(4) bagian i
DESCRIPTION
skripsiTRANSCRIPT
BAGIAN I
RENCANA PENELITIAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah salah satu perwujudan kebudayaan manusia yang
dinamis, perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya
terjadi sejalan dengan perubahan kebudayaan kehidupan. Pemerintah berusaha
meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Indonesia melalui jalur
pendidikan. Berdasarkan undang-undang No 20 tahun 2003 tentang
pendidikan nasional ( SISDIKNAS) pasal 3 disebutkan bahwa:
“Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampun dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, kreatif, berilmu, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”
Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang
mempunyai tanggung jawab untuk menghantarkan siswa memperoleh
pengetahuan dan perubahan tingkahlaku. Pengembangan dalam proses
pembelajaran disekolah tidak lepas dari aktivitas belajar siswa, yang pada
hakikatnya belajar merupakan suatu elemen yang sangat penting dalam rangka
mewujudkan kualitas yang baik dalam proses belajar maupun pencapaian
pembelajaran. Proses belajar tergantung pada kemampuan guru dalam
merancang dan melaksanakan pembelajaran. Suatu pembelajaran yang
1
2
dilaksanakan dengan efektif dan efesien tentu akan memberi kontribusi hasil
belajar yang baik bagi siswa, sebaliknya proses pembelajaran yang dilakukan
kurang maksimal oleh guru, perlu upaya pengembangan motivasi siswa.
Proses pembelajaran pada hakekatnya untuk mengembangkan aktivitas
dan kreativitas peserta didik melalui berbagai interaksi dan pengalaman
belajar. Dalam kegiatan pembelajaran perlu adanya keaktifan belajar siswa.
Keaktifan adalah kegiatan yang bersifat fisik maupun mental, yaitu berbuat
dan berfikir sebagai suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan (Sardiman,
2001: 98). Keaktifan belajar siswa merupakan unsur dasar yang penting bagi
keberhasilan proses pembelajaran, karena pembelajaran dikatakan berhasil dan
berkualitas apabila seluruhnya peserta didik terlibat secara aktif, baik secara
fisik maupun secara mental dalam proses pembelajaran.
Peningkatan keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran geografi tentu
dapat diraih apabila guru mampu menggunakan pendekatan sebuah model
pembelajaran yang tepat dalam proses pembelajaran. Namun saat ini hal itu
belum mampu terlaksana secara optimal dikarenakan pada mata pelajaran
geografi masih banyak diselimuti problematika-problematika dalam
pembelajaran. Salah satunya adalah penggunaan model pembelajaran yang
kurang tepat dan kurang bervariatif.
Berdasarkan hasil pra observasi di kelas X SMA Negeri 1 Sambas,
diperoleh tingkat keaktifan siswa dalam pembelajaran masih kurang. Hal ini
terlihat pada saat proses belajar berlangsung siswa kurang aktif dalam
memecahakan permasalahan yang diberikan guru, kurangnya keaktifan untuk
3
bertanya ketika ada materi yang belum dipahami dan kurang aktif dalam
mengeluarkan pendapat. Kurangnya interaksi antara guru dan siswa
menyebabkan minimnya terjadi hubungan timbal balik antara siswa dengan
guru.
Berkaitan dengan hal tersebut diperlukan solusi alternatif guna
meningkatkan keaktifan belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran
yang sesuai dengan materi pembelajaran. Model pembelajaran yang
diharapkan mampu untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa yaitu dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams
Achievement Division). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Jauhar
Tauhid (2013: 10) bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD (Student Teams Achievement Division) dapat meningkatkan keaktifan
belajar siswa karena melalui penggunaan model pembelajaran ini mampu
meransang siswa untuk menyelesaikan setiap permasalahan yang berkaitan
dengan materi atau topik pembelajaran dan aktif berinteraksi pada saat proses
pembelajaran berlangsung.
