,4~ e-;tj~ 1fj1: -...

19
a a ndone'ia .2 4 2 Editor Nurmawati (31) E -; 1 fJ1:: Univ r 'ta Mataram ra asca arj a Diselenggarakan oleh Pemakalah Utama ". "! Prof Dr. H. Mahsun, M.S. , ala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemdikbudl Universitas Mataram) . Prof. Dr. Ibnu Hamad, M.Si. a Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat, Kemdikbudl Universitas Indonesia)

Upload: others

Post on 16-Oct-2019

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ,4~ E-;tJ~ 1fJ1: - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45119/2/Kajian... · 25. persepsi guru bahasa indonesia terhadap implementasi kurikulum

a a ndone'ia. 2 42

EditorNurmawati

,4~ (31) E -; tJ~ 1 fJ1::~1Jt1t()'P~~S7'N

1'1fI~*

~ ~.:v1r£~~

Univ r 'ta Mataramra asca arj a

• •

Diselenggarakan oleh

Pemakalah Utama". "! Prof Dr. H. Mahsun, M.S.,

ala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemdikbudl Universitas Mataram). Prof. Dr. Ibnu Hamad, M.Si.

a Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat, Kemdikbudl Universitas Indonesia)

Page 2: ,4~ E-;tJ~ 1fJ1: - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45119/2/Kajian... · 25. persepsi guru bahasa indonesia terhadap implementasi kurikulum

Mataram 21 April 2014

Oleh:TIM Penulis PROSIDING

,

Seminar Nasional•

FKIPUniversitas Mataram 2014

III•

Bahasa dan Sastra dalam Era Teknologi

Page 3: ,4~ E-;tJ~ 1fJ1: - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45119/2/Kajian... · 25. persepsi guru bahasa indonesia terhadap implementasi kurikulum

PROSIDINGSEMINAR NASIONALBahasa dan Sastra dalam Era Teknologi

TIM PenuJis PROSIDINGPemakalah Utama:Prof Dr. H. Mahsun, M.S.(Kepala Badan Pengernbangan dan Pernbinaan Bahasa Kemdikbudj Uru've 't M. ' rSl as ataram)Prof. Dr. Ibnu Hamad, M.St.

(Kepala Pusat Inforrnasi dan Hubungan Masyarakat, Kerndikbudj Universitas Indonesia)

Pemakalah Pendamping:

Aji Prase~o: ErIn: ~a.rtikas~ri dan Sutarto, Muhammad Sukri, Ika Mustika, I KetutWarta, Wlwm Erm Sih NurIma, Sahra, Dian Respati Pranawengtyas, Dr. Erizal GaniM.Pd, Johan M., Yohanes Kristianto & Putu Charisma Dewi, Mohd Khaidir Hj, AbdulWahab & Mohd Rashid Hj. Md Idris &Samsudin Suhaili, Khairul Paridi, WeningHandri Purnami, Ahyati Kurniamala Niswariyana, Suryanling & Sofia Sinaga,Kamal~din Yusra, Mazhar, Nining Nur Alaini, Nurachman Hanafi, Oiena SanFauziya, Dewi Nastiti L, Titin Untari & Baiq Yuliatin Ihsani, Ong Mia Farao Karsono,Widada Hs, Balok Safarudin, Desak Puh,t Eka Pratiwi & I Komang Sulatra,Mahmudah Fitriyah Z.A, I Nyoman Sudika, Prof, Madya Dr. Hajah Siti Khairiah BintiMohd Zubir &Muhammad Hairie Bin Mahmud, Nurul Hidayat, Wikanengsih,Ahmad Zamzam, S.Pd. M. Hum. & Baiq Wahidah, M.Pd, Ahmad Bahtiar, M. Hum,Darsita Suparno, Farida Fitriani & Hj. Indah Deporawati, L~ Ino, L~ Ode Sidu, &Mirsa Umiyati, Mohd Rashid Hj. Md Idris, Lajiman Janoory, Amda Sarudm dan Abdullah

Yusof, Nofiyanti, Nurmawati, R~sdiawan.

Editor:Nurmawati

Vesain Cover:M. Tahir

Cetakan Pertama, Juni 2014Hak Cipta dilindungi Undang-UndangAll Rights Reserved

Penerbit FKIP UNIVERSITAS MATARAMJI. Majaphit No. 62. Mataram NTB. TIp (0370)633873e-mail: [email protected]~:978-602-1570-25-8

Dicetak oleh Percetakan dan Penerbit Arga Puji Press G ung Sari, Lobar, WB.Jl. Berlian Raya Klaster Rinjani no. 11, BSA ~ BIenc~ng, mU:ww.argapuji.comTIp: 081-93"l234-271. Email: [email protected] . log;

..' Bal,asa dan Sastra dalanr Era Te/C1Ioiv

Page 4: ,4~ E-;tJ~ 1fJ1: - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45119/2/Kajian... · 25. persepsi guru bahasa indonesia terhadap implementasi kurikulum

,DAFTAR lSI

KATAPENGAN!AR-VDAn'AR lSI - VI

KALAB UTAMA:r.E::~S DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KURIKULUM 2013

Prof. Dr. H.Mabsun, M.S - I2. BAHASA DAN SASTRA DALAM MEDIA MASSA: INTERAKSI DAN INTRAPOLASI

Prof. Ibnu Hamad, M.Si - 13

PEMAKALAH PENDAMPING:3. ANEKA BENTUK TINDAK TUTUR TIDAK LANGSVNG YANG TINDAK LITERAL

Aji Prasetyo - 274. BAHASA BALITA DI KOTA SURABAYA (KAJlAN SOSIOLINGUISTIK)

Erlin Kartikasari dan Sutarto - 375. BAHASA DALAM MEDIA MASSA: KE ARAH PENGUATAN

ATAU PENGABURAN IDENTITAS?Muhammad Sukri - 49

6. BERPIKIR METAKOGNITIF SEBAGAI BASIS PEMBELAJARAN BAHASADAN SASTRA INDONESIA BERDASARKAN KURIKULUM 2013Ika Mustika - 62

7. DINAMIKA PERKEMBANGAN PEMAKAIAN BAHASA NASIONAL DANINTERNASIONAL DALAM ERA TEKNOLOGI MEMPERSULIT POSISI BAHASA·BAHASA LOKALI Ketut Warta - 67

8. PERUJUKAN WAKTU SECARA DEIKTIS PALAM BAHASA JAWAWiwin Erni Siti Nurlina - 72

9. AMA MERUPAKAN UNGKAPAN TERHADAP REFLEKSI SIFAT, SIKAP,DAN PERBUATAN SESEORANG DALAM MASYARAKAT SUKU SUMBAWASahra - 84

IO.PENERJEMAHAN BERITA DALAM MEDIA MASSA INTERNET:SEBUAH CONTOIrI KASUSDian Respati Pranawengtyas - 89

II. PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA YANG MENDAMAIKANDr. Erizal Gani, M.Pd - 96 .

12. PERAN UTAMA PEREMPUAN SASAK DALAM PERKEMBANGAN PENDIDIKANANAK LAKI-LAKI: MENINJAU ALUR DUA PROSA RAKYAT PULAU LOMBOKJohan M. -101

13. KONSEP TUBUH DALAM KESANTUNAN BERBAHASA:SEBUAH PERSPEKTIF EKO-PRAGMATIKYohanes Kristianto & Putu Charisma Dewi - 108

14. PENDEKATAN FALSAFAH-BAHASA TERHADAP PENYATUPADUANNASIONAL DALAM KALANGAN BELlA DI MALAYSIAMohd Khaidir Hj. Abdul Wahab & Mohd Rashid Hj. Md Idris &Samsudin Suhaili - 119

