(4) bagian i

40
BAGIAN I RENCANA PENELITIAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah salah satu perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis, perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan kebudayaan kehidupan. Pemerintah berusaha meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Indonesia melalui jalur pendidikan. Berdasarkan undang-undang No 20 tahun 2003 tentang pendidikan nasional ( SISDIKNAS) pasal 3 disebutkan bahwa: “Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampun dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, kreatif, berilmu, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.” 1

Upload: roasi-apur

Post on 07-Jul-2016

227 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

skripsi

TRANSCRIPT

Page 1: (4) BAGIAN I

BAGIAN I

RENCANA PENELITIAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah salah satu perwujudan kebudayaan manusia yang

dinamis, perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya

terjadi sejalan dengan perubahan kebudayaan kehidupan. Pemerintah berusaha

meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Indonesia melalui jalur

pendidikan. Berdasarkan undang-undang No 20 tahun 2003 tentang

pendidikan nasional ( SISDIKNAS) pasal 3 disebutkan bahwa:

“Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampun dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, kreatif, berilmu, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”

Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang

mempunyai tanggung jawab untuk menghantarkan siswa memperoleh

pengetahuan dan perubahan tingkahlaku. Pengembangan dalam proses

pembelajaran disekolah tidak lepas dari aktivitas belajar siswa, yang pada

hakikatnya belajar merupakan suatu elemen yang sangat penting dalam rangka

mewujudkan kualitas yang baik dalam proses belajar maupun pencapaian

pembelajaran. Proses belajar tergantung pada kemampuan guru dalam

merancang dan melaksanakan pembelajaran. Suatu pembelajaran yang

1

Page 2: (4) BAGIAN I

2

dilaksanakan dengan efektif dan efesien tentu akan memberi kontribusi hasil

belajar yang baik bagi siswa, sebaliknya proses pembelajaran yang dilakukan

kurang maksimal oleh guru, perlu upaya pengembangan motivasi siswa.

Proses pembelajaran pada hakekatnya untuk mengembangkan aktivitas

dan kreativitas peserta didik melalui berbagai interaksi dan pengalaman

belajar. Dalam kegiatan pembelajaran perlu adanya keaktifan belajar siswa.

Keaktifan adalah kegiatan yang bersifat fisik maupun mental, yaitu berbuat

dan berfikir sebagai suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan (Sardiman,

2001: 98). Keaktifan belajar siswa merupakan unsur dasar yang penting bagi

keberhasilan proses pembelajaran, karena pembelajaran dikatakan berhasil dan

berkualitas apabila seluruhnya peserta didik terlibat secara aktif, baik secara

fisik maupun secara mental dalam proses pembelajaran.

Peningkatan keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran geografi tentu

dapat diraih apabila guru mampu menggunakan pendekatan sebuah model

pembelajaran yang tepat dalam proses pembelajaran. Namun saat ini hal itu

belum mampu terlaksana secara optimal dikarenakan pada mata pelajaran

geografi masih banyak diselimuti problematika-problematika dalam

pembelajaran. Salah satunya adalah penggunaan model pembelajaran yang

kurang tepat dan kurang bervariatif.

Berdasarkan hasil pra observasi di kelas X SMA Negeri 1 Sambas,

diperoleh tingkat keaktifan siswa dalam pembelajaran masih kurang. Hal ini

terlihat pada saat proses belajar berlangsung siswa kurang aktif dalam

memecahakan permasalahan yang diberikan guru, kurangnya keaktifan untuk

Page 3: (4) BAGIAN I

3

bertanya ketika ada materi yang belum dipahami dan kurang aktif dalam

mengeluarkan pendapat. Kurangnya interaksi antara guru dan siswa

menyebabkan minimnya terjadi hubungan timbal balik antara siswa dengan

guru.

Berkaitan dengan hal tersebut diperlukan solusi alternatif guna

meningkatkan keaktifan belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran

yang sesuai dengan materi pembelajaran. Model pembelajaran yang

diharapkan mampu untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa yaitu dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams

Achievement Division). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Jauhar

Tauhid (2013: 10) bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

STAD (Student Teams Achievement Division) dapat meningkatkan keaktifan

belajar siswa karena melalui penggunaan model pembelajaran ini mampu

meransang siswa untuk menyelesaikan setiap permasalahan yang berkaitan

dengan materi atau topik pembelajaran dan aktif berinteraksi pada saat proses

pembelajaran berlangsung.