Menurut Slavin dalam Miftahul Huda (2013) “Student Teams
Achievement Division merupakan salah satu strategi pembelajaran kooperatif
yang di dalamnya beberapa kelompok kecil siswa dengan level kemampuan
akademik yang berbeda-beda saling bekerja sama untuk menyelesaikan
tujuan pembelajaran.” Tidak hanya secara akademik, siswa juga
dikelompokkan secara beragam berdasarkan gender, ras, dan etnis. Sejauh ini
pembelajaran masih didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan sebagai
4
fakta untuk dihapal, padahal pembelajaran tidak hanya difokuskan pada
pemberian teori, tetapi bagaimana agar pengalaman belajar dan teori yang
disampaikan mampu menumbuhkan sikap saling menghargai dan menambah
kepercayaan diri siswa. Dengan demikian selain pembelajaran akan menjadi
lebih menarik, juga akan dirasakan sangat dibutuhkan oleh setiap siswa
karena apa yang dipelajari dirasakan langsung manfaatnya.
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan sebelumnya, peneliti
tertarik melakukan penelitian mengenai “Upaya Meningkatkan Keaktifan
Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD
pada Mata Pelajaran Geografi Kelas X SMA Negeri 1 Sambas”.
B. Masalah dan Sub Masalah Penelitian
Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka yang menjadi
masalah di dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah upaya meningkatkan
keaktifan siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD pada mata pelajaran geografi di kelas X SMA Negeri 1 Sambas?”
Dari masalah umum tersebut, maka dirumuskan sub-sub masalah agar
lebih spesifik lagi dalam pembahasannya. Sub masalah dalam penelitian ini
sebagai berikut:
1. Bagaimanakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
pada mata pelajaran geografi kelas X SMA Negeri 1 Sambas?
2. Bagaimanakah keaktifan siswa pada mata pelajaran geografi kelas X
SMA Negeri 1 Sambas?
5
3. Apakah terdapat peningkatan keaktifan siswa setelah menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
tindakan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata
pelajaran geografi terhadap keaktifan siswa kelas X SMA Negeri 1 Sambas.
Tujuan khusus dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Mengetahui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
pada mata pelajaran geografi kelas X SMA Negeri 1 Sambas.
2. Mengetahui keaktifan siswa pada mata pelajaran geografi kelas X
SMA Negeri 1 Sambas.
3. Mengetahui peningkatan keaktifan siswa setelah menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi wacana yang
konstruktif tentang pentingnya penggunaan model pembelajaran kooperatif
tipe STAD dalam memberikan kontribusi bagi pengembangan model-
model pembelajaran yang kemudian dijadikan panduan dalam proses
pelaksanaan pembelajaran di kelas khususnya dalam upaya meningkatkan
6
keaktifan siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD pada mata pelajaran geografi kelas X SMA Negeri 1 Sambas.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi guru mata pelajaran geografi
Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
ini guru dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan,
mempermudah guru menyampaikan materi dengan efektif, dan menjadi
sebuah alternatif pilihan untuk melaksanakan pembelajaran yang efisien
dalam rangka meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar.
b. Bagi siswa
Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
ini dapat membantu menumbuhkan daya tarik siswa terhadap
pembelajaran, meningkatkan semangat kerja antar siswa,
mempermudah siswa dalam memahami materi, dan meransang siswa
agar lebih aktif pada saat proses pembelajaran berlangsung.
c. Bagi sekolah
Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
ini dapat dijadikan sebagai contoh dan masukan untuk model
pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa
dan dapat memperbaiki serta meningkatkan kualitas pembelajaran di
sekolah.
7
d. Bagi penulis
Dapat memperoleh pengalaman penelitian dan ilmu tentang
penggunaan model pembelajaran yang efektif dan efisien dalam upaya
meningkatkan keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran geografi.
E. Ruang Lingkup Penelitian
1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian merupakan suatu yang terbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal yang diteliti, kemudian ditarik kesimpulan, Sugiyono dalam
Zuldafrial (2012:12) bahwa variabel adalah sebagai artibut dari seseoarang
atau obyek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan orang lain.
Kidder dalam Hamid Darmadi (2011:21) menyebutkan bahwa variabel
merupakan suatu kualitas (qualities) dimana peneliti ingin mempelajari
dan menarik kesimpulan dari penelitian yang dilakukan.
