4. pedoman usulan kegiatan ta. 2013

52
i

Upload: supriyadi-banjarnegara

Post on 30-Dec-2014

190 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

heeeeeeeeeeeee

TRANSCRIPT

Page 1: 4. Pedoman Usulan Kegiatan TA. 2013

i

Page 2: 4. Pedoman Usulan Kegiatan TA. 2013

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufik

serta hidayah-Nya sehingga Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran

Hasil Pertanian dapat menyelesaikan Buku Pedoman Pengajuan Usulan

Kegiatan PPHP Tahun 2013. Buku pedoman ini dirasa sangat diperlukan untuk

diterbitkan, sebagai pedoman bagi Daerah berkaitan dengan pengajuan usulan

kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Tahun 2013 khususnya

untuk Dana Tugas Pembantuan.

Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (Ditjen

PPHP) menggariskan bahwa pola perencanaan pembangunan PPHP menganut

sinergi antara pola top down dengan bottom up (Pola Pusat dan Daerah). Dengan

pola ini sangat diharapkan bahwa tidak hanya untuk meningkatkan rasa

memiliki (ownership) bagi pemerintah daerah, gapoktan, pelaku usaha, dan

stakeholder lainnya, namun juga diharapkan akan terjadi sinergitas dalam

memobilisasi sumberdaya yang ada secara nasional guna mengembangkan

industri hilir pertanian yang memang memerlukan investasi yang cukup besar,

pola tersebut juga diperkuat dengan pengawalan Perguruan Tinggi.

Pembangunan pengolahan dan pemasaran hanya akan diprioritaskan

pada beberapa daerah yang menjadi sentra produksi komoditas yang secara

teknis dan ekonomi layak untuk dikembangkan usaha pengolahan dan

pemasaran hasil pertanian. Disamping itu juga dipilih pada daerah yang punya

kesiapan dan komitmen tinggi untuk bersinergi mengembangkan usaha

pengolahan dan pemasaran produk unggulan daerah. Dengan kebijakan ini

diharapkan peluang dan jaminan keberhasilan kegiatan akan tinggi.

Mulai tahun 2011 dan tahun yang akan datang Ditjen. PPHP

melaksanakan penerimaan proposal melalui elektronik form yang ada di

Website Ditjen. PPHP (E-Proposal). E-Proposal adalah sistem pengirimam

proposal melalui elektronik (internet). Isi proposal dari Kabupaten/ Kota akan

dimasukan ke dalam form-form yang sudah ditentukan, kemudian dikirim

melalui elektronik (internet) ke Server Ditjen. PPHP. Tujuannya jelas, yakni

untuk efisiensi biaya, waktu, ruang, tenaga dan produktivitas, menuju kantor

dengan informasi yang digitalisasi dan minim kertas, Paperless Office.

Buku Pedoman Pengajuan Proposal Kegiatan PPHP ini disusun dan

disebarluaskan untuk dijadikan acuan utama bagi Dinas lingkup pertanian di

Page 3: 4. Pedoman Usulan Kegiatan TA. 2013

Provinsi dan Kabupaten/ Kota yang ingin mendapatkan

dana dari sumber APBN Ditjen

dengan terbitnya Buku Pedoman ini, daerah dapat menentukan

pengembangan pengolahan dan pemasaran yang benar

menjadi prioritas program dan

dengan adanya proposal yang b

dalam menetapkan kebijakan alokasi anggaran bagi daerah

dan tepat guna. Dengan cara ini diharapkan ada peningkatan kualitas dan

sekaligus sinergi antara

Sangat diharapkan

bagi semua pihak terkait

pemasaran hasil pertanian untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing

produk unggulan di daerah. Semoga

Provinsi dan Kabupaten/ Kota yang ingin mendapatkan alokasi kegiatan dan

dana dari sumber APBN Ditjen. PPHP tahun anggaran 20

gan terbitnya Buku Pedoman ini, daerah dapat menentukan

pengembangan pengolahan dan pemasaran yang benar-

program dan kebutuhan di daerah. Bagi Ditjen

dengan adanya proposal yang baik dari daerah, maka akan sangat membantu

dalam menetapkan kebijakan alokasi anggaran bagi daerah yang tepat sasaran

. Dengan cara ini diharapkan ada peningkatan kualitas dan

sekaligus sinergi antara perencanaan di tingkat pusat dan daerah.

angat diharapkan buku ini akan memberikan inspirasi dan dorongan

bagi semua pihak terkait dalam pengembangan bidang pengolahan dan

pemasaran hasil pertanian untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing

produk unggulan di daerah. Semoga !

Jakarta, November 201

Direktur Jenderal PPHP

Dr. Ir. Zaenal Bachruddin, MSc

NIP. 19520428 197803 01 001

ii

alokasi kegiatan dan

ran 2013. Diharapkan

gan terbitnya Buku Pedoman ini, daerah dapat menentukan kegiatan

-benar sesuai dan

kebutuhan di daerah. Bagi Ditjen. PPHP,

aik dari daerah, maka akan sangat membantu

yang tepat sasaran

. Dengan cara ini diharapkan ada peningkatan kualitas dan

pusat dan daerah.

buku ini akan memberikan inspirasi dan dorongan

bidang pengolahan dan

pemasaran hasil pertanian untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing

Jakarta, November 2011

Direktur Jenderal PPHP

Zaenal Bachruddin, MSc

19520428 197803 01 001

Page 4: 4. Pedoman Usulan Kegiatan TA. 2013

iii

DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar i

DAFTAR ISI iii

Bab 1. Pendahuluan

A Arah Pembangunan Nasional 1

B. Kewenangan Pusat – Daerah 2

C. Anggaran Berbasis Kinerja 4

D. Tujuan dan Sasaran 5

Bab 2. Karakteristik Program dan Kegiatan

A. Struktur Program dan Kegiatan PPHP 7

B. Uraian Program 10

C. Uraian Kegiatan dan Sasaran Tugas Pembantuan

PPHP

11

D. Fokus Komoditi PPHP 16

E. Karakteristik Kegiatan Pusat dan Daerah 17

Bab 3. Kriteria Penulisan Proposal

A Jenis dan Jumlah Kegiatan 21

B Jenis/Rincian Belanja 22

C Outline Penulisan 24

Bab 4 Administrasi Proposal

A Jadwal 27

B Kriteria Seleksi Proposal 28

Page 5: 4. Pedoman Usulan Kegiatan TA. 2013

iv

Bab 5 Manual Pengisian E-Proposal

1. Kebutuhan Sistem 32

2. Cara memperoleh File Formulir Pengisian

Proposal Secara Elektronik

33

3. Cara Pengisian Formulir e-Proposal 36

4. Cara Penyimpanan dan Pengiriman Formulir e-

Proposal

39

Bab 6 Penutup

LAMPIRAN

41

42

1. Alur Proses (Flow Chart) Diagram Pengajuan E-

Proposal Usula Kegiatan PPHP Tahun 2013

43

2. Contoh Lembar Pengesahan 44

3. Bagan Penyusunan Rencana, Program dan

Anggaran Berbasis Kinerja Pembangunan

Pertanian

45

4. Lembar RKA-KL 2013 46

Page 6: 4. Pedoman Usulan Kegiatan TA. 2013

1

Bab 1

PENDAHULUAN

A. ARAH PEMBANGUNAN NASIONAL 2010-2014

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2010 - 2014)

merupakan tahapan pencapaian visi Rencana Pembangunan Jangka Panjang

(RPJPN) 2005-2025. RPJPN 2005-2025 secara garis besar memberikan pedoman

dan arah pembangunan dalam visi dan misi untuk periode 20 tahun ke depan,

dan merupakan acuan dari setiap tahap RPJMN yang berkesinambungan dan

berkelanjutan. RPJMN merumuskan permasalahan, sasaran serta arah kebijakan

pembangunan yang akan diambil dalam kurun waktu 5 tahun ke depan. Dengan

demikian, RPJMN 2010-2014 ini merupakan pedoman bagi seluruh komponen

bangsa baik itu pemerintah, masyarakat dan dunia usaha, dalam mewujudkan

cita-cita dan tujuan nasional secara sinergis, koordinatif, dan saling melengkapi.

Reformasi penganggaran yang dilakukan melalui penerapan Anggaran

Berbasis Kinerja (Performance Based Budgeting) menghendaki struktur program

pembangunan yang berbasiskan pada kinerja. Penerapannya dalam perencanaan

jangka menengah (RPJMN) menghendaki adanya perumusan permasalahan,

sasaran serta arah kebijakan pembangunan untuk menyelesaikan permasalahan

bangsa dalam periode jangka menengah dengan sistematis dan terstruktur.

Sehingga kebijakan pembangunan yang dirancang dapat terukur kinerja

pelaksanaannya dan terjamin keberhasilan pencapaiannya.