Seminar Nasional vi•

Bahasa dan Sastra dalam Era Tekno1ogl

Page 5: ,4~ E-;tJ~ 1fJ1: - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45119/2/Kajian... · 25. persepsi guru bahasa indonesia terhadap implementasi kurikulum

I

Bahasa dat' Sastra dala", E '1'" len .ra ie ologrvII

••

Seu\inar Nasional

15.PEMBELAJARAN LlNGUISTIK BERDASARKAN TEORI TRANFORMASIMODEL GOVERNMENT AND BINDINGKhairul Paridi - 135

16. PENDEKATAN-PENDEKATAN PEMBELAJARAN BAHASA rNDONESIADALAM KURIKULUM 2013Wening Handri Purnami - 147

17. TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU KEPADA SISWA Dl SMP ISLAM NURULHIKMAH LANGKO DITINJAU DARI KESANTUNAN BERBAHASAAhyati Kurniamala Niswariyana -154

18. PRAKTIK PEMBELAJARAN SASTRA YANG APRESlATIF 01 SEKOLAHBERKURIKULUM INTERNASIONAL BACCALAUREATE (18)Suryanling & Sofia Sinaga - 159

19. PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERPIKIR ANALITISMELALUI PEMBELAJARAN BAHASA SECARA TEKSTUALKamaludin Yusra - 169

20. MULTIPLE INTELLIGENCES SEBAGAI STRATEGI PEMBELAJARAN BAHASAINDONESIA BERDASARKAN KURIKULUM 2013 01 SEKOLAH DASARMazhar -180

21. KARYA SASTRA ETNOGRAFI SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF BAHANAJAR BAGI PEMBELAJARAN SEJARAH DAN BUDAYA: AP EASlASITERHADAP KARYA SASTRA ETNOGRAFI "KUMARA, HIK YAT SANGKEKASIH" KARYA S. JAINining Nur Alaini - 186

22. SASTRA, KARYA DAN BERSASTRA?Nurachman Hanafi- 196

23. PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS MEDIA MASSADALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013Diena San Fauziya - 202

24. FILM DOKUMENTER SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN ALTERNATIFBAHASA DAN SASTRADewi Nastiti L - 211

25. PERSEPSI GURU BAHASA INDONESIA TERHADAP IMPLEMENTASIKURIKULUM 2013 (STUDI KASUS 01 SMPNEGERI SEKOTA MATARAM)Titin Untari & Baiq Yuliatin Ihsani .. 218

26. PENGGUNAAN KOSAKATA "MAKAN" DALAM BAHASA TIONGHOADAN BAHASA INDONESIAOng Mia Farao Karsono - 224

27. FENOMENA VARIASI BAHASA INDONESIA DALAM MASYARAKAT TUTURETNIS JAWAWidada Hs - 230

28. APRESIASI SASTRA: DARI LISAN KE TULISANBalok Safarudin - 240

29. ANALISIS REGISTER PADA IKLAN FORD ALL NEW FOCUSDesak Putu Eka Pratiwi & I Komang Sulatra - 247

30. BAHASA DAN MAHASISWAMahmudah Fitriyah Z.A .. 252

31. PERSPEKTIF BIDANG SOSIOLINGUISTIK DALAM KAHAN DIALEKTOLOGIBAHASA BALI 01 LOMBOK

I Nyoman Sudika .. 256

Page 6: ,4~ E-;tJ~ 1fJ1: - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45119/2/Kajian... · 25. persepsi guru bahasa indonesia terhadap implementasi kurikulum

VEL KANAK-KANAK DAPAT32 UNSUR-UNSUR PENDIDIKAN DALAM NO J KAI ANCAN KANAK-KANAK

. MENERAPKAN NILAI-NILAI MURNI DALAM<.I Z bir ~Muhamma<.lHairicProf. Madya Dr. Hajah SUi Khalrlah Blntj Moh "'u

Bin Mahmud - 263 ~ . ~'A ANAK INDONESIA,

DARDJOWIDJOJO (2000): A PSYCHO I'

Nurul Hidayat - 271 • GU/,C;TIC PROGRAMING (NLP)34. PENILAIAN PORTOFOLIO BERBASIS NEUROLIN S';BAGAI IMPI EMENTASI

DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA -' -'""'PENILAIAN KURIKULUM 2013Wikanengsih - 278 r L1TERASI SISWA

35. MEMBANGUN KULTUR SEKOLAH DALAM PENINGKA rAN ""'SEKOLAH DASAR PEDESAAN MELALUI PENERAPAN MODEL 5PAhmad Zamzam, S.Pd. M. Hum. & Baiq Wahldah, M.Pd - 291

36. PARIWISATA SASTRA : MENGENALKAN SASTRA INDONESIADENGAN PARIWISATA MENUJU SASTRA DUNIAAhmad Bahtiar, M. Hum - 303

37. KAJIAN LINGUISTIK FORENSIK TERHADAP SKETSA INDONESIA KARY~PRIGSDarsita Suparno • 307

38. KOMPOSITUM DARI SENTUK DASAR MATA DALAM KAJIAN SEMANTIKFarida Fitriani & Hj. Indah Deporawati - 319

39. BENTUK SAPAAN DALAM BAHASA BAJOLa Ino, La Ode Sidu, & Mirsa Umiyati - 324

40. IMPAK BAHASA TERHADAP GAYA HIDUP MAHASISWAMohd Rashid Hj. Md Idris, Lajiman .Janoory, Anida Sarudin dan

Abdullah Yusof - 33242. IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS

ANEKDOT DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISMENofiyanti - 347

43. PERKEMBANGAN MAKNA PADA KATA SERAPAN DARI BAHASA ARAB•

Nurmawati - 35344. KEHIDUPAN SASTRA DAERAH YANG MENYEDIHKAN

Rusdiawan - 358

Seminar Nasional vl/l Ballasa dan Sastra dalam Era Teknologi

Page 7: ,4~ E-;tJ~ 1fJ1: - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45119/2/Kajian... · 25. persepsi guru bahasa indonesia terhadap implementasi kurikulum

•.,

KAJIAN LINGUISTIK FORENSIK TERHADAP SKETSAINDONESIA KARYA PRl GS

Dnrsitn SupnrnoUIN Synri f Hidnyatullah .Jakarta

[email protected]

Abstrnk

Penellilan ini m(!"g~nallsi.\· untaian waklU dalam proposlsl pado percoktlpall para 10ko17 dolam rubrlk sUlsaIndonesia. Rllbri~ I~I dapar didengar oleh selurllh mmyal'Clkar. karena disiarkan oleh Radio Smarl FM jakarladan jarlngan radio 1111 di selllfllil Indonesia, Penellrian Inl merupakan penelilian Iinguislik Inlerdisiplln yangmemanfatllkan ilmll soslologl. dan pslk%gi. Analis/s pene/llian inl ,illakllkan lerhadap jJercakapan yan~dihl/llrlcan ole17 para lokoll di dalelm 1'IIbrik Skelsa Indonesia leOlJIO seorang blldayalVan Indonesia bernama ~I'/.as. Teorl yang dlgunakan unluk mengana/lsls propo.rlsi dalam ruhrlk 1111 adalah leori hubungan anlar proposisldarl La~son (1984~. J-Ias~/.penelllian inl menemllkan empal waklll yang mlincli/ do/am gllgllS proposis,i ,do/amruhrile Itu: Mela/ul anallsls hubungan anlarproposi.\'i ditemllkan proposisi ulama dari gllgllS propos/sl yan~mengu~gkapkan waklll,. Kesesllalan kompol1en nlllkna darl inti proposlsi IIlama dan komponen makna dartdej1nisl waklu membukllkan adanya IIngkapan wakw dalam proposisl. Selaln itu. lemllan waklll yang ada secaraumum adalah: I) unlalan walelll bersifal penllmbahan kron%g/s dengan waklll berllflllan, dan waklll yanghersamaan; 2) unlaian waklll pendllkllng melipuli hllbllngan pendl/kllng kronologis serla nonkronologis yangdomlnan dalam Sleelsa Indonesia,

