4. analisa dan pembahasan · 13 universitas kristen petra 4. analisa dan pembahasan team uniform...
TRANSCRIPT
13
Universitas Kristen Petra
4. ANALISA DAN PEMBAHASAN
Team uniform yang berada dalam departemen C&B services bertugas
untuk mengurus semua hal yang berkaitan dengan seragam. Jobdesk utama dari
team uniform yaitu pengadaan seragam tahunan, non tahunan, dan special request.
Jobdesk lain yang juga menjadi tanggung jawab team uniform yaitu pengadaan
KHR (kain hari raya untuk idul fitri), dan disposal seragam. Pengadaan seragam
yang dipegang oleh team uniform adalah untuk seluruh karyawan PT. X, mulai dari
karyawan harian dan borongan, maupun karyawan bulanan office, di seluruh
Indonesia.
Pengadaan seragam tahunan terbagi dalam mass dan non mass. Pengadaan
seragam non tahunan meliputi seragam new hire, pindah posisi, dan ekspatriat.
Pengadaan seragam special request dibuat untuk karyawan yang hamil, berhijab
dan seragam hilang, rusak, atau berubah ukuran. Proses bisnis dari team uniform
yang menjadi fokus penelitian yaitu pengadaan seragam tahunan mass, karena
proses tersebut yang memiliki alur paling panjang. Bagan pembagian dari uniform
secara jelas dapat dilihat dalam Gambar 4.1.
4.1 Proses Seragam Tahunan
Pengadaan seragam tahunan diproduksi secara mass dan non mass.
Produksi secara mass meliputi seragam untuk group 1 (karyawan bulanan office
dan driver HO), dan group 2 (karyawan harian dan borongan, driver wilayah area,
office helper, dan sales assistant). Jenis seragam yang diperoleh group 1 yaitu
seragam batik dan seragam branding untuk karyawan bulanan office, serta HO
driver uniform untuk driver HO. Group 2 memperoleh seragam jenis polo shirt
berbagai warna sesuai bidang pekerjaannya (karyawan harian dan borongan), serta
seragam driver untuk driver wilayah area. Pengadaan seragam tahunan non mass
meliputi seragam untuk aviation, pantry, katelpak, jas lab, dan pakaian dinas harian
(PDH) untuk manajer grade 15+. Pengadaan seragam non mass hanya dilakukan
apabila ada permintaan dari departemen yang bersangkutan. Tahapan proses
seragam tahunan mass dapat dilihat dalam Gambar 4.2.
14
Universitas Kristen Petra
Gambar 4.1 Bagan Pembagian Uniform
15
Universitas Kristen Petra
Gambar 4.2 Tahapan Proses Seragam Tahunan
Proses pengadaan seragam tahunan memiliki tahap proses yang panjang, meliputi
tahap persiapan, produksi, hingga pengiriman. Gambar 4.2 menggambarkan tahap-
tahap proses yang ada di dalam pengadaan seragam tahunan. Penjelasan dari
masing-masing proses pada Gambar 4.2 adalah sebagai berikut:
Pembuatan scope of work (SOW)
Team uniform membuat SOW berdasarkan dari yang telah ada di tahun
sebelumnya, dengan melakukan beberapa revisi apabila terjadi perubahan
ketentuan atau desain seragam yang baru. SOW berisi berbagai informasi
mengenai ruang lingkup kerjasama antara PT. X dengan vendor, serta tanggung
jawab vendor selama kontrak dijalankan. SOW digunakan sebagai informasi dan
gambaran, serta panduan vendor dalam melaksanakan kontrak kerjasama.
Pre Bidding dan bidding vendor
Kedua proses ini dilaksanakan oleh team uniform, team procurement, dan calon
vendor. Proses pre bidding merupakan pelaksanaan tender vendor, penjelasan isi
SOW kepada peserta tender, serta prosesi tanya jawab mengenai SOW. Proses
bidding berisi presentasi oleh masing-masing peserta tender dengan contoh
seragam jadi yang telah dibuat, serta harga final beserta fixed cost dan variable
cost. Jumlah vendor yang dipilih oleh PT. X adalah tiga hingga empat vendor.
Dikontraknya lebih dari satu vendor dilakukan dengan tujuan pembagian
16
Universitas Kristen Petra
wilayah pendistribusian seragam, serta sebagai backup apabila terjadi kendala
pada kegiatan produksi salah satu vendor. Vendor yang telah terpilih akan
dikontrak oleh PT. X selama tiga tahun.
Pengajuan dan approval PR dan PO
Purchase request (PR) dan purchase order (PO) dibuat sebagai bukti kepada
perusahaan mengenai pembelian barang atau jasa untuk kepentingan
perusahaan. PR dan PO berisi jenis barang atau jasa, jumlah, dan nominal
harganya.
Pengajuan dan approval kain, bordir logo, dan mock up
Proses ini merupakan tahap pengajuan kain, bordir logo, dan mock up oleh
vendor untuk dicek oleh team uniform. Vendor diharuskan untuk memilih bahan
dasar yang berupa kain dan membuat hasil bordir logo sesuai dengan standar
yang ditetapkan PT. X dan tertulis di dalam SOW. Proses ini dilakukan sebagai
dasar bagi vendor sebelum mulai memproduksi seragam PT. X. Mock up uniform
adalah contoh seragam jadi dengan berbagai ukuran. Team uniform melakukan
inspeksi mock up terhadap ketepatan ukuran, bentuk, dan potongan seragam.
Team uniform akan memberikan feedback dan vendor memberikan hasil revisi
sesuai feedback team uniform hingga seluruh kualifikasi telah sesuai standar.
Team uniform kemudian akan mengajukan ke manajer apabila seluruh hasilnya
dirasa sudah sesuai standar. Pihak manajemen kemudian akan memutuskan
pengajuan tersebut direvisi kembali atau disetujui.
Pengadaan kain oleh vendor
Vendor akan mempersiapkan pengadaan kain sebelum dilaksanakannya proses
produksi. Team uniform memastikan secara berkala melalui telepon atau email
mengenai progress pengadaan kain vendor.
Inspeksi kain vendor
Kain yang dimaksud pada tahap inspeksi ini adalah kain yang telah diadakan
oleh vendor untuk bahan produksi seragam. Inspeksi ini dilakukan saat vendor
telah melakukan pengadaan kain sebanyak 70% dari kain yang diperlukan untuk
seluruh jumlah yang di handle oleh vendor yang bersangkutan. Sample kain yang
diambil untuk inspeksi sebanyak 5-10% dari total kain yang diperlukan untuk
produksi. Sample kain diinspeksi mengenai jenis bahan, kualitas jahitan, warna,
17
Universitas Kristen Petra
dan lain-lain dan dibandingkan apakah telah sesuai dengan kain yang telah
disetujui sebelumnya.
Pengumpulan ukuran seragam
Proses pengukuran seragam dilakukan secara serempak di seluruh Indonesia.
Proses pengukuran dilaksanakan dengan mendatangkan vendor untuk
melakukan pengukuran secara langsung untuk wilayah HO dan beberapa plant.
Karyawan yang berlokasi di area dan TPO melakukan pengukuran sendiri
menggunakan set fitting atau sizepack dan informasi pengukurannya
dikumpulkan ke masing-masing PIC seragam wilayahnya untuk diberikan ke
team uniform.
Proses produksi
Pada tahap ini yang bertanggungjawab dalam pelaksanaannya adalah vendor.
Vendor melaksanakan kegiatan produksi seragam berdasarkan data ukuran yang
telah dikumpulkan oleh team uniform. Tugas team uniform pada tahap ini yaitu
memastikan secara berkala progress produksi dari vendor melalui telepon.
Inspeksi produksi
Inspeksi produksi dilakukan oleh team uniform di tempat produksi masing-
masing vendor. Inspeksi dilakukan terhadap semua jenis seragam secara random
masing-masing 5-10% dari jumlah yang di handle oleh setiap vendor. Inspeksi
dilakukan terhadap kualitas hasil seragam mulai dari kebersihan kain, bordir
logo, ketepatan detail ukuran, dan sebagainya.
Proses packing
Proses packing merupakan proses pengepakan masing-masing seragam,
sekaligus pemberian form penerimaan seragam dan feedback form. Proses ini
dilaksanakan oleh vendor sendiri. Vendor bertugas untuk mengelompokkan
jenis dan jumlah seragam sesuai dengan yang dipesan oleh masing-masing
karyawan PT. X. Contohnya karyawan A memesan dua seragam branding dan
satu seragam batik, masing-masing ukuran S dan 14.
Inspeksi packing
Inspeksi Packing dilakukan oleh team uniform saat vendor telah menyelesaikan
proses packing. Inspeksi dilakukan saat produksi telah selesai 100%. Inspeksi
dilakukan dengan mengambil sample sebanyak 5-10% dari jumlah yang telah di
18
Universitas Kristen Petra
packing. Fokus yang terutama yaitu kesesuaian antara jenis, jumlah, dan ukuran
seragam yang dipesan oleh karyawan di data dengan hasil packing dari vendor.
Distribusi
Proses distribusi dilakukan langsung oleh vendor. Pendistribusian untuk wilayah
HO dan beberapa plant di sekitarnya dikirimkan dulu pada team uniform di HO,
dan kemudian dibagikan oleh team uniform. Pendistribusian untuk wilayah area,
TPO dan plant lainnya, dikirimkan langsung dan diterima oleh PIC masing-
masing wilayah untuk dibagikan. Vendor wajib untuk mengirimkan delivery list
dan surat jalan pada team uniform tiga hari sebelum hari pendistribusian
seragam.
Membuat good receipt dan budget reclass
Team uniform wajib membuat good receipt setelah vendor melakukan
pendistribusian seragam. Good receipt merupakan laporan pada pihak PT. X
bahwa seragam yang dipesan telah diterima. Budget reclass merupakan nominal
yang ditagihkan kepada cost center masing-masing departemen sesuai dengan
jumlah pemesanan seragam di dalam departemen yang bersangkutan.
Penanganan komplain
Karyawan yang memiliki komplain terhadap seragam yang diterima dapat
mengirimkan seragam yang dikomplain beserta dengan uniform feedback form
kepada team uniform. Team uniform kemudian akan memeriksa kelengkapan
komplain, dan memilah komplain mana yang berasal dari kesalahan vendor,
untuk diinformasikan pada vendor.
4.2 Perbandingan Waktu Target dan Aktual
Team uniform memiliki waktu target dalam pelaksanaan proses seragam
tahunan. Waktu target ditentukan dalam setiap tahapan proses, agar pendistribusian
seragam tahunan terlaksana tepat waktu. Pengambilan data waktu target diperoleh
dari timeline seragam tahunan yang telah dibuat oleh team uniform. Timeline
seragam tahunan ada dua, yaitu timeline untuk seragam golongan I (karyawan
bulanan office dan driver HO), dan golongan II (karyawan borongan dan harian,
driver wilayah area, office helper, dan sales assistant). Timeline antara proses
pengadaan seragam golongan I dan golongan II dibedakan karena adanya
19
Universitas Kristen Petra
perbedaan waktu pelaksanaan. Analisa yang selanjutnya dilakukan adalah
membandingkan waktu proses aktual yang dilakukan, apakah berjalan sesuai
dengan timeline yang telah dibuat. Data waktu aktual diperoleh dari proses
pengadaan seragam pada tahun ini. Pengambilan data waktu aktual juga dilakukan
dengan melakukan wawancara dengan team uniform, untuk mengetahui waktu
aktual dari beberapa tahapan proses yang telah selesai dilakukan sebelum penelitian
dimulai. Perbandingan perlu dilakukan untuk menganalisa jika ternyata terdapat
proses-proses kecil di dalam proses seragam tahunan yang membuat waktu proses
secara keseluruhan menjadi lebih lama. Perbandingan waktu target dan waktu
aktual proses seragam tahunan 2016 golongan I dan golongan II dapat dilihat dalam
Tabel 4.1 dan Tabel 4.2.
20
Universitas Kristen Petra
Tabel 4.1 Perbandingan Waktu Target dan Waktu Aktual Karyawan Golongan I
Keterangan:
46 47 48 51 52 53 2 3 4 4 6 7 8 9 11 12 13 14 16 17 18 19 21 22 23 24 25 27 28 29 30 31 32 33 34 35
Inspeksi kain vendor5
Pengumpulan ukuran seragam
Proses Produksi
Inspeksi produksi
Proses packing & inspeksi packing
Distribusi seragam
Komplain dan penyelesaian 11
10
8
7
6
9
4 Pengadaan kain oleh vendor
3Pengajuan dan Persetuan kain,
bordir logo, dan mock up
2 Pembuatan dan approval PR / PO
1Pembuatan SOW + Bidding & pre
bidding vendor
Jul-16
49 50 1 10 15 20 26
Tahap
Week
Nov-15 Dec-15 Jan-16 Feb-16 Mar-16 Apr-16 May-16 Jun-16
waktu aktual
belum terlaksana
waktu target
21
Universitas Kristen Petra
Tabel 4.2 Perbandingan Waktu Target dan Waktu Aktual Karyawan Golongan II
Keterangan:
32 33 34 35 37 38 39 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
11
9
10
8 Inspeksi produksi
Apr-16 May-16Tahap
WeekPembuatan SOW + Bidding & pre
bidding vendor
Pembuatan dan approval PR / PO
Pengajuan dan Persetuan kain, bordir
logo, dan mock up
7
Pengumpulan ukuran seragam
5
Pengadaan kain oleh vendor
6
3
4
1
2
Aug-15 Sep-15
Komplain dan penyelesaian
Proses packing & inspeksi packing
Distribusi seragam
Proses Produksi
Oct-15 Nov-15 Dec-15
36 40
Inspeksi kain vendor
Jan-16 Feb-16 Mar-16
waktu aktual
belum terlaksana
waktu target
22
Universitas Kristen Petra
Tabel 4.1 dan 4.2 merupakan data hasil perbandingan waktu target dari
timeline team uniform dengan waktu aktual yang diperlukan dalam melaksanakan
setiap tahapan proses pengadaan seragam golongan I dan II. Highlight berwarna
abu-abu merupakan waktu target (timeline) dan warna kuning merupakan waktu
aktual. Highlight berwarna merah menunjukkan bahwa proses masih belum
dilaksanakan saat penelitian telah berakhir. Tabel 4.3 dan Tabel 4.4 menunjukkan
jumlah waktu target dan aktual yang dituliskan secara kuantitatif, beserta dengan
selisih waktunya.
