4. hasil dan pembahasan 4.1. 4.1.1. - uksw · 2021. 2. 24. · ringin agung, ngudi lestari, maju...

15
19 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum 4.1.1. PUAP di Lokasi Penelitian Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) merupakan program Kementrian Pertanian yang dilaksanakan di bawah koordinasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM-M) yang berupa bantuan dana yang dihibahkan kepada gapoktan. Di lokasi penelitian yang menerima bantuan dana PUAP yaitu gapoktan Prima Agung yang berada di Kelurahan Kauman Kidul, Kecamatan Sidorejo, Salatiga Jawa Tengah. Dana PUAP diterima gapoktan Prima Agung pada Oktober 2008. Dana PUAP hanya diberikan sekali sebesar Rp100.000.000,00, kemudian gapoktan yang mengelola. Dana PUAP yang diterima gapoktan disalurkan untuk kegiatan kelompok tani yang berada di gapoktan Prima Agung antara lain kelompok tani Ringin Agung, Ngudi Lestari, Maju Makmur, Sumber Rejeki, dan Ngudi Raharjo. Dana PUAP yang digunakan gapoktan yaitu pertama untuk penyedia saprodi seperti pupuk dan yang kedua untuk dipinjamkan ke anggota kelompok tani. Dana PUAP yang dipinjamkan ke anggota kelompok tani, dengan syarat pinjaman yang sebelumnya harus sudah lunas, namun tidak semua anggota kelompok tani yang dapat meminjam, hal ini dikarenakan terbatasnya dana PUAP yang ada di gapoktan. Dana PUAP yang dipinjamkan maksimal sebesar Rp500.000,00 dan pengembalian dilakukan saat petani panen dengan bunga 4% (Rp20.000,00). 4.1.2. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Dukuh Legok yang terletak di Kelurahan Kauman Kidul, Kecamatan Sidorejo, Salatiga Jawa Tengah, yang berbatasan dengan wilayah sebagai berikut: Batas sebelah Timur : Kelurahan Kutowinangun Batas sebelah Barat : Kelurahan Bugel Batas sebelah Utara : Desa Pabelan Batas sebelah Selatan : Kelurahan Salatiga

Upload: others

Post on 16-May-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1. - UKSW · 2021. 2. 24. · Ringin Agung, Ngudi Lestari, Maju Makmur, Sumber Rejeki, dan Ngudi Raharjo. Dana PUAP yang digunakan gapoktan yaitu

19

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum

4.1.1. PUAP di Lokasi Penelitian

Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) merupakan program

Kementrian Pertanian yang dilaksanakan di bawah koordinasi Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM-M) yang berupa bantuan dana yang

dihibahkan kepada gapoktan. Di lokasi penelitian yang menerima bantuan dana

PUAP yaitu gapoktan Prima Agung yang berada di Kelurahan Kauman Kidul,

Kecamatan Sidorejo, Salatiga Jawa Tengah.

Dana PUAP diterima gapoktan Prima Agung pada Oktober 2008. Dana

PUAP hanya diberikan sekali sebesar Rp100.000.000,00, kemudian gapoktan

yang mengelola. Dana PUAP yang diterima gapoktan disalurkan untuk kegiatan

kelompok tani yang berada di gapoktan Prima Agung antara lain kelompok tani

Ringin Agung, Ngudi Lestari, Maju Makmur, Sumber Rejeki, dan Ngudi Raharjo.

Dana PUAP yang digunakan gapoktan yaitu pertama untuk penyedia

saprodi seperti pupuk dan yang kedua untuk dipinjamkan ke anggota kelompok

tani. Dana PUAP yang dipinjamkan ke anggota kelompok tani, dengan syarat

pinjaman yang sebelumnya harus sudah lunas, namun tidak semua anggota

kelompok tani yang dapat meminjam, hal ini dikarenakan terbatasnya dana PUAP

yang ada di gapoktan. Dana PUAP yang dipinjamkan maksimal sebesar

Rp500.000,00 dan pengembalian dilakukan saat petani panen dengan bunga 4%

(Rp20.000,00).

4.1.2. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Dukuh Legok yang terletak di Kelurahan Kauman

Kidul, Kecamatan Sidorejo, Salatiga Jawa Tengah, yang berbatasan dengan

wilayah sebagai berikut:

Batas sebelah Timur : Kelurahan Kutowinangun

Batas sebelah Barat : Kelurahan Bugel

Batas sebelah Utara : Desa Pabelan

Batas sebelah Selatan : Kelurahan Salatiga

Page 2: 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1. - UKSW · 2021. 2. 24. · Ringin Agung, Ngudi Lestari, Maju Makmur, Sumber Rejeki, dan Ngudi Raharjo. Dana PUAP yang digunakan gapoktan yaitu

20

4.1.3. Keadaan Pertanian Dukuh Legok

Dilihat cara budidaya yang dilakukan di Dukuh Legok, pertanian di Dukuh

Legok sudah maju, ini kelihatan dari cara budidaya petani di Dukuh Legok,

membajak sawah sudah dengan mesin, dan pemanenan sudah menggunakan

mesin, namun pada saat penanaman padi petani di Dukuh Legok masih

menggunakan tenaga manual atau tenaga kerja orang

Di Dukuh Legok fokus pada tanaman pangan yaitu padi, namun ada juga

petani yang membudidayakan komoditi lain seperti cabai dan tomat.

