4. bab ii - digilib.uns.ac.id filerangkuman teori yang ditemukan dari berbagai sumber bacaan...

48
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori Kajian pustaka merupakan pengungkapan teori atau hasil penelitian yang relevan dengan masalah yang diteliti. Kajian pustaka dapat berupa ringkasan atau rangkuman teori yang ditemukan dari berbagai sumber bacaan (literatur) yang ada kaitannya dengan tema permasalahan yang diteliti. Tujuan utama kajian pustaka adalah untuk menunjukkan bagaimana masalah yang diangkat dalam penelitian dapat dikaitkan dengan teori yang ada. Teori yang digunakan dapat dijadikan acuan dalam kegiatan penelitian untuk mempermudah dalam menghubungkan penemuaan yang ada di lapangan dengan teorinya. 1. Kajian tentang Bank Syariah a. Pengertian Bank Syariah Bank syariah lahir sebagai salah satu solusi alternatif terhadap pertentangan bunga bank dengan riba. Bank syariah lahir di Indonesia pada tahun 90-an atau tepatnya setelah ada Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. Adanya tuntutan perkembangan, maka Undang- Undang Perbankan No. 7 Tahun 1992 kemudian direvisi menjadi Undang- Undang Perbankan No. 10 Tahun 1998. Di dalam undang-undang tersebut diatur dengan rinci tentang landasan hukum serta jenis-jenis usaha yang dapat dioperasikan dan dimplementasikan oleh bank syariah. Undang- undang tersebut juga memberikan arahan bagi bank-bank konvensional untuk membuka cabang syariah atau bahkan mengkonversi diri secara total menjadi bank syariah. Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, pengertian bank adalah, “Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam

Upload: tranphuc

Post on 06-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 4. BAB II - digilib.uns.ac.id filerangkuman teori yang ditemukan dari berbagai sumber bacaan (literatur) yang ada kaitannya dengan tema permasalahan yang diteliti. Tujuan utama kajian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

Kajian pustaka merupakan pengungkapan teori atau hasil penelitian yang

relevan dengan masalah yang diteliti. Kajian pustaka dapat berupa ringkasan atau

rangkuman teori yang ditemukan dari berbagai sumber bacaan (literatur) yang ada

kaitannya dengan tema permasalahan yang diteliti. Tujuan utama kajian pustaka

adalah untuk menunjukkan bagaimana masalah yang diangkat dalam penelitian

dapat dikaitkan dengan teori yang ada. Teori yang digunakan dapat dijadikan

acuan dalam kegiatan penelitian untuk mempermudah dalam menghubungkan

penemuaan yang ada di lapangan dengan teorinya.

1. Kajian tentang Bank Syariah

a. Pengertian Bank Syariah

Bank syariah lahir sebagai salah satu solusi alternatif terhadap

pertentangan bunga bank dengan riba. Bank syariah lahir di Indonesia

pada tahun 90-an atau tepatnya setelah ada Undang-Undang No. 7 Tahun

1992 tentang Perbankan. Adanya tuntutan perkembangan, maka Undang-

Undang Perbankan No. 7 Tahun 1992 kemudian direvisi menjadi Undang-

Undang Perbankan No. 10 Tahun 1998. Di dalam undang-undang tersebut

diatur dengan rinci tentang landasan hukum serta jenis-jenis usaha yang

dapat dioperasikan dan dimplementasikan oleh bank syariah. Undang-

undang tersebut juga memberikan arahan bagi bank-bank konvensional

untuk membuka cabang syariah atau bahkan mengkonversi diri secara

total menjadi bank syariah.

Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan,

pengertian bank adalah, “Badan usaha yang menghimpun dana dari

masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada

masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam

Page 2: 4. BAB II - digilib.uns.ac.id filerangkuman teori yang ditemukan dari berbagai sumber bacaan (literatur) yang ada kaitannya dengan tema permasalahan yang diteliti. Tujuan utama kajian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”. Dalam Undang-Undang

No. 10 tahun 1998 tentang perbankan menyebutkan bahwa bank umum

adalah, “bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan

atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa

dalam lalu lintas pembayaran”. Berdasarkan pengertian tersebut dapat

disimpulkan bahwa bank umum di Indonesia dibagi menjadi dua yaitu

bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional (bank

konvensional) dan bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan

prinsip syariah (bank syariah). Dalam Undang-Undang No. 10 tahun 1998

tentang perbankan, prinsip syariah diartikan sebagai berikut:

Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah, antara lain pembiayaan ber-dasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah), pembiayaan ber-dasarkan prinsip penyertaan modal (musyarakah), prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah), atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah) atau dengan adanya pilihan pemindahan ke-pemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina).

Bank syariah merupakan lembaga keuangan yang berfungsi un-

tuk memperlancar mekanisme ekonomi di sektor riil melalui aktivitas ke-

giatan usaha (investasi, jual beli, atau lainnya) berdasarkan prinsip syariah

(Ascarya, 2011). Bank Islam/bank syariah atau biasa disebut dengan Bank

Tanpa Bunga adalah lembaga keuangan/perbankan yang kegiatan operasi-

onal dan produknya dikembangkan berdasarkan pada Al Qur’an dan Ha-

dist Nabi SAW. Muhamad (2004) berpendapat bahwa, “Bank syariah ada-

lah bank yang kegiatan operasinya tidak mengandalkan pada bunga” (hlm.

1). Bank syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya meng-

himpun dana dari masyarakat, memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lain-

nya dalam lalu lintas pembayaran yang disesuaikan dengan prinsip syariah

islam. Bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip syariah islam adalah

Page 3: 4. BAB II - digilib.uns.ac.id filerangkuman teori yang ditemukan dari berbagai sumber bacaan (literatur) yang ada kaitannya dengan tema permasalahan yang diteliti. Tujuan utama kajian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

bank yang dalam kegiatan operasinya mengikuti ketentuan-ketentuan sya-

riah islam.

Antonio dan Perwataatmadja (1997) membedakan antara Bank

Islam/bank syariah dan bank yang beroperasi dengan prinsip syariah islam

(Muhammad, 2005:1). Bank Islam/bank syariah adalah bank yang

beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah islam atau bank yang tata

cara beroperasinya mengacu pada ketentuan-ketentuan Al Qur’an dan Al

Hadist. Sementara bank yang beroperasi sesuai prinsip syariah islam

adalah bank yang dalam beroperasinya mengikuti ketentuan-ketentuan

syariah islam, khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalat secara

islam. Menurut Undang-Undang No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan

Syariah, pengertian bank syariah adalah, “Bank yang menjalankan

kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya

terdiri dari Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah”.

Bank Umum Syariah merupakan bank yang kegiatannya memberikan jasa

dalam lalu lintas pembayaran, sedangkan Bank Pembiayaan Rakyat

Syariah adalah bank syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan

jasa lalu lintas pembayaran.

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

bank syariah adalah bank yang beroperasi/melaksanakan kegiatan usaha

berdasarkan prinsip syariah dan tata cara muamalat yang berlaku dalam

Islam, yaitu berlandaskan pada Al Qur’an dan Al Hadist. Kegiatan usaha

yang dilakukan bank syariah yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan

menyalurkannya dalam bentuk pembiayaan, serta memberikan jasa-jasa

dalam lalu lintas pembayaran. Adanya bank syariah diharapkan dapat

memberikan sumbangan bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui

pembiayaan-pembiayaan yang dilakukan oleh bank syariah.

b. Akad Bank Syariah

Di dalam ilmu fiqih, akad adalah sesuatu yang menjadi tekad

seseorang untuk melaksanakan perjanjian, baik yang muncul dari satu

pihak, seperti wakaf, talak, dan sumpah, maupun yang muncul dari dua

Page 4: 4. BAB II - digilib.uns.ac.id filerangkuman teori yang ditemukan dari berbagai sumber bacaan (literatur) yang ada kaitannya dengan tema permasalahan yang diteliti. Tujuan utama kajian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

pihak, seperti jual beli, sewa, wakalah, dan gadai. Akad adalah perjanjian

atau kesepakatan dalam melakukan transaksi dengan berdasarkan prinsip

syariah (Ascarya, 2011). Menurut Ascarya (2011), jenis-jenis akad yang

diterapkan oleh bank syariah dapat dibagi menjadi enam pola, yaitu:

1) Pola titipan (wadi’ah)

Pola titipan (wadi’ah) adalah titipan yang dilakukan oleh pihak penitip

yang mempunyai barang/aset kepada pihak penyimpan yang diberi

amanah/kepercayaan untuk menjaganya, baik individu maupun badan

hukum. Barang yang dititipkan harus dijaga dari kerusakan, kerugian,

keamanan, dan keutuhannya, dan dikembalikan kapan saja penyimpan

menghendaki. Pola titipan ini meliputi:

(a) Wadi’ah yad amanah

Wadi’ah yad amanah yaitu pihak penyimpan tidak diharuskan

bertanggung jawab jika sewaktu-waktu barang/aset yang dititipkan

hilang/rusak selama bukan akibat dari kelalaian atau kecerobohan

yang bersangkutan/yang memelihara barang titipan tersebut.

(b) Wadi’ah yad dhamanah

Wadi’ah yad dhamanah yaitu pihak penyimpan telah mendapatkan

izin dari pihak penitip untuk menggunakan barang/aset dititipkan

untuk aktivitas perekonomian, dengan catatan pihak penyimpan

akan mengembalikan barang/aset yang dititipkan secara utuh.

2) Pola pinjaman (qardh)

Pola pinjaman (qardh) adalah pinjaman kebajikan tanpa imbalan,

biasanya untuk pembelian barang-barang fungible (barang yang dapat

diperkirakan dan dapat diganti sesuai berat, ukuran, dan jumlahnya).

Pola pinjaman ini meliputi qardh dan qardhul hasan. Qardh digunakan

untuk menyediakan talangan kepada nasabah dan untuk menyumbang

sektor usaha kecil/mikro atau membantu sektor sosial.

Page 5: 4. BAB II - digilib.uns.ac.id filerangkuman teori yang ditemukan dari berbagai sumber bacaan (literatur) yang ada kaitannya dengan tema permasalahan yang diteliti. Tujuan utama kajian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

3) Pola bagi hasil (syirkah)

Pola bagi hasil (syirkah) adalah kerjasama dalam memulai mendirikan

usaha dengan keuntungan atau kerugian ditanggung bersama baik oleh

pemilik dana maupun pengusaha. Pola bagi hasil ini meliputi:

(a) Musyarakah

Musyarakah yaitu akad bagi hasil ketika dua atau lebih pengusaha

serta pemilik dana bekerja sama sebagai mitra usaha, membiayai

investasi usaha baru atau yang sudah berjalan.

(b) Mudharabah

Mudharabah yaitu akad bagi hasil yang terjadi ketika pemilik dana

menyediakan modal 100% kepada pengusaha sebagai pengelola

untuk melakukan aktivitas produktif dengan syarat keuntungan

yang dihasilkan nantinya akan dibagi menurut kesepakatan yang

telah ditentukan sebelumnya.

4) Pola jual beli

Pola jual beli adalah tukar menukar harta atas dasar saling rela atau

memindahkan kepemilikan dengan imbalan yang telah ditentukan.

Pola jual beli ini meliputi:

(a) Murabahah

Murabahah yaitu bentuk jual beli ketika penjual menyatakan biaya

perolehan barang (harga barang dan biaya lain yang bersangkutan)

kepada pembeli untuk memperoleh barang tersebut dengan tingkat

margin yang disepakati.

(b) Salam

Salam yaitu bentuk jual beli dengan pembayaran uang dimuka dan

penyerahan barangnya di kemudian hari dengan harga, spesifikasi,

jumlah, kualitas, tanggal dan tempat penyerahan yang jelas, serta

disepakati sebelumnya dalam perjanjian.

Page 6: 4. BAB II - digilib.uns.ac.id filerangkuman teori yang ditemukan dari berbagai sumber bacaan (literatur) yang ada kaitannya dengan tema permasalahan yang diteliti. Tujuan utama kajian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

(c) Istishna

Istishna yaitu bentuk jual beli dengan pemesanan ke perusahaan

untuk memproduksi suatu barang atau komoditas tertentu untuk

pembeli/pemesan.

5) Pola sewa (ijarah)

Pola sewa (ijarah) adalah akad yang dilakukan atas dasar imbalan jasa.

