Pengertian Pembelajaran Model Mosston……………….... 13
b. Gaya Guaided Discovery…………………………………….16
B. Kerangka Berpikir..………………………………………………... 16
9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB III METODE PENELITIAN…………………………………………. 19
A. Tempat Dan Waktu Penelitian …………………………………..... 19
1. Tempat Penelitian……………………………………………… 19
2. Waktu Penelitian………………………………………………. 19
B. Subjek Penelitian…………………………………….……………. 20
C. Data dan Sumber Data…………….…………………………………20
D. Pengumpulan Data………………………………………………... 20
E. Uji Validasi Data……………………………………………………..21
F. Analisis Data……………………………………………………… 21
G. Indikator Kinerja Penelitian………………………………………. 22
H. Prosedur Penelitian………………………………………………… 22
BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN……………………. 24
A. Deskripsi Pratindakan……… ……………………………………... 24
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus……………….……………. 26
1. Siklus I ………………………………………………………… 26
a. Tahap Perencanaan …………………………….….………. 26
b. Tahap Pelaksanaan…………………………………………...26
c. Pengamatan Tindakan…………………..…………………. 31
d. Tahap Refleksi Tindakan I………………………………… 33
2. Siklus II ………………………………………………….……. 34
a. Tahap Perencanaan…………………………………………. 34
b. Tahap Pelaksanaan……………………………….………… 34
c. Pengamatan Tindakan…………………………………….….39
d. Tahap Refleksi Tindakan II……………………………..… 42
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus ……………………….. 42
D. Pembahasan ……………………………………………………..… 46
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN………………………. 47
A. Simpulan……………………………………………………………..47
B. Implikasi……… …………………………………………………... 47
C. Saran……… ………………………………………………..……... 48
10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………. 49
LAMPIRAN……………………………………………………………… 51
11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Rincian kegiatan dan waktu pelaksanaan ………………………........... 19
2. Teknik dan alat pengumpulan data penelitian..…………………........... 21
3. Persentase target capaian tindakan kelas …………………..……......... 22
4. Hasil belajar passing bawah bolavoli pratindakan………………........ 25
5. Nilai ketuntasan belajar passing bawah bolavoli pratindakan……......... 25
6. Hasil belajar passing bawah bolavoli setelah siklus I……………….... 32
7. Nilai ketuntasan belajar passing bawah bolavoli setelah siklus I............ 32
8. Hasil belajar passing bawah bolavoli setelah siklus II……………........ 41
9. Nilai ketuntasan belajar passing bawah bolavoli setelah siklus II.….... 41
10. Ketuntasan belajar passing bawah bolavoli pada kondisi awal…........... 43
11. Ketuntasan belajar passing bawah bolavoli setelah siklus I….…........... 44
12. Ketuntasan belajar passing bawah bolavoli setelah siklus II…............... 45
13. Perbandingan Persentase Ketuntasan belajar prasiklus, siklus I dan II...... 46
12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Posisi tangan dan gerakan teknik passing bawah…..………………......... 7
2. Passing bawah normal………………………………………………........ 8
3. Passing bawah kedepan pada bola rendah……………………..…….... 9
4. Passing bawah bergeser ke depan 45 derajat…………………….….... 10
5. Passing bawah pada bola jauh disamping badan…………………….... 10
6. Passing bawah dengan bergerak mundur………………..…………........ 11
7. Passing bawah kebelakang……………………………………….......... 11
8. Passing bawah dengan bergerak mundur…………….………………...... 12
9. Alur kerangka berpikir…………………………………………….......... 18
10. Tahap penelitian…………………………………………………........... 23
13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR DIAGRAM
Diagram Halaman
1. Ketuntasan belajar kondisi awal………………..…..…………….......... 43
2. Ketuntasan belajar kondisi setelah siklus I….……………………......... 44
3. Ketuntasan belajar setelah siklus II…………………………..……........ 45
4. Perbandingan ketuntasan belajar kondisi awal, siklus I dan siklus II.........46
14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. RPP Siklus I……………………………. ………………………........... 51
2. RPP Siklus II………………………………....……………………...........59
3. Daftar nama siswa dan absensi siswa selama pembelajaran.…..…......... 68
4. Lembar observasi terbuka……………………….…………….….......... 69
5. Lembar observasi afektif…………………………………………......... 70
6. Lembar observasi kognitif………………………….…………….......... 71
7. Lembar observasi psikomotor (proses dan hasil)…..…………….......... 72
8. Standar penilaian penilaian passing bawah SD Negeri Plupuh II tahun
pelajaran 2011/2012 .………………………………………………........73
9. Tabel norma penilaian passing bawah dari Brumbach……….…........... 74
10. Data awal afektif……………………………………………….…..... 75
11. Data awal kognitif…….............................................................................. 76
12. Data awal psikomotor (proses dan hasil)…………………………......... 77
13. Data hasil belajar kondisi awal……………………………………........ 78
14. Data Siklus I afektif………………………………………….……....... 80
15. Data Siklus I kognitif…..............................................................................81
16. Data Siklus I psikomotor (proses dan hasil).………………………....... 82
17. Data hasil belajar Siklus I …..……………………………………......... 83
18. Data Siklus II afektif……………………………………….……............ 85
19. Data Siklus II kognitif…............................................................................ 86
20. Data Siklus II psikomotor (proses dan hasil).………………………….....87
21. Data hasil belajar Siklus II …..……………………………………........ 88
22. Standar KKM Penilaian Penjasorkes SDN Plupuh II……………….........90
23. Dokumentasi Pelaksanaan penelitian……….………………………...... 91
24. Dokumentasi Surat Penelitian..……………………………………........ 95
15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan jasmani sebagai bagian integral dari proses pendidikan secara
keseluruhan. Penjas di sekolah mempunyai peranan unik di banding bidang studi
yang lain, karena melalui penjas selain dapat digunakan untuk pengembangan
aspek fisik dan psikomotor, juga ikut berperan dalam pengembangan aspek
kognitif dan afektif secara serasi dan seimbang.
Penjaskes sebagai salah satu sub sistem pendidikan yang wajib diajarkan
di sekolah memiliki peran penting yang sangat sentral dalam pembentukan
manusia Indonesia seutuhnya. Penjas merupakan suatu proses pendidikan yang
unik dan paling sempurna dibanding bidang studi lainnya, karena melalui
pendidikan jasmani seorang guru dapat mengembangkan kemampuan setiap
peserta didik tidak hanya pada aspek fisik dan psikomotor semata, tetapi dapat
dikembangkan pula aspek kognitif, afektif dan sosial secara bersama-sama. Dapat
dinyatakan juga bahwa tidak ada pendidikan yang lengkap tanpa pendidikan
jasmani, dan tidak ada pendidikan jasmani tanpa media gerak, karena gerak
sebagai aktifitas jasmanai merupakan dasar alami bagi manusia untuk belajar
mengenal dunia dan dirinya sendiri.
Tujuan yang hendak dicapai melalui pendidikan jasmani, yaitu:
1. Organik, aspek ini terkait dengan masalah kemampuan siswa
mengembangkan kekuatan otot, daya tahan kardiovaskuler, dan kelentukan.
2. Neuromuskuler, aspek ini terkait dengan masalah kemampuan
siswa dalam mengembangkan keterampilan lokomotor, keterampilan
nonlokomotor, dan bentuk-bentuk keterampilan dasar permainan, faktor-
faktor gerak, keterampilan olahraga, dan keterampilan rekreasi.
3. Interperatif, aspek ini terkait dengan kemampuan siswa untuk
menyelidiki, menemukan, memperoleh pengetahuan dan membuat penilaian.
Memahami peraturan permainan, mengukur keamanan, dan tata cara atau
sopan santun.
16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Sosial, aspek ini terkait dengan masalah kemampuan siswa melakukan
penilaian terhadap diri sendiri dan orang lain dengan menghubungkan individu
untuk masyarakat dan lingkungannya.
4. Emosional, aspek ini berkaitan dengan pembentukan karakter siswa
sehingga mampu mengendalikan antara keinginan dan kemampuan harus
seimbang.
Pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di
dalamnya diajarkan berbagai macam cabang olah raga yang tercantum dalam
kurikulum pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan, salah satunya yaitu
permainan bolavoli. Di setiap instansi pendidikan, upaya peningkatan kualitas dan
proses pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan serta kualitas
output pendidikan itu sendiri telah dilakukan dengan berbagi cara, termasuk
berbagai aturan dan kebijakan yang mendukung telah dibuat, dengan harapan
terjadi peningkatan kualitas pembelajaran dan proses pendidikan pembelajaran
jasmani olahraga dan kesehatan terjadi peningkatan, namun ternyata masih kurang
optimal.
Usaha untuk meningkatkan pembelajaran dan proses pendidikan jasmani
olahraga dan kesehatan di sekolah belum optimal dan belum berjalan sesuai
dengan yang diharapkan, hal ini terlihat dari kesulitan siswa dalam memahami
konsep dan penguasaan gerak dasar olahraga, dan kesulitan guru dalam
menanamkan konsep penguasaan gerak dasar olahraga pada siswa sehingga
berakibat rendahnya hasil belajar siswa. Hal ini terjadi dalam materi passing
bawah pada permainan bolavoli pada siswa kelas IV A SD Negeri Plupuh II
Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2011/2012.
Dari hasil observasi pada pada siswa kelas IV A SD Negeri Plupuh II
Kabupaten Sragen. Tahun pelajaran 2011/2012 pada mata pelajaran pendidikan
jasmani olahraga dan kesehatan dalam materi passing bawah pada permainan
bolavoli, pembelajaran di dalam kelas tersebut belum menunjukkan proses
pembelajaran yang efektif. Siswa masih kesulitan mampraktikkan passing bawah
dalam permainan bolavoli seperti yang diinstruksikan guru, sehingga siswa belum
mampu memahami secara benar gerak dasar dari passing bawah, baik melalui
17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
penjelasan secara verbal maupun unjuk kerja yang telah dicontohkan. Seperti apa
posisi badan, kemudian posisi tangan maupun gerakan tangan dan kaki, maupun
koordinasi gerak tubuh yang lain dalam melakukan passing bawah dalam
permainan bolavoli belum mampu dilakukan dengan sempurna oleh siswa.
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan, maka perlu untuk
dilakukan Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas IV A SD Negeri Plupuh II
Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2011/2012. Pada Penelitian Tindakan Kelas
kali ini penulis ingin menggunakan metode pembelajaran Mosston khususnya
dengan Gaya Guaided Discovery, karena gaya inilah yang paling sesuai untuk
diterapkan pada era modern yang mengedepankan aspek demokratis, dengan
“Penerapan Model Mosston Dengan Gaya Guaided Discovery Untuk
Meningkatkan Kemampuan Passing Bawah Bolavoli Siswa Kelas IV A SD Negeri
Plupuh II Tahun Pelajaran 2011/2012”
B. Rumusan Masalah
Bagaimana penerapan pembelajaran Model Mosston Dengan Gaya
Guaided Discovery dapat meningkatkan kemampuan passing bawah bolavoli
siswa kelas IV A SD Negeri Plupuh II Tahun Pelajaran 2011/2012 ?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
passing bawah bolavoli siswa kelas IV SD Negeri Plupuh II Tahun Pelajaran
2011/2012 melalui penerapan Model Mosston Dengan Gaya Guaided Discovery.