4.2. Karakteristik Responden

Responden penelitian ini terdiri dari 33 petani program PUAP dan 34 petani

non-PUAP. Karakteristik petani meliputi usia, pendidikan, jumlah anggota

keluarga, status kepemilikan lahan, pendapatan, harga benih, harga pupuk, harga

pestisida, upah tenaga kerja dan luas lahan.

4.2.1. Usia

Petani program PUAP dan non-PUAP memiliki usia yang berbeda-beda

dalam mengelola usahataninya, untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Distribusi Petani Program PUAP dan Non-PUAP Berdasarkan Usia

No. Usia (tahun) PUAP Non-PUAP

Orang % Orang %

1. 33-41 7 21,21 1 2,94

2. 42-49 7 21,21 12 35,29

3. 50-57 11 33,34 15 44,12

4. 58-65 4 12,12 5 14,71

5. 66-73 3 9,09 0 0,00

6. > 73 1 3,03 1 2,94

Jumlah 33 100,00 34 100,00

Rata-rata Usia 51 tahun 52 tahun

Sumber: Analisis Data Primer 2016

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat usia dengan jumlah petani tertinggi

yaitu 11 orang (33,33%) petani program PUAP dan 15 orang (44,12%) petani

non-PUAP pada kelas usia 50-57 tahun, dengan rata-rata usia petani program

PUAP yaitu 51 tahun dan non-PUAP yaitu 52 tahun, sehingga dapat dikatakan 62

petani (92,54%) yang terdiri dari petani program PUAP dan non-PUAP di Dukuh

Legok memiliki usia produktif. Berdasarkan Tabel 4.1 masih ada petani yang

Page 3: 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1. - UKSW · 2021. 2. 24. · Ringin Agung, Ngudi Lestari, Maju Makmur, Sumber Rejeki, dan Ngudi Raharjo. Dana PUAP yang digunakan gapoktan yaitu

21

berusia >73 tahun namun masih berusahatani, hal ini karena untuk memenuhi

kebutuhan hidup rumah tangga dan tidak ada pekerjaan lain selain berusahatani.

4.2.2. Pendidikan

Tabel 4.2 menunjukkan petani program PUAP dan non-PUAP menurut

tingkat pendidikan.

Tabel 4.2 Distribusi Petani Program PUAP dan Non-PUAP Berdasarkan

Pendidikan

No. Pendidikan PUAP Non-PUAP

Orang % Orang %

1. SD 17 51,52 26 76,47

2. SMP 4 12,12 1 2,94

3. SMA 12 36,36 6 17,65

4. Perguruan Tinggi 0 0,00 1 2,94

Jumlah 33 100,00 34 100,00

Sumber: Analisis Data Primer 2016

Berdasarkan Tabel 4.2 bahwa mayoritas petani di Dukuh Legok adalah

tamat SD yaitu 43 petani (64,18%) terdiri dari petani program PUAP 17 orang

(51,52%) dan petani non-PUAP 26 orang (76,47%). Hal ini karena, walapun

petani dengan persentase terbesar pada usia produktif, namum mereka (petani)

sudah tua, pada jaman mereka (petani) pendidikan masih rendah, dan belum

mementingkan pentingnya pendidikan. Pada Tabel 4.2 terdapat 1 petani

pendidikannya perguruan tinggi tetapi berusaha tani, hal ini karena petani tersebut

menganggap tani sebagai olahraga disamping itu petani tersebut sudah pensiun,

sehingga tidak ada kegiatan lain selain berusahatani.

4.2.3. Jumlah Anggota Keluarga

Jumlah anggota keluarga terdiri dari istri/suami, dan anak yang hidup dalam

satu atap dengan petani program PUAP dan non-PUAP, dapat dilihat pada Tabel

4.3.

Berdasarkan Tabel 4.3 bahwa jumlah anggota keluarga petani di Dukuh

Legok berada pada kelas 3-4 orang yang berjumlah 40 petani (59,70%) terdiri dari

petani program PUAP 20 orang (60,61%) dan petani non-PUAP 20 orang

(58,83%), dengan rata-rata jumlah anggota keluarga yang menjadi tanggungan

petani PUAP dan non-PUAP adalah 4 orang, dengan melihat kondisi ini maka

Page 4: 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1. - UKSW · 2021. 2. 24. · Ringin Agung, Ngudi Lestari, Maju Makmur, Sumber Rejeki, dan Ngudi Raharjo. Dana PUAP yang digunakan gapoktan yaitu

22

tanggungan petani di Dukuh Legok tidak begitu besar. Namun, masih ada petani

yang memiliki tanggungan jumlah anggota keluarga 5 orang yang memungkinkan

bahwa beban petani tersebut tinggi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Tabel 4.3 Distribusi Petani Program PUAP dan Non-PUAP Berdasarkan Jumlah

Anggota Keluarga

No. Jumlah Anggota Keluarga (Orang) PUAP Non-PUAP

Orang % Orang %

1. 2 5 15,15 3 8,82

2. 3-4 20 60,61 20 58,83

3. 5 8 24,24 11 32,35

Jumlah 33 100,00 34 100,00

Rata-rata Jumlah Anggota Keluarga 4 orang 4 orang

Sumber: Analisis Data Primer 2016

4.2.4. Status Kepemilikan Lahan

Gambaran status kepemilikan lahan petani program PUAP dan non-PUAP

ditampilkan pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4 Distribusi Petani Program PUAP dan Non-PUAP Berdasarkan Status