Kala kunc/o' proposlsl, keterkaltan antarproposi.'Ii, waklll, anal/sis k(}mponen, percakapan sketsa Indonesia

A; Latar Betakang

ketsa Indonesia merupakan ujaran berbentuk percakapan antar tokoh yang berisisindiran-sindiran kepada individu, kelompok, masyarakat bahkan pemerintah yangdikemas dalam bentuk komedi dengan maksud untuk memperbaiki kesadaran keadaan

suatu Iingkungan sosial masyarakat, khususnya masyarakat Indonesia. Merujuk kepada KamusUmum Bahasa Indonesia Edisi Kedelapan, sketsa didefinisikan sebagai pelukisan denfankata-kata mengenai sesuatu hal secara garis besar atau tulisan singkat atau ikhtisar ringkas. 2

Sketsa Indonesia dalam kajian ini dianggap sebagai sebuah wacana percakapan. Bentukpercakapan itu berupa cerita interaktif. ~acana. percakap~n itu meruapakan karya budayawanIndonesia Pri GS. Karya ini disiarkan setlap han oleh RadiO Smart FM Jakarta dan radio-radiojaringan Smart FM di seluruh Indo~esia. Dengan demiki~n sketsa Indonesia dapat didengaroleh seluruh masyarakat di IndoneSia. Percakapan sebag~1 sebuah wacana menurut Goodwin(1979) terdapat sosok pembicara dan pendengar. Pemblcara ketika berbicara memberikanperhatian hangat kepada pendengarnya: ~arena p~ndengar bereaksi d~ngan Iisan, dengan rautwajah, bahasa tubuh, berdasarkan reaksl Itu pemblcara lalu menyelesalkan kalimatnya. Dengankata lain, kalimat yang digunakan dalam sebuah percakapan adalah produk proses kerja

sama.27• •

Mandelbaum (1989) mengemu~akan bahwa sebuah cerlta tnteraktif adalah sebuahcerita yang di dalamnya terdapat pemblcara dan pendengar. Pe,ndengar da.n pemb.icara salingberpartisipasi dalam percakapan dan mereka bercakap-cakap sahng bergantlan. Jadl, dalam arti

~6 d' t W J S Kaml/s Umllm Bahasa Indonesia. (Jukurtu: Bulni Pustll.ku 1994) hoi 956Poerwa armm a, .., . . f S . " .~7 Goodwin Charles. ''The Interactive construc~o/n 0 a cntence In Naturul Conversation", in G.

.J' L gUQues' Studies ini Elhnomelhouo ogy. (New York: Irvington. 1979). 97.121 ppPsathas (cd). Everyuay an b'

Seminar Naslonal 307 Bahasa dan Sast1'a dala". Era Telmologi

II,

I

I

Page 8: ,4~ E-;tJ~ 1fJ1: - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45119/2/Kajian... · 25. persepsi guru bahasa indonesia terhadap implementasi kurikulum

. 28 0 1 k'yang sangat nyata, kalimat dalam pereakapan adalah produk interaksl. a am altannyadengan percakapan Heritage dan Watson (1979) mengemukakan bahwa setiap pereakapanmemiliki inti pereakapan.29

Ditinjau dari segi ekspresi, percakapan yang diujarkan oleh para tokoh Sketsa Indonesiamenunjukkan ciri-ciri sebagai karya yang unik. Karya ini oleh pencerita atau narator yang hadirdi awal setiap episode disebut sebagai sebuah karikatur. Menurut peneliti yang menjadipendengar setia cerita interaktif ini dipahami bahwa Sketsa Indonesia merupakan suatufenomena kehidupan nyata yang disampaikan dalam bentuk pereakapan interaktif, yangmenunjukkan eiri komedi yang menonjol.

Myers (1982) mengemukakan pengertian umum, komedi adalah pentas hiburan.30

Selanjutnya, Me Namee, et all (1971) menjelaskan bahwa dalam sebuah drama komediterdapat karakter komik yang lucu dan membuat tertawa atau laughable.

3\ Hal itu dapat

menjadi sebuah indikasi pendengar radio dalam memperlakukan sketsa Indonesia ini. SketsaIndonesia dalam kajian ini dianggap sebagai sebuah karya naturalis atau impresionis. SketsaIndonesia tidak sama dengan karya drama pada umumnya yang memiliki alur dan konflik yangjelas, aalam sketsa Indonesia alur dan konflik ada tetapi tidak terlalu menonjol. Sebagai sebuahpercakapan interaktif, Sketsa Indonesia sangat sederhana, realistik, tetapi segala sesuatuditampilkan seeara berlebihan dan dibalut dalam sebuah kvalitas lirik sehingga tampak sebagaisebuah balada yang sarat dengan ungkapan-ungkapan simbolis.

Oleh karena alur dan konflik dalam Sketsa Indonesia tidak menonjol, maka latar waktumenjadi aspek menarik untuk ditelusuri. Waktu dalam Sketsa Indonesia menggambarkansituasi kehidupan bermasyarakat yang dapat dilihat melalui peran-peran tokoh, seperti peranmemperjuangkan negara, memimpin lembaga sosial yang ada di dalam masyarakat Indonesia.Mencermati peran yang dibawakan oleh para tokoh dalam Sketsa Indonesia, tokoh-tokoh itudiasumsikan sebagai individu - individu yang terkait waktu yang dapat dipahami di dalamsetiap episode yang disiarkan oleh radio.

Tokoh-tokoh dalam Sketsa Indonesia juga diasumsikan sebagai sosok yang dapatdiposisikan sebagai bagian dari komunitas sosial dan juga sebagai individu yang independen.Setiap peristiwa dalam Sketsa Indonesia memiliki waktu kejadian. Waktu dalam kajian inimerujuk kepada sekalian rentetan saat yang telah lampau, sekarang dan yang akan datang yangdimiliki oleh individu.

Bertumpu kepada konsep sebagaimana tersebut di atas, penelitian ini menganalisiswaktu yang melingkupi para tokoh Sktesa Indonesia, yaitu Genduk, Jumbo, Poltak dan Radenpada percakapan yang dituturkannya. Alasan dipilih percakapan ini adalah: 1) di dalam setiappercakapan terkandung aktivitas yang stabil dan teratur yang dapat dianalisis; 2) setiappereakapan mengandung ujaran yang d~pat dipa~dang sebagai tatanan internal sekuensial yangbagi para tokohnya ujaran itu berfungsl ekspreslf; 3) pereakapan sebagai satuan bentuk unitwacana yang memiliki fungsi sosial. 3

•28 Mandelbaum, Jenny. "Interpersonal Activities in Conversational Storytelling". In (Western Journal of

Speech Communication No. 53, 1989), 114-126pp.29 Heritage, John and Watson, D.R. "Formulations as Conversational Objects. In G. Psathas (ed).,

~ve:'?Iday Language Studies In Ethnomethodology. (New York: Irvington, 1979), 187·201 pp.30 Maier, H.MJ. "The Failure of a Hero: An Analysis of Pramudya Ananta Tur's Short Story Sunat",

