bab iv analisa dan pembahasan - usm
TRANSCRIPT
23
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1 Metode Pelaksanaan
4.1.1 Galian Alur dengan Cutting Suction Dredger
Alat yang diperlukan dalam pelaksanaan galian alur dengan menggunakan
Cutting Suction Dredger antara lain adalah:
a. 1 buah Cutting Suction Dredger (lengkap dengan aksesoris)
b. Alat bantu
Gambar 4.1. Ilustrasi Pelaksanaan Galian Alur dengan
Cutting Suction Dredger
Ilustrasi metode pelaksanaan dalam pelaksanaan galian alur dengan
menggunakan Cutting Suction Dredger dapat dilihat pada Gambar 4.1. di atas.
Sedangkan untuk langkah – langkah kerjanya adalah sebagai berikut :
1. Setting alat dan instalasi pipa yang meliputi pipa hisap, pipa apung dan pipa
darat.
2. Memastikan lokasi galian serta batasan – batasannya agar hasil galian sesuai
dengan elevasi dan koordinat rencana. Oleh karena itu, selama proses penggalian
perlu didampingi oleh surveyor agar elevasi dapat terkontrol.
24
3. Pengerukan dan penyedotan lumpur dilakukan secara estafet menggunakan alat
dredger (Cutter Suction Dredger). Alat ini memiliki tabung penghisap dengan
kepala pemotong di pintu masuk penghisap. Material yang dikeruk akan dihisap
oleh pompa penghisap sentrifugal dan dikeluarkan melalui pipa darat menuju
disposal area
Gambar 4.2. Sketsa Pelaksanaan Galian Alur dengan
Cutting Suction Dredger
4. Pengerukan alur sungai dilakukan mulai dari hilir menuju muara.
5. Pada lokasi disposal yang digunakan untuk buangan hasil galian dengan dredger
diperlukan perlakuan khusus. Hal ini dikarenakan, hasil galian alur dengan
menggunakan dredger berupa tanah lumpur yang mengandung banyak air. Untuk
itu, perlu dibuat jalur khusus untuk keluarnya air yang berasal dari kandungan
lumpur tersebut.
Gambar 4.3. Sketsa Pelaksanaan Galian Alur dengan
Cutting Suction Dredger
25
Pada jalur keluar air perlu dipasang sesek bambu dan geotextile yang berfungsi
sebagai filter atau penyaring agar air yang keluar tidak bercampur dengan
material lainnya. Kemudian untuk penempatan hasil galian dilakukan dari titik
terjauh menuju titik terdekat jalur keluar air. Hal ini bertujuan agar proses
pengeringan hasil galian dapat berjalan optimal.
4.1.2 Galian Alur dengan Excavator dan Tongkang
Alat yang diperlukan dalam pelaksanaan galian Alur dengan menggunakan
Excavator dan Tongkang antara lain adalah:
c. 1 buah Kapal Tongkang kapasitas 100 m3
d. 1 buah Excavator Standart
e. 1 buah Excavator Long Arm
Gambar 4.4. Sketsa Pelaksanaan Galian Alur dengan
Excavator dan Tongkang
Ilustrasi metode pelaksanaan dalam pelaksanaan galian alur dengan
menggunakan Excavator dan Tongkang dapat dilihat pada Gambar 4.1 di atas.
Sedangkan untuk langkah – langkah kerjanya adalah sebagai berikut :
26
Disposal Sementara
Disposal Sementara Disposal Area
1. Memastikan lokasi galian serta batasan – batasannya agar hasil galian sesuai
dengan elevasi dan koordinat rencana. Maka dari itu, selama proses penggalian
perlu didampingi oleh surveyor agar elevasi dapat terkontrol
2. Material galian alur atau tanah sedimen yang ada di dasar sungai dikeruk
menggunakan excavator standart yang ada di atas Kapal Tongkang. Pengerukan
dilakukan sampai bak tampungan penuh dengan volume ±100 m3
Gambar 4.5. Ilustrasi Galian Alur Sungai dengan
Excavator dan Tongkang
3. Apabila bak tampung pada kapal tongkang sudah penuh, kapal menepi menuju
disposal sementara. Kemudian, Excavator standart yang digunakan untuk
mengeruk alur sungai digunakan kembali dalam pembongkaran muatan Kapal
Tongkang ke disposal sementara.