Menurut Slavin dalam Miftahul Huda (2013) “Student Teams

Achievement Division merupakan salah satu strategi pembelajaran kooperatif

yang di dalamnya beberapa kelompok kecil siswa dengan level kemampuan

akademik yang berbeda-beda saling bekerja sama untuk menyelesaikan

tujuan pembelajaran.” Tidak hanya secara akademik, siswa juga

dikelompokkan secara beragam berdasarkan gender, ras, dan etnis. Sejauh ini

pembelajaran masih didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan sebagai

Page 4: (4) BAGIAN I

4

fakta untuk dihapal, padahal pembelajaran tidak hanya difokuskan pada

pemberian teori, tetapi bagaimana agar pengalaman belajar dan teori yang

disampaikan mampu menumbuhkan sikap saling menghargai dan menambah

kepercayaan diri siswa. Dengan demikian selain pembelajaran akan menjadi

lebih menarik, juga akan dirasakan sangat dibutuhkan oleh setiap siswa

karena apa yang dipelajari dirasakan langsung manfaatnya.

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan sebelumnya, peneliti

tertarik melakukan penelitian mengenai “Upaya Meningkatkan Keaktifan

Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD

pada Mata Pelajaran Geografi Kelas X SMA Negeri 1 Sambas”.

B. Masalah dan Sub Masalah Penelitian

Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka yang menjadi

masalah di dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah upaya meningkatkan

keaktifan siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

STAD pada mata pelajaran geografi di kelas X SMA Negeri 1 Sambas?”

Dari masalah umum tersebut, maka dirumuskan sub-sub masalah agar

lebih spesifik lagi dalam pembahasannya. Sub masalah dalam penelitian ini

sebagai berikut:

1. Bagaimanakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

pada mata pelajaran geografi kelas X SMA Negeri 1 Sambas?

2. Bagaimanakah keaktifan siswa pada mata pelajaran geografi kelas X

SMA Negeri 1 Sambas?

Page 5: (4) BAGIAN I

5

3. Apakah terdapat peningkatan keaktifan siswa setelah menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe STAD?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

tindakan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata

pelajaran geografi terhadap keaktifan siswa kelas X SMA Negeri 1 Sambas.

Tujuan khusus dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Mengetahui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

pada mata pelajaran geografi kelas X SMA Negeri 1 Sambas.

2. Mengetahui keaktifan siswa pada mata pelajaran geografi kelas X

SMA Negeri 1 Sambas.

3. Mengetahui peningkatan keaktifan siswa setelah menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi wacana yang

konstruktif tentang pentingnya penggunaan model pembelajaran kooperatif

tipe STAD dalam memberikan kontribusi bagi pengembangan model-

model pembelajaran yang kemudian dijadikan panduan dalam proses

pelaksanaan pembelajaran di kelas khususnya dalam upaya meningkatkan

Page 6: (4) BAGIAN I

6

keaktifan siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

STAD pada mata pelajaran geografi kelas X SMA Negeri 1 Sambas.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi guru mata pelajaran geografi

Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

ini guru dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan,

mempermudah guru menyampaikan materi dengan efektif, dan menjadi

sebuah alternatif pilihan untuk melaksanakan pembelajaran yang efisien

dalam rangka meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar.

b. Bagi siswa

Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

ini dapat membantu menumbuhkan daya tarik siswa terhadap

pembelajaran, meningkatkan semangat kerja antar siswa,

mempermudah siswa dalam memahami materi, dan meransang siswa

agar lebih aktif pada saat proses pembelajaran berlangsung.

c. Bagi sekolah

Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

ini dapat dijadikan sebagai contoh dan masukan untuk model

pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa

dan dapat memperbaiki serta meningkatkan kualitas pembelajaran di

sekolah.

Page 7: (4) BAGIAN I

7

d. Bagi penulis

Dapat memperoleh pengalaman penelitian dan ilmu tentang

penggunaan model pembelajaran yang efektif dan efisien dalam upaya

meningkatkan keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran geografi.

E. Ruang Lingkup Penelitian

1. Variabel Penelitian

Variabel penelitian merupakan suatu yang terbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi

tentang hal yang diteliti, kemudian ditarik kesimpulan, Sugiyono dalam

Zuldafrial (2012:12) bahwa variabel adalah sebagai artibut dari seseoarang

atau obyek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan orang lain.