, ' ,lam M~~a1ah Bahasa dan Kesusasteraan Indonesia, (S·Gravenhage: Matijnus Nijhof, 1982), 212pp., Mc Namee, Maurice B. James, James E Cronin, Joseph A Roges. Literary Types and Themes. Second

ElSitli)fj (New York: Holt and Winston, Inc, 1971), 209pp

't'Zimmerman, Don and Poolner, Melvin. "The Everyday Wolrd as a Phonmenon" In J. Douglas (ed)Understandin'g ~veryday Life. (Chichago: Alide Press, 1970), 80·1 03pp

Seminar Nasiol'\al •308 Bahasa dan Sastra dalam Era Teknologi

Page 9: ,4~ E-;tJ~ 1fJ1: - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45119/2/Kajian... · 25. persepsi guru bahasa indonesia terhadap implementasi kurikulum

Menurut Labov dan Waletzky (1967) percakapan selain memiliki tiga fungsi, ia j.ug~!"e~pa.kan sebuah pros~s. Proses dalam percakapan tercermin di dalam ujaran ~apat menJadltndikasl beberapa keglatan yang diJakukan manusia dan waktunya yaltu: 1) prosesme~ggambarka.n suatu peristiwa pada waktu tertentu yang menggunakan klausa-klausa atauk~hmat yan.g dlsusun menjadi sebuah cerita; 2) cara manusia untuk menunjukkan. pen.ga.lamanh!dupn~a dlsuatu waktu; 3) kisah dalam sebuah percakapan memiliki wahana hngUlstlk dandlskurslf dalam peny~jiannya. Wahana Iinguistik dan diskursif tersebut memiliki peran unt~kmemb~ngun ber~a~al pokok persoalan dari setiap topik yang dipercakapkan. Percakapan ItUb~rwuJud3propOSIS!-proposisi yang Jalu dikomunikasikan dalam setiap pokok persoalan yangdlangka\'4 ProposlSI dalam kajian ini dipahami sebagai satuan makna terkecil dalam sebuahwacana.

Larson (l9~4) mengutarakan bahwa proposisi adalah objek semantik yang digamb~~k~ndala~. satu ruang hngkup dengan teks, tetapi tidak termasuk dalam ruang Iingkup proposisl ItUs~ndm. Dalam konteks penelitian ini, proposisi diangggap sebagai satuan bahasa yangdlg~nakan pa~a tok.oh dalam suatu lakon untuk menggambarkan suatu pokok persoalan atautoplk yang dlsorotl. Proposisi-proposisi yang dikemukakan oleh para tokoh cerita didugamengandung banyak pernyataan, salah satunya berhubungan dengan latar waktu yang dialamitokoh ~ang. sedang d.i~erankan. Alasan latar waktu dalam percakapan sketsa Indonesia. diangkatsebagal obJek penehtlan didasarkan pada beberapa anggapan, yaitu: 1) bentuk praktlk ba?asayang menggambarkan suatu kisah; 2) bentuk praktik bahasa yang mengemukakan reahtas­realitas yang sedang terjadi di dalam masyarakat; 3) bentuk praktik bahasa yang menjelaskanfakta yang memiliki keterkaitan dengan latar waktu dari diri para tokoh sebagai manusia.

Schriffin (2006) mengemukakan bahwa unsur diri (self) adalah aspek penting dalamsebuah percakapan. Dengan demikian percakapan yang dituturkan oleh para tokoh cerita dapatmemberikan gambaran mengenai latar waktu tokoh tersebut. 35 Selanjutnya, penelitian inipenting untuk dilakukan sebagai bentuk identifikasi bahwa kajian Jinguistik, utamanya kajianwacana menyediakan alat-alat analisis, yaitu meJalui analisis proposisi untuk menggalipengungkapan latar waktu tokoh daJam suatu cerita yang dapat dicermati melalui penggunaanbahasa dalam suatu kisah. •

I 'II I

•"

I

B. Rumusan MasalahMasalah penelitian ini adalah sebagai berikut:I. Bagaimana proposisi yang terkait dengan pengungkapan Jatar waktu cerita melalui

hubungan proposisi dalam suatu percakapan?2. Waktu apa saja yang dita~pilkan oleh proposisi-proposisi yang diujarkan oleh

tokoh-tokoh Sketsa Indonesia?

C. Tujuan Penelitian. .1 M i tahu proposisi yang terkalt dengan pengungkapan latar waktu centa. encar .. d I k

1 I . h bungan proposlSI a am perea apan.me a UI u 'Ik I h . . . . d' . I h2. Mencari tahu waktu yang d~tampI an 0 e proposlsl-proposlsl yang IUJarkan 0 etokoh-tokoh Sketsa IndoneSIa

Bahasa dan Sastra dalam Era Teknologi309Seminar Nasional

J3 Ibid., 75p d (on to Dicourse Studies. (Amsterdam: John Benjamins Publishing Company,34 Renkema, Jan. Intro uc 1

2004), 88-90pp. I Other Words: Variations. Reference and Narrative. (Cambridge: Cambridge35 Schriffin, Deborah. n

University Press), 207p.

Page 10: ,4~ E-;tJ~ 1fJ1: - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45119/2/Kajian... · 25. persepsi guru bahasa indonesia terhadap implementasi kurikulum

D. Metodololi . untuk mendapatkanMetodologi dalam penelitian ini dipahami sebagal upaya-upaya rt'an ,'tu

d' . k Atas dasar penge , ,kenyataan dan penyelesaian terhadap masal~h yang laJu, a~. 2) metode 3)metodologi penelitian ini dipilah ke dalam tlga tataran, ya!tu. ~) ancan,g~n,. . A an'ganteknik. Aneangan adalah rasionalisasi ilmu yang mendasan ke~Ja p~n~lItlan I~~ik n~etodebersifat aksiomatis. Penelitian ini menggunakan aneangan ImgUl.stlk fore d 'I T k 'kadalah strategi untuk memperoleh data, maka dari itll metode berslfat. prose urad'· I t ~Imengacu kepada alat yang dipakai untuk mengambil data, Pengambtlan data I a <U an

dengan menggunakan: .., rf kI. Metode simak dengan teknik sadap perekaman. Meto~e IIll meltbatkan pene 1 I e

dalam objek pengamatan. Peneliti hadir dan mengamatl dengan :ara mendengarkansiaran radio secara seksama untuk mencari tahu kegiatan yang dlgambarkan dalamsetiap episode percakapan. ... ..

2. Metode simak dengan teknik pencatatan. Metode ml mellbatkan penlehlltl

kke da~m

objek pengamatan lalu mencatat semua ujaran yang dipercakapkan 0 e a tor-a toryang berperan di dalam percakapan itU.36

E. PembahasanProposisi merupakan salah satu aspek yang dapat dirujuk sebagai ran~h peng~unaan

bahasa yang dari segi semantik bertemali erat dengan berbagai bidang ilmu, yaltu: I) loglka, 2)filosofi bahasa, 3) filosofi psikologi serta 4) linguistik teoretis. 37 Filsafat logika m~rup~kanbasis lahimya berbagai hal, yang menyangkut proposisi secara konseptual. Manusla hldupmenggunakan bahasa sebagai alat komunikasi antara penutur dan petutur. Komunikasi dapatlanear karena keduanya saling memahami, hal itu menunjukkan bahwa logika sangat erat

. dengan bahasa. Lyons (1999) mengemukakan studi linguistik khususnya semantik terkait eratdengan proposisi. Keterkaitan itll ditinjau dari satuan bahasa yang bersifat hierarkis yangdigambarkannya sebagai berikut: "sentences, clauses, statements dan proposition".38 Konsepini mengindikasikan bahwa keberadaan proposisi selalu hadir di dalam kalimat (sentences),klausa (clauses), dan pernyataan (statements). Dengan begitu, proposisi dapat didudukan dalamstudi semantik sebagai sebuah bahasa alamiah yang biasa digunakan manusia, sehingga bahasaini dapat dibuktikan maupun dipaparkan. Menurut Lyons (1999) ada tiga tolok ukur yangdipedomani untuk mengkaji sebuah proposisi, yaitu: 1) proposisi dapat bersifat benar atausalah; 2) suatu proposisi berisi nilai kebenaran (truth values); 3) proposisi dapat berwujudobjek dari suatu sikap proposisional (propotional attitude), sehingga memiliki sifat yang dapat~iketahui,. dipe~caya~, meragukan .atau menghib~r; 4) propo.sisi dapat berbentuk objek daritmdakan Ilukosl sehmgga dapat dltambahkan, dmyatakan, dlsangkal; 5) proposisi seringkalihadir seeara ajeg dalam sebuah terjemahan dari bahasa sumber kepada bahasa sasaran. Kelimatolok ukur di atas dipahami sebagai dimensi-dimensi yang melekat pada sebuah proposisi.