Tabel 4.3 Waktu Target dan Aktual Kuantitatif Golongan I
Target
(week )
Aktual
(week )
Target-aktual
(week )
Pembuatan SOW + Bidding & pre
bidding vendor5 11 -6
Pembuatan dan approval PR / PO 2 2 0
Pengajuan dan Persetuan kain, bordir
logo, dan mock up5 16 -11
Pengadaan kain oleh vendor 14 11 3
Inspeksi kain vendor 5 4 1
Pengumpulan ukuran seragam 12 16 -4
43 60 -17
Proses Produksi 15 5 10
Inspeksi produksi 5 1 4
Proses packing & inspeksi packing 7 1 6
27 7 20
70 67 3
Tahap
Production
Preparation
Total
Total
Sum Total
23
Universitas Kristen Petra
Tabel 4.3 Waktu Target dan Aktual Kuantitatif Golongan II
Tabel 4.3 dan 4.4 menunjukkan kondisi yang sama di tahap pembuatan
SOW serta pre bidding dan bidding vendor, dimana terlihat perbedaan waktu yang
tercapai antara target dengan aktual. Waktu target ditetapkan selama lima minggu,
namun waktu aktual yang diperlukan untuk menyelesaikan tahap tersebut pada
kenyataannya adalah selama sebelas minggu. Keterlambatan tahap pertama
menyebabkan terhambatnya tahap kedua, yakni pengajuan PR dan PO di kedua
tabel. Keterlambatan tersebut berdampak hingga pengajuan dan approval PR dan
PO. Pengajuan PR dan PO tidak dapat dilakukan apabila tahap bidding belum
selesai.
Tahap ketiga, yaitu pengajuan kain, bordir logo, dan mock up dapat
dilakukan bersamaan dengan tahap pembuatan PR dan PO. Tabel 4.1 menunjukkan
bahwa waktu yang diperlukan untuk tahap ketiga terlambat akibat tahap pertama
dan kedua. Hal yang sama dapat dilihat pada Tabel 4.2, yaitu proses pengadaan
seragam untuk golongan II. Tahap ketiga pada data waktu aktual melebihi target
waktu yang telah ditentukan. Keterlambatan tahap ketiga pada tabel waktu
golongan II disebabkan oleh proses pengajuan kain yang berulang kali oleh vendor
2 karena tidak sesuai spesifikasi yang diberikan perusahaan. Keterlambatan juga
disebabkan karena laboratorium pengujian kain pada saat itu tutup selama tiga
minggu, sehingga vendor tidak bisa tepat waktu mengirimkan hasil tes lab.
Target
(week )
Aktual
(week )
Target-aktual
(week )
Pembuatan SOW + Bidding &
pre bidding vendor5 11 -6
Pembuatan dan approval PR / 3 1 2
Pengajuan dan Persetujuan kain,
bordir logo, dan mock up5 11 -6
Pengadaan kain oleh vendor 13 8 5
Inspeksi kain vendor 5 4 1
Pengumpulan ukuran seragam 12 3 9
43 38 5
Proses Produksi 14 22 -8
Inspeksi produksi 5 5 0
Proses packing & inspeksi 4 4 0
23 31 -8
66 69 -3
Preparation
Total
Production
Total
Sum Total
Tahap
24
Universitas Kristen Petra
Approval kain pada tahap ketiga merupakan syarat vendor dapat melaksanakan
tahap pengadaan kain.
Tahap pengadaan kain baru dapat dilaksanakan ketika vendor telah
menerima approval dari tahap ketiga. Keterlambatan vendor 2 di tahap ketiga
berdampak pula terhadap proses pengadaan kain tersebut. Tabel 4.4 menunjukkan
keterlambatan vendor 2 dalam pengadaan seragam, melebihi 1 minggu dari target
yang ditentukan. Tahap inspeksi kain dilakukan oleh team uniform saat pengadaan
kain vendor telah mencapai 70%. Kedua tabel menunjukkan waktu aktual yang
digunakan untuk tahap inspeksi kain terlambat dari waktu target. Keterlambatan
tahap ini disebabkan karena vendor yang masih belum mencapai pengadaan kain
sejumlah 70% pada waktu target yang ditetapkan.
Proses pengumpulan ukuran seragam pada Tabel 4.4 telah mencapai waktu
target yang ditetapkan, berbeda dengan Tabel 4.3. Proses pengumpulan ukuran
seragam pada Tabel 4.1 terlambat dari waktu target karena banyaknya karyawan
yang tidak hadir dalam pengukuran di HO dan beberapa plant, dan juga tidak
menginformasikan ukuran seragamnya melalui email. Karyawan yang tidak ada
ukurannya tersebut harus di follow up atau dicari datanya di data ukuran tahun lalu
sehingga memakan waktu cukup lama karena banyaknya data yang terpencar-
pencar di database. Ukuran seragam wilayah area dan TPO juga terhambat waktu
pengumpulannya karena tidak lengkapnya data informasi yang diberikan oleh PIC
sehingga harus di follow up dan ditunggu lagi hasil kelengkapannya.
Proses produksi di kedua tabel menunjukkan keterlambatan waktu.
Keterlambatan penyelesaian produksi berdampak pada terlambatnya inspeksi
produksi. Hal tersebut dikarenakan proses inspeksi produksi baru bisa dilaksanakan
saat kegiatan produksi telah mencapai 50%. Keterlambatan juga secara otomatis
berlanjut pada tahap packing dan inspeksi packing. Dua tahap terakhir, yakni
distribusi seragam dan penyelesaian komplain masih belum dilaksanakan.
Selisih antara waktu target dan waktu aktual pada kolom terkahir Tabel 4.3
dan 4.4 menunjukkan angka plus dan minus. Angka plus menunjukkan bahwa
waktu target melebihi waktu aktual, angka minus menunjukkan bahwa waktu aktual
melebihi waktu target, sedangkan angka 0 berarti waktu keduanya sama. Secara
garis besar, waktu aktual untuk tahap preparation golongan I melebihi waktu target
25
Universitas Kristen Petra
yang telah ditetapkan, dimana selisihnya adalah -17 week. Hal sebaliknya dapat
dilihat pada tahap production, dimana waktu aktual yang diperlukan ternyata tidak
sepanjang waktu target yang ditentukan, dan berselisih 20 week. Tahap preparation
untuk seragam golongan I lebih membutuhkan banyak waktu dibandingkan dengan
tahap production. Perbandingan antara waktu target dengan waktu aktual pada
tahap preparation dan production untuk seragam golongan II berlaku sebaiknya.
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa tahap production untuk seragam golongan
II membutuhkan lebih banyak waktu dibandingkan dengan tahap preparation.
Waktu target dengan waktu aktual untuk tahap preparation berselisih 5 week,
sedangkan untuk tahap production berselisih -5 week. Hal tersebut namun terjadi
karena vendor yang terlambat dalam melaksanakan proses produksi, sehingga
seharusnya tidak akan terjadi apabila vendor tepat waktu. Seluruh tahap proses akan
dilanjutkan pada subbab berikutnya untuk dijabarkan rincian proses-proses di
dalamnya yang bisa menjadi penyebab tidak tercapainya atau lebihnya waktu target.
4.3 Identifikasi Key Process Seragam Tahunan
Identifikasi key process dilakukan untuk dapat mengetahui secara detail
proses-proses yang ada di dalam tahapan proses seragam tahunan. Salah satu alat
untuk memudahkan dalam menggambarkan urutan proses tersebut adalah
menggunakan diagram SIPOC. Aplikasi Diagram SIPOC dalam setiap tahapan
proses seragam tahunan dijelaskan lebih lanjut pada subbab 4.2.1 sampai 4.2.15.
4.3.1 Pembuatan SOW
Gambar 4.3 Diagram SIPOC Proses Pembuatan SOW
26
Universitas Kristen Petra
Tahap pertama dalam proses pengadaan seragam tahunan adalah membuat
SOW. Proses pembuatan SOW diawali dengan membuat perhitungan forecast
demand seragam dalam tahun ini, karena di dalam SOW dicantumkan perkiraan
jumlah produksi seragam sebagai informasi untuk calon vendor. Input yang
diperlukan pada perhitungan forecast yaitu data seluruh karyawan saat ini dan data
forecast pertambahan karyawan untuk tahun ini. Proses dilanjutkan dengan
merevisi SOW apabila ada beberapa perubahan ketentuan dari SOW tahun
sebelumnya. Hal-hal yang dicantumkan di dalam SOW diantaranya ketentuan-
ketentuan jenis dan kualitas seragam, warna dan logo, timeline kegiatan, tanggung
jawab vendor, dan penalty untuk kesalahan vendor. Input yang diperlukan dalam
merevisi SOW adalah SOW tahun lalu. Proses terakhir yaitu menginformasikan
hasil SOW kepada procurement dan manajer. Supplier yang menyediakan input
dalam proses ini adalah team uniform sendiri. Output dari seluruh proses ini adalah
SOW. Customer dari tahapan proses membuat SOW adalah team uniform dan
procurement, yang bertugas dalam tahap proses selanjutnya, serta manajer sebagai
pihak yang memiliki kewenangan untuk mengetahui setiap ketentuan yang dibuat.
Diagram SIPOC pada tahapan proses pertama dapat dilihat dalam Gambar 4.3.
4.3.2 Pre Bidding dan Bidding Vendor
27
Universitas Kristen Petra
Gambar 4.4 Diagram SIPOC Proses Pre Bidding dan Bidding Vendor
Tahap ke dua dari proses pengadaan seragam tahunan adalah pre bidding
dan bidding vendor. Proses ini dilaksanakan oleh team uniform bersama
procurement dan diikuti oleh vendor. Proses diawali dengan melaksanakan pre
bidding. Pada proses pre bidding, vendor peserta tender diundang untuk datang ke
perusahaan dan diberikan SOW yang telah dibuat pada tahap sebelumnya. Team
uniform kemudian akan menjelaskan kembali isi SOW agar pemahaman semua
peserta tender semakin jelas. Peserta tender juga diberikan waktu untuk prosesi
tanya jawab terkait dengan kualifikasi serta ketentuan-ketentuan di dalam SOW dan
pengadaan seragam tahunan. Semua peserta tender diberikan waktu selama
beberapa hari untuk membuat contoh seragam jadi sebelum dilaksanakannya proses
bidding. Input dari pelaksanaan pre-bidding adalah SOW dan dokumen keperluan
procurement, dengan team uniform dan procurement sebagai supplier.
Proses selanjutnya adalah bidding, yang berisi presentasi oleh masing-
masing peserta tender dengan contoh seragam jadi yang telah dibuat, serta harga
final beserta fixed cost dan variable cost seragam dari vendor. Proses bidding
28
Universitas Kristen Petra
merupakan proses dimana team uniform dan procurement melakukan pertimbangan
serta penilaian untuk masing-masing peserta tender. Input dari proses bidding
adalah harga final seragam, yang supplier nya adalah semua peserta tender. Output
dari proses bidding adalah data harga final serta harga variable cost dan fixed cost
dari masing-masing peserta tender.
Proses dilanjutkan dengan pengajuan sistem e-sourcing. Sistem ini
merupakan sistem bagi peserta tender untuk upload data-data atau file keperluan
untuk team uniform, sehingga mempermudah proses. Proses selanjutnya adalah
kunjungan ke perusahaan peserta tender, untuk memberikan penilaian terhadap
kondisi lingkungan, serta proses kerja perusahaan peserta tender. Proses ini namun
hanya dilakukan apabila peserta tender yang bersangkutan benar-benar tidak pernah
ada kerjasama dengan PT. X sebelumnya. Proses dilanjutkan dengan team uniform
melakukan kalibarasi scoring, yaitu menggabungkan hasil penilaian bersama
dengan procurement untuk menentukan pemenang tender.
Proses dilanjutkan dengan pengajuan e-form. Pengajuan e-form
merupakan pengajuan approval terhadap project pengadaan seragam tahunan oleh
beberapa tingkat manajer. Project pengadaan seragam tahunan membutuhkan
approval dari tingkat manajemen yang cukup tinggi karena project ini mencakup
jumlah nominal yang sangat besar. Team uniform kemudian akan mengumumkan
vendor pemenang tender melalui email atau telepon. Pengumuman pemenang
dilanjutkan dengan mengirimkan detail area-area yang di handle oleh masing-
masing vendor. Proses terakhir yang dilakukan adalah submit harga untuk OA. OA
merupakan nomor perjanjian vendor di dalam database procurement. Vendor yang
telah memiliki OA akan diinput harga produknya, dan selalu diperbarui perubahan
harganya selama kontrak dengan vendor yang bersangkutan berjalan, sehingga
revisi harga OA dilakukan apabila ada kenaikan harga dari vendor. Output dari
seluruh proses pada tahap ini adalah vendor pemenang tender. Customer yang
menjadi penerima output dalam tahapan proses ini adalah peserta tender dan juga
team uniform serta procurement.