Perumusan indikator kinerja untuk mengukur keberhasilan pencapaian

sasaran dari setiap tahap kebijakan pembangunan merupakan bagian yang

penting dalam perumusan RPJMN 2010-2014. Keberhasilan pencapaian sasaran

pada setiap tingkatan dapat diukur dengan menggunakan indikator kinerja dan

target yang direncanakan. Melalui monitoring dan evaluasi kinerja pelaksanaan

pembangunan akan dihasilkan informasi kinerja yang dapat menjadi masukan

Page 7: 4. Pedoman Usulan Kegiatan TA. 2013

2

bagi proses perencanaan dan penganggaran dalam periode berikutnya. Dengan

demikian pelaksanaan pembangunan menjadi lebih efisien, efektif, disertai

dengan akuntabilitas pelaksanaan yang jelas.

Sejalan dengan hal itu, pada RPJMN tahap 2 (2010-2014) pembangunan

nasional ditujukan untuk lebih memantapkan penataan kembali Indonesia di

segala bidang dengan menekankan peningkatan kualitas sumberdaya manusia

termasuk pengembangan kemampuan ilmu dan teknologi serta penguatan daya

saing perekonomian. Berlandaskan pelaksanaan, pencapaian, dan sebagai

keberlanjutan RPJM sebelumnya (2005-2009), maka dalam Rencana Strategis

Kementerian Pertanian 2010-2014 pembangunan pertanian dijabarkan menjadi 7

Gema Revitalisasi Pertanian, yaitu: (1). Revitalisasi Lahan, (2). Pembenihan dan

Pembibitan, (3). Infrastruktur dan Sarana, (4). Sumberdaya Manusia, (5).

Pembiayaan Petani, (6). Kelembagaan Petani, dan (7). Revitalisasi Teknologi dan

Industri Hilir. Ada empat target utama yang ingin dicapai oleh Kementerian

Pertanian yakni: (1) Pencapaian swasembada berkelanjutan; (2) Peningkatan

diversifikasi pangan; (3) Peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor; dan

(4) Peningkatan kesejahteraan petani.

Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, maka fokus utama

pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian adalah untuk

mencapai peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor.

B. KEWENANGAN PUSAT-DAERAH

Berdasarkan kewenangan yang telah ditetapkan UU Nomor 32 Tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah dan UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang

Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah,

program dan anggaran pembangunan pertanian tersebut dijabarkan sesuai

dengan peta kewenangan pemerintah dengan memberikan peluang lebih banyak

kepada partisipasi masyarakat sebagai pelaku pembangunan.

Kebijakan yang ditempuh oleh Pusat dalam rangka pelaksanaan anggaran

pembangunan pertanian khususnya pengolahan dan pemasaran hasil pertanian

Page 8: 4. Pedoman Usulan Kegiatan TA. 2013

3

di daerah pada tahun 2013 adalah melalui asas Dekonsentrasi dan asas Tugas

Pembantuan. Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan merupakan bagian

anggaran kementerian negara/lembaga yang dialokasikan berdasarkan rencana

kerja dan anggaran kementerian/lembaga. Dekonsentrasi adalah pelimpahan

wewenang dari pemerintah pusat kepada Gubernur sebagai wakil Pemerintah.

Kegiatan dekonsentrasi di provinsi dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat

Daerah (SKPD) yang ditetapkan oleh Gubernur. Tugas Pembantuan adalah

penugasan dari pemerintah pusat kepada kepala daerah. Kegiatan tugas

pembantuan di provinsi dilaksanakan oleh SKPD yang ditetapkan oleh

Gubernur, dan SKPD tugas pembantuan kabupaten/kota yang ditetapkan oleh

bupati atau walikota.

Adapun mekanisme perencanaan pembangunan pertanian dapat

dijelaskan sebagai berikut:

a. Pemerintah pusat menetapkan kebijakan nasional pembangunan pertanian

(top-down policy) sebagai acuan makro terhadap implementasi kegiatan di

daerah. Kebijakan tersebut tertuang dalam dokumen Renstra Kementerian

Pertanian 2010-2014 serta Rencana Kerja Tahunan. Kebijakan tersebut

mencakup aspek visi, misi, arah kebijakan, strategi, target dan sasaran

nasional, serta ukuran indikatornya.

b. Pemerintah provinsi menjabarkan kebijakan pusat melalui penyusunan

program dan kegiatan pengembangan wilayah berbasis komoditas

strategis/unggulan di wilayahnya, dengan melibatkan dan memberdayakan

kabupaten/kota secara menyeluruh dan terintegrasi dalam pengembangan

aspek di hulu sampai hilir, dan unsur penunjangnya.

c. Pemerintah kabupaten/kota menyusun perencanaan program dan kegiatan

pembangunan pertanian di wilayahnya dengan fokus komoditas dan fokus

lokasi yang mengacu pada kebijakan nasional dan kapasitas sumberdaya

wilayah dan serta mengusulkan secara berjenjang dengan pendektan

Page 9: 4. Pedoman Usulan Kegiatan TA. 2013

4

bottom-up planning. Untuk mendukung hal tersebut pemerintah

kabupaten/kota terlebih dahulu melakukan identifikasi terhadap: besaran,

kualitas dan karakteristik (sumberdaya alam, SDM, modal, teknologi, sosial

dan budaya).

C. ANGGARAN BERBASIS KINERJA

Semenjak tahun 2006 pemerintah telah mulai menerapkan sistem

penganggaran berbasis kinerja. Penerapan sistem anggaran berbasis kinerja ini

muncul didasarkan atas banyaknya temuan permasalahan dan kendala dalam

penerapan anggaran melalui pendekatan kegiatan proyek maupun bagian

proyek di masa lalu. Upaya penyempurnaan pola penganggaran ini dimulai

dengan perumusan program dan penyusunan struktur organisasi pemerintah

yang sesuai dengan program tersebut. Kegiatan tersebut mencakup pula

penentuan unit kerja yang bertanggung jawab atas pelaksanaan program serta

penentuan indikator kinerja yang digunakan sebagai tolok ukur dalam

pencapaian tujuan program yang telah ditetapkan.

Sistem penganggaran terpadu berbasia kinerja memerlukan pengaturan

sistem dan mekanisme perencanaan pembangunan nasional dan daerah serta

mengakomodasi semangat reformasi yang lebih demokratis, desentralistik,

sinergis, komprehensif dan berkelanjutan. Untuk mewujudkan penerapan

sistem penganggaran ini sangat diharapkan agar daerah dapat berpartisipasi

dalam proses perencanaan sehingga akan menumbuhkan rasa ikut memiliki

(sense of belonging) terhadap anggaran kinerja, yang kemudian diharapkan

meningkatkan efektivitas sekaligus efisiensi pelaksanaan kegiatan. Selanjutnya

perencanaan tersebut juga diharapkan tetap dapat menampung sasaran-sasaran

perencanaan yang bersifat makro yang ditetapkan oleh Pusat, sehingga sistem

perencanaan yang serasi antara bottom up planning dan top down policy dapat

diwujudkan. Untuk itu, dalam perencanaan anggaran kinerja para perencana

harus memiliki pemahaman yang komprehensif mengenai hubungan program

dengan anggaran kinerja khususnya berkaitan dengan: (a) Strategi dan prioritas

program yang memiliki nilai taktis strategis bagi pembangunan pertanian, (b)

Target group (kelompok sasaran) yang akan dituju oleh program dan kegiatan

Page 10: 4. Pedoman Usulan Kegiatan TA. 2013

5

yang ditunjukkan oleh indikator dan sasaran kinerja yang terukur, dan (c)

Sumberdaya dan teknologi yang tersedia dalam rangka peningkatan pelayanan

dan pemberdayaan masyarakat.

Dari hasil evaluasi proposal tahun-tahun yang lalu sebagian besar

pengajuan proposal kegiatan PPHP dari daerah yang masuk selama ini lebih

banyak berisi shopping list usulan pengadaan barang (procurement–based) bukan

berupa aktivitas pengembangan (activity-based) dengan indikator output dan

outcome yang terukur dan tingkat keberhasilan tinggi. Penilaian tingkat

keberhasilan kegiatan berdasarkan anggaran berbasis kinerja ini bukanlah pada

besarnya jumlah anggaran yang dialokasikan sesuai usulan daerah, tetapi pada

tingkat pemanfaatan anggaran yang tepat sasaran dan efisien.

Untuk mendukung hal tersebut, diperlukan proposal yang mampu

menjelaskan kebutuhan anggaran yang diperlukan untuk mencapai sasaran

yang ditargetkan, lengkap dengan data dukung yang akurat, dan legalitas dari

Dinas terkait.

D. TUJUAN DAN SASARAN

Dalam rangka menghasilkan perencanaan yang baik sesuai yang

diamanatkan Undang-undang nomor 17 tahun 2003 maka perlu disusun

Pedoman Pengajuan Proposal Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil

Pertanian. Tujuannya adalah untuk memberikan pedoman teknis dalam

pengusulan kegiatan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian bagi institusi

pusat dan daerah, sehingga kegiatan yang diajukan benar-benar mampu

menyelesaikan permasalahan pengolahan dan /atau pemasaran yang ada

didaerah tersebut.

a. Output

Keluaran (output) dari kegiatan Penyusunan Pedoman Usulan Kegiatan

PPHP adalah Buku petunjuk/pedoman usulan kegiatan pengolahan dan

pemasaran hasil pertanian.