Pola sewa ini meliputi:

(a) Ijarah

Ijarah yaitu transaksi sewa-menyewa barang/aset tanpa pengalihan

kepemilikan pada akhir periode.

(b) Ijarah wa iqtina/ijarah muntahiya bittamlik (IMBT)

Ijarah wa iqtina/ijarah muntahiya bittamlik (IMBT) yaitu transaksi

sewa dengan perjanjian untuk menjual atau menghibahkan objek

sewa pada akhir periode sehingga terjadi alih kepemilikan objek

sewa.

6) Pola lainnya, seperti:

(a) Wakalah (perwakilan)

Wakalah (perwakilan) yaitu pelimpahan kekuasaan oleh satu pihak

kepada pihak lain.

(b) Kafalah

Kafalah yaitu pengalihan tanggung jawab seseorang kepada orang

lain.

(c) Hawalah (transfer service)

Hawalah (transfer service) yaitu pengalihan utang maupun piutang

dari orang yang berhutang/berpiutang kepada orang lain dan orang

tersebut wajib menanggungnya/menerimanya.

(d) Ujr

Ujr yaitu imbalan yang diberikan atau yang diminta atas pekerjaan

yang dilakukan.

(e) Sharf

Sharf yaitu jual beli valuta dengan valuta asing.

Page 7: 4. BAB II - digilib.uns.ac.id filerangkuman teori yang ditemukan dari berbagai sumber bacaan (literatur) yang ada kaitannya dengan tema permasalahan yang diteliti. Tujuan utama kajian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

(f) Rahn

Rahn yaitu pelimpahan kekuasaan oleh satu pihak kepada pihak

lain (bank) dalam hal-hal yang boleh diwakilkan.

c. Produk dan Jasa Bank Syariah

Pertumbuhan bank syariah sangat dipengaruhi oleh kemampuan

bank dalam mengelola kegiatan operasional produk perbankannya. Bank

syariah menawarkan berbagai macam produk sesuai dengan syariah Islam.

Menurut Karim (2013: 97), produk yang ditawarkan perbankan syariah

dapat dibagi menjadi tiga bagian besar yaitu:

1) Produk penyaluran dana (financing) 2) Prduk penghimpunan dana (funding) 3) Produk jasa (service)

Penjelasan dari masing-masing produk yang ditawarkan oleh perbankan

syariah adalah sebagai berikut:

1) Produk penyaluran dana (financing)

Dalam penyalurkan dana kepada nasabah, secara garis besar produk

pembiayaan syariah dibagi menjadi empat kategori yang dibedakan

berdasarkan tujuan penggunaannya, yaitu:

(a) Pembiayaan dengan prinsip jual beli

Pembiayaan dengan prinsip jual beli ditujukan untuk memiliki

barang. Transaksi jual beli dapat dibedakan berdasarkan bentuk

pembayarannya dan waktu penyerahan barangnya, yaitu:

1. Pembiayaan murabahah

Pembiayaan murabahah merupakan transaksi jual beli dengan

harga jual yang diperoleh dari harga beli pemasok ditambah

keuntungan (margin) yang telah disepakati kedua belah pihak.

2. Pembiayaan salam

Pembiayaan salam adalah transaksi jual beli dengan barang

yang diperjualbelikan belum ada.

Page 8: 4. BAB II - digilib.uns.ac.id filerangkuman teori yang ditemukan dari berbagai sumber bacaan (literatur) yang ada kaitannya dengan tema permasalahan yang diteliti. Tujuan utama kajian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

3. Pembiayaan istishna’

Pembiayaan istishna’ merupakan transaksi jual beli barang

yang pembayarannya dapat dilakukan oleh bank dalam waktu

beberapa kali (termin) pembayaran.

(b) Pembiayaan dengan prinsip sewa

Pembiayaan dengan prinsip sewa (ijarah) merupakan transaksi jual

beli dengan objek berupa jasa.

(c) Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil (syirkah)

Produk pembiayaan syariah yang didasarkan atas prinsip bagi hasil

adalah sebagai berikut:

1. Pembiayaan musyarakah

Pembiayaan musyarakah merupakan transaksi yang dilandasi

adanya keinginan para pihak untuk bekerja sama dalam rangka

meningkatkan nilai aset.

2. Pembiayaan mudharabah

Pembiayaan mudharabah merupakan bentuk kerja sama antara

dua orang atau lebih dengan cara pemilik modal (bank)

mempercayakan modalnya kepada pengelola dengan perjanjian

pembagian keuntungan.

(d) Pembiayaan dengan akad pelengkap

Akad pelengkap tidak ditujukan untuk mencari keuntungan, namun

ditujukan untuk mempermudah dalam melaksanakan pembiayaan.

Meskipun demikian, bank dibolehkan untuk meminta pengganti

biaya-biaya yang telah dikeluarkan untuk melaksanakan akad ini.

Besarnya pengganti biaya ini sekadar untuk menutupi biaya yang

benar-benar timbul. Akad pelengkap ini adalah akad tabarru’ yang

meliputi:

1. Hiwalah (alih utang-piutang)

Hiwalah (alih utang-piutang) yaitu untuk membantu supplier

mendapatkan modal tunai agar dapat melanjutkan produksinya.

Page 9: 4. BAB II - digilib.uns.ac.id filerangkuman teori yang ditemukan dari berbagai sumber bacaan (literatur) yang ada kaitannya dengan tema permasalahan yang diteliti. Tujuan utama kajian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

2. Rahn (gadai)

Rahn (gadai) yaitu untuk memberikan jaminan pembayaran

kembali kepada bank dalam memberikan pembiayaan.

3. Qardh

Qardh yaitu untuk meminjamkan sejumlah uang.

4. Wakalah (perwakilan)

Wakalah (perwakilan) yaitu nasabah memberikan kuasa kepada

bank untuk mewakili dirinya dalam melakukan pekerjaan jasa

tertentu, seperti pembukuan L/C, inkaso dan transfer uang.

5. Kafalah (garansi bank)

Kafalah (garansi bank) yaitu untuk menjamin pembayaran atas

suatu kewajiban pembayaran.

2) Produk penghimpunan dana (funding)

Penghimpunan dana di bank syariah dapat berbentuk giro, tabungan,

dan deposito. Prinsip operasional syariah yang diterapkan bank syariah

dalam penghimpunan dana masyarakat adalah prinsip wadi’ah dan

mudharabah.

(a) Prinsip wadi’ah

Prinsip wadi’ah yang diterapkan adalah wadi’ah yad dhamanah

yang diterapkan pada produk rekening giro. Wadi’ah dhamanah

berbeda dengan wadi’ah amanah. Dalam wadi’ah amanah, harta

titipan tidak boleh dimanfaatkan oleh orang yang dititipi sedangkan

wadi’ah dhamanah yaitu pihak yang dititipi (bank) bertanggung

jawab atas seluruh keutuhan harta titipan sehingga bank boleh

memanfaatkan harta titipan tersebut.

(b) Prinsip mudharabah

Dalam mengaplikasikan prinsip mudharabah/bagi hasil, penyimpan

atau deposan bertindak sebagai shahibul maal (pemilik modal) dan

sebagai mudharib (pengelola). Prinsip mudharabah ini umumnya

diaplikasikan pada produk tabungan berjangka, deposito berjangka.

Page 10: 4. BAB II - digilib.uns.ac.id filerangkuman teori yang ditemukan dari berbagai sumber bacaan (literatur) yang ada kaitannya dengan tema permasalahan yang diteliti. Tujuan utama kajian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Berdasarkan kewenangan yang diberikaan oleh pihak penyimpan

dana, prinsip mudharabah dibagi menjadi dua yaitu:

1. Mudharabah mutlaqah (URIA/Unrestricted Invesment Account)

Pada prinsip ini, tidak ada pembatasan bagi bank dalam

menggunakan dana yang dihimpun. Bank memiliki kebebasan

penuh untuk menyalurkan dana URIA ini ke bisnis manapun

yang diperkirakan menguntungkan. Penerapan mudharabah

mutlaqah ini dikembangkan produk tabungan dan deposito,

sehingga terdapat dua jenis penghimpunan dana yaitu tabungan

mudharabah dan deposito mudharabah.

2. Mudharabah muqayyadah (RIA)

Mudharabah RIA ini ada dua jenis, yaitu:

a) Mudharabah RIA on balance sheet

Mudharabah RIA on balance sheet merupakan simpanan

khusus (restricted investment) dengan ketentuan pemilik

dana dapat menetapkan syarat-syarat tertentu yang harus

dipatuhi oleh bank.

b) Mudharabah RIA of balance sheet

Mudharabah RIA of balance sheet merupakan penyaluran

dana mudharabah langsung kepada pelaksana usahanya.

Bank bertindak sebagai perantara yang mempertemukan

antara pemilik dana dengan pelaksana usaha.

(c) Akad pelengkap

Akad pelengkap tidak ditujukan untuk mencari keuntungan namun

ditujukan untuk mempermudah dalam melaksanakan pembiayaan.

Meskipun demikian, bank dibolehkan untuk meminta pengganti

biaya-biaya yang telah dikeluarkan untuk melaksanakan akad ini.

Besarnya pengganti biaya ini sekadar untuk menutupi biaya yang

benar-benar timbul. Salah satu akad penghimpunan dana adalah

akad wakalah. Wakalah terjadi apabila nasabah memberikan kuasa

Page 11: 4. BAB II - digilib.uns.ac.id filerangkuman teori yang ditemukan dari berbagai sumber bacaan (literatur) yang ada kaitannya dengan tema permasalahan yang diteliti. Tujuan utama kajian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

kepada bank untuk mewakili dirinya melakukan pekerjaan jasa

tertentu, seperti inkaso dan transfer uang.

3) Produk jasa (service)

Bank syariah dapat melakukan berbagai pelayanan jasa perbankan

kepada nasabah dengan mendapat suatu imbalan berupa sewa atau

keuntungan. Jasa perbankan tersebut antara lain sharf (jual beli valuta

asing) dan ijarah (sewa).

Menurut Ascarya (2011), produk-produk yang ditawarkan bank

syariah dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:

1) Produk pendanaan

Produk-produk pendanaan bank syariah ditujukan untuk mobilisasi dan

investasi tabungan guna pembangunan perekonomian dengan cara

yang adil. Produk pendanaan dibagi menjadi empat jenis yang berbeda,

yaitu:

(a) Pendanaan dengan prinsip wadiah

1. Giro wadiah

Giro wadiah adalah produk pendanaan berupa simpanan dari

nasabah dalam bentuk rekening giro (current account) untuk

keamanan dan kemudahan pemakaiannya. Fasilitas giro wadiah

yang disediakan bank untuk nasabah antara lain buku cek,

bilyet giro, kartu ATM, kliring, wesel bank, dan lainnya.

2. Tabungan wadiah

Tabungan wadiah adalah produk pendanaan berupa simpanan

dari nasabah dalam bentuk rekening tabungan (saving account)

untuk keamanan dan kemudahahnnya.

(b) Pendanaan dengan prinsip qardh

Pendanaan dengan prinsip qardh dapat berupa simpanan giro dan

tabungan. Qardh merupakan pinjaman kebajikan. Bank dianggap

sebagai penerima pinjaman tanpa bunga dari nasabah deposan yang

bertindak sebagai pemilik modal.

Page 12: 4. BAB II - digilib.uns.ac.id filerangkuman teori yang ditemukan dari berbagai sumber bacaan (literatur) yang ada kaitannya dengan tema permasalahan yang diteliti. Tujuan utama kajian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

(c) Pendanaan dengan prinsip mudharabah

1. Tabungan mudharabah

Tabungan mudharabah adalah prinsip bagi hasil maupun bagi

kerugian ketika nasabah sebagai pemilik modal menyerahkan

uangnya kepada bank sebagai pengusaha untuk diusahakan.

2. Deposito/investasi umum (investasi tidak terkait)

Deposito/investasi umum (investasi tidak terkait) yaitu bank

syariah menerima simpanan dalam bentuk deposito berjangka

ke dalam rekening investasi umum dengan prinsip mudharabah

al-muthlaqah.

3. Deposito/investasi khusus (terikat)

Deposito/investasi khusus (investasi terikat) yaitu bank syariah

menawarkan rekening investasi khusus kepada nasabah yang

ingin menginvestasikan dananya langsung dalam proyek yang

disukainya yang akan dilaksanakan oleh bank dengan prinsip

mudharabah al-muqayyadah.