Gambar 4.6. Ilustrasi Pembongkaran Muatan Hasil Galian Alur
dengan Excavator dan Tongkang
Setelah muatan selesai dibongkar, Kapal Tongkang dan Excavator kembali ke
lokasi galian untuk melanjutkan pekerjaan galian alur.
4. Tanah hasil galian yang sudah dipindahkan ke Disposal sementara selanjutnya
dikeruk oleh excavator Long Arm untuk kemudian dibuang ke Disposal Area.
Gambar 4.7. Ilustrasi Buangan Hasil Galian dari Disposal
Sementara ke Disposal Area
27
4.2 Perhitungan Volume Sedimen
Perhitungan volume sedimen dilakukan dengan menggunakan metode irisan
melintang (Cross Section). Perhitungan volume dengan menggunakan metode Cross
Section dilakukan dengan cara membuat irisan melintang yang diambil tegak lurus
terhadap sumbu proyek dengan interval jarak tertentu dan sama untuk tiap irisan.
Perhitungan dilakukan dengan bantuan software AutoCAD Civil 2007, dan Ms. Excel.
Pada perhitungan ini, diambil contoh perhitungan pada STA 0+475.
2.3.1 AutoCad Civil 2007
Software AutoCad digunakan untuk menampilkan gambar cross section dan
menentukan koordinat x dan y. Proses pengolahan data dengan menggunakan
AutoCad yaitu :
a) Menentukan titik ordinat pusat 0,0 sesuai dengan elevasi yang telah tertera pada
masing-masing gambar cross section dengan menggunakan perintah
UCS+Enter.
b) Membentuk garis polyline yang sesuai dengan gambar rencana yang akan
dihitung. Yang masuk dalam tanah galian adalah permukaan tanah yang
mempunyai elevasi eksisting lebih tinggi daripada elevasi rencana
c) Penetuan Koordinat
28
Gambar 4.8. Tampilan Luas dan Koordinat Area Objek
Setelah objek tersebut aktif, kemudian ketik Li + Enter lalu pilih objek maka
kita bisa melihat titik koordinat x dan y dan mengetahui luasnya. Hasil
tampilannya dapat dilihat pada Gambar 4.1.
d) Dari data – data koordinat di atas, perhitungan volume dilakukan dengan
memindahkan titik-titik koordinat yang didapat dari AutoCad ke Ms. Excell.
2.3.2 Ms. Excel
Proses pengolahan data dengan menggunakan Ms. Excel dilakukan dalam
beberapa tahapan yaitu:
a) Menyalin data koordinat dari gambar cross section pada AutoCad, koordinat
yang diambil adalah koordinat (𝑥, 𝑦).
b) Rumus perhitungan luas penampang cross section dengan metode koordinat
adalah sebagai berikut :
Luas = ABS*(0,5*(( 𝑥1𝑦2+𝑥2𝑦3+𝑥3𝑦4+ 𝑥4𝑦1 + ⋯) –
(𝑦1𝑥2+𝑦2𝑥3+𝑦3𝑥4+𝑦4𝑥1)))
Dari hasil AutoCad didapatkan data koordinat berikut :
Tabel 4.1. Tabel Koordinat Cross Section
X1 = 138,635 Y1 = 0,443
X2 = 130,915 Y2 = 0,108
X3 = 118,953 Y3 = 0,831
X4 = 117,112 Y4 = 1,918
X5 = 112,686 Y5 = 1,843
X6 = 110,238 Y6 = 1,873
X7 = 109,473 Y7 = 1,209
X8 = 98,420 Y8 = 0,399
X9 = 83,567 Y9 = 0,216
X10 = 73,764 Y10 = -0,072
X11 = 69,422 Y11 = 1,065
X12 = 68,674 Y12 = 1,714
X13 = 66,126 Y13 = 2,072
X14 = 64,762 Y14 = 1,100
X15 = 14,780 Y15 = 0,428
X16 = 17,056 Y16 = -0,710
X17 = 136,330 Y17 = -0,710
29
X18 = 138,635 Y18 = 0,443
Jadi perhitungan luas penampang cross STA 0+325 dengan metode koordinat
diperoleh :
Luas = ABS*(0,5*(( 𝑥1𝑦2+𝑥2𝑦3+ ⋯ + 𝑥18𝑦1) – (𝑦1𝑥2+𝑦2𝑥3+ ⋯ + 𝑦18𝑥1)))
= ABS(0,5((138,635 × 0,108 + 130,915 × 0,831 + 118,953 × 1,918 +
117,112 × 1,843 + 112,686 × 1,873 + 110,238 × 1,209 + 109,473 ×
0,399 + 98,420 × 0,216 + 83,567 × (−0,072) + 73,764 × 1,065 +
69,422 × 1,714 + 68,674 × 2,072 + 66,126 × 1,100 + 64,762 ×
0,428 + 14,780 × (−0,710) + 17,056 × (−0,710) + 136,330 ×
0,443)) − ((0,443 × 130,915 + 0,108 × 118,953 + 0,831 × 117,112 +
1,918 × 112,686 + 1,843 × 110,238 + 1,873 × 109,473 + 1,209 ×
98,420 + 0,399 × 83,567 + 0,216 × 73,764 + (−0,072) × 69,422 +
1,065 × 68,674 + 1,714 × 66,126 + 2,072 × 64,762 + 1,100 ×