Page 11: 4. Pedoman Usulan Kegiatan TA. 2013

6

b. Outcome

Bagi Ditjen. PPHP, adanya proposal yang baik dari daerah, akan sangat

membantu dalam menetapkan kebijakan alokasi kegiatan dan anggaran bagi

daerah.

c. Benefit

Tersusunnya perencanaan program pembangunan pertanian khususnya

kegiatan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian secara lebih baik yang

transparan, terintegrasi antara institusi Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota, dan

instansi lain, serta berkelanjutan.

d. Impact

Diharapkan kegiatan pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil

pertanian bersifat spesifik, memiliki efektifitas tinggi untuk memecahkan

masalah, serta memberi manfaat berkelanjutan bagi masyarakat tani.

Page 12: 4. Pedoman Usulan Kegiatan TA. 2013

7

Bab 2

KARAKTERISTIK PROGRAM DAN KEGIATAN

A. STRUKTUR PROGRAM DAN KEGIATAN PPHP 2013

Sebagai sub-bagian dari pembangunan pertanian secara luas, maka

struktur program dan kegiatan pembangunan PPHP mengacu pada struktur

program dan kegiatan yang telah ditetapkan di dalam Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Kementerian Pertanian. Sesuai dengan pedoman dalam

Reformasi Perencanaan dan Penganggaran yang dituangkan dalam Rencana

Strategis Kementerian Pertanian Tahun 2010 – 2014, program pembangunan

pertanian yang diemban oleh Ditjen. PPHP adalah Peningkatan Nilai Tambah,

Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian. Kegiatan

Utama yang akan dilaksanakan dibawah program tersebut adalah:

(1). Pengembangan Mutu dan Standarisasi Pertanian

(2). Pengembangan Pemasaran Domestik

(3). Pengembangan Pemasaran Internasional

(4). Pengembangan Usaha dan Investasi

(5). Pengembangan Pengolahan Hasil Pertanian

(6). Dukungan Manajemen dan Teknis lainnya pada Ditjen. PPHP

Kegiatan Utama tersebut selanjutnya dirinci menjadi sub kegiatan yang

menjadi prioritas PPHP dalam kegiatan Dana Tugas Pembantuan yang dapat

dilihat dalam tabel berikut:

Page 13: 4. Pedoman Usulan Kegiatan TA. 2013

8

Prioritas Ditjen. PPHP

Tahun 2010-2014

Kegiatan Subkegiatan

(1). Pengembangan Pengolahan

Hasil Pertanian

Tanaman Pangan:

1. Revitalisasi penggilingan padi .

2. Pengembangan agroindustri tepung

berbasis sumberdaya lokal.

3. Pengembangan agroindustri hasil

tanaman pangan

Hortikultura:

1. Pengembangan agroindustri hasil

hortikultura.

Perkebunan:

1. Pengembangan agroindustri hasil

perkebunan (kelapa, kopi, lada, atsiri,

mete, gula dan lain-lain).

Peternakan:

1. Pengembangan pengolahan pakan

ternak .

2. Pengembangan agroindustri

peternakan .

3. Pengembangan pengolahan biogas

limbah ternak.

(2). Pengembangan Mutu dan

Standarisasi Pertanian

Tanaman Pangan, Hortikultura,

Peternakan, & Perkebunan:

1. Pengembangan pangan organik.

Perkebunan:

1. Pengembangan mutu kakao

fermentasi.

2. Pengembangan mutu kopi

Page 14: 4. Pedoman Usulan Kegiatan TA. 2013

9

Prioritas Ditjen. PPHP

Tahun 2010-2014

Kegiatan Subkegiatan

(3). Pengembangan Usaha dan

Investasi

Tanaman Pangan & Hortikultura,

Perkebunan dan Peternakan:

1. Pengembangan kelembagaan dan

kewirausahaan di sektor pertanian

(pengeringan dan pergudangan padi

jagung, dll)

2. Pengembangan Kemitraan dgn Pola

Insentif Two in One

3. Pengembangan usaha hasil samping

produk pertanian

(4). Pengembangan Pemasaran

Domestik

Tanaman Pangan & Hortikultura:

1. Pengembangan Sub Terminal Agribisnis

(STA)

2. Pengembangan sarana dan pemasaran

sayuran dan tanaman hias.

3. Pengembangan pengemasan produk

tanaman pangan dan hortikultura

Perkebunan:

1. Pengembangan pengemasan produk

Perkebunan.

Peternakan:

2. Revitalisasi/Pengembangan Pasar

Ternak.

3. Pengembangan pengemasan produk

peternakan.

(5). Pengembangan Pemasaran

Internasional

Tanaman Pangan & Hortikultura:

1. Fasilitasi Akselerasi ekspor hasil

pertanian .

Page 15: 4. Pedoman Usulan Kegiatan TA. 2013

10

B. URAIAN PROGRAM PENINGKATAN NILAI TAMBAH, DAYA

SAING, DAN EKSPOR

Program Peningkatan Nilai Tambah dan Daya Saing dimaksudkan untuk

memfasilitasi: (1) Berkembangnya usaha pertanian produktif dan efisien

menghasilkan berbagai produk pertanian yang memiliki nilai tambah dan daya

saing yang tinggi baik di pasar domestik maupun internasional; dan (2)

Meningkatkan kontribusi sektor pertanian dalam perekonomian nasional,

terutama melalui peningkatan devisa dan pertumbuhan PDB.

Peningkatan nilai tambah akan difokuskan pada dua hal yakni peningkatan

kualitas dan jumlah olahan produk pertanian untuk mendukung peningkatan

daya saing dan ekspor. Peningkatan kualitas produk pertanian (segar dan

olahan) diukur dari peningkatan jumlah produk pertanian yang mendapatkan

sertifikasi jaminan mutu (SNI, Organik, Good Agricultural Practices, Good Handling

Practices, Good Manucfacturing Practices). Pada akhir 2014 semua produk

pertanian organik, kakao fermentasi , dan bahan olah karet (bokar) sudah harus

tersertifikasi dengan pemberlakuan sertifikasi wajib. Peningkatan jumlah olahan

diukur dari rasio produk segar dan olahan. Diperkirakan baru sekitar 80 %

produk pertanian diperdagangkan dalam bentuk segar sedangkan 20% sisanya

dalam bentuk olahan, sehingga nilai tambahnya masih sangat kecil. Karena itu

pada akhir 2014 produk pertanian yang diperdagangkan dalam bentuk olahan

ditargetkan mencapai 50%.

Peningkatan daya saing akan difokuskan pada pengembangan produk

berbasis sumberdaya lokal yang (1) bisa meningkatkan pemenuhan permintaan

untuk konsumsi dalam negeri; dan (2) bisa mengurangi ketergantungan impor

(substitusi impor). Ukurannya adalah besarnya pangsa pasar (market share) di

pasar dalam negeri dan penurunan net impor. Upaya peningkatan daya saing

akan difokuskan pada peningkatan produksi susu yang selama ini importasinya

mencapai 73% untuk memenuhi kebutuhan domestik. Untuk mengurangi

besarnya importasi gandum/terigu yang mencapai 6,7 juta ton per tahun akan

dikembangkan tepung-tepungan berbasis sumberdaya lokal, yang ditargetkan

pada akhir 2014 sudah bisa mensubstitusi 10 % importasi gandum/terigu. Untuk

Page 16: 4. Pedoman Usulan Kegiatan TA. 2013

11

kakao, ditargetkan pada akhir 2014 kebutuhan kakao fermentasi bermutu untuk

industri coklat dalam negeri bisa dipenuhi semua dari produksi dalam negeri.

Peningkatan ekspor akan difokuskan pada pengembangan produk yang

punya daya saing di pasar internasional, baik segar maupun olahan, yang

kebutuhan di pasar dalam negeri sudah tercukupi. Indikatornya adalah

pertumbuhan volume ekspor.

C. URAIAN SUB KEGIATAN DAN SASARAN TUGAS

PEMBANTUAN DITJEN. PPHP

1. Revitalisasi Penggilingan Padi.

Sasaran kegiatan ini adalah meningkatkan rendemen penggilingan padi

minimal 2 %, dengan cara:

(a). Memperbaiki/melengkapi peralatan penggilingan padi kecil

(b). Pendampingan operasionalisasi dan perawatan peralatan dan sarana

yang diberikan.

(c). Pendampingan manajemen usaha penggilingan padi.

(d). Pendampingan untuk mendapatkan akses modal.

(e). Penumbuhan kelembagaan penggilingan padi yang dikelola oleh

gabungan kelompok tani (POKTAN) atau GAPOKTAN yang bisa

mandiri dan berkelanjutan.

2. Pengembangan Agroindustri Tepung Berbasis Sumberdaya Lokal.

Sasaran kegiatan ini adalah untuk meningkatkan ketahanan pangan

masyarakat lokal dengan cara:

(a). Mengembangkan diversifikasi pangan melalui usaha pengolahan

pangan berbasis tepung-tepungan lokal.

(b). Penumbuhan/pengembangan kelembagaan dan kemitraan usaha

melalui pendampingan untuk meningkatkan kemampuan

sumberdaya manusia pengelolanya dan sekaligus akses pasar dan

permodalan.