Kidder dalam Hamid Darmadi (2011:21) menyebutkan bahwa variabel

merupakan suatu kualitas (qualities) dimana peneliti ingin mempelajari

dan menarik kesimpulan dari penelitian yang dilakukan.

Berdasarkan pendapat diatas dapat dirumuskan bahwa variabel

penelitian adalah suatu atribut dari seseorang yang mempunyai variasi dan

kualitas yang dipelajari dan ditarik kesimpulannya oleh peneliti. Variabel

yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut;

a. Variabel Tindakan

Variabel tindakan dalam penelitian ini adalah proses pelaksanaan

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif

tipe STAD (Student Teams Achievement Division) yang menggunakan

Page 8: (4) BAGIAN I

8

kerangka rencana belajar dimana guru meminta siswa untuk

membentuk kelompok-kelompok heterogen yang masing-masing

terdiri dari 4-5 anggota. Setelah pengelompokkan dilakukan, ada

sintak lima tahap yang harus dilakukan, yakni pengajaran, tim studi,

tes, skor kemajuan individual dan rekognisi. Aspek-aspek model

pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement

Division) :

1) Pengajaran. Materi dalam STAD pertama-tama dikenalkan dalam

presentasi didalam kelas.

2) Tim studi. Tim studi terdiri dari empat atau lima siswa yang

mewakili seluruh bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik,

jenis kelamin, ras dan etnisitas.

3) Tes. Setelah sekitar satu atau dua periode setelah guru

memberikan presentasi dan sekitar satu atau dua periode praktek

tim, para siswa akan mengerjakan tes individual.

4) Skor Kemajuan Individual. Gagasan dibalik skor kemajuan

individual adalah untuk memberikan kepada setiap siswa tujuan

kinerja yang akan dapat dicapai apabila mereka bekerja lebih giat

dan memberikan kinerja yang lebih baik dari pada sebelumnya.

5) Rekognisi. Tim akan mendapatkan sertifikat atau bentuk

penghargaan yang lain apabila skor rata-rata mereka mencapai

kriteria tertentu.

Page 9: (4) BAGIAN I

9

b. Variabel Masalah

Variabel masalah dalam penelitian ini adalah aspek-aspek

keaktifan belajar siswa menurut Nana Sudjana (2004: 61) adalah

sebagai berikut :

1) turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya;2) terlibat dalam pemecahan masalah;3) Bertanya kepada siswa lain atau guru apabila tidak memahami

persoalan yang dihadapinya;4) Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk

pemecahan masalah;5) Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru;6) Menilai kemampuan dirinya dan hasil– hasil yang diperolehnya;7) Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang sejenis;8) Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang diperoleh

dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya.

Dengan adanya aspek penilaian keaktifan belajar siswa tersebut,

peneliti memutuskan untuk membatasi aspek penilaian keaktifan

belajar siswa dengan menggunakan 5 aspek untuk menilai keaktifan

belajar siswa, diantaranya :

1) turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya;

2) terlibat dalam pemecahan masalah;

3) Bertanya kepada siswa lain atau guru apabila tidak memahami

persoalan yang dihadapinya;

4) Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk

pemecahan masalah;

5) Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru;

Page 10: (4) BAGIAN I

10

2. Definisi Operasional

a. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan salah

satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan interaksi diantara

siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai

materi dan pencapaian prestasi secara maksimal. Dalam Student Teams

Achievement Division (STAD) para siswa dibagi dalam tim belajar

yang terdiri atas 4-5 orang yang berbeda-beda kemampuan, jenis

kelamin, latar belakang etniknya. Guru menyampaikan pelajaran, lalu

siswa bekerja dalam tim mereka untuk memastikan bahwa semua

anggota tim menguasi pelajaran. Selanjutnya, Semua siswa

mengerjakan kuis/pertanyaan mengenai materi secara sendiri-sendiri,

dimana pada saat itu mereka tidak diperbolehkan untuk saling

membantu.

b. Keaktifan Belajar Siswa

Keaktifan belajar siswa adalah suatu keadaan dimana siswa

aktif dalam belajar. Keaktifan belajar siswa dapat dilihat dari

keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar yang beraneka ragam

seperti saat mendengarkan penjelasan guru, diskusi, membuat laporan

pelaksanaan tugas dan sebagainya.