~a.la~ hubungannya denga.n makn~, van Dijk. (.1980) menjelaskan bahwa proposisimemlltkl hubungan satu sarna lam. Relasl antarproposls1 berfungsi untuk menimbulkan maknasemantik yang ada dalam suat~ waea~a. Ma~~ yang ~u~eul akibat oleh relasi itu adalah : 1)suatu makna da~at mun~uI aklbat dan proposlsl-propoSISI yang saling berelasi, 2) suat\) maknadapat muneul aklbat dart pemahaman sebuah teks secara utuh. Dengan demikian, ditinjau dari

Bahasa dan Sastra dalam Era Teknologi

:~ M~ha~mad. Metode ~~nelitian Bahasa, (Jogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), hal 221-262.Cnmmlns, M. PrOposition In R.E Asher (ed). Concise Encyclopedia ofPhiloshoph L

(Oxford: Etseviser Science 1997) 287pp. 0' anguage.38 "

I,.yons, John. "Sentences, Clause, Statements and Propositions". In Peter COllins adD .The Clouse in English. (Amsterdam: John Benjamins Publishing Company, 1999), 157-158p;. aVid Lee. (ed).

Seminar Nasional 310

Page 11: ,4~ E-;tJ~ 1fJ1: - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45119/2/Kajian... · 25. persepsi guru bahasa indonesia terhadap implementasi kurikulum

•I

. ." . ..\.. b k' I) makna bersifat holi~tik; 2)segl pembentuk makna, reiasl antarproposisl dapat mem entu .sebuah proposisi baru yang disebut proposisi makro.

39." h drop sisi

Dalam sebuah wacana proposisi memiliki satuan makna terkecii. KaJlan ter a ap p Tk'dapat dilakukan dengan' memusatkan perhatian pada setiap satuan bahasa yang meml I I

d t b hasa lainnya Beberapamakna yang saling' berelasi antar satu satuan bahasa engan sa uan a . b hbuah proposisi yang unsur-unsurnya saling berkait satu sama lain dapat mem~entuk se uawacana. Dengan alasan itu, dipahami bahwa sebuah wacana yang balk, hubunganantarproposisi yang satu dengan proposisi yang lain hanya mendukung satu pokok persoalanyang sarna (the same topic). Dalam kajian wacana, pokok persoalan (abo~tnes.v) ~erupakanelemen penting.40 Penjelasan Renkema (2004) mengindikasikan bahwa toplk meruJuk kepad~beberapa aspek, yaitu: 1) satu ringkasan singkat sebuah wacana; 2) persoalan utama dar~sebuah paragraf; 3) pokok persoalan_yang terkandung dalam sebua~ k~li~at. Be~a~gkat danpemahaman tentang pokok persoalan atau aboutness itulah, _kajlan 101 membldl~ .konseptopikalitas dalam wacana untuk menemukan gugus proposisi-gugus pr?~O~ISI yangmengandung gambaran tentang waktu. Larson (1984) menjelaskan bahwa p.r~po~lsl tlda~ dapatberdiri sendiri, artinya setiap proposisi memiliki kaitan dengan proposisl lam. PenJe.lasanLarson itu dipahami bahwa proposisi satu dengan proposisi yang lain sal ing ~erinteraksl ~ratatau memiliki relasis satu sarna lain. Konsep proposisi ini digunakan sebagal dasar berpIJakdalam melakukan analisis hubungan antar proposisi, dalam sketsa Indonesia yang menjadiobjek sasaran kajian, dalam penelitian ini.

Bertumpu kepada konsep keterkaitan antarproposisi ini dipandang sebagai salah satuperanti analisis yang tepat, guna menemukan relasi antar proposisi yang terdapat di dalampercakapan yang membangun topik pembicaraan setiap episode sketsa Indonesia. Melaluirasionalisasi yang mengarah kepada analisis hubungan antar proposisi itu diharapkan terungkapproposisi-proposisi utama terkait dengan waktu, dengan dasar pemahaman bahwa proposisimemiliki kaitan erat dengan teks. Pandangan terhadap proposisi diarahkan kepada maknaproposisi dalam arti luas, yakni proposisi yang bermakna: I) suatu keadaan atau kejadian ; 2)aspek-aspek yang mempunyai hubungan langsung dengan kejadian atau keadaan.

Proposisi yang dikemukakan oleh Larson (1984) adalah proposisi semantik yangmengarahkan analisis yang bersifat hierarkis ditinjau aspek gramatikal. Aspek gramatikal itumeliputi: 1) klausa; dan 2) kalimat tunggal. Proposisi dipahami pula sebagai satuan semantikyang mengandung konsep-konsep, yaitu bila sebuah proposisi yang satu merupakan konseppenunjang, maka proposisi lainnya adalah konsep inti. Proposisi yang berkapasitas sebagaipenunjang berkait erat proposisi yang berkapasitas sebagai proposisi inti.41 Sistem keterkaitanantar proposisi yang dijelaskan oleh Larson (1984) merujuk kepada sebuah proposisi dapatmenjadi inti proposisi, dan inti proposisi itu dapat bergabung dengan konsep lain. Sebagaisatuan semantik~ pro~~sisi dapat dipil.ah m.enjadi dua fitur yaitu: I) benda, dan 2) kejadian.Kedua . ~ons~p . ltu dljela~kan sebagal. benkut.: 1) sebuah proposisi dapat disebut sebagaiproposisl kejadlan seandamya konsep Itu merujuk kepada kejadian; 2) sebuah proposisi dapatdisebut sebagai proposisi benda, apabila konsep itu merujuk kepada benda.

Sebuah teks proposisi dapat diidentikkan sebagai sebuah kumpulan proposisi. Proposisidalam .s~~tu wacana percakapan dianggap sebagai gugus-gugus proposisi. Setiap gugusproposisl ltu membentuk paragraf semantik. Setiap paragraf tersebut membentuk episodedalam suatu percakapan yang selanjutnya akan membentuk gugus episode. Gugus episode

• J9 Van Dijk, T~un. Macroslnlctures: An Inlnerdisciplinary Study ofGlobal Structure in Dlst'ourseInleracll~~ and Cognition. (New Jer~ey: Laurence Erlbaum Associates Publishers, 1980), hal 148 .

Renkema, Jan. Inlroducllon 10 Dicourse Siudies. (Amslerdam: John Benla' P bl' hi2004). 88-90pp. ~ mms U IS ng Company,

41 Larson, Mildred. L. Penerjemahan Berdasarkan Makna' Pedo "Terjemahan Kencanawati Tamiran. (Jakarta: Arean. 1984), hal 197-198. man untu Pemadanan Antarbahasa.