Page 17: 4. Pedoman Usulan Kegiatan TA. 2013

12

3. Pengembangan Agroindustri Hortikultura

Sasaran kegiatan ini adalah untuk meningkatkan nilai tambah, daya saing,

serta mencegah turunnya harga saat panen raya, melalui:

(a). Pengembangan kelembagaan dan kemitraan usaha pengolahan jus dan

keripik buah di sentra produksi berbasis sistem jaminan mutu, dengan

fasilitasi penyediaan sarana dan pendampingan usaha.

(b). Pengembangan kelembagaan dan kemitraan usaha pengolahan

bawang merah di sentra-sentra produksi, dengan fasilitasi penyediaan

sarana dan pendampingan usaha.

4. Pengembangan Agroindustri Hasil Perkebunan (Kelapa, Kopi, Lada,

Atsiri, Mete, Gula).

Sasaran kegiatan ini adalah untuk meningkatkan nilai tambah, daya saing,

dan pendapatan petani di sektor perkebunan, melalui:

(a). Pengembangan kelembagaan dan kemitraan usaha pengolahan kelapa

terpadu (menjadi VCO, kopra, desicated coconut, arang kelapa, dll)

dengan fasilitasi penyediaan sarana dan pendampingan usaha.

(b). Pengembangan kelembagaan dan kemitraan usaha pengolahan kopi di

sentra produksi berbasis sistem jaminan mutu, dengan fasilitasi

penyediaan sarana dan pendampingan usaha.

(c). Pengembangan kelembagaan dan kemitraan usaha pengolahan

minyak nilam berbasis jaminan mutu, dengan fasilitasi penyediaan

sarana dan pendampingan usaha.

5. Pengembangan Pengolahan Pakan Ternak .

Sasaran kegiatan ini adalah untuk menjamin ketersediaan pakan ternak

sehingga mendorong pengembangan peternakan di pedesaan dan sekaligus

menciptakan lapangan kerja baru, melalui:

(a). Fasilitasi pembangunan usaha pengolahan pakan ternak skala kecil di

pedesaan berbasis sumberdaya lokal.

(b). Pendampingan teknis produksi dan manajemen usaha.

(c). Fasilitasi akses pasar dan permodalan.

Page 18: 4. Pedoman Usulan Kegiatan TA. 2013

13

6. Pengembangan Agroindustri Hasil Peternakan (seperti Susu, Daging).

Sasaran kegiatan ini adalah meningkatkan nilai tambah, daya saing dan

posisi tawar kelompok peternak susu sapi perah, melalui:

(a). Fasilitasi sarana pemerahan, pengumpulan, dan pengolahan susu dan

daging sesuai sistem jaminan mutu.

(b). Fasilitasi bangunan pengolahan susu skala perdesaan.

(c). Pendampingan teknis, manajemen usaha, dan pemasarannya.

(d). Penguatan kelembagaan dan kemitraan usaha peternak.

7. Pengembangan Pengolahan Biogas Limbah Ternak.

Sasaran kegiatan ini adalah untuk meningkatkan nilai tambah biomassa

dan limbah ternak dalam rangka mendukung ketersediaan pupuk dan

bahan bakar di pedesaan, melalui:

(a). Fasilitasi alat dan bangunan biogas

(b). Pendampingan teknis produksi dan manajemen usaha.

8. Pengembangan Mutu Biji Kakao Fermentasi.

Sasaran kegiatan ini adalah meningkatkan mutu, nilai tambah dan daya

saing komoditas kakao, dengan jalan:

(a). Fasilitasi perbaikan/ pengembangan sarana fermentasi dan

penanganan pasca panen dan pengolahan kakao berbasis jaminan

mutu untuk menghasilkan high quality fermented cocoa bean.

(b). Meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia kelompok tani

untuk menghasilkan kakao fermentasi bermutu tinggi sesuai SNI

melalui pendampingan.

(c). Memperkuat kelembagaan dan kemitraan usaha kelompok tani

melalui pendampingan

9. Pengembangan Mutu Bahan Olah Karet (Bokar) Bersih

Sasaran kegiatan ini adalah meningkatkan daya saing karet nasional di

pasar luar negeri, memperbaiki dan membangun kondisi mutu bokar dan

menghasilkan bokar bersih dan bermutu sesuai dengan persyaratan teknis

Page 19: 4. Pedoman Usulan Kegiatan TA. 2013

14

dan atau standar mutu yang berlaku serta pemenuhan akan kualitas,

kuantitas dan kontinuitas produk, dengan cara:

(a). Fasilitasi perbaikan/ pengembangan sarana penanganan pasca panen

karet berbasis jaminan mutu.

(b). Meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia kelompok tani

untuk menghasilkan bahan olah karet bermutu tinggi sesuai SNI

melalui pendampingan.

(c). Memperkuat kelembagaan dan kemitraan usaha kelompok tani

10. Pengembangan Pangan Organik

Sasaran kegiatan ini adalah untuk mendorong peningkatan pengembangan

produk pangan organik melalui:

(a). Penyusunan best practices (GAP, GHP, GMP, dll) sistem pangan

organik.

(b). Pendampingan penerapan sistem pangan organik dan pencatatannya

(recording) pada keseluruhan proses produksi.

(c). Insentif sertifikasi pangan organik bagi POKTAN/ GAPOKTAN.

(d). Fasilitasi sistem informasi dan public awareness.

(e). Fasilitasi sarana penunjang lainnya.

11. Pengembangan Usaha Pengeringan dan Pergudangan dan Kemitraan

Padi, Jagung.

Sasaran kegiatan ini adalah untuk meningkatkan mutu gabah/beras,

jagung, untuk memenuhi standar yang diminta pasar, dengan cara

(a). Memperbaiki/melengkapi peralatan pengering (dryer) dan sarana

pergudangan/penyimpanan, termasuk memperbaiki/membangun

sarana lumbung desa yang dikelola oleh masyarakat.

(b). Mengembangkan kemitraan dalam penyediaan dan pemasaran hasil.

(c). Pendampingan operasionalisasi dan perawatan peralatan dan sarana

yang diberikan.

(d). Pendampingan manajemen pergudangan.

12. Pengembangan Pengemasan Produk Pertanian

Page 20: 4. Pedoman Usulan Kegiatan TA. 2013

15

Sasaran kegiatan ini adalah untuk meningkatkan nilai tambah dan

pendapatan kelompok tani, dengan cara:

(a). Memfasilitasi sarana (peralatan dan bangunan) yang diperlukan untuk

mengembangkan pengemasan produk.

(b). Pendampingan untuk menumbuhkan dan memperkuat kelembagaan

dan kemitraan, operasionalisasi peralatan, penerapan sistem jaminan

mutu.

(c). Pendampingan dalam merancang kemasan yang berkualitas dan

memenuhi standar pasar sasaran.

(d). Menerapkan Supply-Chain Management untuk meningkatkan akses

pasar dan posisi tawar.

13. Pengembangan Usaha dan Kemitraan Pengeringan dan Pergudangan

Bawang Merah dan Biofarmaka.

Sasaran kegiatan ini adalah untuk meningkatkan mutu, nilai tambah, dan

daya saing komoditi bawang merah dan biofarmaka, dengan jalan:

(a). Meningkatkan kapasitas kelembagaan kelompok tani melalui

pendampingan penerapan teknologi tepat guna dan peningkatan

manajemen usaha pengeringan dan pergudangan, dan

pendampingan untuk mendapatkan akses pasar dan permodalan.

(b). Fasilitasi perbaikan/pengembangan sarana pengeringan dan

pergudangan.

14. Pengembangan Sub Terminal Agribisnis (STA).

Sasaran kegiatan ini adalah untuk meningkatkan akses pasar bagi petani,

memperpendek rantai pasar, dan meningkatkan posisi tawar petani

(sehingga meningkatkan pendapatannya), melalui:

(a). Revitalisasi dan pemanfaatan sarana pemasaran di lokasi produksi

(on-farm) yang digunakan dan dikelola langsung oleh kelompok tani

dalam menjual produknya.

(b). Fasilitasi sarana penanganan atau pengemasan serta pergudangan

untuk menghasilkan produk bermutu.

Page 21: 4. Pedoman Usulan Kegiatan TA. 2013

16

(c). Fasilitasi sarana sistem informasi pasar.

(d). Pendampingan jaminan mutu, sistem usaha dan pemasaran.

15. Pengembangan Sarana dan Pemasaran Sayuran dan dan Tanaman Hias

Sasaran kegiatan ini adalah untuk meningkatkan sarana yang baik dan

benar pada rantai pengemasan dan pengangkutan sebagai jaminan untuk

mendapatkan mutu yang diinginkan konsumen.

16. Revitalisasi/Pengembangan Pasar Ternak

Sasaran kegiatan ini adalah untuk meningkatkan akses pasar bagi peternak,

memperpendek rantai pasar, dan meningkatkan posisi tawar peternak

(sehingga meningkatkan pendapatannya), melalui:

(a). Revitalisasi sarana pemasaran yang digunakan dan dikelola langsung

oleh kelompok peternak dalam menjual produknya.