Page 11: (4) BAGIAN I

11

F. Prosedur Penelitian

1. Metode dan Bentuk Penelitian

a. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian tindakan kelas atau classroom action research model

Kemmis dan McTaggart. Menurut Kunandar dalam Ekawarna (2011:5)

“Penelitian tindakan kelas merupakan suatu kegitan yang dilakukan

guru bersama-sama dengan orang lain (kolaborasi) yang bertujuan

untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu proses pembelajaran di

kelasnya.” Mc Niff (1992) dalam Kusumah dan Dwitagama (2010:8)

“memandang hakikat PTK adalah sebagai bentuk penelitian reflektif

yang dilakukan oleh guru sendiri yang hasilnya dapat dimanfaatkan

sebagai alat untuk pengembangan keahlian mengajar.

“Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh

guru didalam kelasnya sendiri dengan cara merencanakan,

melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kalaboratif dan

partisipasif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru,

sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.” (Wijaya Kusuma dan

Dedi Dwitagama, 2009 : 9)

Berdasarkan pendapat diatas bahwa penelitian tindakan kelas

merupakan suatu penelitian yang berpusat pada suatu kelas yang

pencapaian belum efektif dan diperlukan suatu pemecahan masalah

terhadap kelas tersebut, agar proses pembelajaran dapat berjalan lancar

Page 12: (4) BAGIAN I

12

dan seefektif mungkin. Penelitian tindakan kelas memiliki beberapa ciri

pokok, yaitu sebagai berikut :

1) Inkuirireflektif: penelitian berangkat dari permasalahan

pembelajaran riel yang sehari-hari dihadapi. Jadi kegiatan

penelitian berdasarkan pada pelaksanaan tugas dan pengambilan

tindakan untuk memecahkan masalah yang dihadapi.

2) Kolaboratif : upaya perbaikan proses dan hasil pembelajaran tidak

dapat dilakukan sendiri oleh peneliti di luar kelas, tetapi ia harus

berkolaborasi dengan guru.

3) Reflektif : penelitian memiliki ciri khusus yaitu sikap reflektif yang

berkelanjutan guna memperbaiki proses tindakan pada siklus

kegiatan berikutnya.

Tujuan Penelitian Tindakan Kelas menurut Ekawarna ( 2011 : 11)

adalah sebagai berikut:

1) Memperbaiki dan meningkatkan mutu praktek pembelajaran yang

dilaksanakan guru demi tercapainya tujuan pembelajaran yang

bermutu.

2) Memperbaiki dan meningkatkan kinerja-kinerja pembelajaran

yang dilaksanakn oleh guru.

3) Mengidentifikasi, menemukan solusi, dan mengatasi masalah

pembelajaran di kelas agar pembelajan bermutu.

Page 13: (4) BAGIAN I

13

4) Meningkatkan dan memperkuat kemampuan guru dalam

memecahkan masalah-masalah pembelajaran dan membuat

keputusan yang tepat bagi siswa dan kelas yang di ajarkanya.

5) Mengeksplorasi dan membuahkan kreasi-kreasi dan inovasi-

inovasi pembelajaran (misalnya, pendekatan, metode, strategi,

dan media) yang dapat dilakukan oleh guru demi peningkatan

mutu proses dan hasil pembelajaran.

6) Mencoba gagasan, pikiran, kiat, cara dan strategi baru dalam

pembelajaran untuk meningkatkan mutu pembelajaran selain

kemampuan inovatif guru.

7) Mengeksplorasi pembelajaran yang selalu berwawasan atau

berbasis penelitian agar pembelajaran dapat bertumpu pada

realitas empiris kelas, bukan semata-mata bertumpu pada

kesalahan umum atau asumsi.

Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan model Kemmis

dan McTaggart terdiri dari empat komponen, yaitu perencanaan

(planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi

(reflecting). Tahap-tahap tersebut menurut Kemmis dan McTaggart

adalah sebagai berikut:

Page 14: (4) BAGIAN I

14

Gambar 1.1 Siklus penelitian tindakan kelas

Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa langkah-langkah siklus

pertama yaitu diawali dengan perencanaan atau planning, pelaksanaan,

pengamatan atau observasi dan refleksi atau reflecting. Siklus pertama ini

diterapkan pada awal penelitian, jika siklus pertama tidak sesuai dengan

tujuan pembelajaran yang diharapkan, maka dapat diterapkan siklus kedua.