D. Manfaat Hasil Penelitian
Masalah dalam penelitian ini perlu untuk diteliti dengan harapan hasilnya
dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Bagi guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan :
a. Meningkatkan kreatifitas guru di sekolah dalam membuat rencana metode
pembelajaran atau gaya mengajar mana yang tepat untuk siswa.
18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b. Meningkatkan kinerja guru dalam menjalankan tugas dan kewajibannya
secara professional.
2. Bagi siswa :
a. Menciptakan suasana pembelajaran yang lebih baik dan menyenangkan
dalam pelajaran olahraga khususnya passing bawah dalam permainan
bolavoli.
b. Meningkatkan kemampuan dan kreatifitas passing bawah dalam
permainan bolavoli.
3. Bagi sekolah :
a. Hasil penelitian tindakan kelas ini dapat dipergunakan sebagai bahan
pertimbangan sekolah untuk mengembangkan pendekatan pembelajaran
pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan .
b. Sebagai bahan pertimbangan dalam penerapan model pembelajaran
pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di masa yang akan datang.
19
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Bolavoli
a. Pengertian Permainan Bolavoli
Bolavoli adalah olahraga permainan yang dimainkan oleh dua grup
berlawanan, dengan masing-masing grup memiliki enam orang pemain. Terdapat
pula variasi permainan bolavoli pantai yang masing-masing grup hanya memiliki
dua orang pemain. Olahraga bolavoli dinaungi FIVB (Federation Internationale
de Volleyball) sebagai induk organisasi internasional, sedangkan di Indonesia
dinaungi oleh PBVSI (Persatuan Bolavoli Seluruh Indonesia).
Pada awal penemuannya, olahraga permainan bolavoli ini diberi nama
Mintonette. Olahraga Mintonette ini pertama kali ditemukan oleh seorang
Instruktur pendidikan jasmani (Director of Phsycal Education) yang bernama
William G. Morgan di YMCA (Young Men Christian Associatian) pada tanggal 9
Februari 1895, di Holyoke, Massachusetts (Amerika Serikat).
Perubahan nama Mintonette menjadi Volleyball (Bolavoli) terjadi pada
tahun 1896, pada demonstrasi pertandingan pertamanya di International YMCA
Training School. Pada awal tahun 1896 tersebut, dr. Luther Halsey Gulick
(Director of the Professional Phsycal Education Training School sekaligus
sebagai Executive Director of Departement of Phsycal of The International
Committee of YMCA) mengundang dan meminta Morgan untuk
mendemonstrasikan permainan baru yang telah ia ciptakan di stadion kampus
yang baru. Pada sebuah konferensi yang bertempat di kampus YMCA, Springfield
tersebut juga dihadiri oleh seluruh instruktur pendidikan jasmani. Dalam
kesempatan tersebut, Morgan membawa dua tim yang pada masing-masing tim
beranggotakan lima orang. Alat permainan bolavoli adalah sebagi berikut:
1) Lapangan permainan, ukuran lapangan bolavoli yang umum adalah 9
meter x 18 meter, garis batas serang untuk pemain belakang berjarak 3
20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
meter dari garis tenggah (sejajar dengan jaring). Garis tepi lapangan adalah
5 cm.
2) Bola, memiliki keliling lingkaran 65 hingga 67 cm, dengan berat 260
hingga 280 gram. Tekanan dalam dari bola tersebut adalah sekitar 0,300
hingga 0,325 kg/cm2.
3) Net, ukuran net putra 2,44 meter dan putri 2,24 meter.
Pada saat ini permainan bolavoli dimainkan oleh dua tim yang masing-
masing terdiri dari enam orang pemain dan berlomba-lomba mencapai angka
duapuluh lima terlebih dahulu. Dalam sebuah tim, terdapat empat peran penting,
yaitu tosser, spiker, libero, dan defender. Tosser atau pengumpan adalah orang
yang bertugas untuk mengumpankan bola kepada rekan-rekannnya dan mengatur
jalannya permainan. Spiker bertugas untuk memukul bola agar jatuh di daerah
pertahanan lawan. Libero adalah pemain bertahan yang bisa keluar dan masuk
tetapi tidak boleh melakukan smash bola ke seberang net. Defender adalah pemain
yang bertahan untuk menerima serangan dari lawan.
Dalam permainan bolavoli ada beberapa teknik yang perlu dikuasai oleh
masing- masing pemain. Yang pertama yaitu servis, servis pada zaman sekarang
bukan lagi sebagai awal dari suatu permainan atau sekedar menyajikan bola, tetapi
sebagai suatu serangan pertama bagi regu yang melakukan servis. Servis terdiri
dari servis tangan bawah dan servis tangan atas. Kemudian yang kedua passing,
yaitu menerima bola dari lawan, hal ini akan dijelaskan pada poin selanjutnya.
Yang ketiga adalah smash, yaitu serangan dengan pukulan yang keras waktu bola
diatas jaring untuk dimasukkan ke daerah lawan dengan harapan lawan
mengalami kesulitan dalam mengembalikan bola sehingga mendapatkan poin.
Kemudian teknik yang keempat adalah blocking, yaitu daya upaya untuk menahan
atau menghalangi bola yang datang dari daerah lawan, atau sering digunakan
untuk menahan laju smash dari tim lawan.
b. Passing Dalam Permainan Bolavoli
Salah satu teknik yang penting dalam permainan bolavoli yang wajib
dikuasai oleh masing-masing pemain dalam tim adalah kemampuan passing.
Kemampuan passing sangat menentukan jalannya permainan bolavoli, karena
21
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dengan passing setiap tim mampu melakukan penguasaan bola dan menyusun
strategi penyerangan (smash) yang jitu sehingga mampu meraih kemenangan.
Dengan passing yang tepat seorang tosser mampu mengumpan bola dengan tepat
kepada spiker sehingga mampu menciptakan smash yang dapat menciptakan poin
karena pemain lawan kesulitan untuk mengembalikan bola. Ada dua jenis passing
dalam permainan bolavoli, yaitu passing bawah dan passing atas.
1) Passing Atas
Pasing atas adalah pasing yang dilakukan dengan sikap badan jongkok,
lutut agak ditekuk, badan sedikit condong kemuka, siku ditekuk jari-jari terbuka
membentuk lengkungan setengah bola, ibu jari dan jari saling berdekatan
membentuk segitiga, penyentuhan pada semua jari-jari dan gerakannya
meluruskan kedua tangan, serta menggunakan gerakan kaki untuk menambah
power.
2) Passing Bawah
Passing bawah adalah pukulan atau pengambilan bola yang dilakukan
dengan cara sikap badan jongkok, lutut agak ditekuk, kemudian tangan
dirapatkan, satu dengan yang lainnya dirapatkan, gerakan tangan disesuaikan
dengan keras atau lemahnya kecepatan bola. Posisi tangan dan gerakan teknik
passing bawah secara garis besar dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 1. Posisi Tangan dan Gerakan Teknik Passing Bawah
(M. Yunus, 1992:83)
22
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Passing bawah pada dasarnya hanya terdiri dari 2 gaya saja, yaitu:
(a) Passing bawah normal
Passing bawah gaya normal dilakukan dengan urutan gerakan sebagai berikut:
(1) Sikap permulaan
Ambil sikap siap normal dalam permainan bolavoli yaitu kedua lutut
ditekuk dengan badan sedikit dibongkokkan ke depan, berat badan
menumpu pada telapak kaki bagian depan untuk mendapatkan suatu
keseimbangan labil agar dapat lebih mudah dan lebih cepat bergerak
ke segala arah. Kedua tangan saling berpegangan, punggung tangan
kanan diletakkan di atas telapak tangan kiri kemudian saling
berpegangan
Gambar 2. Passing Bawah Normal
(M. Yunus, 1992:84)
(2) Gerak pelaksanaan
Ayunkan kedua lengan ke arah bola, dengan sumbu gerak pada
persendian bahu dan siku betul-betul dalam keadaan lurus. Perkenaan
bola pada bagian prosimal dari lengan, di atas dari pergelangan tangan
pada waktu lengan membentuk sudut sekitar 45 derajad dengan badan,
lengan diayunkan dan diangkat hamper lurus.
23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
(3) Gerak lanjutan
Setelah ayunan lengan mengenai bola, kaki belakang melangkah ke
depan untuk mengambil posisi siap kembali dan ayunan lengan untuk
passing bawah ke depan tidak melebihi 90 derajad dengan bahu/badan.
(b) Passing bawah variasi
Pada saat melakukan passing bawah dalam situasi permainan, jarak bola
dengan badan tidak selalu dalam keadaan ideal untuk dapat melakukan passing
bawah dengan posisi normal. Dari keadaan posisi bola yang bermacam-macam,
secra garis besar variasi passing bawah terdiri dari:
(1) Passing bawah ke depan pada bola rendah (Crouching Underhand Pass).
Kunci pelaksanaannya: cepat merendah dan bergerak ke bawah bola.
Dapat dilihat pada gambar 3 di bawah ini:
Gambar 3. Passing Bawah Kedepan Pada Bola Rendah
(M. Yunus, 1992:85)
(2) Passing bawah bergeser diagonal 45 derajad ke depan (45 Degree
Diagonal Underhand Pass).
Kunci pelaksanaannya: jangan lari menghadap bola, gunakanlah langkah silang
atau langkah samping. Dapat dilihat pada gambar 4 di bawah ini:
24
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 4. Passing Bawah Bergeser Ke Depan 45 Derajat
(M. Yunus, 1992:86)
(3) Passing bawah bola jauh di samping badan (Underhand Pass Hitting Ball
Away From Body).
Kunci pelaksanaannya: melangkah panjang ke samping depan diagonal 45 derajad
dengan merendah.
Gambar 5. Passing Bawah Pada Bola Jauh Disamping Badan
(M. Yunus, 1992:87)
(4) Passing bawah dengan bergerak mundur (Backward Underhand Pass).
Jika bola datang relatif tinggi (setinggi dada) dan akan diterima dengan passing
bawah maka didahului dengan langkah mundur.
25
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Kunci pelaksanaannya: badan meredah dan jangan ditegangkan, lakukan langkah
kecil ke belakang kemudian lakukan passing bawah dengan ayunan lengan dan
mengangkat badan dengan rilek.
Gambar 6. Passing Bawah Dengan Bergerak Mundur
(M. Yunus, 1992:88)
(5) Passing bawah ke belakang (Underhand Back Pass)
Kunci pelaksanaannya: putar badan dengan cepat, dan dengan badan merendah,
ayunkan lengan kearah bola.
Gambar 7. Passing Bawah Kebelakang
(M. Yunus, 1992:90)
26
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
(6) Passing bawah dengan bergerak mundur diagonal 45 derajad (45 Degree
Diagonal Backward Underhand Pass)
Kunci pelaksanaanya: pusatkan pandangan kea rah bola, gunakan langkah silang
diagonal ke belakang sambil merendahkan badan.