4. Sukuk al-mudharabah

Sukuk al-mudharabah yaitu penghimpunan dana dengan cara

menerbitkan Sukuk yang merupakan obligasi syariah dengan

prinsip mudharabah.

(d) Pendanaan dengan prinsip ijarah

(1) Sukuk al-ijarah

Sukuk al-ijarah yaitu penghimpunan dana dengan menerbitkan

Sukuk yang merupakan obligasi syariah dengan prinsip ijarah.

2) Produk pembiayaan

Produk-produk pembiayaan bank syariah yang paling utama dapat

digolongkan menjadi tiga, yaitu:

(a) Pembiayaan modal kerja

1. Bagi hasil

Kebutuhan modal kerja untuk usaha seperti rumah makan,

bengkel, toko kelontong, dan lainnya dapat dipenuhi dengan

Page 13: 4. BAB II - digilib.uns.ac.id filerangkuman teori yang ditemukan dari berbagai sumber bacaan (literatur) yang ada kaitannya dengan tema permasalahan yang diteliti. Tujuan utama kajian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

pembiayaan berpola bagi hasil dengan akad mudharabah dan

musyarakah.

2. Jual beli

Kebutuhan modal kerja usaha perdagangan untuk membiayai

barang dagangan dapat dipenuhi dengan pembiayaan berpola

jual beli dengan akad murabahah.

(b) Pembiayaan investasi

1. Bagi hasil

Kebutuhan investasi untuk pembuatan pabrik baru, perluasan

pabrik, usaha baru dapat dipenuhi dengan pembiayaan berpola

bagi hasil dengan akad mudharabah atau musyarakah.

2. Jual beli

Kebutuhan investasi untuk pembelian mesin, kendaraan untuk

usaha, dan lainnya dapat dipenuhi dengan pembiayaan berpola

jual beli dengan akad murabahah.

3. Sewa

Kebutuhan aset investasi yang biayanya sangat tinggi dan

memerlukan waktu lama untuk memproduksi barang tersebut

seperti pembiayaan pesawat terbang, kapal atau sejenisnya

dapat dipenuhi dengan pembiayaan berpola sewa dengan akad

ijarah atau ijarah muntahiya bittamlik.

(c) Pembiayaan aneka barang, perumahan, dan properti

1. Bagi hasil

Kebutuhan barang konsumsi, perumahan, atau properti seperti

pembelian mobil, sepeda motor, rumah dan sebagainya dapat

dipenuhi dengan pembiayaan berpola bagi hasil dengan akad

musyarakah mutanaqisah.

2. Jual beli

Kebutuhan barang konsumsi, perumahan, atau properti dapat

dipenuhi dengan pembiayaan berpola jual beli dengan akad

murabahah.

Page 14: 4. BAB II - digilib.uns.ac.id filerangkuman teori yang ditemukan dari berbagai sumber bacaan (literatur) yang ada kaitannya dengan tema permasalahan yang diteliti. Tujuan utama kajian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

3. Sewa

Kebutuhan barang konsumsi, perumahan, atau properti dapat

dipenuhi dengan pembiayaan berpola sewa dengan akad ijarah

muntahiya bittamlik.

3) Produk jasa perbankan

Produk-produk jasa perbankan umumnya menggunakan akad tabarru’

yang dimaksudkan tidak untuk mencari keuntungan, tetapi sebagai

fasilitas pelayanan nasabah dalam melakukan transaksi perbankan.

2. Kajian tentang Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Syariah

a. Sejarah Berdirinya BPR Syariah

Bank Perkreditan Rakyat di Indonesia merupakan salah satu

bidang perbankan yang mulai menerapkan sistem ekonomi syariah. Dalam

Undang-Undang Perbankan No. 7 Tahun 1992 pasal 1 ayat 3 dijelaskan

bahwa Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah lembaga keuangan yang

menerima simpanan uang hanya dalam bentuk deposito berjangka tabung-

an, dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dalam bentuk itu dan me-

nyalurkan dana sebagai usaha BPR. Menurut Undang-Undang No. 10 Ta-

hun 1998 pasal 1 ayat 4 tentang perbankan, pengertian dari Bank Per-

kreditan Rakyat (BPR) adalah, “bank yang melaksanakan kegiatan usaha

secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegi-

atannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran”. Dengan

demikian, Bank Perkreditan Rakyat Syariah dapat diartikan sebagai lem-

baga keuangan atau bank yang kegiatan usahanya berdasarkan prinsip-

prinsip syariah.

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) pertama kali dikenalkan oleh

Bank Rakyat Indonesia (BRI) pada akhir tahun 1977, ketika BRI mulai

menjalankan tugasnya sebagai bank pembina lumbung desa, bank pasar,

bank desa, bank pegawai dan bank sejenis lainnya. Pada masa pembinaan

yang dilakukan BRI, seluruh bank tersebut diberi nama Bank Perkreditan

Rakyat (BPR). Status hukum Bank Perkreditan Rakyat (BPR) pertama kali

Page 15: 4. BAB II - digilib.uns.ac.id filerangkuman teori yang ditemukan dari berbagai sumber bacaan (literatur) yang ada kaitannya dengan tema permasalahan yang diteliti. Tujuan utama kajian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

diakui dalam PAKTO tanggal 27 Oktober 1988, sebagai bagian dari Paket

Kebijakan Keuangan, Moneter, dan Perbankan (Sudarsono, 2013). Pada

hakikatnya, BPR merupakan penjelmaan dari beberapa lembaga keuangan

seperti lumbung desa dan bank desa yang ada khususnya di Pulau Jawa

sejak akhir tahun 1890-an sampai 1967. Sejak dikeluarkannya UU No. 7

tahun 1992 tentang pokok perbankan, status hukumnya diperjelas dengan

izin dari menteri keuangan. Keberadaan BPR diharapkan mampu menjadi

solusi maupun alternatif pengganti terbaik bagi fungsi dan peranan

lembaga lumbung desa dan bank desa dalam melindungi para petani dari

gejolak harga padi dan resiko kegagalan produksi serta ketergantungan

petani terhadap para rentenir.

Perkembangan BPR semakin pesat dengan menggunakan pro-

sedur-prosedur hukum Islam sebagai dasar pelaksanaan serta diberi nama

BPR Syariah. Menurut Sudarsono (2013), BPR Syariah yang pertama kali

berdiri adalah:

1) PT BPR Dana Mardhatila di Kecamatan Margahayu, Kabupaten

Bandung.

2) PT BPR Berkah Amal Sejahtera di Kecamatan Padalarang, Kabupaten

Bandung.

3) PT BPR Amanah Rabbaniah di Kecamanat Banjaran, Kabupaten

Bandung.

Pada tanggal 8 Oktober 1990, ketiga BPR Syariah tersebut telah

mendapat ijin prinsip dari Menteri Keuangan RI (Sudarsono, 2013). Pada

tanggal 25 Juli 1991, BPR Dana Mardhatillah, BPR Berkah Amal

Sejahtera, dan BPR Amanah Rabbaniyah tersebut mendapatkan ijin usaha

dari Menteri Keuangan RI. Dalam rangka untuk meningkatkan dan

mengembangkan kegiatan operasionalnya, BPR Syariah didukung oleh

lembaga yang mampu memberikan pelatihan, pendidikan dan tehnical

assistance bagi perkembangan BPR Syariah. Menurut Sudarsono (2013),

ada dua lembaga yang turut serta mengembangan kegiatan operasional

BPR Syariah, antara lain:

Page 16: 4. BAB II - digilib.uns.ac.id filerangkuman teori yang ditemukan dari berbagai sumber bacaan (literatur) yang ada kaitannya dengan tema permasalahan yang diteliti. Tujuan utama kajian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

1) ISED (Institute for Syariah Economic Development)

ISED bertugas melaksanakan program pendirian/pemberian bantuan

teknis pendirian BPR Syariah di Indonesia, khususnya di daerah-

daerah berpotensi.

2) YPPBS (Yayasan Pendidikan dan Pengembangan Bank Syariah)

YPPBS merupakan suatu bentuk kerjasama Bank Muamalat Indonesia

(BMI) dengan Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI). Tugas

YPPBS adalah membantu perkembangan BPR Syariah di Indonesia

dalam pendidikan technical assistance.

b. Tujuan dan Strategi Usaha BPR Syariah

Dalam menjalankan kegiatan operasional, BPR Syariah memiliki

beberapa tujuan yang harus dicapai. Tujuan tersebut tidak hanya mencari

keuntungan semata, melainkan juga mengembangkan dan meningkatkan

kesejahteraan orang banyak. Menurut Sudarsono (2013), tujuan berdirinya

BPR Syariah adalah:

1) Meningkatkan kesejahteraan ekonomi umat Islam terutama kelompok

masyarakat lemah yang pada umumnya berada di daerah pedesaan.

2) Menambah lapangan kerja terutama di tingkat kecamatan, sehingga

dapat mengurangi arus urbanisasi.

3) Membina ukhuwah Islamiyah melalui kegiatan ekonomi dalam rangka

peningkatan pendapatan per kapita menuju kualitas hidup yang lebih

memadai.

Demi mencapai sebuah tujuan, maka diperlukan adanya strategi

operasional. Menurut Sudarsono (2013), ada beberapa strategi operasional

yang dilakukan BPR Syariah yaitu:

1) BPR syariah tidak bersifat menunggu (pasif) terhadap datangnya

permintaan fasilitas, melainkan bersifat aktif dengan melakukan

penelitian/survei kepada usaha-usaha yang berskala kecil yang perlu

dibantu tambahan modal, sehingga memiliki prospek bisnis yang baik.

2) BPR Syariah memiliki jenis usaha yang waktu perputaran uangnya

jangka pendek dengan mengutamakan usaha skala kecil menengah.

Page 17: 4. BAB II - digilib.uns.ac.id filerangkuman teori yang ditemukan dari berbagai sumber bacaan (literatur) yang ada kaitannya dengan tema permasalahan yang diteliti. Tujuan utama kajian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

3) BPR Syariah mengkaji pangsa pasar, tingkat kejenuhan serta tingkat

kompetitifnya produk yang akan diberi pembiayaan.

3. Kajian tentang Pembiayaan

a. Pengertian Pembiayaan

Bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatan usahanya

menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana ke masyarakat.

Pada bank yang menggunakan prinsip konvensional maka bentuk dari

penyaluran dananya kepada masyarakat disebut dengan kredit, sedangkan

bank yang menggunakan prinsip syariah, bentuk penyaluran dananya

disebut dengan pembiayaaan. Muhammad (2004) berpendapat bahwa,

“Pembiayaan atau financing yaitu pendanaan yang diberikan oleh suatu

pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncana-

kan, baik dilakukan sendiri atau lembaga (hlm. 17). Pembiayaan adalah

pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah diren-

canakan sebelumnya. Menurut Undang-Undang No. 10 tahun 1998 tentang

Perbankan mengungkapkan bahwa:

Pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan per-setujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.

Di dalam Undang-Undang No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan

Syariah, pengertian pembiayaan adalah sebagai berikut:

Pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang diper-samakan dengan itu berupa: 1) transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah; 2) transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik; 3) transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam, dan istishna’; 4) transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh; 5) transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multijasa berdasarkan persetujuan atau kesepakatan atara Bank Syariah dan/atau UUS dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai dan/atau diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka

Page 18: 4. BAB II - digilib.uns.ac.id filerangkuman teori yang ditemukan dari berbagai sumber bacaan (literatur) yang ada kaitannya dengan tema permasalahan yang diteliti. Tujuan utama kajian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

waktu tertentu dengan imbalan ujrah, tanpa imbalan, atau bagi hasil.

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

pembiayaan adalah pemberian fasilitas berupa penyediaan dana untuk

mendukung investasi yang telah direncanakan berdasarkan kesepakatan

antara bank dengan nasabah dan nasabah berkewajiban mengembalikan

uang pada jangka waktu tetentu dengan imbalan atau bagi hasil.

b. Tujuan Pembiayaan

Secara umum tujuan pembiayaan dibagi menjadi dua kelompok

yaitu tujuan pembiayaan untuk tingkat makro, dan tujuan pembiayaan

untuk mikro (Muhammad, 2005). Secara makro, tujuan dari pembiayaan

adalah sebagai berikut:

1) Untuk meningkatkan ekonomi umat

Masyarakat dapat meningkatkan taraf ekonominya dengan melakukan

pembiayaan.