Adapun penjelasan dalam siklus tersebut sebagai berikut:

1. Planning (perencanaan)

Pada tahap ini peneliti dan guru Geografi akan menyusun

rancangan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk

memecahkan masalah yang dihadapi dengan menggunakan model

Perencanaan

SIKLUS I

Pengamatan

Perencanaan

SIKLUS II

Pengamatan

Pelaksanaan Refleksi

Refleksi Pelaksanaan

?

Page 15: (4) BAGIAN I

15

pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi dasar-dasar ilmu

geografi khusunya sub materi prinsip-prinsip geografi pada siklus

I dan sub materi aspek-aspek geografi dan gejala-gejalanya dalam

kehidupan pada siklus II di kelas XC SMA Negeri 1 Sambas.

Dalam penelitian ini, secara umum perencanaan merupakan

kolaborasi antara peneliti dan guru Geografi. Adapun rencana

kegiatan pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe

STAD yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

Tabel 1.1 Langkah-langkah pelaksanaan siklus I

Siklus I

1. Kegiatan awal (10 menit)

a) Pengelolaan kelas1) Guru menyiapkan alat dan bahan pembelajaran2) Guru mengkondisikan kelas3) Guru memberikan motivasi kepada siswa4) Guru melakukan presensi

b) Apersepsi1) Guru bertanya “pertemuan sebelumnya kita sudah

membahas 10 konsep esensial geografi, siapa yang bisa menyebutkan kembali 10 konsep esensial geografi tersebut?”

2) Guru bertanya kepada siswa “ siapa yang bisa menjelaskan pengertian konsep keterjangkauan?”

3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

2. Kegiatan Inti (40 menit)

a) Eksplorasi (15 menit)1) Guru bertanya kepada siswa” siapa yang bisa

menyebutkan 4 prinsip geografi?”2) Guru menjelaskan garis besar materi pelajaran

tentang prinsip-prinsip geografi.3) Guru membagi siswa menjadi 7 kelompok yang

anggota kelompoknya heterogen, serta masing-

Page 16: (4) BAGIAN I

16

masing kelompok terdiri dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Anggota masing-masing kelompok kurang lebih 4-5 orang siswa. Setiap kelompok mempunyai nama kelompok, sesuai dengan kesepakatan bersama.

b) Elaborasi (25 menit)1) Guru memberikan tugas kepada setiap kelompok

dengan materi yang berbeda dengan distribusi materi sebagai berikut:- Kelompok 1 dan kelompok 5 mendiskusikan

materi tentang prinsip interelasi.- Kelompok 2 dan kelompok 6 mendiskusikan

materi tentang prinsip deskripsi.- Kelompok 3 dan kelompok 7 mendiskusikan

materi tentang prinsip korologi.- Kelompok 4 mendiskusikan materi tentang

prinsip penyebaran.2) Setelah guru memberikan tugas kepada setiap

kelompok selanjutnya guru mengarahkan jalannya kerja kelompok tersebut.

3) Siswa melaksanakan kegiatan kerja kelompok4) Guru memberikan motivasi dan menjadi fasilitator

bagi siswa.5) Siswa mencatat hasil dari kerja kelompok yang

mereka lakukan.6) Siswa dapat bertanya apabila mengalami kesulitan

dalam mengerjakan tugas kelompok tersebut.7) Siswa perwakilan dari masing-masing kelompok

untuk maju ke depan dan membacakan hasil kerja kelompok mereka.

8) Siswa dapat memberikan tanggapan apabila hasil kerja kelompok dari teman yang maju di depan kelas dirasa kurang tepat maka kelompok lain berhak untuk memberikan jawaban yang dianggap tepat.

9) Guru memberikan kuis kepada semua kelompok, apabila jawabanya benar akan diberikan poin tambahan bagi siswa tersebut maupun bagi kelompoknya.

c) Konfirmasi (10 menit)

Page 17: (4) BAGIAN I

17

1) Guru bertanya kepada siswa materi mana yang sekiranya belum begitu mereka pahami dan guru menjelaskan kembali.

2) Guru juga meluruskan kesalahpahaman yang terjadi selama siswa mengikuti pembelajaran tersebut.

3) Setelah melakukan penilaian terhadap aktivitas siswa, guru mengumumkan kelompok mana saja yang termasuk kelompok super, kelompok hebat, dan kelompok baik.