Kepemilikan Lahan

No. Status Kepemilikan Lahan PUAP Non-PUAP

Orang % Orang %

1. Milik Sendiri 1 3,03 1 2,94

2. Milik Sendiri dan Sewa 4 12,12 4 11,77

3. Sewa 28 84,85 29 85,29

Jumlah 33 100,00 34 100,00

Rata-rata Status Kepemilikan Lahan Sewa Sewa

Sumber: Analisis Data Primer 2016

Berdasakan Tabel 4.4 mayoritas status kepemilikan lahan usahatani padi di

Dukuh Legok adalah sewa sebesar 85,07% terdiri dari petani program PUAP 28

orang (84,85%) dan non-PUAP petani 29 orang (85,29%). Banyaknya petani

yang memiliki lahan berstatus sewa ini dikarenakan di Desa kauaman Kidul

terdapat tanah milik di Desa (bengkok) yang mana pengelolaannya diserahkan

pada Desa, sehingga Desa Kauman Kidul menyewakan tanah bengkok tersebut

kepada petani.

4.2.5. Pendapatan

Gambaran pendapatan petani program PUAP dan non-PUAP ditampilkan

pada Tabel 4.5.

Page 5: 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1. - UKSW · 2021. 2. 24. · Ringin Agung, Ngudi Lestari, Maju Makmur, Sumber Rejeki, dan Ngudi Raharjo. Dana PUAP yang digunakan gapoktan yaitu

23

Berdasarkan Tabel 4.5 bahwa sebagian besar pendapatan petani di Dukuh

Legok berada pada kelas Rp735.000,00-Rp2.369.568,00 per luas lahan usahatani

yaitu 17 orang (51,52%) petani program PUAP dan non-PUAP berada pada kelas

Rp2.369.569,00-Rp4.004.137,00 per luas lahan usahatani yaitu 17 orang

(50,00%), sedangkan jumlah petani terendah dengan pendapatan tertinggi pada

petani program PUAP yaitu 2 orang (6,06%) berada pada kelas >Rp8.907.844,00.

Rata-rata pendapatan persatuan luas lahan usahatani untuk satu kali musim tanam

petani program PUAP Rp3.004.545,00 sedangkan untuk petani non-PUAP

Rp3.464.059,00.

Tabel 4.5 Distribusi Petani Program PUAP dan Non-PUAP Berdasarkan

Pendapatan

No. Pendapatan (Rp/per luas lahan) PUAP Non-PUAP

Orang % Orang %

1. 735.000,00-2.369.568,00 17 51,52 9 26,47

2. 2.369.569,00-4.004.137,00 11 33,33 17 50,00

3. 4.004.138,00-5.638.706,00 1 3,03 5 14,71

4. 5.638.707,00-7.273.275,00 2 6,06 2 5,88

5. 7.273.276,00-8.907.844,00 0 0,00 0 0,00

6. >8.907.844,00 2 6,06 1 2,94

Jumlah 33 100,00 34 100,00

Rata-rata Pendapatan (Rp/per luas lahan) 3.464.059,00 3.004.545,00

Sumber: Analisis Data Primer 2016

4.2.6. Harga Benih

Varietas padi yang digunakan petani program PUAP dan non-PUAP relatif

sama yaitu IR64, C4, Nikongga, Situ Bagendit dan Pandan Wangi. Varietas yang

tidak digunakan petani non-PUAP namun digunakan petani program PUAP yaitu

Rojo lele dan Songgo Langit, sedangkan varietas yang tidak digunakan petani

program PUAP namun digunakan petani non-PUAP yaitu Ciherang, Marsela dan

Umbul-umbul. Umumnya petani program PUAP dan non-PUAP menggunakan

varietas IR64 dengan harga berkisar Rp5.000,00-Rp12.000,00 per kg.

Harga benih yang digunakan petani program PUAP dan non-PUAP

ditampilkan pada Tabel 4.6.

Berdasarkan Tabel 4.6 bahwa harga benih yang digunakan petani di Dukuh

Legok berada pada kelas Rp7.903,00-9.203,00 per kg yaitu 27 petani (40,30%)

terdiri dari petani program PUAP 13 orang (39,40%) dan petani non-PUAP 14

Page 6: 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1. - UKSW · 2021. 2. 24. · Ringin Agung, Ngudi Lestari, Maju Makmur, Sumber Rejeki, dan Ngudi Raharjo. Dana PUAP yang digunakan gapoktan yaitu

24

orang (41,18%), sedangkan rata-rata harga benih yang digunakan petani program

PUAP yaitu Rp7.248,00 per kg dan non-PUAP Rp7.897,00 per kg.

Tabel 4.6 Distribusi Petani Program PUAP dan Non-PUAP Berdasarkan Harga

Benih

No. Harga Benih (Rp/kg) PUAP Non-PUAP

Orang % Orang %

1. 4.000,00-5.300,00 6 18,18 2 5,88

2. 5.301,00-6.601,00 6 18,18 11 32,35

3. 6.602,00-7.902,00 6 18,18 0 0,00

4. 7.903,00-9.203,00 13 39,40 14 41,18

5. 9.204,00-10.504,00 1 3,03 4 11,77

6. >10.504,00 1 3,03 3 8,82

Jumlah 33 100,00 34 100,00

Rata-rata Harga Benih (Rp/kg) 7.248,00 7.897,00

Sumber: Analisis Data Primer 2016

4.2.7. Harga Pupuk

Pupuk yang digunakan petani program PUAP dan non-PUAP relatif sama

yaitu pupuk kandang, Urea, Phonska, dan SP-36. Pupuk yang tidak digunakan

petani non-PUAP namun digunakan petani program PUAP yaitu Gandasil.