Gambar 8. Passing Bawah Dengan Bergerak Mundur
(M. Yunus, 1992:89)
2. Pembelajaran Model Mosston
Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah
lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, siswa kurang
didorong untuk mengembangkan kemampuan berfikir. Proses pembelajaran
tersebut diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi, otak
anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut
untuk memahami informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan
kehidupan sehari-hari.
Padahal pada masa sekarang ini masyarakat telah memandang bahwa
pendidikan adalah sedemikian penting untuk memperoleh pengetahuan,
keterampilan, serta alat pembentuk sikap dan watak seseorang. Pendidikan ini
haruslah mutlak dilaksanakan oleh setiap individu. Bahkan, lebih konkrit lagi
pendidikan dianggap sebagai investasi, sehingga kelak seseorang dapat memungut
hasilnya terutama berupa peningkatan hidup yang layak.
27
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani, seorang guru pendidikan
jasmani tidak selamanya berhasil dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan sebelumnya. Adakalanya guru pendidikan jasmani dihadapkan pada
kendala-kendala yang dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani,
sehingga tuntutan untuk melaksanakan kurikulum seringkali tidak terpenuhi.
Pengajaran pendidikan jasmani dapat dikatakan berhasil, jika mampu
membangkitkan proses pembelajarannya. Siswa akan senang dalam belajar gerak,
apabila suasana pembelajaran dapat memberikan rasa aman dan kesempatan yang
cukup bagi setiap siswa untuk merasa mampu dalam melaksanakan tugas gerak
yang diberikan guru.
Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani terdapat empat komponen
pokok yang saling mempengaruhi, antara lain: Pertama, adanya rumusan tujuan
pengajaran yang mengandung harapan guru tentang perubahan perilaku siswa.
Kedua adalah materi, yang berisi tugas-tugas gerak, aktifitas jasmani yang
direncanakan untuk dilaksanakan oleh siswa. Ketiga adalah metode, materi
disajikan, dan siswa diarahkan untuk mengalami perubahan. Keempat adanya
evaluasi yang bertujuan untuk mengetahui seberapa banyak perubahan yang
terjadi pada siswa.
Dari keempat komponen di atas, metode pembelajaran merupakan
komponen yang sangat penting dalam mencapai tujuan pembelajaran. Sebagai
guru pendidikan jasmani, dalam memilih dan menentukan metode pembelajaran
harus memperhatikan pula berbagai faktor, antara lain : bahan ajar, peralatan,
lapangan, cuaca, jam pelajaran, kemampuan guru itu sendiri, dan sebagainya.
Kemampuan guru dalam memilih dan menetapkan metode akan mempengaruhi
proses pembelajarannya. Dalam proses tersebut seorang guru dapat menggunakan
bermacam-macam metode yang dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi
yang sedang dihadapinya. Salah satu model pembelajaran yang sudah banyak
diterapkan adalah Model Mosston.
a. Pengertian Pembelajaran Model Mosston
Dalam pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan Mosston (1981), menawarkan
beberapa gaya mengajar yang dapat dipilih guru untuk mencapai tujuan yang telah
28
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ditetapkan. Menurut Moston gaya mengajar terdiri dari 2 kelompok, yaitu gaya
mengajar langsung dan tidak langsung. Paparan lebih lengkap dijelaskan sebagai
berikut :
1) Gaya Mengajar Komando
Gaya ini bertujuan mengarahkan siswa dalam melakukan tugas gerak
secara akurat dan dalam waktu yang singkat. Siswa harus mengikuti segala
intruksi yang disampaikan oleh guru. Dalam gaya komando peran guru sangat
dominan.
2) Gaya Mengajar Praktek
Tujuan dari gaya ini adalah menawarkan kepada siswa waktu untuk
melakukan latihan secara individu atau privat. Juga guru memberikan umpan
balik secara individu dan privat.
Dalam gaya ini siswa memiliki peranan untuk melaksanakan tugas dan
segala keputusan dalam pelaksanaan tugas itu diserahkan pada siswa. Adapun
peranan guru adalah menjawab berbagai pertanyaan yang siswa ajukan serta
menjelaskan mengenai penampilan siswa dan memberi umpan balik pada akhir
pembelajaran.
3) Gaya Mengajar Resiprokal
Gaya ini dimulai dengan memperhatikan perubahan yang lebih besar
dalam membuat keputusan dari guru kepada siswa. Siswa bertanggung jawab
untuk mengobservasi penampilan dari teman atau pasangannya dan memberikan
umpan balik segera pada setiap kali melakukan gerakan.
Dalam gaya ini guru mempersiapkan lembar tugas yang menjelaskan tugas
yang nharus dilakukan, berikut keriteria evaluasi yang berfungsi untuk
menentukan bahwa gerakan yang dilakukan oleh pasangannya itu sudah sesuai
dengan rujukan. Deskripsi semacam ini akan membantu siswa selaku pengamat
dalam anlisis tugasnya.
Selain itu, guru menyuruh siswa untuk bergantian dalam melakukan
tugasnya. Yang sebelum bertugas sebagai pengamat menjadi pelaku dan
sebaliknya. Kegiatan ini dapat diulang berulang kali tergantu gerakan mana yang
masih dianggap perlu dilatih
29
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4) Gaya Mengajar Inklusi
Tujuan dari gaya ini adalah untuk membelajarkan siswa pada level
kemampuan masing-masing. Setiap siswa diharuskan terlibat dalam proses
pembelajaran ini, karena siswa dapat memilih aktivitas yang mereka anggap
mampu untuk melakukannya.
Peranan siswa adalah mencoba melakukan gerakan untuk setiap tingkatan
kesulitan. Siswa dapat memilih aktivitas yang mereka anggap mampu. Siswa
dapat melakukan aktifitasnya pada level yang lebih sukar apabila dianggap
mampu.
Sementara itu peranan guru adalah mempersiapkan tugas yang akan
dilakukan siswa dan menentukan tingkat kesukaran didalam tugas tersebut. Guru
harus mempersiapkan keriteria untuk masing-masing tahapan tugas.
5) Gaya mengajar Eksplorasi
Gaya mengajar ini memokuskan proses belajar pada siswa. Dalam gaya
mengajar ekplorasi, tugas gerak didesain untuk memungkinkan siswa bergerak
secara bebas seperti yang siswa inginkan.
Gaya ini memungkinkan untuk memberikan siswa peluang mandiri dan
mengali kemampuannya sendiri. Gaya ini pula dapat menghasilkan sikap percaya
diri yang lebih besar pada siswa.
6) Gaya Mengajar Guaided Discovery
Tujuan gaya ini adalah untuk mencari alternatif jawaban dalam bentuk
gerak yang ditanyakan oleh guru.
Peran siswa adalah memperhatikan peranan yang diuraikan oleh guru,
Mencari jawaban untuk setiap pertanyaan secara berurutan, dan menentukan
jawaban secara tepat berdasarkan konsep gerak yang benar. Peran guru adalah
mendesain pertayaan, menyajikan pertayaan kepada siswa, memberikan umpan
balik dan menjelaskan konsep gerak yang tepat.
7) Gaya Mengajar Divergent Produktion
Tujuan dari gaya ini adalah untuk melibatkan siswa dalam menemukan
berbagai jawaban terhadap satu jenis pertanyaan.
30
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Peranan siswa adalah menganalisis berbagai respons dan memverfikasi
respons tersebut untuk tugas yang diintruksikan oleh guru untuk kepadannya.
Sementara peran guru adalah membuat keputusan yang tepat mengenai jawaban
siswa serta menerima respons tersebut.
Dalam penelitian ini penulis ingin menggunakan model pembelajaran
Mosston dengan Gaya Guaided Discovery. Dibawah ini akan diuraikan sedikit
tentang Gaya Guaided Discovery.
b. Gaya Guaided Discovery
Gaya ini sering pula disebut dengan Gaya Penemuan Terpimpin. Dalam
gaya ini hasil pemecahan masalah yang diharapkan oleh guru dapat ditemukan
oleh siswa dengan tuntunan guru. Tujuan dari gaya ini adalah untuk mencari
alternatif jawaban dalam bentuk gerak yang ditanyakan oleh guru. Contoh, guru
mengajukan beberapa pertanyaan seperti cara melakukan lemparan bola
kegawang dengan jarak lemparan yang berbeda.
Peran siswa adalah memperhatikan paparan yang diuraikan oleh guru,
mencari jawaban untuk setiap pertanyaan secara berurutan, dan menemukan
jawaban yang tepat berdasarkan konsep gerak yang benar, sedangkan peranan
guru adalah mendesain pertanyaan, menyajikan pertanyaan kepada siswa,
memberikan umpan balik dan menjelaskan konsep gerak yang tepat.
Penerapannya, guru mengemukakan beberapa alternatif mengenai cara
melaksanakan tugas, misalnya tentang posisi kaki pada waktu melakukan passing
bawah pada permainan bola voli. Siswa diminta untuk mencoba beberapa
alternatif, dan kemudian menentukan sendiri cara yang paling tepat. Setelah
melakukan beberapa percobaan dan mengamati sendiri hasilnya, siswa sampai
pada kesimpulan tentang pola gerak yang dinilainya paling sesuai.
B. Kerangka Berpikir
Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan program
pendidikan melalui gerak atau permainan dan olahraga yang di dalamnya
terkandung bahwa gerakan permainan atau cabang olah raga tertentu yang dipilih
hanyalah sarana untuk mendidik. Dalam hal ini melatih keterampilan fisik,
31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
motorik, keterampilan berfikir dan keterampilan memecahkan masalah dan juga
keterampilan emosional dan sosial.
Dalam pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan harus
diterapkan model pembelajaran yang baik dan tepat. Banyaknya model
pembelajaran menuntut seorang guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan
harus menguasai dan memahami model-model pembelajaran. Pembelajaran
Model Mosston Dengan Gaya Guaided Discovery merupakan salah satu model
pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pendidikan jasmani olaraga dan
kesehatan. Model pembelajaran Mosston dengan Gaya Guaided Discovery
merupakan model pembelajaran yang menuntut guru dan siswa saling pro-aktif
dalam pemecahan masalah dalam mencari alternative untuk suatu konsep gerak,
sehingga akan didapatkan sebuah jawaban atau hasil keputusan yang tepat untuk
diterapkan pada masing-masing siswa sesuai dengan kemampuan, sehingga akan
diperolah hasil yang maksimal.
Pembelajaran model Mosston dengan gaya guaided discovery membuka
peluang kepada setiap siswa untuk mengemukakan pendapat dan menentukan
sendiri jawaban atau cara pemecahan terhadap suatu konsep gerak dengan tidak
mangabaikan peran guru, sehingga akan didapatkan sebuah suasana belajar yang
menyenangkan dan lebih terbuka, dalam hal ini kreatifitas siswa dapat
dimunculkan. Siswa tidak mempunyai rasa takut untuk mengemukakan pendapat,
dalam hal ini guru berfungsi sebagia kontrol terhadap setiap hasil keputusan, yang
pada akhirnya akan menghasilkan proses pembelajaran yang menyenangkan
dengan hasil yang maksimal.