4) Kelompok super, hebat, dan baik akan mendapatkan penghargaan berupa nilai dan hadiah dari guru.

3. Kegiatan Akhir (20 menit)

1) Guru memberikan soal tes formatif yang merupakan tugas individu.

2) Guru bersama dengan siswa mengoreksi soal-soal tersebut

3) Guru memberikan penguatan kepada siswa.4) Guru bersama siswa membuat kesimpulan

pelajaran hari ini.5) Guru menutup pelajaran.

Tabel 1.2 Langkah-langkah pelaksanaan siklus II

Siklus II

1. Kegiatan awal (10 menit)

a) Pengelolaan kelas1) Guru menyiapkan alat dan bahan pembelajaran.2) Guru mengkondisikan kelas.3) Guru memberikan motivasi kepada siswa.4) Guru melakukan presensi.

b) Apersepsi1) Guru bertanya “Siapa yang bisa menyebutkan

kembali prinsip-prinsip geografi?”2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

5) Kegiatan Inti (40 menit)

a) Eksplorasi (15 menit)1) Guru bertanya kepada siswa” siapa yang bisa

menyebutkan aspek-aspek geografi?”

Page 18: (4) BAGIAN I

18

2) Guru bertanya” siapa yang bisa menyebutkan gejala geografi dalam kehidupan sehari-hari?”

3) Guru menjelaskan garis besar materi pelajaran tentang aspek-aspek georafi dan gejala geografi dalam kehidupan sehari-hari.

4) Guru membagi siswa menjadi 7 kelompok yang anggota kelompoknya heterogen, serta masing-masing kelompok terdiri dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Anggota masing-masing kelompok kurang lebih 4-5 orang siswa. Setiap kelompok mempunyai nama kelompok, sesuai dengan kesepakatan bersama.

b) Elaborasi (25 menit)1) Guru memberikan tugas kepada setiap kelompok

dengan materi yang berbeda dengan distribusi materi sebagai berikut:- Kelompok 1 mendiskusikan materi tentang

aspek geografi fisik.- Kelompok 2 mendiskusikan materi tentang

aspek geografi manusia.- Kelompok 3 mendiskusikan materi tentang

aspek geografi regional.- Kelompok 4 mendiskusikan materi tentang

iklim sebagai salah satu gejala geografi.- Kelompok 5 mendiskusikan materi tentang

vulkanisme sebagai salah satu gejala geografi.- Kelompok 6 mendiskusikan materi tentang

gempa bumi sebagai salah satu gejala geografi.- Kelompok 7 mendiskusikan materi tentang

angin sebagai salah satu gejala geografi.2) Setelah guru memberikan tugas kepada setiap

kelompok selanjutnya guru mengarahkan jalannya kerja kelompok tersebut.

3) Siswa melaksanakan kegiatan kerja kelompok4) Guru memberikan motivasi dan menjadi fasilitator

bagi siswa.5) Siswa mencatat hasil dari kerja kelompok yang

mereka lakukan.6) Siswa dapat bertanya apabila mengalami kesulitan

dalam mengerjakan tugas kelompok tersebut.7) Siswa perwakilan dari masing-masing kelompok

untuk maju ke depan dan membacakan hasil kerja

Page 19: (4) BAGIAN I

19

kelompok mereka.8) Siswa dapat memberikan tanggapan apabila hasil

kerja kelompok dari teman yang maju di depan kelas dirasa kurang tepat maka kelompok lainberhak untuk memberikan jawaban yang dianggap tepat.

9) Guru memberikan kuis kepada semua kelompok, apabila jawabanya benar akan diberikan poin tambahan bagi siswa tersebut maupun bagi kelompoknya.

c) Konfirmasi (10 menit)1) Guru bertanya kepada siswa materi mana yang

sekiranya belum begitu mereka pahami dan guru menjelaskan kembali.

2) Guru juga meluruskan kesalahpahaman yang terjadi selama siswa mengikuti pembelajaran tersebut.

3) Setelah melakukan penilaian terhadap aktivitas siswa, guru mengumumkan kelompok mana saja yang termasuk kelompok super, kelompok hebat, dan kelompok baik.

4) Kelompok super, hebat, dan baik akan mendapatkan penghargaan berupa nilai dan hadiah dari guru.

4)Kegiatan Akhir (20 menit)

1) Guru memberikan soal tes formatif yang merupakan tugas individu.