(b). Fasilitasi sarana pengujian kesehatan, penimbangan, dan

perkandangan sesuai sistem jaminan bermutu.

(c). Fasilitasi sarana sistem informasi pasar.

(d). Pendampingan sistem usaha dan pemasaran.

D. FOKUS KOMODITI KEGIATAN PPHP

Pada kegiatan tahun 2013, fokus komoditi kegiatan pengolahan dan

pemasaran hasil pertanian adalah:

1) Komoditi pangan utama yaitu beras, jagung, kedelai, gula, daging sapi.

2) Komoditi utama orientasi ekspor yaitu kakao, kopi, karet, sawit,

rempah dan teh.

3) Komoditi potensi pasar domestik dan ekspor yaitu buah tropika,

biofarmaka, tanaman hias tropika, beras specialty, kelapa, atsiri, mete,

daging ayam.

4) Komoditi substitusi impor yaitu susu, tepung dan jeruk.

Page 22: 4. Pedoman Usulan Kegiatan TA. 2013

17

E. KARAKTERISTIK KEGIATAN PUSAT DAN DAERAH

Pada tahun 2013 kegiatan yang akan dilaksanakan di tingkat Pusat,

Propinsi, dan Kabupaten / Kota mempunyai karateristik sebagai berikut:

Karakteristik Kegiatan Pusat:

1. Manajemen pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian

2. Penyusunan dan pelaksanaan kebijakan

3. Regulasi pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian

4. Koordinasi perencanaan, implementasi dan pelaporan

5. Pengawasan dan pengendalian pembangunan pertanian

6. Pembinaan dan pengawalan kegiatan di daerah, pelatihan, sosialisasi,

apresiasi, pendampingan, bimbingan, monitoring dan evaluasi.

7. Pelayanan teknis/ bisnis, promosi, dan public awareness.

8. Pengembangan sistem Informasi dan data base

9. Fasilitasi kegiatan Lembaga Mandiri yang Mengakar di Masyarakat

(LM3) dll.

Karakteristik Kegiatan Dana Dekonsentrasi di Provinsi:

1. Diutamakan untuk kegiatan non fisik.

2. Koordinasi perencanaan dan evaluasi (lintas Kabupaten/Kota)

3. Pengawalan, Pembinaan, Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan (Dana

Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan)

4. Supervisi, Pelatihan dan Sosialisasi Program

5. Fasilitasi promosi produk pertanian

6. Penyusunan Juklak kegiatan Dana Dekonsentrasi dan Tugas

Pembantuan

7. Pembinaan mutu hasil pertanian, Pelayanan Informasi Pasar (PIP),

Pembinaan Teknologi Pengolahan Hasil, Pembinaan kewirausahaan

dan kelembagaan usaha, Pembinaan LM3 dll.

8. Sekolah Lapang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (SL-

PPHP), dll.

Page 23: 4. Pedoman Usulan Kegiatan TA. 2013

18

Karakteristik Kegiatan Dana Tugas Pembantuan

Kegiatan Dana Tugas Pembantuan terdiri dari Tugas Pembantuan Provinsi

dan Dana Tugas Pembantuan Kabupaten/ Kota.

Kegiatan Dana Tugas Pembantuan :

1. Kegiatannya diutamakan untuk kegiatan fisik.

2. Pedampingan kepada Poktan/ Gapoktan.

3. Penguatan modal usaha kelompok.

4. Pengadaan sarana/ alat pengolahan dan pemasaran hasil.

5. Kegiatan operasional yang mencakup: koordinasi, perencanaan,

pedampingan, seleksi CP/CL, monitoring, evaluasi dan pelaporan.

Pola Kegiatan Dana Tugas Pembantuan :

1. Pola Umum:

Pola umum yang diberikan bagi tumbuhnya industri perdesaan

meliputi bantuan dalam bentuk alat dan mesin, modal usaha

kelompok dengan penguatan kelembagaan usaha yang dibutuhkan

dalam kegiatan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian.

2. Pola Khusus (Pola Insentif Two in One)

Insentif teknologi diberikan kepada plasma yang dikelola oleh

inti. Jenis teknologi yang diberikan sesuai dengan kebutuhan kedua

belah pihak, yakni yang dapat mendorong percepatan pengembangan

industri hilir di bidang pertanian. Untuk mengetahui kebutuhan

tersebut maka pihak plasma dan inti diharapkan dapat mengajukan

proposal dengan melampirkan nota kesepahaman yang

ditandatangani oleh kedua belah pihak. Hal ini perlu dilakukan

karena tugas Inti adalah menjadi penjamin (AVALIS) bagi Plasma.

Inti juga yang selanjutnya akan membeli produk plasma untuk

dipasarkan langsung atau diolah dan kemudian dipasarkan dengan

harga yang disepakati (berkeadilan). Sebagai pihak yang

berhubungan langsung dengan pasar, pihak inti yang akan

menetapkan kuantitas, kualitas dan kontinyuitas produk yang harus

dihasilkan plasma, serta membina plasma dalam sistem produksi.

Page 24: 4. Pedoman Usulan Kegiatan TA. 2013

19

Inti adalah industri pengolahan/ pasca panen/ eksportir (swasta,

BUMD, PT, BHMN, dan lain-lain), yang mempunyai tugas: (a)

Menjadi penjamin (AVALIS) bagi Plasma, (b) Membeli produk Plasma

untuk dipasarkan langsung atau diolah dan kemudian dipasarkan

dengan harga yang telah disepakati (berkeadilan), (c) Menetapkan

kuantitas, kualitas dan kontinyuitas produk yang harus dihasilkan

oleh Plasma, (d) Membina Plasma dalam sistem produksi.

Plasma adalah Kelompok Tani atau Gabungan Kelompok Tani

yang di utamakan sudah berbadan hukum dan bankable/ feasible untuk

mendapat pinjaman skim kredit. Plasma mempunyai tugas : (a)

Memasok produk kepada Inti sesuai dengan kuantitas, kualitas,

kontinyuitas dan harga yang telah disepakati, (b) Mengembangkan

kegiatan usaha (on-farm, pasca panen, pangolahan, perbaikan mutu)

untuk memasok produk ke Inti, (c) Melakukan kerjasama dengan

Plasma lain.

Pendukung adalah Pendukung adalah Perguruan Tinggi/

lembaga penelitian yang bertugas: (a)Membantu Ditjen PPHP dan

Dinas Daerah untuk memilih Inti-Plasma yang akan mendapat

insentif, (b) Membantu merancang Business Plan Inti-Plasma yang

terpilih, (c) Melakukan pendampingan manajemen, teknik produksi,

pemasaran, dan akses pendanaan, (d) Transfer teknologi (know how)

dari hasil R & D untuk mengembangkan usaha Inti-Plasma, (e)

Melaporkan kegiatan kepada Ditjen PPHP dan Dinas Daerah secara

berkala.

Page 25: 4. Pedoman Usulan Kegiatan TA. 2013

20

Gambar 2. 1. Strategi Implementasi Pola Insentif (2 in 1)

Gambar 2.2. Skim Insentif

Page 26: 4. Pedoman Usulan Kegiatan TA. 2013

21

Bab 3

KRITERIA PENULISAN PROPOSAL

A. JENIS DAN JUMLAH KEGIATAN

Jenis kegiatan yang boleh diusulkan adalah kegiatan tugas pembantuan

yang termasuk dalam jenis kegiatan prioritas Ditjen PPHP tahun 2013 (lihat Bab

2). Khusus untuk kegiatan Penumbuhan dan Pengembangan Usaha Pengolahan dan

Pemasaran Hasil Pertanian di LM3 akan ada Pedoman Pengajuan Proposal

tersendiri yang dikeluarkan oleh Ditjen PPHP.

Jumlah kegiatan PPHP yang boleh diajukan oleh setiap Dinas lingkup

pertanian Kabupaten/ Kota dalam satu tahun anggaran adalah 1 (satu) atau 2

(dua) kegiatan/komoditi yang dipandang sangat prioritas untuk segera

dilakukan. Ada beberapa alasan yang mendasari kebijakan ini, antara lain

adalah:

(1). Adanya keterbatasan sumberdaya anggaran yang dimiliki oleh Ditjen

PPHP yang harus memfasilitasi semua sub-sektor (pertanian tanaman

pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan);

(2). Agar anggaran yang terbatas bisa digunakan seoptimal mungkin untuk

menyelesaikan satu kegiatan hingga dapat beroperasi, sehingga secara

cepat bisa menghasilkan output dan outcome yang diinginkan;

(3). Usulan yang diajukan seyogyanya mengacu pada hasil pertemuan kick-off

meeting Perencanaan PPHP Tahun 2013 PAD TANGGAL 7 – 9 Desember

2011 di Bandung.

Page 27: 4. Pedoman Usulan Kegiatan TA. 2013

22

B. JENIS/RINCIAN BELANJA

Jenis belanja yang boleh diusulkan adalah biaya yang boleh digunakan

yang terkait secara logis dengan kegiatan yang diusulkan. Perlu diingat bahwa

masing-masing investasi bukan berdiri sendiri namun harus terkait secara logis

dengan kegiatan dan program pengembangan yang diusulkan.