4.3.3 Pengajuan dan Approval PR dan PO
29
Universitas Kristen Petra
Gambar 4.5 Diagram SIPOC Proses Pengajuan dan Approval PR dan PO
Tahap ke tiga dalam proses pengadaan seragam tahunan adalah pengajuan
dan approval PR dan PO. PR dan PO dibuat setelah vendor pemenang ditentukan
dan harga setiap item seragam telah disepakati oleh kedua pihak, baik oleh vendor
pemenang maupun pihak PT. X. PR dibuat terlebih dahulu apabila vendor yang
bersangkutan belum pernah bekerjasama dengan PT. X sebelumnya. PO dibuat
untuk vendor yang pernah bekerjasama dengan PT. X dan nama perusahaannya
telah tercantum dalam data vendor procurement. PO dibuat dengan mencantumkan
data harga seragam per item dan quantity seragam yang diorder sebagai input, dan
yang menjadi supplier dari input adalah team uniform sendiri. Output dari
pengajuan PR dan PO ini adalah complete approval PR dan PO. Customer penerima
output adalah team uniform dan procurement. Contoh pembuatan PR dan PO dapat
dilihat dalam Gambar 4.6.
Gambar 4.6 Contoh PR dan PO
30
Universitas Kristen Petra
4.3.4 Pengajuan dan Approval Kain, Bordir Logo, dan Mock up
Gambar 4.7 Diagram SIPOC Proses Pengajuan dan Approval Kain, Bordir Logo,
dan Mock up
Tahap ke empat merupakan tahap pengajuan dan persetujuan kain, bordir
logo, dan master mock up oleh vendor kepada pihak PT. X. Proses diawali dengan
team uniform menginformasikan contoh kualifikasi kain, bordir, mock up dan
standar hasil tes lab balai tekstil pada vendor. Vendor pada waktu yang ditentukan
akan mengirimkan kain, hasil bordir logo, bordir, mock up dan hasil tes lab balai
tekstil pada team uniform untuk diajukan. Team uniform akan cek spesifikasi kain,
bordir logo, mock up, dan hasil lab yang dikirimkan oleh vendor. Cek spesifikasi
kain dilakukan dengan dibandingkan dengan standar warna dan ketebalan kain yang
telah ditentukan sesuai yang ada dalam SOW. Cek spesifikasi kain dilanjutkan
dengan cara kain dicuci tangan dan mesin cuci masing-masing tiga kali untuk dilihat
kelunturan atau perubahan warnanya. Contoh form inspeksi kain dapat dilihat
dalam Gambar 4.8.
31
Universitas Kristen Petra
Gambar 4.8 Form Inspeksi Kain
Cek bordir logo dilihat dari ketelitian jahitan dan ukuran bordirnya apakah
telah lolos standar yang diberikan PT. X. Hasil lab tes kain vendor dicek
berdasarkan standar hasil uji lab yang sudah ada dalam SOW, antara lain tingkat
kemelaran secara vertikal dan horizontal, serta detail informasi lainnya yang telah
ditetapkan. Pengujian kain ke balai tekstil merupakan tugas vendor sendiri, namun
hasil tesnya yang berupa hardcopy dikirimkan langsung kepada team uniform untuk
dicek hasil tesnya. Team uniform melakukan cek mock up terhadap ketepatan
spesifikasi ukuran, bentuk, potongan seragam, dan lain-lain.
Hasil cek apabila tidak sesuai standar yang diberikan, maka kain atau
bordir logonya akan langsung dikembalikan pada vendor dan diberikan feedback
mengenai ketidaksesuaiannya. Vendor akan melakukan revisi dan mengajukan
kembali kain, atau bordir logo, atau mock up, atau hasil tes lab kain untuk dicek
kembali oleh team uniform, dan berulang hingga semua spesifikasi telah sesuai
standar yang ditentukan. Hasil cek yang telah sesuai spesifikasi diajukan kepada
manajer untuk dilakukan approval.
Output tahap ini adalah kain, bordir logo, hasil lab tes, mock up, dan master
mock up yang sesuai spesifikasi, dengan team uniform sebagai customer.
32
Universitas Kristen Petra
Input yang diperlukan pada tahap ini adalah SOW dengan team uniform sebagai
supplier, kain, bordir logo, hasil lab test, mock up, serta master mock up dengan
vendor sebagai supplier.
4.3.5 Pengadaan Kain oleh Vendor
Gambar 4.9 Diagram SIPOC Proses Pengadaan Kain oleh Vendor
Tahap ke lima merupakan proses pengadaan kain oleh vendor. Tahap ini
team uniform bertugas untuk memastikan progress pengadaan kain yang dilakukan
oleh vendor. Progress vendor dipantau secara berkala kurang lebih setiap dua
minggu, melalui telepon atau email. Pemantauan progress dilakukan agar proses
tersebut terlaksana tepat waktu dan sesuai dengan timeline yang telah dibuat, serta
sebagai reminder bagi vendor apabila telah mendekati waktu pelaksanaan inspeksi
kain vendor. Team uniform akan mempersiapkan untuk inspeksi kain apabila kain
vendor telah tersedia mendekati 70% dari kain yang diperlukan untuk seluruh
jumlah yang di handle oleh vendor yang bersangkutan. Output yang diperoleh pada
proses ini adalah update terbaru mengenai pengadaan kain vendor, dengan team
uniform sebagai customer. Input dari tahap ini adalah timeline, serta telepon atau
email, dengan team uniform sebagai supplier.
4.3.6 Inspeksi Kain Vendor
33
Universitas Kristen Petra
Gambar 4.10 Diagram SIPOC Proses Inspeksi Kain Vendor
Tahap ke enam adalah inspeksi kain vendor. Inspeksi dilakukan saat
vendor telah mengadakan kain bahan produksi sejumlah 70% dari total kain yang
diperlukan untuk jumlah seragam yang di handle masing-masing vendor. Proses
dari tahap ini diawali dengan menghitung jumlah sample inspeksi yang akan
diambil masing-masing item kain. Proses dilanjutkan dengan pergi ke perusahaan
vendor untuk melakukan inspeksi kain. Sample kain yang diambil untuk inspeksi
sebanyak 5-10% dari total kain yang diperlukan untuk produksi. Kain diinspeksi
mengenai jenis bahan, kualitas jahitan, warna, dan lain-lain dan dibandingkan
apakah telah sesuai dengan kain yang telah disetujui sebelumnya. Inspeksi tidak
hanya dilakukan di perusahaan vendor, namun juga dilanjutkan dengan mengambil
sample masing-masing kain kurang lebih 4 meter untuk diinspeksi dengan cara
dicuci dan dikeringkan. Hasil dari inspeksi cuci kering dibandingkan dengan hasil
cek cuci kering yang telah dilakukan sebelumnya saat pengajuan kain oleh vendor,
apakah kualitas hasilnya sama atau berbeda.
Proses terakhir yang harus dilakukan adalah membuat report hasil inspeksi
kain dan menginformasikan hasil inspeksi kain ke manajer team uniform. Output
yang dihasilkan adalah kain bahan yang memenuhi kualifikasi PT. X, dengan team
uniform, vendor, dan manajer sebagai customer nya. Input dari tahap ini adalah
sample kain sebanyak 5-10% dari total kain yang diperlukan sebagai bahan
produksi vendor, dengan vendor sebagai supplier nya, serta SOW dan form inspeksi
kain dengan team uniform sebagai supplier nya
34
Universitas Kristen Petra
4.3.7 Pengumpulan Ukuran Seragam
Gambar 4.11 Diagram SIPOC Pengumpulan Ukuran Seragam
Tahap ke tujuh adalah pengumpulan ukuran seragam. Proses yang
dilakukan oleh team uniform adalah mengirimkan set fitting yang berupa mock up,
melalui kurir untuk PIC seragam di plant E dan plant F, serta size pack seragam,
melalui email untuk PIC seragam di area dan TPO. PIC seragam juga dikirimkan
data nama karyawan di wilayah bersangkutan yang berhak menerima seragam dan
format data ukuran seragam berupa file excel melalui email. Kedua file excel
tersebut dikirimkan untuk mempermudah PIC dalam mendata karyawan yang akan
diukur dan membuat format data hasil ukur. Tujuan lain dari pengiriman data
ukuran seragam juga untuk menyeragamkan format data dari semua PIC sehingga
memudahkan team uniform dalam menyatukan data-data ke dalam master data
ukuran seragam. Proses pengukuran untuk plant E dan plant F dilaksanakan sendiri
menggunakan mock up seragam, dengan supervisor area sebagai PIC pengumpulan
35
Universitas Kristen Petra
ukuran seragamnya. Masing-masing PIC bertugas untuk mengumpulkan data
ukuran seragam wilayah masing-masing dan kemudian dikirimkan pada team
uniform. Contoh format data ukuran seragam dapat dilihat dalam Gambar 4.12.
Gambar 4.12 Contoh Format Data Ukuran Seragam
Proses pengukuran untuk head office (HO), plant A, plant B, plant C, dan
plant D dilaksanakan dengan mendatangkan vendor untuk melakukan pengukuran
secara langsung. Karyawan yang berhalangan hadir saat vendor datang melakukan
pengukuran, dapat langsung mengirimkan informasi ukuran seragamnya melalui
email ke team uniform. Tugas team uniform pada proses ini adalah mendampingi
vendor melakukan pengukuran. Karyawan yang melakukan pengukuran bersama
vendor akan diberi kitir form pengukuran seragam untuk bukti pendataan vendor
dan team uniform. Contoh form pengukuran seragam dapat dilihat dalam Gambar
4.13.
36
Universitas Kristen Petra
Gambar 4.13 Contoh Kitir Pengukuran Seragam
Proses selanjutnya yang dilakukan team uniform adalah menyatukan data-
data ukuran seragam karyawan ke dalam master data ukuran seragam. Data-data
ukuran seragam yang disatukan antara lain data karyawan wilayah area dan TPO
yang melakukan pengukuran sendiri, serta karyawan HO dan beberapa plant yang
tidak mengikuti pengukuran bersama vendor. Data ukuran seragam wilayah area
dan TPO diperoleh dari email yang dikirimkan oleh PIC pengukuran seragam
wilayah area dan TPO. Data yang dikirimkan oleh PIC area dan TPO berupa file
excel. Data tersebut disatukan ke dalam master data ukuran seragam dengan
menggunakan rumus vlookup. Data ukuran seragam karyawan HO dan beberapa
plant yang tidak mengikuti pengukuran bersama vendor diperoleh dari email yang
dikirimkan oleh karyawan yang bersangkutan. Data dari karyawan HO dan plant
dimasukkan ke dalam master data ukuran seragam dengan cara diinput satu persatu
secara manual.
Proses dilanjutkan dengan follow up PIC area dan TPO serta karyawan lain
yang mengirimkan data ukuran yang tidak lengkap. Follow up dilakukan dengan
37
Universitas Kristen Petra
membalas email data ukuran seragam yang mereka kirimkan dan meminta
konfirmasi mengenai kelengkapan informasi yang belum lengkap.
Karyawan yang masih tidak ada konfirmasinya mengenai ukuran seragam
diisi dengan mengambil data ukuran seragam tahun lalu. Data tahun lalu diinputkan
dengan cara filter kolom ukuran yang masih kosong, dan kemudian diinputkan
menggunakan rumus vlookup. Proses dilanjutkan dengan follow up karyawan yang
ukurannya masih belum tercantum di dalam master data ukuran seragam dan juga
tidak ada ukurannya di data ukuran seragam tahun lalu. Karyawan yang
bersangkutan dihubungi melalui email atau telepon.
Proses terakhir adalah mengirimkan master data ukuran seragam ke
vendor. Proses ini tidak dilakukan di saat master data ukuran seragam sudah terisi
lengkap, namun dilakukan secara berkala sesuai bertambahnya data ukuran. Hal ini
dilakukan agar vendor bisa mulai produksi dengan data yang ada terlebih dahulu
dan tidak menunggu.
Output yang diperoleh dari tahap ini adalah data ukuran seragam seluruh
karyawan PT. X, dengan team uniform dan vendor sebagai customer nya. Input
yang diperlukan untuk melaksanakan process adalah mock up seragam, size pack
seragam, data nama karyawan yang berhak menerima seragam, format data ukuran
seragam, master data ukuran seragam, data ukuran seragam tahun lalu, dan form
pengukuran seragam. Supplier yang menyediakan input adalah vendor, team
uniform, PIC seragam wilayah area dan TPO, serta karyawan HO dan plant yang
tidak mengikuti proses pengukuran seragam.
4.3.8 Proses Produksi Seragam
Gambar 4.14 Diagram SIPOC Proses Produksi Seragam
38
Universitas Kristen Petra
Tahap ke sembilan adalah proses produksi seragam. Tahap ini merupakan
tanggungjawab vendor dalam pelaksanaannya. Tugas team uniform pada tahap ini
yaitu memastikan secara berkala progress produksi vendor. Output yang dihasilkan
dari tahap ini adalah update terbaru mengenai progress produksi seragam. Input
yang diperlukan untuk melaksanakan process adalah timeline dan telepon atau
email.
4.3.9 Inspeksi Produksi
Gambar 4.15 Diagram SIPOC Inspeksi Produksi
Tahap ke sepuluh adalah pelaksanaan inspeksi produksi. Inspeksi produksi
dilakukan oleh team uniform saat produksi seragam yang dilaksanakan vendor telah
mencapai 50%, dan telah diinspeksi oleh pihak vendor terlebih dahulu. Proses
pertama yang dilakukan team uniform pada tahap ini adalah menghitung jumlah
sample inspeksi masing-masing item seragam. Sample seragam yang diambil untuk
diinspeksi telah ditetapkan dalam SOW seragam yaitu sebanyak 5-10% secara
random dari total seragam yang sudah diproduksi. Team uniform kemudian
melaksanakan inspeksi produksi di perusahaan vendor. Inspeksi dilakukan terhadap
kualitas hasil seragam mulai dari kebersihan kain, bordir logo, jarak bordir,
kelengkapan atribut, ketepatan detail ukuran, dan lain-lain sesuai jenis item yang
diinspeksi. Jumlah item yang diinspeksi akan ditambahkan lagi menjadi 20%
apabila di hasil inspeksi awal terdapat lebih dari 50% item yang di reject. Inspeksi
yang kedua apabila hasilnya masih lebih dari 50% reject, maka seluruh item
tersebut di reject dan vendor harus melakukan produksi ulang. Contoh form
inspeksi produksi dapat dilihat dalam Gambar 4.16.