2) Guru bersama dengan siswa mengoreksi soal-soal tersebut

3) Guru memberikan penguatan kepada siswa.4) Guru bersama siswa membuat kesimpulan pelajaran

hari ini.5) Guru menutup pelajaran.

2. Acting (pelaksanaan)

Pada tahap ini, peneliti dan kolaborator

mengimplementasikan skenario pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang

telah disusun pada tahap perencanaan. Dalam kegiatan

Page 20: (4) BAGIAN I

20

pembelajaran ini guru diharapkan untuk berusaha melakukan apa

yang sudah dirumuskan dalam perencanaan. Keterkaitan antara

pelaksanaan dan perencanaan perlu diperhatikan secara seksama

agar sesuai dengan maksud dan tujuan semula.

3. Observing (pengamatan)

Pada tahap ini peneliti mengamati proses pelaksanaan

model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan mengamati

keaktifan belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung

dari tahap apersepsi hingga konfirmasi.

4. Reflecting (refleksi)

Tahap refleksi ini dimaksudkan untuk mengkaji secara

menyeluruh tindkakan yang telah dilakukan berdasarkan data

yang telah dikumpulkan kemudian dilakukan evaluasi guna

memperbaiki tindakan berikutnya. Berdasarkan hasil refleksi

tersebut, guru bersama peneliti menyusun rencana tindakan

selanjutnya dengan melakukan penyempurnaan atau perbaikan

tindakan yang akan dilakukan.

b. Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian tindakan

kelas ini adalah penelitian tindakan kolaboratif. Sukidin, dkk (2007:56)

“menjelaskan bahwa penelitian tindakan kolaboratif adalah penelitian

yang melibatkan beberapa pihak, yaitu guru, kepala sekolah, dosen

Page 21: (4) BAGIAN I

21

LPTK dan orang lain yang terlibat menjadi satu tim secara serentak

melakukan penelitian.” Dalam penelitian ini peneliti akan berkolaborasi

dengan seorang guru geografi, dimana guru tersebut yang akan

melaksanakan praktik pembelajaran dan peneltiti sebagai pengamat.

2. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa. Guru sebagai

kolaborator yang mengajarkan materi geografi di kelas X SMA Negeri 1

Sambas. Berdasarkan penjelasan tersebut yang menjadi subjek penelitian

ini adalah siswa di kelas XC SMA Negeri 1 Sambas, dengan jumlah siswa

35 orang, terdiri dari 22 siswa perempuan dan 13 siswa laki-laki karena

dari 7 kelas X yang terdapat di SMA Negeri 1 Sambas siswa kelas XC

memiliki tingkat keaktifan belajar yang kurang atau pasif pada saat

pelajaran geografi berlangsung. Dalam penelitian ini guru yang

menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam

pembalajaran geografi.

Tabel 1.3 Subyek Peneltian

XC

Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki 13

Perempuan 22

Jumlah 35

Sumber : Tata Usaha SMA Negeri 1 Sambas tahun 2015

Page 22: (4) BAGIAN I

22

3. Teknik dan Alat Pengumpul Data

a. Teknik Pengumpul Data

Teknik pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1) Teknik Observasi Langsung

Teknik observasi langsung adalah suatu metode pengumpulan

data secara langsung dimana peneliti atau pembantu peneliti langsung

mengamati gejala-gejala yang diteliti dari suatu objek penelitian

menggunakan atau tanpa menggunakan instrumen penelitian yang

sudah di rancang (Zuldafrial, 2012:39). Teknik observasi langsung

yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengamati penggunaan

model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan keaktifan belajar siswa

pada saat mengikuti pembelajaran geografi.

2) Teknik Dokumentasi

Teknik dokumentasi menurut Hadari Nawawi (2007:100)

“Teknik ini adalah cara mengumpulkan data melalui peninggalan

tertulis. terutama berupa arsip-arsip termasuk juga buku-buku

tentang pendapat, teori, dalil atau hukum dan lain-lain yang

berhubungan dengan masalah penyelidikan. Zuldafrial (2009:64)

menyebutkan bahwa “Teknik dokumenter adalah suatu metode

pengumpulan data didalam si peneliti mengumpulkan dan

mempelajari data atau informasi yang diperlukan melalui dokumen-

Page 23: (4) BAGIAN I

23

dokumen penting yang tersimpan”.Berdasarkan pendapat diatas

dapat disimpulkan bahwa teknik dokumenter adalah untuk

memperoleh data dengan mengumpulkan berkas-berkas atau arsip

sekolah yang dianggap penting dalam penelitian.