Berdasarkan pendapat diatas dapat dirumuskan bahwa variabel
penelitian adalah suatu atribut dari seseorang yang mempunyai variasi dan
kualitas yang dipelajari dan ditarik kesimpulannya oleh peneliti. Variabel
yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut;
a. Variabel Tindakan
Variabel tindakan dalam penelitian ini adalah proses pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe STAD (Student Teams Achievement Division) yang menggunakan
8
kerangka rencana belajar dimana guru meminta siswa untuk
membentuk kelompok-kelompok heterogen yang masing-masing
terdiri dari 4-5 anggota. Setelah pengelompokkan dilakukan, ada
sintak lima tahap yang harus dilakukan, yakni pengajaran, tim studi,
tes, skor kemajuan individual dan rekognisi. Aspek-aspek model
pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement
Division) :
1) Pengajaran. Materi dalam STAD pertama-tama dikenalkan dalam
presentasi didalam kelas.
2) Tim studi. Tim studi terdiri dari empat atau lima siswa yang
mewakili seluruh bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik,
jenis kelamin, ras dan etnisitas.
3) Tes. Setelah sekitar satu atau dua periode setelah guru
memberikan presentasi dan sekitar satu atau dua periode praktek
tim, para siswa akan mengerjakan tes individual.
4) Skor Kemajuan Individual. Gagasan dibalik skor kemajuan
individual adalah untuk memberikan kepada setiap siswa tujuan
kinerja yang akan dapat dicapai apabila mereka bekerja lebih giat
dan memberikan kinerja yang lebih baik dari pada sebelumnya.
5) Rekognisi. Tim akan mendapatkan sertifikat atau bentuk
penghargaan yang lain apabila skor rata-rata mereka mencapai
kriteria tertentu.
9
b. Variabel Masalah
Variabel masalah dalam penelitian ini adalah aspek-aspek
keaktifan belajar siswa menurut Nana Sudjana (2004: 61) adalah
sebagai berikut :
1) turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya;2) terlibat dalam pemecahan masalah;3) Bertanya kepada siswa lain atau guru apabila tidak memahami
persoalan yang dihadapinya;4) Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk
pemecahan masalah;5) Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru;6) Menilai kemampuan dirinya dan hasil– hasil yang diperolehnya;7) Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang sejenis;8) Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang diperoleh
dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya.
Dengan adanya aspek penilaian keaktifan belajar siswa tersebut,
peneliti memutuskan untuk membatasi aspek penilaian keaktifan
belajar siswa dengan menggunakan 5 aspek untuk menilai keaktifan
belajar siswa, diantaranya :
1) turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya;
2) terlibat dalam pemecahan masalah;
3) Bertanya kepada siswa lain atau guru apabila tidak memahami
persoalan yang dihadapinya;
4) Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk
pemecahan masalah;
5) Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru;
10
2. Definisi Operasional
a. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan salah
satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan interaksi diantara
siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai
materi dan pencapaian prestasi secara maksimal. Dalam Student Teams
Achievement Division (STAD) para siswa dibagi dalam tim belajar
yang terdiri atas 4-5 orang yang berbeda-beda kemampuan, jenis
kelamin, latar belakang etniknya. Guru menyampaikan pelajaran, lalu
siswa bekerja dalam tim mereka untuk memastikan bahwa semua
anggota tim menguasi pelajaran. Selanjutnya, Semua siswa
mengerjakan kuis/pertanyaan mengenai materi secara sendiri-sendiri,
dimana pada saat itu mereka tidak diperbolehkan untuk saling
membantu.
b. Keaktifan Belajar Siswa
Keaktifan belajar siswa adalah suatu keadaan dimana siswa
aktif dalam belajar. Keaktifan belajar siswa dapat dilihat dari
keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar yang beraneka ragam
seperti saat mendengarkan penjelasan guru, diskusi, membuat laporan
pelaksanaan tugas dan sebagainya.
11
F. Prosedur Penelitian
1. Metode dan Bentuk Penelitian
a. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian tindakan kelas atau classroom action research model
Kemmis dan McTaggart. Menurut Kunandar dalam Ekawarna (2011:5)
“Penelitian tindakan kelas merupakan suatu kegitan yang dilakukan
guru bersama-sama dengan orang lain (kolaborasi) yang bertujuan
untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu proses pembelajaran di
kelasnya.” Mc Niff (1992) dalam Kusumah dan Dwitagama (2010:8)
“memandang hakikat PTK adalah sebagai bentuk penelitian reflektif
yang dilakukan oleh guru sendiri yang hasilnya dapat dimanfaatkan
sebagai alat untuk pengembangan keahlian mengajar.
“Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh
guru didalam kelasnya sendiri dengan cara merencanakan,
melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kalaboratif dan
partisipasif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru,
sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.” (Wijaya Kusuma dan
Dedi Dwitagama, 2009 : 9)
Berdasarkan pendapat diatas bahwa penelitian tindakan kelas
merupakan suatu penelitian yang berpusat pada suatu kelas yang
pencapaian belum efektif dan diperlukan suatu pemecahan masalah
terhadap kelas tersebut, agar proses pembelajaran dapat berjalan lancar
12
dan seefektif mungkin. Penelitian tindakan kelas memiliki beberapa ciri
pokok, yaitu sebagai berikut :
1) Inkuirireflektif: penelitian berangkat dari permasalahan
pembelajaran riel yang sehari-hari dihadapi. Jadi kegiatan
penelitian berdasarkan pada pelaksanaan tugas dan pengambilan
tindakan untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
2) Kolaboratif : upaya perbaikan proses dan hasil pembelajaran tidak
dapat dilakukan sendiri oleh peneliti di luar kelas, tetapi ia harus
berkolaborasi dengan guru.
3) Reflektif : penelitian memiliki ciri khusus yaitu sikap reflektif yang
berkelanjutan guna memperbaiki proses tindakan pada siklus
kegiatan berikutnya.
Tujuan Penelitian Tindakan Kelas menurut Ekawarna ( 2011 : 11)
adalah sebagai berikut:
1) Memperbaiki dan meningkatkan mutu praktek pembelajaran yang
dilaksanakan guru demi tercapainya tujuan pembelajaran yang
bermutu.
2) Memperbaiki dan meningkatkan kinerja-kinerja pembelajaran
yang dilaksanakn oleh guru.
3) Mengidentifikasi, menemukan solusi, dan mengatasi masalah
pembelajaran di kelas agar pembelajan bermutu.
13
4) Meningkatkan dan memperkuat kemampuan guru dalam
memecahkan masalah-masalah pembelajaran dan membuat
keputusan yang tepat bagi siswa dan kelas yang di ajarkanya.
5) Mengeksplorasi dan membuahkan kreasi-kreasi dan inovasi-
inovasi pembelajaran (misalnya, pendekatan, metode, strategi,
dan media) yang dapat dilakukan oleh guru demi peningkatan
mutu proses dan hasil pembelajaran.
6) Mencoba gagasan, pikiran, kiat, cara dan strategi baru dalam
pembelajaran untuk meningkatkan mutu pembelajaran selain
kemampuan inovatif guru.
7) Mengeksplorasi pembelajaran yang selalu berwawasan atau
berbasis penelitian agar pembelajaran dapat bertumpu pada
realitas empiris kelas, bukan semata-mata bertumpu pada
kesalahan umum atau asumsi.
Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan model Kemmis
dan McTaggart terdiri dari empat komponen, yaitu perencanaan
(planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi
(reflecting). Tahap-tahap tersebut menurut Kemmis dan McTaggart
adalah sebagai berikut:
14
Gambar 1.1 Siklus penelitian tindakan kelas
Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa langkah-langkah siklus
pertama yaitu diawali dengan perencanaan atau planning, pelaksanaan,
pengamatan atau observasi dan refleksi atau reflecting. Siklus pertama ini
diterapkan pada awal penelitian, jika siklus pertama tidak sesuai dengan
tujuan pembelajaran yang diharapkan, maka dapat diterapkan siklus kedua.
Adapun penjelasan dalam siklus tersebut sebagai berikut:
1. Planning (perencanaan)
Pada tahap ini peneliti dan guru Geografi akan menyusun
rancangan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk
memecahkan masalah yang dihadapi dengan menggunakan model
Perencanaan
SIKLUS I
Pengamatan
Perencanaan
SIKLUS II
Pengamatan
Pelaksanaan Refleksi
Refleksi Pelaksanaan
?