39
Universitas Kristen Petra
Gambar 4.16 Form Inspeksi Produksi
Proses terakhir yang dilakukan team yaitu menginformasikan hasil inspeksi
produksi kepada manajer team uniform. Output yang dihasilkan pada tahap ini
adalah seragam jadi yang memenuhi kualifikasi, dengan team uniform sebagai
customer. Input yang diperlukan pada tahap ini adalah sampel seragam jadi
sejumlah 5-10% yang dipersiapkan oleh vendor, serta SOW dan form inspeksi yang
dipersiapkan oleh team uniform sendiri.
4.3.10 Proses Packing
Gambar 4.17 Diagram SIPOC Proses Packing
Tahap ke sebelas adalah proses packing. Proses packing sama halnya
seperti proses produksi, merupakan tanggungjawab vendor dalam pelaksanaannya.
Vendor memulai proses packing setelah inspeksi produksi oleh team uniform
selesai. Vendor melakukan proses packing beriringan dengan proses produksi,
40
Universitas Kristen Petra
sehingga seragam jadi tidak banyak menumpuk. Tugas team uniform pada proses
ini yaitu memastikan secara berkala progress packing vendor. Output yang
dihasilkan dari tahap ini adalah update terbaru mengenai progress packing seragam.
Input yang diperlukan untuk melaksanakan process adalah timeline dan telepon
atau email.
4.3.11 Inspeksi Packing
Gambar 4.18 Diagram SIPOC Proses Inspeksi Packing
Tahap ke dua belas merupakan proses inspeksi packing. Inspeksi packing
dilakukan saat kegiatan produksi telah selesai 100%. Proses awal yang dilakukan
oleh team uniform adalah menghitung jumlah sampel inspeksi packing. Inspeksi
dilakukan dengan mengambil sample secara random sebanyak 5-10% dari
jumlah total packing. Team uniform kemudian melaksanakan inspeksi packing
di perusahaan vendor. Jumlah item yang diinspeksi akan ditambahkan lagi
menjadi 20% apabila di hasil inspeksi awal terdapat lebih dari 50% packing yang
di reject. Inspeksi yang kedua apabila hasilnya masih lebih dari 50% reject,
maka vendor harus melakukan packing ulang. Contoh form inspeksi packing
dapat dilihat dalam Gambar 4.19.
41
Universitas Kristen Petra
Gambar 4.19 Contoh Form Inspeksi Packing
Fokus utama packing yaitu kesesuaian antara packing list yang ditempel pada box
packing dengan label packing beserta isi dari packing tersebut. Packing list
merupakan keterangan mengenai isi box, yang berupa packing-packing seragam,
beserta nama dan informasi lain karyawan penerimanya. Packing label merupakan
keterangan mengenai isi dari packing beserta ukurannya. Contoh label packing dan
packing list dapat dilihat dalam Gambar 4.20 dan 4.21.
Gambar 4.20 Contoh Label Packing
42
Universitas Kristen Petra
Gambar 4.21 Contoh Packing List
Team uniform juga memastikan bahwa vendor telah memberikan feedback form
dalam polybag packing seragam. Contoh feedback form dapat dilihat dalam
Gambar 4.22.
Gambar 4.22 Feedback Form
Proses terakhir adalah menginformasikan hasil inspeksi packing ke
manajer team uniform. Output yang dihasilkan pada tahap ini adalah packing
seragam yang sesuai dengan data permintaan dan ukuran seragam, dengan team
uniform sebagai customer. Input yang diperlukan pada tahap ini adalah sampel
seragam jadi dalam packing sejumlah 5-7% dari total packing yang dipersiapkan
Employee ID Formal NamePosition
Description Dept Description
Dept level
3
Basetown
Location Regional
Basetown
City Gender
009558 Sanyoto Agus Purnomo Driver AM Kediri Marketing Area Kediri Jawa Timur Kediri Male
010624 Petrus Andi Winarko Office Helper AM Kediri Marketing Area Kediri Jawa Timur Kediri Male
404196 Sigit Harjanta Agronomist Agronomy Operations Area Kediri Jawa Timur Kediri Male
005115 Juanda Sukrisdianto Excise Executive Excise Relations East Operations Area Kediri Jawa Timur Kediri Male
012608 Wahyu Siswanto Helper Regional Dist Jawa Timur Operations Area Kediri Jawa Timur Kediri Male
Note :
● packing list ditempel di dus dan dilampirkan pada Surat jalan yang dikirimkan ke lokasi
AREA KEDIRI
43
Universitas Kristen Petra
oleh vendor, serta data permintaan seragam yang dipersiapkan oleh team uniform
sendiri.
4.3.12 Proses Distribusi Seragam
Gambar 4.23 Diagram SIPOC Proses Distribusi Seragam
Tahap ke tiga belas adalah proses distribusi seragam. Proses distribusi
dilaksanakan langsung oleh vendor. Vendor wajib untuk mengirimkan delivery list
dan surat jalan pada team uniform tiga hari sebelum hari pendistribusian seragam.
Proses pertama yang dilakukan team uniform adalah mengirimkan data lokasi
penempatan karyawan yang terbaru pada vendor. Data lokasi penempatan
karyawan yang baru perlu untuk diperbarui karena sebagian besar karyawan PT. X,
terutama manajer, seringkali tidak menetap di satu basetown tertentu. Proses kedua
adalah memastikan kesesuaian antara delivery list, surat jalan, dan PO yang telah
dibuat pada tahap awal proses pengadaan seragam tahunan. Team uniform
memastikan bahwa nama item dan jumlah item yang dituliskan vendor dalam
delivery list dan delivery note sama dengan yang dituliskan team uniform di dalam
PO. Proses ketiga adalah memastikan bahwa lokasi pengiriman vendor tepat sesuai
dengan basetown karyawan PT. X yang terbaru. Output yang diperoleh pada tahap
ini adalah seragam dengan jenis, ukuran, dan jumlah tepat yang sampai ke masing-
masing karyawan PT. X. Customer yang menerima hasil output adalah team
uniform dan seluruh karyawan PT. X. Input yang diperlukan dalam seluruh proses
adalah data karyawan PT. X yang terbaru dan PO dari team uniform, serta delivery
note dan delivery list dari vendor.
44
Universitas Kristen Petra
4.3.13 Pembuatan Good Receipts dan Budget Reclass
Gambar 4.24 Diagram SIPOC Pembuatan Good Receipts dan Budget Reclass
Team uniform wajib membuat good receipt setelah vendor melakukan
pendistribusian seragam. Good receipt merupakan laporan pada pihak PT. X bahwa
seragam yang dipesan telah diterima. Budget reclass merupakan nominal yang
ditagihkan kepada cost center masing-masing departemen sesuai dengan jumlah
pemesanan seragam di dalam departemen yang bersangkutan. Proses diawali
dengan membuat good receipts saat PIC seragam masing-masing wilayah telah
memberikan kabar bahwa seragam telah diterima. Input yang diperlukan untuk
proses ini adalah jumlah dan jenis item seragam yang telah sampai di karyawan,
serta surat jalan. Proses ke dua dilanjutkan dengan menghitung kalkulasi reclass
untuk setiap departemen. Input yang diperlukan untuk proses ini adalah nomor cost
centre masing-masing departemen. Cost centre merupakan suatu istilah untuk
dompet kas setiap setiap departemen. Semua pengeluaran departemen, yang salah
satunya adalah seragam, biayanya akan diambil dari cost centre masing-masing
departemen. Nomor cost centre merupakan suatu kode atau alamat untuk
menagihkan jumlah nominal pengeluaran pada cost centre tersebut. Proses terakhir
adalah membuat jurnal request untuk reclass. Output yang diperoleh pada tahap ini
adalah good receipts dan jurnal request yang telah disetujui. Customer untuk tahap
ini adalah team uniform, finance, dan accounting.
4.3.14 Penanganan Komplain
45
Universitas Kristen Petra
Gambar 4.25 Diagram SIPOC Penanganan Komplain
Tahap terakhir dalam pengadaan seragam tahunan adalah penanganan
komplain dari karyawan. Karyawan yang memiliki komplain terhadap seragam
yang diterima dapat mengirimkan seragam yang dikomplain beserta dengan
uniform feedback form kepada team uniform. Proses pertama yang dilakukan team
uniform adalah merekap data komplain dan copy feedback form untuk record
perusahaan. Proses selanjutnya adalah mengirimkan feedback form (hardcopy dan
softcopy), serta seragam yang dikomplain ke vendor. Proses terakhir, team uniform
memonitor proses penyelesaian komplain vendor. Output dari tahap ini adalah
seragam komplain yang telah diperbaiki oleh vendor. Customer yang menerima
output adalah team uniform dan karyawan PT. X. Input yang diperlukan untuk
melaksanakan seluruh proses adalah feedback form dan seragam yang dikomplain,
yang diperoleh dari karyawan PT. X.
4.4 Analisa Value Added dan Non Value Added Activities
Langkah selanjutnya adalah menganalisa proses di dalam setiap tahap
pengadaan seragam tahunan yang telah dijabarkan dalam SIPOC, apakah proses
yang dilakukan dikategorikan sebagai value added atau non value added activities.
Pengkategorian dilakukan dengan pedoman sebagai berikut:
Value added activities (VA)
Proses yang memberikan nilai tambah pada output dari setiap tahap yang
dilaksanakan, dan yang berguna serta memberikan nilai tambah bagi team
uniform.
46
Universitas Kristen Petra
Non value added necessary activities (NVAN)
Aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah pada output dari setiap tahap yang
dilaksanakan, tetapi tetap perlu untuk dilakukan karena kepentingan dan aturan
perusahaan, kepentingan vendor, dan lain-lain.
Non value added unnecessary activities (NVAUN)
Aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah pada output dari setiap tahap yang
dilaksanakan, yang sebenarnya dapat dihilangkan dan dikategorikan sebagai
waste.
Tabel 4.5 adalah hasil pengkategorian value added dan non value added untuk
seluruh proses dalam setiap tahap pengadaan seragam tahunan. Pengkategorian
value added dan non value added activities ditentukan dari hasil diskusi bersama
team uniform dan manajer. Hasil rekapitulasi dari pengkategorian value added dan
non value added pengadaan seragam tahunan dapat dilihat dalam Tabel 4.6.
Tabel 4.5 Pengkategorian Aktivitas Pengadaan Seragam Tahunan
Tahap Proses VA - NVA
Activities
Pembuatan
SOW
Membuat perhitungan forecast demand
seragam tahun ini
NVA -
necessary
Merevisi SOW tahun lalu VA
Menginformasikan hasil SOW ke
procurement dan manajer VA
Pre Bidding dan
bidding
Pre bidding VA
Bidding VA
Pengajuan e-sourcing NVA -
necessary
Kunjungan ke perusahaan peserta tender NVA -
necessary
Kalibrasi scoring VA
Pengajuan e-form (approval project
pengadaan seragam) oleh beberapa tingkat
manajemen
NVA -
necessary
Pengumuman vendor pemenang VA
Pengiriman detail area yang akan di
handle oleh masing-masing vendor VA
Submit harga OA NVA -
necessary
Revisi OA (apabila ada revisi) NVA -
necessary
47
Universitas Kristen Petra
Tabel 4.5 Pengkategorian Aktivitas Pengadaan Seragam Tahunan (lanjutan)
Tahap Proses VA - NVA
Activities
Pengajuan dan
approval PR
dan PO
Membuat PR dan PO VA
Pengajuan dan
approval kain,
bordir logo,
hasil tes lab
kain, dan mock
up
Team uniform menginformasikan contoh
kualifikasi kain, bordir, mock up dan
standar hasil tes laboratorium balai tekstil
pada vendor
VA
Vendor mengajukan kain, bordir, mock up
dan standar hasil tes laboratorium balai
tekstil pada team uniform
VA
Team uniform cek spesifikasi kain, bordir,
mock up, hasil lab yang dikirimkan oleh
vendor dengan SOW
VA
Mengajukan hasil cek spec kain, bordir,
mock up, dan hasil lab kepada Manajer C
& B untuk dilakukan approval
VA
Pengadaan kain
oleh vendor Cek progress pengadaan kain vendor
NVA -
necessary
Inspeksi kain
vendor
Menghitung jumlah sampel inspeksi
masing-masing item kain VA
Melakukan inspeksi kain di perusahaan
vendor dan mengambil sample kain VA
Inspeksi kain sample yang diambil dengan
dicuci dan dikeringkan VA
Membuat report hasil inspeksi kain VA
Menginformasikan hasil inspeksi kain ke
manajer VA
Pengumpulan
ukuran seragam
Mengirimkan (untuk wilayah area &
TPO):
• sizepack atau mock up seragam
• data nama karyawan yang berhak
menerima seragam
• format data ukuran seragam
VA
Mendampingi vendor melakukan
pengukuran di HO & empat plant
NVA -
unnecessary
Follow up PIC area dan TPO, serta
karyawan yang mengirimkan data ukuran
yang tidak lengkap
NVA -
unnecessary
48
Universitas Kristen Petra
Tabel 4.5 Pengkategorian Aktivitas Pengadaan Seragam Tahunan (lanjutan)
Tahap Proses VA - NVA
Activities
Menyatukan data-data ukuran seragam
karyawan ke dalam master data ukuran
seragam
NVA -
necessary
Pengumpulan
ukuran seragam
Mengisi data ukuran seragam karyawan
yang masih kosong dengan ukuran tahun
lalu
NVA -
unnecessary
Follow up karyawan yang ukurannya
masih belum tercantum dalam master data
ukuran seragam
NVA -
unnecessary
Mengirimkan master data ukuran seragam
ke vendor VA
Proses produksi
seragam Cek progress produksi vendor
NVA -
necessary
Inspeksi
produksi
Menghitung jumlah sample inspeksi
masing-masing item seragam
NVA -
necessary
Melakukan inspeksi di perusahaan vendor
Menginformasikan hasil inspeksi ke
manajer
Proses packing Cek progress packing vendor
NVA –
necessary
Inspeksi packing
Menghitung jumlah sample inspeksi
packing VA
Melakukan inspeksi packing di
perusahaan vendor VA
Menginformasikan hasil inspeksi packing
ke manajer VA
Distribusi
seragam
Mengirimkan data lokasi penempatan
karyawan yang terbaru pada vendor VA
Cek kesesuaian delivery list, surat jalan,
dan PO VA
Memastikan lokasi pengiriman tepat VA
Membuat GR
dan budget
reclass
Membuat good receipts VA
Menghitung kalkulasi reclass untuk setiap
departemen VA
Membuat jurnal request untuk reclass VA
Penanganan
komplain
Rekap data complain & copy feedback
form sebagai record
NVA –
necessary
Mengirimkan feedback (hardcopy dan
softcopy) dan meminta konfirmasi waktu
penyelesaian ke vendor
VA
Memonitor proses penyelesaian komplain VA
49
Universitas Kristen Petra
Tabel 4.6 Hasil Rekapitulasi dari Pengkategorian Value Added dan Non Value
Added Pengadaan Seragam Tahunan
Kelompok Aktivitas Total Proses Persentase
Value added activities 30 62.5%
Non value added activities
(necessary) 13 27.1%
Non value added activities
(unnecessary) 5 10.4%
Hasil rekapitulasi pada Tabel 4.6 menunjukkan bahwa aktivitas yang
merupakan value added activites adalah sebesar 62.5%. Aktivitas lain sisanya
adalah non value added activities (necessary) sebesar 29.2%, dan non value added
activities (unnecessary) sebesar 8,3%. Aktivitas yang perlu diperhatikan dan
dilakukan perbaikan atau improvement adalah aktivitas-aktivitas non value added,
baik unnecessary maupun necessary. Analisa pengkategorian proses dijelaskan
lebih lanjut dalam subbab 4.4.1 sampai 4.4.14.