Seminar Nasional 311 Bahasa dan SlJStra dalam Era Tl!knnlnoi

Page 12: ,4~ E-;tJ~ 1fJ1: - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45119/2/Kajian... · 25. persepsi guru bahasa indonesia terhadap implementasi kurikulum

b 'an Bagian-bagian itu.. d I'i beberapa ag l . (1984)

bergabung dan membentuk satu kesatuan yang terdJrl ak t dari konsep ini, Larsonmenyatu membentuk wacana yang bermakna. Berang a ·t. I) hubungal1 penambahan;

. . . did I bungan lItama yal 1I.menggolongkan reiasl proposisl a am ua 'tU b dalah:2) hubungan pendukung.42 Uraian tiap-tiap hubungan terse ut a ..

1. Hubungan Penambahan nang dibentuk oleh proposlsl-Hubungan penambahan merujuk kepada suatu hllbunga Y a namun masing-masing

proposisi yang menunjukkan keadaan (promine.n~e) yang sa;~s'isi yang lain. Gambaranproposisi tidak memiliki relasi antara satu porposlSI dengan prohubungan proposisi itu sebagai berikut:

,

Keterangan:. . d 'si 1 disimbolkan sebagai XI;

Y adalah situasl yang sarna; Y mengan ung propoSIproposisi 2 digambarkan sebagai X2; simbal f. tidak berhubungan

I

Hubungan penambahan dapat dipilah lagi menjadi dua jenis hubungan yaitu:1) Hubungan Penambahan Kronologis

(1) Hubungan Penambahan Kronologis dengaQ Waktu yang TidakBersamaan

Hubungan penambahan kronologis dengan waktu yang tidak bersamaan atau diartikan jugawaktu yang terjadi secara berurutan. Model hubungan ini merujuk kepada dua peristiwa yangterjadi, yang di dalamnya terdapat dalam dua proposisi, Jalu keclua proposisi itu menunjukkandua kejadian yang memperlihatkan beberapa aspek berikut: a) hubungan waktu yang berurutan;b) kejadian yang satu mengikuti kejadian yang lain,pada waktu yang berdekatan, dan c) tidakada tumpang tindih waktu antar kejadian tersebut,43 Contoh 1 :

01 Narator 1

02 Narator 2

03 Narator 1•

04 Narator 205 Narator 106 Sound

Sumber

: Saudara, demi mencegak mandeknya kaderisasi pemimpin. negeri Ske/sa dengansadar menganLislpasi.

: Negerl ini segera menggelar acara audisi lin/uk mef!iaring calon-calon pemimpinLerbaik.

: Sebuah panggung megah Lelah dipersiapkan un/uk menyeleksi peser/a un 'ukkemampuan IJ

: Juri-juri terbaik /elah didatangkan ...: Dan inilah ajang pemimpin Sketsa Idol 2012: Kembang apt ... sorak sora; megah ...

: Sketsa Indonesia: Penjaringan Pemimpin karya Prie as (disiarkan d' d' SJanuari 2014. jam 13:37 Wla) I ra 10 mart FM Jakarta tanggal 10

Unsur-unsur wacana percakapan

Inti percakapan 1

Waktu berul'UtanInti percakapan 2

di atas dapat di bedah sebagai berikut:

(1) Sebuah panggung megah telah d' . kt k I ks

· zperszap anun u menye e zpeserta unjuk kemampuan

(2) Neg~ri .ini segera mengge/aracara audisi untukmenJarmg ca/on-calon pemimpin terbaik

42. ." - Kumala. Sonya Ayu. "Pengungkapan Karakter D 1 . . •

Aktlvls ~PLepok: Fakultas Ilmu Bidaya Universitas Indonesia 2~~~} PhlolP400s14Slt Analisls Wacana Naratif Scorangarson 1984. Ibid.• hal 291 I I a • .

Seminar NasionalI 312

Bahasa dan Sastra dalam Era Te1cnolDlri

Page 13: ,4~ E-;tJ~ 1fJ1: - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45119/2/Kajian... · 25. persepsi guru bahasa indonesia terhadap implementasi kurikulum

. Mo~el Analisis : ~erujuk kepada Kumala, Sonya Ayu (2012) yang telah dimodi(jkasi olch pcncliti ini,yang dlsesu31kan dengan cm data di dalam penelitian Sketsa Indonesia ini.

Percakapan yang dilakukan oleh narator 1dan 2 di atas mengandung dua proposisi; yaitu:

0302

Narator 1Narator 2

••

••

Sebuah panggung megah te/ah dipersiapkan untuk menye/eksi peserta unjuk kemampuanNegeri ini segera mengge/ar aeara audi.ri untllk menjarlng ea/on-ca/on pemlmplnterbaik.

Kejadian yang ada dalam proposisi di atas menunjukkan urutan kronologi, yaitu kejadianproposisi 'yang diucapkan oleh narator I diikuti oleh kejadian yang dijelaskan dalam proposisi2 yang dlUcapkan oleh narator 2. Merujuk kepada konsep Larson (1984) tentang hubunganpenambahan, kedua proposisi tersebut tersusun atas proposisi-proposisi yang 'sama-sama kuatmenunjukkan suatu keadaan' (prominence). Proposisi model ini oleh Larson (1984) disebut .sebagai induk.44

(2) Hubungan Penambahan dengan Waktu yang BersamaanHubungan penambahan dengan waktu yang bersamaan merujuk kepada proposisi­

proposisi yang terjadi dalam waktu yang bersamaan. Kejadian yang ada dalam proposisi modelini berupa kejadian yang bersifat sementara, atau terus menerus dan terjadi ketumpangtindihanwaktu kejadian, baik pada sebagian atau seluruh kejadian yang ada.45 Contoh 2:

01 Narator 1 ••

02 Narator 2 ••

03 Narator t ••

04 Narator 2 ••

05 Narator 1 ••

06 Sound ••

070809

PoltakSoundPoltak

Sumber

••

••

••

••

Saudora. tawuran makin meraja/e/a di negeri Sketsa.Tawuran an/ara kampong, tawuran an/ara pe/ajar. antar suproter dan antar gengDan ilu baru tawuran do/am bentukfisikBe/um tawuran da/am bentuk ide dan niatKenapa ini terjadi? Para pakar Sketsa meneoba mencarijawabannyaTawuran di jalanan... klakson ... kaca pecah ... teriak kesakitan... tembakanpolisi. ..tauwan bubar... suara ambulans...(Tegas) Ayo, angkut semua pe/aku ini. Dasar anarkis. Angkut!Truk melaju... music ...

Lapor pak Denmas. Ini dia para pe/aku tawuran, kila berhasil mengamankan. Jadikifa sama-sama yang berhasil ya!

Sketsa Indonesia: "Resep Anli Tawur" karya Prie OS (disiarkan di radio Smart FM Jakarta tanggal 11Januari 2014, jam II :37 WIB)

Percakapan pada contoh 2 di atas mengandung dua proposisi yaitu:

02030405

Narator 2Narator 1Narator 2Narator 1

••

••••

••

Tawuran antara kampong, tawuran an/ara pe/ajar, antar suproter dan antar gengDan ilu baru tawuran do/am bentukfisikBe/urn tawuran do/am bentuk ide dan niatKenapa ini terjadi? Para pakar Sketsa meneoba mencari jawabannya

Inti percakapan 1 (1) Tawuran an/ara kampung. tawuran antara pe/ajar. antar suporterdan antar geng

44 K I Sonya Ayu. "Pengungkapan Karakter dalam Proposisi Analisis Wacana Naratif Seoprang.. " u~.aTesis Program Studi Linguistik Fakultas IImu Budaya Universitas Indonesia, 2012. Tesis

AktlVIS '. (Dep~ ') hal 41. Model anaJisis merujuk kepada model analisis Kumala (2012) yang telah dilakukanBelum DI~er?lt an.

k, karakteristik data dalam kajian ini.

modifikasl dlsesual an .45 Larson, t 984., Op. Cit.