15
pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi dasar-dasar ilmu
geografi khusunya sub materi prinsip-prinsip geografi pada siklus
I dan sub materi aspek-aspek geografi dan gejala-gejalanya dalam
kehidupan pada siklus II di kelas XC SMA Negeri 1 Sambas.
Dalam penelitian ini, secara umum perencanaan merupakan
kolaborasi antara peneliti dan guru Geografi. Adapun rencana
kegiatan pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe
STAD yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
Tabel 1.1 Langkah-langkah pelaksanaan siklus I
Siklus I
1. Kegiatan awal (10 menit)
a) Pengelolaan kelas1) Guru menyiapkan alat dan bahan pembelajaran2) Guru mengkondisikan kelas3) Guru memberikan motivasi kepada siswa4) Guru melakukan presensi
b) Apersepsi1) Guru bertanya “pertemuan sebelumnya kita sudah
membahas 10 konsep esensial geografi, siapa yang bisa menyebutkan kembali 10 konsep esensial geografi tersebut?”
2) Guru bertanya kepada siswa “ siapa yang bisa menjelaskan pengertian konsep keterjangkauan?”
3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2. Kegiatan Inti (40 menit)
a) Eksplorasi (15 menit)1) Guru bertanya kepada siswa” siapa yang bisa
menyebutkan 4 prinsip geografi?”2) Guru menjelaskan garis besar materi pelajaran
tentang prinsip-prinsip geografi.3) Guru membagi siswa menjadi 7 kelompok yang
anggota kelompoknya heterogen, serta masing-
16
masing kelompok terdiri dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Anggota masing-masing kelompok kurang lebih 4-5 orang siswa. Setiap kelompok mempunyai nama kelompok, sesuai dengan kesepakatan bersama.
b) Elaborasi (25 menit)1) Guru memberikan tugas kepada setiap kelompok
dengan materi yang berbeda dengan distribusi materi sebagai berikut:- Kelompok 1 dan kelompok 5 mendiskusikan
materi tentang prinsip interelasi.- Kelompok 2 dan kelompok 6 mendiskusikan
materi tentang prinsip deskripsi.- Kelompok 3 dan kelompok 7 mendiskusikan
materi tentang prinsip korologi.- Kelompok 4 mendiskusikan materi tentang
prinsip penyebaran.2) Setelah guru memberikan tugas kepada setiap
kelompok selanjutnya guru mengarahkan jalannya kerja kelompok tersebut.
3) Siswa melaksanakan kegiatan kerja kelompok4) Guru memberikan motivasi dan menjadi fasilitator
bagi siswa.5) Siswa mencatat hasil dari kerja kelompok yang
mereka lakukan.6) Siswa dapat bertanya apabila mengalami kesulitan
dalam mengerjakan tugas kelompok tersebut.7) Siswa perwakilan dari masing-masing kelompok
untuk maju ke depan dan membacakan hasil kerja kelompok mereka.
8) Siswa dapat memberikan tanggapan apabila hasil kerja kelompok dari teman yang maju di depan kelas dirasa kurang tepat maka kelompok lain berhak untuk memberikan jawaban yang dianggap tepat.
9) Guru memberikan kuis kepada semua kelompok, apabila jawabanya benar akan diberikan poin tambahan bagi siswa tersebut maupun bagi kelompoknya.
c) Konfirmasi (10 menit)
17
1) Guru bertanya kepada siswa materi mana yang sekiranya belum begitu mereka pahami dan guru menjelaskan kembali.
2) Guru juga meluruskan kesalahpahaman yang terjadi selama siswa mengikuti pembelajaran tersebut.
3) Setelah melakukan penilaian terhadap aktivitas siswa, guru mengumumkan kelompok mana saja yang termasuk kelompok super, kelompok hebat, dan kelompok baik.
4) Kelompok super, hebat, dan baik akan mendapatkan penghargaan berupa nilai dan hadiah dari guru.
3. Kegiatan Akhir (20 menit)
1) Guru memberikan soal tes formatif yang merupakan tugas individu.