4.4.1 Pembuataan SOW
Proses membuat perhitungan forecast demand seragam tahunan pada
tahap pembuatan SOW termasuk ke dalam aktivitas non value added karena hasil
dari proses tersebut tidak memberikan nilai tambah yang berarti bagi output. Hasil
dari proses ini hanya sebagai angka perkiraan bagi vendor untuk mempersiapkan
produksi seragam. Proses ini namun masih termasuk necessary karena vendor
memerlukan angka perkiraan tersebut agar proses persiapan dapat berjalan sehingga
produksi seragam dapat selesai sesuai waktu target.
Proses merevisi SOW tahun lalu merupakan proses yang digolongkan
sebagai aktivitas value added. Proses tersebut dikategorikan sebagai aktivitas value
added karena mempengaruhi hasil dari output, yaitu SOW. SOW tidak dibuat dari
awal karena isinya dari tahun ke tahun kurang lebih sama, sehingga hanya
dilakukan revisi apabila ada perubahan ketentuan dari pihak manajemen.
Menginformasikan hasil SOW ke procurement dan manajer merupakan aktivitas
50
Universitas Kristen Petra
value added karena pada analisa SIPOC, procurement dan manajer merupakan
customer dalam tahap pembuatan SOW.
4.4.2 Pre Bidding dan Bidding
Kegiatan yang dilakukan di proses pre bidding adalah mengumpulkan para
peserta tender untuk dijelaskan mengenai SOW pengadaan seragam tahunan, serta
kesempatan bagi vendor untuk prosesi tanya jawab. Proses ini merupakan proses
awal yang menjadi dasar untuk keseluruhan proses selanjutnya, sehingga juga
berpengaruh terhadap hasil output dari tahap pre bidding dan bidding. Proses
bidding merupakan waktu dimana peserta tender melakukan presentasi mengenai
perusahaannya, hasil produksi seragamn dan sebagainya. Proses bidding menjadi
sumber penilaian bagi team uniform dan juga procurement untuk memilih vendor
pemenang. Proses ini merupakan aktivitas value added yang memberikan nilai
tambah pada output dari tahap pre bidding dan bidding.
Kalibrasi scoring merupakan perhitungan hasil penilaian antara penilaian
dari procurement dan team uniform. Proses ini merupakan aktivitas value added
yang berpengaruh terhadap hasil output karena penentuan vendor pemenang
ditentukan dari perhitungan penilaian pada proses kalibrasi scoring. Pengumuman
vendor pemenang dan pengiriman detail area yang akan dipegang oleh masing-
masing vendor merupakan aktivitas value added karena agar vendor pemenang
dapat segera mempersiapkan proses produksinya sehingga proses-proses
selanjutnya dapat berjalan sesuai dengan timeline.
Proses yang termasuk dalam aktivitas non value added pada tahap pre-
bidding dan bidding adalah pengajuan e-sourcing, kunjungan ke perusahaan peserta
tender, pengajuan e-form, submit harga untuk OA, dan revisi OA. Proses pengajuan
e-sourcing dikategorikan sebagai aktivitas non value added karena hasil dari proses
tersebut tidak memberikan nilai tambah bagi output dari tahap pre bidding dan
bidding. Hasil dari pengajuan e-sourcing adalah dibukanya login sistem bagi
vendor untuk meng-upload data keperluan proses pengadaan seragam tahunan.
Proses ini namun masih tergolong necessary karena login sistem dari pengajuan
tersebut diperlukan oleh vendor untuk mengirimkan data-data keperluan pengadaan
seragam tahunan.
51
Universitas Kristen Petra
Proses kunjungan ke perusahaan peserta tender merupakan aktivitas non
value added karena tidak memberikan nilai tambah bagi output. Proses ini namun
tergolong necessary karena merupakan persyaratan dari pihak procurement untuk
melihat secara langsung dan menilai beberapa aspek. Aspek yang dimaksud yaitu
kondisi lingkungan, cara kerja, dan kapabilitas perusahaan vendor.
Proses pengajuan e-form, submit harga untuk OA, dan revisi harga untuk
OA juga merupakan aktivitas non value added karena tidak mempengaruhi output,
namun ketiga proses tersebut tergolong necessary. Proses pengajuan e-form masih
harus tetap dilakukan karena project pengadaan seragam tahunan mencakup jumlah
nominal yang sangat besar sehingga dalam pelaksanaannya harus memiliki
approval dari beberapa tingkat pihak manajemen. Submit harga untuk OA harus
tetap dilakukan karena harga produk vendor diinput di dalam OA dan diperlukan
sebagai database procurement. Harga untuk OA selalu diperbarui perubahannya
selama kontrak dengan vendor yang bersangkutan berjalan, sehingga revisi harga
OA juga harus dilakukan apabila ada kenaikan harga dari vendor.
4.4.3 Pengajuan dan Approval PR dan PO
Pembuatan PR dan PO merupakan aktivitas value added karena dilakukan
untuk memperoleh complete approval. Pembuatan PR dan PO berfungsi sebagai
bukti pada perusahaan mengenai pembelian suatu produk ke vendor. PR dan PO
harus ada agar pengadaan seragam tahunan dapat segera dijalankan.
4.4.4 Pengajuan dan Approval Kain, Bordir Logo, Hasil Tes Lab Kain,
dan Mock Up
Proses menginformasikan contoh kualifikasi pada vendor merupakan
aktivitas value added karena mempengaruhi hasil output pada tahap pengajuan dan
approval kain, bordir logo, hasil tes lab kain, dan mock up. Proses tersebut
mempengaruhi hasil output karena dengan diberikannya contoh kualifikasi, vendor
akan mengerti dan memahami kualifikasi dengan lebih jelas. Pemahaman vendor
perlu diperjelas sehingga item-item yang nantinya akan diajukan dapat sesuai
dengan spesifikasi.
52
Universitas Kristen Petra
Team uniform cek kain, bordir, mock up, hasil lab yang dikirimkan oleh
vendor dengan spesifikasi dalam SOW merupakan aktivitas value added. Proses
tersebut merupakan aktivitas value added karena menunjang output dari tahap
pengajuan dan approval kain, bordir logo, hasil tes lab kain, dan mock up. Cek
spesifikasi dilakukan sebagai dasar bagi vendor dalam menentukan bahan-bahan
yang akan digunakan untuk memproduksi seragam tahunan. Proses ini merupakan
dasar dalam menunjang kualitas dari hasil produksi seragam vendor. Proses ini
menjadi dasar karena bahan-bahan yang sesuai dengan spesifikasi yang telah
ditetapkan akan secara otomatis meningkatkan kualitas seragam tahunan.
Mengajukan hasil cek kain, bordir, mock up, dan hasil lab kepada Manajer
C & B untuk dilakukan approval merupakan aktivitas value added. Proses ini
merupakan aktivitas value added karena manajer merupakan customer dalam tahap
pengajuan dan approval kain, bordir logo, hasil tes lab kain, dan mock up. Manajer
juga yang memberikan approval agar vendor dapat segera memulai produksi.
4.4.5 Pengadaan Kain Vendor
Proses cek progress pengadaan kain vendor dikategorikan sebagai
aktivitas non value added karena proses ini tidak menghasilkan nilai tambah bagi
output tahap pengadaan kain vendor. Proses ini namun termasuk necessary karena
menjadi reminder bagi vendor untuk menyelesaikan proses pengadaan kain dengan
tepat waktu.
4.4.6 Inspeksi Kain Vendor
Menghitung jumlah sample inspeksi masing-masing item kain merupakan
proses yang memberikan nilai tambah untuk proses selanjutnya. Perhitungan
jumlah sample inspeksi dilakukan agar dapat disiapkan oleh vendor terlebih dahulu,
sehingga termasuk aktivitas value added. Proses inspeksi kain dilakukan dengan
inspeksi warna dan bahan di perusahaan vendor, dan dilanjutkan dengan inspeksi
cuci dan dikeringkan untuk menilai perubahan warna dan tingkat kemelaran. Kedua
proses inspeksi ini merupakan value added karena dengan melaksanakannya akan
menjamin kualitas bahan yang digunakan vendor sehingga memberikan nilai
tambah terhadap output, yaitu kain bahan yang memenuhi kualifikasi. Membuat
53
Universitas Kristen Petra
report dan menginformasikan hasil inspeksi ke manajer merupakan aktivitas value
added karena manajer merupakan salah satu customer dalam tahap inspeksi kain.
4.4.7 Pengumpulan Ukuran Seragam
Sizepack atau mock up seragam, data nama karyawan yang berhak
menerima seragam, dan format data ukuran seragam dikirimkan pada PIC area dan
TPO. Data-data tersebut dikirimkan untuk memudahkan PIC dalam melakukan
pengukuran dan mengumpulkan data ukuran. Proses ini merupakan aktivitas value
added karena dengan data-data tersebut, output dari proses pengumpulan ukuran
seragam dapat diperoleh.
Proses dalam tahap pengumpulan ukuran seragam yang tergolong sebagai
aktivitas non value added necessary adalah menyatukan data-data ukuran seragam
karyawan ke dalam master data ukuran seragam. Proses ini cukup menyita waktu
bagi team uniform namun tidak memberikan nilai tambah bagi output. Proses
mendampingi vendor melakukan pengukuran dikategorikan sebagai non value
added unnecessary karena sebenarnya vendor dapat melaksanakannya sendiri
dengan diberikan pedoman panduan untuk vendor, tanpa harus didampingi oleh
team uniform. Proses menyatukan data-data ukuran seragam ke dalam master data
ukuran seragam termasuk necessary karena vendor membutuhkan data ukuran
seragam yang lengkap untuk dapat segera diproduksi. Proses ini namun
menimbulkan effort yang cukup besar bagi team uniform. Hal tersebut dikarenakan
tiga hal:
Beragamnya sumber informasi
Beragamnya sumber informasi terkait ukuran seragam yang dipesan oleh
seorang karyawan beberapa kali ditemui. Contohnya adalah saat karyawan telah
melakukan pengukuran bersama vendor di HO, namun juga mengirimkan email
beberapa kali terkait ukurannya ke team uniform, namun dengan data yang
berbeda. Hal lainnya yang terjadi yaitu pada karyawan yang berlokasi di area
atau TPO, yang telah memiliki PIC seragam masing-masing. Karyawan yang
berada di area atau TPO sebenarnya tidak perlu menghubungi team uniform
untuk menginformasikan ukurannya karena telah memiliki PIC, namun mereka
tetap mengirimkan lagi email informasi ukuran pada team uniform, sehingga
54
Universitas Kristen Petra
menimbulkan banyak data yang masuk. Hal lain yang juga pernah ditemui
adalah karyawan yang telah memberikan informasi ukuran melalui email ke
team uniform, namun juga memberikan informasi lagi ke bagian generalist atau
call centre HR, juga dengan informasi yang berbeda. Adanya perbedaan-
perbedaan informasi tersebut menimbulkan kebingungan bagi team uniform
untuk memilih data mana yang diambil, sehingga harus menghubungi karyawan
yang bersangkutan untuk konfirmasi ulang.