14,780 + 0,428 × 17,056 + (−0,710) × 136,330 + (−0,710) ×
138,635))
= ABS (0,5×((1.448,991) – (1.104,677)))
= 172,157 m2
Jika ditampilkan dalam tabel Excel, data koordinat dan perhitungan volume sedimen
akan muncul seperti Gambar dibawah ini
Tabel 4.2. Tampilan Excell Perhitungan Volume Sedimen
30
Perhitungan volume Sedimen yang akan dihitung pada Proyek Pengendalian Banjir
Kanal Banjir Timur Kota Semarang Paket I mulai dari STA 0 + 300 sampai STA 1 +
350. (Lampiran 4.1)
4.3 Perhitungan Analisa Teknis Satuan Pekerjaan
Analisa teknis satuan pekerjaan akan menguraikan tentang asumsi, urutan
kerja, pemakaian tenaga, bahan dan alat, waktu pelaksanaan yang diperlukan serta
kapasitas produksi dari masing-masing komponen yang terkait dengan melakukan
perumusan hingga dihasilkan koefisien suatu analisa harga. (Lampiran 4.2)
4.4 Perhitungan Analisa Harga Satuan Pekerjaan
Analisa harga satuan pekerjaan merupakan rincian dari harga satuan pekerjaan.
Dalam analisa harga satuan pekerjaan dijabarkan bahan apa saja yang digunakan dan
tenaga kerja apa saja yang dibutuhkan dalam suatu item pekerjaan dengan koefisien
didapatkan dari analisa teknis satuan pekerjaan. (Lampiran 4.3)
4.5 Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan
Harga satuan pekerjaan merupakan harga yang digunakan untuk item suatu
pekerjaan. Harga satuan didapatkan dari analisa harga satuan pekerjaan. Berikut ini
adalah hasil perhitungan harga satuan pekerjaan masing-masing galian yang didapat
dari hasil rekapitulasi analisa satuan pekerjaan.
Harga Pekerjaan Galian Alur dengan Cutter Suction Dredger = Rp. 75.756,20
Harga Pekerjaan Galian Alur dengan Excavator + Tongkang = Rp. 127.981,00
Harga Pekerjaan Buang Galian ke Disposal Area ( IPLT ) = Rp. 34.469,90
4.6 Perhitungan Rencana Anggaran Biaya
Rencana Anggaran Biaya terdiri dari Rancangan biaya pengerukan dan
mobilisasi. Biaya pengerukan merupakan biaya yang dikeluarkan untuk aktivitas
pengerukan sedimen sekaligus pembuangan pada disposal area (DA). Sedangkan
pengertian biaya mobilisasi adalah biaya yang dikeluarkan untuk aktivitas
mendatangkan dan mengembalikan peralatan pengerukan. Rancangan biaya yang
dijelaskan dalam sub bab ini meliputi perbandingan rancangan biaya antara galian
31
alur menggunakan Cutter Suction Dredger dengan galian alur menggunakan
Excavator + Tongkang. Berikut ini adalah hasil perhitungan biaya pengerukan dari
tiap kapal keruk
yang digunakan :
4.6.1 Rencana Anggaran Biaya Galian Alur dengan Alat Cutter Suction Dredger
NO. ITEM HARGA SATUAN
1 Volume Total Sedimen = 154.171,03 m3
(A)
2 Harga Satuan Pekerjaan Galian dengan Cutter
Suction Dredger (B) Rp. 75.756,20
3 Mobilisasi & Demobilisasi Alat (C) Rp. 600.000.000,00
4 Total Harga = (A x B) + C Rp. 12.279.411.382,89
5 PPN 10 % Rp. 1.227.941.138,29
6 Jumlah Total Harga + PPN Rp. 13.507.352.521,18
4.6.2 Rencana Anggaran Biaya Galian Alur dengan Alat Excavator + Tongkang
NO. ITEM HARGA SATUAN
1 Volume Total Sedimen = 154.171,03 m3
(A)
2 Harga Satuan Pekerjaan Galian dengan
Excavator + Tongkang (B) Rp. 127.981,00
3 Harga Pekerjaan Buang Galian ke Disposal
Area ( IPLT ) (C) Rp. 34.469,90
4 Mobilisasi & Demobilisasi Alat (D) Rp. 100.000.000,00
5 Total Harga = (A x (B + C)) + D Rp. 25.145.222.577,43
6 PPN 10 % Rp. 2.514.522.257,74
7 Jumlah Total Harga + PPN Rp. 27.659.744.835,17
4.7 Rekapitulasi Biaya
Setelah semua volume pekerjaan dikalikan harga satuan maka akan didapatkan
total biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu proyek atau pekerjaan.