Jenis belanja yang BOLEH DIUSULKAN antara lain adalah:

(1) Pengadaan peralatan/ bahan.

Komponen biaya ini diutamakan untuk perbaikan dan perawatan peralatan

pengolahan, atau pemasaran yang sudah ada sehingga dapat berfungsi

secara optimal. Pengadaan peralatan baru diperkenankan asalkan sesuai

dengan desain kegiatan yang diusulkan. Spesifikasi peralatan dan unit cost

(harga satuan) perlu diuraikan dalam proposal.

(2) Rehabilitasi/pembangunan gedung.

Komponen biaya ini digunakan untuk rehabilitasi/pembangunan gedung

yang dibutuhkan untuk kegiatan penanganan pengolahan atau pemasaran

hasil pertanian. Pengusulan komponen biaya ini: (1) Perlu dilengkapi

dengan gambar arsitek yang sesuai dengan standar yang disyaratkan

(mutu, kapasitas produksi); (2) Perlu dilengkapi dengan RAB (Rencana

Anggaran dan Biaya) sesuai dengan harga satuan yang berlaku. Termasuk

dalam komponen biaya ini adalah biaya untuk Jasa Konsultan.

(3) Pendampingan.

Komponen biaya ini digunakan untuk membayar tenaga pendamping yang

secara khusus dipilih dan ditugaskan untuk meningkatkan kapasitas

kelembagaan POKTAN/ GAPOKTAN. Jumlah tenaga pendamping adalah

1 (satu) orang berkualifikasi sarjana (S1) untuk setiap kegiatan. Tenaga

pendamping bertugas secara full time untuk meningkatkan kemampuan

teknis usaha, management usaha, dan akses pasar/kemitraan usaha dan

Page 28: 4. Pedoman Usulan Kegiatan TA. 2013

23

akses permodalan kepada anggota kelompok tani. Masa kerjanya adalah

10 bulan dalam satu tahun anggaran.

(4) Manajemen penyelenggaraan kegiatan.

Komponen biaya ini digunakan untuk mendukung suksesnya

penyelenggaraan kegiatan. Termasuk dalam hal ini adalah untuk: (a)

Honor pelaksana kegiatan: (b) Pengadaan ATK ; (c) Administrasi lelang

dan rapat koordinasi; (d) Belanja perjalanan lokal dalam rangka koordinasi,

monitoring dan evaluasi ; (e) Penyusunan, penggandaan dan pengiriman

laporan.

Komponen biaya yang TIDAK BOLEH DIUSULKAN antara lain

adalah:

a. Pengadaan tanah.

Biaya pengadaan tanah harus ditanggung oleh POKTAN/ GAPOKTAN

atau oleh Pemerintah Daerah setempat. Karena itu, pengembangan

kegiatan PPHP yang memerlukan pengadaan tanah memerlukan sinergi

antara pendanaan dari sumber daerah (pemerintah daerah atau masyarakat

tani) dengan pendanaan dari pusat (Ditjen PPHP).

b. Pengadaan kendaraan operasional Dinas.

Pengadaan kendaraan operasional dinas, baik roda 2 (dua) atau 4 (empat)

tidak boleh diusulkan. Pengadaan kendaraan yang boleh diusulkan adalah

kendaraan yang benar-benar sangat terkait dengan operasionalisasi

kegiatan yang diusulkan. Misalnya, dalam usulan pembangunan RPU

(rumah potong unggas), diusulkan komponen biaya untuk pengadaan

mobil box berpendingin untuk pengangkutan daging ayam higienis dari

RPU (rumah potong unggas) ke tempat pemasaran.

Page 29: 4. Pedoman Usulan Kegiatan TA. 2013

24

C. OUTLINE E-PROPOSAL

Outline e-proposal dan isi sebagai berikut:

BAGIAN INFORMASI UMUM

a. Lembar ini berisi informasi instansi pengusul (provinsi,

kabupaten/kota, kode satker, nama nomenklatur satker/nama

dinas)

BAGIAN ISI (DETAIL USULAN)

Dalam bagian ini disajikan informasi tentang:

a. Subsektor, Komoditi, Kegiatan, dan Sub Kegiatan

Bagian ini memuat informasi tentang usulan komoditi, sub

sektor (tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, atau

peternakan), kegiatan/sub kegiatan pengolahan dan

pemasaran yang di usulkan dinas terkait.

b. Tujuan

Penjelasan apa yang ingin dihasilkan dari usulan kegiatan ini

dan jelaskan manfaat yang diperoleh jika hasil yang

diharapkan ini tercapai

c. Permasalahan

• Permasalahan (dan faktor penyebabnya) yang akan di

selesaikan dari usulan kegiatan.

• Penjelasan tentang ketersediaan dan sumber bahan baku

bagi kegiatan pengolahan dan pemasaran

d. Cakupan Kegiatan

Menjelaskan kira-kira pekerjaan yang harus dilakukan secara

rinci dan menentukan perangkat keras dan perangkat lunak

yang terlibat dan sifat yang tepat dari pekerjaan yang harus

dilakukan. Sangat diharapkan bahwa ruang lingkup kegiatan

yang diusulkan adalah mulai dari kegiatan pasca

panen/pengolahan hingga pemasarannya.

e. Penerima Manfaat • Uraikan profil singkat kelompok/gabungan kelompok tani (nama, alamat lengkap, dan nama ketua kelompok) yang berpotensi menjadi pengguna

Page 30: 4. Pedoman Usulan Kegiatan TA. 2013

25

• Perkirakan potensi jumlah pengguna/penerima manfaat

langsung dari bantuan

• Jumlah tenaga kerja yang akan terlibat dalam rencana

kegiatan yang di usulkan

• Modal yang telah dimiliki calon penerima bantuan.

f. Strategi

Proses untuk membantu organisasi dalam mengidentifikasi

apa yang ingin di capai, dan bagaimana seharusnya mencapai

hasil yang bernilai.

g. Target

Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi

hasil (out put) dan sasaran (target) yang harus dicapai

h. Rencana Anggaran

Jelaskan dengan rinci besarnya dana yang dibutuhkan beserta

dengan penggunaannya secara wajar dengan ketentuan

sebagai berikut :

Tidak tersedia dana untuk pembelian tanah, gedung,

kendaraan roda empat dan dua, computer.

Kegiatan/ Sub-

Kegiatan/ Jenis

Belanja

Kebutuhan Anggaran Tahun 2013

(Rp.000)

APBN Pusat APBD

1.

2.

n.

Catatan: Tabel ini harus diikuti dengan Lampiran yang

menguraikan secara rinci setiap kegiatan/sub-kegiatan/jenis

belanja (lihat Lampiran 3 )

BAGIAN LAMPIRAN

Lampiran yang diperlukan adalah, antara lain:

(1). Lembar pengesahan, berisi: judul kegiatan, lokasi kegiatan,

nama/alamat/nomor telepon/e-mail instansi pelaksana,

jumlah biaya, tanggal dan tempat dibuatnya usulan, tanda

tangan pimpinan instansi pelaksana, serta tanda tangan atasan

pimpinan instansi pelaksana.

Page 31: 4. Pedoman Usulan Kegiatan TA. 2013

26

(2). Pernyataan dukungan oleh pemerintah daerah setempat.

(3). Hasil Feasibility Study (FS/ Pra-FS) sangat diharapkan sekali.

(4). Gambar spesifikasi bangunan (jika ada kegiatan pembangunan

gedung/bangunan) dan rincian anggarannya, serta pengesahan

dari PU

(5). Spesifikasi peralatan, volume dan rincian harganya.

(6). Data pendukung lain yang diperlukan.

Page 32: 4. Pedoman Usulan Kegiatan TA. 2013

27

Bab 4

ADMINISTRASI PROPOSAL

A. JADWAL

Sesuai dengan Jadwal Agenda Perencanaan RKP, RKA-KL, DIPA

APBN Tahun 2013 Kementerian Pertanian, maka jadwal pemrosesan

proposal adalah sebagai berikut:

(1). Desember 2011 – Februari 2012: Penyebarluasan dan sosialisasi

Panduan Pengajuan Proposal Kegiatan PPHP (e-proposal). Kegiatan

ini direncanakan akan dilakukan bersamaan dengan penyerahan POK

(Petunjuk Operasional Kegiatan) dan sosialisasi Pedoman Umum

kegiatan PPHP Tahun 2012, serta kegiatan yang dilaksanakan khusus

atau berkaitan dengan pertemuan lainnya baik atas inisiasi Ditjen.

PPHP maupun oleh Dinas lingkup Pertanian Provinsi.

(2). 10 April 2012: e-Proposal sudah harus diterima oleh Sekretariat

Ditjen PPHP. Proposal harus diajukan secara resmi oleh Kepala Dinas

Kabupaten/ Kota yang telah mendapat persetujuan dari Dinas lingkup

Pertanian Provinsi, melalui http://agribisnis.deptan.go.id/ (Web

Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian,

Kementerian Pertanian). Dokumen ini selanjutnya akan dievaluasi dan

dijadikan bahan pembahasan dalam MUSRENBANG tingkat Nasional

di BAPPENAS dan Kementerian Pertanian yang diagendakan akan

dilaksanakan pada minggu ke-2 bulan April 2012.