Data ukuran atau informasi yang diberikan tidak lengkap
Karyawan yang tidak melakukan pengukuran di HO atau plant bersama dengan
vendor, dan juga bukan berlokasi di area atau TPO, mengirimkan data
pemesanan seragamnya langsung melalui email ke team uniform. Email yang
dikirimkan tersebut namun seringkali tidak memberikan informasi yang
lengkap. Karyawan seharusnya memberikan informasi mengenai ukuran,
kombinasi seragam, dan jenis lengan. Email yang banyak ditemui namun hanya
memberikan informasi ukuran saja, sehingga mengharuskan team uniform
menghubungi karyawan yang bersangkutan untuk melengkapi informasi.
Perbedaan format data yang dikirimkan oleh PIC area dan TPO
PIC area dan TPO telah dikirimkan format data ukuran seragam oleh team
uniform, yang telah dijelaskan pada penjelasan SIPOC di subbab sebelumnya.
Tujuan dari pengiriman format tersebut adalah untuk menyeragamkan format
data dari semua PIC sehingga memudahkan team uniform dalam menyatukan
data-data ke dalam master data ukuran seragam. Data disatukan dengan
menggunakan rumus vlookup di software microsoft excel. Banyak dari PIC pada
kenyataannya mengirimkan format data yang berbeda, sekalipun sebelumnya
telah dikirimkan format data beserta nama-nama karyawan penerima
seragamnya. Beberapa PIC mengirimkan data dengan format data tahun lalu, ada
juga yang membuat sendiri dengan format baru. Perbedaan lain yang juga
banyak ditemui adalah pada pengisian data. Contohnya untuk informasi jenis
lengan, ada yang mengisi dengan “lengan panjang” atau “lengan pendek”, ada
juga yang mengisi “SS (short sleeve)” atau “LS (long sleeve)”. Perbedaan
pengisian data tersebut menyebabkan data yang digabungkan ke dalam master
data menjadi tidak seragam, sehingga team uniform harus menyeragamkan dan
55
Universitas Kristen Petra
merapikan terlebih dahulu sebelum digabungkan. Proses merapikan isi data
tersebut merupakan kegiatan yang menjadi effort lebih bagi team uniform.
Tiga proses dalam tahap pengumpulan ukuran seragam di tabel merupakan
aktivitas non value added unnecessary, yaitu:
Follow up PIC area dan TPO serta karyawan yang mengirimkan data ukuran
yang tidak lengkap
Mengisi data ukuran seragam karyawan yang masih kosong dengan ukuran
tahun lalu
Follow up karyawan yang ukurannya masih belum tercantum dalam master data
ukuran seragam
Ketiga proses tersebut dikategorikan unnecessary karena sebenarnya dapat
dihilangkan. Proses-proses tersebut terpaksa dilakukan karena banyaknya PIC area
dan TPO, serta karyawan lain yang mengirimkan data ukuran yang tidak lengkap,
sehingga harus dilakukan follow up lebih lanjut. Data ukuran seragam untuk
karyawan yang sudah dilakukan follow up namun masih tidak ada konfirmasi sama
sekali, diisi dengan mengambil data ukuran seragam tahun lalu. Data seluruh
karyawan namun tidak sepenuhnya ada di data ukuran tahun lalu. Hal tersebut
mungkin dapat disebabkan karena tahun lalu pun karyawan yang bersangkutan juga
tidak memberikan konfirmasi mengenai ukuran. Penyebab lain juga bisa
dikarenakan karyawan tersebut merupakan new hire di pertengahan tahun lalu,
sehingga tidak mengikuti pengukuran seragam tahunan. Karyawan yang sedang
bertugas di luar negeri (long term assignment/LTA) juga merupakan penyebab data
ukurannya tidak ada di database tahun sebelumnya. Hal terakhir yang bisa
dilakukan adalah menelpon langsung satu persatu karyawan yang tidak ada datanya
tersebut untuk diminta konfirmasi ukurannya. Seluruh proses follow up dilakukan
karena data pengukuran harus segera dilengkapi agar dapat segera diproduksi oleh
vendor. Proses mengirimkan master data ukuran seragam ke vendor digolongkan
sebagai aktivitas value added karena data tersebut yang digunakan oleh vendor
untuk melaksanakan tahap selanjutnya, yaitu proses produksi seragam.
56
Universitas Kristen Petra
4.4.8 Proses Produksi
Proses cek progress produksi vendor dikategorikan sebagai aktivitas non
value added karena proses ini tidak menghasilkan nilai tambah bagi output tahap
produksi seragam. Proses ini namun termasuk necessary karena menjadi reminder
bagi vendor untuk menyelesaikan proses produksi dengan tepat waktu.
4.4.9 Inspeksi Produksi
Seluruh proses dalam tahap inspeksi produksi sebenanarnya merupakan
aktivitas non value added. Tahap ini dikategorikan sebagai non value added karena
bahan-bahan untuk produksi telah diinspeksi pada tahap inspeksi kain, bordir logo,
dan hasil tes lab. Bentuk potongan serta ukuran seragam juga telah diinspeksi
melalui mock up yang telah disetujui sebelumnya, sehingga sebenarnya tidak perlu
diinspeksi produksi lagi. Proses ini namun menjadi necessary karena pada proses
pengadaan seragam tahunan beberapa tahun sebelumnya, terdapat vendor yang
memproduksi seragam dengan spesifikasi yang jauh berbeda dengan bahan-bahan
produksi dan mock up yang telah disetujui sebelumnya. Hal tersebut menyebabkan
pihak manajemen memutuskan untuk melakukan tahap inspeksi produksi untuk
lebih memastikan bahwa hasil produksi vendor masih berada di jalur yang benar
dan sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan.
4.4.10 Proses Packing
Proses cek progress packing vendor dikategorikan sebagai aktivitas non
value added karena proses ini tidak menghasilkan nilai tambah bagi output tahap
packing seragam. Proses ini sama halnya dengan cek progress produksi vendor,
termasuk necessary karena menjadi reminder bagi vendor untuk menyelesaikan
proses packing dengan tepat waktu.
4.4.11 Inspeksi Packing
Proses menghitung jumlah sampel inspeksi packing proses yang
memberikan nilai tambah untuk proses selanjutnya, karena jumlah yang diinspeksi
dihitung terlebih dahulu agar dapat disiapkan oleh vendor, sehingga termasuk
aktivitas value added. Proses inspeksi packing di perusahaan vendor merupakan
57
Universitas Kristen Petra
aktivitas value added, karena dengan melaksanakan inspeksi akan lebih
memastikan bahwa packing yang dilakukan vendor telah benar dan sesuai. Proses
ini memberikan nilai tambah terhadap output, yaitu packing yang sesuai dengan
permintaan dan ukuran seragam. Membuat report dan menginformasikan hasil
inspeksi ke manajer merupakan aktivitas value added karena manajer merupakan
salah satu customer dalam tahap inspeksi packing.
4.4.12 Distribusi Seragam
Mengirimkan data lokasi penempatan karyawan yang terbaru pada vendor
merupakan aktivitas yang memberikan nilai tambah, karena setiap karyawan
memang seringkali berpindah lokasi penempatan sehingga harus selalu diperbarui.
Proses kedua yaitu team uniform cek kesesuaian delivery list, surat jalan, dan PO
yang dikirimkan oleh vendor tiga hari sebelum pendistribusian dilakukan. Proses
ini merupakan aktivitas yang memberikan nilai tambah karena memastikan bahwa
vendor telah membuat surat jalam dan delivery list sesuai dengan yang dituliskan
dalam PO, agar tidak ada perbedaan. Memastikan lokasi pengiriman yang
dituliskan vendor sesuai dengan alamat lengkap lokasi juga merupakan aktivitas
yang memberikan nilai tambah. Proses ini memberikan nilai tambah karena lebih
memastikan bahwa vendor tidak salah menulis alamat lokasi pengiriman. Ketiga
proses ini dikategorikan sebagai aktivitas value added karena mempengaruhi hasil
dari output, yaitu packing sesuai dengan permintaan dan data ukuran seragam
karyawan.
4.4.13 Membuat Good Receipt (GR) dan Budget Reclass
Proses membuat good receipts merupakan aktivitas value added karena
tanpa proses ini, proses selanjutnya tidak dapat dilakukan, sehingga output tahap
tidak dapat tercapai. Menghitung kalkulasi reclass untuk setiap departemen
merupakan proses yang memberikan nilai tambah untuk proses selanjutnya, yaitu
membuat jurnal request. Proses membuat jurnal request untuk reclass merupakan
aktivitas value added karena tanpa jurnal request tersebut reclass tidak dapat
dilakukan.
58
Universitas Kristen Petra
4.4.14 Penanganan Komplain
Proses rekap data komplain dan copy feedback form pada tahap
penanganan komplain dikategorikan sebagai aktivitas non value added karena tidak
memberikan nilai tambah bagi output tahap ini. Proses ini namun termasuk
necessary karena harus didata untuk menjadi record perusahaan. Mengirimkan
feedback (hardcopy dan softcopy) dan meminta konfirmasi waktu penyelesaian ke
vendor merupakan aktivitas value added karena dengan proses ini vendor dapat
segera menangani proses komplain dan memberikan kepastian penyelesaian.
Memonitor proses penyelesaian komplain merupakan aktivitas value added karena
sebagai reminder bagi vendor sekaligus memastikan vendor telah menangani
komplain yang telah diberikan, sehingga output tahap dapat tercapai.
4.5 Analisa Jenis Waste dalam Proses Non Value Added
Tabel 4.7 menampilkan rangkuman proses yang merupakan aktivitas non
value added necessary dan unnecessary yang dilaksanakan oleh team uniform,
beserta dengan jenis waste yang dikategorikan di dalam setiap proses. Penjelasan
dari Tabel 4.5 adalah sebagai berikut:
Proses membuat perhitungan forecast demand seragam merupakan waste
dengan kategori over production, karena proses ini dihitung setiap tahun namun
tidak menghasilkan output bagi team uniform, dan hanya sebagai angka
perkiraan untuk vendor.
Pengajuan e-sourcing merupakan waste dengan kategori waiting, karena dalam
proses pengajuan e-sourcing tidak langsung diproses namun masih menunggu
sebelum sistem e-sourcing tersebut dibuka.
Pengajuan e-form merupakan waste dengan kategori waiting, karena pengajuan
ini memerlukan approval beberapa tingkat manajemen dan seringkali pending
approval oleh pihak manajemen terkait.
Submit harga OA dan revisi OA merupakan waste dengan kategori over
production karena proses ini tidak memberikan output bagi team uniform,
namun harus dilakukan untuk database procurement.
59
Universitas Kristen Petra
Cek progress pengadaan kain vendor merupakan waste dengan kategori over
production karena proses pengadaan kain merupakan bagian dari tanggung
jawab vendor, namun masih harus dipantau oleh team uniform.
Mendampingi vendor melakukan pengukuran di HO dan empat plant merupakan
waste dengan kategori over processing karena vendor sebenarnya dapat
melaksakan proses pengukuran sendiri tanpa harus didampingi oleh team
uniform.
Menyatukan data-data ukuran ke dalam master data ukuran seragam merupakan
waste over processing karena proses ini seperti menyalin lagi data yang
sebenarnya sudah ada.
Cek progress produksi vendor merupakan waste dengan kategori over
production karena proses produksi merupakan bagian dari tanggung jawab
vendor, namun masih harus dipantau oleh team uniform.
Semua proses dalam tahap inspeksi produksi merupakan waste yang
dikategorikan over processing karena sebenarnya semua kualifikasi yang ada
dalam hasil produksi telah dicek sebelumnya pada tahap pengajuan kain, border
logo, dan hasil tes lab.
Cek progress packing vendor merupakan waste dengan kategori over
production karena proses packing merupakan bagian dari tanggung jawab
vendor, namun masih harus dipantau oleh team uniform.
Kunjungan ke perusahaan peserta tender merupakan waste dengan kategori over
production, karena proses ini dilakukan namun pada akhirnya hasil dari
kunjungan ini tidak terlalu diperhitungkan sebagai penilaian.
Seluruh proses dalam tahap pengumpulan ukuran seragam yang merupakan
NVAUN adalah waste yang dikategorikan over production. Kategori over
production dikarenakan proses-proses tersebut seharusnya bukan tugas utama
team uniform, namun terpaksa dilakukan dan menambah beban kerja team
uniform.
60
Universitas Kristen Petra
Tabel 4.7 Rincian Kegiatan Non Value Added dan Jenis Waste
Kelompok
Aktivitas Tahap Proses Waste
NVA -
necessary
Pembuatan
SOW
Membuat perhitungan
forecast demand seragam
tahun ini over production
Pre bidding
dan bidding
Pengajuan e-sourcing waiting
Pengajuan e-form (approval
project pengadaan seragam)
oleh beberapa tingkat
manajemen
waiting
Submit harga OA over production
Revisi OA (apabila ada
revisi) over production
Kunjungan ke perusahaan
peserta tender over production
Pengadaan
kain vendor
Cek progress pengadaan
kain vendor over production
Pengumpulan
ukuran
seragam
Menyatukan data-data
ukuran seragam karyawan
ke dalam master data ukuran
seragam
over processing
Proses
Produksi
Cek progress produksi
vendor over production
Inspeksi
produksi
Menghitung jumlah sample
inspeksi masing-masing
item seragam
over processing Melakukan inspeksi di
perusahaan vendor
Menginformasikan hasil
inspeksi ke manajer
Proses
packing
Cek progress packing
vendor over production
Penanganan
komplain
Rekap data complain & copy
feedback form sebagai
record
over processing
61
Universitas Kristen Petra
Tabel 4.7 Rincian Kegiatan Non Value Added dan Jenis Waste (lanjutan)
Kelompok
Aktivitas Tahap Proses Waste
NVA -
unnecessary
Pengumpulan
ukuran
seragam
Mendampingi vendor
melakukan pengukuran di
HO dan empat plant
Over processing
Follow up PIC area dan
TPO, serta karyawan yang
mengirimkan data ukuran
yang tidak lengkap
over production
Mengisi data ukuran
seragam karyawan yang
masih kosong dengan
ukuran tahun lalu
over production
Follow up karyawan yang
ukurannya masih belum
tercantum dalam master data
ukuran seragam
over production
4.6 Improvement yang Dapat Dilakukan
Analisa yang telah dilakukan pada subbab 4.5 menunjukkan bahwa ada
sebagian proses yang merupakan aktivitas non value added necessary maupun
unnecessary. Proses-proses tersebut tidak semuanya dapat dihilangkan, namun
dapat diimprovisasi untuk dapat lebih memudahkan team uniform dalam
pelaksanaannya, serta mengurangi waktu dan tenaga yang diperlukan.