2) Guru bersama dengan siswa mengoreksi soal-soal tersebut
3) Guru memberikan penguatan kepada siswa.4) Guru bersama siswa membuat kesimpulan
pelajaran hari ini.5) Guru menutup pelajaran.
Tabel 1.2 Langkah-langkah pelaksanaan siklus II
Siklus II
1. Kegiatan awal (10 menit)
a) Pengelolaan kelas1) Guru menyiapkan alat dan bahan pembelajaran.2) Guru mengkondisikan kelas.3) Guru memberikan motivasi kepada siswa.4) Guru melakukan presensi.
b) Apersepsi1) Guru bertanya “Siapa yang bisa menyebutkan
kembali prinsip-prinsip geografi?”2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
5) Kegiatan Inti (40 menit)
a) Eksplorasi (15 menit)1) Guru bertanya kepada siswa” siapa yang bisa
menyebutkan aspek-aspek geografi?”
18
2) Guru bertanya” siapa yang bisa menyebutkan gejala geografi dalam kehidupan sehari-hari?”
3) Guru menjelaskan garis besar materi pelajaran tentang aspek-aspek georafi dan gejala geografi dalam kehidupan sehari-hari.
4) Guru membagi siswa menjadi 7 kelompok yang anggota kelompoknya heterogen, serta masing-masing kelompok terdiri dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Anggota masing-masing kelompok kurang lebih 4-5 orang siswa. Setiap kelompok mempunyai nama kelompok, sesuai dengan kesepakatan bersama.
b) Elaborasi (25 menit)1) Guru memberikan tugas kepada setiap kelompok
dengan materi yang berbeda dengan distribusi materi sebagai berikut:- Kelompok 1 mendiskusikan materi tentang
aspek geografi fisik.- Kelompok 2 mendiskusikan materi tentang
aspek geografi manusia.- Kelompok 3 mendiskusikan materi tentang
aspek geografi regional.- Kelompok 4 mendiskusikan materi tentang
iklim sebagai salah satu gejala geografi.- Kelompok 5 mendiskusikan materi tentang
vulkanisme sebagai salah satu gejala geografi.- Kelompok 6 mendiskusikan materi tentang
gempa bumi sebagai salah satu gejala geografi.- Kelompok 7 mendiskusikan materi tentang
angin sebagai salah satu gejala geografi.2) Setelah guru memberikan tugas kepada setiap
kelompok selanjutnya guru mengarahkan jalannya kerja kelompok tersebut.
3) Siswa melaksanakan kegiatan kerja kelompok4) Guru memberikan motivasi dan menjadi fasilitator
bagi siswa.5) Siswa mencatat hasil dari kerja kelompok yang
mereka lakukan.6) Siswa dapat bertanya apabila mengalami kesulitan
dalam mengerjakan tugas kelompok tersebut.7) Siswa perwakilan dari masing-masing kelompok
untuk maju ke depan dan membacakan hasil kerja
19
kelompok mereka.8) Siswa dapat memberikan tanggapan apabila hasil
kerja kelompok dari teman yang maju di depan kelas dirasa kurang tepat maka kelompok lainberhak untuk memberikan jawaban yang dianggap tepat.
9) Guru memberikan kuis kepada semua kelompok, apabila jawabanya benar akan diberikan poin tambahan bagi siswa tersebut maupun bagi kelompoknya.
c) Konfirmasi (10 menit)1) Guru bertanya kepada siswa materi mana yang
sekiranya belum begitu mereka pahami dan guru menjelaskan kembali.
2) Guru juga meluruskan kesalahpahaman yang terjadi selama siswa mengikuti pembelajaran tersebut.
3) Setelah melakukan penilaian terhadap aktivitas siswa, guru mengumumkan kelompok mana saja yang termasuk kelompok super, kelompok hebat, dan kelompok baik.
4) Kelompok super, hebat, dan baik akan mendapatkan penghargaan berupa nilai dan hadiah dari guru.
4)Kegiatan Akhir (20 menit)
1) Guru memberikan soal tes formatif yang merupakan tugas individu.
2) Guru bersama dengan siswa mengoreksi soal-soal tersebut
3) Guru memberikan penguatan kepada siswa.4) Guru bersama siswa membuat kesimpulan pelajaran
hari ini.5) Guru menutup pelajaran.