Berdasarkan pada uraian di atas maka pada penelitian ini, penulis
mempunyai pemikiran bahwa pembelajaran Model Mosston dengan gaya
Guaided Discovery yang diterapkan dalam pembelajaran passing bawah pada
permainan bola voli akan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam
malakukan gerakan passing bawah, yang pada akhirnya meningkatkan hasil akhir
dari proses pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan secara keseluruhan. Alur
kerangka pemikiran dalam penelitian ini secara skematis dapat dilihat pada skema
di bawah ini:
32
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Siswa:• Kurang tertarik dengan model pembelajaran passing bawah yang diberikan oleh guru• Hasil pembelajaran passing bawah pada permainan bola voli kurang maksimal
KONDISIAWAL
TINDAKAN
KONDISIAKHIR
Guru:
Kurang kreatif dalam memberipembelajaran passing bawah pada permainan bola voli
Meningkatkan kemampuan passing bawah pada permainan Bola voli dengan Pembelajaran Model Mosston Dengan Gaya Guaided Discovery
Melalui pembelajaran Model Mosston dengan Gaya Guaided discovery kemampuan passing bawah murid pada permainan bola voli meningkat
Guru menyusun bentuk gerakan passing bawah pada permainan bola voli dengan sikap badan jongkok, lutut agak ditekuk, dengan berbagi gaya dan memberikan kebebasan kepada siswa memilih salah satu gaya yang
telah dicontohkan, yang sesuai dengan keinginan masing-masing siswa, hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan hasil passing bawah yang paling maksimal sesuai dengan kemampuan masing-masing siswa
SIKLUS I
Upaya perbaikan dari tindakan yang dilakukan pada Siklus I sehingga melalui penerapan pembelajaran Model Mosston dengan Gaya Guaided discovery berhasil meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan
gerakan passing bawah pada permainan bola voli
SIKLUS II
Gambar 9. Alur Kerangka Berpikir
33
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat Dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di SD Negeri 2 Plupuh, yang
berada di Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen. Untuk mencapai tempat
penelitian ini sangat mudah, karena letaknya yang strategis, yaitu di jalan raya
Plupuh – Mojosongo.
2. Waktu Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dua bulan yaitu dari bulan april
sampai dengan bulan mei 2012. Proses pelaksanaan penelitian disajikan dalam
tabel di bawah ini:
Tabel 1. Rincian Kegiatan dan Waktu Pelaksanaan
No Kegiatan
2012Mei Juni Juli
III III
IV I II III IV I
II III IV
1 Persiapan a. Observasi b. Identifikasi masalah c. Penentuan tindakan d. Pengajuan judul e. Penyusunan
proposal f. Pengajuan izin
penelitian 2 Pelaksanaan a. Seminar Proposal b. Pengumpulan data
penelitian 3 Penyusunan laporan a. Penulisan laporan b. Ujian skripsi
34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
B. Subjek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa kelas IV A SD Negeri Plupuh II, yang
berjumlah 20 siswa dengan komposisi siswa putra 8 orang dan putri 12 orang.
C. Data dan Sumber Data
Data yang didapatkan dalam penelitian ini adalah berupa skor kemampuan
siswa dan hasil observasi yang telah dikelompokan berdasarkan aspek-aspek
observasi. Sumber data dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah sebagai
berikut :
1. Siswa, untuk mendapatkan data evaluasi belajar passing bawah dalam bola
voli melalui pembelajaran model Mosston dengan gaya guided discovery
pada siswa kelas IV A SD Negeri Plupuh II Kabupaten Sragen Tahun
Ajaran 2011/2012.
2. Guru, sebagai kolaborator, untuk melihat tingkat keberhasilan
pembelajaran passing bawah dalam bolavoli melalui pembelajaran model
Mosston dengan gaya guided discovery pada siswa kelas IV A SD Negeri
Plupuh II Kabupaten Sragen Tahun Ajaran 2011/2012.
D. Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam Penelitian Tindakan Kelas ini antara lain
sebagai berikut:
1. Observasi, dilakukan untuk memperoleh data tentang aktivitas siswa
selama mengikuti proses pembelajaran passing bawah dalam bola voli
melalui pembelajaran model Mosston dengan gaya guided discovery.
2. Tes, untuk mengukur seberapa jauh hasil yang diperoleh siswa setelah
pemberian tindakan. Tes disusun dan dilakukan untuk mendapatkan data
tentang hasil keterampilan passing bawah dalam bola voli yang dilakukan
oleh siswa.
3. Wawancara, digunakan untuk mendapatkan data pendukung yang
ditujukan kepada guru yang melaksanakan kegiatan pembelajaran dan juga
beberapa siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung.
35
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Teknik pengumpulan data pada Penelitian Tindakan Kelas ini secara terperinci
dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 2. Teknik dan Alat Pengumpulan Data Penelitian
No.
Sumber Data Jenis Data
Teknik Pengumpulan Instrumen
1 siswa
Hasil keterampilan passing bawah pada permainan bola voli (hasil)
Test praktik atau hasil test selama mengajar
Test kemampuan passing bawah pada permainan bolavoli
2 siswa
Kemampuan melakukan rangkaian gerakan dalam passing bawah pada permainan bola voli (proses)
Unjuk kerja praktik dan pengamatan
Lembar observasi
3 siswa
Aktivitas siswa selama pembelajaran berlangnsung (perilaku)
Pengamatan Lembar observasi
4 siswaPemahaman tentang konsep materi pembelajaran
Test tertulis
Angket soal-soal passing bawah dalam bola voli
E. Uji Validasi Data
Untuk uji validasi data, maka peneliti menggunakan landasan Brumbach
forearms pass volley test (Borrevik, 1969), yang berdasarkan validitas dari Cox
(1977) dalam Cox Richard H., 1980:102 yang melaporkan koefisien validitasnya
80% dengan keterampilan passing bawah dalam situasi permainan sebagai
criteria. Tabel norma penilaian passing bawah dari Brumbach dapat dilihat pada
lampiran.
F. Analisis Data
36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan
siklus Penelitian Tindakan Kelas dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan
teknik persentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan
pembelajaran. Data yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Hasil keterampilan passing bawah dalam bola voli siswa, yaitu dengan
menganalisis rata-rata hasil tes passing bawah dalam bola voli kemudian
dikategorikan dalam klasifikasi skor yang telah ditentukan.
2. Aktivitas belajar siswa, yaitu dengan menggunakan lembar observasi
siswa saat pembelajaran berlangsung. Hasil pemahaman konsep siswa,
yaitu dengan angket tes tertulis hasil belajar passing bawah dalam bola
voli.
G. Indikator Kinerja Penelitian
Sebagai tolak ukur keberhasilan penelitian ini, maka peneliti mentargetkan
ketercapaian tujuan tindakan yang disusun secara realistik. Dalam hal ini, peneliti
akan melakukan tindakan dengan dua siklus, agar hasil yang dicapai dapat
maksimal. Persentase indikator pencapaian keberhasilan Penelitian Tindakan
Kelas secara singkat dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3. Persentase Target Capaian Penelitian Tindakan Kelas
Aspek yang diukur
Persentase Target CapaianKondisi Awal Siklus I Siklus II
Hasil belajar passing bawah bola voli
20 % 50 % 75 %
H. Prosedur Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan meningkatkan hasil belajar
passing bawah dalam bola voli. Langkah pertama yang dilakukan adalah
menentukan metode yang digunakan dalam penelitian, yaitu Penelitian Tindakan
Kelas. Setiap tindakan upaya pencapain tujuan tersebut dirancang dalam satu unit
37
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
siklus yang setiap siklusnya terdiri atas empat tahap, yaitu: (1) perencanaan
tindakan; (2) pelaksanaan tindakan; (3) observasi dan interpretasi; (4) analisis dan
refleksi untuk perencanaan siklus berikutnya. Tahap-tahap pelaksanaan Penelitian
Tindakan Kelas ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Refleksi
Perencanaan
?
Pelaksanaan
Siklus I
Pengamatan
Perencanaan
Siklus II
Refleksi
Pengamatan
Pelaksanaan
Gambar 10. Tahap Penelitian
38
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB IV
HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pratindakan
Kondisi awal penelitian diukur dari observasi dan tes unjuk kerja.
Observasi dipergunakan untuk mengetahui aktivitas siswa (afektif) dan
pemahaman konsep (kognitif) dalam pembelajaran passing bawah bolavoli,
sedangkan tes unjuk kerja (psikomotor) dipergunakan untuk mengetahui dan
mengukur seberapa besar kemampuan dalam melakukan passing bawah bolavoli,
sebelum diberi tindakan berupa penerapan model mosston dengan gaya guaided
discovery dalam proses belajar mengajar yang berlangsung.
Hasil observasi merupakan hasil belajar passing bawah bolavoli siswa
yang diperoleh melalui lembar observasi yang meliputi ranah afektif yang
diperoleh melalui pengamatan aktivitas siswa saat pembelajaran dan ranah
kognitif yang diperoleh dari tes obyektif, serta ranah psikomotor yang diperoleh
melalui tes unjuk kerja. Untuk ranah afektif nilali maksimal sebesar 20 ranah
kognitif nilai maksimal 30 dan ranah psikomotor nilai maksimal 50 sehingga
keseluruhan nilai 100.
Berikut merupakan hasil observasi pada kondisi awal terhadap siswa kelas
IV A SD Negeri Plupuh II tahun pelajaran 2011/2012, sebelum diberi tindakan
berupa penerapan model Mosston dengan gaya guaided discovery dalam kegiatan
belajar mengajar (prasiklus). Aktivitas siswa (afektif) yang dinilai terdiri dari
sikap semangat, percaya diri, serta sportivitas dan kerjasama. Pemahaman konsep
(kognitif) siswa merupakan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran, hal
ini diambil melalui lembar observasi berupa pertanyaan mengenai materi passing
bawah bolavoli. Penguasaan kemampuan passing bawah bolavoli (psikomotor)
terdiri dari proses dan hasil. Untuk nilai proses yaitu kemampuan melakukan
teknik dasar passing bawah dan untuk nilai hasil diketahui dari hasil passing
bawah bolavoli.
Kondisi awal aktifitas siswa dalam pembelajaran passing bawah bolavoli
siswa kelas IV A SD Negeri Plupuh II tahun pelajaran 2011/2012 sebelum
39
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
diberikan tindakan model Mosston dengan gaya guaided discovery yang meliputi
afektif, kognitif dan psikomotor disajikan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 4. Hasil Belajar Passing Bawah Bolavoli Pratindakan.