Umumnya petani program PUAP dan non-PUAP menggunakan pupuk Urea dan

Phonska, dengan harga Urea berkisar Rp1.900,00-Rp2.200 per kg dan Phonska

berkisar Rp2.100,00-Rp3.000,00 per kg, pupuk yang digunakan petani yaitu

pupuk subsidi, oleh karena itu harga tersebut tergolong murah.

Harga pupuk yang digunakan petani program PUAP dan non-PUAP

ditampilkan pada Tabel 4.7.

Berdasarkan Tabel 4.7 harga pupuk yang digunakan petani di Dukuh Legok

berada pada kelas Rp1.863,00-2.383,00 per kg dengan jumlah petani 56 orang

(83,58%) terdiri dari petani program PUAP 28 orang (84,85%) dan petani non-

PUAP 28 orang (82,35%). Namun terdapat 1 petani non-PUAP yang

menggunakan harga pupuk >Rp2.904,00 per kg, hal ini karena petani tersebut

menggunakan pupuk kandang yang harganya lebih mahal dari pupuk Urea dan

Phonska yaitu Rp6.000,00 per kg, jika dirata-rata harga pupuk Urea, Phonska dan

pupuk kandang yang digunakan petani tersebut >Rp2.904,00 per kg. Pupuk

kadang yang dibeli petani tersebut di dapat di Toko Pertanian, sehingga harga

yang belinya pun lebih mahal, disamping itu pupuk kandang tersebut sudah diolah

Page 7: 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1. - UKSW · 2021. 2. 24. · Ringin Agung, Ngudi Lestari, Maju Makmur, Sumber Rejeki, dan Ngudi Raharjo. Dana PUAP yang digunakan gapoktan yaitu

25

dan siap digunakan oleh petani. Rata-rata harga pupuk yang digunakan petani

program PUAP yaitu Rp2.087,00 per kg dan petani non-PUAP Rp2.091,00 per

kg.

Tabel 4.7 Distribusi Petani Program PUAP dan Non-PUAP Berdasarkan Harga

Pupuk

No. Harga Pupuk (Rp/kg) PUAP Non-PUAP

Orang % Orang %

1. 300,00-820,00 0 0,00 1 2,94

2. 821,00-1.341,00 1 3,03 2 5,89

3. 1.342,00-1.862,00 4 12,12 1 2,94

4. 1.863,00-2.383,00 28 84,85 28 82,35

5. 2.384,00-2.904,00 0 0,00 1 2,94

6. >2.904,00 0 0,00 1 2,94

Jumlah 33 100,00 34 100,00

Rata-rata Harga Pupuk (Rp/kg) 2.087,00 2.091,00

Sumber: Analisis Data Primer 2016

4.2.8. Harga Pestisida

Harga pestisida yang digunakan petani program PUAP dan non-PUAP

ditampilkan pada Tabel 4.8.

Tabel 4.8 Distribusi Petani Program PUAP dan Non-PUAP Berdasarkan Harga

Pestisida

No. Harga Pestisida (Rp/ml) PUAP Non-PUAP

Orang % Orang %

1. < 17,00 3 9,09 7 20,59

2. 17,00-85,00 2 6,06 2 5,88

3. 86,00-154,00 15 45,46 15 44,12

4. 155,00-223,00 6 18,18 5 14,71

5. 224,00-292,00 2 6,06 2 5,88

6. >292,00 5 15,15 3 8,82

Jumlah 33 100,00 34 100,00

Rata-rata Harga Pestisida (Rp/ml) 155,00 129,00

Sumber: Analisis Data Primer 2016

Pestisida yang digunakan petani program PUAP dan non-PUAP relatif sama

yaitu DMA, Ally Plus, Landep, Marshal, dan Matador. Pestisida yang tidak

digunankan petani non-PUAP namun digunakan petani program PUAP yaitu

Aplot, Timek dan Furadan, sedangkan pestisida yang tidak digunakan petani

program PUAP namun digunakan petani non-PUAP yaitu Danke, Nararel, Round

Page 8: 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1. - UKSW · 2021. 2. 24. · Ringin Agung, Ngudi Lestari, Maju Makmur, Sumber Rejeki, dan Ngudi Raharjo. Dana PUAP yang digunakan gapoktan yaitu

26

up, dan Rumba. Umumnya petani program PUAP dan non-PUAP menggunakan

DMA dengan harga Rp20.000,00-Rp35.000,00 per botol (200 ml).

Berdasarkan pada Tabel 4.8 bahwa harga pestisida di Dukuh Legok berada

pada kelas Rp86,00-Rp154,00 per ml yaitu sebesar 30 orang (44,78%) terdiri dari

petani program PUAP 15 orang (45,46%) dan petani non-PUAP 15 orang

(44,12%), sedangkan rata-rata harga pestisida yang digunakan petani program

PUAP yaitu Rp155,00 per ml dan petani non-PUAP yaitu Rp129,00 per ml.