2. Acting (pelaksanaan)
Pada tahap ini, peneliti dan kolaborator
mengimplementasikan skenario pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang
telah disusun pada tahap perencanaan. Dalam kegiatan
20
pembelajaran ini guru diharapkan untuk berusaha melakukan apa
yang sudah dirumuskan dalam perencanaan. Keterkaitan antara
pelaksanaan dan perencanaan perlu diperhatikan secara seksama
agar sesuai dengan maksud dan tujuan semula.
3. Observing (pengamatan)
Pada tahap ini peneliti mengamati proses pelaksanaan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan mengamati
keaktifan belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung
dari tahap apersepsi hingga konfirmasi.
4. Reflecting (refleksi)
Tahap refleksi ini dimaksudkan untuk mengkaji secara
menyeluruh tindkakan yang telah dilakukan berdasarkan data
yang telah dikumpulkan kemudian dilakukan evaluasi guna
memperbaiki tindakan berikutnya. Berdasarkan hasil refleksi
tersebut, guru bersama peneliti menyusun rencana tindakan
selanjutnya dengan melakukan penyempurnaan atau perbaikan
tindakan yang akan dilakukan.
b. Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian tindakan
kelas ini adalah penelitian tindakan kolaboratif. Sukidin, dkk (2007:56)
“menjelaskan bahwa penelitian tindakan kolaboratif adalah penelitian
yang melibatkan beberapa pihak, yaitu guru, kepala sekolah, dosen
21
LPTK dan orang lain yang terlibat menjadi satu tim secara serentak
melakukan penelitian.” Dalam penelitian ini peneliti akan berkolaborasi
dengan seorang guru geografi, dimana guru tersebut yang akan
melaksanakan praktik pembelajaran dan peneltiti sebagai pengamat.
2. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa. Guru sebagai
kolaborator yang mengajarkan materi geografi di kelas X SMA Negeri 1
Sambas. Berdasarkan penjelasan tersebut yang menjadi subjek penelitian
ini adalah siswa di kelas XC SMA Negeri 1 Sambas, dengan jumlah siswa
35 orang, terdiri dari 22 siswa perempuan dan 13 siswa laki-laki karena
dari 7 kelas X yang terdapat di SMA Negeri 1 Sambas siswa kelas XC
memiliki tingkat keaktifan belajar yang kurang atau pasif pada saat
pelajaran geografi berlangsung. Dalam penelitian ini guru yang
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam
pembalajaran geografi.
Tabel 1.3 Subyek Peneltian
XC
Jenis Kelamin Jumlah
Laki-laki 13
Perempuan 22
Jumlah 35
Sumber : Tata Usaha SMA Negeri 1 Sambas tahun 2015
22
3. Teknik dan Alat Pengumpul Data
a. Teknik Pengumpul Data
Teknik pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1) Teknik Observasi Langsung
Teknik observasi langsung adalah suatu metode pengumpulan
data secara langsung dimana peneliti atau pembantu peneliti langsung
mengamati gejala-gejala yang diteliti dari suatu objek penelitian
menggunakan atau tanpa menggunakan instrumen penelitian yang
sudah di rancang (Zuldafrial, 2012:39). Teknik observasi langsung
yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengamati penggunaan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan keaktifan belajar siswa
pada saat mengikuti pembelajaran geografi.
2) Teknik Dokumentasi
Teknik dokumentasi menurut Hadari Nawawi (2007:100)
“Teknik ini adalah cara mengumpulkan data melalui peninggalan
tertulis. terutama berupa arsip-arsip termasuk juga buku-buku
tentang pendapat, teori, dalil atau hukum dan lain-lain yang
berhubungan dengan masalah penyelidikan. Zuldafrial (2009:64)
menyebutkan bahwa “Teknik dokumenter adalah suatu metode
pengumpulan data didalam si peneliti mengumpulkan dan
mempelajari data atau informasi yang diperlukan melalui dokumen-
23
dokumen penting yang tersimpan”.Berdasarkan pendapat diatas
dapat disimpulkan bahwa teknik dokumenter adalah untuk
memperoleh data dengan mengumpulkan berkas-berkas atau arsip
sekolah yang dianggap penting dalam penelitian.