NNo Nama
Aspek PenilaianNilai Akhir
Psikomotor Afektif Kognitif1 Ainun Jariyah 28,125 8,750 13,125 50,0002 Santi 18,750 7,500 15,000 41,2503 Andri 43,750 12,500 11,250 67,5004 Fera Ambar Sari 31,250 10,000 13,125 54,3755 Nuri Muh. Toyib 40,625 11,250 9,375 61,2506 Tri Nanik 40,625 7,500 11,250 59,3757 Wachid Iskandar 21,875 13,750 7,500 43,1258 Alin Ayuk Nur A. 25,000 8,750 13,125 46,8759 Astriyanti 34,375 11,250 11,250 56,875
Aziz M. Muklis 37,500 11,250 9,375 58,125Aziz Gilang Mustofa 46,875 16,250 15,000 78,125
Bayu Tri Bintoro 46,875 15,000 9,375 71,250Dede Rahmani 21,875 10,000 11,250 43,125Devi Wulandari 34,375 8,750 15,000 58,125
Dwi Guntur Pratama 18,750 15,000 7,500 41,250Elyka Rahmawati 31,250 10,000 15,000 56,250Eni Rahmawati 40,625 13,750 13,125 67,500
Fitri Ayu Nuryanti 34,375 11,250 9,375 55,000Hafidh Amrulloh 37,500 15,000 7,500 60,000
Hindun Alfi Nabila 25,000 12,500 11,250 48,750
Dari tabel di atas, dapat disimpulkan persentase ketuntasan belajar passing
bawah bolavoli siswa kelas IV A SD Negeri Plupuh II tahun pelajaran 2011/2012
sebelum diberikan tindakan model Mosston dengan gaya guaided discovery,
dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 5. Nilai Ketuntasan Belajar Passing Bawah Bolavoli Pratindakan.
PenilaianKondisi Awal
KriteriaPersentase Jumlah anakHasil belajar passing bawahbolavoli
20% 4 TUNTAS80% 16 BLM TUNTAS
Data yang lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran.
40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa
belum maksimal, hanya 20% atau 4 siswa yang tuntas dari jumlah 20 siswa,
karena hasil ini maka perlu disusun sebuah tindakan untuk meningkatkan hasil
belajar passing bawah bolavoli. Pelaksanaan tindakan akan dilakukan minimal 2
siklus, pada setiap siklus yang diterapkan pada masing-masing menggunakan
penerapan model Mosston dengan gaya guaided discovery dalam kegiatan belajar
mengajar. Untuk mengetahui adanya perubahann dari proses yang diakibatkan
oleh tindakan tersebut, maka evaluasi dilakukan dengan cara melakukan observasi
dan test unjuk kerja dalam passing bawah pada tiap akhir siklus. Untuk kegiatan
selanjutnya setelah observasi awal yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan
serta refleksi terhadap tindakan.
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Pembelajaran teknik dasar passing bawah bolavoli pada siklus I
dilakukan dalam dua kali pertemuan. Kegiatan perencanaan tindakan 1
dilaksanakan pada hari Selasa 10 April 2012 dan Selasa 17 April 2012, di SD
Negeri Plupuh II. Perencanaan tindakannya sebagai berikut:
1) Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi
dasar yang akan disampaikan kepada siswa dalam pembelajaran penjaskes.
2) Membuat RPP dengan mengacu pada tindakan yang diterapkan dalam
PTK, yaitu pembelajaran model Mosston dengan gaya guaided discovery
untuk pembelajaran passing bawah bolavoli.
3) Menyiapkan media yang diperlukan untuk membantu pembelajaran.
4) Menyusun lembar observasi atau lembar pengamatan pembelajaran.
b. Tahap Pelaksanaan
1) Pertemuan Pertama
Materi pada pelaksanaan tindakan 1, pertemuan pertama (Selasa, 10 April
2012) adalah materi pengembangan kebugaran jasmani yang mengarah pada
41
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
keterampilan passing bawah, pengembangan kerjasama serta pengembangan
kompetensi. Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut:
a) Kegiatan awal
Pada tahapan ini siswa dibariskan dua barisan dan berdoa, guru melakukan
presensi dan membuka pelajaran. Guru mengatur, memimpin dan memberi
kesempatan siswa untuk melakukan pemanasan (streatching).
b) Melakukan Pemanasan
Pemanasan dilakukan dengan kaki dibuka selebar bahu, kedua tangan
dikaitkan dan ditarik ke atas kepala, kemudian didorong di depan dada sampai
lurus. Setelah itu ditarik ke belakang badan. Kaki selebar bahu, tangan kanan ke
atas, tangan kiri di samping badan, gerakannya tarik-tarik lengan secara
bergantian. Kaki dibuka selebar bahu, berat badan berada di kaki kanan,
gerakannya memindahkan berat badan di kaki kanan ke kaki kiri bergantian. Kaki
kiri di depan, berat badan di kaki kiri, kaki kanan lurus ke belakang,
memindahkan berat badan. Siswa berpasangan dan melakukan gerakan
melengkung badan. Siswa berpasangan dan melakukan gerakan meluruskan
bagian atas dan punggung.
Pemanasan dengan permainan memburu binatang. Permainan ini
dilakukan dengan cara , 1 orang siswa memegang bola (sebagai pemburu) yang
berada di luar lapangan, siswa yang lain berada di dalam lapangan (sebagai
binatang). Kemudian sang pemburu melempar bola ke arah gerombolan binatang,
apabila ada yang terkena bola maka siswa tersebut akan menjadi pemburu
menemani pemburu yang pertama. ini siswa yang berperan sebagai binatang dapat
menghindari bola yang dilempar oleh pemburu sehingga menyulitkan pemburu
untuk memperolah binatang, hal ini akan membuat permainan dapat berjalan
dengan mengasikkan. Permainan dilakukan seperti itu terus sampai tersisa hanya
satu siswa yang berada di tengah lapangan. Siswa tersebut yang menjadi
pemenang dalam permainan ini.
c) Kegiatan Inti
Dalam kegiatan inti, setiap siswa diharapkan mampu melakukan teknik
dasar passing bawah bolavoli, hal ini dilakukan dengan urutan sebagai berikut:
42
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
(1) Siswa dibagi menjadi 5 kelompok.
(2) Setiap kelompok terdapat empat anak dan satu buah bola.
(3) Siswa saling melempar bola ke teman dengan urutan yang telah ditentukan
(4) Siswa mengumpan bola kepada temannya dengan posisi kedua tangan
lurus, lemparan dari bawah.
(5) Siswa diharapkan selalu berpindah tempat sebelum menerima bola dari
temannya.
(6) Siswa membentuk formasi saling berhadapan dengan jarak yang sudah
ditentukan oleh guru. Kemudian siswa mengumpan bola kepada teman
yang ada didepanya dengan posisi kedua tangan lurus dan lemparan
dilakukan dari bawah.
(7) Siswa langsung mengumpan bola kepada temannya dengan kedua tangan
lurus dan lemparan dilakukan dari bawah, saat menerima diarahkan agar
perkenaan bola di atas pergelangan tangan dan lengan bawah.
(8) Siswa melakukan passing bawah dengan diawali posisi berdiri tegak
dimana kedua kaki dibuka lebar selebar bahu, kemudian kedua lutut kaki
ditekuk sedikit sehingga badan agak turun ke bawah, posisi kedua lengan
lurus dengan punggung tangan kanan berada diatas telapak tangan kiri
dimana jari-jari tangan kiri memegang dengan kuat jari-jari tangan kanan
dan ibu jari berada pada posisi diatas.
d) Kegiatan Akhir
Dalam kegiatan akhir semua kegiatan dilakukan dengan urutan sebagai
berikut:
(1) Siswa dibagi menjadi 3 bershap dan melakukan pendinginan.
(2) Guru memberikan evaluasi dan tanya jawab proses pembelajaran yang
telah dipelajari siswa dan umpan balik kepada siswa.
(3) Siswa dipersilahkan untuk berdoa dengan tertib dan disiplin kemudian
siswa dibubarkan.
2) Pertemuan Kedua
Materi pada pelaksanaan tindakan 1, pertemuan kedua (Selasa 17 April
2012) adalah mengulang materi pengembangan kebugaran jasmani yang
43
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
mengarah pada keterampilan passing bawah yang telah di sampaikan pada
pertemuan sebelumnya, pengembangan kerjasama serta pengembangan
kompetensi. Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut:
a) Kegiatan awal
Pada tahapan ini siswa dibariskan dua barisan dan berdoa, guru melakukan
presensi dan membuka pelajaran. Guru mengatur, memimpin dan memberi
kesempatan siswa untuk melakukan pemanasan (streatching).
b) Pemanasan
Pemanasan dilakukan dengan kaki dibuka selebar bahu, kedua tangan
dikaitkan dan ditarik ke atas kepala, kemudian didorong di depan dada sampai
lurus. Setelah itu ditarik ke belakang badan. Kaki selebar bahu, tangan kanan ke
atas, tangan kiri di samping badan, gerakannya tarik-tarik lengan secara
bergantian. Kaki dibuka selebar bahu, berat badan berada di kaki kanan,
gerakannya memindahkan berat badan di kaki kanan ke kaki kiri bergantian. Kaki
kiri di depan, berat badan di kaki kiri, kaki kanan lurus ke belakang,
memindahkan berat badan. Siswa berpasangan dan melakukan gerakan
melengkung badan. Siswa berpasangan dan melakukan gerakan meluruskan
bagian atas dan punggung.
Pemanasan dengan permainan memburu binatang. Permainan ini
dilakukan dengan cara , 1orang siswa memegang bola (sebagai pemburu) yang
berada di luar lapangan, siswa yang lain berada di dalam lapangan (sebagai
binatang). Kemudian sang pemburu melempar bola ke arah gerombolan binatang,
apabila ada yang terkena bola maka siswa tersebut akan menjadi pemburu
menemani pemburu yang pertama. ini siswa yang berperan sebagai binatang dapat
menghindari bola yang dilempar oleh pemburu sehingga menyulitkan pemburu
untuk memperolah binatang, hal ini akan membuat permainan dapat berjalan
dengan mengasikkan. Permainan dilakukan seperti itu terus sampai tersisa hanya
satu siswa yang berada di tengah lapangan. Siswa tersebut yang menjadi
pemenang dalam permainan ini.
44
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c) Kegiatan Inti
Dalam kegiatan inti, setiap siswa diharapkan mampu melakukan teknik
dasar passing bawah bolavoli, hal ini dilakukan dengan urutan sebagai berikut:
(1) Siswa dibagi menjadi 5 kelompok.
(2) Setiap kelompok terdapat empat anak dan satu buah bola.
(3) Siswa saling melempar bola ke teman dengan urutan yang telah ditentukan
(4) Siswa mengumpan bola kepada temannya dengan posisi kedua tangan
lurus, lemparan dari bawah.
(5) Siswa diharapkan selalu berpindah tempat sebelum menerima bola dari
temannya.
(6) Siswa membentuk formasi saling berhadapan dengan jarak yang sudah
ditentukan oleh guru. Kemudian siswa mengumpan bola kepada teman
yang ada didepannya dengan posisi kedua tangan lurus dan lemparan
dilakukan dari bawah.