Penggolongan untuk proses yang dapat dihilangkan atau diimprovisasi dapat dilihat
dalam Tabel 4.8. Improvement tidak hanya dilakukan untuk mensimplifikasi
proses-proses yang non value added saja, namun juga proses value added yang
memakan waktu lama. Tahap-tahap yang ada dalam tabel tersebut dipilih untuk
disimplifikasi karena berdampak pada pencapaian waktu target setiap tahap yang
telah dibahas dalam subbab 4.3, dan yang paling memungkinkan untuk
disimplifikasi.
62
Universitas Kristen Petra
Tabel 4.8 Penggolongan Usulan Perbaikan Proses
Kelompok
Aktivitas Tahap Proses Usulan
VA
Pengajuan
dan approval
kain, bordir
logo, hasil tes
lab kain, dan
mock up
Team uniform menginformasikan
contoh kualifikasi kain, bordir,
mock up dan standar hasil tes
laboratorium balai tekstil pada
vendor
simplify
Vendor mengajukan kain, bordir,
mock up dan standar hasil tes
laboratorium balai tekstil pada
team uniform
Team uniform cek spec kain,
bordir, mock up, hasil lab yang
dikirimkan oleh vendor dengan
SOW
Mengajukan hasil cek spec kain,
bordir, mock up, dan hasil lab
kepada Manajer C & B untuk
dilakukan approval
Inspeksi kain
vendor
Menghitung jumlah sample
inspeksi masing-masing item kain
Melakukan inspeksi kain di
perusahaan vendor dan mengambil
sample kain
simplify
Inspeksi kain sample yang diambil
dengan dicuci dan dikeringkan
Membuat report hasil inspeksi
kain
Menginformasikan hasil inspeksi
kain ke manajer
NVA -
necessary
Pengumpulan
ukuran
seragam
Mendampingi vendor melakukan
pengukuran di HO & empat plant Simplify &
improve
Menyatukan data-data ukuran
seragam karyawan ke dalam
master data ukuran seragam
Inspeksi
produksi
Menghitung jumlah sampel
inspeksi masing-masing item
seragam
improve Melakukan inspeksi di perusahaan
vendor
Menginformasikan hasil inspeksi
ke manajer
63
Universitas Kristen Petra
Tabel 4.8 Penggolongan Usulan Perbaikan Proses (lanjutan)
Kelompok
Aktivitas Tahap Proses Usulan
NVA -
unnecessary
Pengumpulan
ukuran
seragam
Follow up PIC area dan TPO, serta
karyawan yang mengirimkan data
ukuran yang tidak lengkap
dihilangkan
Mengisi data ukuran seragam
karyawan yang masih kosong
dengan ukuran tahun lalu
dihilangkan
Follow up karyawan yang
ukurannya masih belum tercantum
dalam master data ukuran seragam
dihilangkan
4.6.1 Usulan Untuk Mensimplifikasi Proses Pengajuan Kain, Bordir Logo,
Hasil Tes Lab Kain, dan Mock Up serta Inspeksi Kain Vendor
Tahap pengajuan dan approval kain, bordir logo, hasil tes lab kain, dan
mock up merupakan salah satu tahap yang memakan waktu lama dalam pengadaan
seragam tahunan. Tahap ini juga merupakan tahap yang waktu aktualnya terlewat
jauh dari waktu target yang telah ditentukan di timeline. Penyebab yang
mengakibatkan tahap ini memakan waktu lama adalah karena vendor kesulitan
untuk memperoleh semua spesifikasi kain yang tepat dengan ketentuan, sehingga
proses pengajuan kain dilakukan berulang kali. Perolehan approval yang memakan
waktu lama dari pengajuan tersebut menyebabkan pengadaan kain oleh vendor
menjadi terhambat, sehingga proses inspeksi kain juga tertunda.
Usulan yang diberikan untuk mensimplifikasi tahap ini adalah dengan
langsung melakukan order seragam untuk sejumlah dua tahun pengadaan seragam
tahunan, bagi vendor yang telah terjamin kinerjanya. Proses pendistribusian tetap
dilakukan untuk setiap tahun, hanya pemesanannya saja yang dilakukan untuk dua
tahun sekaligus. Usulan ini diberikan agar tahap pengajuan kain, bordir logo, hasil
tes lab kain, dan mock up tidak perlu dilaksanakan dari awal lagi pada tahun
berikutnya, terlebih karena vendor yang menangani produksi seragam masih tetap
sama.
Pada kontrak tahun pertama, seragam dipesan sejumlah satu tahun
pengadaan terlebih dahulu bagi vendor yang masih baru. Hasil produksi dan kinerja
vendor tersebut kemudian dinilai, apakah telah bagus serta memuaskan atau tidak.
64
Universitas Kristen Petra
Vendor yang bersangkutan apabila dirasa telah memuaskan hasil produksi dan
kinerjanya, maka pada tahun kedua, seragam langsung diorder untuk dua tahun
pengadaan seragam. Proses order apabila dilakukan langsung untuk dua tahun,
maka vendor dapat langsung melakukan pengadaan kain yang telah disetujui oleh
pihak team uniform untuk dua tahun sekaligus. Kain yang diadakan untuk dua tahun
tersebut dapat langsung diinspeksi, sehingga tahun berikutnya proses inspeksi kain
juga tidak perlu dilakukan lagi.
4.6.2 Usulan Untuk Tahap Pengumpulan Ukuran Seragam
Perbaikan untuk pengumpulan ukuran seragam telah dirancangkan
sebelumnya oleh team uniform melalui enhancement sistem peoplesoft. Sistem ini
baru akan direalisasikan untuk tahun depan. Sistem peoplesoft akan menjadi sistem
bagi karyawan untuk menginput sendiri data-data informasi terkait pengukuran
seragam baik tahunan, non tahunan, maupun special request. Pembuatan sistem
peoplesoft ini dilakukan oleh team information management, namun desainnya
dirancang oleh team uniform sendiri. Sistem ini dirancangkan untuk dapat
mengotomatisasi penyatuan data-data ukuran seragam, perubahan jumlah stok
seragam, dan sebagainya, sehingga tidak perlu menggunakan berbagai macam file
data ataupun cara manual. Dampak yang dihasilkan dalam perancangan sistem ini
adalah untuk meningkatkan validitas, karena karyawan menginput data atau
informasi sendiri kapan pun, dan juga mengehemat waktu serta biaya. Waktu yang
dihemat adalah waktu bagi team uniform untuk menginput dan menyatukan data
terkait seragam, memperbarui jumlah stok seragam, dan segala sesuatu yang
berkaitan dengan seragam. Berikut adalah usulan desain sistem peoplesoft
tambahan dari sisi user (karyawan) setelah login:
Dapat menampilkan ukuran terakhir yang diperbarui oleh karyawan.
Dapat menampilkan sizepack seragam.
Berikut adalah usulan desain sistem peoplesoft tambahan dari sisi administrator
(team uniform) sebagai berikut:
Dapat menampilkan data ukuran seluruh karyawan beserta dengan tanggal
transaksi.
65
Universitas Kristen Petra
Dapat secara otomatis menimpa data lama dengan data yang baru diinput
karyawan, baik dari data ukuran tahunan, hasil tukar dari komplain seragam,
new hire, atau special request (kecuali seragam hamil), beserta dengan
tanggal last update.
Fungsi-fungsi dari usulan desain sistem peoplesoft diatas akan dibahas lebih lanjut
dalam subbab 4.6.1.1 dan 4.6.1.2.
4.6.2.1 Usulan Untuk Mensimplifikasi Proses Mendampingi Vendor
Melakukan Pengukuran di HO dan Empat Plant
Proses mendampingi vendor untuk melakukan pengukuran di HO dan
plant merupakan salah satu proses yang menguras cukup banyak waktu dan tenaga
bagi team uniform. Proses pengumpulan ukuran seragam tahunan sebelumnya
dilaksanakan setiap tahunnya dengan mendatangkan vendor untuk HO Jakarta dan
Surabaya, serta empat lokasi plant. Usulan yang diberikan untuk proses ini yaitu
dihilangkan, dan memberikan panduan standar untuk vendor dapat melakukan
pengukuran sendiri. Pengukuran dengan mendatangkan vendor dilakukan hanya
untuk setiap dua tahun saja. Pengukuran juga tidak ditujukan untuk semua
karyawan, namun hanya untuk karyawan yang benar-benar memerlukan proses
pengukuran langsung dengan vendor, khususnya untuk yang menggunakan ukuran
custom. Usulan ini diberikan karena melihat kondisi wilayah lain selain HO dan
empat plant yang melakukan pengukuran sendiri dengan menggunakan set fitting
atau size pack, dan berjalan dengan lancar tanpa kesulitan dari karyawan untuk
menentukan ukuran. Usulan juga didukung dengan hasil perhitungan perubahan
ukuran seragam yang disajikan dalam bentuk pie chart pada Gambar 4.27. Gambar
4.26 menunjukkan proporsi jumlah karyawan yang diambil untuk menghitung
perbandingan ukuran seragam tahun 2014 hingga 2016. Jumlah data ukuran
seragam tahunan karyawan di PT. X tidak selalu sama setiap tahunnya karena
adanya karyawan yang keluar atau baru masuk, karyawan hamil, dan sebagainya.
Prosentase pada gambar adalah jumlah rata-rata antara karyawan golongan I dan
golongan II. Pie chart pada Gambar 4.6 menunjukkan bahwa data ukuran seragam
tahun 2014-2016 yang diambil adalah sebanyak 80,13% dari total karyawan,
66
Universitas Kristen Petra
dimana prosesntase tersebut adalah karyawan yang masih bekerja dalam tahun 2014
hingga 2016.
Gambar 4.26 Proporsi Pengambilan Data Ukuran Seragam Karyawan
Gambar 4.27 Persentase Perubahan Ukuran Seragam Karyawan
Gambar diatas merupakan hasil perhitungan persentase perubahan ukuran
seragam untuk karyawan monthly (golongan I) dan daily (golongan II). Pie chart
dibuat dari data ukuran seragam pada tahun 2014 hingga 2016. Perbandingan
dilakukan antara tahun 2014 dengan 2015 dan 2015 dengan 2016, masing-masing
untuk karyawan daily dan monthly. Pie chart menunjukkan bahwa perubahan
67
Universitas Kristen Petra
ukuran seragam karyawan untuk selang waktu satu tahun tidak terlalu signifikan.
Karyawan yang ukuran seragamnya masih tetap sama dalam tahun berikutnya rata-
rata lebih dari 75% karyawan. Persentase tersebut menunjukkan bahwa sebenarnya
sebagian besar karyawan tidak memerlukan proses pengukuran setiap tahun, dan
memungkinkan karyawan dapat melakukan “self service” untuk memilih ukuran
seragamnya.
Sistem dari peoplesoft lebih mengarah untuk karyawan golongan I, karena
karyawan golongan II tidak memiliki akses untuk peoplesoft. Berikut ini adalah
usulan proses untuk pengukuran seragam masing-masing karyawan golongan I dan
golongan II:
Karyawan Golongan I
Pelaksanaan pengadaan seragam tahunan diawali dengan mengumumkan secara
jelas batas waktu untuk memperbarui perubahan ukuran seragam dan informasi
lainnya di sistem peoplesoft. Data untuk ukuran seragam tahunan akan ditarik
untuk dikirimkan pada vendor pada batas waktu tersebut. Sistem peoplesoft bisa
menampilkan tanggal last update untuk mengantisipasi apabila ada karyawan
yang terlambat update namun setelah distribusi melakukan komplain kesalahan
ukuran. Sistem peoplesoft dirancang untuk dapat menampilkan ukuran terakhir
seragam yang digunakan karyawan. Ukuran terakhir tersebut akan memudahkan
karyawan dengan menjadi tolak ukur dalam memutuskan size yang akan dipilih,
apakah masih tetap sama, atau ukuran ingin dinaikkan atau diturunkan.
Karyawan yang masih ragu juga dapat lebih memastikan lagi dengan
ditampilkannya sizepack seragam. Karyawan golongan I dapat menginput
ukurannya sendiri secara individu. Pelaksanaan pengukuran saat vendor datang
tidak ditujukan untuk semua karyawan, namun hanya untuk karyawan yang
benar-benar memerlukan pengukuran secara langsung, khususnya untuk
karyawan yang memesan ukuran custom. Karyawan lain yang tidak memerlukan
pengukuran langsung hanya tinggal memperbarui perubahan ukuran seragam di
peoplesoft, atau tidak mengubah apapun jika ukuran seragam dirasa tidak
berubah.
Karyawan Golongan II
68
Universitas Kristen Petra
Karyawan golongan II dapat mengetahui ukuran terakhir seragam yang
digunakan melalui data yang diambil dari peoplesoft oleh team uniform. Team
uniform akan memberikan data ukuran karyawan golongan II yang terbaru pada
masing-masing supervisor unit untuk diinformasikan pada seluruh karyawan.
Karyawan juga diberikan sizepack untuk memastikan ukuran detail seragam.