b. Alat Pengumpul Data
Alat pengumpulan data merupakan cara untuk memperoleh data
dalam suatu penelitian. Data dan informasi yang menjadi dalam
penelitian untuk diolah merupakan data yang berwujud data primer dan
data sekunder.Menurut Iskandar (2008:178) “data primer merupakan
data yang diperoleh dengan teknik pengumpulan data yang sering
digunakan seperti; interview (wawancara), kuesioner (angket),
sedangkan data sekunder diperoleh dari menelaah dokumen-dokumen
yang berhubungan dengan persoalan penelitian, seperti literature yang
memiliki relevasi dengan fokus penelitian. Berdasarkan teknik-teknik
pengumpulan data yang digunakan, alat pengumpulan data yang sesuai
dengan teknik-teknik tersebut meliputi:
1) Lembar Observasi
Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah lembar observasi, yang digunakan pada saat siswa mengikuti
kegiatan belajar di kelas, dengan melihat secara langsung keaktifan
siswa pada mata pelajaran geografi di dalam kelas, tanpa ikut serta
dalam proses belajar mengajar di kelas. Peneliti mengamati
24
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe stad dan keaktifan
belajar siswa pada mata pelajaran geografi.
2) Dokumentasi
Dukumentasi yang dilakukan dalam penelitian ini agar hasil
penelitian benar-benar memiliki bukti yang kuat. Dokumentasi
dilakukan untuk mengumpulkan data melalui foto-foto, arsip, data
jumlah siswa, rekaman, dan catatan-catatan lainnya.
4. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dimaksudkan untuk menjawab rumusan
masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam penelitian
(Sugiyono, 2014:243). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
deskriptif analisis. Dalam deskriptif analisis peneliti mencoba untuk
menganalisa semua data dari observasi, angket, wawancara, dan
dokumentasi.
a. Untuk mengolah dan menganalisis data kemampuan guru
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD digunakan
rumus rata-rata (Mean). Rumus mean antara lain sebagai berikut:
X−
=∑ X
N
Keterangan :
X−
= Rata-rata hitung yang dicari
∑ X = jumlah skor
25
N = jumlah subjek (Burhan Nurgiyanto 2009:64)
Keterangan :1 = kurang2 = cukup3 = baik4 = baik sekali
b. Untuk mengolah data keaktifan belajar siswa rumus yang digunakan adalah rumus persentase sebagai berikut :
X%= nN x100%
Keterangan :
X% = Persentase yang dicarin = Hasil ObservasiN = Jumlah Sampel (Nana Sudjana 2009 : 34)
c. Untuk mengetahui peningkatan keaktifan belajar siswa dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student
Teams Achievement Division) dengan membandingkan hasil
pengamatan selama siklus I dan siklus II.
5. Kriteria Keberhasilan
Kriteria merupakan patokan untuk menentukan keberhasilan suatu
kegiatan atau program, dikatakan berhasil apabila mampu mencapai
kriteria yang telah ditentukan dan gagal apabila tidak mampu melampaui
kriteria yang telah ditentukan. Keberhasilan suatu penelitian tindakan yaitu
dengan membandingkan hasil sebelum diberi tindakan dengan hasil setelah
tindakan. Adapun kriteria keberhasilan yang digunakan dalam penelitian
ini adalah:
26
a. Terlaksananya pembelajaran geografi dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement
Division) sesuai yang direncanakan.
b. Banyaknya siswa yang memperoleh kategori keaktifan belajar siswa
pada mata diklat memilih bahan baku busana adalah ≥ 75% yang
mengacu pada E. Mulyasa (2008:101) bahwa “dari segi proses,
pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya
atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%) siswa terlibat secara aktif
dalam proses pembelajaran.”
G. Jadwal Rencana Penelitian
Tabel 1.4 Jadwal Rencana Peneltian
No KegiatanBulan/Tahun 2015/2016
Februari Mei Juni Juli Agustus
1 Pengajuan Outline
2 Penyusunan desain
3 Seminar
4 Pelaksanaan penelitian
5 Ujian skripsi