(7) Siswa langsung mengumpan bola kepada temannya dengan kedua tangan
lurus dan lemparan dilakukan dari bawah, saat menerima diarahkan agar
perkenaan bola di atas pergelangan tangan dan lengan bawah.
(8) Siswa melakukan passing bawah dengan diawali posisi berdiri tegak
dimana kedua kaki dibuka lebar selebar bahu, kemudian kedua lutut kaki
ditekuk sedikit sehingga badan agak turun ke bawah, posisi kedua lengan
lurus dengan punggung tangan kanan berada diatas telapak tangan kiri
dimana jari-jari tangan kiri memegang dengan kuat jari-jari tangan kanan
dan ibu jari berada pada posisi diatas.
d) Kegiatan akhir
Dalam kegiatan akhir semua kegiatan dilakukan dengan urutan sebagai
berikut:
(1) Siswa dibagi menjadi 3 bershap dan melakukan pendinginan.
(2) Guru memberikan evaluasi dan tanya jawab proses pembelajaran yang
telah dipelajari siswa dan umpan balik kepada siswa.
(3) Siswa dipersilahkan untuk berdoa dengan tertib dan disiplin kemudian
siswa dibubarkan.
45
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c. Pengamatan Tindakan
Pada tahapan ini pengamatan dilakukan oleh peneliti dan kolaborator saat
proses pembelajaran berlangsung. Adapun hasil observasi menyimpulkan bahwa
siswa cukup bersemangat dengan model pembelajaran guiaded discovery. Dengan
adanya pembelajaran ini siswa merasa lebih bebas bereksperimen, berekspresi
dalam menemukan posisi atau gaya passing bawah yang benar dan nyaman untuk
dilakukan. Setelah merasa nyaman, maka siswa akan selalu mencoba untuk
meningkatkan kemampuan passing bawah bolavoli.
Dalam tahapan pelaksanaan tindakan 1 ini masih terdapat beberapa
kekurangan, diantaranya:
1) Ada sebagian siswa yang dalam melakukan gerakan eksperimen masih
salah, sehingga hasil yang dicapai belum maksimal.
2) Sebagian siswa belum mampu mengembangkan gerakan dasar dari passing
bawah atau takut melakukan kesalahan dalam bereksperimen, sehingga
proses pembelajaran belum maksimal.
3) Sebagian siswa laki-laki kurang memperhatikan, dan sering mangganggu
siswa putri.
4) Sikap yang terlalu bersemangat membuat sebagian siswa dalam melakukan
passing bawah terlalu tinggi dalam memantulkan bola, sehingga mengurangi
hasil belajar.
Peneliti melakukan pengambilan data penelitian pada tahapan ini. Adapun
diskripsi data yang diambil adalah meliputi 3 aspek, yaitu yang pertama adalah
aspek afektif yang terdiri dari kerjasama, percaya diri, sportifitas dan semangat.
Kedua yaitu aspek kognitif yang terdiri dari 4 soal. Ketiga yaitu aspek psikomotor
yang terdiri dari posisi kaki, posisi tangan, posisi badan serta jumlah passing
bawah per menit.
Data hasil observasi pada siklus I disajikan dalam tabel di bawah ini :
46
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 6. Hasil Belajar Passing Bawah Bolavoli Setelah Siklus I.
N NamaAspek Penilaian
Nilai AkhirPsikomotor Afektif Kognitif
1 Ainun Jariyah 37,500 12,500 16,875 66,8752 Santi 28,125 10,000 18,750 56,8753 Andri 46,875 16,250 15,000 78,1254 Fera Ambar Sari 40,625 13,750 18,750 73,1255 Nuri Muh. Toyib 40,625 15,000 15,000 70,1256 Tri Nanik 46,875 10,000 15,000 71,8757 Wachid Iskandar 28,125 17,500 13,125 56,2508 Alin Ayuk Nur A. 28,125 11,250 16,875 56,2509 Astriyanti 34,375 15,000 15,000 64,375
Aziz M. Muklis 37,500 15,000 15,000 67,500Aziz Gilang Mustofa 46,875 18,750 18,750 84,375Bayu Tri Bintoro 46,875 17,500 16,875 81,250Dede Rahmani 28,125 12,500 13,125 53,750Devi Wulandari 37,500 13,750 20,625 71,875Dwi Guntur Pratama 28,125 17,500 13,125 58,750Elyka Rahmawati 34,375 13,750 20,625 68,750Eni Rahmawati 40,626 17,500 20,625 78,750Fitri Ayu Nuryanti 34,375 11,250 16,875 62,500Hafidh Amrulloh 43,375 16,250 16,875 76,500Hindun Alfi Nabila 31,250 12,500 15,000 58,750
Dari tabel hasil belajar passing bawah bolavoli setelah siklus 1 di atas,
dapat disimpulkan presentase ketuntasan belajar passing bawah bolavoli siswa
kelas IV A SD Negeri Plupuh II tahun pelajaran 2011/2012 setelah diberikan
tindakan model Mosston dengan gaya guaided discovery dalam tabel sebagai
berikut:
Tabel 7. Nilai Ketuntasan Belajar Passing Bawah Bolavoli Setelah Siklus 1.
PenilaianKondisi Awal
KriteriaPersentase Jumlah anakHasil belajar passing bawahBolavoli
55% 11 TUNTAS45% 9 BLM TUNTAS
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa
setelah diberikan tindakan siklus 1 telah terjadi peningkatan dari sebelum diberi
tindakan, 55% atau 11 siswa telah tuntas belajar yang sebelumnya hanya 20% saja
47
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
atau 4 orang siswa, dan 45% atau 9 siswa lainnya belum tuntas sedangkan
sebelumya 80% atau 16 orang siswa. Dari data ini telah terjadi peningkatan nilai
ketuntasan siswa dalam Siklus I yaitu naik sebesar 35%.
d. Tahap Refleksi Tindakan 1
Berdasarkan hasil observasi pada tindakan 1, peneliti dan kolaborator
melakukan analisis dan refleksi sebagai berikut:
1) Jumlah dan frekuensi pertemuan pada Siklus I telah menunjukkan hasil
yang sesuai, mengingat jumlah materi yang disampaikan banyak dan
bervariasi serta alokasi waktu mengajar yang terbatas.
2) Pelaksanaan proses belajar mengajar telah sesuai dengan rencana yang
dibuat dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I.
3) Hasil belajar siswa pada pelaksanaan tindakan 1 menunjukkan peningkatan
akan tetapi hasil belajar yang dicapai belum maksimal.
a) Kemampuan siswa dalam melakukan rangkaian keterampilan dan hasil
passing bawah bolavoli telah menunjukkan hasil peningkatan
dibandingkan dengan kondisi awal, namun belum maksimal sehingga
perlu adanya tindakan perbaikan melalui siklus selanjutnya.
b) Hasil belajar dan aktivitas siswa dalam pembelajaran passing bawah
bolavoli telah menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan kondisi
awal namun belum maksimal, sehingga perlu diadakan tindakan
perbaikan.
4) Dalam mengantisipasi kelemahan dan kekurangan yang ditemukan selama
pelaksanaan tindakan 1, maka disusun langkah antisipatif, yaitu:
a) Dalam pembelajaran dilakukan variasi pada semua aspek
pengembangan.
b) Dalam mengantisipasi siswa yang masih mengalami ketakutan untuk
melakukan variasi passing bawah bolavoli, maka diberikan pengertian
dan contoh-contoh variasi gerakan passing bawah bola voli.
c) Untuk memudahkan proses observasi peneliti dan kolaborator dibantu
oleh rekan yang lain.
48
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
d) Untuk lebih efektif dalam tugas ajarnya, peneliti tidak henti-hentinya
memberikan peringatan kepada siswa agar melakukan tugas ajarnya
dengan benar.
e) Peneliti dan kolaborator sepakat untuk menyusun tindakan perbaikan
dan mengulang materi-materi yang dianggap belum dikuasai oleh
siswa.
2. Siklus II
a. Tahap Perencanaan
Pembelajaran passing bawah bolavoli pada siklus II dilakukan dalam dua
kali pertemuan. Dan tiap-tiap pertemuan terdiri dari dua jam pelajaran (2x35
menit) yang dilaksanakan pada hari Selasa 24 April 2012 dan Selasa 1 Mei 2012,
di SD Negeri Plupuh II.
Berdasarkan hasil refleksi pelaksanaan pada siklus 1 telah diketahui bahwa
ada peningkatan hasil belajar siswa kelas IV A SD Negeri Plupuh II namun belum
maksimal. Hal tersebut ditunjukkan dengan masih ada 9 siswa yang belum tuntas
dalam belajar passing bawah bolavoli. Dengan berpedoman pada analisis dan hasil
refleksi pada siklus 1 maka tahap perencanaan pada siklus II ini meliputi:
1) Membuat rencana pembelajaran dengan mengacu pada tindakan yang
diterapkan dalam PTK, yaitu pembelajaran model Mosston dengan
gaya guaided discovery.
2) Menyiapkan media yang diperlukan untuk membantu pembelajaran.
3) Menyusun lembar observasi atau lembar pengamatan pembelajaran.
b. Tahap Pelaksanaan
Tindakan II dilaksanakan dua kali pertemuan, yakni hari Selasa 24 April
2012 dan Selasa 1 Mei 2012, di SD Negeri Plupuh II. Masing-masing pertemuan
adalah dua jam pelajaran yaitu 2x35 menit. Sesuai dengan RPP pada siklus II ini,
pembelajaran dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh kolaborator serta teman
peneliti lain, dan sekaligus melakukan observasi terhadap proses pembelajaran.
1) Pertemuan Pertama
49
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa 24 April 2012. Materi
pada pelaksanaan tindakan II sama seperti Tindakan I yaitu pengembangan
kebugaran jasmani yang mengarah pada keterampilan passing bawah,
pengembangan kerjasama serta pengembangan kompetensi, hanya variasi
pembelajarannya yang berbeda. Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah
sebagai berikut:
a) Kegiatan Awal
Pada tahapan ini siswa dibariskan dua barisan dan berdoa, guru melakukan
presensi dan membuka pelajaran. Guru mengatur, memimpin dan memberi
kesempatan siswa untuk melakukan pemanasan (streatching).
b) Pemanasan
Pemanasan dilakukan dengan kaki dibuka selebar bahu, kedua tangan
dikaitkan dan ditarik ke atas kepala, kemudian didorong di depan dada sampai
lurus. Setelah itu ditarik ke belakang badan. Kaki selebar bahu, tangan kanan ke
atas, tangan kiri di samping badan, gerakannya tarik-tarik lengan secara
bergantian. Kaki dibuka selebar bahu, berat badan berada di kaki kanan,
gerakannya memindahkan berat badan di kaki kanan ke kaki kiri bergantian. Kaki
kiri di depan, berat badan di kaki kiri, kaki kanan lurus ke belakang,
memindahkan berat badan. Siswa berpasangan dan melakukan gerakan
melengkung badan. Siswa berpasangan dan melakukan gerakan meluruskan
bagian atas dan punggung.