4.2.9. Upah Tenaga Kerja

Upah tenaga kerja luar keluarga (TKLK) di Dukuh Legok yang digunakan

terdiri dari laki-laki dan perempuan. Berdasarkan observasi di lapangan, upah

tenaga kerja berkisar Rp48.000,00-Rp56.000,00 per hari orang kerja. Upah

tersebut digunakan petani untuk membuat pematang (galengan) sawah dan

penanaman padi.

Gambaran upah tenaga kerja luar keluarga yang digunakan petani program

PUAP dan non-PUAP ditampilkan pada Tabel 4.9.

Tabel 4.9 Distribusi Petani Program PUAP dan Non-PUAP Berdasarkan Upah

Tenaga Kerja Per Hari Orang Kerja

No. Upah TKLK (Rp/HOK) PUAP Non-PUAP

Orang % Orang %

1. 48.000,00-49.300,00 9 27,27 4 11,76

2. 49.301,00-50.601,00 0 0,00 0 0,00

3. 50.602,00-51.902,00 0 0,00 1 2,94

4. 51.903,00-53.203,00 6 18,18 5 14,71

5. 53.204,00-54.504,00 3 9,09 0 0,00

6. >54.504,00 15 45,46 24 70,59

Jumlah 33 100,00 34 100,00

Rata-rata Upah TKLK (Rp/HOK) 52.844,00 54.314,00

Sumber: Analisis Data Primer 2016

Berdasarkan Tabel 4.9 bahwa upah tenaga kerja luar keluarga di Dukuh

Legok berada pada kelas > Rp54.504,00/HOK yaitu sebesar 39 petani (58,21%)

yang terdiri dari petani program PUAP 15 orang (45,46%) dan petani non-PUAP

24 orang (70,59%). Penyebaran ini tidak merata berdasarkan jenis kelamin dan

jenis pekerjaan yang dikerjakan, sedangkan rata-rata upah tenaga kerja luar

keluarga yang digunakan yaitu Rp52.844,00/HOK petani program PUAP dan

Rp54.314,00/HOK petani non-PUAP.

Page 9: 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1. - UKSW · 2021. 2. 24. · Ringin Agung, Ngudi Lestari, Maju Makmur, Sumber Rejeki, dan Ngudi Raharjo. Dana PUAP yang digunakan gapoktan yaitu

27

4.2.10. Luas Lahan

Tabel 4.10 menunjukkan luas lahan petani program PUAP dan non-PUAP.

Tabel 4.10 Distribusi Petani Program PUAP dan Non-PUAP Berdasarkan Luas

Lahan

No. Luas Lahan (m2)

PUAP Non-PUAP

Orang % Orang %

1. 500-2.043 8 24,24 3 8,82

2. 2.044-3.587 20 60,61 24 70,59

3. 3.588-5.131 3 9,09 5 14,71

4. 5.132-6.675 1 3,03 1 2,94

5. 6.676-8.219 0 0,00 1 2,94

6. >8.219 1 3,03 0 0,00

Jumlah 33 100,00 34 100,00

Rata-rata Luas Lahan (m2) 2.726 3.008

Sumber: Analisis Data Primer 2016

Berdasarkan Tabel 4.10 mayoritas luas lahan petani di Dukuh Legok berada

pada kelas 2.044 m2

- 3.587 m2 yaitu sebesar 44 petani (65,67%) terdiri dari

petani program PUAP 20 orang (60,61%) dan petani non-PUAP 24 orang

(70,59%), sedangkan rata-rata luas lahan petani program PUAP yaitu 2.726 m2

dan petani non-PUAP 3.008 m2. Berdasarkan Tabel 4.10 dapat dilihat tidak

terdapat perbedaan pada luas lahan petani baik petani program PUAP dan non-

PUAP. Hal ini dikarenakan dana PUAP di gapoktan Prima Agung diperuntukan

bagi semua anggota kelompok tani yang membutuhkan biaya untuk melakukan

kegiatan usahatani.

4.3. Hasil Komputasi

4.3.1. Perbandingan Pendapatan Usahatani Padi Program PUAP dan Non-

PUAP

Tabel 4.11 menunjukkan hasil uji beda (Independent Samples t-test)

pendapatan rata-rata usahatani program PUAP dan non-PUAP.

Tabel 4.11 Uji Beda Rata-rata Pendapatan Usahatani Padi Program PUAP dan

Non-PUAP

No. Dummy Mean (juta) Std. Dev. Obs.

1. PUAP = 1 3,004545 2,274451 33

2. Non PUAP = 0 3,464059 1,689872 34

All 3,237731 1,997397 67

t-test 0,940618

t-tabel 2,00030

Probability 0,3504

Sumber: Analisis Data Primer 2016

Page 10: 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1. - UKSW · 2021. 2. 24. · Ringin Agung, Ngudi Lestari, Maju Makmur, Sumber Rejeki, dan Ngudi Raharjo. Dana PUAP yang digunakan gapoktan yaitu

28

Berdasakan Tabel 4.11 terdapat perbedaan rata-rata pendapatan usahatani

padi program PUAP dan non-PUAP. Pendapatan petani program PUAP yaitu

Rp3,004545 juta (Rp3.004.545,00) lebih kecil dari pada pendapatan petani non-

PUAP yaitu Rp3,464059 juta (Rp3.464.059,00), namun secara statistik tidak

berbeda nyata artinya tidak terdapat perbedaan rata-rata pendapatan usahatani

program PUAP dengan rata-rata pendapatan usahatani non-PUAP. Hal ini

ditunjukan dengan nilai t-test sebesar 0,940618 < ttabel 2,00030 atau nilai P

sebesar 0,3504 > 0,05.