Seminar Nasional313 Bahasa dan Sastra dillam Era Teknologi

Page 14: ,4~ E-;tJ~ 1fJ1: - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45119/2/Kajian... · 25. persepsi guru bahasa indonesia terhadap implementasi kurikulum

2

mencoha menearl

dolam be/JtukjisikDan ItII haru 1(Ill,wan I. 1'.Je dan /Jlat

.1 I m benlll/l. ",Belum taWl/ran "a a pakar Ske/so

, , /eriadi? ParaKenapa tnl J

jawahannya

Ah. uang negara saja blsa aleu bocorkan

Apalagi Cllma rekomendasi

(2)

(I)

(2)

: Glmana, Mho. Rekomendaslnyajatllh padaku ~aaa

: Soya dapal boco1'annya dari Bang Pollak. Pak.· Wuiii hebaaal. Gimana caramu Pollak? .; Ah. uang negara soja bisa aku bocorkan apalagi euma rekomendasl

· Sketsu Indonesia: "Rekomendasi" karya Prie OS (disiarkan di radio Smart FM Jakarta tanggal 9 Januari· 2014.jam 13:3SWIB)

Woktu bersQnumn

Inti percakapaJl 1

Inti percakapan I

Penambahan non kronologis

Inti percakapan 2

d roposisi yaitu:Percakapan pada contoh 2 terdapat ua P IeI' dan an/ar geng

ela 'ar antal' sl/proTowuran antara katnpong, Imlluran an~ara P If '

Dan I/u baru towuran dalam bentllkjislk

Be/Illn lawl/ran dalam benluk ide dan Itiat , 'awabannyaba mencafl}Kenapa ini lerjadi? Para pakar Skelsa menco

(I)(2)

Sumber

69 Raden70 Jumbo71 Raden72 Pollak

. . ktu yang bersamaan dan'd' t terJadl dalam wa 'f;Kedua proposisi yang ada dalam pro~osisl ,I a as ro osisi tidak menunjukkan SI at yang

dihubungkan oleh penambahan, yal~~ setlap, p Pmengungguli (prominence) atas proposisl yang lam,

(3) H..bungan Penambahan ~ankro~olo~: ada proposisi-proposisi atau gug~~Hubungan penambahan tankronologls meruJuk p .d k berasal dari aspek waktu,

proposisi yang memusatkan perhatian kepada hubungan yang tl aContoh 3 sebagai berikut:

Percakapan pada contoh 3 menunjukkan bahwa pada proposisi itu terdapat konjungsi apa/agiyang menjadi penanda gabungan. Kedua proposisi di atas di atas dikaitkan dengan hubunganpenambahan, memperlihatkan bahwa proposisi pertama dan kedua bersifat sejajar bila ditinjaudari tataran ~rominensi. Dengan kata lain, hubungan proposisi pertama dan kedua tidak bersifatkronologis.4

. 2. Hubungan Pendukung

Hubu?gan pendukun~ me~juk ke~ada hu~ungan ~~ng memiliki tingkat fokus terhadapJuatu obJek, atau prommensl (prommence) tldak seJaJar. Model proposisi ini berbentuk

.6 Larson. 1984, Ibid. hal 291,

.~ Larson (1984: 299) menjelaskan bahwa jenis hUbungan nonkronologl's d 1 h' , h b ngb ~ 'b ' d k . d k d'b'" a a a Jems u ungan yaeraungsl se agal pen u ung In u yang I en IstJlah sebagai penggabungan dan penambahan.

Seminar Nasiol)ll 314• Bahasa dan Sastra dnln_ ~.... .,.".!-,.IM;

Page 15: ,4~ E-;tJ~ 1fJ1: - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45119/2/Kajian... · 25. persepsi guru bahasa indonesia terhadap implementasi kurikulum

46 Jumbo ••

47 Genduk ••

48 Jumbo ••.

49 Sound ••

50 Genduk ••

51 Sound ••

52 Raden ••

53 Genduk ••

54 Raden ••

hierark.is: yaitu proposisi yang satu rnenjadi proposisi atasan dan proposisi ~ang I~in ~enjadiproposlsl bawahan atau Proposisi pendukung. Tipe hubungan ini ada dua dlrnensl, yaltu : I)hubungan pendukung kronologis; 2) hubungan pendukung tankronologis.48

1) Hubungan pendukung kronologis ..Hubungan pendukung kronologis rnerujuk kepada konsep bahwa jika dua proposlsl

mernpunyai tataran prominesi yang tidak sarna, tetapi dua proposisi itu tetap berada dalam satuuntaian proposisi yang saling berkaitan. Salah satu proposisi bertindak sebagai proposisi induk,dan proposisi yang lain berperan sebagai pendukung. Dengan dernikian terdapat hubunganinduk-pendukung atau pendukung-induk. Hubungan model ini dipaharni sebagai hubungankronologis karena berkait erat dengan waktu yang sarna atas suatu kejadian. Contoh 4:

Yaaah, Mbaaaaak, '" mbaaaaak masak penasehat po/itik ngojekYa, tap; Bapak kan be/llmjadi. masih mall nya/on.Oiya yaaa! Be/um sempat korupsi kok ya. Lupa saya, hahaha.Gelak TawaTunggu. tunggulluu. Biar saya minta i;in du/u.Mengetuk pintu dengan sopanMasuk!Pak Jumbo mall menghadap. Pak Denmas?Wadllh. Adaa apa/agi. Slldah kubilang janganmenghadap hari ini. In; penasehat koksukar dinasehati.

Sumber : Sketsa Indonesia: "Rekomendasi" karya Prie GS (disiarkan di radio Smart FM Jakarta tanggal 9 Januari2014,jam 13:35 WIB)

Tahap 1

Penahapan

(1) . Tunggu. t!Jngguuuu. Biar saya minta i=in dulu.

Tahap 2

Tahap 3

Penahapan

Tahap4

Penahapan

Tujuan

(2)

(3)

(4)

(5)

Mengetuk pintu dengan sopan

Masuk!

Pak Jumbo mau menghadap. Pak Denmas?

Waduh. Adaa apa/agi. Sudah kubiJang jangan ",enghadap "ariini. Ini penasehat kok sulca,. dinase"ali.

•. . osisi pada percakapan di atas mengandung hubungan pendukung dan

propos::~~':cronologis. Percakapan pada contoh 4 mernperlihatkan urutan keja~i~ yanghubung~ .Sl· kepada proposisi yang lain untuk menuju kepada satu proposlSI utamajelas darl satu proposi .yaitu tujuan.

2) Hubungan Pendukung Tankronologis

48 Larson, 1984., Ibid., hal 297.

Seminar Nasional 315 BnJ.asa dan Sastra dill,.", £rII r,lmologi

Page 16: ,4~ E-;tJ~ 1fJ1: - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45119/2/Kajian... · 25. persepsi guru bahasa indonesia terhadap implementasi kurikulum

t •

Karena itu, walau banlJak p ib k ~ em natnya jangan-janagan lakanya yang bisa me/ewati syaratnya. '

Makin tldak mudah menjad/ pemimpin

Ya, sudah berart} gllgur!

Iya, tadi /tit lho bang... kon kalau saya jadi pemimpin, sayaberjanji.

Lha. jadi pemimpin kok kerjanya Cuma berjanji. Gimana sih!