Pemanasan dengan permainan memburu binatang. Permainan ini
dilakukan dengan cara , 1 orang siswa memegang bola (sebagai pemburu) yang
berada di luar lapangan, siswa yang lain berada di dalam lapangan (sebagai
binatang). Kemudian sang pemburu melempar bola ke arah gerombolan binatang,
apabila ada yang terkena bola maka siswa tersebut akan menjadi pemburu
menemani pemburu yang pertama. ini siswa yang berperan sebagai binatang dapat
menghindari bola yang dilempar oleh pemburu sehingga menyulitkan pemburu
untuk memperolah binatang, hal ini akan membuat permainan dapat berjalan
dengan mengasikkan. Permainan dilakukan seperti itu terus sampai tersisa hanya
50
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
satu siswa yang berada di tengah lapangan. Siswa tersebut yang menjadi
pemenang dalam permainan ini.
c) Kegiatan Inti
Dalam kegiatan inti, setiap siswa diharapkan mampu melakukan teknik
dasar passing bawah bolavoli, hal ini dilakukan dengan urutan sebagai berikut:
(1) Siswa dibagi menjadi 5 kelompok.
(2) Setiap kelompok terdapat empat anak dan satu buah bola.
(3) Siswa saling melempar bola ke teman dengan urutan yang telah
ditentukan.
(4) Siswa mengumpan bola kepada temannya dengan posisi kedua tangan
lurus, lemparan dari bawah.
(5) Siswa diharapkan selalu berpindah tempat sebelum menerima bola dari
temannya.
(6) Siswa membentuk formasi saling berhadapan dengan jarak yang sudah
ditentukan oleh guru. Kemudian siswa mengumpan bola kepada teman
yang ada didepanya dengan posisi kedua tangan lurus dan lemparan
dilakukan dari bawah.
(7) Siswa langsung mengumpan bola kepada temanya dengan kedua tangan
lurus dan lemparan dilakukan dari bawah, saat menerima diarahkan agar
perkenaan bola di atas pergelangan tangan dan lengan bawah.
(8) Siswa melakukan passing bawah dengan diawali posisi berdiri tegak
dimana kedua kaki dibuka lebar selebar bahu, kemudian kedua lutut kaki
ditekuk sedikit sehingga badan agak turun ke bawah, posisi kedua lengan
lurus dengan punggung tangan kanan berada diatas telapak tangan kiri
dimana jari-jari tangan kiri memegang dengan kuat jari-jari tangan kanan
dan ibu jari berada pada posisi di atas.
(9) Melakukan permainan bolavoli dengan peraturan dan peralatan yang
dimodifikasi. Siswa dibagi menjadi dua kelompok, dalam service bola
dilempar dari bawah dengan menggunakan lengan yang dianggap paling
kuat, sebelum mengembalikan bola diharapkan diumpan keseluruh teman,
51
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
jika sebuah team tidak bisa mengembalikan bola maka poin untuk team
yang akan menerima bola tersebut.
d) Kegiatan Akhir
Dalam kegiatan akhir semua kegiatan dilakukan dengan urutan sebagai
berikut:
(1) Siswa dibagi menjadi 3 bershap dan melakukan pendinginan.
(2) Guru memberikan evaluasi dan tanya jawab proses pembelajaran yang
telah dipelajari siswa dan umpan balik kepada siswa.
(3) Siswa dipersilahkan untuk berdoa dengan tertib dan disiplin kemudian
siswa dibubarkan untuk mengakhiri pembelajaran.
2) Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa 1 Mei 2012. Materi pada
pelaksanaan pertemuan kedua sama dengan pertemuan sebelumnya, yaitu
mengulang materi pengembangan kebugaran jasmani yang mengarah pada
keterampilan passing bawah, pengembangan kerjasama serta pengembangan
kompetensi. Urutan pelaksanaan tindakan pada pertemuan kedua adalah sebagai
berikut:
a) Kegiatan Awal
Pada tahapan ini siswa dibariskan dua barisan dan berdoa, guru melakukan
presensi dan membuka pelajaran. Guru mengatur, memimpin dan memberi
kesempatan siswa untuk melakukan pemanasan (streatching).
b) Pemanasan
Pemanasan dilakukan dengan kaki dibuka selebar bahu, kedua tangan
dikaitkan dan ditarik ke atas kepala, kemudian didorong di depan dada sampai
lurus. Setelah itu ditarik ke belakang badan. Kaki selebar bahu, tangan kanan ke
atas, tangan kiri di samping badan, gerakannya tarik-tarik lengan secara
bergantian. Kaki dibuka selebar bahu, berat badan berada di kaki kanan,
gerakannya memindahkan berat badan di kaki kanan ke kaki kiri bergantian. Kaki
kiri di depan, berat badan di kaki kiri, kaki kanan lurus ke belakang,
memindahkan berat badan. Siswa berpasangan dan melakukan gerakan
52
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
melengkung badan. Siswa berpasangan dan melakukan gerakan meluruskan
bagian atas dan punggung.
Pemanasan dengan permainan memburu binatang. Permainan ini
dilakukan dengan cara , 1orang siswa memegang bola (sebagai pemburu) yang
berada di luar lapangan, siswa yang lain berada di dalam lapangan (sebagai
binatang). Kemudian sang pemburu melempar bola ke arah gerombolan binatang,
apabila ada yang terkena bola maka siswa tersebut akan menjadi pemburu
menemani pemburu yang pertama. ini siswa yang berperan sebagai binatang dapat
menghindari bola yang dilempar oleh pemburu sehingga menyulitkan pemburu
untuk memperolah binatang, hal ini akan membuat permainan dapat berjalan
dengan mengasikkan. Permainan dilakukan seperti itu terus sampai tersisa hanya
satu siswa yang berada di tengah lapangan. Siswa tersebut yang menjadi
pemenang dalam permainan ini.
c) Kegiatan Inti
Dalam kegiatan inti, setiap siswa diharapkan mampu melakukan teknik
dasar passing bawah bolavoli, hal ini dilakukan dengan urutan sebagai berikut:
(1) Siswa dibagi menjadi 5 kelompok.
(2) Setiap kelompok terdapat empat anak dan satu buah bola.
(3) Siswa saling melempar bola ke teman dengan urutan yang telah
ditentukan.
(4) Siswa mengumpan bola kepada temannya dengan posisi kedua tangan
lurus, lemparan dari bawah.
(5) Siswa diharapkan selalu berpindah tempat sebelum menerima bola dari
temannya.
(6) Siswa membentuk formasi saling berhadapan dengan jarak yang sudah
ditentukan oleh guru. Kemudian siswa mengumpan bola kepada teman
yang ada didepanya dengan posisi kedua tangan lurus dan lemparan
dilakukan dari bawah.
(7) Siswa langsung mengumpan bola kepada temanya dengan kedua tangan
lurus dan lemparan dilakukan dari bawah, saat menerima diarahkan agar
perkenaan bola di atas pergelangan tangan dan lengan bawah.
53
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
(8) Siswa melakukan passing bawah dengan diawali posisi berdiri tegak
dimana kedua kaki dibuka lebar selebar bahu, kemudian kedua lutut kaki
ditekuk sedikit sehingga badan agak turun ke bawah, posisi kedua lengan
lurus dengan punggung tangan kanan berada diatas telapak tangan kiri
dimana jari-jari tangan kiri memegang dengan kuat jari-jari tangan kanan
dan ibu jari berada pada posisi diatas.
(9) Melakukan permainan bolavoli dengan peraturan dan peralatan yang
dimodifikasi. Siswa dibagi menjadi dua kelompok, dalam service bola
dilempar dari bawah dengan menggunakan lengan yang dianggap paling
kuat, sebelum mengembalikan bola diharapkan diumpan keseluruh teman,
jika sebuah team tidak bisa mengembalikan bola maka poin untuk team
yang akan menerima bola tersebut.
d) Kegiatan Akhir
Dalam kegiatan akhir semua kegiatan dilakukan dengan urutan sebagai
berikut:
(1) Siswa dibagi menjadi 3 bershap dan melakukan pendinginan.
(2) Guru memberikan evaluasi dan tanya jawab proses pembelajaran yang
telah dipelajari siswa dan umpan balik kepada siswa.
(3) Siswa dipersilahkan untuk berdoa dengan tertib dan disiplin kemudian
siswa dibubarkan untuk mengakhiri pembelajaran.
c. Pengamatan Tindakan
Pada tahapan ini pengamatan dilakukan oleh peneliti dan kolaborator saat
proses pembelajaran berlangsung. Adapun hasil observasi menyimpulkan bahwa
siswa cukup bersemangat dengan model pembelajaran guieded discovery. Dengan
adanya pembelajaran ini siswa merasa lebih bebas bereksperimen, berekspresi
dalam menemukan posisi atau gaya passing bawah yang benar dan nyaman untuk
dilakukan. Setelah merasa nyaman, maka siswa akan selalu mencoba untuk
meningkatkan kemampuan passing bawah bolavoli.
Dalam pelaksanaan tindakan II terdapat kelebihan dan kekurangan yang
dapat dipergunakan sebagai tolak ukur keberhasilan pelaksanaan tindakan II.
Kelebihan dari pelaksanaan tindakan II antara lain:
54
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1) Kekurangan pada Siklus I sudah dapat diatasi, misalnya siswa yang masih
takut melakukan variasi gerakan passing bawah bolavoli, maka untuk
siklus II sudah berani melakukan eksperimen.
2) Siswa merasa tertarik dengan model pembelajaran Mosston dengan gaya
guaided discovery, hal ini dapat dilihat dari antusiasme siswa dalam
mengikuti proses belajar dengan sering mengajukan pertanyaan dan
mencoba bereksperimen dalam melakukan passing bawah bolavoli.
3) Siswa berkonsentrasi dalam mengikuti setiap tahap pembelajaran sehingga
siswa dengan mudah dapat memahami konsep dan gerak dasar dalam
melakukan passing bawah bolavoli.
4) Suasana belajar mengajar semakin hidup karena ada hubungan interaksi
imbal balik antara siswa dengan peneliti maupun kolaborator dengan
mengajukan berbagia pertanyaan dan sebagian siswa yang lainnya
berusaha menemukan jawaban dari pertanyaan tersebut.
Dalam pelaksanaan Siklus II ini masih terdapat kekurangan, yaitu ada
beberapa seorang siswa yang hasil belajar passing bawah bolavolinya belum
tuntas karena secara fisik memang lemah.
Peniliti melakukan pengambilan data penelitian pada tahapan ini. Adapun
diskripsi data yang diambil adalah meliputi 3 aspek, yaitu yang pertama adalah
aspek afektif yang terdiri dari kerjasama, percaya diri, sportifitas dan semangat.
Kedua yaitu aspek kognitif yang terdiri dari 4 soal. Ketiga yaitu aspek psikomotor
yang terdiri dari posisi kaki, posisi tangan, posisi badan serta jumlah passing
bawah per menit.
55
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Data hasil observasi pada Siklus II disajikan dalam tabel di bawah ini :
Tabel 8. Hasil Belajar Passing Bawah Bolavoli Setelah Siklus II.