4.3.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Usahatani Padi

Program PUAP dan Non-PUAP

Hasil analisis diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan

usahatani program PUAP dan non-PUAP berdasarkan pada Tabel 4.12.

Tabel 4.12 Hasil Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan

Usahatani Padi Program PUAP dan Non-PUAP

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Probability

C 4,181485 0,986488 4,238760 0,0001

Harga Benih (P1) 0,021885 0,250538 0,087352 0,9307

Harga Pupuk (P2) -0,107186 0,079009 -1,356631 0,1800

Harga Pestisida (P3) -0,000108 0,006479 -0,016631 0,9868

Upah_TK (P4) -1,092264 0,528402 -2,067109 0,0430*

Luas Lahan (X) 0,680387 0,147321 4,618405 0,0000*

Dummy (D) -0,187411 0,141828 -1,321403 0,1914

R-squared 0,549257 t-tabel 2,00030

S.E. of regression 0,370044 F-tabel 2,25

F-hitung 12,18562

Sumber: Analisis Data Primer 2016

Keterangan : * = Signifikan pada α : 0,05 (5%)

Berdasarkan Tabel 4.12 diketahui bahwa nilai koefisien determinasi (R

squared) sebesar 0,549257 atau 54,93%. Hal ini berarti 54,93% variasi variabel

pendapatan dijelaskan oleh variabel independen (harga benih, harga pupuk, harga

pestisida, upah tenaga kerja, luas lahan, dan dummy). Sisanya 45,07% dijelaskan

oleh variabel lain yang tidak ada dalam penelitian ini.

Uji F untuk mengetahui apakah secara bersama variabel independen

mempengaruhi variabel dependen. Menurut Ghozali (2006) uji statistik F pada

dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan ke

dalam model signifikan mempengaruhi variabel dependen. Dari hasil analisis

pada Tabel 4.12 nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel atau 12,18562 > 2,25, sehingga

Page 11: 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1. - UKSW · 2021. 2. 24. · Ringin Agung, Ngudi Lestari, Maju Makmur, Sumber Rejeki, dan Ngudi Raharjo. Dana PUAP yang digunakan gapoktan yaitu

29

dapat dikatakan bahwa semua variabel independen secara bersama-sama

signifikan berpengaruh terhadap variabel dependen.

Untuk melihat masing-masing pengaruh variabel independen terhadap

variabel dependen dapat dilihat dari hasil uji t statistik dengan nilai signifikansi

0,05. Menurut Ghozali (2006) uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh

satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel

dependen.

Berdasarkan Tabel 4.12 dapat diketahui bahwa variabel independen yaitu

upah tenaga kerja (P4) dan luas lahan (X) berpengaruh signifikan terhadap

pendapatan usahatani padi, ini dapat dilihat dari nilai probabilitas kedua variabel

independen tersebut yaitu 0,0430 dan 0,0000 lebih kecil dari 0,05. Variabel

independen lain yaitu harga benih (P1), harga pupuk (P2), harga pestisida (P3),

dan dummy (D) tidak berpengaruh terhadap pendapatan usahatani padi karena

nilai probabilitas yang diperoleh lebih besar dari 0,05.

Persamaan hasil analisis regresi faktor-faktor yang mempengaruhi

pendapatan usahatani program PUAP dan non-PUAP ditulis sebagai berikut:

lnπ = α + α1 lnP1+ α2 lnP2+ α3 lnP3+ α4 lnP4+ α5 lnX + D

Lnpendapatan = 4,181485 + 0,021885P1 – 0,107186P2 – 0,000108P3 –

1,092264P4* + 0,680387X* – 0,18741D

Keterangan : * = Signifikan pada α : 0,05 (5%)

Interpretasi dari persamaan yang signifikan berpengaruh terhadap

pendapatan adalah sebagai berikut:

1) Koefisien regresi P4 (upah tenaga kerja) sebesar -1,092264 menunjukkan

bahwa setiap kenaikkan upah tenaga kerja sebesar 1 rupiah/HOK, maka

akan terjadi penurunan pendapatan sebesar -1,092264 rupiah, dengan

menganggap variabel lain (P1, P2, P3, X dan D) konstan atau sama dengan 0

(nol).

2) Koefisien regresi X (luas lahan) sebesar 0,680387 menunjukkan bahwa

setiap penambahan luas lahan 1 m2 maka akan meningkatkan pendapatan

sebesar 0,680387 rupiah, dengan menganggap variabel lain (P1, P2, P3, P4,

dan D) konstan atau sama dengan 0 (nol).

Page 12: 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1. - UKSW · 2021. 2. 24. · Ringin Agung, Ngudi Lestari, Maju Makmur, Sumber Rejeki, dan Ngudi Raharjo. Dana PUAP yang digunakan gapoktan yaitu

30

4.4. Pembahasan

4.4.1. Perbandingan Pendapatan Usahatani Padi Program PUAP dan Non-

PUAP

Berdasarkan Tabel 4.11 rata-rata pendapatan usahatani padi perluas lahan

dalam sekali musim tanam program PUAP lebih rendah dari non-PUAP yaitu

Rp3,004545 juta (Rp3.004.545,00) dan Rp3,464059 juta (Rp3.464.059,00),

namun secara statistik rata-rata pendapatan usahatani padi program PUAP dan

non-PUAP tidak berbeda nyata dilihat dari nilai t-test sebesar 0,940618 atau nilai

P sebesar 0,3504 > 0,05. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Sisilia

dkk. (2012) dan Erna dkk. (2015) serta Hermawan dkk. (2015) menunjukkan

program PUAP telah berhasil meningkatkan pendapatan petani.