Page 33: 4. Pedoman Usulan Kegiatan TA. 2013

28

B. KRITERIA SELEKSI PROPOSAL

Setiap proposal yang diajukan akan diseleksi kelayakan pendanaannya

berdasarkan kriteria sebagai berikut:

(1). Keterpaduan Pusat-Daerah

Keterkaitan Pusat-Daerah akan dilihat dari:

(a). Keterpaduan kegiatan dan komoditas. Kegiatan yang diusulkan

harus benar-benar sesuai dengan prioritas kegiatan yang telah

ditetapkan oleh Ditjen PPHP (lihat Bab 3). Kegiatan yang

diusulkan juga harus sesuai dengan kebijakan pengembangan

komoditi unggulan yang ditetapkan oleh Daerah.

(b). Keterpaduan anggaran. Sangat diharapkan bahwa kegiatan yang

diusulkan akan didanai juga oleh daerah baik dari sumber APBD

maupun oleh masyarakat. Adanya keterpaduan ini sangat

diperlukan karena anggaran dari Ditjen PPHP (APBN) sangat

terbatas. Disamping itu, keterpaduan anggaran akan

mencerminkan komitmen yang tinggi dari daerah untuk

mensukseskan kegiatan yang diusulkan. Disamping dalam

bentuk anggaran rupiah murni, daerah juga dapat berkontribusi

dalam hal pengadaan tanah, bangunan, dll.

(2). Keterkaitan Hulu-Hilir

Keterkaitan hulu-hilir sangat diperlukan karena kegiatan pengolahan

harus didukung oleh pasokan bahan baku dalam jumlah yang cukup,

berkualitas, dan berkelanjutan, sehingga memenuhi skala ekonomi

usaha. Karena itu kegiatan PPHP yang diusulkan harus menyatu di

lokasi sentra produksi bahan bakunya(daerah cluster) baik komoditi

tanaman pangan, hortikultura, peternakan dan perkebunan.

Page 34: 4. Pedoman Usulan Kegiatan TA. 2013

29

(3). Keterkaitan Dengan Potensi dan Peluang Pasar serta Adanya

Kemitraan Usaha.

Produk yang dikembangkan harus mempunyai prospek dan potensi

pasar yang baik. Dalam proposal harus dijelaskan tentang pasar yang

akan dituju (lokal, nasional, regional, ekspor) serta besarnya peluang

yang ada. Sangat diharapkan bahwa ruang lingkup kegiatan yang

diusulkan adalah mulai dari kegiatan pasca panen/pengolahan hingga

pemasarannya.

(4). Kejelasan POKTAN/ GAPOKTAN Calon Penerima dan Kesiapan

Kelembagaannya.

Sesuai dengan kebijakan Kementrian Pertanian, bahwa penerima

bantuan adalah bukan individu petani, namun difokuskan pada hanya

POKTAN/GAPOKTAN. Karena itu, dalam proposal harus dijelaskan

tentang karakteristik POKTAN/GAPOKTAN yang akan menerima

bantuan (nama, lokasi/alamat, jenis usaha yang telah/sedang

dilakukan, dll.).

Disamping itu, dalam proposal juga harus dijelaskan kesiapan

POKTAN/GAPOKTAN dalam melaksanakan kegiatan yang diusulkan

serta upaya yang akan dilakukan untuk mengelola aset agar terjamin

keberlanjutannya.

(5). Kejelasan Desain dan Pengelolaan Kegiatan

Proposal yang baik akan menjelaskan secara rinci tentang bagaimana

setiap kegiatan akan diimplementasikan. Demikian juga masalah

pengelolaan dari setiap usulan kegiatan/sub-kegiatan/belanja yang

akan dilakukan.

Page 35: 4. Pedoman Usulan Kegiatan TA. 2013

30

(6). Kejelasan Indikator Keberhasilan (Output dan Outcome)

Proposal harus menjelaskan indikator keberhasilan dari setiap

kegiatan yang diusulkan, baik output dan outcomenya. Indikator

keberhasilan ini akan digunakan sebagai alat ukur/evaluasi

keberhasilan kegiatan. Indikator harus bisa dan mudah diukur, serta

bersifat kuantitatif.

(7). Prestasi Kinerja Tahun Sebelumnya

Sesuai dengan paradigma anggaran berbasis kinerja, maka prestasi

kinerja tahun sebelumnya akan menentukan diterima atau ditolaknya

usulan kegiatan dari suatu daerah. Untuk itu ketaatan azas dalam

pelaporan kegiatan dan pelaporan keuangan (SAI) tahun sebelumnya

(T-1) akan digunakan untuk menentukan reward and punishment.

(8). Kelengkapan Data Pendukung

Setiap proposal perlu dilengkapi dengan data pendukung yang

menjelaskan secara rinci tentang setiap sub-kegiatan/ jenis belanja

yang diusulkan.

a. Hasil Feasibility Study (FS/ Pra-FS) sangat diharapkan sekali.

b. Untuk bangunan, perlu dilengkapi dengan gambar bangunan dan

rancangan anggaran biayanya (RAB).

c. Untuk peralatan perlu dilengkapi dengan spesifikasi dan harga.

d. Untuk ATK, harus dirinci penggunaannya.

e. Untuk perjalanan dinas, harus dirinci tempat tujuannya.

f. Data-data lainnya.

Proposal yang telah diseleksi dengan kriteria seperti tersebut di atas

kemudian disinkronkan dengan usulan dari Eselon I terkait lingkup

Kementerian Pertanian, atau Instansi lain di luar Kementerian Pertanian,

Page 36: 4. Pedoman Usulan Kegiatan TA. 2013

31

serta disesuaikan dengan kebijakan Menteri Pertanian dan DPR. Secara

umum mekanisme penentuan usulan kegiatan pembangunan PPHP tahun

2013 berbasis web dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3: Mekanisme penentuan usulan kegiatan pembangunan PPHP tahun 2013

Page 37: 4. Pedoman Usulan Kegiatan TA. 2013

32

Bab 5.

MANUAL PENGISIAN E-PROPOSAL

A. Kebutuhan Sistem

Untuk mengisi formulir proposal secara elektronik (e-proposal) dibutuhkan

sistem sebagai berikut : koneksi ke internet, perangkat lunak (software)

browser (internet explorer 7+, mozila firefox 2+, Opera 9+, dan Safari 2+) .

Pengguna disarankan untuk menggunakan software yang telah diberikan

dalam paket CD atau mendownload dari website Ditjen. PPHP. seperti pada

Gambar 5.1. di bawah ini setelah di klik icon eproposal :

Gambar 5. 1. Tampilan awal e-proposal

Page 38: 4. Pedoman Usulan Kegiatan TA. 2013

33

B. Cara memperoleh File Formulir Pengisian Proposal Secara Elektronik

1. Sebelum pengisian e-proposal, petugas dari Kab/Kota diwajibkan untuk

registrasi profil Dinas (KAB/KOTA dan PROVINSI) untuk mendapatkan

username dan password yang digunakan untuk mengirim dan memonitor

status proposal yang telah dikirim ke database melalui aplikasi berbasis

web. Informasi yang dikirim pada halaman registrasi harus informasi yang

sebenarnya dan dapat dipertanggungjawabkan seperti tampilan pada

gambar 5.2 berikut:

Gambar 5.2. Tampilan form untuk registrasi

2. Setelah registrasi di admin e-proposal, Bagi Dinas Kab/Kota/Provinsi yang

telah memiliki user ID yang telah disetujui oleh Pusat, dapat mengirim dan

memonitor status proposal setelah Login terlebih dahulu.

Page 39: 4. Pedoman Usulan Kegiatan TA. 2013

34

Gambar 5.3. Login untuk memasukan username dan password

Gambar 5.4. Admin Control Panel (Petugas Kab/Kota, Propinsi danPusat) untuk

melihat perkembangan proposal

Page 40: 4. Pedoman Usulan Kegiatan TA. 2013

35

Gambar 5.5. Tampilan status proposal yang masuk

3. Selanjutnya, file formulir pengisian proposal secara elektronik akan

dibagikan dalam CD kepada peserta sosialisasi Pengisian e-Proposal. File

tersebut juga dapat diunduh dari situs resmi Ditjen Pengolahan dan

Pemasaran Hasil Pertanian, dengan alamat http://agribisnis.deptan.go.id,

dengan tampilan seperti Gambar 5. 6.

Gambar 5.6. Tampilan website Ditjen. PPHP http://agribisnis.deptan.go.id

Page 41: 4. Pedoman Usulan Kegiatan TA. 2013

36

4. Pada halaman tersebut pengguna dapat mengunduh file formulir pengisian

proposal secara elektronik. Klik menu ‘Download file Formulir Proposal

Tugas Pembantuan ‘ .