No Nama
Aspek Penilaian Nilai AkhirPsikomotor Afektif Kognitif
1 Ainun Jariyah 40,625 15,000 22,500 78,1252 Santi 37,500 16,250 22,500 76,2503 Andri 46,875 18,750 15,000 80,6254 Fera Ambar Sari 43,750 15,000 20,625 79,3755 Nuri Muh. Toyib 46,875 16,250 22,500 85,6256 Tri Nanik 46,875 12,500 22,500 81,8757 Wachid Iskandar 34,375 20,000 16,875 71,2508 Alin Ayuk Nur A. 31,250 12,500 18,750 63,5009 Astriyanti 40,625 15,000 18,750 74,375
Aziz M. Muklis 40,625 17,500 18,750 76,875Aziz Gilang Mustofa 50,000 20,000 24,375 94,375Bayu Tri Bintoro 46,875 18,750 24,375 90,000Dede Rahmani 37,500 15,000 18,750 71,250Devi Wulandari 37,500 16,250 22,500 76,250Dwi Guntur Pratama 37,500 20,000 18,750 76,250Elyka Rahmawati 43,750 16,250 26,250 86,250Eni Rahmawati 43,750 18,750 26,250 88,750Fitri Ayu Nuryanti 46,875 15,000 23,500 84,375Hafidh Amrulloh 46,875 18,750 18,750 84,375Hindun Alfi Nabila 34,375 15,000 20,625 70,000
Dari tabel hasil belajar passing bawah bolavoli setelah siklus II di atas,
dapat disimpulkan persentase ketuntasan belajar passing bawah bolavoli siswa
kelas IV A SD Negeri Plupuh II tahun pelajaran 2011/2012 setelah diberikan
tindakan model Mosston dengan gaya guaided discovery pada Siklus II dalam
tabel sebagai berikut:
Tabel 9. Nilai Ketuntasan Belajar Passing Bawah Bolavoli Setelah Siklus II.
PenilaianKondisi Awal
KriteriaPersentase Jumlah anakHasil belajar passing bawah 95% 19 TUNTAS
5% 1 BLM TUNTAS
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa
setelah diberikan tindakan siklus II telah terjadi peningkatan dari Siklus I, 95%
56
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
atau 19 siswa telah tuntas belajar yang sebelumya hanya 55% atau 11 siswa, dan
hanya 5% atau 1 siswa saja yang belum tuntas sedangkan sebelumya 45% atau 9
siswa. Dari data ini telah terjadi peningkatan nilai ketuntasan siswa dalam belajar
yaitu naik sebesar 40% dari Siklus I.
d. Tahap Refleksi Tindakan II
Hasil analisiss data dan diskusi peneliti dengan kolaborator terhadap
pelaksanaan pembelajaran menggunakan model mosston dengan gaya guaided
discovery pada siklus II telah menunjukkan peningkatan.
Dari analisis diketahui bahwa tingkat ketuntasan siswa dalam nilai
kemampuan passing bawah bolavoli dari prasiklus sampai dengan Siklus II
meningkat cukup signifikan.
Pada kondisi awal persentase ketuntasan belajar siswa hanya 20% atau 4
orang siswa saja yang tuntas, kemudian pada Siklus I meningkat 35% menjadi
55% atau 11 orang siswa dan pada akhir Siklus II meningkat lagi sebesar 40%
menjadi 95% atau menjadi 19 siswa.
Atas dasar nilai ketuntasan tersebut dan melihat hasil yang diperoleh pada
data observasi maka pembelajaran menggunakan model Mosston dengan gaya
guaided discovery yang dilaksanakan pada Siklus II dapat dikatakan berhasil,
sehingga tidak perlu dilanjutkan pada siklus selanjutnya.
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus
Setiap siklus yang dijalankan mempunyai hasil yang berbeda-beda. Setiap
hasil tindakan, peneliti catat sebagai data dalam melakukan perhitungan untuk
menentukan perbedaan hasil pembelajaran antar siklus. Dari data tersebut, dapat
dilihat peningkatan hasil pembelajaran antar siklus.
Untuk perbandingan antarsiklus baik saat kondisi awal, setelah Siklus I
maupun setelah siklus II dapat dilihat pada tabel yang disajikan di bawah ini:
57
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 10. Ketuntasan Belajar Passing Bawah Bolavoli Prasiklus.
Rentang Nilai Keterangan Kriteria Jumlah Persentase≥ 83 Baik sekali Tuntas 0 0% 78 - 82 Baik Tuntas 1 5%73 - 77 Cukup baik Tuntas 0 0%68 - 72 Cukup Tuntas 3 15%≤ 67 Kurang Tidak tuntas 16 80%Jumlah Total 20 100%
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai ketuntasan belajar hanya 20%
saja yang artinya 4 siswa saja yang tuntas belajar dari jumlah 20 siswa pada saat
kondisi awal sebelum siklus I. Kondisi ini dapaparkan dalam diagram di bawah
ini.
Diagram 1. Ketuntasan Belajar Kondisi Awal.
Selanjutnya di bawah ini disajikan tabel hasil belajar passing bawah
bolavoli setelah diberi tindakan I, yaitu setelah penerapan model Mosston dengan
gaya guaided discovery.
58
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 11. Ketuntasan Belajar Passing Bawah Bolavoli Setelah Siklus I.
Rentang Nilai Keterangan Kriteria Jumlah Persentase≥ 83 Baik sekali Tuntas 1 5% 78 - 82 Baik Tuntas 2 10%73 - 77 Cukup baik Tuntas 3 15%68 - 72 Cukup Tuntas 5 25%≤ 67 Kurang Tidak tuntas 9 45%Jumlah Total 20 100%
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai ketuntasan belajar pada Siklus I
naik menjadi 55% yang artinya 11 siswa yang tuntas belajar dari jumlah total 20
siswa. Padahal pada kondisi awal hanya 4 orang saja tuntas, atau naik 35%.
Kondisi ini dapaparkan dalam diagram di bawah ini:
Diagram 2. Ketuntasan Belajar Setelah Siklus I.
Kemudian untuk selanjutnya di bawah ini disajikan tabel hasil belajar
passing bawah bolavoli setelah diberi tindakan II, yaitu setelah penerapan model
Mosston dengan gaya guaided discovery.
59
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 12. Ketuntasan Belajar Passing Bawah Bolavoli Setelah Siklus II.
Rentang Nilai Keterangan Kriteria Jumlah Persentase≥ 83 Baik sekali Tuntas 7 35% 78 - 82 Baik Tuntas 4 20%73 - 77 Cukup baik Tuntas 5 25%68 - 72 Cukup Tuntas 3 15%≤ 67 Kurang Tidak tuntas 1 5%Jumlah Total 20 100%
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai ketuntasan belajar pada Siklus II
naik menjadi 95% yang artinya 19 siswa yang tuntas belajar dari jumlah 20 siswa
yang pada saat Siklus I hanya 11 orang saja atau naik 40%. Kondisi ini
dapaparkan dalam diagram di bawah ini:
Diagram 3. Ketuntasan Belajar Setelah Siklus II.
D. Pembahasan
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada Siklus I dan Siklus II maka
dapat disimpulkan adanya peningkatan pembelajaran passing bawah bolavoli pada
siswa kelas IV A SD negeri Plupuh 2, tahun pelajaran 2011/2012. Perbandingan
hasil belajar pada kondisi awal, siklus I dan siklus II disajikan pada tabel berikut
ini:
60
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 13. Perbandingan Persentase Ketuntasan Belajar Prasiklus, Siklus I
dan Siklus II.
Rentang Nilai KeteranganPersentaseKondisi Awal Siklus I Siklus II
≥ 83 Baik sekali 0% 5% 35% 78 - 82 Baik 5% 10% 20%73 - 77 Cukup baik 0% 15% 25%68 - 72 Cukup 15% 25% 15%≤ 67 Kurang 80% 45% 5%
Perbandingan persentase hasil belajar passing bawah bolavoli pada kondisi
awal, siklus I dan siklus II disajikan pula dalam diagram sebagai berikut ini:
Diagram 4. Perbandingan Persentase Hasil belajar pada Kondisi Awal,
Siklus I dan Siklus II
61
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan Berdasarkan analisis data terhadap data pada saat kondisi awal, siklus I,
dan siklus II maka diperoleh hasil sebagai berikut :
Untuk kondisi awal sebelum dilakukan tindakan Siklus I nilai ketuntasan
siswa dalam pembelajaran passing bawah bolavoli adalah 20% atau 4 siswa yang
tuntas, sedangkan 80% lainnya atau 16 siswa dinyatakan belum tuntas.
Untuk kondisi setelah Siklus I nilai ketuntasan siswa dalam pembelajaran
passing bawah bolavoli yang semula hanya 20% naik 35% menjadi 55% atau 11
siswa dinyatakan tuntas, sedangkan 45% lainnya atau 9 siswa belum tuntas.
Untuk kondisi setelah siklus II nilai ketuntasan siswa dalam pembelajaran
passing bawah bolavoli yang saat siklus I adalah 55% maka naik 40% menjadi
95% atau 19 siswa yang telah tuntas, sedangkan 5% atau hanya 1 siswa saja yang
belum tuntas.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan model Mosston
dengan gaya guaided discovery dapat meningkatkan hasil pembelajaran passing
bawah bolavoli siswa kelas IV A SD Negeri Plupuh 2 tahun pelajaran 2011/2012
B. Implikasi Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh, penelitian ini menunjukkan
bahwa penerapan model Mosston dengan gaya guaided discovery dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV A SD Negeri Plupuh 2 Kecamatan
Plupuh Kabupaten Sragen Tahun pelajaran 2011/2012.
Dengan demikian penerapan model Mosston dengan gaya guaided
discovery dapat digunakan guru penjas sebagai suatu alternative dalam
pembelajaran penjas khususnya untuk meningkatkan hasil belajar passing bawah
bolavoli. Sistem pembelajaran model Mosston dengan gaya guaided discovery
merupakan salah satu model pembelajaran yang di dalamnya memperlihatkan
62
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
tahapan-tahapan dasar sistem pembelajaran yang sederhana serta dipelajari dan
dapat dipergunakan untuk meningkatkan interaksi antara siswa dengan siswa,
serta siswa dengan guru, sehingga dengan andanya interaksi timbal balik
membuat proses belajar dan mengajar tidak membosankan dan terasa
menyenangkan.
C. Saran
Sehubungan dengan simpulan yang telah diambil dan implikasi yang
ditimbulkan, dapat disarankan hal-hal sebagai berikut :
1. Bagi guru penjas SD, untuk meningkatkan hasil belajar passing bawah
bolavoli gunakanlah pembelajaran model Mosston dengan gaya guaided
discovery.
2. Bagi kepala sekolah hendaknya memberikan sarana dan prasarana yang
lengkap pada mata pelajaran penjas, untuk memperlancar proses
pembelajaran.
3. Bagi siswa, untuk meningkatkan hasil belajar passing bawah bola voli
harus mengikuti pembelajaran model Mosston dengan gaya guaided
discovery.
63