Karyawan yang ukurannya berubah dapat menginformasikan perubahan ukuran
yang dipilih pada masing-masing supervisor untuk didata. Masing-masing
supervisor dapat memberikan waktu dua sampai tiga hari bagi karyawan untuk
menginformasikan perubahan ukuran setelah karyawan mengetahui ukuran
seragamnya yang terakhir. Data perubahan ukuran seragam tersebut kemudian
diberikan pada team uniform untuk diinput di sistem peoplesoft. Pelaksanaan
pengukuran saat vendor datang sama halnya dengan golongan I, juga tidak
ditujukan untuk semua karyawan, namun hanya untuk karyawan yang benar-
benar memerlukan pengukuran secara langsung. Karyawan lain yang tidak
memerlukan pengukuran langsung hanya tinggal memperbarui perubahan
ukuran seragam ke supervisor masing-masing.
4.6.2.2 Usulan Untuk Menghilangkan Proses Menyatukan Data Ukuran
Seragam Karyawan ke Dalam Master Data Ukuran Seragam
Proses menyatukan data ukuran seragam karyawan ke dalam master data
ukuran seragam akan secara otomatis tidak perlu dilakukan apabila sistem
peoplesoft telah terealisasi. Rancangan yang dapat dibuat agar proses ini dapat
dihilangkan adalah dengan desain peoplesoft dari sisi administrator (team uniform)
sebagai berikut:
Dapat menampilkan data ukuran seluruh karyawan beserta dengan tanggal
transaksi.
Dapat secara otomatis menimpa data lama dengan data yang baru diinput
karyawan.
69
Universitas Kristen Petra
4.6.2.3 Usulan Untuk Menghilangkan Proses-Proses Non Value Added
Unnecessary
Usulan untuk ketiga proses non value added unnecessary pada tahap
pengumpulan ukuran seragam yang dapat dilihat dalam Tabel 4.5 adalah
dihilangkan. Proses tersebut terjadi karena karyawan acuh atau lupa untuk
memberikan konfirmasi ukuran terkait pengadaan seragam tahunan. Fungsi yang
ingin dicapai dalam pengaplikasian sistem peoplesoft tidak akan berjalan maksimal
apabila karyawan masih acuh atau lupa untuk memperbarui ukuran seragamnya
dalam sistem peoplesoft. Usulan untuk mengantisipasi hal tersebut adalah sebagai
berikut:
Membuat sistem reminder otomatis pada calendar masing-masing email
karyawan agar memperbarui data di sistem peoplesoft terkait pelaksanaan
pengadaan seragam tahunan.
Membuat sistem yang memberikan email peringatan secara otomatis mengenai
batas waktu terakhir untuk input data terbaru, bagi karyawan yang masih belum
memperbarui data ukuran seragam selama selang waktu dua tahun. Email
otomatis tersebut juga diberikan keterangan mengenai kondisi-kondisi apabila
karyawan tidak memberikan update di sistem peoplesoft. Kondisi pertama, yaitu
untuk karyawan yang tidak memperbarui data, akan dianggap tetap memesan
ukuran seragam beserta informasi lainnya sama seperti tahun lalu. Kondisi
kedua, informasi bahwa data ukuran seragam yang ditarik untuk diproses ke
vendor hanya yang berasal dari sistem peoplesoft, sehingga konfirmasi melalui
email, generalist, dan sumber lainnya tidak ditarik.
4.6.3 Usulan Untuk Inspeksi Produksi
Metode sampling untuk proses inspeksi yang selama ini digunakan oleh
PT. X adalah sejumlah 5-10% dari jumlah total seragam yang diproduksi oleh
masing-masing vendor. Hasil dari inspeksi apabila terjadi 50% ketidaksesuaian,
maka pengecekan akan ditambah menjadi 20%. Hasil dari penambahan jumlah
inspeksi apabila masih terjadi 50% ketidaksesuaian, maka vendor harus melakukan
pengecekan 100%, dan akan diinspeksi ulang oleh team uniform pada waktu yang
ditetapkan. Jumlah sampel inspeksi dengan persentase tersebut cukup besar, karena
70
Universitas Kristen Petra
rata-rata seragam yang diproduksi oleh vendor berjumlah ribuan hingga belasan
ribu. Proses inspeksi dengan metode tersebut cukup menyita dalam segi waktu,
tenaga, dan sumber daya yang dikeluarkan untuk pergi ke perusahaan vendor,
terlebih apabila perusahaan vendor berlokasi di luar kota.
Usulan yang diberikan yaitu dengan metode sampling menggunakan
konsep military standard 105E. Pemilihan metode sampling dengan menggunakan
konsep military standard diusulkan karena umumnya dipilih untuk jenis inspeksi
garmen dengan jumlah lot yang besar dan jenis produk setiap lot homogen.
Sampling dengan menggunakan konsep ini cukup mudah untuk diterapkan di
perusahaan ini dan juga sudah pernah diterapkan oleh departemen lain di PT. X.
Langkah pertama yang dilakukan dalam perancangan metode pemeriksaan
dengan menggunakan konsep military standard adalah menentukan nilai
acceptance quality level (AQL). Hasil diskusi dengan manajer dan team uniform
menentukan nilai AQL yang ditetapkan adalah 15%. Angka tersebut dipilih karena
dirasa paling sesuai, tidak terlalu memberatkan namun juga tidak terlalu
melonggarkan vendor. Langkah selanjutnya adalah menentukan tingkat inspeksi
dan prosedur pengambilan sampel. Level inspeksi yang ditetapkan sebagai
permulaan adalah normal inspection, level II. Level I digunakan untuk tingkat
inspeksi yang longgar, dan diperuntukkan apabila produk telah terjamin
kualitasnya, sedangkan level III digunakan untuk tingkat inspeksi yang ketat, dan
diperuntukkan apabila reputasi dari produk yang dihasilkan kurang baik. Level II
dipilih sebagai permulaan inspeksi, karena level ini merupakan level yang
umumnya digunakan untuk tingkat inspeksi yang normal, tidak terlalu ketat ataupun
terlalu longgar. Prosedur pengambilan sampel yang ditetapkan yaitu single
sampling karena prosedur ini yang paling mudah dilakukan dibandingkan dengan
double sampling atau multiple sampling. Tabel 4.9 adalah tabel sample size code
letter yang digunakan dalam metode pemeriksaan dengan menggunakan konsep
military standard 105E.
71
Universitas Kristen Petra
Tabel 4.9 Sample Size Code Letter
Lot or batch size
General
Inspection
Level II
Sample
Size
Acceptance
Number
Rejection
Number
2 -- 8 A 2 1 2
9 -- 15 B 3 1 2
16 – 25 C 5 2 3
26 – 50 D 8 3 4
51 – 90 E 13 5 6
91 – 150 F 20 7 8
151 – 280 G 32 10 11
281 – 500 H 50 14 15
501 – 1200 J 80 21 22
1201 – 3200 K 125 21 22
3201 – 10000 L 200 21 22
10001 -- 35000 M 315 21 22
35001 -- 150000 N 500 21 22
150001 -- 500000 P 800 21 22
500001 -- dst. Q 1250 21 22
Penggunaan teknik sampling ini namun memiliki kelebihan dan
kekurangan apabila dibandingkan dengan teknik sampling PT. X saat ini yang
menggunakan angka persentase tetap. Kelebihan dari teknik sampling yang
diusulkan dibandingkan dengan teknik sampling yang saat ini diterapkan, antara
lain:
Waktu yang diperlukan untuk inspeksi berkurang.
Jumlah inspektor untuk melakukan inspeksi berkurang.
Mengurangi jumlah kecacatan yang terjadi akibat proses inspeksi (seragam
tanpa sengaja menjadi kotor karena proses inpeksi).
Kekurangan dari teknik sampling yang diusulkan dibandingkan dengan teknik
sampling yang saat ini diterapkan, antara lain adanya resiko meloloskan lot yang
buruk atau menolak lot yang baik. Resiko ini namun sebenarnya pasti akan ada
dalam setiap teknik sampling untuk inspeksi, kecuali apabila menerapkan 100%
inspeksi.
72
Universitas Kristen Petra
4.7 Perbandingan Sebelum dan Sesudah Improvement Diterapkan
Usulan improvement yang disebutkan pada subbab 4.6 belum seluruhnya
diimplementasikan. Implementasi hanya dilakukan pada usulan proses inspeksi
menggunakan teknik sampling dengan konsep military standard 105E. Usulan
lainnya belum bisa diimplementasikan saat ini karena pengadaan seragam tahunan
merupakan project yang dilaksanakan dalam setiap satu tahun, dan tahap-tahap
tersebut untuk tahun ini sudah terlewati. Sistem peoplesoft untuk pengumpulan
ukuran seragam juga baru bisa dilaksanakan untuk pengadaan seragam tahun depan,
sehingga tidak dapat diimplementasikan saat ini.
Perbandingan antara sebelum dan sesudah implementasi untuk usulan-
usulan yang belum bisa diimplementasikan namun dapat dinilai secara garis besar.
Perbandingan antara sebelum dan sesudah implementasi untuk tahap pengajuan
kain, bordir logo, hasil tes lab kain, dan mock up, serta inspeksi kain, dapat
berpengaruh terhadap tiga aspek, yaitu waktu, sumber daya, dan biaya. Dua tahap
yang awalnya dilakukan setiap tahun berkurang menjadi dua tahun sekali saja.
Waktu dan tenaga yang dimaksud adalah waktu dan tenaga untuk melaksanakan
kedua tahap tersebut, sehingga dapat digunakan untuk mengerjakan kegiatan yang
lain. Biaya yang dimaksud adalah biaya yang timbul dari transportasi untuk
melakukan inspeksi kain di perusahaan vendor. Perbandingan antara sebelum dan
sesudah implementasi untuk pengumpulan ukuran seragam secara garis besar juga
dapat berpengaruh terhadap tiga aspek yang sama, dengan alasan sebagai berikut:
Waktu, karena dengan diimplementasikannya proses pengumpulan ukuran
seragam dengan sistem peoplesoft, segala sesuatu yang harus dilakukan team
uniform secara manual menjadi terotomatisasi. Contoh proses manual yang
dilakukan seperti menyatukan data ke master data ukuran seragam, dan kegiatan
lainnya yang menyita banyak waktu team uniform dapat dihilangkan dan
meminimalkan waktu sehingga dapat digunakan untuk pekerjaan yang lain.
Tenaga, karena team uniform membutuhkan tenaga yang lebih untuk kegiatan-
kegiatan seperti follow up karyawan yang tidak memberikan data ukuran,
mencari data ukuran tahun lalu, dan kegiatan lainnya yang seharusnya tidak
perlu dilakukan.
73
Universitas Kristen Petra
Biaya, karena dengan berkurangnya rutinitas pengukuran seragam dengan
mendatangkan vendor menjadi dua tahun sekali, akan mengurangi cost yang
timbul dari biaya transportasi.
Implementasi usulan teknik sampling dilakukan pada proses inspeksi
produksi untuk vendor seragam golongan I. Hasil perbandingan antara sebelum dan
sesudah implementasi dapat dilihat dalam Tabel 4.10. Tabel tersebut menunjukkan
perbandingan jumlah sampling yang diambil antara menggunakan persentase 7%
dengan menggunakan tabel AQL level II dan level I. Proses inspeksi produksi untuk
item-item tersebut diimplementasikan dengan menggunakan tabel AQL level II
sebagai permulaan. Hasil yang diperoleh dari perbandingan tersebut adalah, jumlah
sampling apabila menggunakan tabel AQL lebih sedikit dibandingkan
menggunakan persentase 7%. Perbedaan jumlah sampling tersebut memang belum
terlalu besar saat ini, karena untuk inspeksi vendor baru harus diawali dengan level
II. Hasil dari inspeksi produksi vendor tersebut namun bagus dan tidak ditemukan
kesalahan-kesalahan hasil produksi yang signifikan, sehingga untuk inspeksi tahun
depan bisa diinspeksi menggunakan tabel AQL level I. Jumlah sampling inspeksi
saat menggunakan level I akan terlihat perbedaannya. Jumlah sampling yang
diperlukan dengan level I adalah sejumlah 208 pcs. Jumlah tersebut secara otomatis
mengurangi waktu cukup banyak yang dibutuhkan untuk proses inspeksi. Inspeksi
produksi yang dilakukan dengan jumlah sampling 521 pcs membutuhkan waktu 1
hari kerja, atau sekitar 8 jam. Waktu tersebut apabila dihitung dengan sampling
menggunakan tabel AQL level I, maka berarti memerlukan waktu selama 3,19 jam
saja. Penghematan yang dapat dilakukan oleh team uniform dalam melakukan
proses inspeksi produksi menggunakan konsep military standard dibandingkan
dengan persentase tetap 7% adalah dalam segi waktu atau sumber daya. Selisih
waktu yang dapat dihemat antara menggunakan persentase 7% dengan tabel AQL
level I adalah 8,38 - 3,19 = 5,19 jam. Selisih jumlah inspektor yang dapat dihemat
antara persentase 7% dengan tabel AQL level I adalah 3 – 1 = 2 orang. Artinya,
total waktu dan jumlah operator yang dapat dihemat apabila dihitung dalam
persentase adalah sebanyak 62%.
74
Universitas Kristen Petra
Tabel 4.10 Perbandingan Jumlah Sampling Antara Persentase 7% dengan AQL
Level II Dan Level I
Jenis Seragam Total Qty QC 7%
Qty QC
AQL Level
II
Qty QC
AQL level I
Anggarda Female
SS 823 29 80
32
Anggarda Female
LS 971 34 80
32
Anggarda Male 13560 475 315 125
Batik Male
(Non Mgmt) 97 3 20
8
Batik Female SS 16 1 6 3
Batik Female LS 120 4 20 8
TOTAL 15587 546 521 208
WAKTU (jam) 8.38 8 3.19
JUMLAH OPERATOR 3 inspektor,
1 admin
3 inspektor,
1 admin
1 inspektor,
1 admin