2) Tersedianya dana bagi peningkatan usaha

Dalam mengembangkan usahanya, pelaku bisnis pasti membutuhkan

dana tambahan. Dana tambahan tersebut dapat diperoleh dengan cara

melakukan aktivitas pembiayaan.

3) Untuk meningkatkan produktivitasnya

Adanya suatu pembiayaan memberikan peluang bagi masyarakat yang

melakukan usaha untuk mampu meningkatkan daya produksinya atau

usaha produksi sebab produksi tidak akan berjalan tanpa adanya dana.

4) Membuka lapangan kerja baru

Dibukanya sektor-sektor usaha melalui penambahan dana pembiayaan,

maka diharapkan sektor usaha tersebut akan mampu menyerap tenaga

kerja. Hal ini akan menambah atau membuka lapangan kerja baru.

Page 19: 4. BAB II - digilib.uns.ac.id filerangkuman teori yang ditemukan dari berbagai sumber bacaan (literatur) yang ada kaitannya dengan tema permasalahan yang diteliti. Tujuan utama kajian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

5) Terjadi distribusi pendapatan

Masyarakat yang mempunyai usaha produktif akan mampu melakukan

aktivitas kerja. Mereka akan memperoleh suatu pendapatan dari hasil

usahanya dan hasil pendapatannya dapat didistribusikan kembali.

Secara mikro, pembiayaan diberikan dalam rangka untuk:

1) Memaksimalkan laba

Tujuan utama masyarakat membuka usaha yaitu untuk menghasilkan

laba usaha yang maksimal. Dalam menghasilkan laba yang maksimal

diperlukan dana yang cukup bagi usahanya. Dana dapat diperoleh dari

kegiatan pembiayaan.

2) Meminimalkan risiko

Usaha yang dilakukan pengusaha agar mampu menghasilkan laba yang

maksimal yaitu dengan meminimalkan risiko yang mungkin timbul.

Risiko kekurangan modal usaha dapat diperoleh melalui tindakan

pembiayaan.

3) Pendayagunaan sumber ekonomi

Sumber daya ekonomi dapat dikembangkan dengan melakukan mixing

antara sumber daya alam, sumber daya manusia serta sumber daya

modal. Jika sumber daya alam dan sumber daya manusianya telah ada,

namun sumber daya modalnya tidak ada maka akan diperlukan suatu

pembiayaan. Dengan demikian, pembiayaan pada dasarnya dapat

meningkatkan sumber daya ekonomi.

4) Penyaluran kelebihan dana

Dalam kehidupan di masyarakat, ada pihak yang memiliki kelebihan

dana dan ada pihak yang kekurangan dana. Adanya mekanisme

pembiayaan dapat menjadi jembatan penyeimbang dan penyaluran

bagi pihak yang kelebihan dana kepada pihak yang kekurangan dana.

Sehubungan dengan aktivitas bank syariah maka pembiayaan

merupakan sumber pendapatan bagi bank syariah (Muhammad, 2005).

Tujuan pembiayaan yang dilaksanakan oleh bank syariah adalah untuk

memenuhi kepentingan stakeholder, yaitu:

Page 20: 4. BAB II - digilib.uns.ac.id filerangkuman teori yang ditemukan dari berbagai sumber bacaan (literatur) yang ada kaitannya dengan tema permasalahan yang diteliti. Tujuan utama kajian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

1) Pemilik

Para pemilik mengharapkan akan memperoleh penghasilan atas dana

yang ditanamkan pada bank syariah.

2) Pegawai

Para pegawai mengharapkan dapat memperoleh kesejahteraan hidup

dari bank yang dikelolanya.

3) Masyarakat

(a) Pemilik dana

Pemilik dana mengharapkan dana yang diinvestasikannya akan

diperoleh bagi hasil.

(b) Debitur yang bersangkutan

Adanya penyediaan dana bagi debitur, diharapkan dapat membantu

dalam menjalankan suatu usahanya (sektor produktif) atau terbantu

dalam pengadaan barang/aset yang diinginkannya (pembiayaan

konsumtif).

(c) Masyarakat umumnya atau konsumen

Mereka dapat memperoleh barang-barang yang dibutuhkannya dari

pembiayaan yang dilakukan.

4) Pemerintah

Adanya penyediaan pembiayaan, pemerintah merasa terbantu dalam

pembiayaan pembangunan negara. Di samping itu, akan diperoleh

pajak berupa pajak penghasilan atau keuntungan yang diperoleh bank

dan juga perusahaan-perusahaan.

5) Bank

Bank mengharapkan dapat meneruskan dan mengembangkan usahanya

dari hasil penyaluran pembiayaan yang dilakukan.

c. Fungsi Pembiayaan

Menurut Sinungan (1983) dalam Muhammad mengungkapkan

bahwa pembiayaan secara umum memiliki fungsi (2005: 19). Fungsi dari

pembiayaan antara lain:

1) Meningkatkan daya guna uang

Page 21: 4. BAB II - digilib.uns.ac.id filerangkuman teori yang ditemukan dari berbagai sumber bacaan (literatur) yang ada kaitannya dengan tema permasalahan yang diteliti. Tujuan utama kajian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Para pengusaha menikmati pembiayaan dari bank untuk memperluas

usahanya baik dalam hal peningkatan produksi, perdagangan maupun

usaha-usaha rehabilitasi bahkan untuk memulai usaha baru. Melalui

pembiayaan, pengusaha dapat meningkatkan produktivitas secara

menyeluruh sehingga dana yang mengendap di bank (yang diperoleh

dari penyimpan uang) tidaklah diam melainkan terus disalurkan untuk

usaha yang bermanfaat bagi pengusaha maupun bagi masyarakat.

2) Meningkatkan daya guna barang

Melalui pembiayaan dari bank, produsen dapat mengubah bahan

mentah menjadi bahan jadi sehingga nilai kegunaan dari bahan

tersebut meningkat. Adanya bantuan pembiayaan, produsen dapat

memindahkan barang dari suatu tempat yang kegunaanya kurang tepat

ke tempat yang lebih bermanfaat.

3) Meningkatkan peredaran uang

Pembiayaan yang disalurkan melalui rekening-rekening koran dapat

menciptakan pertambahan peredaran uang giral dan sejenisnya seperti

cek, bilyet giro, wesel, promes dan sebagainya. Melalui pembiayaan,

peredaran uang kartal maupun uang giral akan lebih berkembang

karena dapat menciptakan kegairahan berusaha sehingga penggunaan

uang akan bertambah baik dari segi kualitatif maupun kuantitatif.

4) Menimbulkan kegairahan berusaha

Dalam melakukan suatu usaha, pastinya pengusaha membutuhkan

bantuan modal untuk mengembangkan usahanya. Bantuan modal

tersebut dapat diperoleh dari bank dengan melakukan pembiayaan.

Pembiayaan digunakan untuk memperbesar volume/laba usaha dan

produktivitas. Adanya pembiayaan dapat membantu para pengusaha

dalam mengembangkan usahanya. Pengusaha tidak perlu khawatir jika

terjadi kekurangan modal karena dapat diatasi oleh bank dengan

pembiayaannya.

Page 22: 4. BAB II - digilib.uns.ac.id filerangkuman teori yang ditemukan dari berbagai sumber bacaan (literatur) yang ada kaitannya dengan tema permasalahan yang diteliti. Tujuan utama kajian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

5) Stabilitas ekonomi

Pembiayaan memegang peranan penting dalam memenuhi kebutuhan

pokok, pengendalian inflasi, peningkatan ekspor, rehabilitasi prasarana

dan untuk usaha pembangunan ekonomi.

6) Sebagai jembatan untuk meningkatkan pendapatan nasional

Para pengusaha yang memperoleh pembiayaan akan berusaha untuk

meningkatkan usahanya. Peningkatan usaha berarti peningkatan profit.

Bila keuntungan ini secara kumulatif dikembangkan lagi ke dalam

struktur permodalan, maka peningkatan pendapatan akan berlangsung

terus-menerus. Apabila rata-rata pengusaha mengalami peningkatan

pendapatan, maka pendapatan negara melalui pajak akan bertambah,

penghasilan devisa bertambah dan penggunaan devisa untuk urusan

konsumsi akan berkurang, sehingga secara langsung atau tidak,

pendapatan nasional akan bertambah.

d. Jenis-jenis Pembiayaan

Kegiatan bank syariah tidak hanya menghimpun dana (funding)

dari masyarakat melainkan juga menyalurkan dana (financing) kepada

masyarakat. Bank syariah memiliki berbagai macam jenis pembiayaan.

Masing-masing jenis pembiayaan memiliki prinsip yang berbeda. Menurut

Muhammad (2005), jenis-jenis pembiayaan dapat dikelompokkan menurut

beberapa aspek antara lain:

1) Pembiayaan menurut tujuan

Pembiayaan menurut tujuannya dibedakan menjadi:

(a) Pembiayaan modal kerja yaitu pembiayaan yang dimaksudkan

untuk mendapatkan modal dalam rangka mengembangkan suatu

usahanya.

(b) Pembiayaan investasi yaitu pembiayaan yang dimaksudkan untuk

melakukan investasi atau pengadaan barang konsumtif.

2) Pembiayaan menurut jangka waktu

Pembiayaan menurut jangka waktunya dibedakan menjadi:

Page 23: 4. BAB II - digilib.uns.ac.id filerangkuman teori yang ditemukan dari berbagai sumber bacaan (literatur) yang ada kaitannya dengan tema permasalahan yang diteliti. Tujuan utama kajian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

(a) Pembiayaan jangka waktu pendek yaitu pembiayaan yang terjadi

antara jangka waktu 1 bulan sampai dengan 1 tahun.

(b) Pembiayaan jangka waktu menengah yaitu pembiayaan yang

dilakukan dengan jangka waktu 1 tahun sampai 5 tahun.

(c) Pembiayaan jangka waktu panjang yaitu pembiayaan yang terjadi

dalam waktu lebih dari 5 tahun.

Selain jenis-jenis pembiayaan di atas jenis pembiayaan di bank

syariah dapat diwujudkan dalam bentuk aktiva produktif dan aktiva tidak

produktif, yaitu:

1) Jenis aktiva produktif pada bank syariah

Bentuk pembiayaan aktiva produktif meliputi:

(a) Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil

Jenis pembiayaan dengan prinsp ini dibedakan menjadi:

1. Pembiayaan mudharabah

Pembiayaan mudharabah adalah perjanjian antara penanam

dana dan pengelola dana untuk melakukan kegiatan usaha

tertentu dengan pembagian keuntungan antara kedua belah

pihak berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya.

2. Pembiayaan musyarakah

Pembiayaan musyarakah adalah perjanjian antara para pemilik

dana/modal untuk mencampurkan dana/modal mereka pada

suatu usaha tertentu dengan pembagian keuntungan di antara

pemilik dana/modal berdasarkan nisbah yang telah disepakati

sebelumnya.

(b) Pembiayaan dengan prinsip jual beli (piutang)

Jenis pembiayaan dengan prinsip ini dibedakan menjadi:

1. Pembiayaan murabahah

Pembiayaan murabahah adalah perjanjian jual beli antara bank

dan nasabah dengan cara bank syariah membeli barang yang

diperlukan nasabah dan kemudian menjualnya kepada nasabah

Page 24: 4. BAB II - digilib.uns.ac.id filerangkuman teori yang ditemukan dari berbagai sumber bacaan (literatur) yang ada kaitannya dengan tema permasalahan yang diteliti. Tujuan utama kajian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

yang bersangkutan dengan harga jual sebesar harga perolehan

ditambah margin/keuntungan yang disepakati keduanya.

2. Pembiayaan salam

Pembiayaan salam adalah perjanjian jual beli barang dalam

bentuk pemesanan dengan syarat tertentu dan pembayaran

harganya dilakukan terlebih dulu.

3. Pembiayaan istishna

Pembiayaan istishna adalah perjanjian jual beli dalam bentuk

pemesanan pembuatan barang dengan kriteria dan persyaratan

tertentu yang disepakati antara pemesan dan penjual.

(c) Pembiayaan dengan prinsip sewa

Jenis pembiayaan ini dibedakan menjadi:

1. Pembiayaan ijarah

Pembiayaan ijarah adalah perjanjian sewa menyewa barang

dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa.