(5)

(3)

(1)

(4)

(2)

Soya berjanji ...Gong KecilPeringatan Pertama!Gimana sihjanji saja be/um.. sudah dipuringati!TawaKa/alljadi ptmimpin .wya bttrjaltji.GOI\~ SedangIni peringatan IwdJla!Glmana ~ih?

Lha, jadi pemimp/n kok kerjanya Cuma berjanj/G/mana sih?Iya. tadi /tu lho bang... kan ko/au sayajadi pemimpin. soya berjanji.TawaYa. sudah berarti gtlgur!Oong Besar... Tepuk tanganMakin tidak mudah menjadi pemimpinKarena itu, walau banyak peminatnya, jangan-janagan tak banyak yang bisa melewatisyaratnya.

: Sketsa Indonesia: "Rekomendasi" karya Prie as (disiarkan di radio Smart FM Jakarta tanggal 9 Januari2014.jam 13:35 Wffi)

Penahapan

Sebabakibat

Tahap 4

Penahaplln

Tahap 3

Tahap 2

Penahapan

49 Laraon, '984., Ibid .. hal 29'

Tahap 1

lJwN.a81a

Sumber

Proposisi-proposisi pada percakapan contoh 4hubungan sebab akibat. Percakapan tersebut mem ~~ngandung hubungan pendukung dansatl.J proposisi kepada proposisi yang lain untuk per I .atk:n urutan kejadian yang jelas darig~mbaran tentang sebab akibat. menuJu epada satu proposisi utama yaitu

Percakapan di atas dapat dibedah ke dalam beberapa tahap, sebagai berikut

78 Poltak ••

79 Sound ••

80 Raden ••

81 Poltak ••

82 Sound ••

83 Poltak ••

84 Sound ••

8S Raden ••

86 Poltak ••

87 Raden ••

88 Poltak ••

89 Jumbo ••

90 Sound ••

91 Raden ••

92 Sound ••

93 Narator 1 ••

94 Narator 2 ••

. hubun an sebab akibat

sebagai unsur penting. Dalam konteks ini waktu bukan merupakan lmens .

S

Page 17: ,4~ E-;tJ~ 1fJ1: - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45119/2/Kajian... · 25. persepsi guru bahasa indonesia terhadap implementasi kurikulum

F. Simpulan

. K~ian propo.sisi yang terdapat di dalam percakapan Sketsa Indonesia dapatdlkate~onk~n seb~gal penelitian linguistik yang proscdurnya berpcdoman pada pcndckatanek!~ktl~, ~altu .hasll perpaduan antara teori linguistik, sosiologi, psikologi dan logika. Tcmuank~j~an 101 mehputi beberapa aspek waktu, yang terkandung di dalam bcrbagai proposisi yangdlujarkan dalam percakapan Sketsa Indonesia yaitu: I) hubungan waktu kronologis; dan 2)hubungan waktu nonkronologis; 3) hubungan waktu secara berurutan, 4) hubungan waktusecara bersa~aan, 5) hubungan waktu yang mengarah kepada tujuan; dan 6) hubungan waktuyang menunjukkan sebab akihat. Melalui segmen kata, klausa dan kalimat ditemukan bcberapaungkapan mengenai aspek waktu yang dapat dirinci secara lehih seksama.

Pustaka Acuan

Crimmins, M.1997. "Proposition". In R.E Asher (ed). Concise Encyclopedia ofPhiloshophyLanguage. Oxford: Elseviser Science, 1997

GS. Prie. "Episode-Episode Sketsa Indonesia" Data rekaman asal radio Smart FM mulaiJanuari -Maret 2014.

Goodwin, Charles. 1979. "The Interactive Construction of a Sentence in NaturalConversation", in G. Psathas (ed). Everyday Languages: Studies in Ethnomethodology.New York: Irvington. 97-121pp.

Heritage, John and Watson, D.R. 1979. "Formulations as Conversational Objects. In G. Psathas(ed)., Everyday Language Studies in Ethnomethodology. New York: Irvington. 187-20 Ipp.

Hudson, R.A. 1980. Sociolinguistics. Cambridge: Cambridge University Press.Kumala, Sonya Ayu. 2012. "Pengungkapan Karakter dalam Proposisi Analisis Wacana Naratif

Seorang Aktivis". (Depok: Tesis Program Studi Linguistik Fakultas Ilmu BudayaUniversitas Indonesia; Tesis Belum Diterbitkan), hal 41.

Labov, W. and Waletzky, J. 1967. "Narratives Analysis: Oral Versions of Personal Experience.In J. Helm (ed). Essays on the Verbal and Visual Arts (Seattle: University ofWashington Press.

Land Stephen, K. 1974. From Signs to Propositions: The Concept ofForm in Eighteen CenturySemantics Theory. London: Longman

Larson Mildred. L. 1984. Penerjemahan Berdasarkan Makna: Pedoman untuk Pemadanan'Antarbahasa. Terjemahan Kencanawati Tamiran. Jakarta: Arcan.

Lyons, John. 1999. "Sentences, Clause~ State~ents and Propositions". In .Pet~r Collins andDavid Lee. (ed). The Clause In Englzsh. Amsterdam: John BenJamms PublishingCompany.

Maier, H.MJ. 1982. "The Failure of.a Hero: An Analysis of Pramudya Ananta Tur's ShortStory Sunat ", dalam Majalah Bahasa dan Kesusasteraan Indonesia. S-Gravenhage: Matijnus Nijhof. Halaman 212

M ndelbaum Jenny. 1989. "Interpersonal Activities in Conversational Storytelling". Ina West:rn Journal ofSpeech Communication No. 53. 114-126pp.

Me Namee, Maurice B. James, James E Cronin, Josep.h A Roges. 1971. Literary Types andThemes. Second Edition. New York: Holt and Wmston, Inc.

Muhammad. 2011. Metode Penelitian Bahasa. Jogyakarta: Ar-Ruzz Media.Poerwadarminta, W.J .S. 1994. Ka"!us Umum .Bahasa Indo~esia. Jakarta: Balai Pustaka.Renkema, Jan. 2004. IntroductIOn to D,course Studies. Amsterdam: John Benjamins

Publishing Company.R .d' M Ikhwan, Trisna Gumelar, Heru Kurniawan, dan Zurmailis. 20 IO. "Krisis Manusia

OSyl IModern: Kajian Semiotika Yuri Lotman terhadap Teks Drama Kebun Ceri Karya A.P

Seminar Nasional• 317 Bahasa dan Sastra dalam Era Telmologi

Page 18: ,4~ E-;tJ~ 1fJ1: - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45119/2/Kajian... · 25. persepsi guru bahasa indonesia terhadap implementasi kurikulum

ChckkoV~ dalam AnoJi.is Tela SaI/ra Mengung!uJp , £Ile/ika, don ItkoJcgidaJam Penpelaif Teori Formula, Semio/ika, nermeneuJika don S/rulauralisme

Genentilc. Yogyakar1a: Graha IImu.Schriffill, Deborah. In Other Worth: VariuJioru. Reference and arrotive. (Cambridge:

. Cambridge University Press, 207p.Takw,n. Dagus. 2004. P.ikologi aratif: MembaaJ Manulio Sebagai Kuah. Jakarta: Jalasutra

• 111

Page 19: ,4~ E-;tJ~ 1fJ1: - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45119/2/Kajian... · 25. persepsi guru bahasa indonesia terhadap implementasi kurikulum

9 786021 570258

Penerbit FKIPU iver ita Matara 2014

I. ajapa i o. 62, ata am. TIp: 0370- . _ 7

ISBN 978-602-1570-25-8