Dengan menggunakan Alat Cutter Suction Dredger dibutuhkan biaya total sebesar
Rp. 13.507.352.521,18 sedangkan dengan menggunakan Alat Excavator + Tongkang
dibutuhkan biaya total sebesar Rp. 27.659.744.835,17.
32
4.8 Hasil Pembahasan
Setelah dihitung masing-masing metode galian alur maka dapat dihasilkan
perbandingan baik segi kualitas dan kuantitas yang dapat dilihat pada tabel dibawah
ini :
Tabel 4.3. Perbandingan Kualitas dan Kuantitas Alat
NO. Uraian Perbandingan Cutter Suction
Dredger
Excavator +
Tongkang
1 Tenaga 400 HP 200 HP
2 Umur Ekonomis 5 Tahun 10 Tahun
3 Kapasitas Produksi / jam 91,13 m3/jam 40,91 m
3/jam
4 Waktu Pelaksanaan 212 hari 472 hari
5 Biaya Bahan Bakar / jam Rp. 432.000,00 Rp. 550.800,00
6 Mobilisasi dan Demobilisasi Rp. 600.000.000,00 Rp. 100.000.000,00
7 Harga Satuan Pekerjaan Rp. 75.756,20 Rp. 162.450,90
Tabel 4.4. Keuntungan dan Kerugian Alat
Cutter Suction Dredger Excavator + Tongkang
Keuntungan
1. Harga satuan pekerjaan lebih
ekonomis
2. Buangan hasil galian dapat
langsung dibuang ke disposal
area dengan bantuan pipa
3. Tidak membutuhkan banyak
armada untuk dapat
melaksanakan pekerjaan
4. Produktivitas alat lebih besar
jika tanah yang ada tanpa
gangguan hambatan
1. Alat lebih fleksibel, karena
mampu bekerja dalam
berbagai macam keadaan
tanah
2. Harga mobilisasi alat lebih
ekonomis dibandingkan
dengan dredger
Kerugian
1. Alat tidak fleksibel, karena
hanya dapat bekerja pada
kondisi tanah yang bebas
hambatan. Sedangkan di
lapangan banyak ditemukan
sampah.
2. Harus menyediakan pipa
buangan yang sebanding
dengan jarak disposal area
3. Mobilisasi dredger lebih
mahal dibandingkan
Tongkang
1. Harga satuan pekerjaan lebih
mahal
2. Buangan hasil galian harus
melalui dua kali handling
untuk dapat sampai ke
disposal area
3. Memerlukan banyak armada
untuk dapat melaksanakan
pekerjaan
4. Produktivitas alat lebih kecil
dibanding alat dredger
33
Dari Tabel 4.3. dan Tabel 4.4. dapat dilihat bahwa pemakaian Alat Cutter Suction
Dredger lebih efektif digunakan dalam pelaksanaan galian alur. Namun dikarenakan
adanya faktor penghambat yaitu berupa sampah pada saat pelaksanaan di lapangan
yang tidak memungkinkan penggunaan alat Cutter Suction Dredger maka
alternatifnya mengharuskan untuk memakai alat Excavator + Tongkang.