2. Pembiayaan ijarah muntahiya biltamlik/wa iqtina

Pembiayaan ijarah muntahiya biltamlik/wa iqtina adalah

perjanjian sewa menyewa suatu barang yang diakhiri dengan

perpindahan kepemilikian barang dari pihak yang memberikan

sewa kepada pihak penyewa.

(d) Surat berharga syariah

Surat berharga syariah adalah surat bukti berinvestasi berdasarkan

prinsip syariah yang lazim diperdagangkan di pasar uang dan/atau

pasar modal antara lain wesel, obligasi syariah, sertifikat dana

syariah dan surat berharga lainnya berdasarkan prinsip syariah.

(e) Penempatan

Penempatan adalah penanaman dana bank syariah pada bank

syariah lainnya dan/atau Bank Perkreditan Syariah antara lain

dalam bentuk giro, dan/atau tabungan wadiah, deposito berjangka

dan/atau tabungan mudharabah, pembiayaan yang diberikan,

Sertifikat Investasi Mudharabah Antar Bank (Sertifikat IMA)

Page 25: 4. BAB II - digilib.uns.ac.id filerangkuman teori yang ditemukan dari berbagai sumber bacaan (literatur) yang ada kaitannya dengan tema permasalahan yang diteliti. Tujuan utama kajian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

dan/atau bentuk-bentuk penempatan lainnya berdasrkan prinsip

syariah.

(f) Penyertaan modal

Penyertaan modal adalah penanaman dana bank syariah dalam

bentuk saham pada perusahaan yang bergerak di bidang keuangan

syariah, termasuk penanaman dana dalam bentuk surat utang

konversi (convertible bonds) dengan opsi saham (equity options)

atau jenis transaksi tertentu berdasarkan prinsip syariah yang

berakibat bank syariah memiliki atau akan memiliki saham pada

perusahaan yang bergerak di bidang keuangan syariah.

(g) Penyertaan modal sementara

Penyertaan modal sementara adalah penyertaan modal bank

syariah dalam perusahaan untuk mengatasi kegagalan pembiayaan

dan/atau piutang (dept to equity swap) sebagaimana dimaksud

dalam ketentuan Bank Indonesia yang berlaku, termasuk dalam

surat konversi (convertible bonds) dengan opsi saham (equity

options) atau jenis transaksi tertentu yang berakibat bank syariah

memiliki atau akan memiliki saham pada perusahaan nasabah.

(h) Transaksi rekening administratif

Transaksi rekening administratif adalah komitmen dan kontijensi

(off balance sheet) berlandaskan prinsip syariah yang terdiri atas

bank garansi, akseptasi/endosemen, Irrevocable Letter of Credit

(L/C), yang masih berjalan, akseptasi wesel impor atas L/C

berjangka, standby L/C, dan garansi lain berdasarkan prinsip

syariah.

(i) Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI)

SWBI adalah sertifikat yang diterbitkan Bank Indonesia sebagai

bukti penitipan berjangka pendek dengan prinsip wadiah.

2) Jenis aktiva tidak produktif pada bank syariah

Bentuk pembiayaan aktiva tidak produkti yaitu:

(a) Pinjaman qardh

Page 26: 4. BAB II - digilib.uns.ac.id filerangkuman teori yang ditemukan dari berbagai sumber bacaan (literatur) yang ada kaitannya dengan tema permasalahan yang diteliti. Tujuan utama kajian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Pinjaman qardh adalah penyediaan dana dan/atau tagihan antara

bank syariah dengan pihak peminjam yang mewajibkan pihak

peminjam melakukan pembayaran sekaligus maupun secara cicilan

dalam jangka waktu tertentu.

4. Kajian tentang Pembiayaaan Murabahah

a. Pengertian Pembiayaan Murabahah

Salah satu pembiayaan yang paling popular digunakan perbankan

syariah adalah jual beli murabahah. Karim menyatakan bahwa murabahah

adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan

keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli (2013).

Dalam perbankan syariah, prinsip murabahah didasarkan pada dua elemen

pokok yaitu harga beli serta biaya-biaya yang terkait, dan kesepakatan atas

keuntungan (margin). Penjual harus memberi tahu pembeli tentang harga

beli barang dan menyatakan jumlah keuntungan yang ditambahkan pada

biaya tersebut. Muhammad (2005) menyebutkan bahwa ciri dasar kontrak

murabahah adalah sebagai berikut:

1) Pembeli harus memiliki pengetahuan tentang biaya-biaya terkait dan

harga asli barang, dan batas laba (mark-up) harus ditetapkan dalam

bentuk persentase dari total harga ditambah biaya-biayanya.

2) Apa yang dijual adalah barang atau komoditas dan dibayar dengan

uang.

3) Apa yang jual belikan harus ada dan dimiliki oleh penjual dan penjual

harus mampu menyerahkan barang tersebut kepada pembeli

4) Pembayarannya ditangguhkan.

PSAK No. 102 menyatakan bahwa murabahah adalah menjual

barang dengan harga jual sebesar harga perolehan ditambah keuntungan

yang disepakati dan penjual harus mengungkapkan harga perolehan barang

itu kepada pembeli, sedangkan menurut keputusan fatwa (NO:04/DSN-

MUI/IV/2000) tanggal 1 April 2000 menyatakan bahwa murabahah adalah

menjual suatu barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli

Page 27: 4. BAB II - digilib.uns.ac.id filerangkuman teori yang ditemukan dari berbagai sumber bacaan (literatur) yang ada kaitannya dengan tema permasalahan yang diteliti. Tujuan utama kajian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

dan pembeli membayarnya dengan harga yang lebih sebagai laba. Sri

Nurhayati dan Wasilah (2008) juga mengungkapkan bahwa,“Murabahah

adalah transaksi penjualan barang dengan menyatakan harga perolehan

dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli” (hlm.

160). Menurut Nabhan, murabahah adalah transaksi jual beli barang antara

penjual dan pembeli dengan harga di atas harga pokok (harga pokok

ditambah keuntungan) yang disepakati oleh keduanya (2008).

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

murabahah adalah transaksi jual beli antara penjual dan pembeli dengan

harga jual diperoleh dari harga beli ditambah margin keuntungan yang

disepakati. Bank dapat bertindak sebagai penjual dan nasabah sebagai

pembeli. Bank membeli barang dari pihak lain kemudian menjualnya

kepada nasabah sebesar harga beli dari pemasok ditambah margin yang

disepakati. Bank sebagai penjual harus memberitahukan harga beli

sebenarnya kepada pembeli/nasabah. Margin bagi bank dapat dinyatakan

dalam nominal tertentu atau dalam persentase dari harga belinya tersebut.

Secara umum, mekanisme transaksi jual beli murabahah dalam

perbankan dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1 : Skema Transaksi Murabahah

(Sumber: Nabhan, 2008: 92)

Negoisasi

Akad Jual Beli

Bank (Penjual)

Nasabah (Pembeli)

Barang dari Suplier

Pembayaran

Page 28: 4. BAB II - digilib.uns.ac.id filerangkuman teori yang ditemukan dari berbagai sumber bacaan (literatur) yang ada kaitannya dengan tema permasalahan yang diteliti. Tujuan utama kajian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Dalam transaksi ini, bank berperan sebagai penjual dan nasabah sebagai

pembeli.

1) Nasabah datang ke bank syariah untuk mendapatkan/memperoleh

fasilitas pembiayaan atas barang tertentu (misalnya barang “X”) yang

ingin dimilki.

2) Bank mengumpulkan informasi mengenai barang “X” dari supplier

baik spesifikasi maupun harga barang “X”.

3) Atas informasi yang didapat kemudian bank dan nasabah melakukan

negoisasi harga (harga pokok dari suplier ditambah keuntungan untuk

bank dan biaya-biaya administrasi) serta cara pembayarannya.

4) Pembayaran yang dilakukan dengan angsuran hanya sebesar kenaikan

dari harga pokoknya saja sedang pinjaman pokok dikembalikan pada

saat jatuh tempo perjanjian.

5) Apabila negoisasi telah menghasilkan kata sepakat selanjutnya dibuat

akad jual beli yang ditanda tangani kedua belah pihak. Selanjutnya

bank membeli barang “X” dari supplier secara tunai dan dikirim

kepada nasabah. Nasabah menyelesaikan pembayaran secara angsuran

kepada bank.

Menurut Antonio (2013), aplikasi murabahah dalam bank

syariah juga dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.2 : Skema Bai’ al-murabahah

(Sumber: Antonio, 2013: 107)

1. Negoisasi dan persyaratan

2. Akad jual beli NASABAH BANK

6. Bayar 5. Terima barang dan dokumen

SUPLIER PENJUAL

4. Kirim 3. Beli barang

Page 29: 4. BAB II - digilib.uns.ac.id filerangkuman teori yang ditemukan dari berbagai sumber bacaan (literatur) yang ada kaitannya dengan tema permasalahan yang diteliti. Tujuan utama kajian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

b. Karakteristik Pembiayaan Murabahah

Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan yang mengatur

laporan keuangan bank syariah, murabahah adalah akad jual beli barang

dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang

disepakati oleh penjual dan pembeli. Murabahah sesuai jenisnya dapat

dibedakan menjadi dua, yaitu:

1) Murabahah tanpa pesanan, artinya bank melakukan pembelian barang

tanpa harus ada pesanan dari nasabah.

2) Murabahah dengan pesanan, artinya bank melakukan pembelian

barang setelah ada pesanan dari nasabah. Murabahah dengan pesanan

dapat dikategorikan dalam:

(a) Bersifat mengikat, artinya murabahah dengan pesanan tersebut

mengikat untuk dibeli oleh nasabah yang memesan. Nasabah tidak

dapat membatalkan pesanannya.

(b) Bersifat tidak mengikat, artinya walaupun barang sudah dipesan

oleh nasabah namun barang tersebut tidak mengikat/tidak harus

dibeli oleh nasabah.

Menurut Fatwa DSN 04/DSN-MUI/IV/2000 tentang murabahah,

ada beberapa ketentuan yang harus disepakati dalam transaksi murabahah,

antara lain:

1) Ketentuan umum murabahah dalam bank syari'ah

(a) Bank dan nasabah harus melakukan akad murabahah yang bebas

riba.

(b) Barang yang diperjualbelikan tidak diharamkan oleh syari'ah

Islam.

(c) Bank membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang

yang telah disepakati kualifikasinya.

(d) Bank membeli barang yang diperlukan nasabah atas nama bank

sendiri, dan pembelian ini harus sah dan bebas riba.

(e) Bank harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan

pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara hutang.

Page 30: 4. BAB II - digilib.uns.ac.id filerangkuman teori yang ditemukan dari berbagai sumber bacaan (literatur) yang ada kaitannya dengan tema permasalahan yang diteliti. Tujuan utama kajian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

(f) Bank kemudian menjual barang tersebut kepada nasabah (peme-

san) dengan harga jual senilai harga beli plus keuntungannya. Da-

lam kaitan ini Bank harus memberitahu secara jujur harga pokok

barang kepada nasabah berikut biaya yang diperlukan.

(g) Nasabah membayar harga barang yang telah disepakati tersebut

pada jangka waktu tertentu yang telah disepakati.

(h) Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan atau kerusakan akad

tersebut, pihak bank dapat mengadakan perjanjian khusus dengan

nasabah.

(i) Jika bank hendak mewakilkan kepada nasabah untuk membeli

barang dari pihak ketiga, akad jual beli murabahah harus dilakukan

setelah barang, secara prinsip, menjadi milik bank.

2) Ketentuan murabahah kepada nasabah

(a) Nasabah mengajukan permohonan dan perjanjian pembelian suatu

barang atau aset kepada bank.

(b) Jika bank menerima permohonan tersebut, ia harus membeli

terlebih dahulu aset yang dipesannya secara sah dengan pedagang.

(c) Bank kemudian menawarkan aset tersebut kepada nasabah dan

nasabah harus menerima (membeli)nya sesuai dengan perjanjian

yang telah disepakatinya, karena secara hukum perjanjian tersebut

mengikat; kemudian kedua belah pihak harus membuat kontrak

jual beli.

(d) Dalam jual beli ini bank dibolehkan meminta nasabah untuk

membayar uang muka saat menandatangani kesepakatan awal

pemesanan.