Berdasarkan pendapatan rata-rata petani program PUAP lebih kecil

dibandingkan petani non-PUAP, namun petani program PUAP mampu

mengembalikan modal pinjaman dana PUAP, sehingga dengan lancarnya

pengembalian pinjaman dana PUAP berdampak pada meningkatnya dana PUAP

di gapoktan. Berdasarkan laporan keuangan gapoktan, nilai dana PUAP sampai

dengan September 2016 yaitu sebesar Rp114.713.000,00 dibandingkan dengan

saat pertama kali memperoleh dana PUAP (Oktober 2008), rata-rata peningkatan

dana PUAP sebesar 1,84% per tahun. Peningkatan ini sejalan dengan Nababan

(2009) yang menyatakan bahwa berhasil atau tidaknya program PUAP dilihat dari

bertambahnya dana yang dikelola oleh gapoktan.

Program PUAP di Dukuh Legok sudah tepat sasaran dilihat dari luas lahan

rata-rata yang dimiliki petani pada Tabel 4.10 dimana rata-rata luas lahan petani

program PUAP lebih kecil dari non-PUAP. Hal ini berarti dana pinjaman PUAP

di Dukuh legok digunakan untuk petani yang luas lahannya lebih kecil dari non-

PUAP.

Dapat disimpulkan bahwa program PUAP di Dukuh Legok belum berhasil

meningkatkan pendapatan rata-rata petani program PUAP, namun program PUAP

telah berhasil jika dilihat dari dana PUAP di gapoktan dimana petani telah lancar

melakukan pengembalian modal pinjaman dana PUAP, dan program PUAP di

Dukuh Lekok sudah tepat sasaran.

Page 13: 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1. - UKSW · 2021. 2. 24. · Ringin Agung, Ngudi Lestari, Maju Makmur, Sumber Rejeki, dan Ngudi Raharjo. Dana PUAP yang digunakan gapoktan yaitu

31

4.4.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Usahatani Padi

Program PUAP dan Non-PUAP

1. Pengaruh Harga Benih (P1) Terhadap Pendapatan (Y)

Pada Tabel 4.12 menunjukkan harga benih tidak berpengaruh terhadap

pendapatan usahatani padi program PUAP dan non-PUAP dengan nilai

probabilitas 0,9307 lebih besar dari 0,05. Sejalan dengan penelitian Muzdalifah

(2012) yang menyatakan harga benih tidak memberikan pengaruh terhadap

pendapatan.

Berdasarkan Tabel 4.6 rata-rata harga benih di Dukuh Legok yang

digunakan petani program PUAP adalah Rp7.248,00/kg dan non-PUAP

Rp7.897,00/kg. Sebagian besar petani membeli benih diatas harga rata-rata yaitu

37 orang yang terdiri dari petani program PUAP dan non-PUAP, dengan demikian

walapun harga benih meningkat tidak akan mempengaruhi pendapatan petani

program PUAP dan non-PUAP.

2. Pengaruh Harga Pupuk (P2) Terhadap Pendapatan (Y)

Pada Tabel 4.12 menunjukkan harga pupuk tidak berpengaruh terhadap

pendapatan usahatani padi program PUAP dan non-PUAP dengan nilai

probabilitas 0,1800 lebih besar dari 0,05. Berbeda dengan penelitian Cahyono

(2010) yang menyatakan harga pupuk berpengaruh nyata terhadap keuntungan,

karena semakin tinggi harga atau biaya maka kualitas pupuk juga semakin baik,

dan jika dilakukan dengan komposisi yang tepat akan menghasilkan produksi padi

yang semakin berkualitas, sehingga keuntungan yang diperoleh juga akan

meningkat.

Berdasarkan Tabel 4.7 rata-rata harga pupuk di Dukuh Legok yang

digunakan petani program PUAP adalah Rp2.087,00/kg dan non-PUAP

Rp2.091,00/kg. Sebagian besar petani membeli pupuk diatas harga rata-rata yaitu

45 orang terdiri dari petani program PUAP dan non-PUAP, dengan demikian

walapun harga pupuk meningkat tidak akan mempengaruhi pendapatan petani

program PUAP dan non-PUAP.

3. Pengaruh Harga Pestisida (P3) Terhadap Pendapatan (Y)

Pada Tabel 4.12 menunjukkan harga pestisida tidak berpengaruh terhadap

pendapatan usahatani padi program PUAP dan non-PUAP dengan nilai

Page 14: 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1. - UKSW · 2021. 2. 24. · Ringin Agung, Ngudi Lestari, Maju Makmur, Sumber Rejeki, dan Ngudi Raharjo. Dana PUAP yang digunakan gapoktan yaitu

32

probabilitas 0,9868 lebih besar dari 0,05. Sejalan dengan penelitian Cahyono

(2010) yang menyatakan harga pestisida Rp/botol tidak berpengaruh terhadap

keuntungan, dikarenakan komposisi maksimal dan minimal penggunaan pestisida

tidak terlalu besar perbedaannya.