b. Alat Pengumpul Data

Alat pengumpulan data merupakan cara untuk memperoleh data

dalam suatu penelitian. Data dan informasi yang menjadi dalam

penelitian untuk diolah merupakan data yang berwujud data primer dan

data sekunder.Menurut Iskandar (2008:178) “data primer merupakan

data yang diperoleh dengan teknik pengumpulan data yang sering

digunakan seperti; interview (wawancara), kuesioner (angket),

sedangkan data sekunder diperoleh dari menelaah dokumen-dokumen

yang berhubungan dengan persoalan penelitian, seperti literature yang

memiliki relevasi dengan fokus penelitian. Berdasarkan teknik-teknik

pengumpulan data yang digunakan, alat pengumpulan data yang sesuai

dengan teknik-teknik tersebut meliputi:

1) Lembar Observasi

Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah lembar observasi, yang digunakan pada saat siswa mengikuti

kegiatan belajar di kelas, dengan melihat secara langsung keaktifan

siswa pada mata pelajaran geografi di dalam kelas, tanpa ikut serta

dalam proses belajar mengajar di kelas. Peneliti mengamati

Page 24: (4) BAGIAN I

24

penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe stad dan keaktifan

belajar siswa pada mata pelajaran geografi.

2) Dokumentasi

Dukumentasi yang dilakukan dalam penelitian ini agar hasil

penelitian benar-benar memiliki bukti yang kuat. Dokumentasi

dilakukan untuk mengumpulkan data melalui foto-foto, arsip, data

jumlah siswa, rekaman, dan catatan-catatan lainnya.

4. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dimaksudkan untuk menjawab rumusan

masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam penelitian

(Sugiyono, 2014:243). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

deskriptif analisis. Dalam deskriptif analisis peneliti mencoba untuk

menganalisa semua data dari observasi, angket, wawancara, dan

dokumentasi.

a. Untuk mengolah dan menganalisis data kemampuan guru

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD digunakan

rumus rata-rata (Mean). Rumus mean antara lain sebagai berikut:

X−

=∑ X

N

Keterangan :

X−

= Rata-rata hitung yang dicari

∑ X = jumlah skor

Page 25: (4) BAGIAN I

25

N = jumlah subjek (Burhan Nurgiyanto 2009:64)

Keterangan :1 = kurang2 = cukup3 = baik4 = baik sekali

b. Untuk mengolah data keaktifan belajar siswa rumus yang digunakan adalah rumus persentase sebagai berikut :

X%= nN x100%

Keterangan :

X% = Persentase yang dicarin = Hasil ObservasiN = Jumlah Sampel (Nana Sudjana 2009 : 34)

c. Untuk mengetahui peningkatan keaktifan belajar siswa dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student

Teams Achievement Division) dengan membandingkan hasil

pengamatan selama siklus I dan siklus II.

5. Kriteria Keberhasilan

Kriteria merupakan patokan untuk menentukan keberhasilan suatu

kegiatan atau program, dikatakan berhasil apabila mampu mencapai

kriteria yang telah ditentukan dan gagal apabila tidak mampu melampaui

kriteria yang telah ditentukan. Keberhasilan suatu penelitian tindakan yaitu

dengan membandingkan hasil sebelum diberi tindakan dengan hasil setelah

tindakan. Adapun kriteria keberhasilan yang digunakan dalam penelitian

ini adalah:

Page 26: (4) BAGIAN I

26

a. Terlaksananya pembelajaran geografi dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement

Division) sesuai yang direncanakan.

b. Banyaknya siswa yang memperoleh kategori keaktifan belajar siswa

pada mata diklat memilih bahan baku busana adalah ≥ 75% yang

mengacu pada E. Mulyasa (2008:101) bahwa “dari segi proses,

pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya

atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%) siswa terlibat secara aktif

dalam proses pembelajaran.”

G. Jadwal Rencana Penelitian

Tabel 1.4 Jadwal Rencana Peneltian

No KegiatanBulan/Tahun 2015/2016

Februari Mei Juni Juli Agustus

1 Pengajuan Outline

2 Penyusunan desain

3 Seminar

4 Pelaksanaan penelitian

5 Ujian skripsi