(e) Jika nasabah kemudian menolak membeli barang tersebut, biaya

riil bank harus dibayar dari uang muka tersebut.

(f) Jika nilai uang muka kurang dari kerugian yang harus ditanggung

oleh bank, bank dapat meminta kembali sisa kerugiannya kepada

nasabah.

Page 31: 4. BAB II - digilib.uns.ac.id filerangkuman teori yang ditemukan dari berbagai sumber bacaan (literatur) yang ada kaitannya dengan tema permasalahan yang diteliti. Tujuan utama kajian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

(g) Jika uang muka memakai kontrak 'urbun sebagai alternatif dari

uang muka, maka

1. jika nasabah memutuskan untuk membeli barang tersebut, ia

tinggal membayar sisa harga.

2. jika nasabah batal membeli, uang muka menjadi milik bank

maksimal sebesar kerugian yang ditanggung oleh bank akibat

pembatalan tersebut; dan jika uang muka tidak mencukupi,

nasabah wajib melunasi kekurangannya.

3) Jaminan dalam murabahah

(a) Jaminan dalam murabahah dibolehkan, agar nasabah serius dengan

pesanannya.

(b) Bank dapat meminta nasabah untuk menyediakan jaminan yang

dapat dipegang.

4) Hutang dalam murabahah

(a) Secara prinsip, penyelesaian hutang nasabah dalam transaksi

murabahah tidak ada kaitannya dengan transaksi lain yang dilaku-

kan nasabah dengan pihak ketiga atas barang tersebut. Jika nasabah

menjual kembali barang tersebut dengan keuntungan atau kerugian,

ia tetap berkewajiban untuk menyelesaikan hutangnya kepada bank.

(b) Jika nasabah menjual barang tersebut sebelum masa angsuran ber-

akhir, ia tidak wajib segera melunasi seluruh angsurannya.

(c) Jika penjualan barang tersebut menyebabkan kerugian, nasabah

tetap harus menyelesaikan hutangnya sesuai kesepakatan awal. Ia

tidak boleh memperlambat pembayaran angsuran atau meminta ke-

rugian itu diperhitungkan.

5) Penundaan pembayaran dalam murabahah

(a) Nasabah yang memiliki kemampuan tidak dibenarkan menunda

penyelesaian hutangnya.

(b) Jika nasabah menunda-nunda pembayaran dengan sengaja, atau jika

salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya, maka penyelesai-

Page 32: 4. BAB II - digilib.uns.ac.id filerangkuman teori yang ditemukan dari berbagai sumber bacaan (literatur) yang ada kaitannya dengan tema permasalahan yang diteliti. Tujuan utama kajian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

annya dilakukan melalui Badan Arbitrasi Syari'ah setelah tidak ter-

capai kesepakatan melalui musyawarah.

6) Bangkrut dalam murabahah

Jika nasabah telah dinyatakan pailit dan gagal menyelesaikan hutang-

nya, bank harus menunda tagihan hutang sampai ia menjadi sanggup

kembali, atau berdasarkan kesepakatan.

c. Landasan Syariah Pembiayaan Murabahah

Landasan syariah pada pembiayaan murabahah dijelaskan dalam

Al Qur’an dan Al Hadist. Landasan syariah ini sebagai pedoman dalam

melakukan transaksi jual beli murabahah.

1) Al-Qur’an

Dalam firman Allah qur’an surat An Nissa’ ayat 29 yang berbunyi:

نكم يا أيھا الذين آمنوا ال تأكلوا أموالكم بينكم بالباطل إال أن تكون تجارة عن تراض م

Terjemahnya:

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan

harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan

perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu” (QS.

An Nissa’ ayat 29).

Landasan transaksi jual beli juga terdapat dalam firman Allah qur’an

surat Al-Baqarah ayat 275 yang berbunyi:

با وأحل هللا م الر البيع وحر

Terjemahnya:

“........Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”

(QS. Al Baqarah ayat 275).

2) Al-Hadits

(a) Dari Abu Sa'id Al-Khudri bahwa Rasullulah SAW bersabda:

“Sesungguhnya jual beli itu harus dilakukan suka sama suka.”

(HR. al-Baihaqi, Ibnu Majah dan Shahi menurut Ibnu Hibban)

(b) Dari Suhaib ar-Rumi r.a bahwa Rasulullah SAW bersabda:

“Tiga hal yang didalamnya terdapat keberkahan: jual beli secara

tangguh, muqaradhah (mudharabah), dan mencampur gandum

Page 33: 4. BAB II - digilib.uns.ac.id filerangkuman teori yang ditemukan dari berbagai sumber bacaan (literatur) yang ada kaitannya dengan tema permasalahan yang diteliti. Tujuan utama kajian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

dengan tepung untuk keperluan rumah, bukan untuk dijual.” (HR.

Ibnu Majah)

(c) Rasulullah SAW bersabda:

“Penundaan (pembayaran) yang dilakukan oleh orang mampu

adalah suatu kezaliman.” (HR. Bukhari & Muslim)

d. Rukun dan Syarat Murabahah

Dalam melaksanakan suatu pembiayaan murabahah, bank syariah

terlebih dahulu harus memperhatikan rukun dan syarat murabahah. Rukun

murabahah merupakan hal-hal pokok yang harus ada atau harus dilakukan

dalam melakukan pembiayaan murabahah. Jika salah satu rukun dari

murabahah tidak terpenuhi maka transaksi pembiayaan murabahah tidak

dapat dilakukan dan tidak sah. Menurut Ascarya (2011), rukun murabahah

terdiri dari:

1) Pelaku akad, yaitu ba’i (penjual) adalah pihak yang memiliki barang

untuk dijual, dan musytari (pembeli) adalah pihak yang memerlukan

dan akan membeli barang.

2) Objek akad, yaitu mabi’ (barang dagangan) dan tsaman (harga).

3) Shighah, yaitu ijab dan qabul.

Nurhayati dan Wasilah (2008) juga menyebutkan bahwa rukun dan

ketentuan murabahah yaitu:

1) Pelaku

Pelaku cakap hukum dan baliqh (berakal dan dapat membedakan hal

baik dan hal buruk).

2) Objek jual beli, harus memenuhi:

(a) Barang yang diperjualbelikan adalah barang halal.

(b) Barang yang diperjualbelikan harus dapat diambil manfaatnya atau

memiliki nilai.

(c) Barang tersebut dimiliki penjual.

(d) Barang tersebut dapat diserahkan tanpa tergantung dengan kejadian

tertentu di masa depan.

Page 34: 4. BAB II - digilib.uns.ac.id filerangkuman teori yang ditemukan dari berbagai sumber bacaan (literatur) yang ada kaitannya dengan tema permasalahan yang diteliti. Tujuan utama kajian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

(e) Barang tersebut harus diketahui secara spesifik, jelas dan dapat

diidentifikasikan oleh pembeli/pemesan sehingga tidak ada gharar

(ketidakpastian).

(f) Barang tersebut dapat diketahui kuantitasnya dengan jelas.

(g) Barang tersebut dapat diketahui kualitasnya dengan jelas sehinnga

tidak ada gharar.

(h) Harga barang tersebut jelas.

(i) Barang yang diakadkan secara fisik ada di tangan penjual.

3) Ijab qabul (pernyataan kesepakatan antara penjual dan pembeli)

Selain rukun murabahah, ada beberapa syarat yang harus

dipenuhi sebelum transaksi murabahah dilakukan. Apabila salah satu

syarat tersebut tidak dipenuhi dalam transaksi maka transaksi murabahah

dianggap tidak sah menurut islam. Selain itu, apabila rukun-rukunnya

telah terpenuhi, namun salah satu syarat murabahah tidak terpenuhi maka

transaksi tetap dianggap tidak sah menurut islam. Adapun syarat-syarat

yang harus dilakukan dalam transaksi murabahah, yaitu:

1) Penjual memberi tahu biaya modal kepada nasabah. 2) Kontrak pertama harus sah sesuai dengan rukun yang ditetapkan. 3) Kontrak harus bebas dari riba. 4) Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi cacat atas

barang sesudah pembelian. 5) Penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan

pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara utang (Antonio, 2013: 102).

Pada prinsipnya, apabila syarat dalam no 1), 4), atau 5) tidak

terpenuhi, pembeli dapat melakukan pilihan, yaitu;

1) Tetap melanjutkan pembelian seperti apa adanya.

2) Kembali kepada penjual dan menyatakan ketidaksetujuan atas barang

yang dijual.

3) Membatalkan kontrak.

Page 35: 4. BAB II - digilib.uns.ac.id filerangkuman teori yang ditemukan dari berbagai sumber bacaan (literatur) yang ada kaitannya dengan tema permasalahan yang diteliti. Tujuan utama kajian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

5. Kajian tentang Margin Murabahah

a. Pengetian Margin (Keuntungan)

Bank syariah menerapkan margin keuntungan terhadap produk-

produk pembiayaan yang berbasis Natural Centainty Contract (NCC),

yaitu akad bisnis yang memberikan kepastian pembayaran, baik dalam

segi jumlah maupun waktu. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat

Bahasa (2008), pengertian margin adalah sebagai berikut, “Margin adalah

laba kotor atau tingkat selisih antara biaya produksi dan harga jual di

pasar” (hlm. 879). Karim (2013) juga mengemukakan bahwa, “Marjin

keuntungan adalah persentase tertentu yang ditetapkan per tahun per-

hitungan marjin keuntungan secara harian, maka jumlah hari dalam se-

tahun ditetapkan 360 hari; perhitungan margin keuntungan secara bulanan,

maka setahun ditetapkan 12 bulan” (hal 279).

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa margin

(keuntungan) adalah jumlah nominal tertentu atau persentase tertentu dari

nilai suatu barang yang merupakan selisih dari harga beli dengan harga

jual. Margin ini diperoleh berdasarkan tawar-menawar antara bank syariah

dengan nasabah.

b. Metode Penentuan Margin Murabahah

Pembiayaan yang diberikan bank syariah kepada nasabahnya

tidak hanya diselesaikan dengan cara mudharabah dan musyarakah atau

disebut bagi hasil, namun bank syariah dapat menjalankan pembiayaan

dengan akad jual beli. Pada akad jual beli, bank syariah menetapkan harga

jual dari harga beli/harga pokok ditambah margin keuntungan yang telah

disepakati kedua belah pihak. Menurut Karim (2013), penetapan marjin

keuntungan pembiayaan berdasarkan rekomendasi, usul dan saran dari tim

ALCO bank syariah, dengan memperhatikan beberapa hal berikut:

1) Direct Competitor’s Market Rate (DCMR)

Direct Competitor’s Market Rate adalah tingkat marjin keuntungan

rata-rata perbankan syariah, atau tingkat marjin keuntungan rata-rata

beberapa bank syariah yang ditetapkan dalam rapat ALCO sebagai

Page 36: 4. BAB II - digilib.uns.ac.id filerangkuman teori yang ditemukan dari berbagai sumber bacaan (literatur) yang ada kaitannya dengan tema permasalahan yang diteliti. Tujuan utama kajian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

kelompok kompetitor langsung atau tingkat marjin keuntungan bank

syariah tertentu yang ditetapkan dalam rapat ALCO sebagai atau

kompetitor langsung terdekat.

2) Indirect Competitor’s Market Rate (ICMR)

Indirect Competitor’s Market Rate adalah tingkat suku bunga rata-rata

perbankan konvensional, atau tingkat suku bunga rata-rata beberapa

bank konvensional yang dalam rapat ALCO ditetapkan sebagai

kelompok kompetitor tidak langsung, atau tingkat rata-rata suku bunga

bank konvensional tertentu yang dalam rapar ALCO ditetapkan

sebagai kompetitor tidak langsung terdekat.

3) Expected Competitive Return for Investors (ECRI)

Expected Competitive Return for Investors adalah target bagi hasil

kompetitif yang diharapkan dapat diberikan kepada dana pihak ketiga.

4) Acquiring Cost

Acquiring Cost adalah biaya yang dikeluarkan bank yang langsung

terkait dengan upaya untuk memperoleh dana pihak ketiga.

5) Overhead Cost

Overhead Cost adalah biaya-biaya yang dikeluarkan bank yang tidak

langsung terkait dengan upaya untuk memperoleh dana pihak ketiga.