5. Tampilan formulir pengisian proposal secara elektronik yang telah diunduh

seperti pada gambar 5.7. berikut ini :

Gambar 5.7. Tampilan e-form proposal

Formulir ini dapat diisi secara offline (tidak terkoneksi dengan internet) dan

disimpan. Keterangan tentang cara penyimpanan dan pengiriman file akan

dijelaskan lebih lanjut.

C. Cara Pengisian Formulir e-Proposal

1. Awal pengisian proposal adalah melengkapi bagian Pendahuluan, yaitu

berisi tentang kegiatan, subkegiatan, lokasi, kode satker dan nama satker.

Lengkapi masing-masing pop up menu tersebut. Pada menu Kegiatan,

Page 42: 4. Pedoman Usulan Kegiatan TA. 2013

37

klik tombol scroll down, maka akan tersedia pilihan kegiatan, maka klik

kegiatan yang dipilih.

Selanjutnya lengkapi menu Sub Kegiatan. Pada tombol pop up menu Sub

kegiatan, secara otomatis sistem hanya akan menampilkan kelompok sub

kegiatan yang bersesuaian dengan Kegiatan yang telah dipilih (Gambar

5.8.).

Gambar 5.8. Tampilan Pop Up Menu Sub Kegiatan dari Kegiatan yang

Dipilih

Begitu pula dengan Menu Kabupaten/Kota, setelah memilih menu

Provinsi, maka sistem hanya akan menampilkan kelompok

kabupaten/kota dari provinsi yang telah dipilih.

Khusus untuk Kode Satker dan Nama Satker, dapat diketik langsung.

Page 43: 4. Pedoman Usulan Kegiatan TA. 2013

38

2. Setelah bagian pendahuluan selesai diisi, pengisian selanjutnya adalah

pengisian data pada kotak-kotak dengan cara mengetik langsung pada kotak

yang telah disediakan atau dapat menggunakan fasilitas seperti pada word.

Pada setiap kotak telah disediakan fasilitas tool tip, yakni penjelasan

mengenai data yang harus diisi. Penjelasan akan muncul bila kursor

diletakkan pada kotak tersebut dan akan hilang setelah pengguna menekan

tombol mouse sebelah kiri

Khusus untuk LAMPIRAN (data pendukung) yang berisi file gambar atau

hasil scan, cara memasukkan gambar dengan mengklik select a file , sehingga

akan tampil jendela browsing untuk mencari file gambar tersebut.

Disarankan file gambar dalam format .jpeg atau .gif dengan resolusi yang

tidak terlalu tinggi, agar tidak memberatkan file saat akan dikirim (max

width 500 kb).

Gambar 5.9. Memasukkan gambar ke dalam kotak melalui jendela

browsing

Page 44: 4. Pedoman Usulan Kegiatan TA. 2013

39

D. Cara Penyimpanan dan Pengiriman Formulir e-Proposal

Formulir e-proposal yang telah diisi, dapat di simpan di lokal dan dapat di

kirim ke server. Untuk menyimpan file, klik tombol Simpan Proposal di Lokal.

Untuk pengiriman e-proposal dapat di klik tombol Kirim Proposal ke Server

(Gambar 5.10).

Gambar 5.10. Cara menyimpan dan pengiriman e-form yang telah diisi

File dapat dibuka kembali, diedit dan diprint untuk dilakukan pengkoreksian

dan penyempurnaan isinya. Termasuk perlu dicek untuk kotak-kotak yang

harus diisikan atau tidak boleh dikosongkan. Jika kotak tersebut

dikosongkan, maka sistem akan memberi peringatan bahwa kotak tersebut

harus diisikan terlebih dahulu (Gambar 5.10).

Page 45: 4. Pedoman Usulan Kegiatan TA. 2013

40

Jika formulir proposal telah diisi dengan sempurna, dikoreksi dan telah

disetujui oleh pihak yang mengesahkan, barulah file dapat dikirimkan secara

online ke server pusat. Karena file dikirim secara online, maka pastikan

bahwa komputer pengguna telah terkoneksi dengan internet.

Page 46: 4. Pedoman Usulan Kegiatan TA. 2013

41

Bab 6

PENUTUP

Pedoman Pengajuan proposal kegiatan Pengolahan dan Pemasaran

Hasil Pertanian ini masih bersifat umum dan belum sempurna, sehingga

perlu dilengkapi dan dijabarkan lebih lanjut ke dalam kegiatan-kegiatan

operasional berdasarkan anggaran kinerja sesuai dengan potensi dan

karakteristik di daerah. Diharapkan dengan buku pedoman ini daerah

dapat menentukan kegiatan pengembangan pengolahan dan pemasaran

hasil pertanian yang benar-benar sesuai kebutuhan dan prioritas daerah.

Pengajuan usulan kegiatan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian

berbasis web adalah untuk mewujudkan keterpaduan, keserasian dan

keseragaman dalam hal pengelolaan data dan informasi melalui

peningkatan kemampuan petugas dengan meningkatkan pendayagunaan

sarana, efisiensi biaya, waktu, ruang, tenaga dan produktivitas. Menuju

kantor dengan informasi yang digitalisasi dan minim kertas, Paperless Office.

Pembangunan dibidang pengolahan dan pemasaran hasil pertanian

melibatkan aspek yang sangat luas dan terkait dengan kewenangan instansi

lain di dalam dan di luar lingkup Kementrian Pertanian, maka kerjasama

yang harmonis secara lintas instansi sangat dibutuhkan. Dukungan para

pelaku usaha agribisnis, pemerintah daerah dan masyarakat luas yang

merupakan komponen utama didalam sistem agribisnis nasional juga sangat

dibutuhkan. Melalui kerjasama yang efektif dan bersifat saling mendukung

diharapkan program-program yang telah dirumuskan dapat direalisasikan

dan mencapai tujuan serta sasaran yang diinginkan.

Dokumen ini dapat dilihat dan diunduh (download) di website Ditjen

PPHP: http://agribisnis.deptan.go.id

Page 47: 4. Pedoman Usulan Kegiatan TA. 2013

42

LAMPIRAN

Page 48: 4. Pedoman Usulan Kegiatan TA. 2013

43

Lampiran 1 : Alur Proses (Flow Cart) Diagram Pengajuan

Proposal Usulan Kegiatan PPHP TA. 2013

Page 49: 4. Pedoman Usulan Kegiatan TA. 2013

44

Lampiran 2 : Contoh Lembar Pengesahan

Judul Usulan Kegiatan

Jumlah Usulan Anggaran

(Dana Dekonsentrasi /

Tugas Pembantuan)

Rp.

Contact Person Yang

Ditunjuk

N a m a

Jabatan

Alamat

Telepon

Fax

e-mail

HP

Mengetahui, < Tempat, tanggal…………..>

Bupati/ Wali Kota Disampaikan oleh,

<kepalaDinas >

(.....................................) (...……….....……………)

*) Ket: Lampiran Lembar Pengesahan dapat di Fax ke 021-78837929 atau e-mail ke:

[email protected]

Page 50: 4. Pedoman Usulan Kegiatan TA. 2013

45

Lampiran 3 : Bagan Penyusunan Rencana, Program dan Anggaran

Berbasis Kinerja Pembangunan Pertanian

RANCANGAN

PROGRAM

KEMENTRIAN

RANCANGAN KEGIATAN

PEMBANGUNAN PERTANIAN

RANCANGAN KEGIATAN

PROPINSI

RANCANGAN KEGIATAN

KABUPATEN / KOTA

IDENTIFIKASI

SUMBERADAYA

PRIORITAS

KEBIJAKAN

NASIONAL

ANALISIS PELUANG /

MANFAAT

MUSRENBANGTAN TINGKAT KABUPATEN / KOTA

MUSRENBANGTAN TINGKAT PROPINSI

MUSRENBANGTAN NASIONAL

KEBIJAKAN

KEMENTRIAN TERKAIT

Page 51: 4. Pedoman Usulan Kegiatan TA. 2013

46

Lampiran 4: Contoh Rincian Usulan Kegiatan (RKA-KL)

Satker : Dinas . ……….. . .

Kegiatan :

MAK

Jenis Belanja/ Rincian Belanja

Volume

Harga Satuan

(Rp)

Jumlah

(Rp)

521211

Belanja Bahan

Atk dan Komputer supplies

1 thn

5.000.000

5.000.000

521213 Honor yang terkait dengan output

kegiatan

Honor …………..

10 OB 400.000 4.000.000

521219 Belanja Barang Non Operasional

Lainnya

Rapat koordinasi, . . . .

524119 Belanja Perjalanan Lainnya (DN)

Dalam rangka identifikasi, pembinaan, . . .

532111 Belanja Modal Peralatan dan Mesin

Pengadaan alat . . . . .

533111 Belanja Modal Gedung dan

Bangunan

Pembangunan / rehab . . . . .

573119 Belanja Lembaga Sosial Lainnya

Penguatan Modal Usaha Kelompok

TOTAL

Page 52: 4. Pedoman Usulan Kegiatan TA. 2013

47

Bagian Perencanaan – Sekretariat Ditjen

Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian

Kementerian Pertanian

Telp/Fax. 021 – 78837929

Email: [email protected]

http://agribisnis.deptan.go.id