Berdasarkan Tabel 4.8 rata-rata harga pestisida di Dukuh Legok yang

digunakan petani program PUAP adalah Rp155,00/ml dan non-PUAP

Rp129,00/ml. Sebagian besar petani membeli pestisida diatas harga rata-rata

yaitu 31 orang yang terdiri dari petani program PUAP dan non-PUAP, sedangkan

10 orang petani tidak menggunakan pestisida. Artinya dari 67 petani hanya 57

petani yang menggunakan pestisida terdiri dari petani program PUAP dan non-

PUAP, dengan demikian walapun harga pestisida meningkat tidak akan

mempengaruhi pendapatan petani program PUAP dan non-PUAP.

4. Pengaruh Upah Tenaga Kerja (P4) Terhadap Pendapatan (Y)

Pada Tabel 4.12 menunjukkan upah tenaga kerja signifikan berpengaruh

terhadap pendapatan usahatani program PUAP dan non-PUAP dengan nilai

probabilitas 0,0430 lebih kecil dari 0,05. Hasil regresi upah tenaga kerja (P4)

dengan koefisien sebesar -1,092264 menunjukkan bahwa setiap kenaikan upah

tenaga kerja sebesar 1 rupiah/HOK, maka akan terjadi penurunan pendapatan

sebesar -1,092264 rupiah, dengan menganggap variabel lain (P1, P2, P3, X dan D)

konstan atau sama dengan 0 (nol). Secara statistik upah tenaga kerja berpengaruh

terhadap pendapatan usahatani padi program PUAP dan non-PUAP, dilihat dari

nilai thitung lebih besar ttabel atau -2,067109 > 2,00030. Sejalan dengan penelitian

Larsito (2005) yang menyatakan upah tenaga kerja mempunyai hubungan negatif

terhadap keuntungan, sehingga kenaikan upah tenaga kerja akan menurunkan

keuntungan.

Upah tenaga kerja rata-rata petani di Dukuh Legok adalah

Rp52.844,00/HOK petani program PUAP dan Rp54.314,00/HOK petani non-

PUAP. Sebagian besar petani menggunakan upah tenaga kerja diatas harga rata-

rata yaitu 39 orang yang terdiri dari petani program PUAP dan non-PUAP (Tabel

4.9), dengan demikian semakin tinggi upah yang dikeluarkan petani program

PUAP dan non-PUAP maka akan menurunkan pendapatan.

Page 15: 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1. - UKSW · 2021. 2. 24. · Ringin Agung, Ngudi Lestari, Maju Makmur, Sumber Rejeki, dan Ngudi Raharjo. Dana PUAP yang digunakan gapoktan yaitu

33

5. Pengaruh Luas Lahan (X) Terhadap Pendapatan (Y)

Tabel 4.12 menunjukkan luas lahan signifikan berpengaruh terhadap

pendapatan usahatani program PUAP dan non-PUAP dengan nilai probabilitas

0,0000 lebih kecil dari 0,05. Hasil regresi luas lahan (X) dengan koefisien sebesar

0,680387 menunjukkan bahwa setiap penambahan luas lahan 1 m2 maka akan

meningkatkan pendapatan sebesar 0,680387 rupiah, dengan menganggap variabel

lain (P1, P2, P3, P4, dan D) konstan atau sama dengan 0 (nol). Secara statistik luas

lahan berpengaruh terhadap pendapatan usahatani padi program PUAP dan non-

PUAP, dilihat dari nilai thitung lebih besar dari ttabel atau 4,618405 > 2,00030.

Sejalan dengan penelitian Muzdalifah (2012) yang menyatakan luas lahan

memberikan pengaruh terhadap pendapatan. Lahan merupakan tempat petani

melakukan aktivitas usahatani, dan secara teoritis semakin luas lahan garapan

semakin tinggi pendapatan petani (Cahyono, 2010).

Bedasarkan Tabel 4.10 rata-rata luas lahan petani di Dukuh Legok adalah

2.726 m2 petani program PUAP dan 3.008 m

2 petani non-PUAP. Sebagian besar

petani yaitu meliliki luas lahan dibawah rata-rata adalah 48 orang terdiri dari

petani program PUAP dan non-PUAP, sedangkan 19 orang memiliki luas lahan

diatas rata-rata. Hal ini berarti Semakin luas lahan petani program PUAP dan

non-PUAP di Dukuh Legok pendapatan petani akan meningkat.

6. Pengaruh Program PUAP dan Non-PUAP (D) Terhadap Pendapatan

(Y)

Pada Tabel 4.12 menunjukkan bahwa Dummy program PUAP tidak

berpengaruh terhadap pendapatan usahatani program PUAP dengan nilai

probabilitas 0,1914 > 0,05. Hal ini kemungkinan besar dikarenakan dana

pinjaman PUAP sebesar Rp500.000,00 relatif kecil dirasa belum dapat

memberikan dampak yang besar pada modal dalam kegiatan usahatani padi,

sehingga tidak dapat meningkatkan pendapatan. Lebih jauh, dana PUAP di petani

tidak hanya dipergunakan untuk kegiatan usahatani padi saja, namun juga

dipergunakan untuk kegiatan konsumtif lain di luar kegiatan usahatani padi.

Sedangkan petani non-PUAP juga tetap memiliki akses yang sama terhadap

saprodi, sehingga tidak terjadi perbedaan dalam pembelian sarana produksi

misalnya pupuk mapun pestisida.