Setelah memperoleh referensi margin keuntungan, maka bank

menetapkan angsuran harga jual yang terdiri dari harga pokok/harga beli

dan angsuran margin. Karim (2013) mengungkapkan bahwa ada empat

metode dalam pengakuan angsuran yaitu:

1) Metode margin menurun (sliding)

Margin menurun adalah perhitungan margin yang semakin

menurun sesuai dengan menurunnya harga pokok sebagai akibat

adanya cicilan atau angsuran harga pokok dan jumlah angsuran (harga

pokok dan margin) yang dibayar nasabah setiap bulan.

Page 37: 4. BAB II - digilib.uns.ac.id filerangkuman teori yang ditemukan dari berbagai sumber bacaan (literatur) yang ada kaitannya dengan tema permasalahan yang diteliti. Tujuan utama kajian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

2) Metode margin rata-rata

Margin rata-rata adalah margin menurun yang perhitungan

margin secara tetap dan jumlah angsuran (harga pokok dan margin)

dibayar nasabah setiap bulan.

3) Metode margin flat

Margin flat adalah perhitungan margin terhadap nilai harga

pokok pembiayaan secara tetap dari satu periode ke periode lainnya,

walaupun baki debetnya menurun sebagai akibat dari adanya angsuran

harga pokok.

4) Metode margin annuitas

Margin annuitas adalah margin yang dapat diperoleh dari

perhitungan secara annuitas. Perhitungan annuitas adalah suatu cara

pengembalian pembiayaan dengan pembayaran angsuran pokok dan

margin keuntungan secara tetap. Perhitungan ini akan menghasilkan

pola angsuran harga pokok yang semakin membesar dan margin

keuntungan yang semakin menurun.

Menurut Muhammad (2005: 116), metode penentuan margin

yang diterapkan pada bank syariah, antara lain:

1) Mark-up pricing

Adalah penentuan tingkat harga dengan me-markup biaya

produksi komoditas yang bersangkutan.

2) Target-return pricing

Adalah penentuan harga jual produk yang bertujuan untuk

mendapatkan tingkat return atas besarnya modal yang diinvestasikan.

Dalam bahasan keuangan dikenal dengan Return on Invesment (ROI).

Dalam hal ini, perusahaan akan menentukan berapa return yang

diharapkan atas modal yang telah diinvestasikan.

3) Perceived-value pricing

Adalah penentuan harga (price) dengan tidak menggunakan

variabel harga sebagai dasar harga jual. Harga jual didasarkan pada

Page 38: 4. BAB II - digilib.uns.ac.id filerangkuman teori yang ditemukan dari berbagai sumber bacaan (literatur) yang ada kaitannya dengan tema permasalahan yang diteliti. Tujuan utama kajian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

harga produk pesaing dimana perusahaan melakukan penambahan atau

perbaikan unit untuk meningkatkan kepuasan pembeli.

4) Value pricing

Adalah kebijakan harga yang kompetitif atas barang yang

berkualitas tinggi, dengan ungkapan ono rego ono rupo artinya barang

yang baik pasti harganya mahal.

6. Kajian tentang Pendidikan

a. Pengertian Pendidikan

Pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam

kehidupan manusia. Pendidikan diarahkan pada pembentukan kepribadian

unggul yang memiliki kemampuan untuk mengembangkan potensi dirinya.

Pendidikan atau paedagogie berarti bimbingan/arahan kepada seseorang.

Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan merupakan daya upaya untuk

memajukan budi pekerti (karakter, kekuatan batin), pikiran (intellect), dan

jasmani anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya (Mulyasana,

2012: 3). Edgar Dalle juga mengemukakan bahwa pendidikan merupakan

usaha sadar yang dilakukan keluarga, masyarakat, dan pemerintah melalui

kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan yang berlangsung di sekolah

dan di luar sekolah untuk mempersiapkan peserta didik agar mampu

memainkan peranan dalam berbagai lingkungan secara tetap untuk masa

yang akan datang (Mulyasana, 2012: 4). Pada Undang-Undang Sistem

Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2013 pasal 1 disebutkan bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagaman, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan darinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Menurut Hafid, Ahiri, dan Haq (2013), pendidikan diartikan dari

berbagai segi, yaitu:

1) Pendidikan sebagai proses tranformasi budaya

Page 39: 4. BAB II - digilib.uns.ac.id filerangkuman teori yang ditemukan dari berbagai sumber bacaan (literatur) yang ada kaitannya dengan tema permasalahan yang diteliti. Tujuan utama kajian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Sebagai proses tranformasi budaya, pendidikan dapat diartikan sebagai

kegiatan pewarisan budaya dari satu generasi ke generasi yang lain.

Nilai-nilai budaya tersebut akan mengalami berbagai perubahan seperti

pengetahuan, nilai/sikap dan keterampilan dari generasi tua ke generasi

muda.

2) Pendidikan sebagai proses pembentukan pribadi

Sebagai proses pembentukan pribadi, pendidikan diartikan sebagai

suatu kegiatan yang sistematis dan terarah untuk membentuk pribadi

yang unggul. Proses pembentukan pribadi melalui dua sasaran yaitu

pembentukan pribadi bagi mereka yang belum dewasa dan pematangan

bagi mereka yang sudah dewasa.

3) Pendidikan sebagai proses penyiapan warga negara

Sebagai proses penyiapan warga negara, pendidikan diartikan sebagai

suatu kegiatan terencana untuk membekali peserta didik agar menjadi

warga negara yang baik dan produktif.

4) Pendidikan sebagai penyiapan tenaga kerja

Sebagai penyiapan tenaga kerja, pendidikan diartikan sebagai kegiatan

membimbing peserta didik agar memiliki bekal dasar untuk bekerja.

Pembekalan dasar berupa pembentukan sikap, pengetahuan umum, dan

keterampilan kerja pada calon lulusan. Ini merupakan hal penting dari

pendidikan karena bekerja merupakan kebutuhan pokok dalam

kehidupan manusia.

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

pendidikan adalah suatu usaha sadar yang dilakukan keluarga, masyarakat,

dan pemerintah melalui kegiatan pembelajaran yang dilakukan di sekolah

dan di luar sekolah untuk mengembangkan kemampuan dan potensi yang

ada dalam dirinya serta memiliki kepribadian dan akhlak mulia yang

berguna bagi bangsa dan negara. Pendidikan merupakan proses seseorang

dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak mampu menjadi mampu

dan menjadikan seseorang memiliki kepribadian yang unggul.

Page 40: 4. BAB II - digilib.uns.ac.id filerangkuman teori yang ditemukan dari berbagai sumber bacaan (literatur) yang ada kaitannya dengan tema permasalahan yang diteliti. Tujuan utama kajian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

b. Fungsi dan Tujuan Pendidikan

Pendidikan merupakan proses untuk memilih arah maupun tujuan

yang hendak dicapai. Suatu pendidikan di Indonesia memiliki tujuan yaitu

sebagai penuntun, pembimbing, dan petunjuk arah bagi para peserta didik

agar mereka dapat tumbuh dewasa sesuai dengan potensi dan konsep diri

yang sebenarnya, sehingga mereka dapat tumbuh berkembang, bersaing,

dan mempertahankan kehidupannya di masa depan yang penuh dengan

tantangan dan perubahan. Tujuan dari pendidikan nasional adalah untuk

mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia

seutuhnya, dengan ciri-ciri sebagai berikut:

1) Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

2) Berbudi pekerti luhur

3) Memiliki pengetahuan dan keterampilan

4) Sehat jasmani dan rohani

5) Kepribadian yang mantap dan mandiri

6) Bertanggung jawab terhadap masyarakat dan bangsa

Tujuan yang hendak dicapai diharapkan mampu memberikan

fungsi yang berguna bagi individu tersebut. Undang-Undang Sistem

Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 menyebutkan bahwa:

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Seseorang membutuhkan pendidikan untuk menjadi pribadi yang

unggul, yang mempunyai watak dan akhlak yang mulia serta memiliki

kemampuan dan keterampilan yang baik. Pendidikan mengarahkan peserta

didik untuk menjadi pribadi yang dewasa, mandiri dan bertanggung jawab.

Maka dari itu, pendidikan sangat penting dan dibutuhkan oleh orang dari

berbagai kalangan.

Page 41: 4. BAB II - digilib.uns.ac.id filerangkuman teori yang ditemukan dari berbagai sumber bacaan (literatur) yang ada kaitannya dengan tema permasalahan yang diteliti. Tujuan utama kajian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

7. Kajian tentang Pembelajaran

a. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk

menciptakan keadaan proses belajar. Belajar diartikan sebagai bentuk dari

perubahan tingkah laku. Pembelajaran tidak hanya diarahkan pada proses

pembentukan semangat, motivasi, kreativitas, keuletan, dan kepercayaan

diri saja, namun juga ditekankan pada pembentukan kesadaran, disiplin,

tanggung jawab, dan budaya belajar yang baik. Pembelajaran dapat

dikembangkan sesuai bakat, minat, kemampuan, kebutuhan, karakteristik,

serta gaya belajar peserta didik. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,

pembelajaran merupakan suatu proses, cara, perbuatan untuk menjadikan

seseorang atau makhluk hidup untuk belajar. Sementara, menurut Gagne,

“Pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses

belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun

sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses

belajat siswa yang bersifat internal”.

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional juga menyatakan bahwa, “Pembelajaran adalah proses interaksi

peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan

belajar”. Pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk

memperoleh perubahan tingkah laku yang baru sebagai hasil pengalaman

individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Subini, 2012).

Menurut Subini (2012), ciri-ciri pembelajaran adalah sebagai berikut:

1) Pembelajaran terjadi apabila ada perubahan tingkah laku yang kekal. Perubahan seperti ketinggian, berat badan bukan termasuk pembelajaran.

2) Pembelajaran terjadi secara sadar. 3) Proses pembelajaran berlaku sepanjang hidup. 4) Pembelajaran merupakan suatu proses yang sejalan dengan

perkembangan kognitif.

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran adalah suatu proses belajar mengajar yang dilakukan oleh

pendidik kepada peserta didik untuk menambah pengetahuan, wawasan

Page 42: 4. BAB II - digilib.uns.ac.id filerangkuman teori yang ditemukan dari berbagai sumber bacaan (literatur) yang ada kaitannya dengan tema permasalahan yang diteliti. Tujuan utama kajian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

dan perubahan tingkah laku bagi peserta didik. Pembelajaran tidak hanya

dilakukan dalam pendidikan formal, melainkan juga dapat diperoleh dari

pendidikan informal maupun nonformal. Pembelajaran sangat diperlukan

untuk menambah pengetahuan dan wawasan dalam hidupnya.

b. Tujuan Strategi Pembelajaran

Dalam kegiatan pembelajaran di kelas, guru/dosen mempunyai

peranan yang sangat penting, salah satunya membantu peserta didik untuk

mengembangkan potensinya. Salah satu cara yang digunakan guru untuk

membantu peserta didik adalah dengan memilih dan menentukan strategi

pembelajaran yang tepat untuk tujuan pembelajaran. Dalam Kamus Besar

Bahasa Indonesia, “Stategi berarti rencana yang cermat mengenai kegiatan

untuk mencapai sasaran yang khusus”. Dalam kegiatan belajar mengajar,

strategi merupakan perencanaan atau suatu proses penentuan rencana yang

terfokus pada tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Menurut Dick &

Carey dalam Khanifatul (2013), ada lima komponen stategi pembelajaran

yaitu:

1) Kegiatan pembelajaran

Ada tiga tahap dalam kegiatan pembelajaran, yaitu pendahuluan, inti

pembelajaran serta penutupan. Pendahuluan merupakan tahap awal

untuk memberikan motivasi, semangat dan gambaran singkat tentang

tujuan pembelajaran. Setelah itu, guru/dosen menyampaikan materi

pembelajaran dan memberikan contoh kasusnya. Pada tahap terakhir

yaitu penutupan, guru memberikan kesimpulan dan penegasan pada

materi yang telah disampaikan.

2) Penyampaian informasi

Informasi yang disampaikan dalam kegiatan belajar mengajar adalah

materi pembelajaran. Materi yang akan disampaikan harus mempunyai

keruntutan, artinya materi yang disampaikan berkaitan dengan materi

sebelumnya. Ruang lingkup dan jenis materi yang akan disampaikan

tentunya sudah ada dalam silabus maupun Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP).

Page 43: 4. BAB II - digilib.uns.ac.id filerangkuman teori yang ditemukan dari berbagai sumber bacaan (literatur) yang ada kaitannya dengan tema permasalahan yang diteliti. Tujuan utama kajian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

3) Partisipasi siswa

Proses pembelajaran akan berhasil apabila siswa aktif memahami dan

melakukan latihan-latihan secara langsung dan relevan dengan tujuan

pembelajaran yang telah ditetapkan. Siswa dapat melakukan praktik

pembelajaran dengan menghubungan dengan kehidupan nyata.

4) Tes

Tes digunakan guru/dosesn untuk mengetahui seberapa jauh tujuan

pembelajaran tercapai serta untuk mengukur kemampuan siswanya.

5) Kegiatan lanjutan

Kegiatan lanjutan dapat berupa follow up yang dapat dilakukan dalam

bentuk pembelajaran remidi, pengayaan maupun memberikan tugas.

Setelah strategi-strategi pembelajaran dibuat diharapkan tujuan

pembelajaran dapat tercapai. Tujuan dari pembelajaran yaitu menciptakan

suasana belajar yang menyenangkan, membuat siswa aktif di kelas dengan

cara mengadakan diskusi, mempunyai ketrampilan dan wawasan yang luas

dalam hidupnya.

8. Kajian tentang Pembelajaran Perbankan Syariah di BKK Akuntansi FKIP UNS dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

a. Pembelajaran Akuntansi Perbankan Syariah di BKK Akuntansi

FKIP UNS

Akuntansi perbankan syariah merupakan salah satu mata kuliah

pilihan dengan bobot 2 SKS yang diterapkan di Pendidikan Ekonomi BKK

Akuntansi FKIP UNS. Proses pembelajaran yang diterapkan dosen mata

kuliah akuntansi perbankan syariah mengacu pada silabus dan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Pada pembelajaran yang berlangsung,

dosen mengajar dengan alokasi waktu 100 menit. Waktu 100 menit dapat

digunakan dosen untuk menyampaikan materi maupun memberikan tugas

individu/kelompok kepada mahasiswa. Selama satu semester, mahasiswa

mengikuti perkuliahan sebanyak 14 kali tatap muka dan 4 kali ujian baik

ujian tertulis, lisan, presentasi maupun tugas.

Page 44: 4. BAB II - digilib.uns.ac.id filerangkuman teori yang ditemukan dari berbagai sumber bacaan (literatur) yang ada kaitannya dengan tema permasalahan yang diteliti. Tujuan utama kajian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Pada pertemuan pertama, dosen memberikan gambaran tentang

materi yang akan dipelajari sesuai dengan silabus dan buku referensi yang

dapat digunakan. Dalam pembelajaran akuntansi perbankan syariah, dosen

menggunakan metode ceramah. Pembelajaran yang dilakukan tidak hanya

ceramah, melainkan ada presentansi disertai tanya jawab, tugas individu/

kelompok berupa resume, makalah dan praktikum. Presentansi dilakukan

secara kelompok dengan 5-6 orang setiap kelompok. Penilaian untuk ujian

dapat diambil dari hasil presentansi maupun tugas tersebut.

b. Pembelajaran Perbankan Syariah di Sekolah Menengah Kejuruan

(SMK)

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan sekolah atau

suatu lembaga pendidikan formal yang menciptakan lulusan siap kerja.

Kurikulum yang digunakan pada masing-masing SMK yaitu kurikulum

2013. Dalam Permendikbud RI No. 70 Tahun 2013 tentang Kerangka

Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan/Madasrah

Aliyah Kejuruan, kurikulum 2013 diberlakukan mulai dari tahun ajaran

2013/2014. Kurikulum 2013 yang diterapkan terdiri dari kompetensi inti

(KI) dan kompetensi dasar (KD).

Pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), ada beberapa bidang

keahlian yang dapat dipilih peserta didik meliputi:

1) Teknologi dan Rekayasa 2) Teknologi Informasi dan Komunikasi 3) Kesehatan 4) Agribisnis dan Agroteknologi 5) Perikanan dan Kelautan 6) Bisnis dan Manajemen 7) Pariwisata 8) Seni Rupa dan Kriya 9) Seni Pertunjukan (Sumber: Permendikbud RI No. 70 Tahun 2013)

Pada bidang keahlian/jurusan yang dipilih bisnis dan manajemen dengan

program keahlian keuangan, terdapat mata pelajaran wajib, mata pelajaran

kejuruan, dan paket keahlian. Dalam paket keahlian tersebut, peserta didik

tidak hanya mempelajari akuntansi dan perbankan melainkan juga mempe-

Page 45: 4. BAB II - digilib.uns.ac.id filerangkuman teori yang ditemukan dari berbagai sumber bacaan (literatur) yang ada kaitannya dengan tema permasalahan yang diteliti. Tujuan utama kajian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

lajari mata pelajaran perbankan syariah. Pada kurikulum 2013, perbankan

syariah mulai diterapkan di SMK. Pembelajaran perbankan syariah sangat

penting untuk memperdalam dunia perbankan karena banyak bank yang

sudah mengkonversi menjadi bank syariah atau membuka cabang baru

yang berlandaskan syariah. Peserta didik perlu mendalami materi tersebut.

B. Penelitian yang Relevan

Ada beberapa penelitian relevan yang berkaitan dengan penentuan margin

pembiayaan murabahah antara lain:

1. Baskoro Perdana Putra (2013) dengan judul “Analisis Penetapan Tingkat

Marjin Akad Pembiayaan Murabahah: Studi Kasus pada Baitul Maal wa

Tamwil Ahmad Yani Malang”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

penetapan tingkat margin pada akad pembiayaan murabahah tidak memper-

hatikan penggunaan rujukan suku bunga, namun ditentukan berdasarkan pada

tingkat nisbah bagi hasil dengan BTN Syariah Malang, tingkat rata-rata marjin

pasar, tingkat laba yang diinginkan, dan biaya perolehan serta biaya lainnya.

2. Sri Dewi Anggadini dalam Majalah Ilimiah UNIKOM Vol. 9, No. 2 dengan

judul “Penerapan Margin Pembiayaan Murabahah Pada BMT As-Salam Pacet

Cianjur”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa prosedur dari pembiayaan

murabahah BMT As-Salam sesuai dengan prinsip syariah dan perhitungan

margin murabahah disesuaikan dengan tuntutan syariah yaitu didasarkan pada

kesepakatan antara kedua belah pihak. Metode yang digunakan dalam

penentuan margin yaitu metode mark-up pricing.

3. Selvia Ningsih, Yundhanta Sambharakresna, dan Robiatul Auliyah (2013)

dengan judul “Analisa Penentuan Margin Pembiayaan Murabahah di PT.

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Sarana Pemekasan Membangun”. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa prosedur pembiayaan murabahah pada poin

satu, tiga, lima dan enam sudah sesuai dengan Fatwa No.4/DSN-MUI/2000,

sedangkan pada poin dua tidak sesuai Fatwa DSN karena BPR SPM tidak

menyediakan barang yang dibutuhkan nasabah. Pada poin empat tidak sesuai

Page 46: 4. BAB II - digilib.uns.ac.id filerangkuman teori yang ditemukan dari berbagai sumber bacaan (literatur) yang ada kaitannya dengan tema permasalahan yang diteliti. Tujuan utama kajian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Fatwa DSN karena adanya kredit macet yang merugikan BPR SPM. Pada

perhitungan margin menggunakan metode flat.

4. Firmansyah (2007) dalam skripsi STEI SEBI dengan judul “Evaluasi

Penerapan Metode Penentuan Harga Jual Beli Murabahah (Studi Kasus pada

BMT Berkah Madani)”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penentuan

harga jual murabahah masih merujuk pada suku bunga perbankan

konvensional, meskipun tidak dilakukan secara langsung. Penetapan margin

yang dilakukan BMT Berkah Madani menggunakan fixed rate dengan metode

flat rate yaitu penetapan margin dan hutang pokok yang dibebankan setiap

bulan adalah sama, suhingga pembayaran total cicilan setiap bulan besarnya

tetap sampai selesai.

Dari beberapa hasil penelitian relevan di atas, dapat diketahui bahwa

persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu pada penentuan margin

pembiayaan murabahah, sedangkan perbedaan dalam penelitian ini adalah lokasi

penelitian yaitu di BPR Syariah Dana Amanah Surakarta dan di BKK Akuntansi

FKIP UNS.

C. Kerangka Berpikir

Dalam melaksanakan penelitian diperlukan adanya kerangka berpikir

yang mantap agar dalam pelaksanaan penelitian di lapangan dapat terarah dan

mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam penelitian. Kerangka

berpikir merupakan arahan untuk menuju pada suatu jawaban sementara atas

masalah yang telah dikemukakan sebelumnya. Berdasarkan kajian teori yang telah

dikemukakan maka dapat dibuat kerangka berpikir sebagai berikut.

Pada kasus perbankan syariah yang ada di BPR Syariah Dana Amanah,

Surakarta, produk pembiayaan murabahah merupakan produk yang paling sesuai

dengan kebutuhan masyarakat yang mayoritas membutuhkan barang konsumtif.

Komposisi terbesar yang ada di BPR Syariah Dana Amanah adalah pembiayaan

murabahah. Produk pembiayaan murabahah ini dilakukan dengan transaksi jual

beli antara BPR Syariah Dana Amanah dengan nasabahnya. Dalam transaksi jual

beli yang dilakukan di BPR Syariah, harga jual ditentukan berdasarkan harga

Page 47: 4. BAB II - digilib.uns.ac.id filerangkuman teori yang ditemukan dari berbagai sumber bacaan (literatur) yang ada kaitannya dengan tema permasalahan yang diteliti. Tujuan utama kajian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

pokok dari pemasok/supplier di tambah margin keuntungan yang telah disepakati.

Margin merupakan indikator yang penting dalam pembiayaan murabahah karena

margin menjadi bentuk kesepakatan bersama antara nasabah dan BPR Syariah

Dana Amanah Surakarta saat melaksanakan pembiayaan murabahah. BPR Syariah

Dana Amanah akan menentukan besarnya margin dalam transaksi jual beli yang

dilakukan dengan nasabah.

Kasus yang terjadi di lapangan khususnya di BPR Syariah Dana Amanah

tersebut perlu dipelajari untuk memperdalam materi dan teori yang ada di bangku

kuliah yaitu saat pembelajaran mata kuliah akuntansi perbankan syariah di BKK

Akuntansi FKIP UNS. Dalam proses pembelajaran akuntansi perbankan syariah,

dosen mengajar dengan mengacu pada silabus, RPP dan buku referensi. Materi

yang didapat dari kasus BPR Syariah nantinya dapat menambah ilmu pengetahuan

bagi mahasiswa. Mahasiswa bisa mengkaitkan materi pembiayaan murabahah

yang ada diperkuliahan dengan kasus yang ada di BPR Syariah. Mahasiswa akan

memperoleh gambaran real tentang keadaan di BPR Syariah. Mahasiswa dapat

mengetahui bagaimana cara penentuan margin pembiayaan murabahah di BPR

Syariah Dana Amanah yang belum didapat saat kegiatanperkuliahan. Mempelajari

kasus perbankan syariah penting untuk bekal ilmu saat mahasiswa melakukan

Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) di SMK karena pada kurikulum yang ada di

SMK yaitu kurikulum 2013 siswa sudah dikenalkan dengan mata pelajaran

perbankan syariah. Maka dari itu, mahasiswa perlu mengkaitkan teori dengan

kasus yang ada di perbankan syariah.

Page 48: 4. BAB II - digilib.uns.ac.id filerangkuman teori yang ditemukan dari berbagai sumber bacaan (literatur) yang ada kaitannya dengan tema permasalahan yang diteliti. Tujuan utama kajian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Untuk lebih jelasnya, kerangka berpikir dari penelitian ini dapat digambar-

kan sebagai berikut:

Gambar 2.3 : Kerangka Berpikir

Metode Penentuan Margin Murabahah di BPR Syariah

Dana Amanah Surakarta

Harga Pokok dari Supplier

Harga Jual = Harga Pokok + Margin

Margin Murabahah

Produk Pembiayaan Murabahah

Kasus di BPR Syariah Dana Amanah Surakarta

Pendalaman Materi Analisis Penentuan Margin Pembiayaan Murabahah yang

diterapkan di BKK Akuntansi FKIP UNS

Silabus

RPP

Buku Referensi